Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN PERCENT BODY FAT
(%BF) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Fransiska Anggita Kusumasari
NIM : 098114013

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) DAN PERCENT BODY FAT
(%BF) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA
MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Fransiska Anggita Kusumasari
NIM : 098114013

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria atas segala berkat, pertolongan
dan perlindungan-Nya
Papa dan Mamaku sebagai rasa sayang, hormat dan baktiku
Adik-adik dan Sahabat terkasih dalam hidupku

Almamaterku

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan atas
segala berkat, penyertaan, bimbingan, dan perlindungan yang begitu melimpah

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Korelasi
Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) Terhadap Kadar Glukosa
Darah Puasa Pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari campur tangan dari berbagai
pihak dalam memberikan motivasi, bimbingan, pengarahan dan dorongan. Oleh
karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas
segala pengorbanannya baik waktu, tenaga maupun pikiran sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan
rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ipang Djunarko M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma dan selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran yang
sangat membantu penyempurnaan skrisi ini.
2. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK, selaku dosen pembimbing utama atas segala
kesabaran, bimbingan, motivasi serta pengorbanan waktu dan tenaga untuk
berdiskusi serta memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas masukanmasukan dan saran yang sangat membantu penyempurnaan skrisi ini.
4. Ketua Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penelitian payung tentang “Korelasi Pengukuran antropometrik terhadap
Profil lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah sebagai
Prediktor Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa dan Mahasiswi di
Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta”.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Laboratorium Prahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah
sukarelawan penelitian.
6. Mas Narto dan Mas Dwi selaku karyawan sekretariat Fakultas Farmasi yang
telah membantu administrasi surat saat proses berjalannya penelitian.
7. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan
tempat dan membantu perlengkapan selama pelaksanaan skripsi.
8. Semua mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma
yang terlibat dalam penelitian Korelasi Pengukuran antropometrik terhadap
Profil lipid, Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah sebagai
Prediktor Penyakit Kardiovaskular pada Mahasiswa dan Mahasiswi di

Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta” baik secara langsung
berpartisipasi menjadi sukarelawan maupun secara tidak langsung membantu
keberhasilan keberlangsungan penelitian.
9. Bapak Paulus Sugito dan Mama Ritha Kondobua selaku orang tua, serta
kedua adikku tersayang Laurensius Andika Novembri dan Yehezkhiel Bimo
Wicaksono yang telah banyak memberi dukungan, motivasi, kasih sayang,
dan doa selama penyusunan skripsi ini. Perhatian dan kasih syang yang
kalian berikan membuatku kuat dan tegar menghadapi semua rintangan dalam
hidupku.
10. Novi Kiswanto, Kusniar S. Rahmini, Hayu A.A.Raras, Amelia Felicia C.P.,
Danny Trias, Arnoldus Yansen, Silvia Dwita, Yosih G. Herawati, Lidya
Dinda, Listya Purbarini, Diah Intan, dan Bernadhea Wikan yang merupakan
rekan penulis dalam penelitian ini, yang telah bersama-sama bekerja dalam
suka

duka

dalam menjalankan penelitian dan pengolahan data disela

kesibukan kuliah yang padat. Kebersamaan, motivasi dan perhatian kalian

sangat membantu dalam penyusunan skripsi ini
11. Sahabat-sahabatku tersayang Nety, Alvia, Dicky, Realita, Raisa, Istri, Nona,
Lydia, Ci Jojo, dan sahabat yang selalu dihati walaupun jauh dimata Betri atas
kesabaran, motivasi, perhatian, dan kasih sayang yang kalian berikan
membuat penulis mampu menghadapi setiap permasalahan dalam penyusunan
skripsi ini.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Mas Chandra Hari Kusuma yang memberi dukungan, motivasi dan doa.
13. Teman-teman FKK A 2009 dan semua angkatan 2009. Terima kasih telah
belajar bersama.
14. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu. Motivasi, doa dan bntuan kalian membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan
memiliki kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritikan yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan menjadi

pembelajaran bagi penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan dapat
menjadi

sumbangan

ilmu

pengetahuan

untuk

meningkatkan

kesehatan

masyarakat.

Yogyakarta, 21 Januari 2013

Penulis


ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................


iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................

v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....................

vi

PRAKATA.................................................................................................

vii

DAFTAR ISI..............................................................................................

x


DAFTAR TABEL......................................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xviii

DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................

xxi

INTISARI...................................................................................................

xxii

ABSTRACT.................................................................................................

xxiii

BAB I. PENGANTAR ...............................................................................

1

A. Latar Belakang .....................................................................................

1

1. Permasalahan..................................................................................

6

2. Keaslian penelitian .........................................................................

6

3. Manfaat penelitian..........................................................................

8

B. Tujuan Penelitian .................................................................................

9

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA........................................................

