PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

(1)

NO. DAFTAR FPEB: 030/UN 40.7.DI/LT/2014

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK

Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh:

MAHARANI RATIH 1005711

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK

Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh: Maharani Ratih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Maharani Ratih 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di

SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014) Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran FPEB UPI

Dr. Rasto, M.Pd NIP. 197207112001121001


(4)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di

SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014) Maharani Ratih

1005711

Skripsi ini telah Disetujui dan Disahkan oleh:

Penguji I

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Penguji II

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 196111081986012001

Penguji III

Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001


(5)

BERITA ACARA SIDANG

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/tanggal : Rabu, 29 Januari 2014

Waktu : 08.00 s/d selesai

Tempat : Laboratorium Pendidikan Manajemen Perkantoran

Panitia Ujian :

Ketua : Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. NIP: 196004121986031002

Sekretaris : Dr. Rasto, M.Pd.

NIP. 197207112001121001

Penguji : Penguji I,

Dr. Janah Sojanah, M.Si NIP. 195712191984032002

Penguji II,

Dra. Hj. Nani Sutarni, M.Pd. NIP. 196111081986012001

Penguji III,

Drs. Budi Santoso, M.Si. NIP. 196008261987031001


(6)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK

Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014) Oleh:

MAHARANI RATIH 1005711

Skripsi ini dibimbing oleh: Dr. Rasto, M.Pd.

Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa. Inti kajiannya difokuskan pada salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran. Model pembelajaran yang diperoleh adalah model pembelajaran kelompok memproses informasi yaitu model pembelajaran Sinektik. Berdasarkan hal tersebut, pokok masalah yang diungkap dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh model pembelajaran Sinektik terhadap hasil belajar siswa.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu model pembelajaran Sinektik (X) dan hasil belajar siswa (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen, dan bentuk kuasi eksperimen yang dipilih adalah Nonequivqlenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, yang dianalisis menggunakan perhitungan skor gain ternormalisasi. Responden dalam penelitian ini adalah kelas X AP 2 yang menjadi kelompok eksperimen berjumlah 40 orang dan kelas X AP 1 yang menjadi kelompok kontrol berjumlah 42 orang.

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan informasi bahwa (1) Hasil belajar kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Sinektik termasuk kedalam klasifikasi rendah, (2) Hasil belajar kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif termasuk kedalam klasifikasi tinggi. Artinya, sekolah dapat untuk menerapkan model pembelajaran berpikir induktif pada standar kompetensi melakukan prosedur administrasi kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor untuk meningkatkan hasil belajar siswa, (3) Model pembelajaran Sinektik dan Berpikir Induktif mempengaruhi hasil belajar, namun tidak signifikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Hal tersebut sebaiknya perlu diupayakan dan ditingkatkan terus menerus. Adapun cara yang dapat ditempuh pihak sekolah adalah dengan memberikan pelatihan ataupun penilaian secara berkala terhadap guru-guru yang bersangkutan.


(7)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OFSINEKTIKLEARNINGMODELFORLEARNINGSTUDENT (Quasi-ExperimentalStudyOnCompetency StandardsPerformAdministrative ProceduresInAdministrative Office Program Class XatSMKBina Wisata Lembang

Year2013/2014) by: Maharani Ratih

1005711

This Script is guided by: Dr. Rasto, M.Pd

The problem in this research study is on student learning outcomes. Its Core is focused on one of the factors that influence student learning outcomes is a model of learning.Learning models are taken learning model group information processing model of learning that SinektikAs such, the subject matter revealed in this research is the influence of the learning model of Advance Organizer of student learning outcomes.

This research consists of two variables: Sinektik learning model (X) and student learning outcomes (Y).The method used in this research is the method of Quasi- Experiments, and the shape is selected quasi-experimental control group design Nonequivqlenty. The technique of data collection by observation sheets, which are analyzed using normalized gain score calculation.And that the respondents in this research is class X AP 2 into an experimental group of 40 people and class X AP 1 being a control group of 42 people.

Based on the research results, obtained information that (1) The results of the experimental group learning using learning model Sinektik including classification into low, (2) The results of the control group study using inductive learning model thinking to being including classification into high.That is, schools can implement the model pembelajaran thinking on competency standard administrative procedure to identify basic competencies office documents to improve student learning outcomes, (3) learning model Sinektik andmodel thinking to influence for learnin student, but not significantly to improve student learning outcome.

This needs to be maintained and improved continually. This could be done with training or periodic assessments in that school, for the teachers involved.


(8)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. 1.3. Tujuan Penelitian... Error! Bookmark not defined. 1.4. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

... Error! Bookmark not defined. 2.1. Teori Belajar dan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.2. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 2.3. Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined. 2.3.1. Tujuan Pembelajaran Koopertif . Error! Bookmark not defined. 2.3.2. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not

defined.

2.3.3. Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif ... Error! Bookmark not defined.

2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sinektik . Error! Bookmark not defined.


(9)

2.4.1. Tujuan-tujuan dan asumsi asumsi Tipe Sinektik ... Error! Bookmark not defined.

2.4.2. Kreativitas Metafora ... Error! Bookmark not defined. 2.4.3. Unsur-unsur model Pembelajaran Kooperatif Sinektik ... Error!

Bookmark not defined.

2.4.4. Kelebihan dan kekurangan Tipe Sinektik Error! Bookmark not defined.

2.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir Induktif ... Error! Bookmark not defined.

2.5.1. Konsep dan Tahapan Model Pembelajaran Berpikir Induktif ... Error! Bookmark not defined. 2.5.2. Unsur-unsur Model Pembelajaran Berpikir Induktif ... Error!

Bookmark not defined.

2.5.3. Kelebihan-Kekurangan Model Pembelajaran Berpikir Induktif ... Error! Bookmark not defined. 2.6. Belajar Dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.6.1. Pengertian Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.6.2. Pengertian Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined. 2.6.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... Error!

Bookmark not defined.

2.7. Hasil Penelitian terdahulu ... Error! Bookmark not defined. 2.8. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. 2.9. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. 3.1. Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.2. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.3. Unit Analisis ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4. Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. 3.5. Instrumen Penilaian ... Error! Bookmark not defined. 3.6. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.7. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 3.7.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7.3. Uji Beda (Uji-t) ... Error! Bookmark not defined. 3.7.4. Perhitungan N-Gain Ternomalisasi ... Error! Bookmark not

defined.

3.8. Pengujian Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1. Profil SMK Bina Wisata Lembang ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Deskripsi Hasil Uji Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1. Uji Validitas ... Error! Bookmark not defined. 4.2.2. Uji Reliabilitas... Error! Bookmark not defined. 4.2.3. Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... Error! Bookmark not

defined.

