Evaluasi penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh:
MAHARANI PRATIWI
122114060
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
(2)
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh:
MAHARANI PRATIWI
122114060
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
(3)
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS MAGELANG SELATAN
Oleh:
Maharani Pratiwi
122114060
Telan disetujui oleh:
Pembimbing
(4)
0[1-EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PUSKESMASセiagelang SELATAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Maharani Pratiwi NIM: 122114060
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 10 Februari 2017
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Dewan Penguji Nama Lengkap
Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA..
Antonius Diksa Kuntara, S.B., M.F.A., QIA
Dr. Fr. Reni Retno Anggraini, M.Si., Ak., CA
Drs.')'P. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA.
Tanda Tangan
Yogyakarta, 31 Maret 2017
Fakultas Ekonomi
(5)
Walau hidup terasa penuh cobaan dan sangat berat untuk dijalani, percayalah kuasa Tuhan tidak akan datang terlambat..
Walau terkadang rasa lelah menyergap tanpa memberi celah untuk semangat, tuntaskan apa yang sudah dan akan kamu mulai.
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
● Ibu dan Ayah
Theodora Widhyani & Budi Santoso
● Kakak-kakak
(6)
(7)
(8)
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas dukungan dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya haturkan keberhasilan saya kepada:
1. Tuhan YME, karena atas izin dan karunia-Nya maka skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada Tuhan yang mengabulkan segala doa.
2. Rektor Universitas Sanata Dharma, Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., yang telah memberikan kesempatan belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis. 3. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, Ak., M.Si., selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk mengembangkan diri di Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma kepada penulis.
5. Antonius Diksa Kuntara S.E., M.F.A. selaku pembimbing yeng telah membantu serta membimbing penulis menyelesaikan skripsi.
6. Ibu dan Bapak Dosen penguji dan pengajar, yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan waktunya untuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya, agar saya menjadi lebih baik. Serta para Staf Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang mendukung dalam pembuatan skripsi.
7. Kepala Puskesmas Magelang Selatan, drg. Endah Yuliarti, Sp.Kg serta Ibu dan Bapak karyawan Puskesmas Magelang Selatan yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.
(9)
tiada kata seindah lantunan doa dan tiada doa yang paling khusyuk selain doa yang terucap dari orang tua.
9. Kakak-kakak, Almh. Anastasia Yunita Dwi Hapsari, S.Pd. M.Hum dan Yohanes Raditya Wicaksana yang senantiasa memberikan dukungan, semangat, hiburan dan doanya dalam penyusunan skripsi sehingga saya mendapatkan keberhasilan ini.
10. Sahabat, Veronica Anggri Puspita dan Bernarda Marcela, yang selalu memberikan kobaran semangat dan membantu saya dalam berbagai hal serta terimakasih atas canda, tawa, tangis, dan perjuangan yang telah kita lewati selama ini.
11. Teman-teman Akuntansi 2012, (khususnya Siska, Ira, Yemima, Ena, Mayang, Dhion, Sari, Putri, Yoshua, Ridha) terimakasih atas kebersamaan kita selama menempuh pendidikan di Sanata Dharma, semoga kita sukses selalu.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Yogyakarta, 20 Januari 2017
(10)
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR... vii
HALAMAN DAFTAR ISI... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL... xi
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xii
ABSTRAK... xiii
ABSTRACT... xiv
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 5
C. Batasan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian... 6
F. Sistematika Penulisan... 7
BAB II LANDASAN TEORI... 9
A. Laporan Keuangan... 9
(11)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 36
A. Jenis Penelitian... 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 36
C. Subjek dan Objek Penelitian... 37
D. Data yang Dibutuhkan... 37
E. Teknik Pengumpulan Data... 38
F. Teknik Analisis Data... 39
BAB IV GAMBARAN UMUM... 43
A. Sejarah dan Perkembangan... 43
B. Tugas Pokok dan Fungsi... 44
C. Struktur Organisasi... 46
D. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah... 47
E. Visi dan Misi... 47
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 49
A. Sajian Data... 49
B. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 55
C. Pembahasan... 63
BAB VI PENUTUP... 72
A. Kesimpulan... 72
B. Saran... 73
C. Keterbatasan Penelitian... 74
DAFTAR PUSTAKA... 75
(12)
Tabel II.1 Format Laporan Realisasi Anggaran Menurut StandarAkuntansi
Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 19 Tabel II.2 Format Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Menurut
StandarAkuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 22 Tabel II.3 Format Neraca Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan
PP No.71 Tahun 2010... 27 Tabel II.5 Format Laporan Arus Kas Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan
PP No.71 Tahun 2010... 30 Tabel II.6 Format Laporan Perubahan Ekuitas Menurut Standar Akuntansi
Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... 33 Tabel III.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan
menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010... .. 39 Tabel V.1 Format Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah
Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015... 50 Tabel V.2 Format Laporan Operasional Keuangan Puskesmas Magelang
Selatan tahun 2015... 50 Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015...52 Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut
(13)
(14)
EVALUASI PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS
MAGELANG SELATAN
Maharani Pratiwi NIM: 122114060 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2017
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yang beralamat di Jl. Beringin III No.2, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi dan observasi. Data yang diambil adalah sejarah dan perkembangan instansi, tujuan instansi, struktur organisasi instansi, kondisi geografis dan batas wilayah, visi dan misi instansi, serta laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif eksploratif. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data yang dibutuhkan, lalu membandingkan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dengan laporan keuangan yang sesuai dengan penyajian laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesmas Magelang Selatan sudah menerapkan sebagian Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Dapat dilihat dari dua puluh tiga paragraf yang diperbandingkan, terdapat 13 paragraf yang sudah sesuai antara laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Hal tersebut dikarenakan Puskesmas Magelang Selatan beracuan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 61 Tahun 2007.
(15)
AN EVALUATION OF GOVERNMENT’S FINANCIAL STATEMENT AT THE
SOUTH MAGELANG HEALTH CENTER
Maharani Pratiwi NIM: 122114060 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2017
The purpose of this research is to assess whether presentation of financial report of South Magelang Health Center located on Beringin Street III no.2, in South Magelang, Magelang City, Central Java, Indonesia has accorded with the government accounting
standards in Government’s Regulation No.71 in year 2010.
The kind of the research is case study. Data was collected by interviewing, documentation and observation. Analysis technique used was descriptive. The steps used in this research were to collect data needed, then compare financial report of South
Magelang Health Center with the standard of financial report based on Government’s
Regulation No.71 in year 2010.
The result showed that the South Magelang Health Center have applied some of
the items at the accounting standards in Government’s Regulation No.71 in year 2010.
