PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA.

(1)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN I Kertajaya Kelas IV Materi Sumber Daya Alam Semester II Tahun Ajaran 2013/ 2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten

Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Nuriani 0806049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN I Kertajaya Kelas IV Materi Sumber Daya Alam Semester II Tahun Ajaran 2013/ 2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten

Bandung Barat)

Oleh

Nuriani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nuriani 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 ABSTRAK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA Oleh

Nuriani 0806049

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam kelas IV di SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui: (1) perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw, (2) pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam, dan (3) minat dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model Cooperative Learning Tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc. Taggart dengan tiga siklus, yang pada setiap siklusnya dilakukan satu tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 36 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes, angket, dan observasi. Hasil penelitian dengan menerapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mencapai 70,28 dengan persentase ketuntasan 55,6%. Pada siklus II, nilai rata-rata mencapai 74,44 dengan persentase ketuntasan 72,22%. Pada siklus III, nilai rata-rata siswa mencapai 79 atau sebanyak 94,44% (34 siswa) yang mencapai nilai KKM. Selain itu, minat siswa dalam belajar juga menjadi meningkat dengan rata-rata sebesar 4,55 yang dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi sumber daya alam. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran bagi guru yang akan menerapkan model Cooperative Learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPA, antara lain: (1) Guru harus membimbing siswa pada saat diskusi kelompok ahli, (2) Guru harus membimbing siswa dalam melaksanakan diskusi kelompok asal, (3) Guru diharapkan dapat menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, agar setiap kelompok dapat melaporkan hasil diskusinya, (4) model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.


(5)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Kata kunci: pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, minat, hasil belajar, Ilmu Pengetahuan Alam

ABSTRACT

THE APLICATION OF COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TYPES TO BOOST INTEREST AND STUDENT RESULTS IN LEARNING

SCIENCE. By Nuriani 0806049

Classroom action research was conducted in order to increase interest and student learning outcomes by applying the Jigsaw cooperative learning models in materials science learning resources fourth grade at SDN I Kertajaya Padalarang District of West Bandung regency. The research objectives to be achieved is to determine: (1) planning science teaching resource material by applying the Jigsaw cooperative learning models, (2) implementation of Jigsaw cooperative learning model of science learning materials on natural resources, and (3) interest and student learning outcomes after applying the model type Jigsaw Cooperative Learning in science learning resource materials. The method used in this study was Classroom Action Research (CAR), which adapt the model Kemmis & Mc. Taggart with three cycles, which in each cycle of the action performed. The subjects were fourth graders totaling 36 students. Data collection techniques were used that test, questionnaire, and observation. The results of the study by applying the model of Jigsaw Cooperative Learning in science learning showed an increase in the learning process. In the first cycle, the average value of the percentage of students reaching 70.28 with 55.6% completeness. In the second cycle, reaching an average value of 74.44 with a 72.22% percentage of completeness. In the third cycle, the average value of students achieving 79 or as much as 94.44% (34 students) who reached the KKM. In addition, students' interest in learning also be increased by an average of 4.55 is considered very good. Based on the above results it can be concluded that the application of the Jigsaw cooperative learning can increase student interest and learning outcomes in science subjects of natural resource materials. Based on these results, there are some suggestions for teachers who will apply the Jigsaw cooperative learning models in learning science, among others: (1) The teacher should guide the students during group discussions of experts, (2) Teachers should guide students in conducting group discussions origin , (3) Teachers are expected to use the time as well as possible, so that each group can report the results of the discussion, (4) models Jigsaw cooperative learning can be applied to other subjects.


(6)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Keywords: cooperative learning jigsaw, interest, learning outcomes, Natural Sciences


(7)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Hipotesis Tindakan ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 5