4.2.4. Uji Daya Pembeda Soal... Error! Bookmark not defined. 4.3. Deskripsi Data Hasil Penelitian... Error! Bookmark not defined. 4.3.1. Data Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2. Data Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1. Hasil Pre-test ... Error! Bookmark not defined. 4.4.2. Hasil Post-test ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3. Data Hasil Observasi ... Error! Bookmark not defined.


(11)

4.4.4. N-Gain ... Error! Bookmark not defined. 4.4.5. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4.6. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 4.4.7. Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. 4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan... Error! Bookmark not defined. 5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Hasil Ulangan Harian ... Error! Bookmark not defined. Tabel 2 Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3 Skenario Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4 Interpretasi derajat reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 5 Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined. Tabel 6 Klasifikasi Daya Pembeda ... Error! Bookmark not defined. Tabel 7 Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas . Error! Bookmark not defined.

Tabel 8 Uji Barlett ... Error! Bookmark not defined. Tabel 9 Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi... Error! Bookmark not defined.

Tabel 10 Distribusi Validitas Butir Soal ... Error! Bookmark not defined. Tabel 11 Tingkat Kesukaran Instrumen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 12 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal ... Error! Bookmark not defined.


(12)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 13 Data hasil Observasi Aktivitas Guru ... Error! Bookmark not defined. Tabel 14 Data hasil Observasi Aktivitas Siswa ... Error! Bookmark not defined. Tabel 15 NIlai N-Gain Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined. Tabel 16 Nilai N-Gain Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Tabel 17 Hasil Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 18 Hasil Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. Tabel 19 Hasil Uji-t ... Error! Bookmark not defined. Tabel 20 Hasil Penelitian Secara Umum ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined. Gambar 2 Kerangka Eksperimen ... Error! Bookmark not defined. Gambar 3 Struktur Organisasi SMK Bina Wisata Lembang Error! Bookmark not defined.

Gambar 4 Presentase kelulusan Pre-test ... Error! Bookmark not defined. Gambar 5 Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Error! Bookmark not defined.

Gambar 6 Presentase Kelulusan Post-test ... Error! Bookmark not defined. Gambar 7 Nilai Rata-rata Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .... Error! Bookmark not defined.


(13)

(14)

(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Sekolah Menengah Kejuruan atau yang disebut SMK yaitu bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional, yang mempunyai peranan penting didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

(Vocational Instructional Service, 1989). Banyak kontroversi tentang pengertian pendidikan kejuruan, semula pendidikan kejuruan didefinisikan

sebagai “vocational educational is simply training for skills, training the hands” Pendidikan kejuruan merupakan latihan sederhana untuk menguasai suatu keterampilan, yaitu keterampilan tangan. Pada abad kesembilan belas dimunculkan konsep baru tentang pendidikan kejuruan, yaitu dengan dimasukkannya pendidikan kejuruan ke dalam pemberdayaan profesional, seperti halnya hukum, profesi keinsinyuran, kedokteran, keperawatan dan profesional lainnya.

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan non akademis yang berorientasi pada praktek-praktek dalam bidang pertukangan, bisnis, industri, pertanian, transportasi, pelayanan jasa, dan sebagainya.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 pasal 15 menyatakan bahwa pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.


(16)

2

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang menghubungkan, menjodohkan, melatih manusia agar memiliki kebiasaan bekerja untuk dapat memasuki dan berkembang pada dunia kerja (industri), sehingga dapat dipergunakan untuk memperbaiki kehidupannya.

Selanjutnya Calhoun (1982:22) mengemukakan:

Vocational education is concerned with preparing people for work and with improving the training potential of the labor force. It covers any forms of education, training, or retraining designed to prepare people to enter or to continue in employment in a recognized occupation.

Memahami pendapat di atas dapat diketahui bahwa pendidikan kejuruan berhubungan dengan mempersiapkan seseorang untuk bekerja dan dengan memperbaiki pelatihan potensi tenaga kerja. Hal ini meliputi berbagai bentuk pendidikan, pelatihan, atau pelatihan lebih lanjut yang dibentuk untuk mempersiapkan seseorang untuk memasuki atau melanjutkan pekerjaan dalam suatu jabatan yang sah.

Dapat disimpulkan pendidikan kejuruan (SMK) adalah bagian dari sistem pendidikan yang bertujuan mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan pengetahuan sesuai dengan program studi yang ditempuh untuk persyaratan lapangan kerja dan mampu mengembangkan potensi dirinya.

Emily Calhoun (Bruce Joyce dalam Achmad Fawaid dan Atteilla Mirza, 2009:3) mengatakan bahwa: Mengajar yang sesungguhnya adalah mengajarkan siswa bagaimana belajar.


(17)

3

Upaya peningkatan prestasi belajar siswa tidak terlepas dari berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh hasil belajar yang optimal.

Sudjana (2005:22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar:

(1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita

Gagne (dalam Mohamad Surya: 41) Mengungkapkan ada lima kategori hasil belajar, yakni: informasi verbal, kecakapan intelektual, strategi kognitif, sikap dan kecakapan. Sementara Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan hasil belajar yaitu: kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan observasi pendahuluan sebelum melakukan penelitian pada objek penelitian, diperoleh bahwa hasil belajar pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Bina Wisata Lembang


(18)

4

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor masih rendah.

Hal tersebut didukung dengan data hasil nilai ulangan harian Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Bina Wisata Lembang yang masih rendah dengan presentase sebagai berikut:

Tabel 1

Nilai Hasil Ulangan Harian

Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor

Tahun Pelajaran 2011/2012-2013-2014

No Tahun KKM

Rata-rata Jumlah

Rata-rata Keterangan X AP 1 X AP 2

1 2011-2012 70 69 - 69 -

2 2012-2013 70 70 69 69,5 Naik, 0,72%

3 2013-2014 70 60 65 62,5 Turun, 10,07%

Sumber : Data Pra-Penelitian yang telah diolah

Data diatas memperlihatkan rata rata kelas X AP pada tiga tahun terakhir untuk kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor yang memperoleh nilai tidak memuaskan, karena tidak melebihi nilai KKM yang ditetapkan. Tahun pertama jumlah rata-rata yang diperoleh adalah 69, dibandingkan dengan tahun pertama tahun kedua naik 0,72% menjadi 69,5, dan pada tahun ketiga dibandingkan dengan tahun kedua memperoleh jumlah rata-rata kedua kelas yang turun 10,07% mencapai 62,5. Peneliti menduga hal tersebut terjadi disebabkan karena metode pembelajaran yang


(19)

5

tidak efektif dimana alur komunikasi hanya dilakukan satu arah yaitu guru hanya menyampaikan informasi kepada siswa mengakibatkan peluang siswa untuk bertanya atau kreatif menjadi kurang sehingga menghasilkan respon yang kurang baik dari siswa pada kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor.

