PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Studi Eksperimen Kuasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMPN 13 Tangerang Selatan)

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Sekolah Pascasarjana (SPs) UPI Bandung

OLEH : KUSRIYATUN

(1204779)

PROGRAM PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

(Studi Eksperimen Kuasi Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMPN 13 Tangerang Selatan)

Oleh Kusriyatun

S.Pd. Universitas Negeri Jakarta, 2001

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Kusriyatun 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Februari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Kusriyatun, NIM: 1204779. Judul tesis “PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA (Studi Eksperimen Kuasi Pada Mata Pelajaran IPS kelas VII di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan)”. Dibimbing oleh, Prof. Dr. Disman. M.Si. sebagai pembimbing I dan Prof.Dr.H. Bunyamin Maftuh, M.Pd.M.A. sebagai pembimbing II.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa selama ini pembelajaran IPS belum mampu membuat siswa mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pembelajaran proyek (poject based learning) terhadap peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan desain nonequivalen pre-test post-test control groups design. Sampel kelas VII.7 dan VII.8. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif. Uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test) dengan bantuan SPSS versi 20.00 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-(pre-test), terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode pembelajaran proyek (project based learning) atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test), terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek (project based learning) dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran proyek (project based learning) memberi pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode pembelajaran proyek (project based learning) dapat dijadikan metode pembelajaran alternatif bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajan IPS di sekolah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kata Kunci: Metode Pembelajaran Proyek (Project Based Learning), Kemampuan Berpikir Kreatif


(5)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Kusriyatun, NIM: 1204779. Thesis title " THE EFFECT OF PROJECT BASED LEARNING TO THE IMPROVEMENT OF STUDENTs CREATIVE THINKING ABILITY IN SOCIAL STUDIES. (Quasi-Experiment Study in the first grade students Of SMPn 13 South of Tangerang). Supervised by Prof. Dr. Disman. M.Sc. as a supervisor I and Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd. M.A. as a supervisor II.

This research was motivated by the fact that so far learning social studies could not lead the students to the creative thinking activity. The purpose of this research was to know the effect of project based learning to the improvement of student creative thinking ability. The method used in this research was a quasi experiment with nonequivalent pr-test post-test control groups design. The samples used were class VII.7 and VII.8. The instruments used were test of creative thinking ability. The research uses t-test to analyze the hypotheses that supported by SPSS windows version 20.00 programs. The results showed that, there were differences between students creative thinking ability in pre-test and post test result in control class when the teacher implement speech method; there were differences between students creative thinking ability in pre-test and post test result in experiment class after the teacher implement project based learning; from the post-test result, we can see that the students creative thinking ability in the experiment class that implement project based learning was higher than the students creative thinking ability in the control class that implement speech method. Based on the data analysis we can conclude that implementation of project based learning give some effects of the student creative thinking ability. Project based learning can be used as an alternative learning in social studies to develop students creative thinking ability.


(6)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN …..……….……… i

ABSTRAK………..….. ii

KATA PENGANTAR……….……….. iv

UCAPAN TERIMA KASIH……….……….………….... v

DAFTAR ISI……….. viii

DAFTAR TABEL……….……....……. x

DAFTAR BAGAN………..……….. xi

DAFTAR GRAFIK………..…………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….…... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang Penelitian…….………... 1

1.2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian………... 7

1.3. Tujuan Penelitian………... 7

1.4. Manfaat Penelitian……….……….... 8

1.5. Sistematika Penulisan……….... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1. Hakekat dan Tujuan Pembelajaran IPS………... 10

2.2. Kemampuan Berpikir Kreatif dalam IPS………... 15

2.3. Kajian tentang Pembelajaran Berbasis Proyek……….. 25

2.4. Penelitian yang Relevan………. 37

2.5. Kerangka Pemikiran………... 38

2.6. Hipotesis………. 39

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian………... 40

3.2. Desain Penelitian……… 40

3.3. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ……… 41

3.4. Variabel Penelitian………... 43

3.5. Definisi Konsep Variabel………... 43

3.6. Instrumen Penelitian………... 45

3.7. Skenario Penelitian………... 47

3.8. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data……… 49

3.9. Prosedur Penelitian………... 55

3.10. Alur Penelitian……… 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian……… 58


(7)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.3. Uji homogenitas ……….………... 61

4.4. Pengujian Hipoteis ………... 63

4.5. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa… 65 4.6. Pembahsan Hasil Penelitian……… 69

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan……… 78

5.2. Rekomendasi……….………… 79

DAFTAR PUSTAKA……….………... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN……….………... 81


(8)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

1.1. Rata-Rata Ujian Akhir Sekolah SMPN 13 Tangerang Selatan………… 3

2.1. Dimensi IPS dalam Kehidupan Manusia………... 12

2.2. Pengembangan Metode Pembelajaran Proyek………..…... 33

3.1. Desain Penelitian………... 40

3.2. Data Rekapitulasi Nilai Kelas VII……….……… 42

3.3. Data Siswa Berdsarkan Jenis Kelamin………... 43

3.4. Variabel Penelitian……… 43

3.5. Indikator Berpikir Kreatif………... 45

3.6. Nilai Gain Ternormalisasi dan Kategorinya………... 55

3.7. Perbandingan Perlakuan Antara Kelas Kontrol dengan Eksperimen…... 56

4.1. Hasil Uji Normalitas ………. 59

4.2. Hasil Uji Homogenitas Pre-test ……… 61

4.3. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif……….…… 67


(9)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

2.1. Kerangka Pemikiran……….……….……… 39 3.1. Alur penelitian………..…….……… 57


(10)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

4.1. Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Pre-Test Kelas Kontrol.…..…………. 60 4.2. Uji Normalitas dengan Q-Q Plot Pre-Test Kelas Eksperimen.…………. 60 4.3. Peningkatan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol……… 68


(11)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

1. Silabus……….……….. 86

2. RPP………..…………... 88

3. Kisi-Kisi Tes Tertulis Kemampuan Berpikir Kreatif……..…………... 97

4. Kriteria Penilaian Tes Tulis………..………. 98

5. Soal Tes Tulis Kemampuan Berpikir Kreatif…………..………... 100

6. Lembar Pemandu Kegiatan Siswa………. 103

7. Data Hasil Uji Coba Instrumen………... 106

8. Data Pre-test Kelas Kontrol…..……… 108

9. Data Pre-Test Kelas Eksperimen………..………. 110

10. Data Post-Test Kelas Kontrol..………... 112

11. Data Post-Test Kelas Eksperimen.……… 114

12. Uji Beda Rata-Rata Pre-test…..……… 116

13. Uji-T Kelas Kontrol………... 117

14. Uji-T Kelas Eksperimen……… 118

15. Uji Beda Rata-Rata Post-test……….……… 119

16. N-Gain Berpikir Kreatif Kelas Kontrol….………... 120

17. N-Gain Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen.………... 122

18. Dokumentasi Penelitian……….…… 124


(12)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa


(13)

1

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang tetapi juga kreatif dalam mengembangkan bidang yang ditekuni. Hal tersebut perlu dimanifestasikan dalam setiap mata pelajaran di sekolah, termasuk mata pelajaran IPS. Hal ini tertuang dalam tujuan Pendidikan Nasional yaitu:

“membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, beretika (beradab dan berwawasan budaya bangsa Indonesia), memiliki nalar (maju, cerdas, cakap, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab), berkemampuan komunikasi sosial (tertib dan sadar hukum, kooperatif dan komunikatif, demokratis), beradab sehat sehingga menjadi manusia mandiri” (Mulyasa, 2004: 21).

Dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi) telah disebutkan bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

Selain itu juga di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 disebutkan bahwa mata pelajaran IPS diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan mandiri sudah lama menjadi fokus dan perhatian dalam pembelajaran IPS di kelas. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta dapat memiliki kemampuan untuk memperoleh,


(14)

2

mengolah, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Hal ini sesuai dengan arahan dan tujuan dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang menyatakan bahwa:

“Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”.

