PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN.

(1)

No. DAFTAR. FPIPS : 2134/UN.40.2.4/PL/2014

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Geografi

oleh

Dimas Bagus Ananta NIM 1005905


(2)

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS

TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN

KUNINGAN

Oleh

Dimas Bagus Ananta

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dimas Bagus Ananta 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

DIMAS BAGUS ANANTA

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Prof.Dr.R. Gurniwan Kamil P, M.Si NIP. 19610323 198603 1 002

Pembimbing II

Dr. Hj. Epon Ningrum., M.Pd. NIP. 19620304 1987042 2 001

Mengetahui


(4)

SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL18 JULI 2014 PANITIA UJIAN SIDANG TERDIRI DARI:

1. Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryani, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekertaris : Dr.Hj. Epon Ningrum, M.Pd

NIP. 19620304 1987042 2 001 3. Anggota : 1. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, MS

NIP.1960012 1198503 2 001 : 2. Drs. Asep Mulyadi, M.Pd NIP. 19620902 199001 1 001 : 3. Bagja Waluya, M.Pd NIP. 19721024 200112 1 001


(5)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... ix DAFTAR TABEL ... xii DAFTAR GAMBAR ... xiii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi Masalah ... Error! Bookmark not defined. C.Rumusan Masalah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A.Analisis Geografi Terhadap Industri Kecil Error! Bookmark not defined. B. Industri ... Error! Bookmark not defined. 1.Pengertian Industri ... Error! Bookmark not defined. 2.Jenis-Jenis Industri ... Error! Bookmark not defined. C.Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Industri ... Error! Bookmark not

defined.

1.Faktor Sumber Daya ... Error! Bookmark not defined. 2.Faktor Sosial ... Error! Bookmark not defined. 3.Faktor Ekonomi ... Error! Bookmark not defined. 4.Faktor Kebijakan Pemerintah ... Error! Bookmark not defined. D.Lokasi dan Pertumbuhan Industri ... Error! Bookmark not defined. 1.Teori Lokasi ... Error! Bookmark not defined. 2.Teori Pertumbuhan Industri ... Error! Bookmark not defined. E. Industri Kecil ... Error! Bookmark not defined. 1.Pengertian Industri Kecil ... Error! Bookmark not defined. 2.Jenis-jenis Industri Kecil ... Error! Bookmark not defined. 3.Manfaat Industri Kecil ... Error! Bookmark not defined.


(6)

x

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.Kelebihan Industri Kecil ... Error! Bookmark not defined. F. Strategi Pemasaran Industri ... Error! Bookmark not defined. G.Kondisi Sosial Ekonomi ... Error! Bookmark not defined. 1.Pendidikan ... Error! Bookmark not defined. 2.Pendapatan ... Error! Bookmark not defined. 3.Kesehatan ... Error! Bookmark not defined. H.Hipotesis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A.Metode dan Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 3.Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined. 1.Populasi ... Error! Bookmark not defined. 2.Sampel ... Error! Bookmark not defined. C.Definisi Oprasional ... Error! Bookmark not defined. D.Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data .... Error! Bookmark not defined. 1.Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 2.Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

A.Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Letak dan Luas ... Error! Bookmark not defined. 2.Topografi ... Error! Bookmark not defined. 3.Iklim ... Error! Bookmark not defined. 4.Hidrologi ... Error! Bookmark not defined. 5.Penggunaan Lahan ... Error! Bookmark not defined. B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... Error! Bookmark not defined. 2.Komposisi Penduduk menurut Usia dan Jenis Kelamin ... Error!


(7)

3.Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan . Error! Bookmark

not defined.

4.Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... Error! Bookmark

not defined.

C.Deskripsi Data Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras ... Error! Bookmark not

defined.

2.Kondisi sosial ekonomi ... Error! Bookmark not defined. D.Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. 1.Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined. 2.Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined. 3.Uji Linearitas Regresi ... Error! Bookmark not defined. 4.Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined. E. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined. F. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pendidikan .... Error! Bookmark not

defined.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A.Simpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP PENULIS ... Error! Bookmark not defined.


(8)

xii

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

1.1 Data Potensi dan Peluang Investasi Kabupaten Kuningan ... 4

1.2 Data Jeruk Nipis di Desa Ciawigebang ... 5

3.1 Jumlah Populasi dan Sampel ... 30

3.2 Kisi-kisi Instrumen ... 32

3.3 Kategori Persentasi ... 38

4.1 Pembagian iklim menurut Junghun ... 44

4.2 Penggunaan Lahan Desa Ciawigebang ... 46

4.3 Klasifikasi Kepadatan Penduduk ... 49

4.4 Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 51

4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 53

4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 54

4.7 Harga Jeruk Nipis ... 57

4.8 Pendapatan ... 60

4.9 Jumlah Beban Tanggungan ... 61

4.10 Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan ... 62

4.11 Keterampilan ... 62

4.12 Cara Berobat ... 63

4.13 Bantuan Kesehatan ... 64

4.14 Uji Normalitas Descriptive Statistic ... 66

4.15 Uji Homogenitas Variances ... 67


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Bagan Variabel Penelitian ... 31

3.2 Bagan Prosedur Penelitian ... 35

4.1 Peta Administratif Desa Ciawigebang ... 43

4.2 Grafik Penggunaan Lahan Desa Ciawigebang 2012 ... 47

4.3 Peta Penggunaan Lahan Desa Ciawigebang ... 48

4.4 Grafik Komposisi Penduduk Desa Ciawigebang 2012 ... 51

4.5 Grafik Komposisi Mata Pencaharian Desa Ciawigebang ... 54

4.4 Komposisi Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin ... 51

4.5 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 53

4.6 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 54


(10)

(11)

ABSTRAK

Keberadaan suatu industri akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar lokasi industri. Industri sirup jeruk nipis peras berlokasi di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan, dimana industri ini merupakan industri yang bergerak dibidang pangan, yakni jeruk nipis peras. Industri sirup jeruk nipis peras masih tergolong jenis industri kecil dimana keberadaanya dapat dipantau dari bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, dan modal yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pengaruh keberadaan industri sirup jeruk nipis peras terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif melalui survey. Populasi penelitian adalah Industri sirup jeruk nipis peras, seluruh Desa dan penduduk di Desa Ciawigebang. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh penusaha industri yang berjumlah tiga pengusaha, dan seluruh tenaga kerja yang berjumlah 51 orang dengan lokasi perusahaan tersebut yakni Desa Ciawigebang. Sampel penduduk diambil secara sampel jenuh dimanaseluruh populasi dijadikan responden. Teknik pengumpulan data berupa angket dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa keberadaan Industri sirup jeruk nipis peras sudah cukup baik dimana bahan mentah yang digunakan sudah cukup dan mudah didapatkan, dalam penyerapan tenaga kerja industri dapat menyerap 12 hingga 18 tenaga kerja dari masyarakat sekitar, pemasaran yang dlakukan sudah cukup baik dimana pemasaran dilakukan melalui agen dengan jangkauan pemasaran hingga uar provinsi, modal yang digunakan juga sudah tergolong besar yakni Rp. 10.000.000 dengan asal modal dari pengusaha atau pinjaman dari bank. Kondisi sosial ekonomi masyarakatpun sudah cukup baik dilihat dari pendapatan, pendidikan, dan kesahatan pengusaha dan tenaga kerja. Pengaruh keberadaan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat yakni sebesar 14,91%. Dengan demikian keberadaan Industri sirup jeruk nipis peras memiliki peranan terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan.

