Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan

(1)

SKRIPSI

PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN

OLEH:

YERA RYZKI ANANDA SD 110501134

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

ABSTRAK

PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN

Kesadaranmasyarakatterhadapdampak perusahaanpadakondisisosialnyadan lingkungan hidup semakin penting, sehinggamulaimenekanperusahaanuntuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility). CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaanuntuk membangunkualitas kehidupan yang lebih baik

bersama sta keholder

terkait,terutamaadalahmasyarakatdisekelilingdimanaperusahaan tersebutberada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70.6% variabel Corporate Socia l Responsibility (CSR) dengan indikaor partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pengembangan UKM binaan PT Astra Auto 2000, sedangkan 29.4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti seperti motivasi, disiplin dan sebagainya. Dan secara serempak partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UKM Binaan PT Astra Auto 2000.


(3)

ABSTRACT

ROLE OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) PTASTRAAUTO2000INDEVELOPMENT

OF UKM IN MEDAN

Public a wa reness ofthe impact ofthe companyonits socia la nd environmenta lconditionsis increa singly important, sosta rtpressingcompanies to disclosesocia lresponsibility(Corpora te Socia l Responsibility). CSRorcorpora te socia l responsibilityis a compa ny's commitment tobuilda betterqua lity oflifea long withthe releva nt sta keholders, especia lly being a round thecommunitywhere the compa ny isloca ted.

Ba sed on thesurvey results revea ledtha t70.6% va ria bleCorpora te Socia l Responsibility (CSR) with indica tor public pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipa ssistancefor environmenta l development, a ndtra ining ofUKMexpla in theva ria bleeffects onthe development ofUKM a ssisted PT Astra Auto2000, while29.4% isother va ria blesnot exa minedsuch a s motiva tion, disciplineandso on. Andsimulta neouslypublic pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipsenvironmenta l developmenta ssistance, andtra iningUKM positive and significa nt impa cton UKM developmentPTAstra Auto2000.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM Di Medan” ini.

Skripsi ini penulis persembahkan khusus buat orangtua tercinta Ayahanda Ramli Sembiring dan Ibunda Yetti Heryani, dan Adik tersayang Ranggi Heryagung, penulis mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan, semangat, perhatian, dan bantuan materil yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Irsyad Lubis SE, Msoc, Sc, PhD dan Bapak Paidi Hidayat, SE,

M.Si sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Kasyful Mahalli, SE, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dari awal penulisan skripsi hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah banyak memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun pada penulis.

6. Seluruh Staff Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan berbagai disiplin ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.

7. Staff Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang selama ini telah membantu penulis dalam setiap proses administrasi kampus maupun penyusunan skripsi.

8. Segenap sahabat-sahabat tercinta yang telah setia memberikan dukungan moril kepada penulis selama masa pengerjaan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman di Ekonomi Pembangunan angkatan 2011 dan pihak-pihak yang telah banyak membantu baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini.

10.Dan segenap keluarga besar yang senantiasa selalu memberikan dukungan moril dan materil dan bimbingan serta arahan yang sangat membantu selama penulis menyusun skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini


(6)

sangat diharapkan penulis. Akhirnya, semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Medan, April 2015 Penulis,

Yera Ryzki Ananda SD NIM. 110501134


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR SINGKATAN ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Corporate Social Responsibility...7

2.2 Perkembangan Corporate Social Responsibility...12

2.3 Pengertian UKM (USAHA KECIL MENENGAH)...15

2.4 Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM ...21

2.5 Penelitian Terdahulu...26

2.6 Kerangka Konseptual...31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Lokasi Penelitian... 32

3.3 Batasan Operasional ...32

3.4 Definisi Operasional...33

3.5 Populasi dan sampel...33

3.6 Jenis Data...33

3.7 Teknik Pengumpulan Data...33

3.8 Metode Analisis...34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...35

4.1. Sejarah PT Astra Auto 2000...36

4.2 Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000...37

4.3 Karakteristik Responden...43

4.4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas...48

4.4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian...48

4.4.1.1 Hasil Uji Validitas Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)...48

4.4.1.2Hasil uji validitas instrumen variabel pengembangan UKM...50


(8)

4.4.1.3Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian...51

4.5 Uji kualitas data ...52

4.5.1 Hasil Uji Asumsi Klasik...52

4.5.2 Hasil Uji Normalitas ...52

4.5.3 Hasil Uji Multikolinearitas ...53

4.5.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ...54

4.6 Hasil Regresi Linear ...55

4.7 Uji Serempak (Uji F) ...56

4.8 Pembahasan ...57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...62

5.2 Saran ...63

DAFTAR PUSTAKA...64

LAMPIRAN...66


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur...43

4.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin...44

4.3 Karakterisitk responden berdasarkan status perkawinan...45

4.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir...45

4.5 Hasil Uji Instrumen Variabel CSR...47

4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembangan UKM...48

4.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen...50

4.8 Hasil Uji Coeffisient...52

4.9 Hasil Uji Coeffisien Regresi ...54

4.10 Hasil Uji Coeffisien Determinasi...55


(11)

ABSTRAK

PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

PT ASTRA AUTO 2000 CABANG AMPLAS DALAM PENGEMBANGAN UKM DI MEDAN

Kesadaranmasyarakatterhadapdampak perusahaanpadakondisisosialnyadan lingkungan hidup semakin penting, sehinggamulaimenekanperusahaanuntuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Social Responsibility). CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan suatu komitmen perusahaanuntuk membangunkualitas kehidupan yang lebih baik

bersama sta keholder

terkait,terutamaadalahmasyarakatdisekelilingdimanaperusahaan tersebutberada. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear sederhana.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 70.6% variabel Corporate Socia l Responsibility (CSR) dengan indikaor partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel pengembangan UKM binaan PT Astra Auto 2000, sedangkan 29.4% merupakan variabel lain yang tidak diteliti seperti motivasi, disiplin dan sebagainya. Dan secara serempak partisipasi publik, bantuan modal UKM, bantuan kemitraan promosi produk, bantuan kemitraan bina lingkungan, dan pelatihan UKM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan UKM Binaan PT Astra Auto 2000.


(12)

ABSTRACT

ROLE OFCORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR) PTASTRAAUTO2000INDEVELOPMENT

OF UKM IN MEDAN

Public a wa reness ofthe impact ofthe companyonits socia la nd environmenta lconditionsis increa singly important, sosta rtpressingcompanies to disclosesocia lresponsibility(Corpora te Socia l Responsibility). CSRorcorpora te socia l responsibilityis a compa ny's commitment tobuilda betterqua lity oflifea long withthe releva nt sta keholders, especia lly being a round thecommunitywhere the compa ny isloca ted.

Ba sed on thesurvey results revea ledtha t70.6% va ria bleCorpora te Socia l Responsibility (CSR) with indica tor public pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipa ssistancefor environmenta l development, a ndtra ining ofUKMexpla in theva ria bleeffects onthe development ofUKM a ssisted PT Astra Auto2000, while29.4% isother va ria blesnot exa minedsuch a s motiva tion, disciplineandso on. Andsimulta neouslypublic pa rticipa tion, ca pita l of UKM, a idproduct promotionspa rtnership, pa rtnershipsenvironmenta l developmenta ssistance, andtra iningUKM positive and significa nt impa cton UKM developmentPTAstra Auto2000.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, menjadikan perusahaan lupa akan fungsinya yaitu sebagai organisasi bisnis perusahaan dan juga sebagai organisasi sosial. Orientasi bisnis yang hanya terfokus pada tujuan ekonomi tersebut dewasa ini telah menghadapi tantangan, karena secara langsung maupun tidak langsung dalam menjalankan kegiatan operasinya beserta tenaga kerja yang diperlukan berasal dari lingkungan.

Pembangunan perekonomian Indonesia yang mulai berkembang setelah didera krisis ekonomi membuat bangkitnya berbagai sektor perekonomian, keadaan ini membuat persaingan antar perusahaan sejenis semakin ketat. Terlebih pada saat ini kemajuan teknologi sangat pesat, mendorong majunya sektor industri. Era keterbukaan ini menempatkan setiap perusahaan lebih mudah dilihat oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Artinya siapapun dapat mengetahui tentang apapun termasuk aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan.

Peran perusahaan terhadap kemerosotan kualitas lingkungan hidup, seperti polusi, eksploitasi tenaga kerja dan sumber energi, kerusakan lingkungan dan penggunaan energi yang tidak bertanggung jawab membawa dampak negatif terhadap kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu perusahaan mempunyai tanggung jawab sosial pada kehidupan dan kesejahteraan manusia.

Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi tuntutan tak terelakan seiring dengan bermunculannya tuntutan komunitas terhadap korporat. Korporat


(14)

sadar bahwa keberhasilannya dalam mencapai tujuan bukan hanya dipengaruhi oleh faktor internal melainkan juga oleh komuniats yang berada di sekelilingnya. Ini artinya, telah terjadi pergeseran hubungan antara korporat dan komunitas (stakeholders). Korporat yang semula memposisikan diri sebagai pemberii donasi melalui kegiatan charity dan phylantrophy, kini memposisikan komunitas sebagai mitra yang turut andil dalam kelangsungan eksistensi korporat (Notasimediaerni, 2012).

