Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

INTISARI

Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuranbody mass index(BMI), skinfold thicknessyang hasilnya dapat dikonversi dalam bentuk body fat percentage (BFP) dan pengukuran tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara BMI dan BFP dengan tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan pada 125 orang dengan subyek mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatancross sectional dengan teknik pengambilan sampelnon random samplingdengan jenispurposive sampling.Data dianalis secara statistik menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji hipotesis komparatif menggunakan uji Mann-Whitney, dan uji korelasi menggunakan ujiSpearmandengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=0,386; p=0,003 untuk BMI dan r=0,333; p=0,011 untuk BFP) dan tekanan darah diastolik (r=0,078; p= 0,560 untuk BMI dan r=0,117; p=0,383 untuk BFP) pada responden pria, terdapat korelasi negatif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=-0,016; p=0,900 untuk BMI dan r= -0,047; p= 0,705 untuk BFP) dan korelasi positif terhadap tekanan darah diastolik (r=0,004; p=0,976 untuk BMI dan r=0,034; p=0,788 untuk BFP) pada responden wanita.


(2)

ABSTRACT

Anthropometric measurements including measurement of weight, height, skinfold thickness and other scircumferences of the body. Anthropometric measurements were performed is the measurement of body mass index (BMI), skinfold thickness that results can be converted to body fat percentage (BFP) and measurement of blood pressure. The purpose of this study was to determine the correlation between body mass index and body fat percentage with blood pressure in male and female students of 3rdCampus University of Sanata Dharma.

The study was conducted on 125 people and respondents are collage students in 3rd Campus University of Sanata Dharma. This study is an observational with cross sectional analytic with non-random sampling and the type is purposive sampling. Data was statistically analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test, comparative hypothesis testing using the Mann-Whitney test and Spearman correlation test using the test with 95% confidence level.

Conclusion indicate that there is a positive correlation between BMI and BFP on systolic blood pressure (r=0.386,p= 0.003 for BMI and r=0,333; p=0,011 for BFP) and diastolic blood pressure (r=0.078,p=0.560 for BMI and r=0,117; p=0,383 for BFP) in the male respondents, there is a negative correlation between BMI and BFP the systolic blood pressure (r=0.016,p=0.900 for BMI and r= -0,047; p= 0,705 for BFP) and a positive correlation on diastolic blood pressure (r=0.004,p=0.976 for BMI and r=0,034; p=0,788 for BFP) in the female respondents.


(3)

KORELASI BO TERHADAP TEK

KAMPU

Dia Mem

U

BODY MASS INDEX DAN BODY FAT PERC EKANAN DARAH PADA MAHASISWA M

PUS III UNIVERSITAS SANATA DHARM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Lidya Dinda Dwi Dasanthi NIM : 098114025

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013

RCENTAGE MAHASISWI


(4)

KORELASI BO TERHADAP TEK

KAMPU

Dia Mem

U

BODY MASS INDEX DAN BODY FAT PERC EKANAN DARAH PADA MAHASISWA M

PUS III UNIVERSITAS SANATA DHARM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Lidya Dinda Dwi Dasanthi NIM : 098114025

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2013

RCENTAGE MAHASISWI


(5)

(6)

(7)

Halaman Persembahan

“Ingat, Aku sudah memerintahkan kepadamu

supaya engkau sungguh-sungguh yakin dan

berani! Janganlah engkau takut atau kurang

bersemangat, sebab Aku Tuhan Allahmu

mendampingi engkau kemana saja engkau

pergi” (Yosua 1:9)

Kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan memberi jalan keluar untuk setiap masalah Papa, Mama dan Kakak yang selalu berdoa dan memberikan semangat untukku Sahabat-sahabat tercinta serta Almamaterku


(8)

(9)

(10)

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ipang Djunarko M.Si., Apt selaku dekan Fakultas Farmasi

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK., selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran, bimbingan, motivasi, dan segala masukan dari awal hingga penyusunan skripsi ini selesai.

3. Phebe Hendra, M. Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji atas saran yang diberikan kepada penulis

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas masukan-masukan dan saran dalam skripsi ini.

5. Laboratorium Parahita atas segala kerjasama dalam pengukuran tekanan darah sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

6. Bagian Rumah Tangga Universitas Sanata Dharma yang telah menyediakan tempat serta perlengkapan selama pelaksanaan penelitian.


(11)

7. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Papa dan Mama tercinta yang selalu berdoa, memberikan semangat, perhatian dan cinta yang tiada henti kepada penulis

9. Priska Wulan Oktavianti yang merupakan kakak penulis yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

10. Yosin Guruh Herawati, Fransiska Anggita, Kusniar Sri Rahmini, Novi Kiswanto, Bernadhea Wikan, Diah Intan Sari, Silvia Dwita, Hayu Ajeng Raras, Amelia Felicia, Arnoldus Yansen, Danny Trias Prisnanda yang merupakan rekan penulis dalam penelitian ini yang selalu ada dalam suka dan duka hingga penelitian ini selesai.

11. Retta, Laras, Catherine, Gunggek, Ina, Wanda, Bertha, Lambang, Erni, Melisa, Yosefina, sahabat-sahabat yang selalu ada ketika penulis sedang merasa jenuh dan selalu memberi dukungan, semangat dan keceriaan tanpa henti.

12. Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis dan dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini mampu menyumbangkan bantuan kepada ilmu pengetahuan.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

INTISARI ... xx

ABSTRACT ... xxi

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 5

2. Keaslian penelitian... 5

3. Manfaat penelitian ... 8

B. Tujuan Penelitian... 8

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 9

A. Antropometri ... 9


(13)

C.Skinfold Thickness ... 11

D. BFP(Body Fat Percentage)... 13

E. Tekanan Darah ... 14

F. Obesitas ... 17

G. Landasan Teori ... 18

H. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20

B. Variabel Penelitian ... 20

C. Definisi Operasional ... 21

D. Responden Penelitian ... 22

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

F. Ruang Lingkup ... 25

G. Teknik Sampling ... 26

H. Instrumen Penelitian ... 27

I. Tata Cara Penelitian ... 27

1. Observasi Awal ... 27

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ... 27

3. PembuatanLeafletdanInformed Consent ... 28

4. Pencarian Responden ... 29

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 30

6. Pengukuran Parameter ... 31


(14)

8. Analisis Data Penelitian ... 32

9. Pembagian Hasil Pemeriksaan ... 33

J. Kesulitan Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Profil Karakteristik Responden ... 34

1. Usia ... 35

2. Body Mass Index(BMI) ... 36

3. Skinfold ThicknessdanBody Fat Percentage... 37

4. Tekanan Darah... 41

B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada BMI, AST, TST, SST dan BFP ... 43

1. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 44

2. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 45

3. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST ≤24,7 mm dan AST >24,7 mm………... 46

4. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mmdan Wanita pada Kelompok AST ≤24,7 mm dan AST >24,7 mm……….. 47


(15)

5. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok TST ≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST

≤16,5 mm dan TST >16,5 mm……… 49

6. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok TST ≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST

≤16,5 mm dan TST >16,5 mm……… 50

7. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok SST ≤19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST

≤17,9 mm dan SST >17,9 mm……… 52

8. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok SST ≤19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST

≤17,9 mm dan SST >17,9 mm……… 52

9. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok BFP ≤21% dan BFP >19,8% dan Wanita pada Kelompok BFP≤25%

dan BFP >25% ……….. 54

10. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok BFP ≤21% dan BFP >19,8% dan Wanita pada Kelompok BFP ≤25%

dan BFP >25%... 55 C. Korelasi BMI, AST, TST, SST dan BFP terhadap Tekanan Darah . 56

1. Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden

Pria dan Wanita……… 57

2. Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik pada


(16)

3. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden

Pria dan Wanita ... 61

4. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita……….. 63

5. Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita ... 65

6. Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita ... 67

7. Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita ... 68

8. Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita ... 70

9. Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita………. 72

10. Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria danWanita……….. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 81


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa

Asia ... 11 Tabel II Nilaibody fat percentage... 14 Tabel III Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII 15 Tabel IV Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan

Kekuatan Kolerasi, Nilaip, dan Arah Kolerasi... 32 Tabel V Karakteristik Responden Penelitian ... 34 Tabel VI Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2……… 46 Tabel VII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Responden Wanita pada Kelompok AST

≤24,7 mm dan AST >24,7 mm 49

Tabel VIII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria pada Kelompok TST ≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Responden Wanita pada Kelompok TST

≤16,5mmdan TST >16,5 mm………. 51

Tabel IX Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria pada Kelompok SST≤19,8mm dan SST >19,8 mm dan Responden Wanita pada Kelompok SST


(18)

Tabel X Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria pada Kelompok BFP≤21%dan BFP >21% dan Responden Wanita pada Kelompok BFP≤25% danBFP

>125%... 56 Tabel XI Korelasi BMI, AST, TST, SST dan BFP terhadap Tekanan Darah


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran Berat Badan ... 10

Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 10

Gambar 3 Pengukuranabdominal skinfold thickness... 12

Gambar 4 Pengukuransuprailiac skinfold thickness... 12

Gambar 5 Pengukurantriceps skinfold thickness... 13

Gambar 6 Skema Responden... 13

Gambar 7 Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria ... 35

Gambar 8 Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita... 35

Gambar 9 Histogram Distribusi BMI pada Responden Pria... 36

Gambar 10 Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita... 37

Gambar 11 Histogram Distribusi AST pada Responden Pria... 38

Gambar 12 Histogram Distribusi AST pada Responden Wanita... 38

Gambar 13 Histogram Distribusi TST pada Responden Pria ... 39

Gambar 14 Histogram Distribusi TST pada Responden Wanita ... 39

Gambar 15 Histogram Distribusi SST pada Responden Pria ... 40

Gambar 16 Histogram Distribusi SST pada Responden Wanita ... 40

Gambar 17 Histogram Distribusi BFP pada RespondenPria……….... 41

Gambar 18 Histogram Distribusi BFP pada RespondenWanita………… 41

Gambar 19 Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria……… 42

Gambar 20 Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria……….. 42


(20)

Gambar 21 Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Wanita... 43 Gambar 22 Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden

Wanita……… 43

Gambar 23 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Pria... 58 Gambar 24 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita………. 58

Gambar 25 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria……….. 60

Gambar 26 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 61

Gambar 27 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Pria………. 62 Gambar 28 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita……… 63

Gambar 29 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Pria………. 64 Gambar 30 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 64

Gambar 31 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Pria……… 66


(21)

Gambar 32 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Wanita……… 66 Gambar 33 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria……… 67 Gambar 34 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 68

Gambar 35 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Pria….………. 69

Gambar 36 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Wanita………. 69 Gambar 37 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria……….. 71 Gambar 38 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 71

Gambar 39 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Pria………. 72 Gambar 40 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita………. 73 Gambar 41 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria………... 74

Gambar 42 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Wanita………... 75


(22)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearence... 82 Lampiran 2 Informed Consent... 83 Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 84 Lampiran 4 Surat Penelitian dan Pengambilan Data ... 85 Lampiran 5 Leaflet... 86 Lampiran 6 Blanko Pencatatan ... 88 Lampiran 7 Data Laboratorium Parahita ... 89 Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 90 Lampiran 9 Foto Pengukur Tinggi Badan ... 91 Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 92 Lampiran 11 Data Statistik ... 92


(23)

INTISARI

Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuranbody mass index(BMI), skinfold thicknessyang hasilnya dapat dikonversi dalam bentuk body fat percentage (BFP) dan pengukuran tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara BMI dan BFP dengan tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan pada 125 orang dengan subyek mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatancross sectional dengan teknik pengambilan sampelnon random samplingdengan jenispurposive sampling.Data dianalis secara statistik menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji hipotesis komparatif menggunakan uji Mann-Whitney, dan uji korelasi menggunakan ujiSpearmandengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=0,386; p=0,003 untuk BMI dan r=0,333; p=0,011 untuk BFP) dan tekanan darah diastolik (r=0,078; p= 0,560 untuk BMI dan r=0,117; p=0,383 untuk BFP) pada responden pria, terdapat korelasi negatif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=-0,016; p=0,900 untuk BMI dan r= -0,047; p= 0,705 untuk BFP) dan korelasi positif terhadap tekanan darah diastolik (r=0,004; p=0,976 untuk BMI dan r=0,034; p=0,788 untuk BFP) pada responden wanita.


(24)

ABSTRACT

Anthropometric measurements including measurement of weight, height, skinfold thickness and other scircumferences of the body. Anthropometric measurements were performed is the measurement of body mass index (BMI), skinfold thickness that results can be converted to body fat percentage (BFP) and measurement of blood pressure. The purpose of this study was to determine the correlation between body mass index and body fat percentage with blood pressure in male and female students of 3rdCampus University of Sanata Dharma.

The study was conducted on 125 people and respondents are collage students in 3rd Campus University of Sanata Dharma. This study is an observational with cross sectional analytic with non-random sampling and the type is purposive sampling. Data was statistically analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test, comparative hypothesis testing using the Mann-Whitney test and Spearman correlation test using the test with 95% confidence level.

Conclusion indicate that there is a positive correlation between BMI and BFP on systolic blood pressure (r=0.386,p= 0.003 for BMI and r=0,333; p=0,011 for BFP) and diastolic blood pressure (r=0.078,p=0.560 for BMI and r=0,117; p=0,383 for BFP) in the male respondents, there is a negative correlation between BMI and BFP the systolic blood pressure (r=0.016,p=0.900 for BMI and r= -0,047; p= 0,705 for BFP) and a positive correlation on diastolic blood pressure (r=0.004,p=0.976 for BMI and r=0,034; p=0,788 for BFP) in the female respondents.


(25)

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk mengetahui keadaan status gizi, yaitu dengan melihat gangguan pertumbuhan dan perubahan komposisi tubuh (Wisnuwardhana, 2006). Metode pengukuran antropometri seperti BMI, ketebalan lemak kulit, serta lingkar pinggul, lebih banyak digunakan untuk kepentingan klinis karena relatif murah, mudah digunakan, dan tidak memerlukan ketersediaan alat penunjang diagnostik canggih (Ginanjar, 2009).

BMI merupakan cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan (obesitas). Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif (Ristianingrum, RahmawatiandRujito, 2010).

