Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(1)

xvi

INTISARI

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu indeks yang digunakan untuk

mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight dan obesitas pada

orang dewasa. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara Body Mass Index terhadap kadar

trigliserida dalam darah.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Karakteristik penelitian dengan pengukuran antroprometri yaitu pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti

adalah kadar trigliserida. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney

dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Kesimpulan penelitian menunjukkan BMI memiliki korelasi positif yang bermakna terhadap kadar trigliserida dalam darah dengan kekuatan korelasi lemah pada responden pria (r=0,288; p=0,026) dan korelasi positif dengan kekuatan sedang pada responden wanita (r=0,435; p=0,000).


(2)

xvii

ABSTRACT

Anthropometric is generally used to see an imbalance of protein and energy intake. This imbalance is seen in the pattern of physical growth and the proportion of body tissues such as fat, muscle, and the amount of water in the body. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood that can increase the risk of cardiovascular disease. The objective of this study is to determine the correlation of Body Mass Index with triglyceride levels in the blood.

The study was an observational analytic cross-sectional design. Characteristics of the study with the measurement antroprometri is measuremet

Body Mass Index (BMI). The laboratory test’s result studied were triglyceride

levels. Data were statistically analyzed with the Kolmogorov-Smirnov normality

test and then hypothesis comparative Mann-Whitney and Spearman correlation analysis with a level of 95%.

The conclusion showed that BMI had a significant positive correlation to the levels of triglycerides in the blood with the power of the weak correlation in male respondents (r=0.288; p=0.026) and a moderate correlation in female respondents (r=0.435; p=0.000) in female respondents.


(3)

i

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP

KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Bernadhea Wikan Pangesti NIM: 098114050

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

ii

Persetujuan Pembimbing

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP

KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Skripsi yang diajukan oleh: Bernadhea Wikan Pangesti

NIM: 098114050

telah disetujui oleh:

Pembimbing Utama


(5)

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP

KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

Oleh:

Bernadhea Wikan Pangesti NIM: 098114050

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Pada tanggal: 18 Januari 2013

Mengetahui, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Dekan

(Ipang Djunarko, M.Sc., Apt.)

Panitia Penguji: Tanda Tangan

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. ... 2. Ipang Djunarko, M.Sc.,Apt. ... 3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. ...


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada

Tuhan Yesus Kristus

Bapak, Ibu, kakak

Kalian yang senantiasa mendukungku

Teman-temanku seperjuangan

Almamaterku

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu

1 Petrus 5:7 Bapa-mu mengetahui apa yang kamu perlukan sebelum kamu

minta kepada-Nya

Matius 6:8


(7)

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Bernadhea Wikan Pangesti

Nomor mahasiswa : 098114050

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

KORELASI BODY MASS INDEX (BMI) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA MAHASISWA DAN MAHASISWI DI KAMPUS

III UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

pada tanggal: 21 Januari 2013 Yang menyatakan,


(8)

vi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan penyertaan-Nya yang selalu ada dan tidak berkesudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan yang telah diberikan, baik waktu maupun tenaga, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK. selaku dosen pembimbing utama skripsi ini atas segala kesabaran untuk selalu mendukung, memotivasi, membimbing, dan memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini

2. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian dan selaku penguji skripsi atas bantuan dan masukan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

3. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji, atas dukungan dan masukan yang berharga.

4. Ketua Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.


(9)

vii

5. Seluruh mahasiswa kampus III Universitas Sanata Dharma yang terlibat dalam penelitian, yang telah membantu penelitian kami sehingga penelitian ini dapat berlangsung dengan lancar

6. Laboratorium Parahita Yogyakarta yang telah membantu pemeriksaan darah responden penelitian.

7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah mendampingi dan membagikan ilmu kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu dan keluarga atas kasih sayang, dukungan doa dan perjuangan untuk terus memberikan yang terbaik bagiku, baik dalam materi maupun non-materi sehingga penulis terus bersemangat dalam penyusunan skripsi ini. 9. Novi Kiswanto, Yosin Guruh, Kusniar Rahmini Fransiska Anggita, Amelia

Felicia, Silvia Dwita, Hayu Ajeng Raras, Yansen Namahada, Danny Trias, Lidya Dinda, Listya Purbarini yang telah berjuang bersama untuk bertukar pikiran dalam mengolah data dan memberikan dukungan.. 10.Diah Intan Sari, Katherine Jessica, Eky Suprabawati, Christina Jessy Yessica,

Marsella Lotjita, Agustina Erni yang telah menjadi tempat berbagi canda tawa, suka dan duka selama ini

11.Teman-teman Fakultas Farmasi angkatan 2009 yang telah berjuang bersama dalam suka dan duka masa perkuliahan dan praktikum, khususnya teman-teman kelas FKK A yang senantiasa memberikan dukungan.

12.Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Dukungan kalian berharga untuk penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.


(10)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis terbuka terhadap kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang membangun menjadi pembelajaran bagi penulis untuk menjadi lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan perhatian masyarakat terhadap kesehatan.

Yogyakarta, 21 Januari 2013


(11)

ix

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 21 Januari 2013 Penulis


(12)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... v

PRAKATA ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

INTISARI ... xvii

ABSTRACT ... xviii

BAB I PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Perumusan masalah ... 4

2. Keaslian penelitian ... 5

3. Manfaat penelitian ... 7


(13)

xi

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA... 9

A. Pengukuran Antropometri ... 9

B. Obesitas ... 11

C. Trigliserida ... 13

D. Landasan Teori ... 16

E. Hipotesis ... 17

BAB III. METODE PENELITIAN... 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 18

B. Variabel Penelitian ... 18

C. Definisi Operasional... 19

D. Responden Penelitian ... 20

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 21

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 21

G. Teknik Sampling ... 23

H. Instrumen Penelitian... 24

I. Tata Cara Penelitian ... 24

J. Analisis Data Penelitian ... 30

K. Kesulitan Penelitian ... 32

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Karakteristik Responden ... 33

1. Usia ... 34

2. Body Mass Index ... 36


(14)

xii

B. Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida antara BMI <23 dan

BMI ≥23 terhadap kadar trigliserida dalam darah ... 39

C. Korelasi Body Mass Index terhadap Trigliserida dalam Darah ... 41

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 43

A. Kesimpulan ... 44

B. Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 45

LAMPIRAN ... 50


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan BMI pada Indivisu

Dewasa Asia ... 11 Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida menurut

NCEP ATP III (2002) ... 16 Tabel III. Panduan Interpretasi Uji Statistik ... 31 Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian Wanita dan Pria ... 32 Tabel V. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Wanita

BMI < 23 dan BMI ≥23 ... 38 Tabel VI. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Pria

BMI < 23 dan BMI ≥23 ... 38 Tabel VII. Korelasi Body Mass Index terhadap kadar Trigliserida pada

Reaponden wanita ... 40 Tabel VIII.Korelasi Body Mass Index terhadap kadar Trigliserida pada ..


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan ... 10

Gambar 2. Pengukuran Berat Badan ... 10

Gambar 3. Skema Responden Penelitian ... 21

Gambar 4. Histogram Distribusi Usia Responden Pria ... 34

Gambar 5. Histogram Distribusi Usia Responden Wanita... 34

Gambar 6. Histogram Distribusi BMI Responden Pria ... 36

Gambar 7. Histogram Distribusi BMI Responden Wanita ... 36

Gambar 8. Histogram Distribusi Kadar Trigliserida Responden Pria... 37

Gambar 9. Histogram Distribusi Kadar Trigliserida Responden Wanita .. 37

Gambar 10. Diagram Sebaran Korelasi Body Mass Index Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Pria ... 41

Gambar 11. Diagram Sebaran Korelasi Body Mass Index Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada Responden Wanita ... 41


(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 50

Lampiran 2. Ethical Clearance ... 51

Lampiran 3. Surat Peminjaman Ruang ... 52

Lampiran 4. Informed Consent ... 53

Lampiran 5. Leaflet ... 54

Lampiran 6. Kartu Pemeriksaan Responden ... 56

Lampiran 7. Wawancara Pengukuran Berat Badan, Tinggi badan, dan Pengambilan Darah ... 57

Lampiran 8. Hasil Tes Laboratorium ... 59

Lampiran 9.Validasi Instrumen Pengukuran... 60

Lampiran 10. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Wanita ... 61

Lampiran 11. Deskriptif dan Uji Normalitas Usia pada Responden Pria ... 62

Lampiran 12. Deskriptif dan Uji Normalitas BMI pada Responden Wanita ... 63

Lampiran 13. Deskriptif dan Uji Normalitas BMI pada Responden Pria ... 64

Lampiran 14. Deskriptif dan Uji Normalitas Kadar Trigliserida pada Responden Wanita ... 65


(18)

xvi

INTISARI

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu indeks yang digunakan untuk

mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight dan obesitas pada

orang dewasa. Obesitas berhubungan dengan peningkatan kadar trigliserida dalam darah sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara Body Mass Index terhadap kadar

trigliserida dalam darah.