Lebih jauh Sapriya (2012: 51) mengemukakan sejumlah ketrampilan yang perlu dikembangkan melalui pembelajaran IPS antara lain:

“Ketrampilan meneliti, ketrampilan berpikir, ketrampilan partisipasi sosial, dan ketrampilan berkomunikasi. Kemampuan berpikir pada siswa dapat dilatih melalui pendidikan berpikir kreatif yang diharapkan dapat mengoptimalkan perkembangan intelektualnya sehingga siswa memiliki kemampuan yang berkualitas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan”.

Kemampuan berpikir dapat dilatih melalui pendidikan berpikir kreatif, sehingga siswa dapat mengoptimalkan perkembangan intelektualnya supaya bisa menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Munandar (2009 : 49) mengemukakan bahwa “makna dari pengembangan kreativitas berkaitan dengan kualitas perwujudan diri, peningkatan kemampuan berpikir kreatif, kepuasan dalam mencipta, dan peningkatan kualitas hidup”. Berpikir kreatif sangat penting untuk ditumbuhkembangkan dalam pembelajaran kepada peserta didik, khususnya dalam pembelajaran IPS. Dengan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat, kemampaun berpikir kretaif siswa dapat dibangkitkan. Selanjutnya Munandar (1999) menyatakan bahwa ”ketrampilan berpikir kreatif adalah suatu bentuk pemikiran terbuka yang menjajaki berbagai macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah”.

Berdasarkan sejumlah informasi tentang kondisi terkini didapatkan bahwa pembelajaran yang merangsang berpikir kreatif masih kurang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah. Hasil survai nasional menunjukan bahwa pendidikan formal di Indonesia pada umumnya masih kurang memberikan peluang bagi pengembangan kreativitas (Tridjata, 2002). Sejumlah penelitian yang telah dilakukan juga menunjukan bahwa kreativitas siswa umumnya masih rendah.


(15)

3

Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Tangerang Selatan merupakan sekolah yang sebagian besar siswanya berasal dari keluarga ekonomi lemah dan keluarga broken home, sehingga mereka menjadi siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri. Sikap seperti ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan berpikir siswa dalam belajar sehingga hasil belajar mereka rendah. Siswa-siswa cenderung kurang memiliki kreativitas dalam proses belajar mengajar khususnya pada mata pelajaran IPS. Hal ini ditunjukan dengan sikap pasif siswa, siswa tidak berani mengemukakan pendapat, malu bertanya, apabila diajukan pertanyaan siswa tidak bisa menjawab dengan rinci, semangat belajar rendah, apabila guru menerangkan siswa tidak konsentrasi, dan peserta didik tidak berpartisipasi aktif dalam proses belajar mengajar.

Kenyataan tersebut tentu sangat mengkhawatirkan bagi perkembangan pendidikan IPS khususnya bagi kemajuan pendidikan nasional, mengingat pendidikan merupakan nilai sentral dalam pembangunan nasional. Apalagi ternyata nilai rata-rata mata pelajaran IPS SMPN 13 Kota Tangerang Selatan, hasil belajar siswa yang diperoleh berdasarkan mata pelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1.

Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Sekolah SMPN 13 Kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2012 / 2013

NO Mata Pelajaran Rata-Rata Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pendidikan Agama Pendidikan Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Bahasa Inggris Matematika

Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

Pendidikan Seni Budaya dan Ketrampilan Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan TIK

Mulok ( Bahasa Inggris ) Mulok Baca Tulis Qur`an

80,6 85,3 80 72,4 75 79,8 72,6 83,1 85,2 80,5 73 85,3


(16)

4

Berdasarkan Tabel di atas, bahwa pada mata pelajaran IPS di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan, Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Sekolah (UAS) Tahun Pelajaran 2012/2013 hanya mencapai 72,6. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran IPS belum efektif, sehingga hasil belajar IPS yang dicapai siswa masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya.

Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar. Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran diantaranya: tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, materi dan sumber belajar, kondisi lingkungan, metode pembelajaran, psikologis anak, latar belakang sosial dan budaya anak, latar belakang pendidikan guru, status sosial ekonomi orang tua siswa, kondisi kelas, dan lingkungan masyarakat.

Faktor tenaga pendidikan atau guru merupakan faktor yang paling dominan terhadap pencapain mutu pendidikan. “Guru harus memiliki kemampuan mentransfer ilmu pengetahuan yang dapat dimengerti, dipahami, dan dikuasai siswa. Sehingga siswa dapat memanfaatkan dan menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari” (Riyadi, 1986:25)

Di dalam kegiatan pembelajaran IPS terpadu guru kebanyakan menggunakan metode ceramah dan memberi catatan dalam menyampaikan materi pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa menjadi cepat jenuh dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Jika tidak dilakukan perubahan dalam proses pembelajaran, maka sikap siswa tetap pasif, level berpikirnya pun hanya pada tahap mengingat, hafalan dan jika diberi soal berpikir dan konseptual mereka tidak mampu menyelesaikannya. Akhirnya nilai yang dicapai rendah. Oleh sebab itu, untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih efektif, meningkatkan interaksi yang terjadi pada siswa, meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, maka perlu ada metode pembelajaran yang tepat di dalam proses pembelajaran.

Metode pembelajaran memegang peranan sangat penting dalam rangkaian sistem pembelajaran. Maka dari itu diperlukan kecerdasan dan kemahiran guru dalam memilih metode pembelajaran. Pemilihan metode yang kurang tepat menjadikan pembelajaran tidak efektif. Kurangnya kecerdasan guru dalam


(17)

5

memilih metode yang tepat dapat berdampak pada ketidaktercapainya tujuan pembelajaran baik secara khusus per bidang studi maupun tujuan pendidikan nasional.

Upaya yang akan ditempuh untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran IPS terutama pada materi Kreativitas dalam Kehidupan Ekonomi yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Dalam pembelajaran dengan metode ini siswa akan berkolaborasi dengan guru bidang studi, belajar dalam tim kolaboratif. Ketika siswa belajar dalam tim, siswa akan menemukan keterampilan merencanakan, berorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang hal-hal yang akan dikerjakan.

Metode pembelajaran proyek (project based learning) dapat menjadi sebuah metode alternatif dalam semua mata pelajaran dan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran yang cenderung konvensional. Hardini dan Puspitasari (2012 : 127) menyatakan bahwa “pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola

pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek”. Penggunaan metode

pembelajaran proyek (Project based Learning) dapat menghidupkan suasana pembelajaran dan menumbuhkan semangat dan kepekaan siswa terhadap lingkungan.

Menurut Djamarah (2010: 233) ”metode proyek adalah suatu cara mengajar yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menggunakan unit-unit kehidupan sehari-hari sebagai bahan pelajarannya”. Mengingat hakikat pembelajaran berbasis proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan belajar berlangsung diantara siswa. Pada pembelajaran berbasis proyek kekuatan individu dan cara belajar yang diacu dapat memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.

Pembelajaran berbasis proyek memfokuskan pada pertanyaan atau masalah yang mendorong menjalani konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Pembelajaran berbasis proyek juga melibatkan siswa dalam investigasi konstruktif. Investigasi ini dapat berupa desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan


(18)

6

masalah, penemuan atau proses pembangunan model. Dalam Pembelajaran berbasis proyek, aktivitas tersebut harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan pada pihak siswa. Pembelajaran ini mendorong siswa mendapatkan pengalaman belajar sampai pada tingkat yang signifikan. Pembelajaran berbasis pada proyek lebih mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rumit, dan tanggung jawab siswa. Sasaran bagi pembelajaran berbasis proyek adalah produk yang dihasilkan.

