PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA.

(1)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar

Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi sebagian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan jasmani

Oleh :

ASEP FIRMANSYAH 0803108

PROGRAM STUDI PGSD PENDIDIKAN JASMANI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengembangan Pembelajaran Permainan

Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan

Gerak Dasar Siswa

Oleh Asep Firmansyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Asep Firmansyah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Pebruari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

ASEP FIRMANSYAH 0803108

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar

Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon) DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Uhamisastra, M.S. NIP. 19510622 198002 1 001

Pembimbing II,

Helmy Firmansyah, M.Pd. NIP. 19791228 200501 1 002

Diketahui Oleh, Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Jasmani

Drs. Andi Suntoda, M.Pd. NIP. 19580620 198601 1 002


(4)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya jumlah gerak dasar siswa pada siswa kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Masalah dalam penelitian ini, sampai sejauh mana pengembangan pembelajaran permainan tradisional dalam pendidikan jasmani meningkatkan gerak dasar siswa.

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dalam meningkatkan mutu pembelajaran dikelas. Instrumen penelitian yang digunakan lembar observasi (duration recording), serta pengamatan langsung menggunakan catatan lapangan.

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis, terjadi pengaruh sebagai berikut : Pada siklus I tindakan I menunjukan persentase 73.92%, pada siklus I tindakan II menunjukan persentase 76,46%, pada siklus II tindakan I menunjukan persentase 78.07%, dan pada siklus II tindakan II menunjukan persentase 81.08%. Perubahan peningkatan gerak dasar siswa mencapai harapan peneliti yang tercapai pada siklus II tindakan II, sehingga penelitian tindakan dihentikan.

kesimpulan penelitian pengembangan pembelajaran permainan tradisional dengan penelitian tindakan kelas, dapat meningkatkan gerak dasar siswa kelas II di SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.


(5)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL DALAM UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon)

The research was motivated by the low number of students on the basis of motion grade II SDN 3 Karanganyar District Panguragan Cirebon regency. The problem in this study, the extent to which the development of learning traditional games in physical education students improve basic motion.

The research method used was action research method (Classroom Action Research), aims to improve the real issues in improving the quality of learning in class. The research instrument used observation sheet (duration recording), as well as direct observation using field notes.

Based on the calculation and analysis, the effect occurs as follows: In the first cycle of action I shows the percentage of 73.92%, in the first cycle of action II shows the percentage of 76.46%, in the second cycle of action I shows the percentage of 78.07%, and on the second cycle of action II shows percentage of 81.08%. Changes increased the basic movement of students achieve the expectations of researchers who reached the second cycle of action II, so the study was stopped action.

Research conclusions learning traditional game development with action research, it can improve the student's basic movement class II at SDN 3 Karanganyar District Panguragan Cirebon regency.


(6)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Cara Pemecahan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Kajian Teoritis ... 10

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 10

2. Konsep Bermain ... 11

3. Permainan Tradisional ... 13

4. Aktifitas Permainan Tradisional ... 14

a. Permainan Ucing Bal ... 14

b. Permainan Boy-boyan ... 15

c. Permainan Ucing Baledog ... 16

d. Permainan Bola Batas ... 16

5. Hakikat Gerak Dasar ... 18

a. Gerak Lokomotor ... 18

b. Gerak Nonlokomotor ... 19

c. Gerak Manipulatif ... 19


(7)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas ... 21

B. Hipotesis Tindakan ... 23

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 24

B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 25

1. Prosedur Penelitian ... 25

2. Rencana Tindakan ... 27

a. Perencanaan ... 27

b. Pelaksanaan Tindakan ... 27

c. Alternatif Pemecahan Masalah ... 28

d. Observasi ... 28

e. Analisis dan Refleksi ... 29

C. Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian ... 30

1. Lokasi Penelitian ... 30

2. Subjek Penelitian ... 30

3. Data Penelitian ... 31

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 31

1. Teknik Pengumpulan Data ... 31

2. Instrumen Penelitian ... 32

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 36

1. Pengolahan dan Kategori Data ... 36

2. Validasi ... 36

3. Intrepetasi ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ... 38

1. Tahap Identifikasi Masalah ... 38

2. Hasil Monotoring ... 39

3. Siklus I (Tindakan I) ... 40

a. Perencanaan Tindakan ... 40

b. Pelaksanaan Tindakan ... 41

c. Data Hasil Siklus I Tindakan I... 42


(8)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Siklus I (Tindakan II) ... 46

a. Data Hasil Siklus I Tindakan II ... 47

b. Refleksi ... 49

5. Siklus II (TindakanI) ... 50

a. Data Hasil Siklus II Tindakan I ... 51

b. Refleksi ... 54

6. Siklus II (Tindakan II) ... 55

a. Data Hasil Siklus II Tindakan II ... 56

b. Refleksi ... 58

B. Analisis Data ... 58

C. Diskusi Penemuan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(9)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(10)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan manusia, karena pendidikan jasmani sangat erat kaitannya dengan gerak manusia. Gerak bagi manusia sebagai aktivitas jasmani merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting, yaitu sebagai dasar bagi manusia untuk belajar, baik belajar mengenal alam sekitar dalam usaha memperoleh berbagai pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan sikap, maupun belajar mengenal dirinya sendiri sebagai makhluk individu dan makhluk sosial dalam usaha penyesuaian dan mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.

Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Program pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah dasar (SD) berpangkal pada gerak murid, yang menampakan dirinya ke luar terutama dalam bentuk-bentuk aktivitas jasmaninya. Aktivitas jasmani merupakan media utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan jasmani.

Tujuan pembelajaran pendidikan jasmani itu mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Khusus dalam pendidikan jasmani ranah kognitif meliputi kemampuan berfikir, kemampuan memahami konsep gerak, arti sehat, menyadari gerak, dan penguatan akademik. Ranah afektif meliputi keterlibatan dalam pergaulan sosial, menyukai kegiatan fisik, memperoleh kepercayaan diri,


(11)

2

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghargai diri sendiri, dan ada konsep diri. Sedangkan ranah psikomotor meliputi pertumbuhan biologik, keterampilan gerak, peningkatan kemampuan fisik dan motorik, dan perbaikan fungsi organ tubuh.

Dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pembelajaran pendidikan jasmani haruslah terprogram dan terencana. Seperti pernyataan Rusli Lutan (1991: 7) yang menyatakan bahwa :

Melalui pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Untuk itu diperlukan persiapan pembelajaran dan rancangan pembelajaran yang dimaksud Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal yang dianggap penting agar tercapainya tujuan pembelajaran adalah strategi dan bahan ajar yang diberikan.

Untuk memudahkan dalam pembelajaran, program dan rencana pembelajaran dibuat dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Sebagaimana Suherman (2009: 194) mengungkapkan bahwa:

Silabus dan RPP merupakan wujud rencana profesisonal yang disusun dan dikembangkan guru. Mengembangkan dan menyusun silabus merupakan tugas dan tanggung jawab profesional setiap guru mata pelajaran. Silabus dan RPP yang baik akan diimplementasi secara tepat dan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran secara terus menerus. Karena itu setiap guru dituntut memiliki kemampuan untuk mengembangkan silabus setiap mata pelajaran yang diampunya sesuai kondisi sekolah masing-masing.

Setelah membuat silabus, kemudian guru menyusun kembali program yang telah ada ke dalam rencana pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagaimana yang diungkapkan Suherman (2009: 206) bahwa:

Setelah selesai membuat silabus, para guru berikutnya harus menjabarkan program yang ada dalam silabus tersebut ke dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Satu kompetensi dasar bisa dicapai dalam satu pertemuan atau lebih sesuai dengan alokasi waktu sebagaimana telah ditetapkan dalam silabus.


(12)

3

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sangatlah penting agar proses pembelajaran pada pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar, sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Berkaitan dengan masalah penelitian, rencana pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari kurikulum kelas II sekolah dasar, berdasarkan standar kompetensi: 1. Mempraktikan variasi gerak dasar melalui permainan dan aktivitas jasmani, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan kompetensi dasarnya: 1.1 Mempraktikan kombinasi gerak dasar jalan, lari, lompat yang bervariasi dalam permainan yang menyenangkan dan nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan menghargai diri sendiri. 1.2 Mempraktikan gerak dasar memutar, mengayun, menekuk lutut dalam berbagai variasi permainan sederhana serta nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan memahami diri sendiri. 1.3 mempraktikan gerak dasr melempar, menangkap, menendang dan menggiring bola ke berbagai arah dalam permainan sederhana serta nilai kerjasama, toleransi, kejujuran, tanggung jawab, menghargai lawan dan memahami diri sendiri.

Sesuai standar kompetensi di atas bahwa salah satu aspek yang harus dimiliki siswa adalah kemampuan gerak dasar. Gerak ini meliputi gerak lokomotor, nirlokomotor, dan manipulatif. Gerak lokomotor yaitu gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, seperti jalan, lari, loncat, dan lompat. Gerak nirlokomotor yaitu gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat, seperti menekuk, mengulur, memutar, mengangkat, dan mendarat. Semantara gerak manipulatif yaitu gerak untuk bertindak melakukan suatu bentuk gerak dari anggota badannya secara lebih terampil, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar dan menangkap.

Pada pelaksanaannya pembelajaran gerak dasar pada siswa kelas II sekolah dasar masih kurang. Hal ini karena beberapa faktor diantaranya guru penjas kurang mampu menguasai materi ataupun kurang mengembangkan materi yang sudah ada, dan pembelajaran yang diberikan guru kurang menarik bagi siswa. Di lain pihak siswa kurang termotivasi dan terkesan pasif dalam melakukan tugas


(13)

4

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

gerak yang diberikan. Untuk itu usaha untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memungkinkan siswa dapat aktif dalam proses belajarnya sangat perlu dilakukan untuk pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

Oleh sebab itu guru dituntut lebih kreatif dalam mengemas pembelajaran. Salah satu upaya yang dapat dikembangkan adalah pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Pembelajaran aktif maksudnya pembelajaran menumbuhkan suasana siswa yang aktif bertanya, mengemukakan pendapat, dan melakukan tugas gerak yang diberikan. Inovatif, melalui aktifitas belajar yang dilakukan siswa dapat menemukan sesuatu hal yang belum dialami. Kreatif, pembelajran harus menumbuhkan pemikiran kritis dan mengembangkan kreativitas. Efektif, pembelajaran berdaya guna dan berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Menyenangkan, siswa merasakan proses belajar bukan menjadikan beban harus senang dan ikhlas melakukan tugas yang diberikan.

Suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan, bisa dilakukan dengan adanya pengembangan dari materi yang sudah ada. Sebagaimana yang sudah dikenal dengan adanya modifikasi permainan, ini bukan semata-mata merubah inti dan makna dari permainan yang sebenarnya, melainkan untuk memudahkan permainan tersebut dilakukan oleh siswa berdasarkan karakteristiknya. Pembelajaran permainan akan berjalan jika peraturannya mudah dimengerti, alatnya mudah digunakan, dan siswa senang melakukannya yang membuat mereka aktif bergerak.

“Pada usia 7 tahun, anak-anak sudah mulai tertarik pada kegiatan olahraga” (Lutan, 1999: 55). Pada usia ini keterampilannya belum terlalu berkembang, namun keterampilan olahraga sudah bisa diperkenalkan. Akan tetapi setiap anak memiliki tingkat kemampuan dan perkembangan yang berbeda-beda.

Anak kelas II sekolah dasar sekitar usia 7-9 tahun merupakan tahap masa transisi. Sebagaimana yang diungkapkan Lutan (1999: 55) bahwa:

Tahap transisi adalah tahap peralihan, dari mampu menguasai keterampilan gerak dasar yang sudah matang, ke tahap penguasaan keterampilan gerak dasar dalam olahraga. Dikatakan gerak dasar olahraga, sebab keterampilannya belum begitu kompleks. Tahap ini terjadi pada tahap usia


(14)

5

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekitar 7-9 tahun. Karena itulah, beberapa cabang olahraga sudah mulai dapat diperkenalkan kepada anak-anak seperti senam, loncat indah, dan renang.

Karena masih dalam masa transisi, maka pengubahan bentuk dari yang sesunguhnya sesuai dengan kemampuan siswa merupakan bagian dari strategi untuk memperkenalkan berbagai keterampilan pada siswa usia tersebut, tetapi tetap ditekankan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan geraknya.

Selain itu pembelajaran permainan dirasa tepat dalam aktivitas pendidikan jasmani, karena bermain dapat menimbulkan keriangan, kelincahan, dan mendorong anak untuk melakukan kegiatan dengan antusias. Dengan bermain dapat merangsang motivasi anak untuk melakukan kegiatan. Pendekatan permainan dirasa dapat memberi gambaran keaktifan siswa saat pembelajaran pendidikan jasmani.

Permainan merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pendidikan jasmani. Sukintaka (1992:1) menyatakan bahwa, “ Bermain merupakan kata kerja sedangkan permainan merupakan kata benda. Anak bermain berarti anak mengerjakan permainan, sedangkan permainan merupakan sesuatu yang dikenai

kerja bermain”. Sukintaka (1992:2) menyatakan bahwa “ Menjajarkan kata bermain dengan kata kesungguhan, tetapi dari kedua kata ini tidak setara atau tidak mempunyai nilai yang sama. Bermain dinilai positif, sedangkan kesungguhan dinilai negatif. Arti kata kesungguhan sama sekali bertolak belakang dengan kata bermain, kesungguhan itu sama sekali bukan bermain. Di lain fihak bermain itu bukan berarti harus disebut tidak serius, ini berarti bahwa dalam bermain harus serius atau bersungguh-sungguh”.

Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan berdasarkan pendapat diatas bahwa bermain dilakukan dengan sungguh-sungguh, tetapi bukan berarti atas dasar keharusan. Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan dengan suka rela dan atas dasar senang sesuai dengan konteks permainan dalam pembelajaran di sekolah.


(15)

6

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam konteks permainan, terdapat salah satu permainan yaitu permainan tradisional. Permainan tradisional dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan permainan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Sukintaka (1992: 91) “Permainan tradisional merupakan permainan yang telah dimainkan oleh anak-anak pada suatu daerah secara tradisi. Yang dimaksudkan secara tradisi disini, ialah permainan itu telah diwarisi dari generasi yang satu ke generasi berikutnya. Jadi permainan tersebut telah dimainkan oleh anak-anak dari satu zaman ke zaman berikutnya”.

Permainan tradisional merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media permainan.

Karakteristik permainan tradisional itu sendiri lebih mengutamakan kemampuan fisik. Anak-anak yang terlibat dalam permainan ini dituntut untuk bergerak, berjalan, berlari, melompat, memutar, mengejar, melempar, menangkap dan keterampilan lainnya. Seperti dalam permainan tradisional boy-boyan, ucing

baledog serta permainan lainnya.

Berdasarkan Observasi pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan di kelas II SD Negeri 3 Karanganyar masih ditemukan permasalahan dalam perkembangan gerak dasar siswa. Untuk itu dalam rangka mengembangkan gerak tersebut, peneliti akan menerapkan permainan tradisional yang berhubungan dengan gerak dasar.