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan potong lintang. Karakteristik penelitian dengan pengukuran antroprometri yaitu pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan laboratorium yang diteliti

adalah kadar trigliserida. Data dianalisis secara statistik dengan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov kemudian dilakukan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney

dan analisis korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%.

Kesimpulan penelitian menunjukkan BMI memiliki korelasi positif yang bermakna terhadap kadar trigliserida dalam darah dengan kekuatan korelasi lemah pada responden pria (r=0,288; p=0,026) dan korelasi positif dengan kekuatan sedang pada responden wanita (r=0,435; p=0,000).


(19)

xvii

ABSTRACT

Anthropometric is generally used to see an imbalance of protein and energy intake. This imbalance is seen in the pattern of physical growth and the proportion of body tissues such as fat, muscle, and the amount of water in the body. Obesity is associated with increased levels of triglycerides in the blood that can increase the risk of cardiovascular disease. The objective of this study is to determine the correlation of Body Mass Index with triglyceride levels in the blood.

The study was an observational analytic cross-sectional design. Characteristics of the study with the measurement antroprometri is measuremet

Body Mass Index (BMI). The laboratory test’s result studied were triglyceride

levels. Data were statistically analyzed with the Kolmogorov-Smirnov normality

test and then hypothesis comparative Mann-Whitney and Spearman correlation analysis with a level of 95%.

The conclusion showed that BMI had a significant positive correlation to the levels of triglycerides in the blood with the power of the weak correlation in male respondents (r=0.288; p=0.026) and a moderate correlation in female respondents (r=0.435; p=0.000) in female respondents.


(20)

1

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan beberapa parameter seperti ukuran tunggal dari tubuh manusia antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, Bakri, and Fajar 2002).

Body Mass Index (BMI) merupakan kalkulasi angka dari berat dan tinggi

badan seseorang. Nilai BMI didapatkan dari berat dalam kilogram dibagi dengan kuardrat dari tinggi dalam meter (kg/m2). Nilai dari BMI pada orang dewasa tidak bergantung pada umur maupun jenis kelamin (WHO, 2000). Body Mass Index

(BMI) adalah suatu standard pengukuran obesitas pada orang dewasa. BMI tidak dapat mengukur jumlah lemak secara langsung, tetapi BMI merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam menentukan apakah orang tersebut mendapat obesitas atau tidak (Dehghan, Danesh, and Merchant, 2005).

Hasil penelitian Knowles di Peru pada responden dewasa dengan 1518 responden yang terdiri dari 952 responden wanita dan 566 resonden pria. Hasil analisis ditemukan adanya korelasi positif antara BMI terhadap kadar trigliserida yaitu pada responden wanita dan pria. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007). Penelitian ini dilakukan pada 172 laki-laki dan 183


(21)

wanita. Hasil analisis terdapat korelasi yang bermakna (p<0,01) antara Body Mass Index dan trigliserida dengan koefisien korelasi (r=0,35).

Peningkatan kemakmuran, kemajuan teknologi dan westernisas dapat

mengakibatkan perubahan gaya hidup dan pola makan di masyarakat, khususnya remaja yang cenderung menyukai makanan cepat saji (fast food) serta penurunan

aktivitas fisik yang dapat meningkatkan terjadinya gizi lebih (Oktaviani, Saraswati, and Rafliudin, 2012). Dewasa ini prevalensi terjadinya obesitas

meningkat, beserta hubungannya dengan pengurangan harapan hidup, telah membuat obesitas sebagai salah satu masalah kesehatan masyarakat yang darurat (Mataix, 2008).

Pencegahan obesitas dan dislipidemia telah menjadi tantangan penting di negara-negara berkembang karena dapat menimbulkan faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular. Salah satu pendekatan untuk mencegah kondisi ini adalah dengan pengukuran antropometri sederhana, diikuti dengan konseling individual atau pengobatan pengukuran antropometrik yang sering digunakan antara lain lingkar pinggang, rasio pinggang-panggul, ketebalan lipatan kulit, dan

Body Mass Index (Jeong, 2005). Kejadian obesitas di negara-negara maju seperti

di negara Eropa, USA, dan Australia telah mencapai tingkatan epidemi. Data kenaikan obesitas untuk Amerika Serikat mencapai 31% pada tahun 2000 dari 15% pada dua dekade sebelumnya (Arief, 2007).

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh


(22)

karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal (Supariasa et al., 2002). Obesitas dan kelainan-kelainan

yang menyertainya merupakan komponen dari sindrom metabolik yang saat ini menjadi epidemik di seluruh dunia. Beberapa faktor genetik, perilaku dan psikologis telah diidentifikasi sebagai penyebab terjadinya obesitas (Sargowo and

Andarini, 2011).

Telah diterima secara luas bahwa lemak tubuh yang berlebihan dan obesitas dapat menimbulkan faktor risiko terhadap diabetes penyakit kardiovaskular dan dislipidemia. Berbagai macam abnormalitas dari lipid dan lipoprotein telah diobservasi terhadap individu yang obesitas, termasuk peningkatan kolesterol, trigliserida dan penurunan dari kadar kolesterol HDL (Chadha, Singh, Kharbanda, Kharbanda, and Ganjoo, 2006).

Menurut Sinsanta, Hakim, and Iskandar (2006) pada uji korelasi antara

BMI dengan trigliserida laki-laki, perempuan, dan laki-laki perempuan secara keseluruhan terdapat korelasi yang bermakna dengan derajat hubungan rendah. Hasil penelitian yang dilakukan Martiem (2008) pada usia ≤50 tahun ternyata nilai

BMI akan semakin berkurang dengan bertambahnya usia (r=-0,208) tetapi tidak bermakna (p=0,065). Setelah usia 50 tahun baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan semakin meningkatnya usia BMI akan semakin meningkat (r = 0,412) yang bermakna secara statistik (p=0,001). Hubungan yang kuat antara BMI dan terjadinya penyakit jantung koroner juga ditunjukkan pada penelitian yang


(23)

dilakukan Lamon-Fava et al., menyatakan semakin meningkatnya BMI akan

meningkatkan insidens PJK sebesar 8%.

Penelitian ini dilkukan di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memiliki 3628 mahasiwa. Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terdiri dari Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Farmasi, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Teknik. Penelitian ini

merupakan penelitian payung yang berjudul “ Korelasi Pengukuran Antropometri

terhadap Profil Lipid, Kadar Glukosa Darah, dan Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kesehatan khususnya mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berdasarkan gambaran tersebut diatas, maka pengetahuan tentang prediktor awal dari obesitas sangat penting untuk dilakukan. Pengukuran Body Mass Index diharapkan dapat dipakai sebagai salah satu metode untuk deteksi

dini maupun prediktor awal terhadap adanya risiko dari obesitas, sehingga pengukuran ini dapat dipakai sebagai metode yang sederhana, praktis, ekonomis dan mudah dilakukan oleh masyarakat sebagai deteksi dini faktor risiko untuk mewaspadai penyakit yang disebabkan karena obesitas

1. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, permasalahan penelitian ini adalah: Apakah terdapat korelasi positif yang bermakna antara

Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan


(24)

2. Keaslian penelitian

Berdasarkan hasil pencarian informasi dan sepanjang pengetahuan peneliti terkait pada penelitian mengenai korelasi Body Mass Index (BMI)

kadar trigliserida, dapat dinyatakan bahwa belum pernah ditemukan penelitian seperti ini sebelumnya. Beberapa penelitian yang terkait dengan pengukuran antropometri, obesitas, dan kadar trigliserida. Penelitian penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu:

a. “Indeks Massa Tubuh sebagai Determinan Penyakit Jantung Koroner pada Orang dewasa Berusia di atas 35 tahun”(Martiem, 2008) Penelitian ini

dilakukan merupakan studi cross-sectional pada 80 responden berusia >35 tahun di dua kelurahan di Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah orang dewasa berusia 35 tahun ke atas. Dipilihnya orang dewasa berusia 35 tahun ke atas karena mulai usia tersebut risiko untuk terjadinya PJK meningkat. Hasil penelitian: berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan BMI merupakan determinan terjadinya PJK dibandingkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol walaupun tidak bermakna secara statistik. Studi ini menunjukkan bahwa BMI merupakan determinan terjadinya PJK, risiko terjadinya PJK pada kelompok overweight

lebih besar dibandingkan kelompok ideal dan underweight.

b. ”A Study of Correlation between Lipid Profile and Body Mass Index (BMI) in Patients with Diabetes Mellitus. Penelitian yang dilakukan oleh Sandhu and Koley (2008)pada pasien Diabetes Mellitus di Gurdaspur, Punjab,


(25)

dari 113 laki-laki dan 138 perempuan berusia 31-95 tahun. Hasil penelitian memperlihatkan korelasi antara BMI terhadap trigliserida pada responden pria (r=0,41; p<0,05) dan wanita memiliki (r=0,76 ; p<0,05 ) pada responden wanita.

c. ”Comparison of the Associations of Body Mass Index , Percentage Body Fat, Waist Circumference and Waist/Hip Ratio with Hypertension and

Other Cardiovascular Risk Factors”. Penelitian ini dilakukan oleh Sabuncu,

ArÝkan,Taßan, and Hatemi, penelitian prospektif ini dilakukan di

Cerrah-paßa, endokrinologi klinik rawat jalan dan terdiri 169 perempuan berusia 17-77 tahun. Kriteria eklusi adalah mereka yang memiliki riwayat penyakit hati, gagal ginjal dan jantung, atau endokrinologis penyakit, penggunaan obat yang mempengaruhi lipid metabolisme, dan kehamilan. Hasil analisis penelitian menunjukkan hasil (r= 0,25; p<0.05)

d. “Correlation of Anthropometric Indices with Common Cardiovascular Risk Factors in An Urban Adult Population of Iran”. Penelitian oleh Mellati, et al (2009) dilakukan di Iran menggunakan subyek penelitian 1310 pria dan

1458 wanita berusia 21-75 tahun. Hasil analisis korelasi menunjukkan korelasi positif yang bermakna antara BMI terhadap kadar trigliserida pada wanita (r=0,26; p < 0,0001) dan pada responden pria (r=0,21; p < 0,0001).

e. Korelasi Body Mass Index (BMI) Dan Triceps Skinfold Thickness Terhadap

Trigliserida

.

