Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada top news di Metro TV bulan November-Desember 2014.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Andari, Antonia. 2015. Unsur Intralingual dan Ektralingual dalam Daya
Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa sebagai Penanda Kesantunan
Berkomunikasi pada Top News Metro TV Bulan November-Desember
2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi PendidikanBahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini mengkaji unsur intralingual dan ektralingual dalam daya
bahasa dan nilai rasa bahasa pada Top News di Metro TV sebagai penanda
kesantunan berkomunikasi. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan
penggunaan unsur intralingual dan unsur ekstralingual yang mampu
memunculkan daya bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada acara
Top News Metro TV, (2) mendeskripsikan penggunaan unsur intralingual dan

unsur ekstralingual yang mampumemunculkan nilai rasa bahasa sebagai penanda
kesantunan berkomunikasi pada acar Top News Metro TV.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang diambil berupa
tuturan dalam acara berita Top News di Metro TV. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi yaitu simak dan catat. Analisis data dilakukan dengan
mengidentifikasi kalimat-kalimat ujaran, gambar, sebagai unsur intralingual atau
unusr ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa bahasa, kemudian
mengklasidikasikan jenis daya bahasa dan nilai rasa bahasa yang dapat
memunculkan unsur intralingual, selanjutnya menafsirkan dan memaknai data
unsur intalingual dan unsur ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa bahasa, dan
teknik analisis terakhir mendeskripsikan hasil analisis data ke dalam bentuk
penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat 10 daya bahasa dalam
Top News di Metro TV, antara lain daya khabar, daya paksa, daya pikat, daya
ancam, daya penolakan, daya harap, daya ungkap, daya nasihat, daya konflik,
daya sindir, (2) terdapat 11 nilai rasa bahasa dalam Top News di Metro TV,
diantaranya nilai rasa takut, nilai rasa bingung, nilai rasa sedih, nilai rasa marah,
nilai rasa hormat, nilai rasa yakin, nilai rasa heran, nilai rasa gembira, nilai rasa
tertekan, nilai rasa pesimis, nilai rasa cinta.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan yang

terkandung dalam acara berita Top News di Metro TV secara keseluruhan
dikatakan sebagai tuturan yang santun karena penggunaan unsur intralingual yang
didukung oleh unsur ekstralingual dengan tepat muncul dalam tuturan.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Andari Antonia. 2015. The Elements of Intralingual and Ekstralingual Power of
Language and the Sense Value as a Sign Politeness of Communication
in Top News Metro TV November until Desember 2014. Thesis.
Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study
Program, Teachers’ Training and Education Faculty, Sanata Dharma
University Yogyakarta.

This research examined the Intra-lingual and Extra-lingual Elements in the
Power and Feeling Value of Language in Top News on Metro TV as a
Communication Politeness Marker. This research was aimed to (1) describe the
use of intra-lingual and ekstra-lingual element that can bring up the power of
language as the politeness marker to communicate on Top News at Metro TV, (2)
describe the using of intra-lingual and ekstra-lingual element that can bring up the
value of the language's sense as the politeness marker to communicate on Top
News at Metro TV.
The kind of this research is descriptive qualitative. The data are utterances
in the Top News program on Metro TV. The data gathered with observation
technique as listening and taking a notes. Data in this research analysed by
identifying the sentences of utterances, pictures as lingual and ekstralingual
unsure of language’s power and value. Then, classify the power and value
language so the intralingual unsure can be appear. At least, translate the
intralingual and ekstralingual unsure in the data of language’s power and value.
The last data analysed is describe the result of data analyse to research form.
The results of the research showed that (1) there were 10 kinds of
language power in Top News on Metro TV. They were: the power of news, the
power of force, allure, the power of rejection, the power of hope, the power of
expressing, the power of advice, the power of conflicts, the power of quipping, (2)

there were 11 language feeling values in Top News on Metro TV. They were: the
feeling of fear, the feeling of confusion, the feeling of sadness, the feeling of
anger, the feeling of respect, the feeling of confidence, the feeling of
astonishment, the feeling of happiness, the feeling of depression, the feeling of
pessimistic, the feeling of love.
Based on the results of the research, the researcher concluded that it could
be said that overall, the speeches in Top News on Metro TV were polite because
the intra-lingual elements supported by the extra-lingual elements came up in the
speeches appropriately.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UNSUR INTRALINGUAL DAN EKSTRALINGUAL

DALAM DAYA BAHASA DAN NILAI RASA BAHASA
SEBAGAI PENANDA KESANTUNAN BERKOMUNIKASI PADA
TOP NEWS DI METRO TV BULAN NOVEMBER-DESEMBER 2014

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh
Antonia Andari
111224056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

UNSUR INTRALINGUAL DAN EKSTRALINGUAL
DALAM DAYA BAHASA DAN NILAI RASA BAHASA
SEBAGAI PENANDA KESANTUNAN BERKOMUNIKASI PADA
TOP NEWS DI METRO TV BULAN NOVEMBER-DESEMBER 2014

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh
Antonia Andari
111224056


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN

MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:


Tuhan Yesus Kristus yang menjadi pedoman hidupku




Kedua orang tuaku: Bapak Antonius Tukimun dan Ibu Ch. Urbanti yang selalu
memberikan semangat, motivasi, dan sabar membimbingku selama ini



Adikku Yoseva Noviani yang memberi semangat dan keceriaan

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

MOTTO


Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok karena hari
besok mempunyai kesusahannya sendiri. kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari. (Matius 6: 34)

Tidak ada hasil yang menghianati proses, maka menghargai
proses adalah suatu tindakan untuk mewujudkan hasil yang
diharapkan (Penulis)

