Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB IV

(1)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Masehi Temanggung yang beralamat di Jalan Dr. Sutomo No.1A Temanggung. SD Masehi Temanggung merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Sekolah Kristen (YSK) Temanggung yang berada di atas tanah seluas 2000 m² dengan luas bangunan 700 m². SD Masehi Temanggung berdiri pada tanggal 1 Agustus 1949. Saat ini jumlah siswa SD Masehi Temanggung adalah 241 siswa dan terakreditasi A. Sedangkan jumlah guru di SD Masehi Temanggung saat ini berjumlah 17 orang guru, yaitu: Kepala Sekolah Veronica Marini, S.Pd.Ind; Wakasek Bidang Kurikulum Sutrisno S.Pd.SD; Wakasek Bidang Kesiswaan Markus Artarto,S.Pd; Bendahara BOS Dra. Yussy Nugroho; Sekretaris Restu Hardiawan; Anggota Joko Utomo, S.Pd.SD; Ariyanti Setya Utami, A.Ma.Pd; Purwani Utami, S.Pd; Agnes Astika P.U, S.Pd; Yokhebed Meilia Dewi, S.Pd; Indriyatno, A.Ma.Pd; Okky Dewanti, B.Sc; Erma Susmiyati, A.Ma.Pd; Wahyu Bangkit Prastowo S.Pd; Ester Damaris Wolla Wunga, S.Si-Teol; Susana Retno Wahyuni, S.PAK; Supriyono, SPd; Purbowo Usodo, S.Kom


(2)

48

Prestasi yang telah diraih SD Masehi Temanggung dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 tercantum dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1.

Prestasi Akademik dan Non Akademik SD Masehi Temanggung

PRESTASI AKADEMIS No. Jenis

Prestasi Nama Tingkat Peringkat Tahun 1. Siswa

Berprestasi

Rufus

Zepta C. Kecamatan

Harapan

II 2011

2. Lomba TIK

Farellio Wicaksono Kategori A

Kecamatan III 2012

3. Lomba TIK

Michael Yuwono Kategori B

Kecamatan III 2012 4. Lomba TIK Sridono A

Kategori B Kecamatan

Harapan

II 2012

5. OSN Hansen

Sukma Kabupaten I 2013

PRESTASI NON AKADEMIS 1. Tenis Meja

Pa.

Kevin

Santoso Kecamatan I 2011 2. Tenis Meja

Pi.

Elvina

Dian N. Kecamatan II 2011 3. Tenis Meja

Pi.

Elvira Dian

N. Kecamatan III 2011

4. Bulu Tangkis

Grasia

Nassandi Kecamatan I 2011 5. Bulu

Tangkis

Tantra

Diputra Kecamatan II 2011 6. FLSSN Rufus

Zepta Kecamatan III 2011 7. Tenis Meja

Pi.

Elvira Dian

N Kecamatan I 2012

8. Tenis Meja Pi.

Elvina

Dian N. Kecamatan II 2012 9. Catur Benedicta

A. Dama Kecamatan I 2012 10. Bulu Tantra Kecamatan II 2012


(3)

49

Tangkis Diputra 11. Tenis Meja

Pi.

Viona

Santoso Kecamatan I 2013 12. Tenis Meja

Pi.

Maria

Setyorini Kecamatan II 2013 13. Tenis Meja

Pa.

Rafael

Alessandro Kecamatan II 2013 14. Solo Song Melodia

Teophani Kecamatan

Harapan

II 2013

15. Tenis Meja Pa.

Gamaliel

Adi P. Kecamatan I 2014

16. Tenis Meja Pi.

Debora

Diaz Kecamatan I 2014

Komite Sekolah SD Masehi dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2011 dengan SK 356/IV/SMP.MSH/10/2011. Surat Keputusan pembentukan Komite Sekolah dikeluarkan oleh Kepala Sekolah SMP Masehi Temanggung karena di Yayasan Sekolah Kristen Temanggung yang berhak untuk mengeluarkan Surat Keputusan Pembentukan Komite Sekolah adalah unit tertinggi, yaitu SMP Masehi Temanggung.