Berdasarkan pada keadaan siswa kelas II yang begitu aktif, maka masalah gerak dan belajar gerak menjadi yang sangat penting. Penanaman gerak sangat memberikan konstribusi terhadap perkembangan anak. Mengarahkan dan memaksimalkan kemampuan gerak dasar untuk mendapatkan kualitas gerak yang benar menuju pada gerak yang dibutuhkan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melaksanakan penelitian tentang pengembangan pembelajaran permainan tradisional dalam meningkatkan gerak dasar siswa kelas II sekolah dasar. Penulis merumuskan judul penelitian ini


(16)

7

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa kelas II SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon”.

B.Identifikasi Masalah

Dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani bukanlah hal yang mudah, dikarenakan masih banyak masalah dan kendala yang dihadapi. Adapun masalah yang muncul di lapangan antara lain :

1. Kurangnya motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya dalam pembelajaran gerak dasar.

2. Kurangnya kreativitas guru pendidikan jasmani dalam menyajikan pembelajaran yang menarik, sehingga siswa merasa bosan.

3. Kurangnya gerak dasar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dikemukakan peneliti adalah: apakah gerak dasar siswa kelas II sekolah dasar dapat ditingkatkan melalui pengembangan pembelajaran permainan tradisional?

C.Cara Pemecahan Masalah

Masalah tentang kurangnya gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3 Karanganyar, akan dicarikan solusinya dengan pengembangan permainan tradisional melalui proses penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan merupakan salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam proses pengembangan kemampuan dalam memecahkan masalah. Metode penelitian ini dipilih setelah peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berjalan kurang memuaskan. Penelitian tindakan menurut Mulyasa (2009:5) adalah sebagai berikut:

Penelitian sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipan (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) yang


(17)

8

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajararan; serta c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya.

Berdasarkan pengertian di atas penelitian tindakan kelas melibatkan guru, peserta didik, kepala sekolah, dan partisipan lain. Guru sebagai peneliti langsung yang berhubungan dengan objek yang diteliti, sehingga masalah penelitiannya berdasarkan kenyataan dilapangan. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara strategis untuk memperbaiki dan dan meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada sisi lain, penelitian tindakan kelas akan mendorong para guru untuk memikirkan apa yang dilakukan sehari-hari dalam menjalankan tugas.

Adapun langkah-langkah pokok yang umumnya ditempuh dalam penelitian tindakan kelas adalah penetapan fokus masalah penelitian, perencanaan tindakan perbaikan, pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, dan interpretasi, analisis dan refleksi, dan perencanaan tindak lanjut. Sebagaimana Arikunto (2006:16) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan atau planning. b. Pelaksanaan atau acting.

c. Pengamatan atau observing, dan d. Refleksi atau reflection.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik perilaku siswa dalam melakukan aktivitas belajar pada kegiatan pembelajaran.

D.Tujuan Penelitian


(18)

9

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui keterampilan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon sebelum diberikan permainan tradisional.

2. Untuk mengetahui keterampilan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon setelah diberikan permainan tradisional.

3. Untuk mengetahui penerapan pengembangan permainan tradisional dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar siswa kelas II SD Negeri 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon

E.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini, diharapkan guru sekolah dasar dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pengembangan keterampilan gerak dasar, sehingga anak lebih bebas bergerak. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi acuan kepada orang tua agar lebih memperhatikan anak dalam kegiatan sehari-sehari. Sebagai bahan pertimbangan bahwa permainan tradisional dapat meningkatkan perkembangan gerak dasar anak. Hasil penelitian ini diharapkan agar anak lebih berminat untuk melakukan aktivitas fisik, yang dapat berguna bagi perkembangan fisiknya terutama keterampilan gerak dasarnya.


(19)

10

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa


(20)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau class room action research sebagai cara untuk menjawab permasalahan yang ada. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. Pada sisi lain, penelitian tindakan kelas akan mendorong para guru untuk memikirkan apa yang dilakukan sehari-hari dalam menjalankan tugas.

Penelitian tindakan (Action research) bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam intersaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Mulyasa (2009: 89) mengemukakan tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah:

1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

2. Meningkatkan layanan professional dalam dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima. 3. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan

tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.

4. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap kepada kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

5. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.


(21)

25

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pengertian PTK di atas yang melibatkan guru sebagai peneliti langsung yang berhubungan dengan objek yang diteliti, sehingga masalah penelitiannya berdasarkan kenyataan dilapangan. Dimana masalah yang ada dilapangan saat ini adalah kurangnya gerak dasar siswa, sehingga peneliti mencoba untuk meneliti masalah yang ada dengan menggunakan pemecahan masalah dengan pengembangan pembelajaran permainan tradisional.

B. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan tindakan meliputi siapa yang melakukan, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

Arikunto (2006:16) mengemukakan konsep pokok penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan atau planning. b. Pelaksanaan atau acting.

c. Pengamatan atau observing, dan d. Refleksi atau reflection.

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan kelas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedurnya. Kesemua tahapan itu dilakukan setelah melakukan observasi awal untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik perilaku siswa dalam melakukan aktivitas belajar pada kegiatan pembelajaran. Untuk lebih jelasnya maka perlu kiranya membuat alur penelitian dalam bentuk bagan sebagai pedoman selama melaksanakan tindakan pada setiap siklus yang akan dilaksanakan. Berikut adalah skema atau alur penelitian tindakan kelas yang memuat dua siklus.


