Upaya peningkatan hasil belajar IPS melalui project based learning (pembelajaran berbasis proyek) pada siswa kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS

MELALUI PENERAPAN METODE PROJECT BASED

LEARNING (Pembelajaran Berbasis Proyek) PADA SISWA

KELAS V DI SD ISLAM AL-SYUKRO UNIVERSAL

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Djehan Nur Mulyani

NIM 1110018300075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(2)

SYUKRO UNIVERSAL

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Menaipai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OIeh:

DJEHAN NUR MULYANI

NIM: 1110018300075

JURUSAI{

PENDIDIKAN

GURU

MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS

ILMU TARBTYAH DAN

KEGURUAN

UIN

SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

199702

I

002


(3)

LEMBAR

PENGESAHAN

PEMBIMBING

SKRIPSI

Skripsi berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Mclalui Penerapan Metode

projcct Based Learning (Pembelajaran Berbasis Prol'ek) Pada Sisn'a I(elas V Di SD

Islam Al-syukro Universal yang disusun oleh Djehan Nur Mulyani, Nim 1110018300075,

Jurusan Pendidikan Gurr.r Madrasah Ibtidaiyah telah melalui biinbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh Fakultas'

Jakarta, 26 November 2014

Yang Mengesahkan Dosen Pembimbing SkriPsi


(4)

Kelas V Di SD Islam Al-Syukro Universal disusun oleh Djehan Nur Mulyani,

NlM.

11100i8300075, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah, f akultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada tanggal 07 Januari 2015 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam Bidang Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah. Jakarta. T Januari 2015

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal KetuaPanitia (Kajur PGMI)

(Dr. Fauzan. MA)

NIP. 19761 107200701

I

013

Selretaris (Sekjur PGMI) (Aseo Ediana Latip. M.Pd) NrP. 19810623 2009 121 003

Penguji I

(Takiddin. M. Pd.)

NrP. 198312062}fi 01 t 005 Penguji II

(.Dr. Fauzan. MA)

NIP. 19761 107200701

I

0t3

Mengetahui, Dekan

TandaTangan

r€[\u[

!/r/

a1

al,rluo"a

"t""''""

\f'*^'1

GeI\\\

"e/

y/'

l

a Rifa'i. MA.

Ph.f

NrP. 19s9I020 19860 3 001


(5)

UJI

REFERENSI

Skripsi berjudul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode

Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di SD

Islam Al-Syukro Universal disusun oleh Djehan Nur Mulyani NIM. 1110018300075, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh Dosen Pembimbing Skripsi pada tanggal 26 November 2014.

I akarta, 26 Novemb er 2014

Mengetahui

Dosen Pembimbing Skripsi


(6)

Nama

Tempat, Tanggal Lahir NIM

Jurusan

Angkatan Tahun Alamat

Djehan Nur Mulyani Jakarta, 14 Oktober 1991

1110018300075

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 20t0

Jl. Pondok Kacang Prima Blok D.

I

No. 4 RVRw. 005/008 Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten

: Dr. Muhammad

Aril

M.Pd

: 19700606 199702

I

002

MENYATAKAN DENGAN SESTINGGTITII\IYA

Bahwa skripsi yang berjudul: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan

Metode Project Based Learning @embelajaran Berbasis Proyek) Pada Sisrva Kelas V

Di SD Islam Al-Syukro Universal adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Dosen Pembirnbing NIP

Dosen

Jurusan

: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan Pendidikan IPS

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima

konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri

Jakarta, 26 November 2Al4 rERAI

&tJ

.

F**{*,ffi.,


(7)

i

ABSTRAK

Djehan Nur Mulyani (1110018300075). “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di SD Islam Al-Syukro Universal”,

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode Project Based Learning untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa, aktivitas belajar siswa, dan respon siswa terhadap metode Project Based Learning. Penelitian ini dilakukan di SD Islam Al-Syukro kelas V pada tahun ajaran 2013/2014. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus menggunakan empat tahap antara lain: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas belajar siswa, lembar observasi aktivitas mengajar guru, pedoman wawancara guru, dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa. Peningkatan kemampuan hasil belajar dapat dilihat dari teknik analisis data yang dilakukan secara kuantitatif indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan belajar siswa sebanyak 75%, dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Dari hasil penelitian, pada siklus pertama ketuntasan belajar yang dicapai sebanyak 70%, dan siklus kedua sebanyak 97%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS dapat meningkat melalui metode Project Based Learning.

Kata kunci: Kemampuan Hasil Belajar Siswa, Penelitian Tindakan Kelas, dan Metode Project Based Learning.


(8)

ii

Outcomes Through The Impelementation Of Project Based Learning Method In V Class In SD Islam Al-Syukro Universal”, Thesis Department of Elementary School Teacher Education, Faculty of Tarbiya and Teaching UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This aims of research is analyze the application of Project Based Learning approach to improve students' IPS hasil belajar skills, student learning activities, and student responses to Project Based Learning approach. This research was conducted in SD I Al Syukro fourth grade in the academic year 2013/2014. The method of this research is Classroom Action Research (CAR), which is conducted in two cycles using four stages : planning, implementation, observation and reflection. The instruments are observation sheet student learning activities, teacher observation sheet teaching activities, intervies, IPS critical thinking skills test and documentation.

The results of research are the aplication of Project Based Learning approach can improve students' IPS critical thinking skills. Improved critical thinking skills can be seen from the hasil belajar. Data collection techniq uesare observation sheet, interview and multiple-chose objective test. Data analysis technic question quantitative indicator the successful of this study from mastery learning as much as 75% by students, students with achievea minimum completeness criteria values (KKM) 65. From the research, the first cycle is achieved mastery learning as much as 70%, and 97% as of the second cycle. Based on these results it can be concluded that the concept of student learning outcomes in the environment can concluded that the concept of student learning outcomes in the environment can be improved through learning model project based learning.

Key Words: Classroom action research, The Result of Student result Project Based Learning Aproach.


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,,

Alhamdulillah, tidak ada ungkapan lain, yang lebih indah, untuk diungkapkan selain rasa syukur yang sedalamnya-dalamnya kepada Allah SWT, atas segala nikmat dan hidayah-Nya dalam setiap hembusan nafas penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Allahumma Shalli ‘ala Muhammad, shalawat beserta salam selalu tercurah kepada habibina wa syafi’ina wa maulana Muhammad saw.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat terbatas. Begitu juga dengan rintangan dan hambatan yang penulis temui saat penulisan skripsi ini. Namun, semua bisa penulis lalui berkat keinginan yang kuat untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan sudah pasti semua juga tidak terlepas dari support serta bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini, terima kasih untuk:

1. Dr. Hj. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Fauzan, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan izin atas penyusunan skripsi.

3. Asep Ediana Latip, M. Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

4. Dr. Muhammad Arif, M. Pd, Dosen Pembimbing sekaligus Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan IPS, yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan, motivasi, serta mengajarkan penulis dengan sabar.

5. Bapak dan Ibu dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staf jurusan yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.


(10)

iv

telah membantu dan membimbing penulis dalam penelitian skripsi ini.

7. Yang tercinta dan selalu mencintai penulis ayahanda H. Budi Heryadi, S. H.,S. E, dan ibunda Hj. Ida Rachmawati yang selalu memberikan perhatian, dukungan, serta doa kepada penulis dalam setiap langkah kehidupan penulis. May Allah Bless U and Love U.

8. Nenekku pahlawanku Ibu Hj. Maskinah, Bude Sri Muawanah, S. K., Bude Ita Mufidah, S. Psi, dan keluarga besar penulis yang senantiasa mendoakan, membimbing dan memberikan support kepada penulis.

