Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Pengawasan oleh Komite Audit T2 932010011 BAB IV

kerja komite audit (audit committee charter) yang
dimiliki perusahaan.
4. Menarik kesimpulan dari informasi yang telah
diperoleh dan memberikan saran jika masih ada
yang perlu diperbaiki.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan hasil wawancara
dengan
anggota
komite
audit
yang
telah
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan
Maret 2013. Pembahasan akan diuraikan dari sisi
pendekatan karakteristik, pendekatan aktivitas, dan
pendekatan
benchmaking.
Selanjutnya
akan

diuraikan mengenai proses kerja komite audit yang
sudah dilaksanakan menurut audit committee
charter perusahaan dengan pedoman wawancara
dari Beasley et all (2009) yang dirujuk dari penelitian
KPMG.

4. 1 Pendekatan Karakteristik
Berdasarkan Keputusan Tertulis Sirkuler Dewan
Komisaris No. 014/SANF/CIR/VI/2011 tanggal 1
Juni 2011, Dewan Komisaris telah membentuk
Komite Audit yang berlaku sejak 1 Juni 2011 sampai
dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan Perusahaan di tahun 2013. Pembentukan
Komite Audit
telah sesuai dengan Peraturan
BAPEPAM - LK Nomor IX.I.5. Susunan Komite Audit
Perseroan pada tanggal 30 September 2011 adalah
sebagai berikut:
Ketua
:

Inget Sembiring (IS)
Anggota
:
Kanaka Puradiredja (KP)
Thomas H Secokusumo (THS)
Adapun latar belakang dari masing - masing
anggota adalah sebagai berikut :
I. Inget Sembiring merupakan
lulusan
dari
Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada pada
tahun
1967,
dan
langsung
melanjutkan
pendidikan di Perguruan Tinggi Manajemen,
15

LPPM Jakarta. Mengawali karir sebagai staff

pada wakil ketua bidang perseroan badan
pemeriksa keuangan Republik Indonesia tahun
1967. Pada tahun 1970 bergabung dengan PT
Industrial and Legal Consultant (ILC). Selama
lima tahun sejak tahun 1970 aktif di Institut
Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (IPPM),
sebagai koordinator kelompok finance staff
profesional. Pada tahun 1973 juga sempat
berkarir di Badan Koordinasi Penanaman Modal
Republik Indonesia (BKPM) dengan tugas
mencari mitra lokal joint ventures. Pada tahun
2001 diangkat menjadi komisaris sekaligus ketua
komite audit PT United Tractors, Tbk., dan pada
tahun yang sama juga menjadi anggota Komisi
Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara
(KPKPN) hingga tahun 2004. Kemudian tahun
2006 hingga tahun 2010 menjabat sebagai
Komisaris dan merangkap sebagai Ketua Komite
Audit PT Bank Permata, Tbk.
II. Kanaka Puradiredja menyelesaikan pendidikan

terakhir di Universitas Padjajaran, Fakultas
Ekonomi Akuntansi pada tahun 1971. Mengawali
karir pada tahun 1971 di Direktorat Jenderal
Pengawasan Keuangan Negara Departemen
Keuangan. Pada tahun 1975 bergabung dengan
kantor akuntan publik KPMG (Peat Marwick
Mitchell), Melbourne, Australia. Tahun 1978
sampai tahun 1998 menjadi managing partner
KPMG
Jakarta,
dan
kemudian
menjabat
chairman KPMG Jakarta sejak tahun 1999.
Sebelumnya pada tahun 1990 hingga tahun
1994 dipercaya menjadi wakil ketua Komite
Standar Audit. Pada tahun 1992 juga merangkap
jabatan sebagai wakil ketua Forum Akuntan
Pasar Modal selama dua tahun. Tahun 1994
hingga tahun 1998 menjabat sebagai ketua

Departemen Pendidikan dan Penasihat Ikatan
16

Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan
Publik. Pada periode yang sama juga menjabat
Board Member, KPMG Asia Pacific Board.
Kemudian tahun 1998 menjadi anggota Komite
Konsultasi, Dewan Standar Akuntansi Keuangan
sampai tahun
2002.
Pada
tahun
2000
mendirikan Kantor Akuntan Publik Kanaka
Puradiredja & Rekan, dan menjabat sebagai
Senior Partner sampai tahun 2007. Pernah juga
menjadi Ketua Majelis Kehormatan Ikatan
Akuntan Indonesia untuk periode tahun 2002
hingga 2010, dan sejak 2004 juga menjabat
Ketua Dewan Pengurus Ikatan Komite Audit

