PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 201
NO.DAFTAR FPEB : 028/UN.40.7.D1/LT/2014
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIC
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK
Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran
Oleh:
LAURENT REKHAMANDIA 1002204
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
MNEMONIC
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan
Prosedur Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi
Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Bandung Tahun Ajaran
2013/2014)
Oleh
Laurent Rekhamandia
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Laurent Rekhamandia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
(4)
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MNEMONIC
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
(Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur
Administrasi Pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas X di SMK
Bina Wisata Lembang Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh :
Laurent Rekhamandia
1002204
Skripsi ini dibimbing oleh:
Dr.Rasto,M.Pd.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.Kajian dari penelitian ini difokuskan kepada salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu model pembelajaran.Dimana model pembelajaran yang peneliti ambil dari kelompok model pembelajaran memproses informasi yaitu model pembelajaran Mnemonic.Berdasarkan hal tersebut pokok masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah sejauhmana pengaruh model pembelajaran Mnemonic terhadap hasil belajar siswa
Responden pada penelitian ini adalah Siswa Kelas X.Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu model pembelajaran Mnemonic (X) dan hasil belajar siswa (Y).Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuasi Eksperimen yang dipilih adalah Nonequivalenty Control Group Design. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi, yang dianalisis menggunakan perhitungan skor gain ternormalisasi.yang menjadi kelompok eksperimen berjumlah 42 yaitu kelas X AP1 dan yang menjadi kelompok kontrol XAP2 berjumlah 40 orang.
Berdasarkan hasil penelitian, didapat informasi bahwa (1) Hasil belajar kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Mnemonic yang memiliki nilai rata-rata gain sebesar 0,7507 yang termasuk kedalam klasifikasi tinggi, (2) Hasil belajar kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer memiliki nilai rata-rata gain sebesar 0,6241 yang termasuk kedalam klasifikasi sedang.Artinya, sekolah dapat menerapkan model pembelajaran Mnemonic untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Model pembelajaran Mnemonic mempunyai pengaruh yang Signifikan untuk memberikan peningkatan kepada hasil belajar siswa .
Sekolah dapat memberikan pelatihan kepada guru-guru serta memberikan evaluasi agar tetap dapat mempertahankan peningkatan hasil belajar siswa.
(5)
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF MNEMONIC
LEARNING MODEL FOR LEARNING STUDENT
(Quasi-Experimental Study On Competency Standards Perform Administrative Procedures In Administrative Office Program Class X at SMK Bina Wisata Lembang
Year 2013/2014) By:
Laurent Rekhamandia 1002204
This Script is guided by: Dr.Rasto,M.Pd
The problem studied in this research is the student learning outcomes. This research study focused on one of the factors that affect student learning outcomes is a model of learning. Where learning model that researchers draw from the information processing model of learning groups that Mnemonic learning model. Based on the subject matter described in this study is the extent to which the effect of Mnemonic learning model to student learning outcomes.
Respondents in this study were students of class X.This study consisted of two variables: Mnemonic learning model (X) and student learning outcomes (Y). The method used in this study was the method chosen for Quasi-Experiments are Nonequivqlenty Control Group Design. Techniques of data collection using observation sheets, which analyzed using normalized gain score calculation. which became the experimental group totaled 42 that class X AP1 and that becomes a control group totaled 40 people.
Based on the research results, obtained information that (1) The results of the experimental group learning using learning model mnemonic which has an average value gain of 0.7507 including classification into high, (2) The results of the Control group learning using learning model Advance Organizer which has an average value gain of 0,6241 included in the classification being. That is, schools can implement the model pembalajaran Mnemonic on competency standard administrative procedure to identify basic competencies office documents to improve student learning outcomes, (3) learning model Advance Organizer significantly improve student learning outcomes.
(6)
DAFTAR ISI
LembarPernyataan...i
Abstrak...ii
Ucapan Terima Kasih...iv
KataPengantar...vii
Daftar Isi... viii
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 8
1.4 Kegunaan Penelitian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pembelajaran ... 11
2.2 Model Pembelajaran ... 12
2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
2.3.1 Tujuan Pembelajaran Koopertif ... 15
2.3.2 Kelebihan Pembelajaran Kooperatif ... 16
2.3.3 Jenis-jenis Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mnemonic ... 18
2.4.1 Konsep dan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mnemonic ... 18
(7)
2.4.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif Mnemonic ... 24
2.4.3 Fungsi Pembelajaran Kooperatif Teknik Mnemonic ... 25
2.4.4 Teknik Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic ... 25
2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Belajar dari Presentasi (Advance Organizer ) ... 30
2.5.1 Konsep dan Tahapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Advance Organizer) ... 30
2.5.2 Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tipe Advance Organizer .. 34
2.5.3 Fungsi Pembelajaran Kooperatif Teknik Belajar dari Presentasi (Advance Organizer) ... 36
2.6 Belajar Dan Hasil Belajar ... 35
2.6.1 Pengertian Belajar ... 35
2.6.2 Pengertian Hasil Belajar ... 36
2.6.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 37
2.7 Hasil Penelitian terdahulu ... 40
2.8 Kerangka Pemikiran... 42
2.9 Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 48
3.2 Metode Penelitian ... 48
3.3 Unit Analisis ... 52
3.4..Skenario Pembelajaran ... 52
(8)
3.5.1 Uji Validitas Instrumen ... 55
3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen... 56
3.5.3 Uji Tingkat Kesukran Insrumen ... 57
3.5.4 Daya Pembeda Instrumen ... 58
3.6 Prosedur Penelitian ... 59
3.7 Teknik Analisis Data ... 60
3.7.1 Uji Normalitas ... 60
3.7.2 Uji Homogenitas ... 66
3.7.3 Uji Beda (Uji -t) ... 64
3.7.4 N-Gain ... 65
3.8 Uji Hipotesis ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat SMK Bina Wisata Lembang ... 68
4.2 Deskripsi Hasil Uji Instrumen ... 70
4.2.1 Uji Validitas... 70
4.2.2 Uji Realibilitas ... 71
4.2.2 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen ... 72
4.2.3 Uji Daya Pembeda Soal ... 73
4.3 Deskripsi Proses Pembelajaran ... 74
4.3.1 Data Kelas Eksperimen ... 75
4.3.2 Data Kelas Kontrol ... 85
4.4 Analisis Data ... 92
(9)
4.4.2 Hasil Post test ... 94
4.4.3 Data HasilObservasi...97
4.4.4 N-Gain ... 99
4.4.5 Uji Normalitas ... 103
4.4.6 Uji Homogenitas ... 104
4.4.7 Uji Hipotesis ... 105
4.5 Pembahasan Hasil Penelitian ... 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 108
5.2 Saran ... 109
(10)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Harian ... 3
Tabel 2.2 Struktur Pengajaran Advance Organizer ... 32
Tabel 2.3 Tabel Hasil penelitian yang relevan dengan model pembelajaran Mnemonic yang pernah dilakukan ... 40
Tabel 3.1 Skenario Pembelajaran ... 53
Tabel 3.2 Interpretasi derajat reliabilitas ... 57
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran ... 58
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 59
Tabel 3.5 Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas ... 61
Tabel 3.6 Model Tabel Uji Berlet ... 63
Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi ... 65
Tabel 4.1 Distribusi Validitas Butir Soal ... 71
Tabel 4.2 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal ... 72
Tabel 4.3 Rekapitulasi Daya Pembeda Soal ... 74
Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Guru...97
Tabel 4.5 Data Hasil Observasi Siswa...98
Tabel 4.6 Nilai N-Gain Kelas Eksperimen ... 99
Tabel 4.5 Nilai N-Gain Kelas Kontrol ... 101
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen ... 104
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas ... 104
Tabel 4.8 Hasil Uji-t ... 105
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur model pembelajaran tipe Mnemonic ... 22
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 46
Gambar 3.1 Kerangka Eksperimen ... 50
Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Bina Wisata Lembang ... 70
Gambar 4.2 Presentase Kelulusan Pre-Test ... 93
Gambar 4.3. Nilai Rata-rata Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 94
Gambar 4.4 Presentase Kelulusan Post-test ... 95
Gambar 4.5 Nilai rata-rata Post-test kelas Eksperimen dan kelas kontrol ... 96
Gambar 4.6 Presentase N-Gain Kelas Eksperimen ... 101
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah Menengah Kejuruan menurut salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya.
Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa : Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.
Mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
Departemen pendidikan budaya,1995 Mengemukakan :
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu.
Tercapai tidaknya tujuan di atas sangat tergantung pada masukan dan sejumlah variabel dalam proses pendidikan. Salah satu variabel dalam proses pendidikan yang menentukan ketercapaian tujuan SMK adalah kerja sama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi. Semakin erat hubungan antara SMK dengan dunia pendidikan tinggi, semakin
(13)
2
baik kualitas lulusannya, yang berarti kualitas lulusannya dapat ditingkatkan karena di dunia pendidikan tinggi, ilmu dan teknologi akan berkembang.
Oleh karena itu penulis akan melakukan penelitian di salah satu SMK dalam penerapan model pembelajaran yang nantinya akan dilihat dari hasil belajar siswa. pada program studi di SMK salah satunya adalah pada Jurusan Administrasi Perkantoran.yang ditutut harus bekerja dengan baik dalam bidang administrasi perkantoran. Hal ini sangat penting mengingat siswa SMK disiapkan sebagai tenaga kerja terampil guna memasuki dunia kerja. Dalam hal ini, agar tujuan tersebut tercapai maka tingkat penguasaan dan keterampilan serta bidang keahlian lulusan SMK harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia kerja.
Dalam proses belajar mengajar yang efektif dan efisien akan terlaksana dengan baik jika siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar secara aktif sehingga mengalami perubahan yang baik dalam bidang pemahaman materi ,pengetahuan yang diajarkan,keterampilan materi yang diajarkan,nilai dan sikap .Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang dari berbagai macam faktor-faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar.hasil belajar merupakan salah satu alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru .Oleh karena itu hasil belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Yang terkait dengan mata pelajaran bidang studi Administrasi Perkantoran.
Pada SMK bidang studi Administrasi Perkantoran terdapat salah satu Standar Kompetensi yaitu Melakukan Prosedur Administrasi dengan Kompetensi dasar yaitu. mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor sejenis surat bila sudah di dalam dunia kerja nantinya, dalam Kompetensi Dasar tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut :
(14)
2. Mampu mengetahui jenis –jenis dokumen/naskah. 3. Mampu menyebutkan bagian-bagian surat/naskah. 4. Mampu membedakan bagian-bagian surat.
Berdasarkan observasi pendahuluan sebelum melakukan penelitian di tempat objek penelitian diperoleh bahwa hasil belajar pada siswa kelas X jurusan Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Bina Wisata Lembang untuk Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi masih rendah.
Tabel 1.1
Nilai Rata-rata Ulangan Harian
Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor
Tahun Pelajaran 2011/2012-2012/2013
Tahun 2011/2012 KKM (70)
2012/2013 KKM (70)
2013/2014 KKM (70) Kelas X AP 1 X AP 2 X AP 1 X AP 2 X AP 1 X AP 2
Rata-rata 69 - 70 69 60 65
Jumlah
Rata-rata 69 69,5 62,5
Keterangan - Naik, 0,72 % Turun, 10,07%
Sumber : Data Pra-Penelitian yang diolah
Dari hasil yang diperoleh terlihat bahwa nilai rata-rata ulangan harian pada Tahun Ajaran 2011/2012 untuk Kelas XAP1 yaitu memperoleh nilai 69 yang termasuk kedalam nilai
(15)
4
dibawah rata-rata yang telah ditetapkan pihak sekolah yaitu 70, Sedangkan untuk Tahun Ajaran 2012/2013 untuk Kelas XAP1 memperoleh nilai 70 yang termasuk kedalam nilai KKM sekolah serta Kelas XAP2 memperoleh nilai 69 dan untuk Tahun Ajaran 2013/2014 Kelas XAp1 memperoleh hasil 60 sedangkan Kelas XAP2 memperoleh hasil 65 yang termasuk kedalam nIlai dibawah KKM sekolah.
Sehingga bila dijumlahkan nilai rata-rata ulangan harian untuk Tahun Ajaran 2011/2012 memperoleh nilai 69, untuk Tahun Ajaran 2012/2013 memperoleh 69,5 dan untuk Tahun Ajaran 2013/2014 memperoleh hasil 62,5.Maka dapat dianalisis untuk Tahun Ajaran 2011/2012 ke 2012/2013 Naik sebesar 0,72% dan untuk Tahun Ajaran 2012/2013 ke 2013/2014 Turun sebesar 10,07%.
