Efektivitas Program Peningkatan Gizi Bayi Dan Balita Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Padang Bulan (Studi Pada Puskesmas Padan Bulan Medan)

(1)

EFEKTIVITAS PROGRAM PENINGKATAN

GIZI BAYI DAN BALITA DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT DI PUSKESMAS PADANG BULAN.

(Studi Pada Puskesmas Padang Bulan Medan).

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

D I S U S U N OLEH :

YANNI SARI R.RIZKI. 030903031.

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini di detujui untuk di perbanyak dan dipertahankan oleh : Nama : Yanni Sari Ramadhani Rizki

NIM : 030903031

Departemen : Ilmu Administrasi Negara

Judul : Efektivitas Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Padang Bulan

Medan

Dosen Pembimbing Ketua Depertemen

(Dra. Beti Nasution M,Si) ( Dr. Marlon sihombing MA)

NIP. 131 757 009 NIP.131 568 391

Dekan FISIP USU

(Prof.DR.M.Arif Nasution,MA) NIP.131 757 010


(3)

DAFTAR ISI Lembar Persetujuan

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran Abstrak

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

I.2. Perumusan Masalah... 7

I.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 7

I.3.1.Tujuan Penelitian... 7

I.3.2 Manfaat Penelitian... 8

I .4. Kerangka Teori... 8

I.4.1. Pengertian Efektifitas... 8

I.4.2. Pelayanan Kesehatan... 9

I.4.3. Program Peningkatan Gizi ... 15

I..4.4. Pengertian Gizi... 16

I.4.5. Pengaturan Gizi bayi dan balita... 19

I.4.6. Pengertian Puskesmas... 21

1. 5 . Defenisi Konsep... 22

1. 6 . Defenisi Operasional... 23


(4)

2.2. Lokasi Penelitian... 26

2.3. Populasi dan Sampel... 26

2.3.1. Populasi... 26

2.3.2. Sampel... 27

2.4. Teknik Pengumpulan Data... 27

2.5. Teknik Analisa Data... 28

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN... 29

3.1. Sejarah Puskesmas... 29

3.2. Sejarah Puskesmas Padang Bulan... 30

3.3. Lokasi Puskesmas Padang Bulan... 30

3.4. Keadaan Demografi Wilayah Kerja Puskesmas... 31

3.5 Visi dan Misi Puskesmas... 34

BAB IV PENYAJIAN DATA... 41

4.1. Identitas Responden Pegawai Puskesmas... 41

4.2. Deskripsi data hasil wawancara dengan Key Informan... 44

4.3. Karakteristik Responden Ibu bayi dan balita... 52

4.4. Variabel Penelitian... 54

4.4.1 Penyuluhan ... 54

4.4.2. Pelaksanaan upaya peningkatan gizi... 58

4.4.3. Keberhasilan Program gizi... 64

BAB V ANALISIS DATA... 68

5.1. Identitas Responden Pegawai Puskesmas... 68


(5)

5.3.2. Analisis Pelaksanaan upaya peningkatan gizi... 72

5.3.3. Analisis keberhasilan Program gizi... 76

BAB VI PENUTUP... 79

6.1. Kesimpulan... 79

6.2. Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Distribusi penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

Tabel 2 : Distribusi pekerjaan penduduk di Wilyah Kerja Puskesmas Padang Bulan Tabel 3 : Data monografi Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tabel 4 : Fasilitas keuangan Puskesmas Padang Bulan

Tabel 5 : Karakterististik Responden Pegawai Puskesmas Berdasarkan Usia Tabel 6 : Karateristk Responden Pegawai Puskesmas Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 7 : Karateristik Responden Pegawai Puskesmas Berdasarkan Pendidikan Tabel 8 : Karakteristik Responden Pegawai Puskesmas Berdasarkan golongan -

jabatan

Tabel 9 : Karakteristik Responden Ibu bayi dan balita berdasarkan Usia Tabel 10 : Karakteristik Responden Ibu bayi dan balita berdasarkan Pekerjaan Tabel 11 : Karakteristk Responden Ibu bayi dan balita berdasarkan Pendidikan Tabel 12 : Tanggapan Responden Mengenai jelas atau tidaknya penyuluhan tentang

kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita oleh puskesmas

Tabel 13 : Tanggapan Responden mengenai jelas atau tidaknya tentang manfaat ASI oleh puskesmas

Tabel 14 : Tanggapan Responden tentang Pengolahan bahan makanan bayi dan balita Oleh puskesmas

Tabel 15 : Tanggapan Reponden jelas atau tidaknya mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat

Tabel 16 : Tanggapan Repsonden mengenai paham atau tidaknya siklus berat badan bayi dan balita oleh puskesmas


(7)

Tabel 18 : Tanggapan Responden mengeni ada atau tidaknya perolehan Kartu - Menuju Sehat (KMS) oleh Puskesmas

Tabel 19 : Tanggapan Responden mengenai memahami atau tidaknya pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) oleh Puskesmas

Tabel 20 : Tanggapan Responden mengenai penimbangan berat badan bayi dan balita oleh puskesmas

Tabel 21 : Tanggapan Responden mengenai peranh atau tidaknya puskesmas - melakukan pemebrian vitamin A pada bayi dan balita

Tabel 22 : Tanggapan Responden mengenai ada atau tidaknya dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang dilakukan oleh puskesmas

Tabel 23 : Tanggapan Responden tentang jelas atau tidaknya mengenai pengetahuan perkembangan berat badan bayi dan balita

Tabel 24 : Tanggapan Responden megenai jelas atau tidaknya tentang pertumbuhan dan perkembngan fisik bayi dan balita


(8)

ABSTRAK

Efektivitas Program Peningkatan gizi bayi dan balita dalam pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Padang Bulan .

Nama : Yanni Sari R.Rizki Nim : 030903031

Jurusan : Administrasi Negara

Fakultas : Departemen Ilmu Administrasi Negra Pembimbing : Dra.Beti Nasution.M.Si.

Pada Kenyataannya,kasus-kasus kekurangan Gizi pada Bayi dan Balita masih terjadi di Indonesia sebesar 223.497 balita di daerah Medan . Akibat dari kekurangan Gizi tersebut , menyebabkan gangguan Pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan seorang Anak sulit untuk menerima Pendidikan , apalagi Informasi Teknologi sehingga akses terhadap Sumber Daya dan Fasilitas Sosial semakin jauh . Potensi Sumber daya manusia untuk bekerja sangat kecil,yang bersangkutan (Balita) menderita gizi yang kurang, akibatnya pada masa dewasa peluang mengembangkan diri sangat kecil .

Puskesmas Padang Bulan adalah salah satu lembaga Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat , tidak terlepas dari peraturan yang berlaku . Salah satu programnya adalah pengetahuan tentang perkembangan berat badan bayi dan balita yang sekitar (55%), pemberitahuan siklus berat badan bayi dan balita sekitar (55%) , pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita sekitar (55%) . Ini disebabkan kurangnya perhatian dan kepudulian dari ibu –ibu bayi dan balita yang tidak rutin membawa bayi dan balita mereka dengan alasan mereka tidak mempunyai waktu yang banyak untuk pergi ke puskesmas atau keposyandu secara teratur . Perumusan Masalah adalah Bagaimana Efektivitas Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Padang Bulan Medan .

Tujuan Penelitian adalah untuk mengatahui bagaimana Pelaksanaan Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan . Untuk mengetahui Efektivitas Program Peningkatan Gizi dan Balita dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan . Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian deskritiptifdengan teknnik pengambilan data melalui wawancara dan kuesioner . Untuk pengolahan data dengan cara kualitatif .

Dari hasil penelitian yang dilakukan diwilayah kerja puskesmas Padang Bulan maka yang didapat adalah dalam pelaksanaan program peningkatan gizi bayi dan balita adalah pentingnya partisipasi dari para orang tua bayi dan balita serta kepedulian akan kesehatan bayi dan balita mereka, sehingga jumlah bayi dan balita yang ditimbang di setiap bulannya harus sama dengan jumlah bayi dan balita yang ditimbang pada bulan berikutnya. Sehingga pihak puskesmas dapat mengetahui grafik pertumbuhan bayi dan balita tersebut . Bila dilihat dari efektivitas program peningkatan bayi dan balita di wilayah kerja puskesmas Padang Bulan sudah cukup baik dari segi penyuluhan , pelaksanaan upaya peningkatan gizi , dan keberhasilan program .


(9)

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang.

Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya . Hal ini sejalan dengan Amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia dan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang,sehingga Pemerintah berkewajiban memberikan Pelayanan Kesehatan secara menyeluruh , adil dan makmur bagi warganya.

Pelayanan Kesehatan sebagai salah satu bentuk pelayanan bagi masyarakat yang merupakan bagian yang terpenting dari sistem kesehatan bersama subsistem lainnya seperti pembiayaan kesehatan , sumber daya manusia , obat dan perbekalan kesehatan ,manajemen kesehatan dan pemberdayaan masyarakat diharapkan mampu menghadapi berbagai perubahan yang ada tantangan Strategis yang mendasar,seperti globalisasi , demokratisasi , kritis multidimensi , serta pemahaman kesehatan sebagai hak asasi manusia , investasi bangsa dan titik sentral pembangunan.

Tubuh yang Sehat adalah Keinginan dari semua Lapisan Masyarakat , terutama kesehatan anak yang merupakan potensi sumber daya insani pembangunan nasional . Anak dimulai sedini mungkin agar dapat berpartisipasi secara optimal bagi Bangsa dan Negara . Pertumbuhan dan Perkembangan seorang anak sangat diharapkan menjadi manusia yang berkualitas , Cerdas , Aktif , Kreatif , dan Mandiri . Serta


(10)

diharapkan memiliki akses terhadap berbagai sumber daya dan fasilitas sosial di masa yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka (UNDP,1995;96).

Upaya pengembangan dan peningkatan kualitas generasi bangsa tidak dapat dilepaskan dari faktor pangan , kesehatan , pendidikan , informasi , teknologi , dan jasa pelayanan kesehatan lainnya . Seseorang yang kekurangan Gizi termasuk didalamnya sehat dan tidak berumur panjang , karena yang bersangkutan akan mudah terkena Infeksi dan jatuh sakit .

Peningkatan dan Perbaikan Gizi memerlukan perbaikan Ekonomi . Sosial , dan Lainnya . Dalam masa sekarang ini , terjadi krisis ekonomi di Indonesia , akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat . Dimana Pendapatan Masyarakat tetap , namun harga-harga kebutuhan pokok semakin meningkat . Survei di Negara-Negara berpenghasilan rendah memperlihatkan bahwa penyakit dan Kwashiorkor masih menyerang anak-anak usia pra sekolah (Berg,1999;18).

