PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN.

(1)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

OLEH

ARIEF RAHMAN

NIM 1200988

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Oleh Arief Rahman

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Arief Rahman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

Arief Rahman NIM 1200988

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Prof.Dr. H. Karim Suryadi,M.Si.

NIP 19700814 199402 1001

Pembimbing II,

Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP., M.Si.

NIP 196909291994021001

Mengetahui, Ketua Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan,

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed.


(4)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Partisipasi Ekstrakurikuler ... 9

1 Pengertian Partisipasi ... 9

2 Kegiatan Ekstrakurikuler ... 13

3 Bentuk Partisipasi ... 16

4 Manfaat Partisipasi ... 18

B. Teori Kewarganegaraan ... 21

1 Model Liberal ... 22

2 Model Komunitarian ... 23

3 Model Republikan ... 24

4 Model Kritis ... 26

C. Teori Soft Skills ... 27


(5)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1 Sikap Kewarganegaraan ... 31

2 Keterampilan Kewarganegaraan... 35

E. Pengembangan Sikap dan Keterampilan Kewarganegaraan ... 37

F. Hasil Penelitian Sebelumnya... 45

G. Kerangka Pemikiran ... 47

H. Asumsi dan Hipotesis Penelitian... ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 49

B. Desain Penelitian ... 51

C. Metode Penelitian ... 52

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional... 52

E. Instrumen Penelitian ... 54

F. Proses Pengembangan Instrumen .. ... 55

G. Teknik Pengumpulan Data ... 58

H. Teknik Analisis Data ... 59

I. Hasil pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 66

1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 66

2 Deskripsi Hasil penelitian ... 68

a. Deskripsi Variabel Partisipasi ... 68

b. Deskripsi Variabel Sikap Kewarganegaraan ... 72

c. Deskripsi Variabel Keterampilan Kewarganegaraan ... 83

B. Hasil Uji Analisis Jalur ... 88

C. Pembahasan Hasil Penelitian dan Teori ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 139

B. Saran ... 140

DAFTAR PUSTAKA ... 116 LAMPIRAN


(6)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Angket Penelitian

C. Validitas dan Reliabilitas Instrumen D. Perhitungan SPSS Analisis Deskriptif E. Perhitungan SPSS Analisis Jalur F. Administrasi Penelitian

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Teori Kewarganegaraan ... 27

3.1 Pembagian Klaster ... 50

3.2 Sampel Daerah ... 43

3.3 Sampel Individu ... 51

3.4 Skor Skala Sikap ... 56

3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas ... 57

3.6 Tingkat Reliabilitas ... 58

3.7 Skor Nilai Variabel ... 60

4.1 Tanggapan Responden Mengenai Keterlibatan Fisik dan Psikis ... 68

4.2 Tanggapan Responden Mengenai Motivasi Kontributif ... 69

4.3 Tanggapan Responden Mengenai Tanggung Jawab ... 71

4.4 Tanggapan Responden Mengenai Keadaban ... 72

4.5 Tanggapan Responden Mengenai Tanggung jawab ... 73

4.6 Tanggapan Responden Mengenai Disiplin diri ... 74

4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kepekaan (civic-mindedness)... 76

4.8 Tanggapan Responden Mengenai Berpikir terbuka ... 77

4.9 Tanggapan Responden Mengenai Kompromistis ... 78

4.10 Tanggapan Responden Mengenai Empati ... 79


(7)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.12 Tanggapan Responden Mengenai Kesetiaan ... 81

4.13 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Sikap Kewarganegaraan ... 82

4.14 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Interpersonal ... 83

4.15 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Memecahkan Masalah ... 84

4.16 Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Kepemimpinan ... 85

4.17 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keterampilan Kewarganegaraan ... 87

4.18 Uji Normalitas Variabel Sikap Kewarganegaraan ... 88

4.19 Pengujian Multikolinearitas Variabel Bebas ... 89

4.20 Output Anova Keberartian Persamaan Regresi... 91

4.21 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 92

4.22 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 95

4.23 Model Summary Persamaan Regresi ... 95

4.24 Korelasi antar Variabel Bebas ... 96

4.25 Kesimpulan Analisis Jalur Partisipasi terhadap Sikap Kewarganegaraan ... 97

4.26 Uji Normalitas Variabel Keterampilan kewarganegaraan ... 98

4.27 Tabel Pengujian Multikolinearitas Variabel Bebas... 99

4.28 Output Anova Keberartian Persamaan Regresi... 101

4.29 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 102

4.30 Uji Tingkat Signifikansi Variabel Bebas ... 105

4.31 Model Summary Persamaan Regresi ... 105

4.32 Korelasi antar Variabel Bebas ... 106

4.33 Kesimpulan Analisis Jalur Partisipasi terhadap Keterampilan Kewarganegaraan ... 107


(8)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ... 47

3.1 Hubungan Variabel Penelitian ... 53

3.2 Garis Kontinum ... 60

4.1 Peta Kota Bandung ... 67

4.2 Garis Kontinum Keterlibatan Fisik dan Psikis ... 69

4.3 Garis Kontinum Motivasi Kontributif ... 70

4.4 Garis Kontinum Tanggung Jawab ... 72

4.5 Garis Kontinum Keadaban ... 73

4.6 Garis Kontinum Tanggung Jawab ... 74

4.7 Garis Kontinum Disiplin Diri ... 75

4.8 Garis Kontinum Kepekaan ... 76

4.9 Garis Kontinum Berpikir Terbuka ... 77

4.10 Garis Kontinum Kompromistis ... 78

4.11 Garis Kontinum Empati ... 79

4.12 Garis Kontinum Murah Hati ... 80

4.13 Garis Kontinum Kesetiaan pada Bangsa dan Negara ... 81

4.14 Garis Kontinum Sikap Kewarganegaraan ... 83

4.15 Garis Kontinum Keterampilan Interpersonal ... 84

4.16 Garis Kontinum Keterampilan Memecahkan Masalah ... 85


(9)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.18 Garis Kontinum Keterampilan Kewarganegaraan ... 87

4.19 Sebaran Data Pengujian Heterokedastisitas ... 90

4.20 Sebaran Data Pengujian Heterokedastisitas ... 100

4.21 Grafik Persentase Partisipasi, Sikap & Kewarganegaraan ... 110

4.22 Grafik Persentase Kontribusi Partisipasi Ekstrakurikuler terhadap Sikap Kewarganegaraan ... 111

4.23 Grafik Persentase Kontribusi Partisipasi Ekstrakurikuler terhadap Keterampilan Kewarganegaraan ... 123

4.24 Model Teoritis Warga Negara Aktif ... 130


(10)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Rencana Strategis (Renstra) Depdiknas 2005-2009 menegaskan perspektif pembangunan pendidikan tidak hanya untuk mengembangkan aspek intektual saja melainkan juga watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain menciptakan manusia Indonesia seutuhnya.

Selanjutnya, tujuan pendidikan nasional sebagaimana tertera di atas, secara tegas menghendaki bahwa output pendidikan tidak hanya aspek intelektual namun juga memiliki sikap dan keterampilan hidup. Terjadinya banyak tawuran antar pelajar, seks bebas, narkoba, dan banyak perilaku menyimpang di kalangan pelajar menujukkan bahwa sistem dan praktek pendidikan nasional lebih mengedepankan kecerdasan intelektual dan lemah dalam pembinaan karakter.

Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 visi pembangunan manusia seutuhnya dijabarkan dalam istilah kompetensi inti yang merupakan terjemahan atau operasionalisasi standar kompetensi lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, dan gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata


(11)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

pelajaran (Permendikbud RI Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah).