Berdasarkan masalah tersebut yaitu masih rendahnya hasil belajar siswa dilihat dari perolehan nilai yang masih di bawah KKM maka peneliti menyimpulkan bahwa belum terlaksana dengan baik atau belum optimalnya pengajaran Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor. Hal tersebut dapat terjadi akibat siswa tidak dapat memahami isi materi yang diajarkan oleh guru. Diduga dalam penerapan Metode Konvensional dengan karakteristik Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi murid berperan pasif secara kongnitif karena dalam karakteristik Standar Kompetensinya siswa
diharuskan bersikap aktif. ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip teori pembelajaran kongnitif dan boleh dibilang kelemahan utama dari metode ini banyak hal yang metode ini sering dipergunakan di dalam kegiatan belajar mengajar pertama,membantu murid mendapatkan informasi yang sulit diakses dengan cara lain dengan kata lain guru dapat memberikan informasi
(16)
yang memerlukan waktu berjam-jam untuk didapatkan bila murid tersebut mencarinya sendiri(Ausubel,1968).Metode ini pun tidak secara efektif menarik dan mempertahankan perhatian siswa.tentunya hal tersebut dapat menghambat seorang siswa untuk mendapatkan nilai yang baik atau nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Melihat permasalahan yang terjadi seperti yang dijabarkan di atas, pihak-pihak pengembang pendidikan di Indonesia maupun diluar negeri tidak tinggal diam , terlebih pemerintah yang sangat berperan dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Berbagai upaya pun dilakukan untuk membenahi masalah pendidikan di Indonesia dimulai membenahi kualitas guru dari mulai pergantian kurikulum , sarana dan prasarananya untuk menghasilkan strategi yang baik guna meningkatkan hasil belajar siswa . Dimana strategi tersebut diantaranya kegiatan belajar dan mengajar tidak lagi berpusat pada guru melainkan pada siswa , strategi ini mengangkat keaktifan dalam suatu kelas dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar maka, munculah pembelajaran berkelompok yang dikenal dengan pembelajaran kooperatif.
Model Pembelajaran Kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran Kooperatif terdiri dari beberapa tipe,masing-masing tipe tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam hal ini seorang guru dituntut untuk dapat menerapakan suatu metode pembelajaran yang baru sehingga memilliki keterampilan dalam
(17)
6
menerapkan suatu model pembelajaran kedalam materi yang nantinya akan diberikan kepada siswa. Dan bagaimana caranya seorang siswa dapat mengingat kembali materi yang sudah diberikan tanpa harus melihat buku panduan (buku catatan atau buku paket) yang mereka miliki pada saat evaluasi pembelajaran sedang dilakukan. Maka dari itu keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat dilihat oleh pemilihan model pembelajaran yang dipilih oleh guru. Tidak semua model pembelajaran kooperatif efektif diterapkan , oleh karenanya guru harus pintar-pintar mengkombinasikan berbagai macam model menjadi satu kesatuan yang dapat diterapkan di dalam kelas sesuai dengan mata pelajarannya.
Melihat permasalahan karena sulitnya siswa untuk menghafal materi atau mengingatnya kembali maka model pembelajaran kooperatif yang penulis ambil yaitu model pembelajaran Kooperatif , kelompok pengajar Memproses Informasi Tipe model Mnemonic dimana metode ini dapat membantu siswa dalam menghafal materi yang telah diajarkan dengan memberikan dua teknik cara penerapannya dengan menggunakan kata kunci (Key Word) , teknik menyingkat suatu kalimat atau kata (Akronim dan Akrostik) sehingga materi dapat dimengerti dengan cepat dan tepat.
Metode ini dirasa pantas untuk Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor karena menerapakan 3 teknik yang dapat memudahkan dalam menghafal materi dalam Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor karena di dalam materi pembelajarannyapun perlu dibutuhkan pemahaman khusus.Oleh karena itu dibutuhkan teknik –teknik baru dalam pemahamannya.
Selain peneliti akan melakukan penelitian eksperimen dengan model pembelajaran Mnemonic,yang akan diterapkan pada kelas Eksperimen. Penulis juga akan membandingkan
(18)
hasil model pembelajaran kooperatif yang masih dalam satu rumpun yang akan di terapkan di
kelas kontrol yaitu model pembelajaran tipe “Advance Organizer“ yaitu bagaimana guru dapat
mempresentasikan meberikan informasi di depan kelas dengan perencanaan yang matang dan tidak selalu hanya mempresentasikan dengan berbicara di depan , bisa dengan lagu, diskusi, video, dll. Sehingga pada akhirnya dapat terlihat jelas model pembelajaran terapkan di standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor.
Melihat permasalahan diatas, maka untuk mencapai tujuan tersebut maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan model pembelajaran tipe Mnemonic
terhadap hasil belajar siswa (Studi Kuasi Eksperimen pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Program Keahlian Administrasi Perkntoran Di SMK BINA
WISATA Lembang di kelas X Tahun ajaran 2013/2014 ”
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah
Permasalahan utama dalam kajian penelitian ini adalah model pembelajaran yang kurang tepat diterapkan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dalam pembahasan penelitian ini dapat dibatasi dalam rumusan masalah ssebagai berikut:
1. Mengetahui bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mnemonic pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor di SMK Bina Wisata Lembang.
2. Mengetahui bagaimana Gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Bina Wisata Lembang.
(19)
8
3. Mengetahui adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mnemonic dengan tipe Belajar Model Pembelajar Advance Organizer pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Bina Wisata Lembang.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna kepentingan menganalisis variabel-variabel penelitian dalam konteks permasalah pengaruh penerapan model pembelajaran Mnemonic terhadap hasil belajar siswa di SMK Bina Wisata Lembang yaitu :
1. Mengetahui Bagaimana gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mnemonic pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Bina Wisata Lembang.
2. Mengetahui Bagaimana Gambaran hasil belajar siswa dengan penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK Bina Wisata Lembang.
3. Mengetahui Adakah perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mnemonic dengan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada di SMK Bina Wisata Lembang.
1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi yang membutuhkannya maupun pembaca kegunaan penelitian ini berupa :
(20)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai model pembelajaran denga lebih mendalam ataupun objek yang lebih luas.
2. Manfaat Empiris (praktis) a. Bagi Penulis
Dapat memperluas pengetahuan tentang pengaruh penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mnemonic dan dapat membedakannya dengan tipe lainnya terhadap hasil belajar siswa.
b. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas prestasi belajar siswa agar lebih meningkat dari sebelumnya agar lebih memotivasi untuk semangat mempelajari suatu standar kompetensi.