10

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Metode Antropometri...........................................................................

10

1. Body Mass Index ............................................................................

11

2. Skinfold Thickness..........................................................................

12

3. Percent Body Fat............................................................................

15

B. Overweight, Obesitas dan Resistensi Insulin .......................................

16

C. Kadar Glukosa Darah Puasa ................................................................

19

D. Mahasiswa dan Mahasiswi Kampus III Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta..................................................................

20

E. Landasan Teori.....................................................................................

21

F. Hipotesis...............................................................................................

22

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................

23

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...........................................................

23

B. Variabel Penelitian ...............................................................................

23

C. Definisi Operasional.............................................................................

24

D. Responden Penelitian ...........................................................................

26

E. Waktu dan Lokasi Penelitian ...............................................................

29

F. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................

29

G. Teknik Sampling ..................................................................................

31

H. Instrumen Penelitian.............................................................................

31

I. Tata Cara Penelitian .............................................................................

32

1. Observasi Awal ..............................................................................

32

2. Permohonan ijin dan kerja sama ....................................................

32

3. Pembuatan leaflet, informed consent,

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan data calon subyek penelitian................................................................

33

4. Pencarian responden.......................................................................

34

5. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ...............................

36

6. Pengukuran parameter....................................................................

37

7. Pengolahan data .............................................................................

38

8. Teknik analisis data penelitian dengan statistik .............................

38

9. Pembagian Hasil Pemeriksaan .......................................................

39

J. Kesulitan Penelitian .............................................................................

40

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................

41

A. Karakteristik Responden Penelitian .....................................................

41

1. Usia ................................................................................................

43

2. Body Mass Index (BMI) .................................................................

44

3. Triceps Skinfold Thickness (TST) ..................................................

46

4. Abdominal Skinfold Thickness (AST) ...........................................

47

5. Suprailiac Skinfold Thickness (SST)..............................................

48

6. Percent Body Fat (%BF)................................................................

49

7. Kadar Glukosa Darah Puasa ..........................................................

51

B. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa terhadap
Body Mass Index (BMI), Triceps Skinfold Thickness (TST),
Abdominal Skinfold Thickness (AST), Suprailiac Skinfold
Thickness (SST) Percent Body Fat (%BF) .........................................

xii

52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
Pada Responden Kelompok Body Mass Index < 23 kg/m2
dan Body Mass Index ≥ 23 kg/m2 ...................................................

53

2. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa Pada
Responden Pria Kelompok Triceps Skinfold Thickness
≤ 12,5 mm dan > 12,5 mm serta pada Responden Wanita
Kelompok Triceps Skinfold Thickness
≤ 16,5 mm dan > 16,5 mm .............................................................

55

3. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa Pada
Responden Pria Kelompok Abdominal Skinfold Thickness
≤ 30,2 mm dan > 30,2 mm serta pada Responden Wanita
Kelompok Abdominal Skinfold Thickness
≤ 24,7 mm dan > 24.7 mm .............................................................

57

4. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa Pada
Responden Pria Kelompok Suprailiac Skinfold Thickness
≤ 19,8 mm dan > 19,8 mm serta pada Responden Wanita
Kelompok Suprailiac Skinfold Thickness
≤ 17,9 mm dan > 17,9 mm .............................................................

59

5. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa Pada
Responden Pria Kelompok Percent Body Fat
≤ 21% dan > 21% serta pada Responden Wanita
Kelompok Percent Body Fat ≤ 25% dan > 25%............................

xiii

61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Korelasi Body Mass Index (BMI), Triceps Skinfold
Thickness (TST), Abdominal Skinfold Thickness (AST),
Suprailiac Skinfold Thickness (SST) dan Percent Body
Fat (%BF) dengan Kadar Glukosa Darah Puasa..................................

63

1. Korelasi Body Mass Index (BMI) dengan Kadar
Glukosa Darah Puasa Pada Responden Pria dan Wanita ...............

63

2. Korelasi Triceps Skinfold Thickness (TST) dengan Kadar
Glukosa Darah Puasa Pada Responden Pria dan Wanita ...............

68

3. Korelasi Abdominal Skinfold Thickness (AST) dengan
Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Responden Pria dan Wanita ....

71

4. Korelasi Suprailiac Skinfold Thickness (SST) dengan
Kadar Glukosa Darah Puasa Pada Responden Pria dan Wanita ....

73

5. Korelasi Percent Body Fat (%BF) dengan Kadar
Glukosa Darah Puasa Pada Responden Pria dan Wanita ...............

76

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................

85

A. Kesimpulan ..........................................................................................

85

B. Saran.....................................................................................................

85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

86

LAMPIRAN...............................................................................................

91

BIOGRAFI PENULIS ...............................................................................

159

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Klasifikasi BMI Menurut WHO
untuk Individu Dewasa Asia ................................................

11

Tabel II.

