PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA SMP.

(1)

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN

SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA

SMP

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh: Hamdan

1001040

JURUSAN PENDIDIKANMATEMATIKA

FAKULTASPENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN

SPATIAL ABILITY SISWA SMP

Oleh Hamdan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Hamdan 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

HAMDAN

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBATUAN

SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA

SMP

disetujui dan disahkan oleh pembimbing : Pembimbing I

Dr. H. Nanang Priatna, M.Pd. NIP. 196303311988031001

Pembimbing II

Drs. H. Maman Suherman, M.Si NIP. 195202121974121001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Drs. Turmudi, M.Ed, M.Sc, Ph.D. NIP.196101121987031003


(4)

vi Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Rumusan Masalah ... 7

C.Batasan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 8

E.Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

A.Kajian Pustaka ... 12

1. Belajar dan Pembelajaran Matematika ... 12

2. Pendekatan Open-Ended ... 12

3. Spatial Ability (Kemampuan Spasial) ... 17

4. Meningkatkan Kemampuan Spasial dengan Pemanfaatan Komputer ... 19

5. Software Geogebra ... 20

6. Metode Ekspositori ... 22

7. Hasil Penelitian yang Relevan... 23

B.Kerangka Pemikiran ... 24


(5)

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A.Metode dan Desain Penelitian ... 26

B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

C.Variabel Penelitian ... 27

D.Bahan Ajar ... 27

E.Instrumen Penelitian ... 28

F. Uji Coba Instrumen ... 29

G.ProsedurPenelitian ... 34

H.Teknik Analisis Data ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A.Hasil Penelitian ... 39

1. Analisis Data Kuantitatif... 39

a. Analisis Data Pretes ... 39

b. Analisis Data Postes ... 42

c. Kriteria Peningkatan Kemampuan Spasial dalam Pembelajaran Matematika ... 45

2. Analisis Data Kualitatif ... 46

a. Analisis Skala Sikap Siswa ... 46

b. Analisis Lembar Observasi... 50

B.Pembahsan ... 54

1. Kemampuan Spasial Matematis ... 54

2. Respon Siswa terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra... 55

3. Deskripsi Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra ... 56

4. Deskripsi Pembelajaran dengan Pendekatan Ekspositori ... 59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 60

A.Simpulan ... 60

B.Saran ... 60


(6)

viii Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN ... 65

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Spasial ... 18

Tabel 3.1 Interpretasi Korelasi Nilai rxy ... 30

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Nilai rxy ... 30

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 31

Tabel 3.4 Interpretasi Reliabilitas r11 ... 31

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Daya Pembda ... 32

Tabel 3.6 Hasil Uji Daya Pembeda Butir Soal ... 33

Tabel 3.7 Interpretasi Indeks Kesukaran ... 33

Tabel 3.8 Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir Soal ... 34

Tabel 3.9 Data Hasil Uji Instrumen ... 34

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain ... 36

Tabel 3.11 Bobot untuk Pernyataan Favorable (Positif) ... 37

Tabel 3.12 Bobot untuk Pernyataan Unfavorable (Negatif) ... 37

Tabel 4.1 Statistik Deskriftif Pretes ... 40

Tabel 4.2 Uji Normalitas Pretes ... 41

Tabel 4.3 Uji Mann-Whitney Pretes ... 42

Tabel 4.4 Statistik Deskriftif Postes ... 43

Tabel 4.5 Uji Normalitas Postes ... 44

Tabel 4.6Uji Mann-Whitney Postes ... 45

Tabel 4.7 Kriteria Pningkatan Kemampuan Spasial ... 46

Tabel 4.8 Respon Siswa yang Menunjukkan Minat dan Persepsi atau Sikap Terhadap Pelajaran Matematika ... 47

Tabel 4.9 Respon Siswa yang Menunjukkan Minat dan Persepsi atau Sikap Mengikuti Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra ... 48

Tabel 4.10 Sikap Siswa terhadap Wacana LKS dan Soal-Soal Kemampuan Spasial ... 49


(7)

Tabel 4.11 Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran ... 50 Tabel 4.12 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 52

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tampilan Awal Geogebra ... 21 Gambar 2.2 Alat-alat untuk Mengkontruksi... 21 Gambar 4.1 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Orientasi ... 56 Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penyajian Masalah Terbuka .. 57 Gambar 4.3 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penyelesaian Masalah Secara

Individual ... 57 Gambar 4.4 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penyelesaian Masalah Secara

Kelompok... 58 Gambar 4.5 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Presentasi Kelompok ... 58 Gambar 4.6 Aktivitas Guru dan Siswa pada Tahap Penutup ... 58


(8)

x Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (Perangkat Pembelaaran) ... 65

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 66

A.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 93

A.3. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ... 122

A.4. Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ... 134

A.5. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes ... 142

A.6. Soal Pretes dan Postes ... 146

A.7. Kunci Jawaban Soal Pretes dan Postes ... 148

A.8. Kisi-Kisi Angket Skala Sikap Siswa ... 151

A.9. Angket Skala Sikap Siswa ... 152

A.10. Lembar Observasi ... 154

LAMPIRAN B ... 157

Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 158

LAMPIRAN C (Analisis Data Hasil Penelitian) ... 161

C.1. Nilai Pretes, Postes, dan Indeks Gain Kelas Eksperimen ... 162

C.2. Nilai Pretes, Postes, dan Indeks Gain Kelas Kontrol ... 163

C.3. Deskripsi Data Pretes ... 164

C.4. Uji Normalitas Data Pretes ... 165

C.5. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Pretes ... 166

C.6. Deskripsi Data Postes ... 167

C.7. Uji Normalitas Data Postes ... 168

C.8. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Postes ... 169


(9)

C.10. Skor Angket Skala Sikap Siswa ... 171

LAMPIRAN D ... 172

D.1. Jawaban Pretes ... 173

D.2. Jawaban Postes ... 178

D.3. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Eksperimen ... 183

D.4. Lembar Kegiatan Siswa Kelas Kontrol ... 209

D.5. Angket Skala Sikap Siswa ... 217

D.6. Lembar Observasi ... 227

LAMPIRAN E ... 239

E.1. Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ... 240

E.2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 241


(10)

ii Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Hamdan. (1001040).Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan

Software Geogebrauntuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP (Penelitian Kuasi

Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Bandung). Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kaitan antara pendekatan open-endedberbantuan komputer dengan software geogebradalam pembelajaran dengan Spatial Ability(kemampuanspasial) siswa. Metode yang digunakandalampenelitianiniadalahmetodeeksperimendengandesainkelompokkontrol

non-ekivalen(nonequivalent control group

design).PopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsiswakelasVIIdi salahsatu SMP

Negeri di Bandungtahunajaran

2013/2014dengansampelduakelasdarikelasVIIsecaraacakkelas.