Alhasil, siswa yang cerdas secara intelektual dalam tidak lagi menjadi ukuran kesuksesan utama sistem pendidikan namun juga ditunjukkan dengan adanya watak, moral, sosial dan fisik peserta didik, atau dengan kata lain terbentuknya manusia seutuhnya. Berkaitan dengan hal itu, hasil penelitian terkini menunjukkan bahwa kecerdasan intelektual tidak menjamin sepenuhnya kesuksesan hidup seseorang. Para ahli psikologi menyebutkan bahwa IQ hanya mempunyai peran sekitar 20 % dalam menentukan hidup, sedangkan 80 % sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain. (Mustaqim, 2008:152-153).

Di sisi lain menarik untuk mengkritisi hasil studi Kahne (2008:6) bahwa sumbangsih pembelajaran di kelas terhadap komitmen kewarganegaraan relatif kecil, karena terlalu berfokus pada kurikulum sedangkan siswa yang memiliki pengalaman tertentu seperti debat, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, layanan masyarakat cenderung berkomitmen dan berperan serta dalam berbagai bentuk partisipasi politik dan kemasyarakatan. Kecilnya sumbangsih pembelajaran PKn tersebut disebabkan karena proses pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan kurang memperhatikan aspek sikap dan keterampilan kewarganegaraan serta pola pembelajaran yang berfokus pada guru. Akibatnya kurang memiliki pengalaman belajar yang untuk mengembangkan dimensi sikap dan keterampilannya.

Alhasil pembangunan manusia seutuhnya sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tidak bisa dibatasi dalam interaksi di dalam kelas semata tetapi harus diperluas dalam proses lainnya. Limitasi sistem pendidikan pada interaksi guru dan siswa hanya akan menjadikan siswa memiliki pengalaman hidup yang minim dan sempit.

Meskipun keunggulan akademik adalah satu prestasi penting dalam hidup seseorang namun pendidikan formal di mana siswa belajar membaca, menulis dan berhitung, siswa perlu belajar berbagai keterampilan lain seperti pemikiran kritis dan kreatif, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan; untuk berhasil


(12)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam bidang apapun juga penting untuk melatih hubungan interpersonal dan kemampuan komunikasi. Siswa dapat mencapai semua tujuan ini ketika mereka berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Di samping itu isu kritis pendidikan kewarganegaraan saat ini adalah bagaimana membumikan konsep dan nilai kewarganegaraan tidak hanya pada level pengetahuan namun juga tercermin pada sikap dan perilaku siswa sebagai warga negara juga mengembangkan pemahaman yang realistis tentang dunia hari ini di mana mereka hidup serta tantangan globalisasi yang harus dihadapi. Sekedah tahu saja tidak bisa menjadi tolak ukur keberhasilan belajar namun lebih jauh lagi implementasi pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan kewarganegaran akan bermakna dan berdaya guna sepanjang pengetahuan tersebut menjadi dasar bagi berjalannya nilai-nilai kebajikan yang difungsikan oleh keterampilan kewarganegaraan.

Oleh karena itu, belajar tentang pendidikan kewarganegaraan dan menjadi warga negara aktif sesungguhnya merupakan sebuah proses yang rumit dan tak berujung yang dimulai pada usia dini sampai mati. Berkaitan dengan itu, Veldhuis (1997:9) menyatakan bahwa warga negara aktif tidak dilahirkan tetapi diciptakan dalam sebuah proses sosialisasi. Dengan kata lain, warga negara aktif itu terbentuk dalam kehidupan itu sendiri, terjadi dalam banyak konteks dan bentuk. Karenanya pembelajaran PKn tidak bisa dipersempit dalam proses edukasional di kelas namun juga pelibatan siswa baik mandiri atau terprogram dalam kegiatan-kegiatan di luar kelas seperti komunitas dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler. Sinergisitas ini perlu dibangun agar siswa benar-benar merasakan belajar yang lebih luas tidak dibatasi oleh barrier yang bernama ruangan kelas.

Di lain pihak, Arthur dan Davies (2008) memberikan kritik pedas bahwa sekolah bukanlah tempat yang tepat untuk pembelajaran PKn karena tidak memberikan lingkungan dan pengalaman yang penting untuk keberlangsungan PKn. Berdasarkan realitas di lapangan kritik Arthur dan Davies tersebut relevan karena berdasarkan pengamatan dan wawancara penulis dengan beberapa guru PKn menunjukkan pencapaian output sikap, pengetahuan, dan keterampilan


(13)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kewarganegaraan tersebut terkendala alokasi waktu mata pelajaran PKn yang hanya 2 jam per minggu selain beban mengajar guru rata-rata 24 jam yang tentunya guru akan lebih disibukkan dengan kegiatan administratif mata pelajaran dan beban lainnya. Akibatnya, pengetahuan kewarganegaraan menjadi fokus utama tujuan pembelajaran. Karenanya, sulit bagi siswa untuk memperoleh hasil belajar kewarganegaraan yang diharapkan terutama dalam aspek sikap dan keterampilan kewarganegaraan secara maksimal.

Berbeda dengan komponen pengetahuan kewarganegaraan atau pelajaran saintis, pengembangan sikap dan keterampilan kewarganegaraan itu sendiri memerlukan waktu dan proses. Hal ini ditegaskan Branson (1999) bahwa sikap dan keterampilan kewarganegaraan berkembang secara evolutif (perlahan) dipengaruhi oleh apa saja yang dipelajari dan dialami oleh seseorang di rumah, sekolah, masyarakat, dan organisasi masyarakat sipil. Seorang siswa akan memiliki karakter yang baik dan terampil membangun hubungan sosial bukan hanya karena pengetahuan (learn to know)semata namun juga karena ada proses habituasi dalam kehidupan sosial di mana mereka harus belajar untuk bertindak (learn to do), belajar untuk menjadi pribadi utuh (learn to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together).

Dengan demikian tumbuh kembangnya sikap dan keterampilan kewarganegaraan tidak bisa dibentuk dalam pertemuan tatap muka selama dua jam per minggu, namun memerlukan perluasan dan pendalaman di luar kelas. Keterlibatan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler merupakan wujud upaya pengembangan sikap dan keterampilan kewarganegaraan. Dalam hal ini Flanagan (2003:259) menjelaskan bahwa:

It makes focal those opportunities young people have to experience membership in local groups, organizations, and institutions and to practice the skills that citizens in a democracy need


(14)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Artinya penting untuk memberikan kesempatan pada anak muda untuk memperoleh pengalaman dalam kelompok lokal, organisasi, dan institusi untuk mempraktekkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalam demokrasi.

Selain itu menarik untuk menganalisis laporan The International Civic and Citizenship Education Study 2009 (ICCS) di mana Indonesia menjadi salah satu negara partisipan yang menunjukkan kakunya pendekatan pendidikan kewarganegaraan yang diadopsi Indonesia. Hasil survey menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara yang mengadopsi pendekatan specific integrated atau bidang studi yang wajib di mana muatan pendidikan kewarganegaraan terintegrasi dalam satu mata pelajaran yakni PKn. Beberapa negara lainnya mengadopsi pola bidang studi wajib yang seperti Indonesia dan bidang studi khusus namun juga menggunakan pendekatan lainnya yang lintas mata pelajaran serta tidak hanya mendasarkan pada kurikulum semata melainkan juga di luar kelas seperti organisasi siswa (assembly), kegiatan-kegiatan khusus (special events), juga kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian dapat disimpulkan pola pendidikan kewarganegaraan di Indonesia lebih kaku dibandingkan negara lainnya.

Berdasarkan kenyataan di atas, diperlukan adanya pembaharuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang tidak hanya memandang interaksi di dalam kelas mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai indikator utama proses pembelajaran PKn namun terpenting adalah mempromosikan sikap dan nilai kewarganegaraan dengan memberikan siswa kesempatan untuk berpartisipasi di dalam dan di luar kelas (Schulz, dkk. 2010:23-24). Dalam hal ini, muatan pendidikan kewarganegaraan tidak lagi dimonopoli oleh mata pelajaran PKn namun juga tersosialisasi melalui pendekatan lainnya misalnya kegiatan ekstrakurikuler.