Direkomendasikan agar Industri sirup jeruk nipis peras dapat lebih memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya tenaga kerja industri tersebut.


(12)

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The presence of an industry will affect the socio-economic conditions of communities around industrial sites. Squeeze lemon syrup industry is located in the Ciawigebang Village, where the industry is engaged in the food industry, namely lime squeeze. Squeeze lemon syrup industry is still relatively small industry types where its presence can be monitored from raw materials, labor, marketing, and capital employed. This study aimed to assess the effect of the presence of lime syrup industry squeezed against the socio-economic conditions of the people in the Ciawigebang Village

The method used in this research is descriptive research method via a survey. The study population was squeezed lemon syrup industry, the entire village and the residents in the Ciawigebang Village. The sample in this study are all penusaha numbering three businessman industry, and the entire workforce amounted to 51 people with these corporations which Ciawigebang Village. Samples taken in the sample population saturated all population as respondents. Data collection techniques such as questionnaires and study documentation. Data analysis using regression analysis.

The results showed that the presence of squeezed lemon syrup industry has been good enough that the raw material used is sufficient and readily available, in the employment industry can absorb 12 to 18 workers from surrounding communities, marketing dlakukan good enough where marketing is done through agents with marketing reach to happen outside the provincial capital employed has also been relatively large at Rp. 10,000,000 with the origin of the entrepreneur or loan capital of the bank. Socio-economic conditions are good enough masyarakatpun seen of income, education, and employers helath and labor. The influence of the presence of industry on the socioeconomic conditions of society which is equal to 14.91%. Thus the existence of squeezed lemon syrup industry has a role in the socio-economic condition of the Ciawigebang Villagers

It is recommended that lime syrup industry can squeeze more influence on the socio-economic conditions of the people especially the industrial workforce.


(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Industri merupakan kegiatan guna meningkatkan perekonomian suatu negara atau daerah karena industri dianggap salah satu usaha ekonomi yang efektif. Pemahaman akan industri sendiri bermacam-macam ada yang mengandung pengertian secara luas dan sempit, namun dapat di ambil kesimpulan bahwa industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Seperti yang didefinisikan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) (dalam Abdurachmat dan Maryani, 1997, hlm. 28) yang mengemukakan bahwa:

The mechanical or chemical transformation of inorganic or organic substances into new product, ehether the work is performerd by power-driven machinery or by hand, whenever it is done in a factory or in the worker’s home, and wheather the product are sold wholesale or retail.

Industri di Indonesia merupakan salah satu komponen perekonomian yang penting. Perindustrian memungkinkan perekonomian Indonesia berkembang pesat dan semakin baik, sehingga membawa perubahan dalam struktur perekonomian nasional. Industri non manufakturing adalah industri yang bergerak di bidang industri pariwisata, industri pertambangan dan penggalian, serta pertanian, kehutanan, dan lain-lain. Dalam hal ini, berarti industri-industri seperti itu juga akan mampu memberikan kontribusi bagi devisa negara. Karena hasilnya pun dapat dijadikan sebagai komoditi ekspor. Karna itu, industri ini menjadi sangat penting, bahkan memiliki peranan yang sangat berarti bagi perekonomian negara. Di Indonesia pertambangan dan pertanian menjadi sub terpenting mengingat


(14)

2

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mayoritas penduduk bermata pencaharian sebagai petani (negara agraris). Itulah yang menyebabkan industri di Indonesia semakin beragam.

Kegiatan industri dapat dimanfaatkan oleh setiap daerah sesuai potensi yang dimiliki oleh desa tersebut, baik potensi fisik maupun potensi nonfisik sehingga berkembangnya suatu industri berbeda tergantung sumber daya alam dan sumber daya manusia yang terdapat pada desa tersebut. Di samping itu setiap manusia dapat beradaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hdupnya dengan menggunakan kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya, manusia dapat menjadikan sumberdaya alam sebagai kekayaan yang dapat menunjang kehidupannya. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sumaatmadja (1988 hlm. 183):

Pembangunan industri (industrialisasi) dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan nasional dan kesejahteraan penduduk, juga harus sejalan dengan pemecahan masalah-masalah lainnya dan sedapat mungkin tidak menimbulkan masalah baru yang lebih gawat. Oleh karena itu, baik potensi pengembangan industri maupun masalah yang sedang dialami masyarakat dan Negara, harus diteliti sungguh-sungguh. Potensi berbagai daerah dengan segala masalah yang ada pada daerah yang bersangktan, harus diintegrasikan sebagai suatu upaya yang mensejahterakan masyarakat dan daerah yang bersangkutan.

Berdasarkan kutipan di atas bahwa pembangunan industri akan berpengaruh terhadap perubahan kehidupan masyarakat, adapun pengaruh dari industri tersebut dapat dari tujuan pembangunan industri menurut (Muchajar dalam Marianto, 2005, hlm. 2) yang menyatakan:

1. Memperluas lapangan pekerjaan

2. Menunjang atau mengawali usaha pembangunan dan pembinaan pusat-pusat pertumbuhan baru baik pada wilayah yang ekonominya berimbang maupun pada wilayah baru yang memiliki sumber daya alam dan energi

3. Menunjang suatu pemerataan pembangunan sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah dapat dikurangi

4. Menunjang terciptanya dan berkembangnya keterkaitan antar wilayah Pembangunan industri di setiap daerah berbeda-beda, hal ini disebabkan perbedaan karakteristik sumber daya yang dimiliki oleh setiap daerah yang dapat menunjang berdirinya suatu industri. Desa Ciawigebang merupakan salah satu


(15)

3

desa di Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan yang memiliki perkembangan industri, adapun industri yang berkembang di desa ini adalah industri jeruk nipis peras dimana terdapat empat unit usaha industri.