Kunci mendapatkan model yang baik adalah dengan menggunakannya sebagai perangkat penelitian. Kita menyediakan lingkungan-lingkungan pembelajaran, mempelajari respons siswa, dan belajar dari pengalaman, pada akhirnya, ini semua akan menjadi pekerjaan yang sedikit berbeda dan lebih baik. Cara penerapan suatu pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik diri mereka sendiri.

Adanya berbagai macam Model Pembelajaran Kooperatif yang ada, peneliti memilih untuk menggunakan Rumpun Model Pembelajaran Memproses Informasi yaitu, model pembelajaran yang lebih menjelaskan bagaiman cara individu memberi respons rangsangan dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan merencanakan pemecahan masalah, serta menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal. Peneliti menganggap bahwa Rumpun Model Pembelajaran Memproses Informasi sangat sesuai dengan Mata Pelajaran Produktif Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi. Mata Pelajaran Produktif Melakukan Prosedur Administasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor adalah salah satu mata pelajaran yang sangat berpengaruh terhadap keahlian siswa,


(20)

6

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seperti yang diketahui bahwa peran surat/dokumen sangat penting dalam sebuah organisasi/ instansi.

Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Soedarmayanti (2001:162), surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan berita. Surat masih digunakan sampai sekarang karena surat memiliki kelebihan dengan sarana komunikasi lainnya, kelebihan tersebut kerena surat lebih praktis, efektif, dan ekonomis. Keunggulan surat akan lebih bermanfaat bila dalam penanganan surat dilakukan dengan baik dan benar sehingga makna surat akan lebih terasa manfaatnya.

Pada mata pelajaran produktif standar kompetensi melakukan prosedur administasi, khususnya di kompetensi dasar mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor, yang mana banyak mempelajari mengenai bagaimana cara mengidentifikasi dokumen/surat secara benar akan sangat berhubungan erat dengan mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan pemecahan masalah didukung dengan penggunaan simbol-simbol baik itu verbal dapat berupa video mengenai cara melakukan prosedur administrasi yang benar maupun secara nonverbal yang dapat berupa contoh-contoh surat sehingga siswa dapat mengidentifikasi dokumen/surat baik dari macamnya, bentuknya, dan jenisnya.

Model Pembelajaran Memproses Informasi terbagi atas delapan model pembelajaran diantaranya a.Model Pencapaian Konsep (Concept


(21)

7

Attainment), b.Model Berpikir Induktif (Inductive Thinking), c.Model Latihan Penelitian (Inquiry Training), d.Model Pemandu awal (Advance Organizer), e.Model Memorisasi (Mnemonic), f.Model Pengembangan Intelek (Developing Intellect), g.Model Penelitian Ilmiah (Scientific Inquiry) dan h.Model Sinektik. Dari kedelapan model tersebut, peneliti akanmenggunakan Model Pembelajaran sinektik untuk diaplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Metode pembelajaran sinektik yang Inti dari model sinektik ialah aktivitas metapora yang meliputi analogi langsung, analogi personal dan konflik yang dipadatkan. Kegiatan metaporis bertujuan menyajikan perbedaan konseptual antara diri siswa dengan obyek yang dihadapi atau materi yang dipelajari. Diduga dapat merubah hasil belajar siswa menjadi lebih baik karena Metode pembelajaran Sinektik merupakan suatu pendekatan baru yang menarik guna mengembangkan kreativitas, model

sinektik biasa digunakan untuk keperluan mengembangkan “aktivitas kelompok” dalam organisasi industri, di mana individu dilatih untuk

mampu bekerja sama satu dengan yang lainnya dan nantinya berfungsi sebagai orang yang mampu mengatasi masalah (problem-slovers) atau sebagai orang yang mampu mengembangkan produksi (products-developers).

Peneliti ingin membandingkan model pembelajaran sinektik efektif diterapkan atau tidak, oleh karena itu peneliti membandingkan dengan Model Pembelajaran yang satu rumpun dengan mengelola informasi yaitu


(22)

8

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpikir Induktif, khususnya bagi siswa dalam Mata Pelajaran Melakukan Prosedur Administasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantor, karena dengan Model Pembelajaran Berpikir Induktif siswa dibantu untuk berpikir dan berlatih untuk membuat kesimpulan dan prinsip, hingga diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pernyataan diatas akan dibuktikan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang akan membandingkan antara hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Sinektik dengan Model Pembelajaran berpikir induktif dalam proses belajar mengajar di kelas.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang yang telah di paparkan di atas, yang menjadi inti dari permasalahan ini adalah model pembelajaran yang diterapkan oleh guru, dimana hanya melakukan model pembelajaran yang kurang memberi kesempatan siswa untuk berkreativitas sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa. Maka identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Sinektik pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi di Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang?

2. Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Berpikir Induktif pada Standar


(23)

9

Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang?

3. Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Sinektik dengan tipe Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk memperoleh pengetahuan lebih mendalam dan secara ilmiah mengenai Penerapan Model Pembelajaran Tipe Sinektik dan Berpikir Induktifuntuk melihat apakah model pembelajaran tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Serta tujuan yang ingin dicapai yaitu:

1. Peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran tipe Sinektik Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang.

2. Peneliti ingin mengetahui bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran tipe Berpikir Induktif Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang.

3. Peneliti ingin mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran tipe Sinektik dan Berpikir


(24)

10

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Induktif Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administasi Kelas X Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang. 1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat dari penelitian ini untuk mengembangkan model sinektik dalam mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi di SMK untuk mengembangkan kreativitas siswa. Diharapkan akan mampu memberikan informasi dan dapat dijadikan referensi bagi pembaca untuk bahan kajian lebih lanjut mengenai model-model pembelajaran kooperatif dan memberikan manfaat bagi sekolah maupun peneliti.