Penelitian Anastasia (2010) dilakukan dengan rancangan

penelitian potong-lintang. Penelitian dilakukan di Yogyakarta dengan subyek penelitian 70 subyek merupakan dosen dan karyawan Unversitas


(26)

Sanata Dharma Yogyakarta, rentang usia 30-50 tahun, memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi serta bersedia menjadi subyek penelitian. Analisis menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan analisis

korelasi Spearman dengan taraf kepercayaan 95%. Korelasi BMI dan TSFT

terhadap trigliserida adalah korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah (r=0.389; p= 0,001). Korelasi TSFT terhadap trigliserida adalah korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah (r=0.320;p= 0,007). f. “Waist Circumference, Body Mass Index , and Other Measures of Adiposity

in Predicting Cardiovascular Disease Risk Factors among Peruvian

Adults”. Penelitian Knowles (2011) di Peru pada responden dewasa dengan

1518 responden yang terdiri dari 952 responden wanita (62,7%) dan 566 resonden pria (37,3%). Hasil analisis ditemukan adanya korelasi positif antara BMI terhadap kadar trigliserida yaitu p< 0,001. Koefisien korelasi tersebut adalah 0,462 pada responden pria dan 0,437 pada responden wanita g. “Relationship between Body Mass Index , Lipids and Homocysteine Level

in University Student”. Penelitian yang dilakukan oleh Sanlier and Yabanci

(2007). Penelitian ini dilakukan pada 172 laki-laki dan 183 wanita. Hasil analisis terdapat korelasi signifikan (r= 0,37; p<0,01) antara Body Mass Index dan trigliserida

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi antara Body Mass Index dengan kadar trigliserida pada


(27)

mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat praktis. Pengukuran Body Mass Index (BMI) diharapkan mampu

memberikan gambaran awal tentang kadar trigliserida. Pengukuran Body Mass Index , merupakan pengukuran antropometri yang murah dan praktis

serta dapat dilakukan oleh segala lapisan masyarakat tanpa memerlukan keahlian khusus.

B. Tujuan penelitian

Tujuan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui korelasi

Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida dalam darah pada


(28)

9

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Pengukuran Antropometri

Antropometri merupakan suatu metode sederhana yang sangat mudah dilakukan dan menggambarkan komposisi tubuh (Tarnus and Bourdon, 2006).

Pengukuran antropometri juga bisa digunakan untuk menentukan persentase lemak tubuh dan status obesitas. Pengukuran antropometri dilakukan berdasarkan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan skinfold thickness. Pengukuran tinggi

badan dan berat badan digunakan untuk menentukan nilai BMI.(Peterson, Czerwinski, and Siervogel, 2007).

Pengukuran dengan metode antropometri adalah pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda. Antropometri sebagai indikator yang dapat menggambarkan lemak tubuh, lemak subkutan, distribusi lemak, dan perkiraan massa total tubuh (Himes, 2000).

Body Mass Index (BMI) merupakan suatu indeks berat-tinggi yang

digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi underweight, normal, overweight

dan obesitas pada orang dewasa. Cara mengukur BMI yaitu dengan mengukur berat badan (kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (m2). Rumus perhitungan BMI dapat dituliskan dengan persamaan berikut :

BMI = (WHO, 2011)

The National Institute of Health (NIH) mendefinisikan BMI yang normal


(29)

Obesitas Kelas I adalah 30-34,9 Obesitas Kelas II adalah 35-39,9 dan Kelas III >40. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menentukan nilai BMI untuk daerah Asia Pasifik. Untuk orang Asia, dianggap overweight bila BMI > 23 dan dianggap obesitas bila BMI >25. Revisi ini didasarkan pada kenyataan bahwa morbiditas dan mortalitas orang Asia cenderung terjadi pada BMI yang lebih rendah (Pangkahila, 2007).

Gambar 1. Pengukuran Tinggi Badan


(30)

B. Obesitas

a. Definisi obesitas

Menurut WHO, obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2000). Selain itu juga obesitas dapat didefenisikan sebagai indeks massa tubuh (BMI) > 30 kg/m2 (Davey, 2002). Obesitas merupakan suatu keadaan dimana terjadi penumpukan lemak tubuh yang berlebih, sehingga berat badan seseorang jauh diatas normal dan dapat membahayakan kesehatan (Subardja, 2004).

Tabel I. Klasifikasi Berat Badan berdasarkan BMI pada Individu Dewasa Asia (WHO, 2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2) Risiko Penyakit Penyerta

Underweight < 18,5 Rendah

Normal 18,5–22,9 Rata-Rata

Overweight ≥23

At Risk 23,0–24,9 Meningkat

Obesitas I 25,0–29,9 Sedang Obesitas II ≥ 30.0 Tinggi

b. Patofisiologi Obesitas

Secara sederhana timbulnya obesitas dapat diterangkan bila masukan makanan melebihi kebutuhan faali. Seperti diketahui, bahan-bahan yang terkandung dalam makanan sehari-hari akan menjadi penyusun tubuh setelah melalui berbagai proses dengan mekanisme pengaturan sebagai berikut: Penyerapan dalam saluran pencernaan, metabolisme dalam jaringan dan pengeluaran oleh alat-alat ekskresi (Misnadiarly, 2007).


(31)

Penyebab obesitas secara garis besar dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Faktor genetik

Obesitas pada orang tua merupakan faktor genetik yang berperan besar. Hal ini jika kedua orang tua mengalami obesitas, anak mereka berpeluang mengalami obesitas sebesar 80%. Apabila salah satu orang tua mengalami obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak mengalami obesitas, peluangnya menjadi 14% (Kusumawardhani, 2006).

b. Faktor lingkungan

Beberapa faktor lingkungan yang menjadi penyebab obesitas adalah aktifitas fisik, asupan makanan, dan sosial ekonomi. Aktivitas fisik merupakan komponen utama dari energy expenditure, yaitu sekitar 20-50% dari total energy expenditure. Hasil penelitian di negara maju menunjukkan hubungan antara

aktivitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas. Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai risiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg (Kopelman, 2000).

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku, gaya hidup, dan pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Data menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir terlihat adanya perubahan gaya hidup yang mengarah pada penurunan aktivitas fisik, seperti: ke kantor atau sekolah menggunakan kendaraan dan kurangnya aktivitas berolah raga. Ketersediaan dan harga dari junk food yang mudah terjangkau akan


(32)

C. Trigliserida

Beberapa senyawa kimia di dalam makanan diklasifikasikan sebagai lipid. Lipid ini meliputi, lemak netral atau trigliserida, fosfolipid, kolesterol dan beberapa lipid yang kurang penting. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyedikan energi bagi berbagai proses metabolik, suatu fungsi hampir sama dengan fungsi karbohidrat. Akan tetapi, beberapa lipid, terutama kolesterol, fosfolipid, dan sejumlah kecil trigliserida, dipakai untuk membentuk semua membran sel dan untuk melakukan fungsi-fungsi sel yang lain (Guyton and Hall,

2006)

Triasigliserol (TAGs) merupakan gliserollipid netral yang dikenal juga dengan trigliserida. TAGs adalah lipid yang paling banyak dalam tubuh hewan. Hal itu dikarenakan TAGs berfungsi sebagai penyimpanan makanan. TAGs adalah lipid utama yang ditemukan dalam sebagian besar sel, terutama terdapat di dalam sel jaringan adipose dan makanan di mana TAGs ini membentuk lemak depot (depotfat ) (Guyton and Hall, 2006; Shier, et al., 2006).

Menurut Almatsier (2004) menyatakan bahwa kadar trigliserida dalam tubuh diperoleh dari lemak makanan dan perubahan unsur-unsur energi yang berlebihan (konsumsi, karbohidrat sederhana yang berlebihan). Trigliserida merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner, meskipun mekanisme pada proses terjadinya aterogenik belum begitu pasti.