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 9 September 2015
Yang membuat pernyataan,

Antonia Andari

vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama

: Antonia Andari

No. Mahasiswa

: 111224056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
UNSUR INTRALINGUAL DAN EKSTRALINGUAL
DALAM DAYA BAHASA DAN NILAI RASA BAHASA
SEBAGAI PENANDA KESANTUNAN BERKOMUNIKASI PADA
TOP NEWS DI METRO TV BULAN NOVEMBER-DESEMBER 2014
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpusatakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, dan
memublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 9 September 2015
Yang menyatakan,

Antonia Andari

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas cinta
dan kasihnya kepa penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Unsur Intralingual dan Ekstralingual dalam Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa
sebagai Penanda Kesantunan Berkomunikasi pada Top News di Metro TV Bulan
November-Desember 2014. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Penulis menyadari bahwa tanpa doa, bimbingan, dukungan, dan bantuan
dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan selesai. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi. Ucapan
terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmatNya bagi penulis.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Kaprodi PBSI yang memberikan
semangat kepada penulis.
3. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakaprodi PBSI yang
memberikan semangat kepada penulis.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyusun
skripsi.
5. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku trianggulator yang telah meluangkan waktu,
pikiran, dalam meneliti data penulis.
6. Para dosen PBSI yang selalu memberikan motivasi, semangat, mendidik,
membimbing, mendampingi penulis selama menempuh perkuliahan.
7. Bapak Robertus Marsidiq selaku sekretariat program studi PBSI yang
selalu membantu penulis dalam mengurus administrasi di PBSI.
8. Kedua orang tua penulis Antonius Tukimun dan Ch. Urbanti yang selalu
memberikan dukungan, semangat, motivasi serta doa kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sr. Kornelia, FSGM yang selalu memberikan nasihat, semangat dan
bimbingan bagi penulis.
10. Yoseva Noviani & Unik Triari adik dan kakak penulis yang selalu
memberikan dorongan, kegembiraan, dan keceriaan bagi penulis.
11. Sr. Dessi yang selalu bersama-sama dengan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Rahmad Budiono yang selalu menemani dan memberi semangat serta
motivasi bagi penulis.
13. Teman-teman yang kusayangi Tio Maria Sipayung, Nency Putri, Agnes
Devi, Veranita Ragil, Okti Ika, Erna Niri, Merry Handayani, Hendricus

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Agil, Leopold, Jati, dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terima kasih untuk kebersamaanya.
14. Teman-teman PBSI angkatan 2011 & PPL Majalah Utusan terima kasih
untuk kebersamaan kita.
15. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Walaupun demikian, penulis berharap skripsi ini memberikan banyak
manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan bagi para pembaca
pada umumnya.

Yogyakarta, 9 September 2015
Penulis

Antonia Andari

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRAK

Andari, Antonia. 2015. Unsur Intralingual dan Ektralingual dalam Daya
Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa sebagai Penanda Kesantunan
Berkomunikasi pada Top News Metro TV Bulan November-Desember
2014. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi PendidikanBahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini mengkaji unsur intralingual dan ektralingual dalam daya
bahasa dan nilai rasa bahasa pada Top News di Metro TV sebagai penanda
kesantunan berkomunikasi. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan
penggunaan unsur intralingual dan unsur ekstralingual yang mampu
memunculkan daya bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi pada acara
Top News Metro TV, (2) mendeskripsikan penggunaan unsur intralingual dan
unsur ekstralingual yang mampumemunculkan nilai rasa bahasa sebagai penanda
kesantunan berkomunikasi pada acar Top News Metro TV.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang diambil berupa
tuturan dalam acara berita Top News di Metro TV. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi yaitu simak dan catat. Analisis data dilakukan dengan
mengidentifikasi kalimat-kalimat ujaran, gambar, sebagai unsur intralingual atau
unusr ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa bahasa, kemudian
mengklasidikasikan jenis daya bahasa dan nilai rasa bahasa yang dapat
memunculkan unsur intralingual, selanjutnya menafsirkan dan memaknai data
unsur intalingual dan unsur ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa bahasa, dan
teknik analisis terakhir mendeskripsikan hasil analisis data ke dalam bentuk
penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat 10 daya bahasa dalam
Top News di Metro TV, antara lain daya khabar, daya paksa, daya pikat, daya
ancam, daya penolakan, daya harap, daya ungkap, daya nasihat, daya konflik,
daya sindir, (2) terdapat 11 nilai rasa bahasa dalam Top News di Metro TV,
diantaranya nilai rasa takut, nilai rasa bingung, nilai rasa sedih, nilai rasa marah,
nilai rasa hormat, nilai rasa yakin, nilai rasa heran, nilai rasa gembira, nilai rasa
tertekan, nilai rasa pesimis, nilai rasa cinta.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa tuturan yang
terkandung dalam acara berita Top News di Metro TV secara keseluruhan
dikatakan sebagai tuturan yang santun karena penggunaan unsur intralingual yang
didukung oleh unsur ekstralingual dengan tepat muncul dalam tuturan.