Kesadaran masyarakat terhadap dampak perusahaan pada kondisi sosialnya dan lingkungan hidup semakin penting, sehingga mulai menekan perusahaan untuk mengungkapkan pertanggung jawaban sosialnya (Corporate Socia l Responsibility). Program CSR dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan usahanya secara berkelanjutan. Berawal dari kebutuhan untuk memperoleh “izin sosial” dari komuniti, peran korporat bagi terciptanya keseimbangan pembangunan baik ekonomi, sosial maupun lingkungan. Hal ini juga berangkat dari kenyataan bahwa perusahaan bukan hanya entitas bisnis belaka tetapi juga entitas sosial sehingga keberadaannya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar.

Corpora te Socia l Responsibility (CSR) saat ini bukan lagi sebagai slogan popularitas bagi perusahaan, akan tetapi sudah merupakan Kebijakan dari Pemerintah yang telah diundangkan dalam Undang – Undang No. 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas. Pasal 74 mengamanahkan bahwa sebuah perusahan berkewajiban melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Pasal tersebut mencantumkan bahwa “perseroan yang menjalankan kegiatan/usahanya


(15)

dibidang dan berkaitan dengan sumber daya alam (SDA) wajib menyisihkan dana sebesar 5-10% dari laba bersih untuk dialokasikan sebagai aktifitas kepedulian terhadap lingkungan perusahaan dan sosial atau dalam konsepnya sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Pasal tersebut juga menyebutkan bagi perusahaan yang tidak menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungannya akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dengan keluarnya peraturan tersebut serentak menuai kontroversi dari pihak perusahaan. Ada sebagian dari perusahaan yang keberatan dengan keputusan tersebut, namun sebaliknya ada juga perusahaan yang tidak merasa berat dengan pasal tersebut, termasuk satu diantaranya adalah PT. Astra (Auto2000).

Auto2000 salah satu perusahaan yang bergerak pada jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya ditangani penuh oleh PT. Astra International Tbk, juga memiliki masalah seperti perusahaan lainnya, seperti masalah lingkungan sekitar. Dalam menghadapi masalah-masalah tersebut Auto2000 terus mengembangkan konsep program pembangunan berkelanjutan (suitana bel development) seperti apa yang diharapkan oleh pemerintah atau sekaligus tuntutan dunia bisnis dan masyarakat dewasa ini. Satu bentuk pembangunan berkelanjutan adalah adanya program CSR. Terdapat 6 (enam) program CSR yang diimplementasikan Auto2000, yaitu Program partisipasi publik, kontribusi keagamaan, kontribusi pendidikan, sosial ekonomi dan kontribusi lainnya.

Dana CSR terbesar dialokasikan pada program pendidikan, partisipasi publik dan kontribusi keagamaan, sedangkan kontribusi sosial ekonomi dan


(16)

kontribusi lainnya masih kurang mendapatkan perhatian. Sekalipun program sosial ekonomi bukan merupakan program priorisasi dalam konsep CSR Auto2000 bukan berarti Auto2000 mengabaikan program sosial ekonomi.Team Auto2000 mengatakan dalam program ekonomi telah disalurkan bantuan modal usaha, bantuan kemitraan bina lingkungan (PKBL) dan pengembangan program usaha-usaha kecil (PUKK) yang diharapakan meminimalisi ketimpangan pendapatan. Terkait dengan implementasi CSR, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan cara pengembangan usaha kecil menengah (UKM) yang terdapat di sekitar lingkungan perusahaan. Peran perusahaan dalam pengembangan UKM dapat dilakukan dengan memberikan bantuan kepada UKM, sehingga UKM tersebut dapat membentuk capacity building, financial support dan jalur pemasaran yang kuat. Dengan kesimpulan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti dengan judul “Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Astra (Auto2000) Cabang Amplas Dalam Pengembangan UKM di Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan pada penilitian ini adalah:

1. Bagaimana peranan Corporate Responsibility (CSR) PT.Astra AUTO2000 terhadap pengembangan UKM di Medan?

2. Bagaimana pengaruh CSR PT. Astra Auto 2000 terhadap pengembangan UKM di Medan?


(17)

3. Bagaimana bentuk perluasan Corporate Social Responsibility (CSR) di PT. Astra AUTO2000?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui metode CSR PT. Astra Auto2000 terhadap pengembangan UKM di Medan.

2. Untuk mengetahui bentuk perluasan CSR di PT. Astra Auto2000.

3 Untuk mengetahui peranan CSR PT. Astra Auto2000 terhadap perkembangan UKM.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan, baik bersifat ilmiah maupun praktis, yaitu :

1. Sebagai salah satu sumber informasi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai CSR di Indonesia.

2. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan bahan pembanding bagi peneliti selanjutnya.

3. Agar penulis pada khususnya dan lingkungan akademis pada umumnya dapat memperoleh pemahaman mengenai penerapan Corporate Social Responsibility dalam sebuah Perusahaan.


(18)

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dalam kegiatan perusahaan untuk merencanakan kegiatan operasionalnya serta dapat dijadikan masukan untuk melakukan perbaikan-perbaikan agar tujuan perusahaan dapat tercapai.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Corporate Social Responsiblity (CSR)

CSR merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan dari perusahaan. Pelaksanaan kewajiban ini harus memerhatikan dan menghormati tradisi budaya masyarakat di sekitar lokasi kegiatan usaha tersebut. CSR merupakan suatu konsep bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak hanya berdasarkan faktor keuangan belaka seperti halnya keuntungan atau dividen, melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial lingkungan untuk saat ini maupun jangka panjang (Budi Untung, 2014:2).

Tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) pada dasarnya adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara secara keseluruhan. Kebutuhan korporat untuk beradaptasi dsan guna mendapatkan keuntungan sosial dari hubungannya dengan komunitas lokal, sebuah keuntungan sosial berupa kepercayaan (trust). CSR tentunya sangat berkaitan dengan kebudayaan perusahaan dan etika bisnis yang harus dimiliki oleh budaya perusahaan, karena untuk melaksanakan CSR diperlukan suatu budaya yang


(20)

didasari oleh etika yang bersifat adaptif (Bambang Rudito & Melia Famiola, 2013:1).

Pandangan konsep manajemen modern, menyebutkan bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya dan sta keholders di luar perusahaan. Oleh karena itu selain bertanggung jawab secara internal bagi kelangsungan usahanya, pemilik perusahaan juga memiliki tanggung jawab sosial kepada publik. Menurut pandangan ini, masyarakat adalah sumber dari segala sumberdaya yang dimiliki dan direproduksinya. Para profesional bekerja untuknya pun memiliki tanggung jawab ganda, selain kepada pemilik juga kepada publik. Kesan dan komitmen perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya merupakan keputusan yang secara sepintas tidak sejalan atau bahkan bertolak belakang dengan tanggung jawab lainnya, terutama tanggung jawab untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya. Memberi sumbangan, sebagai salah satu bentuk tanggung jawab sosial, bukan saja terkesan sebagai pekerjaan yang tidak perlu, melainkan juga bisa mengacaukan misi utama perusahaan yakni, mencari keuntungan (Saidi, 2003:16).

Kebanyakan masih menganggap kegiatan CSR sebagai semacam kebijakan kemurahan hati yang diberikan bisnis bagi masyarakat, dan sumbangan semacam ini hanya tepat dilakukan setelah perusahaan mapan, tumbuh, dan mendapat keuntungan. CSR jenis ini sangat khas dan manfaat yang dihasilkan hanya dirasakan sekali oleh masyarakat dan berdampak sangat terbatas bagi perusahaan. Nyata bahwa manfaat bagi kedua pihak: masyarakat dan perusahaan tidak berkelanjutan (Sri Urip, 2014:3).


(21)

Di sisi lain, didorong oleh revolusi teknologi komunikasi dan didukung oleh perubahan politik, ekonomi, dan sosial; tak terhindarkan bahwa semua bisnis di suatu negara menjadi bagian dari pasar global yang lebih luas. Dalam 15 tahun terakhir, dunia juga melihat perubahan yang sangat besar: jatuhnya komunisme, liberalisasi di China, Vietnam, dan India, munculnya kegiatan sektor lembaga non-pemerintah (LSM), paham kesadaran lingkungan (environmentalism), fundamentalisme, konsumerisme, proteksi, World Social Forum, dan lain sebagainya. Berbagai perubahan ini berpengaruh besar bukan hanya pada sikap pemerintah dan bisnis, tetapi juga masyarakat (Sri Urip, 2014:4).