Sejak Tahun 1985 , kegiatan perbaikan Gizi berupa penimbangan bayi, balita , pembarian makanan tambahan , penyuluhan Gizi , Sumplementasi Vitamin A dan zat besi serta pemberian oralit telah dilaksanakan secara terpadu di Posyandu . Upaya ini mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan Anak dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat untuk mencapai Derajat Kesehatan yang Optimal. (Da’Santo,2008’ Perbaikan Gizi Mikro”.http:www.gizi.net).

Pada Tahun 1987 diperkirakan lebih dari 50.000 Desa ( 72% dari seluruh desa) telah melaksanakan upaya perbaikan Gizi keluarga sehingga telah menjangkau sekitar 80% jumlah keseluruhan Anak Balita.Posyandu yang merupakan perpanjangan


(11)

tangan Puskesmas memberikan Pelayanan yakni Pemantauan Pertumbuhan melalui penimbangan Berat Badan Bayi dan Balita (Da’Santo.2008’ Perbaikan Gizi Makro.htpp://www.gizi.net.).

Upaya yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam Menekan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR),dan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortallity (MMR)yang berkisar 33/ 1000 Kelahiran hidup telah berhasil . Namun perkembangan lebih lanjut ternyata menuntut Indikator hidup telah berhasil luas . Upaya Peningkatan Gizi Bayi dan Balita tidak hanya sekedar untuk menekan Angka Kematian Bayi dan Balita (AKB) , tetapi telah berkembang menjadi tuntunan kualitas hidup Indonesia di masa Depan . Peran gizi sangat diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang berkualitas baik fisik,mental dan intelektualnya.

Meskipun Derajat Kesehatan Masyarakat Kota Medan relatif meningkat akan tetapi disparitas status kesehatan antara Tingkat Sosial Ekonomi masih terjadi . Ini terbukti dari masalah Beban Ganda (double burden) yakni Penyakit –Penyakit Degeneratif yang terus meningkat dan penyakit menular Infeksi yang tidak pernah tuntas , merupakan penyebab tingginya angka kesakitan penduduk kota Medan.

Pada Kenyataannya,kasus-kasus kekurangan Gizi pada Bayi dan Balita masih terjadi di Indonesia sebesar 223.497 balita di daerah Bengkulu . Akibat dari kekurangan Gizi tersebut , menyebabkan gangguan Pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan seorang Anak sulit untuk menerima Pendidikan , apalagi Informasi Teknologi sehingga akses terhadap Sumber Daya dan Fasilitas Sosial


(12)

semakin jauh . Potensi Sumber daya manusia untuk bekerja sangat kecil,yang bersangkutan (Balita) menderita gizi yang kurang , akibatnya pada masa dewasa peluang mengembangkan diri sangat kecil .

Berbagai Data dari Departemen Kesehatan Tahun 2007 , di Indonesia kekurangan Gizi (malnitrisi) dan Kesehatan Ibu dan Anak yang tidak memadai merupakan masalah yang sangat kronis . Dimana terdiri dari 30 % Pertumbuhan Anak Balita terhambat dan 40% dari mereka tidak memiliki berat badan yang normal (BBLR dibawah 2,5kg) . Kesehatan dan pola makanan yang buruk di samping lingkungan yang tercemar dan fasilitas yang terkait mengarah tingkat pendidikan dan pendapatan yang rendah sehingga sulit menjangkau pelayanan kesehatan

Di berbagai sudut di Negeri ini , banyak sekali ditemui Kasus Gizi Buruk.Sejumlah 1.463 Warga Kabupaten Nias , Sumatera Utara menderita gizi buruk akibat dari kekurangan gizi . Sementara dari Jambi , berdasarkan pemantauan di 82 Puskesmas yang ada di Propinsi Jambi hingga akhir Tahun 2006 , terdapat 351 Bayi yang menderita gizi buruk , di Tanggerang berdasarkan hasil penimbangan Balita Tahun 2006 di 26 Kecamatan, dari 291.634 jumlah Balita,Terdapat 16.230 Balita bergizi kurang dan 272.070 bergizi baik (suara Pembaharuan,15 Desember 2007) .

Data dari Dinas kesehatan Lebak selama Tahun 2006 jumlah Penderita Gizi buruk mencapai 14.383 anak sedangkan dari data Dinas Kesehatan Propinsi Banten menyatakan,jumlah penderita gizi buruk hingga September 2006 sebanyak 7.454 anak (kompas,15 Desember 2007) . Di Depok terdapat 24.545 balita yang ditimbang,


(13)

dari jumlah tersebut sebanyak 333 Balita atau 1,5 % Balita mengalami Gizi Buruk (Tempo Interaktif,13Desember 2007 .

Sementara Ddta penderita gizi buruk yang diperoleh hingga akhir tahun 2006 di Jawa Timur terdapat 10.987 balita menderita kekurangan Gizi . (Kedaulatan Rakyat,14-Februari2006 ) . Dari 240 Penderita Gizi buruk tersebut,masih tersisa 35 Balita yang statusnya maramus . Secara Keseluruhan sejak Januari sampai November 2006 , terdapat 71.815 balita menderita gizi buruk di Indonesia . Diantaranya 232 balita meninggal dunia (Suara Pembaharuan,12 Maret 2007).

Masalah lain yang di hadapi adalah kekurangan Vitamin A yang dapat menyebabkan kebutaan dan mempertinggi resiko kematian . Kekurangan yodium terbukti selain menyebabkan penyakit gondok , juga menyebabkan cacat fisik , antara lain: kretin , tuli , bisu dan dunggu atau cacat mental . Masalah gizi banyak di jumpai pada anak balita dan anak sekolah serta pada wanita hamil dapat menyebabkan gerakan lambat dan efek kelelahan terhadap daya kerja tubuh sehingga akan mempengaruhi kegiatan fisik mereka.

Kondisi seperti ini sangat memprihatinkan Negara kita , padahal telah banyak kebijakan dan bantuan yang diupayakan , seperti Bantuan dan Dana dari Pemerintah untuk pemberian makanan tambahan , pemberian kapsul Vitamin A untuk bayi dan balita , serta bantuan lainnya untuk mengatasi kekurangan gizi pada bayi dan balita.

Pemenuhan Kebutuhan akan Pelayanan Kesehatan harus didukung oleh berbagai fasilitas dari lembaga kesehatan dengan memperhatikan faktor Efektifitas


(14)

program yang dijalankan dan ketercapaian bagi penduduk miskin dan kelompok khusus seperti bayi dan balita.

Telah bayak kajian-kajian yang mencoba mengelaborasikan persoalan-persoalan yang menyangkut upaya-upaya peningkatan gizi bayi dan balita di Indonesia , namun sebagian besar kajian-kajian tersebut masih berfokus pada pendekatan medis , (prosedur,tata cara) , sedangkan kajian –kajian mengenai Efektifitas program peningkatan gizi bayi dan balita masih sangat terbatas . Untuk itu diperlukan peranan puskesmas untuk mengevaluasi program dengan menggunakan pendekatan secara evaluatif.

Puskesmas Padang Bulan adalah salah satu lembaga Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat , tidak terlepas dari peraturan yang berlaku . Salah satu programnya adalah pengetahuan tentang perkembangan berat badan bayi dan balita yang sekitar (55%), pemberitahuan siklus berat badan bayi dan balita sekitar (55%) , pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita sekitar (55%) . Ini disebabkan kurangnya perhatian dan kepudulian dari ibu –ibu bayi dan balita yang tidak rutin membawa bayi dan balita mereka dengan alasan mereka tidak mempunyai waktu yang banyak untuk pergi ke puskesmas atau keposyandu secara teratur .


(15)

Masih Perlu diketahui sejauh mana puskesmas Padang Bulan Medan ini memperhatikan keefektifitasan Program yang dilaksanakan untuk mencapai Indonesia sehat 2010.Oleh Karena Itu maka Penulis tertarik untuk melakukan Penelitian dengan Judul : “Efektifitas Program Peningkatn Gizi Bayi dan Balita Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas Padang Bulan.”(Studi Pada Puskesmas Padang Bulan Medan) .

I.2. Perumusan Masalah .

Dengan adanya program peningkatan gizi yang dilaksanakan oleh puskemas Padang Bulan Medan termasuk sasaran gizi pada bayi dan balita , maka Penulis merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :“Bagaimana Efektivitas Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Padang Bulan Medan ?”.

I.3.Tujuan Dan Manfaat Penelitian. I.3.1.Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi Tujuan dari Penulis dalam Penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan .

2. Untuk mengetahui Efektivitas Program Peningkatan Gizi dan Balita dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan .


(16)

I.3.2. Manfaat Penelitian.

1. Bagi penulis;penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan kemampuan berfikir melalui karya Ilmiah dan untuk menerapkan Teori-teori yang Penulis telah terima selama Perkuliahan di Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

2. Bagi Puskesmas;penelitian ini di harapkan sebagai sumbangan Pemikiran dan sebagai Bahan Pertimbangan dalam membuat Kebijakan Terhadap Upaya Pelayanan Peningkatan Kualitas Program Gizi Bayi dan Balita.

3. Bagi Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sumatera Utara;Penelitian ini akan melengkapi Ragam Penelitian yang telah dibuat Para Mahasiswa dan dapat menambah Bacaan Referensi bagi terciptanya suatu Karya Ilmiah .

I . 4 . Kerangka Teori. 1.4.1.Pengertian Efektifitas.

Dalam setiap Organisasi Efektivitas merupakan unsur pokok Ektivitas untuk mencapai Tujuan atau Sasaran yang telah ditentukan sebelumnya . Dengan kata lain suatu Efektivitas disebut efektiv apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya . Hal ini sesuai dengan pendapat dari para ahli . Soewarno handayaningrat (1984:16) mengatakan “efektivitas” adalah pengukuran dalam arti tercapai tujuan yang ditentukan sebelumnya .


(17)

Selanjutnya ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka menurut Siagian (2002:171) efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat pada waktunya dengan menggunakan sumber –sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan kegiatan .

Selanjutnya pendapat Drs Sarwito (1987 :45 ) menyatakan efektivitas sebangai sesuatu yang berhasil guna yaitu pelayanan bercorak maupun mutu dan kegunaannya benar-benar sesuai dengan kebutuhan . Dari pendapat para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa efektivitas berhubungan dengna pelayanan yang baik corak maupun mutunya dengan kebutuhan masyarakat setempat .Dan menurut penulis ada 4 hal yang menonjol dalam unsur efektivitas yakni :

1. pencapai tujuan , yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan / sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

2. ketepatan waktu , suatu kegiatan dikatakan efektif apabila penyelesaian atau tercapainya tujuan sesuai atau bertepatan dengan waktu yang telah ditentukan .

