Pelayanan Gizi Bayi dan Balita Melalui Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan Di Puskesmas Puter Bandung.
ABSTRAK
Krisis Ekonomi yang dialami oleh bangsa Indonesia pada saat sekarang ini mengakibatkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat untuk membeli bahan makanan pokok serta menurunnya tingkat kemampuan masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai.
Untuk menanggulangi keadaan tersebut Pemerintah Indonesia melaksanakan Program Jaring Perlindungan Sosial, salah satunya adalah di B idang Kese ha t an.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelasan mengenai Program Jaring perlindunnan Sosial Bidang Kesehatan tersebut.
Penelitian yang penulis lakukan untuk penulisan Karya TuIis Ilmiah ini dilakukan secara Retrospektif dan dianalisa secara Deskriptif terhadap keadaan Gizi Bayi dan Balita yang tercatat pada rekam medis di Puskesmas Puter Bandung dari bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 200 1.
Dari hasil pencatatan didapatkan sebanyak empat puluh delapan (48) orang Bayi dan Balita dengan perincian sebagai berikut :
Bayi usia 6- 12 bulan sebanyak 12 orang. Balita usia 13-36 bulan sebanyak 20 orang. Balita usia 37-47 bulan sebanyak 16 orang.
Dari hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa, sebanyak 60% kenaikan Berat Badan Bayi dan Balita selama tiga bulan hasilnya sesuai dengan rata-rata kenaikan Berat Badan Bayi dan Balita per tiga bulan menurut Kartu Menuju Sehat (KMS), dan sebanyak 40% kenaikan Berat Badan Bayi dan Balita per tiga bulan tidak sesuai dengan rata-rata kenaikan Berat Badan Bayi dan Balita per tiga bulan menurut Kartu Menuju Sehat (KMS).
(2)
Pemberian makanan tambahan yang dilakukan terhadap Bayi dan Balita melalui Program Jaring Periindungan Sosial Bidang Kesehatan yang dilakukan di Puskesmas Puter Bandung, menurut hasil penelitian menunjukkan hasil yang cukup baik.
(3)
ABSTRACT
Econonzic crisis that happened in Indonesia today effects in the ability of the people to buy foods and for having good health services.
For those reasons the Indonesian Government made The Social Security Net Programe For The Health Devision. This Scientific work is intended to give more explanation about the Progranie.
The observation has been held retrospectively about the Nutrition condition of the Babies and Children recorded in Puskesmas Puter Bandung during June -August 2000.
From the medical record, there were 48 Babies and Children : 12 Babies aged 6 - I 2 months, 20 Babies and Children aged 13 - 36 months, 16 Children aged 3 7 - 5 7 months.
The observation showed that 60% increase of weight of Babies and Children in 3 months equal to the increase of the weight of Babies and Children
from Kartu Menuju Sehat (KMS), and 40% increase of weight of Babies and Children in 3 month wasn't equal to the increase of the weight of Babies and Children from Kartu Menuju Sehat
(KMS).
The giving of suplementary foods for the Babies and Children with this Program in Puskesnias Puter Bandung showed a good result.
(4)
DAFTAR ISI
JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING SURAT PERNYATAAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISIBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Kegunaan Penelitian 1.5 Kerangka Pemikiran 1.6 Metodologi.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.7.1 Lokasi Penelitian 1.7.2 Waktu Penelitian
BAB
II.
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sasaran2.2. Pelayanan Perbaikan Gizi 2.3. Pelaksanaan Kegiatan 2.4. Pembiayaan
2.5. Sosialisasi, penanganan keluhan
i iv V vi vii 1 2 3 3 3 4 4 4 5 6 6 11 12 vii
(5)
BAB III. BAHAN DAN METODE PENELITLAN 3. I . Bahan Penelitian
3.2. Metode Penelitian 3.3. Rancangan Penelitian
15 15 16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.2. Kenaikan Barat Badan Bayi dan Balita Setelah Program Pemberian Makanan Tambahan Dibandingkan Dengan Kenaikan Berat Badan Bayi dan Balita Menurut Kartu Menuju Sehat
17
17
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN
19
20
21
(6)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Salah satu Tujuan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan rakyat.
Pembangunan dibidang kesehatan merupakan salah satu bagian yang penting dalam tujuan Pembangunan Nasional yang diwujudkan dengan meningkatkan drajat kesehatan masyarakat.
Krisis ekonomi yang merupakan akibat dari krisis moneter yang tejadi di Indonesia pada saat ini telah mengakibatkan dampak buruk terhadap status gizi masyarakat, terutama keluarga miskin.