Indonesia (IKAI). Sejak tahun 2009 hingga
sekarang menjadi Anggota Dewan Kehormatan
Profesional In Risk Management Association, dan
sejak tahun 2010 hingga sekarang juga menjabat
Ketua Dewan Kehormatan IKAI serta merangkap
pula sebagai Wakil Ketua Dewan Pengurus
Lembaga Komisaris Dan Direksi (LKDI). Sebelum
menjabat Anggota Komite Audit Perseroan , juga
menjadi Anggota Komite Audit di PT Astra
International, Tbk (tahun 2003 hingga tahun
2008), PT Astra Sedaya Finance (tahun 2004
hingga tahun 2008), dan PT Astra Otoparts, Tbk
(tahun 2007 hingga tahun 2011).
a. Thomas H. Secokusumo memperoleh
gelar
Sarjana
dari
Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia pada tahun 1987, dan

melanjutkan
pendidikan
Master of
Business Administration in Finance dan
Master of Science in Marketing di
Universitas
Wisconsin,
Madison,
Amerika Serikat pada tahun 1988 dan
selesai tahun 1990. Mengawali karir
sebagai Eksternal Auditor di SGV Utomo
pada tahun 1986. Pada tahun 1987
17

merintis karir akademis sebagai dosen di
Departemen
Akuntansi
Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia dan
sejak 1990 di Magister Manajemen

Universitas Indonesia. Pada tahun 1997
hingga tahun 2003, dipercaya menjadi
Direktur Keuangan dan Administrasi di
Magister
Akuntansi
Universitas
Indonesia. Satu tahun kemudian (1998)
juga
merangkap
jabatan
sebagai
Academic Secretary for Quality for
Undergraduate Project in Accounting
Program Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia
hingga
tahun
2003.
Sementara
pengalaman

atau
karir
sebagai Anggota Komite Audit dimulai di
PT Dirgantara Indonesia tahun 2003
sampai tahun 2005. Saat ini selain
menjadi
Anggota
Komite
Audit
Perseroan,
juga
menjabat
sebagai
Anggota Komite Audit PT Tigaraksa
Satria Tbk (sejak tahun 2006), PT
Federal International Finance (sejak
tahun 2010), dan PT Astra Otoparts Tbk
(sejak tahun 2011).
Berdasarkan uraian latar belakang anggota
komite audit, karakteristik anggota yang sesuai

dengan KEP 24/PM/2004 disajikan di tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik Komite Audit SANF
No
1.

18

Karakteristik menurut KEP
29/PM/2004
Memiliki integritas yang tinggi,
kemampuan, pengetahuan, dan
pengalaman
yang
memadai
sesuai dengan latar belakang
pendidikannya
serta
mampu
berkomunikasi dengan baik


T
I K
H
S P
S

√ √ √

Keterangan
Berdasarkan
pengalaman
sebagai
komite audit
selama
>10tahun

No

Karakteristik menurut KEP
29/PM/2004

2.

Salah seorang dari anggota
komite audit memiliki latar
belakang pendidikan akuntansi
atau keuangan

3.

Memiliki
pengetahuan
yang
cukup untuk membaca dan
memahami laporan keuangan

4.

Memiliki
pengetahuan
yang
memadai
tentang
peraturan
perundangan di bidang pasar
modal dan peraturan perundangundangan terkait lainnya

5.

6

Bukan merupakan orang dalam
Kantor Akuntan Publik, kantor
konsultan hukum, atau pihak
lain yang memberi jasa audit,
jasa non audit dan atau jasa
konsultasi lain kepada emiten
atau perusahaan publik yang
bersangkutan dalam waktu enam
bulan terakhir sebelum diangkat
oleh komisaris
Bukan merupakan orang yang
mempunyai
wewenang
dan
tanggung
jawab
untuk
merencanakan, memimpin, atau
mengendalikan kegiatan emiten
atau perusahaan publik dalam
waktu enam bulan terakhir
sebelum diangkat oleh komisaris
kecuali komisaris independen

T
I K
H
S P
S

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

√ √ √

Keterangan
Berdasar
Ijazah
Sarjana
Ekonomi
yang dimiliki
Berdasakan
pengalaman
sebagai
komite audit
di
perusahaan
lain selama
>10tahun
Berdasakan
pengalaman
sebagai
audit
eksternal
dan
pengajar di
Perguruan
Tinggi
selama
>10tahun
Berdasarkan
verbal
clarification
dan cek ke
Laporan
Keuangan
Perusahaan

Berdasarkan
verbal
clarification
dan cek ke
Laporan
Keuangan
Perusahaan

19

No
7.

8.

9.

Karakteristik menurut KEP
29/PM/2004
Tidak mempunyai saham baik
langsung maupun tidak langsung
pada emiten atau perusahaan
publik. Dalam hal anggota komite
audit memperoleh saham akibat
suatu peristiwa hukum maka
dalam jangka waktu paling lama
enam bulan setelah diperolehnya
saham
tersebut
wajib
mengalihkan kepada pihak lain
Tidak
mempunyai
hubungan
keluarga karena perkawinan dan
keturunan sampai derajat kedua,
baik secara horizontal maupun
vertikal
dengan
komisaris,
direksi, atau pemegang saham
utama emiten atau perusahaan
publik
Tidak
mempunyai
hubungan
usaha baik langsung maupun
tidak langsung yang berkaitan
dengan kegiatan usaha emiten
atau perusahaan publik

T
I K
H
S P
S

√ √ √

√ √ √

√ √ √

Keterangan
Berdasarkan
verbal
clarification
dan cek ke
Laporan
Keuangan
Perusahaan

