PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL

LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN

NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMBANGUNAN

KARAKTER SISWA

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

EKOWATI RAHAYU 1102599

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL

LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN

NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMBANGUNAN

KARAKTER SISWA

Oleh Ekowati Rahayu S.Pd IKIP Bandung, 1996

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Biologi

© Ekowati Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd NIP. 19530522 198002 1001

PEMBIMBING II

Dr. Hj. Widi Purwianingsih, M.Si NIP. 19620921 199101 2001

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 19630501 198803 1002


(4)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL

LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kontribusinya dalam pembangunan karakter siswa SMP pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dengan menggunakan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning. Rumusan masalah dalam penelitian ini “ Bagaimanakah Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai terhadap Penguasaan Konsep dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa”. Metode penelitiannya quasi experiment dengan desain penelitaan the matching-only pretest-posttest control group design. Penelitian menggunakan sampel sebanyak dua kelas, satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Pengambilan sampel dengan cara cluster sampling. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvensional berupa diskusi. Instrumen penelitian untuk penguasaan konsep dengan tes tertulis bentuk pilihan ganda sedangkan untuk nilai siswa dengan skala sikap model skala Likert. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test (uji t satu ekor dengan α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning dapat meningkatkan penguasaan konsep gerak tumbuhan dengan diperolehnya N-Gain sebesar 0,56 yang termasuk kategori sedang lebih tinggi dari perolehan N-Gain dengan penggunaan model konvensional sebesar 0,25 yang termasuk kategori rendah. Penggunaan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning juga dapat meningkatkan nilai siswa dengan diperolehnya N-Gain sebesar 0,48 yang termasuk kategori sedang lebih tinggi dari perolehan N-Gain dengan penggunaan model konvensional sebesar 0,16 yang termasuk dalam kategori rendah. Dengan meningkatnya nilai siswa maka model pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai ini memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter siswa.


(5)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata kunci :Outdoor Experiential Learning, Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai, Penguasaan Konsep, Pembangunan karakter

Influence of Learning Model Outdoor Experiential Learning in Plant Motion

Value Laden Concept toward Mastery of Concepts and the Contributions in Students’ Character Development

ABSTRACT

The research is aimed to develop the students concepts mastery and contribution

of Junior High School students’ character in plant motion value laden concept by using Outdoor Experiential Learning model. The problem of this research is how the influence of learning model Outdoor Experiential Learning in plant motion value laden conceps to mastery of concepts and contributions character development of students. The research method is quasi experiment and uses the matching-only pretest-posttest control group design as a research design. The research is conducted by using two classes as samples, one class as experimental class and the other one as control class. Sampling by means of cluster sampling. The experimental class used Outdoor Experiential Learning as learning model and the control class used conventional learning model through discussion activity. Research instrument for the control concept used multiple choice as written test and for students with scale value attitude Likert scale models. Data were analyzed using parametric statistical test of Independent Samples Test (one

tailed t test with α = 0.05). The result of this research shows that the use of

Outdoor Experiential Learning model can develop the mastery of plant motion concepts which is proved by result of N-Gain 0,56 in medium category, is higher than N-Gain of conventional learning model 0,25 in low category. The use of Outdoor Experiential Learning model can also improve the value of students’ development which is proved by N-Gain 0,48 in medium category, is higher than N-Gain of conventional learning model 0,16 in low category. By increasing the value of students learning model Outdoor Experiential Learning in motion concept is value-laden plants give contributed to the development of student character.


(6)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keywords : Outdoor Experiential Learning, Value-laden Concept of Plant Motion, Mastery of Concepts, Character Development


(7)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR... ... i

DAFTAR ISI... ... iii

DAFTAR TABEL... ... v

DAFTAR GAMBAR... ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB 1 PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang... ... 1

B. Rumusan Masalah... ... 5

C. Asumsi Dan Hipotesis Penelitian... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

F. Pembatasan Masalah... 7

G. Definisi Operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA... ... 9

A. Model Pembelajaran Experiential Learning... 9

B. Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning... 10

C. Model Pembelajaran Konvensional... 12

D. Penguasaan Konsep... 14

E. Pembangunan Karakter... ... 18


(8)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24

A. Metode dan Desain Penelitian... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 24

C. Instrumen Penelitian... ... 25

D. Prosedur Penelitian... 28

E. Alur Penelitian... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... ... 43

A. Hasil Penelitian... 43

B. Pembahasan... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 66

A. Kesimpulan... 66

B. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA... 68

RIWAYAT HIDUP... 275


(9)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Taksonomi Tujuan Pendidikan... 15

Tabel 2.2 Jenis dan Subjenis Dimensi Pengetahuan... 16

Tabel 2.3 Enam Kategori pada Dimensi Proses Kognitif dan Proses-Proses Kognitif Terkait... 17

Tabel 3.1 Desain penelitian... 24

Tabel 3.2 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep... 25

Tabel 3.3 Rekapitulasi pernyataan skala sikap... 26

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tanggapan Siswa... 27

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Tanggapan Guru... 27

Tabel 3.6 Kriteria validitas soal... 30

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Penguasaan Konsep... 30

Tabel 3.8 Kriteria reliabilitas soal... 31

Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal... 31

Tabel 3.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep 31

Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda... 32

Tabel 3.12 Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep... 32

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Penguasaan Konsep... 33

Tabel 3.14 Kriteria validitas soal... 34


(10)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.16 Kriteria reliabilitas soal... 35

Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap... 35

Tabel 3.18 Hasil uji normalitas data pretest penguasaan konsep... 37

Tabel 3.19 Hasil uji normalitas data pretest Nilai siswa... 37

Tabel 3.20 Uji t Data Pretest Penguasaan Konsep dan Nilai... 38

v Tabel 3.21 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Penguasaan Konsep... 39

Tabel 3.22 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Nilai Siswa... 39

Tabel 3.23 Kategori Gain Ternormalisasi... 40

Tabel 3.24 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 41

Tabel 4.1 Nilai Penguasaan Konsep ... 43

Tabel 4.2 Perolehan Rata-Rata N-Gain Penguasaan Konsep... 44

Tabel 4.3 Skor Nilai Siswa... 45

Tabel 4.4 Perolehan Rata-Rata N-Gain Nilai Siswa... 46

Tabel 4.5 Rekapitulasi Skor Rata-Rata pretest dan Posttest Setiap Variabel Nilai... 47

Tabel 4.6 Rekapitulasi N-Gain Setiap Variabel Nilai... 47

Tabel 4.7 Rekapitulasi Tanggapan Siswa... 50

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Siswa... 51

Tabel 4.9 Rekapitulasi Tanggapan Guru... 52


(11)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. Sintaks Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning.. 11 Gambar 3. Diagram Alur Penelitian... 42 Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas

Siswa di Kelas Eksperimen... 49 Gambar 4.2 Diagram Batang Hasil Observasi Aktivitas

Siswa di Kelas Kontrol... 49 Gambar 4.3 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Penguasaan Konsep

Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 55 Gambar 4.4 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Nilai Siswa Pada

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 61 Gambar 4.5 Diagram Batang Perbandingan N-Gain Setiap Kelompok