Pembelajaran berbasis proyek (project based learning) memiliki potensi yang amat besar untuk membuat pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna untuk siswa. Di dalam pembelajaran berbasis proyek, siswa menjadi terdorong lebih aktif di dalam belajar mereka, intstruktur berposisi di belakang dan siswa berinisiatif, instruktur memberi kemudahan dan mengevaluasi proyek baik kebermaknanya maupun penerapannya untuk kehidupan mereka sehari-hari. Produk yang dibuat siswa selama proyek memberikan hasil yang secara otentik dapat diukur oleh guru atau instruktur di dalam pembelajaran. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran berbasis proyek, guru atau intruktur tidak lebih aktif dan melatih secara langsung, akan tetapi intstruktur menjadi pendamping, fasilitator, dan memahami pikiran siswa.

Dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek (project based learning) dalam pembelajaran IPS di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa khususnya materi kreativitas dan kemandirian dalam kehidupan ekonomi. Dari pemaparan

diatas, maka penulis mengangkat judul: “Pengaruh Penerapan Metode

Pembelajaran berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Tangerang Selatan”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini mencoba suatu alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada mata pelajaran IPS kelas VII SMP dengan


(19)

7

menggunakan metode pembelajaran proyek (project based learning). Selanjutnya agar penelitian ini terarah dengan baik, maka dibuatlah suatu pertanyaan yang

merupakan masalah pokok yaitu “ Apakah Penerapan Metode Pembelajaran

Proyek (Project Based Learning) dapat Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII pada Mata Pelajaran IPS SMPN 13 Kota Tangerang Selatan ?”.

Dari rumusan masalah yang bersifat umum tersebut, pertanyaan penelitian yang akan dicari jawabannya adalah adalah:

1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test) ?

2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode pembelajaran proyek atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test) ?

3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi objektif mengenai besarnya Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas VII SMPN 13 Tangerang Selatan. Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test).


(20)

8

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode pembelajaran proyek pada pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test).

3. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek dibandingkan dengan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test) .

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis : Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) pada materi Kreatifitas dalam Kehidupan Ekonomi serta mengembangkan inovasi pembelajaran IPS khususnya ekonomi di SMP.

1.4.2. Manfaat Praktis:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai contoh untuk menerapkan metode pembelajaran yang serupa atau jenis lain yang dapat meningkatkan ketrampilan berpikir kreatif siswa.

2. Bagi pendidik khususnya guru IPS, diharapkan penelitian ini dapat :

a. Memperkaya pengetahuan tentang metode pembelajaran inovatif untuk kemampuan berpikir kreatif siswa.

b. Memotivasi guru untuk melakukan inovasi dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan.

3. Bagi siswa, dengan adanya variasi pendekatan dalam pembelajaran ini akan mengarahkan siswa menjadi lebih proaktif, kritis, kreatif, dan menarik minat belajar mereka sehingga siswa mampu dan berani mengemukakan ide atau gagasan-gagasannya serta lebih percaya diri.


(21)

9

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima BAB yang secara garis besar mencakup :

BAB I : merupakan pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : merupakan kajian pustaka yang akan menguraikan bahasan mengenai kemampuan berpikir kreatif, metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning), hakekat pendidikan IPS, penelitian yang relevan, dan hipotesis penelitian.

BAB III : metodologi penelitian yang mengemukakan mengenai metode penelitian, subjek, waktu dan lokasi penelitian, instrumen penelitian, teknik dan prosedur penelitian, serta analisis data penelitian.

BAB IV: merupakan hasil penelitian dan pembahasannya yang berisi tentang pengolahan data atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan rumusan masalah, hipotesis dan tujuan penelitian kemudian dipaparkan secara kuantitatif .

BAB V: merupakan kesimpulan yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian. Sedangkan rekomendasi yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil penelitian yang bersangkutan serta kelanjutan dari hasil penelitian.


(22)

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

40

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen kuasi. Menurut Sukmadinata (2005:58) dalam suatu penelitian eksperimen, khususnya penelitian yang ingin menyelidiki keefektifan penggunaan metode pembelajaran yang baru, diperlukan kelas lain atau kelompok siswa yang menggunakan metode lama atau biasa dilakukan sebelumnya sebagai pembanding. Kelas pembanding dari kelas eksperimen ini disebut kelas kontrol. Hasil dari kelas kontrol ini akan menjadi pembanding dari kelas eksperimen untuk mengetahui apakah hasil kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

Sedangkan menurut Creswell (2010: 242) dalam rancangan kuasi eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan acak. Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test. Hanya kelompok eksperimen saja yang ditreatment.

3.2. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah ”nonequivalen Pre-Test Post-Test Control Groups design ” jumlah siswa setiap kelas berbeda. Dalam rancangan ini, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diseleksi tanpa prosedur penempatan acak. Pada dua kelompok tersebut, sama-sama dilakukan pre-test dan post-test (Cresswell, 2010 : 242). Desain ini membandingkan nilai pre-test post-test kelas eksperimen yang diberikan treatment menggunakan metode pembelajaran berbasis proyek dan pretest-posttest kelas kontrol tanpa diberikan treatment.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelas Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen O1 X O3


(23)

41

(Sugiyono, 2012: 112) Keterangan:

Kelas eksperimen VII.7

Q1 = Pre-test yaitu test sebelum adanya perlakuan metode Pembelajaran Proyek pada kelas eksperimen.

Q3 = Post-Test yaitu test akhir setelah diadakan perlakuan pembelajaran dengan metode pembelajaran proyek pada kelas eksperimen.

X = Perlakuan menggunakan metode pembelajaran proyek pada kelas eksperimen Kelas kontrol VII.8

O2 = Pre-test yaitu test sebelum adanya perlakuan metode ceramah pada kelas kontrol

O4 = Post-test yaitu test setelah adanya perlakuan metode ceramah pada kelas kontrol.

3.3. Lokasi, Populasi dan Sampel 3.3.1.Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan, Banten, yang terletak di Jl. Beruang II, Pd. Ranji, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan diantaranya : (1) Peneliti mengajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam penelitian sekaligus menghemat waktu dan biaya; (2) Memiliki ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana yang cukup memadai. Perlakuan dilaksanakan dengan jadwal yang ada di sekolah pada siswa kelas VII. Perlakukan dilaksanakan selama 5 kali pertemuan.

3.3.2.Populasi

Menurut Sugiyono (2012:117) populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.


(24)

42

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.”

Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 13 Kota Tangerang selatan semester genap tahun 2013/2014. SMP Negeri 13 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 914 orang siswa. Terbagi ke dalam kelas VII sebanyak 8 kelas, kelas VIII sebanyak 8 kelas dan kelas IX sebanyak 8 kelas. Rerata jumlah siswa setiap kelas sebanyak 45 orang siswa.

3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan cara purposif yaitu kelas eksperimen adalah kelas VII.7, sedangkan kelas kontrolnya adalah kelas VII.8. Kelas VII.7 dan VII.8 tersebut terdiri dari siswa yang memiliki tingkat prestasi yang homogen, jumlah siswa laki-laki dengan siswa perempuan pada kelas VII.7 dan VII.8 sama.

Berikut adalah rekapitulasi nilai UTS pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 mata pelajaran IPS:

Tabel. 3.2

Data Rekapitulasi Nilai kelas VII

No Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata

1 VII.3 44 67,72

2 VII.4 45 58,67

3 VII.5 46 65,11

4 VII.6 45 57,33

5 VII.7 45 61,56

6 VII.8 45 61,44

Sumber : Data SMPN 13 Tangerang Selatan Dari tabel di atas terlihat perbandingan yang tidak terlalu jauh nilai rata-rata antara kelas VII.7 dengan nilai rata 61,56 dan kelas VII.8 dengan nilai rata-rata 61,44.

Untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dibutuhkan data siswa sebagai pendukung berdasarkan jenis kelamin Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai berikut :


(25)

43

Tabel 3.3.

