ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BASIS DA
ANALISIS DAN PERANCANGAN
SISTEM BASIS DATA KEPEGAWAIAN
BERBASIS WEB PADA PT. ALTAVINDO
Diana Andriyani; Cynthia Kumala Dewi; Agus Tanujaya;
Tri Djoko Wahjono
Jurusan Teknik Informatika, School of Computer Science, Universitas Bina Nusantara
Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]; [email protected]; [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze and designed the web-based database system of human
resource department in PT. ALTAVINDO. The human resource business processes that will be discussed
are employee’s recruitment, employee’s data collection, employee’s leave, employee’s assessment,
employee’s training, and employee’s placement. With the availability of human resource database system is
expected to improve the effectiveness and efficiency of human resource management. The research method
used is the analysis and design method. The analysis methods include data collection method by
observation, interview, questionnaire, examining documentation, reperformance, and literature study. The
design methods include database design (conceptual design, logical design, and physical design), menu
structure design, and interface design. Result of this research is a human resource database that includes
employee’s recruitment, data collection, leave, assessment, training, and placement, as well as a web-based
application of human resource database. The conclusion of this research is human resource database
system will improve the effectiveness and effiency of human resource management in PT. ALTAVINDO.
Keywords
Analysis, design, database system, human resource
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang sistem basis data kepegawaian berbasis
web pada PT. ALTAVINDO. Adapun proses kepegawaian yang dibahas adalah proses penerimaan,
pendataan, absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai. Dengan adanya sistem basis data
kepegawaian diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan. Metode analisis mencakup
metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, kuesioner, examining documentation,
reperformance, dan studi pustaka. Sedangkan metode perancangan mencakup perancangan basis data
(perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal), perancangan struktur menu, dan perancangan
layar. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah basis data kepegawaian yang mencakup proses
penerimaan, pendataan, absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai, serta sebuah aplikasi
basis data kepegawaian berbasis web. Simpulan yang dapat ditarik adalah dengan adanya sistem basis
data kepegawaian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian pada PT.
ALTAVINDO.
Kata Kunci
analisis, perancangan, sistem basis data, kepegawaian
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi dari hari ke hari terus mengalami perkembangan secara pesat. Keberadaan
teknologi informasi ini tentu saja turut mempengaruhi perusahaan dalam melakukan bisnisnya. Dengan
adanya teknologi informasi, pengolahan data menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat dimana hal ini akan
mempengaruhi efisiensi dan peningkatan kinerja suatu perusahaan. Keberadaan pegawai dalam suatu
perusahaan merupakan suatu korelasi yang tidak dapat dipisahkan. Pegawai memiliki peran dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara maksimal dengan tujuan menghasilkan output
yang berguna bagi perusahaan. Dengan adanya sistem informasi kepegawaian dalam suatu perusahaan
dapat mendukung proses bisnis perusahaan tersebut. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan
menganalisis, merancang, dan membangun sistem basis data kepegawaian berbasis web pada PT.
ALTAVINDO.
Kajian Pustaka
Topik skripsi ini sebelumnya pernah diangkat oleh Fransiska, Nissa Aulia Febrina, dan Dina
Soraya dalam skripsinya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Kepegawaian pada
Firma Hukum NSMP” yang cakupannya meliputi pendataan pegawai, proses absensi, proses penggajian
pegawai, proses cuti pegawai, proses pelatihan, proses penilaian, proses pemutusan kerja pegawai, dan
perancangan basis data yang efisien. Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsinya adalah metode
analisis sistem dan metode perancangan sistem. Simpulan yang dihasilkan adalah user menjadi dapat
mengetahui informasi yang berhubungan dengan kepegawaian, mendukung proses pengelolaan data,
membantu user menjadi lebih mudah dan terorganisir dalam mengakses dan mengelola data yang
berhubungan dengan kepegawaian.
Tinjauan skripsi lainnya adalah hasil penelitian Regina Cendrakasih, Dhania Kusumastuti, dan
Hilmantriadi Hendrawan dalam skripsinya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data
Kepegawaian pada Kementerian Perumahan Rakyat” dengan ruang lingkupnya meliputi data diri pegawai,
kenaikan pangkat pegawai, cuti pegawai, mutasi pegawai, pelatihan pegawai, penghargaan pegawai, dan
pensiun pegawai. Metodologi penilitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan.
Simpulan yang didapat adalah telah dihasilkan rancangan konseptual, rancangan logikal, dan rancangan
fisikal basis data kepegawaian, penyimpanan data menjadi lebih teratur dan mempermudah pengelolaan
data pegawai, membantu penyajian kebutuhan informasi dan mempecerpat proses pembuatan laporan akhir,
membantu para user dalam mengakses data pegawai dengan lebih mudah dan teratur, dan mempercepat
waktu kinerja pegawai.
Adapun kelebihan skripsi kami dibanding dua kajian pustaka tersebut adalah skripsi ini telah
mencakup tujuh modul inti dari kepegawaian yaitu penerimaan pegawai, pendataan pegawai, absensi
pegawai, cuti pegawai, pelatihan pegawai, penilaian pegawai, dan penempatan pegawai. Selain itu, skripsi
ini telah dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan PT. ALTAVINDO dimana hal tersebut dapat
membantu proses bisnis perusahaan terkait.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dihadapi oleh PT. ALTAVINDO dalam sistem yang sedang
berjalan, antara lain: (1) kesalahan dalam memasukkan data pegawai, data cuti pegawai, dan data absensi
pegawai; (2) keamanan data kepegawaian yang rendah sehingga pegawai dapat mengetahui segala sesuatu
segala sesuatu yang ada pada proses manajemen kepegawaian; (3) kesulitan dalam proses pencarian data
kepegawaian; (4) kesulitan dalam pembuatan laporan kepegawaian; (5) kesulitan dalam mengakses data
kepegawaian menyebabkan kinerja sehari-hari akan menjadi sangat lambat.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, antara lain: (1) menganalisis kebutuhan
informasi dan permasalahan yang berkaitan dengan sistem kepegawaian yang sedang berjalan pada PT.
ALTAVINDO; (2) merancang sebuah sistem untuk menunjang proses pengelolaan data kepegawaian pada
PT. ALTAVINDO, baik mencakup proses bisnis pada sistem yang berjalan (legacy system) maupun proses
bisnis baru yang diharapkan ada pada sistem yang akan dikembangkan (wish list); (3) membuat rancangan
basis data kepegawaian pada PT. ALTAVINDO; (4) membangun aplikasi basis data kepegawaian berbasis
web pada PT. ALTAVINDO.
Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 15), basis data (database) adalah kumpulan data yang berelasi
secara logika dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi.
Di dalam basis data, semua data yang ada diintegrasikan untuk menghindari terjadinya duplikasi data. Basis
data dapat digunakan oleh banyak departemen dan pemakai. Basis data tidak hanya menyimpan data
operasional, tetapi juga menyimpan deskripsi mengenai data tersebut. Deskripsi mengenai data dikenal
dengan sebutan kamus data atau metadata.