Berdasarkan
verbal
clarification
dan cek ke
Laporan
Keuangan
Perusahaan
Berdasarkan
verbal
clarification
dan cek ke
Laporan
Keuangan
Perusahaan

Sumber: Data yang diolah
Legend √ :Memenuhi karakteristik menurut KEP 29/PM/2004

Dari latar belakang anggota komite audit
tersebut,
komite
audit
memiliki
integritas,
kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang
memadai untuk menjadi komite audit. Komite audit
PT SANF telah berpengalaman menjabat sebagai
anggota maupun ketua komite audit di perusahaan
yang lain. Mereka telah berpengalaman dalam
menjalankan tugas sebagai komite audit sedikitnya
selama delapan tahun dan juga berpengalaman
sebagai audit eksternal. Anggota komite audit juga
merupakan anggota dari Ikatan Komite Audit
Indonesia (IKAI), yang mensyaratkan anggotanya
mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang
20

memadai. Peraturan hanya mensyaratkan salah satu
anggota harus berlatar belakang akuntansi atau
keuangan tetapi semua anggota komite audit SANF
berlatar belakang ilmu akuntansi. Dengan latar
belakang dan pengalaman di bidang akuntansi,
setiap anggota komite audit mampu membaca dan
memahami laporan keuangan dengan baik. Begitu
juga dengan peraturan – peraturan di bidang pasar
modal diketahui secara memadai oleh komite audit.
Salah satu anggota komite audit pernah menjabat
sebagai managing partner pada kantor akuntan
publik Kanaka Puradiredja & Rekan tetapi tidak
melanggar peraturan karena tidak memberikan jasa
audit maupun non audit kepada SANF. Dengan
demikian karakteristik anggota komite audit PT
SANF sudah sesuai dengan peraturan BAPEPAM No.
KEP 24/PM/2004 tentang pembentukan dan
pedoman pelaksanaan kerja komite audit.

4.2

Pendekatan Aktivitas
Selama masa tugasnya, komite audit telah
mengadakan tujuh pertemuan pada tahun 2011 dan
delapan belas pertemuan sepanjang tahun 2012.
Data pada tahun 2011 tidak diberikan secara
terperinci sehingga tidak diketahui dengan jelas
pertemuan
yang
diadakan.
Adapun
agenda
pertemuan komite audit selama tahun 2012 antara
lain :
i. Melakukan pertemuan internal komite audit
a. untuk menetapkan rencana kerja komite audit
(5 Maret 2012)
b. membahas PMK No 84/PMK.03/2012 tentang
tata cara pembuatan dan tata cara pembetulan
atau penggantian faktur pajak (12 April 2012)
c. mereview performa keuangan kwartal pertama
(28 April 2012)
d. membahas strategi pendanaan perusahaan (23
Mei 2012)
21

e. review laporan keuangan Agustus 2012 (24
September 2012)
f. review laporan keuangan September 2012 (23
Oktober 2012)
g. mendiskusikan agenda meeting dengan dewan
komisaris (26 November 2012)
h. review laporan keuangan November 2012 (11
Desember 2012)
ii. Mengadakan pertemuan dengan eksternal audit
(Price Waterhouse Coopers) untuk membahas
audit clearance
(7 Februari 2012), audit
engangement plan (11 Oktober 2012) dan early
warning memorandum (19 November 2012)
iii. Mengadakan pertemuan dengan dewan komisaris
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (20 Maret
2012) dan pembahasan rencana tahunan (26
November 2012)
iv. Mengadakan pertemuan dengan bagian - bagian
tertentu
a. Meeting dengan manajemen, internal audit,
legal dan risk management untuk membahas
aktivitas masing – masing bagian (7 Februari
2012)
b. Meeting dengan internal audit dan risk
management untuk membahas rencana kerja
bagian tersebut (5 Maret 2012)
c. Meeting dengan manajemen, internal audit,
legal, account receivable, dan treasury untuk
membahas laporan keuangan bulan April (15
Juni 2012)
d. Meeting dengan manajemen, internal audit,
legal dan risk management untuk review
laporan kwartal ke dua (19 Juli 2012)
e. Meeting dengan internal audit dan legal untuk
membahas laporan bulan September (23
Oktober 2012)
f. Meeting dengan manajemen, internal audit,
legal, risk management dan accounting untuk
mereview laporan kwartal ke tiga dan
22