Struktur organisasi Komite Sekolah SD Masehi, Ketua I : Abednego Mesriyono, S.Th; Ketua II : Daniel Candra; Sekretaris : Rosma; Bendahara : Monica Kurnia; Bidang Kurikulum : Andre Ismadi; Bidang Sarpras : Tedi Kurniawan; dan Bidang Kerohanian : Pdt. Yani Arvianto. Abednego Mesriyono adalah seorang Pendeta dan mengajar Pendidikan Agama Kristen di SMA 1 Pringsurat. Daniel Candra mempunyai usaha penyelepan padi. Monica Kurnia menjalankan bisnis pertokoan dirumahnya sama dengan Bapak Andre Ismadi yang juga mengelola toko pribadinya.


(4)

50 Tedi Kurniawan mempunyai usaha salon mobil dan dan fotografer. Pdt. Yani Arvianto beliau hanya aktif sebagai Pendeta dan tidak mempunyai pekerjaan lain.

Struktur organisasi ini komposisi keanggotaan Komite Sekolah SD Masehi Temanggung belum memenuhi syarat pembentukan Komite Sekolah karena pengurus Komite Sekolah SD Masehi Temanggung belum mewakili dari perwakilan orang tua murid, anggota masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pendidikan. tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan setempat, DUDI, pakar pendidikan, organisasi profesi tenaga kependidikan, dan perwakilan alumni. Dari pengurus Komite Sekolah SD Masehi Temanggung ini didominasi dari tokoh masyarakat dan orang tua siswa.

Dalam menjalankan tugasnya, Komite Sekolah SD Masehi Temanggung diberi fasilitas oleh sekolah berupa ruang kantor atau ruang rapat, meja kursi untuk rapat, papan tulis, papan data, dokumen AD/ART, data sekolah, dan data hasil belajar siswa.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pertimbangan (Advisory Agency). Sebagai Badan Pertimbangan, seharusnya Komite Sekolah berfungsi memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai : 1) kebijakan dalam program pendidikan, 2) RAPBS, 3) kriteria kinerja satuan pendidikan, 4) kriteria tenaga kependidikan,


(5)

51 5) kriteria fasilitas pendidikan, dan 6) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan. Dalam kenyataannya kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung tercantum pada tabel 4.2:

Tabel 4.2

Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pertimbangan

No. Indikator Kinerja Indeks

(%) 1. Mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi

keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat

43,43

2.

Menganalisis hasil pendataan sebagai bahan pemberian masukan, pertimbangan dan atau rekomendasi kepada sekolah

50,85

3.

Menyampaikan pertimbangan, dan atau rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan

46,85

4. Memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal 42,85

5.

Memberikan evaluasi kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM)

58,28

6.

Memberikan masukan dan pertimbangan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan, kebijakan, dan kegiatan sekolah

52

Skor Total 294,24

Rata-rata 49,04

4.2.2 Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pendukung (Supporting Agency) Sesuai perannya sebagai badan pendukung, Komite Sekolah seharusnya berfungsi : 1) mendorong orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pendidikan, 2) menggalang dan masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan, dan 3) mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap


(6)

52 penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Dalam kenyataannya kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pendukung tercantum dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3

Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pendukung

No. Indikator Kinerja Indeks

(%) 1. Mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang

berasal dari keluarga tidak mampu

50,28 2. Memberikan wadah penyampaian aspirasi orang tua

siswa untuk setiap jenjang pendidikan 53,13 3.

Menghimbau dan mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat menjadi narasumber dalam kegiatan ekstrakurikuler bagi peserta didik

46,85

4.

Mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat menjadi donatur dalm upaya pembebasan uang sekolah bagi anak-anak kurang mampu

50,85

5. Memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan

anak-anak 50,28

6. Memberikan fasilitas yang memadai untuk peningkatan

kesehatan anak-anak 50,28

7. Memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam memberantas penyeberluasan narkoba di sekolah

52 8. Memberikan fasilitas kepada sekolah dalam

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah 56,57 9. Memberikan dukungan kepada sekolah dalam

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah 54,85 10. Memberikan pengesahan terhadap RAPBS setelah

proses verifikasi dalam rapat pleno Komite Sekolah 52 11. Memotivasi masyarakat kalangan menengah ke atas untuk meningkatkan komitmennya bagi upaya

peningkatan mutu pendidikan di sekolah

52 12. Membantu sekolah dalam rangka penggalangan dana

masyarakat untuk pengumpulan dana abadi. 53,71 13. Melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan

iuran dari orang tua siswa. 57,14 14. Membantu sekolah dalam menunjukkan hasil karya


(7)

53 15. Mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen masyarakat, misalnya

panggung hiburan untuk sekolah dan masyarakat.

