Pengembangan komik sebagai media pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi untuk siswa SMK kelas X.

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR

AKUNTANSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Pinalis Tiodora

Univesitas Sanata Dharma 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan komik pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar dalam pembelajaran akuntansi bagi siswa SMK kelas X semester I, khususnya pada pembelajaran materi Persamaan Dasar Akuntansi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Pengembangan komik dilakukan dengan langkah-langkah desain sistem pembelajaran menurut Dick and Carey. Validasi dilakukan oleh dua orang ahli materi dan satu orang ahli media. Subjek uji coba produk adalah siswa SMK kelas X Akuntansi. Uji coba terdiri dari tiga tahap yaitu: uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penelitian mengenai kualitas produk dan saran untuk merevisi produk yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk komik yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran khususnya pada materi Persamaan Dasar Akuntansi pada SMK kelas X bidang keahlian Akuntansi. Hal ini dibuktikan oleh: (1) hasil penilaian dari ahli materi I menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.4; (2) hasil penilaian dari guru atau ahli materi II menilai

“baik” denganrata-rata skor sebesar 3.9; (3) hasil penilaian dari ahli media menilai

“sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.3; (4) hasil penilaian dari uji coba

perorangan menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor 4.3; (5) hasil penilaian

dari uji kelompok kecil menilai “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3.8; (6) hasil penilaian dari uji lapangan menilai “baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.1.


(2)

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF COMIC AS AN ACCOUNTING LEARNING MEDIUM ON BESIC COMPETENCE OF FUNDAMENTAL ACCOUNTING EQUATION FOR THE TENTH CLASS STUDENTS OF

VOCATIONAL HIGH SCHOOLS Pinalis Tiodora

Universitas Sanata Dharma 2014

This study aims to divelop a comic that can be used as a media and source of accounting learning for the students of the tenth grade students of Social Science Departement of Vocational High School,with main topic: Basic Accounting Equation

This research is a research and development (R&D). The comic was developed by applying procedure system suggested by Dick & Carey. In maintaining the validity of this study, two experts of material design and one expert of media design were involved. The comic was tested to the students of the tenth gradestudents of Social Science Departement of VocationalHigh School. The trial consisted of three steps: they were individual trial, small group trial, and field trial. The data were obtained by questionnaire and interview. On the other hand, the data that were related to the quality of the research product and the suggestion for the research product were analysed in a descriptiv way.

Research findings show that the comic product was suitable to be used for learning media for basic accounting equation of the tenth grade students of Social Science Departement in SMK Muhammadiyah Cangkringan.(1) the assessment

from the material’s expert is in a very good criteria with the average score is 4.4;

(2) the assessment of the second expert is in a good criteria with the average score is 3.9; (3) the assessment of the media expert is in a very good criteria with the average score is 4.3; (4) the assessment from individual trial is in a very good criteria with the average score is 4.3;(5) the assessment from small group trial is in a good criteria with the average score is 3.8; (6) the assessment from field assessment is in a good criteria with the average score is 4.1.


(3)

i

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK SISWA SMK

KELAS X

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

PINALIS TIODORA NIM : 101334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014


(4)

(5)

(6)

iv

Persembahan

Dengan sepenuh hati karya ilmiah ini kupersembahkan untuk :

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

 Kedua orang tuaku yang terkasih yaitu Ayah F.A Mukiyanto dan

Ibu B.Martinah

 Segenap kelurgaku kakak Krismawati, Edi wijaya, Tri mariatun dan adiku Budi santoso

 Keluarga Kecilku yang tersayang Mas Bambang Susilo dan calon buah hati kami

 Seluruh sahabat-sahabatku


(7)

v

Motto

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

(Filipi 4: 13)

Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari mulutNya datang pengetahuan dan kepandaian. Ia menyediakan pertolongan bagi orang jujur,

menjadi perisai bagi orang yang tidak bercela lakunya (Amsal 2: 6-7)


(8)

(9)

(10)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR

AKUNTANSI UNTUK SISWA SMK KELAS X Pinalis Tiodora

Univesitas Sanata Dharma 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan komik pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media dan sumber belajar dalam pembelajaran akuntansi bagi siswa SMK kelas X semester I, khususnya pada pembelajaran materi Persamaan Dasar Akuntansi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D). Pengembangan komik dilakukan dengan langkah-langkah desain sistem pembelajaran menurut Dick and Carey. Validasi dilakukan oleh dua orang ahli materi dan satu orang ahli media. Subjek uji coba produk adalah siswa SMK kelas X Akuntansi. Uji coba terdiri dari tiga tahap yaitu: uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan wawancara. Data berupa hasil penelitian mengenai kualitas produk dan saran untuk merevisi produk yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk komik yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran khususnya pada materi Persamaan Dasar Akuntansi pada SMK kelas X bidang keahlian Akuntansi. Hal ini dibuktikan oleh: (1) hasil penilaian dari ahli materi I menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.4; (2) hasil penilaian dari guru atau ahli materi II menilai “baik” denganrata-rata skor sebesar 3.9; (3) hasil penilaian dari ahli media menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.3; (4) hasil penilaian dari uji coba perorangan menilai “sangat baik” dengan rata-rata skor 4.3; (5) hasil penilaian dari uji kelompok kecil menilai “baik” dengan rata-rata skor sebesar 3.8; (6) hasil penilaian dari uji lapangan menilai “baik” dengan rata-rata skor sebesar 4.1.


(11)

ix ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF COMIC AS AN ACCOUNTING LEARNING MEDIUM ON BESIC COMPETENCE OF FUNDAMENTAL ACCOUNTING EQUATION FOR THE TENTH CLASS STUDENTS OF

VOCATIONAL HIGH SCHOOLS Pinalis Tiodora

Universitas Sanata Dharma 2014

This study aims to divelop a comic that can be used as a media and source of accounting learning for the students of the tenth grade students of Social Science Departement of Vocational High School,with main topic: Basic Accounting Equation

This research is a research and development (R&D). The comic was developed by applying procedure system suggested by Dick & Carey. In maintaining the validity of this study, two experts of material design and one expert of media design were involved. The comic was tested to the students of the tenth gradestudents of Social Science Departement of VocationalHigh School. The trial consisted of three steps: they were individual trial, small group trial, and field trial. The data were obtained by questionnaire and interview. On the other hand, the data that were related to the quality of the research product and the suggestion for the research product were analysed in a descriptiv way.

Research findings show that the comic product was suitable to be used for learning media for basic accounting equation of the tenth grade students of Social Science Departement in SMK Muhammadiyah Cangkringan.(1) the assessment from the material’s expert is in a very good criteria with the average score is 4.4; (2) the assessment of the second expert is in a good criteria with the average score is 3.9; (3) the assessment of the media expert is in a very good criteria with the average score is 4.3; (4) the assessment from individual trial is in a very good criteria with the average score is 4.3;(5) the assessment from small group trial is in a good criteria with the average score is 3.8; (6) the assessment from field assessment is in a good criteria with the average score is 4.1.


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Komik sebagai Media Pembelajaran AkuntansiPada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar AkuntansiUntuk Siswa SMK Kelas X” dengan baik. Tugas ini di buat untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di program studi pendidikan akuntansi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan inipenulis mengucapkan trima kasih atas selesainya penyusunan skripsi ini, kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, SE., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Kahlian Khusus Pendidikan Akuntansi.

4. Bapak Agustinus Heri Nugroho S.Pd.M.Pd., selaku dosen pembimbing yang telah bersedia memberikan saran, kritik, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing dan mengarahkan penulis.

5. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu untuk menguji,memberi kritik dan saran demi kesempurnaan sekripsi ini.


(13)

xi

6. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku dosen penguji II yang telah meluangkan waktu untuk menguji,memberi kritik dan saran demi kesempurnaan sekripsi ini.

7. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.Si. selaku ahli materi I yang membantu peneliti dalam mengevaluasi dan memberikan saran untuk perbaikan buku komik yang dikembangkan.

8. Ibu Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., SIP., M.Pd. selaku ahli media pembelajaran yang membantu peneliti dalam mengevaluasi dan memberikan saran untuk perbaikan buku komik yang dikembangkan.

9. Bapak Drs. Sudaryono Selaku kepala sekolah yang telah memberikan ijinuntuk melakasanakan penelitian di SMK Muhammadiyah Cangkringan.

10. Ibu Endang S.S Selaku guru mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK Muhammadiyah Cangkringan yang sudah memberi waktu, pikiran dan tenaga. 11. Siswa kelas X SMK Muhammadiayah Cangkringan tahun ajaran 2014/2015

yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian ini.