Penyebab utamanya adalah penurunan daya beli termasuk daya beli untuk bahan pangan pokok dan menurunnya kemampuan masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai.
Pada tahun 1998 di Indonesia dikembangkan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Sesuai dengan situasi pada saat itu, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi lebih diarahkan untuk mencegah dan menaggulangi ancaman kerawanan konsumsi pangan. Pada perkembangan selanjutnya seiring dengan keberhasilan pembangunan dibidang pangan, perhatian terhadap Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi mulai menurun. Krisis pangan dan gizi yang terjadi pada saat ini menunjukan bahwa Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi yang dilaksanakan tidak mampu mewaspadai ancaman krisis pangan dan gizi yang terjadi dimasyarakat
Beberapa alasan mengapa Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi tidak mampu niewaspadai kejadian krisis pangan dan gizi diantaranya yaitu karena keadaan krisis pangan dan gizi akhir-akhir ini lebih banyak disebabkab oleh faktor
(7)
2
krisis ekonomi nasional sementara Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi selama ini lebih dikembangkan dengan orientasi pada aspek kegagalan penyediaan pangan pokok.
Untuk menanggulangi keadaan krisis pangan dan gizi pemerintah Indonesia melaksanakan program Jaring Perlindungan Sosial ( J P S ) , yang salah satu kegiatan utamanya adalah revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (Depkes
RI,
1998/1999, 2)Bertitik tolak pada hal tersebut diatas, penulis melakukan penelitian mengenai Program Jaring Pengaman Sosial Bidang kesehatan khususnya mengenai pelayanan gizi bayi dan balita bagi keluarga miskin. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi keadaan krisis pangan dan gizi pada umumnya dan khususnya mengenai pelayanan gizi bayi dan balita melalui Pemberian Makanan Tambahan bagi bayi dan balita dari keluarga miskin.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitiaan ini yaitu:
1. Apakah pengaruh program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan terhadap masalah perbaikan gizi bayi dan balita yang terjadi pada masa krisis ekonomi saat ini?
2. Apakah program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan dapat benar-benar dilaksanakan?
(8)
3
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha untuk mencegah terjadinya keadaan rawan gizi pada bayi dan balita.
Dengan mengacu pada identifikasi masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan dalam mengatasi masalah perbaikan gizi bayi dan balita .
2. Mengetahui tentang pelaksanaan program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan.
1.4. Kegunaan Penelitiaan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan mengenai keadaan gizi bayi dan balita serta ikut mensukseskan pelaksanaan Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
bayi dan balita yang terjadi pada masa krisis ekonomi saat ini.
dalam usaha mengatasi masalah perbaikan gizi
1.5. Kerangka Pemikiran
Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan memiliki sasaran keluarga miskin. Sasaran Pemberian Makanan tambahan dalam kegiataan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehataan adalah:
a. Seluruh bayi umur 6 - 11 bulan b. Seluruh anak umur 12- 23 bulan c. Seluruh anak umur 24-59 bulan
(9)
4
Khusus mengenai pemberiaan makanan tambahan bagi bayi dan balita perlu diperhatikan hal-hal tertentu seperti jenis makanan tambahan yang diberikan harus disesuaikan dengan kelompok umur dari bayi dan balita yang menerima.
Model penyelenggaran pemberiaan Makanan Tambahan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara petugas dari Puskesmas dan tim pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan dari Posyandu yang bersangkutan.
Dana program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan disalurkan kepada para pengelola dan pelaksana melalui:
a. PT. Pos Indonesia bagi Bidan di desa dan Puskesmas
b. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan Kanwil Kesehatan Propinsi serta dana oprasional bagi rumah sakit pemerintah.
Penerapan mekanisme sosialisasi, penanganan pengaduan dan keluhan sangat diperlukan sebab masih ada kemungkinan terjadinya suatu penyelewengan dan masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program.Karenanya perlu dibuatkan suatu unit khusus dalam mengelola program yang bertugas untuk menangani pengaduan masyarakat yang masuk.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada data skunder yang diambil secara retroseptif dan dianalisa secara deskriptif terhadap keadan gizi bayi dan balita yang tercatat pada rekam medis di Puskesmas Puter Bandung pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2000.
