Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

(1)

KORELASIBO TERHADAP TEK

KAMPU

Dia Me

U

BODY MASS INDEXDANBODY FAT PERC EKANAN DARAH PADA MAHASISWA M

PUS III UNIVERSITAS SANATA DHARM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Lidya Dinda Dwi Dasanthi NIM : 098114025

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

RCENTAGE MAHASISWI


(2)

KORELASIBO TERHADAP TEK

KAMPU

Dia Me

BODY MASS INDEXDANBODY FAT PERC EKANAN DARAH PADA MAHASISWA M

PUS III UNIVERSITAS SANATA DHARM YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Lidya Dinda Dwi Dasanthi NIM : 098114025

RCENTAGE MAHASISWI


(3)

(4)

(5)

Halaman Persembahan

Ingat, Aku sudah memerintahkan kepadamu

supaya engkau sungguh-sungguh yakin dan

berani! Janganlah engkau takut atau kurang

bersemangat, sebab Aku Tuhan Allahmu

mendampingi engkau kemana saja engkau

pergi (Yosua 1:9)

Kupersembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati dan memberi jalan keluar untuk setiap masalah Papa, Mama dan Kakak yang selalu berdoa dan memberikan semangat untukku Sahabat-sahabat tercinta serta Almamaterku


(6)

(7)

(8)

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa Mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Farmasi (S. Farm.) Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.

Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ipang Djunarko M.Si., Apt selaku dekan Fakultas Farmasi

2. dr. Fenty, M.Kes., Sp. PK., selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran,

bimbingan, motivasi, dan segala masukan dari awal hingga penyusunan skripsi

ini selesai.

3. Phebe Hendra, M. Si., Ph.D., Apt selaku dosen penguji atas saran yang

diberikan kepada penulis

4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt selaku dosen penguji atas

masukan-masukan dan saran dalam skripsi ini.

5. Laboratorium Parahita atas segala kerjasama dalam pengukuran tekanan darah

sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.


(9)

7. Mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sanata Dharma yang telah bersedia

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Papa dan Mama tercinta yang selalu berdoa, memberikan semangat, perhatian

dan cinta yang tiada henti kepada penulis

9. Priska Wulan Oktavianti yang merupakan kakak penulis yang selalu

memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

10. Yosin Guruh Herawati, Fransiska Anggita, Kusniar Sri Rahmini, Novi

Kiswanto, Bernadhea Wikan, Diah Intan Sari, Silvia Dwita, Hayu Ajeng

Raras, Amelia Felicia, Arnoldus Yansen, Danny Trias Prisnanda yang

merupakan rekan penulis dalam penelitian ini yang selalu ada dalam suka dan

duka hingga penelitian ini selesai.

11. Retta, Laras, Catherine, Gunggek, Ina, Wanda, Bertha, Lambang, Erni,

Melisa, Yosefina, sahabat-sahabat yang selalu ada ketika penulis sedang

merasa jenuh dan selalu memberi dukungan, semangat dan keceriaan tanpa

henti.

12. Teman-teman dan pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa terdapat kekurangan dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis dan dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik

serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga mengharapkan tulisan ini


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

INTISARI ... xx

ABSTRACT ... xxi

BAB I. PENGANTAR ... 1

A. Latar Belakang ... 1

1. Rumusan masalah ... 5

2. Keaslian penelitian... 5

3. Manfaat penelitian ... 8

B. Tujuan Penelitian... 8


(11)

C.Skinfold Thickness ... 11

D. BFP(Body Fat Percentage)... 13

E. Tekanan Darah ... 14

F. Obesitas ... 17

G. Landasan Teori ... 18

H. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 20

B. Variabel Penelitian ... 20

C. Definisi Operasional ... 21

D. Responden Penelitian ... 22

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

F. Ruang Lingkup ... 25

G. Teknik Sampling ... 26

H. Instrumen Penelitian ... 27

I. Tata Cara Penelitian ... 27

1. Observasi Awal ... 27

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama ... 27

3. PembuatanLeafletdanInformed Consent ... 28

4. Pencarian Responden ... 29

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian ... 30


(12)

8. Analisis Data Penelitian ... 32

9. Pembagian Hasil Pemeriksaan ... 33

J. Kesulitan Penelitian ... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Profil Karakteristik Responden ... 34

1. Usia ... 35

2. Body Mass Index(BMI) ... 36

3. Skinfold ThicknessdanBody Fat Percentage... 37

4. Tekanan Darah... 41

B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada BMI, AST, TST, SST dan BFP ... 43

1. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2... 44

2. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2 ... 45

3. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST ≤24,7 mm dan AST >24,7 mm………... 46

4. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mmdan Wanita pada Kelompok AST ≤24,7 mm dan AST >24,7 mm……….. 47


(13)

5. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok TST

≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST

≤16,5 mm dan TST >16,5 mm……… 49

6. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok TST

≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST

≤16,5 mm dan TST >16,5 mm……… 50

7. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok SST

≤19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST

≤17,9 mm dan SST >17,9 mm……… 52

8. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok SST

≤19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST

≤17,9 mm dan SST >17,9 mm……… 52

9. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok BFP

≤21% dan BFP >19,8% dan Wanita pada Kelompok BFP≤25%

dan BFP >25% ……….. 54

10. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok BFP

≤21% dan BFP >19,8% dan Wanita pada Kelompok BFP ≤25%

dan BFP >25%... 55

C. Korelasi BMI, AST, TST, SST dan BFP terhadap Tekanan Darah . 56

1. Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden

Pria dan Wanita……… 57


(14)

3. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden

Pria dan Wanita ... 61

4. Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita……….. 63

5. Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita ... 65

6. Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita ... 67

7. Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita ... 68

8. Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria dan Wanita ... 70

9. Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria dan Wanita………. 72

10. Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik pada Responden Pria danWanita……….. 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel I Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa

Asia ... 11

Tabel II Nilaibody fat percentage... 14 Tabel III Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII 15

Tabel IV Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan

Kekuatan Kolerasi, Nilaip, dan Arah Kolerasi... 32 Tabel V Karakteristik Responden Penelitian ... 34

Tabel VI Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2……… 46 Tabel VII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Responden Pria pada Kelompok AST ≤30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Responden Wanita pada Kelompok AST

≤24,7 mm dan AST >24,7 mm 49

Tabel VIII Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Responden Pria pada Kelompok TST ≤14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Responden Wanita pada Kelompok TST

≤16,5mmdan TST >16,5 mm………. 51

Tabel IX Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Responden Pria pada Kelompok SST≤19,8mm dan SST >19,8 mm dan Responden Wanita pada Kelompok SST


(16)

Tabel X Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada

Responden Pria pada Kelompok BFP≤21%dan BFP >21% dan Responden Wanita pada Kelompok BFP≤25% danBFP

>125%... 56

Tabel XI Korelasi BMI, AST, TST, SST dan BFP terhadap Tekanan Darah


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pengukuran Berat Badan ... 10

Gambar 2 Pengukuran Tinggi Badan ... 10

Gambar 3 Pengukuranabdominal skinfold thickness... 12

Gambar 4 Pengukuransuprailiac skinfold thickness... 12

Gambar 5 Pengukurantriceps skinfold thickness... 13

Gambar 6 Skema Responden... 13

Gambar 7 Histogram Distribusi Usia pada Responden Pria ... 35

Gambar 8 Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita... 35

Gambar 9 Histogram Distribusi BMI pada Responden Pria... 36

Gambar 10 Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita... 37

Gambar 11 Histogram Distribusi AST pada Responden Pria... 38

Gambar 12 Histogram Distribusi AST pada Responden Wanita... 38

Gambar 13 Histogram Distribusi TST pada Responden Pria ... 39

Gambar 14 Histogram Distribusi TST pada Responden Wanita ... 39

Gambar 15 Histogram Distribusi SST pada Responden Pria ... 40

Gambar 16 Histogram Distribusi SST pada Responden Wanita ... 40

Gambar 17 Histogram Distribusi BFP pada RespondenPria……….... 41

Gambar 18 Histogram Distribusi BFP pada RespondenWanita………… 41

Gambar 19 Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria……… 42 Gambar 20 Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden


(18)

Gambar 21 Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden

Wanita... 43

Gambar 22 Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden

Wanita……… 43

Gambar 23 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Pria... 58

Gambar 24 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita………. 58

Gambar 25 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria……….. 60 Gambar 26 Diagram Sebar Korelasi BMI terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 61 Gambar 27 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Pria………. 62 Gambar 28 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita……… 63 Gambar 29 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria………. 64 Gambar 30 Diagram Sebar Korelasi AST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 64 Gambar 31 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik


(19)

Gambar 32 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita……… 66

Gambar 33 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria……… 67

Gambar 34 Diagram Sebar Korelasi TST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 68 Gambar 35 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Pria….………. 69