From twenty three paragraphs, there are 13 paragraphs followed, implying that the reports has been in line with Government’s Regulation No.71 in year 2010.
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka menciptakan tata kelola yang baik (good governance),
pemerintah Indonesia terus melakukan berbagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara salah satunya adalah dengan melakukan pengembangan kebijakan akuntansi pemerintah berupa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang bertujuan untuk memberikan pedoman pokok dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Melalui PP 71 Tahun 2010 (Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.24 tahun 2005), SAP kini didasarkan pada basis akrual. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan terdiri dari tiga lampiran utama, yaitu lampiran I tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, lampiran II tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Kas Menuju Akrual dan Lampiran III tentang Proses Penyusunan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. (KeuLSM:2013)
Salah satu hal yang baru dari PP Nomor 71 Tahun 2010 dibandingkan dengan PP Nomor 24 Tahun 2005 adalah terdapat uraian mengenai entitas akuntansi, disamping entitas pelaporan. Entitas akuntansi menurut PP Nomor 71
(17)
Tahun 2010 adalah unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakan. Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri atas satu atau lebih entitas akuntansi menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. (Halim dkk:2012)
Transparansi laporan pertanggungjawaban (LPJ) pada suatu instansi dianggap sebagai hal yang sangat penting, terlebih pada instansi pemerintah. Hal tersebut karena instansi pemerintah banyak disorot oleh masyarakat, selain memang instansi pemerintah harus selalu melaporkan pertanggungjawaban kepada yang pihak terkait.
Saat ini, pelayanan pengobatan gratis yang menjadi program unggulan pemerintah sangat berdampak besar bagi masyarakat. Diimbangi dengan perbaikan fasilitas-fasilitas dari pemerintah, mulai dari rumah sakit, puskesmas induk maupun puskesmas pembantu. Sebagai organisasi sektor publik tipe quasi
non profit, puskesmas terus membenahi fasilitas dan pelayanannya. Organisasi
sektor publik tipe quasi non profit merupakan organisasi yang memberi pelayanan
berdasarkan pada kemampuan untuk membayar pelayanan tersebut. Pembayaran pelayanan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh laba untuk keberlangsungan organisasi tersebut dapat berjalan dan dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah. Meskipun seperti yang kita ketahui saat ini, bagi peserta asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang berobat akan
(18)
Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas adalah pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), peningkatan kesehatan (promotif) dan pemullihan kesehatan (rehabilitatif) yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Adapun fungsi puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
b. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
(19)
c. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya. (puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com:2011)
Di Magelang sendiri terdapat cukup banyak sarana kesehatan antara lain 5 rumah sakit umum, 1 rumah sakit jiwa, 1 rumah sakit bersalin, 1 rumah sakit khusus lainnya, 1 Badan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (BPKM), 5 buah puskesmas induk dan 12 puskesmas pembantu yang tersebar di seluruh kecamatan. (Dinas Kesehatan Kota Magelang:2015)
Puskesmas Magelang Selatan merupakan satu dari lima puskesmas induk yang ada di Kota Magelang. Penulis memilih untuk menganalisis laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan karena di puskesmas ini terdapat pelayanan rawat inap bagi pasien bersalin. Hal ini menarik minat penulis untuk lebih lanjut mengetahui apakah penyajian laporan keuangan yang pastinya berbeda dengan puskesmas lain yang ada di Magelang karena di puskesmas ini adalah puskesmas yang ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada tahun 2013.
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah di Indonesia yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
(20)
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya. Sebuah satuan kerja atau unit kerja dapat ditingkatkan statusnya sebagai BLUD. (Fakhrurrozie:2013)
B. Rumusan Masalah
Apakah penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan?
C. Batasan Masalah
Penelitian menitikberatkan pada penyesuaian laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan khususnya dalam PP No. 71 tahun 2010 . Periode tahun yang akan diteliti hanya mencakup pada tahun 2015.
D. Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah penyajian laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010.
(21)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat membantu Puskesmas Magelang Selatan untuk lebih mengetahui apa saja penghambat instansi ini dalam menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga sehingga diharapkan berguna untuk menambah dan mengembangkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah serta dapat digunakan sebagai sarana penerapan ilmu yang diperoleh dengan praktik di lapangan.
3. Bagi Puskesmas Magelang Selatan
Penelitian ini akan menambah informasi dan masukan bagi instansi ini dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan.
4. Bagi Pembaca
Penelitian ini akan menambah wawasan dan pembendaharaan bacaan ilmiah mengenai analisis laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintahan.
(22)
5. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berminat mempelajari analisis laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi pemerintah.
F. Sistematika Penulisan
Bab I. Pendahuluan
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II. Landasan Teori
Pada bab ini penulis mencoba untuk menyajikan dan membahas secara teoritis berbagai hal yang berhubungan dengan pokok-pokok bahasan yang diajukaan.
Bab III. Metode Penelitian
Bab ini berisi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, data yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
(23)
Bab IV. Gambaran Umum
Bab ini menguraikan tentang sejarah dan perkembangan instansi, tujuan instansi, struktur organisasi instansi, kondisi geografis dan batas wilayah, serta visi dan misi instansi.
Bab V. Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi penjelasan data laporan keuangan dan pembahasan masalah sesuai dengan data yang diperoleh.
Bab VI. Penutup
Berdasarkan data, maka pada bab ini penulis akan mencoba membuat suatu kesimpulan, batasan penelitian dan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi instansi.
(24)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Laporan Keuangan
Menurut Harahap (2007) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan da hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan.
APB Statement No 4 (AICPA), menggambarkan tujuan laporan keuangan
dan membaginya menjadi dua yaitu:
● Tujuan Umum
Menyajikan Laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.
● Tujuan Khusus
Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lain yang relevan.
Tujuan keuangan menurut SAK (5) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
(25)
Prinsip akuntansi di sini tidak sama dengan prinsip dalam Prinsip Akuntansi Indonesia atau dalam GAAP. Prinsip akuntansi yang merupakan elemen struktur teori akuntansi adalah:
“Peraturan umum yan dijabarkan dari tujuan laporan keuangan atau konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik
akuntansi”
Istilah ini kadang diganti dengan “Standard”. Definisi lain, prinsip ini
diartikan sebagai peraturan atau undang-undang yang bersifat umum yang dimiliki yang dimaksudkan untuk menajdi pedoman bertindak, landasan atau menjadi dasar untuk bertindak dan melakukan praktik.