59,42

16. Membantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat.

54,28

Skor total 844,49

Rata-rata 52,78

4.2.3 Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pengontrol (Controlling Agency). Sesuai perannya sebagai pengontrol, Komite Sekolah seharusnya berfungsi melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan. Dalam kenyataannya kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pengontrol tercantum dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4

Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pengontrol

No. Indikator Kinerja Indeks

(%) 1. Mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin atau

insidental dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru 54,28 2. Sering mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke

sekolah, atau dengan dewan guru di sekolah. 52 3. Meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil

belajar siswa. 57,14

4. Bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan

penelusuran alumni. 49,71

Skor total 213,13

Rata-rata 53,28

4.2.4 Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Mediator (Mediator Agency).

Sesuai perannya sebagai mediator, Komite Sekolah berfungsi melakukan kerjasama dengan masyarakat, serta


(8)

54 menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat. Dalam kenyataannya kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Mediator tercantum dalam tabel 4.5

Tabel 4.5

Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Mediator

No. Indikator Kinerja Indeks (%)

1. Mengadakan penjajagan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan sekolah.

53,14 2. Menyebarkan kuesioner untuk memperoleh

masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat. 51,42 3.

Menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil hasil pengamatannya terhadap sekolah.

49,71

Skor total 154,26

Rata-rata 51,42

4.3. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan di SD Masehi Temanggung ini melibatkan 35 responden, yang terdiri dari 14 orang guru, 11 siswa, 1 sekretaris sekolah, 3 pihak Yayasan, 5 anggota Komite Sekolah, dan 1 orang penjaga sekolah.

4.3.1. Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pertimbangan (advisory agency) Sesuai data sebagai badan pertimbangan (advisory agency), Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung tidak berhasil dilaksanakan karena skor totalnya hanya 49,04 %. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori tidak berhasil dalam melaksanakan tugasnya, (lihat bab III).


(9)

55 Tugas Komite Sekolah yang paling sering dilakukan adalah menganalisis hasil pendataan sebagai pemberian masukan, pertimbangan dan atau rekomendasi kepada sekolah, memberikan evaluasi kepada sekolah untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan (PAKEM), memberikan masukan kepada sekolah dalam penyusunan visi, misi, tujuan kebijakan, dan kegiatan sekolah. Tugas Komite Sekolah yang paling jarang dilakukan adalah memberikan pertimbangan kepada sekolah dalam rangka pengembangan kurikulum muatan lokal, menyampaikan pertimbangan, dan atau rekomendasi secara tertulis kepada sekolah, dengan tembusan kepada Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan, dan mengadakan pendataan kondisi sosial ekonomi keluarga peserta didik dan sumber daya pendidikan dalam masyarakat.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mursidi (2010), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang dijalankan Komite Sekolah SDI Al Azhar 29 Semarang dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Al Azhar 29 Semarang, sudah cukup baik. Karena dalam prosesnya telah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi. Tetapi hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Gelgel (2005), berdasarkan penelitian Gelgel diperoleh hasil sebagai berikut; terdapat variasi kinerja Komite Sekolah yang mencolok antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebagian besar sekolah kinerjanya tidak berhasil dan kurang berhasil, sebagian lainnya sudah


(10)