3. manfaat , suatu kegiatan dikatakan efektif apabila tujuan itu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya.

4. hasil , suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu memberi hasil . I.4.2.Pelayanan Kesehatan .

4.2.1. Pengertian pelayanan

Secara sederhana pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat di segala bidang . Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia


(18)

dinyatakan bahwa pelayanan adalah suatu usaha untuk membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan lain .

Pelayanan kesehatan menurut (Azwar,1996:35) adalah setiap upaya yang diselenggarkan secara sendirian atau secara bersama- sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan , mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan , keluarga , kelompok , dan masyarakat .

4.2.2.Pokok Pokok Pelayanan Kesehatan (Azwar, 1996:35). 1. Tersedia dan berkesinambungan (available)

Adalah semua jenis pelayanan berkesinambungan (continius) .Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan , serta keberadannya dalam masyarakat adalah pada setiap saat yang di butuhkan .

2. Dapat diterima dan wajar (acceptable)

Adalah pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan kenyakinan dan kepercayaan masyarakat .

3. Mudah dicapai (accesible)

Adalah yang mudah dicapai (accesible) oleh masyarakat .Pengertian ketercapaian yang di maksud di sini terutama dari sudut lokasi .

4. Mudah dijangkau (affordable)

Adalah yang di maksud di sini mudah dijangkau (affordable) oleh masyarakat .Pengartian keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya Untuk dapat


(19)

mewujudkan keadaan yang seperti ini harus dapat di upayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat .

5. Bermutu (Quality)

Adalah Pengertian mutu yang di maksud di sini adalah yang menunjukkan pada tingkat kesempurnaan pelayanaan kesehatan di selenggarakan .

4.2.3.Tujuan Pelayanan Kesehatan .

Tujuan pelayanan kesehatan ( Azwar,1999 : 10) dibagi atas 4 golongan yaitu : 1. Peningkatan ( Promotif ) .

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu , keluarga , kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :

a. Penyuluhan . b.Peningkatan gizi .

c. Pemeliharaan kesehatan perorangan . d.Olah raga secara teratur.

e. Pendidikan . f. Rekreasi .

2. Pencegahan (Preventif).

Pelayanan kesehatan pada hakekatnya memberikan penekanan upaya untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan lainnya . Bahkan pencegahan mendapatkan tempat yang utama karena dengan pencegahan aka diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang murah dibandingkan pengobatan maupun rehabilitas .


(20)

3. Pengobatan (Curative) .

Mengobati penderita yang sakit adalah salah satu usaha yang amat penting dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan . Untuk tujuan pengobatan di berikan bila suatu masalah atau gangguan kesehatan terjadi akibat oleh karena kegagalan seseorang , keluarga , kelompok , dan kesatuan masyarakat untuk melaksanakan peranannya atau tugas-tugas secara memadai dan normal .

Tujuan pengobatan ini bersifat represif , artinya menekankan agar gangguan kesehatan yang timbul tidak semakin parfah atau menjalar .

4. Rehabilitasi (Rehabilitation) .

Pemberian pelayanan untuk rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita suatu penyakit ketengah-tengah masyarakat .

Rehabilitasi dimaksudkan agar oarang dapat dikembalikan menjalankan fungsinya sebagai masyarakat yang berguna , baik untuk dirinya sendiri , keluarga maupun masyarakat . Dengan maksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya .

Dengan rehabitasi diharapkan dapat mengembangkan potensi dalam rangka lebih meningkatkan fungsionalisnya sehingga dapat hidup secara produktif .

Hakekat pelayanan kesehatan adalah pembangunan merupakan cita- cita bangsa , yaitu agar terwujudnya Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu wujud untuk kesejahteraan umum yang merupakan bagian dari tujuan nasional .


(21)

4.2.4. Pengertian Bayi dan Balita .

Proses perkembangan dan pertumbuhan anak sudah di mulai sejak anak didalam kandungan , biasanya sembilan bulan lamanya . Jadi perkembangan dan pertumbuhan bukan dimulai dari saat lahirnya . Pertumbuhan anak tergantung pada kondisi kesehatan anak juga mempengaruhi oleh keadaan gizi yang terkandung dalam kebutuhan makanan .

2.3.1. Bayi .

Masa bayi mulai sejak berakhirnya masa sampai akhir tahun kedua ari kehidupan .Kebanyakan ahli psikologi cenderung menyebut masa bayi adalah sejak bayi tersebut lahir sampai kemudian berusia satu setengah tahun atau ada yang menyatakan sampai usia dua tahun .Papalia dan Old mengemukakan bayi yaitu berusia 18 bulan sejak bayi tersebut di lahirkan .

Elizabeth Hurlock , mengemukakan tahap Infancy (bayi) dimulai dari lahir sampai usia 10 -14 hari , dan tahap Baby Hood (balita) dimulai dari 2 minggu sampai 2 tahun . Sedangkan berdasarkan hasil Rapat Kerja (UKK) Pediatri Sosial Jakarta (1998) , menyatakan bahwa masa bayi yaitu usia 0 – 1 tahun. Terdiri dari masa Neonatal usia 29 hari sampai 1 tahun ( Zulkifli .2005 :27) . Masa bayi disebut juga Priode vital , karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi Fundasi yang kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya (kartono , 1999: 78).

Menurut Nuraeni (2001:16) menyatakan pada tahun pertama pertumbuhan fisik sangat cepat sedangkan tahun kedua mulai mengendur . Pertumbuhuna otak seperempat dari berat otak dewasa dicapai pada usia 9 builan dan tiga per empat


(22)

dicapai pad akhir tahun kedua . Pertumbuhan berat badan bayi pada masa usia beberapa bulan tahun pertama berlangsung dengan cepat . Tetapi kemudian beranngsur menjadi lambat . Berat badan bayi yang baik sewaktu lahir adalah 3 -4 Kg dengan tinggi badan 50 cm .Apabila anak lahir dengan badan 3 kg , pada waktu mencapai usia 5 bulan berat badannya menajdi 2 kali lipat atau sekitar 6 kg. Memasuki 12 bulan anak yang mendapat makanan dengan gizi yang baik akan mencapai berat badan 9 Kg.

2.3.2.Balita .

Secara umum balita di kenal sebagai anak dibawah usia lima tahun .Tetapi banyak pendapat yang berbeda mengenai batasan dan klasifikasi anak balita .Statistik angka kematian anak pada umumnya mengelompokkan anak –anak mulai 1-5 tahun menjadi satu . Dalam bahasa gizi kelompok ini di sebut anak-anak pra sekolah (Berg 1999:5).

Pertumbuhan anak usia 1 -5 tahun tidak sepesat masa bayi tetapi aktivitasnya lebih banyak . Golongan ini sangat rentan terhadap penyakit gizi. Pada usia 1-3 tahun anak bersifat konsumen positif .Makanannya tergantung pada apa yang disediakan Ibu ,sedangkan anak pada usia 3-5 tahun bersifat konsumen aktif .Mereka telah dapat memilih makanan yang disukai . (alan berg :16)

Menurut DebKes RI (2007) , Ciri-ciri Anak Sehat adalah sebagai berikut : 1. Tumbuh dengan baik,yang dapat dilihat dari Naiknya Berat badan dan Tinggi

badan secara teratur .


(23)

3. Tampak Aktif,gesit dan gembira. 4. Mata bersih dan bersinar.

5. Nafsu makan baik.

6. Bibir dan Lidah tampak segar.

7. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering. 8. Mudah menyesuaikan diri dengan Lingkungannya.

Pernafasan tidak berbau .

I.4.3. Program Peningkatan Gizi.

Program secara Harafiah Artikan sebagai kegiatan atau Aktivitas dalam suatu wadah tertentu . Menurut Stoner (Ketaren,1996;114)

Program meliputi seperangkat kegiatan yang relatif luas dan memperhatikan : a. Langkah Utama yang diperlukan untuk mencapai Tujuan.

b. Unit atau anggota yang bertanggung jawab untuk setiap Langkah. c. Aturan atau Pengaturan disetiap Langkah.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2000) , Program peningkatan Gizi diarahkan untuk menurunkan masalah gizi yang terjadi didaerah miskin baik itu di pedesaan maupun di Perkotaan dengan meningkatkan keadaan gizi keluarga , meningkatkan partisipasi masyarakat , meningkatkan kualitas pelayanan gizi baik di puskesmas maupun di posyandu .

Menurut SK.Menkes No.1277/Menkes/SK/XI/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan , Strategi yang dilakukan untuk peningkatan gizi adalah melalui pemberdayaan keluarga di bidang kesehatan dan gizi , pemberdayaan petugas


(24)

dan subsidi langsung berupa dana untuk pembelian makanan tambahan dan penyuluhan gizi buruk dan ibu hamil .

Secara khususnya program peningkatan gizi pada bayi dan balita bertujuan untuk meningkatkan pengembangan anak , dengan penurunan Angka Kematian Bayi dan Balita (AKB) dalam rangka mewujudkan Derajat Kesehatan masyarakat yang Otimal yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional (Nasution,1997;5) .

I.4.4. Pengertian gizi .

Gizi yang diperoleh seorang anak setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut.Gizi mempengaruhi Tumbuh kembang seluruh Tubuhnya, baik secara Fisik maupun Mental anak . Menurut Purwoko (1999) , nilai keadaan gizi merupakan salah satu parameter yang penting untuk keadaan tumbuh kembang fisik anak .

Gizi Berasal dari Bahasa Arab yaitu Giza yang berarti makanan .gizi adalah Keseluruhan berbagai proses dalam Tubuh Makhluk hidup untuk menerima Bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan Bahan-Bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai Aktivitas penting dalam tubuh anak itu sendiri . Bahan-bahan tersebut di kenal dengan istilah Nutrien/Unsur Gizi .(Mery,2006:1).


(25)

Menurut Sodiaoetomo (1987) , Zat Gizi adalah Satuan-satuan yang menyusun Bahan Makanan atau Bahan-bahan Dasar.Ada 5 Fungsi Zat Gizi Menurut Sodiaoetomo yaitu :

1. Sebagai Sumber Tenaga . Jika fungsi ini terganggu , orang menjadi berkurang geraknya atau kurang giat dan cepat lelah.

2. Menyokong pertumbuhan badan . Yaitu penambahan sel baru pada sel yang sudah ada.

3. Memelihara jaringan tubuh , mengganti yang rusak atau habis terpakai , yaitu mengganti sel yang tampak pada luka tubuh yaitu terjadi jaringan penutup luka.

4. Mengatur metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh. 5. Berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai penyakit

sebagai antioksi dan anti bodi lainnya .