Kabupaten Kuningan merupakan Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Kuningan memiliki banyak industri kecil dan rumah tangga yang tersebar di setiap kecamatan bahkan Desa. Industri pangan yang cukup terkenal di Kabupaten Kuningan antara lain seperti tape ketan (peyeum ketan), jeruk nipis peras, opak bakar, rangginang, keripik gadung, emping melinjo, gemblong/kecimpring, jawadah, lepeut, koecang, ketempling, kripik ubi, kopi luak linggarjati, kuping gajah, ampyang, moho, golono, raragudig, rarawudan, wiwingka dan lain-lain. Industri-industri tersebut masih bersifat informal dan hanya menggunakan satu atau dua rumah untuk proses produksi, administrasi dan pemasaran dilakukan sekaligus secara bersamaan, bila dilihat dari modal usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap tentu lebih sedikit daripada perusahaan-perusahaan besar pada umumnya.

Industri yang berada di Kabupaten Kuningan dan memiliki potensi untuk berkembang cukup banyak, beberapa perusahaan industri yang memiliki potensi untuk berkembang antara lain seperti yang ditunjukan oleh tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Data Potensi dan Peluang Investasidi Kabupaten Kuningan

No. Jenis Produk Jumlah Unit Usaha Lokasi Kapasitas Produksi/tahun Potensi yang dapat dikerjasamakan Volume Jumlah Tenaga Kerja Daerah Pemasaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Minyak Nilam 22 Cibeureum,Han tara,Kadugede, Cilimus, Pasawahan, Darma, Cimahi, Garawangi, Cibingbin,Kara ngkancana, Kuningan

2.180 Kg Kebutuhan Bahan Baku

600 ton daun basah/bulan atau 120 ton daun kering

99 Eksportir melalui lembaga

pengumpul dan agen

2. Olahan Ubi

Jalar 32 Cilimus, Kuningan, Mandirancan, pasawahan 3.623 ton Kebutuhan Bahan baku dan Pemasaran 18.116 Ton/tahun 500 Ekspor,wilayah III Cirebon dan DKI Jakarta 3. Bawang

Goreng 41

Se-Kabupaten

Kuningan 9.012 ton

Kebutuhan Bahan baku dan Pemasaran 17.573 Ton/tahun 409 wilayah III Cirebon dan DKI

Jakarta 4. Pasteurisasi

Susu 7 Cigugur 10.585.000 Liter Pakan sapi perah

1983 ekor sapi dan 7.057 ton pakan ternak

127

wilayah III Cirebon dan DKI

Jakarta 5. Tape Ketan 28 Cibingbin 870 Ton Kebutuhan Bahan

baku

700 ton Beras

Ketan 290

Kuningan dan cirebon 6. Jeruk Nipis 3 Ciawigebang 520000 Liter Kebutuhan Bahan

Baku

364 ton buah jeruk nipis 45

Kuningan dan Cirebon


(16)

4

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan, 2012

Dari data tabel Dinas Perindustian dan Perdagangan tahun 2012 di atas dapat dilihat bahwa ada cukup banyak jenis produk atau industri yang berpeluang di Kabupaten Kuningan, seperti minyak nilam dengan 22 jumlah unit usaha dan 600 daun basah per bulan atau 120 ton daun kering, olahan ubi jalar dengan jumlah unit 32 usaha dan volume 18.116 ton per tahun, bawang goring dengan 41 jumlah unit usaha dan volume 17.573 ton per tahun, pasteurisasi susu dengan 7 jumlah unit usaha dan volume 1983 ekor sapi dan 7.057 ton pekan ternak, tape ketan dengan 28 jumlah unit usaha dan volume 700 ton beras ketan, dan terakhir jeruk nipis dengan tiga jumlah unit usaha dan 364 ton buah jeruk nipis.

Dapat terlihat bahwa industri bawang goreng dan industri lainnya memiliki jumlah unit usaha lebih banyak dibandingkan industri jeruk nipis yang merupakan industri dengan jumlah unit usaha terkecil. Padahal industri jeruk nipis yang dikenal dengan produknya sirup jeruk nipis peras lebih dikenal oleh masyarakat Kuningan sebagai buah tangan di bandingkan produk-produk dari industri lain.

Industri sirup jeruk nipis peras di Kabupaten Kuningan merupakan salah satu industri pangan yang dijadikan produk unggulan, dapat dilihat dari tersedianya produk sirup jeruk nipis peras di setiap toko oleh-oleh maupun di toko-toko yang menjual barang pangan, ditambah cukup terkenalnya produk sirup jeruk nipis peras ini sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Kuningan oleh warga asli Kabupaten Kuningan ataupun wisatawan sebagai buah tangan untuk di bawa ke daerah lain. Ada tiga perusahaan industri jeruk nipis yang masih berproduksi hingga saat ini yaitu Intan Kencana, Megasari, Mustika Flamboyan, dan Anugrah Alam Sari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2


(17)

5

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan, 2012

Dari tabel 1.2 dapat terlihat bahwa Industri jeruk nipis peras dari sektor jumlah unit usaha, kapasitas produksi, volume, dan jumlah tenaga kerja masih sangat minim. Apabila melihat awal terbentuknya industri jeruk nipis peras di Desa Ciawigeang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan ini, di awali adanya perwujudan dalam pembangunan Keluarga Sejahtera (KS), PKK Desa Ciawigebang Kuningan, membentuk suatu kelompok UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dengan semangat dan kekompakan yang kuat, UPPKS ikut mewujudkan kegiatan ekonomi produktif guna menunjang/meringankan kebutuhan rumah tangga dengan tujuan ingin mengembangkan kualitas keluarga yang bercirikan kemandirian ketahanan keluarga yang handal, sehingga terwujud keserasian antara sesama masyarakat, dengan lingkungannya. Kelompok UPPKS ini dibentuk pada tanggal 1 Oktober 1996 dengan nama Intan Kencana. Selanjutnya diikuti pada tahun 1997 oleh industri sirup jeruk nipis serupa seperti CV Mustika Flamboyan ( produsen merk jeniper) dan kemudian CV Anugrah Alam Lestari di tahun 2004. Dengan modal sekitar 3,8 juta industri jeruk nipis peras belum begitu laku namun seiring berjalannya waktu industri ini semakin berkembang, bisa dilihat dari harga dan keuntungan yang diperoleh. Sejak awal hingga saat ini, harga sirup jeruk nipis peras yang dikenal jeniper sudah enam kali naik. Awalnya botol ukuran 140ml hanya dijual seharga Rp.500, tapi kini berbandol Rp 2.300 hal yang sama pada botol besar awalnya dijual seharga Rp6000, kini harganya sudah mencapai Rp11.000. awalnya omzet industri sirup jeruk nipis ini sekitar Rp 1.000.000 per bulan. Namun kini omzet terus meningkat, seperti CV Mustika Flamboyan dengan

NO KOMODITI ALAMAT NAMA

PERUSAHAAN NAMA PEMILIK

TENAGA KERJA MODAL (RP. JUTA) KAPASITAS PRODUKSI / TAHUN SATUAN

1 Sirup Jeruk Nipis Dusun Wage Rt.06/02

Desa Ciawigebang Kec.Ciawigebang

Intan Kencana Ny. Hj. Nunung

Nurhayati 10 40 90.000 btl

2 Sirup Jeruk Nipis Ds. Ciawigebang Mustika

Flamboyant

Entin Sutinah

16 70 250.000 btl

3 Sirup Jeruk Nipis Jl Raya Ciawigebang no.

99

Anugrah Alam Sari

M. Benhardi


(18)

6

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

omzet hingga Rp 300.000.000 per bulan dan CV Anugrah Alam dengan omzet Rp 150.000.000 hingga Rp 200.000.000 per bulan.