56 berhasil dan sangat berhasil. Terdapat kesenjangan atau perbedaan dalam penilaian kinerja Komite Sekolah antara Kepala Sekolah dengan pengurus Komite Sekolah. Penelitian lain yang sama dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Ngadiyo (2010) menunjukkan bahwa 1) Upaya pemberdayaan komite sekolah di SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum dilakukan secara optimal oleh Ditjen Mandikasmen melalui Dinas Pendidikan Kabupaten yang melibatkan Dewan Pendidikan Kabupaten Kapuas. Hal ini bisa diketahui dari bagaimana Dewan Pendidikan Kabupaten dalam memberikan pembinaan terhadap Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas baru sebatas sosialisasi atau workshop belum sampai pada pendampingan terhadap seluruh pengurus Komite Sekolah, 2) Dalam pelaksanaan kinerjanya Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum optimal. Hal ini terlihat dalam memberikan arahan dan pertimbangan, dukungan, melakukan pengawasan pendidikan, sebagai perantara (mediator) antara sekolah dengan masyarakat, dan melakukan kemitraan dengan inatansi lain masih terkesan pasif, masih menunggu pihak sekolah memintanya dalam melaksanakan kinerjanya. 3) Dalam upaya yang dilakukan Komite Sekolah untuk meningkatkan kemampuan organisasinya masih belum efektif. Hal ini terlihat bahwa pengurus dan anggota komite sekolah disibukan dengan aktifitas pekerjaan keseharianya sehingga tugasnya sebagai Komite Sekolah terabaikan.


(11)

57 Dari data tersebut kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pertimbangan termasuk dalam kategori tidak berhasil. Hal ini disebabkan SD Masehi Temanggung merupakan sekolah swasta yang segala kepengurusan dan kebijakan berada di pihak Yayasan sehingga Komite Sekolah tidak bisa bekerja dengan optimal untuk melaksanakan tugas sebagai Badan Pertimbangan, kesibukan pribadi setiap pengurus Komite Sekolah sehingga tugasnya menjadi pengurus Komite Sekolah terabaikan, satu kepengurusan Komite Sekolah antara TK, SD, dan SMP sehingga kinerjanya tidak optimal, kurangnya koordinasai antara Komite Sekolah, pihak sekolah, dan Yayasan, dan kurannya SDM dan pemahaman tentang Komite Sekolah.

4.3.2. Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pendukung (supporting agency) Sebagai Pendukung (supporting agency), Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung kurang berhasil dilaksanakan, karena skor totalnya 52,78 %. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, (lihat bab III).

Tugas Komite Sekolah yang paling sering dilakukan adalah memberikan fasilitas kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, memberikan dukungan kepada sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, melaksanakan konsep subsidi silang dalam penarikan iuran dari orang tua siswa, mengadakan kegiatan inovatif untuk meningkatkan


(12)

58 kesadaran dan komitmen masyarakat, misalnya panggung hiburan untuk sekolah dan masyarakat, mmembantu sekolah dalam menciptakan hubungan dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua dan masyarakat. Tugas Komite Sekolah yang paling jarang dilakukan adalah mencari bantuan dana dari dunia usaha dan industri untuk biaya pembebasan uang sekolah bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu, memberikan wadah penyampaian aspirasi orang tua siswa untuk setiap jenjang pendidikan, menghimbau dan mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat menjadi narasumber dalam kegiatan ekstrakurikuler bagi peserta didik, memberikan dukungan kepada sekolah untuk secara preventif dan kuratif dalam memberantas penyeberluasan narkoba di sekolah, memberikan dukungan untuk pemeriksaan kesehatan anak-anak, memberikan fasilitas yang memadai untuk peningkatan kesehatan anak-anak, mengadakan pendekatan kepada orang tua dan masyarakat yang dipandang mampu untuk dapat menjadi donatur dalm upaya pembebasan uang sekolah bagi anak-anak kurang mampu.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Gelgel (2005), diperoleh hasil sebagai berikut: Terdapat variansi kinerja Komite Sekolah yang mencolok antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebagian besar sekolah kinerjanya tidak berhasil dan kurang berhasil, sebagian lainnya sudah berhasil dan sangat berhasil. Terdapat kesenjangan atau


(13)

59 perbedaan dalam penilaian kinerja Komite Sekolah antara Kepala Sekolah dan Pengurus Komite Sekolah. Disisi lain hasil penelitian ini sama dengan Paduppai (2006), yang mengatakan kinerja Komite Sekolah pada jenjang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah yang dominan terlaksana adalah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dan

penghubung (mediating agency), itupun hanya sebagian idikator.

Dari data tersebut kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pendukung termasuk dalam kategori kurang berhasil. Hal ini disebabkan karena Komite Sekolah dan di SD Masehi Temanggung hanya sebatas mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan sekolah dan itupun hanya dilakukan insidental saja misalnya kegiatan akhir tahun, panggung hiburan, PSB, dan bazar sehingga kelihatan Komite Sekolah sudah melakukan fungsi Komite Sekolah sebagai Badan Pendukung. Akan tetapi dalam hal mencari dukungan dukungan terhadap stakeholder-stakeholder yang peduli terhadap SD Masehi Temanggung belum dilakukan secara optimal.