9. Kakak-kakakku tersayang Djehan Aisyah Oktaviani, S. E, Djehan Firda Syafitri, S. Pd. serta adik-adikku tersayang Abi Mufti Heryadi, Arvi Budi Fitri Rahmadita, Haqi Budi Fitri Rahmadanti yang selalu mengisi hari-hari penulis dengan canda dan tawanya di saat penulis mengalami kejenuhan, terima kasih atas dukungan, perhatian, pengertian, doa, semangat yang diberikan untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi pnelitian ini. 10. Kepada Adi Kurniawan tersayang orang yang selalu ada di hati penulis terima

kasih atas kesetian menemani penulis di saat suka maupun duka dan perhatian, pengertian, cinta, sayang, pengorbanan serta semangat yang tercurahkan untuk penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada sahabat-sahabat karibku Risa Afriyanti. S. Pd, Della Triwidiastuti, S.

Pd, Tri Astuti Nurhidayah, Rosa Indah Pratiwi, S. Pd, Resty Meidiana, S. Pd, Rizka Muzzainatul Jannah, Nurul Aini Novitasari, Iin Mutmainah, Siti Nur Rahmawati, S. Pd, juga kepada teman-temanku yang ujian sidang skripinya barsamaku yaitu Dinda Rahmawati, S. Pd, Ade Eva Fauziah, S. Pd, Echa Zulfah, S. Pd, Rahmi Mulyati, S. Pd, Sri Rahmawati, S. Pd. terima kasih atas kesetiannya juga menemani hari-hari penulis, mendengarkan dan merasakan keluh kesah penulis, dorongan semangat, masukan yang kalian berikan untuk penulis, yang selalu menemani penulis di saat mengalami kebimbingan dan masalah yang sangat berat dalam hidup penulis.


(11)

v

12. Teman-teman seperjuangan di bangku kuliah yang selalu memberikan motivasi, semangat, dan do’a kepada penulis, khususnya kelas B di Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2010, dan semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripri ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terima kasih atas candaan-candaan yang telah kalian berikan sehingga dapat menghibur penulis di saat mngalami kesusahan dan kejenuhan, dorongan, perhatian yang tercurahkan untuk penulis.

Tiada kata yang dapat melukiskan rasa syukur dan terima kasih atas semua yang membuat kelancaran proses penulisan kepada seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga Allah SWT membalas kebaikkan kalian semua.

Akhirnya tiada gading yang tak retak dan tiada mawar yang tak berduri, penulis menyatakan sebagai manusia tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Semoga karya sederhana ini bermanfaat.

Jakarta, 26 November 2014

Penulis


(12)

vi

ABSTARAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR DIAGRAM ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Masalah ... 5

C. Pembatasan Fokus Masalah ... 5

D. Perumusan Masalah Penelitian ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Kegunaan HasilPenelitian ... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Model Project Based Learning ... 9

1. Model Project Based Learning ... 9

a. Pengertian Project Based Learning ... 9

b. Ciri-ciri Project Based Learning ... 10

c. Komponen-komponen Project Based Learning ... 11

d. Dukungan Project Based Learning ... 12

e. Tahap-tahap Project Based Learning... ... 13

f. Kelebihan dan kekurangan ... 14

2. Hakikat Belajar ... 16

a. Pengertian Belajar ... 16

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar... 17

c. Teori-teori Belajar ... ... 18


(13)

vii

a. Pengertian Hasil Belajar ... 21

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. ... 22

4. Pembelajaran IPS ... 24

a. Pengetian IPS ... 24

b. Karakteristik Pembelajaran IPS ... 26

c. Tujuan IPS ... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 28

C. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitiandan Rancangan Siklus Penelitian ... 31

C. Subjek Penelitian ... 36

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 37

E. Tahapan dan Intervensi Tindakan ... 37

F. Hasil Tahapan dan Intervensi Tindakan ... 41

G. Data dan Sumber Data ... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

I. Instrumen Pengumpulan Data ... 43

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 51

K. Analisis Data dan Interprestasi Data ... 54

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data... 57

B. Analisis Data ... 101

C. Pembahasan. ... 102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan. ... 106

B. Saran ... 106

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(14)

viii

Tabel 3.3 Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan ... 38

Tabel 3.4 Tahap Penelitian Siklus I ... 40

Tabel 3.5 Tahap Penelitian Siklus II ... 40

Tabel 3.6 Sumber Penelitian ... 41

Tabel 3.7 Format Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus I ... 43

Tabel 3.8 Format Kisi-Kisi Penulisan Soal Siklus II ... 44

Tabel 3.9 Pedoman Observasi (Lembar Observasi Guru) ... 46

Tabel 3.10 Pedoman Observasi (Lembar Observasi Siswa) ... 47

Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Guru (Prapenelitian & Setelah Penelitian) ... 48

Tabel 3.12 Pedoman Wawancara dengan Siswa ... 50

Tabel 3.13 Koefisien Reabilitas Tes ... 53

Tabel 3.14 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal ... 54

Tabel 3.15 Klasifikasi (Skala Likert) Kegiatan Guru dan Siswa ... 55

Tabel 4.0 Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Pra Penelitian ... 58

Tabel 4.1 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus I... 66

Tabel 4.2 Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Siswa Siklus I ... 69

Tabel 4.3 Presentase Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus I ... 70

Tabel 4.4 Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus I ... 71

Tabel 4.5 Indikator Catatan Lapang Pada Siklus I ... 73

Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ... 75

Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Mengajar Guru (Peneliti) Siklus I ... 78

Tabel 4.9 Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Siklus I ... 79

Tabel 4.10 Hasil Tes Kemampuan Siswa Pada Siklus I ... 80

Tabel 4.11 Hasil Refleksi Pembelajaran ... 81

Tabel 4.12 Kegiatan Guru dan Siswa Pada Siklus II ... 88


(15)

ix

Tabel 4.14 Persentase Lembar Observasi Kegiatan Guru Pada Siklus II ... 92

Tabel 4.15 Hasil Wawancara Siswa Pada Siklus II ... 92

Tabel 4.16 Indikator Catatan Lapangan Pada Siklus II... 94

Tabel 4.17 Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Siklus II ... 95

Tabel 4.18 Hasil Tes Kemampuan Siswa Pada Siklus II ... 96

Tabel 4.19 Hasil Pengamatan Aktivitas Pembelajaran Siswa Siklus II ... 97


(16)

x


(17)

xi

DAFTAR DIAGRAM

Tabel 4.7 Prosentase Aktivitas Kegiatan Pembelajaran dengan

Metode Project Based Learning Selama Siklus I ... 76

Tabel 3.3 Hasil Aktivitas Kegiatan Pembelajaran dengan


(18)

xii

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 3. Profil Sekolah

Lampiran 4. Instrumen Observasi Lampiran 5. Instrumen Wawancara

Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Lampiran 7. Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Lampiran 8. Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Lampiran 9. Uji Validitas

Lampiran 10. Uji Reabililitas Lampiran 11. Tingkat Kesukaran Lampiran 12. Daya Pembeda

Lampiran 13. Rekap Analis Butir Soal Lampiran 14. Instrumen Penelitian Siklus I Lampiran 15. Instrumen Penelitian Siklus II

Lampiran 16. Lembar Obseravasi Kegiatan Guru Siklus I Lampiran 17. Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II Lampiran 18. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I Lampiran 19. Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lampiran 21. Hasil Belajar


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah kegiatan manusia yang dilaksanakan untuk membantu sesama manusia agar mau dan mampu meraih harkat dan martabatnya sebagai manusia. Sering di singkat dengan mengatakan, bahwa pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Ini berarti bahwa tanpa sesama manusia, tanpa pergaulannya dengan sesama manusia, maka manusia itu tidak akan menjadi manusia. Selanjutnya hal itu berarti pula, bahwa kemanusiaan manusia hanya dapat diraih di dalam pergaulan dengan sesama manusia. Sebaliknya berlaku juga, bahwa jika seorang manusia tidak menyayangi sesama manusia atau tidak mau dan mampu bekerja sama dengan sesama manusia, maka pada hakikatnya ia sudah kehilangan kemanusiaannya.1

“Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda adanya orang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya”.2

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Proses perubahan tingkah laku atau proses belajar yang terjadi pada diri individu itu merupakan proses internal psikologi yang tidak dapat diketahui secara nyata.3

Kegiatan belajar mengajar yang dihasilkan seorang guru tidak terpaku dalam menggunakan berbagai metode (variasi metode) agar proses

1

Dewi Prawiladilaga Salma,dkk., Mozaik Teknologi Pendidikan,(Jakarta: Prenada Media Group, 2007), hlm. 330.