Satukelassebagaikelaseksperimendenganperlakuanpembelajaran dengan pendekatan

open-endedberbantuan komputer dengan software

geogebradansatukelaslainnyasebagaikelaskontroldenganpembelajarandengan metode

ekspositori.Instrumen yang

digunakanadalahteskemampuanspasialdanskalasikap.Hasilpenelitianmenunjukkanbah

wapeningkatankemampuanspasialmatematissiswa yang

mendapatkanperlakuanpembelajaran dengan pendekatan open-endedberbantuan

komputer dengan software geogebralebihbaikdaripadasiswa yang

mendapatkanpembelajarandengan metode

ekspositorisertasikapsiswaterhadappenggunaan pendekatan open-endedberbantuan komputer dengan software geogebradalampembelajaranmenunjukkansikappositif. Kata kunci : Pembelajaran matematika, Pendekatan Open-Ended, Software Geogebra,


(11)

ABSTRACT

Hamdan. (1001040). Learning by Open-Ended Approach Assisted by Geogebra Software to Improve Junior High School Students’ Spatial Ability (Kuasi -Experimental Research to Students in Seventh Grade of a Junior High School in Bandung).

The general objective of this study is to examine the relation between learning by open-ended approach assisted by GeoGebra software and students’ spatial ability. The method used in this study was the experimental method using nonequivalent control group design. The population in this study was seventh grade students of a Junior High School in Bandung year 2013/2014, two classes that randomly chosen used as a sample. One class as an experiment group given learning by open-ended approach assisted by GeoGebra software treatment and another class as a control group given expository method. The instrument used was a spatial ability and attitude

scale test. The results show that an increase of students’ spatial ability in mathematics

with learning by open-ended approach assisted by GeoGebra software treatment is better than students who learn with expository method and students' attitudes toward open-ended approach learning assisted by GeoGebra software show positive attitude. Keywords: Mathematics learning, Open-Ended Approach, GeoGebra Software, Spatial Ability, Expository method.


(12)

1 Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pada hakikatnya mengharapkan kesejahteraan dan tatanan hidup yang seimbang. Dalam mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik, yaitu SDM yang dapat mengoptimalkan peranan dirinya di dalam hidup bermasyarakat untuk mencapai tujuan tertentu dan memiliki pola pikir yang maju. Salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan pendidikan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Yusuf dan Nurihsan (2008, hlm.4) yang menyatakan bahwa melalui pendidikan, individu memiliki peluang untuk mengembangkan dirinya secara optimal dan pendidikan bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi individu dari aspek intelektual, emosional, sosial, maupun moral-spiritual.

Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar danproses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kemudian pada pasal selanjutnya yaitu pada pasal 3 disebutkan bahwa tujuanpendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut, maka diperlukan suatu alat pendidikan yang disebut kurikulum.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman pelakasanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan (UPI, 2008, hlm. 4). Penyusunan perangkat kurikulum disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan


(13)

2

tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat

mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Dalam sistem pendidikan di Indonesia, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan di sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas. Depdiknas (2007, hlm. 33)menyebutkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mampu mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Kelima tujuan tersebut tentunya harus tercapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan geometri. Hal ini sejalan dengan pernyataan Nurkholis (2012, hlm. 2) yang menyatakan bahwa geometri merupakan salah satu materi yang dapat digunakan untuk mencapai kecakapan atau tujuan matematika. Van de Walle (Nurkholis, 2012) mengungkapkan lima alasan mengapa geometri sangat penting untuk dipelajari. Kelima alasan tersebut adalah:

1. Geometri membantu manusia memiliki apresiasi yang utuh tentang dunianya, geometri dapat dijumpai dalam sistem tata surya, formasi geologi, kristal,


(14)

3

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tumbuhan dan tanaman, binatang sampai pada karya seni arsitektur dan hasil kerja mesin.

2. Eksplorasi geometrik dapat membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah.

3. Geometri memainkan peranan utama dalam bidang matematika lainnya. 4. Geometri digunakan oleh banyak orang dalam kehidupan mereka sehari-hari. 5. Geometri penuh dengan tantangan dan menarik.

Kelima alasan ini menjadikan geometri sebagai bagian dari ilmu matematika yang sangat penting, sekaligus menarik untuk dipelajari dan diterapkan dalam pemecahan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain (Atmojo, 2013). Hal ini dikarenakan bentuk-bentuk geometri sudah dikenal dan diketahui oleh siswa sebelum mereka belajar matematika, sehingga diharapkan geometri menjadi cabang matematika yang paling mudah dipahami.

Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami geometri. Bukti-bukti di lapangan menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah dan perlu ditingkatkan. Bahkan diantara berbagai cabang matematika, geometri menempati posisi yang paling memprihatinkan. Pernyataan ini didukung oleh data Puspendik (Nurkholis, 2012) menunjukkan fakta bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan konsep geometri. Untuk yang menjawab benar pada konsep menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik, garis dan bidang) di tingkat kabupaten Tasikmalaya 71,86%, tingkat provinsi Jawa Barat 69,09% dan untuk tingkat nasional 64,78%. Kemudian data terbaru adalah data yang diperoleh dari Kemendikbud tahun 2012 pada soal Ujian Nasional (UN) SMP di Jawa Barat tentang daya serap siswa dalam geometri. Misalnya data daya serap tetang masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar, keliling bangun datar, garis-garis istimewa pada segitiga,dan luas permukaan bangun ruang berturut-turut adalah 30,63;68,54; 62,91;dan 61,17.


(15)

4

Skor tersebut tentunya belum mencapai dengan apa yang kita harapkan dan kemampuan tersebut di atas termasuk kedalam beberapa indikator kemampuan spasial siswa. Artinya, dari skor tersebut menunjukkan bahwa kemampuan spasial siswa dari beberapa indikator masih tergolong sedang dan bahkan masih rendah sehingga perlu ditingkatkan. Salah satu faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari geometri adalah karena geometri memiliki karakteristik yang abstrak. Kariadinata (Nurkholis, 2012) mengungkapkan dalam hasil penelitiannya bahwa banyak persoalan dalam geometri yang memerlukan visualisasi dalam pemecahan masalahnya dan pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam mengkonstruksi bangun ruang geometri. Kesulitan ini dapat disebabkan karena kemampuan spasial matematis siswa yang masih rendah. Padahal, bentuk-bentuk geometri dan bangun ruang yang dipelajari siswa dalam geometri seperti kubus, balok, bola dan bentuk-bentuk yang lainnya sudah diperkenalkan kepada mereka sejak usia dini.