4.3.3. Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pengontrol (controlling agency) Sebagai Pengontrol (controlling agency), Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung kurang berhasil


(14)

60 dilaksanakan , karena skor totalnya 53,28%. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, (lihat bab III).

Tugas Komite Sekolah yang paling sering dilakukan adalah mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin insidental dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru dan meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa. Tugas Komite Sekolah yang paling jarang dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan Dewan guru di Sekolah dan bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Gelgel (2005) diperoleh hasil sebagai berikut: Terdapat variansi kinerja Komite Sekolah yang mencolok antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebagian besar sekolah kinerjanya tidak berhasil dan kurang berhasil, sebagian lainnya sudah berhasil dan sangat berhasil. Terdapat kesenjangan atau perbedaan dalam penilaian kinerja Komite Sekolah antara Kepala Sekolah dan Pengurus Komite Sekolah.

Paduppai (2006) kinerja Komite Sekolah pada jenjang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah yang dominan terlaksana adalah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dan

penghubung (mediating agency), itupun hanya sebagian idikator. Selanjutnya, peran komite sekolah yang jarang


(15)

61 sekali terlaksana adalah sebagai pengontrol (controlling agency) dan pendukung (supporting agency).

Diperoleh fakta bahwa komite sekolah sangat jarang

dan bahkan hampir tidak pernah melaksanakan indikator fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam hal berikut: Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru, mengidentifikasi sumber daya dan potensi sumber daya pendidik dalam masyarakat, memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantukan disekolah, memobilisasi guru sukarelawan untuk menangulangi kekurangan guru di sekolah, memobilisasi tenaga kependidikan nonguru untuk mengisi kekurangan di sekolah, memantau angka bertahan dan angka mengulang di sekolah, mengidentifikasi kondisi sumber daya sekolah, mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah.

Ngadiyo (2010) menunjukkan bahwa 1) Upaya pemberdayaan komite sekolah di SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum dilakukan secara optimal oleh Ditjen Mandikasmen melalui Dinas Pendidikan Kabupaten yang melibatkan Dewan Pendidikan Kabupaten Kapuas. Hal ini bisa diketahui dari bagaimana Dewan Pendidikan Kabupaten dalam memberikan pembinaan terhadap Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas baru sebatas sosialisasi atau workshop belum sampai pada pendampingan terhadap seluruh pengurus Komite Sekolah, 2) Dalam pelaksanaan kinerjanya Komite Sekolah SMA


(16)

62 Negeri 2 Kuala Kapuas belum optimal. Hal ini terlihat dalam memberikan arahan dan pertimbangan, dukungan, melakukan pengawasan pendidikan, sebagai perantara (mediator) antara sekolah dengan masyarakat, dan melakukan kemitraan dengan inatansi lain masih terkesan pasif, masih menunggu pihak sekolah memintanya dalam melaksanakan kinerjanya. 3) Dalam upaya yang dilakukan Komite Sekolah untuk meningkatkan kemampuan organisasinya masih belum efektif.

Akan tetapi hasil penelitian ini sama dengan Mursidi (2010), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang dijalankan Komite Sekolah SDI Al Azhar 29 Semarang dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Al Azhar 29 Semarang, sudah cukup baik. Karena dalam prosesnya telah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Dari data tersebut kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pengontrol termasuk dalam kategori kurang berhasil. Hal ini disebabkan kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sering mengadakan rapat dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru dalam hal meminta penjelasan tentang hasil belajar siswa walaupun dilakukan secara insidental. Alasan berikutnya karena Komite Sekolah mempercayakan anak-anaknya untuk menempuh pendidikan di SD Masehi Temanggung sehingga ada kepentingan ganda, yaitu untuk mengontrol anaknya dan melakukan tugas Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol.


(17)

63 4.3.4. Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung

sebagai Badan Mediator (mediator agency)

Sebagai Mediator (mediator agency), fungsi Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung kurang berhasil dilaksanakan karena skor totalnya 51,42%. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, (lihat bab III).