Menurut Date (2004: 17), keuntungan dari penggunaan basis data yaitu: (1) compactness
dikarenakan keberadaan basis data mengurangi penggunaan kertas yang cukup besar karena semua data
yang ada akan dicatat dan disimpan pada basis data tersebut; (2) speed sehingga memungkinkan pengguna
untuk dapat menyimpan data, melakukan manipulasi data, dan menampilkan kembali data tersebut dengan
lebih cepat dan mudah dibandingkan jika pengguna menyimpan data secara manual dimana secara tidak
langsung hal ini akan menghemat waktu yang diperlukan dalam melakukan pencarian data; (3) less
drudgery dikarenakan keberadaan basis data membuat penulisan tangan menjadi semakin berkurang
sehingga efisiensi dan efektivitas pekerjaan pun semakin meningkat; (4) currency terkait dengan
kemampuan basis data dalam menyediakan informasi yang akurat dan up to date sehingga semua kebutuhan
informasi dapat terpenuhi dengan cepat pada saat dibutuhkan; (5) protection sehingga dapat meningkatkan
keamanan dan perlindungan data, terutama terhadap kehilangan data dan akses yang tidak diinginkan.
Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 4), sistem basis data merupakan kumpulan dari program
aplikasi yang berinteraksi dengan basis data.
Menurut Elmasri dan Navathe (2004: 5), sistem basis data merupakan gabungan basis data dengan
sistem pengaturan basis data.
Menurut Date (2004: 6), sistem basis data meliputi empat komponen yang antara lain terdiri dari
data, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (user).
Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 16), sistem manajemen basis data merupakan suatu sistem
piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat mendefinisikan, menciptakan, mengatur, dan
mengontrol akses ke dalam basis data.
Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003: 8), sistem manajemen basis data adalah perangkat
lunak yang dirancang untuk membantu dalam memelihara dan menggunakan koleksi data dalam jumlah
yang besar.
Sistem manajemen basis data terdiri dari lima komponen utama, yaitu perangkat keras, perangkat
lunak, data, prosedur, dan manusia. Gambar 1 menggambarkan lima komponen utama sistem manajemen
basis data.
Gambar 1. Komponen Utama Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 48), beberapa fungsi dari sistem manajemen basis data adalah
sebagai berikut: (1) data storage, retrieval, and update dikarenakan sebuah DBMS harus menyediakan
kemampuan bagi pengguna untuk menyimpan, menelusuri kembali, dan mengubah data yang ada dalam
basis data; (2) a user-accessible catalog dikarenakan sebuah DBMS harus menyediakan katalog yang dapat
diakses oleh pengguna dan mendeskripsikan lokasi penyimpanan data dalam basis data; (3) transaction
support dikarenakan DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin semua kegiatan perubahan
pada data yang berhubungan dengan transaksi dapat dikelola dengan baik; (4) concurrency control services
terkait dengan DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk menjamin bahwa basis data terubah
dengan benar ketika beberapa pengguna mengubah data tersebut pada waktu yang bersamaan; (5) recovery
service dikarenakan DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data yang
rusak karena suatu kejadian; (6) authorization service dikarenakan DBMS harus menyediakan sebuah
mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang diberi otoritas yang dapat mengakses basis data;
(7) support for data communication dikarenakan DBMS harus mampu mendukung komunikasi data; (8)
integrity service dikarenakan DBMS harus menyediakan sebuah cara untuk menjamin bahwa data dalam
basis data telah mengikuti aturan-aturan integritas yang ada; (9) service to promote data independence
dikarenakan DBMS harus mencakup fasilitas-fasilitas yang mendukung program-program independensi
dari struktur basis data aktual; (10) utility service dikarenakan DBMS seharusnya menyediakan sekumpulan
layanan utilitas agar basis data dapat diatur atau dikelola secara efektif.
Keuntungan dari penggunaan sistem manajemen basis data menurut Ramakrishnan dan Gehrke
(2003: 9) antara lain: (1) kemandirian data dikarenakan program aplikasi idealnya memberikan rincian
representasi data dan penyimpanannya, sedangkan DBMS menyembunyikan rincian representasi data dan
penyimpanannya; (2) akses data yang efisien dikarenakan DBMS menggunakan berbagai teknik
penyimpanan dan pengambilan data, sehingga akses data dapat dilakukan secara efisien; (3) integritas dan
keamanan data terkait dengan kemampuan DBMS yang dapat menjalankan akses kontrol bagi pengguna
yang berwenang untuk mengakses basis data; (4) administrasi data dikarenakan ketika beberapa pengguna
saling berbagi data dengan memusatkan pada administrasi data, tenaga profesional dapat menawarkan
peningkatan kinerja yang signifikan sehingga dapat mengatur representasi data dimana dapat
meminimalkan redundansi dan melakukan tuning penyimpanan data yang lebih baik; (5) concurrent access
dan crash recovery dikarenakan DBMS melakukan penjadwalan akses data secara bersamaan, sehingga
pengguna berpikir bahwa data diakses hanya oleh satu pengguna pada waktu tertentu; (6) mengurangi
waktu pengembangan aplikasi dikarenakan DBMS mendukung fungsi penting pada berbagai aplikasi yang
mengakses data pada DBMS berkaitan dengan antarmuka tingkat tinggi terhadap data dan memberikan
fasilitas pengembangan aplikasi secara cepat.
Sistem Informasi Kepegawaian
Menurut Yogaswara et. al. (2010: 71), sistem informasi kepegawaian adalah segala unsurunsur dalam administrasi kepegawaian yang membantu terealisasinya pengelolaan manajemen di
suatu organisasi, yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh
pegawai di dalam organisasi tersebut
Menurut Wiblen et. al. (2010: 253), sistem informasi kepegawaian secara umum digunakan
sebagai sistem yang memungkinkan organisasi dalam membuat sebuah sistem terpusat yang memampukan
pegawai dan manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai. Ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan sistem informasi kepegawaian, yaitu dapat mengurangi
biaya organisasi melalui automatisasi kegiatan-kegiatan manual yang merupakan rutinitas pegawai, dapat
menangani dan memfasilitasi komunikasi antar level di dalam organisasi, meningkatkan efisiensi,
membantu mengelola beragam informasi berbeda mengenai pegawai di dalam organisasi, dan menyediakan
sarana untuk membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.
Sistem informasi kepegawaian mengubah data menjadi informasi yang diperlukan untuk operasional bisnis
dan pengambilan keputusan.
Penerimaan Pegawai
Menurut Noe et. al. (2006: 70), penerimaan pegawai adalah proses pencarian kandidat pelamar
sebagai pegawai potensial.
Menurut Dessler (2005: 152), proses penerimaan pegawai adalah sebagai berikut: (1) ,elakukan
perencanaan dan peramalan pekerja untuk menentukan posisi yang akan diisi; (2) membangun kandidatkandidat yang akan mengisi posisi tersebut dengan melakukan perekrutan; (3) meminta pelamar mengisi
formulir pendaftaran; (4) melakukan berbagai teknik seleksi pelamar, seperti tes tertulis, investigasi latar
belakang pelamar, dan ujian fisik untuk mengidentifikasikan kandidat yang diharapkan; (5)
menginformasikan kandidat-kandidat yang terpilih kepada supervisor yang bertanggung jawab atas
pekerjaan tersebut; (6) melakukan seleksi akhir kandidat dengan melakukan wawancara dengan supervisor
dan pihak-pihak lain yang terkait untuk mengambil keputusan akhir kandidat mana yang akan mengisi
posisi tersebut.