Sikap, pengetahuan, dan keterampilan perlu dikembangkan karena dari berbagai perspektif individual dan sosial memiliki ragam perspektif manfaat. Dalam Laporan Civico Project (2010:45) dijelaskan bahwa:

“From an individual point of view, civic competence is a tool for


(15)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

responsibility to control their own lives beyond the social circumstances in which they find themselves. From a social point of view civic competence, by helping to create social capital, underpins democracy and social and economic development

Artinya dari sudut pandang individu, kompetensi warga negara adalah sebuah alat untuk memberdayakan invidu dan memberikannya motivasi, otonomi, dan tanggung jawab untuk mengelola hidupnya di luar lingkungan sosial di mana mereka berada. Sedangkan dari sudut pandang sosial, kompetensi warga negara, membantu menciptakan modal sosial, memperkuat demokrasi dan perkembangan sosial ekonomi.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan siswa.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasakan latar belakang penelitian di atas, maka secara umum yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan siswa?

C. Rumusan Masalah Penelitian

Untuk lebih menfokuskan penelitian yang dilakukan, maka penulis merumuskan beberapa sub-permasalahan sebagai berikut:

1 Bagaimanakah pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap kewarganegaraan?

2 Bagaimanakah pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap keterampilan kewarganegaraan?


(16)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Secara umun, studi atau penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1 Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap kewarganegaraan.

2 Mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap keterampilan kewarganegaraan.

E Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara keilmuan (teoritik) maupun empirik (empiris). Secara teoritik, penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan (PKn), sehingga pada akhirnya akan memperkuat landasan dimensi pendidikan kewarganegaraan (PKn) yang terdiri dari Civic Knowledge,Civic Skill, dan Civic Disposition.

Dari temuan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak sebagaimana diuraikan berikut :

1. Bagi Peneliti

a. Mampu menelaah secara kritis tentang partisipasi ekstrakurikuler sebagai bagian penting dalam Pendidikan Kewarganegaraan.

b. Memberikan kontribusi positif terhadap berbagai pihak mengenai pentingnya partisipasi ekstrakurikuler dalam pencapaian dua dimensi kompetensi kewarganegaraan yaitu sikap dan keterampilan sikap kewarganegaraan.

2. Bagi Pihak-pihak lain

a. Institusi pemerintahan: Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan evaluatif kebijakan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.


(17)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

b. Masyarakat umum: Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk menambah wawasan keilmuan dan praktis pendidikan kewarganegaraan. c. Institusi Pendidikan: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dasar

untuk memformulasikan kerangka penilaian PKn.

E. Struktur Organisasi Tesis

Penulisan tesis dengan judul “Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Sikap Dan Keterampilan Kewarganegaraan” ini akan terdiri dari lima bab, yaitu bab I tentang pendahuluan, bab II tentang kajian pustaka, bab III tentang metode penelitian, bab IV tentang hasil penelitian dan pembahasan serta bab V tentang kesimpulan dan rekomendasi. Untuk lebih jelasnya, pembahasan dari kelima bab ini secara singkat dijelaskan dibawah ini.

Bab I Pendahuluan : Bab ini secara rinci mendeskripsikan, Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian; Manfaat Penelitian, dan Struktur Organisasi tesis.

Bab II Kajian pustaka : Pada bab ini terbagi dalam beberapa sub bab yaitu: (1). Uraian kerangka konseptual partisipasi ekstrakurikuler, teori kewarganegaraan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan. (2). Penelitian terdahulu yang relevan, (3). Kerangka pemikiran dan (4). Hipotesis penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian : Adapun sub bab yang dibahas dalam bab ini mencakup lokasi, populasi dan sampel penelitian, pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis dan penafsiran data.

Bab IV membahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Pada bab ini membahas tentang deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta temuan-temuan penelitian, dan pengujian hipotesis.

Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada bab ini dibagi menjadi dua suba bab yaitu: (1) kesimpulan, dan (2) saran.


(18)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di Gugusdepan yang berpangkalan di SMA Negeri yang se Kota Bandung. Alasan memilih lokasi di Kota Bandung karena berdasarkan studi pendahuluan, kegiatan pramuka di Kota Bandung berjalan dengan aktif.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2012:80) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi penelitian ini adalah seluruh pengurus dan anggota ambalan penegak SMA Negeri se-Kota Bandung.

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:81) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi”.

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan probability sampling yakni pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik sampel ini meliputi, simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random dan area (cluster) sampling (Sugiyono, 2012:81-83).

Karena obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalkan penduduk dari suatu negara, propinsi, atau kabupaten maka digunakan teknik area


(19)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sampling. Menurut Riduwan (2009:60) “area sampling ialah teknik sampling yang

dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah geografis yang ada.”

Teknik area (cluster) sampling ini, dilakukan dengan dua tahap yaitu, tahap penentuan daerah dan tahap penentuan individu.

a. Tahap Pertama, Penentuan Sampel Daerah

Tahap pertama ini ialah tahap penentuan sampel daerah. Pengambilan sampel dilakukan random/acak dengan cara diundi. Populasi (seluruh pengurus dewan ambalan pramuka SMA Negeri yang berada di kota Bandung) diklasifikasikan menjadi enam kluster/wilayah dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah Kota Bandung sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pembagian Kluster Dewan Ambalan SMA Negeri se Kota Bandung

Wilayah Dewan Ambalan Ambalan

Terpilih Wilayah I Bojonegara

Kecamatan: Sukasari, Sukajadi, Cicendo, Andir

SMAN 4, SMAN 6, SMAN 9, SMAN 13, SMAN 15.

SMAN 15

Wilayah II Cibeunying

Kecamatan: Cidadap, Coblong, Cidadap, Coblong, Bandung Wetan, Sumur Bandung, Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul

SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMAN 5, SMAN 10, SMAN 14,

SMAN 19, SMAN 20.

SMAN 10

Wilayah III Karees

Kecamatan: Kiaracondong, Batununggal, Regol, Lengkong

SMAN 7, SMAN 8, SMAN 11,

SMAN 12, SMAN 16, SMAN 22.

SMAN 16

Wilayah IV Tegallega

Kecamatan: Astanaanyar, Bojongloa Kaler, Bojongloa Kidul, Babakan Ciparay, Bandung Kulon

SMAN 18, SMAN 17.

SMAN 18

Wilayah V Ujung Berung

Kecamatan: Antapani, Ujung Berung, Arcamanik, Cibiru, Mandalajati, Cinambo

SMAN 23, SMAN 24, SMAN 26.

SMAN 24

Wilayah VI Gedebage

Kecamatan: Rancasari, Buahbatu, Bandung Kidul, Panyileukan,

SMAN 21, SMAN 25, SMAN 27.


(20)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Gedebage

Sumber pembagian wilayah: Peraturan Daerah Kota Bandung No. 18 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung Tahun 2011-2031

b. Tahap Pertama, Penentuan Sampel Daerah

Setelah memilih dewan ambalan, maka tahap terakhir adalah penentuan sampel individu. Berdasarkan studi pendahuluan diketahui bahwa jumlah pengurus dan anggota ambalan di masing-masing dewan ambalan SMA relatif kecil kurang dari 30 orang dan dengan pertimbangan untuk membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil maka ditetapkan bahwa semua pengurus dan anggota dewan ambalan di masing-masing ambalan dijadikan sebagai sampel penelitian. Berikut sebaran sampel untuk masing-masing ambalan penegak terpilih:

Tabel 3.2

Penentuan Sampel Tahap Kedua (Sampel Individu) Kluster Dewan Ambalan Sampel

Wilayah I Bojonegara SMAN 15 25 Wilayah II Cibeunying SMAN 10 31

Wilayah III Karees SMAN 16 26

Wilayah IV Tegallega SMAN 18 25 Wilayah V Ujung Berung SMAN 24 24 Wilayah VI Gedebage SMAN 25 23

Jumlah 154

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah survey explanatory, yang menuntut penjabaran variabel-variabel penelitian ke dalam indikator-indikator yang dapat diukur secara kuantitatif sehingga dapat digunakan model uji hipotesis.

