Terapi Bermain Sebagai Komunikasi Terapeutik Perawat Pada Batita.
ABSTRAK
Clarisa Kamaratih, 210111100065, “Terapi Bermain Sebagai Komunikasi
Terapeutik Perawat Pada Batita”. Pembimbing utama Dr. Asep Suryana, M.Si.
dan pembimbing pendamping Ira Mirawati, S.Sos., M.I.Kom., Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan suster anak
ruang Theresia menggunakan terapi bermain, mengetahui bagaimana proses
komunikasi terapeutik antara suster dan batita, juga untuk mengetahui respon dari
batita ketika menerima terapi, dan mengetahui faktor yang memperngaruhi
jalannya terapi bermain pada batita.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan desain studi kasus. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri
yang dibantu dengan alat rekam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa alasan suster anak
ruang Theresia menggunakan terapi bermain sebagai media komunikasi, salah
satunya adalah untuk menghindari stress pada anak. Proses komunikasi terapeutik
yang diakui lebih sering diterapkan oleh suster anak ruang Theresia adalah proses
perkenalan atau pendekatan. Proses perkenalan disini dimana suster mengenal
latar belakang dari keluarga pasien dan pasien itu sendiri. Hal ini untuk
memudahkan suster dalam penerapan terapi bermain dalam proses komunikasi
terapeutik. Respon pasien anak yang diterima suster pun bermacam-macam, tapi
kebanyakan respon dari anak batita adalah menangis dan menjerit. Segala macam
respon yang diterima suster anak masih dapat diterima dan ditangani dengan
komunikasi terapeutik. Terdapat beberapa hal bahwa terapi bermain dapat
memberikan efek kesembuhan bagi pasien anak, yaitu terapi bermain
menumbuhkan rasa senang kepada pasien anak sehingga memudahkan suster
untuk berinteraksi dan melanjutkan tindakan selanjutnya. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi terapeutik terapi bermain diantaranya adalah
latar belakang keluarga, fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, dan kondisi
kerja antaranggota sesama tim.
i
ABSTRACT
Clarisa Kamaratih, 210111100065, “Play Therapy As Therapeutic
Communication For Nurses In Toddler ” with main supervisor Dr. Asep Suryana,
M.Si. and vice chancellor Ira Mirawati, S.Sos., M.I.Kom., Science of
Communication Faculty, Padjadjaran University.
This research aims to determine the reasons nurses of Theresia ’s room
children using play therapy, knowing how the process of therapeutic
communication between the nurse and toddlers, as well as to study the response of
the toddler while receiving therapy, and knowing the factors that affect the course
of play therapy in toddlers.
The method used in this research is qualitative research method with case
study design. The main instrument for the research is the observer herselves. The
data in this research is conducted through good participant observation, depth
interviews with related persons, documentation and literature study.
The result of this research showed that there are several reasons Sister
Theresia children using play therapy space as a medium of communication, one of
which is to avoid stress on the child. Therapeutic communication process that is
recognized more often applied by Sister Therese is the child's room or approaches
introductions. The process of introduction here where nurses know the
background of the patient's family and the patients themselves. This is to facilitate
nurses in the application of play therapy in the treatment process. Response of
pediatric patients who received nurse also vary, but most responses from the
toddler was crying and screaming. All sorts of responses received nurse the child
can still be received and handled by the communication therapy. There are
several things that play therapy can provide healing for pediatric patients, which
creates a sense of fun to play therapy to pediatric patients making it easier for
nurses to interact and continue the action. There are factors that can influence the
process of play therapy such as family background, hospital facilities, and
interpersonal working conditions.
ii
Clarisa Kamaratih, 210111100065, “Terapi Bermain Sebagai Komunikasi
Terapeutik Perawat Pada Batita”. Pembimbing utama Dr. Asep Suryana, M.Si.
dan pembimbing pendamping Ira Mirawati, S.Sos., M.I.Kom., Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui alasan suster anak
ruang Theresia menggunakan terapi bermain, mengetahui bagaimana proses
komunikasi terapeutik antara suster dan batita, juga untuk mengetahui respon dari
batita ketika menerima terapi, dan mengetahui faktor yang memperngaruhi
jalannya terapi bermain pada batita.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif
dengan desain studi kasus. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sendiri
yang dibantu dengan alat rekam. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa alasan suster anak
ruang Theresia menggunakan terapi bermain sebagai media komunikasi, salah
satunya adalah untuk menghindari stress pada anak. Proses komunikasi terapeutik
yang diakui lebih sering diterapkan oleh suster anak ruang Theresia adalah proses
perkenalan atau pendekatan. Proses perkenalan disini dimana suster mengenal
latar belakang dari keluarga pasien dan pasien itu sendiri. Hal ini untuk
memudahkan suster dalam penerapan terapi bermain dalam proses komunikasi
terapeutik. Respon pasien anak yang diterima suster pun bermacam-macam, tapi
kebanyakan respon dari anak batita adalah menangis dan menjerit. Segala macam
respon yang diterima suster anak masih dapat diterima dan ditangani dengan
komunikasi terapeutik. Terdapat beberapa hal bahwa terapi bermain dapat
memberikan efek kesembuhan bagi pasien anak, yaitu terapi bermain
menumbuhkan rasa senang kepada pasien anak sehingga memudahkan suster
untuk berinteraksi dan melanjutkan tindakan selanjutnya. Hal-hal yang dapat
mempengaruhi proses komunikasi terapeutik terapi bermain diantaranya adalah
latar belakang keluarga, fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, dan kondisi
kerja antaranggota sesama tim.
i
ABSTRACT
Clarisa Kamaratih, 210111100065, “Play Therapy As Therapeutic
Communication For Nurses In Toddler ” with main supervisor Dr. Asep Suryana,
M.Si. and vice chancellor Ira Mirawati, S.Sos., M.I.Kom., Science of
Communication Faculty, Padjadjaran University.
This research aims to determine the reasons nurses of Theresia ’s room
children using play therapy, knowing how the process of therapeutic
communication between the nurse and toddlers, as well as to study the response of
the toddler while receiving therapy, and knowing the factors that affect the course
of play therapy in toddlers.
The method used in this research is qualitative research method with case
study design. The main instrument for the research is the observer herselves. The
data in this research is conducted through good participant observation, depth
interviews with related persons, documentation and literature study.
The result of this research showed that there are several reasons Sister
Theresia children using play therapy space as a medium of communication, one of
which is to avoid stress on the child. Therapeutic communication process that is
recognized more often applied by Sister Therese is the child's room or approaches
introductions. The process of introduction here where nurses know the
background of the patient's family and the patients themselves. This is to facilitate
nurses in the application of play therapy in the treatment process. Response of
pediatric patients who received nurse also vary, but most responses from the
toddler was crying and screaming. All sorts of responses received nurse the child
can still be received and handled by the communication therapy. There are
several things that play therapy can provide healing for pediatric patients, which
creates a sense of fun to play therapy to pediatric patients making it easier for
nurses to interact and continue the action. There are factors that can influence the
process of play therapy such as family background, hospital facilities, and
interpersonal working conditions.
ii