Pendataan Pegawai
Menurut Grafh (2012), pendataan pegawai adalah proses mengumpulkan data pegawai yang
bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa nama lengkap, alamat
tempat tinggal, pendidikan, dan lain-lain.
Absensi Pegawai
Menurut Tresnani dan Munir (2012: 257), absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari
pelaporan aktivitas suatu institusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi data kehadiran yang
disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.
Cuti Pegawai
Menurut Subekhi dan Jauhar (2012: 189), cuti merupakan salah satu bentuk kompensasi tak
langsung berupa tunjangan yang diberikan perusahaan kepada pegawai. Tunjangan adalah sebuah
penghargaan tidak langsung yang diberikan untuk seorang pegawai atau sekelompok pegawai sebagai
bagian dari keanggotaan organisasi.
Penilaian Pegawai
Menurut Grubb (2007: 2), penilaian kinerja pegawai adalah suatu proses menilai bagaimana
pegawai secara individu melakukan pekerjaannya dan bagaimana pegawai tersebut dapat meningkatkan
kinerjanya dan berkontribusi pada kinerja organisasi.
Pelatihan Pegawai
Menurut Mangkunegara (2003: 50), pelatihan pegawai adalah suatu proses pendidikan jangka
pendek yang menggunakan proses sistematis dan terorganisasi, dimana pegawai akan mempelajari
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.
Penempatan Pegawai
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 198), penempatan adalah penugasan kembali seorang pegawai
kepada pekerjaan barunya. Dalam alur ini terdapat tiga jenis penting dari penempatan yaitu promosi,
mutasi, dan demosi.
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 199), promosi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari satu
bidang tugas ke bidang tugas lainnya yang lebih tinggi tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab,
maupun tingkat strukturalnya.
Mutasi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya
yang hampir sama tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
Demosi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya
yang lebih rendah tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, meliputi: (1) metode pengumpulan
data, dengan melakukan berbagai tahapan antara lain observasi, wawancara, kuesioner, examining
documentation (document checking), reperformance, dan studi kepustakaan; (2) metode analisis, dengan
melakukan empat tahapan yaitu melakukan survei terhadap sistem yang sedang berjalan, melakukan analisis
terhadap hasil survei, melakukan identifikasi kebutuhan informasi, dan melakukan identifikasi persyaratan
sistem; (3) metode perancangan basis data dan aplikasi, dengan menggunakan Database Design
Methodology yang meliputi perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal untuk perancangan basis
datanya dan untuk perancangan aplikasinya dengan menggunakan perancangan struktur menu dan
perancangan layar.
HASIL DAN BAHASAN
Analisis Sistem yang Berjalan
Seperti yang telah dibahas seblumnya, skripsi ini mencakup tujuh modul kepegawaian yaitu
penerimaan pegawai, pendataan pegawai, absensi pegawai, cuti pegawai, penilaian pegawai, pelatihan
pegawai, dan penempatan pegawai. Adapun proses bisnis penerimaan pegawai yang sedang berjalan pada
PT. ALTAVINDO dimulai dari divisi mengajukan surat permintaan pegawai kepada HRD. HRD
menyampaikan surat permintaan pegawai tersebut kepada CEO. CEO mempertimbangkan penambahan
pegawai dan menginformasikan hasil pertimbangannya kepada HRD. Jika CEO setuju, HRD
menginformasikan media untuk memasang iklan lowongan kerja. Iklan lowongan kerja dipasang oleh
media. Orang-orang yang tertarik bekerja mengirimkan surat lamaran kerja yang akan diterima oleh bagian
HRD. HRD mengecek kesesuaian surat lamaran kerja dengan persyaratan yang diminta. Jika sesuai, HRD
menyampaikan surat lamaran kerja kepada divisi. Kemudian divisi melakukan seleksi awal dan
memberikan laporan pelamar yang lulus seleksi awal kepada HRD. HRD menginformasikan tes tertulis dan
wawancara kepada pelamar. Sementara itu, divisi mempersiapkan tes tertulis dan wawancara. Lalu pelamar
mengikuti tes tertulis dan wawancara yang diadakan oleh divisi. Berdasarkan hasil tes tertulis dan
wawancara, divisi mempertimbangkan apakah pelamar lulus seleksi akhir atau tidak. Kemudian divisi
membuat laporan pelamar yang lulus seleksi akhir dan menyampaikannya ke HRD. HRD
menginformasikan hasil seleksi akhir kepada pelamar dan tanggal penandatanganan surat perjanjian kerja.
Surat perjanjian kerja ditandatangani oleh HRD, divisi, CEO, dan pelamar. Surat perjanjian kerja dibuat
rangkap dua untuk HRD dan pelamar. Kemudian HRD membuat laporan penerimaan pegawai untuk HRD,
divisi, dan CEO.
Proses bisnis pendataan pegawai dimulai dari HRD mengeluarkan formulir pendataan pegawai dan
menyerahkannya kepada pegawai. Pegawai mengisi formulir pendataan pegawai dan mengembalikannya
kepada HRD. HRD memeriksa kelengkapan data pegawai pada formulir pendataan pegawai. Jika data
belum lengkap, formulir pendataan pegawai dikembalikan kepada pegawai yang bersangkutan untuk
dilengkapi. Jika data sudah lengkap, HRD membuat laporan data pegawai rangkap dua untuk HRD dan
divisi.
Absensi pegawai dilakukan setiap hari kerja. Proses absensi pegawai dimulai dari HRD
mengeluarkan daftar absensi dan menyampaikannya ke divisi. Divisi memberikan daftar absensi kepada
pegawai-pegawai yang berada di bawah naungannya. Pegawai yang hadir menandatangani daftar absensi.
Lalu daftar absensi dikembalikan ke divisi. Divisi melakukan verifikasi kehadiran pegawai. Daftar absensi
yang sudah diverifikasi diberikan ke HRD. HRD akan mengecek kelengkapan daftar absensi. Jika ada
daftar absensi yang belum lengkap, HRD akan mengecek apakah pegawai tersebut sedang dalam masa cuti
atau tidak. Pegawai yang sedang dalam masa cuti akan ditandai dengan ‘C’ (Cuti) pada daftar absensi.
Sedangkan pegawai yang absen dan tidak sedang dalam masa cuti, akan ditandai dengan ‘TK’ (Tanpa
Keterangan) pada daftar absensi. Setelah daftar absensi lengkap, HRD membuat laporan rekapitulasi
absensi rangkap dua untuk HRD dan divisi.
Proses bisnis cuti pegawai pada PT. ALTAVINDO yaitu maksimal 12 hari cuti dalam periode
setahun, dan maksimal dua hari cuti dalam satu kali masa cuti. Pegawai yang ingin melakukan cuti
membuat surat pengajuan cuti dan menyerahkannya kepada HRD. HRD mengecek data cuti pegawai. Jika
pegawai masih memiliki sisa jatah cuti, HRD menyerahkan surat pengajuan cuti pegawai tersebut kepada
divisi. Divisi mempertimbangkan pengajuan cuti pegawai dan menginformasikan hasil pertimbangannya ke
HRD. Jika pengajuan cuti ditolak, HRD akan menginformasikannya kepada pegawai yang bersangkutan.
