PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA NEGERI TANJUNG MORAWA.
ABSTRAK
Ismail Ilardi : Pengwuh Metode Pembelajaran Dan Ak.-tivitas Belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Sma Negeri Tanjung Mor
.ri Tanjung Morawa pada taltwl
akademik 200812009. Metode yang digunakan adalah k11 asi cksperimen dc n g~n
rlUlcangan faktorial 2x2. Jumlah sampcl pcnelitian sebanyak 68 orang yang
tersebar pada dua kelas pcrlakuan. Pcrlakuan yang diberikan adalah pemhclaja.ran
TGT di suatu kelas, dan pembelajaran ST AD pada kelas yang lainnya. Jnstrumen
yang digunakan berupa tes hasil belajar fisika sebanyak 38 butir yang memenuhi
uj i validitas tes dengan reliahililas 0,92 atau sangat 1inggi . Uata diperoleh dcngan
mclakukan les hasil belajar terhadap siswa setelah perlakuan pembclajaran
diberikan. Tcknik nnaJisis data yang digunakan adalah analisis varian (ANA\' t\)
dua jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : ( 1) Metode pembelajaran TGT
memberikan hasil bel ajar siswa yang lebih baik bila dibandingkan deng.an metode
pembelajardll ST AD pada pelajaran fisika, hal ini lerlihat dari skor rata-rata nilai
basil belajar yi!Ilg diperoleh siswa pada kelompok yang diajar dengan
pembelajaran TGT mencapai 30,15, sedangkan kclompok siswa yang diajar
dengan pt:mbelajaran ST AD hanya mencapai 26,35, (2} Kclompok siswa yang
memiliki aklivitas belajar tinggi memperoleh nilai hasil hclajnr fisika siswa yang
lebih baik hila dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki alctivitas
belajar re·ndah, hal ini terlihat dari skor rata-rota hasil belajar yang diperoleh
siswa pada kclompok yang memililci aktivitas belajar tinggi mencapai ;29,63,
sedangkafl kelompok siswa yang m~ milk
aktivit.as belajar rendah hanya
mencapni 26,79, (3) Tidak terdapat interaksi anwa metode pembelajaran den&an
ak1ivitas belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar sis""" pada pelajaran
fisika. Dengan demik.ian diharapkan bagi guru yang mengajar pelajar fisika untuk
dapat. meoerapkan metode pembelajaran TGT guna meningkatkan basil bdajar
s]swa.
BABY
SIMPULAN. IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan basil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil
beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran TGT memberikan basil belajar siswa yang lebih
·baik bita d(bandingkan dengan metude pembe1ajaran STAD· pada
pelajaran fisika, hal ini terlihat dari nilai kompetensi rata-rata yang
diperoleh siswa pada kelompok
yang diajar dengan
metode
pembelajaran TGT menoapai. 30,15, sedangkan kclompok siswa yang
diajar dengan pembelajaran STAD hanya mencapai 26,35.
2. Kelompok siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh
'llilai basil belaja:r yang 1ebih baik biia diband.ingbn d.engan kelompok
siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah, hal ini terlihat dari nilai
basil belajara rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang
memitiki aktivitas beiaja:r tinggi mencapai 29,63, sedangkan kelompok
siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah hanya mencapai 26,79.
3. Tidak terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas
belajar 'Siswa da1am mernpengaruhi basii. bel ajar siswa pada pelajaran
fisika, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
basil belajar siswa yang terbaik didorninasi pada.kelompok siswa yang
· m~a:r
denga:n m~
e
pembeiajaran kouperatiftipe T0 T.
88
89
B.
Implikasi
Sesuai hasil penelitian yang diperoleh dapat dikemukakan beberapn
implikasi yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran fisika dalam
kaitmmya dengan peningkatan basil belajar siswa.
1. Temuan peneHtian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran TGT
lebih bai.k untuk meniogkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu
perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan bagi guru agar penerapan
-pembelajara:n ·kooperatif ripe TOT dapa:t diterapl.."'lm dengan baik. Selain
itu temuan ini juga memberikan implikasi bahwa kepada guru yang
akan mengajar sangat menentukan dalam merancang pembelajaran
sebelum pelaksanaan pembetaja:ran,
telm~k
m~stap
kan
batum
dan peralatan yang akan digunakan sebelum pembelajaran ilimulai,
karena dengan cara ini siswa nkan memperoleh situasi pembelajaran
yang menyenanglam.
2. Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang merniliki aktivitas
belajar yang tinggi rnemperoleh hasil belajar yang lebih baik bila
dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivltas ·b elajar rendah,
artinya bahwa dalam pembelajaran fisika diperlukan upaya agar siswa
merniliki dapat meningkatkan aktivitasnya dalam proses pernbelajaran,
dengan menerapkan strategi tertentu.
3. TicWc terjadioya interaksi antara metode pembelajaran dcmgan aktivitas
belajar siswa dalam mempengaruhi basil belajar fi siku, memherikan
inditca:si ba:hwa penerapao metode -pem:bl~arn
koopcratif tidak perlu
adanya pertimbangan kernamampuan siswa beraktivitas, akan tetapi
90
dapat langsung menerapk.an pembelajaran tipe TGT, karena terbukti
bahwa penerapan pcmbclajoran koopernttftipe TOT memherit:an hasit
belajar yang lebih baik pada masing-masing kelompok.
C.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada simpulan dan
implikasi basil penelitian, maka beri.lcut disarankan beberapa hal antara lain :
1. Berdasarkan hasH temuan penelitian bahwa pembelajaran kooperatif
tipe TOT lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada
pembl~jarn
fisika, oleh karena itu diharapkan bagi
guru yang mengajar fisika agar dapat menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe TGT guna meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
melaksanakan dan menerapkan pembelajaran TGT, guru diharapkan
untuk selalu berusaha menyusun perencanaan yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik materi yang diajarkan.
2. Sebelum pembelajaran fisika berlangsung, dil:tarapkan kepada guru
yang akan mengajar agar dapat menyusun rencaana kegiatan belajar
yang dapat merangsang dan meningkatkan aktiviats siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk dapat membantu siswa dalam
meningkatkan prestasinya, karena terbukti bahwa siswa yang memiliki
aktivitas belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang
baikpula.
3. Perlu kiranya dipertimbangkan oleh pihak sekolah agar mengarahkan
guru dalam menerapkan pembelajaran yang terpusat pada s iswa seperti
kooperatif tipe T OT · ini, karena dengan pcnerapan
pe
mb
el~j
ar
an
metode TGT ini selain dapat meningkatkan hail belajar siswa, juga
dapat meningkatkan partisipasi siswa d.alam kelas dalarn bentuk
91
aktivitas yang baik, sehingga situasi pembelajaran akan lebih
menyenagkan baik pacta siswa maupun pada guru.
DAFfAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. dkk (1997), Strategi llelajar Mengajar, Bandung : Pustaka Sctia.
Anita Lie. (2002), Cooperative teaming, mempraktekkan ~operativ
ru~g-man
kel~
,
Jakarta
learning di
Gr~i1do.
Arends, I Richard. (1994). Learning l o teach. New York: MCGraw Hill.
Arikunto,Suharsimi.(2002), Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
_ _ _(2003), Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Anni 7..oni (2005). Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belaj ar
Geografi Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Palembang. Tesis. Padang:
Program Pasca:satjana Universitas Negeri Pa:darrg.
Ary, Donald. Dkk. ( 1982) Pengantar Penelitian Pendidikan. (Tetjemahan Arief
Furohan) Surahaya ; Usaha Nasional.
Budimansyah. D (2003). Mock/ Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung :
P.T. Genesindo.
Chalmers, A.F. , 0 983), Apa ltu yang Dinamakim flmu ?, (ferjemahan Joesoep
Isak) Jakarta: Hasta Mitra.
Darlina, (2001). Fenomena Pembelajaran Fisika SMU. Bandung
Dikdasmen Depdiknas PPPG - IPA
Diljcn
Depdiknas, (2002). Pedoman Pengembengan Tugas akhir Semester. Jakarta :
Dirjen Di.kdasmen. ·SeA 07.
Dbarby, Ahmad. (2005). Pengaruh Strategi Pembehijaran Modul dan Kooperatif
serta MGti\'asi Berprestasi Temadap Hasil Belajar: Fisika di SMP Negeri
Tanjung Morawa
Tesis. Medan : Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
_ __ (2002). Pedoman Pengemhangan
Dikdasmen. Seri 02
Penilaian.
Jakarta
DUjen
Djamarah, S . Bakri (1997), Pre:stasi Be/ajar dan Kompetensi Guru. Surithaya :
Us@a N~i
q naL
Dick, Walter & Reiser, Robert. A. (1989). Planning Effective Instruction. Boston:
Allyn Bacon.