Coxford (Atmojo, 2013) mendefinisikan kemampuan spasial matematis sebagai perasaan intuisi terhadap bentuk dan jarak yang meliputi kemampuan untuk mengenali, memvisualisasikan, menyajikan dan merubah bentuk-bentuk geometri. Piaget & Inhelder (Yuliardi, 2013) menyebutkan bahwa kemampuan spasial merupakan konsep abstrak yang di dalamnya meliputi dimensi hubungan visual (kemampuan untuk mengamati hubungan posisi objek pada ruang), kerangka acuan (tanda yang dipakai sebagai patokan untuk menentukan posisi objek pada ruang), hubungan proyektif (kemampuan untuk melihat objek dari berbagai sudut pandang), konversi jarak (kemampauan untuk memperkirakan jarak antara dua titik), representasi visual (kemampuan untuk mempresentasikan hubungan visual dengan manipulasi secara objektif) dan rotasi mental (kemampuan untuk membayangkan perputaran objek dalam ruang). Kemampuan spasial tersebut dapat diperoleh siswa melalui alur perkembangan berdasarkan hubungan spasial topologi (meniru gambar, persepsi posisi spasial), proyektif (mengukur kemampuan mengkoordinasikan sejumlah sudut pandang yang berbeda) dan euclidis(kemampuan mengkoordinasikan salib sumbu pasangan titik,


(16)

5

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan spasial dalam matematika, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir abstrak yang baik (Nurkholis, 2012).

Salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan spasialmatematis siswa adalah dengan memberikan pembelajaran geometri dengan metode mengajar yang tepat. Menurut Sabandar (Nurkholis, 2012) pengajaran geometri di sekolah diharapkan dapat membentuk sikap dan kebiasaan sistematik bagi siswa sehingga mampu memahami gambaran dan konsep-konsep tentang hubungan diantara bangun-bangun tersebut. Oleh karena itu penting sekali bagi guru untuk selalu mengembangkan metode dan media pembelajaran yang salah satunya adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk bisa terlibat secara aktif dalam mengobservasi, mengeksplorasi, mencoba serta menemukan prinsip-prinsip geometri lewat aktivitas pembelajaran yang kreatif dan komunikatif dan mampu menerapkan apa yang mereka pelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari. Sejalan dengan hal tersebut, materi geometri dalam matematika juga memerlukan suatu penyajian yang dapat menarik perhatian siswa serta mempermudah siswa untuk mengembangkan kemampuan spasialnya.

Penentuan model atau pendekatan pembelajaran matematika di sekolah merupakan kunci awal sebagai usaha pendidik atau dalam hal ini adalah guru untuk meningkatkan kemampuan matematis pesertadidik. Model atau pendekatan pembelajaran yang variatif dan menyediakan banyak pilihan belajar memungkinkan berkembangnya potensi peserta didik. Dengan demikian peserta didik diberi kesempatan berkembang sesuai dengan kapasitas, gaya belajar, maupun pengalaman belajarnya. Kreativitas dan analisis pendidik di dalam mendesain serta menelaah kecenderungan karakter belajar peserta didik mutlak diperlukan. Selain itu, mempersiapkan peserta didik melalui pengayaan pengetahuan awal merupakan usaha penting lainnya yang harus dilakukan saat pendidik menentukan desain pembelajaran yang akan dipilih dalam usaha meningkatkan kemampuan matematisagar peserta didik benar-benar termotivasi untuk berpikir dan berkreasi. Namun dengan tingkat kesulitan lebih tinggi, karena siswa tidak sekedar mengingat


(17)

konsep-6

konsep atau materi dasar, melainkan dituntut untuk mampu menganalisis dan sekaligus memecahkan masalah.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka dapat ditegaskan bahwa usaha perbaikan proses pembelajaran melalui upaya pemilihan model atau pendekatan pembelajaran yang tepat dan inovatif dalam pembelajaran matematika di sekolah merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting untuk dilakukan. Salah satu model pembelajaran yang diduga dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar adalah pembelajaran dengan pendekatan

open-ended.

Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat diartikan sebagai pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif siswa dengan bahan ajar, sehingga ide untuk mengembangkan strategi pemecahan dapat muncul. Pendekatan open-ended adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki lebih dari satu jawaban atau metode penyelesaian (Rosita, 2012). Sehingga pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan

open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan,

pengalaman menemukan solusi, memecahkan masalah dengan beberapa cara. Shimada (Reziyustika, 2012) menyatakan pendekatan open-ended dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali, memecahkan masalah dengan beberapa teknik sehingga cara berpikir siswa dapat terlatih dengan baik.

Pembelajaran menggunakan teknologi komputer yang di dalamnya terdapat

softwaregeogebraadalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat digunakan

dalam pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar kreatif, dan lebih aktif sehingga diharapkan bahwa kemampuan spasial matematis siswa dapat meningkat. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Wees (Rahman, 2011) yang mengungkapkan bahwa

softwaregeogebra memungkinkan siswa untuk aktif dalam membangun

pemahaman geometri. Program ini memungkinkan visualisasi sederhana dari konsep geometri yang rumit dan membantu meningkatkan pemahaman siswa


(18)

7

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

selalu berakhir dengan pemahaman yang lebih mendalam pada materi geometri.Hal ini mungkin terjadi karena siswa diberikan representasi visual yang kuat pada objek geometri, di mana siswa terlibat dalam kegiatan mengkonstruksi sehingga mengarah kepada pemahaman geometri yang mendalam. Dengan demikian melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan

software geogebra diharapkan dapat membuat kemampuan spasial matematis

siswa meningkat.

Sejalan dengan hal tersebut, penulis terdorong untuk melakukan penelitian yang memfokuskan pada pengaruh penerapan pembelajaran dengan pendekatan

open-ended terhadap kemampuan spasial matematis siswa. Oleh karena itu,

penulis melakukan penelitian dengan judul “Pembelajaran dengan Pendekatan

Open-Ended Berbatuan Software Geogebra untuk Meningkatkan Spatial Ability

Siswa SMP”.

B. RumusanMasalah

Dalam penelitian ini permasalahan akan dibatasi pada pengembangan aspek kemampuan spasial matematis siswamelalui pembelajaran dengan pendekatan

open-ended berbantuan software geogebraadalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakahkemampuanspasialmatematissiswa yang

memperolehpembelajarandengan pendekatan open-ended berbantuan software

geogebradibandingkan dengansiswa yang memperolehpembelajarandengan

metode ekspositori?

2. Bagaimanakahsikapsiswaterhadappembelajarandengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra?

C. Batasan Masalah

Masalah utama yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuan spasial. Kemampuan spasial yang dibahas dalam penelitian ini adalah kemampuansiswa untuk membayangkan posisi suatu objek geometri, menduga secara akurat bentuk sebenarnya dari bangun geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu, menentukan ukuran yang sebenarnya dari stimulus visual suatu


(19)

8

objek, serta mengkonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar.Indikator dari kemampuan spasialyang digunakan dalam penelitian ini adalah:1) kemampuan siswa untuk membayangkan posisi suatu objek geometri;2) menduga secara akurat bentuk sebenarnya dari bangun geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu;3) menentukan ukuran yang sebenarnya dari stimulus visual suatu objek; 4) serta mengkonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar.Materi pelajaran yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah segitiga.

D. TujuanPenelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi yang objektif mengenai pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan

software geogebra untuk meningkatan kemampuan spasial. Sedangkan secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikancapaiankemampuanspasialmatematissiswa yang

memperolehpembelajarandengan pendekatan open-ended berbantuan

software geogebradibandingkandengansiswa yang memperolehpembelajarandengan metode ekspositori.