12. Segenap dosen dan staf sekretariat Universitas Sanata Dharma jurusan Pendidikan Akuntansi

13. Keluarga tercinta, Ayah dan Ibu yang selalu memberikan semangat dan dorongan berupa materi dan doanya

14. Suami dan calon buah hati kami yang selalu mendukung usaha dan membantu saya memudahkan penelitian saya.

15. Segenap teman-teman yang terlibat dalam menyelesaikan penelitian ini antara lain Dyah Yuliarti, Hesti Putri Dewanti, Triana Pujiarsi dan seluruh teman-


(14)

xii DAFTAR ISI


(15)

xiii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Tujuan penelitian ... 5

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan... 5

F. Pentingnya Pengembangan... 6

BAB II KAJIA PUSTAKA ... 8

A. Media Pembelajaran ... 8

B. Pengertian Akuntansi ... 9

C. Tujuan Pembelajaran Akuntansi ... 10

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Akuntansi ... 11

E. Media Pembelajaran Berbentuk Komik ... 14

1. Definisi dan Karakteristik Komik ... 14

2. Jenis-jenis Komik ... 15

3. Komik sebagai Media Pembelajaran ... 19

4. Kelebihan-kelebihan komik ... 20

5. Kekurangan-kekurangan komik ... 21

F. Penelitian dan Pengembangan ... 21

G. Hasil Penelitian yang Relevan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Model Pengembangan ... 30

B. Prosedur Pengembangan ... 30

C. Uji Coba Produk ... 31

D. Subjek Uji coba ... 33

E. Jenis Data ... 34

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 34


(16)

xiv

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN ... 38

A. Desain Awal Produk ... 38

1. Konsep Produk ... 38

2. Sketsa Produk ... 39

3. Pengumpulan Bahan Produk ... 39

4. Pembuatan Komik Akuntansi... 40

B. Data Validasi Ahli ... 46

C. Revisi Produk Ahli ... 78

D. Data Uji Coba Perorangan ... 83

E. Revisi Produk Dari Uji Coba Perorangan ... 92

F. Data Uji Coba Kelompok Kecil ... 92

G. Revisi Produk Dari Uji Kelompok Kecil ... 101

H. Data Uji Coba Lapangan ... 101

I. Revisi Produk Dari Uji Lapangan ... 109

J. Analisis Data ... 109

1. Analisis Data Dari Ahli Materi ... 110

2. Analisis data Dari Ahli Media ... 134

3. Analisis Data Dari Uji Coba Perorangan ... 146

4. Analisis Data Dari Uji Kelompok Kecil ... 154

5. Analisis Data Dari Uji Lapangan ... 161

K. Kajian Produk Akhir ... 168

BAB V PENUTUP ... 170

A. Kesimpulan ... 170

B. Batasan ... 171

C. Saran ... 172

DAFTAR PUSTAKA ... 174

LAMPIRAN ... 176


(17)

xv

Halaman Tabel 2.1 Kompetensi Intidan Kompetensi dasar Akuntansi

SMK kelas X Semester Ganjil ... 12

Tabel 3.1 Pedomana konversi Data Kuantitatif ke data Kualitatif Dengan skala lima (PAP) ... 36

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Tahap I Produk Buku Komik Oleh Ahli Materi... 49

Tabel 4.2 Hasil Penilaian Tahap II Produk Buku Komik Oleh Ahli Materi... 54

Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Validasi Ahli Materi ... 60

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Produk Buku Komik oleh Ahli Materi II ... 61

Tabel 4.5 Hasil Penilaian Buku Komik oleh Ahli Media Tahap I ... 67

Tabel 4.6 Hasil Penilaian Buku Komik oleh Ahli Media Tahap II ... 72

Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Validasi Ahli Media ... 77

Tabel 4.8 Contoh Penilaian Produk Uji Coba Perorangan ... 84

Tabel 4.9 Data Penelitian siswa pada Uji Coba perorangan ... 88

Tabel 4.10 Contoh Penilaian Produk Uji Coba Kelompok Kecil ... 93

Tabel 4.11 Data Penilaian Siswa Pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 97

Tabel 4.12 Contoh Penilaian Produk Uji Coba Lapangan... 102

Tabel 4.13 Data Penilaian Siswa Pada Uji Coba Lapangan ... 105

Tabel 4.14 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Meteri oleh Ahli Materi I ... 111

Tabel 4.15 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Kebahasaan Oleh ahli Materi I ... 112

Tabel 4.16 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Penyajian oleh ahli Materi I ... 114

Tabel 4.17 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Kelayakan Media oleh Ahli Materi I ... 115

Tabel 4.18 Distribusi Frekuansi Penilaian I Aspek Tampilan Menyeluruh oleh Ahli Materi I... 117

Tabel 4.19 Kualiatas Buku Komik Hasil Validasi Pertama dari Ahli Materi ... 118

Tabel 4.20 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Meteri oleh Ahli Materi I ... 119

Tabel 4.21 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Kebahasaan oleh Ahli Materi I ... 121

Tabel 4.22 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Penyajian oleh Ahli Materi I ... 122

Tabel 4.23 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Kelayakan Media oleh Ahli Materi I ... 124

Tabel 4.24 Distribusi Frekuansi Penilaian II Aspek Tampilan Menyeluruh oleh Ahli Materi I... 125

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi Oleh Ahli Materi II ... 127 Tabel 4.26 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan


(18)

xvi

Oleh Ahli Materi II ... 128 Tabel 4.27 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek penyajian

Oleh Ahli Materi II ... 130 Tabel 4.28 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Oleh Ahli Materi II ... 131 Tabel 4.29 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Oleh Ahli Materi II ... 132 Tabel 4.30 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Kebahasaan

Oleh Ahli Media ... 134 Tabel 4.31 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Penyajian

Oleh Ahli Media ... 136 Tabel 4.32 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek

Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 137 Tabel 4.33 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Tampilan

Menyeluruh Oleh Ahli Media ... 139 Tabel 4.34 Kualitas Buku komik hasil Validasi Pertama ... 140 Tabel 4.35 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Kebahasaan

Oleh Ahli Media ... 141 Tabel 4.36 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Penyajian

Oleh Ahli Media ... 142 Tabel 4.37 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek

Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 144 Tabel 4.38 Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Tampilan

Menyeluruh Oleh Ahli Media ... 145 Tabel 4.39 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi

Dari Uji Coba Perorangan ... 147 Tabel 4.40 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan

Dari Uji Coba Perorangan ... 148 Tabel 4.41 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian

Dari Uji Coba Perorangan ... 149 Tabel 4.42 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Dari Uji Coba Perorangan ... 151 Tabel 4.43 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Dari Uji Coba Perorangan ... 152 Tabel 4.44 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi

Dari Uji Coba kelompok Kecil ... 154 Tabel 4.45 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan

Dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 155 Tabel 4.46 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian

Dari Uji Coba Kelompok kecil ... 157 Tabel 4.47 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 158 Tabel 4.48 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Dari Uji Coba Kelompok Kecil ... 160 Tabel 4.49 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi

Dari Uji Coba Lapangan ... 161 Tabel 4.50 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan


(19)

xvii

Tabel 4.51 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian

Dari Uji Coba Lapangan ... 164 Tabel 4.52 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kelayakan Media

Dari Uji Coba Lapangan ... 165 Tabel 4.53 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan Menyeluruh

Dari Uji Coba lapangan ... 166 Tabel 4.54 Hasil Wawancara dari Perwakilan Uji Coba Perorangan

Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Lapangan ... 169


(20)

xviii

Halaman

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan ... 40

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Kata Pengantar ... 41

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Kompetensi ... 41

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Daftar Isi ... 42

Gambar 4.5 Tampilan Halaman Petunjuk Penggunaan Buku Komik ... 42

Gambar 4.6 Tampilan Halaman Pengenalan Tokoh ... 43

Gambar 4.7 Tampilan Halaman Materi ... 43

Gambar 4.8 Tampilan Latihan Soal ... 44

Gambar 4.9 Tampilan Halaman Kunci Jawaban ... 44

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Evaluasi ... 45

Gambar 4.11 Tampilan Halaman Profil penulis ... 45

Gambar 4.12 Tampilan Halaman Kata Pengantar Sebelum Revisi... 79

Gambar 4.13 Tampilan Halaman Kata Pengantar setelah Revisi ... 79

Gambar 4.14 Tampilan Halaman Indikator sebelum Revisi ... 80

Gambar 4.15 Tampilan Halaman Indikator setelah Revisi ... 80

Gambar 4.16 Tampilan Halaman Depan Sebelum Revisi ... 81

Gambar 4.17 Tampilan Halaman Depan Setelah Revisi ... 80

Gambar 4.18 Tampilan Halaman Petunjuk Buku Komik Sebelum Revisi .... 82

Gambar 4.19 Tampilan Halaman Petunjuk Buku Komik Setelah Revisi ... 83

Gambar 4.20 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Materi Oleh Ahli Materi I ... 112

Gambar 4.21 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Materi I ... 113

Gambar 4.22 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Penyajian Oleh Ahli Materi I ... 115

Gambar 4.23 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Materi I ... 116

Gambar 4.24 Diagram Batang Distribusi Frekuensi PenilaianTahap I Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi I ... 118

Gambar 4.25 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Materi Oleh Ahli Materi I ... 120

Gambar 4.26 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Materi I ... 122

Gambar 4.27 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Penyajian Oleh Ahli Materi I ... 123

Gambar 4.28 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Materi I ... 125

Gambar 4.29 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi I ... 126

Gambar 4.30 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Materi Oleh Ahli Materi II ... 128

Gambar 4.31 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Materi II ... 129

Gambar 4.32 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Penyajian Oleh Ahli Materi II ... 130


(21)

xix

Gambar 4.33 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian

Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Materi II ... 132 Gambar 4.34 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian

Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi II ... 133 Gambar 4.35 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Media ... 135 Gambar 4.36 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek penyajian Oleh Ahli Media ... 137 Gambar 4.37 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 138 Gambar 4.38 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap I

Aspek Tampilan Menyeluruh Oleh Ahli Materi II ... 140 Gambar 4.39 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Kebahasaan Oleh Ahli Media ... 142 Gambar 4.40 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Penyajian Oleh Ahli Media ... 143 Gambar 4.41 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Kelayakan Media Oleh Ahli Media ... 145 Gambar 4.42 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Penilaian Tahap II

Aspek Tampilan Menyeluruh oleh Ahli Media ... 146 Gambar 4.43 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Materi pada Uji Coba Perorangan ... 148 Gambar 4.44 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kebahasaan pada Uji Coba Perorangan ... 149 Gambar 4.45 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Penyajian pada Uji Coba Perorangan ... 150 Gambar 4.46 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Kelayakan

Media pada Uji Coba Perorangan ... 152 Gambar 4.47 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Tampilan

Menyeluruh pada Uji Coba Perorangan ... 153 Gambar 4.48 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Materi pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 155 Gambar 4.49 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kebahasaan pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 156 Gambar 4.50 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Penyajian pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 158 Gambar 4.51 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kelayaan Media pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 159 Gambar 4.52 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Tampilan

Menyeluruh pada Uji Coba Kelompok Kecil ... 161 Gambar 4.53 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Materi pada Uji Coba Lapangan ... 162 Gambar 4.54 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Kebahasaan pada Uji Coba Lapangan ... 163 Gambar 4.55 Diagram Batang Distribusi Frekuensi

Aspek Penyajian pada Uji Coba Lapangan ... 165 Gambar 4.56 Diagram Batang Distribusi Frekuensi


(22)

xx

Gambar 4.57 Diagram Batang Distribusi Frekuensi Aspek Tampilan

Menyeluruh pada Uji Coba Lapangan ... 167


(23)

xxi

Halaman Lampiran 1 Sketsa Produk ... 177 Lampiran 2 Lembar Evaluasi ... 182

A. Ahli Materi I ... 182 B. Ahli Media ... 189

... C. Ahli Materi II... 195 D. Uji Coba Perorangan ... 203 E. Uji Coba Kelompok Kecil ... 210 F. Uji Coba Lapangan ... 217 Lampiran 3 Hasil Validasi ... 223 A. Penilaian dari Ahli Materi I ... 223 1. Revisi I ... 223 2. Revisi II ... 230 B. Penilaian dari Ahli Materi II ... 237 C. Penilaian dari Ahli Media ... 245 1. Revisi I ... 245 2. Revisi II ... 251 Lampiran 4 Contoh Penilaian Kuisioner Uji coba ... 258 A. Penilaian Dari Uji Coba Perorangan ... 258 B. Penilaian dari Uji Coaba Kelompok Kecil ... 266 C. Penilaian dari Uji Coba Lpangan ... 274 Lampiran 5 Dokumentasi ... 281 A. Dokumentasi pada saat Uji Coba Perorangan ... 281 B. Dokumentasi Pada Saat Uji Coba Kelompok Kecil ... 283 C. Dokumentasi Pada saat Uji Coba Lapangan ... 284 Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian ... 286 A. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 287 B. Surat Ijin Penelitian dari SETDA DIY ... 288 C. Sutar Ijin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa

Kab. Sleman ... 289 D. Surat Ijin Penelitian dari Badan Perencanaan


(24)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di suatu negara dapat menentukan perkembagan negara ke arah yang positif. Kemajuan pendidikan merupakan tolak ukur bagi suatu negara yang menginginkan sebuah masyarakat yang memiliki pemikiran, sikap serta tindakan yang mampu mendukung gerak negara tersebut ke arah yang lebih baik. Keberhasilan pendidikan akan menentukan perkembangan suatu negara menuju kemandirian dalam semua bidang kehidupan. Salah satu indikator keberhasilan pendidikan adalah terbentuknya individu yang cakap dan mandiri melalui suatu proses belajar. Muhibin Syah dalam Elis Mediawati (2011:68) mendefinisikan belajar sebagai tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh tiga aspek utama yaitu peserta didik, pendidik dan sumber belajar. Namun, saat ini yang sering menjadi masalah adalah belum terdapatnya keselarasan diantara tiga aspek tersebut. Bentuk ketidakselarasan itu diantaranya verbalisme, salah tafsir, perhatian tidak terpusat dan tidak terjadinya pemahaman.

Beberapa masalah diatas merupakan akibat dari belum optimalnya proses komunikasi dua arah yaitu antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Maka dari itu pengelolaan alat bantu pembelajaran


(25)

berupa media sangat dibutuhkan untuk membantu proses pembelajaran. Dalam proses ini kedudukan media cukup penting karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menggunakan media sebagai perantara. Media pembelajaran dapat mewakili apa yang kurang mampu dijelaskan oleh guru melalui kata-kata tertentu. Beberapa jenis media dapat digunakan dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Media dapat digolongkan menjadi media grafis, fotografis, media tiga dimensi, media proyeksi, media audio dan lingkungan sebagai media pengajaran. Dalam penggunaannya tidak ada media yang mutlak digunakan dalam pelajaran tertentu. Penggunaan media pada mata pelajaran tergantung pada kebutuhan bahan ajar dan tujuan pembelajaran itu sendiri (Rivai, 2011).

Media grafis termasuk dalam media visual. Media grafis dapat mengkombinasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara ungkapan kata-kata dan gambar. Nilai media grafis terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian siswa dalam menyampaikan jenis informasi tertentu secara cepat. Peran utama dari media grafis adalah memvisualisasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan dalam bentuk yang ringkas dan padat. Salah satu media pembelajaran dalam bentuk grafis adalah komik.

Penggunaan komik sebagai media pembelajaran mempunyai peranan yang penting yaitu komik memiliki kemampuan dalam menciptakan minat belajar siswa serta membantu siswa mempermudah memahami materi pelajaran yang telah disampaikan oleh pendidik. Keberadaan komik dapat dijadikan solusi terhadap adanya resiko kegagalan dalam suatu proses


(26)

pembelajaran. Posisi media ini akan berlaku pada proses pembelajaran di semua cabang ilmu pengetahuan sesuai dengan karakteristik masing-masing ilmu.

Akuntansi bukan suatu pelajaran yang sulit tetapi juga bukan pelajaran cerdas-tangkas. Akuntansi merupakan pelajaran yang menuntut penalaran dan pemahaman, banyak siswa yang belajar Akuntansi merasakan sulitnya memahami akuntansi. Mata pelajaran ini sering dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan bagi siswa. Anggapan bahwa akuntansi adalah mata pelajaran yang sulit, rumit dan membosankan ini salah satunya dipengaruhi oleh penggunaan media yang tidak tepat dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akuntansi serta beberapa siswa di SMK Muhammadiyah Cangkringan Sleman Yogyakarta diperoleh informasi bahwa guru sering mengajar dengan menggunakan media pelajaran yang kurang bervariasi, sejauh ini guru hanya menggunakan media berupa papan tulis dan buku pelajaran sebagai sumber belajar. Hal ini membuat siswa menjadi malas untuk belajar dan pemahaman siswa sulit untuk ditingkatkan. Untuk menanggapi hal tersebut, peneliti mengembangkan media pembelajaran berupa buku komik sebagai media pembelajaran aktif. Melalui media pembelajaran berupa buku komik ini siswa dapat belajar secara mandiri baik di rumah maupun disekolah. Oleh karena itu, buku komik dapat dijadikan media pembelajaran yang cocok untuk meningkatkan pemahaman siswa terutama pada mata pelajaran akuntansi khususnya pada materi pesamaan dasar akuntansi yang menarik bagi siswa.


(27)

Dewasa ini telah dikembangkan berbagai bentuk media yang berupaya untuk menghasilkan suatu media yang mendukung pembelajaran yang menyenangkan, tentunya dengan tidak meninggalkan tujuan utama dari penggunaan media yaitu sebagai alat bantu penyampaian pesan pembelajaran kepada siswa sehingga mudah dipahami.

Media komik dapat dijadikan alternatif media dalam pembelajaran Akuntansi. Salah satu media grafis ini dapat menampilkan visualisasi atas materi yang perlu dibarengi dengan ilustrasi gambar. Komik menggabungkan teks dan gambar dalam bentuk yang kreatif. Perpaduan inilah yang membuat komik mudah untuk dipahami oleh semua orang dari segala usia. Sehingga komik dapat menarik perhatian dan semangat siswa untuk belajar dan mengajari siswa untuk menerjemahkan cerita ke dalam gambar, bahkan seolah-olah siswa dihadapkan pada konteks yang nyata sehingga muncul efek yang membekas pada siswa dan dapat mengingat lebih lama. Materi dalam komik dapat dijelaskan secara sungguh-sungguh, yang artinya bahwa materi dalam bentuk gambar dapat menjelaskan keseluruhan cerita atau materi yang dibarengi oleh ilustrasi gambar untuk mempermudah siswa dengan mengetahui bentuk atau contoh kongkret apa maksud materi. Berdasarkan uaraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGEMBANGAN KOMIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK SISWA SMK KELAS X”.