2

Azhar Arsyad , Media pengajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 1.

3

M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, hlm.62.


(20)

belajar mengajar atau pengajaran berjalan tidak membosankan, tetapi bagaimana memikat perhatian anak didik. Namun di sisi lain, penggunaan berbagai metode akan sulit membawa keberuntungan atau manfaat dalam kegiatan belajar mengajar, bila penggunaannya tidak sesuai dengan situasi dan kondisi yang mendukungnya, serta kondisi psikologi anak didik. Maka dari itu disini guru di tuntut untuk pandai-pandai dalam memilih metode yang tepat.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang berusaha membekali wawasan dan keterampilan siswa Sekolah Dasar untuk mampu beradaptasi dan bermasyarakat serta menyesuaikan dengan perkembangan dalam era globalisasi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing, dan dibantu untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial perlu dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berkembang secara terus menerus. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar bertujuan sebagai berikut :

1) Mengajar konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

2) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan sosial.

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

4) Meningkatka kemampuan bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Untuk mewujudkan tujuan tersebut perlu dikembangkan model pembelajaran yang kondusif dan menggairahkan siswa serta peningkatan media pembelajaran agar siswa bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.


(21)

3

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar pada umumnya masih menekankan aspek pengetahuan (kognitif) dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses belajar yang melibatkan, berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya mengaktifkan proses mengajar tersebut melalui karya wisata atau seminar.4 Dan pembelajaran serta kegiatan pengajaran di kelas merupakan suatu dunia komunikasi tersendiri tempat pengajaran dan siswa bertukar pikiran untuk mengembangkan ide dan pengertian.

Guru merupakan pihak yang paling banyak berhubungan dengan proses belajar mengajar di sekolah. Guru yang baik adalah guru yang peka terhadap perkembangan belajar dan prestasi anak didik di sekolah. Guru adalah orang yang terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dia dituntut untuk menelusuri berbagai kendala yang sedang dihadapi siswanya. Guru profesional memiliki pengetahuan yang luas serta dalam dari satuan pelajaran yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode yang tepat serta mampu menggunakan berbagai metode dalam proses belajar mengajar. Guru juga sebaiknya harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai landasan kependidikan dan pemahaman terhadap siswanya.5

Guru hendaknya memiliki pengetahuan yang cukup dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih bahan, metode pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan lain sebagainya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru guna meningkatkan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran terbaru yang sedang marak diterapkan oleh karangan-karangan guru kretif. Sebaiknya guru menyadari

4

Syaiful Djamarah Bahri, dkk., Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 36.

5Djama’an

Satori, dkk., Materi Pokok Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hlm. 18.


(22)

bahwa metode dalam pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu komponen yang turut berperan dalam keberhasilan belajar mengajar.6

Salah satu metode yang cukup aktif untuk menunjang keberhasilan belajar siswa adalah metode Project Based Learning. Metode Project Based

Learning adalah cara penyampaian bahan pengajaran dengan memberi

kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi intelektualnya dalam jalinan kegiatan yang disusunnya sendiri untuk menemukan sesuatu sebagai jawaban yang meyakinkan terhadap permasalahan yang dihadapkan kepadanya melalui proses pelacakan data dan informasi serta pemikiran yang logis, kritis dan sistematis.7

Metode Project Based Learning ini makin lebih memberi peluang kepada siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran walaupun guru masih menjadi kendali utama. Melatih siswa untuk berani mengemukakan atau menanyakan sesuatu yang menurutnya tidak/kurang jelas dan memungkinkan siswa untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran di kelas ada beberapa masalah yang dihadapi oleh seorang guru. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS secara tidak langsung akan mempengaruhi prestasi yang hendak dicapai.pembelajaran yang monoton hanya akan berdampak pada kejenuhan siswa dalam menerima mata pelajaran. Pada saat ini mayoritas guru mata pelajaran IPS hanya menggunakan metode ceramah dan menghafal.

Berdasarkan hal tersebut maka dianggap penting bagi peneliti untuk mengadakan penelitian mengenai “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Project Based Learning (PJBL) Siswa Kelas VSD Islam Al-Syukro Universal”.

6

Syaiful Bahri Djamarahdan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. RinekaCipta, 2006), hlm. 72.

7

Slamento, Proses Belajar Mengajar Dalam Proses Kridit Semester, (Jakarta : Bumi Aksara. 1993), hlm. 116.


(23)

5

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan mengenai peningkatan hasil belajar IPS melalui Project Based Learning (PJBL) siswa kelas V SDI Al-Syukro Universal,sebagai berikut:

1. Metode ceramah terlalu sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS sehingga tidak bervariatif metodenya.

2. Proses pembelajaran masih didominasi aktivitas menghafal maka ada siswa yang tidak mampu mengikutinya.

3. Guru kurang memperhatikan individu siswa sehingga siswa tidak menyerap ilmu yang diberikan.

4. Pembelajaran IPS umumnya berpusat pada guru (teacher centered) sehingga proses pembelajaran terlihat monoton.

5. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran IPS.

6. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas V di SD Islam Al-Syukro Universaltahun pelajaran 2013/2014.

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda, maka ruang lingkup dari penelitian ini dibatasi pada :

1. Metode ceramah terlalu sering digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran IPS sehingga tidak bervariatif metodenya.


(24)

2. Masih rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal tahun pelajaran 2013/2014. Untuk mengatasi kedua masalah di atas maka akan menerapkan metode Project Based Learning agar guru tidak terlalu sering menggunakan metode ceramah dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah peningkatan hasil belajar IPS melalui metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) pada siswa kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal?”

E. Tujuan Penelitian

Dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya peningkatan hasil belajar IPS melalui metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) pada siswa kelas V di SD Islam Al-Syukro Universal.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat bagi setiap masyarakat pendidikan, di antarnya:


(25)

7

1. Maanfaat Teoretis

a. Secara umum penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pengembangan ilmu pengetahuan dan pada dunia pendidikan khususnya.

b. Mendukung teori yang telah ada dan memberikan sumbangsih pengetahuan tentang metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) sebagai referensi dan sumber acuan untuk peneliti-peneliti yang akan meneliti.

c. Memberikan informasi bagi pihak terkait tentang metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) untuk diaplikasikan dalam proses pembelajaran IPS bagi para peserta didik.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Membantu peserta didik dalam proses pembelajaran IPS, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan memberikan pengalaman baru dalam proses belajar.

b. Bagi Sekolah

Meningkatkan kualitas sekolah dan menghasilkan peserta diduk yang berkualitas.

c. Bagi Guru

Membantu dalam meningkatkan pembelajaran IPS pada peserta didik di masa yang akan datang dan dapat membantu guru untuk


(26)

menentukan suatu metode yang kreatif yang dapat menunjang keberhasilan pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

Sebagai bahan referensi bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian berikutnya dan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk kemajuan dunia pendidikan.