2. Mengetahuisikapsiswaterhadappembelajaranmatematika dengan pendekatan

open-ended berbantuan software geogebra.

E. Manfaat Penelitian

Kemampuan spasial matematis merupakan kemampuan yang sangat penting bagi siswa, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan kemampuan spasial matematisnya akan terwujud dan meningkat. Selain itu, penelitian ini juga memberikan gambaran bagi peneliti khusunya, umumnya untuk guru matematika, bahwa model pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai alternatif dalam kegiatan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.


(20)

9

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. DefinisiOperasional

Agar tidak tidak terjadi perbedaan pengertian dengan istilah-istilah dalam penelitian ini, maka beberapa istilah penting perlu didefinisikan guna meluruskan pengerian dan pemahaman tentang definisi secara umum.

1. Kemampuan spasial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk mengkonkritkan sesuatu yang abstrak yang meliputikemampuan untuk membayangkan posisi suatu objek geometri, menduga secara akurat bentuk sebenarnya dari bangun geometri yang dipandang dari sudut pandang tertentu, menentukan ukuran yang sebenarnya dari stimulus visual suatu objek, serta mengkonstruksi dan merepresentasikan model-model geometri yang digambar pada bidang datar.

2. Pendekatan open-ended yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menyajikan masalah yang memiliki banyak solusi atau banyak cara dalam penyelesaiannya. Model pembelajaran disini menggunakan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra dengan penyaji materi dilakukan oleh guru dan siswa melihat apa yang disampaikan sebagai pengantar kemudian mencobanya.

Langkah-langkah yang digunakan adalah: a. Orientasi

Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari,

memberikanmotivasikepadasiswa agar siswa siap untuk belajar termasuk memberikan apersepsi.

b. Penyajianmasalahterbuka

Guru memberikanpenjelasanumumtentangmateriyang

akanditerimaolehsiswakemudian memberikan masalah terbuka yang terdapat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) danpermasalahan yang diberikan harus cenderung membuka masalah untuk menemukan atau membangun gagasan, konsep atau prinsip matematika.


(21)

10

Siswa menjawab pertanyaan atau menyelesaikan masalah yang deiberikan secara individual tanpa mendapat bantuan dari orang lain /.

d. Diskusikelompoktentangmasalahterbuka

Siswabekerjadalamkelompokuntukmembahaspemecahanmasalahterbukayan g telah mereka kerjakan secaraindividu. Dalamsesidiskusi ini, parasiswadituntutuntukmemberikan ide antara satusama lain dalamkelompok dan siswa yang memilikikreativitas yang tinggidiaharapkanmembantuyang lain baikitu dalam kelompoknya maupun

kelompok yang

lain.Padaakhirdiskusimasing-masingkelompokmengumpulkanlembardiskusidalamkelompok. e. Presentasihasildiskusidalamkelompok

Beberapaatauseluruhkelompokmempresentasikanhasilkerjamerekadalamkel ompokdi depan kelas.

f. Penutup

Siswaakan menarik simpulanataurangkumandari konsepatau ide yangsudah didapatkankarenacarapemecahanmasalahataujawabanmasalah

yangtelahdiberikansangatvariasi. Dalam hal ini siswa membutuhkan bimbingan dari guru dalam menyimpulkan konsep atau ide yang terlibat dalam masalah yang telah diberikan.

3. Software geogebra adalah salah satu program yang terdapat dalam komputer.

Program komputer ini bersifat dinamis dan interaktif untuk mendukung pembelajaran dan penyelesaian persoalan matematika khususnya geometri, aljabar, dan kalkulus. Software geogebra dalam penelitian digunakan sebagai media penunjang kemampuan siswa dalam memvisualisasikan konsep yang abstrak dan membantu meyakinkan siswa bahwa apa yang mereka kerjakan adalah benar. Namun dalam pelaksanaan pembelajarannya siswa juga dituntut untuk tetap mampu menggunakan jangka dan penggaris dalam penyelesaian masalah karena dalam pelaksanaan tes akhir siswa tidak menggunakan komputer.


(22)

11

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

awal sampai akhir yang disajikantelahdisusunsecara final dan guru menyampaikannyadenganceramah. Karakteristikkhususdari model

pembelajarandengan metode ekspositoriadalah guru

lebihmendominasikegiatan, yaitu guru

mengontrolalurpelajarandenganmenyampaikaninformasidanmendemonstrasika npenyelesaiansuatusoal. Tetapi di dalam pembelajaran dengan metode ekspositoritidakharushanyaceramahdandemonstrasi. Di dalampembelajaran dengan metodeekspositori, guru jugadapatmengajukanpertanyaan,

meresponpertanyaan yang diajukansiswa,

danmeningkatkandiskusikelasdankomentar-komentarselamapembelajaranberlangsung. Dengandemikian,

siswadapatterlibatsecaraaktifdalampembelajarandandominasi guru dapatdikurangi.

5. Materi yang dijadikan bahan penelitian adalah materi segitiga pada kelas VII SMP yang mencakup segitiga, jumlah sudut-sudut segitiga, hubungan panjang sisi dengan besar sudut pada segitiga, melukis segitiga, melukis segitiga sama kaki dan segitiga sama sisi, melukis garis-garis istimewa pada segitiga, keliling dan luas sigitiga.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Perlakuan yang diberikan terhadap variabel bebas dilihat hasilnya pada variabel terikat. Dalam hal ini, peneliti ingin menguji sebuah perlakuan yakni pembelajaran dengan pendekatan open-ended terhadap kemampuan spasial matematissiswa SMP, yang diberi perlakuan khusus dan dikontrol dengan ketat. Sejatinya penelitian semacam ini disebut dengan penelitian eksperimen. Namun pengambilan sampel pada penelitian tidak secara acak terhadap siswa, tetapi acak pada kelas. Maka dari itu penelitian ini dinamakan dengan penelitian kuasi eksperimen.

Desain eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah desain kelompok kontrol non-ekivalen (nonequivalent control group design)seperti yang digambarkan dalam diagram berikut ini (Sugiono, 2011, hlm.79)

Kelas Eksperimen : O X O

Kelas Kontrol : O O

Keterangan: O: Pretes / Postes

X: Pembelajaran matematika denganpendekatan open-ended berbantuan software

geogebra.

B.Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP Negeri di kota Bandungkelas VII tahun ajaran 2013/2014 semester genap. Peneitian ini dilakukan pada dua kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol adalah kelas yang memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori. Sementara kelas eksperimen adalah kelas yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pendekatan open-endedberbantuan komputer dengan software geogebra.Sebelum


(24)

27

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlakuan diberikan, dilakukan tes awal (pretes) untuk mengukur kemampuan spasial awal siswa yang kemudian diberi perlakuan.Setelah mendapat perlakuan, dilakukan tes akhir (postes) untuk melihat kemampuan spasial matematis siswa.

Selanjutnya peneliti mengambil dua kelas secara acak untuk menentukan kelas mana yang menjadi kelas eksperimen, dan kelas kontrol agar sesuai dengan jadwal yang ditentukan sekolah.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan pendekatan

open-ended berbantuan software geogebra sebagai variabel bebas, sedangkan

kemampuan spasial siswa sebagai variabel terikatnya.