Tugas Komite Sekolah yang paling sering dilakukan adalah mengadakan penjajakan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan sekolah. Akan tetapi tugas Komite Sekolah yang paling jarang dilakukan adalah menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat dan menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap sekolah.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Gelgel (2005) diperoleh hasil sebagai berikut: Terdapat variansi kinerja Komite Sekolah yang mencolok antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebagian besar sekolah kinerjanya tidak berhasil dan kurang berhasil, sebagian lainnya sudah berhasil dan sangat berhasil. Terdapat kesenjangan atau perbedaan dalam penilaian kinerja Komite Sekolah antara Kepala Sekolah dan Pengurus Komite Sekolah.

Paduppai (2006) kinerja Komite Sekolah pada jenjang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah yang dominan terlaksana adalah


(18)

64 sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dan

penghubung (mediating agency), itupun hanya sebagian idikator. Selanjutnya, peran komite sekolah yang jarang sekali terlaksana adalah sebagai pengontrol (controlling agency) dan pendukung (supporting agency).

Diperoleh fakta bahwa komite sekolah sangat jarang

dan bahkan hampir tidak pernah melaksanakan indikator fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam hal berikut: Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru, mengidentifikasi sumber daya dan potensi sumber daya pendidik dalam masyarakat, memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantukan disekolah, memobilisasi guru sukarelawan untuk menangulangi kekurangan guru di sekolah, memobilisasi tenaga kependidikan nonguru untuk mengisi kekurangan di sekolah, memantau angka bertahan dan angka mengulang di sekolah, mengidentifikasi kondisi sumber daya sekolah, mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah.

Ngadiyo (2010) menunjukkan bahwa 1) Upaya pemberdayaan komite sekolah di SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum dilakukan secara optimal oleh Ditjen Mandikasmen melalui Dinas Pendidikan Kabupaten yang melibatkan Dewan Pendidikan Kabupaten Kapuas. Hal ini bisa diketahui dari bagaimana Dewan Pendidikan Kabupaten dalam memberikan pembinaan terhadap Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas baru sebatas


(19)

65 sosialisasi atau workshop belum sampai pada pendampingan terhadap seluruh pengurus Komite Sekolah, 2) Dalam pelaksanaan kinerjanya Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum optimal. Hal ini terlihat dalam memberikan arahan dan pertimbangan, dukungan, melakukan pengawasan pendidikan, sebagai perantara (mediator) antara sekolah dengan masyarakat, dan melakukan kemitraan dengan inatansi lain masih terkesan pasif, masih menunggu pihak sekolah memintanya dalam melaksanakan kinerjanya. 3) Dalam upaya yang dilakukan Komite Sekolah untuk meningkatkan kemampuan organisasinya masih belum efektif.

Akan tetapi hasil penelitian ini sama dengan Mursidi (2010), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang dijalankan Komite Sekolah SDI Al Azhar 29 Semarang dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Al Azhar 29 Semarang, sudah cukup baik. Karena dalam prosesnya telah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya sebagai Badan Mediator, hal ini dikarenakan Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung mampu untuk mengadakan kerjasama dengan lembaga lain misalnya dalam peningkatan kualitas tenaga pengajar di SD Masehi Temanggung, yaitu menjadi mediator dengan mengirimkan tenaga pengajar untuk studi banding ke beberapa sekolah di Jakarta dan Surabaya tetapi jarang ada tindak lanjut.


(1)

60 dilaksanakan , karena skor totalnya 53,28%. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, (lihat bab III).

Tugas Komite Sekolah yang paling sering dilakukan adalah mengadakan rapat atau pertemuan secara rutin insidental dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru dan meminta penjelasan kepada sekolah tentang hasil belajar siswa. Tugas Komite Sekolah yang paling jarang dilakukan adalah mengadakan kunjungan atau silaturahmi ke sekolah, atau dengan Dewan guru di Sekolah dan bekerjasama dengan sekolah dalam kegiatan penelusuran alumni.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Gelgel (2005) diperoleh hasil sebagai berikut: Terdapat variansi kinerja Komite Sekolah yang mencolok antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebagian besar sekolah kinerjanya tidak berhasil dan kurang berhasil, sebagian lainnya sudah berhasil dan sangat berhasil. Terdapat kesenjangan atau perbedaan dalam penilaian kinerja Komite Sekolah antara Kepala Sekolah dan Pengurus Komite Sekolah.