Sumber utama trigliserida di dalam darah berasal dari jalur eksogen dan endogen. Sumber eksogen berasal dari makanan dalam wujud kilomikron sementara sumber endogen merupakan hasil sekresi hepar dalam wujud partikel


(33)

VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Asam lemak dan kolesterol dalam

makanan diabsorpsi oleh intestin dan mengalami esterifikasi menjadi trigliserida dan kolesterol ester yang kemudian dibentuk menjadi kilomikron. Di dalam pembuluh kapiler, kilomikron yang mengandung trigliserida dan kolesterol ester sebagai inti mengalami metabolisme oleh enzim lipoprotein lipase. Metabolisme kilomikron menghasilkan asam lemak bebas yang diambil oleh otot sebagai energi dan oleh jaringan adiposa untuk disimpan (Dale and Federman, 2003; Yuan,

Al-Shali, and Hegele, 2007).

Dalam kondisi puasa, trigliserida berasal dari jalur endogen. Sel-sel hepar mensekresi partikel VLDL yang berinteraksi dengan enzim lipoprotein lipase didalam pembuluh kapiler. Trigliserida sebagai inti partikel VLDL mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase, menghasilkan asam lemak yang diambil oleh jaringan otot sebagai energi dan oleh adiposa sebagai cadangan energi. Sebagian residu partikel VLDL berinteraksi dengan reseptor LDL pada hepar (apo E) dan sebagian lagi terakumulasi pada plasma kemudian dikonversi menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Setelah beberapa menit hingga beberapa jam

berada di dalam plasma, IDL dikonversi oleh lipase hepatik menjadi partikel LDL yang berukuran lebih kecil dan dengan kerapatan lebih besar (Dale and Federman,

2003).

Peningkatan kadar trigliserida dalam darah terjadi akibat peningkatan produksi partikel VLDL oleh hepar atau sekresi kilomikron oleh intestin atau penurunan aktifitas katabolisme perifer trigliserida akibat berkurangnya aktifitas enzim lipoprotein lipase (Yuan, et al., 2007). Individu obesitas umumnya


(34)

mengalami resistensi insulin sehingga aktifitas produksi partikel VLDL oleh hepar meningkat. Kecepatan uptake hepatik asam lemak bebas yang meningkat menstimulasi sekresi apo B-100, menyebabkan jumlah partikel apo B-100 meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Apo B adalah partikel penyusunlipoprotein aterogenik, seperti VLDL, IDL dan LDL. Di sirkulasi perifer, lipoprotein lipase menghidrolisis trigliserida yang terkandung dalam VLDL, menghasilkan partikel VLDL yang lebih kecil dan lebih rapat, partikel IDL dan asam lemak bebas (Carr and Brunzell, 2004;Ginsberg, Zhang and

Hernandez, 2006).

Pada kondisi normal, asam lemak bebas tersebut diambil oleh otot dan jaringan adiposa dan digunakan sebagai energi atau untuk penyimpanan kemudian residu partikel dirombak di hepar menjadi LDL. Pada kondisi kadar trigliserida yang meningkat, partikel VLDL dan IDL dapat mengalami katabolisme menjadi LDL. Partikel LDL yang mengandung banyak trigliserida menjadi kekurangan inti enzim kolesteril ester, di mana protein transfer kolesteril ester (Cholesteryl Ester Transfer Protein/CETP) diperlukan untuk pertukaran kolesterol ester pada

partikel LDL dan HDL dengan trigliserida pada partikel VLDL sehingga dapat dimetabolisme oleh enzim lipase hepatic dengan lebih mudah. Akibat banyaknya trigliserida yang terdapat pada partikel LDL dan kekurangan inti kolesteril ester, maka enzim lipase hepatic menghidrolisis partikel LDL tersebut dan menghasilkan partikel LDL yang lebih kecil dan lebih rapat dan hal inilah yang menyebabkan tingginya kadar LDL (Carr and Brunzell, 2004; Ginsberg, Zhang, d and Hernandez, 2006).


(35)

Tabel II. Klasifikasi Serum Trigliserida Menurut NCEP ATP III (2002)

Kategori Kadar Trigliserida (mg/dL)

Normal Batas tinggi

Tinggi Sangat tinggi

< 150 150-199 200-499 ≥ 500

D. Landasan Teori

Pengukuran antropometri dapat digunakan untuk menentukan persentase lemak tubuh dan status obesitas. Pengukuran Body Mass Index (BMI) merupakan

salah satu indeks antropometri yang menunjukkan status kegemukan. Hasil pengukuran Body Mass Index (BMI) dapat digunakan untuk mengklasifikasi

kelebihan berat badan dan obesitas sesesorang. Pengetahuan hasil pengukuran BMI dapat digunakan untuk pencegahan dan meminimalkan faktor risiko yang berkaitan dengan kelebihan berat badan dan obesitas. Penumpukan lemak pada orang yang mengalami obesitas disebabkan karena ketidakseimbangan antara asupan gizi yang diterima dan energi yang dikeluarkan.

Kadar trigliserida dalam tubuh diperoleh dari lemak makanan dan perubahan unsur-unsur energi yang berlebihan (konsumsi, karbohidrat sederhana yang berlebihan). Kelebihan lemak khususnya trigliserida dapat meningkatkan ukuran sel adiposity yang menyusun jaringan adipose. Trigliserida merupakan lemak yang paling banyak dalam sel adiposit, oleh karena itu peningkatan trigliserida erat hubungannya dengan obesitas dan timbulnya risiko penyakit kardiovaskuler


(36)

E. Hipotesis

Terdapat korelasi positif bermakna antara Body Mass Index (BMI)

terhadap kadar trigliserida dalam darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(37)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian

observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya suatu efek, sedangkan faktor efek adalah akibat dari adanya faktor risiko Data penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi dari data-data penelitian. Studi

cross-sectional mencakup semua jenis penelitian yang pengukuran

variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo, 2002). Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis korelasi antara Body Mass Index terhadap kadar trigliserida. Body Mass Index digunakan sebagai faktor

risiko dan kadar trigliserida dalam darah sebagai faktor efek. Data penelitian yang diperoleh diolah secara statistik untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Ukuran Body Mass Index (BMI)

2. Variabel tergantung : Kadar trigliserida dalam darah 3. Variabel pengacau


(38)

a. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup responden

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini. Karakteristik penelitian dengan pengukuran antroprometri yaitu pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan

laboratorium yang diteliti adalah kadar trigliserida.

2. Karakteristik penelitian meliputi dermografi, pengukuran antropometri dan hasil pemeriksaan laboratorium. Pengukuran antropometri meliputi pengukuran Body Mass Index (BMI). Hasil pemeriksaan laboratorium yang

diteliti adalah kadar trigliserida dalam darah.

3. Pengukuran Body Mass Index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam

kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).

4. Kadar trigliserida dalam darah diukur di Laboratorium Parahita dengan kondisi responden puasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan dinyatakan dalam satuan mg/dL.

5. Standar yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Body Mass Index (BMI). Nilai normal untuk Body Mass Index adalah

18,5-22,9

b. Standar kadar trigliserida menggunakan standar NCEP ATP III tahun 2002.


(39)

D. Responden Penelitian

Responden penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta baik pria dan wanita yang bersedia untuk bekerja sama dalam penelitian ini, bersedia berpuasa 8-10 jam sebelum pengambilan darah dan menandatangani informed consent.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini antara lain yang sedang menderita penyakit jantung koroner, demam, hamil, oedem, mengkonsumsi obat penurun

kadar lemak darah, penyakit hati akut maupun kronis, penyakit peradangan akut dan kronis. Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 129 orang yang terdiri dari 60 laki-laki dan 69 perempuan. Jumlah minimum sampel untuk penelitian korelasi sebesar 30 subyek (Spiegel and Stephens, 2007)

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yang dilaksanakan di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan data pertama dilaksanakan pada tanggal 8 September 2012, sedangkan pengambilan data kedua dilaksanakan pada tanggal 15 September 2012. Jumlah responden yang hadir pada pengambilan data pertama adalah 54 responden dari 74 responden yang bersedia bekerja sama dan menyatakan kesanggupan untuk hadir pada tanggal tersebut, dan 1 responden dieksklusikan karena sudah makan pagi. Jumlah responden yang hadir pada pengambilan data kedua adalah 76 responden dari 95 responden yang bersedia bekerja sama dan menyatakan kesanggupan untuk hadir pada tanggal tersebut. Jadi dari 169 responden yang data pemeriksaanya dipakai sebagai data penelitian adalah 129 responden.Skema responden dapat dilihat pada gambar 3.


(40)

Gambar 3. Skema Responden Penelitian

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kampus III Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Penelitian yang pertama dilakukan pada tanggal 8 September dan 15 September 2012. Sebelum penelitian dilakukan peneliti terlebih dahulu mengadakan briefing yang dilaksanakan pada

11 Agustus 2012.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian payung Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma dengan judul “Korelasi Pengukuran Antopometri terhadap profil

Pengambilan Data I

48 responden wanita

26 responden pria 1 responden diekslusi 33 responden wanita 6 responden tidak hadir 20 responden pria 53 responden 14 responden tidak hadir Pengambilan Data II 41 responden wanita 56 responden pria 1 responden diekslusi 36 responden wanita 15 responden tidak hadir 40 responden pria 76 responden 4 responden tidak hadir 1 responden dieksklusi 129 responden


(41)

lipid kadar glukosa darah puasa dan tekanan darah sebagai prediktor penyakit kardiovaskuler pada mahasiswa mahasiswi di kampus III Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta” dan telah memperoleh izin dari Komisi Etik Kedokteran.