Faktor yang mempengaruhi Gizi seseorang ( Mery 2006 : 13) : a. Usia.

b. Jenis Kelamin. c. Aktivitas.

d. Kehamilan dan Keadaan sakit. e. Berat/Tinggi Badan .

Sumber Zat Gizi terdiri dari (Mery 2006 : 20) : 1. Karbohidrat atau Hidrat Arang.

Fungsi utama Karbohidrat adalah sebagai sumber utama energi yang murah. Umumnya karbohidrat dari beras , gandum , umbi , buah-buahan , serta sayur-sayuran . Salah satu penyakit yang timbul akibat kekurangan energi pada anak adalah penyakit kurang kalori dan protein (KKP) atau Protein Malnutrition, Energy Malnutrition (PEM).


(26)

2. Protein.

Protein diperlukan untuk Pembentukan dan Pertumbuhan jaringan-jaringan.Protein merupakan Zat Gizi yang Multi Fungsi , antara lain sebagai Zat Pembangunan,Zat Pengatur,dan Sumber Tenaga.

Sumber Protein dapat diperoleh dari Putih Telur,Tempe,Kacang-kacangan dan Daging.Kekurangan Protein menyebabkan Penyakit Kekurangan kalori Protein (KKP).Menurut Soegeng (1999),Kebutuhan Protein pada Balita Sehat dalam sehari membutuhkan 2-2,5 gram per kilogram berat badan sehari.

3. Lemak.

Fungsi utama Lemak adalah sebagai Sumber energi dan juga sebagai pelarut Vitamin-vitamin yang larut dalam air.Lemak dapat diperoleh pada Susu,Daging,Kacang-kacangan,dan Biji-bijian serta Buah Advokat.

4. Vitamin.

Jenis Vitamin dibagi menjadi 2 golongan,yaitu : a. Vitamin yang larut dalam Lemak (A,D,E,K). b. Vitamin yang larut dalam Air (B-comlex dan C). 5. Mineral.

Mineral merupakan Zat Gizi yang cukup penting.Sekitar 40% dari Tubuh Manusia terdiri atas Mineral

Jenis Vitamin A terdapat pada Hati,Kuning telur,Susu,Keju,Minyak Ikan yang terdapat dalam bentuk Kapsul maupun Emulsi . Pemberian Suplemen Vitamin A


(27)

dosis tinggi cukup 6 bulan sekali.Berbagai Bahan makanan seperti Margarin dan Susu di perkaya Vitamin D . Sumber Vitamin lainnya dapat diperoleh dari Kacangan-kacangan,Sayuran,Buah-buahan dan lain-lain.

I.4.5. Pengaturan Gizi bayi dan balita .

Menurut dr.Suryani As’ad (2002 :78) ,makanan untuk Bayi dan Balita harus memenuhi Syarat-syarat sebagai berikut :

1.Memenuhi Kecukupan Energi dan semua Zat sesuai dengan umur.

2.Susunan hidangan disesuaikan dengan Pola menu Seimbang,Bahan makanan yang tersedia setempat,kebiasaan makanan,dan selera terhadap makanan. 3.Bentuk dan Porsi makanan disesuaikan dengan Daya Terima,Toleransi,dan

Keadaan Bayi atau Anak.

4. Memperhatikan Kebersihan Perorangan dan Lingkungan .

Tujuan pengaturan makanan untuk Bayi dan Balita adalah untuk memberikan kebutuhan Zat Gizi untuk pemeliharaan serta Peningkatan Kesehatan, Pertubuhan , Perkembangan Fisik dan Psikomotor , Serta melakukan Aktivitas Fisik dan Mendidik Kebiasaan makanan yang baik pada Anak (As’ad,2002;79) .

4.4.1.Defenisi zat gizi.

Penyakit Kekurangan Zat Gizi pada Anak secara umum mencakup kekurangan Kalori Protein (KKP) , Defenisi Vitamin A , Defenisi Yodium , dan Defenisi Zat Besi.Untuk seorang anak,masalah kekurangan Gizi yang dapat berakibat panjang,yaitu berkaitan dengan Kesehatan Anak , Penyakit Infeksi , dan Kecerdasan Anak (Soegeng,1999;87).


(28)

Akibat Defesiensi Gizi yang tidak terpenuhi pada setiap Kebutuhan Gizi Bayi dan Balita,dapat mengakibatkan Kecacatan Tubuh dan Kelemahan Mental.Lebih jauh lagi Anak akan merasa Rentan terhadap Penyakit atau Infeksi baik pada mata,telinga,maupun sistem pernafasan.Mereka akan kurang memiliki kemampuan atau kesiapan mental dan Fisik (Yusuf,2004;164).

Menurut Darwin (1999),Perubahan cakupan Zat Gizi untuk Balita yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

1) Konsistensi Makanan secara berangsur berubah dari bentuk cairan menjadi bentuk setengah Padat dan akhirnya menuju Padat.

2) Jenis Bahan Makanan untuk makanan anak sudah berubah dan berangsur-angsur menjadi campuran beragam bahan makanan,yaitu makanan Pokok,Protein,dan Sayuran.

3) Jumlah Makanan yang diberikan harus sudah berangsur bertambah,sesuai dengan bertambahnya Kebutuhan Bayi akan berbagai Zat Gizi.(Energi,Protein,Zat- Besi,Vitamin A).

4) Makanan Selingan adalah langkah yang ditempuh untuk manaikkan masukan Kalori pada anak usia Balita dengan memberikan makanan selingan yang cukup antara waktu makanan dan menambah Frekuensi makanan dari 2 kali menjadi 3- kali.


(29)

I.4.6. Pengertian Puskesmas .

Meyriam menyatakan (2000:34) menyatakan puskesmas adalah suatu organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam usaha bentuk kegiatan-kegiatan pokok.

Puskesmas juga merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang berfungsi membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan yang menyeluruh dan terpadu,dengan kata lain bahwa Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.


(30)

I.5. Defenisi Konsep

Singarimbun (1989:33) menerangkan bahwa Defenisi konsep merupakan unsur yang penting untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak diteliti .

Adapun defenisi konsep yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Efektivitas Adalah Suatu pencapaian tujuan dan sasaran sesuai dengan

program dan waktu yang telah ditentukan sebelumnya .

2. Program adalah unsur dari perencanaan.Dalam hal ini adalah program peningkatan gizi pada bayi dan balita.

3. Peningkatan Gizi adalah Suatu upaya meningkatkan keadaan gizi melalui program yang diberikan untuk mencegah dan mengatasi masalah gizi pada bayi dan balita.

4. Bayi adalah Golongan anak yang dikelompokkan dalam usia 0-12 bulan. 5. Balita adalah Golongan anak yang dikelompokkan dimulai dari umur 1-5

tahun.

6. Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan secara bersama – sama untuk memelihara kesehatan


(31)

I.6. Defenisi Operasional .

Defenisi operasional adalah unsur yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel melalui indikator –indikatornya. (Singarimbun1989:46).

Variabel dalam penelitian ini adalah satu variabel atau variabel tungal , yaitu Efektifitas Program Peningakatan gizi bayi dan balita dalam pelayanan kesehatan masyrakat di puskesmas Padang Bulan

Efektifitas Program Peningkatan gizi bayi dan balita dengan Indikator : 1. Penyuluhan

- Tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita - Penyuluhan Manfaat ASI

- Penyuluhan tentang pengolahan bahan makanan bayi dan balita - Penyuluhan tentang kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat 2. Pelaksanaan upaya dalam peningkatan gizi

- Pemberitahuan siklus berat badan bayi dan balita

- Pengatahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita - Perolehan Kartu Menuju Sehat (KMS)

- Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS ) secara teratur - Penimbangan berat badan bayi dan balita

- Pemberian Vitamin A


(32)

3. Keberhasilan Program gizi

- Pengetahuan tentang perkembangan berat badan bayi dan balita

- Pengetahuan tentang pertumbuhan badan dan perkembangn fisik bayi dan balita

- Meningkatnya berat badan bayi dan balita


(33)

I.7.Sistematika Penulisan . BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memuat tentang latar belakang , perumusan masalah ,tujuan penelitian , kerangka teori , defenisi konsep ,defenisi operasional ,dan sistematika penulisan

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini memuat tentang bentuk penelitian , lokasi penelitian ,populasi dan sampel penelitian , pengumpulan data , dan teknik analisa data .

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang ganbaran atau karakteristik penelitian berupa sejarah singkat , visi –misi dan struktur organisasi

BAB IV PENYAJIAN DATA

Memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan yang akan di analisis BAB V ANALISIS DATA

pembahasan interpretasi dari data - data yang di sajikan sebelumnya BAB VI PENUTUP


(34)

BAB II

METODE PENELITIAN. 2.1.Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang mempergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan analisis kualitatif . Menurut Nawawi ( 1993 :73) metode yang ada pada saat penelitian dilakukan atau masalah yang bersifat aktual , sebagaimana dengan keadaan sebenarnya .

Dengan demikian penelitia ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya dan mencoba menganalisis untuk memberikan kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh .

2.2. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Pusksmas Padang Bulan Medan , yang berlokasi di jalan Letjen Jamin Ginting , Kompleks Pamen Medan .

2.3. Populasi dan Sampel. 2.3.1.Populasi.

Sebelum penelitian dilaksanakan , maka penulis terlebih dahulu menentukan populasiyang akan di teliti . Menurut Sugiyono (2005:90) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek /subjek yang mempunyai kualitas dan kareteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk menarik kesimpulannya. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan yang berjumlah 39 orang .


(35)

2.3.2. Sampel.

Dalam penentuan sampel dari pegawai Puskesmas Padang Bulan dan pihak – pihak yang berkepentingan yang terlibat didalam program gizi di pergunakan teknik Purposive Sampling yaitu pentuan sampel tidak didasarkan atas strata , pedoman atau wilayah , tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian . Jumlah Informan yang akan di wawancarai di dalam program gizi ada 7 orang yang terdiri dari 3 orang Informan kunci dan 4 orang Informan biasa . Sementara untuk masyarakat dipergunakan penentuan sampel dengan metode simpel random sampling , untuk sampel dari masyarakat di gunakan teknik sampel secara acak tanpa memperhatikan strata dan biasanya yang dihubungi adalah objek yang mudah ditemui , sehingga pengumpulan datanya mudah .Yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 91 orang .Dalam hal ini seluruh bayi dan balita di wakili oleh ibu atau pengasuh .

2.4. Teknik Pengumpulan Data .

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang akan di lakukan oleh peneliti adalah :

1. Data Primer , adalah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian .Data Primer tersebut dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian .Data primer tersebut dilakukan sebagai instrumen sebagai berikut : a. Metode angket (kuesioner)

Yaitu : pemberian daftar pertayaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan alternatif jawaban .