Gambar 36 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita………. 69 Gambar 37 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria……….. 71 Gambar 38 Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Wanita……… 71 Gambar 39 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Pria………. 72 Gambar 40 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik

Responden Wanita………. 73 Gambar 41 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik

Responden Pria………... 74 Gambar 42 Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ethical Clearence... 82

Lampiran 2 Informed Consent... 83

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ... 84

Lampiran 4 Surat Penelitian dan Pengambilan Data ... 85

Lampiran 5 Leaflet... 86

Lampiran 6 Blanko Pencatatan ... 88

Lampiran 7 Data Laboratorium Parahita ... 89

Lampiran 8 Foto Timbangan Berat Badan ... 90

Lampiran 9 Foto Pengukur Tinggi Badan ... 91

Lampiran 10 Data Validasi Alat ... 92


(21)

INTISARI

Pengukuran antropometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuranbody mass index(BMI), skinfold thicknessyang hasilnya dapat dikonversi dalam bentuk body fat percentage (BFP) dan pengukuran tekanan darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara BMI dan BFP dengan tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini dilakukan pada 125 orang dengan subyek mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatancross sectional dengan teknik pengambilan sampelnon random samplingdengan jenispurposive sampling.Data dianalis secara statistik menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, uji hipotesis komparatif menggunakan uji Mann-Whitney, dan uji korelasi menggunakan ujiSpearmandengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=0,386; p=0,003 untuk BMI dan r=0,333; p=0,011 untuk BFP) dan tekanan darah diastolik (r=0,078; p= 0,560 untuk BMI dan r=0,117; p=0,383 untuk BFP) pada responden pria, terdapat korelasi negatif antara BMI dan BFP terhadap tekanan darah sistolik (r=-0,016; p=0,900 untuk BMI dan r= -0,047; p= 0,705 untuk BFP) dan korelasi positif terhadap tekanan darah diastolik (r=0,004; p=0,976 untuk BMI dan r=0,034; p=0,788 untuk BFP) pada responden wanita.


(22)

ABSTRACT

Anthropometric measurements including measurement of weight, height, skinfold thickness and other scircumferences of the body. Anthropometric measurements were performed is the measurement of body mass index (BMI), skinfold thickness that results can be converted to body fat percentage (BFP) and measurement of blood pressure. The purpose of this study was to determine the correlation between body mass index and body fat percentage with blood pressure in male and female students of 3rdCampus University of Sanata Dharma.

The study was conducted on 125 people and respondents are collage students in 3rd Campus University of Sanata Dharma. This study is an observational with cross sectional analytic with non-random sampling and the type is purposive sampling. Data was statistically analyzed using the Kolmogorov-Smirnov normality test, comparative hypothesis testing using the Mann-Whitney test and Spearman correlation test using the test with 95% confidence level.

Conclusion indicate that there is a positive correlation between BMI and BFP on systolic blood pressure (r=0.386,p= 0.003 for BMI and r=0,333; p=0,011 for BFP) and diastolic blood pressure (r=0.078,p=0.560 for BMI and r=0,117; p=0,383 for BFP) in the male respondents, there is a negative correlation between BMI and BFP the systolic blood pressure (r=0.016,p=0.900 for BMI and r= -0,047; p= 0,705 for BFP) and a positive correlation on diastolic blood pressure (r=0.004,p=0.976 for BMI and r=0,034; p=0,788 for BFP) in the female respondents.


(23)

BAB I PENGANTAR

A. Latar Belakang

Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk mengetahui

keadaan status gizi, yaitu dengan melihat gangguan pertumbuhan dan perubahan

komposisi tubuh (Wisnuwardhana, 2006). Metode pengukuran antropometri

seperti BMI, ketebalan lemak kulit, serta lingkar pinggul, lebih banyak digunakan

untuk kepentingan klinis karena relatif murah, mudah digunakan, dan tidak

memerlukan ketersediaan alat penunjang diagnostik canggih (Ginanjar, 2009).

BMI merupakan cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang

dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan

(obesitas). Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit

infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit

degeneratif (Ristianingrum, RahmawatiandRujito, 2010).

Pengukuran skinfold thickness adalah salah satu metode umum untuk menentukan komposisi tubuh seseorang dan persentase lemak tubuh. Metode ini

memperkirakan persentase lemak tubuh dengan mengukur ketebalan lipatan kulit

di lokasi tertentu pada tubuh. Hasil ketebalan lipatan kulit bergantung pada

formula yang mengkonversi angka-angka dalam perkiraan persentase lemak tubuh

seseorang sesuai dengan usia dan jenis kelamin (Quinn, 2010). Pengukuran


(24)

jumlah jaringan adiposa. Pengukuranskinfold thickness banyak digunakan karena menyajikan data mengenaibody fatsecara langsung (Moyad, 2004).

Obesitas diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadi penimbunan

lemak yang berlebihan di jaringan lemak tubuh dan dapat mengakibatkan

terjadinya beberapa penyakit. Hubungan obesitas dan hipertensi telah diketahui

sejak lama dan kedua keadaan ini sering dikaitkan dengan peningkatan risiko

penyakit kardiovaskular. Pada Swedish Obese Study didapatkan angka kejadian hipertensi pada obesitas adalah sebesar 13,5% dan angka ini akan makin

meningkat seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh dan waist-hip- ratio

(Anonim b, 2008).

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi sebenarnya adalah suatu

gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi,

yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang

membutuhkannya yang mengakibatkan jantung harus bekerja lebih keras. Bila

kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbullah gejala yang disebut

sebagai penyakit tekanan darah tinggi (Anonim a, 2004).

Menurut WHO danthe International Society of Hypertension(ISH), saat ini terdapat 600 juta penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3 juta di antaranya

meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia masalah hipertensi cenderung

meningkat. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001


(25)

dan sekitar 20–35% dari kematian tersebut disebabkan oleh hipertensi. Penelitian epidemiologi membuktikan bahwa hipertensi berhubungan secara linear dengan

morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, penyakit

hipertensi harus dicegah dan diobati. Hal tersebut merupakan tantangan kita di

masa yang akan datang (RahajengandTuminah, 2009).

Definisi hipertensi tidak berubah sesuai dengan umur: tekanan darah

sistolik (TDS) > 140 mmHg dan/ atau tekanan darah diastolik (TDD) > 90 mmHg.

The joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and treatment of High Bloodpressure (JNC VI) dan WHO/lnternational Society of Hypertension guidelines subcommittees setuju bahwa TDS dan keduanya digunakan untuk klasifikasi hipertensi (Kuswardhani, 2006).

Hipertensi bukan penyakit orang tua, karena tekanan darah tinggi bisa

dialami oleh siapa saja bahkan pada orang yang muda sekalipun, begitu juga

remaja. Masa remaja merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik,

dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada

umumnya dimulai pada usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun.

Prevalensi hipertensi remaja di seluruh dunia sekitar 15-20% populasi.

Berdasarkan data hasil pencatatan dan pelaporan Riskesdas Depkes RI tahun 2007

prevalensi hipertensi remaja sekitar 6-15%. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh

pola hidup yang tidak sehat dan jarang berolahraga (Kurniati, Udiyono, and


(26)

Aktivitas remaja umumnya banyak dilakukan di luar rumah sehingga

sering dipengaruhi oleh teman sebaya, termasuk dalam hal pemilihan makanan.

Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekadar

bersosialisasi, untuk kesenangan dan agar tidak kehilangan status. Umumnya

remaja memilih makanan yag tidak membutuhkan waktu yang lama untuk diolah.

Kebiasaan makan remaja tersebut berkontribusi terhadap kejadian obesitas yang

akan menimbulkan terjadinya hipertensi obesitas (FattaandSulchan, 2012). Sebuah penelitian tahun 2008 yang dilakukan pada mahasiswi

Universitas Guru Nanak Dev, India, didapatkan hasil bahwa BMI, abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah (Badaruddoza, KaurandBarna, 2010).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Chen, Li, Liang, Zhang, Cai, Huang,

Gui, et al., (2011) yang dilakukan di Cina pada mahasiswa dan mahasiswi didapatkan hasil bahwa BMI secara signifikan mempunyai korelasi yang positif

dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

Peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara pengukuran antropometri BMI dan skinfold thickness yang nantinya akan dikonversi menjadi body fat percentage (BFP) terhadap tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian payung dengan judul “Korelasi Body Mass Index dan Body Fat PercentageTerhadap Tekanan Darah pada Mahasiswa dan Mahasiswi di KampusIII Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta”.


(27)

1. Rumusan masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, permasalahan

yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat korelasi antara

pengukuran antropometri Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata

Dharma?