Husein Umar (2002:76) menjelaskan survey exxplanatory yaitu :

“Suatu survey yang digunakan untuk menjelaskan hubungan kasual antara

2 variabel melalui pengujian hipotesis, survey dilakukan dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner


(21)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Karena permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan pengaruh maka analisis yang digunakan adalah path analysis atau analisis jalur. Analisis tersebut digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2012:29)

“metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisa suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat

kesimpulan yang lebih luas”. Metode deskriptif merupakan metode yang

bertujuan untuk mengetahui sifat serta hubungan yang lebih mendalam antara dua variabel dengan cara mengamati aspek-aspek tertentu secara lebih spesifik untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang ada dengan tujuan penelitian, dimana data tersebut diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-teori yang telah dipelajari sehingga data tersebut dapat ditarik kesimpulannya.

Sedangkan metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012:55). Dengan demikian penelitian verifikatif adalah untuk membuktikan atau menguji hipotesis hasil penelitian deskriptif dengan suatu perhitungan statistika sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukkan hipotesis ditolak atau diterima”.

Dalam penelitian ini metode verifikatif digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap sikap dan keterampilan kewarganegaraan. Dengan metode ini dapat diketahui seberapa besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian


(22)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini akan menggunakan dua variabel utama yang akan saling dikorelasikan yakni partisipasi sebagai variabel bebas (X) yang terdiri dari sub variabel keterlibatan fisik dan psikis (X1), motivasi kontributif (X2), dan tanggung jawab (X3) sedangkan yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap kewarganegaraan Y1 dan keterampilan kewarganegaraan (Y2).

Gambar di bawah ini akan menjelaskan hubungan antar variabel penelitian:

Gambar 3.1 Hubungan antar Variabel 2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan interpretasi yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul tesis yakni “Pengaruh Partisipasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Sikap Dan Keterampilan Kewarganegaraan.” Berikut beberapa pengertian operasional yang terdapat dalam tesis ini:

a. Partisipasi

Teori umum (grand theory) partisipasi dalam penelitian ini diambil dari pendapat Davis dan Newstrom (1993:179) yang menyatakan bahwa “partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang

Keterlibatan Fisik dan Psikis (X1)

Partisipasi

Ekstrakurikuler (X)

Motivasi Kontribusi (X2)

Tanggung Jawab (X3)

Sikap

Kewarganegaraan (Y1)

Keterampilan Kewarganegaraan (Y2)


(23)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mendorong untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.”

b. Sikap Kewarganegaraan

Teori umum (grand theory) sikap kewarganegaraan dalam penelitian ini diformulasikan dari rumusan Quigley, Buchanan dan Bahmueller (1991:13-14) yakni kebiasaan berpikir dan sikap warga negara yang mendukung pengembangan fungsi sosial yang sehat dan kepentingan publik yang dijamin oleh sistem demokrasi. Secara konseptual sikap kewarganegaraan meliputi sejumlah karakteristik kepribadian, yakni civility atau keadaban (hormat pada orang lain dan partisipatif dalam kehidupan masyarakat), individual responsibility atau tanggung jawab individual, self-discipline atau disiplin diri, civic-mindednes atau kepedulian terhadap masalah kewarganegaraan, open-mindedness (terbuka, skeptis, mengenal ambiguitas), compromise (prinsip konflik dan batas-batas kompromi), compassion atau iba/empati, generosity atau murah hati, and loyalty to the nation and its priciples atau kesetiaan pada bangsa dan segala aturannya.

c. Keterampilan Kewarganegaraan

Kerangka dasar teoritis (grand theory) keterampilan kewarganegaraan merujuk pada rumusan keterampilan kewarganegaraan yang dinyatakan oleh Moely, Mercer, Ilustre, Miron & McFarland (2002:15-26) yakni “skills useful in civic endeavors” atau keterampilan yang berguna bagi warga negara dalam bertindak. Keterampilan ini meliputi interpersonal and problem solving skills (kemampuan mendengar, bekerja secara kooperatif, berkomunikasi, berteman, mengambil peran orang lain, berpikir secara logis dan analitis, dan memecahkan masalah), dan leadership skills (kemampuan untuk memimpin dan efektivitas sebagai seorang pemimpin).

E. Instrumen Penelitian 1. Angket (Kuesioner)


(24)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk kuesioner. Menurut Sugiyono (2012:143), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab, jenis kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup, dimana responden dapat memilih jawaban yang tersedia. Adapun alasan penulis menggunakan kuesioner tertutup adalah untuk memberikan kemudahan kepada responden dalam memberikan jawaban dan untuk menghemat keterbatasan waktu penelitian.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif dan untuk melengkapi data kuantitatif yang dijaring melalui kuesioner. Menurut Nawawi dan Hadari (1995:99) wawancara akan menjadi pelengkap apabila dipergunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang tidak dapat dikumpulkan dengan alat pengumpul data utama (angket). Data utama telah dikumpulkan secara obyektif dan lengkap dengan menggunakan angket namun wawancara diperlukan untuk mengumpulkan data penunjang berupa tanggapan atau pendapat responden tentang obyek yang diteliti yang berguna untuk mempermudah dalam menarik kesimpulan atau memperjelas kesimpulan yang dirumuskan.

Adapun bentuk wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas (non directive interview) yakni wawancara yang berlangsung tanpa pedoman yang dipersiapkan oleh peneliti (Nawawi & Hadari, 1995:100). Wawancara non directive meskipun bersifat bebas namun tetap mengacu pada rumusan masalah, variabel penelitian dan definisi operasional.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Menurut Sugiyono (2012:92), skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya


(25)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif.

Dalam proses pengembangan instrumen ini, semua kuesioner variabel partisipasi (X), sikap kewarganegaraan (Y1) dan keterampilan kewarganegaraan (Y2) menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:93).

Pilihan jawaban untuk variabel partisipasi (X) dan variabel keterampilan kewarganegaraan (Y2) mencakup lima pilihan, yaitu : (1) S = Selalu, (2) SR = sering, (3) KK = Kadang-kadang, (4) Jarang, dan (5) TP = tidak pernah. Jawaban yang tepat diberi bobot lima, dan yang tidak tepat sekali diberi bobo/skor 5, 4, 3, 2, 1.

Sedangkan untuk variabel sikap kewarganegaraan (Y1) akan menggunakan responden diminta untuk menjawab suatu pertanyaan dengan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Ada Pendapat (TAP) Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Untuk penskorannya dapat dilihat pada Tabel 3.5

Skala sikap ini terdiri beberapa pernyataan yang dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu pernyataan positif dan negatif.

Tabel 3.3 Skor Skala Sikap

Alternatif Jawaban

Bobot Penilaian

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Tidak Ada Pendapat 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Agar instrumen penelitian yang digunakan valid dan reliabel maka diadakan uji validitas dan reabilitas.


(26)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Dikatakan instrumen yang valid apabila alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data (mengukur) itu valid. “Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. (Sugiyono, 2012:121).