Data Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 VII.3 23 21 44

2 VII.4 22 23 45

3 VII.5 23 23 46

4 VII.6 20 25 45

5 VII.7 20 25 45

6 VII.8 20 25 45

Jumlah 128 142 360

Sumber: Data SMPN 13 Tangerang Selatan

Jika melihat tabel jenis kelamin siswa di atas, maka dapat diketahui jumlah siswa laki-laki di kelas VII.7 berjumlah 20 dan siswa perempuan di kelas VII.7 berjumlah 25. Sedangkan Jumlah siswa laki-laki di kelas VII.8 berjumlah 20 dan jumlah siswa perempuan di kelas VII.8 berjumlah 25.

3.4. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah pembelajaran IPS dengan metode pembelajaran proyek (Project Based Learning) sebagai (X), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa (Y), diasumsikan disini bahwa penggunaan metode pembelajaran berbasis proyek (Project Based learning ) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Tabel 3.4. Variabel Penelitian

Variabel Kondisi eksperimen Kondisi control Variabel independen Model pembelajaran

proyek (project based learning)

Model pembelajaran yang biasa dipakai (Metode ceramah)

Variabel dependen Kemampuan berpikir kreatif

Sumber : Data primer


(26)

44

Definisi konsep dalam penelitian ini dimaksudkan agar tidak terjadi salah penafsiran yang berbeda atau keliru dalam memberikan pengertian tentang kata-kata yang terdapat dalam penulisan judul penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Salah satu hasil dari proses berpikir kreatif disebut sebagai produk kreatif, dimana produk yang dimaksud disini bukan sekedar barang atau benda yang dapat diraba, melainkan juga sesuatu gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan keaslian (orginalitas) dalam pemikiran, maupun cirri-ciri non-aptitude seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan, dan selalu ingin mencari pengalaman baru.

2. Metode Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) merupakan metode pembelajaran yang dimulai dengan tahapan guru memberikan pertanyaan yang esensial, kemudian siswa merancang rencana untuk produk yang akan dibuat dan membuat jadwal pelaksanaan proyek, pengawasan kemajuan proyek siswa, penilaian produk hasil proyek siswa, dan mengevaluasi pengalaman siswa selama melaksanakan proyek.

Metode pembelajaan proyek sebagai perluasan sebuah kerja di mana anak diberikan beberapa pilihan pada topik yang dipelajari dan diharapkan untuk mengumpulkan serta mengorganisasikan hal yang berkaitan dengan topik yang dipelajari. Melalui pendekatan proyek anak-anak dimungkinkan dapat mengembangkan berpikir kreatifnya sesuai dengan kemampuannya, mampu membangkikan kepercayaan pada diri sendiri, sehingga akan mampu memperoleh hasil belajar yang optimal. Kegiatan proyek diawali oleh kegiatan perencanaan awal (phase I) sampai pada phase III. Kegiatan yang dilakukan pada phase I yaitu mengidentifikasi kegiatan anak, dan mengimplementasikan kegiatan. Pada phase II melakukan kegiatan lapangan dengan memberikan


(27)

45

pengalaman kepada anak dan membantu mereka untuk berpikir mengenai kemajuan yang hendak dicapainya dengan cara memberikan stimulus dan dituntut melakukan aktivitas sesuai dengan ketarampilannya. Phase III mengkomunikasikan dan evaluasi apa yang telah dipelajarinya, dan membuat kesimpulan mengenai proyek yang telah dilaksanakannya.

3.6. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : Tes Tertulis Kemampuan Berpikir Kreatif

Tes kemampuan berpikir kreatif dibuat dengan mengacu pada lima ciri-ciri berpikir kreatif, yaitu Ketrampilan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisisnil, dan memperinci. Ciri-ciri berpikir kreatif diturunkan ke dalam indikator perilaku siswa. Tes kemampuan berpikir kreatif dibuat dalam bentuk uraian, dengan maksud untuk melihat proses pengerjaan yang dilakukan siswa agar dapat diketahui sejauh mana siswa mampu melakukan penalaran berpikir kreatif melalui metode pembelajaran proyek.

Dalam penyusunan tes, diawali dengan penyusunan kisi-kisi yang mencakup kompetensi dasar, indikator, aspek yang diukur serta skor penilainnya dan nomor butir soal. Setelah membuat kisi-kisi soal, dilanjutkan dengan menyusun soal dan aturan pemberian skor untuk masing-masing butir soal. Tes berbentuk uraian digunakan pada awal dan akhir pembelajaran.

Tabel 3.5.

Indikator Berpikir Kreatif Ketrampilan Berpikir Lancar (fluency)

Definisi Perilaku Siswa

a. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau pertanyaan.

b. Memberikan bayak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. c. Selalu memikirkan lebih dari satu

jawaban

a. Mengajukan banyak pertanyaan. b. Menjawab dengan sejumlah

jawaban jika ada pertanyaan.

c. Mempunyai banyak gaggasan mengenai suatu masalah.

d. Lancar mengungkapkan gagasan-gagasannya.

e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain.


(28)

46

Ketrampilan Berpikir Luwes (flexibility)

Definisi Perilaku Siswa

a. Menghasilkan gagasan-gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.

b. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. c. Mencari banyak alternative atau arah

yang berbeda-beda.

d. Mampu mengubah cara pendekatan atau cara pemikiran

a. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu objek

b. Memberikan macam-macam penafsiran (interpretasi) suatu gambar, cerita atau suatu masalah. c. Menerapkan suatu konsep atau suatu

asas dengan cara yang berbeda-beda.

d. Memberi pertimbangan terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang.

e. Dalam membahas atau

mendiskusikan suatu situasi selalu mempunyai posisi yang berbeda atau bertentangan dengan mayoritas kelompok.

f. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikannya.

g. Mnggolongkan hal-hal menurut pembagian (ketegori) yang berbeda-beda.

h. Mampu mengubah arah pikiran secara spontan

Ketrampilan Bepikir Orisinil (originality)

Definisi Perilaku Siswa

a. Mampu melahirkan ungkapan baru dan unik

b. Memikirkan cara yang tidak lazim untuk mengungkapkan diri

c. MAmpu membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsure-unsur

a. Memikirkan masalah-masalah atau hal-hal lain yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.

b. Mengungkapkan gagasan yang orisinil

c. Mempertanyakan cara-cra dan berusaha memikirkan cara-cara yang baru

d. Memilih asimetris dalam menggambar atau membuat disain.

e. Memiliki cara berpikir yang lain daripada yang lain


(29)

47

menndengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesaian yang baru

Ketrampilan Merinci (elaboration)

Definisi Perilaku Siswa

a. Mampu mem[perkaya dan mengembangkan gagasan atau produk

b. Menambah atau merinci detail-detail dari suatu objek, gagasan, atau situasi menjadi lebih menarik

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melaukukan langkah-langkah yang merinci

b. Mengembangkan atau

memperkaya gagasan orang lain c. Mencoba atau menguji detil-detil untuk melikaht arah yang akan ditempuh

d. Mempunyai rasa keindahan yang kuatsehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana

e. Menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.

(Munandar,2009:60)

3.7. Skenario Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam melaksanakan eksperimen dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Peneliti melaksanakan tahap pra penelitian yaitu dengan memberikan penjelasan kepada guru IPS SMPN 13 Kota Tangerang Selatan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan baik untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Penjelasan tersebut meliputi penjelasan mengenai karakteristik metode pembelajaran proyek yang akan diterapkan di kelas eksperimen dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada kompetensi dasar menggunakan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan.


(30)

48

2. Melatih guru dalam menggunakan metode pembelajaran proyek, sehingga pada saat diterapkan dalam pembelajaran, guru telah cukup menguasai langkah-langkah metode pembelajaran yang harus dilakukan dengan metode pembelajaran proyek ini. Selain itu, memberikan penjelasan mengenai tahap-tahap berpikir kreatif dan kemampuan berpikir kreatif yang akan diukur dalam penelitian.