Klasifikasi Percent Body Fat ...............................................

16

Tabel III.

Jumlah Mahasiswa dan Mahasiswi Masing-masing
Program Pendidikan di Kampus III
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ..............................

Tabel IV.

20

Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan
Kekuatan Korelasi dan Nilai p .............................................

39

Tabel V.

Data Karakteristik Responden Penelitian (Pria) ..................

42

Tabel VI.

Data Karakteristik Responden Penelitian (Wanita) .............

42

Tabel VII.

Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria dan Wanita Kelompok
BMI < 23 kg/m2 dan BMI ≥ 23 kg/m2 ................................

54

Tabel VIIII. Nilai standar Triceps Skinfold Thickness .............................

55

Tabel IX.

Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria Kelompok TST ≤ 12,5 mm
dan > 12,5 mm serta pada Responden Wanita
Kelompok TST ≤ 16,5 mm dan > 16,5 mm .........................

xv

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel X.

Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria Kelompok AST ≤ 30,2 mm
dan > 30,2 mm serta pada Responden Wanita
Kelompok AST ≤ 24,7 mm dan > 24,7 mm.........................

58

Tabel XI.

Nilai standar Suprailiac Skinfold Thicknesst........................

60

Tabel XII.

Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria Kelompok SST ≤ 17,9 mm
dan > 17,9 mm serta pada Responden Wanita

Tabel XIII.

Kelompok SST ≤ 19,8 mm dan ≤ 19,8 mm .........................

60

Nilai standar Percent Body Fat ............................................

61

Tabel XIV. Perbandingan Rerata Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria Kelompok %BF ≤ 21%
dan %BF > 21% serta pada Responden Wanita
Kelompok %BF ≤ 25% dan %BF > 25% ............................
Tabel XV.

62

Korelasi BMI dengan Kadar Glukosa
Darah puasa pada Responden Pria .......................................

64

Tabel XVI. Korelasi BMI dengan Kadar Glukosa
Darah puasa pada Responden Wanita ..................................

65

Tabel XVII. Korelasi TST dengan Kadar Glukosa
Darah puasa pada Responden Pria .......................................

68

Tabel XVIII. Korelasi TST dengan Kadar Glukosa
Darah puasa pada Responden Wanita ..................................

xvi

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel XIX. Korelasi AST dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria...............................................
Tabel XX.

71

Korelasi AST dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Wanita..................................

72

Tabel XXI. Korelasi SST dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria.......................................

74

Tabel XXII. Korelasi SST dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Wanita..................................

75

Tabel XXIII. Korelasi %BF dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria.......................................

76

Tabel XXIV. Korelasi %BF dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Wanita..........................................

xvii

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.

Pengukuran Tinggi Badan....................................................

12

Gambar 2.

Pengukuran Berat Badan......................................................

12

Gambar 3.

Posisi Rahang Skinfold Caliper yang Benar ........................

13

Gambar 4.

Pengukuran Triceps Skinfold Thickness..............................

14

Gambar 5.

Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness ........................

14

Gambar 6.

Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness .........................

14

Gambar 7.

Skema responden penelitian.................................................

27

Gambar 8.

Histogram Distribusi Usia Responden Pria .........................

43

Gambar 9.

Histogram Distribusi Usia Responden Wanita ....................

44

Gambar 10. Histogram Distribusi Body Mass Index Responden Pria .....

45

Gambar 11. Histogram Distribusi Body Mass Index
Responden Wanita ...............................................................

46

Gambar 12. Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness
Responden Pria ....................................................................

47

Gambar 13. Histogram Distribusi Triceps Skinfold Thickness
Responden Wanita ...............................................................

47

Gambar 14. Histogram Distribusi Abdominal Skinfold Thickness
Responden Pria ....................................................................

48

Gambar 15. Histogram Distribusi Abdominal Skinfold Thickness
Responden Wanita ...............................................................

xviii

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 16. Histogram Distribusi Suprailiac Skinfold Thickness
Responden Pria ....................................................................

49

Gambar 17. Histogram Distribusi Suprailiac Skinfold Thickness
Responden Wanita ...............................................................

49

Gambar 18. Histogram Distribusi Percent Body Fat
Responden Pria ....................................................................

50

Gambar 19. Histogram Distribusi Percent Body Fat
Responden Wanita ...............................................................

50

Gambar 20. Histogram Distribusi Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden Pria ....................................................................

51

Gambar 21. Histogram Distribusi Kadar Glukosa Darah Puasa
Responden Wanita ...............................................................

52

Gambar 22. Diagram Sebar Korelasi Body Mass Index (BMI)
dengan Kadar Glukosa Darah Puasa
Pada Responden Pria............................................................

64

Gambar 23. Diagram Sebar Korelasi Body Mass Index (BMI)
dengan Kadar Glukosa Darah Puasa
Pada Responden Wanita.......................................................