Kemajuan teknologi informasi juga menyebabkan ketersediaan jaringan televisi global internet yang memudahkan penyebaran informasi secara seketika. Kritikus bisnis mendapat informasi lebih baik dengan pertolongan komunikasi global dan internet, sementara pelanggan dan konsumen menjadi lebih menyadari hak serta kekuatannya untuk mempengaruhi tingkah laku perusahaan (Sri Urip, 2014:4).

Perusahaan diharuskan memerhatikan kepentingan stakeholders perusahaan, menciptakan nilai tambah (value added) dari produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan dan memelihara kesinambungan nilai tambah yang diciptakannya. Karena itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders driven concept. Dengan konsep ini, perusahaan harus lebih memerhatikan dimensi sosial dan lingkungan demi kelangsungan perusahaan karena kondisi keuangan saja tidak cukup untuk menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan


(22)

(sistainable). Keberlanjutan perusahaan memerhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup (Budi Untung, 2014:11).

Keterlibatan perusahaan dalam kesepakatan sosial biasanya mempertimbangkan pandangan yang lebih luas, yaitu keadaan ekonomi, sosial, dan budaya di negara berkembang bisa jadi sangat berbeda. Di negara maju, penanggung jawab utama kesejahteraan sosial masyarakat (setelah Perang Dunia II) pada umumnya adalah negara, dan ini berbeda dengan keadaan negara berkembang.

Perusahaan internasional yang berencana mengoptimalkan peluang di pasar global yang luas dengan membangun rantai pasokan internasional atau masuk ke pasar di negara-negara perekonomian baru (new emerging market) harus melaksanakan prakarsa CSR dengan mengikuti kaidah kegiatan CSR di negara berkembang. Ini akan menjamin keberhasilan perusahaan masuk ke pasar tersebut, selain juga pertumbuhan dan laba yang berkelanjutan.

Amerika serikat, negara-negara Eropa, dan Australia umumnya lebih maju di banyak segi sosial dan kemasyarakatan; berbeda dengan negara-negara Afrika, Amerika Selatan, dan Asia, kecuali Jepang. Oleh karena itu, banyak prakarsa CSR di negara-negara maju diarahkan pada misi dengan tujuan lebih luas,misalnya kelestarian lingkungan. Karena CSR adalah produk “Barat”, maka tidak mengherankan apabila orang memiliki persepsi bahwa CSR sebagai tanggung jawab bisnis hanya berurusan dengan persoalan lingkungan hidup. Bagaimanapun juga, kita harus menyadari bahwa setiap masalah yang terkait lingkungan pada dasarnya merupakan akibat tingkah laku masyarakat (Sri Urip, 2014:16).


(23)

Disebutkan terdapat 4 (empat) manfaat yang diperoleh dengan mengimplementasikan CSR, yaitu pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra positif dari masyarakat luas, kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal), ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas dan keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (Effendi, 2010).

Corpora te Socia l Responsibility (CSR) ialah suatu konsep merupakan suatu organisasi (khususnya, tapi tidak terbatas pada, perusahaan) memiliki kewajiban untuk memperhatikan kepentingan pelanggan, karyawan, pemegang saham, komunitas dan pertimbangan-pertimbangan ekologis dalam segala aspek dari usahanya (Ashogu, 2009:9).

Sebuah badan usaha sebagai suatu lembaga melaksanakan macam-macam tugas pada waktu yang sama. Misalnya pada perusahaan manufaktur, selain membeli bahan baku, mengolahnya menjadi barang jadi, kemudian mendistribusikannya ke pasar, juga melakukan tugas-tugas seperti : penelitian, penyediaan lapangan kerja, dan sebagainya.

Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, di dalam perusahaan terdapat suatu mekanisme, baik dilakukannnya dengan sadar ataupun tidak, untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai keinginan yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya, pembagian tugas itu tidak sama dari waktu ke waktu pada setiap


(24)

perusahaan. Hal ini disebabkan karena pada saat tertentu pasti ada tugas utama supaya usahanya dapat berkembang terus (Irawan & Basu Swastha DH, 1981:26).

Perhatian para pembuat kebijakan terhadap CSR menunjukkan telah adanya kesadaran bahwa terdapat potensi timbulnya dampak buruk dari kegiatan usaha. Dampak buruk tersebut tentunya harus direduksi sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan kemaslahatan masyarakat sekaligus tetap ramah terhadap iklim usaha.

2.2 Perkembangan CSR

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan tidak terlepas dari konteks waktu pada saat konsep ini berkembang dan berbagai faktor yang terjadi di lingkungan internal maupun eksternal perusahaan yang mempengaruhi perkembangan konsep CSR.

Sholihin, (2009:3) terdapat tiga periode penting dalam perkembangan konsep CSR, yaitu :

1. Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960. 2. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1970-1980.

3. Perkembangan konsep CSR di era tahun 1990-sampai dengan saat ini. 1) Perkembangan awal konsep CSR di era tahun 1950-1960

Konsep awal tanggung jawab sosial (social responsibility) terhadap suatu perusahaan secara eksplit baru dikemukakan oleh Howard R. Bowen melalui karyanya yang berjudul Social Responsibility of the Businessmen yang dikutip dari Solihin tahun 2009. Landasan awal bagi pengenalan kewajiban pelaku bisnis


(25)

untuk menetapkan tujuan bisnis yang selaras dengan tujuan dan nilai-nilai masyarakat.

Mengenai prinsip perwalian, dinyatakan bahwa perusahaan merupakan wali yang dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola berbagai sumber daya, oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan dengan seksama berbagai kepentingan dari para pemangku kepentingan yang dikenal dampak keputusan dan praktik operasi perusahaan. Prinsip ini semakin bertambah penting sejalan dengan pengakuan terhadap konsep pemangku kepentingan dimana pemangku kepentingan berpotensi untuk menghambat pencapaian tujuan perusahaan bila kepentingan perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan masyarakat secara luas. Berdasarkan prinsip perwalian, perusahaan diharapkan untuk melakukan aktivitas yang baik, tidak hanya perusahaan tetapi juga untuk lingkungan sekitarnya. Contohnya perusahaan Cocacola sebagai produsen minuman ringan terbesar di dunia, melaksanakan water stewardship yang bertujuan untuk meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap air bersih (Solihin, 2009:20).

2) Perkembangan Konsep CSR di era tahun 1970-1980

Periode awal tahun 1970-an mencatat babak penting perkembangan konsep CSR ketika para pemimpin perusahaan terkemuka di Amerika serta para peneliti yang diakui dalam bidangnya membentuk CED (Committee for Economic Development).

CED membagi tanggung jawab sosial perusahaan kedalam tiga lingkaran tanggung jawab, yakni inner circle responsibilities (lingkaran tanggung jawab terdalam), intermediate circle of responsibilities (lingkaran tangging jawab


(26)

pertengahan), dan auter circle responsibilities mencakup tanggung jawab perusahaan untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang berkaitan dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan secara efisien. Intermediate circle responsibilities menunjukkan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomi yang berkaitan dengan produksi barang dan pelaksanaan pekerjaan yang efisien. Intermediate circle responsibilities menunujukkan tanggung jawab untuk melaksanakan fungsi ekonomi, sementara itu pada saat yang sama memiliki kepekaan kesadaran terhadap perusahaan nilai-nilai dan prioritas sosial seperti meningkatnya perhatian terhadap konversasi lingkungan hidup, hubungan dengan karyawan, meningkatnya ekspektasi konsumen untuk memperoleh informasi produk yang jelas, serta perlakuan yang adil terhadap karyawan di tempat kerja. Outer circle responsibilities mencakup kewajiban perusahaan untuk lebih aktif dalam meningkatkan kualitas lingkungan sosial.

3) Perkembangan Konsep CSR di era tahun 1990 sampai dengan saat ini Penyusunan sustainable report perusahaan lebih banyak mengacu kepada pedoman penyusunan sustainability report dari Global Reporting Initiative (GRI). GRI didirikan pada tahun 1997 oleh perusahaan-perusahaan dan berbagai organisasi yang tergabung dalam Coalitation for Environmentally Responsible Economies (CERES). Berdasarkan pedoman ini, perusahaan harus menjelaskan dampak operasi perusahaan terhadap ekonomi, lingkungan, dan sosial

Prinsip-prinsip dasar tanggung jawab sosial yang menjadi dasar bagi pelaksanaan yang menjiwai atau menjadi informasi dalam pembuatan keputusan dari kegiatan tanggung jawab sosial meliputi :


(27)

a. Keputusan terhadap hukum.

b. Menghormati instrumen/badan internasional. c. Menghormati stakeholder dan kepentingannya d. Akuntabilitas

e. Transparasi

f. Perilaku yang beretika

g. Melakukan tindakan pencegahan

h. Menghormati dasar-dasar hak asasi manusia.

2.3 Pengertian UKM (Usaha Kecil Menengah)

Usaha Kecil Menengah atau yang sering disingkat UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UKM ini sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM ini juga sangat membantu negara atau pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga. Selain dari itu UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UKM ini perlu perhatian yang khusus dan di dukung oleh informasi yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk


(28)

tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri (Dayintapinastika, 2011).