Nilai Siswa Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 62


(12)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

DAFTAR LAMPIRAN

HALAMAN LAMPIRAN A : PERANGKAT PEMBELAJARAN

A1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Kelas Eksperimen... 71

A2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol... 82

A3 Lembar Kerja Siswa (LKS)... 90

LAMPIRAN B : INSTRUMEN PENELITIAN B1 Kisi-Kisi Soal Penguasaan Konsep... 101

B2 Soal Penguasaan Konsep... 111

B3 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep... 119

B4 Kisi-Kisi Skala Sikap ... ... 120


(13)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B6 Rekapitulasi Instrumen Skala Sikap ... 125

B7 Angket Respon Siswa... 126

B8 Angket Respon Guru... 128

B9 Format Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 130

B10 Pedoman Wawancara Siswa... 136

B11 Pedoman Wawancara Guru... 137

LAMPIRAN C : HASIL UJI COBA INSTRUMEN C1 Judgement Instrumen Penguasaan Konsep dan Skala Sikap... 138

C2 Hasil Uji Coba Soal Penguasaan Konsep... 160

C3 Hasil Uji Coba Skala Sikap ... 169

C4 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal Penguasaan Konsep... 171

C5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap... 173

viii LAMPIRAN D : DATA-DATA HASIL PENELITIAN D1 Skor Pretest-Posttest Penguasaan Konsep... 174

D2 Rekapitulasi N-Gain Penguasaan Konsep... 182

D3 Skor Pretest-Posttest Nilai Siswa... 184

D4 Rekapitulasi N-Gain Nilai Siswa... 192

D5 Data Uji Normalitas, Uji Homogenitas serta Uji Hipotesis Penguasaan Konsep dan Nilai Siswa... 194

D6 Rekapitulasi Respon Siswa dan Guru... 217

D7 Rekapitulasi Wawancara Siswa dan Guru... 220

D8 Rekapitulasi Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran... 234

D9 Perolehan N-Gain setiap Variabel Nilai Siswa Pada Pembelajaran Konsep Gerak Tumbuhan... 234


(14)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D10 Rekapitulasi N-Gain setiap Variabel Nilai... 250

D11 Hasil Uji Korelasi dan Uji Regresi Linier... 251

LAMPIRAN E : SURAT IZIN PENELITIAN E1 SK Pembimbingan... 254

E2 Permohonan Izin Penelitian... 256

E3 Surat Keterangan Penelitian... 257

E4 Hasil Judgement Konsep... 258

E5 Hasil Judgement Nilai... 259

E6 Hasil Observasi Pembelajaran... 260

LAMPIRAN F : FOTO PENELITIAN... 266


(15)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini banyak dikembangkan model-model dalam pembelajaran. Menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, hakekat IPA berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga Ilmu Pengetahuan Alam bukan hanya pemahaman kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara alamiah.

Menurut Dewey (Joyce et al, 2009) pengalaman belajar merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang berpandangan konstruktivisme. Selanjutnya pembelajaran yang berdasarkan konstruktivisme mengkonstruksi pengetahuan, otak menyimpan informasi, mengolahnya dan mengubah konsepsi-konsepsi yang ada sebelumnya. Pembelajaran berbasis pengalaman disebut juga experiential learning. Pengalaman outdoor atau outdoor learning memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap experiential learning karena lingkungan alam merupakan ruang untuk berefleksi bagi siswa sehingga siswa memperoleh pengalaman langsung dan mengalami konsekuensi dari sebuah pilihan atau keputusan (Burridge et al , 2006). Oleh karena itu outdoor learning dan experiential learning keduanya tidak dapat dipisahkan sehingga Burridge et al (2006) mengembangkannya menjadi outdoor experiential learning dengan tetap mengacu pada tahapan pembelajaran Kolb (1984). Model pembelajaran outdoor experiential learning menyajikan empat tahapan, pengalaman konkrit (concrete


(16)

2

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

experience), pengamatan reflektif (reflective observation), konsepsi abstrak (abstract conceptualization), dan kemudian diselesaikan melalui percobaan aktif (active experimentation) (Kolb, 1984).

Kenyataannya di lapangan, siswa kurang diberi kesempatan untuk berkreasi dan berapresiasi. Hal ini disebabkan karena budaya diam dan dominasi guru di dalam kelas menyebabkan siswa tidak terlatih dan tidak bergairah untuk mengekspresikan penghayatannya. Menurut Nuryani (2005) makin aktif siswa secara intelektual, manual dan sosial maka makin bermakna pengalaman belajarnya karena dengan melakukan sendiri maka siswa akan lebih menghayati.

Dalam hubungan dengan outdoor experiential learning ini, telah dilakukan studi pendahuluan di salah satu MTs di kabupaten Cianjur, Jawa Barat (2012). Hasil studi ini menunjukkan bahwa siswa dapat lebih memaknai pembelajaran dengan diberikannya kesempatan oleh guru untuk terlibat dalam pembelajarannya. Dalam kegiatan pembelajaran ini siswa diajak terlibat langsung dalam budi daya tanaman kebun seperti tomat dan selada air. Dalam kegiatan ini terjadi interaksi dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin berkembang. Dengan dilibatkannya siswa pada proses pembelajaran maka akan terjadi proses pembentukan nilai/sikap melalui pengalaman tersebut. Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran menjadi pengalaman terarah yang diharapkan mengakar pada diri siswa. Dari pengalaman ini siswa dapat merasakan sendiri sehingga dapat mengeksplorasi, mengenal konsep, dan mengaplikasi konsep.

Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan


(17)

3

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nasional ini pemerintah telah menuangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025, pendidikan karakter ditempat- kan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu

mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Karakter sesungguhnya ibarat pisau bermata dua. Pisau itu dapat dimanfaatkan untuk mengiris sayur, mengupas kulit buah atau berbagai manfaat positif lainnya. Namun jika tidak berhati-hati, mata pisau bisa mengenai kulit sehingga berdarah. Seseorang yang memiliki karakter pemberani akan memiliki keyakinan diri yang tinggi. Ia tidak takut menghadapi apapun. Namun, keberanian ini jika tidak dikelola dengan baik, akan menghadirkan efek negatif seperti ceroboh. Dengan demikian karakter perlu dikembangkan kepada siswa secara tepat. Pembangunan karakter siswa sangat diperlukan karena di masyarakat telah terjadi pergeseran nilai seperti pornografi dan pornoaksi, pengaruh negatif dari globalisasi, pengangguran dan masalah sosial seperti tawuran antar warga/sekolah/kampus/suku/ agama, pembunuhan, pemerkosaan, penipuan, pencurian, terorisme, dan kriminalitas lainnya, adanya ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta kerusakan lingkungan. Dengan membangun karakter siswa diharapkan dapat mengembangkan sumber daya manusia yang unggul Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan tinggi Iman dan Takwa (IMTAQ), sehingga akan membudayakan dan mengembangkan karakter masyarakat dan bangsa.

Menurut Cain & Evan (1990 dalam Nuryani, 2005) bahwa sains mengandung empat hal yaitu konten (produk), proses (metode), sikap dan teknologi. Sains sebagai konten atau produk berarti bahwa dalam sains terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya. Sebagai proses atau metode berarti bahwa sains merupakan suatu proses atau metode untuk mendapatkan pengetahuan. Sains merupakan sikap artinya bahwa dalam sains terkandung sikap seperti tekun, terbuka, jujur dan


(18)

4

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objektif. Sains sebagai teknologi mengandung pengertian bahwa sains digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dalam belajar sains, siswa perlu mengalami empat hal tersebut.