(28)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah kelayakan produk komik akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi berdasarkan penilaian dari ahli media, ahli materi dan praktisi pembelajaran akuntansi (guru akuntansi SMK) untuk meningkatkan pemahaman siswa SMK kelas X” ?

C. Batasan Masalah

Dalam mata pelajaran akuntansi kelas X pada standar kompetensi Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa memiliki beberapa kompetensi dasar. Oleh karena itu, peneliti membatasi hanya pada kompetensi dasar yang membahas tentang penafsiran persamaan akuntansi.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu mengembangkan media pembelajaran akuntansi berupa komik yang layak digunakan dalam pelajaran akuntansi khususnya pada kompetensi penafsiran persamaan akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa SMK kelas X.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mencapai kompetensi penafsiran perasamaan


(29)

akuntansi. Produk media pembelajar berupa komik yang dikembangkan ini memiliki spesifikasi anatar lain:

1. Media komik akuntansi ini memuat materi untuk mencapai kompetensi penafsiran persamaan akuntansi bagi siswa-siswa SMK kelas X.

2. Media komik akuntansi adalah komik yang berisi tentang materi pelajaran akuntansi yang disajikan secara deskriptif dan naratif dengan tujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mengoptimalkan cara kerja otak untuk mengingat materi pelajaran akuntansi. Komik ini berisi tentang materi persamaan dasar akuntansi.

3. Media pembelajaran komik dibuat semenarik mungkin dengan alur cerita yang jelas agar para siswa dapat mudah memahaminya, sehingga materi yang disampaikan dapat melekat pada ingatan siswa.

4. Media pembelajaran komik ini dapat digunakan sebagai media pendukung kegitan belajar siswa di luar kelas atau secara mandiri di rumah maupun di sekolah.

5. Didalam media pembelajaran komik ini juga di lengkapi dengan soal latihan dan evaluasi yang berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa.

F. Pentingnya Pengembangan 1. Bagi Siswa

Penggunaan media melalui komik pada pelajaran akuntansi dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami materi akuntansi.


(30)

Disamping itu siswa memiliki pengalaman yang menarik dan menyenangkan dalam mempelajari akuntansi yang terkesan sulit.

2. Bagi guru

Diharapkan guru dapat menggunakan media pembelajaran dalam bentuk komik sebagai alternatif metode pelajaran sehingga siswa tidak merasa bosan.

3. Bagi sekolah

Menambah koleksi media pembelajaran akuntansi yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran atau secara mandiri. Selain itu media pembelajran dalam bentuk komik akuntansi dapat memberikan inspirasi bagi sekolah untuk menggembangkan media-mdia pembelajaran pada mata pelajaran lainya

4. Bagi peneliti

Penelitian dan pengembangan merupakan wadah untuk menerapkan setiap pengetahuan yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. Selain itu penelitian ini memberikan pengalaman baru dalam membuat media pembelajaran akuntansi yang menarik untuk digunakan dalam proses pembelajaran diluar kelas.


(31)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut Gerlach dan Ely sebagaimanayang dikutip oleh Sri Anitha (2010: 5), Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

Menurut Gagne dalam Arif S. Sardiman (2011: 6) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Bringgs dalam Arif S. Sardiman (2011: 6) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.

Bertolak dari berbagai pendapat ketiga tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan perantara pesan yang merangsang


(32)

siswa untuk belajar yaitu dengan cara menangkap, memproses dan menerima pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Pengertian perantara dalam hal ini terutama alat-alat fisik baik itu alat grafis, fotografis ataupun elektrolis.

B. Pengertian Akuntansi

Perkembangan akuntansi terjadi bersamaan dengan ditemukkanya sistem pembukuan berpasangan (double entry book keeping system) oleh pedagang venesia yang merupakan kota dagang terkenal di italia. Pada tahun 1494 diterbitkan sebuah buku tentang pelajaran pembukuan berpasangan yang ditulis oleh seorang pemuka agama dan ahli matematika bernama Luca Pacioli. Buku itu berjudul summa de arithmatica, geometrica, proportioni et proportionalita dan membahas pelajaran ilmu pasti. Dalam yang berisi terdapat beberapa bagian yng berisi pelajaran pembukuan untuk pengusaha. Bagian yang berisi pelajaran pembukuan itu berjudul tractatus de computis et scriptorio.

Akuntansi menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountans) dalam kardiman (2010: 2) akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan dengan sutau cara tertentu dan dalam nilai uang terhadap kejadian atau transaksi paling sedikit atau sebagian sifat keuangan dan penafsiran terhadap hasil-hasilnya. Akuntansi dikatakan sebagai seni karena akuntansi membutuhkan kemampuan, keyakinan, insting dan kreatifitas ditambah keahlian dari pada individu yang bergerak di


(33)

dalamnya. Selain pengertian ini masih ada pengertian lainya yaitu akuntansi sebagai suatu proses.

Akuntansi menurut AAA (American Accounting Association) dalam kardiman (2010:2) akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran,dan penyampaian informasi ekonomi yang memungkinkan dilakukanya penilaian dan keputusan yang tepat bagi para pemakai informasi tersebut.

Saat ini, akuntansi telah familiar disebut sebagai language of business

atau bahasa dunia usaha (Endang, 2011: 4). Penyebutan ini dikarenakan produk dari akuntansi adalah laporan keuangan yang merupakan sumber pertukaran informasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Jika dilihat dari sudut pandang lain yaitu di dalam perusahaan, akuntansi merupakan suatu proses di dalam suatu perusahaan yang mendukung keberlangsungan usaha suatu perusahaan.

C. Tujuan Pembelajaran Akuntansi

Mempelajari ilmu akuntansi dapat memberikan maanfaat positif bagi seseorang dalam mengelola keuangan pribadi maupun dunia usahanya, sehingga dapat memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta dapat memperole sajian informasi biaya dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Dengan ilmu ini juga seseorang dapat memprediksi dan meningkatkan rencana kedepan.


(34)

D. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Akuntansi

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi 2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan


(35)

(kompetensi 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

KI terdiri atas sejumlah KD sebagai acuan baku yang harus dicapai. Berikut adalah SK dan KD Akuntansi SMK kelas X:

Tabel 2.1 KI dan KD Akuntansi SMK Kelas X Semester Ganjil

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianut

2. Menghayati dan mengamalkan prilaku-prilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab,peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerja sama,cinta damai, responsif, dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas

1.1 Menunjukkan keimanan sebagai rasa syukur dan keyakinan terhadap kebesaran sang pencipta karna menyadari keteraturan dan kompleksitas alam dan jagadraya yang diatur oleh sang pencipta.

2.1 Memiliki motivasi internal dan menunjukkan rasa ingin tahu


(36)

berbagai permasalahan bangsadalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan dan menjelaskan pengethuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi , seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minat untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan

menyajikan dalam dalam ranah konkrit dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang di pelajari di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

dalam menemukan dan memahami ilmu pengetahuan dasar tentang ilmu yang dipelajari.

2.2 Menunjukkan prilaku ilmiah (disiplin, jujur, teliti, tanggung jawab, obyektif, kritis, kreatif, inovativ, santun, peduli dan ramah lingkungan) dalam melakukan pekerjaan sebagai bagian dari sikap ilmiah.

2.3 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam pembelajaran sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap kerja

3.9 Menjelaskan persamaan dasar akuntansi

4.9 Menyusun persamaan dasar akuntansi.


(37)

Sumber: Asep Ropi smkplusqurota.blogspot.com . Dari tuntutan materi yang harus dipelajari oleh siswa pada jenjang kelas X SMK tersebut di atas, terdapat salah satu materi pokok yaitu kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi. Kompetensi ini membutuhkan pendalaman konsep materi yang memadai, sehingga siswa tidak hanya sekedar menghafal kebiasaan pencatatan dari transaksi yang ada. Kedalaman pemahaman konsep yang dimiliki siswa akan membantu memudahkan siswa untuk memahami kompetensi kompetensi.

E. Media Pembelajaran Berbentuk Komik 1. Definisi dan Karakteristik Komik

McCloud dalam MS Gumelar (2011: 6) memaparkan definisi “komik adalah gambar yang berjajar dalam urutan yang disengaja dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik dari pembaca”. Komik dalam etimologi bahasa Indonesia berasal dari kata “comic” yang

kurang lebih secara semantik berarti lucu, lelucon (MS Gumelar, 2011: 2). Dengan pengertian ini pantaslah jika banyak orang yang mempunyai presepsi bahwa komik adalah sesuatu yang identik dengan suatu hal yang lucu. Lucu dalam hal ini mencakup segi gambar tokoh yang ditampilkan dan juga konten yang ada pada komik tersebut. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 64) memberikan definisi yang senada bahwa komik adalah suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar untuk memberikan hiburan kepada


(38)

para pembacanya. Dengan berbagai definisi yang berasal dari para tokoh tersebut tidak heran jika predikat menghibur dan menyenangkan telah melekat pada komik semenjak awal kemunculannya pada tahun 1980-an.