Penelitian payung ini bertujuan untuk mengkaji korelasi antara pengukuran antropometrik terhadap profil lipid dan glukosa dalam darah serta tekanan darah. Penelitian dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 13 orang anggota dengan kajian penelitian yang berbeda-beda, namun penulis terutama mengkaji korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida dalam darah. Kajian

yang diteliti dalam penelitian payung ini adalah :

a. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida

b. Korelasi Pengukuran Percent Body Fat terhadap Kadar Trigliserida

c. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Kadar Trigliserida

d. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar

Kolesterol Total / HDL

e. Korelasi Pengukuran Percent Body Fat terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total / HDL

f. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio Kadar Kolesterol Total / HDL

g. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap Rasio Kadar

HDL/LDL

h. Korelasi Pengukuran Percent Body Fat terhadap terhadap Rasio Kadar HDL/LDL


(42)

i. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Rasio HDL/LDL

j. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat

terhadap Tekanan Darah

k. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Tekanan Darah

l. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat

terhadap Glukosa Darah

m. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul terhadap Glukosa Darah

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah

secara non random dengan jenis purposive sampling. Pengambilan sampel secara non random sampling karena setiap anggota populasi tidak mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Responden yang digunakan hanyalah mahasiswa dan mahasiswi yang dijumpai di lingkungan kampus, memenuhi kriteria inklusi dan bersedia menjadi responden. Purposive sampling

didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik pengambilan sampel secara purposive ini didasarkan pada pertimbangan


(43)

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat badan merk Tanita® dan alat pengukur tinggi badan merk Strature®. Timbangan Berat badan digunakan untuk mengukur berat badan dan alat pengukur tinggi badan berfungsi untuk mengukur tinggi badan sehingga dapat ditentukan nilai BMI. Pemeriksaan kadar trigliserida dalam darah responden dilakukan oleh Laboratorium Parahita menggunakan Architect c System™ atau Aeroset System.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. dan menentukan tempat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan responden pada saat penelitian.

2. Permohonan izin dan kerja sama

Permohonan izin yang pertama diajukan ke Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada untuk memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah. Permohonan ijin yang kedua diajukan ke Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memperoleh izin melaksanakan penelitian. Permohonan izin yang ketiga diajukan ke Biro Layanan Umum Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk peminjaman partisi. Permohonan izin yang keempat diajukan ke Kepala Bagian Rumah


(44)

Tangga untuk peminjaman ruangan sebagai tempat untuk pengambilan data. Permohonan kerja sama diajukan ke calon subyek penelitian dimana calon subyek penelitian yang bersedia ikut terlibat dalam penelitian ini kemudian mengisi informed consent. Permohonan kerjasama juga diajukan ke

Laboratorium Parahita sebagai laboratorium yang mengambil data dan mengukur darah responden.

3. Pembuatan leaflet, informed consent, dan data calon subyek penelitian

a. Leaflet. Penggunaan Leaflet dalam bentuk selebaran kertas

berukuran A4 yang berisi informasi mengenai gambaran umum dan penjelasan tentang penelitian. Judul leaflet yang digunakan adalah

”Pengukuran Antropometri”. Isi leaflet ini meliputi : penjelasan singkat

mengenai pentingnya pengukuran antropometri (BMI, Skinfold Thickness, Lingkar pinggang dan lingkar panggul) dan pemeriksaan

laboratorium yaitu profil lipid, kadar glukosa darah puasa, dan tekanan darah sebagai suatu metode deteksi dini berbagai masalah kesehatan khususnya mengenai penyakit kardiovaskular.

b. Informed consent. Penggunaan Informed Consent sebagai bukti tertulis

pernyataan kesediaan subyek penelitian untuk ikut serta dalam penelitian. Informed Consent yang digunakan pada penelitian ini telah

memenuhi standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Subyek penelitian yang menyatakan diri bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk mengisi data nama, usia, dan alamat pada


(45)

informed consent serta menandatangani informed consent setelah

mendapatkan kejelasan penuh dari peneliti terkait dengan penelitian yang akan dilakukan.

4. Data responden

Data responden pada penelitian ini adalah berupa tabel yang berisi data nama, usia, alamat, dan nomor handphone responden. Data ini

berfungsi untuk mempermudah peneliti melakukan kontak via short message system (sms) maupun via telepon untuk memberikan konfirmasi

ulang mengenai tempat pelaksanaan pengukuran parameter dan persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter yaitu berpuasa selama 8-10 jam.

5. Pencarian responden

Pencarian responden dilakukan setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Wakil Rektor I Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Setelah itu pencarian responden dilanjutkan dengan mengajukan permohonan kepada dekan kampus III dan kaprodi dari masing-masing fakultas di Kampus III Universitas Sanata Dharma untuk meminta data mengenai nama dan NIM mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif. Dilakukan random sampling terhadap data NIM mahasiswa dan mahasiswi

yang masih aktif di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan didapat sebanyak 200 calon responden. Dilanjutkan dengan memberikan surat permohonan kepada kepala BAPSI untuk meminta nomor handphone


(46)

tersebut. Daftar nomor handphone yang telah diterima, segera digunakan

peneliti untuk menghubungi responden untuk menanyakan dan memastikan kesediaannya untuk mengikuti penelitian ini. Banyaknya nomor handphone

yang tidak aktif atau tidak dapat dihubungi dan banyak dari calon responden yang tidak bersedia bekerja sama dalam penelitian ini sehingga dari 200 calon responden hanya didapat 76 calon responden, maka peneliti melakukan pencarian responden yang kedua yakni dengan menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang berada di lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian serta pentingnya penelitian yang akan dilakukan kepada calon responden. Teknik sampling yang kedua ini

termasuk non-random sampling dengan pendekatan purposive sampling.

Didapat sebanyak 135 calon responden yang bersedia bekerjasama dalam penelitian ini. Total calon responden yang bersedia bekerjasama dalam penelitian ini sebanyak 211 orang. Calon responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian ini diundang untuk hadir dalam briefing

dimana peneliti akan menjelaskan secara lebih detail maksud dan tujuan penelitian, pentingnya penelitian, tata cara penelitian, serta persyaratan yang harus dipatuhi oleh calon responden sebelum pengambilan data. Saat

briefing, responden diberi leaflet. Calon responden yang bersedia untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian akan menandatangani informed consent

sebagai bukti tertulis tentang pernyataan kesediaan untuk ikut dalam penelitian ini secara sukarela. Responden yang bersedia untuk berpartisipasi


(47)

dalam penelitian akan mencantumkan nama, usia, dan alamat pada informed consent serta menandatangani informed consent setelah mendapatkan

penjelasan dari peneliti. Informed consent yang digunakan dalam penelitian

telah memenuhi standar dari Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Terdapat sebanyak 171 responden yang menandatangani informed consent.

Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran parameter untuk memberikan konfirmasi ulang mengenai waktu dan tempat pelaksanaan pengukuran parameter serta persyaratan yang harus dipatuhi sebelum pelaksanaan pengukuran parameter.

6. Validitas dan reliabilitas instrumen penelitian

Suatu instrumen perlu dilakukan pengujian validitas dan reabilitas. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang di ukur. Jika hasil penilaian tersebut konsisten memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya. Presisi merupakan parameter yang harus dipenuhi dalam validitas dan realibilitas (Ronny, 2003). Reliabilitas intrumen adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya atau diandalkan, artinya bahwa hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan sebanyak 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan


(48)

instrumen yang sama (Notoatmodjo, 2002). Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011) alat kesehatan dikatakan baik bila

Koefisien Variasi CV≤5%. Pengujian reliabilitas instrumen meteran

dilakukan dengan menghitung hasil pengukuran dari masing-masing instrumen sebanyak 5 kali.

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini telah divalidasi, antara lain timbangan berat badan Tanita® memiliki nilai CV 0,027%, alat

pengukur tinggi badan merek ONDA measuring tape MT01® memiliki nilai

CV 0,125%. Hasil validasi alat secara keseluruhan memenuhi syarat validitas yang kurang dari 2%, dengan perhitungan validasi terlampir dalam lampiran. Presisi dari alat untuk mengukur kadar trigliserida telah dilakukan oleh Laboratorium Parahita.