Berdasarkan data-data tersebut, bahwa Industri sirup jeruk nipis peras merupakan Industri yang terus berkembang dan berpotensial dalam meningkatkan perekonomian, industri sirup jeruk nipis peras juga sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Namun berbeda dengan industri-industri yang berkembang lainnya. industri sirup jeruk nipis peras ini masih sangat minim dalam jumlah unit usaha. Karena industri sirup jeruk nipis peras ini berpotensi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat maka diperkirakan akan adanya suatu pengaruh terhadap masyarakat yang terlibat langsung dalam beroprasinya industri ini, baik dari pemilik atau pengusaha industri sirup maupun tenaga kerja. Maka industri sirup jeruk nipis peras di Kabupaten Kuningan memerlukan adanya studi untuk mengetahui bagaimana keberadaan industri sirup jeruk nipis peras dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat sekitar dengan adanya studi ini diharapkan keberadaan industri sirup jeruk nipis peras ini dapat diketahui, hal tersebut perlu dilakukan agar industri-industri kecil khususnya industri sirup jeruk nipis peras ini dapat berproduksi secara optimal.

Karena itu, penulis merasa perlu mengetahui hal tersebut, sehingga penulis mengambil judul “Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan” dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang terjadi melalui studi observasi, angket, dan dokumentasi yang tertuju pada diketahuinya keberadaan industri sirup jeruk nipis peras terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Masalah-masalah yang terjadi dapat diidentifikasi yaitu, sebagai berikut :

1. Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras


(19)

7

3. Hubungan industri sirup jeruk nipis peras dengan kondisi sosial ekonomi tenaga kerja.

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah industri sirup jeruk nipis peras yang dilihat dari bahan mentah, tenaga kerja, dan pemasaran lalu kondisi sosial ekomoni masyarakat yang mencakup pendapatan, pendidikan, dan kesehtan.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Melihat fenomena yang terjadi dari latar belakang di atas maka penulis akan mengajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keberadaan industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan?

2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerja industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan?

3. Seberapa besar hubungan industri sirup jeruk nipis peras dengan kondisi sosial ekonomi tenaga kerja di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal berikut:

1. Mengetahui keberadaan industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan?

2. Mengetahui kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerja industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan?

3. Menganalisis seberapa besar hubungan industri sirup jeruk nipis peras dengan kondisi sosial ekonomi tenaga kerja di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan?


(20)

8

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berguna bagi semua pihak yang terkait, adapun manfaat yang diharapkan penulis diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat berguna untuk menjadi referensi dan masukan bagi perkembangan ilmu geografi khususnya geografi pada bidang industri.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, diharapkan dari hasil penelitian ini dapat membantu dan meningkatkan hasil produksi jeruk nipis peras di Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan. Bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (DISPERINDAG) Kabupaten Kuningan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keberadaan industri sirup jeruk nipis peras. Dan bagi peneliti lain yang terkait, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kesesuain fakta di lapangan dengan teori yang dipelajari.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan dalam memahami penulisan skripsi ini, maka pembahasan disajikan dalam lima bab, dengan struktur organisasi sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, latar belakang penelitian, indentifikasi masalah, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka yang terdiri dari analisis geografi terhadap industri kecil, industri, faktor yang mempengaruhi kegiatan industri, lokasi dan pertumbuhan industri, industri kecil, strategi pemasaran industri, dan kondisi sosial ekonomi serta hipotesis penelitian.


(21)

9

BAB III Metode penelitian yang terdiri dari metode dan desain penelitian, populasi dan sampel, definisi oprasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik pengumpulan dan analisis data.

BAB IV Hasil dan pembahasan yang terdiri dari dari kondisi fisik daerah penelitian, kondisi sosial daerah penelitian, deskripsi data, analisis data, pembahasan


(22)

28

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Ciawigebang, Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan, terletak disebelah timur dari Kota Kuningan dengan luas wilayah 219 Ha, berdasarkan letak geografisnya Desa Ciawigebang memiliki batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Desa Ciawilor dan Desa Pamijahan  Sebelah Timur : Desa Kadurama

 Sebelah Selatan : Desa Ciputat dan Desa Kapandayan  Sebelah Barat : Desa Ciputat dan Desa Pangkalan

Desa Ciawigebang terdiri dari lima Dusun dan lima Rukun Warga (RW) serta 28 Rukun Tetangga (RT).

2. Desain Penelitian

Sebagaimana dikemukakan oleh Tika (2005, hlm. 12) bahwa desain penelitian adalah “suatu rencana tentang mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

secara efisien dan efektif sesuai dengan tujuannya.” Adapun Silalahi (2012, hlm.

180) mengemukakan bahwa desain penelitian adalah “rencana struktur dan penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.”

Dalam penelitian ini menggunakan desain korelasional kumulatif, dimana desain korelasional kumulatif berusaha untuk menyelidiki nilai-nilai dari dua atau lebih variabel dan menguji atau menemukan hubungan-hubungan (relations) atau antar hubungan – antar hubungan (interrelati-onship) yang ada di antara mereka ke dalam suatu lingkungan tertentu.


(23)

29

3. Metode Penelitian

Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moh. Nazir (2005, hlm. 54), metode deskriptif adalah:

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akuratmengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarenomena yang diselidiki.

Berdasarkan pendapat di atas, metode deskriptif yaitu metode yang mengungkap dan mengkaji masalah-masalah yang bersifat aktual, dan memberikan gambaran, interpretasi tentang gejala atau fenomena yang terjadi.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiono (2011, hlm. 61) populasi adalah “wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.” Adapula pengertian populasi menurut Syaodih (2005, hlm. 250)

menyatakan bahwa “…lingkup wilayah bisa mencakup seluruh wilayah negara, suatu provinsi ataupun suatu kota atau kabupaten. Kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian kita disebut populasi.” Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pemilik industri jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang yang berjumlah 3 orang, dan tenaga kerja industri jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang yang berjumlah 51 orang,

2. Sampel

Menurut Sugiono (2013, hlm. 118) sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Tika (2005, hlm. 24) mengemukakan bahwa sampel adalah “bagian dari objek atau


(24)

30

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam teori sampling dikatakan bahwa sampel yang terkecil dan dapat mewakili distribusi normal adalah 30. Dalam hal ini semkin besar sampel yang diambil maka akan semakin mendekati nilai populasi yang benar sehingga penelitian ini akan mendapatkan hasil yang akurat.