Pengukuran skinfold thickness adalah salah satu metode umum untuk menentukan komposisi tubuh seseorang dan persentase lemak tubuh. Metode ini memperkirakan persentase lemak tubuh dengan mengukur ketebalan lipatan kulit di lokasi tertentu pada tubuh. Hasil ketebalan lipatan kulit bergantung pada formula yang mengkonversi angka-angka dalam perkiraan persentase lemak tubuh seseorang sesuai dengan usia dan jenis kelamin (Quinn, 2010). Pengukuran

skinfold thickness juga digunakan untuk meningkatkan akurasi tingkat obesitas. Pengukuran ini membutuhkanskinfold caliperyang digunakan untuk menentukan


(26)

jumlah jaringan adiposa. Pengukuranskinfold thickness banyak digunakan karena menyajikan data mengenaibody fatsecara langsung (Moyad, 2004).

Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan terjadinya beberapa penyakit. Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui sejak lama dan kedua keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular. Pada Swedish Obese Study didapatkan angka kejadian hipertensi pada obesitas adalah sebesar 13,5% dan angka ini akan makin meningkat seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh dan waist-hip- ratio

(Anonim b, 2008).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras. Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut sebagai penyakit tekanan darah tinggi (Anonim a, 2004).

Menurut WHO danthe International Society of Hypertension(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Hasil SKRT 1995, 2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia


(27)

dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara linear dengan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, penyakit hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di masa yang akan datang (RahajengandTuminah, 2009).

Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg.

The joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and

treatment of High Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/lnternational Society of Hypertension guidelines subcommittees setuju bahwa TDS dan keduanya digunakan untuk klasifikasi hipertensi (Kuswardhani, 2006).

Hipertensi bukan penyakit orang tua, karena tekanan darah tinggi bisa dialami oleh siapa saja bahkan pada orang yang muda sekalipun, begitu juga remaja. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun. Prevalensi hipertensi remaja di seluruh dunia sekitar 15-20% populasi. Berdasarkan data hasil pencatatan dan pelaporan Riskesdas Depkes RI tahun 2007 prevalensi hipertensi remaja sekitar 6-15%. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat dan jarang berolahraga (Kurniati, Udiyono, and


(28)

Aktivitas remaja umumnya banyak dilakukan di luar rumah sehingga sering dipengaruhi oleh teman sebaya, termasuk dalam hal pemilihan makanan. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekadar bersosialisasi, untuk kesenangan dan agar tidak kehilangan status. Umumnya remaja memilih makanan yag tidak membutuhkan waktu yang lama untuk diolah. Kebiasaan makan remaja tersebut berkontribusi terhadap kejadian obesitas yang akan menimbulkan terjadinya hipertensi obesitas (FattaandSulchan, 2012).

Sebuah penelitian tahun 2008 yang dilakukan pada mahasiswi Universitas Guru Nanak Dev, India, didapatkan hasil bahwa BMI, abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah (Badaruddoza, KaurandBarna, 2010).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Chen, Li, Liang, Zhang, Cai, Huang, Gui, et al., (2011) yang dilakukan di Cina pada mahasiswa dan mahasiswi didapatkan hasil bahwa BMI secara signifikan mempunyai korelasi yang positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengukuran antropometri BMI dan skinfold thickness yang nantinya akan dikonversi menjadi body fat percentage (BFP) terhadap tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul “Korelasi Body Mass Index dan Body Fat PercentageTerhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di KampusIII Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta”.


(29)

1. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi antara pengukuran antropometri Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma?

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :

a. “Inter-relationship of waist-to-ratio (WHR), body mass index (BMI) and

subcutaneous fat with blood pressure among university-going Punjabi Sikh and

Hindu females”(Badaruddoza, Kaur,andBarna, 2010).

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa BMI, abdominal, triceps dan

suprailiac skinfold thickness secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswi di Universitas Guru Nanak Dev, India.

b. “Impact of body mass index on blood pressure in a collage student population”

(Chen, Li, Liang, Zhang, Cai, Huang, Gui,et al., 2011).

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi di Cina ini didapatkan hasil bahwa BMI berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.


(30)

c. “Relation of Hypertension with Body Mass Index and Age in Male and Female

Population of Peshawar, Pakistan”(Humayun, Shah,andSultana, 2009). Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa meningkatnya BMI juga meningkatkan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 1006 subyek penelitian baik pria maupun wanita.

d. “Association between body mass index and blood pressure across three

populations in Africa and Asia” (Tesfaye, Nawi, Minh, Byass, Berhane, Bonita,et al., 2007).

Penelitian ini dilakukan di tiga populasi yaitu Ethiopia, Vietnam dan Indonesia. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada semua populasi BMI secara signifikan berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai r berkisar antara 0,23 dan 0,27, p<0,01.

e.Relationship between Anthropometric Parameters and Blood Pressure in Sagamu Adolescents, Ogun State, South-West Nigeria” (Oyewole and

Oritogun, 2009)

Sebuah penelitian pada populasi di Nigeria menghasilkan nilai signifikansi yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara abdominal skinfold thickness dan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada responden pria dan wanita, dengan nilai r berturut-turut sebesar r=0,209 dan r=0,111. Korelasi positif juga ditunjukkan antara triceps skinfold thickness dan tekanan darah dengan nilai r pria dan wanita berturut-turut sebesar r=0,034 dan r=0,228.


(31)

f. “Korelasi Pengukuran Antropometrik dengan Tekanan Darah pada Laki-Laki

Dewasa Sehat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun

2010”(Fran, 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Fran pada tahun 2010 didapatkan hasil uji korelasi Spearman yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara pengukuran antropometri dengan tekanan darah. Korelasi paling besar dalam penelitian ini adalah pengukuran antropometri dengan menggunakan BMI yaitu dengan nilai korelasi sebesar 0,547 pada tekanan darah sistolik dan 0,487 pada tekanan darah diastolik dengan kekuatan korelasi sedang.

g. ”Korelasi antara Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar Pinggang-Panggul (RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap

Tekanan Darah Pada Staff Wanita Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta”(Mukti, 2011).

Penelitian ini dilakukan oleh Mukti pada tahun 2011 dengan menggunakan tekniknon-random samplingdengan jenispurposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan korelasi lemah antara BMI dengan tekanan darah sistolik dan diastolik berturut-turut pada wanita r=0,066;p=0,627 dan r=0172;p=0,202, lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,091;p=0,501 dan r=0,179;p=0,183, RLPP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,247;p=0,064 dan r=0,246;p=0,065, dan korelasi antara abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu r=0,107;p=0,428, dan r=0,056;p=0,677.


(32)

Berdasarkan keaslian penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa BMI,

abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

3. Manfaat penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi pengukuran antropometri Body Mass Index dan Body Fat Percentage

terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Pengukuran antropometri BMI danBody Fat Percentageterhadap tekanan darah diharapkan mampu memberikan gambaran awal profil tekanan darah yang berhubungan dengan faktor risiko penyakit hipertensi yang dapat terjadi pada mahasiswa dan mahasiswi.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi BMI dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.


(33)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri

Pengukuran antropometri merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang menggambarkan berat relatif terhadap tinggi badan, ukuran tunggal ini merupakan indikator untuk menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang (Gibney, Margetts,andKearney, 2008).

Metode pengukuran antropometri seperti BMI, ketebalan lemak kulit, serta lingkar pinggul, lebih banyak digunakan untuk kepentingan klinis karena relatif murah, mudah digunakan, dan tidak memerlukan ketersediaan alat penunjang diagnostik canggih (Ginanjar, 2009).