BAB II PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA ... 8

A. Haikat Belajar dan Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Belajar ... 8

2. Prinsip Belajar ... 11

3. Tujuan Belajar ... 12

4. Pengertian Pembelajaran ... 12

B. Model Cooperative Learning ... 14

1. Pengertian Model Cooperative Learning ... 14


(8)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014

3. Tujuan Cooperative Learning ... 15

4. Unsur-unsur Cooperative Learning ... 16

5. Prosedur Cooperative Learning ... 18

6. Kelebihan Cooperative Learning ... 19

C. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw ... 19

1. Pengertian Model Cooperative Learning tipe Jigsaw ... 19

2. Fase-fase dalam Model Cooperative Learning tipe Jigsaw... 21

3. Kelebihan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw ... 22

4. Kekurangan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw ... 22

D. Minat Belajar ... 24

1. Pengertian Minat Belajar ... 24

2. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar ... 26

3. Indikator Minat Belajar ... 28

4. Meningkatkan Minat Belajar Siswa ... 29

5. Hambatan Minat Belajar Siswa ... 29

E. Hasil Belajar ... 29

1. Pengertian Hasil Belajar ... 29

2. Ranah Hasil Belajar ... 31

F. Hakikat IPA ... 31

G. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 32

H. Sumber Daya Alam ... 34

1. Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan ... 34

2. Hubungan Sumber Daya Alam dengan Teknologi ... 35

3. Dampak Pengambilan Bahan Alam terhadap Pelestarian Lingkungan ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

A. Metode Penelitian ... 41

B. Model Penelitian ... 42

C. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 43


(9)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014

1. Tahap Perencanaan Penelitian ... 43

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ... 44

3. Tahap Observasi ... 45

4. Tahap Refleksi ... 46

E. Instrumen Penelitian ... 46

1. Instrumen Pembelajaran ... 46

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 47

3. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus I ... 55

a. Perencanaan ... 55

b. Pelaksanaan ... 56

c. Observasi ... 59

d. Refleksi ... 63

2. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus II ... 65

a. Perencanaan ... 66

b. Pelaksanaan ... 67

c. Observasi ... 69

d. Refleksi ... 73

3. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Siklus III ... 75

a. Perencanaan ... 75

b. Pelaksanaan ... 77

c. Observasi ... 79

d. Refleksi ... 83

B. Pembahasan ... 83

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Simpulan ... 90


(10)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 DAFTAR PUSTAKA ... 93 LAMPIRAN ... 95 DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS


(11)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidak akan lepas dari perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Perkembangan dalam bidang IPA tidak mungkin terjadi bila tidak disertai dengan peningkatan mutu pendidikan IPA, sedangkan selama ini pelajaran IPA dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Hal ini dapat dilihat dari nilai mata pelajaran IPA yang rata-rata masih rendah bila dibandingkan dengan pelajaran lainnya. Ini menunjukkan masih rendahnya mutu pelajaran IPA. Hal ini terbukti dengan masih rendahnya nilai siswa pada mata pelajaran IPA di SDN 1 Kertajaya.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SD/MI, IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi merupakan proses penemuan. Pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di sekolah. Sehingga ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki oleh guru, yaitu kemampuan mengaplikasikan berbagai teori belajar dalam bidang pangajaran, kemampuan memilih dan menerapkan metode pembelajaran yang efektif dan efisien, kemampuan melibatkan siswa berpartisipasi aktif, dan kemampuan membuat suasana belajar yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Dengan melibatkan siswa untuk berperan dalam kegiatan pembelajaran, berarti


(12)

2

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 siswa dapat mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa secara maksimal, maka siswa dapat memperoleh hasil belajar yang baik.

Namun, ada beberapa masalah yang biasa dihadapi dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar, misalnya kurangnya alat peraga yang diperlukan pada saat berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar, kurangnya buku sumber, dan dalam kegiatan pembelajaran guru masih menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif dalam mata pelajaran IPA, sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

Hasil observasi terhadap proses belajar mengajar di kelas IV SDN 1 Kertajaya menunjukkan selama proses pembelajaran, guru berperan aktif dalam menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa pasif dalam menerima pelajaran. Kegiatan belajar mengajar masih didominasi metode ceramah. Dalam proses belajar mengajar, siswa lebih banyak mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru kemudian mencatat dan menghafal.

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPA di SDN 1 Kertajaya. Pertama, minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai yang diperoleh siswa hanya sekitar 30% siswa yang sudah mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yaitu 68. Kedua, metode yang dipergunakan oleh guru kurang bervariatif. Sehingga siswa merasa bosan dan kurang memahami materi yang disampaikan. Ketiga, pembelajaran hanya berpusat pada guru.

Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Misalnya dengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran yang dapat membantu siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap


(13)

konsep-3

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 konsep yang diajarkan karena dalam proses pembelajaran diperlukan inovasi yang terus menerus dari seorang guru.