Ada dua definisi usaha kecil yang dikenal di Indonesia. Pertama, definisi usaha kecil menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 milyar dan memiliki kekayaan bersih, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, paling banyak Rp 200 juta. Kedua, menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; dan (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

Usaha Mikro (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil) antara lain adalah Usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia serta memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Kecil Menengah menurut UU No. 9/1995 adalah sebagai berikut: a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha

orang orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukumtermasuk koperasi

b. Bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Menengah atau Besar


(29)

c. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Berdasarkan Kepmenkeu 571/KMK 03/2003 maka pengusaha kecil adalah pengusaha yang selamasatu tahun buku melakukan penyerahan barang kena pajak dan atau jasa kena pajak dengan jumlah peredaran brutto dan atau penerimaan brutto tak lebih dari 600 juta.

Usaha Menengah menurut Inpres No. 10/1999, tentang Pemberdayaan Usaha Menengah adalah:

a. Usaha produktif milik Warga Negara Indonesia, yang berbentuk badan usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha berbadan hukum termasuk koperasi

b. Berdiri sendiri, dan bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung, dengan Usaha Besar

c. Memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp.200 juta, sampai dengan Rp. 10 miliar, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualanpaling banyak Rp. 100 juta per tahun.

Usaha Produktif (Menurut Keputusan Menkeu No. 40/KMK.06/2003, tentang Pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil). Usaha pada semua sector ekonomi yang dimaksudkan untuk dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan usaha. Ada beberapa acuan definisi yang digunakan oleh berbagai instansi di Indonesia, yaitu:


(30)

a. UU No. 9 tahun 1995 tentang usaha kecil mengatur kriteria usaha kecil berdasarkan nilai aset tetap (diluar tanah dan bangunan) paling besar Rp 200 juta dengan omset per tahun maksimal Rp 1 milyar. Sementara itu berdasarkan Inpres No. 10 Tahun 1999 tentang usaha menengah, batasan asset tetap (di luar tanah dan bangunan) untuk usaha menengah adalah Rp 200 juta hingga Rp 10 milyar.

b. BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM menggolongkan suatu usaha sebagai usaha kecil jika memiliki omset kurang dari Rp 1 milyar per tahun. Untuk usaha menengah, batasannya adalah usaha yang memiliki omset antara Rp1 sampai dengan Rp 50 milyar per tahun. Berdasarkan definisi tersebut,data BPS dan Kementrian Koperasi dan UKM pada tahun 2002 menunjukkan populasi usaha kecil mencapai sekitar 41,3 juta unit atau sekitar 99,85 persen dari seluruh jumlah usaha di Indonesia; sedangkan usaha menengah berjumlah sekitar 61,1 ribu unit atau 0,15 persen dari seluruh usaha di Indonesia. Sementara itu persebaran UKM paling banyak berada di sektor pertanian (60 persen) dan perdagangan (22 persen) dengan total penyerapan tenaga kerja di kedua sektor tersebut sekitar 53 juta orang (68 persen penyerapan tenaga kerja secara total).

c. Departemen Perindustrian dan Perdagangan menetapkan bahwa industri kecil dan menengah adalah industri yang memiliki nilai investasi sampai dengan Rp. 5 milyar. Sementara itu, usaha kecil dibidang perdagangan dan industri juga dikategorikan sebagai usaha yang memiliki aset tetap kurang dari Rp. 200 juta dan omset per tahun kurang dari Rp. 1 miliar (sesuai UU No. 9 tahun 1995).


(31)

d. Bank Indonesia menggolongkan UK dengan merujuk pada UU No. 9/1995, sedangkan untuk usaha menengah, BI menentukan sendiri criteria asset tetapnya dengan besarab yang dibedakan antara industri manufaktur (Rp 200juta s/d Rp 5 miliyar) dan non manufaktur (Rp 200-600 juta).

e. Badan Pusat Statistik (BPS) menggolongkan suatu usaha berdasarkan jumlah tenaga kerja. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki pekerja 1-19 orang; usaha menengah memiliki pekerja 20-99 orang; dan usaha besar memiliki pekerja sekurang-kurangnya 100 orang.

1. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

2. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS)

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

3. Berdasarkan Keputuasan Menteri Keuangan Nomor 316 / KMK . 016 / 1994 tanggal 27 Juni 1994.

Pengertian Usaha Kecil Menengah dijelaskan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan


(32)

atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari :

- Bidang usaha ( Fa, CV, PT, dan koperasi )

- Perorangan ( Pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa )

4. Menurut UU No 20 Tahun 2008

Pengertian Usaha Kecil Menengah: Undang undang tersebut membagi kedalam dua pengertian yakni:

Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut :

 Kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut :

 Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.


(33)

 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.4 Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan Pengembangan UKM

Tanggung jawab sosial pengusaha sama dengan kedudukan sosial yang mereka miliki (social responsibilities of businessmen need to be commensurate with their social power). Sehingga, dalam jangka panjang, pengusaha yang tidak menggunakan kekuasaan dengan bertanggung jawab sesuai dengan anggapan masyarakat akan kehilangan kekuasaan yang mereka miliki sekarang. Pada dasarnya CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial yang berkembang sebagai wujud dari sebuah good corporate governence. pada sisi ini, CSR dilihat sebagai aplikasi dari keberadaan corporate sebagai salah satu elemen sosial yang merupakan bagian dari etika bisnis. Dalam hal ini, pelaksanaan CSR mengacu pada konsep yang lebih luas dan global. CSR berdampak positif bagi masyaraka, ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan organisasi lain, terutama pemerintah. Bahwa terdapat sejumlah alasan mengapa perusahaan memiliki program-program filantropik atau program tanggung jawab sosial, yaitu: pertama, untuk mempraktikkan konsep “good corporatecitizenship”, kedua, untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup, dan ketiga adalah untuk meningkatkan kualitas seumber daya manusia terdidik (Davis, 2014).


(34)

UKM merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah, begitu juga dengan negara Indonesia. UKM sangat memiliki peranan penting dalam lajunya perekonomian masyarakat. UKM juga sangat membantu negara pemerintah dalam hal penciptaan lapangan kerja baru dan lewat UKM juga banyak tercipta unit kerja baru yang menggunakan tenaga-tenaga baru yang dapat mendukung pendapatan rumah tangga.

Selain dari itu, UKM juga memiliki fleksibilitas yang tinggi jika dibandingkan dengan usaha yang berkapasitas lebih besar. UKM perlu perhatian yang akurat, agar terjadi link bisnis yang terarah antara pelaku usaha kecil dan menengah dengan elemen daya saing usaha, yaitu jaringan pasar (Unwar, 2013:6). Sesuai dengan cirinya, UKM sangat rentan dengan berbagai keterbatasan dan permasalahan, yaitu beberapa diantaranya :

a. Biasanya berbentuk usaha perorangan dan belum berbadan hukum perusahaan

b. Aspek legalitas usaha lemah

c. Struktur organisasi bersifat sederhana dengan pembagian kerja yang tidak baku d. Kebanyakan tidak mempunyai laporan keuangan dan tidak melakukan

pemisahan antara kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan e. Kualitas manajemen rendah dan jarang yang memiliki rencana usaha f. Sumber utama modal usaha adalah modal pribadi

g. Sumber Daya Manusia (SDM) terbatas

h. Pemilik memiliki ikatan batin yang kuat dengan perusahaan, sehingga seluruh kewajiban perusahaan juga menjadi kewajiban pemilik.


(35)

Kondisi tersebut berakibat kepada:

1) Lemahnya jaringan usaha serta keterbatasan kemampuan pasar dan diversifikasi pasar.

2) Skala ekonomi terlalu kecil sehingga sukar menekan biaya. 3) Margin keuntungan sangat tipis.

Sehubungan dengan permasalahan secara umum yang dialami oleh UKM, Badan Pusat Statistik (2003) mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

(1) kesulitan dalam pemasaran. (2) persaingan usaha ketat. (3) kesulitan bahan baku.

(4) Keterampilan manajerial kurang.

(5) kurang pengetahuan manajemen keuangan. (6) Iklim usaha yang kurang kondusif.

Chahal danSharma (2006), Russo dan Tencati (2009) mengatakan kedua pola diatas akan dapat berjalan efektif apabila ditopang 3 (tiga) pilarnya, dimana ketiga pilar tersebut mencerminkan 3 dimensi yang seimbang, yaitu:

a. Economic Dimension

Dimensi ekonomi dari Corporate Social Responsibility (CSR) ini meliputi dampak ekonomi dari kegiatan operasional yang dilakukan oleh perusahaan. Dimensi ini sering kali disalah artikan sebagai masalah keuangan perusahaan sehingga dimensi ini diasumsikan lebih mudah untuk diimplementasikan


(36)

daripada 2 dimensi Responsibility (CSR) lainnya, yaitu dimensi sosial dan lingkungan.