(27)

9

BAB II

KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori

1. Model Project Based Learning

a. Pengertian Project Based Learning

Menurut Buck Institute for Education (BIE) Project Based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pemecahan masalah dan memberi peluang siswa bekerja secara otonom mengkonstruksi belajar mereka sendiri, dan puncaknya menghasilkan produk karya siswa bernilai dan realistik.1

Project-based Learning (PBL) is a model for classroom activity that shifts away from the usual classroom practices of short, isolated, teacher-centred lessons. PBL learning activities are long-term, interdisciplinary, student-centred, and integrated with real-world issues and practices (Pembelajaran berbasisproyek adalah sebuah model kegiatan dikelas yang berbeda dengan biasanya.Kegiatan pembelajaran PBL berjangka waktu lama, antardisiplin, berpusat pada siswa dan terintegrasi dengan masalah dunia nyata).2

Jadi, Project Based Learningmerupakan pembelajaran inovatifyang berpusat pada siswa (student centered) dan menempatkan guru sebagai motivator dan fasilitator, dimana siswa diberi peluang bekerja secara otonom mengkonstruksi belajarnya. Project Based Learningsangat cocok dipadukan dengan materi IPS. Berdasarkan kegiatan pembelajaran dalam silabus, materi IPS menuntut siswa untuk aktif (student centered) sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator, siswa bekerja

1

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. 6, h. 145

2


(28)

sama dengan berbagai percobaan seperti percobaan pengelompokan berbagai sistem pembelajaran IPS, percobaan sifat-sifat IPS secara kelompok dan percobaan pembuatan IPS. Selain itu materi IPSjuga sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga banyak peluang untuk mengajak siswa berpikir kritis dan kreatif mengenai masalah nyata yang akan diangkat dalam Project Based Learning.3

b. Ciri-ciri Project Based Learning

BIE menyebutkan ciri-ciri Project Based Learning diantaranya adalah: isi, kondisi, aktivitas dan hasil.

Keempat ciri-ciri itu adalah sebagai berikut:

1) Isi, yakni difokuskan pada ide-ide siswa yaitu dalam membentuk gambaran sendiri bekerja atas topik-topik yang relevan dan minat siswa yang seimbang dengan pengalaman siswa sehari-hari. Pada pembelajaran IPS masalah nyata yang diangkat haruslah difokuskan pada pengalaman siswa sehari-hari.

2) Kondisi, maksudnya adalah kondisi untuk mendorong siswa mandiri, yaitu dalam mengelola tugas dan waktu belajar. Sehingga dalam belajar pembelajaran IPS siswa mencari sumber informasi secara mandiri dari berbagai referensi seperti buku maupun intenet.

3) Aktivitas adalah suatu strategi yang efektif dan menarik, yaitu dalam mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah-masalah menggunakan kecakapan. Aktivitas juga merupakan bangunan dalam menggagas pengetahuan siswa dalam mentransfer dan menyimpan informasi dengan mudah. Pada pembelajaran IPS siswa dituntut untuk aktif, menggunakan kecakapan untuk memecahkan masalah dan berbagai tujuan belajar yang ingin dicapai. Dilihat dari kegiatan pembelajaran dalam silabus, pembelajaran IPS sangat menekankan aktifitas siswa. 4) Hasil disini adalah penerapan hasil yang produktif dalam membantu siswa

mengembangkan kecakapan belajar dan mengintegrasikan dalam belajar yang sempurna, termasuk strategi dan kemampuan untuk mempergunakan

3


(29)

11

kognitif strategi pemecahan masalah. Juga termasuk kecakapan tertentu, di posisi, sikap dan kepercayaan yang dihubungkan dengan pekerjaan produktif, sehingga secara efektif dapat menyempurnakan tujuan yang sulit untuk dicapai dengan model-model pengajaran yang lain.4

c. Komponen-komponen Project Based Learning

Komponen-komponen Project Based Learning meliputi beberapa hal: 1) Isi kurikulum bahwa tergantung guru dan siswa bertanggung jawab atas dasar standar dan tujuan yang jelas serta mendukung proses belajar.

2) Komponen multimedia yakni siswa diberi kesempatan untuk menggunakan teknologi secara efektif sebagai alat dalam perencanaan, perkembangan atau penyajian proyek.

3) Komponen petunjuk siswa yang dirancang untuk siswa dalam membuat keputusan, berinisiatif dan memberi materi untuk mengembangkan dan menilai pekerjaannya.

4) Bekerja sama dengan memberi siswa kesempatan bekerjasama diantara siswa maupun dengan guru serta anggota kelompok yang lain.

5)Komponen hubungan dengan dunia nyata yakni Project Based Learning dihubungkan dengan dunia nyata menuju persoalan yang relevan untuk kehidupan siswa atau kelompok dan juga komunikasi dengan dunia luar kelas melalui internet, serta bekerjasama dengan anggota kelompok.

6)Kerangka waktu dengan memberi siswa kesempatan merencanakan, merevisi, membayangkan pembelajarannya dalam kerangka waktu berpikir untuk materi dan waktu yang mendukung pembelajaran tersebut.

7) Penilaian yakni proses penilaian dilakukan secara terus menerus dalam setiap pembelajaran, seperti menilai guru, teman, menilai dan merefleksi diri.5

4

Ibid., h. 149.

5


(30)

d. Dukungan teoretis Project Based Learning

Secara teoretis dan konseptual, pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori aktivitas. Activity theory menyatakan bahwa struktur dasar suatu kegiatan terdiri atas: (1) tujuan yang ingin dicapai, (2) subjek yang berada dalam konteks, (3) suatu masarakat dimana pekerjaan itu dilakukan dengan perantaraan, (4) alat-alat, dan (5) peraturan kerja dan pembagian tugas. Dalam penerapannya dikelas bertumpu pada kegiatan belajar aktif dalam bentuk melakukan sesuatu (doing) daripada kegiatan pasif menerima transfer pengetahuan dari guru.6

Dari ke enam struktur dasar yang berdasarkan teori aktivitas di atas enam struktur itu berhubungan yang saling ketergantungan dan tidak dapat dipisahakan dalam mendukung pembelajaran berbasis proyek. Untuk saling mendukung suatu kegiatan yang menghasilkan suatu proyek dibutuhkan teori aktivitas.

Pembelajaran berbasis proyek juga didukung oleh teori belajar konstruktivistik, yang bersandar pada ide bahwa siswa membangun pengetahuannya sendiri didalam konteks pengalamannya sendiri. Pembelajaran berbasis proyek dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong siswa mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan secara personal. Ketika pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam model belajar kolaboratif dalam kelompok kecil siswa, pembelajaran berbasis proyek juga mendapat dukungan teoritis yang bersumber dari konstruktivisme sosial Vygotsky yang memberikan landasan pengembangan kognitif melalui peningkatan intensitas interaksi antarpersonal. Adanya peluang untuk menyampaikan ide, mendengarkan ide orang lain, dan merefleksikan ide sendiri pada orang lain, adalah suatu bentuk pembelajaran individu. Proses interaktif dengan kawan sejawat membantu proses konstruksi pengetahuan. Dari perspektif teori ini pembelajaran berbasis proyek dapat

6


(31)

13

membantu siswa meningkatkan keterampilan dan memecahkan masalah secara kolaboratif.7

Dari penjelasan di atas siswa dapat membuat suatu proyek yang di dukung dengan teori belajar konstruktivistik dimana kemampuan siswa secara kognitif dapat berfungsi untuk menghasilkan sebuah pemikiran yang dapat memberikan ide secara individu lalu di bahas dalam sebuah kelompok, untuk menghasilkan sebuah proyek yang kreatif dan dapat memecahkan suatu masalah dalam kelompoknya.

e. Tahap-tahap Project Based Learning

1) Menentukan proyek yang akan dilakukan

Pada tahap ini guru memberikan proyek kepada siswa, menentukan batasan-batasan dan menentukan tujuan utama dari proyek. Proyek yang akan dilakukan terkait dengan pembelajaran IPS.