B. Standar Akuntansi Pemerintahan
1. Pengertian Standar Akuntansi Pemerintahan
Menurut Sinaga (2005), SAP merupakan pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna, dan auditor. Pemerintah pusat dan juga pemerintah daerah wajib menyajikan laporan keuangan sesuai SAP. Pengguna laporan keuangan termasuk legislatif akan menggunakan SAP untuk memahami informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan eksternal auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan menggunakan sebagai kriteria dalam pelaksanaan audit.
(26)
Menurut Wijaya (2008), Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan standar akuntansi pertama di Indonesia yang mengatur mengenai akuntansi pemerintahan Indonesia. Sehingga adanya standar ini, maka laporan keuangan pemerintah yang merupakan hasil dari proses akuntansi diharapkan dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara pemerintah dengan stakeholders sehungga tercipta pengelolaan keuangan neagara yang transparan dan akuntabel.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa standar akuntansi pemerintahan merupakan acuan wajib dalam meyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam pemerintahan, baik itu pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah dalam rangka mencapai transparansi dan akuntabilitas. Standar akuntansi pemerintahan dapat menjadi pedoman untuk menyatukan persepsi antara penyusun, pengguna dan auditor.
2. Pentingnya Standar Akuntansi Pemerintahan
Seiring dengan berkembangnya akuntansi di sektor komersil yang dipelopori dengan dikeluarkannya standar akuntansi keuangan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kebutuhan akan standar akuntansi pemerintahan kembali menguat. Maka dari itu, Badan Akuntansi Keuangan Negara (BAKUN), kementrian keuangan, mulai mengembangkan standar akuntansi.
Menurut Nordiawan (2006), beberapa upaya untuk membuat sebuah standar yang relevan dengan praktik-praktik akuntansi di organisasi sektor publik telah dilakukan dengan baik oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) maupun oleh pemerintah sendiri. Diperlukannya paket standar akuntansi tersendiri karena
(27)
adanya kekhususan yang signifikan antara organisasi sektor publik dengan perusahaan komersial, yang diantaranya adalah adanya kewajiban pertanggungjawaban kepada publik yang lebih besar atas penggunaan dana-dana yang dimiliki.
Mahsun dkk (2011:12) menyebutkan di Indonesia, berbagai organisasi termasuk dalam cakupan sektor publik antara lain pemerintah pusat, pemerintah daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah mempunyai saham (Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah), organisasi bidang pendidikan, organisasi bidang kesehatan, dan organisasi-organisasi massa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, merupakan bagian dari organisasi sektor publik, sehingga diperlukan juga standar akuntansi tersendiri.
Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akuntansi, dan audit di pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Republik Indonesia, diperlukan sebuah standar akuntansi pemerintahan yang kredibel yang dibentuk oleh komite SAP (Nordiawan dkk,2007).
3. Basis Penerapan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
a. SAP Berbasis Kas
Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam
(28)
Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas dalam Neraca.
Basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas di terima di Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara / Daerah atau entitas pelaporan (PP No.71 tahun 2010).
b. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menyusun SAP berbasis
akrual yang mecakup PSAP berbasis kas untuk pelaporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), sebagaimana di cantumkan pada PSAP 2, dan
PSAP berbasis akrual untuk pelaporan keuangan, yang pada PSAP 12 mempasilitasi pencatatan, pendapatan, dan beban dengan basis akrual.
Penerapan SAP Berbasis Akrual dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual yaitu SAP yang mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas dana berbasis akrual. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.
(29)
Perbedaan mendasar SAP berbasis kas menuju akrual dengan SAP berbasis akrual terletak pada PSAP 12 menganai laporan operasional. Entitas melaporkan secara transparan besarnya sumber daya ekonomi yang didapatkan, dan besarnya beban yang di tanggung untuk menjalankan kegiatan pemerintahan. Surplus/defisit operasional merupakan penambah atau pengurang ekuitas/ kekayaan bersih entitas pemerintahan bersangkutan (PP NO 71 Tahun 2010)
c. SAP berbasis Akrual
SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD.
Basis Akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan di catat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas di terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).
SAP berbasis akrual di terapkan dalam lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/ daerah, jika menurut peraturan perundang – undangan satuan organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).
SAP berbasis Akrual tersebut dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah. PSAP dan
(30)
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Akrual dimaksud tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah nomor 71 Tahun 2010.
Penyusunan SAP Berbasis Akrual dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process). Proses baku penyusunan SAP tersebut
merupakan pertanggungjawaban profesional KSAP yang secara lengkap terdapat dalam Lampiran III Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
Penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap dilakukan dengan memperhatikan urutan persiapan dan ruang lingkup laporan. SAP Berbasis Kas Menuju Akrual dinyatakan dalam bentuk PSAP dan dilengkapi dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. PSAP dan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam rangka SAP Berbasis Kas Menuju Akrual tercantum dalam Lampiran II Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.
4. Tahap - tahap penyiapan SAP yaitu (Supriyanto:2005):
a) Identifikasi Topik untuk Dikembangkan Menjadi Standar b) Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam Komite c) Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
d) Penulisan draf SAP oleh Kelompok Kerja e) Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
f) Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan g) Peluncuran Draf Publikasian SAP (Exposure Draft)
(31)
h) Dengar Pendapat Terbatas (Limited Hearing) dan Dengar Pendapat
Publik (Public Hearings)
i) Pembahasan Tanggapan dan Masukan Terhadap Draf Publikasian j) Finalisasi Standar
Sebelum dan setelah dilakukan public hearing, standar dibahas bersama
dengan Tim Penelaah Standar Akuntansi Pemerintahan BPK. Setelah dilakukan pembahasan berdasarkan masukan-masukan KSAP melakukan finalisasi standar kemudian KSAP meminta pertimbangan kepada BPK melalui Menteri Keuangan. Namun draf SAP ini belum diterima oleh BPK karena komite belum ditetapkan dengan Keppres. Suhubungan dengan hal tersebut, melalui Keputusan Presiden, dibentuk Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Komite ini segera bekerja untuk menyempurnakan kembali draf SAP yang pernah diajukan kepada BPK agar dapat segera ditetapkan.
Draf SAP pun diajukan kembali kepada BPK dan mendapatkan pertimbangan dari BPK. BPK meminta langsung kepada Presiden RI untuk segera Menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan dengan Peraturan Pemerintah (PP). Proses penetapan PP SAP pun berjalan dengan Koordinasi antara Sekretariat Negara, Departemen Keuangan, dan Departemen Hukum dan HAM, serta pihak terkait lainnya hingga penandatanganan Peraturan Pemerintah.