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Andari Antonia. 2015. The Elements of Intralingual and Ekstralingual Power of
Language and the Sense Value as a Sign Politeness of Communication
in Top News Metro TV November until Desember 2014. Thesis.
Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Education Study
Program, Teachers’ Training and Education Faculty, Sanata Dharma
University Yogyakarta.
This research examined the Intra-lingual and Extra-lingual Elements in the
Power and Feeling Value of Language in Top News on Metro TV as a
Communication Politeness Marker. This research was aimed to (1) describe the
use of intra-lingual and ekstra-lingual element that can bring up the power of
language as the politeness marker to communicate on Top News at Metro TV, (2)
describe the using of intra-lingual and ekstra-lingual element that can bring up the
value of the language's sense as the politeness marker to communicate on Top
News at Metro TV.
The kind of this research is descriptive qualitative. The data are utterances
in the Top News program on Metro TV. The data gathered with observation
technique as listening and taking a notes. Data in this research analysed by
identifying the sentences of utterances, pictures as lingual and ekstralingual
unsure of language’s power and value. Then, classify the power and value
language so the intralingual unsure can be appear. At least, translate the
intralingual and ekstralingual unsure in the data of language’s power and value.
The last data analysed is describe the result of data analyse to research form.
The results of the research showed that (1) there were 10 kinds of
language power in Top News on Metro TV. They were: the power of news, the
power of force, allure, the power of rejection, the power of hope, the power of
expressing, the power of advice, the power of conflicts, the power of quipping, (2)
there were 11 language feeling values in Top News on Metro TV. They were: the
feeling of fear, the feeling of confusion, the feeling of sadness, the feeling of
anger, the feeling of respect, the feeling of confidence, the feeling of
astonishment, the feeling of happiness, the feeling of depression, the feeling of
pessimistic, the feeling of love.
Based on the results of the research, the researcher concluded that it could
be said that overall, the speeches in Top News on Metro TV were polite because
the intra-lingual elements supported by the extra-lingual elements came up in the
speeches appropriately.

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
ABSTRAK………… ..................................................................................... xi
ABSTRACT………… .................................................................................... xii
DAFTAR ISI………….. ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

1

1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7

Latar Belakang Masalah ...........................................................................
Rumusan Masalah ...................................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................................
Ruang Lingkup ........................................................................................
Manfaat Penelitian ...................................................................................
Batasan Istilah..........................................................................................
Sistematika Penyajian ..............................................................................

1
4
5
6
6
7
8

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................
2.1 Penelitian yang Relevan ............................................................................
2.2 Kajian Teoretis .........................................................................................
2.2.1 Daya Bahasa ...................................................................................

9
9
9
9

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.2.2 Nilai Rasa Bahasa ...........................................................................
2.2.3 Unsur intralingual ...........................................................................
2.2.3.1 Bunyi ................................................................................
2.2.3.2 Kata (Pilihan Kata) ............................................................
2.2.3.3 Frasa .................................................................................
2.2.3.4 Klausa ...............................................................................
2.2.3.5 Kalimat .............................................................................
2.2.3.6 Wacana .............................................................................
2.2.3.7 Makna ...............................................................................
2.2.3.8 Gaya Bahasa .....................................................................
2.2.4 Unsur Ekstralingual ........................................................................
2.2.4.1 Sinyal ................................................................................
2.2.4.2 Ekspresi Wajah ................................................................ .
2.2.4.3 Kontak Mata .....................................................................
2.2.4.4 Bahasa Tubuh....................................................................
2.2.4.5 Sentuhan ...........................................................................
2.2.4.6 Isyarat ..............................................................................
2.2.5 Pragmatik .......................................................................................
2.2.5.1 Praanggapan .....................................................................
2.2.5.2 Tindak Tutur ....................................................................
2.2.5.3 Implikatur ........................................................................
2.2.5.4 Deiksis .............................................................................
2.2.6 Konteks .........................................................................................
2.2.6.1 Fungsi Komunikatif Bahasa ..............................................
2.2.6.2 Kesantunan Berbahasa ......................................................
2.2.6.3 Berita ................................................................................
2.3 Kerangka Berpikir....................................................................................

12
15
18
20
22
23
24
25
26
30
38
41
41
43
45
47
48
50
50
52
56
56
58
60
62
71
73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian .............................................................
3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
3.4 Instrumen Penelitian ................................................................................
3.5 Teknik Analisis Data................................................................................
3.6 TrianggulasiHasilAnalisis Data ...............................................................

74
74
74
75
75
76
77

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................... 78
4.1 Deskripsi Data ......................................................................................... 78
4.2 Analisis Data Bahasa ............................................................................... 79
4.2.1 Analisis Unsur Intralingual dan Ekstralingual Daya Bahasa..… ...... 79
xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.2.1.1 Daya Kabar ....................................................................... 79
4.2.1.2 Daya Paksa........................................................................ 93
4.2.1.3 Daya Pikat......................................................................... 102
4.2.1.4 Daya Ancam ..................................................................... 107
4.2.1.5 Daya Penolakan................................................................. 112
4.2.1.6 Daya Harap ....................................................................... 123
4.2.1.7 Daya Ungkap .................................................................... 131
4.2.1.8 Daya Nasihat ..................................................................... 138
4.2.1.9 Daya Konflik..................................................................... 154
4.2.1.10 Daya Sindir ....................................................................... 158
4.2.2 Analisis Unsur Intralingual dan Ekstralingual Nilai Rasa Bahasa .... 162
4.2.2.1 Nilai Rasa Takut................................................................ 162
4.2.2.2 Nilai Rasa Bingung ........................................................... 171
4.2.2.3 Nilai Rasa Sedih ................................................................ 176
4.2.2.4 Nilai Rasa Marah............................................................... 184
4.2.2.5 Nilai Rasa Hormat ............................................................. 192
4.2.2.6 Nilai Rasa Yakin ............................................................... 193
4.2.2.7 Nilai Rasa Heran ............................................................... 201
4.2.2.8 Nilai Rasa Gembira ........................................................... 206
4.2.2.9 Nilai Rasa Tertekan ........................................................... 212
4.2.2.10 Nilai Rasa Pesimis............................................................. 213
4.2.2.11 Nilai Rasa Cinta ................................................................ 218
4.3 Pembahasan……………. ......................................................................... 222
4.3.1 Penggunaan Unsur Intralingual dan Ekstralingual untuk
Memunculkan Daya Bahasa sebagai Penanda
Kesantunan Berkomunikasi............................................................. 222
4.3.2 Penggunaan Unsur Intralingual dan Ekstralingual untuk
Memunculkan Nilai Rasa Bahasa sebagai
Penanda KesantunanBerkomunikasi................................................ 240
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 249
4.4 Simpulan……. ......................................................................................... 249
4.5 Saran………… ........................................................................................ 252
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 253
LAMPIRAN .................................................................................................. 255
BIODATA PENULIS.................................................................................... 333