Cara perhitungan uji coba validitas item yaitu dengan cara mengorelasikan skor tiap item dengan skor total item. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Pearson product moment (Uji r).

rhitung=

Keterangan:

Rhitung =Koefisien korelasi N = Jumlah responden X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

Hasil interpretasi yang berkenaan dengan validitas butir soal dalam penelitian ini dinyatakan dalam tabel berikut :

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas

Nilai Interpretasi

rxy ≤ 0,00 Tidak Valid

0,00 < rxy ≤ 0,20 Validitas sangat rendah 0,20 < rxy ≤ 0,40 Validitas rendah 0,40 < rxy ≤ 0,60 Validitas sedang 0,60 < rxy ≤ 0,80 Validitas tinggi 0,80 < rxy ≤ 1,00 Validitas sangat tinggi Sumber: Riduwan (2009:97)


(27)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

             

2

2 11 1 1 t b V k k

r  , (Arikunto, 2006: 193)

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

 = jumlah varian butir/item

2

t

V = varian total

Sedangkan untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas instrumen digunakan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5

Tingkat Reliabilitas

Nilai Interpretasi

0,2 Sangat rendah 0,2 < 0,4 Rendah 0,4 < 0,6 Sedang 0,6 < 0,8 Tinggi 0,8 < 1,00 Sangat tinggi

Sumber: Sutrisno Hadi (1999:216)

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitin adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(28)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden adalah berbentuk kuesioner. Kuosiner terbagi menjadi dua bagian yakni kuesioner pembina dan kuesioner siswa.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk menyaring data yang bersifat kualitatif dan untuk melengkapi data kuantitatif yang dijaring melalui kuesioner. Wawancara akan dilakukan pada siswa untuk melengkapi dan memperkuat data utama yang diperoleh melalui angket.

3. Studi Pustaka

Penelitian kepustakaan dilakukan melalui pengkajian buku-buku, jurnal nasional dan internasional serta penelitian-penelitian yang relevan. Selain itu, studi pustaka ini dilakukan melalui pengkajian artikel-artikel yang terdapat dalam majalah, koran, maupun internet.

H. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2012:147) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:

“Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah

data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Dengan demikian berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dibaca, dipahami, dan diinterpretasikan.

Berikut langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data pada setiap variabel penelitian, terutama untuk melihat gambaran secara


(29)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

umum penilaian responden untuk masing-masing variabel penelitian. Untuk pengkategorian penilaian atau tanggapan responden dilakukan dengan membuat pengkategorian. Untuk menentukan kategori tinggi, sedang, rendah, terlebih dahulu harus menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan intervalnya serta jarak intervalnya, yaitu sebagai berikut:

a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikalikan jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikalikan jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

c. Intervalnya adalah selisih antara nilai indeks minimum dengan nilai indeks maksimum.

d. Jarak interval adalah interval dibagi jumlah jenjang yang diinginkan. Kemudian mencari perhitungan skor untuk masing-masing variabel berdasarkan setiap skala jawaban yang ada dengan cara sebagai berikut :

a. Memasukan nilai jawaban responden per-item pertanyaan berdasarkan skala jawaban masing-masing dan kemudian menjumlahkannya.

b. Mencari nilai skor nilai untuk setiap skala jawaban yang ada. c. Menjumlahkan secara total, nilai setiap skala jawaban.

Tabel 3.6

Skor Nilai Variabel/Sub-variabel

No Pernyataan 5 4 3 2 1 Jumlah Skor Total

Skor Ideal

Kemudian setelah hasil dari perhitungan skor total sudah didapatkan, untuk selanjutnya hasil tersebut diintepretasikan kedalam garis kontinum di bawah ini.

Sangat Tidak

Baik Tidak Baik

Cukup

Baik Sangat Baik


(30)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Garis Kontinum 2. Analisis Data Kuantitatif

a. Tranformasi Data Ordinal menjadi Data Interval

Menguji persyaratan analisis statistik parametrik diperlukan sebagai dasar dalam pengujian hipotesis. Pengujian persyaratan analisis dimaksud adalah uji normalitas data dan uji homogenitas. Data angket skala likert ini merupakan data ordinal, untuk melakukan pengujian persyaratan analisis statistik parametrik maka data harus berbentuk interval. Oleh karena itu dilakukan transformasi data menggunakan Methods Succesive Interval (MSI) (Hays, 1963).

Langkah-langkah transformasi data ordinal ke data interval adalah sebagai berikut:

1) Perhatikan nilai jawaban dari setiap pertanyaaan dalam kuesioner. 2) Untuk setiap pertanyaan tersebut, dilakukan perhitungan banyaknya

responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 berdasarkan frekuensi. 3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya

adalah proporsi (p).

4) Kemudian dihitung proporsi kumulatifnya (pk).

5) Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.

6) Menentukan nilai fungsi kepadatan peluang (fkp) distribusi normal yang sesuai dengan nilai Z.

7) Menentukan nilai interval (scale value) untuk setiap skor jawaban. 8) Menyesuaikan nilai skala ordinal ke interval, yaitu scale value (SV)

yang nilainya terkecil (harga negatif yang terbesar) diubah menjadi sama dengan jawaban responden yang terkecil melalui transformasi: Transformed Scale Value: SV = - (Min data – Min SV)

b. Analisis Jalur (path analysis)

Menurut Sugiyono (2013:297) analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antar variabel yang berbentuk hubungan interaktif.


(31)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalam model hubungan antar variabel tersebut, terdapat variabel independen yang disebut variabel eksogen (exogeneous) dan variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogeneous). Melalui analisis jalur ini akan dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir.

Dengan demikian analisis jalur ini dipilih adalah karena dapat menjelaskan pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Berikut langkah-langkah analisis jalur dalam penelitian ini: 1) Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui kenormalan data partisipasi, sikap dan keterampilan kewarganegaraan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov.

Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut. H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal H1 : Data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal Dengan kriteria uji sebagai berikut.

Jika nilai Sig.(p-value) < α (α = 0,05), maka H0 ditolak Jika nilai Sig. (p-value) ≥ α (α = 0,05), maka H0 diterima 2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi. Model regresi yang baik yaitu tidak terdapatnya multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun uji multikoloniearitas dapat dilihat dari hal–halsebagai berikut:

1). Nilai tolerance dan lawannya 2). Variance Inflation Factor


(32)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai variance inflation factor lebih kecil dari 10, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tidak terdapat multikolinearitas.

3). Uji Homogenitas atau Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residula suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah adalah model yang heteroskedastisitas. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisitas maka dapat melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residuanya (SDRESID).

4) Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen, maka digunakan uji t (t-test).

a) Perumusan Hipotesis

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

1 2 3

1 2 3

0

1

: 0

: 0

yx yx yx yx yx yx

H H

  

  

  

  

Atau dalam bentuk kalimat,

H0 : X1, X2, dan X3 tidak berkontribusi secara bersama-sama dan tidak signifikan terhadap Y1.

H1 : X1, X2, dan X3 berkontribusi secara bersama-sama dan signifikan terhadap Y1.

b) Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian yang digunakan berdasarkan nilai signifikansi, yaitu tolak H0, jika nilai sig. pada tabel lebih kecil dari atau sama dengan taraf


(33)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

signifikansi penelitian (). Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelititan ini sebesar 5%.

c) Penentuan nilai Sig. t dilakukan melalui program SPSS.

d) Pengambilan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara α dengan Sig.

t

(P-value nilai t). Kesimpulan yang dapat diambil adalah: a. Jika P-value nilai t < α (α =0.05), maka H0 ditolak. b. Jika P-value nilai t > α (α =0.05), maka H0 diterima. 5) Pengujian Secara Individual

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen, maka digunakan uji t (t-test).

a) Perumusan Hipotesis

Hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

0 :

0 :

1 1 1 0

 

yx yx

H H

 

Atau dalam bentuk kalimat,

H0 : X1 tidak berkontribusi secara signifikan terhadap Y1. H1 : X1 berkontribusi secara signifikan terhadap Y1. b) Kriteria Pengujian

Kriteria pengujian yang digunakan berdasarkan nilai signifikansi, yaitu tolak H0, jika nilai sig. pada tabel lebih kecil dari atau sama dengan taraf signifikansi penelitian (). Taraf signifikansi yang digunakan dalam penelititan ini sebesar 5%.

c) Penentuan nilai Sig. t dilakukan melalui program SPSS ver. 16.

d) Pengambilan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara α dengan Sig.

t

(P-value nilai t). Kesimpulan yang dapat diambil adalah: a. Jika P-value nilai t < α (α =0.05), maka H0 ditolak. b. Jika P-value nilai t > α (α =0.05), maka H0 diterima.