D. Bahan Ajar

Materi yang akan diajarkan pada penelitian ini adalah segitiga. Adapun bahan ajar yang akan digunakan antara lain:

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. RPP dikembangkan dalam tiga tahapan pembelajaran yakni tahapan pendahuluan, inti dan penutup.Model belajar dengan pendekatan open-ended tercermin dalam setiap tahapan pembelajaran yang diterapkan. RPP yang digunakan dikelas eksperimen mengacu pada RPP berkarakter dengan tahapan–tahapan pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebrayaitu memberikan orientasi permasalahan kepada siswa, mengorganisasi siswa untuk belajar, menyajikan masalah terbuka kepada siswa, menyelesaikan masalah secara individu, diskusi kelompok, dan presentasi hasil diskusi kelompok, sedangkan RPP yang digunakan dikelas kontrol adalah RPP berkarakter yang mengacu pada RPP berkarakter dengan tahapan-tahapan ekspositori yaitu guru membahas pekerjaan rumah, guru menjelaskan materi baru beserta contoh soal, guru memberikan latihan soal yang


(25)

28

mirip dengan contoh yang telah dijelaskan, guru memberikan ksempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada konsep yang belum dimengerti siswa, guru memberi tugas pekerjaan rumah.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat berisi permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan siswa melalui diskusi kelompok.Permasalahan yang diberikan menuntut pemahaman dan ide-ide untuk menyusun keterkaitan dan membangun ide, strategi, penyelesaian sehingga menjadi suatu solusi atau rumus tertentu dan memuat soal-soal untuk meningkatkan kemampuan spasial matematis siswa.

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, digunakan tiga macam instrumen, yaitu tes (tes awal dan tes akhir), angket (sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan), dan lembar observasi.Adapun rancangan instrumen penelitiannya adalah sebagai berikut.

1. Tes

Sebelum dan sesudah penelitian dilakukan pretes dan postes untuk melihat peningkatan kemampuan spasial matematis siswa. Tes berupa soal-soal uraian yang memuat indikator sesuai kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) dan indikator kompetensi kemampuan spasial matematis siswa.

2. Angket

Angket diberikan setelah perlakuan selesai dan hanya diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra. Angket dianalisis dengan menggunakan Skala Likert yang mempunyai tingkatan sangat positif sampai sangat negatif. Derajat penilaian siswa terhadap pernyataan di bagi ke dalam empat kategori yakni Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).


(26)

29

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Lembar Observasi

Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung untuk mengukur kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat, serta kesesuaian proses pembelajaran dengan komponen-komponen pendekatan open-ended yang harus diterapkan selama proses pembelajaran berlangsung.Adapun yang bertindak sebagai observer adalah seseorang yang memahami alur pembelajaran dengan pendekatan open-ended.

F. Uji Coba Instrumen

Sebelum pelaksanaan eksperimen dilakukan terlebih dahulu instrumen tes kemampuan spasial matematis siswa diuji cobakan di luar sampel penelitian.Hal ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrumen tes kemampuan spasial matematis siswa yaitu untuk melihat validitas kriterium butir soal, reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda.Uji coba instrumen dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1. Uji Validitas

Suatu alat evaluasi dapat dikatakan valid (absah atau sahih) jika alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu, keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi dalam melaksanakan fungsinya (Suherman, 2003, hlm.102).

Validitas empirik soal ditentukan berdasarkan nilai koefisien validitas

rxydengan menggunakan product moment raw score oleh rumus:

  

 

 

        

 

2

2

2 2

Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan:

rxy: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : banyak subjek (testi)


(27)

30

Y : skor total setiap peserta tes

(Suherman, 2003, hlm.120).

Menurut Guilford (Suherman, 2003, hlm.112), interpretasi nilai rxydapat

dikategorikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.1

Interpretasi Korelasi Nilai rxy

Nilai Keterangan

0,90 ≤ rxy ≤ 1,00 Korelasi sangat tinggi

0,70 ≤ rxy <0,90 Korelasi tinggi

0,40 ≤ rxy <0,70 Korelasi sedang

0,20 ≤ rxy <0,40 Korelasi rendah rxy <0,20 Korelasi sangat rendah

Dalam menentukan tingkat validitas alat evaluasi dapat digunakan kriteria di atas. Dalam hal ini nilai rxy diartikan sebagai koefisien validitas, sehingga

kriterianya dapat ditunjukkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3.2

Interpretasi Validitas Nilai rxy

(Suherman, 2003, hlm. 112)

Dengan menggunakan AnatesV4 maka validitas tiap butir soal tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Nilai Keterangan

0,90 ≤ rxy ≤1,00 Validitas sangat tinggi

0,70 ≤ rxy <0,90 Validitas tinggi

0,40 ≤ rxy <0,70 Validitas sedang

0,20 ≤ rxy <0,40 Validitas rendah

0,00 ≤ rxy <0,20 Validitas sangat rendah


(28)

31

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3

Hasil Uji Validitas Butir soal

No Soal Validitas Interpretasi

1 0,842 Validitas Tinggi

2 0,722 Validitas Tinggi

3 0,628 Validitas Sedang

4 0,590 Validitas Sedang

5 0,593 Validitas Sedang

2. Uji Reliabilitas

Suatu alat evaluasi dikatakan reliabel apabila hasil evaluasi tersebut tidak berubah ketika digunakan oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, dan tempat yang berbeda untuk subjek yang sama. Untuk mencari koefisien reliabilitas r11 digunakan formula Spearman-Brown (Suherman, 2003, hlm.139),

yaitu: 22 11 22 11 11 1 2 r r r   dengan

  

 

 

  2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 22 11 x x N x x N x x x x N r Keterangan: r

11: koefisien reliabilitas

N : banyaknya subyek

x1 : kelompok data belahan pertama

x2 : kelompok data belahan kedua

Guilford (Suherman, 2003, hlm.139) menyatakan bahwa kriteria untuk menginterpretasikan koefisien reliabilitas adalah:

Tabel 3.4

Interpretasi Reliabilitas r11

Koefisien reliabilitasr11 Keterangan

r11 < 0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah


(29)

32

0,40 ≤ r11 < 0,70 Derajat reliabilitas sedang

0,70 ≤ r11 < 0,90 Derajat reliabilitas tinggi

0,90 ≤ r11 ≤ 1,00 Derajat reliabilitas sangat tinggi

Dengan menggunakan AnatesV4 maka reliabilitas butir soal yang diperoleh adalah 0,76 dengan interpretasi reliabilitas tinggi.

3. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda dari satu butir soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir soal tersebut membedakan antara testi yang mengetahui jawabannya dengan benar dengan testi yang tidak dapat menjawab soal tersebut (atau testi yang menjawab salah). Dengan kata lain, daya pembeda dari sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal tersebut membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.