7. Pengukuran parameter

Pengukuran parameter pada bulan September 2012, yang dilakukakan selama 2 tahap yaitu pada tanggal 8 dan 15 September 2012 bertempat di kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Yogyakarta. Parameter yang diukur adalah Body Mass Index, kadar trigliserida. Sehari sebelum

pelaksanaan penelititian, peneliti mengingatkan subyek penelitian via sms maupun telepon untuk berpuasa selama 8-10 jam. Pengambilan darah untuk uji laboratorium dilakukan oleh Laboratorium Parahita, sedangkan pengukuran antropometrik dilakukan oleh tim peneliti, meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk menghitung BMI. Pada pengukuran berat badan, responden diminta untuk melepas sepatu atau sandal kemudian


(49)

berdiri di atas timbangan dengan posisi badan tegak lurus. Pada pengukuran tinggi badan, responden juga diminta untuk melepas sepatu atau sandal kemudian berdiri menempel pada tembok dengan posisi tegak lurus sehingga garis meteran menyentuh ujung kepala responden. Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk menentukan BMI.

8. Pembagian hasil pemeriksaan laboratorium dan pengukuran

antropometri

Hasil pemeriksaan laboratorium diinformasikan kepada responden secara langsung. Hasil pemeriksaan laboratorium dimasukkan ke dalam amplop dan peneliti membantu menjelaskan data hasil pemeriksaan laboratorium

9. Pengolahan data

Pengolahan data dilakukan dengan kategorisasi kemudian disusun dan diinterpretasi. Cara pengolahan data dilakukan secara statistik dengan komputerisasi.

J. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%. Langkah awal adalah dilakukan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat normalitas distribusi suatu data. Sebaran data dikatakan terdistribusi normal bila nilai Asymp. Sig > 0,05. Setelah mengetahui distribusi data, dilakukan


(50)

Dilakukan uji hipotesis komparatif antara rerata kadar trigliserida pada

kelompok BMI<23 dengan kelompok BMI≥23. Normalitas data kadar trigliserida antara kedua kelompok lebih dulu diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena

jumlah data <50. Bila data terdistribusi normal maka digunakan uji t tidak berpasangan sedangkan bila data terdistribusi tidak normal digunakan uji Mann-Whitney. Dikatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok data

apabila nilai p<0,05 (Dahlan, 2009). Dilakukan uji korelasi dengan menggunakan analisis Pearson apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila

data tidak terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 % dan data mempunyai korelasi yang bermakna jika nilai p<0,05

Tabel III. Panduan Interpretasi Uji Statistik (Dahlan, 2009)

No. Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan korelasi ( r ) 0,00-0,199 0,20-0,399 0,40-0,599 0,60-0,799 0,80-1,000 Sangat lemah Lemah Sedang Kuat Sangat kuat

2. Nilai signifikansi ( p ) P < 0,05 Terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji.

P > 0,05 Tidak terdapat

korelasi yang

bermakna antara dua variabel yang diuji.

3. Arah korelasi + (positif) Searah, semakin besar

nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.

- (negatif) Berlawanan arah,

semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai variabel lainnya.


(51)

K.Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami selama penelitian ini adalah dalam mendapatkan responden yang disebabkan karena sulitnya meyakinkan responden untuk mengikuti penelitian ini, selain itu juga sulitnya menyesuaikan jadwal para responden dengan pelaksanan penelitian sehingga perlu adanya penyesuaian terhadap jadwal. Kesulitan lain yang ditemui peneliti adalah sulitnya untuk memantau kepatuhan untuk berpuasa pada responden penelitian.


(52)

33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Penelitian Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap Kadar Trigliserida

melibatkan mahasiswa-mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian payung yang berjudul “Korelasi

Pengukuran Antopometri terhadap Profil Lipid Kadar Glukosa Darah Puasa dan Tekanan Darah sebagai Prediktor Penyakit Kardiovaskuler pada mahasiswa dan

mahasiswi di kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Penelitian ini

melibatkan 129 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis karakteristik subyek penelitian ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel IV. Karakteristik Responden Penelitian Wanita dan Pria

Karakteristik Wanita (n=69) P Pria (n=60) p

Usia (tahun) 20 (17 -22 )** 0,000 21,00(17,00-24,)** 0,000

Body Mass Index (kg/m²)

22.37(16.52-36,45)** 0.008 23,82(17,89-47,13)** 0.000 Trigliserida

(mg/dL)

83(49 -378)** 0.000 81,5(22,00-236)** 0.000

Keterangan : ** =Median(minimum-maksimum)

Dalam pengambilan sampel menggunakan teknik non-random.

Penelitian ini melibatkan 129 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 129 responden terdapat 69 responden wanita dan 66 responden pria. Data kemudian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat kepercayaan 95%. Normalitas data karakteristik dinilai

dengan melihat significancy yaitu p>0.05 sebagai nilai kriteria normal significancy.


(53)

1. Usia

Subyek penelitian memiliki rentang usia antara 17 hingga 24 tahun untuk responden pria dan 17 hingga 22 tahun untuk wanita. Jumlah lemak tubuh meningkat baik secara absolut maupun persentase total berat badan sebagai bagian dari proses penuaan. Beberapa penelitian di negara berkembang membuktikan bahwa lemak tubuh meningkat secara signifikan di atas usia 30 tahun, dan pada wanita dikarenakan proses kehamilan terdapat kecenderungan kenaikan berat badan. Jaringan lemak tentunya akan semakin meningkat. Peningkatan ini tentunya akan membawa dampak pada akumulasi asam lemak bebas di dalam tubuh (Jalal, Indrawaty, Susanti, and Oenzil ,2008).

Berdasarkan distribusi data pada subyek uji pria dan wanita diperoleh nilai p yang sama yaitu p=0,000. Hal ini menunjukkan distribusi data usia yang didapat terdistribusi tidak normal karena nilai p<0.05. Kriteria normal untuk menilai distribusi data dengan gambar histogram, yaitu histogram memberikan gambaran simetris, tidak miring kiri maupun kanan, tidak terlalu tinggi dan terlalu rendah (Dahlan, 2009). Hasil penelitian ini diperoleh karakteristik umur rata- rata 20 tahun dengan SD +1,51 pada responden pria dan karakteristik umur rata-rata 20 tahun dengan SD +1,265 pada responden wanita. Hasil penelitian yang

dilakukan Martiem Pada usia ≤50 tahun ternyata nilai BMI akan semakin

berkurang dengan bertambahnya usia (r =-0,208) tetapi tidak bermakna (p=0,065). Namun setelah usia 50 tahun baik laki-laki maupun perempuan menunjukkan semakin meningkatnya usia BMI akan semakin meningkat (r=0,412) yang


(54)

bermakna secara statistik (p=0,001). Distribusi usia responden wanita dapat dilihat pada gambar IV dan gambar V:

Gambar 4. Histogram Distribusi usia responden Pria

Gambar 5. Histogram Distribusi usia responden wanita

Dilihat dari gambar pada responden wanita, memiliki histogram yang miring ke kanan yang menunjukkan distribusi usia responden yang tidak normal. Pada distribusi data pria menunjukkan data yang tidak normal, hal ini juga ditunjukkan dengan gambar histogram yang miring ke kiri. Menurut Dhall, Gupta, Bhuker, Sharma, and Kapoor dengan peningkatan usia, kebiasaan merokok dan


(55)

hipertensi dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler pada pria maupun wanita.

2. Body Mass Index

Body Mass Index adalah suatu standard pengukuran obesitas pada orang

dewasa. Walaupun Body Mass Index tidak dapat mengukur jumlah lemak secara

langsung, tetapi Body Mass Index merupakan metode yang paling banyak

digunakan dalam menentukan apakah orang tersebut mendapat obesitas atau tidak (Dehghan, et al., 2005). Berdasarkan uji normalitas pada data Body Mass Index

pada responden wanita diperoleh nilai p = 0.008 dan pada responden pria nilai p = 0,000. Nilai p untuk kedua responden menunjukkan data distribusi yang tidak normal karena kurang dari 0,05.

Nilai terendah Body Mass Index pada responden pria dalam penelitian ini

adalah 17,89 yang termasuk kategori underweight dan tertinggi 47,13 termasuk

obesitas kelas II, sedang Body Mas Index pada responden wanita dalam penelitian

ini yang terendah 16,52 termasuk kategori underweight dan Body Mas Index

tertinggi 36,45 termasuk obesitas kelas II. Rata-Rata BMI untuk responden wanita menunjukkan rata-rata sebesar 23,14 dan nilai SD±4,76 dan rata-rata BMI untuk responden pria 25,35 dengan SD± 6,3. Berdasarkan histogram pada responden wanita maupun responden pria memiliki distribusi yang tidak normal karena pada histogram cenderung menunjukkan kemiringan ke kiri. Distribusi Body Mass Index dengan gambar histogram berikut:


(56)

Gambar 6. Histogram Distribusi BMI responden Pria

Gambar 7. Histogram Distribusi BMI responden Wanita

3. Trigliserida

Menurut Almatsier, 2004 menyatakan bahwa kadar trigliserida dalam tubuh diperoleh dari lemak makanan dan perubahan unsur-unsur energi yang berlebihan (konsumsi, karbohidrat sederhana yang berlebihan). Trigliserida


(57)

merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner, meskipun mekanisme pada proses terjadinya aterogenik belum begitu pasti. Berdasarkan uji normalitas pada data trigliserida pada responden wanita dan pria diperoleh nilai p=0.000. Nilai p=0,000 menunjukkan data distribusi yang tidak normal karena kurang dari 0,05. Penilaian distribusi trigliserida dengan gambar histogram berikut:

Gambar 8. Histogram Distribusi kadar Trigliserida responden Pria


(58)

Berdasarkan histogram pada responden wanita maupun responden pria memiliki distribusi yang tidak normal karena pada histogram cenderung menunjukkan kemiringan ke kiri. Hasil analisis statistik data menunjukkan nilai median kadar trigliserida dalam darah pada responden pria sebesar 81,5 mg/dL, dengan nilai minimum 22 mg/dL dan pada responden wanita nilai median sebesar 83 mg/dL, dengan nilai minimum 49 mg/dL nilai maksimum 378 mg/dL. Responden pria memiliki nilai SD± 44,38 dan responden wanita memiliki SD± 47,65.