B. Body Mass Index (BMI)

Body mass index (BMI) adalah indeks sederhana, dan biasa digunakan untuk mengklasifikasikan obesitas pada anak dan dewasa. Indeks ini telah direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dan The Expert committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive

Services sebagai baku pengukuran untuk menentukan obesitas pada anak dan remaja (Astawan and Leomitro, 2009). Pengukuran berat badan dan tinggi badan dapat dilihat pada gambar 1 dan gambar 2.


(34)

Gambar 1. Pengukuran Berat Badan

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan

BMI telah diakui sebagai metode paling praktis dalam menentukan tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun. Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia dapat dilihat pada Tabel I. BMI dapat dihitung dengan rumus : Berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi tinggi badan pangkat dua (dalam satuan meter persegi).

BMI = ( )


(35)

Tabel I. Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia (WHO, 2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2) Risiko Penyakit Penyerta

Underweight <18,5 Rendah Normal 18,5-22,9 Rata-rata

Overweight ≥23,0

At Risk 23-24,9 Meningkat Obesitas I 25-29,9 Sedang

Obesitas II ≥30 Tinggi

C. Skinfold Thickness

Pengukuran skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun pada antropometri olah raga biasanya pengukuran dilakukan pada sisi kanan badan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper dengan satuan milimeter. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai median bila pengukuran dilakukan tiga kali. Pengukuran dilakukan pada subyek dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya perubahan posisi subyek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran (Sudibjo, 2012).

Ada beberapa lokasi pengukuran spesifik yang biasanya dilakukan

1. Abdominal skinfold. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal, kurang lebih 5 cm lateralumbilikus (setinggi umbilikus) (Sudibjo, 2012). Pengukuranabdominal skinfolddapat dilihat pada gambar di bawah ini.


(36)

Gambar 3.Pengukuranabdominal skinfold thickness(ExRx, 2012)

2. Suprailiac / supraspinale skinfold. Cubitan dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang terbentang dari spina iliaca anterior superior

(SIAS) ke batas anterior axilla dan garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm. Arah cubitan membentuk sudut 45° terhadap garis horizontal (Sudibjo, 2012). Pengukuran

suprailiac skinfold thicknessdapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Pengukuransuprailiac skinfold thickness(Anonim c, 2011)

3. Triceps skinfold. Cubitan dilakukan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri pada sisi posterior mid acromiale-radiale line. Cubitan dilakukan pada permukaan paling posterior dari lengan atas pada daerah m. triceps brachii pada


(37)

penampakan dari samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dengan sendi bahu sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi di samping badan (Sudibjo, 2012). Pengukuran triceps skinfold thicknessdapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Pengukurantriceps skinfold thickness(Anonim c, 2011)

D. Body Fat Percentage (BFP)

Persen lemak tubuh adalah ukuran lemak tubuh dalam kaitannya dengan berat badan dan dihitung sebagai berat total lemak tubuh seseorang dibagi dengan berat tubuh. Ada beberapa teknik untuk mengukur lemak tubuh, termasuk antropometri, densitas dan konduktivitas (LoueandSajatovic, 2012).

Komposisi tubuh wanita dan pria jelas berbeda. Persentase lemak pada tubuh wanita lebih banyak daripada pria, sedangkan komposisi otot pada tubuh wanita lebih sedikit daripada pria. Jumlah lemak pada pria usia 30 tahun rata-rata 18% dan sedangkan pada wanita yang berusia sama memiliki jumlah lemak 29%. Pada usia 50-an jumlah lemak menjadi 24% pada pria dan 34% pada wanita. Hal ini menyebabkan pria mempunyai kekuatan lebih dari wanita dan wanita


(38)

mempunyai kelenturan yang lebih baik daripada pria (Lesmana and Ramayulis, 2008). Nilaibody fat percentagedapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Nilai body fat percentage (Baumagartner, Jackson, Mahan, and Rowe, 2007)

Men (under 30 years old) Women (under 30 years old)

High >28% >32%

Moderately high 22-28% 26-32%

Optimal range 11-21% 15-25%

Low 6-10% 12-14%

Very low ≤5% ≤11%

E. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam manusia. Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (Gunawan, 2001).

Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung menguncup (sistol). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali (diastol). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik. Tekanan darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung (Gunawan, 2001).


(39)

Klasifikasi tekanan darah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III. Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII (NHANES, 2004)

Kategori tekanan darah

Tekanan darah sistolik (mmHg)

Dan/atau Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80

Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi derajad 1

140-159 atau 90-99

Hipertensi derajad 2

>160 atau >100

Hipertensi didiagnosis berdasarkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Ketika tekanan darah sistolik dan diastolik berada pada pada kategori yang berbeda, maka dipilih kategori yang lebih tinggi untuk mengklasifikasikan tekanan darah individu (Scohlze, 2007).

Yoshinaga, et al., menggunakan kriteria hipertensi sebagai berikut, derajat 1-3 tekanan darah sistolik 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik 70 mm Hg; derajat 4-5 tekanan darah sistolik 130 mm Hg dan tekanan darah diastolik 80 mm Hg. MenurutThe Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents (2004), definisi hipertensi pada anak adalah apabila tekanan darah sistolik atau diastolik di atas atau sama dengan persentil 95 menurut umur, jenis kelamin, dan tinggi badan (HarisandTambunan, 2009).

Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui dan telah banyak dilaporkan oleh banyak peneliti, namun mekanisme terjadinya hipertensi akibat obesitas hingga saat ini belum jelas. Sebagian besar peneliti


(40)

autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur dan fungsi pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan lainnya (Haris

andTambunan, 2009).

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset di lengan atas, tepat di atas lipatan siku. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan di dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi tidak terdengar lagi, kemudian tekanan perlahan diturunkan. Pada saat denyut nadi mulai terdengar lagi, bacalah tekanan pada batas atau permukaan air raksa yang terdapat pada alat yang disebut sfigmomanometer. Inilah yang disebut tekanan sistolik. Biarkan tekanan dalam manset tetap turun. Suara denyut nadi akan terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan akhirnya menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan pada manometer. Inilah yang kemudian disebut diastolik. Satuan untuk keduanya adalah millimeter air raksa (mmHg) (Kowalski, 2010).

Hipertensi ada dua jenis yaitu : 1. Hipertensi primer

Hipertensi primer adalah suatu pengingkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme control homeostatic normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup kurang lebih 90% dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak disebabkan oleh faktor tunggal, melainkan faktor yang saling berkaitan. Salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial adalah faktor genetik karena hipertensi sering turun menurun


(41)

dalam suatu keluarga (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

2. Hipertensi sekunder

Kurang dari 10 % penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan menghentikan obat atau mengobat/mengoreksi penyakit yang menyertai merupakan tahap awal penanganan hipertensi sekunder (Ditjen Bina kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

F. Obesitas

Obesitas atau kegemukan punya pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Menurut kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti berat badan (BB) yang jauh melebihi berat yang diinginkan. Terkadang kita sering menyamakan pengertian obesitas dengan overweight, padahal kedua istilah tersebut punya pengertian yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Obesitas


(42)

terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang keluar (AstawanandLeomitro, 2009).