(34)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu I. Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Uji coba validitas angket dilakukan melalui uji validitas butir menggunakan koefisien korelasi product moment dari Person dengan bantuan SPSS versi 16 yaitu korelasi antara skor setiap butir dengan skor total. Untuk taraf signifikansinya 5 % dengan jumlah sampel 154 maka titik kritisnya adalah 0,3 (detail hasil uji validitas dan dapat dilihat pada lampiran C).

Pertama, berdasarkan hasil out put SPSS pada gambar di atas terlihat bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan dari variabel partisipasi ekstrakurikuler (1 sampai dengan 22) terhadap skor total menunjukkan banyak hasil signifikan yaitu semua indikator (variable manifest) memiliki factor loading

(λ) ≥ 0,3, hal ini menunjukkan semua indikator pada masing-masing konstruk

(varabel laten) valid/signifikan.

Kedua, berdasarkan hasil out put SPSS terlihat bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan dari variabel sikap kewarganegaraan (23 sampai dengan 52) terhadap skor total menunjukkan hasil yang tidak signifikan pada item pertanyaan no. 32, 40, 46, 47, dan 49. Hasil yang tidak signifikan tersebut disebabkan indikator (variable manifest) memiliki factor loading (λ) kurang dari 0,3.

Ketiga, berdasarkan hasil out put SPSS terlihat bahwa korelasi antara masing-masing item pertanyaan dari variabel keterampilan (53 sampai dengan 65) terhadap skor total menunjukkan banyak hasil signifikan di mana semua indikator (variable manifest) memiliki factor loading (λ) ≥ 0,3, hal ini menunjukkan semua indikator pada masing-masing konstruk (varabel laten) valid/signifikan.

Berdasarkan arahan dari pembimbing dan pertimbangan kriteria variabel sikap kewarganegaraan masih bisa terpenuhi oleh item pertanyaan yang tersisa (25 soal) maka lima soal tersebut tidak digunakan lebih lanjut dalam proses pengolahan data.


(35)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat apabila konstruk (variable laten) memiliki nilai CR ≥ 0,7 dan nilai VE ≥ 0,5 dapat dikatakan reliabel. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa semua konstruk (variabel laten) dapat dikatakan reliabel (hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran C)

Hasil pengukuran Cronbach Alpha dapat dilihat pada tabel di bawah ini, di mana data detail hasil out put SPSS dapat dilihat pada lampiran C. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi ekstrakurikuler, sikap kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan dapat dikatakan reliabel, karena nilai Cronbach Alpha > 0,70.

Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Titik Kritis Reliabilitas

Partisipasi 0,891 0,7 Reliabel

Sikap Kewarganegaraan 0,935 0,7 Reliabel


(36)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abowitz, K. and Harnish, J. (2006) Contemporary Discourses of Citizenship. Review of Educational Research. Vol. 76, hlm. 653–690.

Abs, H. & Veldhuis, R. (2006) Indicators on active citizenship - the social, cultural and economic domain. Paper by order of the Council of Europe for the CRELL-Network on Active Citizenship for Democracy at the European

Commission’s Joint Research Center in Ispra, Italy. Hlm. 5-57.

Ach. Wazir Ws., et al., ed. (1999). Panduan Penguatan Manajemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Bina Desa dengan dukungan AusAID melalui Indonesia HIV/AIDS and STD Prevention and Care Project.

Anu, S & Sunita, M. (2013). Impact of Extracurricular Activities on Students in Private School of Lucknow District. International Journal of Humanities and Social Science Invention,Vol. 2 Issue 6 Juni 2013, hlm. 92-94.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Renika Cipta

Arthur, J. and Davies, I. (2008) Citizenship Education (London: SAGE).

Astin, A. W. (1970). The Methodology of research on college impact (I). Sociology of Education. San Francisco: Jossey-Bass.

Astin, A. W. (1985). Achieving educational excellence: A critical assessment of priorities and practice in higher education. San Francisco: Jossey-Bass. Audigier, F. (2000). Basic Concepts and Core Competencies for Education for

Democratic Citizenship. Strasbourg: Council of Europe publishing.

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Barnett, R.V. (2007). Adolescent Experiences from Participating in Extracurricular and Community-Based Activities

Tersedia di: http://www.education.com/reference/article/Ref_Adolescent/ [Diakses pada 10 Agutus 2014].


(37)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bertens, K. (2000). Etika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Doolittle¸ A dan Faul, Anna C. (2013). Civic Engagement Scale: A Validation Study. SAGE Open July-September 2013.

Blomfield, C & Barber, B. (2010). Australian Adolescents’ Extracurricular Activity Participation and Positive Development: Is the Relationship Mediated by Peer Attributes? Australian Journal of Educational & Developmental Psychology,Vol 10, hlm. 114–128.

Branson, M.S. (1999). Making the case for civic education: Where we stand at the end of the 20th Century. CCE, Washington DC.

Tersedia di: http://www.civiced.org/papers/articles_mb_june99.html. [Diakses pada 2 April 2014].

CIVICO: Fostering Civic Competence Amongst Students Guide For Teachers On Developing Civic Competences.

Tersedia di: http://www.civicoproject.eu/ [Diakses pada 12 April 2014].

Council (2006). Recommendation of the European Parliament and of the Council of 18 December 2006 on Key competences for lifelong learning. Brussels: Official Journal of the European Union, hlm. 10-18.

Crick, B. Dkk. (1998). Education for citizenship and the teaching of democracy in schools. London: Department For Education And Employment.

Darmawan, C. dkk. (2010). An Analysis of The Development Model of Students’

Soft Skills in Indonesia University of Education. Internastional Scientific of Social Science and Humaniora. Vol. 2 (2), hlm. 5-10.

Davis, K dan Newstrom, J.W. (1993). Perilaku dalam Organisasi, Edisi 7 Bahasa Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Djalal, F dan Supriadi (eds). (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

De Weerd, M. et al. (2005), Indicators and options for monitoring active citizenship and citizenship education, Final report, Amsterdam: Regioplan Beleidsonderzoek.

Elias, M (2010). Sustainability of Social-Emotional Learning and related programs: Lessons from a field study. The International Journal of Emotional Education Vol. 2 (1), hlm. 17-19.


(38)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung:Alfabeta.

Etzioni, A. (2011). Citizenship in a communitarian perspective. Ethnicities Journal, hlm. 336-249.

Flanagan, C. (2003). Developmental Roots of Political Engagement. PS: Political Science & Politics

Geske, A & Cekse, I. (2013). The Influence of Civic and Citizenship Education

Achievements on The Development of Students’ Citizenship Attitudes.

Jurnal Problems of Education in the 21’ Century Volume 52, hlm. 25-34. Grudeva, M (2010). Social Aspects Of Extra Curricular Activities For Youth.

Trakia University: Trakia Journal of Sciences, Vol. 8, hlm. 400-405. Hadi, S. (1999). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset

Hamijoyo. 2007. Partisipasi Dalam Pembangunan. Jakarta: Depdikbud RI.

Holloway, J. (2000) “Extracurricular Activities and Student Motivation”

Educational Leadership Volume 60, hlm. 80-81.

Hoskins, B. (2006), Draft framework on Indicators for Active Citizenship, Paper presented at the European Commission (Crell) conference, Working towards Indicators on Active Citizenship, Ispra, Italy, September.

Hoskins, Bryony, Louise, Barber, Carolyn, Van Nijlen, Daniel, & Ernesto, V. (2011). Comparing civic competence among European youth: Composite and domain-specific indicators using IEA civic education study data. Comparative Education Review.

James, R. F. & James, M. L. (2004). Teaching career and technical skills in a

“mini” business world. Business Education Forum.

Josef ABS, Hermann & Ruud Veldhuis. (2006). Indicators on Active Citizenship

for Democracy ─ The social, cultural, and economic domain. Paper by order

of the Council of Europe for the CRELL-Network on Active Citizenship for

Democracy at the European Commission’s Joint Research Center in Ispra,

Italy August 2006.