(21)
43
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi pada Program Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Bina Wisata Lembang). Subjek dan objek (sasaran) penelitian merupakan orang yang dapat mmberikan data dan informasi yang dibutuhkan peneliti selama melakukan penelitian,adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa/i SMK Bina Wisata Lembang Jurusan Administrasi Perkantoran Kelas X.
3.2 Metode Penelitian
Menetapkan metode yang digunakan dalam suatu penelitian merupakan hal yagn sangat penting,karena metode penelitian berguna dalam memberikan gambaran kepada peneliti bagaimana langkah-langkah penelitian yang dilakukan sehingga permasalahan dapat
dipecahkan.menurut Sugiyono (2008 : 3) “metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu”.
Pada kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mnemonic sedangkan pada kelompok control tidak memperoleh perlakuan serupa yang nantinya akan diberikan soal pretest dan postest, pernyataan tersebut merupakan isi dari metode yang penulis digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi experimental design. Lebih tepatnya bentuk desain quasi eksperimen yang dipilih adalah nonequivalenty
(22)
control group design.untuk lebih jelasnya rancangan desain penelitian desain ini digambarkan sebagai berikut :
(Sugiyono,2008:116) Ket :
01 :Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen
02 :Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen
03 :Tes awal (sebelum perlakuan) pada kelompok control
04 :Tes akhir (setelah perlakuan) pada kelompok control
X :Penerapan Model Pembelajaran tipe Mnemonic E :Kelas Eksperimen
K :Kelas Kontrol
Mengacu kepada metode kuasi eksperimen tersebut, maka peneliti menggunakan langkah-langkah sebagaimana yang terdapat pada kerangka eksperimen dibawah ini untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian.
(23)
45
Unit Analisis
Sumber : Arahan Dosen Pendidikan Manajemen Perkantoran Hendri Winata Gambar 3.1
Kerangka Eksperimen
Pre test Pre test
Post test Post test
Gain Gain
Uji Beda Gain
=
≠ X AP1(Kelas
Treatment)
X AP 2 (Kelas Control)
Uji Beda Uji Beda
Proses Pembelajaran Kelas Control Proses Pembelajaran
Kelas Treatment
(24)
a. Mengujikan soal pre test kepada siswa pada kelas treatment dan juga kelas kontrol b. Hasil dari pre test kelas treatment dan kelas control diujikan dengan uji beda yaitu
uji-t. untuk mengetahui tidak adanya perbedaan yang signifikan.
c. Bila telah teruji kelas treatment dan kelas control tidak memiliki perbedaan maka kedua kelas tersebut dapat dilakukan proses pembelajaran sesuai dengan model pembelajran masing-masing kelas. Bila hasil tes uji beda menyatakan adanya perbedaan maka eksperimen tidak bisa dilanjutkan.
d. Langkah selanjutnya kelas treatment dan kelas control diberikan perlakuan model pembelajaran. Langkah selanjutnya melakukan mengujikan post test.
e. Hasil dari post test kelas treatment dan kelas kontrol diujikan kembali dengan skor gain untuk melihat peningkatan hasil belajar setelah perlakuan dan dilakukan kembali pengujian uji beda (uji-t) untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan secara signifikan f. Langkah yang terakhir adalah mengujikan proses pembelajaran dengan menghitung
skor gain dan uji beda pre test dan post test untuk mengetahui bahwa proses bermakna secara signifikan dapat tidaknya meningkatkan hasil belajar.
3.3 Unit Analisis
Berdasarkan pengumpulan data ketika penelitian berlangsung merupakan hal yang sangat penting, karena ini adalah inti dari sebuah penelitian. Agar peneliti mengetahui karakteristik dari objek dan subjek penelitian. Dari karakteristik tersebut maka akan diketahui kebenaran dugaan hipotesis yang telah dirancang.
Penulis mempertimbangkan dalam pemilihan subjek penelitian yaitu perhitungan pada hasil pre test yang dihitung dengan menggunakan uji beda (uji-t). Ketika pre test yang dilakukan dan telah di uji dengan menggunakan uji beda (uji-t) dan hasilnya adalah tidak adanya perbedaan
(25)
47
maka kelas tersebut memiliki karakteristik yang sama. Didalam menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol penulis menggunakan populasi dikarenakan dari semua kelas yang akan di berikan treatment dan control hanya berjumlah 82 siswa kurang dari 100 siswa.
3.4 Skenario Pembelajaran
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mnemonic (kelas eksperimen)dan penerapan model pembelajran Advance Organizer (kelas kontrol) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skenario Pembelajaran Model Pembelajaran Tipe Mnemonic
(Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Advance Organizer
(Kelas Kontrol) 1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b) Guru mempersiapkan materi yang akan dibahas.
c) Menyiapkan soal-soal untuk Pre test dan post test.
1. Tahap Persiapan
a) Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) b) Guru mempersiapkan materi yang
akan dibahas.
c) Menyiapkan soal-soal untuk Pre test dan post test.
2. Pendahuluan a) Orientasi
1. Guru mempersiapkan materi yag akan di bahas.
2. Guru mempersilahkan siswa untuk berdoa dengan khusuk sebelum belajar
3. Guru memeriksa kehadiran siswa 4. Guru memusatkan perhatian siswa
contohnya dengan memperlihatkan benda unik sesuai materi yang akan di bahas.
b) Apersepsi
1. Guru menyakan persepsi mereka tentang materi yang akan dibahas saat
2. Pendahuluan a) Orientasi
1. Guru mempersiapkan materi yag akan di bahas.
2. Guru mempersilahkan siswa untuk berdoa dengan khusuk sebelum belajar .
3. Guru memeriksa kehadiran siswa
4. Guru memperlihatkan video, gambar,dll untuk memusatkan perhatian siswa
b) Persepsi
1. Guru menyakan materi pada pertemuan sebelumnya.
(26)
2. Guru menanyakan materi sebelumnya .
3. Guru memberikan pre test c) Motivasi
Guru memberitahu maanfaat materi yang akan dibahas.
d) Pemberian Acuan.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran .
2. Guru menyampaikan kajian ilmu. 3. Guru memberikan garis besar materi
yang aka di bahas.
4. Guru membagi kelompok belajar, 5. Guru menjelaskan mengenai system
penilaian.
6. Guru memberitahu mengenai sumber belajar.
.
mereka tentang materi yang akan dibahas saat ini..
3. Guru memberikan pre test c) Motivasi
Guru memberitahu maanfaat materi yang akan dibahas.
d) Pemberian Acuan.
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran .
2. Guru menyampaikan kajian ilmu.
3. Guru memberikan garis besar materi yang aka di bahas. 4. Guru membagi kelompok
belajar,
5. Guru menjelaskan mengenai system penilaian.
6. Guru memberitahu mengenai sumber belajar.
e) Kegiatan Inti
a) Tahap pemberian materi pelajaran,guru membagi siswa kedalam kelompok . b) Tahap mengembangkan
hubungan-hubungan. Materi yang diajarkan dengan teknik pemebelajaran Mnemonic. (siswa menidentifikasi kata-kata kunci dari materi yang diajarkan. )
c) Tahap meningkatkan gambaran sensori.(siswa mengasosiasikan kata kunci yang sudah diidentifikasi kedalam sisngkatan-singkatan yang mudah di ingat.)
d) Guru memberikan stimulus kepada siswa untuk memacu pemikiran siswa .
e) Kegiatan Inti
a) Tahap memperkenalkan awal materi dengan cara membuat ilustrasi attau gambaran
b) Guru memperesentasikan materi
dalam bentuk diskusi
,film,rekaman suara,ceramah,dll c) Murid mulai berdiskusi materi
yang mereka terima untuk mengolahnya dengan panca indera.
d) Guru mencoba membubuhkan materi yang diajarkan kedalam struktur kongnitif siswa
e) Guru meminta murid untuk mempresentasikan hasil materi dari awal dengan pemnggabungan materi tersebut.
3.Kegiatan Penutup
a. Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang didiskusikan oleh siswa
b. Mengdakan Refleksi.
3.Kegiatan Penutup
a) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai keseluruhan materi pembelajaran yang didiskusikan oleh siswa
(27)
49
c. Memberikan tugas untuk Individu ataupun Kelompok.
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya.
e. Guru memberikan Post test
a) Mengdakan Refleksi.
b) Memberikan tugas untuk Individu ataupun Kelompok.
c) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran berikutnya. d) Guru memberikan Post test
3.5 Instrumen Penilaan
Sudjana (2005 :35) menjelaskan bahwa “tes pada umumnya digunakan untuk menilai untuk mengukur hasil belajar siswa,terutama hasil belajar kongnitif berkenaan dengan
penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran” Instrumen tes
dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi serta kompetensi dasar mengenai Mengidentifikasi dokumen-dokumen kantor.kemudian instrument tes tersebut di uji coba terhadap kelas XI AP SMK Bina wisata Lembang untuk mengukur atau mengetahui apakah instrument tersebut telah memenuhi serta layak digunakan sebagai alat pengambilan data atau tidak.
Instrumen tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan pemahaman konsep berupa pretest dan posttest. pretest tersebut untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas control,sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas eksperimen dan kelas control setelah diberikan perlakuan terhadap eksperimen dan kelas kontrol.Adapun langkah-langkah untuk menganalisis instrument sebagai berikut:
3.5.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument,sebuah instrument dikatakan pening apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat menggungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.Nilai validitas dapat ditentukan dengan kofisien produk momen .Validitas soal dapat dihitung
(28)
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
(Suharsimi arikunto,2009:72 )
Keterangan :
rxy : Koofesien korelasi antara variabel X dan variabel Y dan variabel yang
dikorelsikan. x : Skors tiap items x y : Skors tiap items y
N : Jumah responden uji coba
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal,maka nilai rxy dibandingkan dengan nilai rtabel.suatu butir soal dikatakan valid jika rxy > rtabel Nilai rtabel.
3.5.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Peneliti ingin Mengetahui suatu instrument reliable atau tidak maka harus diketahui koofesien reliabilitasnya.Menurut Arikunto (2008:60) suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali,sebuah tes dikatakan reliable apabila hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.Maka pengertian reliable tes,berhubungan dengan ketetapan masalah hasil tes atau seandainya hasil tes berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti, pengujian reliabilitas uji coba instrument ini dengan menggunakan koofesien alpha sebagai berikut:
r11 = ∑
(Ating Somantri dan Sambas Ali M.,200:48) Keterangan :
(29)
51
k : Jumlah butir instrument Tabel 3.2
Interpretasi derajat reliabilitas
Rentang Nilai Klasifikasi
0,000-0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,201-0,400 Derajat reliabilitas rendah
0,401-0,600 Drajat reliabilitas cukup 0,601-0,800 Drajat reliabilitas tinggi
0,801-1,000 Drajat reliabilitas sangat tinggi (Suharsimi Arikunto,2006:223)
3.5.3 Uji Tingkat Kesukran Insrumen
Menurut Suharsimi Arikunto(2008:207) bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada soal tersebut.Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran.Tingkatan dapat dihitung dengan rumus:
P =
(Suharsimi arikunto,2006:100) Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
(30)
Untuk menentukan soal tersebut dikatakan baik atau tidak baik sehingga perlu direvisi,digunakan kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3 Tingkat Kesukaran
No Rentang Nilai tingkat kesukaran Klasifikasi
1 0,70-1,00 Mudah
2 0,30-0,70 Sedang
3 0,00-0,30 Sukar
(Suharsimi arikunto,2006:100) 3.5.4 Daya Pembeda Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2008:211) mengemukakan bahwa daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membuktikan antara siswa yang panadai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang berkemampuan rendah.Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks deskriminasi (D),indeks diskriminasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00.Untuk mengetahui indeks diskriminasi dapat menggunakan perumusan:
(Suharsimi Arikunto, 2008:211) Keterangan :
D : Indeks diskriminasi(daya pembeda)
(31)
53
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah
JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
PA : Proposal kelompok atas yang menjawab benar
Pb : Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.
Tabel 3.4
Klasifikasi Daya Pembeda No
Rentang Nilai (D) Klasifikasi
1 0,00-0,19 Jelek
2 0,20-0,39 Cukup
3 0,40-0,69 Baik
4 0,70-1,00 Baik Sekali
5 Negatif Tidak Baik
(Suharsimi arikunto,2001 : 218) 3.6 Prosedur Penelitian
1. Tahap pretest
Melakukan pretest pada masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol.Hasi dari tahap ini akan diketahui keadaan awal antara kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum masing-masing kelas diberi perlakuan (treatment)
2. Tahap Proses
Memberi perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada tahap ini kelas eksperimen dikenai perlakuan berupa pembelajaran dengan penerrapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mnemonic,sedangkan kelas control menggunakan pembelajaran tipe Advance Organizer.
(32)
Melakukan post test pada kelas eksperimen dan kelas control.pada tahap ini akan diambil data hasil akhir pemebelajaran setelah dikenai perlakuan/setelah penerapan model pemebelajaran Mnemonic.