Sedangkan jika pengajuan cuti diterima, HRD membuat surat pemberian izin cuti rangkap dua untuk
disimpan oleh HRD dan diberikan kepada pegawai. HRD juga membuat laporan cuti pegawai rangkap dua
untuk HRD dan divisi.
Penilaian pegawai pada PT. ALTAVIND dilakukan setiap periode enam bulan. HRD memberikan
formulir penilaian pegawai kepada divisi dan pegawai. Divisi mengisi formulir penilaian pegawai yang ada
di bawah naungannya, sedangkan pegawai mengisi penilaian atas dirinya sendiri. Formulir penilaian yang
sudah diisi oleh divisi dan pegawai diserahkan kepada HRD dan dibandingkan nilainya. Jika ada
kesenjangan yang signifikan dari hasil penilaian, HRD akan mengadakan acara diskusi yang dihadiri oleh
divisi dan pegawai yang bersangkutan. Pada acara diskusi, divisi dan pegawai akan membahas perihal nilai
yang diberikan atas poin-poin penilaian pegawai. Lalu HRD akan membuat laporan penilaian pegawai
rangkap empat untuk HRD, divisi, CEO, dan pegawai.
Proses bisnis pelatihan pegawai dimulai dari divisi mengajukan rencana pelatihan pegawai kepada
HRD. HRD mempertimbangkan rencana pelatihan tersebut. Jika HRD menyetujui rencana pelatihan, HRD
akan menginformasikan persetujuan rencana pelatihan kepada divisi, sehingga divisi akan mempersiapkan
acara pelatihan pegawai. HRD juga menginformasikan acara pelatihan kepada seluruh pegawai melalui
email. Pegawai yang tertarik mengikuti pelatihan mendaftarkan diri melalui email, dan HRD akan
menginformasikan kembali hasil pendaftaran pelatihan pegawai, serta membuat daftar peserta pelatihan
untuk diserahkan kepada divisi. Pada hari pelaksanaan pelatihan, pegawai yang telah terdaftar mengikuti
acara pelatihan yang diadakan oleh pihak divisi. Divisi melakukan absensi peserta dan membuat laporan
pelaksanaan pelatihan pegawai rangkap dua untuk divisi dan HRD.
Penempatan pegawai pada PT. ALTAVINDO didasarkan pada penilaian kinerja pegawai selama
pegawai tersebut bekerja di PT. ALTAVINDO. Proses bisnis penempatan pegawai dimulai dari divisi
mengajukan surat pengajuan penempatan pegawai kepada HRD. Jika penempatan tersebut melibatkan divisi
lain, HRD akan memberikan surat pengajuan penempatan pegawai disertai dengan histori data penilaian
pegawai kepada divisi baru terlebih dahulu. Jika divisi baru menyetujui penempatan, HRD akan
memberikan surat pengajuan penempatan pegawai disertai dengan histori data penilaian pegawai kepada
CEO. CEO mempertimbangkan penempatan pegawai dan menginformasikan hasil pertimbangan
penempatan pegawai kepada HRD. Jika penempatan pegawai disetujui oleh CEO, HRD menginformasikan
penempatan pegawai ke pegawai yang bersangkutan. Pegawai mempertimbangkan penempatan dan
menginformasikan keputusannya kepada HRD. Jika pegawai tidak menyetujui penempatan, akan diadakan
acara diskusi antara pegawai dengan divisi yang diselenggarakan oleh HRD. Jika pegawai sudah
menyetujui penempatan, maka HRD akan membuat surat penempatan pegawai rangkap dua. Surat
penempatan pegawai akan ditandatangani oleh divisi, CEO, HRD, dan pegawai yang bersangkutan, dan
disimpan oleh HRD serta pegawai yang bersangkutan. Kemudian HRD membuat laporan penempatan
pegawai untuk HRD, divisi, dan CEO.
Analisis Kebutuhan Pengguna
Analisis kebutuhan pengguna pada PT. ALTAVINDO, meliputi: (1) kebutuhan manajemen data
yang berguna untuk mengelola data dalam jumlah yang besar dengan tujuan agar masalah seperti
redundansi data, ketidakakuratan data, dan kehilangan data dapat diminimalisasi; (2) kebutuhan integrasi
guna menghasilkan sistem yang terkoordinasi dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bertujuan; (3)
kebutuhan informasi guna menghasilkan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, seperti
laporan penerimaan pegawai, laporan data pegawai, laporan absensi pegawai, laporan cuti pegawai, laporan
penilaian pegawai, laporan pelatihan pegawai, dan laporan penempatan pegawai; (4) kebutuhan keamanan
data yang bertujuan agar dapat menangani autentikasi dan autorisasi pengguna dalam mengakses data,
sehingga hanya orang yang berkepentingan atau orang yang memiliki hak akses saja yang dapat mengakses
data; (5) kebutuhan kecepatan akses data dengan tujuan mempercepat proses pembuatan laporan dan
pengambilan keputusan.
Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi, penulis mengajukan alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut: (1) merancang tampilan aplikasi yang user friendly, sehingga dapat
meminimalkan terjadinya human error, seperti kesalahan memasukkan data cuti pegawai; (2) melengkapi
sistem basis data kepegawaian dengan sistem keamanan berupa autentikasi dan autorisasi pengguna
sehingga tidak sembarangan orang dapat mengakses sistem basis data; (3) merancang aplikasi basis data
kepegawaian yang dilengkapi dengan fitur searching untuk memudahkan pengguna dalam melakukan
proses pencarian data kepegawaian; (4) merancang dan membangun sistem basis data yang dapat
memudahkan pengguna untuk membuat laporan sesuai dengan kriteria perusahaan dan menghasilkan
laporan tepat pada saat dibutuhkan; (5) merancang dan membangun sistem basis data kepegawaian berbasis
web agar pengguna dapat mengakses data yang diperlukan kapan pun dan dimana pun asalkan terhubung
dengan internet.
Usulan ERD
Gambar 2. Usulan ERD
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan perancangan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa: (1) sistem basis data kepegawaian yang dirancang sudah mencakup seluruh aspek yang
diperlukan oleh PT. ALTAVINDO yaitu aspek penerimaan pegawai, pendataan pegawai, absensi pegawai,
cuti pegawai, penilaian pegawai, pelatihan pegawai, dan penempatan pegawai; (2) sistem basis data
kepegawaian yang dirancang sudah memenuhi integrity constraints (required data, attribute domain
constraints, entity integrity, referential integrity, dan general constraints) serta mekanisme keamanan
(autentikasi dan autorisasi) yang dirancang sebelumnya; (3) sistem basis data kepegawaian menjadi solusi
kebutuhan manajemen data pada PT. ALTAVINDO dikarenakan sistem basis data kepegawaian dapat
menyimpan data yang berhubungan dengan manajemen kepegawaian secara rapi dan terorganisasi,
sehingga masalah-masalah seperti redundansi data, ketidakakuratan data, kehilangan data, dan lain-lain
dapat diminimalisasi; (4) data kepegawaian pada perusahaan menjadi terintegrasi, sehingga memudahkan
CEO, divisi, dan HRD dalam mengakses informasi yang diperlukan dalam bentuk laporan kepegawaian
dimana hal ini dapat meningkatkan kinerja manajemen kepegawaian pada PT. ALTAVINDO; (5) adanya
autentikasi dan autorisasi pada sistem basis data meningkatkan keamanan data kepegawaian yang dimiliki
oleh PT. ALTAVINDO.