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional) (Cortas, et all, 2008)

.Perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan system rennin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energy juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus-menerus (Cortas, et all, 2008).

G. Landasan Teori

Pengukuran antropometri merupakan meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. BMI dan skinfold thickness merupakan contoh pengukuran antropometri yang telah diakui sebagai metode paling praktis dalam menentukan tingkat obesitas pada orang dewasa.


(43)

BMI didefinisikan sebagai berat badan (BB) dalam kg dibagi dengan tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2). Pengukuran skinfold thickness nantinya dapat dikonversi menjadi body fat percentage (BFP) dengan menggunakan formula.

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan dapat membahayakan kesehatan. Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Sebagian besar peneliti menitikberatkan patofisiologi hubungan obesitas dan hipertensi pada tiga hal utama yaitu gangguan sistem autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur dan fungsi pembuluh darah.

Hipertensi dapat terjadi pada semua umur, termasuk pada remaja. Mahasiswa dan mahasiswi termasuk dalam golongan remaja akhir, dimana pada usia tersebut remaja akhir rentan terhadap hipertensi. Umumnya remaja memilih untuk mengkonsumsi fast food. Kebiasaan makan remaja tersebut berkontribusi terhadap kejadian obesitas yang akan menimbulkan terjadinya hipertensi obesitas. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

H. Hipotesis

Terdapat korelasi positif bermakna antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian.

Studi cross-sectionalmencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002). Penelitian observasional analitik digunakan untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas

Ukuranbody mass index(BMI) danbody fat percentage(BFP) 2. Variabel tergantung

Tekanan darah 3. Variabel pengacau


(45)

b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup subyek penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini. 2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antroprometri. Pengukuran

antropometri meliputi pengukuran body mass index (BMI) dan abdominal, triceps and suprailiac skinfold thickness (tebal lapisan kulit). Hasil pemeriksaan lain yang diukur adalah tekanan darah.

3. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).

4. Pengukuran body fat percentage (BFP) dilakukan dengan mengukur tiga jenis skinfold thickness yang terdiri dari abdominal, triceps dan suprailiac skonfold thickness, lalu dihitung dengan formula :

Untuk pria :


(46)

Untuk wanita :

(Baumagartner, Jackson, Mahan,andRowe, 2007) 5. Standar yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu menurut WHO untuk

BMI normal adalah 18,5-22,9 kg/m2 untuk pria dan wanita. BFP normal pria adalah 11-21% dan untuk wanita 15%-25% (Baumagartner, Jackson, Mahan,

andRowe, 2007). Tekanan darah normal menurut JNC VII adalah <120 mmHg untuk sistol dan <80 mmHg untuk diastol.

D. Responden Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang sehat dan memenuhi kriteria inklusi.

Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 125 orang yang terdiri dari 58 laki-laki dan 67 perempuan. Jumlah minimum sampel untuk penelitian korelasi sebesar 30 subyek (Sevilla, Octave, Punsalan, Regala, 2006). Kelebihan subyek dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat hadir pada saat pengambilan data maupun yang masuk kriteria eksklusi, misalnya subyek yang tidak berpuasa selama 8-10 jam. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner, demam, hamil,


(47)

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yang dilakukan di Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma, yaitu pada tanggal 8 September 2012 dan 15 September. Pada tanggal 8 September 2012 jumlah responden wanita yang hadir yaitu 34 responden dari 48 responden wanita dan responden pria yang hadir yaitu 20 responden dari 26 responden pria yang mengisi informed consent. Pada pengambilan data pertama ini terdapat 1 responden wanita dan 1 responden pria yang dieklusi. Pengambilan data kedua yang dilaksanakan pada tanggal 15 September 2012, jumlah responden wanita yaitu 37 responden dari 41 responden wanita dan responden pria yang hadir yaitu 41 responden dari 56 responden pria yang mengisi informed consent. Pengambilan data kedua terdapat 3 responden wanita dan 2 responden pria yang dieklusi. Data pemeriksaan yang dipakai sebagai data yaitu 67 responden pria dan 58 responden wanita. Skema responden dapat dilihat pada gambar 6.


(48)

Penelitian in Dharma Yogyakarta. tanggal 8 September 201

Gambar 6. Skema Responden

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

n ini dilakukan di Kampus III Paingan Uni ta. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 k

r 2012 dan 15 September 2012 di tempat yang s

niversitas Sanata 2 kali, yaitu pada


(49)

F. Ruang Lingkup

Penelitian initermasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi antara Pengukuran Antropometri meliputi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Tekanan Darah” yang bertujuan untuk mengkaji adanya korelasi antara pengukuran antropometri meliputi body mass index dan body fat percentage terhadap tekanan darah. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 13 orang dengan parameter penelitian yang berbeda-beda.

Parameter yang digunakan meliputi Body Mass Index (BMI), Skinfold Thickness, lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), kadar trigliserida, rasio kolesterol total/HDL, rasio LDL/HDL, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah.

Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi PengukuranBody Mass Index(BMI) terhadap Kadar Trigliserida. 2. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap Kadar Trigliserida.

3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap Kadar Trigliserida

4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio kolesterol total/HDL

5. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap rasio kolesterol total/HDL 6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Rasio Kadar Kolesterol total/HDL


(50)

8. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap rasio HDL/LDL

9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap rasio HDL/LDL

10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage

terhadap Tekanan Darah

11.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap Tekanan Darah

12.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) terhadap Glukosa Darah Puasa

13.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage

terhadap Glukosa Darah Puasa.

Penelitian ini fokus pada korelasi body mass index (BMI) dan body fat percentage(BFP) terhadap tekanan darah.

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah secara non-random sampling(pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling yang berarti tidak semua orang memiliki kesempatan yangsama untuk dijadikan responden penelitian.

Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Peneliti mula-mula


(51)

mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan peneliti sebagian dari anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat badan merk Tanita®, alat pengukur tinggi badan merk Strature®, tensimeter dan

skinfold caliper. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Tensimeter berfungsi sebagai alat pengukur tekanan darah.Skinfold caliperdigunakan untuk mengukur tebal lipatan kulit sehingga akan didapatkanbody fat percentage.

I. Tata Cara Penelitian 1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan konfirmasi tempat yang dapat digunakan untuk penelitian. Pengambilan sampel sebanyak 125 orang, terdiri dari 58 laki-laki dan 67 perempuan yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama

Permohonan izin pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk


(52)

memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan izin kedua kepada Wakil Rektor I untuk mendapatkan ijin melakukan penelitian. Permohonan kerja sama diajukan Laboratorium Parahita untuk pengambilan dan pengukuran darah sampel. Permohonan kerja sama lagi diajukan kepada calon subyek penelitian yang nantinya akan mengisi informed consent jika bersedia mengikuti penelitian ini. Permohonan kerja sama yang terakhir diajukan kepada kepala bagian rumah tangga untuk meminjam ruangan untuk penelitian.

3. PembuatanLeafletdanInformed Consent

a. Leaflet

Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami secara praktis tentang apa saja yang akan dilakukan pada penelitian ini.

Leaflet ini berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan, apa saja yang akan diukur dalam penelitian ini dan manfaat dari dilakukannya penelitian ini. Peneliti mencantumkan gambar-gambar yang berkaitan dengan informasi dalam penelitian ini agar terlihat lebih menarik.

b. Informed Consent

Informed consent merupakan bukti tertulis yang menyatakan bahwa responden bersedia untuk menjadi subyek dalam penelitian ini. pembuatan

informed consent ini sesuai dengan standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.