92
93
Gagne. (1997). The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Galib, La. Maronta (2002), Pemkkhtan Sains Telawlogl Masayarakat dalam
Pembelajaran Sains di Sekolah. Jakarta : Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan No. 34 edisi Januari.
I
Good, Carter, Cart . AD, (1987), Development Supervision (Alternative Practice
for HeJ.pmg T.eadle.r lmprcve lnstuc-#on), Virginia: AS CD.
Hamalik, Oernar. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sislem. Jakarta. Bumi Aksara.
_ _ _ (2003), Proses Be/ajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
lndrawati, dan Widjaya.M (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Dirjen
Dikdasmen Dqxliknas PPPG- IP A.
Irawan. Prasetya, d.kk. (1997), Teori Be/ajar, Motivasi, dan Keterampilan
Mengajar. Jakarta. PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Kerlinget, N . .fred. (2004), Asas-asas Penelitian Behavioral. (Terjemahan :
~4W1g
R, ~im,atl)png
), Y()gyak.~
: Gadja,lt M~
l]Jliversity Press.
Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengafar. Bandung: Sinar
Baru.
Nasution. 1988. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Poedjadi, Anna ( 1994 ),
Konsep STS dan Pengembengannya Berdasarkhn
Kw-Jkulum Selwlah, Banduag • Makalab Lokaka:ry.a Sains-TeknologiMasyarakat di PPPG IPA, tgl. 11- 12 Januari 1994.
Oemar Ha:rnatik. 1993. P'Silwlogi frefajar dan mrngajar, Bandurrg: Sinar Ban1.
Rornizowski. 1981. Designing Instructional Systems, New York; Nicholas
P-ublishing.
Sardiman, AM. (2003), lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Siregar, Hotma, T. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Model
Pembelajarari Individual
Ismail Ilardi : Pengwuh Metode Pembelajaran Dan Ak.-tivitas Belajar Terhadap
Hasil Belajar Fisika Siswa Sma Negeri Tanjung Mor
.ri Tanjung Morawa pada taltwl
akademik 200812009. Metode yang digunakan adalah k11 asi cksperimen dc n g~n
rlUlcangan faktorial 2x2. Jumlah sampcl pcnelitian sebanyak 68 orang yang
tersebar pada dua kelas pcrlakuan. Pcrlakuan yang diberikan adalah pemhclaja.ran
TGT di suatu kelas, dan pembelajaran ST AD pada kelas yang lainnya. Jnstrumen
yang digunakan berupa tes hasil belajar fisika sebanyak 38 butir yang memenuhi
uj i validitas tes dengan reliahililas 0,92 atau sangat 1inggi . Uata diperoleh dcngan
mclakukan les hasil belajar terhadap siswa setelah perlakuan pembclajaran
diberikan. Tcknik nnaJisis data yang digunakan adalah analisis varian (ANA\' t\)
dua jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : ( 1) Metode pembelajaran TGT
memberikan hasil bel ajar siswa yang lebih baik bila dibandingkan deng.an metode
pembelajardll ST AD pada pelajaran fisika, hal ini lerlihat dari skor rata-rata nilai
basil belajar yi!Ilg diperoleh siswa pada kelompok yang diajar dengan
pembelajaran TGT mencapai 30,15, sedangkan kclompok siswa yang diajar
dengan pt:mbelajaran ST AD hanya mencapai 26,35, (2} Kclompok siswa yang
memiliki aklivitas belajar tinggi memperoleh nilai hasil hclajnr fisika siswa yang
lebih baik hila dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki alctivitas
belajar re·ndah, hal ini terlihat dari skor rata-rota hasil belajar yang diperoleh
siswa pada kclompok yang memililci aktivitas belajar tinggi mencapai ;29,63,
sedangkafl kelompok siswa yang m~ milk
aktivit.as belajar rendah hanya
mencapni 26,79, (3) Tidak terdapat interaksi anwa metode pembelajaran den&an
ak1ivitas belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar sis""" pada pelajaran
fisika. Dengan demik.ian diharapkan bagi guru yang mengajar pelajar fisika untuk
dapat. meoerapkan metode pembelajaran TGT guna meningkatkan basil bdajar
s]swa.
BABY
SIMPULAN. IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan basil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil
beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran TGT memberikan basil belajar siswa yang lebih
·baik bita d(bandingkan dengan metude pembe1ajaran STAD· pada
pelajaran fisika, hal ini terlihat dari nilai kompetensi rata-rata yang
diperoleh siswa pada kelompok
yang diajar dengan
metode
pembelajaran TGT menoapai. 30,15, sedangkan kclompok siswa yang
diajar dengan pembelajaran STAD hanya mencapai 26,35.