(22)

26

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1 Dua Siklus Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK (Arikunto, 2006:16)

Atas dasar itulah maka tahapan yang dijadikan sebagai upaya pemecahan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tindakan yaitu:

a. Pengamatan (observing), yaitu guru dan peneliti mengamati (mencatat) proses pembelajaran permainan tradisional pada kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon. Aktivitas siswa yang diamati berkaitan dengan sikap dan perilaku sebelum, selama dan sesudah melaksanakan aktivitas belajar pendidikan jasmani, khususnya berkenaan dengan gerak dasar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sikap, minat dan motivasi serta kendala pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran.

b. Menetapkan skenario pembelajaran dalam bentuk rancangan penelitian (planning), yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran Permainan tradisional.

c. Menerapkan skenario pembelajaran (acting) atau melaksanakan tindakan, yaitu peneliti dan guru melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan.

d. Refleksi, maksudnya adalah peneliti dan guru menganalisis hasil yang telah dilakasanakan untuk kemungkinan terjadinya perubahan rencana tindakan serta perubahan perilaku siswa dalam proses belajarnya untuk dapat meningkatkan gerak dasar.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan


(23)

27

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Rencana Tindakan

Dalam menentukan tindakan, peneliti berperan sebagai aktor (guru) dibantu oleh observer (mitra guru) untuk melakukan rancangan tindakan. Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti dan observer diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan disusun berdasarkan masalah dan hipotesis tindakan yang telah diuji. Perubahan yang diharapkan dapat mengidentifikasi aspek dan hasil proses pembelajaran, selain itu faktor pendukung dan penghambat dapat diungkap. Pada tahap ini peneliti dan observer menentukan suatu perencaaan tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Peneliti membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan pengembangan permainan tradisional sebagai upaya meningkatkan gerak dasar.

2) Membuat lembar observasi yaitu:

a) Catatan-catatan yang digunakan sebagai media untuk mencatat semua kejadian yang muncul selama proses pembelajaran.

b) Dengan menggunakan alat elektonik (kamera) untuk mendokumentasikan fakta dan data-data penting yang diambil selama proses pembelajaran berlangsung. Ini dapat dijadikan bahan untuk koreksi dan evaluasi guna perbaikan proses tindakan pembelajaran ditahap berikutnya.

c) Membuat jurnal harian yang digunakan sebagai alat pengumpul data yang berkenaan dengan aspek-aspek kegiatan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran permainan tradisional.

3)Peneliti berusaha menentukan alat bantu mengajar dengan menggunakan peralatan yang dimodifikasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam situasi secara sadar dan terkendali setelah perencanaan selesai dilakukan. Dalam proses pelaksanaan tindakan, peneliti berperan sebagai guru atau pengajar yang terjun langsung untuk melaksanakan pembelajaran permainan tradisional. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaan tindakan ini yaitu


(24)

28

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Peneliti menerapkan modifikasi pembelajaran sebagai upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran permainan tradisional yang telah dirancang dalam satuan pengajaran (skenario pembelajaran).

2) Peneliti mengajar langsung di lapangan sekaligus melakukan pengamatan terhadap seluruh siswa yang belajar. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis dan objektif.

3) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Alternatif Pemecahan

Berdasarkan hasil pengamatan (observasi) dan catatan yang dimiliki peneliti dan mitra peneliti menggunakannya sebagai bahan untuk memecahkan permasalahan yang muncul selama pembelajaran kemudian membuat solusi yang tepat untuk melakukan tindakan–tindakan perbaikan proses pembelajaran untuk pertemuan atau pelaksanaan tindakan berikutnya.

d. Observasi

Observasi merupakan teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku) sebagai upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung terutama indra penglihatan.

Adapun bentuk-bentuk observasi yang dapat dilakukan adalah: 1) Observasi peer (pengamatan sejawat)

Pelaksanaan observasi peer dilakukan oleh orang lain (biasanya sesama guru atau teman sejawat). Dalam observasi ini seorang guru bertindak sebagai pengamat untuk guru yang lain. Dalam konteks penelitian ini, guru yang melakukan observasi adalah mitra peneliti yang merupakan guru.

2) Observasi Terstruktur

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang berkenaan dengan perilaku siswa.


(25)

29

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan data yang terkumpul, kemudian dilakukanlah analisis. Berdasarkan analisis data kemudian peneliti melakukan refleksi untuk perbaikan pada pelaksanaan tindakan berikutnya, termasuk juga untuk mengetahui capaian target dari setiap tindakan yang sudah dilaksanakan. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya menghasilkan perbaikan, dan digunakan sebagai bahan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Berikut di bawah ini adalah Langkah-langkah pembelajaran siklus pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas :

Siklus I:

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan pendekatan permainan tradisional. Adapun bentuk permainan yang akan diterapkan sebagai strategi pengajaran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar yaitu:

a. Permainan tradisional ucing bal b. Permainan tradisional ucing baledog 2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (Sekenario pembelajaran) yang telah diterapkan pada perencanaan siklus I.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi prilaku siswa dan guru penjas yang sesuai dengan target yang harus dicapai dan yang telah diterapkan pada siklus I.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenan dengan proses dan hasil yang telah dicapai pada siklus I untuk mengikuti tindakan berikutnya pada siklus II.