Menurut Nuryani (2005) belajar konsep merupakan hasil utama pendidikan sebab menurut Dahar (1989) konsep merupakan dasar bagi proses-proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi. Jika dihubungkan antara hasil utama pendidikan dengan tujuan pendidikan nasional maka dalam pembelajaran siswa diharapkan dapat menguasai konsep dan berkarakter. Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai hal tersebut.

Konsep gerak tumbuhan merupakan salah satu konsep yang membutuhkan keterlibatan langsung siswa dalam pengamatan di alam. Misalnya siswa tidak akan paham betul tanpa melihat sendiri mekarnya bunga pukul empat di waktu sore hari sekitar pukul empat atau mengatupnya daun putri malu jika disentuh dan masih banyak yang lain. Untuk menguasai konsep gerak tumbuhan maka siswa sebaiknya dapat mengalami langsung dalam melihat dan merasakan sendiri, sehingga mereka akan lebih menghayati pembelajaran. Dengan pengalaman langsung di alam sekitar, diharapkan siswa juga dapat membangun nilai/sikapnya, misalnya religi sehingga siswa dapat mengingat kebesaran Tuhan YME dengan melihat dan merenung tentang keteraturan, keunikan dan kekaguman terhadap fenomena alam yang dipelajari, kemudian membangun nilai pendidikan sehingga siswa dapat meniru fenomena alam atau hukum alam untuk pendidikan teknik, kepemimpinan, mental atau seni maupun pendidikan kreasi lainnya. Pembangunan nilai lain yang diharapkan adalah nilai sosial politik sehingga siswa dapat menganalogikan atau mengumpamakan teori dengan kehidupan manusia untuk dijadikan pelajaran atau kebijakannya, serta untuk membangun nilai intelektual sehingga siswa dapat mengkritisi nilai praktis guna mencari solusi terhadap kelemahan yang ada dan mengembangkan wawasan (Yudianto, 2005). Dengan dibangunnya nilai pada siswa maka diharapkan dapat memberikan kontribusi pada karakter siswa. Karakter merupakan sikap dan tindakan yang baik


(19)

5

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadian siswa (Kemdiknas, 2011). Untuk mengembangkan nilai-nilai pada diri siswa maka diperlukan pembelajaran yang bermuatan nilai. Hal ini sejalan dengan kompetensi inti yang diharapkan tercapai oleh siswa pada kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 terdapat empat kelompok kompetensi inti yang saling terkait yaitu kompetensi inti 1 berkenaan dengan sikap keagamaan, kompetensi inti 2 berkenaan dengan sikap sosial, kompetensi inti 3 berkenaan dengan pengetahuan dan kompetensi inti 4 berkenaan dengan penerapan pengetahuan. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan (kompetensi inti kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti kelompok 4). Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai terhadap Penguasaan Konsep dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Bagaimanakah Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai terhadap Penguasaan Konsep dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa.

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih terarah, maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai terhadap penguasaan konsep dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional?


(20)

6

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai terhadap nilai siswa dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional?

3. Seberapa besar tingkat perubahan penguasaan konsep dan nilai siswa?

4. Bagaimana kontribusi model pembelajaran Outdoor Experiential Learning pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dalam pembangunan karakter siswa?

5. Kendala apa saja yang ditemui oleh siswa dan guru dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai?

C. Asumsi dan Hipotesis Penelitian 1. Asumsi

a. Pemberian peluang pada siswa untuk berlatih sendiri dan terlibat dengan tugas-tugas efektif dapat membentuk kedisiplinan berpikir (Svabodo and Passmore, 2010).

b. Perubahan sikap seseorang dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh, keinginannya (wants), affiliasi kelompok dan kepribadiannya serta agama yang dianutnya (Krech dan Ballachey, 1984 dalam Yudianto, 2011).

2. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Model pembelajaran outdoor experiential learning lebih berpengaruh dapat meningkatkan penguasaan konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dan berkontribusi dalam membangun karakter siswa.

D. Tujuan Penelitian


(21)

7

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Meningkatkan penguasaan konsep siswa pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dengan penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning.

2. Memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa dengan penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning.

3. Mengetahui kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi siswa:

a. Dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa.

b. Memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa.

2. Bagi guru yaitu dapat dijadikan alternatif pemilihan model pembelajaran. 3. Bagi sekolah yaitu dapat dijadikan alternatif pemilihan model pembelajaran

untuk mata pelajaran yang sesuai. F. Pembatasan Masalah

Untuk memfokuskan masalah agar lebih terarah dan tidak terlalu meluas, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut:

1. Penguasaan konsep yang diambil menurut taksonomi Bloom revisi dengan mengambil dimensi pengetahuan faktual dan konseptual serta dimensi proses kognitif mengingat, memahami, mengaplikasikan dan menganalisis.

2. Nilai yang diambil yaitu religi, pendidikan, sosial politik dan intelektual.

G. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran outdoor experiential learning yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran melalui pengalaman siswa yang di dapat dari sekitar sekolah dan rumah pada konsep gerak tumbuhan bermuatan nilai dengan 4 tahap yaitu:


(22)

8

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengalaman konkrit (concrete experience).

Pada tahap ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan hasil pengalaman atau percobaannya di sekitar sekolah atau rumah.

b. Pengamatan reflektif (reflective observation).

Pada tahap ini siswa melakukan pengamatan reflektif dari pengalaman konkrit yang didapatnya. Kegiatan ini dilakukan dengan membuat tahapan gambar, atau tahapan foto dari hasil pengamatannya.

c. Konsepsi abstrak (abstract conceptualization).

Pada tahap ini siswa mencari alasan mengapa terjadi gerak pada tumbuhan.

d. Percobaan aktif atau aplikasi (active experimentation).

Pada tahap ini siswa dapat meramalkan pengalaman selanjutnya berdasarkan pengalaman yang telah didapatnya. Percobaan aktif ini yaitu dengan mengamati langsung ke alam sekitar sekolah dan rumah juga dengan membuat karangan singkat dari hasil pengalamannya di alam sekitar tersebut.

2. Model pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitiaan ini adalah pembelajaran konsep gerak tumbuhan yang biasa dilakukan oleh guru. Pada pembelajaran konvensional guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan siswa lebih banyak sebagai penerima. Metode pembelajaran yang biasa digunakan adalah diskusi dengan bantuan whiteboard dan gambar atau animasi dari internet.

3. Penguasaan konsep yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa dalam menggambarkan ciri-ciri, karakter atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu proses, peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. Skor ini dijaring dengan tes tertulis bentuk pilihan ganda yang mengacu pada taksonomi Bloom revisi.


(23)

9

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Nilai siswa yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor terhadap nilai siswa dalam pembelajaran sains meliputi nilai:

a. Religi b. Pendidikan c. Sosial politik d. Intelektual

Skor ini dijaring melalui skala sikap yang diberikan pada siswa dengan menggunakan skala Likert.

5. Kontribusi dalam Pembangunan Karakter Siswa

Kontribusi dalam pembangunan karakter siswa pada penelitian ini artinya persentase (%) yang diperoleh dari hasil uji regresi skor penguasaan konsep terhadap skor nilai. Dengan demikian akan diperoleh kontribusi penguasaan konsep pada model pembelajaran Outdoor Experiential Learning terhadap nilai siswa.


(24)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode dan Desain Penelitian 1. Metode penelitian

Metode penelitiannya adalah metode quasi experiment atau eksperimen semu. Dengan metode eksperimen semu ini pengambilan sampel tidak secara random dan dilakukan dengan mengontrol validitas internal berdasarkan keadaan siswa yang beragam kemampuan (Fraenkel & Wallen, 2006).