membahas strategi dari risk management (25
Oktober 2012)
g. Meeting dengan internal audit dan accounting
untuk membahas agenda rapat bersama
dewan komisaris (26 November 2012)
h. Meeting dengan internal audit dan legal untuk
membahas laporan bulan November (11
Desember 2012)
v. Special discussion
dengan
Gunawan
Geni
(pimpinan PT Astra International Tbk untuk
bidang finance) (7 September 2012)
Dari aktivitas yang sudah dilakukan komite
audit dapat diketahui tugas yang diberikan oleh
dewan komisaris dapat dipenuhi. Komite audit telah
melakukan pengawasan dengan baik terhadap
proses pelaporan keuangan di dalam perusahaan.
Salah satu indikator pengawasan yang dilakukan
oleh komite audit telah berjalan dengan baik adalah
dengan meningkatnya rating obligasi PT SANF dari
lembaga pemeringkat independen. Dari agenda
pertemuan yang telah dilakukan diketahui bahwa
komite audit lebih berfokus membahas risiko yang
dapat mempengaruhi bisnis perusahaan. Aktivitas –
aktivitas yang dilakukan ini sudah sejalan dengan
audit charter perusahaan dan juga peraturan
BAPEPAM No. KEP 24/PM/2004 tentang pedoman
dan pelaksanaan kerja komite audit.
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota
komite audit maka disusun bagan alir proses kerja
yang dilakukan komite audit (Lampiran 2).
Setiap bulan masing - masing anggota komite
audit menerima laporan keuangan bulanan dari
manajemen. Setiap tiga bulan komite audit akan
menerima laporan hasil kerja dari bagian quality and
risk, internal audit dan corporate legal serta laporan
keuangan tiga bulanan. Dari laporan yang diberikan
tersebut tiap anggota komite audit mencari sesuatu
yang dirasa perlu dimasukkan ke dalam agenda
23

rapat. Ketua komite audit terkadang menawarkan
topik apa yang dapat dimasukkan sebagai agenda
rapat. Masing – masing anggota melaporkan kepada
ketua komite audit tentang topik yang menjadi pusat
perhatiannya. Setelah menerima informasi mengenai
agenda rapat dari para anggota, ketua menyusun
agenda rapat dan menentukan kapan rapat akan
dilaksanakan. Pembahasan laporan akan dilakukan
oleh komite audit terlebih dahulu, lalu kemudian
oleh bagian internal audit. Untuk rapat triwulanan
terdapat presentasi dari bagian quality and risk,
internal audit, corporate legal dan boards of director
mengenai hasil dan
rencana
kerja
mereka
selanjutnya.
Rapat bulanan diselenggarakan dengan dihadiri
oleh komite audit bersama dengan internal audit
perusahaan. Dalam rapat akan dibahas mengenai
agenda rapat yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Selain itu komite audit akan mengevaluasi trend dan
perkembangan dari tiap akun dari laporan
keuangan. Apabila terdapat hal – hal yang tidak
dapat diterangkan oleh internal audit atas temuan
dari komite audit maka komite audit akan
memanggil
manajemen/bagian
terkait
untuk
memberikan keterangan terhadap masalah yang
dihadapi. Manajemen akan memberikan informasi
sampai komite audit merasa puas atas penjelasan
yang disampaikan. Temuan komite audit dan
tanggapan atas temuan tersebut akan dilaporkan
kepada dewan komisaris.
Rapat triwulanan diadakan berdasarkan laporan
keuangan
triwulanan
yang
diberikan
oleh
manajemen dan hasil hasil apa saja yang telah
dicapai selama tiga bulan terakhir. Rapat ini dihadiri
oleh internal audit, bagian risk management dan
board of director. Agenda rapat ditentukan oleh
komite audit berdasarkan hal – hal yang terjadi
sebelumnya. Dalam rapat triwulanan antara lain
akan dibahas dampak dari peraturan yang
24

dikeluarkan
pemerintah
oleh
bagian
risk
management.
Perkembangan
kondisi
politik,
ekonomi serta perusahaan saingan di dalam
maupun di luar negeri juga ikut dibahas dalam rapat
ini. Pembahasan ini penting bagi komite audit, agar
diketahui posisi perusahaan sebenarnya dan sebagai
bahan pertimbangan bagi manajemen dalam
menentukan strategi perusahaan. Dalam rapat ini
juga membahas rencana kerja internal audit
selanjutnya dan program audit yang akan dilakukan.
Hasil rapat akan dilaporkan kepada dewan
komisaris.

4.3 Pendekatan benchmar k ing
Pendekatan ini akan membandingkan antara tugas
komite audit menurut peraturan KEP 29 / PM /2004
dengan tugas komite audit menurut audit committee
charter perusahaan dan pelaksanaannya. Adapun
perbandingan tugas menurut audit committee charter
disajikan dalam tabel berikut
Tabel 3. Tugas Komite Audit SANF
Tugas Menurut KEP
29/PM/2004

Tugas Menurut Audit
Charter SANF

1.

Melakukan penelaahan atas
informasi keuangan yang
akan
dikeluarkan
perusahaan seperti laporan
keuangan, proyeksi, dan
informasi keuangan lainnya

Melakukan
pengawasan
terhadap kredibilitas dan
objektivitas dari informasi
keuangan
yang
akan
dikeluarkan perusahaan
untuk pihak eksternal
termasuk
laporan
keuangan
dan
data
keuangan lainnya

2

Melakukan penelaahan atas
ketaatan
perusahaan
terhadap
peraturan
perundang – undangan di
bidang pasar modal dan
peraturan
perundang

undangan
lainnya
yang
berhubungan
dengan
kegiatan perusahaan

Melakukan
pengawasan
terhadap
kepatuhan
terhadap
hukum
dan
peraturan dan kode etik
perusahaan

No

25

No
3

Tugas Menurut KEP
29/PM/2004
Melakukan penelaahan atas
pemeriksaan oleh auditor
internal

4.