Daya pembeda soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

DP = � −�

���

Keterangan:

DP = Daya Pembeda

� = rerata skor testi yang menjawab benar pada butir soal yang bersangkutan

� = rerata skor total untuk semua testi

���= SkorMaksimal Ideal (Suherman, 2003, hlm.166)

Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan daya pembeda adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 3.5

Interpretasi Indeks Daya Pembeda

Nilai Keterangan

0,70 <DP ≤ 1,00 Sangat baik

0,40 <DP ≤ 0,70 Baik


(30)

33

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,00 <DP ≤ 0,20 Jelek

DP ≤ 0,00 Sangat jelek

Dengan menggunakan AnatesV4 maka daya pembeda tiap butir soal yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Hasil Uji Daya Pembeda Butir soal

No Soal Daya Pembeda Interpretasi

1 0,65 Baik

2 0,56 Baik

3 0,75 Sangat Baik

4 0,75 Sangat Baik

5 0,75 Sangat Baik

4. Uji Indeks Kesukaran

Suatu soal dapat dikatakan baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.Soal yang terlalu mudah tidak merangsang testi untuk berusaha memecahkannya.Sebaliknya, soal yang terlalu sukar dapat membuat testi menjadi putus asa memecahkannya (Suherman, 2003, hlm.168-169).

Rumus untuk menentukan indeks kesukaran soal tipe uraian adalah sebagai berikut.

IK = x

SMI

Keterangan:

x = rerata skor dari siswa yang menjawab benar, dan

SMI= Skor Maksimal Ideal (Bobot) (Suherman, 2003, hlm.170)

Klasifikasi indeks kesukaran tiap butir soal (Suherman, 2003, hlm.170) adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7

Interpretasi Indeks Kesukaran

Nilai Keterangan

IK = 0,00 Terlalu Sukar

0,00 <IK ≤ 0,30 Sukar


(31)

34

Dengan menggunakan AnatesV4 maka indeks kesukaran tiap butir soal yang diperoleh adalah sebagai berikut.

Tabel 3.8

Hasil Uji Indeks Kesukaran Butir soal

No Soal Indeks Kesukaran Interpretasi

1 0,51 Soal Sedang

2 0,34 Soal Sedang

3 0,37 Soal Sedang

4 0,50 Soal Sedang

5 0,43 Soal Sedang

Berikut ini adalah rekapitulasi data hasil uji instrumen yang meliputi validitas butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran.

Tabel 3.9

Data Hasil Uji Instrumen

No

Soal Validitas Reliabilitas

Daya Pembeda

Indeks

Kesukaran keterangan

1 0,842

(Tinggi) 0,76 (Tinggi) 0,65 (Baik) 0,51

(Sedang) Digunakan

2 0,722

(Tinggi)

0,56 (Baik)

0,34

(Sedang) Digunakan

3 0,628

(Sedang)

0,75 (Sangat Baik)

0,37

(Sedang) Digunakan

4 0,590

(Sedang)

0,75 (Sangat Baik)

0,50

(Sedang) Digunakan

5 0,593

(Sedang)

0,75 (Sangat Baik)

0,43

(Sedang) Digunakan

0,70 <IK < 1,00 Mudah


(32)

35

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini meliputi kegiatan merencanakan penelitian yang akan dilaksanakan, pengajuan outline penelitian kepada kordinator skripsi dan penyusunan rancangan penelitian (proposal).

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun instrumen dan bahan ajar, kemudian melaksanakan uji coba instrumen penelitian, yang kemudian dihitung validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran. Setelah itu merevisi instrumen tes jika terdapat kekurangan. Setelah instrumen tes direvisi selanjutnya melakukan pemilihan sampel penelitian untuk kemudian diberikann tes awal (pretes) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Pada tahapan pelaksaan ini peneliti melaksanaan pengajaran dengan model Pembelajaran dengan pendekatan open-endedberbantuan software

geogebra. Selama pembelajaran, peneliti menggunakan lembar observasi.

Setelah pembelajaran dilakukan, peneliti kemudian memberikan tes akhir (postes) untuk melihat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dan terakhir pemberian angket pada kelas eksperimen

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data yang dilaksanakan pada penelitian ini yakni mengumpulkan hasil data kualitatif dan kuantitatif, membandingkan hasil tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, melakukan analisis data kuantitatif terhadap pretes dan postes, dan melakukan analisis data kualitatif yaitu angket.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini, semua data yang didapat dari pelaksanaan penelitian diolah dan dianalisis dengan strategi yang telah ditentukan sebelumnya untuk kemudian diuji, sehingga diketahui hasil dari penelitian ini.


(33)

36

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kuantitatif (hasil

pretest dan postest) dan data kualitatif (angket dan lembar observasi). Analisis

data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil pretest dan postest serta indeks gain.Indeks gain adalah gain ternormalisasi yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Indeks gain = Skor postes - Skor pretes

Skor maksimum - Skor pretes

Dimana indeks gain digunakan untuk mengetahui kualitas peningkatan kemampuan spasial matematis siswa setelah mendapat pembelajaran matematika dengan pendekatan open-endedberbantuan software geogebra. Kriteria Indeks gain menurut Hake (Abdurozak, 2013) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Indeks Gain

Indeks gains Kriteria

G  0,70 Tinggi

0,30  G < 0,70 Sedang

G < 0,30 Rendah

Pengolahan data kuantitatif menggunakan bantuan Software IBM SPSS 20.0

for Windows dengan analisis sebagai berikut. a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilkdengan taraf signifikansi (α) 5%.Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas.Namun, jika data tidak berdistribusi normal maka tidak dilanjutkan dengan uji homogenitas, melainkan dilanjutkan uji kesamaandua rata-rata non parametrik dan pengujiannya menggunakan uji non parametrikMann-Whitney.


(34)

37

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan jika data yang diperoleh berasal dari data yang terdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelompok yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran dengan pendekatan

open-ended berbantuan software geogebradan kelas ekspositori memiliki

varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Levene dengan taraf signifikansi 5%.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan pengujian kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan uji t. Sedangkan untuk data yang berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi tidak homogen dilakukan pengujian dengan menggunakan uji t’.Jika data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal maka dilakukan pengujian kesamaan dua rata-rata non-parametrikdan pengujiannya menggunakan uji non parametrikMann-Whitney.Sedangkan untuk analisis data jika rata-rata skor pretes tidak berbeda secara signifikan atau dengan kata lain sama, maka digunakan uji kesamaan dua rata satu pihak, yaitu uji perbedaan dua rata-rata postes.