1.7. Lokasi dan Waktu penelitian
1.7.1 Lokasi penelitian
Penulis melakukan penelitian di Puskesmas Jl. Puter Bandung.. 1.7.2 Waktu Penelitian
(10)
BAB
V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mencoba untuk memberikan kesimpulan bahwa :
Pemberian Makanan Tambahan yang merupakan salah satu Program Pelayanan Gizi bayi dan balita melalui program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan di RW 12 Kelurahan Sadang Serang menunjukan hasil yang cukup baik dengan presentase rata-rata kenaikan berat badan bayi dan balita per 3 bulan yang sesuai dengan rata-rata kenaikan berat badan bayi dan balita per 3 bulan menurut Kartu Menuju Sehat sebanyak 60%, dan presentase rata-rata kenaikan berat badan bayi dan balita per 3 bulan yang tidak sesuai dengan rata-rata kenaikan berat badan menurut Kartu Menuju sehat per 3 bulan adalah sebanyak 40%, dari 48 orang Bayi dan Balita yang di teliti tanpa memperhatikan usia dan jenis kelamin.
Jadi dengan adanya Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Pemberian Makanan Tambahan-nya sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah kebawah (tidak mampu ) terutama bagi bayi dan balita sehingga dapat tercapainya masyarakat yang sehat baik untuk dirinya maupun sehat lingkungannya.
(11)
20
5.2 Saran-saran
1.
2.
3.
4.
Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan adalah sebagai berikut Perlu adanya perbaikan dalam segi pelayanan Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan agar didapatkan hasil peningkatan mutu Gizi masyarakat khususnya bayi dan balita.
Perlu lebih diperhatikan mengenai keikutsertaan dan peranserta dari seluruh anggota masyarakat khususnya para Ibu yang memiliki bayi dan balita agar tidak ditemukan lagi masalah keadaan gizi buruk pada bayi dan balita.
Perlu adanya variasi makanan yang lebih beragam dan lebih berbobot dalam Gizi, dan yang terakhir
Perlu untuk lebih di sosialisasikan lagi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Program Pemberian Makanan Tambahan khususnya dan mengenai program jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan pada umumnya.
(12)
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3 .
4.
5 .
6.
7.
8.
Departemen Kesehatan Republik indonesia 1999. ;Petunjuk Teknis Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehafan bagi Puskesmas.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1998/1 999 Petunjuk Teknis Sistem Kewaspadaan Pangan dun Gizi.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.; 1996.; Panduan Menggunakan Please do not use illegal software Please do not use illegal software Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi Pe tugas Kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999.; Kartu Menuju Sehat
(KMS)
.;Jakarta.; Artikel : Antropometri
dan
Kartu Menuju Sehat(KMS)
Balita.Kanwil Departemen Kesehatan Republik Indonesia Propinsi Kalimantan Tengah. ;Artikel : Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. ; 1985.; Ilmu Kesehatan Anak bagian I. Jakarta : Infomedika.
Tim Pengelola usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) Pusat.; 1999.; Buku
Kader usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta.
(1)
2
krisis ekonomi nasional sementara Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi selama ini lebih dikembangkan dengan orientasi pada aspek kegagalan penyediaan pangan pokok.
Untuk menanggulangi keadaan krisis pangan dan gizi pemerintah Indonesia melaksanakan program Jaring Perlindungan Sosial ( J P S ) , yang salah satu kegiatan utamanya adalah revitalisasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (Depkes
RI,
1998/1999, 2)Bertitik tolak pada hal tersebut diatas, penulis melakukan penelitian mengenai Program Jaring Pengaman Sosial Bidang kesehatan khususnya mengenai pelayanan gizi bayi dan balita bagi keluarga miskin. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi keadaan krisis pangan dan gizi pada umumnya dan khususnya mengenai pelayanan gizi bayi dan balita melalui Pemberian Makanan Tambahan bagi bayi dan balita dari keluarga miskin.
1.2. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitiaan ini yaitu:
1. Apakah pengaruh program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan terhadap masalah perbaikan gizi bayi dan balita yang terjadi pada masa krisis ekonomi saat ini?
2. Apakah program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan dapat benar-benar dilaksanakan?
(2)
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah dalam usaha untuk mencegah terjadinya keadaan rawan gizi pada bayi dan balita.
Dengan mengacu pada identifikasi masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan dalam mengatasi masalah perbaikan gizi bayi dan balita .
2. Mengetahui tentang pelaksanaan program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan.
1.4. Kegunaan Penelitiaan
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan mengenai keadaan gizi bayi dan balita serta ikut mensukseskan pelaksanaan Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah
bayi dan balita yang terjadi pada masa krisis ekonomi saat ini.
dalam usaha mengatasi masalah perbaikan gizi
1.5. Kerangka Pemikiran
Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan memiliki sasaran keluarga miskin. Sasaran Pemberian Makanan tambahan dalam kegiataan Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehataan adalah:
a. Seluruh bayi umur 6 - 11 bulan b. Seluruh anak umur 12- 23 bulan c. Seluruh anak umur 24-59 bulan
(3)
4
Khusus mengenai pemberiaan makanan tambahan bagi bayi dan balita perlu diperhatikan hal-hal tertentu seperti jenis makanan tambahan yang diberikan harus disesuaikan dengan kelompok umur dari bayi dan balita yang menerima.