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan
lebih lanjut dari sistem basis data kepegawaian, antara lain: (1) melakukan backup terhadap data
kepegawaian yang ada secara rutin dan teratur dimana hasil backup dapat digunakan pada saat recovery
data apabila terjadi failure, seperti hardware failure, user errors, dan natural disasters sehingga
kemungkinan terjadinya kehilangan data dapat diminimalisasi; (2) perlu diadakannya sosialisasi dan
training aplikasi basis data kepegawaian secara berkala kepada para pengguna, agar setiap pengguna
memiliki kesiapan dan pemahaman yang memadai ketika menggunakan aplikasi tersebut sehingga
implementasi sistem basis data kepegawaian dapat terlaksana dengan sukses; (3) melakukan pengawasan
(monitoring) dan perbaikan (tuning) sistem basis data kepegawaian secara berkala, agar performa sistem
basis data semakin meningkat; (4) menambahkan fitur notification pada aplikasi basis data kepegawaian,
agar pengguna mengetahui apabila ada berita baru dan dilakukan juga sinkronisasi dengan email pegawai,
agar setiap berita baru juga dapat diakses melalui email; (5) menambahkan modul-modul yang diperlukan,
seperti penggajian pegawai, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan pelepasan pegawai (retirement).
REFERENSI
Connolly, T. and Begg, C. (2005). Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation and
Management. (4th edition). Cambridge, Massachusetts: Addison Wesley.
Date, C.J. (2004). An Introduction to Database Systems. (8th edition). Upper Saddle River, New Jersey:
Pearson Education Inc.
Dessler, G. (2005). Human Resource Management. (10th edition). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson
Education Inc.
Elmasri, R. and Navathe, S.B. (2004). Fundamental of Database System. (4th edition). Cambridge,
Massachusetts: AddisonWesley.
Grafh, D. 2012. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Diperoleh 02-26-2013 dari http://grafhcorner.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-sumber-daya-manusia.html
Grubb, T. (2007). Performance Appraisal Reappraised: It’s Not All Positive. Journal of Human Resource
Education, Vol. 1, No. 1, diakses 23 Oktober 2012 dari http://scob.troy.edu/JHRE/Articles/PDF/1-1/1.pdf
Mangkunegara, A.P. (2003). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Noe, R.J., Hollenbeck, J.R., Gerhart, Barry, and Wright, P.M. (2006). Human Resource Management:
Gaining a Competitive Advantage. (5th edition). New York: McGraw-Hill.
Ramakrishnan, R. and Gehrke, J. (2003). Database Management System, (3rd edition). New York:
McGraw-Hill.
Rivai, V. dan Sagala, E.J. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. (edisi 2). Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Subekhi, A. dan Jauhar, M. (2012). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Prestasi
Pustaka.
Tresnani, D.L. dan Rinaldi M. (2012). Implementasi Sistem Absensi Pegawai Menggunakan QR Code pada
Smartphone berbasis Android. Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung Bidang Teknik Elektro dan
Informatika, Vol. 1, No. 32, diakses 28 Oktober 2012 dari http://stei.itb.ac.id/jurnal/index.php/steiS1/article/view/166/160.
Wiblen, S., David G., and Kristine D. (2010). Transitioning To A New HRIS: The Reshaping of Human
Resources and Information Technology Talent. Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 11, No. 4,
diakses 22 Oktober 2012 dari http://www.csulb.edu/web/journals/jecr/issues/20104/Paper1.pdf
Yogaswara, A., Nanang F., dan Udin S.S. (2010). Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem
Informasi Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 11, No. 2,
diakses 28 Oktober 2012 dari http://jurnal.upi.edu/file/6-Atep_Yogaswara.pdf
RIWAYAT PENULIS
Diana Andriyani lahir di kota Jakarta pada 30 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini, penulis belum bekerja
dan tidak aktif di organisasi manapun.
Cynthia Kumala Dewi lahir di kota Jakarta pada 09 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini, penulis belum bekerja
dan tidak aktif di organisasi manapun.
Agus Tanujaya lahir di kota Jakarta pada 17 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas
Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini, penulis belum bekerja dan tidak aktif
di organisasi manapun.
SISTEM BASIS DATA KEPEGAWAIAN
BERBASIS WEB PADA PT. ALTAVINDO
Diana Andriyani; Cynthia Kumala Dewi; Agus Tanujaya;
Tri Djoko Wahjono
Jurusan Teknik Informatika, School of Computer Science, Universitas Bina Nusantara
Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]; [email protected]; [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze and designed the web-based database system of human
resource department in PT. ALTAVINDO. The human resource business processes that will be discussed
are employee’s recruitment, employee’s data collection, employee’s leave, employee’s assessment,
employee’s training, and employee’s placement. With the availability of human resource database system is
expected to improve the effectiveness and efficiency of human resource management. The research method
used is the analysis and design method. The analysis methods include data collection method by
observation, interview, questionnaire, examining documentation, reperformance, and literature study. The
design methods include database design (conceptual design, logical design, and physical design), menu
structure design, and interface design. Result of this research is a human resource database that includes
employee’s recruitment, data collection, leave, assessment, training, and placement, as well as a web-based
application of human resource database. The conclusion of this research is human resource database
system will improve the effectiveness and effiency of human resource management in PT. ALTAVINDO.
Keywords
Analysis, design, database system, human resource
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan merancang sistem basis data kepegawaian berbasis
web pada PT. ALTAVINDO. Adapun proses kepegawaian yang dibahas adalah proses penerimaan,
pendataan, absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai. Dengan adanya sistem basis data
kepegawaian diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan. Metode analisis mencakup
metode pengumpulan data dengan observasi, wawancara, kuesioner, examining documentation,
reperformance, dan studi pustaka. Sedangkan metode perancangan mencakup perancangan basis data
(perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal), perancangan struktur menu, dan perancangan
layar. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah sebuah basis data kepegawaian yang mencakup proses
penerimaan, pendataan, absensi, cuti, penilaian, pelatihan, dan penempatan pegawai, serta sebuah aplikasi
basis data kepegawaian berbasis web. Simpulan yang dapat ditarik adalah dengan adanya sistem basis
data kepegawaian dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi manajemen kepegawaian pada PT.
ALTAVINDO.