(36)

b. Metode wawancara (Interview)

Yaitu : mengadakan Tanya jawab langsung kepada pihak –pihak yang terkait dan punya relevansi terhadap masalah penelitian.

c. Metode Observasi

Yaitu : melakukan pengamatan terhadap fenomena-fenomena yang berkaitan dengna fokus penelitian .

2.Data Skunder, adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui studi pustaka yang diperoleh melalui tulisan , karang ilmiah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian.

2.5. Teknik Analisa Data .

Sesuai dengan metode penelitian ini , maka teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisa data secara kualitatif , yaitu data yang di peroleh dari lapangan selanjutnya interpretasikan sehingga memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti dengan menggunakan ananlisa tabel tunggal atau tabel frekuensi.


(37)

BAB III.

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. 3.1. Sejarah Puskesmas.

Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung telah mempengaruhi masalah kesehatan dimana masyarakat untuk dapat hidup sehat.Bertitik tolak dari hal itu , maka pada tahun 1968 lahirlah konsep Puskesmas ketika dilangsungkan RAKESMAS di jakarta .

Sebelum tahun 1968, pelayanan tingkat dasar memang sudah ada seperti KIA,Balai pengobatan , penanggulangan penyakit menular , penyuluhan masyarakat tetapi hal ini masih sendiri dimana belum terorganisasi sehingga dipandang kurang menguntungkan .

Dan melalui Rakesmas inilah timbul sasaran untuk menyatukan semua pelayanan tingkat pertama kedalam organisasi yang terpercaya yang diberi nama Puskesmas . Pada tingkatan ini Puskesmas dibedakan 4 macam , yaitu :

1. Puskesmas tingkat desa. 2. Puskesmas tingkat kelurahan. 3. Puskesmas tingkat kecamatan. 4. Puskesmas tingkat kabupaten.

Pembagian wilayah kekuasaan ini tidak bertahan lama dan pada tahun 1969 berlangsung Rakesmas II dan pada saat itu pembagiannya menjadi :

1. Puskesmas Tipe A yang dipimpin oleh dokter penuh. 2. Puskesmas Tipe B yang dipimpin oleh dokter tidak penuh.


(38)

3. Puskesmas Tipe C yang dipimpin oleh petugas tenaga medis. Pada tahun 1970,berlangsung Rekemas yang ketiga dan dirasakan pembagian Puskesmas kurang sesuai karena bagi Puskesmas tipe B dan tipe C yang tidak dipimpin oleh dokter tidak penuh,dirasakan sulit dikembangkan,maka pembagian puskesmas menurut ini ditinggalkan dan sejak saat itu pembagian puskesmas menjadi satu macam yaitu pembagian puskesmas menurut wilayah kerjanya.

Tingkat kecamatan dengan jumlah penduduk 30.000 – 50.000 jiwa merupakan satu wilayah puskesmas,selanjutnya dengan keluarnya kebijaksanaan pemerintah yaitu , Inpres No. 5 Tahun 1974, No.7 Tahun 1976 dan No.4 Tahun 1976,maka wilayah kerja puskesmas di perkecil dengan jumlah penduduk 30.000 jiwa untuk satu wilayah pukesmas.Dan mulai tahun 1976 mulai dirintis pembangunan puskesmas didaerah tingkat kelurahan.

3.2. Sejarah Puskesmas Padang Bulan.

Puskesmas Padang Bulan dulunya bukan sebuah puskesmas,tetapi poliklinik dan rumah dokter.Peletakan batu pertama dilakukan oleh Pangdam II Bukit Barisan Bapak Sarwo Edhi Wibowo (Brigjen TNI) tanggal 27 Maret 1968 dan selesai tanggal 20 Juli 1968.Pelaksananya yaitu Zi Bang Ron DIM 0212/MS.

3.3. Lokasi Puskesmas Padang Bulan.

Pukesmas Padang Bulan berada di jalan Letjen Jamin Ginting Kompleks Pamen Padang Bulan Medan.Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan mencakup 6 kelurahan yang ada kecamatan medan baru dengan luas 527 hektar.


(39)

1. Kelurahan Padang Bulan 168 Ha. 2. Kelurahan Babura 79 Ha. 3. Kelurahan Titi Rante 93 Ha. 4. Kelurahan Petisah Hulu 62 Ha. 5. Kelurahan Merdeka 98 Ha. 6. Kelurahan Darat 28 Ha.

Pembatasan wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Medan Petisah. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Medan Johor. 3. Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Polonia.

4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Medan Selayang Sunggal .

3.4. Keadaan Demografi Wilayah Kerja Puskesmas.

Jumlah penduduk yang dicakup oleh puskesmas padang bulan adalah 38492 jiwa, yang terdiri dari :

1. WNI Pribumi : 34167 Jiwa. 2. WNI Keturunan : 4299 Jiwa. 3. WNA Asing : 26 Jiwa.

Penduduk Kecamatan Medan Baru cukup heterogen ,hal ini terlihat pada data sebagai berikut :


(40)

2. Suku Tionghoa : 4212 Jiwa. 3. Suku Melayu : 2528 Jiwa. 4. Suku Padang : 2080 Jiwa. 5. Beragam suku lain : 9171 Jiwa.

Tabel 1.

Distribusi Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru Tahun 2008.

N o Kelurah an RW lingku ngan

Lk Pr Pendu

duk

KK Dasa Wis ma Pos yan du Toga 1 2 3 4 5 6 Titi Rante P.Bulan Merdeka Babura P.Hulu Darat 10 12 13 13 12 4 5.195 3.327 1.593 5.265 3.865 5.063 5.939 713 1.110 6.081 3.865 5.230 11.134 7.040 10.293 11.346 7.626 10.293 1.761 1.883 1.723 1.726 1.154 551 57 47 60 28 50 40 5 4 5 8 5 5 40 37 49 210 159 123 TOTAL 64 24.308 25.834 50.142 8.798 282 30 518 (Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008).


(41)

Tabel 2.

Distribusi Pekerjaan Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan Medan.

No

1 2.

3 4 5 6

Kelurahan

Titi Rante Padang Bulan Merdeka Babura Darat Petisah Hulu

Pekerjaan

ABRI PNS Swasta Pedagang

781 117 230 454 28 505 2 373 465 824 120 160 53 11 285 217 342 4 115 143 4 12 239 216 102 TOTAL 1660 1381 3328 1420 (Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008).


(42)

Tabel 3.

Data Monografi Puskesmas Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.

NO Nama

Kelurahan

Jumlah Dokter Praktek Sarana Air Bersih

1. 2. 3. 4. 5. 6. Titi Rante P.Bulan Merdeka Babura Petisah Hulu Darat TOTAL Gigi 0 4 4 10 6 1 25 Spesialis 5 7 28 10 29 2 81 Umum 3 2 4 5 8 0 22 Sungai 0 0 0 0 0 0 - Air POM 1242 1216 1756 1391 82 602 6289 Sumur 125 12 24 424 5 - 590 (Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008).

3.5. Visi dan Misi Puskesmas. 3.5.1. Visi Puskesmas.

Adapun visi dari Puskesmas Padang Bulan yaitu : “ Terwujudnya Kecamatan Sehat Sejahtera Tahun 2010”.

3.5.2. Misi Puskesmas.


(43)

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.

3. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta terjangkau.


(44)

3.6. Program Prioritas Indonesia Sehat 2010. 1. Kesehatan ibu dan anak (KIA).

2. Keluarga berencana (KB). 3. Usaha peningkatan gizi. 4. Usaha kesehatan lingkungan. 5. Promosi/Penyuluhan kesehatan.

6. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular /P2M.

7. Pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan (SP2TP) .

8. Usaha kesehatan sekolah.

9. Usaha perawatan kesehatan masyarakat. 10. Usaha kesehatan olahraga.

11. Usaha kesehatan kerja. 12. Kesehatan gigi dan mulut. 13. Usaha kesehatan jiwa. 14. Usaha kesehatan mata. 15. Usaha kesehatan usia lanjut. 16. Laboratorium sederhana.

17. Upaya pembinaan pengobatan tradisional. 18. Pengobatan pelayanan karena kecelakaan.


(45)

3.7. Fasilitas Ruangan Puskesmas Padang Bulan. Tabel 4.

Fasilitas Ruangan Puskesmas. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Fasilitas Ruangan Ruangan Kepala Puskesmas Ruangan klinik Gigi

Ruangan Dokter Ruangan Tata Usaha Ruangan KIA

Ruangan LAB Ruangan Apotek Ruangan periksa pasien Ruangan KB

Ruangan Imunisasi

Klinik IMS Therapy/konseling Ruang TB paru

Ruang Kartu Ruang Rapat

DBD,Ispa,Diare,Sanitasi IMS dan VCT

Ruang Rawat Inap

Jumlah 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1


(46)

18 19 20 21

Gudang Dapur Aula

Kamar mandi / WC

1 1 1 4 (Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008)

3.8. Tarif Berobat Puskesmas Tahun 2008. Umum : Rp 6.000.

Pengobatan Gigi :

1. Pemeriksaan gigi (1 kali) : Rp 5.000. 2. Tempel gigi sementara : Rp 7,000. 3. Tempel gigi/ pembersihan : Rp 12.000 4. Cabut gigi 1 buah (Dewasa) : Rp 10.000 5. Cabut gigi susu 1 buah (Anak) : Rp 7.500 Pengobatan gratis dengan menggunakan KTP /KRT.