(32)
C. Format Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (bugedtary reports), laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Laporan pelaksanaan terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih. Laporan finansian terdiri dari Necara, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. (Paragraf 60)
1. Laporan Realisasi Anggaran
a. Paragraf 61: Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
b. Paragraf 62: Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Unsur yang dicakup secara langsung
(33)
oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan.Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
2. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
3. Transfer adalahpenerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4. Pembiayaan (financing) adalah setiap
penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembiayaan kembali pokok pinjaman,
(34)
pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Format tabel laporan realisasi anggaran dapat disajikan sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten/Kota
Laporan Realisasi Anggaran
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian Anggaran
20X1
Realisasi 20X1
(%) Realisasi
20X0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Pendapatan
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Pajak Daerah Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Jumlah Pendapatan Asli Daerah (3s/d6) Pendapatan Transfer
Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11s/d14)
Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya Dana Otonomi Khusus
Dana Penyesuaian
Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya (18s/d19)
Transfer Pemerintah Provinsi Pendapatan Bagi Hasil Pajak Pendapatan Bagi Hasil Lainnya
Jumlah Transfer Pemerintah Provinsi (23s/d24) Total Pendapatan Transfer (15+20+25)
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.1
(35)
Lanjutan...
Pemerintah Kabupaten/Kota Laporan Realisasi Anggaran
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian Anggaran
20X1
Realisasi 20X1
(%) Realisasi
20X0 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
Lain-Lain Pendapatan yang Sah Pendapatan Hibah
Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya
Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (29s/d31) Jumlah Pendapatan Transfer (15+20+32)
Belanja Belanja Operasi Belanja Pegawai Belanja Barang Bunga Subsidi Hibah Bantuan Sosial
Jumlah Belanja Operasi (37s/d42) Belanja Modal
Belanja Tanah
Belanja Peralatan dan Mesin Belanja Gedung dan Bangungan Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja Aset Tetap Lainnya Belanja Aset Lainnya
Jumlah Belanja Modal (46s/d51) Belanja Tak Terduga
Belanja Tak Terduga
Jumlah Belanja Tak Terduga (55s/d55) Jumlah Belanja (43+52+56)
Transfer
Transfer/Bagi Hasil Ke Desa Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Retribusi
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Jumlah Transfer/Bagi Hasil Ke Desa
Jumlah Belanja Dan Transfer Ke Desa (57+64) Surplus/Defisit (33-65) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.1
(36)
Lanjutan...
Pemerintah Kabupaten/Kota Laporan Realisasi Anggaran
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian Anggaran
20X1
Anggaran 20X1
(%) Realisasi 20X0 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan Penggunaan SILPA Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya
Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keauangan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Kauangan Bukan Bank
Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lain
Jumlah Penerimaan (72s/d83)
Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan Penyertaan Modal Pemerintah Daerah *PPPDN-Pemerintah Pusat
PPPDN-Pemerintah Daerah Lainnya PPPDN-Lembaga Keuangan Bank PPPDN-Lembaga Keuangan Bukan Bank PPPDN-Obligasi
PPPDN-Lainnya
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Lainnya
Jumlah Pengeluaran (87s/d97) Pembiayaan Neto (84+98)
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (67+99)
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.1
Sumber: PP No.71 tahun 2010
(37)
2. Laporan Perbahan Saldo Anggaran Lebih
a. Paragraf 63: Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Format tabel laporan perubahan saldo anggaran lebih dapat disajikan sebagai berikut:
Pemerintah Pusat
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 2 3 4 5 6 7 8
Saldo Anggaran Lebih Awal
Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan
Subtotal (1-2)
Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SILPA/SIKPA) Subtotal (3+4)
Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya Lain-lain
Subtotal Anggaran Lebih Akhir (5+6+7)
xxx (xxx) xxxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx (xxx)
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Tabel: II.2
Sumber: PP No.71 tahun 2010
3. Neraca
a. Paragraf 64: Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
(38)
b. Paragraf 65: Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan oleh penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
2. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
3. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah.
Aset
c. Paragraf 66: Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah.
(39)
d. Paragraf 67: Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua nonlancar. Suatu aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset yang tidak dapat dimasukkan dalam kriteria tersebut diklasifikasikan sebagai aset nonlancar.
e. Paragraf 68: Aset lancar meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang dan persediaan.
f. Paragraf 69: Aset nonlancar mencakup aset yang bersifat jangka panjang dan aset tak berwujud yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung untuk kegiatan pemerintah atau yang digunakan masyarakat umum. Aset nonlancar diklasifikasikan menjadi investasi jangka panjang, aset tetap, dana cadangan dan aset lainnya.
g. Paragraf 70: Investasi jangka panjang merupakan investasi yang diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Investasi jangka panjang meliputi investasi nonpermanen dan permanen. Investasi nonpermanen antara lain investasi dalam Surat Utang Negara, penyertaan modal dalam proyek pembangunan dan
(40)
investasi nonpermanen lainnya. Investasi permanen antara lain penyertaan modal pemerintah dan investasi permanen lainnya.
h. Paragraf 71: Aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
i. Paragraf 72: Aset nonlancar lainnya diklasifikasikan sebagai aset lainnya. Termasuk dalam aset lainnya adalah aset tak berwujud dan aset kerja sama (kemitraan).
Kewajiban
j. Paragraf 73: Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa pemerintah mempunyai kewajiban masa kini yang dalam penyelesaiannya mengakibatkan pengorbanan sumber daya ekonomi di masa yang akan datang.
k. Paragraf 74: Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Dalam konteks pemerintahan, kewajiban muncul antara lain karena penggunaan sumber pembiayaan pinjaman dari masyarakat, lembaga keuangan, entitas pemerintah lain, atau lembaga internasional. Kewajiban pemerintah juga terjadi karena perikatan dengan pegawai
(41)
yang bekerja pada pemerintah atau dengan pemberi jasa lain.
l. Paragraf 75: Setiap kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak yang mengikat atau peraturan perundang-undangan.
m. Paragraf 76: Kewajiban dikelompokkan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek merupakan kelompok kewajiban yang diselesaikan dalam waktu kurang dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka panjang adalah kelompok kewajiban yang penyelesaiannya dilakukan setelah 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.
Ekuitas
n. Paragraf 77: Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada Laporan Perubahan Ekuitas.