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Media komunikasi menjadi alat utama untuk menjangkau publik,

penyebaran informasi, gagasan, dan hiburan. Penggunaan media komunikasi
sudah menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Media elektronik seperti televisi adalah media yang sangat dekat dan
banyak dimiliki oleh kalangan masyarakat karena lebih cepat dan up to-date
memberikan informasi secara praktis. Televisi adalah salah satu media yang
paling baik untuk memberitahukan atau menggerakan masyarakat untuk
melakukan sesuatu, misalnya saja acara berita Top News di Metro TV. Top
News di Metro TV merupakan sebuah program acara berita yang
menampilkan topik berita-berita terpilih dari meja redaksi Metro TV News.
Berbagai berita dari bidang politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya, baik
dari dalam maupun luar negeri, dikemas secara aktual dan faktual untuk
memenuhi kebutuhan pemirsanya akan informasi terkini.
Akan tetapi, pada kebanyakan orang melihat siaran berita atau acara
televisi lainnya tidak memperhatikan unsur intralingual dan ekstralingual
daya bahasa dan nilai rasa bahasa. Sebab, hal-hal tersebut lebih bersifat kasat
rasa dalam tuturan, dan biasanya masyarakat hanya memperhatikan sesuatu
yang disampaikannya saja, sehingga yang mudah dilihat di sini ialah unsur
intralingualnya.Unsur intralingual mengacu pada makna unsur-unsur yang
berada dalam bahasa (bersifat lingual) yang dapat menjadi penanda suatu
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2

tuturan, misalnya pilihan kata, ungkapan yang bersifat khas, kata basa-basi,
kata honorifik, sapaan mesra "ayang, papi, bunda, diajeng", umpatan, pujian,
dan sebagainya. Jadi, unsur intralingual adalah unsur yang ada di dalam
bahasa itu sendiri.Sebaliknya, tuturan pembawa acara televisi dalam acara
berita Top News di Metro TV.
Pada unsur ekstralingualmemerlukan konteks sebagai alat penafsir
dari aspek intralingual yang berkaitan dengan unsur-unsur kebahasaan. Aspek
ekstralingual merupakan unsur di luar bahasa, misalnya intonasi yang tinggi
atau kurang jelas, melengos, tersenyum, sikap sinis, gerak-gerik anggota
tubuh, lirikan mata, sikap manja, maksud tuturan (implikatur), dan
sebagainya.
Alat yang digunakan untuk menyampaikan berita atau informasi
dengan menggunakan bahasa, baik bahasa verbal maupun non-verbal dapat
dilihat melalui cara menyampaikan isi berita seperti bagaimana kata-kata
yang bernilai rasa digunakan oleh pembawa acara berita atau pembicara
dalam suatu berita. Jadi, seorang pembawa acara berita harus mampu
memanfaatkan berbagai fungsi komunikatif bahasa agar nilai rasa bahasa
dapat menimbulkan efek komunikatif yang kuat bagi pemirsa atau pendengar.
Nilai rasa bahasa merupakan kadar perasaan yang terkandung dalam
suatu

tuturan

karena

penutur

mengungkapkan

domain

afektifnya

menggunakan bahasa dalam berkomunikasi sehingga mitra tutur dapat
menyerap kadar perasaan yang

terdapat dalam tuturan. Joko Pradopo

(2003)menyinggung sedikit tentang nilai rasa bahasa. Nilai rasa bahasa dapat

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3

muncul melalui unsur intralingual seperti permainan bunyi, kata, gaya bahasa,
ungkapan, dan konteks bahasa. Namun, Pradopo tidak memberi deskripsi
lebih jauh mengenai nilai rasa bahasa.
Namun, tidak hanya nilai rasa bahasa yang harus dimiliki seorang
pembawa acara atau pembicara dalam menyampaikan berita. Nilai rasa
bahasa tersebut harus didukung oleh daya bahasa sebagai kekuatan bahasa
dalam menyampaikan makna sesuatu yang disampaikan. Sehingga, informasi
yang disampaikan tersebut terlihat, apa yang membuat berita itu menjadi
sesuatu yang sedang menjadi perbincangan, apakah karena pembawa
acaranya atau karena informasi yang terkadung dalam isi berita tersebut.
Daya bahasa adalah kekuatan yang dimiliki oleh bahasa untuk
mengefektifkan

pesan

yag

disampaikan

kepada

mitra

tutur

(Pranowo,2012:128). Penyampaian pesan dengan menggunakan daya bahasa
dapat meningkatkan efektivitas komunikasi. Efektivitas komunikasi dapat
bersifat positif maupun negatif. Jika daya bahasa dimanfaatkan secara positif
komunikasi dapat berjalan secara santun. Sebaliknya, jika daya bahasa
dimanfaatkan

secara

negatif,

komunikasi

dapat

menimbulkan

ketidaksantunan.
Daya bahasa dapat digali melalui berbagai aspek bahasa seperti bunyi,
bentuk kata, kalimat, pilihan kata, struktur, maupun aspek pemakaian bahasa,
(impikatur, tidak tutur, praanggapan dan sebagainya). Namun, bahasa hanya
akan

muncul

dayanya

(Pranowo,2012:129).