1. Analisis Data Angket

Data angket akan ditulis dalam tabel dengan data yang diubah menjadi data kuantitatif dengan menggunakan skala Likert. Adapun pembobotan dipakai dalam mentransfer skala kualitatif ke dalam skala kuantitatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.11

Bobot untuk Pernyataan Favorable (Positif)

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Netral 3


(35)

38

Sangat Tidak Setuju 1

(Suherman, 2003, hlm.191)

Selain pembobotan dilakukan pada pernyataan favorable (positif), pembobotan juga dilakukan pada pernyataan unfavorable (negatif)

Tabel 3.12

Bobot untuk Pernyataan Unfavorable (Negatif)

Pernyataan Bobot

Sangat Setuju 1

Setuju 2

Netral 3

Tidak setuju 4

Sangat Tidak Setuju 5

(Suherman, 2003, hlm.191)

Pengolahan skor dan penafsirannya yaitu dengan menghitung rerata skor tersebut untuk setiap siswa pada setiap aspek dan rerata setiap aspek. Adapun kriteria penilaian adalah jika rerata diatas tiga kriterianya positif dan jika rerata dibawah tiga kriterianya negatif (Suherman, 2003, hlm.191). Untuk mengukur data angket digunakan rumus berikut.

P =

�x 100%

Dengan:

p = persentase jawaban f = frekuensi jawaban n = banyaknya responden

2. Analisis Data Lembar Observasi

Kriteria untuk penilaian hasil observasi hanya dilihat dari terpenuhi atau tidaknya hal-hal yang harus terlaksana selama pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software


(36)

39

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

geogebradilakukan rekapitulasi data keterlakasanaan setiap tahapan pembelajaran


(37)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada keseluruhan tahapan penelitian, maka kesimpulan yang diperolehdari penelitian berkaitan dengan kemampuan spasial melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software

geogebra di kelas VIIsalah satu SMP Negeri di Bandung, yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan kemampuan spasial siswa SMP yang memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ekspositori. Kualitas peningkatan kemampuan spasial siswa berdasarkan kriteria indeks gain pada kelas eksperimen termasuk pada kategori sedang dan pada kelas kontrol termasuk pada kategori rendah sehingga masih diperlukan upaya-upaya lebih lanjut agar peningkatan kemampuan spasial siswa menjadi lebih baik. 2. Siswa secara umum menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran dengan

pendekatan open-ended berbantuan software geogebra. Sikap positif yang dimaksud berupa sikap yang menunjukkan persepsi atau sikap baik dan memperoleh manfaat dari pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebradalam peningkatan kemampuan spasial siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh terhadap pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra, maka direkomendasikan hal berikut.

1. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran matematika untuk materi tertentu dalam meningkatkan kemampuan spasial.

2. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebramemerlukan waktu yang cukup lama, karena siswa diberikan


(38)

61

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesempatan seluas-luasnya untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai cara dan diberi kesempatan untuk memastikan jawaban siswa dengan menggunakan

software geogebra sehingga diperlukan pengefektivitasan dalam pelaksanaannya sehingga tujuan yang diharapakandapat tercapai.

3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian terhadap pendekatan open-ended dalam pembelajaran dengan metode yang berbedaserta subjek yang lebih luas agar didapat kesimpulan yang luas.

4. Jika akan melakukan penelitian yang serupa, penulis merekomendasikan untuk menambah jumlah rombel yang dijadikan sebagai sampel penelitian, yaitu menjadi empat rombel atau empat kelas. Kelas pertama memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra, kelas kedua memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended, kelas ketiga memperoleh pembelajaran berbantuan software geogebra, dan kelas keempat memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori supaya tidak terjadi ketimpangan perlakuan yang signifikan.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurozak, D. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbatuan Software

Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Atmojo, D. (2013). Pengaruh Pembelajaran dengan Metode Problem Posing

Berbantuan Multimedia Terhadap Kemampuan Spatial Sense dan Disposisi Matematis Siswa Kelas X SMK di Kota Bogor. Tesis pada PPS

UT Jakarta: tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional (2007). Model – Model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

Fitriyani, G. D.

(2012).MeningkatkanKemampuanRepresentasiMatematisSiswaMelaluiP

endekatan Open-Ended dalamPembelajaranMatematikaSiswa SMA.Skripsipada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Gordah. E. K. (2009). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan

Masalah Matematik Melalui Pendekatan Open-Ended. Tesispada SPS

UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Inprasitha, M. (2006).Open-Ended Approach and Teacher Education. Tsukuba

Journal of Educational Study in Mathematics. 25,169-177.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Serapan Hasil Ujian Nasional

Tahun 2012 Jenjang SMP Mata Uji Matematika [Online] Tersedia: http://118.98.234.22/sekretariat/hasilun/index.php/serapan_smp [24 Januari 2014].

Mann, R. L. (2005). The Identification of Gifted Students with Spatial Strengths:

An Exploratory Study. Disertasi pada University of Connecticut: tidak

diterbitkan.

Murni. (2013).Open-Ended Approach in Learning to Improve Students ThinkingSkills in Banda Aceh. International Journal of Independent

Research and Studies. 2,(2),95-101.

NCTM. (2000). Geometri Standard. Reston. VA: NCTM

Nurkholis, E. (2012). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer


(40)

63

Hamdan, 2014

Pembelajaran Dengan Pendekatan Open-Ended Berbantuan Software Geogebra Untuk Meningkatkan Spatial Ability Siswa SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Spatial Sense Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Materi Geometri. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahman, R. (2011). Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Geogebra Berbantuan

Terhadap Kemampuan Brpikir Kreatif. [Online]. Tersedia:

http://risqirahman.wordpress.com/2011/10/11/pengaruh-pembelajaran-berbantuan-geogebra-terhadap-kemampuan-berpikir-kreatif/ [9

Februari 2014]

Reziyustkha, L. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Koneksi

Matmatis Siswa SMP Menggunakan Pendekatan Open-Ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op. Tesis pada SPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Rosita, N.T. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended

dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Tesis

pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Sudjana. (2005). Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, Rohayati, A. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika

Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto. (2006). Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Media PembelajaranMenggunakan Teknologi Informasi di Sekolah. Jurnal

Ekonomi & Pendidikan.3, (1), 34-41.

Sutton, K., Williams, A., McBride, W. (2009). Exploring Spatial Ability and

Mapping the Performance of Engineering Students.Newcastle: University of Newcastle.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. (2001). StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer.Bandung: JICA UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Universitas Pendidikan Indonesia (2008). Kurikulum Ketentuan Pokok dan


(41)

64

Yahya, D. F. (2010). Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran

Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yilmaz, B. (2009). “On the Development and Measurement of SpatialAbility”. International Electronic Journal of Elementary Education. 1,(2),83-94.