(26)

30

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siklus II:

1. Perencanaan

Materi pembelajaran pada siklus II adalah bentuk-bentuk permainan yang lebih kompleks aktivitasnya jika dibandingkan dengan kegiatan belajar pada siklus I. Adapun bentuk permainan yang diterapkan pada siklus ini adalah sebagai berikut :

a. Permainan tradisional boy-boyan b. Permainan tradisional bola batas 2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana (scenario pembelajaran) yang telah diterapkan pada siklus II yaitu menerapkan permainan tradisional boy-boyan, permainan tradisional gobak sodor dan permainan tradisional kucing baledog.

3. Observasi

Menganalisis proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi aktifitas belajar siswa yang secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran gerak dasar melalui permainan tradisional.

4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil belajar yang dicapai.

C.Lokasi, Subjek, dan Data Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Karanganyar Kabupaten Cirebon, pada semester Ganjil tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini khususnya dilaksanakan di kelas II dengan jumlah siswa 35 orang yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

2. Subjek Penelitian

Kurangnya gerak dasar siswa disebabkan karena beberapa faktor, adapun faktor yang ingin diteliti, yaitu:


(27)

31

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Faktor siswa, dengan melihat minat, motivasi, pemahaman, dan aktivitas siswa kelas II SDN 3 Karanganyar terhadap pembelajaran penjas melalui pengembangan permainan tradisional, maka gerak dasar siswa mengalami peningkatan.

2. Faktor guru, melihat cara mengajar guru dalam merencanakan pembelajaran dan bagaimana pelaksanaan di lapangan, apakah sudah mencakup pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan tujuan pembelajaran yang dicapai.

Maka dari itu subyek dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan pembelajaran permainan tradisional dalam meningkatkan gerak dasar pada siswa kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon.

3. Data Penelitian

Data-data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari:

a. Hasil wawancara antara peneliti, observer, dan siswa.

b. Aktivitas yang ditunjukan oleh seluruh siswa selama proses pembelajaran dalam tindakan penelitian. Informasi ini diperoleh dari peneliti sebagai guru melalui proses observasi dan observer melalui observasinya pada setiap tindakan pembelajaran selama penelitian berlangsung.

D.Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan dalam proses pembelajaran penjas. Proses pengumpulan data dibantu oleh guru sebagai rekan peneliti (mitra sejawat).

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis untuk memecahkan masalah penelitian digunakan atas hasil observasi selama pelaksanaan tindakan meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.


(28)

32

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2008: 148) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam suatu penelitian, instrumen penelitian mempunyai peran yang sangat penting untuk menjawab suatu penelitian. Untuk mengetahui implementasi pembelajaran gerak dasar siswa melalui pengembangan pembelajaran permainan tradisional, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung dan wawancara dengan menggunakan:

a. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi tertutup. Observasi tertutup disusun untuk mengindentifikasi aktifitas gerak dasar yang dilakukan anak pada saat melakukan permainan trdisional. Adapun kisi-kisi instrumen observasi tertutup dapat dilihat pada tabel 3.1 yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran yaitu berisi item-item.

Tabel 3.1 Lembar observasi

No. Nama Lokomotor Manipulatif Non-lokomotor

Lari Lompat Melempar Menangkap

Memutar Meliuk

1 2 3 1 2 3 1 2 1 2

Keterangan : 1. Lokomotor

a. Lari

 Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan berjalan pada saat permainan tradisional


(29)

33

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak bisa menghindar di dalam permainan tradisional

 Nilai 3 : Siswa melakukan gerakan berlari dan mampu menghindar pada saat menjadi target di dalam permainan tradisional.

b. Lompat

 Nilai 1 : Siswa berusaha melompat pada saat menjadi target permainan tradisional.

 Nilai 2 : Siswa melakukan gerakan melompat, tetapi pada saat menjadi target tidak bisa menghindar di dalam permainan tradisional.

 Nilai 3 : Siswa melakukan gerakan melompat dan mampu menghindar pada saat menjadi target di dalam permainan tradisional.

2. Manipulatif a. Melempar

 Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan melempar, tetapi arahnya tidak tepat terhadap target.

 Nilai 2 : siswa melakukan gerakan melempar dan tepat terhadap target. b. Menangkap

 Nilai 1 : Siswa melakukan tangkapan yang tidak sempurna, jadi pada saat menangkap tidak bisa di tangkap.

 Nilai 2 : Siswa melakukan tangkapan yang sempurna, jadi pada saat menangkap bisa ditangkap

3. Non-lokomotor a. Memutar

 Nilai 1 : Siswa melakukan gerakan memutar di dalam permainan tradisional b. Meliuk

 Nilai 1 : siswa melakukan gerakan meliuk di dalam permainan tradisional. b. wawancara

Selain observasi dalam penelitian tindakan kelas ini mennggunakan pengamatan melalui wawancara, adapun bentuk wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur yaitu peneliti sudah mempersiapkan dari sebelumnya susunan wawancara yang akan diajukan. Menurut Esterberg (Sugiyono, 2009:231) mengemukakan bahwa wawancara merupakan pertemuan


(30)

34

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Adapun kisi-kisi dalam wawancara dalam penelitian tindakan kelas ini, meliputi: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel, di bawah ini.