(42)
Pemerintah Kabupaten/Kota Neraca
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Aset Aset Lancar
Kas di Kas Daerah
Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Investasi Jangka Pendek Piutang Pajak
Piutang Retribusi Penyisihan Piutang Belanja Dibayar Dimuka
Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Negara Bagian Lancar Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Pusat
Bagian Lancar Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lainnya
Persediaan
Jumlah Aset Lancar (4s/d19)
Investasi Jangka Panjang
Investasi Nonpermanen Pinjaman Jangka Panjang
Investasi dalam Surat Utang Negara Investasi dalam Proyek Pembangunan Investasi Nonpermanen Lainnya
Jumlah Investasi Nonpermanen (24s/d27) Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya
Jumlah Investasi Permanen (30s/d31) Jumlah Investasi Jangka Panjang (28+32)
Aset Tetap
Tanah
Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.3
(43)
Lanjutan...
Pemerintah Kabupaten/Kota Neraca
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap (36s/d42)
Dana Cadangan
Dana Cadangan
Jumlah Dana Cadangan (46)
Aset Lainnya
Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga Aset Tak Berwujud
Aset Lain-Lain
Jumlah Aset Lainnya (50s/d54) Jumlah Aset (20+33+43+47+55)
(xxx) (xxx)
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) Utang Bunga
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Pendapatan Dibayar Dimuka Utang Belanja
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Utang Jangka Pendek (62s/d67)
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan Utang Dalam Negeri-Obligasi Premium (Diskonto) Obligasi Utang Jangka Panjang Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang (71s/d74) Jumlah Kewajiban (68+75)
Ekuitas
Ekuitas
Jumlah Kewajiban dan Ekuitas Dana (76+79)
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
Tabel: II.3
(44)
4. Laporan Operasional
a. Paragraf 78: Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah dalam satu periode pelaporan.
b. Paragraf 79: Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Oprasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa. Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pendapatan-Lo adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih.
2. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
3. Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
4. Pos Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena kejadian atay transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau rutin terjadi, dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas yang bersangkutan.
(45)
5. Laporan Arus Kas
a. Paragraf 80: Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu.
b. Paragraf 81: Unsur yang dicakup dalam Laporan Arus Kas terdiri dari penerimaan dan pengeluaran kas, yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/Daerah.
2. Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum Negara/Daerah.
Format tabel laporan arus kas dapat disajikan sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten/Kota
Laporan Arus Kas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 2 3 4 5 6
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Masuk Kas
Penerimaan Pajak Daerah Penerimaan Retribusi Daerah
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah
xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx
(46)
Lanjutan...
Pemerintah Kabupaten/Kota Laporan Arus Kas
Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak
Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Penerimaan Dana Alokasi Umum
Penerimaan Dana Alokasi Khusus Penerimaan Dana Otonomi Khusus Penerimaan Dana Penyesuaian
Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak Penerimaan Bagi Hasil Lainnya
Penerimaan Hibah Penerimaan Dana Darurat Penerimaan Lainnya
Penerimaan dari Pendapatan Luar Biasa Jumlah Arus Masuk Kas (3s/d18)
Arus Keluar Kas
Pembayaran Pegawai Pembayaran Barang Pembayaran Bunga Pembayaran Subsidi Pembayaran Hibah Pembayaran Bantuan Sosial Pembayaran Tak Terduga Pembayaran Bagi Hasil Pajak Pembayaran Bagi Hasil Retribusi
Pembayaran Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Pembayaran Kejadian Luar Biasa
Jumlah Arus Keluar Kas (21s/d31)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (19-32)
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Masuk Kas
Pencairan Dana Cadangan Penjualan atas Tanah
Penjualan atas Peralatan dan Mesin Penjualan atas Gedung dan Bangunan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan Penjualan Aset Tetap
Penjualan Aset Lainnya
Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Penjualan Investasi Nonpermanen Jumlah Arus Masuk Kas (36s/d44)
Arus Keluar Kas
Pembentukan Dana Cadangan Perolehan Tanah
Perolehan Peralatan dan Mesin Perolehan Gedung dan Bangunan Perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Tabel: II.5
(47)
Lanjutan..
Pemerintah Kabupaten/Kota Laporan Arus Kas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94
Perolehan Aset Tetap Lainnya Perolehan Aset Lainnya
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Pengerluaran Pembelian Investasi Nonpermanen Jumlah Arus Keluar Kas (47s/d55)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi (45-56)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Arus Masuk Kas
Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat
Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Daerah Lainnya Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Lembaga Keuangan Bukan Bank Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi
Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Masuk Kas (60s/d68)
Arus Keluar Kas
*PPPDN-Pemerintah Pusat
PPPDN-Pemerintah Daerah Lainnya PPPDN-Lembaga Keuangan Bank PPPDN-Lembaga Keuangan Bukan Bank PPPDN-Obligasi
PPPDN-Lainnya
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Pemerintah Daerah Lainnya Jumlah Arus Keluar Kas (71s/d79)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan (69-80)
Arus Kas dari Aktivitas Transitoris Arus Masuk Kas
Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Masuk Kas (84)
Arus Keluar Kas
Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Jumlah Arus Keluar Kas (87)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Transitoris (84-87) Kenaikan/Penurunan Kas (33+57+81+89)
Saldo Awal Kas di BUD&Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Akhir Kas di BUD&Kas di Bendahara Pengeluaran (90+91) Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan
Saldo Akhir Kas (92+93) xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
xxx xxx
Tabel: II.5
(48)
6. Laporan Perubahan Ekuitas
a. Paragraf 82: Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Format tabel dari laporan perubahan ekuitas dapat disajikan sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten/Kota
Laporan Perubahan Ekuitas Per 31 Desember 20X1 dan 20X0
(Dalam Rupiah)
No. Uraian 20X1 20X0
1 2 3 4 5 6 7
Ekuitas Awal Surplus/Defisit-LO
Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar: Koreksi Nilai Persediaan
Selisih Evaluasi Aset Tetap Lain-Lain
Ekuitas Akhir
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Tabel: II.6
Sumber: PP No.71 tahun 2010
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
a. Paragraf 83: Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca dan Laporan Arus Kas. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang
(49)
diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan di dalam Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan/menyajikan/menyediakan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengungkapkan informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
2. Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
3. Menyajikan ikhtisal pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
4. Menyampaikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
5. Menyajikan rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
(50)
6. Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
7. Menyediakan informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
(51)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian dengan melihat masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan keadaan saat ini dari subjek dan objek penelitian. Kemudian peneliti melakukan pengolahan data berupa laporan keuangan Puskesmas untuk selanjutnya dievaluasi kesesuaiannya dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tentang analisis laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 dilakukan di Puskesmas Magelang Selatan, alamat: Jl. Beringin III No.2, Kecamatan Magelang Selatan.
2. Waktu Penelitian
(52)
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah pimpinan Puskesmas Magelang Selatan dan bagian keuangan Puskesmas Magelang Selatan.
2. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015, karena pada tahun 2013 Puskesmas Magelang Selatan ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), serta mengalami transisi pada tahun 2013-2014 dan tahun 2015 diasumsikan sudah menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD sepenuhnya.
D. Data yang Dibutuhkan
1. Profil tentang Puskesmas Magelang Selatan
2. Struktur Organisasi Puskesmas Magelang Selatan
(53)
E. Teknik Pengumpulan Data
- Riset Lapangan
Riset lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
A. Wawancara
Dalam penelitian ini penulis mengadakan tanya jawab langsung kepada Kepala Puskesmas Magelang Selatan dan bagian keuangan Puskesmas Magelang Selatan untuk mendapatkan berbagai informasi, data dan gambaran umum tentang Puskesmas Magelang Selatan, serta tata cara dan cara kerja bagian keuangan.
b. Dokumentasi
Penelitian mendapatkan langsung informasi yang dibutuhkan dari sumber yaitu dari laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan periode tahun 2015.
c. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh penulis untuk memperoleh gambaran tentang Puskesmas Magelang Selatan.
(54)
- Riset Pustaka
Pengertian dari riset pustaka yaitu dengan mempelajari buku-buku dan tulisan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, yaitu penggalian masalah yang terjadi dan atau untuk mendukung hipotesis (Supranto:1997 dalam Suharso:2009). Untuk menjawab permasalahan menggunakan cara sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yang berupa laporan realisasi anggaran, laporan perubahan saldo anggaran lebih, neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas dan catatan atas laporan keuangan.
b. Membandingkan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 tentang penyajian laporan keuangan yang terdiri dari dua puluh tiga paragraf apakah sesuai atau tidak, lalu jika tidak sesuai dijelaskan perbedaan yang ditemukan.
(55)
Tabel III.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010
No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71 tahun 2010
Puskesmas Magelang Selatan
Penyajian Keterangan Sesuai Sesuai
Sebagian
Tidak Sesuai
Tidak Relevan 1. Laporan Realisasi
Anggaran
1. Paragraf 61 2. Paragraf
62 2. Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih
1. Paragraf 63
3. Neraca 1. Paragraf 64 2. Paragraf
65 3. Paragraf
66 4. Paragraf
67 5. Paragraf
68 6. Paragraf
69 7. Paragraf
70 8. Paragraf
71 9. Paragraf
(56)
Tabel II.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)
No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71 tahun 2010
Puskesmas Magelang Selatan
Penyajian Keterangan Sesuai Sesuai
Sebagian
Tidak Sesuai
Tidak Relevan 10. Paragraf
73 11. Paragraf
74 12. Paragraf
75 13. Paragraf
76 14. Paragraf
77 4. Laporan
Operasional
1. Paragraf 78 2. Paragraf
79 5. Laporan Arus Kas 1. Paragraf
80 2. Paragraf
81 6. Laporan
Perubahan Ekuitas
1. Pargraf 82
(57)
Tabel II.1 Contoh Tabel Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)
No .
Kriteria No .
Paragra f
SAP PP No.71 tahun 2010
Puskesmas Magelang
Selatan
Penyajian Keterangan Sesuai Sesuai
Sebagian
Tidak Sesuai
Tidak Relevan
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
1. Paragraf 83
(58)
BAB VI
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang disingkat dan lebih dikenal di Indonesia dengan nama Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT. Sebagai unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan dalam unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan. Pembangunan kesehatan maksudnya adalah sebagai penyelenggara upaya kesehatan seperti melaksanakan upayapenyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Sementara pertanggungjawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di Puskesmas.
Pada tahun 1979 didirikan Puskesmas Magelang Selatan yang berada di Jalan Beringin III Kota Magelang yang dulunya berada di Jalan Singosari, sejak berdirinya Puskesmas yang sampai sekarang sudah mengalami pergantian pimpinan sebanyak lima kali.
Dalam menerapkan upaya mutu kesehatan, Puskesmas Magelang Sealatan memakai akreditasi sebagai tolok ukur keberhasilan pelayanan yaitu sejak tahun
(59)
2013 yang mencakup seluruh kegiatan program diantaranya Program P2P, Gizi, KIA/KB, Kesling, Promkes, Pelayanan Medis dan Pelayanan Administrasi.
Berdasarkan Keputusan Walikota Magelang Nomor: 445.4/114/112 tanggal 4 Desember 2013 Puskesmas Magelang Sealatan ditetapkan sebagai unit kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). (Profil Puskesmas Magelang Selatan)
B. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Tugas Pokok
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelemggarakan kegiatan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan masyarakat (public goods).
Puskesmas melakukan kegiatan-kegiatan termasuk upaya kesehatan masyarakat sebagai bentuk usaha pembangunan kesehatan.
2. Fungsi
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah
(60)
Jenis pelayanan kesehatan disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, namun terdapat upaya kesehatan wajib yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas ditambah dengan upaya kesehatan pengembangan yang disesuaikan dengan permasalahan yang ada serta kemampuan Puskesmas. Upaya-upaya kesehatan wajib tersebut adalah (Basic Six):
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi masyarakat
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
f. Upaya pengobatan
Dengan adanya Puskesmas Magelang Selatan yang beralamat di Jalan Beringin III No.2 dengan nomor kode Puskesmas P3371010201. Status Puskesmas Magelang Sealatan saat ini yaitu BLUD. Puskesmas ini didirikan dengan harapan bisa menciptakan sebuah kecamatan sehat 2016. (Profil Puskesmas Magelang Selatan)
(61)
(62)
D. Kondisi Geografis dan Batas Wilayah
Kondisi Geografis
Lokasi : Jl. Beringin III No.2 Magelang
Kelurahan : Tidar Utara
Kecamatan : Magelang Selatan
Kota : Magelang
Propinsi : Jawa Tengah
Batas Wilayah
Sebelah Utara : Kelurahan Rejowinangun Utara
Sebelah Timur : Desa Mejing
Sebelah Selatan : Desa Mertoyudan
Sebelah Barat : Kelurahan Magersari
E. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadikan Puskesmas Magelang Selatan sebagai pusat pelayanan kesehatan yang profesional, bermutu dan mandiri.