2) Menentukan kerangka waktu proses pembelajaran IPS

Tahap ini merupakan tahap menentukan berapa lama proyek akan dikerjakan, memeriksa tujuan proyek yang akan diteliti dan menyediakan tempat yang sesuai untuk proyek. Penentuan kerangka waktu proyek disesuaikan dengan persiapan pencarian referensi pendukung pembelajaran IPS terutama yang berhubungan dengan proses pembelajaran IPS, dan penyediaan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran IPS.

3) Merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan

Pada tahap ini guru memilih beberapa kegiatan yang sesuai, menggambarkan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa. Guru memberikan gambaran proses pembelajaran IPS secara ringkas selanjutnya siswa mencari sendiri informasi yang dibutuhkannya mengenai proses pembelajaran IPS serta kaitannya dengan sifat-sifat materi IPS.

7


(32)

4) Merencanakan penilaian

Setelah siswa melakukan kegiatanpada tahapan ini nantinya guru meninjau atau menuliskan beberapa tujuan penilaian, merencanakan alat-alat penilaian apa saja yang akan digunakan, menambahkan penilaian dalam kerangka waktu. Penilaian ini juga mencakup penguasaan materi IPS oleh siswa terutama yang berhubungan dengan proses pembelajaran IPS.

5) Memulai proses pembelajaran IPS dengan siswa

Tahap ini adalah tahap pengerjaan prosespembelajaran IPS dengan mendiskusikan tujuan dikelas, melaksanakan, melihat dan mendengarkan pekerjaan apa yang dilakukan, mengingatkan siswa untuk tidak membuang-buang waktu pengerjaan proyek, menambah atau mengurangi kegiatan untuk memperkuat kecakapan dalam kelompok dan kecakapan dalam mengelola dan mendiskusikan beberapa perbaikan.

6) Gambaran akhir proses pembelajaran IPS

Tahap ini memberikan hasil akhir dalam suatu forum khusus, yaitu mendiskusikan atau menuliskan hal-hal yang penting dari proses pembelajaran IPS, menganjurkan perbaikan untuk prosespembelajaran IPS selanjutnya.8

Dari ke enam tahapan di atas untuk menggunkan metode Project Based Learning dibutuhkan suatu kerjasama antara guru dan siswa agar penerapan metode ini dapat berhasil mencapai hasil belajar siswa yang ingin. Tahapan ke enam di atas itu saling berkaitan dan mendukung untuk penerapan metode Project Based Learning.

f. Kelebihan dan Kekurangan 1) Kelebihan Project Based Learning

Project Based Learning adalah penggerak yang unggul untuk membantu siswa belajar melakukan tugas-tugas otentik dan multidisipliner, menggunakan sumber-sumber yang terbatas secara efektif

8


(33)

15

dan bekerja dengan orang lain. Pengalaman di lapangan baik dari guru maupun siswa bahwa Project Based Learning menguntungkan dan efektif sebagai pembelajaran selain itu memilki nilai tinggi dalam peningkatan kualitas belajar siswa. Beberapa kelebihan dari Project Based Learning diantaranya sebagai berikut:

a) Meningkatkan motivasi, dimana siswa tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyekdan merasa bahwa belajar dalam proyek lebih menyenangkan daripada komponen kurikulum yang lain. b) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, dari berbagai

sumber yang mendeskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

c) Meningkatkan kolaborasi, pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikan keterampilan komunikasi. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar lebih didalam lingkungan kolaboratif.

d) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber, bila diimplementasikan secara baik maka siswa akan belajar dan praktik dalam mengorganisasi proyek, membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.9

2) Kekurangan Project Based Learning

Berdasarkan pengalaman yang ditemukan di lapangan Project Based Learning memiliki beberapa kekurangan diantaranya:

a) Kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek

9


(34)

karena adanya kebebasan pada siswa sehingga memberi peluang untuk ribut dan untuk itu diperlukannya kecakapan guru dalam penguasaan dan pengelolaan kelas yang baik.

b) Walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup masih saja memerlukan waktu yang lebih banyak untuk pencapaian hasil yang maksimal.10

Untuk mengatasi kelemahan tersebut, guru harus memiliki perencanaan yang baik dan memahami pemecahan masalah dengan pendekatan Project Based Learning.

2. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar, sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan pengaruh lingkungan .

a. Pengertian Belajar

Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning mengemukakan, “belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)”. 11

Menurut Witherington dalam buku Educational Psychology, “Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,

kepandaian, atau suatu pengertian”.12

Belajar ialah suatu proses usaha

10

Ibid.

11

Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 84.

12


(35)

17

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.13

Menurut James O. Whittaker merumuskan, “Belajar sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau

pengalaman”.14 Howard L. Kingskey mengatakan bahwa “

Learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah laku

(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.15 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berdasarkan pengalaman dan latihan yang berulang-ulang.

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Telah dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Sampai dimanakah perubahan itu dapat tercapai atau dengan kata lain, berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor-faktor itu, dapat kita bedakan menjadi dua golongan:

1) Faktor yang ada ada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual, dan

2) Faktor yang ada di luar diri individu yang kita sebut faktor sosial. Yang termasuk faktor individual antara lain: faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat

13

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 2.

14

Syaiful Djamarah Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 12-13.

15


(36)

yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia, dan motivasi sosial.16

c. Teori-teori Belajar 1) Teori Gestalt

Teori ini dikemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Hukum yang berlaku pada pengamatan adalah sama dengan hukum dalam belajar, yaitu:

a) Gestalt mempunyai sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya,

b) Gestalt timbul lebih dahulu daripada bagian-bagiannya.17

Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Sifat-sifat belajar dengan insight ialah:

a) Insight tergantung dari kemampuan dasar

b) Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan c) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian

rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati

d) Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit

e) Belajar dengan insight dapat diulangi

f) Insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.18

2) Teori Conectionism (Thorndike)

Menurut teori trial and eror (mencoba-coba dan gagal) ini, setiap organisme jika dihadapkan dengan situasi baru akan

16

Ngalim Purwanto, op. cit., hlm 102 17 Slemeto, op. cit., hlm. 9.

18


(37)

19

melakukan tindakan yang sifatnya mencoba-coba secara membati buta. Jika dalam usaha mencoba-coba itu secara kebetulan ada perbuatan yang dianggap memenuhi tuntutan situasi, maka

perbuatan yang kebetulan cocok itu kemudian “dipegangnya”.

Karena latihan yang terus menerus maka waktu yang dipergunakan untuk melakukan perbuatan yang cocok itu makin lama makin efisien.19

Jadi proses belajar menurut Thorndike melalui proses:

a) Trial and error (mencoba-coba dan mengalami kegagalan), dan b) Law of effect yang berarti bahwa segala tingkah laku yang berakibatkan suatu keadaan yang memuaskan (cocok dengan tuntutan situasi) akan diingat dan dipelajari dengan sebaik-baiknya.20

Kelemahan dari teori ini ialah:

a) Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka disamakan dengan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tetapi tidak selalu bahwa tingkah laku manusia itu dapat dipengaruhi secara trial and error. Trial and error ini tidak berlaku mutlak untuk manusia.

b) Memandang belajar hanya merupakan asosiasi belaka antara stimulus dan respon. Sehingga yang dipentingkan dalam belajar ialah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan, atau ulangan-ulangan yang terus menerus.

c) Karena proses belajar berlangsung secara mekanistis, maka

“pengertian” tidak dipandangnya sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Maka mengabaikan “pengertian” sebagai unsur

yang pokok dalam belajar.21

19

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 98.