Melalui penelitian ini mencoba menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai salah satu upaya meningkatkan pembelajaran IPA. Model cooperative learning tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Keunggulan dari metode ini adalah guru berperan sebagai pendamping, penolong, dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi pada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya. Sedangkan untuk siswa dapat melatihnya untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat serta adanya pemerataan penugasan materi yang dapat dicapai dalam waktu yang relatif singkat (Khairullah, 2011). Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menekankan pada aktivitas dan interaksi di dalam kelompok tim ahli dan kelompok asalnya.

Terkait masih rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Kertajaya maka penulis berupaya untuk menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw. Dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw diasumsikan dapat meningkatkan minat belajar IPA pada materi sumber daya alam dan pada akhirnya diharapkan hasil belajar siswa kelas IV SDN I Kertajaya meningkat.

Berdasarkan kondisi tersebut maka penulis tergerak untuk melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA” (Penelitian Tindakan Kelas di SDN I Kertajaya Kelas IV Materi Sumber Daya Alam Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat).


(14)

4

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian di atas ada tiga macam yang perlu dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

3. Bagaimana minat dan hasil belajar siswa pada materi sumber daya alam setelah menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw pada siswa kelas IV SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat?

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis yang diajukan pada penelitian tindakan kelas ini yaitu pembelajaran IPA pada materi pokok sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw akan meningkatkan minat dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN I Kertajaya.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan di atas, dalam penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran IPA materi sumber daya alam dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw pada siswa kelas IV SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.


(15)

5

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 2. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan model cooperative learning tipe

Jigsaw pada pembelajaran IPA materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. 3. Untuk mengetahui minat dan hasil belajar siswa setelah menerapkan

model cooperative learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam pada siswa kelas IV SDN I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini atau yang disebut dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perseorangan atau bagi institusi berikut ini:

1. Bagi Siswa

a) Dapat meningkatkan minat, mengembangkan potensi yang dimilikinya, siawa dapat bekerja sama, bertukar pendapat, dan bersifat sosial terhadap teman.

b) Memberikan suasana baru dalam pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar.

c) Dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam, sehingga hasil belajarnya juga meningkat.

2. Bagi Guru

a) Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw dalam mata pelajaran IPA.

b) Menyajikan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dapat diatasi melalui penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw. 3. Bagi Sekolah

a) Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk penyusunan program peningkatan kualitas pembelajaran IPA pada tahap berikutnya.


(16)

6

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 b) Hasil penelitian yang didapatkan dapat digunakan untuk perbaikan pada

kualitas pembelajaran. 4. Bagi Penulis

Sebagai pengalaman berharga untuk melaksanakan tugas di masa yang akan datang.

F. Definisi Operasional

1. Model cooperative learning tipe Jigsaw

Model cooperative learning tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Adapun langkah-langkah dalam Model cooperative learning tipe Jigsaw, yaitu pembagian kelompok, pembagian materi, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, pelaporan hasil diskusi, pemberian kuis, dan penghargaan kelompok.

2. Minat Belajar

Minat belajar adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam bentuk tingkat penguasaan siswa terhadap pengetahuan dan keterampilan. Hasil belajar yang diharapkan adalah nilai rata-rata pre-test dapat ditingkatkan dengan menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw, sehingga nilai


(17)

rata-7

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 rata post-test dapat mencapai nilai rata-rata di atas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPA materi sumber daya alam yaitu 68. 4. Sumber Daya Alam

Materi sumber daya alam adalah salah satu sub pokok bahasan yang terkandung dalam Standar Kompetensi: Memahami hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat dengan Kompetensi Dasar: Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan, Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan, dan Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.

Materi sumber daya alam ini mencakup hubungan sumber daya alam dengan lingkungan, hubungan sumber daya alam dengan teknologi, dan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.


(18)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 41

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Definisi penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Kunandar, 2010: 42)

‘suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dalam situasi dimana praktik itu dilaksanakan’

Menurut Prendergast (Arifin, 2011: 96) ‘ PTK merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam

pengajarannya untuk memperbaiki.’

Menurut Hokpins (Arifin, 2011: 97) ‘penelitian tindakan kelas adalah penelitian untuk perubahan dan perbaikan yang dilakukan di ruang kelas.