(53)

4. Pencarian Responden

Pencarian responden dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin penelitian dari Wakil Rektor I. Surat izin penelitian untuk meminta data nama serta NIM mahasiswa dan mahasiswi diberikan kepada setiap Dekan Fakultas Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik pengambilan subyek penelitian secara random sampling yang mendapatkan 200 data NIM mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Surat permohonan diajukan kepada Kepala BAPSI untuk meminta nomorhandphone

mahasiswa dan mahasiswi yang telah menjadi calon responden. Daftar nomor

handphone yang telah diterima segera digunakan peneliti untuk menghubungi responden untuk memastikan kesediaan sebagai responden penelitian ini. Banyaknya nomor handphone yang tidak aktif serta banyak calon responden yang tidak bersedia, sehingga dari 200 calon responden hanya didapatkan 76 calon responden. Peneliti melakukan pencarian responden yang kedua dengan menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang berada di lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik sampling yang kedua termasuk non-random sampling dengan pendekatan porpusive sampling. Calon responden yang didapatkan sebanyak 135 responden yang bersedia sebagai calon responden penelitian ini. Total calon responden yang bersedia hadir ikut dalam penelititan ini adalah 211 responden. Calon responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi diundang untuk hadir untuk

briefing. Setiap responden dihubungi via telepon untuk hadir dalam briefing. Tujuan dari briefing adalah untuk memberi penjelasan mengenai maksud dan


(54)

tujuan penelitian kepada responden yang dijelaskan melalui leaflet kepada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk ikut serta dalam penelitian akan menandatangani informed consent sebagai suatu bentuk penyataan tertulis atas kesediaan responden ikut serta dalam penelitian. Jumlah sampel yang bersedia mendaftar pada saat briefing kurang, sehingga dilakukan pencarian responden secara tatap muka di wilayah Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Pencarian responden dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon responden. Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran parameter untuk memberikan informasi ulang terkait tempat dan waktu pelaksanaan pengukuran parameter. Responden yang tidak hadir pada saat pengukuran akan dikonfirmasi lagi kehadirannya.

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat kesehatan dikatakan baik jika memenuhi nilai CV≤5%. Pengukuran reabilitas instrumen dilakukan sebanyak lima kali. Instrumen yang divalidasi pada penelitian ini antara lain timbangan berat badan Tanita® dengan nilai CV sebesar 0,125%, dan alat pengukur tinggi badan Stature® dengan nilai CV sebesar 0,027%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa instrumen timbangan berat badan dan tinggi badan memenuhi persyaratan validasi.


(55)

6. Pengukuran Parameter

Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan (untuk menghitung BMI), tebal lipat kulit dan tekanan darah.

a. PengukuranBody Mass Index

Untuk mengukur BMI dibutuhkan pengukuran tinggi badan dan berat badan. Pengukuran tinggi badan dilakukan menggunakan meteran yang ditempelkan di tembok dalam posisi tegak lurus. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan. Meteran dan timbangan diletakkan secara berdekatan agar memudahkan responden sebab responden diwajibkan melepaskan sepatu untuk mengurangi faktor koreksi.

b. Pengukuranskinfold thickness

Tebal lipat kulit yang diukur adalah pada bagian abdominal, triceps dan

suprailiac. Bagian abdominal adalah bagian tengah perut, bagian triceps

adalah bagian lengan bawah, sedangkan bagian suprailiac adalah bagian perut samping. Pengukuran tebal lipat kulit ini menggunakan alat yaitu

skinfold caliperdan bagian yang diukur adalah bagian tubuh sebelah kiri. c. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter. Pengukuran ini dilakukan oleh tenaga medis dari Laboratorium Parahita. 7. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi menggunakan metode spss.


(56)

8. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,1. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %. Di bawah ini adalah tabel panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan kekuatan korelasi, nilai p dan arah korelasi.

Tabel IV. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilaip, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2011)

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan Korelasi (r) 0,00-0,199 Sangat lemah 0,20-0,399 Lemah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat

2. Nilaip p<0,05 Terdapat korelasi

yang bermakna antara dua variabel yang diuji

p>0,05 Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji 3. Arah Korelasi + (positif) Searah, semakin

besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. - (negatif) Berlawanan arah.

Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.


(57)

9. Pembagian Hasil Pemeriksaan

Pembagian hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada responden. Peneliti memberikan penjelasan makna hasil pemeriksaan dan memberikan saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil pemeriksaan yang tidak normal.

J. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami peneliti adalah kesulitan dalam mendapatkan responden penelitian. Responden yang sudah bersedia untuk ikut serta dalam penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan data sehingga peneliti perlu mencari responden lagi. Kesulitan yang lain yaitu responden tidak berpuasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan data sehingga masuk dalam kriteria eksklusi.


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Responden yang ikut serta dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik non-random sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 125 orang yang bersedia ikut serta dalam penelitian ini. Setelah dilakukan pengambilan data, data diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tarif kepercayaan 95%. Digunakan uji Kolmogorov-Smirnov

karena jumlah sampel yang digunakan lebih dari 50, yaitu 58 responden pria dan 67 responden wanita. Di bawah ini merupakan tabel karakteristik responden penelitian.

Tabel V. Karakteristik Responden Penelitian Karakteristik Wanita (n=67) P Pria (n=58) P Usia (tahun) 20 (18-22)** 0,00 21 (18-24)** 0,00 BMI (kg/m2) 22,12 (16,52-36,45)** 0,00 23,83 (17,89-47,13)** 0,00 Abdominal

skinfold thickness (mm)

24,67 (9,83-52)** 0,033 (30,88±16,75)* 0,250

Suprailiac skinfold thickness (mm)

17,17 (6,67-38,83)** 0,018 (27,88±14,37)* 0,350 Triceps skinfold thickness (mm) Body Fat Percentage (%) Tekanan darah sistol (mmHg) Tekanan darah diastole (mmHg) 21,33 (9,67-44,17)** (26,61±4,984)* 110 (90-120)** 80 (60-90)** 0,031 0,901 0,00 0,00

(25,68±10,705)* 22,96 (4,8-34,87)** 110 (100-130)** 80 (70-90)** 0,086 0,009 0,00 0,00 Keterangan : * = rata-rata ± SD

** =median (minimum-maksimum)

p>0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi normal p<0,05 menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal


(59)

1. Usia

Responden yang mengikuti penelitian ini memiliki rentang usia 18-24 tahun untuk mengetahui apakah pada rentang usia itu beresiko mengalami hipertensi.

Data usia responden pria dan wanita setelah diuji menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menghasilkan signifikansi yang sama yaitu sebesar p=0,000 yang menunjukkan bahwa usia responden terdistribusi tidak normal. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan bahwa data usia 18-24 tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi tidak normal ditunjukkan oleh gambar 7 dan gambar 8, dimana grafik lebih condong ke kiri.


(60)

Gambar 8. Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita 2. Body Mass Index (BMI)

Uji normalitas pada pria menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 yang berarti data terdistribusi tidak normal. Uji normalitas pada wanita juga terdistribusi tidak normal dengan p=0,014. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan bahwa data BMI tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi tidak normal ditunjukkan oleh gambar 9 dan gambar 10, dimana grafik lebih condong ke kiri.