3. Setelah diberikan penjelasan mengenai metode pemebelajaran proyek dan kemampuan berpikir kreatif, guru tersebut memberikan penjelasan kepada siswa di kelas eksperimen yaitu kelas VII.7 mengenai pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran IPS serta mempersiapkan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian seperti pembagian kelompok belajar dan memotivasi siswa untuk membawa bahan pelajaran yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Guru memberikan penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan tanpa memberitahu siswa bahwa mereka menjadi objek penelitian.

4. Setelah melakukan pra penelitian, dilakukan pre-test atau test awal di kelas ekpserimen dan kelas kontrol untuk mengetahui gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa sebelum diberi perlakuan. Tes awal untuk kedua kelas ini dilaksanakan pada hari yang sama yaitu hari Kamis tanggal 31 Oktober 2013 selama 40 menit atau 1 kali pertemuan.

5. Melaksanakan pembelajaran baik di kelas ekperimen maupun kelas kontrol. Pelaksanaan pembelajaran di kedua kelas dilakukan oleh guru IPS di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut. Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPS yang telah ditetapkan sekolah tersebut, sehingga tidak menggangu suasana pembelajaran di sekolah.

Pada kelas eksperimen, guru melaksanakan pembelajaran selama 120 menit (3x 40 menit) dengan melalui langkah-langkah metode pembelajaran proyek yang dimulai dengan kegiatan awal, kegiatan inti sampai dengan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal, guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam pembuka, diikuti dengan apersepsi dan memotivasi siswa dalam


(31)

49

melaksanakan pembelajaran, dan menjelaskan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dari tahap pemilihan topik dengan cara guru memperlihatkan gambar-gambar atau bercerita mengenai hal-hal yang berhubungan dengan materi, kemudian guru memotivasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan memilih topik yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan kegiatan inti, guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok belajarnya sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu menjadi 9 kelompok yang terdiri dari 5 orang setiap kelompoknya. Guru merancang pembagian tugas (job description) untuk kelompok kecil, mendorong terbentuknya reaksi-reaksi dalam memecahkan masalah secara kelompok, meminta anak memecahkan masalah secara mandiri maupun kelompok, memantau kegiatan secara individual dan kelompok, mengadakan evaluasi proses dan kemajuan ketrampilan berpikir kreatif dan penutup, memeriksa kembali jalannya proses pembelajaran dan menyimpulkan kegiatan, bila perlu memamerkan hasil karya anak. Dan diakhir pelajaran, siswa diberi tugas proyek yaitu membuat suatu produk kreatif dengan menggunakan barang-barang bekas yang ada di sekitar rumahnya. Sama seperti di kelas ekperimen, pembelajaran di kelas kontrolpun dilakukan selama 120 menit (3 x 40 menit) tetapi yang membedakannya ialah metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode pembelajaran ceramah, yang biasa dilakukan di kelas tersebut.

6. Melaksanakan tes akhir atau post-test untuk mengetahui kemampuan siswa berpikir kreatif setelah diberi perlakuan untuk kelas ekperimen dan yang tanpa diberi perlakuan untuk kelas kontrol. Tes akhir ini dilakukan pada hari yang sama untuk kedua kelasnya yaitu hari Kamis tanggal 30 Oktober 2013 selama 40 menit.

3.8. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Teknik pengumpulan data adalah dengan tes tertulis untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebelum mendapatkan perlakuan (pre-test) dan sesudah mendapatkan


(32)

50

perlakuan (post-test) dengan menggunakan metode yang telah ditentukan. Dalam hal ini tes tertulis yang diberikan kepada siswa berupa butir soal uraian.

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, baik data pre-test maupun data post-test harus diolah sesuai dengan rumusan masalah. Sebelum alat test digunakan dalam kegiatan penelitian, terlebuh dahulu dilakukan uji coba alat test terhadap kelompok siswa dari populasi yang bukan merupakan bagian dari sampel penelitian. Uji coba alat test dilakukan untuk melihat validitas, realibilitas, dan daya pembeda butir soal. Apabila alat test telah memenuhi syarat-syarat validitas, realibilitas, dan daya pembeda butir soal, barulah alat test digunakan dalam kegiatan penelitian.

Pengolahan data dilakukan untuk memudahkan dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian pada siswa kelas VII.7 dan VII.8 tahun pelajaran 2013/2014 SMPN 13 Tangerang Selatan. Adapun teknik analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Program SPSS (Statistical Program for Social Science) Versi 20 dan Microsoft Exel tahun 2007.

Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kreatif, maka sebelum digunakan sebagai alat pre-test dan post-test pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas butir-butir soal tersebut. Berikut dijelaskan mengenai alat ukur yang dimaksud :

 Validitas

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, perlu dilakukan uji validitas untuk mengetahui apakah alat test yang akan digunakan dapat dijadikan parameter untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa atau tidak. Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan alat evaluasi dalam melaksanakan fungsinya, dalam hal ini evaluasi yang digunakan berupa tes bentuk uraian. Peneliti melakukan uji validitas item butir soal dengan anatest.

Jika dihitung secara manual, maka digunakan rumus korelasi product moment angka kasar seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 255).

r

xy = nƩxiyi–(Ʃxi)(Ʃyi)_______ √{nxi²) –(Ʃxi)²}{nyi²) –(Ʃyi)²} Keterangan :


(33)

51

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y n = banyaknya sampel

Ʃxi = jumlah nilai tiap butir soal

Ʃyi = jumlah nilai total

 Realibilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji realibilitas data. Menurut (Sundayana, 2013: 70) reliabilitas instrumen penelitian adalah “suatu alat

yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg)”. Hasil pengukuran itu

harus sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempat yang berbeda pula. Realibilitas merujuk kepada konsistensi skor yang dicapai oleh siswa yang sama ketika mereka diuji ulang soal yang sama pada kesempatan yang berbeda. Peneliti melakukan uji realibilitas dengan anatest. Sedangkan Uji Daya Pembeda dan Uji Tingkat Kesukaran soal juga dilakukan dengan bantuan Anatest. Setelah melakukan uji validitas, realibilitas, dan tingkat kesukaran soal memenuhi syarat kelayakan alat tes, maka langkah selanjutnya sebelum menguji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Uji normalitas dan homogenitas data dilakukan guna menentukan alat uji hipotesis yang akan digunakan.

 Uji Normalitas Data

Pengujian kenormalan terhadap distribusi data sampel dilakukan untuk mengetahui analisis statistik mana yang akan digunakan, apakah analisis parametrik atau non parametrik. Menurut Trihendradi (2011; 93) Analisis

parametrik merupakan” prosedur matematis untuk menguji hipotesis statistik. Uji ini memilki asumsi bahwa distribusi variabel milik keluarga parametrik dari

probabilitas distribusi yang telah dikenal yaitu terdistribusi normal”. Uji

normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua populasi berdistribusi secara normal atau tidak.

Salah satu syarat untuk menggunakan uji komparatif (Uji-t) adalah data berdistribusi normal. Jika data tidak berdistribusi normal, pengujian data dengan


(34)

52

menggunakan uji-t tidak dapat dilanjutkan. Oleh karena itu sebelum data diolah dengan menggunakan uji-t terlebih dahulu dilakukan uji normalitas.

Untuk mengetahuinya peneliti menggunakan uji Kolmogorow-Smirnov, metode Shapiro- Whilk atau metode Lilliefort. Kriteria pengujian adalah apabila probabilitas (sig) > alpha (α ), maka hasil tes dikatakan berdistribusi normal. Hipotesis pengujian uji normalitas dengan menggunakan kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :

Hο = angka signifikan ( sig ) < 0.05 maka data tidak berdistribusi normal. Hı = angka signifikan (sig) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

Pengujian kenormalan ini menggunakan SPSS versi 20 dengan tujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam perhitungan. Jika uji normalitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai berikut (riduwan, 2008: 187):

1. Menentukan skor terbesar dan skor terkecil yang kemudian dilanjutkan perhitungan rentangan (R) dengan rumus ;

R = skor Terbesar – Skor Terkecil 2. Menentukan banyaknya kelas interval

BK = 1 + 3,3 log n

3. Menentukan panjang kelas (i) dengan rumus i = R__ BK 4. Menentukan rata-rata dengan rumus = Ʃ fx__

n

5. Menentukan simpangan baku dengan rumus S = √nƩfx1 – (Ʃfx1)² n(n-1)

6. Menentukan daftar frekuensi yang diharpkan dengan langkah sebagai berikut:

 Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan skor kanan ditambah 0,5

Mencari nilai Z-skor dengan rumus Z = BK – _ S

 Mencari Chi Kuadrat dengan rumus ∑

 Kriteria pengujian adalah pada taraf signifikansi α 0,05 dikatakan data

berdistribusi normal jika hitung ≤ tabel, sedangkan jika hitung > tabel maka dinyatakan tidak normal.