65

Gambar 24. Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold
Thickness (TST) dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria.......................................

xix

69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 25. Diagram Sebar Korelasi Triceps Skinfold
Thickness (TST) dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Wanita..................................

70

Gambar 26. Diagram Sebar Korelasi Abdominal Skinfold
Thickness (AST) dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria.......................................

72

Gambar 27. Diagram Sebar Korelasi Abdominal
Skinfold Thickness (AST) dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Wanita..................................

73

Gambar 28. Diagram Sebar Korelasi Suprailiac
Skinfold Thickness (SST) dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Pria.......................................

74

Gambar 29. Diagram Sebar Korelasi Suprailiac
Skinfold Thickness (SST) dengan Kadar Glukosa
Darah Puasa pada Responden Wanita..................................

75

Gambar 30. Diagram Sebar Korelasi Percent Body Fat (%BF)
dengan Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Pria ............................................................

77

Gambar 31. Diagram Sebar Korelasi Percent Body Fat (%BF)
dengan Kadar Glukosa Darah Puasa
pada Responden Wanita...............................................................

xx

78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian.............................................................

92

Lampiran 2. Ethical Clearance ................................................................

93

Lampiran 3. Surat Peminjaman Perlengkapan .........................................

94

Lampiran 4. Informed Consent ................................................................

95

Lampiran 5. Leaflet ..................................................................................

96

Lampiran 6. Prosedur Pemeriksaan Glukosa Darah ................................

98

Lampiran 7. Kartu Pemeriksaan Responden............................................

106

Lampiran 8. Data Validasi Alat ...............................................................

107

Lampiran 9. Pengukuran Parameter .........................................................

109

Lampiran 10. Data Laboratorium Parahita.................................................

114

Lampiran 11. Analisis Statistik ................................................................... 115

xxi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INTISARI
Antropometri merupakan suatu metode untuk menggambarkan distribusi
lemak tubuh yang berkaitan dengan pengukuran obesitas. Pengukuran obesitas
dinyatakan dengan body mass index (BMI) sebagai parameter obesitas umum dan
percent body fat (%BF). Obesitas merupakan faktor risiko sindrom metabolik
salah satunya adalah peningkatan kadar glukosa darah puasa. Obesitas
mengakibatkan terjadinya resistensi insulin karena peningkatan Tumor Necrotic
Factor Alpha (TNF-α) dan Interleukin-6 (IL-6). Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui korelasi positif antara BMI dan %BF terhadap kadar glukosa darah
puasa pada pria maupun wanita
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan
penelitian cross-sectional dan teknik pengambilan sampel adalah non-random
dengan jenis purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 124 mahasiswa dan
mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran antropometri dilakukan dengan
mengukur tinggi badan dan berat badan untuk menentukan nilai BMI, dan
pengukuran skinfold thickness pada bagian triceps, abdominal, dan suprailiac
untuk menentukan nilai %BF serta pengukuran kadar glukosa darah puasa. Data
dianalisis dengan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) kemudian dilakukan
analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian menunjukkan terdapat
korelasi positif yang tidak bermakna antara body mass index dan kadar glukosa
darah puasa pada pria dan wanita (r = 0,061; p = 0,652 dan r = 0,105 ; p = 0,400)
dan korelasi positif yang tidak bermakna antara percent body fat terhadap kadar
glukosa darah pria maupun wanita (r = 0,087 ; p = 0,521 dan r = 0,084 ; p =
0,500).
Kata kunci:

Antropometri, body mass index, percent body fat, obesitas, Tumor
Necrotic Factor Alpha (TNF-α), Interleukin-6 (IL-6), kadar
glukosa darah puasa

xxii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Anthropometry is a method to describe the distribution of body fat
associated with obesity measurements. Measurement of obesity, defined by body
mass index (BMI) as a parameter common obesity and percent body fat (% BF).
Obesity is a risk factor for metabolic syndrome one of which is the increase in
fasting blood glucose levels. Obesity results in insulin resistance because of
increased Tumor Necrotic Factor Alpha (TNF-α) and Interleukin-6 (IL-6). The
purpose of research is to find out a positive correlation between BMI and% BF on
fasting blood glucose levels in men and women
The study was observational analytical cross-sectional study design and
sampling is non-random with this type of purposive sampling. The study involved
124 student of campus III Sanata Dharma University, Yogyakarta who completed
inclusion and exclusion criteria. Anthropometric measurements performed by
measuring height and weight to determine BMI and skinfold thickness
measurements at the triceps, abdominal, and suprailiac to determine the value of
% BF and measurement of fasting blood glucose levels. Data were analyzed
statistically by Kolmogorov-Smirnov normality test and than testing the
correlation using Spearman correlation test with onfident level 95%.
The conclusion in this study is that there are no significant positive
correlation between body mass index and fasting blood glucose levels in men and
women (r = 0.061, p = 0.652 and r = 0.105, p = 0.400) and a non-significant
positive correlation between the percent body fat on blood glucose levels both
men and women (r = 0.087, p = 0.521 and r = 0.084, p = 0.500).
Keywords : Anthropometric, body mass index, percent body fat, obesity, Tumor
Necrotic Factor Alpha (TNF-α), Interleukin-6 (IL-6), fasting blood
glucose levels

xxiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENGANTAR

A. Latar Belakang
Menurut National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES)
tahun 2007, pengukuran antropometrik merupakan suatu metode sederhana
yang sangat mudah dilakukan dan menggambarkan distribusi lemak tubuh yang
dapat menentukan pencapaian status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan pengukuran obesitas.
Pengukuran antropometri banyak digunakan secara luas dan digunakan
untuk berbagai macam tujuan tergantung pada indikator yang diukur (Cogill,
2003). Metode antropometri memiliki kelebihan antara lain aman (tidak invasif),
sederhana dan biaya murah serta tidak harus membutuhkan pihak yang ahli di
dalam pengukurannya (Supariasa, Bakri, and Fajar, 2002).
Pengukuran

antropometri

meliputi

pengukuran

body mass index

(BMI), berat tubuh ideal, rasio lingkar pinggang panggul, skinfold thickness,
persentase massa lemak, dan massa muskuler total (Tarnus and Bourdon, 2006).
Melalui pengukuran tersebut dapat diperoleh rasio ataupun indeks pengukuran
yang sesuai dengan indikator antropometrik yang diinginkan (NHANES, 2007),
seperti body mass index (BMI), abdominal skinfold thickness, lingkar pinggang
dan rasio lingkar pinggang-panggul.
Body mass index (BMI) merupakan salah satu cara penentuan status gizi
yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang dikatakan obesitas atau

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

tidak. Cara mengukur BMI yaitu dengan mengukur berat badan (kg) dibagi
dengan kuadrat tinggi badan (m2). BMI merupakan parameter obesitas secara
umum.
Metode antropometri lain yang dapat menentukan pencapaian status gizi
yang baik dengan cara pengukuran obesitas adalah pengukuran skinfold thickness
(tebal

lipatan

kulit). Pengukuran skinfold thickness dapat digunakan untuk

meningkatkan akurasi tingkat obesitas, untuk mengukur akumulasi lemak tubuh,
dan perkiraan penyimpanan lemak tubuh.
Menurut NHANES (2007), pengukuran skinfold thickness dapat
menggambarkan

akumulasi

jaringan

lemak

subkutan.

Pengukuran

ini

membutuhkan skinfold caliper yang digunakan untuk menentukan jumlah jaringan
adipose. Pengukuran tebal lemak subkutan banyak digunakan untuk memprediksi
densitas tubuh. Keakuratan pengukuran dengan menggunakan skinfold caliper
dipengaruhi oleh tekanan pada kulit. Pengukuran abdominal dan suprailiac
skinfold thickness lebih tepat untuk memprediksi kejadian obesitas dibandingkan
triceps skinfold thickness pada individu Jepang dewasa (Demura and Sato, 2007).
Berdasarkan penelitian tentang validasi pengukuran lemak tubuh menggunakan
skinfold caliper yang dilakukan oleh Budiman (2008), memperoleh hasil bahwa
dengan pengukuran skinfold thickness pada beberapa bagian tubuh mempunyai
korelasi yang sangat kuat dengan prediksi percent body fat (persentase lemak
tubuh), dengan nilai r= 0,8. Untuk memperoleh persentase lemak tubuh
menggunakan metode skinfold thickness dapat menggunakan rumus. Peningkatan
percent body fat dapat menyebabkan peningkatan akumulasi lemak di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

tubuh atau dapat dikatakan mengalami obesitas dan hal ini berisiko terjadi
penyakit diabetes mellitus tipe II (Baumgartner, Jackson, Mahan, and Rowe,
2007).
Obesitas dapat didefinisikan sebagai penyakit dimana terdapat kelebihan
lemak tubuh yang terakumulasi sehingga kesehatan tubuh dapat terpengaruh
(Kopelman, 2000). Pada saat ini, 1,6 miliar orang dewasa di seluruh dunia
mengalami berat badan berlebih (overweight), dan sekurang-kurangnya 400 juta
diantaranya mengalami obesitas. Pada tahun 2015, diperkirakan 2,3 miliar orang
dewasa akan mengalami overweight dan 700 juta diantaranya obesitas (WHO,
2004). Menurut penelitian penelitian Chukwunonso and Ifeoma (2012) di Nigeria,
usia berpengaruh pada terjadinya obesitas, dimana dewasa muda dilaporkan
cenderung mengalami obesitas dalam peralihannya dari anak-anak atau remaja ke
dewasa. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007,
prevalensi obesitas umum di Indonesia pada penduduk berusia ≥15% tahun adalah
10,3%, terdiri dari laki-laki 13,9% dan perempuan 23,8%. Usia dewasa, dalam hal
ini mahasiswa dan mahasiswi yang berada pada rentang usia 18-24 tahun.
Obesitas yang terjadi pada usia dewasa ini terjadi akibat pola hidup yang tidak
teratur antara lain terkait dengan pola makan yang tidak sehat seperti kebiasaan
mengkonsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi dan kurangnya
aktifitas fisik seperti berolahraga. Menurut penelitian Faris (2009), obesitas pada
dasarnya disebabkan karena tidak ada keseimbangan antara makanan yang masuk
atau suplay energi yang masuk ke dalam tubuh dengan jumlah energi yang
dikeluarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

Menurut Pateda and Tirtamulia (2011), obesitas menyebabkan
peningkatan risiko sindrom metabolik, salah satunya adalah peningkatan kadar
glukosa darah puasa karena terjadi resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan
insulin untuk menghasilkan fungsi biologik secara normal (menurunnya
sensitivitas insulin). Pernyataan ini didukung oleh penelitian Faris (2009), hasil
penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan erat antara obesitas dan
sindrom metabolik, salah satunya peningkatan kadar glukosa darah puasa yang
dapat berkembang menjadi penyakit diabetes melitus tipe II. Terdapat penelitian
lain yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lipoeto, Yerizel, Edward, and Widuri
(2007), menjelaskan bahwa obesitas sangat berperan pada kejadian sindrom
metabolik. Salah satu teori dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa sel-sel
lemak yang mengalami hipertrofi menurunkan jumlah reseptor insulin. Teori lain
menyebutkan tingginya asam lemak, peningkatan hormon resistin dan penurunan
adiponektin akibat penumpukan lemak. Pada penderita obesitas mempengaruhi
kerja insulin sehingga dapat menyebabkan tingginya kadar glukosa darah.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka terdapat hubungan antara besarnya
akumulasi lemak dengan peningkatan kadar glukosa darah.
Glukosa darah adalah jumlah atau konsentrasi glukosa yang terdapat
dalam darah. Pada keadaan normal, glukosa diatur sedemikian rupa oleh hormon
insulin yang diproduksi oleh sel beta pankreas. Pada orang sehat, kadar glukosa
darah 0,05) dan dengan RLPP adalah
sebesar 0,186 (p>0,05).

3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi
body mass index (BMI) dan percent body fat (%BF) terhadap kadar glukosa
darah

puasa pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi bagi
pihak terkait mengenai korelasi body mass index (BMI) dan percent body fat
(%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi
Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengukuran BMI dan %BF
diharapkan mampu memberikan gambaran awal kadar glukosa darah sehingga
diharapkan masyarakat dapat memantau kesehatan fisiknya secara lebih
intensif dan sebagai deteksi dini akan kecenderungan risiko penyakit diabetes
mellitus tipe II. Selain itu juga memberi gambaran bahwa pengukuran BMI dan
%BF merupakan pengukuran antropometri yang murah dan praktis serta dapat
dilakukan oleh segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

B. Tujuan Penelitian
Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Memperoleh informasi adanya korelasi positif yang bermakna antara
body mass index (BMI) dan percent body fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah
puasa pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA

A. Metode Antropometri
Antropometri merupakan
mudah dilakukan

dan

suatu

menggambarkan

metode

sederhana

komposisi

tubuh

yang

sangat

(Tarnus

and

Bourdon, 2006). Pemeriksaan antropometri dibagi menjadi dua bagai besar yaitu
yang pertama adalah pengukuran atau pengambilan data dan kedua adalah
penggunaan data atau pengolahan data. Pada pemeriksaan antropometri, orang
yang diperiksa harus bersedia (diberi inform consent) untuk menuruti prosedur
pemeriksaan. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dan data yang didapat
dirata-rata (Kurniawan, 2009).
Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan
(berdiri), panjang badan (berbaring), skinfold thickness, lingkar kepala dan lengan,
panjang lengan,

lebar bahu, pergelangan

tangan, dan

lain-lain (NHANES,

2007). Keuntungan metode antropometri adalah sederhana dan aman, alatnya
mudah diperoleh dan mudah digunakan, tidak hanya dilakukan dengan tenaga
khusus yang ahli, juga oleh tenaga lain setelah dilatih untuk itu, dan juga biaya
relatif murah karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan
lainnya (Supariasa et al., 2002).
Berdasarkan definisi terbaru dari IDF (2006), seseorang yang memiliki
sindrom

metabolik

pasti

memiliki

obesitas

sentral.