Sedangkan Ebbut (Arifin, 2011: 97) memandang PTK sebagai ‘suatu studi percobaan yang sistematis untuk memperbaiki praktik pendidikan dengan melibatkan kelompok artisipan (guru) melalui tindakan pembelajaran dan refleksi mereka sebagai akibat dari tindakan tersebut.’

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

Fungsi penelitian tindakan kelas yang diungkapkan oleh Arifin (2011: 101) adalah “sebagai alat untuk memperbaiki mutu dan efisiensi praktik

pembelajaran di kelas.”

Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.


(19)

42

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 B. Model Penelitian

Adapun model penelitian tindakan kelas yang dipergunakan adalah model daur siklus yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1998). Model ini mencakup empat komponen, yaitu rencana (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Keempat tahapan tersebut dapat digambarkan dalam bagan PTK sebagai berikut:

Identifikasi Masalah

Rumusan Masalah

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 3.1

Alur Penelitian Tindakan Kelas Penyusunan Rencana

Tindakan

Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan Observasi

Refleksi

Penyusunan Rencana Tindakan

Observasi

Rencana Tindakan Selanjutnya

Refleksi Pelaksanaan


(20)

43

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Adaptasi Kemmis dan Taggart (1998/ 1999)

Pengertian siklus pada kesempatan ini adalah satu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection). Untuk pelaksanaan penelitian sesungguhnya, jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang akan diselesaikan. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya, namun sebaliknya apabila tujuan penelitian sudah tercapai maka penelitian dihentikan setelah siklus terakhir selesai.

C. Subjek dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN I Kertajaya Jl. U. Suryadi No.12 Desa Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat dan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 36 siswa, diantaranya terdapat 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dimana semua siswa tersebut memiliki kemampuan yang heterogen atau berbeda-beda.

D. Prosedur Penelitian (Rancangan setiap siklus penelitian)

Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).

Penjelasan dari setiap tahapannya tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan penelitian

a. Meminta izin penelitian di SDN I Kertajaya kepada kepala sekolah. b. Melalukan observasi untuk identifikasi masalah yang terjadi pada


(21)

44

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 c. Melakukan studi literatur untuk mencari alternatif pemecahan masalah

pada pembelajaran IPA di kelas kelas IV SDN I Kertajaya.

d. Menetapkan upaya alternatif pemecahan masalah dengan penggunaan model cooperative learning tipe Jigsaw yang akan dipergunakan dalam penelitian sesuai dengan data hasil observasi awal pada pembelajaran IPA.

e. Merancang tindakan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA sesuai dengan langkah-langkah pada model cooperative learning tipe Jigsaw.

f. Menyusun instrumen penelitian yang berkaitan dengan penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw pada pembelajaran IPA. g. Merevisi instrumen jika diperlukan.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Pada tahap pelaksanaan penelitian merujuk kepada perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi. Secara lebih rinci rencana tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut: a. Siklus I

1) Guru sebagai peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus I dengan materi hubungan sumber daya alam dengan lingkungan. 2) Melakukan observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

Observasi dilakukan oleh dua orang observer.

3) Guru dan observer menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran Siklus I. Analisis ini dilakukan dengan melihat hasil lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil analisis dan refleksi Siklus I menjadi bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan siklus II.


(22)

45

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 1) Guru sebagai peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus II

dengan materi hubungan sumber daya alam dengan teknologi.

2) Melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh dua orang observer.

3) Guru dan observer menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran Siklus II. Analisis ini dilakukan dengan melihat hasil lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil analisis dan refleksi Siklus II menjadi bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan siklus III apabila target penelitian belum tercapai.

c. Siklus III

1) Guru sebagai peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran Siklus II dengan materi dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.

2) Melakukan observasi selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh dua orang observer.

3) Guru dan observer menganalisis dan merefleksi pelaksanaan dan hasil tindakan pembelajaran Siklus III. Analisis ini dilakukan dengan melihat hasil lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

Dengan demikian penulis akan melihat hasil dari setiap siklus, apakah mendapatkan peningkatan atau tidak.

3. Tahap observasi

Kegiatan observasi dilakukan peneliti secara langsung dalam proses pembelajaran. Observasi digunakan untuk mengetahui pengaruh tindakan yang dikaitkan dengan hasil belajar siswa. Hasil observasi dijadikan bahan kajian untuk melakukan refleksi kemudian dijadikan acuan untuk pelaksanaan siklus selanjutnya.