jika

dipakai

secara

tepat

dan

kontekstual

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4

Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif bagi manusia.
Melalui bahasa manusia mampu mengemukakan perasaan dan pikirannya.
Pikiran tersebut dapat diungkapkan dengan kalimat tanya, berita, perintah,
dan seruan. Berbeda dengan perasaan yang dapat diungkapkan melalui
ungkapan perasaan senang, seding, benci, marah heran, takut, dan lain
sebagainya.
Daya bahasa dan nilai rasa bahasa dapat ditemukan dalam berbagai
register pemakaian bahasa. Keduanya menjadi aspek penting sebagai penanda
kesantunan komunikasi. Namun, karena munculnya daya bahasa dan nilai
rasa bahasa berkaitan dengan unsur intralingual dan ekstralingual, kadangkadang sulit dikenali oleh pembaca atau pendengar. Oleh karena itu,
identifikasi dan deskripsi daya bahasa dan nilai rasa bahasa perlu dilakukan.
Terutama dalam penelitian ini, lebih spesifik mengidentifikasi unsur
intralingual dan ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada Top
News Metro TV sebagai penanda komunikasi. Salah satu teori yang dapat
digunakan adalah teori pragmatik dan semantik.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan utama dalam

penelitian ini adalah “bagaimanakah penggunaan unsur intralingual dan
ekstralingual untuk memunculkan daya bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai
penanda kesantunan berkomunikasi pada acara Top News Metro TV?”.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

5

Berdasarkan rumusan masalah utama tersebut, disusun submasalah sebagai
berikut.
a) Bagaimanakah penggunaan unsur intralingual dan ektralingual untuk
memunculkan daya bahasa sebagai penanda kesantunan berkomunikasi
pada acara Top News Metro Tv?
b) Bagaimanakah penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual untuk
memunculkan

nilai

rasa

bahasa

sebagai

penanda

kesantunan

berkomunikasi pada acara Top News Metro Tv?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan daya
bahasa dan nilai rasa bahasa sebagai penanda kesantunan dalam
berkomunikasi pada acara Top News Metro TV. Sedangkan tujuan khususnya
adalah sebagai berikut.
a) Mendeskripsikan penggunaan unsur intralingual dan unsur ekstralingual
yang mampu memunculkan daya bahasa sebagai penanda kesantunan
berkomunikasi pada acara Top News Metro TV.
b) Mendeskripsikan penggunaan unsur intralingual dan unsur ekstralingual
yang mampu memunculkan nilai rasa bahasa sebagai penanda
kesantunan berkomunikasi pada acara Top News Metro TV.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.4

6

Ruang Lingkup

Penelitian ini memiliki tiga ruang lingkup diantaranya:
1) Penelitian ini adalah penelitian pragmatik yang mendeskripsikan daya
bahasa dan nilai rasa bahasa dengan memperhatikan aspek intralingual
dan ekstralingual bahasa.
2) Data penelitian difokuskan pada acara berita Top News di Metro TV.
3) Waktu penelitian berlangsung selama2 bulan yaitu bulan November
sampai Desember.

1.5

Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi mengenai unsur

intralingual dan ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada Top
News di Metro TV sebagai penanda komunikasi.
1) Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan, informasi, bagi
mahasiswa mengenai unsur intralingual dan ekstralingual daya bahasa dan
nilai rasa bahasa pada Top News Metro TV sebagai penanda komunikasi.
2) Bagi Perkembangan Teori Pragmatik dan Semantik
Penelitian ini dharapkan memberi kontribusi terhadap perkembangan teori
pragmatik yang belum banyak mengkaji unsur intralingual dan ekstralingual
daya bahasa dan nilai rasa bahasa dalam komunikasi di televisi sebagai
penanda komunikasi.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7

3) Bagi peneliti lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menginspirasi peneliti lain untuk
meneliti unsur intralingual dan ekstralingual daya bahasa dan nilai rasa
bahasa sebagai penanda komunikasi pada objek lain seperti iklan, novel,
puisi, dan lain sebagainya.

1.6

Batasan Istilah

1) Deiksis berarti 'penunjukan' melalui bahasa (kata-kata rujukan). Bentuk
bahasa untuk menyelesaikan 'penunjukan' itu disebut dengan ungkapan
deiksis (Yule, 2006: 13).
2) Daya bahasa adalah kekuatan yang dimiliki oleh bahasa untuk
mengefektifkan pesan yang disampaikan kepada mitra tutur.
3) Nilai rasa bahasa merupakan kadar perasaan yang terkandung dalam suatu
tuturan karena penutur mengungkapkan domain afektifnya menggunakan
bahasa dalam berkomunikasi sehingga mitra tutur dapat menyerap kadar
perasaan yang terdapat dalam tuturan.
4) Unsur Intralingual adalah segala unsur kebahasaan baik berupa bunyi,
kata, frasa, kalimat dan wacana yang membentuk satu kesatuan makna.
5) Unsur Ekstralingual ini digunakan untuk menganalisis unsur yang bersifat
ekstralingual, seperti menghubungkan masalah bahasa dengan hal yang
berada di luar bahasa.
6) Bahasa verbal adalah bahasa yang diungkapkan dengan kata-kata dalam
bentuk ujaran atau tulisan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1.7