Huxley,

Mendis,

Zheleznyakov, Reddy and Chan (2010), menyatakan bahwa lemak yang disimpan
di abdomen berhubungan dengan abnormalitas metabolik, meliputi penurunan

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

toleransi glukosa, penurunan sensitivitas insulin, dan profil lipid yang
menyimpang di mana akan menjadi faktor risiko untuk diabetes mellitus tipe II
dan penyakit kardiovaskuler.

1. Body Mass Index (BMI)
Body mass index (BMI) merupakan metode sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang (Supariasa et al.,
2002).
Cara mengukur BMI yaitu dengan mengukur berat badan (kg) dibagi
dengan kuadrat tinggi badan (m2). Rumus perhitungan BMI dapat dituliskan
dengan persamaan berikut :
BMI =

Berat Badan (kg )
 x kg 2 (WHO, 2000a)
2
m
Tinggi Badan (m)

Tabel I. Klasifikasi Body Mass Iindex Menurut WHO untuk Individu Dewasa Asia
(WHO, 2000a)

Klasifikasi
Kurang berat
Batas Normal
Berat badan Berlebih
Pre-obesitas
Obesitas tahap I
Obesitas tahap II

BMI (kg/m2)
< 18,5 kg/m2
18,5-22,9 kg/m2
≥ 23 kg/m2
23,0-24,9 kg/m2
25,0-29,9 kg/m2
≥ 30 kg/m2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan

Gambar 2. Pengukuran Berat Badan

2. Skinfold Thickness (Tebal Lipatan Kulit)
Skinfold thickness adalah suatu pengukuran untuk menilai persentase
lemak tubuh (Peterson, et al., 2003). Pengukuran skinfold thickness (tebal lipatan
kulit) menggunakan alat skinfold caliper, bentuknya mirip jangka sorong dengan
cara pengukuran yang sama. Pada saat salah satu bagian tubuh tercubit, ukuran
yang tertera pada alat ini menunjukan ketebalan jaringan lemak yang terdapat
pada lapisan kulit dalam skala milimeter (mm). Lipatan kulit adalah tebal kulit
yang dikumpulkan dengan menarik kulit dan jaringan subcutan diantara ibu jari
dan jari telunjuk pada jarak 6–8 cm (Kurniawan, 2009).
Pengukuran tebal lemak subkutan digunakan untuk memprediksi
densitas tubuh. Pengukuran abdominal dan suprailiac skinfold thickness lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

tepat untuk memprediksi kejadian obesitas sentral dibandingkan triceps skinfold
thickness pada individu Jepang dewasa (Demura and Sato., 2007).
Pengukuran skinfold thickness dilakukan dengan menggunakan skinfold
caliper. Peneliti menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang lapisan
lemak di bawah kulit. Rahang skinfold caliper menjepit lapisan lemak di bawah
kulit dengan posisi vertikal. Peneliti perlu berhati-hati saat memegang lapisan
laipsan lemak di bawah karena bisa saja yang bagian otot ikut terukur dengan
skinfold caliper. Pengukuran skinfold thickness dilakukan pada tiga bagian tubuh,
yaitu triceps, abdominal dan suprailiac.

Gambar 3. Posisi Rahang Skinfold Caliper yang Benar (NHANES, 2007)

a. Triceps skinfold thickness diukur pada bagian tengah dari punggung lengan
tepat diotot triceps, pada titik tengah proyeksi antara sisi dari proses akronim
skapula dengan bagian tepi yang lebih rendah dari olecranon ulna
(Baumgartner et al., 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Gambar 4. Pengukuran Triceps Skinfold Thickness

b. Abdominal skinfold thickness diukur dengan jarak 5 cm dari umbilikus
(Baumgartner et al., 2007).

Gambar 5. Pengukuran Abdominal Skinfold Thickness

c. Suprailiac Skinfold Thickness diukur dengan mencubit pada titik perpotongan
antara garis spina iliaca dengan anterior axilla dan garis horizontal yang
melalui crista iliaca. Arah cubitan 45o dari arah horizontal (Baumgartner et al.,
2007).

Gambar 6. Pengukuran Suprailiac Skinfold Thickness

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

3. Percent Body Fat (Persentase Lemak Tubuh)
Percent body fat (%BF) didefinisikan sebagai proporsi massa lemak
dalam tubuh. Terdapat beberapa telah menunjukkan bahwa %BF lebih akurat
mencerminkan komposisi lemak dalam tubuh dibandingkan dengan body mass
index, meskipun kedua metode tersebut telah digunakan untuk evaluasi risiko
kesehatan manusia seperti penyakit diabetes mellitus tipe II. Nilai %BF yang
tinggi tidak selalu berarti BMI tinggi, dan sebaliknya. Dalam penelitian ini juga
menjelaskan dengan