Tabel 3.2Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Aspek Yang ditanyakan

1. Tujuan Pembelajaran

a.Apakah yang menjadi misi dan visi di SD Negeri 3 Karanganyar? b.Kendala apa saja yang menghambat dalam pencapaian misi dan

visi di SD Negeri 3 Karanganyar? 2. Materi pembelajaran

a.Apakah yang menjadi acuan dalam pembuatan materi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar?

b.Apakah program / kegiatan pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar telah mengembangkan seluruh aspek gerak dasar? 3. Metode Pembelajran

a.Metode pembelajaran apa saja yang digunakan di SD Negeri 3 Karanganyar?

b.Kendala apa yang sering muncul dalam penerapan metode pengembangan gerak dasar di SD Negeri 3 Karanganyar? 4. Media Pembelajaran

a. Sebutkan beberapa media pembelajaran yang sering digunakan dalam pengembangan gerak dasar anak?

5. Evaluasi pembelajaran

a.Bagaimana cara memberikan penilaian terhadap gerak dasar anank SD?


(31)

35

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Catatan lapangan

Catatan lapangan yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian-kejadian pada saat penelitian berlangsung yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Hal yang dicatat adalah tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta dengan peserta didik.

Catatan lapangan dapat dikembangkan berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Catatan Lapanngan

No. Aspek diamati

1.

2.

3.

4.

Kondisi siswa

a. Berpakaian olahraga lengkap b. Absensi siswa

Kondisi guru

a. Kesiapan mengajar

b. Perlengkapan mengajar (RPP, berpakaian olahraga) Ketersediaan media

a. Sarana dan prasarana olahraga Kondisi lingkungan

a. lapangan

d. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari peningkatan kemampuan gerak dasar melalui permainan tradidional. Dokumentasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengecek kesesuaian data. Semua kegiatan tersebut direkam melalui kamera digital.


(32)

36

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E.Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar berlangsung bisa dijadikan acuan sebagai indikator dari implementasi pembelajaran gerak dasar melalui permainan tradisional.

2. Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Triangulasi maksudnya adalah merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai pembanding yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan data. Pembanding yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data tersebut adalah:

a) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

c) Observer yaitu mitra peneliti yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar melalui hasil observasinya pada setiap siklus tindakan penelitian yang telah dilaksanakan. 2) Member check adalah mengadakan pengecekan kembali terhadap sumber data

atau subjek tentang apa-apa yang ditulis sebagai laporan penelitian. (Mulyasa, 2009:25).

3) Audit Trail adalah suatu upaya untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data hasil temuan penelitian sementara beserta prosedur dan metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara mendiskusikan bukti-bukti temuan dengan observer atau teman sejawat.


(33)

37

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Ekpert opinion adalah suatu langkah untuk melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan hasil temuan untuk merevidu draft laporan hasil penelitian.

3. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(34)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pengembangan pembelajaran permainan tradisional dengan latar penelitian tindakan telah meningkatkan gerak dasar siswa kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan kabupaten Cirebon.

B.Saran

Berdasarkan pada temuan dan data-data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dalam hal ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran permainan tradisional telah meningkatkan pada gerak dasar siswa, untuk guru harus bisa mengaplikasikannya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Penerapan pembelajaran permainan tradisional menarik minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran, maka dari itu guru pendidikan jasmani harus mampu menerapkannya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(35)

Asep Firmansyah,2013

Pengembangan Pembelajaran Permainan Tradisional Dalam Upaya Meningkatkan Gerak Dasar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendrayana, Yudi. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Husdarta, dan Saputra, M, Y. (2000). Belajar dan pembelajaran. Bandung: FPOK UPI.

Kurniati, Euis. (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisional Jawa Barat). Bandung.

Lutan, Rusli. (1991). Manusia dan Olahraga Bandung.ITB.

Lutan, Rusli. (1999). Asas-asas Pendidikan Jasmani pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Dasar dan menengah.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahayu, Utami I, (2008). Program Bimbingan Penyesuaian Sosial Melalui Permainan Tradisional. Skripsi. PBB UPI : tidak diterbitkan.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli artika.

Sukintaka. (1992). Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan: Teori Bermain

D2 PGSD Penjaskes.

Suyadi. 2011. Libas Skripsi dalam 30 Hari. Jogjakarta: DIVA Press. Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI.


(1)

dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.

Adapun kisi-kisi dalam wawancara dalam penelitian tindakan kelas ini, meliputi: tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel, di bawah ini.

Tabel 3.2Kisi-kisi Pedoman Wawancara

No Aspek Yang ditanyakan

1. Tujuan Pembelajaran

a.Apakah yang menjadi misi dan visi di SD Negeri 3 Karanganyar? b.Kendala apa saja yang menghambat dalam pencapaian misi dan

visi di SD Negeri 3 Karanganyar? 2. Materi pembelajaran

a.Apakah yang menjadi acuan dalam pembuatan materi pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar?

b.Apakah program / kegiatan pembelajaran di SD Negeri 3 Karanganyar telah mengembangkan seluruh aspek gerak dasar? 3. Metode Pembelajran

a.Metode pembelajaran apa saja yang digunakan di SD Negeri 3 Karanganyar?

b.Kendala apa yang sering muncul dalam penerapan metode pengembangan gerak dasar di SD Negeri 3 Karanganyar? 4. Media Pembelajaran

a. Sebutkan beberapa media pembelajaran yang sering digunakan dalam pengembangan gerak dasar anak?