20

Ibid., h. 99

21


(38)

3) Teori Belajar dari R. Gagne

Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi. a) Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

b) Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.22

Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut the domainds of learning, yaitu sebagai berikut:

a) Keterampilan motoris (motor skill)

Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan, misalnya melempar bola, main tenis, mengemudi mobil, mengetik huruf R. M, dan sebagainya.

b) Informasi verbal

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar; dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu itu perlu intelegensi.

c) Kemampuan intelektual

Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar dengan cara

inilah yang disebut “kemampuan intelektual”. Misalnya,

membedakan huruf m dan n, menyebutkan tanaman yang sejenis.

d) Strategi kognitif

Ini merupakan organisasi keterampilan yang internal (internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan ke dunia luar, dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.

22


(39)

21

e) Sikap

Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar; tanpa kemampuan ini belajar tak akan berhasil dengan baik.23

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik, “Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

subjek yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor dalamsituasi tertentu berkat pengalamannya berulang-ulang”.24 Adapun

menurut Sudjana, “Hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar

dengan menggunakan alat pengukuran, berupa tes yang disusun secara

terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan”.25

“Hasil belajar adalah prestasi yang dapat dihasilkan oleh anak dalam usaha belajarnya, dalam tingkat yang sangat menggembirakan. Prestasi tersebut dapat dicapai dengan beberapa cara, dimana cara tersebut dapat

ditempuh melalui beberapa usaha”.26

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), “hasil belajar dirumuskan dalam bentuk kompetensi, yaitu: kompetensi akademik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi vokasional. Keempat kompetensi tersebut harus dikuasai oleh siswa secara menyeluruh/komprehensif, sehingga menjadi pribadi yang utuh dan

bertanggung jawab”.27

23

Ibid.

24

Ahmad Jamalong, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model KooperatifNHT di Kelas X SMA Negeri 1 Beduai Kabupaten Sanggau”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2012, h. 398.

25

Ibid.

26

Munawir, “Beberapa Faktor Pendukung Dalam Mengantar Keberhasilan Belajar”, Jurnal Kependidikan dan Kemasyarakatan, 2006, h. 23.

27

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,


(40)

Dari beberapa pengertian belajar dan hasil belajar diatas, dapat disimpulkan bahwa perbedaan diantara keduanya yaitu belajar lebih kepada bagaimana prosesnya sedangkan hasil belajar yaitu apa yang didapat (hasil) dari proses belajar yang telah mendapat perlakuan berupa tes-tes yang dilakukan selama proses belajar berlangsung.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, bahwa belajar merupakan sebuah proses dalam diri siswa dalam bentuk

„perubahan’ baik dari pengetahuan, tingkah laku, keterampilan dan

sebagainya. Perubahan yang terjadi pada diri siswa didasari dari beberapa faktor yang ada pada diri masing-masing siswa. Tiap-tiap anak memiliki faktor yang berbeda-beda. “Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu”.28

28


(41)

23

Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar:

Alam Lingkungan

Sosial

Luar Kurikulum/Bahan Ajar

Faktor Instrumental

Guru/Pengajar

Sarana dan Fasilitator Administrasi/Managemen

Kondisi Fisik Fisiologi

Kondisi Fisik Panca Indera

Dalam Bakat

Psikologi Minat Kecerdasan Motivasi

Kemampuan Kognitif

Di dalam proses belajar-mengajar di sekolah, maka yang dimaksud masukan mentah atau raw input adalah siswa sebagai raw input siswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaimana kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah minatnya, tingkat kecerdasaannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya,


(42)

dan sebagainya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses dan hasil belajarnya.

Yang termasuk instrumental input atau faktor-faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukandalam pencapaian hasil/output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar-mengajar itu akan terjadi di dalam diri pengajar.29

4. Pembelajaran IPS

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

“Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan konsep-konsep dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, yaitu ekonomi, geografi, sejarah, hukum, politik, sosiologi, antropologi,

filosofi dan psikologi”.30

Charles R. Keller mengartikan IPS sebagai suatu paduan daripada sejumlah ilmu-ilmu sosial dan ilmu lainnya yang tidak terikat oleh ketentuan disiplin/struktur ilmu tertentu melainkan bertautan dengan kegiatan-kegiatan pendidikan yang berencana dan sistematis untuk kepentingan program pengajaran sekolah dengan tujuan memperbaiki, mengembangkan dan memajukan hubungan-hubungan kemanusiaan-kemasyarakatan.31

Muhammad Nu’man Somantri mengemukakan bahwa pendidikan IPS

adalah penyederhanaan disiplin ilmu-ilmu sosial, ideologi negara dan disiplin ilmu lainnya serta masalah-masalah sosial terkait yang

29

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 107.

30

Heni Waluyo Siswanto, “Studi Efektifitas Pembelajaran Terpadu Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Menengah Pertama”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 2011, h. 154.

31

Sapriya, Dadang Sundawa, dan Iim Siti Masyitoh, Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 6.


(43)

25

diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah.32

Somantri mendefinisikan pendidikan IPS dalam dua jenis, yakni Pendidikan IPS untuk persekolahan dan Pendidikan IPS untuk perguruan tinggi sebagai berikut:

1) Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan.

2) Pendidikan IPS adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.33 Pendidikan IPS untuk tingkat sekolah sangat erat kaitannya dengan disiplin ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi dengan humaniora dan ilmu pengetahuan alam yang dikemas secara ilmiah dan pedagogis untuk kepentingan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, IPS ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sikap, dan nilai (attitudes and values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi warga negara yang baik.34

IPS dirancang untuk membantu siswa memecahkan masalah-masalah pribadi dan sosial melalui tindakan sosial yang rasional. Oleh sebab itu, program pembelajaran IPS hendaknya dirancang untuk membantu siswa mendapatkan keterampilan-keterampilan yang diperlukan guna mengenali dan memecahkan masalah-masalah manusia, menganalisis dan

32

Ibid., h. 7.

33

Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 11

34


(44)

mengklarifikasi nilai-nilai mereka, dan membuat keputusan-keputusan yang bijak dan rasional yang akan mendukung bagi perwujudan serta pemeliharaan tata kehidupan masyarakat yang demokratis, dan bagi pemecahan masalah-masalah global secara efektif.35

Dari beberapa pengertian IPS di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu mata pelajaran di tingkat pendidikan dasar dan menengah yang menggabungkan beberapa ilmu-ilmu sosial, mengajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik yang mampu beradaptasi dilingkungan sekitar serta mampu bersaing dengan dunia luar.

b. Karakteristik Pembelajaran IPS

A. Kosasih Djahiri mengemukakan ciri dan sifat utama dari pembelajaran IPS, yaitu sebagai berikut:

1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu).

2) Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja, melainkan bersifat komprehensif (meluas/dari berbagai ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu) digunakan untuk menelaah satu masalah/tema/topik. Pendekatan seperti ini disebut juga sebagai pendekatan integrated, juga menggunakan pendekatan broadfield, dan multiple resources (banyak sumber).

3) Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inkuiri agar siswa mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional dan analitis. 4) Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan/menghubungkan

bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu socsal dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari lingkungan fisik/alam maupun budayanya.

35

Suwarma Al Muchtar, dkk, Pendidikan IPS, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), 6.7-6.8.


(45)

27

5) IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakatnya.

6) IPS mengutamakan hal-hal, arti dan penghayatan hubungan antarmanusia yang bersifat manusiawi.

7) Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, juga nilai dan keterampilannya.

8) Berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.

9) Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan pendekatan-pendekatan yang menjadi ciri IPS itu sendiri.36

c. Tujuan Pembelajaran IPS

Secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut:

1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat.

2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat.

3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai keilmuan serta keahlian. 4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,

dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut.