Model penyelenggaran pemberiaan Makanan Tambahan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara petugas dari Puskesmas dan tim pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan dari Posyandu yang bersangkutan.
Dana program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan disalurkan kepada para pengelola dan pelaksana melalui:
a. PT. Pos Indonesia bagi Bidan di desa dan Puskesmas
b. Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara untuk Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan Kanwil Kesehatan Propinsi serta dana oprasional bagi rumah sakit pemerintah.
Penerapan mekanisme sosialisasi, penanganan pengaduan dan keluhan sangat diperlukan sebab masih ada kemungkinan terjadinya suatu penyelewengan dan masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan program.Karenanya perlu dibuatkan suatu unit khusus dalam mengelola program yang bertugas untuk menangani pengaduan masyarakat yang masuk.
1.6. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada data skunder yang diambil secara retroseptif dan dianalisa secara deskriptif terhadap keadan gizi bayi dan balita yang tercatat pada rekam medis di Puskesmas Puter Bandung pada bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2000.
1.7. Lokasi dan Waktu penelitian
1.7.1 Lokasi penelitian
Penulis melakukan penelitian di Puskesmas Jl. Puter Bandung.. 1.7.2 Waktu Penelitian
(4)
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mencoba untuk
memberikan kesimpulan bahwa :
Pemberian Makanan Tambahan yang merupakan salah satu Program Pelayanan Gizi bayi dan balita melalui program Jaring Perlindungan Sosial Bidang
Kesehatan yang dilaksanakan di RW 12 Kelurahan Sadang Serang menunjukan
hasil yang cukup baik dengan presentase rata-rata kenaikan berat badan bayi dan
balita per 3 bulan yang sesuai dengan rata-rata kenaikan berat badan bayi dan
balita per 3 bulan menurut Kartu Menuju Sehat sebanyak 60%, dan presentase
rata-rata kenaikan berat badan bayi dan balita per 3 bulan yang tidak sesuai
dengan rata-rata kenaikan berat badan menurut Kartu Menuju sehat per 3 bulan
adalah sebanyak 40%, dari 48 orang Bayi dan Balita yang di teliti tanpa
memperhatikan usia dan jenis kelamin.
Jadi dengan adanya Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Pemberian Makanan Tambahan-nya sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah
kebawah (tidak mampu ) terutama bagi bayi dan balita sehingga dapat tercapainya
masyarakat yang sehat baik untuk dirinya maupun sehat lingkungannya.
(5)
20
5.2 Saran-saran
1.
2.
3.
4.
Adapun saran-saran yang penulis dapat sampaikan adalah sebagai berikut Perlu adanya perbaikan dalam segi pelayanan Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan agar didapatkan hasil peningkatan mutu Gizi masyarakat khususnya bayi dan balita.
Perlu lebih diperhatikan mengenai keikutsertaan dan peranserta dari seluruh anggota masyarakat khususnya para Ibu yang memiliki bayi dan balita agar tidak ditemukan lagi masalah keadaan gizi buruk pada bayi dan balita.
Perlu adanya variasi makanan yang lebih beragam dan lebih berbobot dalam Gizi, dan yang terakhir
Perlu untuk lebih di sosialisasikan lagi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai Program Pemberian Makanan Tambahan khususnya dan mengenai program jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan pada umumnya.
(6)
1.
2.
3 .
4.
5 .
6.
7.
8.
Departemen Kesehatan Republik indonesia 1999. ;Petunjuk Teknis Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehafan bagi Puskesmas.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 1998/1 999 Petunjuk Teknis Sistem Kewaspadaan Pangan dun Gizi.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.; 1996.; Panduan Menggunakan Please do not use illegal software Please do not use illegal software Kartu Menuju Sehat (KMS) Balita bagi Pe tugas Kesehatan. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999.; Kartu Menuju Sehat
(KMS)
.;Jakarta.; Artikel : Antropometri
dan
Kartu Menuju Sehat(KMS)
Balita.Kanwil Departemen Kesehatan Republik Indonesia Propinsi Kalimantan Tengah. ;Artikel : Program Jaring Perlindungan Sosial Bidang Kesehatan.
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran universitas Indonesia. ; 1985.; Ilmu Kesehatan Anak bagian I. Jakarta : Infomedika.
Tim Pengelola usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) Pusat.; 1999.; Buku
Kader usaha Perbaikan Gizi Keluarga. Jakarta.