2. Keaslian penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu :

a. “Inter-relationship of waist-to-ratio (WHR), body mass index (BMI) and subcutaneous fat with blood pressure among university-going Punjabi Sikh and Hindu females”(Badaruddoza, Kaur,andBarna, 2010).

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa BMI, abdominal, triceps dan

suprailiac skinfold thickness secara signifikan berkorelasi dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswi di Universitas Guru Nanak Dev,

India.

b. “Impact of body mass index on blood pressure in a collage student population”

(Chen, Li, Liang, Zhang, Cai, Huang, Gui,et al., 2011).

Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi di Cina ini

didapatkan hasil bahwa BMI berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik


(28)

c. “Relation of Hypertension with Body Mass Index and Age in Male and Female Population of Peshawar, Pakistan”(Humayun, Shah,andSultana, 2009). Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa meningkatnya BMI juga

meningkatkan tekanan darah. Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 1006

subyek penelitian baik pria maupun wanita.

d. “Association between body mass index and blood pressure across three populations in Africa and Asia” (Tesfaye, Nawi, Minh, Byass, Berhane,

Bonita,et al., 2007).

Penelitian ini dilakukan di tiga populasi yaitu Ethiopia, Vietnam dan Indonesia.

Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada semua populasi BMI secara

signifikan berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

dengan nilai r berkisar antara 0,23 dan 0,27, p<0,01.

e.Relationship between Anthropometric Parameters and Blood Pressure in Sagamu Adolescents, Ogun State, South-West Nigeria” (Oyewole and

Oritogun, 2009)

Sebuah penelitian pada populasi di Nigeria menghasilkan nilai signifikansi

yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara abdominal skinfold thickness dan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada responden pria dan wanita, dengan nilai r berturut-turut sebesar r=0,209 dan r=0,111. Korelasi

positif juga ditunjukkan antara triceps skinfold thickness dan tekanan darah dengan nilai r pria dan wanita berturut-turut sebesar r=0,034 dan r=0,228.


(29)

f. “Korelasi Pengukuran Antropometrik dengan Tekanan Darah pada Laki-Laki Dewasa Sehat di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun 2010”(Fran, 2010)

Penelitian yang dilakukan oleh Fran pada tahun 2010 didapatkan hasil uji

korelasi Spearman yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang bermakna antara pengukuran antropometri dengan tekanan darah. Korelasi

paling besar dalam penelitian ini adalah pengukuran antropometri dengan

menggunakan BMI yaitu dengan nilai korelasi sebesar 0,547 pada tekanan

darah sistolik dan 0,487 pada tekanan darah diastolik dengan kekuatan korelasi

sedang.

g. ”Korelasi antara Body Mass Index, Lingkar Pinggang, Rasio Lingkar

Pinggang-Panggul (RLPP), dan Abdominal Skinfold Thickness Terhadap Tekanan Darah Pada Staff Wanita Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”(Mukti, 2011).

Penelitian ini dilakukan oleh Mukti pada tahun 2011 dengan menggunakan

tekniknon-random samplingdengan jenispurposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan korelasi lemah antara BMI dengan tekanan darah sistolik dan

diastolik berturut-turut pada wanita r=0,066;p=0,627 dan r=0172;p=0,202,

lingkar pinggang dengan tekanan darah sistolik dan diastolik r=0,091;p=0,501

dan r=0,179;p=0,183, RLPP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

r=0,247;p=0,064 dan r=0,246;p=0,065, dan korelasi antara abdominal skinfold thickness dengan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu r=0,107;p=0,428,


(30)

Berdasarkan keaslian penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa BMI,

abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness berkorelasi positif dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai korelasi

pengukuran antropometri Body Mass Index dan Body Fat Percentage

terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Manfaat praktis

Pengukuran antropometri BMI danBody Fat Percentageterhadap tekanan darah diharapkan mampu memberikan gambaran awal profil tekanan darah

yang berhubungan dengan faktor risiko penyakit hipertensi yang dapat

terjadi pada mahasiswa dan mahasiswi.

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi BMI dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.


(31)

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA A. Antropometri

Pengukuran antropometri merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan

dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar

berbagai bagian tubuh. Tinggi dan berat badan biasanya digabungkan dengan

mengikuti cara tertentu untuk mendapatkan satu ukuran tunggal yang

menggambarkan berat relatif terhadap tinggi badan, ukuran tunggal ini merupakan

indikator untuk menunjukkan gizi kurang atau gizi lebih energi jangka panjang

(Gibney, Margetts,andKearney, 2008).

Metode pengukuran antropometri seperti BMI, ketebalan lemak kulit,

serta lingkar pinggul, lebih banyak digunakan untuk kepentingan klinis karena

relatif murah, mudah digunakan, dan tidak memerlukan ketersediaan alat

penunjang diagnostik canggih (Ginanjar, 2009).

B.Body Mass Index(BMI)

Body mass index (BMI) adalah indeks sederhana, dan biasa digunakan untuk mengklasifikasikan obesitas pada anak dan dewasa. Indeks ini telah

direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dan The Expert committee on Clinical Guidelines for Overweight in Adolescent Preventive Services sebagai baku pengukuran untuk menentukan obesitas pada anak dan remaja (Astawan and Leomitro, 2009). Pengukuran berat badan dan tinggi badan


(32)

Gambar 1. Pengukuran Berat Badan

Gambar 2. Pengukuran Tinggi Badan

BMI telah diakui sebagai metode paling praktis dalam menentukan

tingkat overweight dan obesitas pada orang dewasa di bawah umur 70 tahun. Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia dapat dilihat pada Tabel

I. BMI dapat dihitung dengan rumus : Berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi

tinggi badan pangkat dua (dalam satuan meter persegi).

BMI = ( )


(33)

Tabel I. Klasifikasi BMI menurut WHO pada Orang Dewasa Asia (WHO, 2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2) Risiko Penyakit Penyerta

Underweight <18,5 Rendah Normal 18,5-22,9 Rata-rata

Overweight ≥23,0

At Risk 23-24,9 Meningkat Obesitas I 25-29,9 Sedang Obesitas II ≥30 Tinggi

C. Skinfold Thickness

Pengukuran skinfold-thickness dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun pada antropometri olah raga biasanya pengukuran dilakukan pada sisi

kanan badan dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pengukuran dilakukan

dengan menggunakan skinfold caliper dengan satuan milimeter. Masing-masing pengukuran dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang

diperoleh merupakan nilai rata-rata jika pengukuran dilakukan dua kali dan nilai

median bila pengukuran dilakukan tiga kali. Pengukuran dilakukan pada subyek

dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas

di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya

perubahan posisi subyek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran (Sudibjo,

2012).

Ada beberapa lokasi pengukuran spesifik yang biasanya dilakukan

1. Abdominal skinfold. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal, kurang lebih 5 cm lateralumbilikus (setinggi umbilikus) (Sudibjo, 2012). Pengukuranabdominal skinfolddapat dilihat pada gambar di bawah ini.


(34)

Gambar 3.Pengukuranabdominal skinfold thickness(ExRx, 2012)

2. Suprailiac / supraspinale skinfold. Cubitan dilakukan pada daerah (titik) perpotongan antara garis yang terbentang dari spina iliaca anterior superior

(SIAS) ke batas anterior axilla dan garis horisontal yang melalui tepi atas crista illiaca. Titik ini terletak sekitar 5 – 7 cm di atas SIAS tergantung pada ukuran subyek dewasa, dan lebih kecil pada anak-anak atau sekitar 2 cm. Arah cubitan

membentuk sudut 45° terhadap garis horizontal (Sudibjo, 2012). Pengukuran

suprailiac skinfold thicknessdapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4. Pengukuransuprailiac skinfold thickness(Anonim c, 2011)


(35)

penampakan dari samping. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi

dengan sendi bahu sedikit eksorotasi dan sendi siku ekstensi di samping badan

(Sudibjo, 2012). Pengukuran triceps skinfold thicknessdapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 5. Pengukurantriceps skinfold thickness(Anonim c, 2011)

D. Body Fat Percentage(BFP)

Persen lemak tubuh adalah ukuran lemak tubuh dalam kaitannya dengan

berat badan dan dihitung sebagai berat total lemak tubuh seseorang dibagi dengan

berat tubuh. Ada beberapa teknik untuk mengukur lemak tubuh, termasuk

antropometri, densitas dan konduktivitas (LoueandSajatovic, 2012).

Komposisi tubuh wanita dan pria jelas berbeda. Persentase lemak pada

tubuh wanita lebih banyak daripada pria, sedangkan komposisi otot pada tubuh

wanita lebih sedikit daripada pria. Jumlah lemak pada pria usia 30 tahun rata-rata

18% dan sedangkan pada wanita yang berusia sama memiliki jumlah lemak 29%.

Pada usia 50-an jumlah lemak menjadi 24% pada pria dan 34% pada wanita. Hal


(36)

mempunyai kelenturan yang lebih baik daripada pria (Lesmana and Ramayulis, 2008). Nilaibody fat percentagedapat dilihat pada Tabel II.