Jadi, observasi adalah semua kegiatan aktivitas siswa dan guru (peneliti) selama pembelajaran berlangsung yang ditunjukkan untuk


(23)

46

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari hasil yang dicapai, baik yang ditimbulkan oleh tindakan oleh terencana maupun akibat tidak terencana.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan observer mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilaksanakan. Dengan mengevaluasi kekurangan dan kendala dalam setiap siklus, maka akan diteruskan dengan siklus berikutnya untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan sehingga indikator keberhasilan yang telah ditentukan tercapai.

Peneliti juga menganalisa hasil pengamatan terhadap kinerja siswa dan hasil kerja siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Analisa kinerja siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Jigsaw. Analisa hasil kerja siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisa digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus kedua dan seterusnya.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran dibuat persiklus yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok, skenario pembelajaran yang mengacu pada model cooperative learning tipe Jigsaw dan evaluasi. Hal ini berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 (Sulistyowati, 2009) dinyatakan bahwa:

‘Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar,


(24)

47

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Tujuan dari penyusunan RPP ini adalah untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw.(RPP terlampir pada lampiran A)

b. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena di sekolah tersebut masih menggunakan KTSP.

c. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegiatan siswa digunakan sebagai pedoman bagi siswa dalam melakukan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Lembar Tes

Lembar tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Penyusunan instrumen untuk tes ini berdasarkan indikator hasil belajar yang hendak dicapai pada siklus-siklus pembelajaran. Soal-soal tes terdiri dari pertanyaan-pertanyaan materi sumber daya alam.

Lembar tes yang digunakan yairu tes bentuk uraian. Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan gagasan-gagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam bentuk tulisan.

b. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar observasi pengolahan model cooperative learning tipe Jigsaw,


(25)

48

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Melalui observasi peneliti dapat mengetahui kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari observer yang melakukan observasi terhadap proses pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

c. Angket

Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab responden secara bebas sesuai dengan pendapatnya. Angket merupakan data penunjang yang digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait dengan respon atau tanggapan siswa terhadap penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw.

d. Studi Dokumentasi

Dalam studi dokumentasi peneliti dimungkinkan untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber tertulis atau dokumen. Dokumen yang didapat digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan kemampuan siswa sebelum dilakukan tindakan hingga tindakan selesai dilaksanakan.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Tes

Tes tertulis dalam teknik pengumpulan data ini berupa pre-test dan post-test. Tes ini dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa. Pre-test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Jigsaw. Sedangkan Post-test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan


(26)

49

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 peningkatan hasil belajar siswa sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw materi sumber daya alam.

b. Angket

Data diambil dari catatan angket yang diberikan kepada siswa tentang respon pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw. Angket diberikan setelah selesai siklus untuk mengetahui gambaran secara umum tentang proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe Jigsaw.

c. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun jenis yang digunakan adalah observasi nonpartisipan, observer berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Studi dokumentasi yang dilakukan yaitu terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan cara menganalisis, menginterpretasikan data semua


(27)

50

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 instrumen yang telah diberikan pada pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw.

Teknik analisis dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Hasil Tes

Teknik pengolahan data hasil tes dianalisis secara kuantitatif. Tes ini terdiri dari 2 macam, yaitu pre-test dan post-test. Soal pre-test dan post-test diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw.

Bentuk soal tes yang diberikan kepada siswa adalah uraian. Dengan terlebih dahulu menentukan jawaban standar dan skor pada tiap soal. Batas ketercapaian hasil belajar siswa didasarkan pada KKM yang ada di sekolah sebesar 68. Siswa yang memiliki nilai di atas 68 dinyatakan lulus.

Kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika 75% hasil belajar siswa melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 25% memiliki keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan belajar yang sulit untuk ditingkatkan.