(35)

53

 Uji homogenitas Data

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua populasi mempunyai variansi yang homogen atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 20 for windows dalam menguji homogenitas data yang diperoleh. Jika uji homogenitas dilakukan secara manual, maka langkah-langkah yang perlakukan sebagai berikut :

1. Mencari F dengan menggunakan rumus : F = (n – k – 1) R²xy

k (1- R²xy) F = Vb dimana V = S² Vk

Keterangan :

Vb = variansi terbesar Vk = variansi terkecil S = standar deviasi R = reliabel k = variabel

2. Menentukan nilai F daftar dengan mencari nilai Fα = (n1-1)(n2-1)

3. Menentukan homogenitas dengan criteria, jika Fhitung< Fα(n1-1)(n2-1) maka kedua variansi tersebut homogen, sedangkan jika Fhitung Fα(n1-1)(n2-1) maka kedua variansi tidak homogen.

Jika hasil dari uji normalitas dan homogenitas data menunjukan bahwa data tersebut normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test).

 Uji Hipotesis Penelitian.

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) untuk mengetahui nilai rata-rata dari kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut apakah memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Kaidah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

Hο = tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pada kedua kelas


(36)

54

Dengan kriteria pengujian adalah jika –ttabel < thitung < ttabel, berarti hipotesis Hο

diterima, jika tidak Hο ditolak.

Untuk menguji tingkat signifikansinya dapat dilakukan dengan membandingkan antara probabilitas sig dengan nilai alpha (α). Jika nilai probabilitas sig lebih besar dari nilai alpha (α) maka tidak signifikan, sebaliknya jika nilai probabilitas sig lebih kecil dari nilai alpha (α) maka signifikan.

Secara matematis, nilai t hitung dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1) Menghitung nilai standar deviasi dan mean dengan rumus :

S =

n n – 1 N

2) Mencari nilai t hitung dengan rumus t hitung =

S √ Dimana nilai yang dihipotesiskan.

3) Kriteria uji-t adalah jika –ttabel ≤ t hitung ≤ ttabel maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama atau tidak ada perbedaan. Sedangkan jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas eksperimen dan kontrol tidak sama atau terdapat perbedaan.

Jika terdapat perbedaan nilai rata-rata dari kedua kelompok tersebut maka digunakan uji nonparametrik yakni Wilcoxon dan Mann Whitney. Taraf kebermaknaan hipotesis sebesar 5%. Langkah-langka pengujian hipotesis menggunakana tes wilcoxon dengan bantuan software SPSS versi 20 for windows.

Keefektifan penggunaan metode pembelajaran proyek (project based learning) dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain ternormalisasi <g> antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Rata-rata gain ternormalisasi dihitung dengan persamaan (Hake, 1999). Sedangkan pengujiannya dilakukan dengan bantuan Microsoft exel 2007.


(37)

55

<g>=

Keterangan:

< Spost > = rata-rata skor tes akhir < Spre > = rata-rata skor tes awal < Smaks >= rata-rata skor maksimum

Tabel 3.6.

Nilai Gain ternormalisasi dan Kategori

Rata-Rata Gain Ternormalisasi Kategori <g> 0,7

0,7 > <g> 0,3 <g> < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

Hake (1999)

3.9. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu : 1. Tahap Persiapan

Penelitian ini mengkaji sejauh mana metode pembelajaran Proyek (project based Learning) mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS. Sesuai dengan desain eksperimen yang digunakan, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan dengan metode pembelajaran proyek, sedangkan kelompok kontrol mendapatkan secara konvensional yaitu menggunakan metode ceramah.

2. Pelaksanaan pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas control dengan menggunakan instrumen tes kemampuan berpikir kreatif.

3. Pelaksanaan eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran proyek (project based learning) pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran ceramah pada kelas kontrol masing-masing tiga kali pertemuan.


(38)

56

Tabel 3.7.

Perbandingan Perlakuan Antara Kelompok kontrol dengan Kelompok Eksperimen

No Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

1 Pre-test Pre-test

2 Pembelajaran IPS dengan metode ceramah Pembelajaran IPS dengan Metode pembelajaran proyek. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 5 orang

4 Siswa belajar dengan mendengarkan ceramah guru, Tanya jawab, mencatat dan mengerjakan LKS

Siswa merancang produk yang akan dibuat sesuai dengan topik proyek yang telah dipilih dan mengkonsultasikannya

dengan guru di luar jam belajar dengan waktu pengerjaan selama 3 kali pertemuan. Setiap siswa mempresentasikan produk yang telah dibuat dan memberi kesempatan siswa kelompok lain untuk menilai dan memberikan masukan terhadap produk tersebut. Waktu pelaksanaanya sebanyak 1 kali tatap muka. Dan bila memungkinkan siswa memamerkan hasilnya karyanya pada saat pentas Seni.

5 Post-test Post-test


(39)

57

3.10. Alur Penelitian

Alur penelitian secara lebih ringkas dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Bagan.3.1 : Alur Penelitian Persiapan

Penyususan Materi, Instrumen, Uji coba, dan

revisi Menentukan Subjek

Penelitian

Melatih guru tentang penerapan metode pembelajaran proyek pada materi kreativitas dan kemandirian

Kelompok Kontrol Kelompok

eksperimen

Pre-test Pengolahan

dan Analisis Data

Pembelajaran IPS dengan metode ceramah

Pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran proyek

Post-test

Kesimpulan Pengolahan dan Analisis


(40)

78 Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analilsis data, hasil temuan, dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah atas pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test). Perbedaan kemampuan berpikir kretif siswa pada kelas kontrol setelah pembelajaran mengalami peningkatan walaupun tidak setinggi pada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena pada kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran yang biasa dipakai yaitu metode pembelajaran ceramah dalam pembelajaran IPS.

2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran IPS pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan menggunakan metode pembelajaran proyek (project based learning) pada pengukuran awal (pre-test) dengan pengukuran akhir (post-(pre-test). Metode pembelajaran proyek (project based learning) menunjukan hasil yang baik, siswa mampu berpikir kreatif terutama dalam membuat karya kreativitas yang bernilai jual.

3. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode pembelajaran proyek (project based learning) dengan kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran ceramah dalam pembelajaran IPS pada pengukuran akhir (post-test). Penggunaan metode pembelajaran proyek (project based learning) dalam pembelajaran IPS materi kreativitas dan kemandirian dalam kehidupan ekonomi memberikan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu metode pembelajaran proyek (project based learning) dalam pembelajaran IPS materi kreativitas dan kemandirian dalam kehidupan


(41)

79

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ekonomi merupakan metode pembelajaran yang membuat siswa menjadi aktif untuk memperoleh pengetahuan dalam belajarnya. Gurupun dapat membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam pembelajaran.

5.2. Rekomendasi

Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol setelah menggunakan metode pembelajaran proyek (project based learning) dalam pembelajaran IPS materi kreativitas dan kemandirian dalam kehidupan ekonomi di SMPN 13 Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan temuan tersebut, ada beberapa saran yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu:

1. Metode pembelajaran proyek (project based learning) dapat digunakan sebagai metode alternatif dalam pembelajarn IPS bagi guru dalam menyempurnakan proses pembelajaran. Dengan metode proyek (project based learning) diharapkan siswa lebih aktif dalam proses pembelajran sehingga mereka dapat megembangkan pengetahuan dan ketrampilannya.

2. Kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan metode pembelajaran proyek harus benar-benar dipilih, karena tidak semua kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran proyek.

3. Perlu adanya pelatihan sebelum guru menggunakan metode pembelajaran proyek (project based learning) sehingga pada saat pelaksanaan setiap fase pada metode pembelajaran IPS berbasis proyek dapat terlaksana sesuai rencana.

4. Guru yang menerapkan metode pembelajaran proyek harus merancang secara matang supaya tidak terjadi kesalahan per tahapan pembelajaran sehingga pembelajaran dengan menggunakan metode proyek dapat belajar dengan lancar dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif lebih tinggi lagi.


(42)

80 Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Al Muchtar, Suwarma. (2000) . Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai dalam Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Amabile, T. M. (1983). The Social Psychology of Creativity: A Componential Conceptualization. Journal of Personality and Social Psychology, 45 (2), 357-376.

Baharudin & Wahyuni, Esa Nur. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia

Blumenfeld, P. S, E., Mark, R., Krajick, J., Guzdial, M dan Palinscar, A.(1991). Motivating Project Base Learning: Sustaining Doing, Supporting the Learning. Educational Psychologist. 26 (3 &4), 389-398.

Cresswell, W. John.(2010). Research Design. Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Cetakan I. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dearden, R.F. (1983). Theory and Practice in Education. London: Routledge & Kegan Paul.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta

---(2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

---.(2005). Materi pelatihan terintegrasi. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta.

Djahiri, Kosasih.A.(1983). Pengajaran Studi Sosial / IPS (Dasar-Dasar Pengertian Metodologi, Model Belajar-Mengajar IPS, Bandung : LPPIPS; FKIS IKIP Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri .(2010). Guru dan Anak Didik. Dalam Interaksi Edukatif. Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi. Jakarta: Rieneka Cipta.

Filsaime, K Dennis. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka


(43)

81

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Girl, T. & Chong, L.L. (2004). Creativity for Teacher Times Graphics. Singapore: Pte Ltd.

Guilford, J. P.(1971). The Nature of Human Intelligence. Terjemahan. London: McGraw Hill.

Hardini, Isriani & Puspitasari, Dewi.(2012). Strategi Pembelajaran Terpadu. Teori, Konsep, dan Implementasi. Yogyakarta: Familia

Hasan, S. Hamid. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Dirjen Dikti.

Hassoubah, I.Z. (2004). Developing Creative and Critical Thingking Skills. Bandung: Nuansa

Ibrahim dkk .(2000), Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Johnson, E.B.(2002). Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Karo-karo, Ulihbukit.(1981). Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara.

Kochhar, S.K (2008). Teaching of History. New Delhi: Sterling Publisher

Kuwato. T. (1993 ). Sex Role dan Kreatifitas. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Psikolgi Universitas Gadjah Mada.

Marzano, Robert J. (1988). Dimensions of Thinking: a Framework for Curriculum and Instuction. New York : ASCD.

Moeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak –Kanak. Jakarta: Rieneka Cipta.

Mulyasa E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Rosda Karya

Munandar, S.C. U. (1988). Kreativitas dalam Pekerjaan. Jakarta: Pustaka Sinar harapan.

--- (1999). Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia


(44)

82

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---.(2009). Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rieneka Cipta.

Mutakin, Awan. (1998). Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Genesindo

National Council for Social Studies (1994). Expectation of Excellence Curricullum Standart for Socoal Studies. Washington DC. NCSS.

Ngalimun. (2013). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Pusat Kurikulum (Puskur)-Balitbang Depdiknas. (2006). KTSP. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPS SMP/MTs. Jakarta.

Ravitz, J. (2009). Introduction. Summarizing Findings and Looking Ahead to a New Generation of PBL Research. Interdisciplinary Jornal of Problem-Based Learning: 3 (24),4-11

Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Riyadi, Soedjoed. (1986). Konsep Pendidikan Ekonomi, Makalah Jurusan EKonomi Program Ekonomi Koperasi. Bandung: FP3ES

Roestiyah. (2001). Stategi Belajar Mengajar. Cet.ke-6. Jakarta: Rieneka Cipta.

Sapriya. (2012). Pendidikan IP:. Konsep dan Pembelajaran. Cet.ke-3. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sardiman (2004). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas atau SMA: Pedoman khusus silabus berbasis kompetensi siswa sekolah menengah (SMA). Jakarta: Binatama Raya

Savage dan Amstrong (1996). Effective Teaching in Social Studies, Third Edition. New Jersey: Prentice Hall

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukamdinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Sumantri, Muhammad Numan.(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(45)

83

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Suparno, Paul (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Supriadi, Dedi. (2001). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkemabngan IPTEK. Bandung: Alfabeta

Thomas, JW, Mergendoller, JR & Michaelson, A. (1999). Project Base Learning: A handbook of Midle and High School Teacher. Novato CA: The Buck Institute for Education.

Tridjata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Trihendradi, C. (2011). Langkah Muda Melakukan Analisis Statistik menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Adni.

Wahab, Azis.A.(1989). Evaluasi Pendidikan PMP. Bandung: LPPMP FPIPS IKIP Bandung.

Wena, M (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Woolover, Roberta dan Scott, Kathryn. (1993). Active Learning In Social Studies : Promoting Cognitive and Social Growth. London : Scott Foresman Company

Wortham. Sue C. (2006). Early Childhood Curriculum. Colombus, Ohaio: Pearson Merril Prentice Hall

Jurnal:

Amrina,D.E (2010). “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 10 Palembang)”. JPIPS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.18,(34). Daties,M. (2010). “Pengaruh Metode Pembelajaran CPS (Creative Problem

solving) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. JPIPS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.20, (38).

Yosada, R.K. (2010). “Model Inkuiri Sosial dalam Mengembankan Berpikir Kreatif siswa Pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-Isu Kontenporer di SMA”. JPIS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.18, (34),18.


(46)

84

Kusriyatun, 2014

Pengaruh penerapan metode pembelajaran berbasis proyek (project based learning) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tesis:

Niamullah, M. (2011). Pemanfaatan Museum Keraton Kesepuhan dan Kanoman

sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan

Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Relita, D.T (2010). Pengaruh Metode Role Playing Terhadapa Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi (Studi Eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantan Barat). Tesis SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Supardan, Dadang. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran Sejarah ( Studi Deskriptif-Analitik Terhadap Guru dan Implikasinya untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum di Kotamadya Bandung). Tesis PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Tapilouw, S. Fransiska.(1997). Kreativitas Berpikir Anak Usia Sekolah Dasar dalam Memecahkan Masalah-Maslah IPA. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung: Tidak diterbitkan

Wibowo, F.C. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kreatif. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Makalah:

Kusnendi. (2009). Metode Penelitian Aplikasi Statistika. Hand Out. Program Studi Magister pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan. Bandung: Tidak Diterbitkan

On Line:

Hake, R.R (1999). Analyzing Change/Gain Score. (Online). Tersedia; http//lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 (11 Desember 2013)


(1)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Al Muchtar, Suwarma. (2000) . Pengembangan Kemampuan Berpikir dan Nilai

dalam Pendidikan IPS. Bandung: Gelar Pustaka Mandiri.

Amabile, T. M. (1983). The Social Psychology of Creativity: A Componential

Conceptualization. Journal of Personality and Social Psychology, 45 (2),

357-376.

Baharudin & Wahyuni, Esa Nur. (2012). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzzmedia

Blumenfeld, P. S, E., Mark, R., Krajick, J., Guzdial, M dan Palinscar, A.(1991).

Motivating Project Base Learning: Sustaining Doing, Supporting the Learning. Educational Psychologist. 26 (3 &4), 389-398.