Melaporkan kepada dewan
komisaris berbagai risiko
yang dihadapi perusahaan
dan
pelaksanaan
manajemen
risiko
oleh
direksi

5

Melakukan penelaahan dan
melaporkan
kepada
komisaris atas pengaduan
yang
berkaitan
dengan
emiten perusahaan publik
Menjaga
kerahasiaan
dokumen,
data
dan
informasi perusahaan
-

6.

7.

Tugas Menurut Audit
Charter SANF
Melakukan
pengawasan
terhadap rencana
dan
hasil dari kegiratan yang
dilakukan quality & risk,
internal audit, eksternal
audit
untuk
menilai
apkah risiko utama secara
tepat
dibahas
dan
dievaluasi
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
mereka
Melakukan
pengawasan
terhadap
kecukupan
proses
untuk
mengidentifikasi
dan
mengurangi
risiko
keuangan dan bisnis
Melakukan
pengawasan
terhadap kemajuan dan
pelaporan kasus hukum
yang
signifikan
dari
perusahaan.
-

Melakukan
pengawasan
terhadap objektivitas dan
independensi
internal
audit dan eksternal audit
Sumber : Audit Committee Charter SANF dan KEP 29/PM/2004

Tugas yang diberikan kepada komite audit
sudah sesuai dengan aturan yang berlaku walapun
tidak diadopsi seluruhnya. Dalam hal menjaga
kerahasiaan dokumen, data dan informasi keuangan
tidak diatur secara eksplisit oleh dewan komisaris di
dalam audit committee charter, karena komite audit
dirasa memiliki integritas yang tinggi sehingga hal
tersebut tidak diperlukan. Integritas yang tinggi dari
anggota komite audit dapat dilihat dari latar
belakang pengalaman masing - masing anggota yang
telah dipercaya sebagai anggota maupun ketua
26

komite audit pada perusahaan yang lain. Bahkan
salah
satu
anggota
komite
audit
(Kanaka
Puradiredja)
merupakan
ketua
dari
Dewan
Kehormatan Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI).
Audit committee charter secara khusus mengatur
tentang pengawasan terhadap objektivitas dan
independensi internal audit dan eksternal audit.
Menurut SANF hal ini penting karena internal dan
ekternal audit yang melakukan pengawasan secara
langsung terhadap proses pelaporan keuangan.
Berikut ini akan diuraikan proses kerja komite
audit menurut tugas yang diberikan di dalam audit
committee charter, yaitu :
a. Memastikan kredibilitas dan objektivitas dari
informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan untuk pihak eksternal termasuk
laporan keuangan dan data keuangan lainnya
Dalam melakukan tugas ini, komite audit akan
memeriksa secara teliti pergerakan setiap akun dari
laporan keuangan tiap bulan. Pergerakan tiap akun
diperiksa berdasarkan trend yang terjadi. Keadaan
ekonomi dalam dan luar negeri juga ikut
dipertimbangkan
sebagai
faktor
yang
dapat
mempengaruhi perusahaan. Bila ditemukan sesuatu
yang tidak wajar maka internal audit akan diminta
memberikan penjelasan tentang masalah yang
terjadi. Jika dirasa perlu maka bagian terkait akan
memberikan penjelasan mengenai masalah tersebut.
Masalah yang timbul tersebut dicari penyebabnya
dan apakah manajemen sudah memperhatikan hal
tersebut sebagai suatu masalah dan bagaimana cara
mengatasinya. Pengawasan terhadap kredibilitas dan
objektivitas informasi keuangan ini juga tersirat
dalam aktivitas komite audit yang mereview laporan
keuangan secara periodik, yaitu pada 28 April 2012,
24 September 2012, 23 Oktober 2012, dan 11
Desember 2012. Dengan melakukan pemeriksaan
secara detail maka komite audit yakin isi dari
27

laporan keuangan tersebut dibuat berdasarkan
kenyataan yang ada. Sesuai dengan pernyataan
ketua komite audit :
“laporan
keuangan
ditelaah
per
akun
dengan
memperhatikan trend yang terjadi. Apa yang menyebabkan
akun tersebut bergerak dan apa yang terjadi pada saat itu.
Mencari penyakit dan penyebab penyakit tersebut, dan apa
manajemen sudah aware dengan penyakit tersebut dan
bagaimana cara manajemen mengatasinya. Jika perlu
diadakan rapat untuk menjawab pertanyaan rapat
sebelumnya, belum tentu jawaban yang diajukan itu benar,
bisa saja belum memuaskan para komite audit. Sikap
komite audit bukan karena tidak mempercayai manajemen
tapi pertanyaan tersebut ingin dijawab berdasarkan
kenyataan yang ada, dan kenyataan yang ada itu digunakan
untuk membantu menyelesaikan masalah yang terjadi”