Penarikan sampel untuk pemilik usaha menggunakan sampel jenuh dimana

sampel jenuh menurut Sugiono (2013 hlm. 124) adalah “teknik penentuan sempel

bila semua anggota populasi digunakan sebagai sempel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin

membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil”

Berdasarkan pernyataan tersebut maka penulis mengambil sampel jenuh karena jumlah porsi populasi dianggap kecil, proporsi sampel pengusaha dan tenaga kerja industri sirup jeruk nipis peras pada dapat di lihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Sampel

Sumber: Hasil penelitian 2014

C. Definisi Oprasional

1. Keberadaan adalah adanya segala sesuatu, kehadiran, mengandung unsur ketahanan. Keberadaan disini dilihat dari ketahanan industri dalam menghadapi segala masalah-masalah yang terjadi. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator dari keberadaan industri sirup jeruk nipis peras adalah bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, modal

Alamat

Pemilik Usaha Tenaga Kerja Populasi Sampel Populasi Sampel

Desa Ciawigebang 1 1 14 14

Desa Ciawigebang 1 1 18 18

Desa Ciawigebang 1 1 19 19


(25)

31

2. Sosial ekonomi yang dimaksud dalam peneitian adalah gambaran umum mengenai keadaan sosial ekonomi para pengusaha dan tenaga kerja industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan yang meliputi pendapatan, pendidikan, kesehatan.

3. Masyarakat yang di maksud dalam penelitian adalah pengusaha dan tenaga kerja industri sirup jeruk nipis peras.

4. Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan Desa Ciawigebang adalah daerah penelitian yang secara administrative termasuk kedalam Kecamatan Ciawigebang kabupaten Kuningan.

Dari definisi oprasional di atas, maka dapat di ketahui dua variabel yaitu keberadaan Industri sirup jeruk nipis peras dan kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan yang meliputi bidang pendidikan, pendapatan dan kesehatan. Dimana keberadaan industri sirup jeruk nipis peras merupakan variabel bebas sedangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat yang meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan kesehatan merupakan variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Informasi mengenai variabel serta kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada bagan 3.1 halaman 31 dan tabel 3.2 halaman 32.

Bagan 3.1 Variabel Penelitian

Variabel Bebas (X) Keberadaan industri sirup

jeruk nipis peras

Variabel Terikat (Y) Kondisi Sosial


(26)

32

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator Responden Jenis Instrumen No. Item Vari abel Bebas (Keber adaan Indus

tri Sirup Jeruk Nipis Per

as) Bahan Mentah Lokasi Pengusaha dan Tenaga Kerja Kuisioner

1 - 6 Harga Kebutuhan Ketersediaan Tenaga Kerja Lama Kerja

7 - 13 Sistem Upah Jam Kerja Keterampilan Khusus Pemasaran Cara

14 - 27 Harga

Tujuan Lokasi Modal

Uang

Pengusaha 28 -33

Barang Sumber Vari abel Ter ika t (Kondisi So sia l Ekono mi Mas yar ak at) Pendapatan Jumlah Pengusaha dan

Tenaga Kerja Kuisioner

34 - 40 Kurun Waktu

Penggunaan Sumber Pendidikan

Formal

41 - 45 Keluarga

Keterampilan Kesehatan

Tujuan

46 - 49 Pemeliharaan

Riwayat

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mengumpulkan data, Silalahi (2012) membagi dua tipe pengumpulan data dalam metode survei, yakni angket atau kuesioner dan wawancara. Angket atau kuesioner merupakan alat pengumpulan


(27)

33

data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diamati. Satu kuesionar adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang telah disusun agar responden mencatat jawabannya. Sedangkan wawancara adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan lisan dari seseorang yang disebut responden melalui suatu percakapan yang terencana.

Mengacu pada pendapat Silalahi, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dalam bentuk kuesioner atau angket, guna mengetahui hubungan keberadaan industri sirup jeruk nipis peras terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tujuan menggunakan kuesioner atau angket dalam penelitian ini yaitu memudahkan dalam pengkodean dan menghemat waktu bagi peneliti.

Instrumen dapat sangat berguna apabila instrumen yang digunakan memiliki unsur validitas dan reliabel yang tinggi. Dikatakan valid apabila alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid disini berarti instrumen yang digunakan memang dapat dan tepat digunakan untuk menganalisis apa yang akan diteliti. Reliabel artinya bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk beberapa kali, meskipun telah beberapa kali digunakan namun data yang dihasilkan tetap sama. Sebab itu, instrumen dalam penelitian harus valid dan reliabel.

Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa instrumen yang valid adalah yang memiliki validitas internal dan eksternal. Validitas internal berarti bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang hendak diteliti. Sedangkan instrumen dapat dikatakan memiliki validitas eksternal apabila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan luar atau fakta-fakta empiris yang telah ada.


(28)

34

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian Validitas Instrumen dapat dilakukan dengan langkah langkah berikut

a. Pengujian valditas kontruk, pengujian ini dilakukan oleh seorang peneliti dengan cara meminta bantuan atau pendapat para ahli.

b. Pengujian validitas isi, pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan.

c. Pengujian validitas eksternal, pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.

Adapun dalam penelitian ini, peneliti sudah berusaha untuk melakukan tiga pengujian, diantaranya pengujian validitas kontruk, pengujian validitas isi dan pengujian validitas eksternal sesuai dengan kemampuan.

E. Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan cara ilmiah dan langkah-langkah yang sistematis. Penelitian berawal dari suatu masalah. Apabila terdapat keraguan, kebingungan, kesangsian atau kemenduaan mengenai suatu fenomena maka itu dapat dikatakan masalah. Kemudian masalah tersebut harus diselesaikan oleh peneliti melalui penelitian. Agar arah penelitian menjadi jelas dan terstruktur maka perlu adanya suatu teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan.

Dengan menggunakan teori maka seorang peneliti dapat membangun kerangka pemikiran serta alur penelitian yang jelas sehingga penelitian yang akan dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan tujuan awal penelitian, yakni mendapatkan data yang valid dan reliabel. Untuk mendapatkan jawaban yang benar maka peneliti harus mengumpulkan data obyek tertentu. Pengumpulan data obyek ini perlu menggunakan instrumen penelitian yang tepat, agar data yang terkumpul teruji kebenarannya. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data kemudian melakukan penyimpulan dan yang terakhir adalah menyusun laporannya.