Paduppai (2006) kinerja Komite Sekolah pada jenjang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah yang dominan terlaksana adalah sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dan penghubung (mediating agency), itupun hanya sebagian idikator. Selanjutnya, peran komite sekolah yang jarang


(2)

61 sekali terlaksana adalah sebagai pengontrol (controlling agency) dan pendukung (supporting agency).

Diperoleh fakta bahwa komite sekolah sangat jarang dan bahkan hampir tidak pernah melaksanakan indikator fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam hal berikut: Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru, mengidentifikasi sumber daya dan potensi sumber daya pendidik dalam masyarakat, memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantukan disekolah, memobilisasi guru sukarelawan untuk menangulangi kekurangan guru di sekolah, memobilisasi tenaga kependidikan nonguru untuk mengisi kekurangan di sekolah, memantau angka bertahan dan angka mengulang di sekolah, mengidentifikasi kondisi sumber daya sekolah, mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah.

Ngadiyo (2010) menunjukkan bahwa 1) Upaya pemberdayaan komite sekolah di SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum dilakukan secara optimal oleh Ditjen Mandikasmen melalui Dinas Pendidikan Kabupaten yang melibatkan Dewan Pendidikan Kabupaten Kapuas. Hal ini bisa diketahui dari bagaimana Dewan Pendidikan Kabupaten dalam memberikan pembinaan terhadap Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas baru sebatas sosialisasi atau workshop belum sampai pada pendampingan terhadap seluruh pengurus Komite Sekolah, 2) Dalam pelaksanaan kinerjanya Komite Sekolah SMA


(3)

62 Negeri 2 Kuala Kapuas belum optimal. Hal ini terlihat dalam memberikan arahan dan pertimbangan, dukungan, melakukan pengawasan pendidikan, sebagai perantara (mediator) antara sekolah dengan masyarakat, dan melakukan kemitraan dengan inatansi lain masih terkesan pasif, masih menunggu pihak sekolah memintanya dalam melaksanakan kinerjanya. 3) Dalam upaya yang dilakukan Komite Sekolah untuk meningkatkan kemampuan organisasinya masih belum efektif.

Akan tetapi hasil penelitian ini sama dengan Mursidi (2010), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang dijalankan Komite Sekolah SDI Al Azhar 29 Semarang dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Al Azhar 29 Semarang, sudah cukup baik. Karena dalam prosesnya telah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Dari data tersebut kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sebagai Badan Pengontrol termasuk dalam kategori kurang berhasil. Hal ini disebabkan kinerja Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung sering mengadakan rapat dengan Kepala Sekolah dan Dewan Guru dalam hal meminta penjelasan tentang hasil belajar siswa walaupun dilakukan secara insidental. Alasan berikutnya karena Komite Sekolah mempercayakan anak-anaknya untuk menempuh pendidikan di SD Masehi Temanggung sehingga ada kepentingan ganda, yaitu untuk mengontrol anaknya dan melakukan tugas Komite Sekolah sebagai Badan Pengontrol.


(4)

63 4.3.4. Kinerja Komite Sekolah SD Masehi Temanggung

sebagai Badan Mediator (mediator agency)

Sebagai Mediator (mediator agency), fungsi Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung kurang berhasil dilaksanakan karena skor totalnya 51,42%. Prosentase tersebut termasuk dalam kategori kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya, (lihat bab III).

Tugas Komite Sekolah yang paling sering dilakukan adalah mengadakan penjajakan tentang kemungkinan untuk dapat mengadakan kerjasama atau MOU dengan lembaga lain untuk memajukan sekolah. Akan tetapi tugas Komite Sekolah yang paling jarang dilakukan adalah menyebarkan kuesioner untuk memperoleh masukan, saran, dan ide kreatif dari masyarakat dan menyampaikan laporan kepada sekolah secara tertulis, tentang hasil pengamatannya terhadap sekolah.