b. Melakukan penelaahan atas kepatuhan terhadap
hukum dan peraturan dan kode etik perusahaan
Setiap bulan komite audit akan mendapat
peraturan – peraturan terbaru terkait operasi
perusahaan. Peraturan tersebut akan dibandingkan
dan dilihat efeknya terhadap perusahaan. Komite
audit tidak hanya membandingkan peraturan lama
dengan
yang
baru,
tetapi juga
melakukan
perbandingan dalam penerapan peraturan yang baru
dengan perusahaan lain sehingga implementasi
peraturan baru tidak salah. Terdapat beberapa
masalah terkait peraturan, yaitu : mengenai
perbedaan interpretasi tentang kepemilikan saham
asing antara manajemen dengan BAPEPAM dan juga
peraturan
dari
departemen
kehutanan
yang
menyatakan mesin yang berlokasi di daerah yang
tidak boleh digarap maka akan menjadi milik
pemerintah. Hal itu dapat menyebabkan kerugian
bagi perusahaan, sehingga komite audit merasa
perlu untuk selalu menerima peraturan yang baru.
Komite
audit
juga
memperhatikan
masalah
peraturan pajak dengan membahas PMK No
84/PMK.03/2012 tentang tata cara pembuatan dan
tata cara pembetulan atau penggantian faktur pajak.
28

Dalam hal kepatuhan terhadap kode etik
perusahaan, komite audit hanya mengandalkan
internal audit untuk memastikan kode etik tersebut
dilaksanakan. Hal ini seperti yang diungkapkan
ketua komite audit :
“Komite audit tiap bulan mendapat update tentang
peraturan yang baru akan berlaku dan melihat dampaknya
terhadap perusahaan dan melakukan perbandingan dengan
peraturan yang lama. Karena di group astra, maka
perbandingan dilakukan dalam satu group. Komite audit
tidak melakukan perbandingan secara langsung tapi hanya
yang berlaku di dalam group astra saja. Pekerjaan komite
audit berdasarkan charter, kode etik ada di dalam peraturan
perusahaan, apakah peraturan perusahaan tersebut
dilaksanakan dengan baik tapi tidak secara mendetil (hanya
ditanyakan) apa peraturan yang sudah dilaksanakan dengan
baik, karena ada internal audit yangg sudah mengurusi hal
tersebut.”

c. Melakukan penelaahan atas rencana dan hasil
dari kegiatan yang dilakukan oleh quality & risk,
internal audit dan eksternal audit.
Di awal tahun, komite audit melakukan
pembahasan dengan internal audit terkait rencana
kerja audit internal. Dalam membuat program audit
sudah terdapat standar pemeriksaan dari group
astra yang harus dilakukan oleh internal audit dan
ditambah dengan program audit lain bila diperlukan.
Program audit internal ini disesuaikan oleh komite
audit dan akan direview setiap tiga bulan agar tepat
dengan masalah yang terjadi. Temuan oleh internal
audit juga dibahas di dalam pertemuan triwulanan
atau bulanan tergantung dengan risikonya.
Untuk bagian Quality and Risk, komite audit
mulai dari mengungkapkan risiko utama mengenai
going concern yang sudah ditetapkan oleh Astra
International. Bagian ini lalu mencari risiko apa saja
yang dapat menimpa
perusahaan dan
apa
dampaknya terhadap laporan keuangan. Hasil dari
pekerjaan ini akan dibahas dalam rapat triwulanan
bersama dengan komite audit. Hasil rapat akan
29

diberikan kepada dewan komisaris dan akan
dilanjutkan
sampai
ke
manajemen
Astra
International Tbk.
Penelaahan atas rencana kerja dari eksternal
audit biasanya dimulai pada bulan September pada
pertemuan yang membahas engagement plan yang
akan dilakukan. Dari situ komite audit akan
memberikan masukan terkait akun apa saja yang
berisiko. Temuan oleh eksternal audit selama field
work akan dibahas terlebih dahulu dengan komite
audit sebelum kick out meeting dengan board of
director. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari ketua
komite audit dan anggota komite audit :
Ketua :
“apakah dia dalam melakukan tugasnya sudah melakukan
prinsip - prinsip pemeriksaan umum dan yang diinginkan
group dan apakah program yang dilakukan realistis dan
tidak bombastis. Dipresentasikan, di cek apakah hal
tersebut yang menjadi prioritas. Yakin hal itu yang perlu
dan pasti di approve.”