2. Desain penelitian

Desain penelitiannya adalah the matching-only pretest-posttest control group design (Fraenkel & Wallen, 2006) karena jumlah siswa pada setiap kelas sama. Pada desain ini menggunakan dua kelas yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional. Pada kedua kelas dilakukan pretest dan posttest. Desain penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Desain penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen M O1 E O2

Kontrol M O1 C O2

Keterangan:

M = Subjek masing-masing kelompok dipasangkan berdasarkan jumlah siswa yang sama

E = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran outdoor experiential learning

C = Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional O1 = Pretest

O2 = Posttest


(25)

25

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII pada sebuah SMP negeri di kabupaten Cianjur yang terdiri dari 6 kelas. Sampel penelitian diambil dengan cluster sampling karena mengambil sampel dari kelompok-kelompok kecil yaitu kelas, unit elementer nya adalah murid (Nazir, 2005).

C.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa: 1. Tes Penguasaan Konsep

Untuk mengetahui penguasaan konsep siswa, maka sebelum dan setelah pembelajaran outdoor experiential learning dan pembelajaran konvensional dilakukan tes berupa tes tertulis bentuk objektif pilihan ganda dengan menggunakan taksonomi Bloom revisi, dimensi pengetahuan faktual dan konseptual serta proses kognitif C1, C2, C3 dan C4. Jawaban betul akan

mendapatkan skor 1 dan bila jawaban salah mendapatkan skor 0. Hasil pretest dan posttest digunakan untuk menghitung N-Gain, yang digunakan untuk melihat peningkatan penguasaan konsep. Tabel 3.2 adalah rekapitulasi butir soal tes penguasaan konsep yang digunakan setelah di nilai oleh pakar dan diujicoba. Soal yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B 2.

Tabel 3.2 Rekapitulasi Instrumen Penguasaan Konsep Dimensi

Nomor Soal

Jumlah Soal

(N)

Per-

Sen-tase Proses

Kognitif Pengetahuan C1

Faktual

Konseptual 1 1 6%

C2

Faktual 8,13 2 13%

Konseptual 2,4,5,6,7,9,10,11,12,15,16 11 69%

C3

Faktual

Konseptual 3 1 6%

C4

Faktual

Konseptual 14 1 6%

Jumlah 16 100%


(26)

26

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Skala sikap

Untuk mengetahui pembangunan karakter siswa maka sebelum dan setelah pembelajaran outdoor experiential learning dan pembelajaran konvensional diberikan skala sikap dengan menggunakan skala Likert. Skala sikap ini berisi 19 pernyataan dengan sebaran 9 pernyataan positif dan 10 pernyataan negatif. Kategori pilihan pada skala sikap yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),Tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skor untuk pernyataan positif adalah SS = 4, S = 3, TS = 2 dan STS = 1. Sebaliknya skor untuk pernyataan negatif adalah SS = 1, S = 2, TS = 3 dan STS = 4. Skor tersebut akan dianalisis dengan cara dipresentasekan. Tabel 3.3 adalah rekapitulasi pernyataan skala sikap yang digunakan setelah dinilai oleh pakar dan diujicoba. Skala sikap yang digunakan dapat dilihat pada lampiran B 5.

Tabel 3.3 Rekapitulasi pernyataan skala sikap Jenis

Nomor Soal

Jumlah Soal

(N)

Per- sen- tase

Total

Persen-tase Nilai Pernyataan

Religi Positif 1, 5, 12, 13 4 21,05% 47,37

Negatif 2, 3, 4, 6, 18 5 26,32%

Pendidikan Positif 17, 19 2 10,53% 21,06

Negatif 11, 16 2 10,53%

Sosial politik

Positif 9 1 5,26% 15,79

Negatif 10, 15 2 10,53%

Intelektual Positif 7, 8 2 10,53% 15,79

Negatif 14 1 5,26%

Jumlah 19 100% 100%

Sumber: Lampiran B 6 3. Lembar Observasi

Untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran outdoor experiential learning maka pada saat pembelajaran dilakukan observasi terstruktur oleh 3 orang guru observer. Dalam melakukan observasi digunakan lembar observasi.


(27)

27

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Lembar angket dan wawancara

a. Lembar angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran dengan menggunakan model outdoor experiential learning. Berikut adalah kisi-kisi tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Tanggapan siswa

No Intisari Pernyataan Nomor

Pernyataan

Freku ensi

(f)

Persen-tase 1. Menyenangi pembelajaran outdoor

experiential learning

1, 3, 4, 6, 7,

10, 13 7 36,84%

2. Keterlibatan dalam pembelajaran 11, 15 2 10,53%

3. Kurangnya keterlibatan dalam

pembelajaran 14 1 5,26%

4. Kesulitan dalam pembelajaran 2, 5, 8 3 15,79%

5. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari 9 1 5,26%

6. Pembelajaran di luar kelas 16, 17, 18 3 15,79%

7. Pembelajaran di dalam kelas 12, 19 2 10,53%

Jumlah 19 100%

Hasil tanggapan siswa dapat menggambarkan kendala dalam menggunakan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning yaitu dengan menganalisis persentase tanggapan siswa.

b. Tabel 3.5 adalah kisi-kisi tanggapan guru terhadap penggunaan model pembelajaran outdoor experiential learning.

Tabel 3.5 Kisi- Kisi Tanggapan Guru

No Intisari Pernyataan Nomor

Pernyataan

Freku ensi

(f)

Persen-tase 1. Menyenangi pembelajaran outdoor 1,3,4,6,7,10,13 7 36,84%


(28)

28

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

experiential learning

2. Keterlibatan dalam pembelajaran 11,15 2 10,53%

3. Kurangnya keterlibatan dalam

pembelajaran

14 1 5,26%

4. Kesulitan dalam pembelajaran 2,5,8 3 15,79%

5. Penerapan dalam kehidupan sehari-hari 9 1 5,26%

6. Pembelajaran di luar kelas 16,17,18 3 15,79%

7. Pembelajaran di dalam kelas 12, 19 2 10,53%

Jumlah 19 100%

c. Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui kendala yang dihadapi siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model outdoor experiential learning dan pembangunan karakter.

D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dengan 3 tahap yaitu: 1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan: a. Studi pendahuluan

b. Penentuan tujuan dan fokus permasalahan c. Analisis konsep pada bahan ajar

d. Analisis penguasaan konsep dan pembangunan karakter e. Observasi lapangan

f. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

g. Penyusunan instrumen kemudian judgement, uji coba dan revisi instrumen

2. Tahap pelaksanaan

Dalam penelitian ini digunakan 2 kelas dimana satu kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas kontrol.

Hal-hal yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah: a. Pretest


(29)

29

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning yang terdiri dari 4 tahap dan dilakukan 2 kali pertemuan ditambah 1 minggu di luar jam tatap muka.

1). Tahap pertama merupakan pengalaman konkrit (concrete experience).

Beberapa siswa dalam kelompok menceritakan pengalamannya mengenai gerak tumbuhan yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.

2). Tahap kedua adalah pengamatan reflektif (reflective observation).

Pada tahap ini, beberapa siswa memaparkan komponen-komponen apa saja yang pernah dilihatnya melalui pengalaman langsung di dalam diskusi kelompok.

3). Tahap ketiga adalah konsepsi abstrak (abstract conceptualization).