Hasil penelitian ini berbeda dengan Gelgel (2005) diperoleh hasil sebagai berikut: Terdapat variansi kinerja Komite Sekolah yang mencolok antara satu sekolah dengan sekolah lainnya. Sebagian besar sekolah kinerjanya tidak berhasil dan kurang berhasil, sebagian lainnya sudah berhasil dan sangat berhasil. Terdapat kesenjangan atau perbedaan dalam penilaian kinerja Komite Sekolah antara Kepala Sekolah dan Pengurus Komite Sekolah.

Paduppai (2006) kinerja Komite Sekolah pada jenjang Pendidikan Dasar di Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa peran Komite Sekolah yang dominan terlaksana adalah


(5)

64 sebagai pemberi pertimbangan (advisory agency) dan penghubung (mediating agency), itupun hanya sebagian idikator. Selanjutnya, peran komite sekolah yang jarang sekali terlaksana adalah sebagai pengontrol (controlling agency) dan pendukung (supporting agency).

Diperoleh fakta bahwa komite sekolah sangat jarang dan bahkan hampir tidak pernah melaksanakan indikator fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam hal berikut: Memberikan masukan terhadap proses pembelajaran kepada para guru, mengidentifikasi sumber daya dan potensi sumber daya pendidik dalam masyarakat, memberikan pertimbangan tentang tenaga kependidikan yang dapat diperbantukan disekolah, memobilisasi guru sukarelawan untuk menangulangi kekurangan guru di sekolah, memobilisasi tenaga kependidikan nonguru untuk mengisi kekurangan di sekolah, memantau angka bertahan dan angka mengulang di sekolah, mengidentifikasi kondisi sumber daya sekolah, mengkomunikasikan pengaduan dan keluhan terhadap kebijakan dan program sekolah.

Ngadiyo (2010) menunjukkan bahwa 1) Upaya pemberdayaan komite sekolah di SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum dilakukan secara optimal oleh Ditjen Mandikasmen melalui Dinas Pendidikan Kabupaten yang melibatkan Dewan Pendidikan Kabupaten Kapuas. Hal ini bisa diketahui dari bagaimana Dewan Pendidikan Kabupaten dalam memberikan pembinaan terhadap Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas baru sebatas


(6)

65 sosialisasi atau workshop belum sampai pada pendampingan terhadap seluruh pengurus Komite Sekolah, 2) Dalam pelaksanaan kinerjanya Komite Sekolah SMA Negeri 2 Kuala Kapuas belum optimal. Hal ini terlihat dalam memberikan arahan dan pertimbangan, dukungan, melakukan pengawasan pendidikan, sebagai perantara (mediator) antara sekolah dengan masyarakat, dan melakukan kemitraan dengan inatansi lain masih terkesan pasif, masih menunggu pihak sekolah memintanya dalam melaksanakan kinerjanya. 3) Dalam upaya yang dilakukan Komite Sekolah untuk meningkatkan kemampuan organisasinya masih belum efektif.

Akan tetapi hasil penelitian ini sama dengan Mursidi (2010), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang dijalankan Komite Sekolah SDI Al Azhar 29 Semarang dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDI Al Azhar 29 Semarang, sudah cukup baik. Karena dalam prosesnya telah melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung kurang berhasil dalam melaksanakan tugasnya sebagai Badan Mediator, hal ini dikarenakan Komite Sekolah di SD Masehi Temanggung mampu untuk mengadakan kerjasama dengan lembaga lain misalnya dalam peningkatan kualitas tenaga pengajar di SD Masehi Temanggung, yaitu menjadi mediator dengan mengirimkan tenaga pengajar untuk studi banding ke beberapa sekolah di Jakarta dan Surabaya tetapi jarang ada tindak lanjut.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Kinerja Komite Sekolah Antara Sekolah Dasar Negeri dan Swasta di Kecamatan Tingkir, Salatiga T2 942010052 BAB IV

0 0 53

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Komite Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah Di Sekolah Dasar Gugus P. Diponegoro Kecamatan Dempet T2 942010039 BAB IV

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB II

0 0 30

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung T2 942011046 BAB V

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Komite Sekolah di Sekolah Dasar Masehi Temanggung

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Guru Wiyata Bhakti Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung T2 942011090 BAB IV

0 0 22

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar T2 BAB IV

0 0 49

T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kedongori ecamatan Dempet Demak T2 BAB IV

0 0 42