Bagaimanapun juga, dimensi ekonomi ini tidak sesederhana melaporkan keuangan/neraca perusahaan saja, tetapi juga meliputi dampak ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap operasional perusahaan dikomunitas lokal dan di pihak-pihak yang berpengaruh terhadap perusahaan lainnya. Kunci sukses dari dimensi ekonomi ini adalah economic performance/kinerja keuangan perusahaan. Indikator-indikatornya adalah:

1) Produk

Faktor yang sangat mempengaruhi sebuah perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerja keuangannya adalah produk itu sendiri. Produk yang dihasilkan sebaiknya memiliki kualitas yang tinggi, aman dipakai, dan inovatif. 2) Service

Selain produk yang dihasilkan berkualitas, pelayanan yang baik perlu diterapkan agar dapat memuaskan konsumen. Mulai dari delivery service hingga a fter sa les service sudah banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumennya. Tidak hanya itu, pemenuhan kebutuhan konsumen dan penanganan komplain yang baik juga dapat mendorong kinerja keuangan perusahaan.

3) Avoiding Actions tha t Da ma ge Trust

Sebuah perusahaan dapat beroperasi bergantung pada kepercayaan dan dukungan masyarakat dan komunitas lokal lainnya. Beberapa perusahaan


(37)

sebaiknya menghindari kegiatan yang mungkin dapat mengganggu masyarakat ataupun dapat merusak lingkungan.

f. Sosia l Dimension

Dimensi sosial memiliki arti untuk bertanggung jawab terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh perusahaan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inti dari dimensi sosial ini meliputi :

1) La bour Pra ctises

Indikator ini berbicara banyak mengenai pekerja dalam perusahaan. Misalnya, perusahaan dituntut untuk menjaga keselamatan pekerjannya, memperlakukan secara adil menghargai pekerjannya sebagai suatu individu, melakukan pembagian hasil keuntungan perusahaan, dan masih banyak lagi hal– hal yang bisa dilakukan perusahaan untuk kesejahteraan pekerjanya.

2) Socia l a ctivities

Chahal & Sharma (2006) mengemukakan bahwa kegiatan – kegiatan sosial sudah mulai banyak dilakukan oleh perusahaan karena memang kegiatan ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) bagian,yaitu corporate philantrophy, corporate volunteering dan cause rela ted ma rketing.

g. Environtment Dimension

Banyaknya perusahaan manufaktor pada saat ini, memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu,intu dari dimensi ini adalah management of environment, atau bagaimana bertindak agar dapat mengurngi dampak negatif


(38)

terhadap lingkungn yang ditimbulkan. Indikator–indikator dari dimensi ini adalah:

1) Wa ste Ma na gement

Banyak sekali perusahaan–perusahaan yang sudah mulai peduli akan lingkungannya. Perusahaan tersebut melakukan recycle, reduce, reuse untuk mengurangi limbah yang dihasilkan.

2) Producing environment Fr iendly Product

Untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan tentu, bukanlah hal yang mudah. Cost of Good Solodnya lebih tinggi daripada produk yang tidak ramah lingkungan, sehingga akan sulit bersaing dengan kompetitornya.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan referensi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Rimba Kusumadilaga (2010), judul penelitian Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating, lokasi penelitian Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008 variabel yang digunakan variabel independen: Ekonomi, Lingkungan, Sosial. Variabel moderating: Profitabilitas. Variabel dependen: Nilai perusahaan. Populasi dan sample populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan alasan : perusahaan-perusahaan manufaktur lebih, hasil penelitian berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa : Variabel CSR berpengaruh


(39)

signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel profitabilitas sebagai variabel moderating tidak dapat mempengaruhi hubungan CSR dan nilai perusahaan. Terdapat perbedaan luas pengungkapan CSR periode sebelum dan sesudah berlakunya Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas. Ni Wayan Rustiarini (2010), Judul penelitian Pengaruh Korporat Perusa ha a n dengan Corporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan, lokasi penelitian dilakukan di Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2008. Variabel penelitian yang digunakan : Variabel corpora te socia l responsibility disclosure index dan variabel corporate governa nce. populasi dan sample Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR merupakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran perusahaan untuk mengimplementasi dan mengungkapkan aktivitas CSR yang dilakukan.

Reni Hariyani (2010), judul penelitian Pengaruh Implementasi Corporate Socia l Responsibility (CSR) Terhadap Perbedaan Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT Unilever Indonesia Tbk), lokasi penelitian PT Unilever Indonesia Tbk, Variabel penelitian yang digunakan Variabel Profitability, Return on Asset, Corporate Social Responsibility, Populasi dan sample populasi dari penelitian ini mengambil studi kasus PT Unilever Indonesia Tbk. Implementasi program-program CSR telah dilakukan ± 11 tahun. Karena PT Unilever Indonesia hipotesis yaitu uji t yaitu paired sample T test, dengan tingkat signifikansi (α) =0,05 dapat


(40)

disimpulkan bahwa rata-rata profitabilitas sebelum melaksanakan CSR dengan profitabilitas sesudah melaksanakan CSR adalah tidak sama. Atau dengan kata lain terdapat perbedaan profitabilitas perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk antara sebelum implementasi CSR dengan sesudah implementasi CSR. Pada Tabel Paired Samples Statistics menunjukkan bahwa rata-rata profitabilitas perusahaan Unilever Indonesia, Tbk mengalami kenaikan sebesar 0,1919 dari 0,1903 (rata-rata profitabilitas sebelum CSR) menjadi 0,3822 (rata-rata profitabilitas sesudah CSR). Dengan nilai p-value untuk uji dua sisi (2-tailed) = 0,000.

Helen Octavia dan Hermi (2014), judul penelitian Pengaruh Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 dan 2011). Lokasi penelitian Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010 dan 2011, Variabel yang digunakan : Corporate Social Responsibility; Return on Asset; Cumula tive Abnorma l Return. Populasi dan sample yang digunakan Populasi yang digunakan di dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 dantahun2011. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive judgment sampling yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu. Pengungkapan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR Disclosure) secara simultan memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA dan CARdimana model pertama dapat menjelaskan pengaruh CSR Disclosure terhadap


(41)

ROA sekitar 41,9% dan model kedua dapat menjelaskan pengaruh CSR Disclosure terhadap CAR sekitar 97,9%.

2.6 Kerangka Konseptual

Berbagai strategi dan program telah diupayakan dalam pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun demikian, semua strategi dan program tersebut tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Kementerian Koperasi dan UKM secara khusus dan pemerintah pada umumnya mulai dari pusat sampai Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 tahun 2005 tentang “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004- 2009, dan menggunakannya dalam Undang–Undang No 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas, mengarahkan peran dan dukungan masyarakat, perguruan tinggi termasuk para pelaku bisnis dan stakeholders lainnya juga sangatlah penting. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah perlu didukung oleh sumberdaya yang lain termasuk oleh para pelaku bisnis itu sendiri.Tanpa ada kemauan dari para pelaku bisnis untuk melakukan perbaikan,bagaimanapun besarnya sumber daya yang dialokasikan akan sia-sia saja. Jadi sinergitas di dalam pemberdayaan UKM menjadi kunci penentu dalam rangka pengembangan UKM yang tangguh dan berdaya saing tinggi di masa depan.Salah satu sinergitas yang telah banyak dilakukan di luar negeri, adalah kerjasama atau kemitraan antara UMKM dengan usaha besar. Kemitraan yang ideal dilandasi adanya keterkaitan usaha, melalui prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling


(42)

menguntungkan kita kenal dengan “win-win solution”.Melalui pola kemitraan ini, diharapkan terjadinya alih teknologi dan manajemen dari perusahaan besar kepada yang lebih kecil. Disamping itu, pola kemitraan akan mendorong adanya peningkatan daya saing UMKM. Kemitraan akan membangun adanya kepastian pasokan produk, karena semuanya diatur dalam kesepakatan berbentuk kontrak.

Selain kemitraan yang didasarkan pada inter-relasi atau keterkaitan usaha, di banyak negara juga dikembangkan program kemitraan yang didorong karena kepedulian perusahaan besar untuk membina perusahaan kecil, khususnya usaha mikro dan kecil. Pola kepedulian perusahaan besar dalam bentuk sosial seperti ini yang sering disebut CSR telah banyak dikembangkan. CSR sebagai salah satu solusi kemitraan dapat memperkuat daya saing UKM. Kemitraan antara UKM dengan perusahaan yang kuat akan mendorong UKM menjadi kuat juga. Dalam kaitan ini, kepedulian perusahaan memberi manfaat kepada kedua belah pihak, khususnya dalam rangka pengurangan dampak gejolak sosial sebagai akibat adanya kecemburuan sosialsi kaya semakin kaya dan si miskin semakin miskin.