Tabel II. Nilai body fat percentage (Baumagartner, Jackson, Mahan, and Rowe, 2007)

Men (under 30 years old) Women (under 30 years old)

High >28% >32%

Moderately high 22-28% 26-32% Optimal range 11-21% 15-25%

Low 6-10% 12-14%

Very low ≤5% ≤11%

E. Tekanan Darah

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat

mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh

manusia. Istilah “tekanan darah” berarti tekanan pada pembuluh nadi dari peredaran darah sistemik di dalam manusia. Tekanan darah dibedakan antara

tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (Gunawan, 2001).

Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung

menguncup (sistol). Adapun tekanan darah diastolik adalah tekanan darah pada

saat jantung mengendor kembali (diastol). Dengan demikian, jelaslah bahwa

tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik.

Tekanan darah manusia senantiasa berayun-ayun antara tinggi dan rendah sesuai


(37)

Klasifikasi tekanan darah dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III. Klasifikasi Tekanan Darah Usia 18 Tahun menurut JNC VII (NHANES, 2004)

Kategori tekanan darah

Tekanan darah sistolik (mmHg)

Dan/atau Tekanan Darah Diastolik (mmHg)

Normal <120 dan <80 Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi

derajad 1

140-159 atau 90-99

Hipertensi derajad 2

>160 atau >100

Hipertensi didiagnosis berdasarkan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik. Ketika tekanan darah sistolik dan diastolik berada pada pada kategori yang berbeda, maka dipilih kategori yang lebih tinggi untuk mengklasifikasikan tekanan darah individu (Scohlze, 2007).

Yoshinaga, et al., menggunakan kriteria hipertensi sebagai berikut, derajat 1-3 tekanan darah sistolik 120 mm Hg dan tekanan darah diastolik 70 mm Hg; derajat 4-5 tekanan darah sistolik 130 mm Hg dan tekanan darah diastolik 80 mm Hg. MenurutThe Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure in Children and Adolescents (2004), definisi hipertensi pada anak adalah apabila tekanan darah sistolik atau diastolik

di atas atau sama dengan persentil 95 menurut umur, jenis kelamin, dan tinggi

badan (HarisandTambunan, 2009).

Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah lama diketahui dan telah


(38)

autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur dan fungsi pembuluh

darah. Ketiga hal tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan lainnya (Haris

andTambunan, 2009).

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset di lengan

atas, tepat di atas lipatan siku. Sambil mendengarkan denyut nadi, tekanan di

dalam manset dinaikkan dengan cara memompa pompa karet sampai denyut nadi

tidak terdengar lagi, kemudian tekanan perlahan diturunkan. Pada saat denyut nadi

mulai terdengar lagi, bacalah tekanan pada batas atau permukaan air raksa yang

terdapat pada alat yang disebut sfigmomanometer. Inilah yang disebut tekanan

sistolik. Biarkan tekanan dalam manset tetap turun. Suara denyut nadi akan

terdengar lebih jelas sampai suatu saat suara denyutan terdengar melemah dan

akhirnya menghilang. Saat denyut terdengar melemah, kembali kita lihat tekanan

pada manometer. Inilah yang kemudian disebut diastolik. Satuan untuk keduanya

adalah millimeter air raksa (mmHg) (Kowalski, 2010).

Hipertensi ada dua jenis yaitu :

1. Hipertensi primer

Hipertensi primer adalah suatu pengingkatan persisten tekanan arteri yang

dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme control homeostatic normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan mencakup kurang lebih

90% dari kasus hipertensi. Pada umumnya hipertensi esensial tidak


(39)

dalam suatu keluarga (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

2006).

2. Hipertensi sekunder

Kurang dari 10 % penderita hipertensi merupakan penderita hipertensi

sekunder dari berbagai penyakit atau obat-obat tertentu yang

meningkatkan tekanan darah. Disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis

atau penyakit renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.

Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat

menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikkan

tekanan darah. Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, dengan

menghentikan obat atau mengobat/mengoreksi penyakit yang menyertai

merupakan tahap awal penanganan hipertensi sekunder (Ditjen Bina

kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006).

F. Obesitas

Obesitas atau kegemukan punya pengertian yang berbeda-beda bagi

setiap orang. Menurut kebanyakan wanita dan pria, obesitas berarti berat badan

(BB) yang jauh melebihi berat yang diinginkan. Terkadang kita sering

menyamakan pengertian obesitas dengan overweight, padahal kedua istilah tersebut punya pengertian yang berbeda. Obesitas (kegemukan) adalah suatu

keadaan dimana terjadi penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh sehingga


(40)

terjadi karena ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang

keluar (AstawanandLeomitro, 2009).

Berat badan merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada

kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Menurut National Institutes for Health USA, prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita,

dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang

memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional) (Cortas, et

all, 2008)

.Perubahan fisiologis dapat menjelaskan hubungan antara kelebihan berat

badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan

hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan system rennin-angiotensin, dan

perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energy juga meningkatkan

insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi

natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus-menerus (Cortas, et all,

2008).

G. Landasan Teori

Pengukuran antropometri merupakan meliputi pengukuran berat badan,

tinggi badan, lipatan kulit serta lingkar berbagai bagian tubuh. BMI dan skinfold thickness merupakan contoh pengukuran antropometri yang telah diakui sebagai


(41)

BMI didefinisikan sebagai berat badan (BB) dalam kg dibagi dengan

tinggi badan (TB) dalam m2 (kg/m2). Pengukuran skinfold thickness nantinya dapat dikonversi menjadi body fat percentage (BFP) dengan menggunakan formula.

Obesitas (kegemukan) adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan

lemak yang berlebih dalam tubuh sehingga BB seseorang jauh di atas normal dan

dapat membahayakan kesehatan. Berat badan merupakan faktor determinan pada

tekanan darah pada kebanyakan kelompok etnik di semua umur. Sebagian besar

peneliti menitikberatkan patofisiologi hubungan obesitas dan hipertensi pada tiga

hal utama yaitu gangguan sistem autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas

struktur dan fungsi pembuluh darah.

Hipertensi dapat terjadi pada semua umur, termasuk pada remaja.

Mahasiswa dan mahasiswi termasuk dalam golongan remaja akhir, dimana pada

usia tersebut remaja akhir rentan terhadap hipertensi. Umumnya remaja memilih

untuk mengkonsumsi fast food. Kebiasaan makan remaja tersebut berkontribusi terhadap kejadian obesitas yang akan menimbulkan terjadinya hipertensi obesitas.

Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus

III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

H. Hipotesis

Terdapat korelasi positif bermakna antara BMI dan BFP terhadap


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

pendekatan rancangan secara cross-sectional (potong lintang). Penelitian observasional analitik berarti penelitian yang menggali bagaimana dan mengapa

fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis korelasi antara

fenomena, baik antara faktor risiko dan faktor efek (Notoatmodjo, 2002). Data

penelitian yang diperoleh diolah secara komputerisasi untuk mengetahui korelasi

dari data-data penelitian.

Studi cross-sectionalmencakup semua jenis penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Notoatmodjo,

2002). Penelitian observasional analitik digunakan untuk mengetahui korelasi

pengukuran antropometri terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

B. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Ukuranbody mass index(BMI) danbody fat percentage(BFP) 2. Variabel tergantung


(43)

b. Variabel pengacau tak terkendali : aktivitas dan gaya hidup subyek

penelitian.

C. Definisi Operasional

1. Subyek penelitian adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa dan

mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta baik

pria dan wanita yang bersedia untuk diajak bekerja sama dalam penelitian ini.

2. Karakteristik penelitian meliputi pengukuran antroprometri. Pengukuran

antropometri meliputi pengukuran body mass index (BMI) dan abdominal, triceps and suprailiac skinfold thickness (tebal lapisan kulit). Hasil pemeriksaan lain yang diukur adalah tekanan darah.

3. Pengukuran body mass index (BMI) adalah perhitungan berat badan dalam kilogram (kg) dibagi tinggi badan dalam meter persegi (m2).

4. Pengukuran body fat percentage (BFP) dilakukan dengan mengukur tiga jenis skinfold thickness yang terdiri dari abdominal, triceps dan suprailiac skonfold thickness, lalu dihitung dengan formula :

Untuk pria :


(44)

Untuk wanita :

(Baumagartner, Jackson, Mahan,andRowe, 2007) 5. Standar yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu menurut WHO untuk

BMI normal adalah 18,5-22,9 kg/m2 untuk pria dan wanita. BFP normal pria

adalah 11-21% dan untuk wanita 15%-25% (Baumagartner, Jackson, Mahan,

andRowe, 2007). Tekanan darah normal menurut JNC VII adalah <120 mmHg untuk sistol dan <80 mmHg untuk diastol.