Kartal, F. (2001). Liberal And Republican Conceptualizations of Citizenship: A Theoretical Inquiry. Turkish Public Administration Annual Journal, Vol. 27-28, 2001-2002, hlm. 101-130.


(39)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kerlinger, Fred N. (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Klaus, P., Rohman, dan Hamaker. (2007). The Hard Truth About Soft Skills: Workplace Lessons Smart People Wish They’d Learned Sooner. Amerika Serikat: HarperCollins Publishers Inc.

Kerr, D. (1999). Citizenship Education In The Curriculum: An International Review. National Foundation for Educational Research (NFER) Inggris. Kerr, D., Lines, A., Blenkinsop, S. And Schagen, I. (2002). What Citizenship and

Education Mean to 14-Year-Olds. England’s Results from the IEA Citizenship Education Study: the Views of Students, Teachers and Schools. London: DfES.

Le, T. (2013). Does Participation in Extracurricular Activities Reduce Engagement in Risky Behaviours? Melbourne Institute Working Paper No. 35/13. ISSN 1447-5863 (Online)

Tersedia di: melbourneinstitute.com [Diakses pada 13 April 2014]

Menezes, I (2003) Participation Experiences and Civic Concepts, Attitudes and Engagement: Implications for citizenship education projects. Artikel dalam European Educational Research Journal, Volume 2, hlm. 430-445.

Maslow, A. (1987). Motivation and personality. New York, NY: Longman. Miller, D. (2000). Citizenship and National Identity. Malden: Polity Press.

Moely, B.E., Mercer, S.H., Ilustre, V., Miron, D., and McFarland, M. (2002). Psychometric properties and correlates of the Civic Attitudes and Skills

Questionnaire (CASQ): A measure of students’ attitudes related to service -learning. Michigan Journal of Community Service Learning. Hlm. 15-26. Mustaqim. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008).

National Assessment Governing Board, U.S. Department of Education. (2014). Civics Framework for the 2014 National Assessment of Educational Progress.

Nawawi, H. dan Hadari, M. (1995). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


(40)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Nieragden, G. (2000). The soft skills of Business English. The Weekly Column. Tersedia di: http://www.eltnewsletter.com/

[Diakses pada 16 Agutus 2014]

Pace, C.R. (1982). Measuring outcomes of college: Fifty years of findings and recommendations for the future. San Francisco: Jossey-Bass.

Pachauri, D dan Yadav. (2014). Importance of Soft Skills in Teacher Education Program. International Journal of Educational Research and Technology Volume 5 [1] Maret 2014 hal 22-25.

Quigley, C.N. and C.F. Bahmueller, 1991. Civitas: A Framework for Civic Education. 1st Edn., Center for Civic Education, Calabasas.

Rainsbury, E ., Hodges, D., Burchell, N. & Lay, M. (2002). Ranking workplace competencies: student and graduate perceptions. Asia-Pacific Journal of Cooperative Education. 3, hlm. 8-18.

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rivai,Veithzal. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sastropoetro, S. (1989). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Schulz, W., Fraillon, J., Ainley, John., Losito, Bruno., & Kerr, D. (2010). Initial Findings from the IEA International Civic and Citizenship Education Study. Amsterdam: International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

Severiens, SE & Schmidt, HG. (2008). Academic and social integration and study progress in problem based learning.

Tersedia di: Springerlink.com [Diakses pada 20 April 2014].

Syafiie, Inu Kencana. (2003). Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Suherman, Erman H, et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (edisi revisi). Bandung: FMIPA UPI


(41)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

___________ (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. ___________ (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suryobroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Torney Putra, J. & Lopez, S.V. (2006). Developing citizenship competencies from

kindergarten through grade 12: A background paper for policymakers and educators. Denver: Education Commission of the States.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

Uslaner, E.M. (2005). Civic Engagement in America: Why People Participate in Political and Social Life.

Tersedia di: www.gvpt.umd.edu/uslaner/uslanerbrownapr.pdf [Diakses pada 10 Juli 2014].

Veldhuis, R. (1997). Education for democratic citizenship: Dimensions of citizenship, core competencies, variables and international activities, Strasbourg, Council of Europe.

Verba, Sidney, Kay Lehman Schlozman, and Henry E. Brady. (1995. Voice and Equality, Civic Voluntarism in American Politics. Cambridge: Harvard University Press.

Weidman, J. (2006). Socialization of Students in Higher education: Organizational Perspectives. The SAGE Handbook for Research in Education. SAGE Publications.

Westheimer, J & Kahne, J. (2004). What Kind Of Citizen? The Politics Of Educating For Democracy. American Educational Research Journal. Volume 41 No. 2, hlm 237-269.

Winston, R.B, Massaro, A. V. (1987). Extracurricular Involvement Inventory: An instrument for assessing intensity of student involvement. Journal of College Student Personnel 28, hlm 169–175.

Zhao, ZN. (2005). Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation and Reorganization of Curriculum: Reflections and Discussions.


(42)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tersedia di: http://www.unesco.org/new/en/education/themes/leading-the-international-agenda/rethinking-education/visions-of-learning/


(1)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Bertens, K. (2000). Etika. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Doolittle¸ A dan Faul, Anna C. (2013). Civic Engagement Scale: A Validation Study. SAGE Open July-September 2013.

Blomfield, C & Barber, B. (2010). Australian Adolescents’ Extracurricular Activity Participation and Positive Development: Is the Relationship Mediated by Peer Attributes? Australian Journal of Educational &

Developmental Psychology,Vol 10, hlm. 114–128.

Branson, M.S. (1999). Making the case for civic education: Where we stand at the end of the 20th Century. CCE, Washington DC.

Tersedia di: http://www.civiced.org/papers/articles_mb_june99.html. [Diakses pada 2 April 2014].

CIVICO: Fostering Civic Competence Amongst Students Guide For Teachers On Developing Civic Competences.

Tersedia di: http://www.civicoproject.eu/ [Diakses pada 12 April 2014].

Council (2006). Recommendation of the European Parliament and of the Council of 18 December 2006 on Key competences for lifelong learning. Brussels:

Official Journal of the European Union, hlm. 10-18.

Crick, B. Dkk. (1998). Education for citizenship and the teaching of democracy in

schools. London: Department For Education And Employment.

Darmawan, C. dkk. (2010). An Analysis of The Development Model of Students’

Soft Skills in Indonesia University of Education. Internastional Scientific of

Social Science and Humaniora. Vol. 2 (2), hlm. 5-10.

Davis, K dan Newstrom, J.W. (1993). Perilaku dalam Organisasi, Edisi 7 Bahasa

Indonesia, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Djalal, F dan Supriadi (eds). (2001). Reformasi Pendidikan dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

De Weerd, M. et al. (2005), Indicators and options for monitoring active citizenship and citizenship education, Final report, Amsterdam: Regioplan Beleidsonderzoek.

Elias, M (2010). Sustainability of Social-Emotional Learning and related programs: Lessons from a field study. The International Journal of Emotional Education Vol. 2 (1), hlm. 17-19.


(2)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung:Alfabeta.

Etzioni, A. (2011). Citizenship in a communitarian perspective. Ethnicities

Journal, hlm. 336-249.

Flanagan, C. (2003). Developmental Roots of Political Engagement. PS: Political Science & Politics

Geske, A & Cekse, I. (2013). The Influence of Civic and Citizenship Education

Achievements on The Development of Students’ Citizenship Attitudes.

Jurnal Problems of Education in the 21’ Century Volume 52, hlm. 25-34. Grudeva, M (2010). Social Aspects Of Extra Curricular Activities For Youth.

Trakia University: Trakia Journal of Sciences, Vol. 8, hlm. 400-405. Hadi, S. (1999). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset

Hamijoyo. 2007. Partisipasi Dalam Pembangunan. Jakarta: Depdikbud RI.

Holloway, J. (2000) “Extracurricular Activities and Student Motivation”

Educational Leadership Volume 60, hlm. 80-81.