(2)

35

c. Catatan lapangan

Catatan lapangan yaitu catatan otentik hasil observasi, yang menggambarkan tingkah laku murid atau kejadian-kejadian pada saat penelitian berlangsung yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi. Hal yang dicatat adalah tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan interaksi peserta dengan peserta didik.

Catatan lapangan dapat dikembangkan berdasarkan kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Catatan Lapanngan

No. Aspek diamati

1.

2.

3.

4.

Kondisi siswa

a. Berpakaian olahraga lengkap b. Absensi siswa

Kondisi guru

a. Kesiapan mengajar

b. Perlengkapan mengajar (RPP, berpakaian olahraga) Ketersediaan media

a. Sarana dan prasarana olahraga Kondisi lingkungan

a. lapangan

d. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari peningkatan kemampuan gerak dasar melalui permainan tradidional. Dokumentasi dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengecek kesesuaian data. Semua kegiatan tersebut direkam melalui kamera digital.


(3)

E.Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Secara lebih detail, sebelum data diolah dan dianalisa ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

1. Pengolahan dan Kategorisasi Data

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah. Berdasarkan unit-unit yang ada lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, antusiasme siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran gerak dasar berlangsung bisa dijadikan acuan sebagai indikator dari implementasi pembelajaran gerak dasar melalui permainan tradisional.

2. Validasi

Tahap validasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Triangulasi maksudnya adalah merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data sebagai pembanding yang dapat digunakan untuk memeriksa keabsahan data. Pembanding yang digunakan untuk memeriksa keabsahan data tersebut adalah:

a) Peneliti sebagai pengajar (mengakses intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan telah diselenggarakan),

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang diberikan oleh peneliti sebagai pengajar),

c) Observer yaitu mitra peneliti yang memberikan masukan terhadap proses pembelajaran yang disajikan oleh penelti sebagai pengajar melalui hasil observasinya pada setiap siklus tindakan penelitian yang telah dilaksanakan. 2) Member check adalah mengadakan pengecekan kembali terhadap sumber data

atau subjek tentang apa-apa yang ditulis sebagai laporan penelitian. (Mulyasa, 2009:25).

3) Audit Trail adalah suatu upaya untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data hasil temuan penelitian sementara beserta prosedur dan metode pengumpulan


(4)

37

4) Ekpert opinion adalah suatu langkah untuk melakukan pengecekan terakhir terhadap kesahihan hasil temuan untuk merevidu draft laporan hasil penelitian. 3. Interpretasi

Pada tahap ini hipotesis yang telah divalidasikan diinterpretasikan berdasarkan kerangka teoritik, norma-norma praktis yang disepakati bersama atau berdasarkan intuisi peneliti sebagai guru berkenaaan dengan proses pembelajaran yang baik. Tahapan ini dilakukan untuk memperoleh suatu kerangka referensi yang dapat memberikan makna terhadap proses interpretasi data. Kerangka referensi ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan tindakan selanjutnya.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya, menunjukan bahwa melalui pengembangan pembelajaran permainan tradisional dengan latar penelitian tindakan telah meningkatkan gerak dasar siswa kelas II SDN 3 Karanganyar Kecamatan Panguragan kabupaten Cirebon.

B.Saran

Berdasarkan pada temuan dan data-data dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka dalam hal ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Penerapan pembelajaran permainan tradisional telah meningkatkan pada gerak dasar siswa, untuk guru harus bisa mengaplikasikannya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Penerapan pembelajaran permainan tradisional menarik minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran, maka dari itu guru pendidikan jasmani harus mampu menerapkannya dalam pembelajaran pendidikan jasmani.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendrayana, Yudi. (2003). Pembelajaran Permainan Dasar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Husdarta, dan Saputra, M, Y. (2000). Belajar dan pembelajaran. Bandung: FPOK UPI.

Kurniati, Euis. (2010). Main Yuk! (30 Permainan Tradisional Jawa Barat). Bandung.

Lutan, Rusli. (1991). Manusia dan Olahraga Bandung.ITB.

Lutan, Rusli. (1999). Asas-asas Pendidikan Jasmani pendekatan Pendidikan Gerak di Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Dasar dan menengah.

Mulyasa, E. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rahayu, Utami I, (2008). Program Bimbingan Penyesuaian Sosial Melalui Permainan Tradisional. Skripsi. PBB UPI : tidak diterbitkan.

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/MI. Jakarta: Prenada Media Group.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi. Bandung:Alfabeta.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli artika.

Sukintaka. (1992). Departemen pendidikan dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan: Teori Bermain D2 PGSD Penjaskes.

Suyadi. 2011. Libas Skripsi dalam 30 Hari. Jogjakarta: DIVA Press. Uhamisastra. (2010). Modul Olahraga Tradisional. Bandung: FPOK UPI.