Pada tahap ini, beberapa siswa dalam kelompok ditunjuk untuk memberikan alasan penyebab terjadinya gerak tumbuhan, sedangkan siswa yang lain memberi tanggapan.

4). Tahap keempat adalah percobaan aktif atau aplikasi (active experimentation). Pada tahap ini, siswa melakukan percobaan dengan mengamati macam-macam gerak tumbuhan di luar ruangan yaitu di sekitar sekolah atau rumah melalui penugasan kelompok dengan konsep yang diundi.

c. Posttest

Hal-hal yang dilakukan pada kelas kontrol adalah: a. Pretest

b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional yang dimaksudkan dalam penelitiaan ini adalah pembelajaran konsep gerak tumbuhan yang biasa dilakukan oleh guru. Metode pembelajaran yang digunakan diskusi dengan bantuan whiteboard dan gambar dari internet. Pembelajaran ini dilakukan 2 kali pertemuan. Tahapan yang dilakukan pada pembelajaran ini adalah:


(30)

30

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

2. Setiap kelompok mendapatkan tema diskusi mengenai gerak tumbuhan dengan cara pengundian.

3. Setiap kelompok melakukan diskusi.

4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, sedangkan kelompok yang lain menanggapi.

5. Siswa menarik kesimpulan dari hasil diskusi dan presentasi. c. Posttest

3. Tahap analisis data dan pembuatan laporan a. Analisis Instrumen

1). Analisis instrumen penguasaan konsep

Instrumen diuji coba 2 kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Instrumen ini dianalisis dengan mencari validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal menggunakan Anatesversi 4.0. Hasil yang valid dan reliabel diambil sedangkan yang tidak layak dibuang. Dari 30 soal yang diuji coba maka terjaring 16 soal.

a). Validitas

Menurut Arifin (2009), validitas (kesahihan) adalah tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang hendak diukur. Validitas didapat dengan cara membandingkan skor siswa yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku. Jenis-jenis validitas antara lain validitas permukaan, validitas isi, validitas empiris, validitas konstruk dan validitas faktor. Dalam penelitian ini digunakan validitas empiris dengan teknik statistik yaitu analisis korelasi. Pada validitas empiris dicari hubungan antara skor tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur. Kriteria untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.6. Tabel 3.7 merupakan rekapitulasi hasil uji coba validitas instrumen penguasaan konsep gerak tumbuhan.


(31)

31

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6 Kriteria validitas soal Nilai Koefisien Korelasi Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009)

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Penguasaan Konsep

Taraf Signifikansi

Kriteria

Validitas Nomor Soal

Jumlah

Soal (N) Persentase Sangat

Signifikan Cukup

3,4,6,7,10,

15,16 7 44%

Signifikan Rendah 1,2,5,8,9,11,

12,13,14 9 56%

Jumlah 16 100%

Sumber: Lampiran C 1

b). Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Suatu tes dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Kriteria reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.8. Hasil uji coba instrumen penguasaan konsep maka diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,84 yang termasuk ke dalam kategori sangat tinggi.

Tabel 3.8 Kriteria reliabilitas soal Nilai Koefisien Korelasi Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah


(32)

32

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c). Tingkat kesukaran

Perhitungan tingkat kesukaran adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal. Tabel 3.9 merupakan kriteria tingkat kesukaran soal. Tabel 3.10 merupakan rekapitulasi hasil uji coba tingkat kesukaran instrumen penguasaan konsep.

Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal

Nilai Kriteria

0 – 29% Sukar

30% - 70% Sedang

71% - 31% Mudah

72% - 100% Sangat mudah

(Arifin, 2009)

Tabel 3.10 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Instrumen Penguasaan Konsep

Kriteria Nomor soal

Jumlah soal

(N)

Persen-tase Sangat

mudah 7,8 2 13%

Mudah 6,10 2 13%

Sedang 1,2,3,4,5,11,

12,13,14,15 10 63%

Sukar 9,16 2 13%

Jumlah 16 100%

Sumber: Lampiran C 2

d). Daya Pembeda

Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan siswa yang sudah menguasai kompetensi dengan siswa yang belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Semakin tinggi koefisien daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan antara siswa yang menguasai kompetensi dengan siswa yang kurang menguasai kompetensi. Kriteria daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.11.


(33)

33

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12 merupakan rekapitulasi daya pembeda instrumen penguasaan konsep. Rekapitulasi hasil uji coba tes penguasaan konsep secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.13.

Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda Koefisien Kriteria 0,40 – 1,00 Sangat baik

0,30 – 0,39 Baik

0,20 – 0,29 Cukup

0,00 – 0,19 Jelek

(Arifin, 2009)

Tabel 3.12 Rekapitulasi Daya Pembeda Instrumen Penguasaan Konsep

Kriteria Nomor soal

Jumlah soal (N) Persen-tase Sangat baik 1,2,3,4,5,6,8, 9,10,12,13, 14,15,16

14 87,5%

Baik 7,11 2 12,5%

Jumlah 16 100%

Sumber: Lampiran C 3

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Tes Penguasaan Konsep

NO SO AL AS LI NO SO AL BA RU DAYA PEM-BEDA KRI- TE-RIA TINGKAT KESUKAR -AN KRITE-RIA KOEFISIEN KORELASI KRITE-RIA VALID ITAS TARAF SIGNIFI-KANSI KEPU-TUSAN 1. 0,30 Baik 71,05 Mudah 0,191 - Dibuang


(34)

34

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. 1 0,40 Sangat

baik 47,37 Sedang 0,357 Rendah Signifikan Digunakan

3. 0,40 Sangat

baik 36,84 Sedang 0,311 - Dibuang

4. 2 0,50 Sangat

baik 47,37 Sedang 0,357 Rendah Signifikan Digunakan

5. 0,00 Jelek 31,58 Sedang 0,079 - Dibuang 6. 0,50 Sangat

baik 47,37 Sedang 0,309 - Dibuang

7. 0,20 Cukup 71,05 Mudah 0,191 - Dibuang 8. -0,10 Jelek 21,05 Sukar -0,083 - Dibuang 9. 0,10 Jelek 78,95 Mudah 0,113 - Dibuang 10. 0,40 Sangat

baik 78,95 Mudah 0,335 - Dibuang

11. 3 0,60 Sangat

baik 31,58 Sedang 0,572 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan 12. 4 0,60 Sangat

baik 65,79 Sedang 0,477 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan 13. 0,10 Jelek 50,00 Sedang 0,133 - Dibuang 14. 0,10 Jelek 71,05 Mudah 0,111 - Dibuang 15. 5 0,50 Sangat

baik 44,74 Sedang 0,354 Rendah Signifikan Digunakan

16. 6 0,60 Sangat

baik 73,68 Mudah 0,490 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan 17. 7 0,30 Baik 89,47 Sangat

Mudah 0,458 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan 18. 8 0,40 Sangat

baik 89,47

Sangat

Mudah 0,380 Rendah Signifikan Digunakan 19. 0,30 Baik 26,32 Sukar 0,263 - Dibuang 20. 9 0,40 Sangat

baik 23,68 Sukar 0,366 Rendah Signifikan Digunakan

21. 10 0,50 Sangat

baik 73,68 Mudah 0,449 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan 22. 11 0,30 Baik 44,74 Sedang 0,378 Rendah Signifikan Digunakan 23. 0,00 Jelek 34,21 Sedang 0,197 - Dibuang 24. 12 0,60 Sangat

baik 42,11 Sedang 0,376 Rendah Signifikan Digunakan

25. 13 0,60 Sangat

baik 68,42 Sedang 0,363 Rendah Signifikan Digunakan

26. 0,20 Cukup 39,47 Sedang 0,337 - Dibuang 27. 14 0,60 Sangat

baik 57,89 Sedang 0,394 Rendah Signifikan Digunakan

28. 0,30 Baik 28,95 Sukar 0,248 - Dibuang 29. 15 0,70 Sangat

baik 44,74 Sedang 0,499 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan 30. 16 0,60 Sangat

baik 26,32 Sukar 0,592 Cukup

Sangat

Signifikan Digunakan


(35)

35

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2). Analisis Instrumen Skala Sikap

Instrumen diuji coba 2 kali untuk mendapatkan hasil yang baik. Instrumen ini dianalisis dengan mencari validitas butir soal dan reliabilitas menggunakan program SPSS (Statistical Package For Service Solutions) versi 18 , hasil yang valid dan reliabel diambil sedangkan yang tidak layak dibuang. Dari 22 soal yang diuji coba maka terjaring 19 soal.

a). Menghitung validitas dengan membandingkan koefisien korelasi dengan kriteria yang telah ditentukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package For Service Solutions) versi 18. Kriteria untuk menafsirkan koefisien korelasi dapat dilihat pada Tabel 3.14. Tabel 3.15 merupakan rekapitulasi hasil uji coba validitas instrumen skala sikap.

Tabel 3.14 Kriteria validitas soal Nilai Koefisien

Korelasi Kriteria

0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009)

Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Validitas Instrumen Skala Sikap

Kriteria Validitas Nomor Soal Jumlah Soal (N)

Persen-tase

Tinggi 2,3,12 3 16%

Cukup 1,4,5,6,7,8,9,10,11,13, 14,15,16,17,18,19

16 84%

Jumlah 19 100%

Lampiran C 4

Reliabilitas dihitung menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS versi 18. Kriteria reliabilitas soal dapat dilihat pada Tabel 3.16. Hasil uji coba skala sikap diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,89 yang termasuk ke dalam kategori sangat tinggi (Lampiran C 5). Rekapitulasi hasil uji coba skala sikap


(36)

36

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 3.17. Hasil judgement skala sikap siswa dapat dilihat pada Lampiran C 1.

Tabel 3.16 Kriteria reliabilitas soal Nilai Koefisien

Korelasi

Kriteria 0,81 – 1,00 Sangat tinggi

0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat rendah

(Arifin, 2009)

Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Skala Sikap

NO SO AL AS LI NO SO AL BA RU SIFAT PERNYA-TAAN SKOR KOEFI-SIEN KORE-LASI

KRI-TERIA KEPUTUSAN

SS S TS STS

1. 1 Positif 4 3 2 1 0,565 Cukup Digunakan 2. 2 Negatif 1 2 3 4 0,609 Tinggi Digunakan 3. 3 Negatif 1 2 3 4 0,601 Tinggi Digunakan 4. 4 Negatif 1 2 3 4 0,481 Cukup Digunakan 5. 5 Positif 4 3 2 1 0,510 Cukup Digunakan 6. 6 Negatif 1 2 3 4 0,547 Cukup Digunakan 7. 7 Positif 4 3 2 1 0,514 Cukup Digunakan 8. 8 Positif 4 3 2 1 0,530 Cukup Digunakan 9. 9 Positif 4 3 2 1 0,543 Cukup Digunakan 10. 10 Negatif 1 2 3 4 0,571 Cukup Digunakan 11. Positif 4 3 2 1 0,345 Rendah Dibuang 12. 11 Negatif 1 2 3 4 0,461 Cukup Digunakan 13. 12 Positif 4 3 2 1 0,605 Tinggi Digunakan 14. 13 Positif 4 3 2 1 0,484 Cukup Digunakan 15. 14 Negatif 1 2 3 4 0,500 Cukup Digunakan 16. Positif 4 3 2 1 0,361 Rendah Dibuang 17. 15 Negatif 1 2 3 4 0,480 Cukup Digunakan 18. 16 Negatif 1 2 3 4 0,428 Cukup Digunakan 19. 17 Positif 4 3 2 1 0,436 Cukup Digunakan 20. 18 Negatif 1 2 3 4 0,586 Cukup Digunakan 21. Negatif 1 2 3 4 0,169 Sangat

rendah Dibuang 22. 19 Positif 4 3 2 1 0,601 Cukup Digunakan


(37)

37

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Tehnik Analisis Data 1) Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif berupa penguasaan konsep dan nilai siswa. Data kualitatif yaitu berupa keterlaksanaan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning, tanggapan siswa dan guru terhadap penggunaan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning. Data lembar observasi dan angket akan dianalisis secara deskriptif untuk melihat kecenderungan yang muncul saat penelitian, sedangkan data penguasaan konsep dan nilai dianalisis dengan uji statistik.

2). Pengolahan Data

Agar data memberikan makna dan memberikan jawaban terhadap permasalahan dalam penelitian, maka data harus diolah. Data penguasaan konsep terlebih dahulu diperiksa betul salahnya. Jawaban betul mendapat skor 1 dan bila jawaban salah mendapat skor 0. Data nilai dihitung perolehan skor totalnya. Bila pernyataan positif , jawaban siswa sangat setuju mendapat skor 4, setuju mendapat skor 3, tidak setuju mendapat skor 2 dan sangat tidak setuju mendapat skor 1. Bila pernyataan negatif, jawaban siswa sangat setuju mendapat skor 1, setuju mendapat skor 2, tidak setuju mendapat skor 3 dan sangat tidak setuju mendapat skor 4. Hasil pretest terlebih dahulu dianalisis secara statistik menggunakan program SPSS (Statistical Package For Service Solutions) versi 17 dengan langkah sebagai berikut.

a). Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari populasi yang berdistribusi (menyebar) menurut kurva normal. Data diambil dari hasil pretest di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Uji normalitas ini


(38)

38

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnov Test melalui perangkat SPSS versi 17. Hasil uji normalitas data pretest penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3.18. Hasil perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig 0,092; dan 0,138 lebih besar dari 0,05 (α = 5%).

Tabel 3.18 Hasil uji normalitas data pretest penguasaan konsep

Kelompok Jenis Skor Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi

Kelas Eksperimen Pretest 0,092 Normal

Kelas Kontrol Pretest 0,138 Normal

Sumber: Lampiran D5-1 dan D5-3

Uji normalitas untuk data pretest nilai siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorof Smirnov Test melalui perangkat SPSS versi 17. Hasil uji normalitas data pretest nilai siswa dapat dilihat pada Tabel 3.19. Hasil perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig 0,512; dan 0,662

lebih besar dari 0,05 (α = 5%).

Tabel 3.19 Hasil Uji Normalitas Data Pretest NilaiSiswa

Sumber: Lampiran D5-7 dan D5-9

b). Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat sama tidaknya varians-varians variabel bebas. Uji homogenitas menggunakan Lavene Test melalui perangkat SPSS versi 17. Hasil uji homogenitas data pretest penguasaan konsep

Kelompok Jenis

Skor

Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi

Kelas Eksperimen Pretest 0,512 Normal


(39)

39

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa diperoleh nilai Asymp.Sig 0,222. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05

(α = 5%) sehingga data pretest penguasaan konsep siswa homogen.

Uji homogenitas varians data pretest nilai siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol juga dilakukan dengan menggunakan Levene Test dan diperoleh nilai Asymp.Sig 0,174. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05 (α = 5%) sehingga data pretest nilai siswa homogen.

c). Uji Perbedaan Dua Rata-Rata

Perolehan data dari pretest penguasaan konsep dan nilai memiliki sebaran data berdistribusi normal dan homogen sehingga untuk menguji tingkat signifikansi perbedaan dua rata-rata dilakukan analisis secara statistik dengan menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test (uji t satu ekor

dengan α = 0,05). Hasil uji t data pretest penguasaan konsep dan nilai dapat

dilihat pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20 Uji t Data Pretest Penguasaan Konsep dan Nilai

Variabel Nilai Asymp. Sig Perbedaan Mean Nilai pretest

penguasaan konsep antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

0,928 Mean nilai pretest penguasaan

konsep kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan.

Nilai pretest nilai siswa antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol

0,505 Mean nilai pretest nilai siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol tidak berbeda secara signifikan. Sumber: Lampiran D5-13

Ket: Jika nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 (α = 5%) berarti tidak ada perbedaan secara signifikan.

Nilai Asymp. Sig pretest penguasaan konsep sebesar 0,928 > 0,05 ini menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata pretest antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Nilai Asymp. Sig pretest nilai 0,505 > 0,05 ini menunjukkan tidak ada perbedaan rata-rata pretest antara kelas eksperimen


(40)

40

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kelas kontrol. Karena nilai pretest penguasaan konsep dan nilai siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan maka pengujian hipotesis dengan menggunakan data posttest.

Sebelum dilakukan uji perbedaan dua rata-rata data posttest maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Hasil uji normalitas dan homogenitas data posttest dapat di lihat pada Tabel 3.21. Hasil perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig 0,074 dan 0,121 lebih besar dari 0,05 (α = 5%).

Tabel 3.21 Hasil uji normalitas data posttest penguasaan konsep

Kelompok Jenis Skor Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi

Kelas Eksperimen Posttest 0,074 Normal

Kelas Kontrol Posttest 0,121 Normal

Sumber: Lampiran D5-2 dan D5-4

Hasil uji homogenitas data posttest penguasaan konsep siswa diperoleh nilai Asymp.Sig 0,595. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05 (α = 5%) sehingga data posttest penguasaan konsep siswa homogen.

Hasil uji normalitas posttest nilai siswa dapat dilihat pada Tabel 3.22. Hasil perhitungan dengan SPSS versi 17 diperoleh data berdistribusi normal karena nilai Asymp.Sig 0,077 dan 0,632 lebih besar dari 0,05 (α = 5%). Tabel 3.22 Hasil Uji Normalitas Data Posttest Nilai Siswa

Kelompok Jenis Skor Kormogorov Smirnov Asymp.Sig Distribusi


(41)

41

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber: Lampiran D5-7 sampai D5-10

Hasil uji homogenitas data posttest nilai siswa diperoleh nilai Asymp.Sig 0,766. Nilai Asymp.Sig ini lebih besar dari 0,05 (α = 5%) sehingga data posttest nilai siswa homogen. Karena data posttest penguasaan konsep dan nilai siswa berdistribusi normal dan homogen, maka untuk uji perbedaan rata-ratanya menggunakan uji statistik parametrik Independent Samples Test (uji t satu ekor

dengan α = 0,05).

d). Perhitungan Perubahan Skor Pretest-Posttest (N-Gain)

Untuk melihat perubahan penguasaan konsep dan karakter siswa maka skor pretest dan postest diolah dengan mencari N-Gain yang dikembangkan oleh Hake (Cheng, et al,2004 dalam Parwata, 2010) adalah:

< g > = Spost - Spre

Smaks - Spre

Keterangan:

< g > = N-Gain (perubahan penguasaan konsep /nilai siswa) Spost = Skor posttest

Spre = Skor pretest

Smaks = Skor maksimum ideal

Kategori skor N-Gain rata-rata:

Tabel 3.23 Kategori Gain Ternormalisasi Kelas

Eksperimen Posttest 0,077 Normal

Kelas


(42)

42

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gain ternormalisasi (g) Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ g ≤ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

Sumber: Hake (Cheng, et.al,2004 dalam Parwata, 2010)

Sampel disebut besar jika N sama dengan atau lebih besar dari 30 (Sudijono, 1987).

e). Uji Korelasi dan Regresi Linier

Untuk mengetahui derajat hubungan antara penguasaan konsep dengan nilai siswa maka dilakukan uji korelasi. Karena data posttest penguasaan konsep dan nilai siswa berdistribusi normal dan homogen (Tabel 3.21 dan Tabel 3.22) serta berpola linier melalui uji regresi linier dengan program SPSS versi 17 (Lampiran D11), maka uji korelasi yang dilakukan yaitu Korelasi Pearson Product Moment (r). Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0,483 yang termasuk dalam tingkat hubungan cukup kuat. Interpretasi koefisien korelasi nilai r dapat dilihat pada Tabel 3.24.

Tabel 3.24 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan, 2009

.


(43)

43

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data diolah dengan cara mengklasifikasikan tanggapan siswa dan guru yang terdiri dari ya dan tidak, kemudian menghitung persentase hasil angket tanggapan siswa dan guru menggunakan rumus:

R = Alternatif Jawaban x 100% Jumlah Sampel

f). Analisis Lembar Observasi dan Wawancara

Data dari lembar observasi untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning dan aktivitas siswa selama pembelajaran, diklasifikasikan antara ya dan tidak kemudian dihitung persentasenya. Data hasil wawancara dengan siswa dan guru dipaparkan secara deskriptif.

E. Alur penelitian

Studi Pendahuluan


(44)

44

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis Analisis penguasaan

Bahan ajar konsep dan karakter

Observasi lapangan

Penyusunan rencana Penyusunan instrumen pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Judgement dan uji coba

revisi instrumen

Pelaksanaan penelitian

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Pretest Pretest

Pembelajaran dengan model Pembelajaran dengan model outdoor experiential learning konvensional

Posttest Analisis data,laporan


(45)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning Pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa, dapat disimpulkan seperti di bawah ini.

Penggunaan Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning secara signifikan efektif dapat meningkatkan penguasaan konsep gerak tumbuhan siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional. N-Gain penguasaan konsep kelas eksperimen (0,56 dengan kategori sedang) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (0,25 dengan kategori rendah), juga rerata posttest kelas eksperimen (74,68) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (57,05).

Penggunaan Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning secara signifikan efektif dapat meningkatkan nilai siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional, yaitu N-Gain nilai siswa kelas eksperimen (0,48 dengan kategori sedang) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (0,16 dengan kategori rendah). Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen siswa mendapatkan pengalaman yang banyak, media pembelajaran yang beragam, dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan meningkatnya nilai siswa berarti Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning memberikan kontribusi dalam pembangunan karakter siswa. Kontribusi ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi dengan diperolehnya r = 0,483 yang memiliki tingkat hubungan cukup kuat. Karakter yang paling menonjol adalah karakter intelektual dengan selisih paling tinggi diantara karakter lainnya. Hal ini disebabkan siswa mulai terbiasa dengan mencari alasan terjadinya gerak tumbuhan yang merupakan salah


(1)

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning Pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa, dapat disimpulkan seperti di bawah ini.

Penggunaan Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning secara signifikan efektif dapat meningkatkan penguasaan konsep gerak tumbuhan siswa

dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional. N-Gain penguasaan

konsep kelas eksperimen (0,56 dengan kategori sedang) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (0,25 dengan kategori rendah), juga rerata posttest kelas eksperimen (74,68) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (57,05).

Penggunaan Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning secara signifikan efektif dapat meningkatkan nilai siswa dibandingkan penggunaan model pembelajaran konvensional, yaitu N-Gain nilai siswa kelas eksperimen (0,48 dengan kategori sedang) lebih tinggi dari pada kelas kontrol (0,16 dengan kategori rendah). Hal ini disebabkan pada kelas eksperimen siswa mendapatkan pengalaman yang banyak, media pembelajaran yang beragam, dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kelas kontrol. Dengan meningkatnya nilai siswa

berarti Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning memberikan

kontribusi dalam pembangunan karakter siswa. Kontribusi ini dapat dilihat dari hasil uji korelasi dengan diperolehnya r = 0,483 yang memiliki tingkat hubungan cukup kuat. Karakter yang paling menonjol adalah karakter intelektual dengan selisih paling tinggi diantara karakter lainnya. Hal ini disebabkan siswa mulai terbiasa dengan mencari alasan terjadinya gerak tumbuhan yang merupakan salah


(2)

satu tahapan dalam model pembelajaran Outdoor Experiential learning. Dengan demikian siswa berusaha untuk berpikir berdasarkan hukum sebab akibat.

Kendala yang dihadapi siswa saat pembelajaran dengan model Outdoor

Experiential Learning disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan belajar dari pengalaman sehingga siswa masih kesulitan dalam menemukan konsep berdasarkan pengalamannya.

B.SARAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang Pengaruh Model Pembelajaran Outdoor Experiential Learning Pada Konsep Gerak Tumbuhan Bermuatan Nilai Terhadap Penguasaan Konsep Dan Kontribusinya dalam Pembangunan Karakter Siswa, disarankan hal-hal sebagai berikut.

a. Untuk Guru

1. Model pembelajaran Outdoor Experiential Learning dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran karena model ini menekankan pada pengalaman siswa sehingga siswa dapat belajar lebih bermakna.

2. Guru sebaiknya memiliki persiapan dan kemampuan dalam mengkaitkan konsep dengan nilai di dalam pembelajarannya sehingga dapat memberikan kontribusi dalam membangun karakter siswa.

b. Untuk Sekolah

Model pembelajaran Outdoor Experiential Learning dapat diterapkan di berbagai mata pelajaran sehingga dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam hal penguasaan konsep dan pembangunan karakter.

c. Untuk Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini merupakan sebagian kecil dari masalah dalam pembelajaran, sehingga perlu ada penelitian lanjutan yang dapat mengembangkan model pembelajaran Outdoor Experiential Learning dari sisi masalah lainnya seperti psikomotornya, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan menemukan konsep. Peneliti selanjutnya juga harus memperhatikan waktu yang digunakan


(3)

68

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam penelitian sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson and Krathwohl. (2001). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran,

Pengajaran Dan Asesmen. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arifin. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya Aunurrahman. (2012). Belajar Dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Burridge et al. (2006). Developing Outdoor Adventure Activities within Pre-Service Physical Education Teacher Education Programs. Melbourne : Victoria University.

Campbell. (2008). Biology (Eight ed.). San Francisco.

Dahar. (2006). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga. Dimyati. (2010). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Fauziah. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Fraenkel & Wallen. (2006). How to Design and Evaluate Research In Education (Six ed.). New York: Mc Graw-Hill International.

Jakab et al. (2005). “Enhancing Arabidopsis Salt And Drought Stress Tolerance By Chemical Priming For Its Abscisic Acid Responses”. American Society Of Plant Biologist.

Joyce, Weil, Calhoun. (2009). Models of Teaching Model-Model Pengajaran

Edisi Kedelapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. George. (1999). Biologi .Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga .

Hudojo. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.

Malang: UM Press.

Iif. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.

Jaafar. (2009). Teori Pembelajaran. [On line]. Tersedia:


(5)

69

Ekowati Rahayu, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEPGERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kartiti. (2010), Unesco, [On line]. Tersedia: kartiti0710.blog.

uns.ac.id/tag/menurut-unesco. [21 November 2012].

Kemdiknas. (2011). Badan Penelitian dan Pengembangan. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kesuma. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Kolb. (1984). Experiential Learning : experience as the source of learning and development. New Jersev : Prentice-Hall, Inc, Englewood Cliffs.

Latief. (2012). Psikologi Pendidikan. Bandung: Pustaka Cendekia Utama. Naim. (2012). Character Building. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Nuryani. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang : UM Press.

Parwata (2010). Model Pembelajaran Berbasis Pengalaman dalam

Meningkatkan Pemahaman Konsep Pembiasan Cahaya dan Keterampilan Generik Sains Siswa SMP. Tesis Magister SPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Puspitasari. (2013). Penerapan Model Outdoor Experiential Learning Pada Materi Keanekaragaman Biota Laut Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Tesis Magister SPS UPI. Bandung: tidak diterbitkan.

Riduwan. (2009). Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sauri. (2010). “Membangun Karakter Bangsa melalui Pembinaan Profesionalisme Guru Berbasis Pendidikan Nilai “. Pendidikan Karakter Jurnal Publikasi Ilmiah Pendidikan Umum dan Nilai. 2, 1-15.

Setiono. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Widya Padjadjaran.

Sudijono. (1987). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sunartombs. (2009). Pembelajaran Konvensional Banyak Dikritik Namun Paling

Disukai. [OnLine]. Tersedia: http://sunartombs.wordpress.com/2009/03/02/ pembelajaran-konvensional-banyak-dikritik-namun-paling-disukai/ [8 April 2013].


(6)

Svoboda and Passmore. (2010). “Evaluating A Modeling Curriculum By Using

Heuristics For Productive Disciplinary Engagement”. CBE-Life Science Education. 9, 266-276.

Yudianto. (2005). Manajemen ALAM Sumber Pendidikan Nilai. Bandung:

Mughni Sejahtera.

Yudianto. (2011). Dimensi Pendidikan Karakter/Nilai dalam Model Sains-Biologi Untuk Pembelajaran Manusia Sebagai Upaya Mengatasi Krisis Nilai Dan Moral Bangsa. [On Line]. Tersedia : http://berita.upi.edu. [28 November 2013].


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran reciprocal teaching terhadap penguasaan konsep biologi berbasis nilai: quasi eksperimen pada siswa MTs Pembangunan UIN Jakarta

0 3 120

PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP OLEH SISWA PADA MATERI POKOK GERAK TUMBUHAN

2 24 55

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING BERBASIS PENDEKATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF.

0 4 46

KORELASI PENGUASAAN KONSEP SISTEM SARAF DAN SIKAP SISWA TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA MELALUI PEMBELAJARAN BERMUATAN NILAI.

0 3 9

PEMBELAJARAN GERAK PADA MANUSIA BERBASIS NILAI TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KOMUNIKASI SISWA.

0 0 41

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 1 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 2 46

PENERAPAN PEMBELAJARAN BIOLOGI BERBASIS NILAI PADA SUBKONSEP TUMBUHAN BERBIJI (SPERMATOPHYTA) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA.

0 2 49

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK TUMBUHAN.

0 2 34

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA PADA KONSEP TRANSPOR MEMBRAN.

3 28 43