3.7 Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, jika data berdistribusi normal maka proses selanjutnya menggunakan perhitungan statistik parametrik, sebaliknya jika data tidak berdistribusi normal maka untuk perhitungannnya menggunakan statistik non parametrik. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengujian normalitas dengan uji Liliefors. Kelebihan dari teknik ini adalah penggunaan/perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat sekalipun dengan ukuran sampel kecil, n = 4 (Harun Al Rasyid,2004).
Langkah kerja uji normalitas dengan metode Liliefors menurut (Sambas dan Maman, 2009:73), sebagai berikut:
1) Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada data yang sama.
2) Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
3) Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
4) Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi). 5) Hitung nilai z untuk mengetahui Theoritical Proportion pada table z 6) Menghitung Theoritical Proportion.
(33)
55
7) Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoritical Proportion, kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara kedua proporsi.
8) Buat kesimpulan, dengan kriteria uji jika D hitung < D (n,a) dimana n adalah jumlah sampel dan a = 0,05, maka H0 diterima. Bentuk hipotesis statistik yang
akan diuji adalah (Harun Al Rasyid, 2004): H0 : X mengikuti distribusi normal
H1 : X tidak mengikuti distribusi normal
Berikut ini adalah tabel distribusi pembantu untuk penguji pembantu untuk penguji normalitas data,
Tabel 3.5
Tabel Distribusi Pembantu Untuk Pengujian Normalitas
No X Z F(z) S(z) |S(z)-F(z)
(Sambas dan Maman, 2009:73)
3.7.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas, dilakukan untuk mengetahui apakah ada sampel yang terpilih menjadi responden berasal dari kelompok yang sama. Dengan kata lain, bahwa sampel yang diambil memiliki sifat-sifat yang sama atau homogen. Pengujian homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Barlett.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini menurut Ating Somantri dan Sambas A. Muhidin (2006:295), adalah:
(34)
1) Menentukan kelompok-kelompok data, dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
2) Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan, dengan model tabel Uji Barlett.
3) Menghitung varians gabungan.
4) Menghitung log dari varians gabungan. 5) Menghitung nilai Barlett.
6) Menghitung nilai X2
7) Menentukan nilai dan titik kritis. 8) Membuat kesimpulan.
∑
(Sambas Ali Muhidin,2010:96) Dimana :
= Varians tiap kelompok data
Db1 = n-1, Derajat kebebasan tiap kelompok
B = Nilai Barlett, (Log S2 gab)(∑db
= Varians gabungan = ∑ ∑
Sambas Ali Muhidin (2010 :96),menjelaskan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dlam pngujian homogenitas,yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan kelompok-kelompok data,dan menghitung varians untuk tiap kelompok tersebut.
(35)
57
b. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses perhitungan dengan model tabel sebagai berikut :
Tabel 3.6
Model Tabel Uji Berlet Sampel
Dn=n-1
S db.
1 2 3
…. ….
∑
(Sambas Ali Muhidin 2010 :96) 1. Menghitung varians gabungan.
2. Menghitung log dari varians gabungan. 3. Menghitung nilai Berlett.
4. Menghitung nilai X2.
5. Menentukan nilai dan titik kritis. 6. Membuat Kesimpulan.
Dalam penelitian ini data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil pretest dan posttest sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar aktivitas guru dan siswa.Yang nantinya akan di analisis,analisis yang dilakukan dengan adalah menganalisis data tes.
Analisis data tes yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah hasil belajar siswa apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mnemonic lebih tinggi dibandingkan dengan penerapan model pembelajaran Advance Organizer diperoleh
(36)
melalui teknik komparasi hasil pretet dan posttest antar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.7.3 Uji Beda (Uji -t)
Pengujian ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan yang signifikan secara statistik atau tidak, maka rumus untuk uji beda (uji-t) tersebut dapat dijabarkan seperti dibawah ini:
̅̅̅ ̅̅̅
√
(Sugiyono, 2006:118) Keterangan:
: rata-rata skor gain kelompok eksperimen : rata-rata skor gain kelompok kontrol : jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas eksperimen : varians skor kelompok eksperimen : varians skor kelompok kontrol
Pengujian Uji beda (uji-t) ini bertujuan untuk mencari perbedaan pada soal pretest, perbedaan pada saat proses ketika terjadi perlakuan, dan juga perbedaan pada soal postest . Dan dilakukan agar mengetahui kesignifikansi statistik perbedaan atau perubahan yang terjadi.
(37)
59
3.7.4 N-Gain
Sugiyono (2006:200) mengemukakan Skor gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir .perbedaan skor tes awan dan tes akhir ini diasumsikan sebagai efek dari perlakuan perhitungan yang digunakan untuk menghitung nilai gain adalah sebgai berikut :
G = Sf – Si
(Sugiyono 2006:200) Dengan G sebagai gain, Sf sebagai skor tes awal dan Si sebagai skor tes akhir.keunggulan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mnemonic dibandingkan dengan model pembelajaran Advance Organizer untuk meningkatkan hasil belajat siswa akan ditinjau dari perbandingan nilai gain yang dinormalisasi yang dicapai di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai Gain Yang Dinormalisasi
Nilai (g) Klasifikasi
(g) >0,7 Tinggi
0,7 > (g) > 0,3 Sedang
(g) <0,3 Rendah
(38)
3.8 Uji Hipotesis
Penulis ingin mengetahui apakah hipotesis diterima atau tidak, maka Menurut Ating Somantri dan Sambas Ali M (2006:161) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam rangka menguji hipotesis yang dapat di ajukan dapt mengikuti langkah-langkah berikut :
1. Rumuskan hipotesis statistik (H0 dan H1) yang sesuai dengan hipotesis penelitian yang di
ajukan .
2. Tentukan taraf kemaknaan/nyata (level of significance a)
3. Gunakanlah uji statistic yang tepat, dalam penelitian ini statistik uji yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata.
Uji pada uuji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk menguji hipotesis apakah pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mnemonic lebih baik dari pada model pembelajaran Advance Organizer .Oleh karena itu rumus berikutlah yang digunakan :
̅
̅
√
Keterangan :
X1 : rata-rata skor gain kelompok eksperimen X2 : rata-rata skor gain kelompok kontrol N1 : jumlah siswa kelas eksperimen N2 : jumlah siswa kelas kontrol
: Varians skor kelompok Eksperimen : Varians skor kelompok Kontrol
(39)
61
Kemudian hasi t hitung dihubugkan t table.cara untuk menghubungkan t hitung dengan t tabel adalah sebagai berikut :
1. Menentukan drajat kebebasan (dk) = N1 + N2 -2
2. Melihat table distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentumisalnya pada taraf 0,005 atau tingkat kepercayaan 95 % sehingga akan diperoleh nilai t dari Tabel distribusi t dari Tabel distribusi t dengan persamaan t tabel = t(1- )(dk).bila nilai t untuk dk yang diinginkan tidak ada pada tabel,maka dilakukan proses interpolasi.