Kata Kunci
analisis, perancangan, sistem basis data, kepegawaian
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Teknologi informasi dari hari ke hari terus mengalami perkembangan secara pesat. Keberadaan
teknologi informasi ini tentu saja turut mempengaruhi perusahaan dalam melakukan bisnisnya. Dengan
adanya teknologi informasi, pengolahan data menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat dimana hal ini akan
mempengaruhi efisiensi dan peningkatan kinerja suatu perusahaan. Keberadaan pegawai dalam suatu
perusahaan merupakan suatu korelasi yang tidak dapat dipisahkan. Pegawai memiliki peran dalam
mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara maksimal dengan tujuan menghasilkan output
yang berguna bagi perusahaan. Dengan adanya sistem informasi kepegawaian dalam suatu perusahaan
dapat mendukung proses bisnis perusahaan tersebut. Maka dari itu, penulis tertarik untuk melakukan
menganalisis, merancang, dan membangun sistem basis data kepegawaian berbasis web pada PT.
ALTAVINDO.
Kajian Pustaka
Topik skripsi ini sebelumnya pernah diangkat oleh Fransiska, Nissa Aulia Febrina, dan Dina
Soraya dalam skripsinya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data Kepegawaian pada
Firma Hukum NSMP” yang cakupannya meliputi pendataan pegawai, proses absensi, proses penggajian
pegawai, proses cuti pegawai, proses pelatihan, proses penilaian, proses pemutusan kerja pegawai, dan
perancangan basis data yang efisien. Metodologi yang digunakan dalam penulisan skripsinya adalah metode
analisis sistem dan metode perancangan sistem. Simpulan yang dihasilkan adalah user menjadi dapat
mengetahui informasi yang berhubungan dengan kepegawaian, mendukung proses pengelolaan data,
membantu user menjadi lebih mudah dan terorganisir dalam mengakses dan mengelola data yang
berhubungan dengan kepegawaian.
Tinjauan skripsi lainnya adalah hasil penelitian Regina Cendrakasih, Dhania Kusumastuti, dan
Hilmantriadi Hendrawan dalam skripsinya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data
Kepegawaian pada Kementerian Perumahan Rakyat” dengan ruang lingkupnya meliputi data diri pegawai,
kenaikan pangkat pegawai, cuti pegawai, mutasi pegawai, pelatihan pegawai, penghargaan pegawai, dan
pensiun pegawai. Metodologi penilitian yang digunakan adalah metode analisis dan metode perancangan.
Simpulan yang didapat adalah telah dihasilkan rancangan konseptual, rancangan logikal, dan rancangan
fisikal basis data kepegawaian, penyimpanan data menjadi lebih teratur dan mempermudah pengelolaan
data pegawai, membantu penyajian kebutuhan informasi dan mempecerpat proses pembuatan laporan akhir,
membantu para user dalam mengakses data pegawai dengan lebih mudah dan teratur, dan mempercepat
waktu kinerja pegawai.
Adapun kelebihan skripsi kami dibanding dua kajian pustaka tersebut adalah skripsi ini telah
mencakup tujuh modul inti dari kepegawaian yaitu penerimaan pegawai, pendataan pegawai, absensi
pegawai, cuti pegawai, pelatihan pegawai, penilaian pegawai, dan penempatan pegawai. Selain itu, skripsi
ini telah dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan PT. ALTAVINDO dimana hal tersebut dapat
membantu proses bisnis perusahaan terkait.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dihadapi oleh PT. ALTAVINDO dalam sistem yang sedang
berjalan, antara lain: (1) kesalahan dalam memasukkan data pegawai, data cuti pegawai, dan data absensi
pegawai; (2) keamanan data kepegawaian yang rendah sehingga pegawai dapat mengetahui segala sesuatu
segala sesuatu yang ada pada proses manajemen kepegawaian; (3) kesulitan dalam proses pencarian data
kepegawaian; (4) kesulitan dalam pembuatan laporan kepegawaian; (5) kesulitan dalam mengakses data
kepegawaian menyebabkan kinerja sehari-hari akan menjadi sangat lambat.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan skripsi ini, antara lain: (1) menganalisis kebutuhan
informasi dan permasalahan yang berkaitan dengan sistem kepegawaian yang sedang berjalan pada PT.
ALTAVINDO; (2) merancang sebuah sistem untuk menunjang proses pengelolaan data kepegawaian pada
PT. ALTAVINDO, baik mencakup proses bisnis pada sistem yang berjalan (legacy system) maupun proses
bisnis baru yang diharapkan ada pada sistem yang akan dikembangkan (wish list); (3) membuat rancangan
basis data kepegawaian pada PT. ALTAVINDO; (4) membangun aplikasi basis data kepegawaian berbasis
web pada PT. ALTAVINDO.
Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 15), basis data (database) adalah kumpulan data yang berelasi
secara logika dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi.
Di dalam basis data, semua data yang ada diintegrasikan untuk menghindari terjadinya duplikasi data. Basis
data dapat digunakan oleh banyak departemen dan pemakai. Basis data tidak hanya menyimpan data
operasional, tetapi juga menyimpan deskripsi mengenai data tersebut. Deskripsi mengenai data dikenal
dengan sebutan kamus data atau metadata.
Menurut Date (2004: 17), keuntungan dari penggunaan basis data yaitu: (1) compactness
dikarenakan keberadaan basis data mengurangi penggunaan kertas yang cukup besar karena semua data
yang ada akan dicatat dan disimpan pada basis data tersebut; (2) speed sehingga memungkinkan pengguna
untuk dapat menyimpan data, melakukan manipulasi data, dan menampilkan kembali data tersebut dengan
lebih cepat dan mudah dibandingkan jika pengguna menyimpan data secara manual dimana secara tidak
langsung hal ini akan menghemat waktu yang diperlukan dalam melakukan pencarian data; (3) less
drudgery dikarenakan keberadaan basis data membuat penulisan tangan menjadi semakin berkurang
sehingga efisiensi dan efektivitas pekerjaan pun semakin meningkat; (4) currency terkait dengan
kemampuan basis data dalam menyediakan informasi yang akurat dan up to date sehingga semua kebutuhan
informasi dapat terpenuhi dengan cepat pada saat dibutuhkan; (5) protection sehingga dapat meningkatkan
keamanan dan perlindungan data, terutama terhadap kehilangan data dan akses yang tidak diinginkan.
Sistem Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 4), sistem basis data merupakan kumpulan dari program
aplikasi yang berinteraksi dengan basis data.
Menurut Elmasri dan Navathe (2004: 5), sistem basis data merupakan gabungan basis data dengan
sistem pengaturan basis data.
Menurut Date (2004: 6), sistem basis data meliputi empat komponen yang antara lain terdiri dari
data, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan pengguna (user).
Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 16), sistem manajemen basis data merupakan suatu sistem
piranti lunak yang memungkinkan pengguna untuk dapat mendefinisikan, menciptakan, mengatur, dan
mengontrol akses ke dalam basis data.
Menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003: 8), sistem manajemen basis data adalah perangkat
lunak yang dirancang untuk membantu dalam memelihara dan menggunakan koleksi data dalam jumlah
yang besar.
Sistem manajemen basis data terdiri dari lima komponen utama, yaitu perangkat keras, perangkat
lunak, data, prosedur, dan manusia. Gambar 1 menggambarkan lima komponen utama sistem manajemen
basis data.