(47)

Data-Data Pegawai Puskesmas Padang Bulan Medan . NO 1 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. Nama Pegawai dr. Rehulina Ginting drg. Yuniarti Ginting drg.Sufiana

Halimah Sitepu Santi Simanjuntak Nurmala Sianipar Nurpi Mahulae Chrysant Elvi Siregar Setia Ukur Tarigan Eriyasta Sitepu Sampalen Sitepu

Marta Helena L. Tobing. Adelina Sitompul Tutiarna Hutagalung Novelina Sitorus Elitina Bagun Dorma Siregar Dormina Damanik Melva Erika Tambunan. Pendidikan Kedokteran Kedokteran gigi Kedokteran gigi Perawat Perawat Bidan Perawat SPRG Perawat Ass. Apoteker Akper SPRA Bidan Perwat Akper Perawat Akper Akper SAA Jabatan Ka. Puskesmas Dokter gigi Dokter gigi Pel.kartu Pel.Posyandu Bidan Imunisasi Pel.MTBS Pel.Gigi Pel.Lansia Ass.Apoteker Pel.Diare Pel.Bidan Pel.Lansia Pel.Surveilans Pel.Inventaris Pel.Gakin Pel.PKM Pel.Askes Pel.Apotik Golongan III/c IV/ c IV/ b III/d III/d III/d III/d III/d III/d III/d III/d III/d III/c III/c III/c III/c III/c III/c III/c


(48)

20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. Nelly Simanjuntak Delina Ginting Rosdawani Pasaribu Flora Panjaitan Samarita Sitompul Lita Murniati Haloho Purnawati Sitepu Rumandang Dolok Saribu Lidia Sinaga Ramlan Ambarita Marna Tarigan Netty Butar-butar Sariani Purba Panca.S.J.Tarigan Sri Mawarni Imelda Sinaga Purnama Hutasoit Marniati Panjaitan Lenny Mariani Munte Gom –gom Melva

SMU SPK SPK SPK Akper Bidan Analis Akper SPAG Akper Analis Bidan SMF Bidan SMF Bidan SPRG AKL Akper Akper KTU Pel.Perawat Pel.Perawat Pel.ISPA Pel.Inventaris Bidan Pel.Lab Pel.Rujukan Pel.Gizi Pel.DBD Pel.Lab Pel.TB.paru Pel.Obat Pel.Deteksi dini Pel.Obat Pel.KB Pel.Gigi Pel.Sanitasi Bendahara Pel.UKS III/c III/b III/b III/b III/b III/b III/b III/a III/a III/a III/a III/a II/d II/d II/c II/b II/c II/c II/c II/c (Sumber : Puskesmas Padang Bulan 2008)


(49)

BAB IV PENYAJIAN DATA .

Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh selama masa penelitian yang telah di lakukan dari Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan berdasarkan angket (kuesioner ) yang telah di sebarkan kepada responden . Yang di jadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 91 orang serta sebagai bahan pendukung untuk mendapatkan data yang lebih valid dan akurat peneliti juga melakukan wawancara dengan key Informan yang berjumlah 7 orang yang berada dalam program gizi terdiri dari 3 orang Informan kunci dan 4 orang Informan biasa .

Penyajian data sebagai tahap awal dalam rangka analisa data dari kuesioner yang telah di sebarkan akan di uraikan dalam bentuk tabel tunggal .Data-data yang di sajikan meliputi data-data tentang identitas responden dan variabel-variabel penelitian

Adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : I . Identitas Responden Pegawai Puskesmas .

Berdasarkan hasil penelitian di ketahui Indentitas responden sebagai berikut : Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1 25-35 Tahun - -

2 36-45 Tahun 5 71,42

3 46-55 Tahun 2 28,58

TOTAL 7 100

Sumber : Kuesioner Penelitian,April 2008 .

Berdasarkan tabel di bawah dapat diketahui bahwa jumlah responden terbesar terletak pada kelompok usia 36 -45 tahun yang berjumlah 5 orang (71,42 %) . Sedangkan urutan kedua terletak pada responden dengan usia 46- 55 tahun yang berjumlah 2 orang


(50)

Tabel 6 . Karakteristik responden Berdasarkan Jenis Kelamin.

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1 Laki-laki 1 14,28

2 Perempuan 6 85,72

TOTAL 7 100

Sumber : Kuesioner Penelitian,April 2008.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah responden terbesar adalah yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (85,72%) , sedangkan jumlah responden terkecil adalah yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1 orang (14,28%) .

Tabel 7. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.

NO Pendidikan Frekuensi %

1 SLTA 2 28,58

2 Diploma 4 57,14

3 Sarjana 1 14,28

TOTAL 7 100

Sumber :Kuesioner Penelitian,April 2008.

Dari data yang di tunjukkan oleh tabel di atas terlihat bahwa jumlah responden terbesar merupakan responden yang memiliki pendidikan tamat Diploma yang berjumlah 4 orang (57,14%) , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai sarjana yaitu berjumlah 1 orang (14,28%) yang merupakan Kepala Pimpinan Puskesmas lulusan kedokteran , di tempat ketiga ditempati oleh responden yanng memiliki tingakt pendidikan sebagai tamat SLTA yang berjumlah 2 orang (28, 58%).


(51)

Tabel 8 . Karateristik Responden Berdasarkan Golongan Jabatan .

NO Golongan Frekuensi %

1 II 3 42,86

2 III 3 42,86

3 IV 1 14,28

TOTAL 7 100

Berdasarkan tabel diats dapat terlihat bahwa jumlah responden terbesar merupakan yang memiliki golongan IV yaitu berjumlah 1 orang (14,28%) yang merupakan Kepala Pimpinan Puskesmas itu sendiri , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki golongan II berjumlah 3 orang (42,86%) responden , dan pada urutan yang ketiga di tempati oleh responden yang memiliki golongan III terdapat 3 orang (42,86%) .


(52)

II . Deskripsi data hasil wawancara dengan key informan . 1. Kriteria Key Informan .

Agar key informan mampu menjelaskan tentang masalah pokok tersebut diatas secara mendalam , maka untuk itu dibuat kriteria tentang syarat /kriteria informan yaitu

1. Aparat yang ada di dalam instansi tersebut .

2. Aparat tersebut suah berada sejak mulai berdirinya instansi tersebut .

3. Aparat yang mengetahui secara keseluruhan pada program gizi bayi dan balita . 2. Hasil wawancara .

Berikut ini akan di uraikan hasil wawancara dengan informan yang pertanyaannya adalah :

I. Perencanaan Program Peningkatan gizi bayi dan balita .

1. Perencanaan Program Peningkatan Gizi bayi / balita di Puskesmas Padang Bulan .

Pelaksanan sebuah program harus diawali dari perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya .Demikian halnya dengan program peningkatan gizi bayi dan balita harus dilaksanakan berdasrkan perencanaan yang telah dibuat bersama .Bila hasil yang di peroleh dalam pelaksanaan sesuai dengan hasil yang di harapkan dalam perencanaan maka dapat dikatakan bahwa program tersebut efektif .dan sebaliknya jika hasil dalam suatu pelaksanaan program tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan dalam perencanaan maka program tersebut dikatakan tidak efektif.

Perencanaan Program Peningkatan gizi bayi dan balita di Puskesmas Padang Bulan dibuat oleh Dinas Kesehatan Propinsi . Seperti yang di utarakan key Informan


(53)

kunci oleh Ibu Lidia sinaga sebagai Koordinator Gizi di bagian program gizi di wilayah kerja puskesmas Padang Bulan mengatakan :

“Untuk perencanaan program peningkatan gizi bayi dan balita di tingkat Puskesmas dibuat oleh Dinas Kesehatan Propinsi , sedangkan di tingkat Puskesmas sendiri adalah perencanaan mencakuip program gizi yang meliputi jumlah target dan penetapan pelaksanaan program “

Perencanaan Program gizi di tingkat Puskesmas , mencakup :

1. Penetuan jumlah target program , yaitu perencanaan yangn mencakup pelaksanaan pendaftaran jumlah bayi dan balita di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan .

2. Penetapan pelaksanaan program , yaitu mencakup perencanaan waktu pelaksanaan kegiatan di Posyandu direncanakan sekali dalam sebulan . Adapun kegiatan –kegiatan yang di renencakan dalam Posyandu , yaitu :

1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu ).

Posyandu merupakan pos kesehatan yang paling dekat dengan masyarakat . Pelaksanaan kegiatan kegiatan di Posyandu di rencanakan sekali dalam sebulan . Adapun kegiatan – kegiatan yang direncanakan dalam Posyandu yaitu:

a. Penimbangan bayi / balita .

Adapun tujuan dari perencanaan penimbangan bayi dan balita adalah untuk mengetahui berat badan bayi dan balita .Dengan demikian dapat diketahui status gizi bayi dan balita , yaitu kesesuaian antara usia bayi dan balita dengan berat badan .


(54)

Dengan adanya perencanaan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) , yaitu pencatatan berat badan bayi pada Kartu Menuju Sehat (KMS) , maka akan di ketahui garfik perkembangan berat badan bayi dan balita . Kartu Menuju Sehat akan di berikan kepada ibu dan balita dan di bawa setiap kali ke Posyandu .

c. Penyuluhan Gizi

Perencanaan kegiatan penyuluhan gizi dimaksudkan untuk menambah pengetahuan ibu-ibu tentang gizi dan balita .Dengan adanya penyuluhan tersebut , para ibu bayi dan balita di harapkan dapat melaksanakan pesan penyuluhan tersebut .Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita mereka.

d. Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Pemberian Makanan Tambahan (PMT) sebagai makanan tambahan yang mengandung zat gizi , seperti telur rebus, tempe dan tahu goreng , bubur kacang ijo ,biskuit dan makanan ringan lainnya . Perencanaan Pemberian Makanan Tambahan kepada bayi dan balita hanya akan di berikan kepada bayi dan balita yang datang ke Posyandu.

2 . Pemberian Vitamin A

Perencanaan Waktu pemberian Vitamin A untuk tahun 2008 , yakni dua kali setahun , tepatnya pada bulan Februari dan bulan Agustus 2008. Vitamin A dengan kapsul biru akan diberikan untuk bayi berusia 0-11 bulan , sedangkan Vitamin A dengan kapsul merah akan diberikan untukl bayi dan balita berusia


(55)

3. Pemberian Makanan Pelengkap ASI (MP-ASI)

Perencanaan pemberian Makanan Pelengkap ASI (MP-ASI) yang merupakan bantuan dari pemerintah berupa biskuit dan bubur akan di berikan kepada bayi dan balita yang telah di timbang berat badannya sebelumnya .Pemberian Makanan Pelengkap (MP-ASI) berupa bubur akan di berikan kepada bayi , sedangkan Makan Pelengkap ASI (MP-ASI) berupa biskuit akan di berikan kepada balita.

2. Kelemahan Perencanaan Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan .

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Informan Kunci yang berjumlah 3 orang memaparkan bahwa kelemahan perencanaan ini terletak pada tidakadanya usaha atau tindakan pemerintah yang perlu dilakukan untuk menciptakan kesadaran dan kepeduliandari ibu-ibu akan kesehatan bayi dan balita mereka .Berikut adalah hasil wawancara dengan ibu Paun Riana mengatakan :

“ karena tingkat kepedulian dan pengetahuan masyarakat belum sesuai dengan yang diharapkan , maka seharusnya pemerintah membuat perencanaan mengenai upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi ibu-ibu, tetapi inilah yang menjadi kelemahan perencanaan ini , karena tidak adanya upaya –upaya tersebut dalam perencanaan “

Sedangkan 4 orang yang menjadi Informan biasa memberikan tanggapan yang berbeda , bahwa kelemahan perencanaan program gizi ini terdapat pada ketidaksesuaian rasa Makanan Pelengkap (MP-ASI) yang akan di berikan kepada bayi /balita .Berikut adalah kutipan hasil wawancara dengan ibu Lidia


(56)

“ kelemahan dari perencanaan program ini adalah banyak dari orang tua anak yang mengatakan bahwa anak mereka tidak suka makan bubur Makanan Pelengkap ASI yang diberikan , bayi dan balita mereka lebih menyukai Makanan Pelengkap (MP-ASI) dengan cerelac susu “

Pada pengalaman Posyandu sebelumnya , banyak diantara bayi dan balita tidak menyukai Makanan Pelengkap (MP-ASI) dengan rasa beras merah , kacang ijo , dan rasa pisang . Namun rasa yang paling banyak disukai bayi dan balita adalah Makanan Pelengkap (MP-ASI) dengan rasa susu atau bubur cerelac dengan rasa susu .Seharusnya Makanan Pelengkap (MP-ASI) yang akan di berikan oleh pemerinth terlebih dahulu di konsultasikan dengan pegawai puskesmas .Setelah itu pemerintah mendistribusikan Makanan Pelengkap (MP-ASI) dengan rasa yang diinginkan .