2. Jenis-jenis Komik

Berikut adalah jenis-jenis komik beserta penjabarannya yang diambil dari sebuah website yang bernama jagoan comic (2007):

1) Kartun/Karikatur (Cartoon)

Kartun yang hanya berupa satu tampilan saja, dengan beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan- tulisan. Biasanya komik tipe kartun/karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial (kritikan) atau politik (sindiran) yang dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya.

2) Komik Potongan (Comic Strip)

Bentuk komik ini hanya berupa penggalan-penggalan gambar yang disusun/dirangkai menjadi sebuah alur cerita pendek. Namun isiceritanya tidak terpaku harus selesai pada satu kali terbitan namun dapat juga dijadikan suatu cerita bersambung/berseri. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Komik Potongan (Comic Strip) ini biasanya disodorkan dalam tampilan harian atau mingguan di sebuah surat kabar, majalah maupun tabloid/buletin. Penyajian isi cerita juga dapat berupa humor/banyolan atau cerita yang serius namun disenangi oleh pembaca.


(39)

Contoh: Panji Koming di surat kabar Kompas dan Gibug (Komik Potongan yang dijadikan buku saku).

3) Buku Komik (Comic Book)

Kumpulan gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (ComicBook) ini acap kali disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam buku komik berisikan 32 halaman, biasanya pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, buku ini biasanya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain. Buku komik dibagi menjadi beberapa macam, antara lain:

a) Komik Kertas Tipis (Trade Paperback)

Buku komik ini berukuran seperti buku biasa, tidak terlalu lebar dan besar. Walau berkesan tipis namun bisa juga dikemas dengan menggunakan kualitas kertas yang baik/ bagus sehingga penampilan/ penyajian buku ini terlihat menarik. Apalagi dengan gambar dan warna yang cantik, membuat buku komik ini sangat digemari.

b) Komik Majalah (Comic Magazine)

Buku komik ini berukuran seperti majalah (ukuran besar), biasanya menggunakan tipe kertas yang tebal dan keras untuk sampulnya. Dengan ukuran yang besar tersebut misalnya, 64 halaman bisa menampung banyak gambar dan isi cerita. Contoh : komik Tintin, Asterix dan Obelix.


(40)

Biasanya isi ceritanya lebih panjang dan komplikasi serta membutuhkan tingkat berpikir yang lebih dewasa untuk pembacanya. Isi buku bisa lebih dari 100 halaman. Bisa juga dalam bentuk seri atau cerita putus.

d) Komik Tahunan (Comic Annual)

Bila pembuat komik sudah dalam skup penerbit yang serius, si penerbit akan secara teratur/ berskala (misalkan setiap tahun atau setiap beberapa bulan sekali) akan menerbitkan buku-buku komik baik itu cerita putus maupun serial. Contoh komik tahunan yang ada di dalam negeri, yaitu M&C Gramedia, PMK, Mizan, Terant, Bumi Langit, Jagoan Comic, dan sebagainya. Adapun contoh yang ada di luar negeri, yaitu Marvel Comics, DC Comics, dan sebagainya.

e) Album Komik (Comic Album)

Para penggemar bacaan komik baik itu komik karikatur maupun komik strip dapat mengkoleksi (hasil guntingan dari berbagai sumber media bacaan), dimana hasil koleksinya dikumpulkan dan disusun rapi menjadi sebuah bundelan/ album bacaan.

f) Komik Online (Webcomic)

Selain media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid dan buletin, media internet juga dapat dijadikan sarana dalam mempublikasikan komik-komik. Dengan menyediakan situs web maka para pengunjung/ pembaca dapat menyimak komik.


(41)

Dengan menggunakan media internet, jangkauan pembacanya bisa lebih luas (diseluruh dunia yang memiliki koneksi internet dapat mengaksesnya) dari pada media cetak. Komik online bisa dijadikan langkah awal untuk mempublikasikan komik-komik dengan biaya yang relatif lebih murah dibanding media cetak.

(Contoh:www.gibug.comdan www.kaptenbandung.com) g) Buku Instruksi dalam Format Komik (Instructional Comics)

Tidak sedikit sebuah panduan atau instruksi sesuatu dikemas dalam format komik, bisa dalam bentuk buku komik, poster komik, atau tampilan lainnya. Pengguna/ pembaca akan lebih mudah cepat mengerti bila melihat alunan gambar dari pada harus membaca prosedur-prosedur dalam bentuk tulisan. Selain itu, dapat menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

h) Rangkaian Ilustrasi (Storyboard)

Biasanya didalam dunia perfilman maupun periklanan, sebelum melangkah dalam pembuatan film/ iklan akan lebih mudah bekerjanya bila dibuatkan rangkaian ilustrasinya terlebih dahulu, biasanya rangkaian ilustrasi ini dibuat dalam bentuk gambar, dan sudah tentu rangkaian ilustrasi gambar tersebut disusun menjadi sebuah rangkaian yang bisa disebut komik. Namun tidak usah jauh-jauh ke dalam dunia perfilman/ iklan, sebelum para komikus membuat komik sudah pasti terlebih dahulu membuat sebuah rangkaian ilustrasinya, setelah itu baru


(42)

diproses penggambaran, penintaan, pewarnaan dan penataan tampilan (layout).

i) Komik Ringan (Comic Simple)

Biasanya jenis komik ini terbuat dari hasil cetakan kopian dan steples (buatan tangan). Hal ini dimana pemilik dan pembuat komik dengan biaya yang rendah turut dapat menciptakan komik-komik dan berkarya, cara ini digunakan sebagai alternatif cara untuk turut berkarya kecil-kecilan, bisa dijadikan langkah awal bagi para komikus. Contoh: Kakek Bejo (pragatcomic.com).

j) Perencanaan dalam Pikiran (Planning on Mind)

Cukup sering bila kita ingin melakukan sesuatu, terlebih dahulu kita membayangkan apa-apa saja yang akan kita lakukan nantinya (persiapan). Dengan bayangan-bayangan dalam pikiran tersebut sebenarnya sudah menjadi rangkaian gambar-gambar yang mana bisa juga disebut juga sebagai komik, hanya saja gambar-gambar tersebut tidak tertuang dalam coretan diatas kertas melainkan tergambar didalam pikiran kita.

3. Komik sebagai Media Pembelajaran

Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2005: 65). Eksperimen ini tentunya bermaksud untuk membawa nuansa kesenangan yang dapat diciptakan


(43)

oleh komik di dalam ruang pembelajaran. Penggunaan komik memiliki kemampuan untuk menciptakan minat belajar siswa serta membantu siswa dalam mempermudah mengingat materi pelajaran yang dipelajarinya (Elis Mediawati, 2011: 70). Pembelajaran yang menyenangkan akan membuat otak siswa berada pada kondisi rileks sehingga pelajaran yang disampaikan pun akan lebih terserap dengan baik. Materi yang dirasa rumit akan lebih dapat diuraikan.

4. Kelebihan-Kelebihan komik

Komik sebagai media pembelajaran dalam Riska Dwi dan M. Syaichudin (2010: 78):

a) Peranan pokok dari buku komik dalam instruksional adalah kemampuannya dalam menciptakan minat peserta didik.

b) Membimbing minat baca yang menarik pada peserta didik, serta c) Melalui bimbingan dari guru, komik dapat berfungsi sebagai jembatan

untuk menumbuhkan minat baca.

d) Komik menambah pembendaharaan kata-kata pembacanya.

e) Mempermudah anak didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.

f) Dapat mengembangkan minat baca anak dan salah satu bidang studi yang lain.

g) Seluruh jalan cerita komik pada menuju satu hal yakni kebaikan atau studi yang lain.


(44)

5. Kekurangan-Kekurangan komik

Komik sebagai media pembelajaran juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

a) Guru harus menggunakan motivasi potensial dari buku-buku komik, tetapi jangan berhenti hanya sampai disitu saja, apabila minat baca telah dibangkitkan cerita bergambar harus dilengkapi oleh materi bacaan film, gambar, tetap model (foto), percobaan serta berbagai kegiatan yang kreatif.

b) Kemudahan orang membaca komik membuat malas membaca sehingga menyebabkan penolakan-penolakan atas buku-buku yang tidak bergambar.

F. Penelitian dan Pengembangan (Research and Depelopment )

Meteode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa inggrisnya

research and depelopment adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut borg and gall (1989 : 624), educational research and depelopmant is a process used to develop and validate educational product. Atau dapat diartikan bahwa penelitian pengembangan pendidikan adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangan dan memvalidasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan produk yang sudah ada melainkan untuk menemukan pengetahuan dan jawaban atas permasalahan praktis.


(45)

Metode pengembangan dan penelitian juga didefinisikna sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011 : 297), selanjutnya, penelitian pengembangan adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktik (Sukmadinata 2009) penelitian pengembangan juga diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sujadi, 2003: 164). Sejalan dengan hal tersebut, menurut Richey and klein (2007 : 1), pengembangan adalah proses penerjamahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik yang berkaitan dengan desain sistematik, pengembangan dan evaluasi memproses dengan maksud menetapakan dasar empiris untuk mengkreasikan produk pembelajran dan non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan pengembangan yang sudah ada.