Gambar 1. Komponen Utama Sistem Manajemen Basis Data
Menurut Connolly dan Begg (2005: 48), beberapa fungsi dari sistem manajemen basis data adalah
sebagai berikut: (1) data storage, retrieval, and update dikarenakan sebuah DBMS harus menyediakan
kemampuan bagi pengguna untuk menyimpan, menelusuri kembali, dan mengubah data yang ada dalam
basis data; (2) a user-accessible catalog dikarenakan sebuah DBMS harus menyediakan katalog yang dapat
diakses oleh pengguna dan mendeskripsikan lokasi penyimpanan data dalam basis data; (3) transaction
support dikarenakan DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin semua kegiatan perubahan
pada data yang berhubungan dengan transaksi dapat dikelola dengan baik; (4) concurrency control services
terkait dengan DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk menjamin bahwa basis data terubah
dengan benar ketika beberapa pengguna mengubah data tersebut pada waktu yang bersamaan; (5) recovery
service dikarenakan DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme untuk memperbaiki basis data yang
rusak karena suatu kejadian; (6) authorization service dikarenakan DBMS harus menyediakan sebuah
mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang diberi otoritas yang dapat mengakses basis data;
(7) support for data communication dikarenakan DBMS harus mampu mendukung komunikasi data; (8)
integrity service dikarenakan DBMS harus menyediakan sebuah cara untuk menjamin bahwa data dalam
basis data telah mengikuti aturan-aturan integritas yang ada; (9) service to promote data independence
dikarenakan DBMS harus mencakup fasilitas-fasilitas yang mendukung program-program independensi
dari struktur basis data aktual; (10) utility service dikarenakan DBMS seharusnya menyediakan sekumpulan
layanan utilitas agar basis data dapat diatur atau dikelola secara efektif.
Keuntungan dari penggunaan sistem manajemen basis data menurut Ramakrishnan dan Gehrke
(2003: 9) antara lain: (1) kemandirian data dikarenakan program aplikasi idealnya memberikan rincian
representasi data dan penyimpanannya, sedangkan DBMS menyembunyikan rincian representasi data dan
penyimpanannya; (2) akses data yang efisien dikarenakan DBMS menggunakan berbagai teknik
penyimpanan dan pengambilan data, sehingga akses data dapat dilakukan secara efisien; (3) integritas dan
keamanan data terkait dengan kemampuan DBMS yang dapat menjalankan akses kontrol bagi pengguna
yang berwenang untuk mengakses basis data; (4) administrasi data dikarenakan ketika beberapa pengguna
saling berbagi data dengan memusatkan pada administrasi data, tenaga profesional dapat menawarkan
peningkatan kinerja yang signifikan sehingga dapat mengatur representasi data dimana dapat
meminimalkan redundansi dan melakukan tuning penyimpanan data yang lebih baik; (5) concurrent access
dan crash recovery dikarenakan DBMS melakukan penjadwalan akses data secara bersamaan, sehingga
pengguna berpikir bahwa data diakses hanya oleh satu pengguna pada waktu tertentu; (6) mengurangi
waktu pengembangan aplikasi dikarenakan DBMS mendukung fungsi penting pada berbagai aplikasi yang
mengakses data pada DBMS berkaitan dengan antarmuka tingkat tinggi terhadap data dan memberikan
fasilitas pengembangan aplikasi secara cepat.
Sistem Informasi Kepegawaian
Menurut Yogaswara et. al. (2010: 71), sistem informasi kepegawaian adalah segala unsurunsur dalam administrasi kepegawaian yang membantu terealisasinya pengelolaan manajemen di
suatu organisasi, yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan yang dilakukan oleh
pegawai di dalam organisasi tersebut
Menurut Wiblen et. al. (2010: 253), sistem informasi kepegawaian secara umum digunakan
sebagai sistem yang memungkinkan organisasi dalam membuat sebuah sistem terpusat yang memampukan
pegawai dan manajer untuk mengakses informasi yang berhubungan dengan pegawai. Ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh melalui penerapan sistem informasi kepegawaian, yaitu dapat mengurangi
biaya organisasi melalui automatisasi kegiatan-kegiatan manual yang merupakan rutinitas pegawai, dapat
menangani dan memfasilitasi komunikasi antar level di dalam organisasi, meningkatkan efisiensi,
membantu mengelola beragam informasi berbeda mengenai pegawai di dalam organisasi, dan menyediakan
sarana untuk membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan manajemen sumber daya manusia.
Sistem informasi kepegawaian mengubah data menjadi informasi yang diperlukan untuk operasional bisnis
dan pengambilan keputusan.
Penerimaan Pegawai
Menurut Noe et. al. (2006: 70), penerimaan pegawai adalah proses pencarian kandidat pelamar
sebagai pegawai potensial.
Menurut Dessler (2005: 152), proses penerimaan pegawai adalah sebagai berikut: (1) ,elakukan
perencanaan dan peramalan pekerja untuk menentukan posisi yang akan diisi; (2) membangun kandidatkandidat yang akan mengisi posisi tersebut dengan melakukan perekrutan; (3) meminta pelamar mengisi
formulir pendaftaran; (4) melakukan berbagai teknik seleksi pelamar, seperti tes tertulis, investigasi latar
belakang pelamar, dan ujian fisik untuk mengidentifikasikan kandidat yang diharapkan; (5)
menginformasikan kandidat-kandidat yang terpilih kepada supervisor yang bertanggung jawab atas
pekerjaan tersebut; (6) melakukan seleksi akhir kandidat dengan melakukan wawancara dengan supervisor
dan pihak-pihak lain yang terkait untuk mengambil keputusan akhir kandidat mana yang akan mengisi
posisi tersebut.
Pendataan Pegawai
Menurut Grafh (2012), pendataan pegawai adalah proses mengumpulkan data pegawai yang
bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Data yang dikumpulkan dapat berupa nama lengkap, alamat
tempat tinggal, pendidikan, dan lain-lain.
Absensi Pegawai
Menurut Tresnani dan Munir (2012: 257), absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari
pelaporan aktivitas suatu institusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi data kehadiran yang
disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu
diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.
Cuti Pegawai
Menurut Subekhi dan Jauhar (2012: 189), cuti merupakan salah satu bentuk kompensasi tak
langsung berupa tunjangan yang diberikan perusahaan kepada pegawai. Tunjangan adalah sebuah
penghargaan tidak langsung yang diberikan untuk seorang pegawai atau sekelompok pegawai sebagai
bagian dari keanggotaan organisasi.
Penilaian Pegawai
Menurut Grubb (2007: 2), penilaian kinerja pegawai adalah suatu proses menilai bagaimana
pegawai secara individu melakukan pekerjaannya dan bagaimana pegawai tersebut dapat meningkatkan
kinerjanya dan berkontribusi pada kinerja organisasi.
Pelatihan Pegawai
Menurut Mangkunegara (2003: 50), pelatihan pegawai adalah suatu proses pendidikan jangka
pendek yang menggunakan proses sistematis dan terorganisasi, dimana pegawai akan mempelajari
pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan yang terbatas.
Penempatan Pegawai
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 198), penempatan adalah penugasan kembali seorang pegawai
kepada pekerjaan barunya. Dalam alur ini terdapat tiga jenis penting dari penempatan yaitu promosi,
mutasi, dan demosi.
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 199), promosi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari satu
bidang tugas ke bidang tugas lainnya yang lebih tinggi tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab,
maupun tingkat strukturalnya.