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dijadikan informasi dan bahan referensi para guru dalam kegiatan belajar mengajar yang berhubungan dengan metode pembelajaran kooperatif guna meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sehingga dapat mengoptimalisasikan teori yang dimiliki untuk mencoba menganalisis fakta, data, dan peristiwa yang terjadi untuk dapat ditarik kesimpulan secara objektif dan ilmiah.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian

Kajian dari penelitian ini yaitu mengenai Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang). Penelitian ini termasuk dalam ranah Pendidikan Manajemen Perkantoran karena program studi yang sedang peneliti tempuh adalah pendidikan, dan didalamnya terdapat Learning and Teaching, begitupun proses penelitian dilakukan kepadasubjek penelitian ini yaitu siswa/i SMK Bina Wisata Lembang Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X AP 1 dan X AP 2.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian dari kajian yang diteliti menggunakan Quasi experimental design. Digunakannya desain nonequivqlenty control group design. dalam pelaksanaan penelitian, penulis akan menggunakan 2 kelompok intak. Kelompok intak ini merupakan kelompok subyek yang sudah ada dan ditetapkan sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan diberikan diberikan pretest dan posttest yang sama. Kelompok eksperimen akan diberlakukan model pembelajaran kooperatif tipe Sinektik sedangkan pada kelompok kontrol diberlakukan model pembelajaran tipe berpikir induktif. Agar lebih


(26)

61

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memahami, peneliti memperlihatkan rancangan desain penelitian digambarkan sebagai berikut:

(Sugiyono,2008:116) Ket :

01 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen 02 : Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen 03 : Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok control 04 : Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol X : Penerapan Model Pembelajaran tipe Sinektik

E : Kelas Eksperimen K : Kelas Kontrol

Hal - hal yang dilakukan dalam melakukan metode kuasi eksperimen, maka peneliti dibantu penelaah Hendri Winata (2013) menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang terdapat pada kerangka eksperimen dibawah ini:


(27)

62

Gambar 1 Kerangka Eksperimen

Sumber: Hendri Winata (2013) Langkah - langkah metode kuasi eksperimen:

a. Mengujikan soal pre test kepada siswa pada kelas treatment dan juga kelas kontrol

AP 2 (Sinektik)

Pre test AP 1 (Berpikir Induktif)

Pre test

Post test Post test

Uji Beda

Proses Pembelajaran Kelas Treatment

Proses Pembelajaran Kelas Kontrol

Gain

Uji Beda Gain

Uji Beda

Uji Beda Gain

=


(28)

63

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Hasil dari pre test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan dengan uji beda yaitu uji-t untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan.

c. Setelah teruji kelas treatment dan kelas kontrol tidak memiliki perbedaan maka kedua kelas tersebut layak dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajaran masing-masing. Bila hasil tes uji beda menyatakan adanya perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan.

d. Setelah kelas treatment dan kelas kontrol diberikan perlakuan model pembelajaran. Langkah selanjutnya melakukan mengujikan post test dari data post-test.

e. Hasil dari post test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan kembali dengan skor gain untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dan dilakukan kembali pengujian uji beda (uji-t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan

Langkah yang terakhir adalah mengujikan proses pembelajaran dengan menghitung skor gain dan uji beda pre test dan post test untuk mengetahui bahwa model pembelajaran keduanya bermakna secara signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.

3.3. Unit Analisis

Unit analisis dari penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X jurusan administrasi perkantoran, dengan kata lain peneliti menggunakan populasi. Penelitian ini yang dijadikan sebagai pertimbangan dalam memilih subjek


(29)

64

penelitian yaitu kesamaan dari rata-rata nilai ulangan harian siswa yang tidak jauh berbeda dimana rata-rata nilai ulangan harian kelas X AP1 60,52 dan kelas X AP2 66,05.

3.4. Skenario Pembelajaran

Agar mempermudah peneliti merinci langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Sinektik (kelas eksperimen) dan penerapan model pembelajran Berpikir Induktif (kelas kontrol) adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Skenario Pembelajaran Model Pembelajaran Sinektik

(Kelas Eksperimen)

Model Pembelajaran Berpikir Induktif

(Kelas Kontrol) 1. Tahap Persiapan

a. Guru membuat rpp

b. Guru menyiapakan materi yang dibahas

c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test

1. Tahap Persiapan a. Guru membuat rpp

b. Guru menyiapakan materi yang dibahas

c. Menyiapkan soal-soal untuk pre test dan post test

2. Pelaksanaan a. Pendahuluan

1) Orientasi

a) Guru mengajak siswa

2. Pelaksanaan a. Pendahuluan

1) Orientasi


(30)

65

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk berdoa sebelum

pelaksanaan KBM dimulai.

b) Guru mengkondisikan kelas dan memeriksa kehadiran siswa.

c) Guru memusatkan perhatian siswa sebelum masuk kepada materi 2) Apersepsi

a) Guru mengulas tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari

b) Guru memberikan pre test kepada siswa

3) Motivasi

a) Guru menyampaikan materi pembelajan hari ini.

b) Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai oleh siswa.

c) Guru menyampaikan

perhatian siswa pada materi yang akan dibelajarkan.

b) Dengan menunjukan contoh-contoh

gambar/slide yang menarik (surat-surat / dokumen). 2) Apersepsi

a) Guru mengulas tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari.

b) Guru memberikan pre test/quiz kepada siswa 3) Motivasi

Guru menyampaikan manfaat pembelajaran yang akan dicapai kepada siswa.

4) Pemberian Acuan

a) Guru menjelaskan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besarnya.


(31)

66

manfaat pembelajaran yang akan dicapai 4) Pemberian Acuan

a) Guru menjelaskan garis besar materi yang akan diajarkan

b) Guru membagi siswa ke dalam kelompok 5-6 orang

c) Guru menjelaskan langkah langkah metode sinektik

d) Guru menyampaikan metode penilaian yang akan dilakukan

b. Kegiatan Inti

1. Tahap Mendeskripsikan Situasi saat ini

Guru meminta siswa mendeskripsikan situasi atau topik seperti yang mereka lihat saat ini.

2. Tahap Analogi Langsung

dalam kelompok-kelompok belajar terdiri dari 6-7 orang.

c) Guru menjelaskan

langkah-langkah model

pembelajaran Induktif d) Guru menyampaikan

metode penilaian yang akan dilakukan.

e) Guru menjelaskan mengenai sumber-sumber belajar yang dibutuhkan. b. Kegiatan inti

1) Tahap Pembentukan Konsep a) Mengidentifikasi data yang

relevan dengan

permasalahan,

b) Mengelompokkan data atas

dasar kesamaan

karakteristik dan

c) Membuat kategori serta memberi label/judul, pada kelompok-kelompok data


(32)

67

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Siswa mengusulkan

analogi-analogi langsung,

memilihnya dan

mengeksplorasi

(mendeskripsikan)-nya lebih jauh.

3. Tahap Analogi Personal Siswa “menjadi” analogi yang telah mereka pilih dalam tahap kedua tadi. 4. Tahap Konflik Padat

Siswa mengambil deskripsi-deskripsi dari tahap kedua dan ketiga. Mengusulkan beberapa analogi konflik padat dan memilih salah satunya.

5. Analogi Langsung

Siswa membuat dari memilih analogi langsung yang lain, yang didasarkan pada analogi konflik padat. 6. Memeriksa Kembali Tugas

yang memiliki kesamaan karakteristik.