2. Kelompok siswa yang memiliki aktivitas belajar tinggi memperoleh
'llilai basil belaja:r yang 1ebih baik biia diband.ingbn d.engan kelompok
siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah, hal ini terlihat dari nilai
basil belajara rata-rata yang diperoleh siswa pada kelompok yang
memitiki aktivitas beiaja:r tinggi mencapai 29,63, sedangkan kelompok
siswa yang memiliki aktivitas belajar rendah hanya mencapai 26,79.
3. Tidak terjadi interaksi antara metode pembelajaran dengan aktivitas
belajar 'Siswa da1am mernpengaruhi basii. bel ajar siswa pada pelajaran
fisika, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
basil belajar siswa yang terbaik didorninasi pada.kelompok siswa yang
· m~a:r
denga:n m~
e
pembeiajaran kouperatiftipe T0 T.
88
89
B.
Implikasi
Sesuai hasil penelitian yang diperoleh dapat dikemukakan beberapn
implikasi yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran fisika dalam
kaitmmya dengan peningkatan basil belajar siswa.
1. Temuan peneHtian ini telah membuktikan bahwa pembelajaran TGT
lebih bai.k untuk meniogkatkan hasil belajar siswa, oleh karena itu
perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan bagi guru agar penerapan
-pembelajara:n ·kooperatif ripe TOT dapa:t diterapl.."'lm dengan baik. Selain
itu temuan ini juga memberikan implikasi bahwa kepada guru yang
akan mengajar sangat menentukan dalam merancang pembelajaran
sebelum pelaksanaan pembetaja:ran,
telm~k
m~stap
kan
batum
dan peralatan yang akan digunakan sebelum pembelajaran ilimulai,
karena dengan cara ini siswa nkan memperoleh situasi pembelajaran
yang menyenanglam.
2. Penelitian ini juga membuktikan bahwa siswa yang merniliki aktivitas
belajar yang tinggi rnemperoleh hasil belajar yang lebih baik bila
dibandingkan dengan siswa yang memiliki aktivltas ·b elajar rendah,
artinya bahwa dalam pembelajaran fisika diperlukan upaya agar siswa
merniliki dapat meningkatkan aktivitasnya dalam proses pernbelajaran,
dengan menerapkan strategi tertentu.
3. TicWc terjadioya interaksi antara metode pembelajaran dcmgan aktivitas
belajar siswa dalam mempengaruhi basil belajar fi siku, memherikan
inditca:si ba:hwa penerapao metode -pem:bl~arn
koopcratif tidak perlu
adanya pertimbangan kernamampuan siswa beraktivitas, akan tetapi
90
dapat langsung menerapk.an pembelajaran tipe TGT, karena terbukti
bahwa penerapan pcmbclajoran koopernttftipe TOT memherit:an hasit
belajar yang lebih baik pada masing-masing kelompok.
C.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan pada simpulan dan
implikasi basil penelitian, maka beri.lcut disarankan beberapa hal antara lain :
1. Berdasarkan hasH temuan penelitian bahwa pembelajaran kooperatif
tipe TOT lebih unggul dibandingkan dengan pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada
pembl~jarn
fisika, oleh karena itu diharapkan bagi
guru yang mengajar fisika agar dapat menerapkan pembelajaran
kooperatif tipe TGT guna meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk
melaksanakan dan menerapkan pembelajaran TGT, guru diharapkan
untuk selalu berusaha menyusun perencanaan yang tepat dan sesuai
dengan karakteristik materi yang diajarkan.
2. Sebelum pembelajaran fisika berlangsung, dil:tarapkan kepada guru
yang akan mengajar agar dapat menyusun rencaana kegiatan belajar
yang dapat merangsang dan meningkatkan aktiviats siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk dapat membantu siswa dalam
meningkatkan prestasinya, karena terbukti bahwa siswa yang memiliki
aktivitas belajar yang baik akan menghasilkan prestasi belajar yang
baikpula.