36


(46)

5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.37

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini dilaksanakan olehAni Sulistyarsi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPM IPA IKIP PGRI MADIUN dengan skrpsi “Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Membuat Alat Peraga IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cermo 01 Kare Madiun”. Adapun hasil dari penelitiannya adalah diketahui adanya peningkatan prestasi belajar dan keaktifan siswa. Prestasi belajar siswa tuntas meningkat 37%. Aktivitas siswa tergolong aktif meningkat 25%. Aktivitas guru meningkat 22,91%. Keaktifan siswa membuat alat peraga IPA yaitu aspek membuat bagian alat peraga sesuai desain meningkat 54%, aspek keterampilan merangkai bagian alat peraga dengan benar dan sesuai meningkat 55%.

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa melalui penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek dalam membuat alat peraga IPA dapat meningkatkan prestasi belajar dankeaktifan siswa kelas IV SDN Cermo 01 Kare Kabupaten Madiun.38

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan olehSungkono (Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek) metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Tes dan Observasi, sedangkan instrumen penelitian yang digunakan adalah tes dan pedoman observasi. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kuantitatif.

37

Ischak, dkk, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005),1.25-1.26.

38

Sulistyarsi, Ani, Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Membuat Alat Peraga IPA Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Keaktifan Siswa Kelas IV SDN Cermo 01 Kare Madiun, Skripsi, Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI MADIUN.


(47)

29

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah Pengembangan Media Audio pada Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UNY. Disamping itu melalui penelitian ini juga mahasiswa tampak lebih aktif belajar, lebih termotivasi belajar, dan kerja sama diantara mahasiswa lebih tinggi.39

Pada hasil penelitian yang telah dilakukan olehWarsito

“Pembelajaran SAINS Berbasis Proyek (Project Based Learning) Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill Siswa Kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok”. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) secara kolaboratif dan partisipatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah 36 siswa kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok. Objek penelitian ini adalah aktivitas dan academic skill siswa dalam penerapan project based learning di kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok. Desain penelitian menggunakan model spiral Hapkins. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus, siklus Iterdiri 2 kali pertemuan, dan siklus II terdiri 2 kali pertemuan. Data penelitian diperoleh dari lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa sedangkan academic skill siswa dengan lembar observasi dan lembar evaluasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah diterapkan project based learning, tingkat aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran fisika di kelas mengalami peningkatan. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan darisiklus I ke siklus II, yaitu siswa lebih berani untuk mempresentasikan hasil proyek, mengajukan pertanyaan, menjawab atau menanggapi pertanyaan, dansiswa lebih memperhatikan saat kelompok lain mempresentasikan hasil proyek. Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar35,42% dalam kategori rendah

39

Sungkono, Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek, Skripsi, Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UNY, 2010.


(48)

menjadi 71,88% dalam kategori tinggi pada siklusII. Tingkat Academic skill siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu siswa lebih mampu untuk mengidentifikasi variabel, menghubungkan antar variabel, merumuskan hipotesis, dan siswa bisa merancang dan melakukan penelitian. Academic skill siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 40,37% dalam kategori cukup menjadi 66,71% dalamkategori baik pada siklus II.40

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang relevan yang telah dipaparkan diatas, maka pendekatan Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD I AlSyukro Universal.

40

Warsito, Pembelajaran SAINS Berbasis Proyek (Project Based Learning) Sebagai Usaha Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Academic Skill Siswa Kelas VII C SMP Muhammadiyah 3 Depok, Skrpsi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta:Yogyakarta, 2008.


(49)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDI Al-Syukro Universal berlokasi Jl. Otista Raya Gg. H. Maung No 30 Ciputat Tangerang Salatan15411, Ciputat – Tangerang Selatan di kelas IV semester 2.

2. Waktu penelitian

Pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada semester 2 (Genap) Tahun ajaran 2013/2014.Penelitian ini berlangsung pada bulan Juli-Oktober semester 2 (genap) tahun ajaran 2013/2014, dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 3.0 Jadwal Penelitian

No. Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober 1. PenyusunanProposal

Skripsi

2. Observasi (Studi Lapangan)

3. Penyusunan Instrumen √

4. Kegiatan Penelitian √

5. Pengolahan Data dan Analisis Data

6. Penyusunan Laporan Penelitian


(50)

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan ialah penelitian tindakan kelas atau yang biasa dikenal Classroom Action Research (CAR). Menurut Ebbutt, penelitian tindakan kelas adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1 Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.2

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewin, model ini menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian tindakan. Konsep pokok penelitian tindakan model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).3 Penelitian tindakan kelas dapat difenisikan sebagai suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.4

1

Rochiati Wiratmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), h. 12

2

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 3.

3

Djunaidy Ghony, Penelitian Tindakan Kelas, (Malang: UIN Malang Press, 2008), h. 64.

4

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 44-45.


(51)

(52)

2. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan agar diperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan ара yang telah direncanakan pada tahap perencanaan yaitu menggunakan pendekatan Project Based Learning. Dimana peneliti bertindak sebagaipelaku tindakan, dan guru bidang studi sebagai observer.

3. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti dibantu oleh observer mengamati aktivitas mengajar dan aktivitas belajar siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Selain itu, obsevasi berupa kegiatan mengamati, mencatat dan mendokumentasikan segalaaktivitas siswa selama proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi.

4. Refleksi (Reflecting)

Hasil yang didapat dari pengamatan, dikumpulkan dan dianalisa bersama-sama oleh peneliti dan guru sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan.

Mc. Taggart, mengemukakan ada beberapa hal yang perlu dipahami tentang penelitian tindakan kelas (PTK), diantaranya adalah sebagai berikut:


(53)

35

a. PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.

b. PTK adalah partisipator, melibatkan orang yang melakukan kegiatan untuk meningkatkan praktiknya sendiri.

c. PTK dikembangkan melalui suatu self-reflective spiral; a spiral of cycles of planning, acting, observing, reflecting, the re-planning. d. PTK adalah kolaboratif, melibatkan partisipan bersama-sama

bergabung untuk mengkaji praktik pembelajaran dan mengembangkan pemahaman tentang makna tindakan.

e. PTK menumbuhkan kesadaran diri mereka yang berpartisipasi dan berkolaborasi dalam seluruh tahapan PTK.

f. PTK adalah proses belajar yang sistematis, dalam proses tersebut menggunakan kecerdasan kritis membangun komitmen melakukan tindakan.

g. PTK memerlukan orang untuk membangun teori tentang praktik mereka (guru).

h. PTK memerlukan gagasan dan asumsi ke dalam praktik untuk mengkaji secara sistematis bukti yang menantangnya (memberikan hipotesis tindakan).5

5


(54)

Adapun alur desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:6

Gambar 3.2

Alur Penelitian Tindakan Kelas

C. Subjek Penelitian

Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas V dengan jumlah 22 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 10 Perempuan. Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan guru kelas bahwa kemampuan berpikir siswa IPS di kelas tersebut rendah. Partisipasi yang terlibat dalam penelitian ini adalah peneliti, guru bidang studi IPS.

6

Suharsimi Arikunto. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) h. 16 Kemampuan berpikir

siswa rendah Perencanaan siklus I

Pelaksanaan siklus I yaitu melaksanakan

pembelajaran

Pengamatan

siklus I Refleksi siklus I

Kemampuan berpikir

siswa masih rendah Perencanaan siklus II

Pelaksanaan siklus II yaitu melaksanakan pembelajaran

Pengamatan

siklus II Refleksi siklus II

Kemampuan berpikir siswa mencapai

keberhasilan

Jika belum mencapai keberhasilan, maka dilanjutkan ke siklus


(55)

37

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan pelaksana kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti dibantu oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran IPS kelas V yang bertindak sebagai observer (pengamat).