Anggota :
“biasanya yang dievaluasi tergantung, kalau rapatnya 3
bulanan
berarti
ada
presentasi
dari
BOD,
risk
managementnya, kemudian dari internal audit mengenai
hasil - hasil selama 3 bulan.”

d. Melaporkan kepada dewan komisaris kecukupan
proses untuk mengidentifikasi dan mengurangi
risiko keuangan dan bisnis
Setiap tiga bulan, komite audit akan menerima
laporan dari risk management tentang risiko
mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Risiko
ini dibahas pada rapat triwulanan yang dihadiri oleh
komite audit, internal audit dan risk management.
Komite audit memastikan apa yang terjadi di
perusahaan,
dan
apakah
perusahaan
telah
mengetahui masalah yang ada di perusahaan.
Permasalahan yang terjadi juga harus diketahui
penyebabnya dan cara mengatasinya serta apakah
30

manajemen
sudah
melaksanakan
tindakan
pencegahan untuk mengatasi masalah tersebut. Hal
ini diungkapkan oleh salah satu anggota komite
audit :
“jadi nanti setiap laporan tiga bulanan mereka harus
mengidentifikasi top risk nya apa yang bisa berpengaruh
terhadap going concern berpengaruh terhadap macam –
macam, yang ada di perusahaan itu tadi. Semua hal
dievaluasi oleh komite audit mencakup semua risiko
pelaporan keuangan. Karena laporan keuangan itu
merupakan gabungan dari berbagai macam peristiwa,
berarti harus dilihat dari risiko, faktor hukum, dll, untuk
mencapai laporan keuangan yang berintegritas, semua
faktor harus dipertimbangkan”

e.

Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada
komisaris atas kemajuan dan pelaporan kasus
hukum yang signifikan dari perusahaan

Selama menjabat, komite audit belum pernah
menerima pengaduan terkait dengan perusahaan,
sehingga komite audit belum dapat menerangkan
proses apa yang terjadi terkait pelaksanaan tugas
ini.
f.

Menjaga objektivitas dan independensi internal
audit dan eksternal audit
Dalam menjaga objektivitas dan independensi
dari internal auditor, komite audit bertitik tolak dari
rasa percaya lalu kemudian melihat dari kualitas
sumber
daya
manusianya.
Komite
audit
memastikan bahwa program – program pemeriksaan
sudah sesuai dengan program dari group astra dan
program tersebut ditinjau ulang dalam waktu 3
bulan. Dalam melakukan programnya, internal audit
tetap diawasi secara ketat oleh komite audit,
sehingga diketahui progress yang terjadi. Untuk
eksternal audit, komite audit akan memeriksa
program audit apa saja yang akan dilakukan
sebelum dimulainya field work. Kemudian komite
audit
memberikan
area
risiko
yang
perlu
31

diperhatikan lebih lanjut oleh eksternal audit.
Dengan begitu komite audit yakin internal audit dan
eksternal audit akan bekerja secara obyektif dan
independen. Hal ini diungkapkan oleh anggota
komite audit :
“kepada internal auditor yang memberikan laporan ya
kadang – kadang bisa tiap bulan kadang – kadang bisa tiap
tiga bulan untuk melihat itu, dan kita juga supervise
pekerjaan yang dilakukan oleh eksternal auditor tadi, jadi
mereka harus berikan programnya apa yang harus
dilakukan apa dan temuannya juga didiskusikan pada kita,
dan seterusnya.”

Seluruh tugas yang terdapat di dalam audit
committee charter dapat dilakukan oleh komite audit,
hal ini tersirat pada aktivitas yang dilakukan oleh
mereka dan melalui rapat - rapat yang sudah
dilaksanakan. Didalam menganalisa laporan untuk
menyusun agenda rapat, komite audit tidak berfokus
menganalisa berdasarkan pada keahliannya masing
–masing. Komite audit melihat laporan tersebut
sebagai suatu gabungan dari berbagai macam
peristiwa yang tidak bisa didilihat hanya pada salah
satu sisi. Rapat tidak resmi juga terkadang
dilakukan oleh internal komite audit bila ada
masalah yang mendesak, dimana hal tersebut tidak
masuk didalam rapat resmi yang tercatat oleh
perusahaan.

4.4

Pembahasan
Dari pendekatan karakteristik dapat diketahui
karakter yang dimiliki masing –masing anggota
komite audit sudah memenuhi syarat dari peraturan
Bapepam
No
Kep
29/PM/2004
tentang
pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja
komite audit. Seluruh anggota komite audit
merupakan lulusan dari fakultas ekonomi dan
mempunyai pengalaman sebagai praktisi dan
pengajar di bidang akuntansi dan auditing, sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
mereka
memiliki