Model penelitian pengembangan menurut sugiyono (2009 : 409), penelitian dan pengembangan terdiri dari 10 langkah yaitu :

1. Potensi dan masalah.

Penelitian harus berangkat dari potensi atau masalah. Potensi adalah segala seuatu yang memiliki nilai tambah sedangkan masalah adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan.

2. Pengumpulan data.

Pengumpulan berbagai data yang diperlukan dalam perancangan produk.


(46)

Pembuatan rancangan produk awal yang akan dibuat lengkap dengan spesifikasinya.

4. Validasi desain

Proses penilaian terhadap rancangan berdasarkan pemikiran rasional bukan fakta di lapangan, denngan cara menghadirkan para ahli yang sesuai. 5. Revisi desain.

Koreksi ahli dijadikan untuk bahan perbaikan produk. 6. Uji coba produk

Hasil dari perbaikan dibuat prototipe jadi, kemudian diuji cobakan penggunaanya pada kelompok terbatas. Desain ujicoba produk menggunakan desain ekperimen dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah (befoer-after) menggunakan produk atau menggunakan kelompok kontrol (pretest-postest group desain). Kemudian dilakukan uji efektifitas dengan menggunakan uji-t.

7. Revisi produk

Proses perbaikan produk berdasarkan saran dan hasil uji efektifitas pada uji coba produk.

8. Uji coba pemakaian

Ujicoba pemakaian produk yang lebih luas dan tetap dinilai kekuarangan dna hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.


(47)

Perbaikan dilakukan apabila ada saran perbaiakan atau usulan pada ujicoba pada kelompok luas.

10. Produksi masall

Setelah beberapa kali pengujian dan dinilai efektif maka dapat dilakukan produksi secara masall.

Dengan model borg dan gell (Sukmadinata, 2010 : 169-170), maka prosedur yang ditempuh dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dan pengumpulan data

Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan data awal untuk kajian pustaka, pengamatan kelas, identifikasi permasalahan dan merangkum permasalahan.

2. Perencanaan

Melakukan perencanaan yaitu identifikasi dan definisi ketrampilan, perumusan tujuan dan uji ahli atau uji coba pada sekala kecil.

3. Pengembangan draf produk

Mengembangkan jenis/bentuk produk awal meliputi penyiapan materi pempelajaran, penyusunan buku petunjuk, dan perangkat evaluasi.

4. Uji coba lapangan awal

Melakukan uji coba lapangan awal tahap awal, dilakukan terhadap 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi, wawancara, kuesioner dan dilanjutkan analisi data. 5. Merevisi hasil uji coba


(48)

melakukan revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran-saran dari hasil uji lapangan awal.

6. Uji coba lapangan

Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah, dengan 30-100 subjek.

7. Penyempurnaan produk hasil uji lapangan

Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan masukan dan saran-saran hasil uji lapangan utama.

8. Uji pelaksanaan lapangan.

Melakukan uji lapangan oprasional (dilakukan terhadap 10-30 sekolah, melibatkan 40-200 subjek), data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan kuesioner.

9. Penyempurnaan produk akhir.

Perbaikan terhadap produk akhir, berdasarkan saran dalam uji coba lapangan.

10.Disemenasi dan implementasi

Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk, melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerjasama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.

Salah satu model desain pembelajaran adalah model Dick and Carey (1985). Model ini termasuk ke dalam model prosedural.


(49)

1. Mengidentifikasikan tujuan umum pembelajaran. 2. Melaksanakan analisi pembelajaran.

3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa. 4. Merumuskan tujuan performansi.

5. Mengembangkan butir–butir tes acuan patokan. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran.

7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran. 8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif. 9. Merevisi bahan pembelajaran.

10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Model Dick and Carey Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Setiap langkah sangat jelas maksud dan tujuannya sehingga bagi perancang pemula sangat cocok sebagai dasar untuk mempelajari model desain yang lain. Kesepuluh langkah pada model Dick and Carey menunjukan hubungan yang sangat jelas, dan tidak terputus antara langkah yang satu dengan yang lainya. Dengan kata lain, system yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas dari satu urutan ke urutan berikutnya. Langkah awal pada model Dick and Carey adalah mengidentifikasi tujuan pembelajaran. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suaturancangan pembangunan.


(50)

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar:

 Pada awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran.

 Adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran yang dikehendaki.

 Menerangkan langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran

G. Hasil penelitian yang relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penelitian dan pengembangan terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Indriana Mei Listiyani (2012), yang berjudul “Pengembangan

Komik sebagai Media Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar

Persamaan Dasar Akuntansi untuk Siswa SMK Kelas X”menunjukkan bahwa media pembelajaran berbentuk Komik Akuntansi ini sangat layak untuk digunakan. Terbukti dengan skor penilaian oleh ahli materi sebesar 131,11 atau 87,54% yang termasuk dalam kriteria sangat baik, skor penilaian ahli media sebesar 105,50 atau 92% yang termasuk dalam kriteria sangat baikdan skor penilaian oleh praktisi pembelajaran sebesar 169 atau 99,39% yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Pada uji coba lapangan, dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan komik akuntansi, berhasil meningkatkan rata-rata


(51)

nilai tes siswa dari 51,88 manjadi 92,5. Dengan demikian, media pembelajaran berbentuk komik ini sangat layak digunakan untuk pembelajaran akuntansi di SMA Kelas X.

Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penelitian dan pengembangan terdahulu yang ada kaitanya dengan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan Anton Dedy Kurniawan (2011) yang berjudul “media pembelajaran

komik untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas VII SMP kanisius

gayam yogyakata dalam pokok bahasan wujut zat” hasl dari penelitian menunjukan bahwa (1) penerapan metode pembelajaran komik meningkatkan pemahaman konsep siswa pada kelas VIIA dan juga pada kelas VII B yang menggunakan metode ceramah berdasarkan penghitungan statistika p=0.000< α = 0.05 (signifikan) dan p= 0.045< α =0.05 (signifikan), (2) kelas dengan metode pembelajaran komik lebih baik dibandingkan dengan kelas yang menggunakan metode ceramah berdaarkan perhitungan statistik p = 0.000 < α =0.05 dan p =0.045 < α = 0.05 (signifikan). Minat siswa terhadap kedua metode pembelajaran tidak jauh berbeda terlihat dari hasil statistika yang menunjukkan p = 0.371 > α = 0.05 (tidak sgnifikan), tetapi jika dikaji dengan interval skor yang didapat, media pembelajaran komik masuk dalam kategori minat, sedangkan media ceramah masuk dalam kategori cukup berminat.

Penelitian yang dilakukan oleh Cita Murti Pramaeswari (2010) yang berjudul “komik sebagai media pembelajaran untuk membantu siswa kelas VIIF SMP N 1 yogyakarta belajar memahami hubungan antarsudut” Subjek dari penelitian ini adalah 35 siswa-siswi SMP N 1 yogyakarta kelas VIIF.


(52)

Kemudian dipilih 13 siswa sebagai subjek wawancara untuk dianalisis hasil belajar siswa dari segi kognitif dan subjek guru adalah peneliti. Penelitian ini mengunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa 3,4,5,6,dan 8 terjadi peningkatan pemahaman materi, sedangkan siswa 1 dan siswa 2 belum memahami materi yang disampaikan sedangkan 6 siswa lainya berpendapat bahwa pembelajaran dengan komik lebih dapat membantu siswa dalam mengingat materi.


(53)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk pembelajaran yang dikembangkan adalah komik akuntansi pada kompetensi menafsirkan persamaan akuntansi untuk meningkatkan pemahaman siswa SMK kelas X. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain pengembangan pembelajaran Walter Dick dan Lou Carey.

B. Prosedur Pengembangan

Dalam desain pengembangan pembelajaran Dick dan Carey terdapat sepuluh tahapan pengembangan pembelajaran, tetapi dalam pengembangan komik akuntansi ini tahapan pengembangan dibatasi sampai dengan sembilan tahapan, karena pengembangan komik akuntansi hanya sebatas uji coba

prototype produk. Hal ini sesuai dengan tujuan pengembangan yaitu menghasilkan Komik Akuntansi untuk Siswa SMK yang menarik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran secara mandiri di rumah.

Prosedur pengembangan akan memaparkan prosedur yang ditempuh pengembang dalam membuat produk. Prosedur pengembangan dapat dilihat pada gambar berikut:


(54)

C. Uji Coba Produk

C. Uji Coba Produk

Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui kelayakan komik sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Uji coba dalam pengembangan media pembelajaran berupa komik ini meliputi:

Tahap I

Melakukan studi pendahuluan untuk menentukan analisis kebutuhan.

Tahap II

Mengidentifikasi, menganalisis, dan mengembangkan komponen pembelajaran yang akan dikembangkan sesuai langkah-langkah Dick

andCarey.

Tahap III

Menyusun draft komik akuntansi pada kompetensi memmahami penyusunansiklus perusahaan jasa untuk meningkatkan pemahaman bagi siswa SMK kelas X.