Peneliti selain sebagai mengajar juga sebagai merencanakan kegiatan pembelajaran dan seluruh kegiatan penelitian untuk membantu observasi kita memperlukan seorang pembantu observer yang membantu guru di sana salah satunya teman sejawat. Observer yang berkolaborasi dengan guru IPS sebagai partner untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan metode project based learning. Sebagai kolaborator yaitu membantu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan refleksi, serta melakukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer, yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran dengan menggunakan metode project based learning, mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran, dan menilai hasil belajar IPS siswa setelah diberikan pretest dan posttest disetiap siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran. Kedua-duanya mempunyai peranan yang sangat penting.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Pada penelitian ini direncanakan dalam 2 siklus, yang dimaksud untuk melihat peningkatan kemampuan siswa setelah mendapat tindakan yaitu berupa pendekatan Project Based Learning. Setiap siklus dalam penelitian ini, peneliti dan observer akan mengamati respon siswa dalam setiap tindakan pengajaran yang dilakukan dalam kelas, dan melakukan penilaian terhadap


(56)

hasil belajar siswa. Apabila pada siklus I terdapat kekurangan, makasiklus II diarahkan untuk perbaikan.

Adapun tahap penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Tahap Penelitian Kegiatan Pendahuluan Pendahuluan

1. Observasi awal ke sekolah. 2. Pembuatan surat izin penelitian.

3. Mengobservasi proses belajar mengajar IPS di kelas. 4. Menentukan subyek penelitian.

5. Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa.

6. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan yang ada. 7. Membuat instrumen dan perencanaan tindakan.

8. Mensosialisasikan hasil observasi kepadaguru bidang studi IPS.

Obsevasi proses pembelajaran ini dilakukan bertujuan untuk mengamati keadaan siswa dan mengidentifikasi permasalahan yang ada dikelas. Kemudian didiskusikan dengan guru bidang studi IPS mengenai proses pembelajaran IPS dimana melihat kemampuan awal siswa dalam mengerjakan soal-soal IPS. Kemudian dianalisi dan diperoleh sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yang akan membahas mengenai materi yang akan dibahas.

Tabel 3.4

Tahap Penelitian Siklus I

Tahap Perencanaan

1. Menyiapkan kelas Penelitian.

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). 3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator. 4. Menyiapkan ringkasan materi siklus 1.

5. Membuat latihan Soal.

6. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa


(57)

39

8. Menyiapkan soal tes akhir siklus 1 9. Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap Pelaksanaan

1. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning sesuai dengan RPP secara individual.

2. Memberikan tes akhir siklus I kepada setiap siswa berupa soal uraian yang mengurkur kemampuan berpikir siswa terdiri dari 5 soal.

Tahap Pengamatan

Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan dimana peneliti mengamatiaktivitas belajar siswa dan guru saat proses jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi, dan mendokumentasikan kegiatan siswa dibantu guru.

Tahap Refleksi

Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Apabila pada siklus I terdapat kekurangan makadilanjutkan pada siklus II.


(58)

Tabel 3.5

Tahap Penelitian Siklus II

Tahap Perencanaan

1. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang merupakan perbaikan dari siklus I

2. Mendiskusikan hasil refleksi siklus I agar siklus II lebih efektif dengan guru kolaborator

3. Menyiapkan ringkasan materi siklus 2

4. Menyusun daftar respon siswa yang diharapkan

5. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa

6. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi 7. Menyiapkan soal tes akhir siklus II

8. Menyiapkan alat dokumentasi

Tahap pelaksanaan

1. Peneliti melaksanakan penelitian dengan melakukan pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning sesuai dengan RPP yang telah dibuat secara kelompok

2. Memberikan tes akhir siklus II kepada setiap siswa berupa soal uraian yang mengukur kemampuan berpikir siswa.

Tahap pengamatan

Pada tahap ini peneliti mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi dan mendokumentasikan kegiatan siswa.

Tahap refleksi

Menentukan apakah pembelajaran menggunakan pendekatan Project Based Learning menuai keberhasilan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. Siklus akan berhenti jika ada peningkatan yang signifikan.


(1)

54.

Arifin, Zainal, Evaluasi

P endi dikan. (Bandung:PT Remaj a Rosdakarya,20ll), h. 117 .

43

L

55.

Kunandar, Langkah Mudah P ene litian Tindakan Kelas Sebagai

P engemb angan P rofe s i Guru, (J akafta:

PT Raja Grafindo Persada, 2008),

h.197.

45

56.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi P endidikan, (Jakarta: Raj awali Press, 2011),h.76.

46

57.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi P endidikan, (Jakarta: Rajawali Press,

20ll),

h. 153.

46

58.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur P enelitian Suatu Pendekatan Praktik,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 211.

5l

59.

Sudij ono, Anas, P engantar Statistik

P endi dikan, (J akarta: PT Raj aGrafindo

Persada, 2008), h. 258.

51

60.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur P ene litian Suatu P endekntan P raktik,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 115.

52

,L

\

61.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik P endidikan, (Jakarta: PT RajaGrafi ndo Persada,2008), h.223.

53

62.

Sudij ono, Anas, P engantar Statistik P endidikan, (Jakarta: PT RajaGrafi ndo Persada,2008), h.228

53


(2)

Jakarta, 26 November 2014 Mengetahui,

Pembimbing


(3)

BIOGRAFI PENULIS

DJEHAN NUR MULYANI lahir di Jakarta tahun 1991. Merupakan putri ketiga dari enam bersaudara dari pasangan H. Budi Heryadi, S.H., S. E., dan Hj. Ida Rachmawati yang beralamat Jl. Pondok Kacang Prima Blok D.1 No. 4 Rt/Rw: 006/008 Kelurahan Pondok Kacang Timur Kecamatan Pondok Aren Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten. Penulis memiliki dua orang kakak yaitu Djehan Aisyah Oktaviani dan Djehan Firda Syafitri juga tiga orang adik Abi Mufti Heryadi, Arvi Budi Fitri Rahmadinta, Haqi Budi Fitri Rahmadanti.

Penulis memulai pendidikannya pada jenjang Taman Kanak-kanak pada tahun 1997, dan melanjutkan Sekolah Dasar di SDNP 12 PAGI Bendung Hilir pada tahun 1998 samapai tahun 2004, serta melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di MTs Al-Mubarok Jakarta Pusat hingga tahun 2007, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Akhirnya di SMK KH-DEWANTORO Ciledug pada tahun 2010.

Untuk mewujudkan cita-citanya pada tahun 2010, penulis memasuki perguruan tinggi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah/SD, karena cintanya terhadap anak-anak penulis memilih jurusan itu. Selama belajar di UIN Jakarta penulis aktif di organisasi, seperti PMII dan POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah) Element Tari Tradisional Saman. Meskipun belum terlihat karya yang diperolehnya tetapi ide dan kreativitasnya dapat memberikan inspirasi bagi organisasinya. Bakat seni yang melekat dalam jiwanya yang selalu memberikan warna dalam hidupnya yang tak pernah sepi maka dari itu penulis pernah menang Juara II di acara Styling Competition Hijab PGMI CUP pada tanggal 11 Juni 2013 yang diadakan di kampus UIN Jakarta.

Proses belajar mengajar di kelas harus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

Melalui skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek) Pada Siswa Kelas V Di SD Islam Al-Syukro Universal”inilah hasil karya ilmiah yang menunjukkan ada peningkatan belajar pada siswa sekolah dasar. Bersamaan dengan terus berjalannya waktu, pada tahun ini, ia mendapatkan gelar Sarjanah (S. Pd), sebagai tanda tamat belajar program Strata Satu (S1). Penulis juga mempunyai motto hidup “Jangan pernah puas dengan ilmu yang kita punya”.


(4)

(5)

(6)