3. Saran untuk perencanaan Program Peningkatan Gizi Bayi dan Balita berikutnya.

7 orang yang menjadi key Informan memberikan saran upaya perbaikan perencanaan program peningkatan gizi bayi dan balita berikutnya .4 orang dari Informan biasa memberikan saran tentang Makanan Pelengkap (MP-ASI) yang diberikan oleh pemerintah .Berikut penuturan salah seorang dari Informan biasa , Bapak Ramlan yang mengatakan :

“ saran kami adalah semestinya sebelum perencanaan pemberian Makanan Pelengkap (MP-ASI) oleh pemrintah , dibuat terlebih dahulu daftar-daftar rasa Makanan Pelengkap (MP-ASI) itu sendiri sehingga puskesmas bisa memilih rasa yang dibutuhkan untuk bayi dan balita di posyandu”.


(57)

Dari ke 4 Informan biasa tersebut menambahkan bahwa kehadiran Makanan Pelengkap (MP-ASI) justru tidak diterima oleh ibu bayi dan balita karena rasa yang tidak disukai oleh bayi dan baita mereka .Justru yang mengkomsumsi bukan lagi bayi dan balita mereka tetapi ibu atau orang dewasa lainnya . Sehingga terjadi penyimpangan pendistribusian bantuan .

Sedangkan 3 orang yang menjadi Key Informan kunci memberi saran bahwa perlu dibuat promosi kesehatan dalam perencanaan program peningkatan gizi tersebut kepda keluarga-keluarga bayi dan balita sehingga membuka kesadaran dan kepedulian para ibu-ibu untuk membawa bayi dan balita mereka ke Posyandu.

Berikut penuturan ibu Elisabeth yang mengatakan

“ sangat perlu adanya perencanaan dari pemerintah untuk membuat suatu kebijakan berupa promosi-promosi hidup sehat untu menyadarkan ibu-ibu agar rutin datang ke Posyandu “.

Pegawai puskesmas menambahkan bahwa pada pengalaman Posyandu sebelumnya, banyak ibu-ibu bayi dan balita yang malsa untuk membawa bayi dan balita mereka ke Posyandu dengan alasan tidak mempunyai waktu banyak untuk ke Posyandu .Sehingga menjadi kendala bagi pegawai Puskesmas untuk melaksanakan perencanaan tersebut.

II. Program peningkatan gizi bayi dan balita .

1. Pelaksanaan Program Peningkatan Gizi bayi dan balita di Puskemas Padang Bulan .

Berdasarkan keterangan dan data yang diperoleh peneliti di lapangan , menunjukkan bahwa pelaksanaan program peningkatan gizi di lapangan sudah dikatakan baik meski belum sepenuhnya (100%) berhasil .Meskipun lokasi dan waktu yang dicapai


(58)

telah sesuai dengan prencanaan , namun hasil yang di dapatkan pada pelaksanaan dilapangan belum sepenuhnya sesuai dengan rencana .

Seperti yang dinyatakan oleh koordinator di bagian gizi Puskesmas , Ibu Lidia sinaga mengatakan :

“ sebagian dari jumlah bayi dan balita tidak setiap bulan datang ke Posyandu , karena orang tua bayi dan balita tersebut sibuk mencari nafkah , terkadang bayi dan balita mereka pada bulan kemarin di bawa ke Posyandu , tetapi bulan berikutnya tidak datang lagi .Sehingga jumlah bayi dan balita yang datang ke Posyandu setiap bulanya tidak pernah sama “.

Semua Jenis Kegiatan dan waktu pelaksanaan program peningkatan gizi bayi dan balita telah dilaksanakan sepenuhnya di lapangan , seperti Posyandu (penimbangan bayi dan balita , pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) ,penyuluhan gizi , dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dilaksanakan sekali sebulan , Pemberian Vitamin A yaitu 2 x dalam sebulan yakni pada bulan Februari dan Agustus , serta Pemberian Makanan Pelengkap (MP-ASI) setiap sekali dalam sebulan

2. Keberhasilan Pelaksanaan Program Peningkatan Gizi bayi dan balita . Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pegawai puskesmas di bagian gizi, diketahui bahwa ke 7 orang pegawai puskesmas yang menjadi Key Informan memberikan respon yangn berbeda mengenai keberhasilan pelaksanaan Pelaksanaan Program gizi .

Dari 4 orang Informan biasa di bagian gizi menanggapi bahwa pelaksanaan program belum berhasil sepenuhnya . Berikut pegawai Puskesmas Ibu Meilati yang mengatakan :

“Ketidak berhasilnya program ini di karenakan partisipasi dari Ibu-ibu yang kurang ke Posyandu . Sehingga jumlah bayi dan balita setiap bulannya tidak sama


(59)

Hal ini dikarenakan menyakut partisipasi dari Ibu-ibunya dan para orang tua bayi dan balita mereka ke Posyandu . Bayi dan balita mereka yang terdaftar pada bulan sebelumnya , belum tentu akan terdaftar pada bulan berikutnya . Begitu juga dengan penimbangan berat badan pada bayi dan balita mereka yang tidak teratur untuk melakukan penimbangan . Sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita pada bulan berikutnya tidak dapat diketahui .

Salah seorang dari key Informan biasa menanggapi bahwa masalah yang paling serius ditemui adalah alsan dari pada orang tua bayi dan balita sibuk mencari nafkah .

3. Hambatan dalam Pelaksanaan Program gizi bayi dan balita

Hambatan pegawai bagian gizi Puskesmas dalam Pelaksanaan Program di lapangan , habatan yang paling besar adalah kondisi perekonomian masyarakat . Berikut hasil wawancara salah seorang pegawai puskesmas yang menjadi Key Informan kunci yakni Ibu Lidia sinaga yang mengatakan

“ Secara umum hamabatan pada pelaksanaan program ini adalah tingkat ekonomi kelurga dari para orang tua bayi dan balita , dimana penghasilan keluarga tidak mampu untuk digunakan membeli makanan –makanan bergizi untuk bayi dan balita mereka .Hal ini terbukti , dimana para orang tua bayi dan balita yang mengikuti penyuluhan mengakui bahwa tidak sanggup melaksanakan praktek penyuluhan penyiapan dan pemilihan makanan . Para orang tua Ibu-ibu tersebut mengatakan bahwa masih banyak kebutuhan yang lebih diutamakan “.

4. Kesesuaian antara pelaksanaan program gizi dengan perencanaan .

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pegawai puskesmas melalui key Informan biasa Ibu Meilati mengatakan bahwa Pelaksanaan program gizi dengan perencanaan program .


(60)

Seperti yang diutarakan Ibu Meilati :

“ karena perencanaan program gizi ini adalah dari pusat maka pelaksanaannya dilapangan harus sesuai dengan perencanaan , da selam ini pelaksanaan program itu sendiri di Puskesmas sesuai dengan perencanaan program”.

Pelaksanaan program di lapangan seluruhnya dilaksanakan berdasrkan perencanaan. Hal ini mungkin disebabkan karena perenanaan program bersal dari pusat , maka pelaksanaan dilapangan harus sesuai dengan perencanaan .Dengan kata lain tidak ada pengurangan dan tidak ada penambahan jenis kegiatan.

3. Karateristik Responden Ibu Bayi dan Balita

Berdasarkan hasil penelitian di ketahui indentitas responden sebagai berikut : 3.1 . Karakteristirk Responden Ibu bayi dan balita .

Tabel 9. Karekteristik Responden Berdasarkan Usia

NO Usia Frekuensi %

1 20-30 Tahun 70 76,92

2 31-40 Tahun 13 14,29

3 41-50 Tahun 8 8,79

TOTAl 91 100

Sumber : Kuesioner , April 2008

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah resonden terbesar terletak pada kelompok usia 20-30 tahun yang berjumlah 70 orang (76,92%) . Sedangkan urutan kedua terletak pada responden dengan usia 31- 40 tahun yang berjumlah 13 orang (14,29%) . Pada urutan ketiga terdapat pada responden dalam kelompok usia 41-50 tahun yang berjumlah 8 orang (8,79%).


(61)

Tabel 10 : Karateristik Responden berdasarkan Pekerjaan

NO Pekerjaan Frekuensi %

1 Ibu Rumah Tangga 50 54,94

2 Wiraswasta 33 36,26

3 Pegawai Negeri Sipil 8 8,80

TOTAl 91 100

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa pada umumnya responden yang menjadi dampel penelitin ini di dominasi oleh orang –orang yang memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yakni berjumlah 50 orang (54,94%) .Kemudian diikuti oleh responden yang berkerja sebagai Wiraswasta yang berjumlah 33 orang (36,26%) . Pegawai Negeri ditempat ke –tiga yang terkecil oleh responden berjumlah 8 orang (8,80%) .

Tabel 11 : Karakteristik responden Berdasarkan Pendidikan

NO Pendidikan Frekkuensi %

1 SD - -

2 SLTP 78 85,72

3 SLTA 8 8,79

4 Diploma 4 4,39

5 Sarjana 1 1,10

TOTAL 91 100

Sumber : Kuesioner Penelitian ,April 2008

Dari data yang ditunjukkan oleh tabel di atas dapat terlihat bahwa jumlah responden terbesar merupakan responden yang memiliki tingkat pendidikan tamatan SLTP yaitu berjumlah 78 orang ( 85,72%) , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai tamatan SLTA yang berjumlah 8 orang (8,79%) , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai sarjana muda (diploma) yang berjumlah 4 orang (4,39%) , selanjutnya diikuti oleh responden yang memiliki status sebagai sarjana yaitu berjumlah 1 orang (1,10%) yang merupakan paling terkecil dan terakhir adalah responden yang hanya memiliki pendidikan tamat SD tidak ada .