(63)
2. Misi
- Menggerakkan pembangunan kecamatan Magelang Selatan berwawasan kesehatan
- Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata dan terjangkau
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya
- Melaksanakan sistem informasi kesehatan yang cepat dan tepat
- Menanggulangi permasalahan kesehatan
(64)
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sajian Data
Puskesmas Magelang Selatan sebagaimana umumnya sebuah lembaga yang melakukan kegiatan untuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat, dituntut untuk bisa mempertanggungjawabkan segala kegiatan dan program kerja yang berhubungan dengan lembaga tersebut kepada pemerintah. Bukti pertanggungjawaban kepada pemerintah tersebut berupa laporan keuangan, yang kemudian akan dilaporkan atau diserahkan kepada pihak terkait seperti misalnya Dinas Kesehatan untuk ditindaklanjuti. Dengan laporan keuangan sebagai salah satu tolok ukur bagaimana pelayanan Puskesmas Magelang Selatan kepada masyarakat, hal tersebut dapat dilihat melalui pendapatan yang diperoleh dari pasien umum.
Dalam melakukan kegiatan pelayanan di Puskesmas Magelang Selatan mendapatkan dana dari APBD Kabupaten/Kota (belanja langsung BLUD dan Belanja tidak langsung (APBD), APBD Provinsi, APBN (Dana Alokasi Khusus (DAK), Badan Operasional Kesehatan (BOK) dan TP), BPJS, Jamkesda, pendapatan dari pasien umum (pendapatan tindakan, pendapatan rawat jalan, pendapatan laboratorium), pendapatan jasa layanan dan lain-lain (parkir, siswa, bunga bank dan sisa belanja). Dokumen pendukung yang ada untuk menyusun laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan antara lain adalah Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
(65)
Berdasarkan pendapat dari staf keuangan, Puskesmas Magelang Selatan belum menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 tahun 2010 karena mengikuti Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri). Staf terlihat belum mengetahui lebih dalam mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 tahun 2010, namun mengetahui bahwa standar penyusunan laporan keuangan yang saat ini digunakan adalah akrual.
Tabel V.1 Format laporan realisasi anggaran pendapatan dan belanja daerah Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015
No. Urut
Uraian Anggaran
2015
Realisasi 2015
(%)
1. Pendapatan xxx xxx xxx
1.1 Pendapatan Asli Daerah xxx xxx xxx
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah xxx xxx xxx
2 Belanja xxx xxx xxx
2.1 Belanja Operasi xxx xxx xxx
2.1.1 Belanja Pegawai xxx xxx xxx 2.1.2 Belanja Barang xxx xxx xxx
2.2 Belanja Modal xxx xxx xxx
2.2.7 Belanja BLUD xxx xxx xxx Surplus/(Defisit) xxx xxx xxx Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) xxx xxx xxx
Tabel V.2 Format laporan operasional keuangan Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015
No. Uraian Anggaran dalam DPA Realisasi s/d Triwulan Lalu Realisasi Triwulan Ini Realisasi s/d Triwulan Ini Lebih (Kurang)
A. Biaya Operasional 1. Biaya Pelayanan a. Biaya Pegawai b. Biaya Bahan
c. Biaya Jasa Pelayanan d. Biaya Pemeliharaan e. Biaya Barang dan Jasa f. Biaya Penyusutan Aset Tetap
g. Biaya Pelayanan
Lain-xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
(66)
Tabel V.2 Format laporan operasional keuangan Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015 (Lanjutan)
No. Uraian Anggaran dalam DPA Realisasi s/d Triwulan Lalu Realisasi Triwulan Ini Realisasi s/d Triwulan Ini Lebih (Kurang)
2. Biaya Umum & Administrasi a. Biaya Pegawai b. Biaya Administrasi Kantor
c. Biaya Pemeliharaan d. Biaya Barang dan Jasa e. Biaya Penyusutan Aset Tetap
f. Biaya Promosi g. Biaya Umum dan Administrasi Lainnya xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Jumlah Biaya Umum &
Administrasi xxx xxx xxx xxx xxx
Jumlah Biaya Operasional xxx xxx xxx xxx xxx
B. Biaya Non Operasional a. Biaya Bunga b. Biaya Administrasi Bank
c. Biaya Kerugian Penjualan Aset Tetap d. Biaya Kerugian Penurunan Nilai
e. Biaya Non Operasional Lain-lain xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Jumlah Biaya Non Operasional
xxx xxx xxx xxx xxx
C. Biaya Investasi a. Tanah b. Bangunan
c. Peralatan dan Mesin
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Jumlah Biaya Investasi xxx xxx xxx xxx xxx
(67)
Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015
Uraian 2015 2014 ASET
ASET LANCAR
Kas Di Bendahara Penerimaan Kas Di Bendahara Pengeluaran Kas Di Badan Layanan Umum Daerah Investasi Jangka Pendek
Piutang Pajak Piutang Retribusi Piutang Dana Bagi Hasil Piutang Dana Alokasi Umum Piutang Dana Alokasi Khusus Piutang Lain-Lain PAD yang Sah Piutang Pendapatan Lainnya Piutang Lain-Lain
Persediaan
Belanja Dibayar Dimuka Penyisihan Piutang Tak Tertagih
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
JUMLAH ASET LANCAR xxx xxx
INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen
Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah
Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya Investasi Dalam Surat Utang Negara
Investasi Non Permanen Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Jumlah Investasi Non Permanen xxx xxx Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
Penyertaan Modal Dalam Proyek Pembangunan Penyertaan Modal Perusahaan Patungan Investasi Permanen Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx Jumlah Investasi Permanen xxx xxx JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG xxx xxx ASET TETAP
Tanah
Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Instalasi Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
JUMLAH ASET TETAP xxx xxx
DANA CADANGAN
Dana Cadangan xxx xxx
(68)
Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015 (Lanjutan)
Uraian 2015 2014
ASET LAINNYA
Tagihan Piutang Penjualan Angsuran Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tidak Berwujud Aset Lain-lain Amortisasi
Akumulasi Penyusutan Aset Lain-lain
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx
JUMLAH ASET LAINNYA xxx xxx
JUMLAH ASET xxx xxx
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Utang Bunga
Utang Pajak
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Bank Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Obligasi
Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Pemerintah Pusat Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Pemerintah Provinsi Bagian Lancar Utang Jangka Panjang-Utang Pemerintah Kabupaten/Kota Pendapatan Diterima Dimuka
Utang Jangka Pendek Lainnya
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK xxx xxx KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
Utang Dalam Negeri-Sektor Perbankan Utang Dalam Negeri-Obligasi
Utang Pemerintah Pusat Utang Pemerintah Provinsi Utang Pemerintah Kabupaten/Kota Utang Luar Negeri-Sektor Perbankan
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN xxx xxx EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) Cadangan untuk Piutang
Cadangan untuk Persediaan
Dana yang Harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek Pendapatan yang Ditangguhkan
Cadangan Belanja Dibayar Dimuka
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR xxx xxx EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya (Tidak termasuk Dana Cadangan) Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Hutang Jangka Panjang
xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx xxx JUMLAH EKUITAS DANA INVESTASI xxx xxx
(69)
Tabel V.3 Format neraca Puskesmas Magelang Selatan tahun 2015 (Lanjutan)
Uraian 2015 2014
EKUITAS DANA CADANGAN
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan xxx xxx JUMLAH EKUITAS DANA CADANGAN xxx xxx KOREKSI EKUITAS
Koreksi Ekuitas xxx xxx
JUMLAH KOREKSI EKUITAS xxx xxx
JUMLAH EKUITAS DANA xxx xxx JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA xxx xxx
(70)
B. Analisis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010
Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010
No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71 tahun
2010
Puskesmas Magelang Selatan
Penyajian Keterangan
Sesuai Sesuai
Sebagian
Tidak Sesuai
Tidak Relevan
1. Laporan
Realisasi Anggaran
1. Paragraf
61
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran hanya menyajikan
pendapatan dan belanja, namun sudah
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
√
2. Paragraf
62
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer dan pembiayaan.