Dengan hipotesis uji sebagai berikut :
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok Eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mnemonic dengan Kelompok Kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor di SMK Bina Wisata Lembang
H1 Ada Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Kelompok Eksperimen yang Menggunakan Model Pembelajaran Mnemonic dengan Kelompok Kontrol yang Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor di SMK Bina Wisata Lembang. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :Apabila nilai maka ditolak dan diterima.
(40)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Mengacu kepada rumusan masalah dan pembahasan-pembahasan yang telah penulis jabarkan dan uraikan dalam pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Pembelajaran pada kelas eksperimen setelah melakukan treatment dengan menggunakan model pembelajaran Mnemonic selama waktu yang telah ditentukkan dan diberikan pretest dan posttest mengalami peningkatan yang termasuk kedalam klasifikasi tinggi dan secara signifikan bermakna.
2. Pembelajaran pada kelas kontrol setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer selama waktu yang telah ditentukan dan diberikan pretest dan posttest mengalami peningkatan yang termasuk kedalam klasifikasi sedang secara signifikan bermakna.
3.
Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic pada kelas eksperimen yaitu XAP1 dan Advance Organizer pada kelas kontrol yaitu XAP2 terdapat perbedaan dilihat dari hasil belajar siswa Program Studi Administrasi Perkantoran pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK BinaWiata Lembang.(41)
101
5.2 Saran
Atas dasar temuan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas,maka saran-saran yang diajukan oleh penulis sebagai berikut :
1. Pihak sekolah dapat menerapkan model pembelajaran Mnemonic pada Standar Kompetensi lainnya dengan karakter yang sama untuk dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi, untuk pembelajaran selanjutnya
agar dapat menerapkan model pembelajaran Mnemonic dilihat dari hasil penelitian, yang memperlihatkan peningkatan hasil belajar siswa
3. Bagi siswa dan siswi untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dikelas agar membiasakan untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami dari materi yang sudah diajarkan.
(42)
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alma, Buchari. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Arends. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, (1990) Metode Penelitian. Jakarta : Angkasa.
_________ , (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arisandi,Fiki. (2012) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe terhadap hasil belajar siswa. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia
Aritomang,M.T.Johnson.(2013).pengaruh penerapan model pembelajaran think pair spare (berpikir berpasangan berbagi) terhadap hasil belajar siswa.Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
Gathercole Susan E & Tracly Packiam Allpway (2009) Memori kerja dan Proses Belajar .Jakarta: Indeks
Hamalik. (2006). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Hergenhahn B.R & Metthew H Olson (2009) Theories Of Learning. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Isjoni , (2007) Cooperative Learning Efektivitas pembelajaran kelompok.Pekan Baru: Alfhabeta.
_________ . (2013). Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
Joyce, dkk (2009) Models Of Teaching.Jogjakarta : Pustaka Belajar. Lie. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo
Miarso, Yusuf Hadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Muhidin Sambas Ali (2010) Statistika 2. Bandung : Karya Adhika Utama
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 (2013) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
(43)
111
P r e s s l e y M , L e v i n J . R , & d e l a n e y , The Mnemonic Keyword Method review of Educational Research, ( N e w J e r s e y : P e a r s o n E d u c a t i o n , 1 9 8 2 ) , 6 2
Slameto (2010) Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT Pustaka LP3S Indonesia.
Slavin. (2009). Cooperatif Learning. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_________. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesinsindo
_________. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
_________.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
_________. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
_________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sujiono Yuliani Nurani (2010) Mengajar dengan portopolio. Jakarta : Indeks Surya,Mohamad,2004.Psikologi pembelajaran dan pengajaran.Jakarta:pustaka
bani quraisy.
Trianto (2010) Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Azis. (2007). Metode dan Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta
Sumber Websaite
Virginia (2012). Penerapan model mnemonik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN Cemorokandang 1 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.{online}.Tersedia :
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19551/0. {13 November
2013}
Patricia Anjani Sari.(2011).Penggunaan model mnemonic untuk meningkatkan kemampuan menghafal dengan efektif dan menyenangkan dalam pelajaran
(44)
PKn kelas IV SDN Sumbersari 1 Malang.{online}.tersedia : http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48491 {31Desember 2014}
Ngartiningsih.(2012). Implementasi Metode Mnemonik terhadap Hasil Belajar Sejarah Materi Hubungan Perkembangan Paham-paham Baru dan
Transformasi Sosial dengan Kesadaran dan Pergerakan Kebangsaan Kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang. {online}.tersedia :
http://lib.unnes.ac.id/cgi/exportview/creators/Ngartiningsih=3A3101408096 = =3A=3A/RSS/Ngartiningsih=3A310140. {20 November 2013}
Lilik Annisa Damayanti.(2006). Penerapan pembelajaran konstruktivistik melalui metode pembelajaran koopeartif model (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ekonomi : studi pada siswa kelas 1 SMK Negeri 1 Malang
semester genap tahun ajaran 2005 2006
{online}.Tersedia:http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=316 20. {27 november 2013}
Akmal Debayor,Strategi belajar mnemonic. {online}.Tersedia :
http://akmal-mr.blogspot.com/2011/03/strategi-belajar-mnemonic.html. { november
2013}
Guru Sukses. Mnemonic Teknik memudahkan ingatan{online}.tersedia: http://www.gurusukses.com/mnemonic. {desember 2013}
(1)
61
Laurent Rekhamandia, 2014
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kemudian hasi t hitung dihubugkan t table.cara untuk menghubungkan t hitung dengan t tabel adalah sebagai berikut :
1. Menentukan drajat kebebasan (dk) = N1 + N2 -2
2. Melihat table distribusi t untuk tes satu skor pada taraf signifikasi tertentumisalnya pada taraf 0,005 atau tingkat kepercayaan 95 % sehingga akan diperoleh nilai t dari Tabel distribusi t dari Tabel distribusi t dengan persamaan t tabel = t(1- )(dk).bila nilai t untuk dk yang diinginkan tidak ada pada tabel,maka dilakukan proses interpolasi.