8

Sistematika Penyajian
Sistematikan penyajian ini terdiri dari lima Bab. Bab I dalam

penelitian ini berisi pendahuluan. Pada bab ini, akan diuraikan mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, sistematika penyajian.
Bab II dalam penelitian ini berisi landasan teori. Pada bab ini, akan
diuraikan mengenai penelitian yang relevan dan kajian teori.
Bab III dalam penelitian ini berisi metodologi penelitian. Pada bab ini, akan
diuraikan mengenai jenis penelitian, sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
Bab IV dalam penelitian ini berisi hasil penelitian dan pembahasan.
Pada bab ini, akan diuraikan mengenai deskripsi data, hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
Bab V dalam penelitian ini berisi bagian penutup. Pada bab ini, akan
diuraikan mengenai kesimpulan, implikasi, dan saran.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

2. 1

Penelitian yang Relevan
Penulis mengembangkan penelitian dari Prof. Pranowo, M.Pd. yang

berjudul "Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa sebagai Penanda
Kesantunan dalam Berkomunikasi".
Bedanya dengan penelitian yang penulis lakukan adalah lebih
spesifik unsur ekstralingual dan intralingual daya bahasa dan nilai rasa
bahasa, ini dianalisis pada acara Top News Metro TV sebagai penanda
komunikasi.

2.2 Kajian Teoretis
2.2.1 Daya Bahasa
Pada komunikasi media massa, terutama siaran berita di televisi,
bahasa merupakan komunikasi yang efektif. Melalui bahasa seseorang
dapat menyampaikan dan menerima pesan yang terkandung dalam isi
berita. Berita dapat dipercaya oleh pemirsanya berdasarkan cara
penyampaian makna yang baik kepada penikmat. Jadi, seorang pembawa
acara berita harus memanfaatkan nilai komunikatif untuk mengemas suatu
ujaran agar berita tersebut memiliki daya bahasa sehingga dapat diterima
oleh masyarakat.

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 10

Pranowo (2009: 128) menjelaskan bahwa daya bahasa adalah
kekuatan yang dimiliki bahasa untuk mengefektifkan pesan yang
disampaikan kepada mitra tutur. Apabila penutur dapat menyampaikan
pesan kepada mitra tutur dengan menggunakan daya bahasa, maka
komunikasi akan semakin efektif. Efektivitas komunikasi ini bersifat
positif dan negatif. Jika daya bahasa dimanfaatkan secara positif, maka
komunikasi dapat berjalan secara santun. Namun, apabila daya bahasa
digunakan secara negatif,

maka komunikasi dapat menimbulkan

ketidaksantunan.
Adapun penelitian yang berhubungan dengan daya bahasa yang
dilakukan oleh Quanita Fitri Yuni (2009) yang berjudul Pemanfaatan
Daya Bahasa pada Diksi Pidato Politik.Daya bahasa adalah kadar
kekuatan yang dimiliki oleh bahasa untuk menyampaikan makna,
informasi, atau maksud melalui fungsi komunikatif sehingga pendengar
atau pembaca mampu memahami dan menangkap segala makna,
informasi, atau maksud yang disampaikan penutur atau penulis.
Penggunaan bahasa dalam berkomunikasi adalah menyampaiakan pesan
berupa informasi, menolak, membujuk, mengkritik, memberi tanggapan,
dan lain-lain. Oleh karena itu, agar pesan dapat disampaikan secara efektif,
penulis dapat memanfaatkan daya bahasa seefektif mungkin. Namun,
penggunaan daya bahasa tidaklah mudah, daya bahasa hanya dapat muncul
jika pemakaiannya dapat memanfaatkan konteks pemakaian secara tepat.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Quanita Fitri Yuni (2009)
ditemukan daya bahasa dari objek yang diambil (judul penelitian) dan jenis
daya bahasa. Hal ini sama dengan yang ditemukan oleh peneliti pada acara
berita Top News di Metro TV ini. Jenis daya bahasa yang ditemukan
sebanyak 12 daya bahasa yaitu, (1) daya kabar (yang terdiri atas daya
informasi, daya penegasan), (2) daya paksa (yang terdiri atas daya
meminta, daya mengajak, daya melarang, daya memaksa), (3) daya pikat
(yeng terdiri atas daya memikat, daya mempengaruhi, daya meyakinkan),
(4) daya ancam (yang terdiri atas daya peringatan, daya menghardik), (5)
daya penolakan (yang terdiri atas daya protes, daya ketidaksetujuan, daya
bantah), (6) daya harap (yang terdiri atas daya permohonan, daya harapan),
(7) daya ungkap (yang terdiri atas daya pendapat), (8) daya nasihat (yang
terdiri atas daya saran, daya imbauan, daya anjuran), (9) daya konflik
(yang terdiri atas daya ungkit), (10) daya sindir. Selain itu, memanfaatkan
daya bahasa dapat membantu mengungkapkan maksud yang terkadang tak
dapat dikatakan.
Secara

pragmatik,daya

bahasa

dapat

diidentifikasi

melalui

pemakaian bahasa yang sengaja dikostruk oleh penutur atau penulis untuk
tujuan tertentu seperti praanggapan, tindak tutur, dieksis, dan implikatur
(Pranowo 2008, dalam Quanita Fitri Yuni 2009). Selain itu dapat digali
dengan maksim-maksim kesantunan berbahasa Leech (1983 dalam
Pranowo, 2009: 141). Berdasarkan aspek nonlinguistik, daya bahasa dapat
digali berupa nilai-nilai budaya suatu bangsa yang diyakini sebagai nilai

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

luhur, seperti nilai rendah hati, maupun menjaga perasaan mitra tutur,
hormat kepada orang lain, dan sebagainya.
Dalam konteks kesantunan berbahasa, daya bahasa yang benada
negatif hendaknya tidak digali secara maksimal agar tidak melukai hati
mitra tutur. Sebaliknya, daya bahasa yang positif hendaknya digali
semaksimal mungkin agar menjadikan tuturan semakin santun. Dengan
demikian, daya bahasa hanya akan muncul jika pemakaiannya dapat
memanfaatkan konteks pemakaian bahasa secara tepat.