Pengembangan program kemitraan dengan pola CSR ini dapat dilakukan dalam berbagaipola, seperti community development, peningkatan kapasitas, promosi produk, bahkan perkuatan permodalan bagiUsaha Kecil dan Menengah. Secara spesifik menyebutkan bahwa CSR bisa diarahkan agar UKM bisa dibantu dalam inovasi packaging, inovasi branding, inovasi produk, serta penampilan produk. Selain hal-hal tersebut, bentuk program CSR lainnya yang juga bisa


(43)

dilakukan adalah pengembangan lembaga layanan bisnis dan yayasan lain yang intinya diarahkan untuk pengembangan UKM.

Kerangka konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka diambil hipotesis sebagai berikut:

1. Semakin tinggi tingkat kredibilitas advertorial CSR maka persepsi khalayak mengenai CSR akan semakin positif.

2. Semakin positif persepsi khalayak mengenai CSR yang dilakukan oleh PT. Astra Auto2000 maka semakin positif pula citra perusahaan.

3. Terdapat persepsi hubungan CSR dan UKM antara PT. Astra Auto2000 dengan lingkungan sekitarnya.

Y: Pengembangan UKM

X: Corporate Social Responsibility (CSR)


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan cara pendekatan kuantitatif mengumpulkan data serta perbuatan dari objek yang diteliti, kemudian menganalisisnya sehingga memperoleh gambaran umum yang objektif mengenai masalah apa saja yang dihadapi oleh perusahaan.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT. Tbk Astra Internasional Auto 2000 Cabang Medan yang beralamatkan Jl. Sisingamangaraja Km 9 8 204 Timbang Deli Medan Amplas.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan CSR PT.ASTRA AUTO2000 terhadap perkembangan UKM.

3.4 Defenisi Operasional

a. Corpora te Socia l Responsibility (CSR)

Definisi operasional Corporate Social Responsibility (CSR) dalam penelitian ini dikutip dari (Ashongu, 2009), yaitu suatu komitmen terus-menerus dari pelaku bisnis untuk berlaku etis dan untuk memberikan kontribusi bagi perkembangan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup para pekerja dan


(45)

keluarganya, juga bagi komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya. Menurut Budiman (2002) terdapat 5 (lima) aspek yang dikembangkan dari Program CSR AUTO2000 (2012), yaitu: Partispasi publik (X1); Bantuan modal UKM (X2); Bantuan kemitraan promosi produk UKM (X3); Bantuan kemitraan bina lingkungan (X4) dan Bantuan Pendidikan dan Pelatihan (X5). Kelima program ini selanjutnya dijabarkan kedalam masing–masing 3 (tiga) indikator yang di transformasikan dalam bentuk kuesioner, dengan skala pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria sangat tidak baik, dan skala 5 menunjukkan skala sangat tidak baik.

b. Pengembangan UKM

Secara operasional, pengembangan UKM dalam penelitian ini didefinisikan sebagai peningkatan kemampuan UKM. Variabel ini dijelaskan dengan menggunakan 3 indikator yang ditransformasikan dalam bentuk kuesioner, dengan skala pengukuran liker 1-5, dimana skala 1 menunjukkan kriteria sangat tidak berkembang, dan skala 5 menunjukkan skala sangat berkembang.

3.5 Populasi dan sampel

Populasi pada penelitian ini adalah binaan Auto2000 yang berjumlah 40 UKM. Sedangkan penentuan sampel dalam penelitian ini diambil dari banyaknya populasi dikarenakan jumlahnya yang sedikit.


(46)

3.6 Jenis Data

Data Primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah langsung sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya (Muhammad, 2008:101), yaitu melalui kuesioner yang diberikan kepada para pegawai PT. Astra AUTO2000 Medan Amplas.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut : 1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui

literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, yang dapat diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet dan lain-lain.

2. Observasi, meliputi melakukan pencatatan terhadap data yang diperlukan seperti data-data informasi CSR yang di bina maupun di tanggung PT. Astra AUTO2000 Medan amplas tersebut.

3. Kuesioner, peneliti membuat daftar pertanyaan kepada para pegawai marketing PT. Astra AUTO2000 dimana pertanyaan yang dibuat relevan dengan peneliti yang dilakukan ditujukan.

3.8 Metode Analisis

1. Metode analisis deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secara sistematis, menganalisis, dan menginterpretasikan data tersebut


(47)

dengan cara mendatanya sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dipahami sehingga menghasilkan suatu kesimpulan.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Instrumen penelitian, sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen adalah dengan melakukan uji coba instrumen kepada 30 orang responden. Menurut Umar (2008), sangat disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 UKM yang berada di luar Kecamatan Medan Tenggara.Kuesioner dinyatakan valid jika r hitung > r tabel.

Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat sejauh mana hasil suatu pengukuran instrumen dapat dipercaya (Ghozali, 2005). Dalam hal ini teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas adalah Cronbach’s Alpha. Pada uji ini dinilai reliabel jika lebih besar dari 0,6 dimana kriteria sebagai berikut :

α ≥ 0,6 artinya instrumen reliabel α ≤ 0,6 artinya instrumen tidak reliabel.


(48)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah PT Astra Auto 2000

PT Astra Auto2000adalah jaringan jasa penjualan, perawatan dan penyediaan suku cadang Toyota yang manajemennya ditangai penuh oleh PT Astra International Tbk. Saat ini PT Astra Auto 2000adalah main dealerToyota terbesar di Indonesia, yang menguasai antara 70-80% dari total penjualan Toyota. Dalam aktivitas biasanya PT Astra Auto 2000berhubungan dengan PT Toyota Astra Motor yang menjadi agen tunggal pemegang merek (ATPM) Toyota.

PT Astra Auto 2000 berdiri pada tahun 1975 dengan nama Astra Motor Sales, dan baru pada tahun 1989 berubah nama menjadi PT Astra Auto 2000. PT Astra Auto 2000berkembang pesat karena memberikan berbagai pelayanan yang memudahkan bagi calon pembeli maupun pengguna kendaraan Toyota.Dengan slohan “Urusan Toyota jadi mudah” PT Astra Auto 2000selalu mencoba menjadi yang terdepan dalam pelayanan. Produk-produk PT Astra Auto 2000yang inovatif seperti THS (Toyota Home Service), Expres Maintence (service berkala hanya satu jam) dan Expres Body Paint(perbaikan body 3 panel dalam 8 jam saja) Booking Service mencerminkan perhatian PT Astra Auto 2000yang tinggi kepada pelayanannya.

PT Astra Auto 2000 memiliki cabang yang terbesar di seluruh Indonesia (kecuali Sulawesi, Maluku, Irian Jaya, Jambi, Riau, Bengkulu, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta). Selain cabang-cabang PT Astra Auto 2000yang berjumlah 67 outlet, PT Astra Auto 2000juga memiliki dealer yang tersebar di


(49)

seluruh Indonesia (disebut indirect), yang totalnya berjumlah 67 outlet. Dengan demikian, terdapat 133 cabang yang mewakili penjualan PT Astra Auto 2000di seluruh Indonesia.48 Bengkel milik PT Astra Auto 2000 merupakan yang terbesar dan terlengkap di Asia Tenggara.Disamping itu PT Astra Auto 2000juga memiliki 407 Partshop yang menjamin keaslian suku cadang produk Toyota.

4.2 Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000

“Organisasi merupakan wadah (wahana) bagi sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam upaya mencapai suatu tujuan yang ditetapkan sebelumnya” (Syamsudin, 2002:8). Dengan adanya perkembangan dan pertumbuhan menyebabkan tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan oleh atasan yang semakin banyak, sebab masalah yang terjadi dan akan muncul kompleks. Oleh sebab itu, harus dilakukan pembagian tugas dan pekerjaan untuk meringankan beban kerja seorang atasan oleh beberapa orang yang mempunyai kemampuan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan tersebut.

Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilakukan.Bentuk struktur organisasi suatu perusahaan hendaknya dibuat dengan terperinci dan memperhatikan hal-hal yang bersifat penting.Di mana struktur organisasi hendaknya dibuat dengan memberikan gambaran yang jelas dan tepat mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab antara atasan dan bawahan yang terdapat dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan perusahaan. Semakin banyak jenis kegiatan suatu perusahaan, maka akan semakin kompleks struktur organisasinya dan demikian sebaliknya.


(50)

Ada bentuk struktur organisasi yang umum digunakan oleh perusahaan-perusahaan, antara lain:

4. Organisasi Formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).

5. Struktur organisasi berbentuk fungsional, adalah struktur organisasi yang membentuk suatu fungsi-fungsi tertentu serta dibentuk berdasarkan fungsinya di perusahaan.

6. Struktur organisasi berbentuk garis, adalah struktur organisasi yang membentuk suatu garis lurus, dari jabatan tertinggi hingga terendah.