3. Perlu kiranya dipertimbangkan oleh pihak sekolah agar mengarahkan
guru dalam menerapkan pembelajaran yang terpusat pada s iswa seperti
kooperatif tipe T OT · ini, karena dengan pcnerapan
pe
mb
el~j
ar
an
metode TGT ini selain dapat meningkatkan hail belajar siswa, juga
dapat meningkatkan partisipasi siswa d.alam kelas dalarn bentuk
91
aktivitas yang baik, sehingga situasi pembelajaran akan lebih
menyenagkan baik pacta siswa maupun pada guru.
DAFfAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. dkk (1997), Strategi llelajar Mengajar, Bandung : Pustaka Sctia.
Anita Lie. (2002), Cooperative teaming, mempraktekkan ~operativ
ru~g-man
kel~
,
Jakarta
learning di
Gr~i1do.
Arends, I Richard. (1994). Learning l o teach. New York: MCGraw Hill.
Arikunto,Suharsimi.(2002), Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
_ _ _(2003), Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Anni 7..oni (2005). Pengaruh Model Pembelajaran terhadap Hasil Belaj ar
Geografi Siswa Kelas II SMP Negeri 2 Palembang. Tesis. Padang:
Program Pasca:satjana Universitas Negeri Pa:darrg.
Ary, Donald. Dkk. ( 1982) Pengantar Penelitian Pendidikan. (Tetjemahan Arief
Furohan) Surahaya ; Usaha Nasional.
Budimansyah. D (2003). Mock/ Pembelajaran Berbasis Portofolio. Bandung :
P.T. Genesindo.
Chalmers, A.F. , 0 983), Apa ltu yang Dinamakim flmu ?, (ferjemahan Joesoep
Isak) Jakarta: Hasta Mitra.
Darlina, (2001). Fenomena Pembelajaran Fisika SMU. Bandung
Dikdasmen Depdiknas PPPG - IPA
Diljcn
Depdiknas, (2002). Pedoman Pengembengan Tugas akhir Semester. Jakarta :
Dirjen Di.kdasmen. ·SeA 07.
Dbarby, Ahmad. (2005). Pengaruh Strategi Pembehijaran Modul dan Kooperatif
serta MGti\'asi Berprestasi Temadap Hasil Belajar: Fisika di SMP Negeri
Tanjung Morawa
Tesis. Medan : Pascasarjana Universitas Negeri
Medan.
_ __ (2002). Pedoman Pengemhangan
Dikdasmen. Seri 02
Penilaian.
Jakarta
DUjen
Djamarah, S . Bakri (1997), Pre:stasi Be/ajar dan Kompetensi Guru. Surithaya :
Us@a N~i
q naL
Dick, Walter & Reiser, Robert. A. (1989). Planning Effective Instruction. Boston:
Allyn Bacon.
92
93
Gagne. (1997). The Conditions of Learning. New York: Holt, Rinehart and
Winston.
Galib, La. Maronta (2002), Pemkkhtan Sains Telawlogl Masayarakat dalam
Pembelajaran Sains di Sekolah. Jakarta : Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan No. 34 edisi Januari.
I
Good, Carter, Cart . AD, (1987), Development Supervision (Alternative Practice
for HeJ.pmg T.eadle.r lmprcve lnstuc-#on), Virginia: AS CD.
Hamalik, Oernar. (2002). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sislem. Jakarta. Bumi Aksara.
_ _ _ (2003), Proses Be/ajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.
lndrawati, dan Widjaya.M (2001). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. Dirjen
Dikdasmen Dqxliknas PPPG- IP A.
Irawan. Prasetya, d.kk. (1997), Teori Be/ajar, Motivasi, dan Keterampilan
Mengajar. Jakarta. PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Kerlinget, N . .fred. (2004), Asas-asas Penelitian Behavioral. (Terjemahan :
~4W1g
R, ~im,atl)png
), Y()gyak.~
: Gadja,lt M~
l]Jliversity Press.
Nana Sudjana. (1989). Dasar-dasar Proses Be/ajar Mengafar. Bandung: Sinar
Baru.
Nasution. 1988. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Poedjadi, Anna ( 1994 ),
Konsep STS dan Pengembengannya Berdasarkhn
Kw-Jkulum Selwlah, Banduag • Makalab Lokaka:ry.a Sains-TeknologiMasyarakat di PPPG IPA, tgl. 11- 12 Januari 1994.
Oemar Ha:rnatik. 1993. P'Silwlogi frefajar dan mrngajar, Bandurrg: Sinar Ban1.
Rornizowski. 1981. Designing Instructional Systems, New York; Nicholas
P-ublishing.
Sardiman, AM. (2003), lnteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Siregar, Hotma, T. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dan Model
Pembelajarari Individual