2) Tahap Interpretasi Data

a) Siswa diberi kebebasan untun mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan.

b) Guru dan siswa

berinteraksi aktif untuk saling bertanya dan menjawab

c) Siswa dibimbing untuk menginterpretasi dan menyimpulkan data.

3) Tahap Penerapan Prinsip Siswa diharapkan dapat menerapkan

konsep/simpulan/prinsip tersebut ke dalam suatu situasi permasalahan yang berbeda atau baru.


(33)

68

Awal

Guru memnta siswa kembali pada tugas atau masalah awal dan menggunakan analogi terakhir dan atau seluruh pengalaman sinektiknya.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan post test

3. Kegiatan Penutup

a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru memberikan post test

3.5. Instrumen Penilaian

Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian (uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah, unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara, angket, dan pengamatan


(34)

69

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(observasi). Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua karakteristik penting dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen yang valid apabila instrumen digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Seperti Aspek kesesuaian indikator dengan butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kaidah-kaidah dalam penulisan butir soal dan sebagainya.

Siswa akan diberikan instrument tes yaitu tes kemampuan pemahaman konsep berupa pretest (sebelum proses) dan posttest (setelah proses). Pretest tersebut dapat mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan posttesuntuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan terhadap eksperimen dan kelas kontrol.

Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah antara lain: Validitas, Reliabilitas, Taraf Kesukaran, Daya Pembeda.

3.5.1.Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrument dikatakan apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menggungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat menggunakan uji validitas yang merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Nilai validitas dapat ditentukan dengan kofisien produk momen dengan menggunakan rumus sebagai berikut :


(35)

70

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

(Suharsimi arikunto,2009:72 )

Keterangan :

rxy :Koofesien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel yang dikorelasikan.

x : Skors tiap items x y : Skors tiap items y

N : Jumah responden uji coba

Peneliti ingin mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka nilai rxy dibandingkan dengan nilai rtabel.suatu butir soal dikatakan valid jika rxy>rtabel Nilairtabel.z .

3.5.2.Uji Reliabilitas Instrumen

Uji selanjutnya untuk mengetahui suatu instrument reliable atau tidak maka harus diketahui koefesien reliabilitasnya. reliable tes berhubungan dengan ketetapan masalah hasil tes atau seandainya hasil tes berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti, sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2008:60) suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Maka pengujian


(36)

71

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabilitas uji coba instrument ini dengan menggunakan koefisien alpha sebagai berikut:

r11 =

(Ating Somantri dan Sambas Ali M., 2006:48)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan k : Jumlah butir instrument

Tabel 2

Interpretasi derajat reliabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000-0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,201-0,400 Derajat reliabilitas rendah 0,401-0,600 Derajat reliabilitas cukup 0,601-0,800 Derajat reliabilitas tinggi 0,801-1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi

(Suharsimi Arikunto,2006:223) 3.5.3.Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada soal tersebut. Suharsimi Arikunto (2008:207) bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Bilangan yang menunjukan sukar


(37)

72

atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkatan dapat dihitung dengan rumus:

P =

(Suharsimi Arikunto, 2008:207) Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Ada kriteria untuk menentukan soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik, sebagai berikut :

Tabel 3 Tingkat Kesukaran

No Rentang Nilai tingkat kesukaran Klasifikasi

1 0,70-1,00 Mudah

2 0,30-0,70 Sedang

3 0,00-0,30 Sukar

(Suharsimi arikunto,2006:100) 3.5.4.Daya Pembeda Instrumen

Uji selanjutnya peneliti menghitung pula daya pembeda instrument. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:211) mengemukakan bahwa daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukan besarnya


(38)

73

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

daya pembeda disebut indeks deskriminasi (D), indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan perumusan:

Keterangan :

D : Indeks diskriminasi (daya pembeda)

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

PA : Proposal kelompok atas yang menjawab benar Tabel 4

Klasifikasi Daya Pembeda

No Rentang Nilai (D) Klasifikasi

1 0,00-0,19 Jelek

2 0,20-0,39 Cukup

3 0,40-0,69 Baik

4 0,70-1,00 Baik Sekali

5 Negatif Tidak Baik

(Suharsimi arikunto,2001 : 218)

3.6. Prosedur Penelitian

Setelah semua instrumen di uji dan layak untuk diberikan kepada objek penelitian, maka selanjutnya penelitian dilanjutkan dengan prosedur yang sudah peneliti buat diantaranya ada tiga tahapan, yaitu sebagai berikut: 1. Tahap pretest


(39)

74

Pada tahap pertama ini peneliti memberikan prestest pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari tahap ini akan diketahui kemampuan dan keadaan awal kedua kelas tersebut sebelum diberi perlakuan (treatment).

2. Tahap Proses

Pada tahap kedua ini peneliti memberikan perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Sinektik, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran tipe Berpikir Induktif.

3. Tahap Post test

Pada tahap terakhir ini peneliti memberikan kembali soal yang sama persis seperti di tahap pertama yaitu melakukan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah ituakandiperoleh data hasil akhir pembelajaran setelah penerapan model pembelajaran Sinektikdan Berpikir Induktif.

3.7. Teknik Analisis Data 3.7.1.Uji Normalitas

Uji normalitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak, Menurut Arikunto (2006:314) “Jika berdistribusi normal maka proses selanjutnya dalam pengujian hipotesis dapat menggunakan perhitungan statistik parametrik. Jika tidak berdistribusi normal maka dapat menggunakan perhitungan statistik non parametrik”.


(40)

75

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur kerja dari uji normalitas dengan metode liliefors menurut (ating dan sambas, (2006:289) sebagai berikut:

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empiric (observasi)

e. Hitung nilai z untuk mengetahui pada table z f. Menghitung theoretical proportion

g. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar diluar titik observasi. Tabel 5

Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas

X Y Fk Z

1 2 3 4 5 6 7 8

(Ating dan Sambas, 2006:289) Keterangan:

Kolom 1 = Susunlah data dari kecil ke besar. Kolom 2 = Banyak data ke I yang muncul.


(41)

76

Kolom 3 = Frekuensi kumulatifnya (Fk = f + fksebelumnya) Kolom 4 = Proporsi empiric (observasi) (

Kolom 5 = Nilai z, ̅ , dimana : ̅ ∑ √∑ Kolom 6 = Menghitung theoretical proportion (table Z), proporsi

kumulatif luas kurva normal baku dengan cara melihat nilai z table distribusi normal.