Cresswell, W. John.(2010). Research Design. Pendekatan kualitatif, kuantitatif

dan Mixed. Cetakan I. Terjemahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Dearden, R.F. (1983). Theory and Practice in Education. London: Routledge & Kegan Paul.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Jakarta

---(2008). Strategi Pembelajaran dan Pemilihannya.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

---.(2005). Materi pelatihan terintegrasi. Ilmu

Pengetahuan Sosial. Jakarta.

Djahiri, Kosasih.A.(1983). Pengajaran Studi Sosial / IPS (Dasar-Dasar

Pengertian Metodologi, Model Belajar-Mengajar IPS, Bandung : LPPIPS;

FKIS IKIP Bandung.

Djamarah, Syaiful Bahri .(2010). Guru dan Anak Didik. Dalam Interaksi Edukatif.

Suatu Pendekatan Teoritis Psikologi. Jakarta: Rieneka Cipta.

Filsaime, K Dennis. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka


(2)

Girl, T. & Chong, L.L. (2004). Creativity for Teacher Times Graphics. Singapore: Pte Ltd.

Guilford, J. P.(1971). The Nature of Human Intelligence. Terjemahan. London: McGraw Hill.

Hardini, Isriani & Puspitasari, Dewi.(2012). Strategi Pembelajaran Terpadu.

Teori, Konsep, dan Implementasi. Yogyakarta: Familia

Hasan, S. Hamid. (1996). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Dirjen Dikti.

Hassoubah, I.Z. (2004). Developing Creative and Critical Thingking Skills. Bandung: Nuansa

Ibrahim dkk .(2000), Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Johnson, E.B.(2002). Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc.

Karo-karo, Ulihbukit.(1981). Metodologi Pengajaran. Salatiga : CV. Saudara. Kochhar, S.K (2008). Teaching of History. New Delhi: Sterling Publisher

Kuwato. T. (1993 ). Sex Role dan Kreatifitas. Disertasi. Yogyakarta: Fakultas Psikolgi Universitas Gadjah Mada.

Marzano, Robert J. (1988). Dimensions of Thinking: a Framework for Curriculum

and Instuction. New York : ASCD.

Moeslichatoen.(2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak –Kanak. Jakarta:

Rieneka Cipta.

Mulyasa E. (2004). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: Rosda Karya

Munandar, S.C. U. (1988). Kreativitas dalam Pekerjaan. Jakarta: Pustaka Sinar harapan.

--- (1999). Pengembangan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia Widiasarana


(3)

---.(2009). Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rieneka Cipta.

Mutakin, Awan. (1998). Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Genesindo

National Council for Social Studies (1994). Expectation of Excellence

Curricullum Standart for Socoal Studies. Washington DC. NCSS.

Ngalimun. (2013). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Pusat Kurikulum (Puskur)-Balitbang Depdiknas. (2006). KTSP. Standar

Kompetensi Mata Pelajaran IPS SMP/MTs. Jakarta.

Ravitz, J. (2009). Introduction. Summarizing Findings and Looking Ahead to a

New Generation of PBL Research. Interdisciplinary Jornal of

Problem-Based Learning: 3 (24),4-11

Riduwan. (2008). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Riyadi, Soedjoed. (1986). Konsep Pendidikan Ekonomi, Makalah Jurusan EKonomi Program Ekonomi Koperasi. Bandung: FP3ES

Roestiyah. (2001). Stategi Belajar Mengajar. Cet.ke-6. Jakarta: Rieneka Cipta. Sapriya. (2012). Pendidikan IP:. Konsep dan Pembelajaran. Cet.ke-3. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sardiman (2004). Kurikulum 2004 Sekolah Menengah Atas atau SMA: Pedoman

khusus silabus berbasis kompetensi siswa sekolah menengah (SMA).

Jakarta: Binatama Raya

Savage dan Amstrong (1996). Effective Teaching in Social Studies, Third Edition. New Jersey: Prentice Hall

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukamdinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya

Sumantri, Muhammad Numan.(2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(4)

Suparno, Paul (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Supriadi, Dedi. (2001). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkemabngan IPTEK. Bandung: Alfabeta

Thomas, JW, Mergendoller, JR & Michaelson, A. (1999). Project Base Learning:

A handbook of Midle and High School Teacher. Novato CA: The Buck

Institute for Education.

Tridjata, S. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Trihendradi, C. (2011). Langkah Muda Melakukan Analisis Statistik

menggunakan SPSS 19. Yogyakarta: Adni.

Wahab, Azis.A.(1989). Evaluasi Pendidikan PMP. Bandung: LPPMP FPIPS IKIP Bandung.

Wena, M (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Woolover, Roberta dan Scott, Kathryn. (1993). Active Learning In Social Studies

: Promoting Cognitive and Social Growth. London : Scott Foresman

Company

Wortham. Sue C. (2006). Early Childhood Curriculum. Colombus, Ohaio: Pearson Merril Prentice Hall

Jurnal:

Amrina,D.E (2010). “Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X di SMA Negeri 10 Palembang)”. JPIPS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.18,(34). Daties,M. (2010). “Pengaruh Metode Pembelajaran CPS (Creative Problem

solving) Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. JPIPS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.20, (38).

Yosada, R.K. (2010). “Model Inkuiri Sosial dalam Mengembankan Berpikir Kreatif siswa Pada Bidang Studi IPS Ekonomi Melalui Isu-Isu Kontenporer di SMA”. JPIS Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial.18, (34),18.


(5)

Tesis:

Niamullah, M. (2011). Pemanfaatan Museum Keraton Kesepuhan dan Kanoman

sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah untuk Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa. Tesis SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Relita, D.T (2010). Pengaruh Metode Role Playing Terhadapa Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPS-Ekonomi (Studi Eksperimen di SMA Nusantara Indah Sintang Kalimantan Barat). Tesis

SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Supardan, Dadang. (2000). Kreativitas Guru Sejarah dalam Pembelajaran

Sejarah ( Studi Deskriptif-Analitik Terhadap Guru dan Implikasinya untuk Program Pengembangan Kreativitas Guru Sejarah Sekolah Menengah Umum di Kotamadya Bandung). Tesis PPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan

Tapilouw, S. Fransiska.(1997). Kreativitas Berpikir Anak Usia Sekolah Dasar

dalam Memecahkan Masalah-Maslah IPA. Disertasi Doktor pada FPS

IKIP Bandung: Tidak diterbitkan

Wibowo, F.C. (2012). Penerapan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Proyek

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kreatif. Tesis pada SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan

Makalah:

Kusnendi. (2009). Metode Penelitian Aplikasi Statistika. Hand Out. Program Studi Magister pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan. Bandung: Tidak Diterbitkan

On Line:

Hake, R.R (1999). Analyzing Change/Gain Score. (Online). Tersedia; http//lists.asu.edu/cgi-bin/wa?A2=ind9903&L=aera-d&P=R6855 (11 Desember 2013)


(6)

Harris, R (1998). Introduction to Creatif Thinking. (Online) Tersedia: http://www.virtualsalt.com/crebook1.html (13 Februari 2013)

Hein, George E. (1996). Constructivist Learning Theory. (Online). Tersedia: http://www.exploratorium.edu.htm. (7 Januari 2014)

Jacqueline and Brook, Martin. (2001). Constructivism. (Online). Tersedia: http://www.funderstanding.com/feedback.cfm. (8 januari 2014)

Mustaji. (2012). Perbedaan Kemampuan Berpikir Kritis dengan Kemampuan

Berpikir Kreatif. Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran. Tersedia :

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-pembelajaran. Diunduh 20 Oktober 2012)

The George Lucas Educational. (2005). Project Based Learning. (Online). Tersedia: http://www.edutopia.org. (20 Februari 2012).

Suyitno, Teguh. (2013). Model Pembelajaran Pada Kurikulum 2013. (Online). Tersedia: http://bdksemarang.kemenag.go.id. (8 Januari 2014)