7. Struktur organisasi berbentuk lini, adalah struktur organisasi yang membentuk lini atau bagian-bagian tertentu.

Struktur organisasi yang terdapat pada PT Astra Auto 2000 adalah berbentuk fungsional, yakni setiap bagian yang dibentuk berdasarkan


(51)

fungsi-fungsi terhadap perusahaan. Kantor cabang merupakan suatu profit dan loss yang mana pemimpin berkewajiban mengelola seluruh harta melalui fungsi-fungsi kegiatan perusahaan yang terlihat ada susunan organisai perusahaan. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi PT Astra Auto 2000 sebagai berikut:

Sumber : PT Astra Auto 2000, 2014

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT Astra Auto 2000

Tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap jabatan dalam perusahaan adalah:

a. Komisaris

Tugas dan wewenang Komisaris adalah sebagai berikut:

1. Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan

KOMISARIS

DIRUT

DIREKTUR KEUANGAN/

UMUM

DIREKTUR PEMASARAN

PIMPINAN PROYEK KABAG

PEMASARAN KABAG

ADM/UMUM KABAG

KEUANGAN

AKUNTANSI ADM/UMUM SALES SITE


(52)

2. Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki bangunan dalam halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, serta dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.

b. Direktur Utama

Tugas dan wewenang Direktur Utama adalah sebagai berikut:

1) Menentukan arah kebijaksanaan serta menentukan cara kerja sesuai dengan tujuan perusahaan.

2) Mengawasi jalannya operasi perusahaan dan mempertimbangkan, menyetujui serta mengesahkan segala bentuk kegiatan operasi perusahaan dan kegiatan lainnya.

3) Melaporkan hasil usaha dan operasi perusahaan kepada Komisaris Utama. 4) Menerima pertanggung jawaban dari masing-masing bagian yang

dibawahinya yakni dari Direktur Keuangan/Umum dan Direksi Pemasaran. c. Direktur Keuangan/Umum

Tugas dan wewenang Direktur Keuangan/Umum adalah sebagai berikut: 1) Menerima pertanggung jawaban dari bagian-bagian yang membawahinya. 2) Menganalisa dan pembukuan secara periodik.

3) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada staf keuangan dan pembukuan dalam melaksanakan tugasnya.


(53)

5) Menetapkan gaji karyawan yang baru dengan berkonsultasi dengan direktur lainnya.

6) Merencanakan, mempersiapkan dan mengawasi personil-personil bagiannya sehingga menccapai sasaran yang ditentukan perusahaan.

d. Direktur Pemasaran

Tugas dan wewenang Direktur Pemasaran adalah sebagai berikut:

1) Mengambil keputusan dalam menjalankan strategi pemasaran dengan mengumpulkan data atau saran dan berkomunikasi dengan Direktur Utama. 2) Memonitor dan mempertanggung jawabkan kelancaran kredit mobil.

3) Mengadakan pengawasan terhadap aktivitas competitor yang dapat mempengaruhi pemasaran dan mengambil langkah seperlunya.

4) Mengadakan rapat secara periodic yang barkaitan dengan pemasaran minimal sekali dalam sebulan.

e. Kabag Keuangan

Tugas dan wewenang Kabag Keuangan adalah sebagai berikut: 1) Menyerahkan uang penjualan setiap hari ke kasir.

2) Memeriksa kebenaran dari jumlah uang yang diserahkan. f. Kabag Administrasi/umum

Tugas dan wewenang Kabag administrasi/ umum adalah sebagai berikut: 1) Mengontrol terhadap catatan waktu hadir dan waktu kerja karyawan.


(54)

2) Mengontrol pembayaran biaya-biaya rutin seperti rekening telepon, air, listrik, retribusi sampah, dan lain-lain agar tidak terjadi keterlambatan pembayaran.

3) Menjaga keamanan ketekunan dalam bekerja disekitar perusahaan. 4) Menerima pertanggung jawaban dari bawannya.

g. Kabag Pemasaran

Tugas dan wewenang Kabag Pemasaran adalah sebagai berikut: 1) Menyiapkan dokumen pemasaran seperti brosur dan surat pesanan.

2) Mempersiapkan dokumen-dokumen penagihan seperti kwitansi dan sebagainya.

h. Pimpinan Proyek

Tugas dan wewenang Pimpinan Proyek adalah sebagai berikut: 1) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan proyek.

2) Menandatangani faktur penerimaan dan pengeluaran barang. 3) Mengatur dan mengurus penerimaan dan pengeluaran barang.

i. Administrasi Umum

Tugas dan wewenang Administrasi umum adalah sebagai berikut: 1) Melaksanakan pembayaran rekening telepon, air, listrik dan lain-lain.

2) Membantu kabag umum mengontrol jadwal waktunya pemeliharaan mesin seperti AC, Mesin Fotocopy, computer, dan lain-lain.


(55)

j. Salesman.

Tugas dan wewenang Salesman adalah sebagai berikut:

1) Menjalin hubungan kerja sama antara bagian perusahaan dan dengan para langganan.

2) Menyediakan laporan yang menjadikan kewajiban untuk diserahkan tepat waktu.

k. Site Manager

Tugas dan wewenang Site Manager adalah sebagai berikut:

1) Mengadakan konfirmasi atau pencocokan saldo tagihan dan barang baik jumlah maupun jenisnya.

2) Meneliti order barang sehubungan dengan pemasukan barang ke proyek yang ditangani.

3) Mengatur dan mengurus penerimaan dan pengeluaran barang.

4.3 Karateristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah (%)

(orang)

20 – 30 19 47,5

31 – 40 17 42,5

41 – 50 4 10


(56)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa umur responden yang paling dominan adalah yang berusia 20 sampai dengan 30 tahun yang berjumlah 19 orang (47,5%). Responden yang berusia 31 tahun sampai dengan 40 tahun berjumlah 17 orang (42,5%). Responden yang berusia 41 tahun sampai dengan 50 tahun berjumlah 4 orang (10%). Berdasarkan umur responden tersebut memberikan gambaran bahwa peserta UKM yang masih aktif ikut dalam pelatihan dan pameran-pameran yang ada dikota Medan maupun diluar kota adalah yang berumur 20 sampai dengan 30 tahun yang berjumlah 19 orang (47,5%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Jumlah (%)

Kelamin (orang)

Laki-laki 30 75

Perempuan 10 25

Total 40 100

Sumber : Data Diolah, 2015

Tabel 4.2.menunjukkan bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 30 orang (75%) dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 10 orang (25%). Hal ini menunjukkan, secara umum UKM yang masih aktif ikut dalam pelatihan dan pameran-pameran yang ada dikota Medan maupun diluar kota adalah yang berjenis kelamin laki-laki.


(57)

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Status Jumlah (%)

Perkawinan (orang)

Menikah 25 62,5

Belum Menikah 15 37,5

Total 40 100

Sumber : Data Diolah, 2015

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang berstatus menikah berjumlah 25 orang (62,5%), dan yang berstatus belum menikah berjumlah 15 orang (7,5%). Hal ini menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh UKM yang masih aktif dan telah memiliki keluarga.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah (%)

Terakhir (orang)

SMU 22 55

D.3 16 40

S.1 2 5

Total 40 100


(58)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidikan terakhir pemilik UKM binaan PT Astra Auto 2000 sebagian besarnya adalah tamatan SMU, yaitu sebanyak 22 orang (55%), sedangkan tamatan D.3, yaitu sebanyak 16 orang (40%), dan tamatan sarjana (S.1) yaitu sebanyak 2 orang (5%).Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas pemilik UKM binaan PT Astra Auto 2000 memiliki latar belakang pendidikan SMU. Hal ini dikarenakan mereka menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada menjadi pekerja kasar ataupun buruh pabrik.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Karakteristik responden berdasarkan jenis usaha dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

Jenis Jumlah (%)

Usaha (orang)

Pedagang 23 57,5

Petani 7 17,5

Peternak 4 10

Pekerjaan lain 6 15

Total 40 100

Sumber : Data Diolah, 2015

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa responden yang berdagang berjumlah 23 orang (57,5%) dan yang bertani berjumlah 7 orang (17,5%) sedangkan yang beternak berjumlah 4 orang (10%), sisanya 6 orang (15%) termasukdalam kategori pekerjaan lain. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada penilitian ini didominasi oleh pedagang.


(59)

f. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Karakteristik responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Jumlah (%)

(orang)

<1.500.000 40 100

1.500.000-5.000.000 - -

>5.000.000 - -

Total 40 100

Sumber : Data Diolah, 2015

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa keseluruhan responden yang berjumlah 40 orang (100%) memiliki pendapatan di bawah Rp. 1.500.000,00. Hal ini menunjukkan bahwa responden pada penilitian ini didominasi oleh masyarakat kelas menengah ke bawah.

g. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Jumlah Jumlah (%)

Tanggungan (orang)

1 Orang 7 17,5

2 Orang 18 45

3 Orang 15 37,5

Total 40 100


(60)

Tabel 4.7 menunjukkan bahwa responden yang memiliki 1orang anak berjumlah 7 orang (17,5%) dan yang memiliki 2 orang anak berjumlah 18 orang (45%) sedangkan yang memiliki 3 anak berjumlah 15 orang (37,5%). Hal ini menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini memiliki jumlah anak yang beragam.