Yuliardi, R. (2013). Pembelajaran Matematika Berbantuan Software Geogebra

dengan Model Pembelajaran Technologically Alligned Classroom (TACI), Technologically-Based Guided Inquiri (TGBI), dan Technologically Misaligned Classroom (TMC) untuk Meningkatkan Spatial Ability dan Kemampuan Komunikasi Matematis. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Yusuf, S., dan Ahmad, N. J. (2008). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(1)

39

geogebradilakukan rekapitulasi data keterlakasanaan setiap tahapan pembelajaran pada setiap pertemuan kemudian dijelaskan secara deskriptif.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada keseluruhan tahapan penelitian, maka kesimpulan yang diperolehdari penelitian berkaitan dengan kemampuan spasial melalui pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra di kelas VIIsalah satu SMP Negeri di Bandung, yaitu sebagai berikut. 1. Peningkatan kemampuan spasial siswa SMP yang memperoleh pembelajaran

dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode ekspositori. Kualitas peningkatan kemampuan spasial siswa berdasarkan kriteria indeks gain pada kelas eksperimen termasuk pada kategori sedang dan pada kelas kontrol termasuk pada kategori rendah sehingga masih diperlukan upaya-upaya lebih lanjut agar peningkatan kemampuan spasial siswa menjadi lebih baik. 2. Siswa secara umum menunjukkan sikap positif terhadap pembelajaran dengan

pendekatan open-ended berbantuan software geogebra. Sikap positif yang dimaksud berupa sikap yang menunjukkan persepsi atau sikap baik dan memperoleh manfaat dari pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebradalam peningkatan kemampuan spasial siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh terhadap pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra, maka direkomendasikan hal berikut.

1. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran matematika untuk materi tertentu dalam meningkatkan kemampuan spasial.

2. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebramemerlukan waktu yang cukup lama, karena siswa diberikan


(3)

61

kesempatan seluas-luasnya untuk menyelesaikan masalah dengan berbagai cara dan diberi kesempatan untuk memastikan jawaban siswa dengan menggunakan software geogebra sehingga diperlukan pengefektivitasan dalam pelaksanaannya sehingga tujuan yang diharapakandapat tercapai.

3. Untuk penelitian selanjutnya, penulis merekomendasikan untuk melanjutkan penelitian terhadap pendekatan open-ended dalam pembelajaran dengan metode yang berbedaserta subjek yang lebih luas agar didapat kesimpulan yang luas.

4. Jika akan melakukan penelitian yang serupa, penulis merekomendasikan untuk menambah jumlah rombel yang dijadikan sebagai sampel penelitian, yaitu menjadi empat rombel atau empat kelas. Kelas pertama memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended berbantuan software geogebra, kelas kedua memperoleh pembelajaran dengan pendekatan open-ended, kelas ketiga memperoleh pembelajaran berbantuan software geogebra, dan kelas keempat memperoleh pembelajaran dengan metode ekspositori supaya tidak terjadi ketimpangan perlakuan yang signifikan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurozak, D. (2013). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbatuan Software Geogebra untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Atmojo, D. (2013). Pengaruh Pembelajaran dengan Metode Problem Posing Berbantuan Multimedia Terhadap Kemampuan Spatial Sense dan Disposisi Matematis Siswa Kelas X SMK di Kota Bogor. Tesis pada PPS UT Jakarta: tidak diterbitkan.

Departemen Pendidikan Nasional (2007). Model – Model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

Fitriyani, G. D.

(2012).MeningkatkanKemampuanRepresentasiMatematisSiswaMelaluiP endekatan Open-Ended dalamPembelajaranMatematikaSiswa SMA.Skripsipada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Gordah. E. K. (2009). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematik Melalui Pendekatan Open-Ended. Tesispada SPS UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Inprasitha, M. (2006).Open-Ended Approach and Teacher Education. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics. 25,169-177.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Serapan Hasil Ujian Nasional Tahun 2012 Jenjang SMP Mata Uji Matematika [Online] Tersedia:

http://118.98.234.22/sekretariat/hasilun/index.php/serapan_smp

[24 Januari 2014].

Mann, R. L. (2005). The Identification of Gifted Students with Spatial Strengths: An Exploratory Study. Disertasi pada University of Connecticut: tidak diterbitkan.

Murni. (2013).Open-Ended Approach in Learning to Improve Students ThinkingSkills in Banda Aceh. International Journal of Independent Research and Studies. 2,(2),95-101.

NCTM. (2000). Geometri Standard. Reston. VA: NCTM

Nurkholis, E. (2012). Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan


(5)

63

Spatial Sense Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam Materi Geometri. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rahman, R. (2011). Pengaruh Pembelajaran Berbantuan Geogebra Berbantuan Terhadap Kemampuan Brpikir Kreatif. [Online]. Tersedia:

http://risqirahman.wordpress.com/2011/10/11/pengaruh-pembelajaran-berbantuan-geogebra-terhadap-kemampuan-berpikir-kreatif/ [9

Februari 2014]

Reziyustkha, L. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Koneksi Matmatis Siswa SMP Menggunakan Pendekatan Open-Ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Co-op Co-op. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rosita, N.T. (2012). Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-Ended dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika.Bandung: Tarsito.

Suherman, E. (2003). Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI.

Suherman, E., Turmudi, Suryadi, D., Herman, T., Suhendra, Prabawanto, S., Nurjanah, Rohayati, A. (2003). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA UPI.

Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprapto. (2006). Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Media PembelajaranMenggunakan Teknologi Informasi di Sekolah. Jurnal Ekonomi & Pendidikan.3, (1), 34-41.

Sutton, K., Williams, A., McBride, W. (2009). Exploring Spatial Ability and Mapping the Performance of Engineering Students.Newcastle: University of Newcastle.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia. (2001). StrategiPembelajaranMatematikaKontemporer.Bandung: JICA UPI.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).

Universitas Pendidikan Indonesia (2008). Kurikulum Ketentuan Pokok dan Struktur Program. Bandung: UPI.


(6)

Yahya, D. F. (2010). Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Reflektif Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yilmaz, B. (2009). “On the Development and Measurement of SpatialAbility”.

International Electronic Journal of Elementary Education. 1,(2),83-94.

Yuliardi, R. (2013). Pembelajaran Matematika Berbantuan Software Geogebra dengan Model Pembelajaran Technologically Alligned Classroom (TACI), Technologically-Based Guided Inquiri (TGBI), dan Technologically Misaligned Classroom (TMC) untuk Meningkatkan Spatial Ability dan Kemampuan Komunikasi Matematis. Tesis pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Yusuf, S., dan Ahmad, N. J. (2008). Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

Meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar matematika melalui pendekatan open ended

3 25 150

Pengaruh Pendekatan Open Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa (Penelitian Quasi Eksperimen di MTs Annajah Jakarta)

1 14 197

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK DAN AKTIVITAS AKTIF SISWA KELAS VIII SMP.

0 1 33

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS, SELF-CONFIDENCE SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK BERBANTUAN PERSOALAN OPEN-ENDED.

0 0 57

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA SMP : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di Salah Satu SMP Negeri di Bandung.

1 3 42

Pembelajaran dengan Pendekatan Open-ended untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognitif dan Mathematical Habits of Mind Siswa SMP.

5 12 56

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

1 2 36

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TECHNOLOGICALLY-BASED GUIDED INQURY (TBGI), TECHNOLOGICALLY ALIGNED CLASSROOM (TAC) DAN TECHNOLOGICALLY MISALIGNED CLASSROOM (TMC) UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY DAN KEMAMP

1 3 64

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED.

0 2 46

PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED BERBANTUAN SOFTWARE GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN SPATIAL ABILITY SISWA SMP - repository UPI S MAT 1001040 Title

0 0 3