Kolom 7 = Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion, (selisih kolom 4 dan 6 )

Kolom 8 = Nilai mutlak (semua nilai harus bertanda positif). Tanda selisih mana yang paling besar nilainya. Nilai tersebut adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D table pada a = 0,05 dengan cara

Kriteria kesimpulan:

D hitung < D table, maka H0 diterima = Data berdistribusi normal.

D hitung > D table, maka H0 ditolak = Data tidak berdistribusi normal.

3.7.2.Uji Homogenitas

Pengujian selanjutnya sebagai syarat pengujian hipotesis yaitu uji homogenitas untuk mengetahui apakah subjek penelitian bersifat homo atau tidak. Nilai hitung diperoleh dengan rumus:


(42)

77

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sambas Ali Muhidin, 2010-96)

Dimana:

: varians tiap kelompok data

: derajat kebebasan tiap kelompok

= : varians gabungan =

Sambas Ali Muhidin (2010:96), menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengujian homogenitas, yaitu sebagai berikut:

a. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.

b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut:

Tabel 6 Uji Barlett

Sampel Db=n-1

1 2 3 ….. ∑

Sambas Ali Muhidin (2010:96) c. Menghitung varians gabungan

d. Menghitung log dari varians gabungan

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian,


(43)

78

data-data tersebut harus diolah dan dianalisis. Adapun analisis data yang dilakukan dengan menganalisis data tes.

Analisis data tes yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran Berpikir Induktif, diperoleh melalui teknik komparasi hasil pre test dan post test antara kelas ekpserimen dan kelas kontrol.

3.7.3. Uji Beda (Uji-t)

Pengujian terakhir yaitu pengujian hipotesis dimana peneliti ingin mengetahui apakah pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran sinektik lebih baik dari pada model pembelajaran induktif. Menghitung perbedaan dua rata-rata dari kedua model dan dalam penghitungannya dapat menggunakan rumus berikut:

̅ ̅

(Sugiyono, 2006:118)

Keterangan :

X1 : rata-rata skor gain kelompok eksperimen X2 : rata-rata skor gain kelompok kontrol N1 : jumlah siswa kelas eksperimen N2 : jumlah siswa kelas kontrol


(44)

79

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu : varians skor kelompok Kontrol

Uji beda (uji-t) ini akan digunakan untuk mencari perbedaan pada soal pretest, perbedaan pada saat proses ketika terjadi perlakuan, dan juga perbedaan pada soal postest. Uji beda ini dilakukan agar mengetahui kesignifikansi statistik perbedaan atau perubahan yang terjadi

3.7.4.Perhitungan N-Gain Ternomalisasi

Skor gain (gain actual) diperoleh dari selisih skor test awal dan tes akhir. Perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah G=Sf-Si

G = gain,

Sf = skor tes awal Si = skor tes akhir.

Peningkatan hasil belajar siswa akan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (normalized gain) yang dicapai kelas ekperimen dan kelas kontrol. Perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan pengklasifikasannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:

Tabel 7

Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi


(45)

80

(g) >0,7 Tinggi

0,7 > (g) > 0,3 Sedang

(g) <0,3 Rendah

(Sugiyono, 2006:200) 3.8. Pengujian Hipotesis

Pengujian terakhir dalam penelitian ini yaitu pengujian hipotesis untuk melihat apakah hipotesis yang sudah diduga terbukti atau tidak. Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006:161) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka menguji hipotesis yang dapat di ajukan dapat mengikuti langkah-langkah berikut :

1. Nyatakan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang diajukan

2. Menentukan taraf kemaknaan/nyata alpha (level of significance alpha)

3. Gunakan statistik uji yang tepat, dalam penelitian ini statistik uji yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata.

4. Tentukan titik kritis dan daerah kritis (daerah penolakan) 5. Apakah nilai statistik uji berdasarkan data yang dikumpulkan. 6. Berikan kesimpulan.

̅̅̅ ̅̅̅


(46)

81

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

: rata-rata skor gain kelompok eksperimen : rata-rata skor gain kelompok kontrol : jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas eksperimen : varians skor kelompok eksperimen : varians skor kelompok kontrol

Kemudian t hitung di hubungkan dengan t tabel. Cara hitung menghubungkannya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan derajat kebebasan (dk) = N1 + N2 -2

2. Melihat tabel distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentu misalnya pada taraf 0,005 atau tingkat kepercayaan 95 % sehingga akan diperoleh nilai t dari Tabel distribusi t dari Tabel distribusi t dengan persamaan

t

tabel =

t(1-

)(dk).bila nilai t untuk dk

yang diinginkan tidak ada pada tabel, maka dilakukan proses interpolasi. Dengan hipotesis uji sebagai berikut :

H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok Eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Sinektik dengan Kelompok Kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif pada Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-Dokumen Kantordi Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang.


(47)

82

: Ada Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Kelompok Eksperimen yang Menggunakan Model Pembelajaran Sinektik dengan Kelompok Kontrol yang Menggunakan Model Pembelajaran Berpikir Induktif Pada Melakukan Prosedur Administrasi di Kelas X AP SMK Bina Wisata Lembang.

Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :


(48)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis peroleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Sinektik dengan hasil uji beda tidak bermakna atau tidak meningkat signifikan, berdasarkan hasil uji gain termasuk dalam klasifikasi rendah, siswa lebih menikmati pembelajaran karena siswa ikut serta dalam kegiatan membuat analogi, hal ini dapat meningkatkan kreativitas, tetapi siswa kurang memahami fakta-fakta dan keterampilan mengenai bahan ajar.

2. Adanya peningkatan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Berpikir Induktif dengan hasil uji beda tidak bermakna atau tidak meningkat signifikan, berdasarkan hasil uji gain termasuk dalam klasifikasi tinggi, siswa lebih memahami mengenai fakta-fakta karena siswa diberi data mentah yang asli, hal ini dapat meningkatkan pengetahuan (skill) siswa memahami bahan ajar.

3. Adanya perbedaan hasil belajar antara model Sinektik dengan model Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Bina Wisata Lembang, hasil uji beda kedua kelas tersebut bermakna atau meningkat signifikan, berdasarkan hasil uji gain termasuk kategori tinggi,


(49)

123

namun siswa kelas eksperimen lebih menikmati pembelajaran dibandingkan kelas kontrol, hal ini disebabkan karena model sinektik lebih mengutamakan keaktifan siswa berimajinasi secara luas.

5.2 Saran

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak terkait baik itu pihak sekolah, guru maupun pembaca, apabila akan menerapkan model pembelajaran tipe sinektik dalam standar kompetensi melakukan prosedur administrasi diantaranya: 1. Model pembelajaran Sinektik dapat diterapkan dalam pembelajaran karena membantu guru untuk menghilangkan kejenuhan siswa saat pembelajaran. Kelemahan dari model ini yaitu siswa kurang memahami fakta-fakta dan keterampilan mengenai bahan ajar, model pembelajaran Sinektik dapat dikombinasikan dengan model pembelajaran lain agar kelemahan dalam pembelajaran dapat teratasi.