D. Responden Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di

Kampus III Universitas Sanata Yogyakarta yang sehat dan memenuhi kriteria

inklusi.

Jumlah subyek penelitian yang ditetapkan sebesar 125 orang yang terdiri

dari 58 laki-laki dan 67 perempuan. Jumlah minimum sampel untuk penelitian

korelasi sebesar 30 subyek (Sevilla, Octave, Punsalan, Regala, 2006). Kelebihan

subyek dimaksudkan untuk mengantisipasi subyek penelitian yang tidak dapat

hadir pada saat pengambilan data maupun yang masuk kriteria eksklusi, misalnya

subyek yang tidak berpuasa selama 8-10 jam. Kriteria eksklusi dalam penelitian


(45)

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali yang dilakukan di

Kampus III Paingan Universitas Sanata Dharma, yaitu pada tanggal 8 September

2012 dan 15 September. Pada tanggal 8 September 2012 jumlah responden wanita

yang hadir yaitu 34 responden dari 48 responden wanita dan responden pria yang

hadir yaitu 20 responden dari 26 responden pria yang mengisi informed consent. Pada pengambilan data pertama ini terdapat 1 responden wanita dan 1 responden

pria yang dieklusi. Pengambilan data kedua yang dilaksanakan pada tanggal 15

September 2012, jumlah responden wanita yaitu 37 responden dari 41 responden

wanita dan responden pria yang hadir yaitu 41 responden dari 56 responden pria

yang mengisi informed consent. Pengambilan data kedua terdapat 3 responden wanita dan 2 responden pria yang dieklusi. Data pemeriksaan yang dipakai

sebagai data yaitu 67 responden pria dan 58 responden wanita. Skema responden


(46)

Penelitian in

Dharma Yogyakarta.

tanggal 8 September 201

Gambar 6. Skema Responden

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

n ini dilakukan di Kampus III Paingan Uni

ta. Pengambilan data dilakukan sebanyak 2 k

r 2012 dan 15 September 2012 di tempat yang s

niversitas Sanata

2 kali, yaitu pada


(47)

F. Ruang Lingkup

Penelitian initermasuk dalam penelitian payung yang berjudul “Korelasi

antara Pengukuran Antropometri meliputi Body Mass Index dan Body Fat Percentage Terhadap Tekanan Darah” yang bertujuan untuk mengkaji adanya korelasi antara pengukuran antropometri meliputi body mass index dan body fat percentage terhadap tekanan darah. Penelitian ini dilakukan secara berkelompok dengan jumlah anggota sebanyak 13 orang dengan parameter penelitian yang

berbeda-beda.

Parameter yang digunakan meliputi Body Mass Index (BMI), Skinfold Thickness, lingkar pinggang (LP), rasio lingkar pinggang-panggul (RLPP), kadar trigliserida, rasio kolesterol total/HDL, rasio LDL/HDL, kadar glukosa darah

puasa, dan tekanan darah.

Kajian dari penelitian ini meliputi :

1. Korelasi PengukuranBody Mass Index(BMI) terhadap Kadar Trigliserida. 2. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap Kadar Trigliserida.

3. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Kadar Trigliserida

4. Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) terhadap rasio kolesterol total/HDL

5. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap rasio kolesterol total/HDL 6. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang


(48)

8. Korelasi PengukuranBody Fat Percentageterhadap rasio HDL/LDL

9. Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap rasio HDL/LDL

10.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage

terhadap Tekanan Darah

11.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Tekanan Darah

12.Korelasi Pengukuran Lingkar Pinggang (LP) dan Rasio Lingkar Pinggang

Panggul (RLPP) terhadap Glukosa Darah Puasa

13.Korelasi Pengukuran Body Mass Index (BMI) dan Body Fat Percentage

terhadap Glukosa Darah Puasa.

Penelitian ini fokus pada korelasi body mass index (BMI) dan body fat percentage(BFP) terhadap tekanan darah.

G. Teknik Sampling

Strategi pengambilan sampel (teknik sampling) penelitian ini adalah secara non-random sampling(pengambilan sampel secara non-acak) dengan jenis

purposive sampling. Pengambilan sampel secara non-random sampling yang berarti tidak semua orang memiliki kesempatan yangsama untuk dijadikan

responden penelitian.


(49)

mengidentifikasi semua karakteristik populasi, kemudian peneliti menetapkan

berdasarkan pertimbangan peneliti sebagian dari anggota populasi untuk menjadi

sampel penelitian. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2010).

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitan ini berupa timbangan berat

badan merk Tanita®, alat pengukur tinggi badan merk Strature®, tensimeter dan

skinfold caliper. Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan berfungsi sebagai alat untuk mengukur body mass index. Tensimeter berfungsi sebagai alat pengukur tekanan darah.Skinfold caliperdigunakan untuk mengukur tebal lipatan kulit sehingga akan didapatkanbody fat percentage.

I. Tata Cara Penelitian

1. Observasi Awal

Observasi awal dilakukan dengan mencari informasi tentang jumlah

mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

dan konfirmasi tempat yang dapat digunakan untuk penelitian. Pengambilan

sampel sebanyak 125 orang, terdiri dari 58 laki-laki dan 67 perempuan yang

memenuhi kriteria inklusi penelitian.

2. Permohonan Izin dan Kerja Sama


(50)

memenuhi etika penelitian menggunakan sampel biologis manusia yaitu darah.

Permohonan izin kedua kepada Wakil Rektor I untuk mendapatkan ijin

melakukan penelitian. Permohonan kerja sama diajukan Laboratorium Parahita

untuk pengambilan dan pengukuran darah sampel. Permohonan kerja sama lagi

diajukan kepada calon subyek penelitian yang nantinya akan mengisi informed consent jika bersedia mengikuti penelitian ini. Permohonan kerja sama yang terakhir diajukan kepada kepala bagian rumah tangga untuk meminjam ruangan

untuk penelitian.

3. PembuatanLeafletdanInformed Consent

a. Leaflet

Pembuatan leaflet bertujuan untuk membantu responden dalam memahami

secara praktis tentang apa saja yang akan dilakukan pada penelitian ini.

Leaflet ini berisi tentang latar belakang dilakukannya penelitian ini, jenis penelitian yang dilakukan, apa saja yang akan diukur dalam penelitian ini

dan manfaat dari dilakukannya penelitian ini. Peneliti mencantumkan

gambar-gambar yang berkaitan dengan informasi dalam penelitian ini agar

terlihat lebih menarik.

b. Informed Consent

Informed consent merupakan bukti tertulis yang menyatakan bahwa responden bersedia untuk menjadi subyek dalam penelitian ini. pembuatan


(51)

4. Pencarian Responden

Pencarian responden dilakukan setelah peneliti mendapatkan surat izin

penelitian dari Wakil Rektor I. Surat izin penelitian untuk meminta data nama

serta NIM mahasiswa dan mahasiswi diberikan kepada setiap Dekan Fakultas

Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik pengambilan subyek penelitian

secara random sampling yang mendapatkan 200 data NIM mahasiswa dan mahasiswi yang masih aktif di Kampus III Universitas Sanata Dharma. Surat

permohonan diajukan kepada Kepala BAPSI untuk meminta nomorhandphone

mahasiswa dan mahasiswi yang telah menjadi calon responden. Daftar nomor

handphone yang telah diterima segera digunakan peneliti untuk menghubungi responden untuk memastikan kesediaan sebagai responden penelitian ini.

Banyaknya nomor handphone yang tidak aktif serta banyak calon responden yang tidak bersedia, sehingga dari 200 calon responden hanya didapatkan 76

calon responden. Peneliti melakukan pencarian responden yang kedua dengan

menggunakan komunikasi langsung dengan calon responden yang sedang

berada di lingkungan Kampus III Universitas Sanata Dharma. Teknik sampling

yang kedua termasuk non-random sampling dengan pendekatan porpusive sampling. Calon responden yang didapatkan sebanyak 135 responden yang bersedia sebagai calon responden penelitian ini. Total calon responden yang

bersedia hadir ikut dalam penelititan ini adalah 211 responden. Calon

responden yang bersedia untuk ikut berpartisipasi diundang untuk hadir untuk


(52)

tujuan penelitian kepada responden yang dijelaskan melalui leaflet kepada calon responden. Calon responden yang bersedia untuk ikut serta dalam

penelitian akan menandatangani informed consent sebagai suatu bentuk penyataan tertulis atas kesediaan responden ikut serta dalam penelitian. Jumlah

sampel yang bersedia mendaftar pada saat briefing kurang, sehingga dilakukan pencarian responden secara tatap muka di wilayah Kampus III Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta. Pencarian responden dilakukan dengan

memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian kepada calon

responden. Responden akan dihubungi satu hari sebelum pengukuran

parameter untuk memberikan informasi ulang terkait tempat dan waktu

pelaksanaan pengukuran parameter. Responden yang tidak hadir pada saat

pengukuran akan dikonfirmasi lagi kehadirannya.

5. Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2011), alat

kesehatan dikatakan baik jika memenuhi nilai CV≤5%. Pengukuran reabilitas

instrumen dilakukan sebanyak lima kali. Instrumen yang divalidasi pada

penelitian ini antara lain timbangan berat badan Tanita® dengan nilai CV sebesar 0,125%, dan alat pengukur tinggi badan Stature® dengan nilai CV sebesar 0,027%. Berdasarkan nilai CV tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

instrumen timbangan berat badan dan tinggi badan memenuhi persyaratan


(53)

6. Pengukuran Parameter

Parameter yang diukur adalah berat badan dan tinggi badan (untuk menghitung

BMI), tebal lipat kulit dan tekanan darah.

a. PengukuranBody Mass Index

Untuk mengukur BMI dibutuhkan pengukuran tinggi badan dan berat

badan. Pengukuran tinggi badan dilakukan menggunakan meteran yang

ditempelkan di tembok dalam posisi tegak lurus. Pengukuran berat badan

menggunakan timbangan. Meteran dan timbangan diletakkan secara

berdekatan agar memudahkan responden sebab responden diwajibkan

melepaskan sepatu untuk mengurangi faktor koreksi.

b. Pengukuranskinfold thickness

Tebal lipat kulit yang diukur adalah pada bagian abdominal, triceps dan

suprailiac. Bagian abdominal adalah bagian tengah perut, bagian triceps

adalah bagian lengan bawah, sedangkan bagian suprailiac adalah bagian perut samping. Pengukuran tebal lipat kulit ini menggunakan alat yaitu

skinfold caliperdan bagian yang diukur adalah bagian tubuh sebelah kiri. c. Pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan tensimeter.

Pengukuran ini dilakukan oleh tenaga medis dari Laboratorium Parahita.

7. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi menggunakan


(54)

8. Analisis Data Penelitian

Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi. Langkah awal adalah

dilakukan uji normalitas (Kolmogorov-Smirnov) untuk melihat distribusi normal suatu data. Suatu data dikatakan normal bila nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,1. Data kemudian diuji korelasinya menggunakan analisis Pearson

apabila data terdistribusi normal atau analisis Spearman apabila data tidak

terdistribusi normal. Taraf kepercayaan yang digunakan sebesar 95 %. Di

bawah ini adalah tabel panduan interpretasi hasil uji hipotesis berdasarkan

kekuatan korelasi, nilai p dan arah korelasi.

Tabel IV. Panduan Interpretasi Hasil Uji Hipotesis berdasarkan Kekuatan Korelasi, Nilaip, dan Arah Korelasi (Dahlan, 2011)

No Parameter Nilai Interpretasi

1. Kekuatan Korelasi (r) 0,00-0,199 Sangat lemah 0,20-0,399 Lemah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat kuat

2. Nilaip p<0,05 Terdapat korelasi

yang bermakna antara dua variabel yang diuji

p>0,05 Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara dua variabel yang diuji 3. Arah Korelasi + (positif) Searah, semakin

besar nilai satu variabel semakin besar pula nilai variabel lainnya.

- (negatif) Berlawanan arah. Semakin besar nilai satu variabel, semakin kecil nilai


(55)

9. Pembagian Hasil Pemeriksaan

Pembagian hasil pemeriksaan diberikan secara langsung kepada

responden. Peneliti memberikan penjelasan makna hasil pemeriksaan dan

memberikan saran-saran untuk menjaga kesehatan jika ditemukan hasil

pemeriksaan yang tidak normal.

J. Kesulitan Penelitian

Kesulitan yang dialami peneliti adalah kesulitan dalam mendapatkan

responden penelitian. Responden yang sudah bersedia untuk ikut serta dalam

penelitian ini tidak hadir pada saat pengambilan data sehingga peneliti perlu

mencari responden lagi. Kesulitan yang lain yaitu responden tidak berpuasa

selama 8-10 jam sebelum pengambilan data sehingga masuk dalam kriteria


(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Karakteristik Responden

Responden yang ikut serta dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan

mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pengambilan sampel

menggunakan teknik non-random sampling dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 125 orang yang bersedia ikut serta dalam penelitian ini. Setelah dilakukan

pengambilan data, data diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tarif kepercayaan 95%. Digunakan uji Kolmogorov-Smirnov

karena jumlah sampel yang digunakan lebih dari 50, yaitu 58 responden pria dan 67

responden wanita. Di bawah ini merupakan tabel karakteristik responden penelitian.

Tabel V. Karakteristik Responden Penelitian

Karakteristik Wanita (n=67) P Pria (n=58) P

Usia (tahun) 20 (18-22)** 0,00 21 (18-24)** 0,00 BMI (kg/m2) 22,12 (16,52-36,45)** 0,00 23,83 (17,89-47,13)** 0,00 Abdominal

skinfold thickness (mm)

24,67 (9,83-52)** 0,033 (30,88±16,75)* 0,250

Suprailiac skinfold thickness (mm)

17,17 (6,67-38,83)** 0,018 (27,88±14,37)* 0,350 Triceps skinfold thickness (mm) Body Fat Percentage (%) Tekanan darah sistol (mmHg) Tekanan darah diastole (mmHg) 21,33 (9,67-44,17)** (26,61±4,984)* 110 (90-120)** 80 (60-90)** 0,031 0,901 0,00 0,00

(25,68±10,705)*

22,96 (4,8-34,87)** 110 (100-130)** 80 (70-90)** 0,086 0,009 0,00 0,00 Keterangan : * = rata-rata ± SD


(57)

1. Usia

Responden yang mengikuti penelitian ini memiliki rentang usia 18-24

tahun untuk mengetahui apakah pada rentang usia itu beresiko mengalami

hipertensi.

Data usia responden pria dan wanita setelah diuji menggunakan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan taraf kepercayaan 95% menghasilkan signifikansi yang sama yaitu sebesar p=0,000 yang menunjukkan bahwa usia

responden terdistribusi tidak normal. Data yang terdistribusi tidak normal

menunjukkan bahwa data usia 18-24 tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi tidak normal ditunjukkan oleh gambar 7 dan

gambar 8, dimana grafik lebih condong ke kiri.


(58)

Gambar 8. Histogram Distribusi Usia pada Responden Wanita 2. Body Mass Index(BMI)

Uji normalitas pada pria menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 yang

berarti data terdistribusi tidak normal. Uji normalitas pada wanita juga terdistribusi

tidak normal dengan p=0,014. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan

bahwa data BMI tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi tidak normal ditunjukkan oleh gambar 9 dan

gambar 10, dimana grafik lebih condong ke kiri.


(59)

Gambar 10. Histogram Distribusi BMI pada Responden Wanita 3. Skinfold ThicknessdanBody Fat Percentage

a. Abdominal Skinfold Thickness(AST)

Uji normalitas AST pada responden pria terdistribusi normal yang

memiliki p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data AST

tersebar merata. Pada responden wanita menunjukkan signifikasi sebesar p=0,009

yang berarti data terdistribusi tidak normal. Data yang terdistribusi tidak normal

menunjukkan bahwa data AST tidak tersebar merata.

Data yang terdistribusi normal pada responden pria ditunjukkan oleh

gambar 11, dimana grafik rata, tidak condong ke kanan maupun ke kiri. Data yang

terdistribusi tidak normal pada responden wanita ditunjukkan oleh gambar 12,


(60)

Gambar 11. Histogram Distribusi AST pada Responden Pria

Gambar 12. Histogram Distribusi AST pada Responden Wanita b. Triceps Skinfold Thickness(TST)

Uji normalitas TST responden pria terdistribusi tidak normal dengan nilai

p=0,028. Data yang terdistribusi tidak normal menunjukkan bahwa data TST tidak

tersebar merata.

Uji normalitas TST pada wanita terdistribusi normal dengan p=0,200.

Data yang terdistribusi normal menunjukkan bahwa data TST tersebar merata.


(61)

pada responden wanita ditunjukkan oleh gambar 14, dimana grafik rata, tidak

condong ke kanan maupun ke kiri.

Gambar 13. Histogram Distribusi TST pada Responden Pria

Gambar 14. Histogram Distribusi TST pada Responden Wanita c. Suprailiac Skinfold Thickness(SST)

Uji normalitas SST responden pria dan wanita terdistribusi normal dengan

nilai p yang sama yaitu p=0,200. Data yang terdistribusi normal menunjukkan

bahwa data SST tersebar merata.