2.2.2

Nilai Rasa Bahasa
Nilai rasa bahasa merupakan kadar perasaan yang terkandung

dalam suatu tuturan karena penutur mengungkapkan domain afektifnya
menggunakan bahasa dalam berkomunikasi sehingga mitra tutur dapat
menyerap kadar perasaan yang

terdapat dalam tuturan. Joko Pradopo

(2003) menyinggung sedikit tentang nilai rasa bahasa. Nilai rasa bahasa
dapat muncul melalui unsur intralingual seperti permainan bunyi, kata,
gaya bahasa, ungkapan, dan konteks bahasa. Namun, Pradopo tidak
memberi deskripsi lebih jauh mengenai nilai rasa bahasa. Nilai rasa bahasa
dalam berbagai tindak komunikasi berbeda-beda. Nilai rasa dalam tuturan
dapat menyatakan, sindiran, pujian, rasa empati, melebih-lebihkan, dan
sebagainya.
Jadi, untuk mengetahui nilai rasa bahasa seseorang, kita bisa
melihat dari bahasa verba, bahasa non verba, dan konteksnya. Agar kita

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

dapat mengetahui maksud tuturannya kita perlu melihat konteks, maka
beberapa teori kajian pragmatik, seperti praanggapan, tindak tutur, dan
implikatur sangat diperlukan.

a.

Jenis- jenis Nilai Rasa Bahasa
Poerwadarminta (1967: 35-36) mengelompokkan kata-kata yang

bernilai rasa menjadi dua, yaitu kata yang umum dianggap bernilai rasa
dan kata yang sengaja diberi nilai rasa untuk menggantikan kata yang
dianggap kurrang baik nilai rasanya. Kata-kata yang umum bernilai rasa,
misalnya: konyol, mampus, tolol, memohon, dan lain sebagainya. Katakata yang sengaja diberi nilai rasa adalah untuk menggantikan kata-kata
yang dianggap kurang pantas diucapkan, misalnya: gugur untuk mati
dalam peperangan, mengandung untuk bunting, dan lain sebagainya.
Pada

bukunya

Bahasa

Indonesia

untuk

Karang-

Mengarang

Poerwadarminta (1967: 35-36) telah menjelaskan beberapa kata-kata yang
bernilai rasa. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, nilai rasa bahasa dapat
dikelompokan menjadi:
1) Nilai rasa (perasaan)
Kata-kata yang bernilai rasa (perasaan) memiliki ciri menggunakan
kata-kata rasa (perasaan), seperti senang, sedih, benci, marah, kecewa,
jengkel, dan lain sebagainya.
2) Nilai rasa halus
Kata-kata yang bernilai rasa halus dikelompokan menjadi tiga, yaitu:

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

a) Nilai rasa hormat
Kata-kata yang bernilai rasa hormat memiliki ciri menggunakan
kata-kata hormat, misalnya: anda, beliau, dan lain sebagainya.
b) Nilai rasa menghargai
Kata-kata

yang

bernilai

rasa

mengahargai

memiliki

ciri

menggunakan kata-kata halus, misalnya: istri, mengandung, jenasah,
dan lain sebagainya.
c) Nilai rasa khawatir terjadi sesuatu
Kata-kata yang bernilai rasa khawatir terjadi sesuatu memiliki ciri
menggunakan kata pantang, misalnya: akar untuk menyebut ular di
malam hari.
3) Nilai rasa kasar
Kata-kata yang bernilai rasa kasar adalah kata-kata yang pada
umumnya dianggap kasar. Kata-kata ini umumnya sebagai ungkapan
perasaan marah, benci, sakit hati, mendongkol, dan lain sebagainya.

b. Ciri- ciri Kata Bernilai Rasa
Menurut Poerwandarminta (1967: 35-36), ciri-ciri katayang memiliki
nilai rasa yaitu menggunakan:
1) Kata rasa (perasaan)
Kata rasa (perasaan) mencakup kata-kata yang berisi kadar rasa,
seperti: rasa senang, mendongkol, benci, menghina, mencemooh,
belas kasihan, dan lain sebagainya.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

2) Kata pelembut
a) Sopan santun
- kata hormat : Anda, beliau, dan lain sebagainya.
- kata halus : Istri, mengandung, dan lain sebagainya.
b) Perasaan kemasyarakatan
Kata-kata bentukan baru : wanita (untuk perempuan), karyawan
(untuk kuli pabrik).
c) Adat kepercayaan
Kata pantang misalnya: akar untuk menyebut ular di malam hari.
3) Kata kasar
Kata kasar ini misalnya: bangsat. Suatu kata memiliki makna
dan maksud. Makna kata yaitu arti kata tersebut, sedangkan maksud
terdapat pada isi kata tersebut. arti kata tidak selalu sama dengan isi
kata. Dalam isi kata, dapat ditemukan maksud dan nilai rasa (kadar
perasaan).