Langkah pertama untuk mengolah data hasil tes ini yaitu skorsing dengan rumus sebagai berikut:

Setelah itu menghitung rata-rata tes dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Poerwanti, dkk (2008) Keterangan:

= rata-rata hitung N =


(28)

51

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 = jumlah Nilai

N = banyaknya data

Peneliti menggunakan pedoman kriteria yang dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu sangat memuaskan, memuaskan, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Pedoman tersebut adalah: Tingkat Penguasaan

(%)

Hasil Penilaian

Nilai Kualifikasi

80 ke atas A Sangat memuaskan

70 – 79 B Memuaskan

60 – 69 C Cukup

50 – 59 D Kurang

49 ke bawah E Sangat kurang

Sumber: Poerwanti, dkk (2008) Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus perhitungan prosentase berdasarkan kriteria Hendro (Jatmika, 2011: 38) yaitu:

Keterangan:

∑S ≥ 60 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 60

n = banyak siswa 100% = bilangan tetap TB = ketuntansan belajar


(29)

52

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Indikator dalam penelitian ini adalah keberhasilan penelitian tindakan kelas terhadap peningkatan minat dan hasil belajar siswa terhadap materi sumber daya alam.

2. Hasil Angket

Untuk mengukur minat digunakan model ARCS dari John Keller (Hernadi, 2008) yang dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :

Untuk pernyataan dengan kriteria positif:

1 = sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = setuju, dan 5 = sangat setuju.

Untuk pernyataan dengan kriteria negatif:

1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = ragu-ragu, 4 = tidak setuju, dan 5 = sangat tidak setuju.

Hitung skor rata-rata gabungan dari kriteria positif dan negatif tiap kondisi, kemudian menentukan kategorinya dengan ketentuan skor rata-rata

1,00-1,49 = tidak baik, 1,50-2,49 = kurang baik, 2,50-3,49 = cukup baik, 3,50-4,49 = baik, dan 4,50-5,00 = sangat baik.

3. Hasil Observasi

a. Untuk menganalisis hasil penilaian yang diberikan oelg observer terhadap kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran digunakan penilaian kuantitatif dengan skala nilai 1-4 dengan kategori sebagai berikut:

No. Kategori Rentang

Nilai Indikator

1 Kurang Baik 1 – 1,9 Kegiatan tidak dilaksanakan 2 Cukup Baik 2 – 2,9 Kegiatan dilaksanakan tapi tidak


(30)

53

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 3 Baik 3 – 3,9 Kegiatan dilaksanakan tapi kurang

maksimal

4 Sangat Baik 4 Kegiatan dilaksanakan dengan maksimal

b. Untuk menganalisis hasil observer terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran digunakan nilai kuantitatif dengan skala 1-4 dengan kategori sebagai berikut:

Nilai 1: Tidak ada/ tidak kelihatan aktivitas Nilai 2: Ada aktivitas tapi tidak maksimal Nilai 3: Ada aktivitas tapi kurang maksimal Nilai 4: Ada aktivitas yang maksimal

Persentase nilai dan kategorinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

No. Persentase Kategori

1 90% - 100% Baik Sekali

2 70% - 89% Baik

3 50% - 69% Cukup

4 30% - 49% Kurang

5 0% - 29% Kurang Sekali


(31)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 90

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari uraian yeng telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai “penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat” maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw pada materi pokok sumber daya alam dibuat terlebih dahulu yaitu dengan membuat RPP, LKS, lembar pre-test dan post-test lembar observasi, dan menyusun angket minat belajar siswa. Sistematika yang tertulis dalam RPP sama seperti RPP umum pada lainnya, meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat/bahan dan sumber belajar, serta evaluasi. Langkah-langkah dalam menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw yaitu, pembagian kelompok, pembagian materi, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, pelaporan hasil diskusi, pemberian kuis, dan penghargaan kelompok. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative

learning tipe Jigsaw yang mencakup aktivitas guru dan siswa berjalan kondusif. Aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran yaitu sebagai pembimbing dan fasilitator. Aktivitas siswa selama pembelajaran IPA yaitu melakukan diskusi kelompok sesuai dengan langkah-langkah yang ada di Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

3. Hasil belajar siswa setelah menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam sudah baik dan meningkat. Hal tersebut terbukti oleh hasil tes siklus I nilai rata-rata 70,28 dan tingkat ketuntasan 55,56%, siklus II mencapai nilai rata-rata 74,44 dan


(32)

91

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 tingkat ketuntasan 72,22%, dan siklus III mencapai nilai rata-rata 79 dan tingkat ketuntasan belajar 94,44% dari KKM yang telah ditentukan yaitu 68. Selain itu, minat belajar siswa juga menjadi lebih baik.

Pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran IPA dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan refleksi hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran yaitu:

1. Pada langkah diskusi kelompok ahli, siswa masih kurang optimal dalam mendiskusikan materi yang dipelajari. Sebagian siswa hanya membaca bagian materinya saja dan tidak mencari informasi lain dari buku pelajaran IPA. Bagi guru yang akan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw, sebaiknya guru membimbing siswa pada saat diskusi kelompok ahli dan membantu siswa yang masih merasa kebingungan dalam melakukan diskusi.

2. Pada langkah diskusi kelompok asal, siswa masih kurang jelas dalam menyampaikan materi yang telah didiskusikan di kelompok ahli. Sebagian siswa hanya membacakan materinya saja. Bagi guru yang akan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw, guru harus membimbing siswa pada saat diskusi kelompok asal dan memberikan perhatian yang merata kepada setiap anggota kelompok.

3. Pada langkah pelaporan hasil diksusi, hanya sebagian kelompok yang melaporkan hasil diskusinya. Bagi guru yang akan menerapkan model


(33)

92

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 cooperative learning tipe jigsaw, guru harus menggunakan waktu secara efisien sehingga setiap kelompok dapat melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.

4. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.


(34)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 93

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2012). Cooperative Learning Dengan Teknik Jigsaw. [Online]. Tersedia: http://www.gurukelas.com/2012/09/cooperative-learning-dengan-teknik-jigsaw-metode-jigsaw.html. [12 Juni 2014]

Alma, B, dkk. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asmani, J.M. (2011). 7 (Tujuh) Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press.

Budairi, A. (2012). Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw. [Online]. Tersedia: http://www.budairi.com/2012/11/pendidikan-kelebihan-dan kekurangan.html#ixzz2kxb8PmxI [18 November 2013]

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Herawahyu. (2011). Minat Belajar. [Online]. Tersedia:

http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-herawahyus-817-2-babii-minat-belajar.pdf. [20 April 2014]

Hernadi. (2010). Angket Model ARCS Untuk Mengukur Motivasi Belajar dan

Minat Belajar Siswa. [Online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/180417313/Angket-Model-Arcs-Untuk-Mengukur-Motivasi-Belajar-Dan-Minat-Belajar-Siswa1. [20 Maret 2014]


(35)

94

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Jauhar, M. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kartiningsih, L. (2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Benda Dan Sifatnya Melalui Model Picture To Picture. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Khairullah. (2011). Penerapan Model Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Tentang Sumber Daya Alam Di Kelas 4. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Poerwanti, E, dkk. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, E. (2008). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. [Online]. Tersedia:http://www.Purwanto.com/2008/11/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw. [18 November 2013]

Rositawaty, S dan Aris M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, BSE.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV ALFABETA.

Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali, Pers

Sulistyanto, H dan Edy W. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, BSE.

Sulistyowati, E. (2009). Prosedur Penyusunan RPP Sesuai Standar Proses. [Online].Tersedia:http://endahsulistyowati.wordpress.com/2009/07/16/pro sedur-penyusunan-rpp-sesuai-standar-proses/ [12 Juni 2014]


(36)

95

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


(1)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

90

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari uraian yeng telah dipaparkan pada bab sebelumnya mengenai

“penerapan model cooperative learning tipe Jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri 1 Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten

Bandung Barat” maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw pada materi pokok sumber daya alam dibuat terlebih dahulu yaitu dengan membuat RPP, LKS, lembar pre-test dan post-test lembar observasi, dan menyusun angket minat belajar siswa. Sistematika yang tertulis dalam RPP sama seperti RPP umum pada lainnya, meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat/bahan dan sumber belajar, serta evaluasi. Langkah-langkah dalam menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw yaitu, pembagian kelompok, pembagian materi, diskusi kelompok ahli, diskusi kelompok asal, pelaporan hasil diskusi, pemberian kuis, dan penghargaan kelompok. 2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model cooperative

learning tipe Jigsaw yang mencakup aktivitas guru dan siswa berjalan kondusif. Aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran yaitu sebagai pembimbing dan fasilitator. Aktivitas siswa selama pembelajaran IPA yaitu melakukan diskusi kelompok sesuai dengan langkah-langkah yang ada di Lembar Kegiatan Siswa (LKS).