Unsur yang dicakup hanya Pendapatan-LRA dan belanja.
√
2. Neraca 1. Paragraf
64
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Neraca Puskesmas Magelang Selatan menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan aset, kewajiban dan ekuitas.
(71)
Tabel V.4 Evaluasi Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan menurut Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 (Lanjutan)
No. Kriteria No. Paragraf SAP PP No.71 tahun
2010
Puskesmas Magelang Selatan
Penyajian Keterangan
Sesuai Sesuai
Sebagian
Tidak Sesuai
Tidak Relevan
2. Paragraf
65
Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari aset, kewajiban dan ekuitas.
Unsur yang dicakup neraca adalah aset, kewajiban dan ekuitas.
√
3. Paragraf
66
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi aset tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah.
Potensi aset dapat memberikan sumbangan di masa depan, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau
penghematan belanja bagi pemerintah.
√ Dalam neraca
Puskesmas Magelang Selatan selain aset juga terdapat kewajiban dan ekuitas yang kemudian dapat dikalkulasikan untuk memenuhi potensi manfaat ekonomi tersebut.
4. Paragraf
67
Aset diklasifikasikan ke dalam aset lancar dan nonlancar. Aset lancar dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Suatu aset diklasifikasikan
Pengklasifikasian aset ke dalam aset lancar dan aset nonlancar berikut dengan penjabaran tentang isi dari aset lancar adalah aset yang diharapkan segera dapat direalisasikan atau aset yang tidak dapat
(1)
lebih dalam mengenai Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010, namun mengetahui bahwa standar penyusunan laporan keuangan saat ini adalah berbasis akrual.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Magelang Selatan
Saran yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan masukkan dalam penyusunan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan yaitu sebaiknya staf keuangan Puskesmas Magelang Selatan menambah pengetahuannya terhadap Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010 walaupun sampai saat ini masih mengikuti acuan Peraturaran Menteri Dalam Negeri (Permendagri). Selain itu, sebaiknya Puskesmas Magelang Selatan menambah jumlah karyawan agar tidak terdapat perangkapan jabatan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat digunakan sebagai salah satu sumber referensi serta menggali lebih dalam lagi informasi yang dibutuhkan, agar mendapat hasil penelitian yang lebih baik dan dilakukan penelitian lebih lanjut di tempat yang berbeda.
(2)
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya mendapatkan 3 komponen laporan keuangan dari 7 komponen laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan PP No.71 Tahun 2010. Dikarenakan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan hanya berfokus pada 3 komponen laporan keuangan yaitu Laporan Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Operasional.
(3)
Daftar Pustaka
Abdul Halim, Muhammad Syam Kusufi. 2012. Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi Sektor Publik Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan, Dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah. Jakarta. Salemba Empat.
Admin KeuLSM. 2013. PP No 71 Tahun 2010: Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. http://keuanganlsm.com. Diakses 1 Mei 2013.
Dinas Kesehatan Kota Magelang. 2015. Profil Kesehatan Kota Magelang Tahun 2014. Magelang: Dinas Kesehatas Kota Magelang
Dinas Kesehatan Kota Magelang.2015.Profil Puskesmas Magelang Selatan Tahun 2014. Magelang: Dinas Kesehatan Kota Magelang
Fakhrurrozie, Muhammad. 2013. Puskesmas Sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). https://puskesmassungkai.wordpress.com. Diakses tanggal 28 Desember 2013.
Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.
Nordiawan Deddi, Iswahyudi Sandi Putra, Maulidah Rahmawati. 2007. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat
Sinaga, Jarnason. 2005. Selamat Datang Standar Akuntansi Pemerintahan.
http://www.ksap.org/Riset&Artikel/Art8.pdf. Diakses tanggal 9 April 2012.
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Bisnis: PendekatanFilososfi dan Praktis. Jakarta: PT Indeks
(4)
Pemerintah Kota Magelang. 2005. Peraturan Walikota Magelang Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Kota Magelang. Magelang: Pemerintah Kota Magelang
puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com. Diakses tanggal 11 Oktober 2011
Wijaya, Henryanto. 2008. Standar Akuntansi Pemerintahan (PP No.24 Tahun 2005) Untuk Pengelolaan Keuangan Negara Yang Transparan dan Akuntabel. Jurnal Akuntansi/Tahun XII No.3.313-323
(5)
(6)
PEDOMAN WAWANCARA
A. Gambaran Umum Puskesmas Magelang Selatan 1. Kapan Puskesmas Magelang Selatan didirikan?
2. Apa alasan didirikannya Puskesmas Magelang Selatan? 3. Bagaimana struktur organisasi Puskesmas Magelang Selatan? 4. Dimanakah lokasi dan batas wilayah Puskesmas Magelang Selatan? 5. Apa visi dan misi Puskesmas Magelang Selatan?
B. Laporan Keuangan Puskesmas Magelang Selatan
1. Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan?
2. Apa saja dokumen pendukung yang ada untuk menyusun laporan keuangan Puskesmas Magelang Selatan?
3. Apakah terdapat penomoran rekening di Puskesmas Magelang Selatan? 4. Bagaimana format laporan realisasi anggaran Puskesmas Magelang Selatan? 5. Bagaimana format neraca laporan perubahan saldo anggaran lebih
Puskesmas Magelang Selatan?
6. Bagaimana format neraca Puskesmas Magelang Selatan?
7. Bagaimana format laporan operasional Puskesmas Magelang Selatan? 8. Bagaimana format laporan arus kas Puskesmas Magelang Selatan?
9. Bagaimana format laporan perubahan ekuitas Puskesmas Magelang Selatan? 10.Bagaimana format catatan atas laporan keuangan Puskesmas Magelang