4.4 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas 4.4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Untuk menguji ketepatan kuesioner, akan dilakukan pretest terhadap 30 UKM yang berada di luar Kecamatan Medan Tenggara, yaitu yang berada pada Kecamatan Medan Marelan. Uji validitas dilakukan dengan bantuan program softwa re SPSS (Sta tistica l Pa cka ge for Socia l Science) versi 19. Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur (one shot methods), dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali.

4.4.1.1Hasil Uji Validitas Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) Hasil uji validitas instrument variabel Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:


(61)

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Corporate SocialResponsibility (CSR)

Pertanyaan Corrected

Item Total Correlation

r tabel Keterangan

1. Auto 2000 mempunyai pengaruh terhadap UKM disekitar lokasi perusahaan.

2. UKM yang diikutsertakan harus memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.

3. Auto 2000 memberikan bantuan modal usaha kepada peserta CSR yang menjadi anggota.

4. Bantuan modal usaha yang diberikan sangat membantu usaha Bapak/Ibu. 5. Setiap bantuan modal yang diterima

harus disertakan dengan laporan pertanggung jawaban.

6. Auto 2000 turut serta mempromosikan produk UKM.

7. UKM binaan perusahaan selalu melakukan promosi secara rutin melalui media..

8. CSR yang dilakukan PT Astra Auto 2000 juga memberikan bantuan untuk lingkungan.

9. Program CSR juga memperhatikan kebersihan di lingkungan perusahaan. 10.Program CSR juga memperhatikan

kesehatan di lingkungan perusahaan 11..Pelatihan UKM diberikan agar UKM

dapat lebih meningkatkan mutu produknya.

12.Pelatihan UKM yang diberikan sangat bermanfaat bagi Bapak/Ibu.

13.Pelatihan diberikan oleh tenaga pelatih professional. ,695 ,637 ,836 ,869 ,843 ,889 ,827 ,695 ,637 ,836 ,869 ,843 ,889 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 0, 30 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber : Data Diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki nilai yang lebih besar


(62)

dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel Corporate Social Responsibility (CSR) yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.

4.4.1.2Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembangan UKM

Hasil uji validitas instrument variabel pengembangan UKM dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembangan UKM

Pertanyaan Corrected

Item Total Correlation

r tabel Keterangan

1. PT Astra Auto 2000 mendukung pengembangan UKM di kota Medan. 2. PT Astra Auto 2000 secara kontinue

memberi bantuan kepada UKM binaan 3. Program CSR selalu diberikan kepada

pihak yang membutuhkan bantuan.

0,580 0,829 0,683 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid

Sumber : Data Diolah, 2015.

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel pengembangan UKM memiliki nilai yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel pengembangan UKM yangdigunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1 – tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai α sebesar 5%.


(1)

(2)

Lampiran 5

No Nama Jenis Kelamin Hasil Skor Angket Total

Skor LK PR Pernyataan

tentang CSR

Pernyataan tentang UKM

1 Oyon LK 52 13 65

2 Paijo LK 52 13 65

3 Ponikem PR 52 13 65

4 Ucok LK 52 13 65

5 Erni PR 52 13 65

6 Icut PR 52 13 65

7 Amir LK PR 52 13 65

8 Juhana PR 52 13 65

9 Nur Aisyah PR 52 13 65

10 Kamini PR 52 13 65

11 Nalang LK 52 13 65

12 Jumiran PR 52 13 65

13 Iir LK 52 13 65

14 Lina PR 52 13 65

15 Lina wati Dmk PR 52 13 65

16 Riza Afni PR 52 13 65

17 Adang LK 52 13 65

18 Miftahul Jannah PR 52 13 65

19 Ayunda Pratiwi PR 52 13 65

20 Faisal LK 52 13 65

21 Boby LK 52 13 65

22 Buyung LK 52 13 65

23 Salbia PR 52 13 65

24 Jubaidah PR 52 13 65

25 Mulia Nasution LK 52 13 65

26 Nabila Putri PR 52 13 65

27 Khairunnisa PR 52 13 65

28 Wati PR 52 13 65

29 Dina wati PR 52 13 65

30 Maria PR 52 13 65

31 Rina Haratati PR 52 13 65

32 Sri Wini PR 52 13 65

33 Susilowati PR 52 13 65

34 Jumiran LK 52 13 65

35 Ahmad Alfizri LK 52 13 65

36 Dewi Rahayu PR 52 13 65

37 Yeni hendriyan PR 52 13 65

38 Syahyadi LK 52 13 65

39 Gusti arif 52 13 65


(3)

KUESIONER

Saya mengucapkan terimakasih untuk waktu yang telah disediakan oleh Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. Kuesioner berguna untuk membantu

penulisan skripsi yang berjudul “Peranan Corpora te Socia l Responsibility(CSR)

PT. Astra Auto2000 cabang Amplas terhadap UKM di Kota Medan”. I. Karakteristik Responden

1. Nama : 2. Umur :

3. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 4. Pekerjaan :

a. Belum Bekerja e. Pedagang b. Mahasiswa f. Petani

c. Ibu Rumah Tangga g. Pekerjaan Lainnya.... d. Pegawai Negeri

5. Pendidikan : a. SD/Sederajat b. SMP/Sederajat c. SMA/Sederajat d. Perguruan Tinggi

6. Status Perkawinan : 1). Kawin 2). Belum kawin 7. Jumlah Tanggungan : 1). 1 Orang 2). 2 Orang 3). 3

Orang 8. Jenis usaha : 9. Nama Usaha :

10.Pendapatan Perbulan (Gaji+Penghasilan lainnya) a. < Rp 1.500.000

b. Rp 1.500.000-Rp 5.000.000 c. > Rp 5.000.000


(4)

II. Kuesioner Penelitian

Kuesioner berikut dirancang untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peranan CSR di PT. Astra Auto2000 cabang amplas terhadap UKM di Medan.Beri tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Saudara.

KriteriaPenilaian:

No. Pertanyaan Skor

1. SangatTidakSetuju (STS) 1

2. TidakSetuju (TS) 2

3. KurangSetuju (KS) 3

4. Setuju (S) 4

5. SangatSetuju (SS) 5

2.1 Pernyataan tentangCorporate Social Responbility (CSR)

No Corporate Social Responsibility SS S KS TS STS 1. Auto2000 mempunyai pengaruh terhadap

UKM disekitar lokasi perusahaan.

2. UKM yang

diikutsertakanharusmemenuhibeberapakrite ria yang ditetapkan.

3. Auto2000 memberikanbantuan modal usahakepadapesertaCSR yang


(5)

menjadianggota.

4. Bantuan modal usaha yang diberikansangatmembantuusahaBapak/Ibu. 5. Setiapbantuan modal yang

diterimaharusdisertakandenganlaporanperta nggungjawaban.

6. Auto2000 turutsertamempromosikanproduk UKM.

7. UKM

binaanperusahaanselalumelakukanpromosis ecararutinmelalui media.

8. CSR yang dilakukan Auto2000 jugamemberikanbantuanuntuklingkungan. 9. Program

CSRjugamemperhatikankebersihan di lingkunganperusahaan.

10. Program CSRjugamemperhatikankesehatan di lingkunganperusahaan.

11. Pelatihan UKM diberikan agar UKM dapatlebihmeningkatkanmutuproduknya.

12. Pelatihan UKM yang

diberikansangatbermanfaatbagiBapak/Ibu. 13. Pelatihandiberikanolehtenagapelatihprofesi

onal.

2.2Pernyataan tentangPengembangan UKM

No VariabelPengembangan UKM SS S KS TS STS


(6)

di kota Medan. 2. Auto2000

secarakontinuememberibantuankepada UKM binaan.

3. Program CSR diberikan kepada UKM yang membutuhkan bantuan.


Dokumen yang terkait

Implementasi Program Corporate Social Responsibiliti (CSR) Oleh PT. Sorikmas Mining Di Desa Banua Rakyat

1 65 217

Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Program Nikah Massal Terhadap Citra PT. PGN SBU III Medan di Kalangan Warga Masyarakat Kota Medan)

1 29 95

Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

10 129 88

Analisis Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Pertumbuhan Pendapatan Usaha Kecil Dan Mikro (UKM) Binaan P.T. Telekomunikasi Indonesia-TBK. CDC Area Medan

4 53 101

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank Bni Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Studi Pada PT. BNI 46 Kantor Cabang Universitas Sumatera Utara)

5 90 106

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Arun NGL Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe

3 65 100

Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan

1 30 64

Peran Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi Plta Sigura-Gura Terhadap Pengembangan Sosio-Ekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti, Kabupaten Toba Samosir

0 37 9

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Inalum Divisi PLTA, Siguragura Terhadap Pengembangan Sosioekonomi Masyarakat Kecamatan Pintupohan Meranti Kabupaten Tobas Samosir

1 51 174