Dengan hipotesis uji sebagai berikut :
H0 : Tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok Eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Mnemonic dengan Kelompok Kontrol yang menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor di SMK Bina Wisata Lembang
H1 Ada Perbedaan Hasil Belajar Siswa antara Kelompok Eksperimen yang Menggunakan Model Pembelajaran Mnemonic dengan Kelompok Kontrol yang Menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Kompetensi Dasar Mengidentifikasi Dokumen-dokumen Kantor di SMK Bina Wisata Lembang. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut :Apabila nilai maka ditolak dan diterima.
(2)
Laurent Rekhamandia, 2014
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Mengacu kepada rumusan masalah dan pembahasan-pembahasan yang telah penulis jabarkan dan uraikan dalam pembahasan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Pembelajaran pada kelas eksperimen setelah melakukan treatment dengan menggunakan model pembelajaran Mnemonic selama waktu yang telah ditentukkan dan diberikan pretest dan posttest mengalami peningkatan yang termasuk kedalam klasifikasi tinggi dan secara signifikan bermakna.
2. Pembelajaran pada kelas kontrol setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Advance Organizer selama waktu yang telah ditentukan dan diberikan pretest dan posttest mengalami peningkatan yang termasuk kedalam klasifikasi sedang secara signifikan bermakna.
3.
Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic pada kelas eksperimen yaitu XAP1 danAdvance Organizer pada kelas kontrol yaitu XAP2 terdapat perbedaan dilihat dari hasil
belajar siswa Program Studi Administrasi Perkantoran pada Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi di SMK BinaWiata Lembang.
(3)
101
Laurent Rekhamandia, 2014
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa
5.2 Saran
Atas dasar temuan hasil penelitian yang telah diuraikan diatas,maka saran-saran yang diajukan oleh penulis sebagai berikut :
1. Pihak sekolah dapat menerapkan model pembelajaran Mnemonic pada Standar Kompetensi lainnya dengan karakter yang sama untuk dapat meningkatkan hasil belajar. 2. Guru mata pelajaran Melakukan Prosedur Administrasi, untuk pembelajaran selanjutnya
agar dapat menerapkan model pembelajaran Mnemonic dilihat dari hasil penelitian, yang memperlihatkan peningkatan hasil belajar siswa
3. Bagi siswa dan siswi untuk lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran dikelas agar membiasakan untuk bertanya tentang apa yang belum dipahami dari materi yang sudah diajarkan.
(4)
Laurent Rekhamandia, 2014
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Alma, Buchari. (2008). Guru Profesional Menguasai Metode dan terampil
Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Arends. (2008). Learning to Teach-Belajar untuk Mengajar. Yogjakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, (1990) Metode Penelitian. Jakarta : Angkasa.
_________ , (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arisandi,Fiki. (2012) Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
terhadap hasil belajar siswa. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia
Aritomang,M.T.Johnson.(2013).pengaruh penerapan model pembelajaran think
pair spare (berpikir berpasangan berbagi) terhadap hasil belajar siswa.Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia.
Gathercole Susan E & Tracly Packiam Allpway (2009) Memori kerja dan Proses
Belajar .Jakarta: Indeks
Hamalik. (2006). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara
Hergenhahn B.R & Metthew H Olson (2009) Theories Of Learning. Jakarta : Kencana Prenada Media.
Isjoni , (2007) Cooperative Learning Efektivitas pembelajaran kelompok.Pekan Baru: Alfhabeta.
_________ . (2013). Cooperatif Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
Joyce, dkk (2009) Models Of Teaching.Jogjakarta : Pustaka Belajar. Lie. (2008). Cooperatif Learning. Jakarta: PT. Grasindo
Miarso, Yusuf Hadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Muhidin Sambas Ali (2010) Statistika 2. Bandung : Karya Adhika Utama
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 (2013) Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
(5)
111
Laurent Rekhamandia, 2014
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P r e s s l e y M , L e v i n J . R , & d e l a n e y , The Mnemonic Keyword Method review of Educational Research, ( N e w J e r s e y : P e a r s o n E d u c a t i o n , 1 9 8 2 ) , 6 2 Slameto (2010) Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT
Pustaka LP3S Indonesia.
Slavin. (2009). Cooperatif Learning. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. (2009). Dasar-Dasar Proses belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Sudjana. (2006). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
_________. (2010). Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesinsindo
_________. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
_________.(2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
_________. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta
_________. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sujiono Yuliani Nurani (2010) Mengajar dengan portopolio. Jakarta : Indeks Surya,Mohamad,2004.Psikologi pembelajaran dan pengajaran.Jakarta:pustaka
bani quraisy.
Trianto (2010) Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta : Bumi Aksara.
Wahab, Abdul Azis. (2007). Metode dan Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta
Sumber Websaite
Virginia (2012). Penerapan model mnemonik untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar dalam pembelajaran IPS kelas IV SDN Cemorokandang 1 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang.{online}.Tersedia : http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/19551/0. {13 November 2013}
Patricia Anjani Sari.(2011).Penggunaan model mnemonic untuk meningkatkan
(6)
Laurent Rekhamandia, 2014
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mnemonic Terhadap Hasil Belajar Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PKn kelas IV SDN Sumbersari 1 Malang.{online}.tersedia :
http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=48491 {31Desember 2014}
Ngartiningsih.(2012). Implementasi Metode Mnemonik terhadap Hasil Belajar
Sejarah Materi Hubungan Perkembangan Paham-paham Baru dan
Transformasi Sosial dengan Kesadaran dan Pergerakan Kebangsaan Kelas XI IPS SMA Teuku Umar Semarang. {online}.tersedia :
http://lib.unnes.ac.id/cgi/exportview/creators/Ngartiningsih=3A3101408096 = =3A=3A/RSS/Ngartiningsih=3A310140. {20 November 2013}
Lilik Annisa Damayanti.(2006). Penerapan pembelajaran konstruktivistik melalui
metode pembelajaran koopeartif model (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar ekonomi : studi pada siswa kelas 1 SMK Negeri 1 Malang semester genap tahun ajaran 2005 2006
{online}.Tersedia:http://library.um.ac.id/ptk/index.php?mod=detail&id=316 20. {27 november 2013}
Akmal Debayor,Strategi belajar mnemonic. {online}.Tersedia : http://akmal-mr.blogspot.com/2011/03/strategi-belajar-mnemonic.html. { november 2013}
Guru Sukses. Mnemonic Teknik memudahkan ingatan{online}.tersedia: