Adakah Dampak Penurunan "BI Rate"?

Pikiran
123
17
DJan

18

19
OPeb

C

Selasa

456
20

21

o Mar


0

0

~pr

Rakyat
o Kamis

Rabu
7
:l2

8

--g- @>

23

OMei


0

o Jun

24

25

() Jul

() Sabtu
-

JUlrat
11

.

12


26

13
27

Ags

OSep

Adakah Dampak Penurunan
ELAMA satu tahun
terakhir suku bunga
acuan Bank Indonesia atau dikenal BI rate turun signifikan dari 9% pada Agustus 2008 menjadi
6,5% pada bulan yang
sarna 2009. Harapannya
adalah suku booga kredit
perbankan juga akan turun sehingga menggiatkan
kegiatan e~onomi Indonesia. Perlambatan laju pertumbuhan ekonomi selama dua triwulan tahun ini
dan juga jika dibandingkan dengan

tahoo lalu, baik nasional maupun Jawa
Barat, merupakan indikator bahwa upaya penurunan BI rate saja tidak cukup
ootuk meningkatkan kegiatan investasi
yang berasal dari kredit perbankan.
Bank Indonesia moogkin boleh
senang karena penurunan BI rate
mampu menurunkan penyerapan dana

S

Minggu
14

28

15
29

OOkt


ONov

16

30
---

31

O~

"BIORate"?
._

perbankan yang disimpan melalui SBI, dari Rp
58,35 trilioo pada awal
Agustus 2008 menjadi
Rp 46,55 friliun pada
awal Agustus 2009. Namun Bank Indonesia
tetap tidak mampu

mengintervensi terjadinya kelambanan respons perbankan untuk
menurunkan suku bunga kredit.
Selisih BI rate dengan
suku booga kredit
malah membesar pada tingkat BI rate
yang menurun. Hanya suku booga deposito yang menurun seiring dengan
penurunan BI rate, selisihnya juga semakin menurun. Artinya, penurunan
BI rate direspons, baik oleh perbankan
dengan menurunkan suku bunga deposito namoo kurang responsif dalam
men~

0

duktif. Hal ini memperkuat dugaan
bahwa perbankan masih tetap beron~
entasi menjaga tingkat margin atau
tingkat profit yang harus tetap tinggi.
Target tingkat profit yang tinggi memang sah-sah saja namoojika terjadi
perlambatan ekonomi bukankah akan
berpengaruh pada kegiatan intermediasi perbankan di masa mendatang yang

pada akhirnyajuga berpotensi mengurangi profit perbankanjangka panjapg.
Indikator lain yang perlu dikritisi,
penurunan BI rate terbukti tidak ml)U1pu mendorong tingkat penyaluran
kredit perbankan. Hal ini jelas akibatj
suku bunga kredit perbankan, teruta.
ma suku booga kredit modal kerja,
yang relatif masih mahal.
Dari dua permasalahan yang dihadapi perbankan dalam merespons
penurunan BI rate, jelas memerlukan
ikhtiar perbankan itu sendiri dalam
mencari terobosan.
Usulan terobosan perbankan yang

suku b\ll1gakredit Pro.:-.

---

--- --

rasanya dapat dilakukan yaitu kebijakan penetapan diskriminasi suku

booga kredit modal kerja, yaitu men.etapkan suku bunga kredit lebih rendah
dari tingkat pasar ootuk kelompok usaha yang memiliki prospek bisnis baik
dan risiko Kredit rendah atau mencatat
angka kredit bermasalah yang rendah.
Logikanya, respons kelompok usaha ini
terutama kelompok usaha kecil men engah, akan meningkatkan permintaan
kredit sehingga penyaluran kredit total
akan meningkat. Melalui kebijakan ini,
suku booga rata-rata akan menjadi turun lebih signifikan. Adapun kelompok
usaha yang memiliki prospek bisnis
baik sekaligus mencatat risiko krediU
rendah dapat diketahui dari hasil
survei berkala yang diumumkan Bank
Indonesia melalui publikasi data dan
informasi bisnis.

Rina Indiastuti, GuruBesar
Ekonomi UniversitasPadjadjaran.

-


Kliping
-

--

Humos

Unpod

2009

-

--