Hoskins, B. (2006), Draft framework on Indicators for Active Citizenship, Paper presented at the European Commission (Crell) conference, Working towards Indicators on Active Citizenship, Ispra, Italy, September.

Hoskins, Bryony, Louise, Barber, Carolyn, Van Nijlen, Daniel, & Ernesto, V. (2011). Comparing civic competence among European youth: Composite and domain-specific indicators using IEA civic education study data. Comparative Education Review.

James, R. F. & James, M. L. (2004). Teaching career and technical skills in a “mini” business world. Business Education Forum.

Josef ABS, Hermann & Ruud Veldhuis. (2006). Indicators on Active Citizenship

for Democracy ─ The social, cultural, and economic domain. Paper by order

of the Council of Europe for the CRELL-Network on Active Citizenship for

Democracy at the European Commission’s Joint Research Center in Ispra,

Italy August 2006.

Kartal, F. (2001). Liberal And Republican Conceptualizations of Citizenship: A Theoretical Inquiry. Turkish Public Administration Annual Journal, Vol. 27-28, 2001-2002, hlm. 101-130.


(3)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kerlinger, Fred N. (2002). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Klaus, P., Rohman, dan Hamaker. (2007). The Hard Truth About Soft Skills: Workplace Lessons Smart People Wish They’d Learned Sooner. Amerika Serikat: HarperCollins Publishers Inc.

Kerr, D. (1999). Citizenship Education In The Curriculum: An International

Review. National Foundation for Educational Research (NFER) Inggris.

Kerr, D., Lines, A., Blenkinsop, S. And Schagen, I. (2002). What Citizenship and

Education Mean to 14-Year-Olds. England’s Results from the IEA Citizenship Education Study: the Views of Students, Teachers and Schools.

London: DfES.

Le, T. (2013). Does Participation in Extracurricular Activities Reduce Engagement in Risky Behaviours? Melbourne Institute Working Paper No. 35/13. ISSN 1447-5863 (Online)

Tersedia di: melbourneinstitute.com [Diakses pada 13 April 2014]

Menezes, I (2003) Participation Experiences and Civic Concepts, Attitudes and Engagement: Implications for citizenship education projects. Artikel dalam European Educational Research Journal, Volume 2, hlm. 430-445.

Maslow, A. (1987). Motivation and personality. New York, NY: Longman. Miller, D. (2000). Citizenship and National Identity. Malden: Polity Press.

Moely, B.E., Mercer, S.H., Ilustre, V., Miron, D., and McFarland, M. (2002). Psychometric properties and correlates of the Civic Attitudes and Skills

Questionnaire (CASQ): A measure of students’ attitudes related to service

-learning. Michigan Journal of Community Service Learning. Hlm. 15-26. Mustaqim. (2008). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 2008).

National Assessment Governing Board, U.S. Department of Education. (2014).

Civics Framework for the 2014 National Assessment of Educational Progress.

Nawawi, H. dan Hadari, M. (1995). Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.


(4)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Nieragden, G. (2000). The soft skills of Business English. The Weekly Column. Tersedia di: http://www.eltnewsletter.com/

[Diakses pada 16 Agutus 2014]

Pace, C.R. (1982). Measuring outcomes of college: Fifty years of findings and

recommendations for the future. San Francisco: Jossey-Bass.

Pachauri, D dan Yadav. (2014). Importance of Soft Skills in Teacher Education Program. International Journal of Educational Research and Technology Volume 5 [1] Maret 2014 hal 22-25.

Quigley, C.N. and C.F. Bahmueller, 1991. Civitas: A Framework for Civic

Education. 1st Edn., Center for Civic Education, Calabasas.

Rainsbury, E ., Hodges, D., Burchell, N. & Lay, M. (2002). Ranking workplace competencies: student and graduate perceptions. Asia-Pacific Journal of

Cooperative Education. 3, hlm. 8-18.

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rivai,Veithzal. (2003). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sastropoetro, S. (1989). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Schulz, W., Fraillon, J., Ainley, John., Losito, Bruno., & Kerr, D. (2010). Initial Findings from the IEA International Civic and Citizenship Education Study. Amsterdam: International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA).

Severiens, SE & Schmidt, HG. (2008). Academic and social integration and study progress in problem based learning.

Tersedia di: Springerlink.com [Diakses pada 20 April 2014].

Syafiie, Inu Kencana. (2003). Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bandung: Refika Aditama.

Suherman, Erman H, et al. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika


(5)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

___________ (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. ___________ (2013). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Suryobroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Torney Putra, J. & Lopez, S.V. (2006). Developing citizenship competencies from

kindergarten through grade 12: A background paper for policymakers and educators. Denver: Education Commission of the States.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

Uslaner, E.M. (2005). Civic Engagement in America: Why People Participate in Political and Social Life.

Tersedia di: www.gvpt.umd.edu/uslaner/uslanerbrownapr.pdf [Diakses pada 10 Juli 2014].

Veldhuis, R. (1997). Education for democratic citizenship: Dimensions of citizenship, core competencies, variables and international activities, Strasbourg, Council of Europe.

Verba, Sidney, Kay Lehman Schlozman, and Henry E. Brady. (1995. Voice and

Equality, Civic Voluntarism in American Politics. Cambridge: Harvard

University Press.

Weidman, J. (2006). Socialization of Students in Higher education:

Organizational Perspectives. The SAGE Handbook for Research in

Education. SAGE Publications.

Westheimer, J & Kahne, J. (2004). What Kind Of Citizen? The Politics Of Educating For Democracy. American Educational Research Journal. Volume 41 No. 2, hlm 237-269.

Winston, R.B, Massaro, A. V. (1987). Extracurricular Involvement Inventory: An instrument for assessing intensity of student involvement. Journal of

College Student Personnel 28, hlm 169–175.

Zhao, ZN. (2005). Four ‘Pillars of Learning’ for the Reorientation and Reorganization of Curriculum: Reflections and Discussions.


(6)

Arief Rahman, 2014

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tersedia di: http://www.unesco.org/new/en/education/themes/leading-the-international-agenda/rethinking-education/visions-of-learning/


Dokumen yang terkait

Upaya madrasah dalam mengembangkan kreativitas siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler: penelitian di MAN 4 Jakarta

0 8 126

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) terhadap Keterampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah Siswa MAN Brebes 1

1 17 135

PENANAMAN SIKAP GOTONG ROYONG DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 3 Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan.

0 6 24

PENANAMAN SIKAP GOTONG ROYONG DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 3 Penanaman Sikap Gotong Royong Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SDN 3 Kronggen Grobogan.

0 3 13

INTEGRASI KARAKTER KEDISIPLINAN DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI Integrasi Karakter Kedisiplinan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di MTs Negeri Gemolong.

0 2 13

PERANAN KEGIATAN ESKTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP KEDISIPLINAN SISWA UNTUK MENCAPAI TUJUAN PKN : Studi Deskriptif Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Siswa di SMKN 1 Cimahi.

2 23 66

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENUMBUHKAN SIKAP KEMANDIRIAN SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA :studi deskriptif terhadap pendidikan karakter siswa di SMKN 12 Bandung.

0 4 42

PENGARUH PENGEMBANGAN KEMELEKWACANAAN WARGA NEGARA DAN KETERAMPILAN PARTISIPASI DALAM PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN TERHDAPA PARTISIPASI POLITIK SISWA.

11 32 62

PENGARUH PENGEMBANGAN BUDAYA KEWARGANEGARAAN (CIVIC CULTURE) MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TERHADAP PENGEMBANGAN SIKAP PATRIOTISME :Studi Deskriptif Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Rangka Pengembangan Budaya Kewarganegaraan Di SMA Negeri Di

3 30 66

PENGARUH PARTISIPASI SISWA DALAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA TERHADAP SIKAP DAN KETERAMPILAN KEWARGANEGARAAN - repository UPI T PKN 1200988 Title

0 0 3