Komik Akuntansi pada Kompetensi Memahami penyusunan siklus akuntansi perusahaan jasa untuk Meningkatkan Pemahaman Bagi Siswa SMK Kelas X

Evaluasi Formatif I Evaluasi Formatif II Evaluasi Formatif III Evaluasi Formatif IV

Tinjauan Ahli Materi dan Ahli Desain

Evaluasi Perorangan Evaluasi Kelompok

Kecil

Evaluasi Lapangan

Analisis

Revisi I

Analisis Analisis Analisis

Revisi II Revisi III

v


(55)

1. Validasi

Validasi oleh ahli media pembelajaran, ahli materi akuntansi, dan praktisi pembelajaran akuntansi (guru mata pelajaran akuntansi) bertujuan untuk mengevaluasi desain komik, isi materi, bahasa yang digunakan, dan lain-lain. Hasil data dari ahli media pembelajaran dan ahli materi akuntansi dianalisis untuk digunakan sebagai pijakan merevisi komik akuntansi (Revisi I).

2. Uji perorangan

Evaluasi formatif tahap kedua dilaksanakan setelah draft komik selesai direvisi pada tahap pertama. Uji coba perorangan dilakukan pada tiga orang siswa yang mempunyai latarbelakang prestasi yang berbeda, satu orang yang berkemampuan tinggi, satu orang yang berkemampuan sedang, dan satu orang yang berkemampuan rendah. Prosedur pengambilan sampel berdasarkan pada perolehan nilai mata pelajaran Akuntansi siswa SMK. Hasil uji coba dianalisis dan dijadikan landasan merevisi komik (Revisi II) sebelum dilakukan uji coba pada kelompok kecil.

3. Uji kelompok kecil

Setelah melalui revisi, draft komik dievaluasi kembali dengan menggunakan sekelompok kecil berjumlah sembilan orang yang terdiri dari tiga orang dengan prestasi di atas rata, tiga orang dengan prestasi rata-rata, dan tiga orang dengan prestasi di bawah rata-rata. Diantara mereka tidak termasuk tiga orang siswa yang telah ikut dalam evaluasi perorangan.


(56)

Hasil dari uji coba kelompok kecil akan dijadikan landasan untuk merevisi (Revisi III) draft komik sebelum uji coba lapangan.

4. Uji coba lapangan

Uji coba lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan penggunaan komik hasil pengembangan pada kondisi di kelas. Uji coba lapangan diberlakukan pada satu kelas, tidak termasuk siswa yang telah dikenakan evaluasi satu-satu dan evaluasi kelompok kecil.

Setelah dilakukan evaluasi formatif IV, maka kegiatan penelitian pengembangan akan dibatasi sampai tahap ini. Hasil akhir evaluasi (Revisi IV) dari pelaksanaan uji coba lapangan berupa Komik Akuntansi yang telah layak digunakan untuk membantu siswa SMK kelas X dalam memahami materi persamaan dasar akuntansi.

D. Subjek Uji Coba

Sebelum diujicobakan kepada siswa, produk yang dikembangkan ini divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi pembelajaran akuntansi (guru mata pelajaran akuntansi). Subjek uji coba produk yang dikembangkan ini adalah siswa kelas X dengan mengambil sampel di SMK Muhammadiyah Cangkringan Sleman. Uji coba produk terdiri dari uji coba perorangan yang dilakukan pada tiga orang siswa dan uji coba kelompok kecil pada enam orang siswa, serta uji lapangan pada 31 siswa dari SMK Muhammadiyah Cangkringan Sleman.


(57)

E. Jenis Data

Jenis data yang diperoleh dari serangkaian validasi dan uji coba produk berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dihimpun dari tanggapan, kritikan, dan saran-saran melalui kuesioner yang diperoleh darivalidasi, uji perorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Data-data tersebut digunakan untuk merevisi produk yang akan dikembangkan. Adapun data kuantitatif diperoleh dari hasil penilaian kelayakan produk.

F. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam menghasilkan produk pengembangan yang berkualitas diperlukan instrumen yang berkualitas dan mampu menggali apa yang dikehendaki dalam pengembangan media komik. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data (Henri dalam teorionline.wordpress.com), yaitu berupa:

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini berisi item-item/ indikator penilaian untuk menentukan kualitas komik oleh ahli media, ahli materi, guru, dan siswa. Kuesioner penilaian dari responden, disusun dengan menggunakan kriteria penilaian Skala Likert. Pada Skala Likert skor tertinggi tiap butir 5 dan terendah 1 (Deni, 2013:169). Sebelum menyusun kuesioner, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan.


(58)

Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi kuesioner. Konsep ini dijabarkan ke dalam variabel dan indikator yang dijadikan pedoman dalam menyusun item-item kuesioner.

2. Wawancara Terstruktur

Wawancara merupakan instrumen pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur yang artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis yang digunakan sebagai pedoman wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul akan dianalisis untuk mengetahui kualitas produk pengembangan yang dihasilkan. Jenis data yang diperoleh yaitu berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa komentar dan saran perbaikan produk dari ahli materi dan ahli media dianalisis dan dideskripsikan secara deskriptif kualitatif untuk merevisi produk yang dikembangkan. Data kuantitatif berupa skor penilaian ahli media dan ahli materi dianalisis secara deskriptif dengan acuan tabel konversi nilai yang diadaptasi dari Sukardjo (2005:53-54), sehingga menghasilkan pedoman sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.1 berikut:


(59)

Tabel 3.1 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif dengan Skala 5

Interval Skor Katagori

X  X + 1,80 SBi Sangat baik X + 0,60 SBi  x  X + 1,80 SBi Baik X – 0,60 SBi  x  X + 0,60 SBi Cukup baik X – 1,80 SBi  x  X – 0,60 SBi Kurang baik

x  X – 1,80 SBi Sangat kurang baik

Keterangan:

Skor Maksimal = 5

Skor Minimal = 1

Skor Maksimal Ideal = Jumlah indikator x tertinggi. Skor Minimal Ideal = Jumlah indikator x terendah.

X = Skor yang diperoleh.

Rerata Ideal = (skor maks. ideal + skor min. ideal). Simpangan Baku Skor Ideal =

6 (skor maks. ideal – skor min. ideal).

Berdasarkan tabel konversi di atas diperoleh standar kualitas produk komik akuntansidi tiap aspeknya secara rata-rata dengan rincian sebagai berikut:

1. Kualitas komik akuntansi yang dikembangkan dilihat dari tiap aspeknya dinyatakan sangat bagus (A) bila rata-rata skor yang diperoleh antara 4,21 sampai dengan 5,00.


(60)

2. Kualitas komik akuntansi yang dikembangkan dilihat dari tiap aspeknya dinyatakan bagus (B) bila rata-rata skor yang diperoleh antara 3,41 sampai dengan 4,20.

3. Kualitas komik akuntansi yang dikembangkan dilihat dari tiap aspeknya dinyatakan cukup bagus (C) bila rata-rata skor yang diperoleh antara 2,61 sampai dengan 3,40.

4. Kualitas komik akuntansi yang dikembangkan dilihat dari tiap aspeknya dinyatakan kurang bagus (K) bila rata-rata skor yang diperoleh antara 1,81 sampai dengan 2,60.

5. Kualitas komik akuntansi yang dikembangkan dilihat dari tiap aspeknya dinyatakan sangat kurang bagus (SK) bila rata-rata skor yang diperoleh antara 1,00 sampai dengan 1,80.


(61)

38 BAB IV

HASIL PENGEMBANGAN

A. Desain Awal Produk

Materi mata pelajaran Akuntansi untuk siswa SMK kelas X smester I meliputi tentang akuntansi peruasahaan jasa, yaitu dari sejarah akuntansi hingga pelaporan akuntansi seperti laporan laba rugi, perubahan modal, arus kas dan neraca (siklus perusahaan jasa). Pelajaran akuntansi ini membutuhkan pemahaman yang runtut/berkesinambungan karena materi akuntansi bersifat kontinyu. Oleh karena itu, dibutuhkan buku komik yang memuat keseluruhan materi khususnya materi persamaan dasar akuntansi dilengkapi dengan latihan soal dan evaluasi yang nantinya akan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam pembelajaran akuntansi.

Pengembangan awal buku komik akuntansi dilakukan dalam beberpa tahapan yaitu :

1. Konsep Produk

Dalam pengembangan buku komik akuntansi ini peneliti menggunakan penyedia jasa tim ilustrator gambar. Tim ilustrator gambar memiliki banyak gagasan tentang gambar-gambar tokoh yang akan digunakan dalam buku komik akuntansi.


(62)

2. Sketsa Produk

Sketsa produk media pembelajaran yang akan dikembangkan dibuat dalam bentuk buku komik yang dilengkapi dengan gambar-gambar animasi kartoon sehingga mudah untuk dipahami oleh siswa, yang dapat dilihat pada lampiran.

3. Pengumpulan Bahan Produk

Setelah merancang sketsa produk, maka hal yang harus dilakukan adalah mengumpulkan bahan untuk mengembangkan produk buku komik akuntansi, antara lain :

a. Mencari referensi tentang kompetensi kejuruan SMK kurikulum 2013.

b. Mencari buku-buku referensi yang berkaitan dengan materi persamaan dasar akuntansi.

c. Menentukan karakter tokoh yang hendak digunakan dalam buku komik akuntansi.

d. Membuat naskah percakapan yang memuat materi persamaan dasar akuntansi yang akan dipakai dalam buku komik.

e. Membuat desain gambar tokoh yang akan dimuat dalam buku komik.

f. Mencari poit-poit penting dalam materi untuk dijadikan soal evaluasi yang mengacu pada KI/KD, indikator dan tujuan pembelajaran.