(29)

35

Untuk menggambarkan rangkaian kegiatan agar peneliti menjadi lebih memahami maka dibuatlah prosedur penelitian. Prosedur penelitian adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh seorang peneliti secara teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan-tujuan penelitian. Untuk mempermudahkan dalam menjabarkan prosedur penelitian, penulis membuat prosedur penelitian dalam bentuk bagain yang dapat di lihat pada bagan 3.2 berikut:

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Industri Sirup Jeruk Nipis Peras dan

Kondisi Sosial Ekonomi

Latar Belakang

1. Industri sirup jeruk nipis peras merupakan Industri yang terus berkembang dan juga sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas

2. Kondisi sosial ekonomi masyarakat diperkirakan akan meningkat karena adanya industri

Rumusan Masalah

1. Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras.

2. Kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerja industri sirup jeruk nipis peras.

3. Hubungan industri sirup jeruk nipis peras terhadap kondisi sosial ekonomi tenaga kerja.

Instrumen pengumpulan data Variabel Bebas (X)

a. Bahan mentah b. Tenaga Kerja c. Pemasaran d. Modal

Variabel Terikat (Y) a. Pendapatan

b. Pendidikan c. Kesehatan

Sosial Ekonomi

Data Analisis Data

Laporan Industri sirup


(30)

36

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Agar data yang diperoleh dari berbagai sumber dapat terkumpul, dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik dan alat pengumulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dengan mengadakan pengamatan langsung dilokasi penelitian yaitu perusahaan industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang Kecamatn Ciawigebang Kabupaten Kuningan sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang keberadaan industri jeruk nipis peras.

1) Uji Validitas

Validitas digunakan untuk ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin dukur. Sugiyono (2011, hlm. 348) menyatakan

“valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

hendak diukur”. Dalam pengujian instrumen peneliti menggunakan aplikasi yang memiliki kemampuan mengolah statistik yakni Statistical Product and Service

Solutions atau dikenal dengan sebutan SPPS. Pada program SPSS teknik

pengujian yang digunakan oleh peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) Pada korelasi Bivariate

Pearson, pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

a) Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). b) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau

item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).

Hasil sampel analisis dari pengujian validitas menggunakan SPSS dengan analisis Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dapat dilihat pada lampiran.


(31)

37

2) Uji Reliabilitas

Sugiyono (2011) mengungkapkan instrumen reliabel jika digunakan untuk mengukur obyek yang sama maka akan menghasilkan data yang sama pula. Dalam proses pengukuran pertanyaan, peneliti hanya skali menyebarkan kuesioner terhadap responden, dan hasil skornya diukur korelasinya antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan fasilitas Cronbach Alpha (a). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil analisis dari pengujian reliabilitas dengan menggunakan SPSS dapat dilihat pada lampiran.

b. Kuesioner atau Angket

Kuesioner atau angket digunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan keberadaan industri dan hungungan industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, dimana yang menjadi indikator dari keberadaan idnustri adalah bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, modal. Dan yang menjadi indikator sosial ekonomi masyarakat adalah pendapatan, pendidikan, dan kesehatan. Untuk lebih mempermudah jalannya penelitian maka faktor-faktor yang akan menjadi bahan kajian di lapangan dibuat kisi – kisi instrumennya, Adapun kisi – kisi instrumen dalam penelitian ini ditujukan pada tabel 3.2 di halaman 31.

c. Studi literatur

Teknik ini dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku maupun informasi dari media cetak maupun elektronik seperti internet dan ebook yang berkaitan dengan keberadaan industri jeruk nipis peras, baik pendapatnya sebagai dasar teori maupun sebagai pembanding dalam pemecahan masalah.

d. Studi dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen yang ada pada perusaan industri sirup tentang data yang berhubungan dengan keberadaan industri jeruk nipis peras dan kondisi sosial ekonomi masyarakat.


(32)

38

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Analisis Data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskritif dan analisis statistik.

a. Analisis Deskriptif

Analisis Deskrptif adalah analisis yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan gejala yang nampak di daerah penelitian serta kondisi dari keadaan masalah yang diteliti mulai dari mengolah, menginterpretasikan data, dan informasi lain dengan data yang dianalisis yang bersekala dari literatur dan hasil observasi di lapangan.

Pola atau model analisis data dalam penelitian ialah analisis data kuantitatif dimana analisis tersebut menggunakan model matematika, model statistika dan ekonometrik. Analisis data berupa angka kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam bentuk uraian. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya menggunakan perhitungan persentase dengan rumus berikut:

�= �

� 100%

Keterangan:

P = Besaran Presentase F = Frekuensi Jawaban n = Jumlah Total Responden

Menurut Santoso (2001, hlm. 229) kriteria persentase yang digunakan dapat di rinci sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kategori Persentase

No Persentase Kategori

1 0 % Tidak ada

2 1 - 24% Sebagian Kecil

3 25 - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51 - 74% Sebagian Brsar

6 75 - 99% Hampir Seluruhnya


(33)

39

Data yang dimasukan kedalam rumus tersebut merupakan data yang diperoleh dari instrumen penelitian. Metode penghitungan persantase digunakan untuk mempermudah dalam mendeskripsikan jawaban yang telah diperoleh dari responden.

b. Analisis Regresi

Penelitian ini dilakukan bukan hanya untuk mengukur asosiasi dua variabel tetapi hubungan lebih dari dua variabel tersebut. Karena itu, analisis yang tepat untuk digunakan yaitu analisis regresi. Manfaat hasil analisis regresi yaitu untuk membuat keputusan apakah meningkatkan suatu variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan variabel independen. Selain itu analisis regresi sederhana juga digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel yang sedang diteliti saling berhubungan. Dimana keadaan satu variabel membutuhkan adanya variabel yang lain dan sejauh mana pengaruhnya, serta dapat mengestimasi tentang nilai suatu variabel.

Sugiyono (2011) mengungkapkan bahwa analisis regresi terbagi menjadi dua, yaitu regresi linier sederhana dan regresi ganda. Adapun analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana. Persamaannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Ŷ = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan)

b = Slope of the line ialah ngka arah atau koefisien regresi, yang

menunjukan angka peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis turun.


(34)

40

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nila tertentu.

Adapun perhitungan a dan adalah sebagai berikut:

Harga b = �= �

��

Harga a = Y - bX

Keterangan:

r = koefisien korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y

Sy = simpangan baku variabel Y Sx = simpangan baku variabel Y

Selain itu, harga a dan b dapat dicari dengan:

= � �

2

� − � � �

2 ( �)2

= � � � − � �

2 ( �)2

Asumsi dalam analisis regresi adalah linearitas. Maksudnya adalah apakah garis regresi antara X dan Y menunjukan garis linear atau tidak. Apabila tidak menunjukan adanya linear, maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan.

Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam uji linearitas adalah sebagai berikut:

JK (T) : 2 JK(a) : (

2)

JK (bIa) : b − ( )2


(35)

41

JK (G) : ( 2− ( )2

� )

JK (TC) : JK (S) – JK (G)

Keterangan:

JK (T) = Jumlah Kuadrat Total JK (a) = Jumlah Kuadrat Koefisien a JK (b|a) = Jumlah Kuadra Regresi (b|a) JK (S) = Jumlah Kuadrat Sisa

JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat


(36)

80

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan industri sirup jeruk nipis peras dilihat dari beberapa indikator yaitu bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, dan modal. Dan kondisi sosial ekonomi masyarakat dilihat ari beberapa indikator pula yakni pendapatan, pendidikan, dan kesehatan.

Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras tidak mengalami kesulitan, untuk mendapatkan bahan mentah seperti jeruk nipis dan gula putih para perajin mendapatkannya dari luar daerah dengan cara diantar dari Bandung, rata-rata bahan mentah yang diperlukan dalam sekali produksi yaitu jeruk nipis 1000kg dan gula putih 500kg. Dalam penyerapan tenaga kerjanya dapat menyerap 12 hingga 18 tenaga kerja tetap tiap industrinya dengan sistem upah yang diberikan ada dua yaitu dengan cara harian adapula yang mingguan namun sebagian besar menggunakan sistem upah mingguan dengan jam kerja sehari penuh (8 jam) dimulai pukul 07.00 – 15.00. Dalam memasarkan produknya saat ini sudah memasarkan cukup luas. Cara menyalurkan hasil produksi yang dilakukan dengan cara melalui agen dengan pemasaran hasil industri hingga luar kota dan provinsi, seperti Bandung, Jakarta, Cirebon, Banten, Bekasi, Semarang, Yogyakarta, Cilacap, Kep.Riau, Bali. Modal yang digunakan industri sirup jeruk nipis peras lebih dari Rp.10.000.000 dengan asal modal dari pengusaha itu sendiri dan pinjaman ke bank, selain modal uang, modal barangpun harus dimiliki oleh pengusaha industri sirup jeruk nipis peras seperti mesin pengisian dan pembersihan botol.

Industri sirup jeruk nipis peras berperan terhadap kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerja. Tingkat pendapatan pengusaha industri sirup jeruk nipis peras di desa Ciawigebang telah dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan kegiatan sehari-hari dimana rata-rata lebih dari Rp. 5.000.000 hingga Rp. 10.000.000 perbulannya. 74.51% tenaga kerja menjadikan tenaga kerja industri


(37)

81

sebagai pekerjaan pokoknya dan untuk pendapatan lebih dari separuh tenaga kerja

industri berpenghasilan ≤ Rp. 1.000.000. Adapun tingkat pendidikan para

pengusaha industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang berpendidikan terakhir tamat SMA dan tingkat pendidikan anak pengusaha industri sirup jeruk nipis peras sebagian besar memiliki anak yang bersekolah atau lulusan Akademi atau Perguruan Tinggi. Pendidikan terakhir tenaga kerja rata-rata tamatan SMP dan SMA, namun untuk keterampilan tenaga kerja di bidang industri sebagian besar didapatkan dari teman kerja satu profesi. Tingkat kesadaran pengusaha industri sirup jeruk nipis peras terhadap pentingnya kesehatan cukup baik salah satunya dapat terlihat dari pengusaha yang mengaku selalu memeriksakan kesehatannya ketika terasa kurang enak badan ke rumah sakit atau dokter yang ada di daerah sekitar. Dan untuk kesehatan tenaga kerja cukup baik dapat diindikasi dari tidak adanya penyakit berat yang diderita dan tenaga kerja yang sebagian besar memeriksakan kesehatannya apabila terasa sakit ke dokter atau puskesmas.

Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras memberi pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerjanya. Kebaradaan Industri sirup jeruk nipis peras yang dilahat dari empat indikator yaitu bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, dan modal, berdasarkan hasil analisis berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonom masyarat sebesar 14,91%.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran yang bisa dipertimbangkan. Berikut adalah saran yang peneliti ajukan:

1. Bagi Pengusaha Industri sirup jeruk nipis peras sebaiknya sebisa mungkin lebih memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya tenaga kerja industri dan lebih mengembangkan industrinya seperti memasarkan produknya hingga ke luar darah karena produk sirup tersebut sudah cukup dikenal sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan.


(38)

82

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karena apabila industri ini lebih berkembang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan mensejahterakan masyarakat sekitar industri.

2. Bagi pemerintah dan instansi terkait agar lebih memperhatikan dan mengawasi setiap praktika bisnis suatu industri. Dan meningkatkan kepedulian pada sektor usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan ekonomi makro. Selain itu pemerintah kabupaten Kuningan harus bisa lebih mempromosikan potensi daerahnya untuk menyedot konsumen yang lebih besar lagi.

3. Bagi peneliti lain yang hendak meneliti mengenai pengaruh keberadaan industri suatu industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan dapat dikembangkan lebih luas lagi.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I dan Maryani, E. (1997) Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arndt, H. (1992) Pembangunan Ekonomi. Jakarta: LP3ES Assuri, S. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja

Djamari (1975) Beberapa Aspek Geografi dan Industri. Bandung: IKIP Bandung Kamil Pasya, G.. (2001). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Buana

Nusantara : Bandung.

Nazir, M. (2005) . Metode penelitian. Ghalia Indonesia : Bogor.

Shaleh, Irsan, A. (1980). Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta. LP3ES.

Silalahi, U. (2012) Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama

Somarya, D. dkk. (2010) Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI Bandung

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif,

dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa

Keruangan. Bandung. Alumni

Surachmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Alumni.

Syahrudin. (1988). Pengembangan Industri dan Perdagangan luar Negri. Padang. Puast Penelitian Universitas Andalas.


(40)

84

Dimas Bagus Ananta, 2014

Pengaruh Keberadaan Industri Sirup Jeruk Nipis Peras Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyakarat di Desa Ciawigebang Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tsabitah, N. (2010) Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan

Industri di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Skripsi, Fakultas

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Badan Pusat Statistik (1994). Profil Kecamatan Ciawigebang Pemerintah

Kabupaten Kuningan. Kuningan: BPS


(1)

JK (G) : ( 2− ( )2

� )

JK (TC) : JK (S) – JK (G)

Keterangan:

JK (T) = Jumlah Kuadrat Total JK (a) = Jumlah Kuadrat Koefisien a JK (b|a) = Jumlah Kuadra Regresi (b|a) JK (S) = Jumlah Kuadrat Sisa

JK (TC) = Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa keberadaan industri sirup jeruk nipis peras dilihat dari beberapa indikator yaitu bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, dan modal. Dan kondisi sosial ekonomi masyarakat dilihat ari beberapa indikator pula yakni pendapatan, pendidikan, dan kesehatan.

Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras tidak mengalami kesulitan, untuk mendapatkan bahan mentah seperti jeruk nipis dan gula putih para perajin mendapatkannya dari luar daerah dengan cara diantar dari Bandung, rata-rata bahan mentah yang diperlukan dalam sekali produksi yaitu jeruk nipis 1000kg dan gula putih 500kg. Dalam penyerapan tenaga kerjanya dapat menyerap 12 hingga 18 tenaga kerja tetap tiap industrinya dengan sistem upah yang diberikan ada dua yaitu dengan cara harian adapula yang mingguan namun sebagian besar menggunakan sistem upah mingguan dengan jam kerja sehari penuh (8 jam) dimulai pukul 07.00 – 15.00. Dalam memasarkan produknya saat ini sudah memasarkan cukup luas. Cara menyalurkan hasil produksi yang dilakukan dengan cara melalui agen dengan pemasaran hasil industri hingga luar kota dan provinsi, seperti Bandung, Jakarta, Cirebon, Banten, Bekasi, Semarang, Yogyakarta, Cilacap, Kep.Riau, Bali. Modal yang digunakan industri sirup jeruk nipis peras lebih dari Rp.10.000.000 dengan asal modal dari pengusaha itu sendiri dan pinjaman ke bank, selain modal uang, modal barangpun harus dimiliki oleh pengusaha industri sirup jeruk nipis peras seperti mesin pengisian dan pembersihan botol.

Industri sirup jeruk nipis peras berperan terhadap kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerja. Tingkat pendapatan pengusaha industri sirup jeruk nipis peras di desa Ciawigebang telah dapat memenuhi kebutuhan keluarga dan kegiatan sehari-hari dimana rata-rata lebih dari Rp. 5.000.000 hingga Rp.


(3)

sebagai pekerjaan pokoknya dan untuk pendapatan lebih dari separuh tenaga kerja

industri berpenghasilan ≤ Rp. 1.000.000. Adapun tingkat pendidikan para

pengusaha industri sirup jeruk nipis peras di Desa Ciawigebang berpendidikan terakhir tamat SMA dan tingkat pendidikan anak pengusaha industri sirup jeruk nipis peras sebagian besar memiliki anak yang bersekolah atau lulusan Akademi atau Perguruan Tinggi. Pendidikan terakhir tenaga kerja rata-rata tamatan SMP dan SMA, namun untuk keterampilan tenaga kerja di bidang industri sebagian besar didapatkan dari teman kerja satu profesi. Tingkat kesadaran pengusaha industri sirup jeruk nipis peras terhadap pentingnya kesehatan cukup baik salah satunya dapat terlihat dari pengusaha yang mengaku selalu memeriksakan kesehatannya ketika terasa kurang enak badan ke rumah sakit atau dokter yang ada di daerah sekitar. Dan untuk kesehatan tenaga kerja cukup baik dapat diindikasi dari tidak adanya penyakit berat yang diderita dan tenaga kerja yang sebagian besar memeriksakan kesehatannya apabila terasa sakit ke dokter atau puskesmas.

Keberadaan industri sirup jeruk nipis peras memberi pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi pengusaha dan tenaga kerjanya. Kebaradaan Industri sirup jeruk nipis peras yang dilahat dari empat indikator yaitu bahan mentah, tenaga kerja, pemasaran, dan modal, berdasarkan hasil analisis berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonom masyarat sebesar 14,91%.

B. Saran

Berdasarkan simpulan, peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran yang bisa dipertimbangkan. Berikut adalah saran yang peneliti ajukan:

1. Bagi Pengusaha Industri sirup jeruk nipis peras sebaiknya sebisa mungkin lebih memberikan pengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat khususnya tenaga kerja industri dan lebih mengembangkan industrinya seperti memasarkan produknya hingga ke luar darah karena produk sirup tersebut sudah cukup dikenal sebagai produk unggulan Kabupaten Kuningan.


(4)

82

Karena apabila industri ini lebih berkembang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak lagi dan mensejahterakan masyarakat sekitar industri.

2. Bagi pemerintah dan instansi terkait agar lebih memperhatikan dan mengawasi setiap praktika bisnis suatu industri. Dan meningkatkan kepedulian pada sektor usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan ekonomi makro. Selain itu pemerintah kabupaten Kuningan harus bisa lebih mempromosikan potensi daerahnya untuk menyedot konsumen yang lebih besar lagi.

3. Bagi peneliti lain yang hendak meneliti mengenai pengaruh keberadaan industri suatu industri terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan dan dapat dikembangkan lebih luas lagi.


(5)

Abdurachmat, I dan Maryani, E. (1997) Geografi Ekonomi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS IKIP Bandung

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arndt, H. (1992) Pembangunan Ekonomi. Jakarta: LP3ES Assuri, S. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Raja

Djamari (1975) Beberapa Aspek Geografi dan Industri. Bandung: IKIP Bandung Kamil Pasya, G.. (2001). Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi. Buana

Nusantara : Bandung.

Nazir, M. (2005) . Metode penelitian. Ghalia Indonesia : Bogor.

Shaleh, Irsan, A. (1980). Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandingan. Jakarta. LP3ES.

Silalahi, U. (2012) Metode Penelitian Sosial. Bandung: Reflika Aditama

Somarya, D. dkk. (2010) Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI Bandung

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif Kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1988). Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung. Alumni

Surachmad, W. (1994). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Alumni.

Syahrudin. (1988). Pengembangan Industri dan Perdagangan luar Negri. Padang. Puast Penelitian Universitas Andalas.


(6)

84

Tsabitah, N. (2010) Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Kawasan Industri di Kecamatan Ciwandan Kota Cilegon. Skripsi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia. Badan Pusat Statistik (1994). Profil Kecamatan Ciawigebang Pemerintah

Kabupaten Kuningan. Kuningan: BPS


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pemekaran Wilayah Induk Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus: Kabupaten Asahan)

13 93 123

Pengaruh Pemekaran Daerah Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Paropo Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi

2 48 108

Dampak Pembangunan Objek Wisata Ancol Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat (Studi Kasus Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai)

23 202 142

DAMPAK KEBERADAAN DUSUN BAMBU TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA KERTAWANGI-KECAMATAN CISARUA.

3 18 22

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PENGRAJIN ALAT PERTANIAN DI DESA TARAJU KECAMATAN SINDANGAGUNG KABUPATEN KUNINGAN.

1 4 23

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA MASYARAKAT: Studi di Desa Lagadar Kecamatan Margaasih Kabupaten Bandung.

19 76 49

PENGARUH KEBERADAAN INDUSTRI SIRUP JERUK NIPIS PERAS TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN - repository UPI S GEO 1005905 Title

0 0 4

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK USIA DINI DI DESA PANGKALAN KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 28

PENGARUH PEMBELAJARAN KITAB TA’LIMUL MUTA’ALLIM TERHADAP PERILAKU SANTRI DI PONDOK PESANTREN NURUL IMAN DESA CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 4 29

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) TERHADAP PERILAKU SOSIAL SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 1 CIAWIGEBANG KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 27