(61)

Gambar 10. Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita 3. Skinfold Thickness dan Body Fat Percentage

a. Abdominal Skinfold Thickness (AST)

Uji normalitas AST pada responden pria terdistribusi normal yang memiliki p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data AST tersebar merata. Pada responden wanita menunjukkan signifikasi sebesar p=0,009 yang berarti data terdistribusi tidak normal. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan bahwa data AST tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi normal pada responden pria ditunjukkan oleh gambar 11, dimana grafik rata, tidak condong ke kanan maupun ke kiri. Data yang terdistribusi tidak normal pada responden wanita ditunjukkan oleh gambar 12, dimana grafik lebih condong ke kiri.


(62)

Gambar 11. Histogram Distribusi AST pada Responden Pria

Gambar 12. Histogram Distribusi AST pada Responden Wanita b. Triceps Skinfold Thickness (TST)

Uji normalitas TST responden pria terdistribusi tidak normal dengan nilai p=0,028. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan bahwa data TST tidak tersebar merata.

Uji normalitas TST pada wanita terdistribusi normal dengan p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data TST tersebar merata.

Data yang terdistribusi tidak normal pada responden pria ditunjukkan oleh gambar 13, dimana grafik lebih condong ke kiri. Data yang terdistribusi normal


(63)

pada responden wanita ditunjukkan oleh gambar 14, dimana grafik rata, tidak condong ke kanan maupun ke kiri.

Gambar 13. Histogram Distribusi TST pada Responden Pria

Gambar 14. Histogram Distribusi TST pada Responden Wanita c. Suprailiac Skinfold Thickness (SST)

Uji normalitas SST responden pria dan wanita terdistribusi normal dengan nilai p yang sama yaitu p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data SST tersebar merata.

Data yang terdistribusi normal pada responden pria dan wanita ditunjukkan oleh gambar 15 dan gambar 16, dimana grafik rata, tidak condong ke kanan maupun ke kiri.


(64)

Gambar 15. Histogram Distribusi SST pada Responden Pria

Gambar 16. Histogram Distribusi SST pada Responden Wanita d. Body Fat Percentage (BFP)

Setelah mendapatkan data pengukuran abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness, dihitung BFP. Kemudian dilakukan uji normalitas, BFP responden pria terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai p=0,195, BFP pada responden wanita juga terdistribusi normal dengan nilai p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data BFP tersebar merata.

Data yang terdistribusi normal pada responden pria dan wanita ditunjukkan oleh gambar 17 dan gambar 18, dimana grafik rata, tidak condong ke kanan maupun ke kiri.


(65)

Gambar 17. Histogram Distribusi BFP pada Responden Pria

Gambar 18. Histogram Distribusi BFP pada Responden Wanita 4. Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

sphygnomanometer. Setelah data didapatkan, dilakukan uji normalitas masing-masing tekanan darah sistolik dan diastolik responden pria dan wanita. Uji normalitas sistolik responden pria dan wanita terdistribusi tidak normal dengan nilai p yang sama yaitu p=0,000. Uji normalitas tekanan darah diastolik pada pria dan wanita terdistribusi tidak normal dengan nilai p=0,000. Data yang terdistribusi tidak


(66)

normal menunjukkan bahwa data tekanan darah sistolik dan diastolik tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi tidak normal pada responden pria dan wanita ditunjukkan oleh grafik yang lebih condong ke kiri (gambar 19) dan grafik yang lebih condong ke kanan (gambar 20, 21, dan 22).

Gambar 19. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria


(67)

Gambar 21. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Wanita

Gambar 22. Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden Wanita

B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada BMI, AST, TST, SST dan BFP

Penelitian ini membandingkan antara BMI normal dan BMI tidak normal terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik. Data responden pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok responden yang memiliki BMI<23 kg/m2 (normal dan tidak mengalami obesitas) dan kelompok responden yang memiliki BMI23 kg/m2(tidak normal dan mengalami obesitas). Pada kedua kelompok tersebut dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov


(68)

jika jumlah responden >50, sedangkan jika jumlah responden <50 digunakan uji normalitasShapiro-Wilk.

1. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI≥23 kg/m2

Diketahui jumlah responden pria yang memiliki BMI<23 kg/m2sebanyak 41 responden, sedangkan jumlah responden yang memiliki BMI 23 kg/m2 sebanyak 26 responden. Uji normalitasShapiro-Wilkpada BMI<23 kg/m2dan BMI 23 kg/m2 pada responden pria terdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi secara berturut-turut p=0,004 dan p=0,000. Dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk membandingkan tekanan darah sistolik pada BMI<23 kg/m2 dan BMI 23 kg/m2 dan didapatkan nilai p=0,056 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara tekanan darah sistolik pada BMI<23 kg/m2 dan BMI 23 kg/m2.

Dilakukan uji normalitas terhadap 2 kelompok berdasarkan BMI responden wanita dan diketahui jumlah responden wanita yang memiliki BMI<23 kg/m2 sebanyak 41 responden dan 26 responden yang memiliki BMI23 kg/m2. Dikarenakan responden <50 maka digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan p=0,000 pada BMI<23 kg/m2 dan p=0,004 pada BMI23 kg/m2 yang berarti data terdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan ujiMann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik kedua kelompok tersebut. Uji Mann-Whitney

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna sistol antara kelompok BMI<23 kg/m2 dan BMI23 kg/m2 dengan nilai p=0,821.


(69)

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Purwokerto pada 63 responden, usia dewasa muda dan dewasa akhir, dengan membandingkan tekanan darah responden yang memiliki BMI normal dan yang tidak normal, didapatkan nilai p=1,000 (p>α=0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah pada kedua kelompok BMI tersebut (Destyana, Saryono, Mursiyam, 2009).

2. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI≥23 kg/m2

Nilai signifikansi p=0,000 pada kedua kelompok uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal pada responden pria, sehingga dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok BMI<23 kg/m2 dengan BMI23 kg/m2. Nilai signifikansi dari uji Mann-Whitney adalah p=0,886 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna antara tekanan darah diastolik pada kelompok BMI<23 kg/m2dengan BMI23 kg/m2.

Uji normalitas Shapiro-Wilk pada responden wanita menunjukkan nilai signifikansi p=0,000 untuk BMI<23 kg/m2dan BMI23 kg/m2yang berarti kedua data tekanan darah diastolik terdistribusi tidak normal, sehingga dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan tekanan daragh diastolik. Uji

Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi p=0,953. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna tekanan darah diastolik pada kelompok yang memiliki BMI<23 kg/m2 dengan kelompok yang


(70)

memiliki BMI23 kg/m2. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2ditunjukkan pada Tabel VI.