2.2.3

Unsur Intralingual
Pada Modul Linguistik (Widharyanto: 21), menyebutkan unsur

intralingual dengan istilah lain mikrolinguistik, yang merupakan bidang
linguistik yang mempelajari bahasa dari dalam bahasa atau dengan kata
lain mempelajari struktur bahasa itu sendiri.
Pandangan tersebut sepaham dengan pendapat Abdul Chaer
mengenai unsur di dalam bahasa.Pada bukunya yang berjudul Linguistik

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

Umum Abdul Chaer memaparkan bahwa linguistik mikro mengarahkan
kajiannya pada struktur internal bahasa pada umumnya atau pun bahasa
tertentu. Dalam linguistik mikro ada berbagai macam subdisiplin ilmu
linguistik, yaitu: (1) fonologi, menyelidiki ciri-ciri bunyi bahasa, cara
terjadinya, dan fungsinya dalam sistem kebahasaan secara keseluruhan; (2)
morfologi, menyelidiki struktur kata, bagian-bagiannya, serta cara
pembentukannya; (3) sintaksis, menyelidiki satuan-satuan kata dan satuansatuan lain di atas kata, hubungan satu dengan lainnya, serta cara
penyusunannya sehingga menjadi satuan ujaran; (4) semantik, menyelidiki
makna bahasa baik yang bersifat leksikal, gramatikal, maupun kontekstual;
(5) leksikologi, menyelidiki leksikon atau kosa kata suatu bahasa dari
berbagai aspeknya (Chaer.2012:15).
Berdasarkan objek kajian yang telah dipaparkan tersebut dapat
disimpulkan bahwa studi linguistik mikro ini merupakan studi dasar
linguistik, sebab yang dipelajari di dalamnya ialah struktur internal bahasa
itu sendiri.
Kunjana Rahardi dalam bukunya yang berjudul Dimensi-dimensi
Kebahasaan: Aneka Masalah Bahasa Indonesia Terkini menegaskan
bahwa, studi bahasa pemaknaan simbol atau ikon kebahasaan pada
umumnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni pemakaian
intralingual dan ekstralingual. Frank Parker (1986) menyebutkan makna
jenis yang pertama sebagai makna diadik (diadik meaning), sedangkan
yang kedua sebagai makna triadik (triadik meaning) (Rahardi, 2006:159).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

Makna intralingual atau makna diadik diperoleh tanpa harus mengaitkan
konteks, baik konteks sosiokultural, referensial, maupun pragmatis.
Pernyataan ini didukung dengan contoh sebagai berikut; Di sebuah loket
penjualan tiket bus, seorang petugas akan menjawab, 'Di sana Mas!', atau '
Loket 1, Mas' ketika Anda bertanya, 'Jakarta di mana?'. Pertanyaan ini
termasuk dalam lingkup pemaknaan intralingual, karena pertanyaan
tersebut berkaitan dengan makna yang dimaksudkan tanpa mengatakan
secara langsung. Berbeda dengan lingkup pemaknaan ekstralingual atau
triadik, yang didukung dengan contoh sebagai berikut; Ketika murid pintar
menjawab sambil menunjuk titik tertentu pada peta sambil mengatakan,
'Di sini Pak, di sebelah Barat Bekasi'. Pertanyaan tersebut berada dalam
lingkup pemaknaan ekstralingual yang berkaitan dengan suatu konteks
(Rahardi, 2006:159).
Adapun contoh lain pada unsur intralingual yaitu pada kata 'saya'
dan 'beta' menunjuk pada referen makna yang sama, sekalipun keduanya
dibedakan oleh fitur lokasi atau areal yang melekat padanya. Kata 'beta'
hanya lazim dipakai di dalam wilayah tertentu , tidak seperti kata 'saya'
atau 'aku'. Kemudian dalam bahasa Jawa, pada seting waktu dulu orang
sering mengatakan 'pamirso' untuk menyebut kata 'pemirsa' atau 'penonton'
yang sering di pakai dalam konteks sekarang. Kata 'pemirso' dulu juga
banyak dipakai untuk menyebut 'pendengar', yang kini lazim dipakai itu.
Jadi, berkenaan dengan kalimat yang terakhir tersebut, fitur temporal atau

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

raut seting waktulah yang menjadi fitur penentu pokoknya (Rahardi,
2006:160).
Berdasarkan pernyataan-pernyataan dia atas tersebut, dapat
disimpulkan bahwa unsur intralingual mengacu pada makna unsur-unsur
yang berada dalam bahasa (bersifat lingual) dan unsur intralingual ini yang
menjadi penanda suatu tuturan, misalnya pilihan kata, ungkapan yang
bersifat khas, kata basa-b

Dokumen yang terkait

Unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada ``Catatan Pinggir`` Majalah Tempo Edisi Januari - September 2013 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 2 2

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada acara Sentilan Sentilun Metro TV periode Agustus dan September 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 391

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada dialog interaktif Indonesia Lawyers Club Tv One periode November 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 1 317

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada prosa lirik Pengakuan Pariyem sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 0 315

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada tuturan berita politik koran Kompas edisi September - Oktober 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 7 307

Penggunaan unsur intralingual dan ekstralingual dalam daya bahasa dan nilai rasa bahasa pada karikatur koran tempo edisi September - Desember 2014 sebagai penanda kesantunan berkomunikasi.

0 4 298

Daya bahasa pada iklan dalam majalah Tempo November dan Desember 2012.

0 0 155

Nilai rasa bahasa pada diksi dalam dialog interaktif di Mata Najwa, Metro TV bulan Oktober dan November 2012.

0 9 313

Kesantunan Mahasiswa Dalam Berkomunikasi bahasa

0 0 6

B 02 Daya Bahasa dan Nilai Rasa Bahasa Sebagai Penanda Kesantunan Dalam Berkomunikasi

0 0 20