32

kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman yang
memadai dalam akuntansi maupun keuangan
seperti yang diminta dalam peraturan Bapepam.
Dalam susunan komite audit PT SANF, hanya
Kanaka Puradiredja yang merupakan orang dalam
kantor akuntan publik, tetapi semenjak tahun 2008
beliau sudah tidak lagi menjabat sebagai partner
dan juga tidak memiliki klien emiten tersebut.
Komite
audit
mampu
memahami
proses
pelaporan keuangan dan proses bisnis perusahaan,
kemampuan memahami proses pelaporan keuangan
ini didapat melalui pengalaman anggota komite audit
pada
perusahaan
lain
dan
latar
belakang
pendidikannya. Dari pengalaman masing – masing
anggota komite audit, mereka mengetahui terdapat
peristiwa di luar transaksi keuangan perusahaan
yang dapat mempengaruhi laporan keuangan.
Sebagai contoh pada saat krisis ekonomi Eropa
sudah berakhir, anggota komite audit sudah
mengetahui hal itu
akan
berdampak
pada
pertumbuhan pembiayaan dan pendapatan serta
membaiknya kolektibilitas piutang perusahaan.
Sebagai tindak lanjut, komite audit melakukan rapat
dan mengambil keputusan dengan tidak menghapus
penyisihan piutang tak tertagih perusahaan. Penulis
tidak dapat mendapatkan bukti otentik tentang
penghapusan penyisihan piutang tak tertagih
tersebut karena keterbatasan akses dokumen dari
perusahaan.
Walaupun
demikian
hal
ini
memberikan nilai lebih yaitu laporan keuangan
sudah mencerminkan kondisi perekonomian yang
sedang terjadi, sehingga going concern perusahaan
sudah dapat diprediksi sebelumnya.
Pendekatan aktivitas melihat apa saja yang sudah
dikerjakan oleh komite audit. Komite audit PT SANF
telah melaksanakan tugas seperti yang tercantum
dalam audit charter, seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya. Dari agenda pertemuan, diketahui
komite audit lebih banyak membahas aspek
33

managerial perusahaan daripada melihat ke dalam
laporan keuangan. Hal ini dapat disebabkan karena
laporan keuangan perusahaan selama ini tidak
menunjukkan adanya masalah dan laporan auditor
independen
menunjukkan
laporan
keuangan
perusahaan wajar tanpa pengecualian. Karakteristik
pasar dan krisis ekonomi Eropa yang sedang terjadi
pada saat komite audit menjabat juga menjadi salah
satu faktor komite audit lebih banyak membahas
area risk management. Komite audit beranggapan
hal itu lebih penting sebagai tindakan pencegahan
terhadap
keteledoran
atau
kecurangan
dari
manajemen, karena semua kejadian akan tercermin
di dalam laporan keuangan.
Mengenai
penyimpangan
pada
laporan
keuangan, komite audit juga bergantung kepada
auditor eksternal. Komite audit sangat terbantu oleh
kehadiran auditor eksternal dalam hal menemukan
penyimpangan yang terjadi. Dari hasil wawancara,
komite audit mengatakan laporan keuangan direview
setiap bulan. Menurut notulen rapat, laporan
keuangan direview hanya pada laporan kwartal
pertama dan periode bulan Agustus, September, dan
November. Walaupun ada beberapa area risiko yang
telah diketahui oleh komite audit tetapi tidak
ditindak lanjuti. Risiko tersebut akan diungkapkan
dan diselesaikan oleh auditor eksternal.
Dalam mengadakan rapat, komite audit selalu
dibantu oleh auditor internal yang bertugas sebagai
penulis notulen dan sekaligus berkoordinasi terkait
operasional perusahaan. Namun apabila ada
kejadian penting yang harus direspon segera oleh
komite audit maka rapat dapat dilaksanakan tanpa
bagian internal audit karena dilaksanakan di luar
jam kantor.
Dari
pendekatan
benchmarking,
peneliti
membandingkan antara tugas menurut peraturan
dan audit committee charter serta melihat bagaimana
proses kerja komite audit sehingga tugas yang
34

diberikan dapat tercapai. Komite audit berperan
mencegah adanya kecurangan dan kesalahan dalam
pelaporan keuangan, melalui intenal audit komite
audit melakukan continuous monitoring terhadap
laporan
keuangan.
Dalam pengawasan
yang
dilakukan muncul area risiko yang mungkin akan
menjadi masalah terkait dengan kondisi ekonomi
secara global dan perubahan peraturan yang akan
terjadi.
Komite
audit
sadar
akan
adanya
kemungkinan gangguan terhadap proses bisnis
perusahaan dan akan berefek kepada laporan
keuangan
perusahaan.
Pengawasan
terhadap
laporan keuangan meliputi review secara periodik
setiap
tiga
bulan
dan
memprediksi
posisi
perusahaan di kemudian hari. Dalam review laporan
keuangan, komite audit melihat accounting process
yang terjadi yaitu dengan melihat basis yang dipakai
dalam menentukan kebijakan akuntansi yang
digunakan pada sebuah transaksi. Setiap pertemuan
dengan manajemen, komite audit membawa internal
audit untuk mengetahui pengendalian internal
terhadap proses bisnis yang terjadi dan untuk
mengetahui adanya kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan serta kemungkinan risiko kecurangan
yang dapat dilakukan di cabang perusahaan.
Proses audit oleh auditor eksternal mendapat
perhatian juga oleh komite audit, hal ini tersirat
dengan adanya pertemuan yang membahas audit
engangement plan dan early warning memorandum
dengan auditor eksternal. Pemahaman akan area
yang dinilai berisiko tinggi oleh auditor eksternal
akan berguna sebagai panduan oleh komite audit
dalam mengawasi perusahaan. Audit clearance juga
dilakukan bersama dengan auditor eksternal untuk
mendapatkan laporan keuangan yang wajar dan
terpercaya
sehingga
memenuhi kriteria
good
corporate governance.

35