3. Hasil belajar siswa setelah menerapkan model cooperative learning tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPA materi sumber daya alam sudah baik dan meningkat. Hal tersebut terbukti oleh hasil tes siklus I nilai rata-rata 70,28 dan tingkat ketuntasan 55,56%, siklus II mencapai nilai rata-rata 74,44 dan


(2)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 tingkat ketuntasan 72,22%, dan siklus III mencapai nilai rata-rata 79 dan tingkat ketuntasan belajar 94,44% dari KKM yang telah ditentukan yaitu 68. Selain itu, minat belajar siswa juga menjadi lebih baik.

Pembelajaran dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas pembelajaran di kelas. Pembelajaran IPA dengan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri I Kertajaya Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat.

B. Saran

Berdasarkan analisis dan refleksi hasil penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran yaitu:

1. Pada langkah diskusi kelompok ahli, siswa masih kurang optimal dalam mendiskusikan materi yang dipelajari. Sebagian siswa hanya membaca bagian materinya saja dan tidak mencari informasi lain dari buku pelajaran IPA. Bagi guru yang akan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw, sebaiknya guru membimbing siswa pada saat diskusi kelompok ahli dan membantu siswa yang masih merasa kebingungan dalam melakukan diskusi.

2. Pada langkah diskusi kelompok asal, siswa masih kurang jelas dalam menyampaikan materi yang telah didiskusikan di kelompok ahli. Sebagian siswa hanya membacakan materinya saja. Bagi guru yang akan menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw, guru harus membimbing siswa pada saat diskusi kelompok asal dan memberikan perhatian yang merata kepada setiap anggota kelompok.

3. Pada langkah pelaporan hasil diksusi, hanya sebagian kelompok yang melaporkan hasil diskusinya. Bagi guru yang akan menerapkan model


(3)

92

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 cooperative learning tipe jigsaw, guru harus menggunakan waktu secara efisien sehingga setiap kelompok dapat melaporkan hasil diskusinya di depan kelas.

4. Model Cooperative Learning tipe Jigsaw dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain.


(4)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

93

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2012). Cooperative Learning Dengan Teknik Jigsaw. [Online]. Tersedia: http://www.gurukelas.com/2012/09/cooperative-learning-dengan-teknik-jigsaw-metode-jigsaw.html. [12 Juni 2014]

Alma, B, dkk. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Arifin, Z. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Asmani, J.M. (2011). 7 (Tujuh) Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: DIVA Press. Budairi, A. (2012). Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw.

[Online]. Tersedia: http://www.budairi.com/2012/11/pendidikan-kelebihan-dan kekurangan.html#ixzz2kxb8PmxI [18 November 2013] Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Hamalik, O. (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Herawahyu. (2011). Minat Belajar. [Online]. Tersedia:

http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/17/jhptump-a-herawahyus-817-2-babii-minat-belajar.pdf. [20 April 2014]

Hernadi. (2010). Angket Model ARCS Untuk Mengukur Motivasi Belajar dan

Minat Belajar Siswa. [Online]. Tersedia:

http://www.scribd.com/doc/180417313/Angket-Model-Arcs-Untuk-Mengukur-Motivasi-Belajar-Dan-Minat-Belajar-Siswa1. [20 Maret 2014]


(5)

94

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Jauhar, M. (2011). Implementasi PAIKEM dari Behavioristik sampai

Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Kartiningsih, L. (2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Benda Dan Sifatnya Melalui Model Picture To Picture. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Khairullah. (2011). Penerapan Model Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Tentang Sumber Daya Alam Di Kelas 4. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak diterbitkan.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Poerwanti, E, dkk. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Purwanto, E. (2008). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. [Online]. Tersedia:http://www.Purwanto.com/2008/11/pembelajaran-kooperatif-tipe-jigsaw. [18 November 2013]

Rositawaty, S dan Aris M. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, BSE.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV ALFABETA. Sardiman, A.M. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rajawali, Pers

Sulistyanto, H dan Edy W. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, BSE. Sulistyowati, E. (2009). Prosedur Penyusunan RPP Sesuai Standar Proses.

[Online].Tersedia:http://endahsulistyowati.wordpress.com/2009/07/16/pro sedur-penyusunan-rpp-sesuai-standar-proses/ [12 Juni 2014]


(6)

Nuriani, 2014

Penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. 174/S/PGSD-REG/8/Juli/2014 Suprijono, A. (2011). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.