(62)

4. Variabel Penelitian .

4.1 . Efektivitas Program Peningkatan Gizi dan bayi dan balita : 1 . Penyuluhan

Tabel 12. Tanggapan responden mengenai jelas atau tidaknya penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita oleh puskesmas

NO Kategori jawaban Frekuensi %

1 Ya / Jelas 63 69,23

2 Tidak Tahu - -

3 Tidak Jelas 28 30,77

TOTAL 91 100

Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008

Dari data diatas menunjukkan bahwa sebanyak 63 orang responden (69,23%) menjawab jelas , sementara 28 orang (30,77%) menjawab tidak jelas . Dengan alasan bahwa mereka tidak mempunyai waktu yang banyak untuk berada di posyandu , sehingga tidak ada kesempatan untuk mendengarkan penyuluhan tersebut .Hal ini membuktikan bahwa masyarakat secara umum yang saya jadikan sampel penelitian mengetahui dengan jelas mengenai penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita . Selama peneliti melihat dari hasil observasi dilapangan ( Puskesmas) Padang Bulan peneliti beranggapan bahwa pihak pegawai Puskesmas Padang Bulan selalu melakukan Penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita tetapi tidak semua responden melaksanakan penyuluhan tentang kandungan gizi dalam makanan bayi dan balita mereka dengan alasan mereka tidak mempunyai waktu yang lama untuk berada di posyandu.


(63)

Tabel 13 : Tanggapan Responden mengenai jelas atau tidaknya tentang manfaat ASI oleh Puskesmas

NO Kategori jawaban Frekuensi %

1 Ya / Jelas 91 100

2 Tidak Tahu - -

3 Tidak Jelas - -

91 100

Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008.

Dari data yang di perlihatkan pada tabel diatas dapat terlihat bahwa semua jumlah responden yang menjawab jelas mengenai penyuluhan manfaat ASI untuk bayi dan balita yang berjumlah 91 orang (100%) atau semua responden menjawab Ya.Hal ini membuktikan bahwa ibu pengasuh atau orang tua bayi dan balita menyadari akan pentingnya manfaat ASI bagi bayi dan balita mereka .


(64)

Tabel 14 : Tanggapan tentang Pengolahan bahan makanan bayi dan balita oleh Puskesmas

NO Kategori Jawaban Frekuensi %

1 Ya / Jelas 62 68,13

2 Tidak Tahu - -

3 Tidak Jelas 29 31,87

TOTAL 91 100

Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008.

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 62 orang responden (68,13%) menjawab jelas , sementara 29 orang responden (31,87%) menjawab tidak jelas denagn alasan tidak mempunyai waktu yang banyak untuk mendengarkan penyuluhan mengenai pengolahan makanan bayi dan balita . Hal ini membuktikan bahwa secara umum ibu-ibu pengasuh atau orang tua dari ibu bayi dan balita yang saya jadikan sampel penelitian mengetahui bahwa penyuluhan tentang pengolahan bahan makan bayi dan balita dengan jelas . Hal ini ada kaitannya dengan pertanyaan sebelumnya yang memperlihatkan responden secara umum mengetahui pentingnya manfaat ASI untuk bayi dan balita mereka .Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa program gizi yang dibuat di tingkat puskesmas mencakup adanya penyuluhan mengenai pengolahan bahan makanan bayi dan balita. Dari hasil observasi lapangan selama peneliti melakukan penelitian dilapangan (Puskesmas) Padang Bulan dan peneliti beranggapan bahwa Puskesmas memang benar melakukan kegiatan penyuluhan mengenai pengolah bahan makanan bayi dan balita .


(65)

Tabel 15 : Tanggapan Responden jelas atau tidaknya mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat.

NO Kategori Jawaban Frekuensi %

1 Ya /Jelas 63 69,23

2 Tidak Tahu - -

3 Tidak Jelas 28 30,77

TOTAL 91 100

Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008

Berdasarkan tabel diatas dapat terihat bahwa sebayak 63 orang (69,23%) responden yang menjawab jelas , sementara 28 (30,77%) responden menjawab tidak jelas dengan alasan bahwa balita mereka tidak memiliki nafsu makanan yang baik . Hal ini membuktikan bahwa secara umum ibu-ibu pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang mengikuti penyuluhan mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat secara umum menjawab dengan jelas .Hal ini ada kaitannya dengan pertanyan sebelumnya yang memperlihatkan bahwa responden secara umum mengetahui pentinganya manfaat ASI dan pengolahan bahan makanan bagi bayi dan balita yang sehat , hal ini memperlihatkan bahwa responden megetahui dengan jelas . Sependapat dengan pernyataan Key Informan yang menyatakan bahwa kebiasaan makanan bayi dan balita dipengaruhi dengan Makanan Pelengkap (MP-ASI ) yang di berikan oleh ibu –ibu pengasuh atau para orang tua bayi dan balita dan yang peneliti dapatkan dari hasil observasi di lapangan selama peneliti melakukan penelitian di lapangan (Puskesmas) Padang Bulan peneliti beranggapan bahwa jumlah bayi dan balita yang mengatakan tidak jelas mengenai kebiasaan makanan bayi dan balita yang sehat disebabkan karena ketidak sesuaian dari rasa makanan pelengakap (MP-ASI) yang diberikan dari para pengasuh bayi dan balita atau orang tua bayi dan balita dan dari pihak puskesmas .


(66)

2. Pelaksanaan upaya peningkatan gizi

Tabel 16 : Tanggapan Responden mengenai paham atau tidaknya tentang siklus berat badan bayi dan balita oleh puskesmas

NO Kategori Jawaban Frekuensi %

1 Ya / Mudah dipahami 53 5824

2 Tidak Tahu - -

3 Tidak / Sulit di pahami 38 41,76

TOTAL 91 100

Sumber :Kuesioner Penelitian , April 2008 .

Berdasarkan data yang diperlihatkan dari tabel diatas dapat dilihat bahea julah responden yang menjawab mudah dipahami sebanyak 53 orang (58,24%) responden , sementara yang menjawab sulit dipahami berjumlah 38 orang (41,76%) responden . Hal ini membuktikan bahwa pada dasarnya para pengasuh dan orang tua bayi dan balita sudah cukup jelas dan mudah memahami siklus berat badan bayi balita mereka walaupun masih ada para pengasuh atau para orang tua bayi dan balita yang menjawab sulit dipahami dengan alasan mereka tidak mempunyai tidak mengerti di karenakan para pengasuh atau orang tua bayi dan balita tersebut sibuk mencari nafkah .Sementara menurut Key Informan yang diwawancarai menyatakan siklus berat badan bayi dan balita dibuat dalam pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) sehingga para pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang tidak rutin datang keposyandu untuk membawa bayi dan balita mereka ke posyandu tersebut akan sulit memahami siklus dari berat badan bayi dan balita mereka karena pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) bayi dan balita tidak teratu diisi oleh pegawai puskesmas .


(67)

Tabel 17 : Tanggapan Responden tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita oleh puskesmas .

NO Kategori Jawaban Frekuensi %

1 Ya /Jelas 64 70,33

2 Tidak Tahu - -

3 Tidak Jelas 27 29,67

TOTAL 91 100

Sumber :Kuesioner Penelitian, April 2008

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat bahwa sebanyak 64 orang (70,33%) responden yang menjawab jelas, sementara 27 orang (29,33%) responden menjawab tidak jelas hal ini di sebabkan karena para pengasuh atau para orang tua bayi dan balita tidak rutin membawa bayi dan balita ke puskesmas secara teratur dengan alasan sibuk mencari nafkah . Hal ini membuktikan bahwa secara umum para pengasuh atau orang tua bayi dan balita yang saya jadikan sampel penelitian mengetahui pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita mereka , hal ini ada kaitanya dengan penyataan sebelumnya yang memperlihatkan bahwa orang tua atau pengasuh bayi dan balita yang secara rutin membawa bayi dan balita ke posyandu dan membawa Kartu Menuju Sehat (KMS) akan mengetahui siklus berat badan bayi dan balita dan mengetahui pertumbuhan dan perkembangan fisik bayi dan balita .


(1)

WAWANCARA

KEY INFORMAN KUNCI .

I . Perencanaan Program Peningkatan gizi bayi dan balita .

1. Menurut Bapak / Ibu bagaimana bagaimana ketepatan rencana program peningkatan gizi bayi dan balita di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan ?

________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________

2. Menurut Bapak /Ibu , apakah ada kelemahan dari perencanaan program tersebut di Wilyah kerja Puskesmas Padang Bulan ?

________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________

3. Apakah saran dari bapak / Ibu untuk perencanaan program peningkatan gizi bayi dan balita ?

________________________________________________________________ ________________________________________________________________


(2)

________________________________________________________________ ________________________________________________________________

II . Program peningkatan gizi bayi dan balita

1. Menurut Bapak / Ibu sejauh bagaimana pelaksanaan program peningkatan gizi bayi / balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 2. Menurut Bapak / Ibu sejauh manakah keberhasilan pelaksanaan program

peningktan gizi bayi dan balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Menurut Bapak / Ibu apakah hambatan dalam pelaksanaan Program gizi

bayi dan balita selama ini

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 4. Menurut Bapak / Ibu bagaimana kesesuaian anatara pelaksanaan program

gizi dengan perencanaan

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________


(3)

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________


(4)

WAWANCARA

KEY INFORMAN BIASA .

I . Perencanaan Program Peningkatan gizi bayi dan balita .

1. Menurut Bapak / Ibu bagaimana bagaimana ketepatan rencana program peningkatan gizi bayi dan balita di Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan ?

________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________

2. Menurut Bapak /Ibu , apakah ada kelemahan dari perencanaan program tersebut di Wilyah kerja Puskesmas Padang Bulan ?

________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________ ________________________________________________________________

3. Apakah saran dari bapak / Ibu untuk perencanaan program peningkatan gizi bayi dan balita ?

________________________________________________________________ ________________________________________________________________


(5)

________________________________________________________________ ________________________________________________________________

II . Program peningkatan gizi bayi dan balita

1. Menurut Bapak / Ibu sejauh bagaimana pelaksanaan program peningkatan gizi bayi / balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 2. Menurut Bapak / Ibu sejauh manakah keberhasilan pelaksanaan program

peningktan gizi bayi dan balita di Wilayah Kerja Puskesmas Padang Bulan _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 3. Menurut Bapak / Ibu apakah hambatan dalam pelaksanaan Program gizi

bayi dan balita selama ini

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ 4. Menurut Bapak / Ibu bagaimana kesesuaian anatara pelaksanaan program

gizi dengan perencanaan

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________


(6)

_____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________ _____________________________________________________________