Data yang terdistribusi normal pada responden pria dan wanita

ditunjukkan oleh gambar 15 dan gambar 16, dimana grafik rata, tidak condong ke


(62)

Gambar 15. Histogram Distribusi SST pada Responden Pria

Gambar 16. Histogram Distribusi SST pada Responden Wanita d. Body Fat Percentage(BFP)

Setelah mendapatkan data pengukuran abdominal, triceps dan suprailiac skinfold thickness, dihitung BFP. Kemudian dilakukan uji normalitas, BFP responden pria terdistribusi normal yang ditunjukkan dengan nilai p=0,195, BFP

pada responden wanita juga terdistribusi normal dengan nilai p=0,200. Data yang

terdistribusi normal menunjukkan bahwa data BFP tersebar merata.


(63)

Gambar 17. Histogram Distribusi BFP pada Responden Pria

Gambar 18. Histogram Distribusi BFP pada Responden Wanita 4. Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan menggunakan

sphygnomanometer. Setelah data didapatkan, dilakukan uji normalitas masing-masing tekanan darah sistolik dan diastolik responden pria dan wanita. Uji

normalitas sistolik responden pria dan wanita terdistribusi tidak normal dengan nilai

p yang sama yaitu p=0,000. Uji normalitas tekanan darah diastolik pada pria dan


(64)

normal menunjukkan bahwa data tekanan darah sistolik dan diastolik tidak tersebar

merata.

Data yang terdistribusi tidak normal pada responden pria dan wanita

ditunjukkan oleh grafik yang lebih condong ke kiri (gambar 19) dan grafik yang

lebih condong ke kanan (gambar 20, 21, dan 22).

Gambar 19. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Pria


(65)

Gambar 21. Histogram Distribusi Tekanan Darah Sistolik pada Responden Wanita

Gambar 22. Histogram Distribusi Tekanan Darah Diastolik pada Responden Wanita

B. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada BMI, AST, TST, SST dan BFP

Penelitian ini membandingkan antara BMI normal dan BMI tidak normal

terhadap tekanan darah sistolik maupun diastolik. Data responden pada penelitian

ini dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok responden yang memiliki

BMI<23 kg/m2 (normal dan tidak mengalami obesitas) dan kelompok responden


(66)

jika jumlah responden >50, sedangkan jika jumlah responden <50 digunakan uji

normalitasShapiro-Wilk.

1. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI≥23 kg/m2

Diketahui jumlah responden pria yang memiliki BMI<23 kg/m2sebanyak

41 responden, sedangkan jumlah responden yang memiliki BMI 23 kg/m2 sebanyak 26 responden. Uji normalitasShapiro-Wilkpada BMI<23 kg/m2dan BMI

23 kg/m2 pada responden pria terdistribusi tidak normal dengan nilai signifikansi secara berturut-turut p=0,004 dan p=0,000. Dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk membandingkan tekanan darah sistolik pada BMI<23 kg/m2 dan BMI 23 kg/m2 dan didapatkan nilai p=0,056 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

tidak bermakna antara tekanan darah sistolik pada BMI<23 kg/m2 dan BMI 23 kg/m2.

Dilakukan uji normalitas terhadap 2 kelompok berdasarkan BMI

responden wanita dan diketahui jumlah responden wanita yang memiliki BMI<23

kg/m2 sebanyak 41 responden dan 26 responden yang memiliki BMI23 kg/m2. Dikarenakan responden <50 maka digunakan uji normalitas Shapiro-Wilk dengan p=0,000 pada BMI<23 kg/m2 dan p=0,004 pada BMI23 kg/m2 yang berarti data terdistribusi tidak normal sehingga dilanjutkan ujiMann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik kedua kelompok tersebut. Uji Mann-Whitney


(67)

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Purwokerto pada 63 responden,

usia dewasa muda dan dewasa akhir, dengan membandingkan tekanan darah

responden yang memiliki BMI normal dan yang tidak normal, didapatkan nilai

p=1,000 (p>α=0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tekanan darah pada kedua kelompok BMI tersebut (Destyana,

Saryono, Mursiyam, 2009).

2. Perbandingan Tekanan Darah Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2 dan BMI≥23 kg/m2

Nilai signifikansi p=0,000 pada kedua kelompok uji normalitas

menggunakan Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal pada responden pria, sehingga dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok BMI<23 kg/m2 dengan

BMI23 kg/m2. Nilai signifikansi dari uji Mann-Whitney adalah p=0,886 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tidak bermakna antara tekanan darah

diastolik pada kelompok BMI<23 kg/m2dengan BMI23 kg/m2.

Uji normalitas Shapiro-Wilk pada responden wanita menunjukkan nilai signifikansi p=0,000 untuk BMI<23 kg/m2dan BMI23 kg/m2yang berarti kedua data tekanan darah diastolik terdistribusi tidak normal, sehingga dilanjutkan dengan

uji Mann-Whitney untuk mengetahui perbandingan tekanan daragh diastolik. Uji

Mann-Whitney menghasilkan nilai signifikansi p=0,953. Nilai signifikansi tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna tekanan darah


(68)

memiliki BMI23 kg/m2. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2ditunjukkan pada Tabel VI.

Tabel VI. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Kelompok BMI <23 kg/m2dan BMI≥23 kg/m2

Responden Pria

Variabel Tergantung

BMI <23 kg/m2 n= 41

BMI≥23 kg/m2

n= 26

P

Tekanan Darah Sistolik

110,83 115 0,056*

Tekanan Darah Diastolik

77,08 76,76 0,886**

Responden Wanita

Variabel Tergantung

BMI <23 kg/m2 n= 25

BMI≥23 kg/m2

n= 35

P

Tekanan Darah Sistolik

108,78 108,08 0,821**

Tekanan Darah Diastolik

75,85 75,38 0,953**

*p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna **p>0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna

3. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok AST30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST24,7 mm dan Kelompok AST >24,7 mm

Jumlah responden pria kelompok AST 30,7 mm adalah 29 responden, sedangkan pada kelompok AST >30,7 mm adalah 29 responden. Uji normalitas

yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden kurang dari 50. Nilai signifikansi kelompok AST30,7 mm memperoleh p=0,001, sedangkan pada


(69)

untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kelompok AST

30,7 mm dan AST >30,7 mm adalah uji Mann-Whitney, memperoleh nilai signifikansi p=0,081 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak

bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Jumlah responden wanita pada kelompok AST 24,7 mm adalah 35 responden, sedangkan pada kelompok AST >24,7 mm adalah 32 responden

sehingga uji normalitas yang digunakan adalah ujiShapiro-Wilk. Nilai signifikansi pada kelompok AST 24,7 mm memperoleh p=0,000, sedangkan pada kelompok AST >24,7 mm memperoleh p=0,001 yang menunjukkan bahwa kedua data

terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui

perbandingan tekanan darah sistolik antara kedua kelompok tersebut adalah uji

Mann-Whitney. Hasil signifikansi uji Mann-Whitney memperoleh p=0,334 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kedua

kelompok tersebut.

4. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Wanita pada Kelompok AST 24,7 mm dan Kelompok AST >24,7 mm

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk karena jumlah responden pria kurang dari 50. Kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm memiliki nilai signifikansi yaitu p=0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi tidak

normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan darah


(70)

Mann-Whitney dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,247 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Uji normalitas responden wanita pada kelompok AST 24,7 mm yang berjumlah 35 responden memperoleh nilai p= 0,000 yang berarti bahwa data

terdistribusi tidak normal. Jumlah responden pada kelompok AST >24,7 mm adalah

sebanyak 32 responden dengan nilai signifikansi adalah p=0,000 yang berarti

bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan adalah uji Mann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan diastolik antara kedua kelompok tersebut. Hasil signifikansi ujiMann-Whitneymemperoleh nilai p=0,170 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara kedua kelompok kategori

tersebut. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik responden pria

kelompok AST 30,7 mm dan AST >30,7 mm dan responden wanita pada kelompok AST24,7 mm dan AST >24,7 mm dapat dilihat pada Tabel VII.


(71)

Tabel VII. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Responden Pria pada Kelompok AST30,7 mm dan AST >30,7 mm dan Responden Wanita

pada Kelompok AST24,7 mm dan AST >24,7 mm Responden

Pria

Variabel Tergantung

AST30,7 mm n= 29

AST >30,7 mm n= 29

P

Tekanan Darah Sistolik

111,38 113,91 0,081*

Tekanan Darah Diastolik

76,21 77,59 0,247*

Responden Wanita

Variabel Tergantung

AST24,7 mm n= 35

AST24,7 mm n= 32

P

Tekanan Darah Sistolik

107,71 109,37 0,334*

Tekanan Darah Diastolik

76,57 74,69 0,170*

*p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna

5. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm

Uji normalitas responden pria yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm memiliki nilai signifikansi berturut-turut yaitu p=0,074 yang berarti

bahwa data terdistribusi normal dan p=0,000 yang berarti bahwa data terdistribusi

tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui perbandingan tekanan


(72)

Uji normalitas responden wanita yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST 16,5 mm dan TST >16,5 mm memiliki nilai signifikansi berturut-turut yaitu p=0,019 dan p=0,000

yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan

untuk mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm adalah uji Mann-Whitneydan dihasilkan nilai signifikansi p=0,376 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari

kedua kelompok tersebut.

6. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada Kelompok TST 16,5 mm dan TST >16,5 mm

Uji normalitas responden pria yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm memiliki nilai signifikansi yang sama yaitu p=0,000 yang berarti bahwa data

terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui

perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm adalah ujiMann-Whitney dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,550 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok

tersebut.


(73)

terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan adalah ujiMann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,208 yang menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Berikut ini adalah tabel perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik pada

kelompok TST 14,5 mm dan TST >14,5 mm dan wanita pada kelompok TST

16,5 mm dan TST >16,5 mm. Perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden pria pada kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm dan wanita pada kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm dapat dilihat pada Tabel VIII.

Tabel VIII. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria pada Kelompok TST14,5 mm dan TST >14,5 mm dan Wanita pada

Kelompok TST16,5 mm dan TST >16,5 mm Responden

Pria

Variabel Tergantung

TST14,5 mm n= 10

TST >14,5 mm n= 58

P

Tekanan Darah Sistolik

110 113,96 0,153*

Tekanan Darah Diastolik

76 77,08 0,550*

Responden Wanita

Variabel Tergantung

TST16,5 mm n= 17

TST16,5 mm n= 50

P

Tekanan Darah Sistolik

107,06 109 0,376*

Tekanan Darah Diastolik

74,12 76,2 0,208*


(74)

7. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok SST 19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST17,9 mm dan SST >17,9 mm

Uji normalitas responden pria yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok SST19,8 mm dan SST >19,8 mm memiliki nilai signifikansi yang sama yaitu p= 0,000 yang menunjukkan bahwa

data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan adalah uji Mann-Whitney

untuk mengetahui perbandingan tekanna darah sistolik antara kelompok SST19,8 mm dan SST >19,8 mm dan dihasilkan nilai p=0,013 yang menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna dari kedua kelompok tersebut.

Uji normalitas responden wanita yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok SST17,9 mm dan SST >17,9 mm memiliki nilai signifikansi berturut-turut yaitu p= 0,001 dan p= 0,001 yang

berarti bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk

mengetahui perbandingan tekanan darah sistolik antara kelompok SST 17,9 mm dan SST >17,9 mm adalah uji Mann-Whitney dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,867 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari

kedua kelompok tersebut.

8. Perbandingan Diastolik Responden Pria pada Kelompok SST 19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada Kelompok SST 17,9 mm dan SST >17,9 mm


(75)

mm memperoleh nilai signifikansi yaitu p=0,000 yang berarti bahwa data

terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan untuk mengetahui

perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok SST 19,8 mm dan SST >19,8 mm adalah uji Mann-Whitneydan dihasilkan nilai signifikansi p=0,714 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari kedua kelompok

tersebut.

Uji normalitas responden wanita yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

karena jumlah responden kurang dari 50. Kelompok SST17,9 mm dan SST >17,9 mm memiliki nilai signifikansi yang sama yaitu p=0,000 yang menunjukkan bahwa

data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang digunakan adalah uji Mann-Whitney

untuk mengetahui perbandingan tekanan darah diastolik antara kelompok SST

17,9 mm dan SST >17,9 mm dan dihasilkan nilai signifikansi p=0,649 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua kelompok

tersebut. Tabel IX menunjukkan perbandingan tekanan darah sistolik dan diastolik

pada responden pria pada kelompok SST 19,8 mm dan SST >19,8 mm dan wanita pada kelompok SST17,9 mm dan SST >17,9 mm.


(76)

Tabel IX. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Responden Pria pada Kelompok SST19,8 mm dan SST >19,8 mm dan Wanita pada

Kelompok SST17,9 mm dan SST >17,9 mm Responden

Pria

Variabel Tergantung

SST19,8 mm n= 18

SST >19,8 mm n= 40

p

Tekanan Darah Sistolik

109,44 115 0,013*

Tekanan Darah Diastolik

76,67 77 0,714**

Responden Wanita

Variabel Tergantung

SST17,9 mm n= 36

SST >17,9 mm n=31

p

Tekanan Darah Sistolik

108,61 108,39 0,867**

Tekanan Darah Diastolik

75,28 75,13 0,649**

*p<0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna **p>0,05 menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna

9. Perbandingan Sistolik Responden Pria pada Kelompok BFP 21% dan BFP >21% dan Wanita pada Kelompok BFP25% dan BFP >25%

Uji normalitas responden pria yang digunakan adalah uji Shapiro-Wilk

yang memperoleh nilai p=0,004 untuk kelompok BFP 21% dan p=0,000 untuk BFP >21% yang menunjukkan bahwa data terdistribusi tidak normal. Uji beda yang

digunakan adalah ujiMann-Whitneyuntuk mengetahui perbandingan sistolik antara kelompok BFP 21% dan BFP >21%. Uji tersebut menghasilkan nilai p=0,056 yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna dari kedua


(1)

Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik a. Responden Pria

Correlations TD_diastol suprailiac responden Spearman's rho TD_diastol Correlation

Coefficient 1.000 .109

Sig. (2-tailed) . .413

N 58 58

suprailiac responden

Correlation

Coefficient .109 1.000

Sig. (2-tailed) .413 .

N 58 58

Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Pria

b. Responden Wanita

Correlations trisep responden diastol responden Spearman's rho

trisep responden Correlation

Coefficient 1.000 .179


(2)

N 67 67 diastol

responden

Correlation

Coefficient .179 1.000

Sig. (2-tailed) .146 .

N 67 67

Diagram Sebar Korelasi SST terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Wanita

Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik a. Responden Pria

Correlations

Tekanan

Darah % Body Fat Spearman's rho Tekanan Darah Correlation

Coefficient 1.000 .333

*

Sig. (2-tailed) . .011

N 58 58

% Body Fat Correlation

Coefficient .333

*

1.000

Sig. (2-tailed) .011 .

N 58 58


(3)

Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Sistolik Responden Pria

b. Responden Wanita

Correlations

% Body Fat

sistol responden Spearman's rho % Body Fat Correlation

Coefficient 1.000 -.047

Sig. (2-tailed) . .705

N 67 67

sistol responden Correlation

Coefficient -.047 1.000

Sig. (2-tailed) .705 .

N 67 67


(4)

Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik a. Responden Pria

Correlations

TD_diastol % Body Fat Spearman's rho TD_diastol Correlation Coefficient 1.000 .117

Sig. (2-tailed) . .383

N 58 58

% Body Fat Correlation Coefficient .117 1.000

Sig. (2-tailed) .383 .

N 58 58

Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Pria

b. Responden Wanita

Correlations

% Body Fat

diastol responden Spearman's rho % Body Fat Correlation

Coefficient 1.000 .034

Sig. (2-tailed) . .788


(5)

diastol responden Correlation

Coefficient .034 1.000

Sig. (2-tailed) .788 .

N 67 67

Diagram Sebar Korelasi BFP terhadap Tekanan Darah Diastolik Responden Wanita


(6)

BIOGRAFI

Lidya Dinda Dwi Dasanthi merupakan putri dari pasangan Vincentius Dalmari dan Christina Tuginem. Lahir di Baturaja pada 20 Februari 1992. Riwayat pendidikan penulis bermula dari Taman Kanak-kanak Xaverius II Baturaja. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Katolik Fransiskus Baturaja tahun pelajaran 1997-2003. Pendidikan sekolah menengah pertama penulis dienyam di SMP Xaverius Baturaja tahun pelajaran 2003-2006 dan naik ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Fransiskus Bandar Lampung tahun pelajaran 2006-2009. Penulis selanjutnya menempun pendidikan perguruan tinggi di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta. Selama perkuliahan, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti koordinator Paduan


Dokumen yang terkait

Korelasi Body Mass Index dan Body Fat Percentage terhadap tekanan darah pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 0 192

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 203

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 3 185

Korelasi Body Mass Index (BMI) terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 95

Korelasi Body Fat Percentage terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma.

0 1 159

Korelasi antara Body fat Percentage terhadap rasio kadar LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 183

Korelasi Body Mass Index terhadap rasio LDL/HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 1 128

Korelasi Body Fat Percentage terhadap rasio kolesterol total HDL pada mahasiswa dan mahasiswi kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 0 201

Korelasi Body Mass Index (BMI) dan Percent Body Fat (%BF) terhadap kadar glukosa darah puasa pada mahasiswa dan mahasiswi di Kampus III Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

0 1 183

Korelasi Body Fat Percentage terhadap kadar trigliserida pada mahasiswa dan mahasiswi Kampus III Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 157