B. Perbandingan Rerata Trigliserida antara BMI < 23 dan

BMI ≥ 23 terhadap trigliserida dalam darah

Dalam penelitian ini juga membandingkan antara BMI < 23 dan BMI ≥

23 terhadap trigliserida. Analisis perbandingan menggunakan uji hipotesis komparatif Mann-Whitney. Nilai p<0,05 menunjukkan perbedaan bermakna

antara BMI < 23 dan BMI ≥ 23terhadap trigliserida.

Tabel V. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Wanita BMI < 23 dan BMI ≥23

BMI <23

(n = 42) (n = 27) BMI ≥23 p Kadar Trigliserida 76,24 ±23,99* 113,48 ± 64,45* 0,001

Keterangan :* = Mean ± SD

Tabel VI. Perbandingan Rerata Trigliserida Pada Responden Pria BMI < 23 dan BMI ≥23

BMI < 23

(n = 25) (n = 35) BMI ≥23

p Kadar Trigliserida 78,72 ±37,11* 105,31± 46,29* 0,012

Keterangan :* = Mean ± SD

Distribusi kadar trigliserida antara kedua kelompok diuji menggunakan uji Shapiro-Wilk karena jumlah pada tiap kelompok yang kurang dari 50. Pada


(59)

responden wanita terdapat 42 responden yang memiliki BMI < 23 dan terdapat 27

responden yang memiliki BMI ≥23. Pada responden pria terdapat 25 responden

yang memiliki BMI < 23 dan 35 responden pria BMI ≥23. Menurut Dahlan

(2009), untuk jumlah data (n) < 50 maka distribusi data dilakukan menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk .

Nilai mean kadar trigliserida pada responden wanita untuk kelompok

BMI < 23 adalah 76, 24 mg/dL dan untuk BMI ≥23 adalah 113,48 mg/dL. Nilai

mean kadar trigliserida pada responden pria untuk kelompok BMI < 23 adalah

78,72 mg/dL dan untuk BMI ≥23 adalah 105,31mg/dL. Rerata kadar trigliserida pada kedua kelompok diperbandingkan menggunakan uji hipotesis komparatif

Mann-Whitney karena kadar trigliserida pada semua kelompok terdistribusi tidak

normal. Dari hasil yang didapat menunjukkan ada perbedaan antara BMI < 23 dan

BMI ≥23 pada responden pria dan responden wanita. Hal ini dilihat dari nilai p yaitu 0,001 pada responden wanita, dan p= 0,012 pada responden pria yang menunjukkan p<0,05.

Hasil analisis ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Horwich (2001) ditemukan perbedaan antara BMI normal (20,7-27,7 kg/m ), BMI overweight (27,8-31 kg/m ) dan BMI obesitas (>31 kg/m ) terhadap kadar trigliserida pada pasien gagal jantung dengan nilai p = 0,000, hal ini menunjukkan adanya perbedaan pada ketiga kategori. Penelitian yang mendukung juga dilakukan oleh Liu et, al . (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan BMI

yang bermakna antara kelompok dengan kadar trigliserida < 1,695 mmol/L dan ≥


(60)

Penelitian oleh Alboqai, Saraireh, Saif ,and Diab (2006) dengan subyek

pria 30-50 tahun pada semi-urbancomunity di Jordania Utara. Penelitian tersebut

menyatakan terdapat perbedaan antara BMI normal (<25 kg/m2), BMI overweight

(≥25-<30 kg/m2) BMI obesitas (≥30 kg/m2) terhadap trigliserida, dengan nilai p= <0,001. Rata-rata trigliserida BMI normal 126,41 mg/dl, BMI overweight 179,02

mg/dl dan BMI obesitas 210,65 mg/dl.

C. Korelasi Body Mass Index terhadap Kadar Trigliserida dalam Darah

Uji korelasi Body kadar trigliserida dalam darah dilakukan dengan analisis statistik uji korelasi. Dalam penelitian ini digunakan analisis korelasi

Spearman karena data BMI dan Kadar Trigliserida tidak normal. Menurut Dahlan

(2009), apabila terdapat data dengan distribusi tidak normal maka menggunakan analisis korelasi Spearman dalam uji korelasi.

Tabel VII. Korelasi Body Mass Indexterhadap Kadar Trigliserida pada Responden Wanita

Korelasi Spearman

r

p Korelasi Body Mass Index

terhadap Trigliserida

0,435 0,000

Tabel VIII. Korelasi Body Mass Index terhadap Kadar Trigliserida pada Responden

Pria

Korelasi Spearman

r p

Korelasi Body Mass Index

terhadap Trigliserida

0,288 0,026

Melalui uji BMI terhadap kadar trigliserida diperoleh nilai p=0,000 pada responden wanita dan p=0.026 pada responden pria. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang bermakna antara BMI terhadap kadar trigliserida dalam


(61)

darah. Nilai korelasi Spearman sebesar 0,435 pada responden wanita

menunjukkan korelasi positif dengan kekuatan korelasi sedang dan nilai korelasi

Spearman sebesar 0,288 pada responden pria menunjukkan korelasi positif

dengan kekuatan korelasi lemah. Sebaran korelasi BMI terhadap kadar trigliserida pada responden pria ditampilkan pada gambar dan gambar 4Menurut Dahlan (2009) korelasi positif menunjukkan semakin besar nilai suatu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya. BMI memiliki korelasi positif terhadap kadar trigliserida yang artinya semakin besar BMI maka kadar trigliserida semakin tinggi.

Gambar 1. Diagram Sebaran Korelasi BMI Terhadap Kadar Trigliserida (mg/dL) pada responden Pria

Gambar 2. Diagram Sebaran Korelasi BMI


(62)

Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Knowles (2011) di Peru pada responden dewasa yang terdiri dari 952 responden wanita dan 566 resonden pria. Hasil analisis ditemukan adanya korelasi positif antara BMI terhadap kadar trigliserida yaitu p< 0,001. Koefisien korelasi tersebut adalah 0,462 pada responden pria dan 0,437 pada responden wanita yang artinya kekuatan korelasi antara responden pria dan wanita memiliki kekuatan korelasi yang sedang. Penelitian lain yang mendukung dilakukan oleh Sanlier and Yabanci (2007). Penelitian ini dilakukan pada 172 laki-laki dan 183 wanita. Hasil analisis terdapat korelasi signifikan (p<0,01) antara Body Mass Index dan trigliserida

dengan koefisien korelasi r= 0,37 yang artinya memiliki korelasi lemah. Korelasi yang bermakna ini dapat mengindikasikan, bahwa dengan peningkatan Body Mass Index dapat menggambarkan adanya peningkatan kadar trigliserida dalam darah.

Penelitian yang mendukung juga dilakukan oleh Anastasia dilakukan dengan rancangan penelitian potong-lintang. Penelitian dilakukan di Yogyakarta dengan subyek penelitian 70 subyek merupakan dosen dan karyawan Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta, rentang usia 30-50 tahun. Korelasi BMI terhadap trigliserida adalah korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan lemah (r=0.389; p= 0,00)


(63)

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

BMI memiliki korelasi positif yang bermakna dengan kekuatan korelasi lemah pada responden pria (r=0,288; p=0,026) dan korelasi sedang pada responden wanita (r=0,435; p=0,000) terhadap kadar trigliserida dalam darah.

B. Saran

1. Dilakukan penelitian lanjutan dengan responden yang memiliki range usia

yang berbeda untuk mengetahui adanya faktor risiko peningkatan sindrom metabolik.

2. Penelitian selanjutnya tentang penelitian korelasi, diharapkan untuk mempersiapkan strategi dalam pencarian responden secara random.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Alboqai, O.K., Saraireh, R.M., Saif, M.A., and Diab, M.M., 2006,

Generalized Obesity, Serum Lipids and Lipoproteins in Adult Males in a Semi-Urbancommunity in the North of Jordan, JRMS, 13

(1),39-45.

Almatsier, S., 2009, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Cetakan ke VII, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta , pp. 70.

Anastasia, F., 2010, Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Triceps Skinfold

Thickness (TSFT) Terhadap Trigliserida, Skripsi, 43, Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Arief, I., 2007, Management of Obesity in Cardiovascular Medicine,

http://www.pjnhk.go.id, diakses tanggal 12 Desember 2012.