2. Model pembelajaran berpikir induktif dapat diterapkan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir induktif. Kelemahan dari model ini dapat diatasi dengan menambahkan inovasi dalam proses pembelajaran agar lebih menarik dan tidak monoton.

3. Kedua model tersebut akan efektif, apabila diterapkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta bekerjasama dengan aktif mengikuti tahapan dari masing-masing model pembelajaran, agar dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan untuk guru dan siswa.


(50)

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

A.D. Marimba. (1978). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

A.M. Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anni, Catharina,dkk. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Agus suprijono. (2010). Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ali, Muhamad. (2004). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Amri, Sofan dan Iif Efendi. (2010). Konstruksi PengembanganPembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Angkowo, R. & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Arikunto. (2001). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Angkasa

Calhoun, C.C. dan Finch, A.V. (1982). Vocational Education : Concept and Operations. California : Wads Worth Publishing Company.

Cronbach, L.J. Educational Psychology . (1954). USA: Harcourt, Brace, and Company Dahlan, M. D. (1990). Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.


(51)

125

Hidayat, Kosadi. (1986). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta

Ibrahim, (2006). Belajar Mengajar. Bandung :Sinar baru

Isjoni. (2007). Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru: Alfabeta

Johnson, D.W. and Johnson, R.T. (1993). Impapct of cooperative olearning and individualistic learning on hig ability students achiebement, self esteem and social acceptance. Journal of social psychology. 133 (6).

Joyce, Bruce &Weil, Marsha, (1980). Model’s of Teaching, second Edition, New Jersey Printice Hall International,Inc.

Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. (2009). Model’s of Teaching (Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo

Muhidin, Sambas Ali (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi Hadari, (1981), Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Gunung Agung, Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam

KBK. Malang: UM Press

Semi, Atar. (1989). Kritik Sastra. Bandung: Angkasa

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT.Pustaka LP3S Indonesia

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin. (2009). Cooperatif Learning. Jakarta: Rineka Cipta


(52)

126

Maharani Ratih, 2014

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Sinektik Terhadap Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana, N. (1990). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung:Sinar Baru.

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunarto, (2005), Pengertian Prestasi Belajar. Wordpress.

Suriasumantri, Jujun.S., “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”. Dalam masalah sosial budaya tahun 2000. Sebuah bunga Rampai (Eds) Soedjatmoko et.al. (Yogyakarta: Tiara Wacara: 1986)

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Pustaka bani quraisy

Ali Muhammad Syaikh Quthb, (2005). Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan Penyelamat dari Neraka, Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar

Thabrany, (1993), Rahasia Belajar Sukses, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber Web:

Apriliana, Reny Dwi. (2007). Implementasi metode pembelajaran kooperatif model Stad untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat Mail Handling dalamparadigma konstruktivisme pada siswa kelas II A SMK Ardjuna 01 Malang. Malang: UM

Tersedia pada: library.um.ac.id

Daswa, (2013). Penerapan Model Pembelajaran Sinektik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi matematis siswa madrasah tsanawiyah. Bandung: UPI

Tersedia pada: http://repository.upi.edu/503/1/T_MTK_1101674_TITLE.pdf Melinda Fairuza alzahirah (2013). Bab 14.


(53)

127

Tersedia pada: http://www.scribd.com/doc/151404375/BAB-I4d

Munandar (1992). Dalam Mutiara Hawa. Pengembangan Sistem Pembelajaran Model Sinektiks.Surakarta.

Tersedia Pada: http://kurnia-mutiarahawa.blogspot.com/2012/05/sinektiks.html Murdiyanto, Ari (2012).Peningkatan minat wirausaha melalui model sinektik Pada

siswa kelas xii ak2 di smk abdi negara muntilan. Yogyakarta: UNY

Tersedia pada: http://eprints.uny.ac.id/8644/1/cover%20-%2007104244013.pdf Rahayu, Sri Mugi, (2009). Eksperimen model investigasi kelompok dan model

sinektik pada pembelajaran berdiskusi siswa kelas xi jurusan audio video 1 dan audio video 2 smk negeri 3 semarang.Semarang: Unnes

Tersedia pada :Skripsi.unnes.ac.id

Sadly (1977). Dalam Agus Sumaryono, 2006. Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah Pokok Bahasan Peradaban Indonesia dan Dunia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together Pada Siswa Kelas X-3 Semester II SMA ... Tahun Pelajaran 2005/2006. Dinas Pendidikan Kota.

Tersedia Pada: http://tyovillage.blogspot.com/2011/03/meningkatkan-prestasi-belajar-sejarah.html

Sakdiahwati. (2008). Penerapan Metode Sinektik dalam Kreativitas Menulis. Tersedia Pada:

http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalahpeserta/73_Sakdiahwati.pdf Setiawan Heri. (2011). Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Lampung.

Tersedia Pada: http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang penulis peroleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Sinektik dengan hasil uji beda tidak bermakna atau tidak meningkat signifikan, berdasarkan hasil uji gain termasuk dalam klasifikasi rendah, siswa lebih menikmati pembelajaran karena siswa ikut serta dalam kegiatan membuat analogi, hal ini dapat meningkatkan kreativitas, tetapi siswa kurang memahami fakta-fakta dan keterampilan mengenai bahan ajar.

2. Adanya peningkatan hasil belajar kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Berpikir Induktif dengan hasil uji beda tidak bermakna atau tidak meningkat signifikan, berdasarkan hasil uji gain termasuk dalam klasifikasi tinggi, siswa lebih memahami mengenai fakta-fakta karena siswa diberi data mentah yang asli, hal ini dapat meningkatkan pengetahuan (skill) siswa memahami bahan ajar.

3. Adanya perbedaan hasil belajar antara model Sinektik dengan model Berpikir Induktif pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Bina Wisata Lembang, hasil uji beda kedua kelas tersebut bermakna atau meningkat signifikan, berdasarkan hasil uji gain termasuk kategori tinggi,


(2)

123

namun siswa kelas eksperimen lebih menikmati pembelajaran dibandingkan kelas kontrol, hal ini disebabkan karena model sinektik lebih mengutamakan keaktifan siswa berimajinasi secara luas.