(63)

4. Pembuatan Komik Akuntansi

Produk awal dikembangkan dengan menggunakan jasa tim ilustrasi gambar dengan tampilan awal sebagai berikut :

a. Tampilan Halaman Depan (Cover)

Tampilan halaman depan (cover) merupakan tampilan awal yang memuat sasaran yaitu untuk siswa SMK kelas X dengan materi persamaan dasar akuntansi.

Gambar 4.1 Tampilan Halaman Depan

b. Tampilan Halaman Kata Pengantar

Tampilan halaman kata pengantar merupakan ungkapan rasa syukur peneliti terhadap sang pencipta serta memberikan gambaran umum tentang isi komik akuntansi.


(64)

Gambar 4.2 Tampilan Halaman Kata Pengantar c. Tampilan Halaman Kompetensi

Tampilan halaman kompetensi merupakan halaman yang memuat tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran.


(65)

d. Tampilan Halaman Daftar Isi

Tampilan halaman daftar isi menampilkan isi dari buku komik akuntansi.

Gambar 4.4 Tampilan Halaman Isi e. Tampilan Halaman Petunjuk Penggunaan Buku Komik

Halaman petunjuk penggunaan komik berisi tentang langkah-langkah penggunaan komik dan sasaran objek yang dituju.


(66)

f. Tampilan Halaman Pengenalan Tokoh

Halaman pengenalan tokoh menampilkan tokoh-tokoh utama yang dipakai dalam buku komik.

Gambar 4.6 Tampilan Halaman Penegnalan Tokoh g. Tampilan Halaman Materi

Halaman materi menampilkan materi persamaan dasar akuntansi


(67)

h. Tampilan Halaman Latihan Soal

Halaman latihan soal memuat tentang soal latihan akuntansi dengan materi persamaan dasar akuntansi.

Gambar 4.8 Tampilan Latihan Soal i. Tampilan Halaman Kunci Jawaban

Halaman kunci jawaban menampilkan jawaban dari latihan soal persamaan dasar akuansi.


(68)

j. Tampilan Halaman Evaluasi

Halaman evaluasi menampilkan soal evaluasi yang termuat dalam indikator pembalajaran karna soal evaluasi digunakan untuk mengukur pencapaian indikator pembelajaran.

Gambar 4.10 Tampilan Halaman Evaluasi k. Tampilan Profil Penulis

Halaman profil penulis memuat tengang identitas peneliti.


(69)

B. Data Validasi Ahli

Pada tahap pertama pengembangan produk, data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data yang berupa penilaian, saran serta kritik dari ahli materi, ahli media dan mata pelajaran. Data yang diperoleh pada tahap pertama digunakan untuk mervisi produk awal. Setelah revisi produk pertama selesai maka dapat dihasilkan produk yang telah disempurnakan untuk diuji cobakan kepada siswa.

Dalam penelitian pengembangan produk ini terdapat 1 ahli materi dari Universitas Sanata Dharma, 1 ahli media pembelajaran dari Universitas Sanata Dharma dan 1 guru mata pelajaran akuntansi kelas X di SMK Muhammadiyah Cangkringan yang ditunjuk peneliti untuk melakukan validasi produk yang dikembangkan. Adapun ahli-ahli yang ditunjuk oleh peneliti antara lain Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.Si. sebagai ahli materi, Ibu B. Indah Nugraheni. S.Pd., SIP., M.Pd. sebagai ahli media pembelajaran dan Ibu Endang S.S sebagai guru yang mengampu mata pelajaran akuntansi kelas X. Peneliti memilih sendiri para ahli ini karena beliau-beliau berkompeten dalam bidang akuntansi dan media pembelajaran.

Hasil dari penilaian data-data tersebut berupa data kualitiatif. Kriteria akhir dari semua aspek di atas diperoleh dari hasil konversi data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala lima seperti yang tercantum pada bab 3 tabel 3.1 sebagai berikut :


(70)

X  X + 1,80 SBi Sangat baik X + 0,60 SBi  x  X + 1,80 SBi Baik X – 0,60 SBi  x  X + 0,60 SBi Cukup baik X – 1,80 SBi  x  X – 0,60 SBi Kurang baik

x  X – 1,80 SBi Sangat kurang baik

Keterangan:

Skor Maksimal = 5

Skor Minimal = 1

Skor Maksimal Ideal = Jumlah indikator x tertinggi. Skor Minimal Ideal = Jumlah indikator x terendah.

X = Skor yang diperoleh.

Rerata Ideal = (skor maks. ideal + skor min. ideal). Simpangan Baku Skor Ideal =

6 (skor maks. ideal – skor min. ideal).

Berdasarkan rumus konversi rumusan diatas setelah didapat data-data kuantitatif untuk merubah data-data kualitatif dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :

Skor maksimal = 5 Skor minimal = 1 Xi = ½ (5+1) = 3

SBi = 1/6 (5-1) = 0,67

Sangat baik = X > Xi + 1,80 SBi = X > 3 +(1,80) (0,67) = X > 3 + 1,21


(71)

= X > 4,21

Baik = Xi + 0,60 SBi < X ≤ Xi + 1,80 SBi

= 3 + (0,60) (0,67) < X ≤ 3 + (1,80) (0,67)

= 3 + 0, 40 < X ≤ 3 + 1,21

= 3,40 < 4,21

Cukup = Xi –0,60 SBi < X ≤ Xi + 0,60 SBi

= 3 –(0,60) (0,67) < X ≤ 3 + (0,60) (0,67)

= 3 –0,40 < X ≤ 3 + 0,40

= 2,60 < X ≤ 3,40

Kurang baik = Xi - 1,80 SBi < X ≤ Xi – 0,60 SBi

= 3 –(1,80) (0,67) < X ≤ 3 - (0,60) (0,67)

= 3 –1,21 < X ≤ 3 -0,40

= 1,79 < X ≤ 2,60

Sangat kurang baik = X ≤ Xi – 1,80 SBi

= X ≤ 3 – (1,80) (0,67)

= X ≤ 3 – 1,21

= X ≤ 1,79

1. Validasi Produk Buku Komik

Pada validasi produk buku komik dilakukan oleh tiga ahli, yaitu dua orang ahli materi dan satu orang ahli media. Berikut adalah data validasi ahli.


(72)

Ahli materi yang peneliti pilih adalah Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.Si. Beliau adalah dosen di program studi ekonomi bidang keahlian khusus pendidikan akuntansi, FKIP, Universitas Sanata Dharma yang mengampu mata beberapa mata kuliah yang salah satunya adalah kuliah Akuntansi keuangan Dasar. Proses validasi yang terdiri dari 2 tahap yang dilakukan pada tanggal 14 Juli 2014. Adapun hasil penilaian produk buku komik akuntansi pada saat validasi ahli materi 1 adalah sebagai berikut :

1. Validasi Tahap Pertama

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Tahap Pertama Produk Buku Komik Oleh Ahli Materi

LEMBAR VALIDASI UNTUK AHLI MATERI A.Penilaian Kelayakan Aspek Materi

No. Indikator Deskripsi Skala Penilaian Kriteria

1 2 3 4 5 1. Kesesuaian isi dengan

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pembelajaran.

Materi yang disampaikan sesuai/relevan dengan

Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran.

Sangat

kurang baik

2. Kebenaran konsep materi ditinjau dari aspek keilmuan.

Konsep dan definisi yang disajikan sesuai dengan konsep dan definisi yang berlaku dalam bidang ilmu akuntansi.


(1)

289

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

290

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(3)

291

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

292

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(5)

293

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

294

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Dokumen yang terkait

Rancangan pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi persamaan dasar Akuntansi untuk SMK kelas X Akuntansi semester I.

7 49 85

Pengembangan komik sebagai media pembelajaran akuntansi untuk siswa SMK.

0 3 2

Pengembangan komik sebagai media pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar persamaan dasar akuntansi untuk siswa SMK kelas X

0 1 313

Pengembangan komik sebagai media pembelajaran akuntansi untuk siswa SMK

2 2 374

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI “ACCOUNTAINMENT” PADA KOMPETENSI DASAR MENYIAPKAN JURNAL UMUM UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK KOPERASI YOGYAKARTA.

1 12 220

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI BERBASIS REKONSTRUKSI FILM UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI KELAS X AKUNTANSI 1 SMK NEGERI 4 KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

2 1 183

PENGEMBANGAN KOMIK DIGITAL BERBASIS NILAI KARAKTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR AKUNTANSI PERSEDIAAN DI KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 2 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 5 233

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK SMK KELAS X AKUNTANSI DENGAN KOMPETENSI DASAR KREDIT MACET.

0 1 192

PENGEMBANGAN KOMIKUS (KOMIK SAKU AKUNTANSI) SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI POKOK PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI UNTUK SISWA KELAS X AK 3 DI SMK NEGERI 1 TEMPEL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 246

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK MATERI PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 1 SAMBAS ARTIKEL PENELITIAN

0 0 11