Carr, M.C. and Brunzell, J.D., 2004, Abdominal Obesity and Dyslipidemia in The

Metabolic Syndrome: Importance of Type 2 Diabetes and Familial Combined Hyperlipidemia in Coronary Artery Disease Risk, J Clin Endocrinol Metab, 89(6), 2601-2602.

Chadha, DS., Singh, Gurdeep, Kharbanda, P., Vasdev, V., Ganjoo, RK., 2006. Anthropometric Correlation of Lipid Profile in Healthy Aviators. Ind J Aerospace Med 50 (2).

Dahlan, S., 2009, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Salemba Medika

Jakarta, pp. 46, 53-54, 102, 157, 163-166.

Dale, D.C. and Federman, D.D., 2003, Scientific American Medicine, vol.1,

WebMD, New York, pp. 669-670, 678-683.

Dalton, M., Cameron, A.J., Zimmet, P.Z., Shaw, J.E., Jolley, D., Dunstan, D.W., dkk., 2003, Waist Circumference, Waist-Hip Ratio and Body Mass Index and Their Correlation With Cardiovascular Disease Risk Factors in Australian Adults, Journal of Internal Medicine, 254, 556, 560.

Davey, 2006, At A Glance Medicine, Penerbit Erlangga, Jakarta, pp. 54.

Deghan, M., Danesh, N.A., and Merchant, A.T., 2005. Childhood Obesity, Prevalence and Pervention. Nutritional Journal 4 (24).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 2011, Uji Fungsi Alat Klinis dan Hematologi,http://www.depkes.go.id/downloads/yandu/uji_fungsi_alat_ki


(65)

Dhall, M., Gupta, S., Bhuker, M., Sharma, P., and Kapoor, S., 2011, Effectiveness of Various Anthropometric Indices in Prediction of Cardiovascular Risk Among Adult Jains,The Open Anthropology Journal, 4,pp.33-39.

Ginsberg, H.N., Zhang, Y., and Hernandez-Ono, A., 2006, Metabolic Syndrome : Focus on Dyslipidemia, Obesity, vol. 14, 43S-45S

Guyton, A.C., dan Hall, J.E., 2006, Fisiologi Kedokteran, Edisi 11, 1077-1091.,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,pp. 882-889.

Himes, J.H., 2000, Antropometric Indicators of Obesity: Epidemiologic, and Public Health Aspect of Their Development and Use, Pan

American Health Organization (PAHO), pp. 576, 95-100.

Horwich, T.B., Fonarow, G.C., Hamilton, M.A., Maclellan, W.R., Woo, M.A., Tillisch, J.H., 2001, The Relationship Between Obesity and Mortality in Patient With Heart Failure, Journal of the American College of Cardiology, 38 (3), 789-795.

Jalal, F., Indrawaty, N., Susanti, N., dan Oenzil, F., 2008, Lingkar pinggang, Kadar Glukosa Darah, Trigliserida, dan Tekanan Darah Pada Etnis Minang di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, M.Med.Indo,

43(3), 129-136.

Jeong, Seul-Ki, Seo, Man-Wook, Kim, Young-Hyun, Kweon, Sun-Seog, Nam, Hae-Sung, 2005. Does Waist Indicate Dyslipidemia better than BMI in Korean Adult Population?. J Korean Med Sci 20: 7-12.

Knowles, K.M., Paiva, L.L., Sanchez, S.E., Revilla, L., Lopez, T., Yasuda, M.B., dkk., 2011, Waist Circumference, Body Mass Index, and Other Measures of Adiposity in Predicting Cardiovascular Disease Risk Factors among Peruvian Adults, International Journal of Hypertension,

vol. 2011, 1-10.

Kopelman, P., 2000, Obesity as A Medical Problem, St Bartholomew’s & The

Royal London School of Medicine, Queen Mary & Westfield College, London E1 2AD, UK

Kusumawardhani, A., 2006, Food Addiction in Obesity, Majalah Kedokteran Indonesia, Volume:56, pp. 205-208.

Lamon-Fava S, Wilson PWF, Schaefer EJ. Impact Of Body Mass Index On Coronary Heart Disease, Risk Factors In Men And Women: The Framingham Offspring. Arterioscler Thromb Vasc Biol 1996;


(66)

Liu, Y., Tong, G., Tong, W., Lu, L., dan Qin, X., 2011, Can Body Mass Index, Waist Circumference, Waist-Hip Ratio and Waist-Height Ratio Predict The Presence of Multiple Metabolic Risk Factors in Chinese Subjects?, BMC Public Health, 11, 1-5.

Mellati, A.A., Mousavinasab, S.N., Sokhanvar, S., Kazemi, S.A.N., Esmailli, M.H., and Dinmohamadi, H., 2009, Correlation of Anthropometric

Indices with Common Cardiovascular Risk Factors in An Urban Adult Population of Iran: Data from Zanjan Healthy Heart Study, Asia Pac J Clin Nutr, 18(2), 217-222.

Mataix, Jose, Frias, Magdalena, Martinez-de-Victoria, Emilio, Lopez-Jurado, Maria, Aranda, Pilar, Llopis, Juan, 2005. Factors Associated with Obesity in an Adult Mediterranean Population: Influence on Plasma Lipid Profile. Journal ofThe American College of Nutrition. Vol. 24., No. 6., 456 – 465.

Martiem Mawi,2008, Body Mass Index As Determinant Of Coronary Heart Disease In Adults More Than 35 Years Of Age, Universitas Trisakti,

Jakarta.

Misnadiarly, 2007, Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit, Pustaka

Obor Populer, Jakarta.

National Cholesterol Education Program, 2002, Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III): Final Report, NIH Publication, USA, pp. 27-29.

Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,

pp.145.

Onwuegbuzie, A. J. and Collins, K. M. T., 2007, A Typology of Mixed Methods Sampling Designs in Social Science Research, The Qualitative Report,

12(2), pp. 281-316.

Oktaviani, D , Saraswati, D , and Rahfiludin,Z, Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua Dengan Indeks Massa Tubuh (BMI) (Studi Kasus Pada Siswa Sma Negeri 9 Semarang Tahun 2012), Volume 1, Nomor 2,

Tahun 2012, pp. 542 – 553

Pangkahila, W. 2007. Anti Aging Medicine: Memperlambat Penuaan Meningkatkan Kualitas Hidup, 94, 99, Penerbit buku Kompas.


(1)

Tests of Normality

Klasifikasi BMI

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. TRIGLISERIDA <23 .151 25 .147 .929 25 .083

>=23 .163 35 .020 .892 35 .002 a. Lilliefors Significance Correction


(2)

Lampiran 18 Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden

Wanita pada BMI < 23 dan BMI ≥ 23

Test Statisticsa

Trigliserida Mann-Whitney U 294.000 Wilcoxon W 1197.000

Z -3.358

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 a. Grouping Variable: BMI


(3)

Lampiran 19. Uji Perbandingan Rerata Kadar Trigliserida Responden Pria

pada BMI < 23 dan BMI ≥ 23

Test Statisticsa

TRIGLISERIDA Mann-Whitney U 269.000 Wilcoxon W 594.000

Z -2.527

Asymp. Sig. (2-tailed) .012 a. Grouping Variable: BMI


(4)

Lampiran 20. Uji Korelasi Spearman Body Mass Index terhadap Kadar

Trigliserida pada Responden Wanita

Correlations

Body Mass Index Trigliserida Spearman's rho Body Mass Index Correlation Coefficient 1.000 .435**

Sig. (2-tailed) . .000

N 69 69

Trigliserida Correlation Coefficient .435** 1.000 Sig. (2-tailed) .000 .

N 69 69


(5)

Lampiran 21. Uji Korelasi Spearman Body Mass Index terhadap Kadar

Trigliserida pada Responden Pria

Correlations

BODY MASS INDEX

TRIGLIS ERIDA Spearman's rho BODY MASS INDEX Correlation Coefficient 1.000 .288*

Sig. (2-tailed) . .026

N 60 60

TRIGLISERIDA Correlation Coefficient .288* 1.000 Sig. (2-tailed) .026 .

N 60 60


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama lengkap Bernadhea Wikan Pangesti,

lahir di Klaten tanggal 20 Mei 1991 dan merupakan

anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Sarjono dan

Dwi Prastuti. Pendidikan awal penulis dimulai di TK

Pertiwi Plawikan (1996-1997), SD Negeri Plawikan

1(1997-2003), SMP 2 Klaten (2003-2005) dan

melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri

1 Klaten (2006-2009). Pada tahun 2009 penulis

melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi di

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas

Farmasi. Selama kuliah penulis aktif sebagai pengurus

dalam beberapa kegiatan di antaranya dalam Kegiatan Kampanye Informasi Obat

tahun 2009 dan 2010. Penulis juga sebagai asisten Patologi Klinik tahun

2012/2013.


Dokumen yang terkait

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 192

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio kadar kolesterol total/HDL pada mahasiswa mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 144

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 185

Korelasi Body Fat Percentage terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

0 1 159

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 1 183

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 190

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio kadar kolesterol total HDL pada mahasiswa mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

1 1 142

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 126

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta - USD Repository

0 0 93