Tabel VI. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2

Responden Pria

Variabel Tergantung

BMI <23 kg/m2 n= 41

BMI≥23 kg/m2 n= 26

P Tekanan

Darah Sistolik

110,83 115 0,056*

Tekanan Darah Diastolik

77,08 76,76 0,886**

Responden Wanita

Variabel Tergantung

BMI <23 kg/m2 n= 25

BMI≥23 kg/m2 n= 35

P Tekanan

Darah Sistolik

108,78 108,08 0,821**

Tekanan Darah Diastolik

75,85 75,38 0,953**

*p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna **p>0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna

3. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok AST30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST24,7 mm dan Kelompok AST >24,7 mm

Jumlah responden pria kelompok AST 30,7 mm adalah 29 responden, sedangkan pada kelompok AST >30,7 mm adalah 29 responden. Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50. Nilai signifikansi kelompok AST30,7 mm memperoleh p=0,001, sedangkan pada kelompok AST >30,7 mm memperoleh nilai p=0,001 yang menunjukkan bahwa kedua data terdistribusi tidak normal. Uji beda pada responden pria yang digunakan


(71)

untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm adalah uji Mann-Whitney, memperoleh nilai signifikansi p=0,081 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Jumlah responden wanita pada kelompok AST 24,7 mm adalah 35 responden, sedangkan pada kelompok AST >24,7 mm adalah 32 responden sehingga uji normalitas yang digunakan adalah ujiShapiro-Wilk. Nilai signifikansi pada kelompok AST 24,7 mm memperoleh p=0,000, sedangkan pada kelompok AST >24,7 mm memperoleh p=0,001 yang menunjukkan bahwa kedua data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kedua kelompok tersebut adalah uji

Mann-Whitney. Hasil signifikansi uji Mann-Whitney memperoleh p=0,334 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kedua kelompok tersebut.

4. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST 24,7 mm dan Kelompok AST >24,7 mm

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden pria kurang dari 50. Kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm memiliki nilai signifikansi yaitu p=0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm adalah uji


(72)

Mann-Whitney dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,247 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Uji normalitas responden wanita pada kelompok AST 24,7 mm yang berjumlah 35 responden memperoleh nilai p= 0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi tidak normal. Jumlah responden pada kelompok AST >24,7 mm adalah sebanyak 32 responden dengan nilai signifikansi adalah p=0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan adalah uji Mann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan diastolik antara kedua kelompok tersebut. Hasil signifikansi ujiMann-Whitneymemperoleh nilai p=0,170 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kedua kelompok kategori tersebut. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik responden pria kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm dan responden wanita pada kelompok AST24,7 mm dan AST >24,7 mm dapat dilihat pada Tabel VII.


(73)

Tabel VII. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Responden Wanita

pada Kelompok AST24,7 mm dan AST >24,7 mm Responden

Pria

Variabel Tergantung

AST30,7 mm n= 29

AST >30,7 mm n= 29

P Tekanan

Darah Sistolik

111,38 113,91 0,081*

Tekanan Darah Diastolik

76,21 77,59 0,247*

Responden Wanita

Variabel Tergantung

AST24,7 mm n= 35

AST24,7 mm n= 32

P Tekanan

Darah Sistolik

107,71 109,37 0,334*

Tekanan Darah Diastolik

76,57 74,69 0,170*

*p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna

5. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm

Uji normalitas responden pria yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm memiliki nilai signifikansi berturut-turut yaitu p=0,074 yang berarti bahwa data terdistribusi normal dan p=0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm adalah uji

Mann-Whitneydan dihasilkan nilai signifikansi p=0,153 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok.


(74)

Uji normalitas responden wanita yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST 16,5 mm dan TST >16,5 mm memiliki nilai signifikansi berturut-turut yaitu p=0,019 dan p=0,000 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm adalah uji Mann-Whitneydan dihasilkan nilai signifikansi p=0,376 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut.

6. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST 16,5 mm dan TST >16,5 mm

Uji normalitas responden pria yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm memiliki nilai signifikansi yang sama yaitu p=0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm adalah ujiMann-Whitney dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,550 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Uji normalitas responden wanita yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm memiliki nilai signifikansi yang sama yaitu p=0,000 yang berarti bahwa data


(75)

terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan adalah ujiMann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,208 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut. Berikut ini adalah tabel perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm dan wanita pada kelompok TST 16,5 mm dan TST >16,5 mm. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden pria pada kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm dan wanita pada kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm dapat dilihat pada Tabel VIII.

Tabel VIII. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria pada Kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada

Kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm Responden

Pria

Variabel Tergantung

TST14,5 mm n= 10

TST >14,5 mm n= 58

P Tekanan

Darah Sistolik

110 113,96 0,153*

Tekanan Darah Diastolik

76 77,08 0,550*

Responden Wanita

Variabel Tergantung

TST16,5 mm n= 17

TST16,5 mm n= 50

P Tekanan

Darah Sistolik

107,06 109 0,376*

Tekanan Darah Diastolik

74,12 76,2 0,208*


(1)

Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik a. Responden Pria

Correlations TD_diastol suprailiac responden Spearman's rho TD_diastol Correlation

Coefficient 1.000 .109

Sig. (2-tailed) . .413

N 58 58

suprailiac responden

Correlation

Coefficient .109 1.000

Sig. (2-tailed) .413 .

N 58 58

Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Pria

b. Responden Wanita

Correlations trisep responden diastol responden Spearman's rho

trisep responden Correlation

Coefficient 1.000 .179


(2)

N 67 67 diastol

responden

Correlation

Coefficient .179 1.000

Sig. (2-tailed) .146 .

N 67 67

Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Wanita

Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik a. Responden Pria

Correlations

Tekanan

Darah % Body Fat Spearman's rho Tekanan Darah Correlation

Coefficient 1.000 .333

*

Sig. (2-tailed) . .011

N 58 58

% Body Fat Correlation

Coefficient .333

*

1.000

Sig. (2-tailed) .011 .

N 58 58


(3)

Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Pria

b. Responden Wanita

Correlations

% Body Fat

sistol responden Spearman's rho % Body Fat Correlation

Coefficient 1.000 -.047

Sig. (2-tailed) . .705

N 67 67

sistol responden Correlation

Coefficient -.047 1.000

Sig. (2-tailed) .705 .

N 67 67


(4)

Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik a. Responden Pria

Correlations

TD_diastol % Body Fat Spearman's rho TD_diastol Correlation Coefficient 1.000 .117

Sig. (2-tailed) . .383

N 58 58

% Body Fat Correlation Coefficient .117 1.000

Sig. (2-tailed) .383 .

N 58 58

Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Pria

b. Responden Wanita

Correlations

% Body Fat

diastol responden Spearman's rho % Body Fat Correlation

Coefficient 1.000 .034

Sig. (2-tailed) . .788


(5)

diastol responden Correlation

Coefficient .034 1.000

Sig. (2-tailed) .788 .

N 67 67

Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Wanita


(6)

BIOGRAFI

Lidya Dinda Dwi Dasanthi merupakan putri dari pasangan Vincentius Dalmari dan Christina Tuginem. Lahir di Baturaja pada 20 Februari 1992. Riwayat pendidikan penulis bermula dari Taman Kanak-kanak Xaverius II Baturaja. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Katolik Fransiskus Baturaja tahun pelajaran 1997-2003. Pendidikan sekolah menengah pertama penulis dienyam di SMP Xaverius Baturaja tahun pelajaran 2003-2006 dan naik ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Fransiskus Bandar Lampung tahun pelajaran 2006-2009. Penulis selanjutnya menempun pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Selama perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti koordinator Paduan


Dokumen yang terkait

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 203

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 185

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Korelasi Body Fat Percentage terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

0 1 159

Korelasi antara Body fat Percentage terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 183

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 201

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 1 183

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 190

Korelasi Body Fat Percentage terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 157