5.2 Saran

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pihak-pihak terkait baik itu pihak sekolah, guru maupun pembaca, apabila akan menerapkan model pembelajaran tipe sinektik dalam standar kompetensi melakukan prosedur administrasi diantaranya: 1. Model pembelajaran Sinektik dapat diterapkan dalam pembelajaran karena membantu guru untuk menghilangkan kejenuhan siswa saat pembelajaran. Kelemahan dari model ini yaitu siswa kurang memahami fakta-fakta dan keterampilan mengenai bahan ajar, model pembelajaran Sinektik dapat dikombinasikan dengan model pembelajaran lain agar kelemahan dalam pembelajaran dapat teratasi.

2. Model pembelajaran berpikir induktif dapat diterapkan agar siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir induktif. Kelemahan dari model ini dapat diatasi dengan menambahkan inovasi dalam proses pembelajaran agar lebih menarik dan tidak monoton.

3. Kedua model tersebut akan efektif, apabila diterapkan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran serta bekerjasama dengan aktif mengikuti tahapan dari masing-masing model pembelajaran, agar dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan untuk guru dan siswa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

A.D. Marimba. (1978). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

A.M. Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anni, Catharina,dkk. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Agus suprijono. (2010). Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ali, Muhamad. (2004). Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Bandung: Sinar Baru Amri, Sofan dan Iif Efendi. (2010). Konstruksi PengembanganPembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka

Angkowo, R. & Kosasih, A. (2007). Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Grasindo.

Arikunto. (2001). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto. (2008). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Angkasa

Calhoun, C.C. dan Finch, A.V. (1982). Vocational Education : Concept and

Operations. California : Wads Worth Publishing Company.

Cronbach, L.J. Educational Psychology . (1954). USA: Harcourt, Brace, and Company Dahlan, M. D. (1990). Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro.


(4)

125

Hidayat, Kosadi. (1986). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta

Ibrahim, (2006). Belajar Mengajar. Bandung :Sinar baru

Isjoni. (2007). Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru: Alfabeta

Johnson, D.W. and Johnson, R.T. (1993). Impapct of cooperative olearning and

individualistic learning on hig ability students achiebement, self esteem and social acceptance. Journal of social psychology. 133 (6).

Joyce, Bruce &Weil, Marsha, (1980). Model’s of Teaching, second Edition, New Jersey Printice Hall International,Inc.

Joyce, Bruce, Weil Marsha, and Emily Calhoun. (2009). Model’s of Teaching

(Model-model Pengajaran). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo

Muhidin, Sambas Ali (2010). Statistika 2 Pengantar untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi Hadari, (1981), Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT. Gunung Agung, Nurhadi, dkk. (2003). Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam

KBK. Malang: UM Press

Semi, Atar. (1989). Kritik Sastra. Bandung: Angkasa

Slameto. (2003). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta: PT.Pustaka LP3S Indonesia

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Slavin. (2009). Cooperatif Learning. Jakarta: Rineka Cipta


(5)

Somantri, Ating dan Sambas Ali M. (2006). Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia

Sudjana, N. (1990). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung:Sinar Baru.

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sunarto, (2005), Pengertian Prestasi Belajar. Wordpress.

Suriasumantri, Jujun.S., “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu”. Dalam masalah sosial budaya tahun 2000. Sebuah bunga Rampai (Eds) Soedjatmoko et.al. (Yogyakarta: Tiara Wacara: 1986)

Surya, Mohamad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta: Pustaka bani quraisy

Ali Muhammad Syaikh Quthb, (2005). Amal Shaleh Pengantar ke Surga dan

Penyelamat dari Neraka, Jakarta Timur: Pustaka al-Kautsar

Thabrany, (1993), Rahasia Belajar Sukses, Jakarta, Raja Grafindo Persada

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Sumber Web:

Apriliana, Reny Dwi. (2007). Implementasi metode pembelajaran kooperatif model

Stad untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat Mail Handling dalamparadigma konstruktivisme pada siswa kelas II A SMK Ardjuna 01 Malang. Malang: UM

Tersedia pada: library.um.ac.id

Daswa, (2013). Penerapan Model Pembelajaran Sinektik untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi matematis siswa madrasah tsanawiyah. Bandung: UPI

Tersedia pada: http://repository.upi.edu/503/1/T_MTK_1101674_TITLE.pdf Melinda Fairuza alzahirah (2013). Bab 14.


(6)

127

Tersedia pada: http://www.scribd.com/doc/151404375/BAB-I4d

Munandar (1992). Dalam Mutiara Hawa. Pengembangan Sistem Pembelajaran

Model Sinektiks.Surakarta.

Tersedia Pada: http://kurnia-mutiarahawa.blogspot.com/2012/05/sinektiks.html Murdiyanto, Ari (2012).Peningkatan minat wirausaha melalui model sinektik Pada

siswa kelas xii ak2 di smk abdi negara muntilan. Yogyakarta: UNY

Tersedia pada: http://eprints.uny.ac.id/8644/1/cover%20-%2007104244013.pdf Rahayu, Sri Mugi, (2009). Eksperimen model investigasi kelompok dan model

sinektik pada pembelajaran berdiskusi siswa kelas xi jurusan audio video 1 dan audio video 2 smk negeri 3 semarang.Semarang: Unnes

Tersedia pada :Skripsi.unnes.ac.id

Sadly (1977). Dalam Agus Sumaryono, 2006. Meningkatkan Prestasi Belajar Sejarah

Pokok Bahasan Peradaban Indonesia dan Dunia Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together Pada Siswa Kelas X-3 Semester II SMA ... Tahun Pelajaran 2005/2006. Dinas

Pendidikan Kota.

Tersedia Pada: http://tyovillage.blogspot.com/2011/03/meningkatkan-prestasi-belajar-sejarah.html

Sakdiahwati. (2008). Penerapan Metode Sinektik dalam Kreativitas Menulis. Tersedia Pada:

http://www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalahpeserta/73_Sakdiahwati.pdf Setiawan Heri. (2011). Pengertian Belajar Menurut Para Ahli. Lampung.

Tersedia Pada: http://herrystw.wordpress.com/2011/05/23/pengertian-belajar-menurut-para-ahli/


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TYPE LEARNING TOGETHER DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK W

0 0 59

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun

0 2 51

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI :Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cireb

0 3 36

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI PROSEDUR ADMINISTRASI : Studi Kuasi Eksperimen Pada Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Warga Lemahabang Cire

0 0 48

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201

1 3 44

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun A

0 2 55

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG.

0 1 28

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Mengelola Pertemuan/Rapat Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Di SMK Pasundan Putra Cimahi.

0 1 43

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK STANDAR KOMPETENSI MELAKUKAN PROSEDUR ADMINISTRASI KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN.

0 0 180

PENGARUH KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS X PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF DI SMK BINA WISATA LEMBANG - repository UPI

0 0 12