melakukan aktivitas rutin seperti

olahraga,

dapat

memperkecil nilai %BF sehingga dapat memperkecil risiko terjadinya penyakit
diabetes mellitus tipe II (Zeng, Sheng-Yong, Xiao-Nan, Xie, and Cui, 2012).
Peningkatan nilai %BF dapat meningkatkan risiko terjadi sindrom metabolik yang
mengarah pada penyakit diabetes mellitus tipe II (Baumgartner et al., 2007).
Penentuan nilai %BF diperoleh dari perhitungan nilai skinfold thicknes
dengan menggunakan persamaan seperti berikut :
o Pria
Percent Body Fat = 0,41563 (hasil penjumlahan nilai skinfold : nilai
triceps + nilai abdominal + nilai suprailiac) – 0,00112 (hasil penjumlahan nilai
skinfold)2 + 0,03661 (age) – 4,03653
o Wanita
Percent Body Fat = 0,39287 (hasil penjumlahan nilai skinfold : nilai
triceps + nilai abdominal + nilai suprailiac) – 0,00105 (hasil penjumlahan nilai
skinfold)2 + 0,03661 (age) – 5,18845 (Schneider, Dennehy, and Carter, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Tabel II. Klasifikasi Percent Body Fat (Baumgartner et al., 2007)

Men

Women

Klasifikasi
High
Moderately High
Optimal range
Low
Very Low
High
Moderately High
Optimal range
Low
Very Low

BF (%)
> 28 %
22 – 28 %
11 – 21 %
6 – 10 %
≥ 5%
> 32 %
26 – 32 %
15 – 25 %
12 – 14 %
≥ 11 %

Dari beberapa persamaan yang telah ada, tingkat ketelitian dalam
memprediksi persentase lemak tubuh sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak
data lokasi skinfold thickness yang digunakan dalam persamaan tersebut. Ada
persamaan yang hanya menggunakan satu atau dua data skinfold thickness saja
tetapi ada pula yang menggunakan data skinfold thickness pada tujuh lokasi
pengambilan skinfold thickness. Pada dasarnya semakin banyak data lokasi
skinfold thickness yang digunakan dalam persamaan maka ketepatan persamaan
tersebut dalam memprediksi persentase lemak badan akan semakin besar pula
(Sudibjo, 2008).

B. Overweight, Obesitas, dan Resistensi Insulin
Overweight dan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak (jaringan
adiposa), baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu.
Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh. Berdasarkan distribusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

lemak tubuh, obesitas dibedakan menjadi dua jenis, yakni obesitas sentral dan
obesitas umum (WHO, 2000b).
Jaringan adiposa terletak di seluruh tubuh. Adiposit lain berada pada
kulit sebagai lemak subkutan. Dan beberapa penyimpanan terpisah ditemukan di
dalam rongga tubuh, mengelilingi jantung dan organ lain, berhubungan dengan
mesenterik usus dan di dalam retroperitoneum. Lemak viseral ini dapat masuk ke
sirkulasi portal dan telah dikaitkan terhadap morbiditas penyakit diabetes mellitus
tipe 2. Diabetes mellitus tipe 2 ditandai dengan adanya resistensi insulin dan atau
sekresi insulin yang abnormal. Jaringan adiposa memiliki efek terhadap
keseimbangan glukosa, yang dimediasi oleh endokrin (terutama melalui sintesis
dan pelepasan hormon peptida yang disebut adipokin) dan mekanisme nonendokrin (Thevenod, 2008).
Resistensi insulin dikaitkan dengan jaringan adiposa yang termasuk di
dalam gejala dan tanda insulin resistance syndrome
sindrom

(IRS), sindrom X, atau

metabolik. Secara normal, jaringan adiposa mempunyai

efek

keseimbangan pengaturan glukosa. Jaringan adiposa mempunyai 2 mekanisme
endokrin dan non-endokrin. Pada mekanisme endokrin, terdapat White Adipose
Tissue (WAT) yang merupakan sebuah gudang penyimpanan, namun sekarang
telah diketahui sebagai organ sekretori dan endokrin, yang mensekresikan
berbagai hormon peptida dan sitokin (adipokin). Adipokin meliputi leptin,
adiponektin, resistin, TNF-α (Tumor Necritic Factor Alpha) dan interleukin-6 (IL6). Adipokin-adipokin tersebut saling berhubungan, secara langsung maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

tidak, terhadap resistensi insulin yang diketahui mendasari perkembangan
diabetes mellitus tipe 2 (Eid, 2011).
Di antara faktor endokrin tersebut, leptin dan adiponektin mempunyai
aksi sebagai antidiabetik. Leptin memperbaiki hiperglikemik dengan mem

Dokumen yang terkait

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 192

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 144

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 185

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Korelasi Body Fat Percentage terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

0 1 159

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 190

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio kadar kolesterol total HDL pada mahasiswa mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

1 1 142

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 126

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 93