Mutasi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya
yang hampir sama tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
Demosi terjadi jika seorang pegawai dipindahkan dari satu bidang tugas ke bidang tugas lainnya
yang lebih rendah tingkatannya, baik tingkat gaji, tanggung jawab, maupun tingkat strukturalnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, meliputi: (1) metode pengumpulan
data, dengan melakukan berbagai tahapan antara lain observasi, wawancara, kuesioner, examining
documentation (document checking), reperformance, dan studi kepustakaan; (2) metode analisis, dengan
melakukan empat tahapan yaitu melakukan survei terhadap sistem yang sedang berjalan, melakukan analisis
terhadap hasil survei, melakukan identifikasi kebutuhan informasi, dan melakukan identifikasi persyaratan
sistem; (3) metode perancangan basis data dan aplikasi, dengan menggunakan Database Design
Methodology yang meliputi perancangan basis data konseptual, logikal, dan fisikal untuk perancangan basis
datanya dan untuk perancangan aplikasinya dengan menggunakan perancangan struktur menu dan
perancangan layar.
HASIL DAN BAHASAN
Analisis Sistem yang Berjalan
Seperti yang telah dibahas seblumnya, skripsi ini mencakup tujuh modul kepegawaian yaitu
penerimaan pegawai, pendataan pegawai, absensi pegawai, cuti pegawai, penilaian pegawai, pelatihan
pegawai, dan penempatan pegawai. Adapun proses bisnis penerimaan pegawai yang sedang berjalan pada
PT. ALTAVINDO dimulai dari divisi mengajukan surat permintaan pegawai kepada HRD. HRD
menyampaikan surat permintaan pegawai tersebut kepada CEO. CEO mempertimbangkan penambahan
pegawai dan menginformasikan hasil pertimbangannya kepada HRD. Jika CEO setuju, HRD
menginformasikan media untuk memasang iklan lowongan kerja. Iklan lowongan kerja dipasang oleh
media. Orang-orang yang tertarik bekerja mengirimkan surat lamaran kerja yang akan diterima oleh bagian
HRD. HRD mengecek kesesuaian surat lamaran kerja dengan persyaratan yang diminta. Jika sesuai, HRD
menyampaikan surat lamaran kerja kepada divisi. Kemudian divisi melakukan seleksi awal dan
memberikan laporan pelamar yang lulus seleksi awal kepada HRD. HRD menginformasikan tes tertulis dan
wawancara kepada pelamar. Sementara itu, divisi mempersiapkan tes tertulis dan wawancara. Lalu pelamar
mengikuti tes tertulis dan wawancara yang diadakan oleh divisi. Berdasarkan hasil tes tertulis dan
wawancara, divisi mempertimbangkan apakah pelamar lulus seleksi akhir atau tidak. Kemudian divisi
membuat laporan pelamar yang lulus seleksi akhir dan menyampaikannya ke HRD. HRD
menginformasikan hasil seleksi akhir kepada pelamar dan tanggal penandatanganan surat perjanjian kerja.
Surat perjanjian kerja ditandatangani oleh HRD, divisi, CEO, dan pelamar. Surat perjanjian kerja dibuat
rangkap dua untuk HRD dan pelamar. Kemudian HRD membuat laporan penerimaan pegawai untuk HRD,
divisi, dan CEO.
Proses bisnis pendataan pegawai dimulai dari HRD mengeluarkan formulir pendataan pegawai dan
menyerahkannya kepada pegawai. Pegawai mengisi formulir pendataan pegawai dan mengembalikannya
kepada HRD. HRD memeriksa kelengkapan data pegawai pada formulir pendataan pegawai. Jika data
belum lengkap, formulir pendataan pegawai dikembalikan kepada pegawai yang bersangkutan untuk
dilengkapi. Jika data sudah lengkap, HRD membuat laporan data pegawai rangkap dua untuk HRD dan
divisi.
Absensi pegawai dilakukan setiap hari kerja. Proses absensi pegawai dimulai dari HRD
mengeluarkan daftar absensi dan menyampaikannya ke divisi. Divisi memberikan daftar absensi kepada
pegawai-pegawai yang berada di bawah naungannya. Pegawai yang hadir menandatangani daftar absensi.
Lalu daftar absensi dikembalikan ke divisi. Divisi melakukan verifikasi kehadiran pegawai. Daftar absensi
yang sudah diverifikasi diberikan ke HRD. HRD akan mengecek kelengkapan daftar absensi. Jika ada
daftar absensi yang belum lengkap, HRD akan mengecek apakah pegawai tersebut sedang dalam masa cuti
atau tidak. Pegawai yang sedang dalam masa cuti akan ditandai dengan ‘C’ (Cuti) pada daftar absensi.
Sedangkan pegawai yang absen dan tidak sedang dalam masa cuti, akan ditandai dengan ‘TK’ (Tanpa
Keterangan) pada daftar absensi. Setelah daftar absensi lengkap, HRD membuat laporan rekapitulasi
absensi rangkap dua untuk HRD dan divisi.
Proses bisnis cuti pegawai pada PT. ALTAVINDO yaitu maksimal 12 hari cuti dalam periode
setahun, dan maksimal dua hari cuti dalam satu kali masa cuti. Pegawai yang ingin melakukan cuti
membuat surat pengajuan cuti dan menyerahkannya kepada HRD. HRD mengecek data cuti pegawai. Jika
pegawai masih memiliki sisa jatah cuti, HRD menyerahkan surat pengajuan cuti pegawai tersebut kepada
divisi. Divisi mempertimbangkan pengajuan cuti pegawai dan menginformasikan hasil pertimbangannya ke
HRD. Jika pengajuan cuti ditolak, HRD akan menginformasikannya kepada pegawai yang bersangkutan.
Sedangkan jika pengajuan cuti diterima, HRD membuat surat pemberian izin cuti rangkap dua untuk
disimpan oleh HRD dan diberikan kepada pegawai. HRD juga membuat laporan cuti pegawai rangkap dua
untuk HRD dan divisi.
Penilaian pegawai pada PT. ALTAVIND dilakukan setiap periode enam bulan. HRD memberikan
formulir penilaian pegawai kepada divisi dan pegawai. Divisi mengisi formulir penilaian pegawai yang ada
di bawah naungannya, sedangkan pegawai mengisi penilaian atas dirinya sendiri. Formulir penilaian yang
sudah diisi oleh divisi dan pegawai diserahkan kepada HRD dan dibandingkan nilainya. Jika ada
kesenjangan yang signifikan dari hasil penilaian, HRD akan mengadakan acara diskusi yang dihadiri oleh
divisi dan pegawai yang bersangkutan. Pada acara diskusi, divisi dan pegawai akan membahas perihal nilai
yang diberikan atas poin-poin penilaian pegawai. Lalu HRD akan membuat laporan penilaian pegawai
rangkap empat untuk HRD, divisi, CEO, dan pegawai.
Proses bisnis pelatihan pegawai dimulai dari divisi mengajukan rencana pelatihan pegawai kepada
HRD. HRD mempertimbangkan rencana pelatihan tersebut. Jika HRD menyetujui rencana pelatihan, HRD
akan menginformasikan persetujuan rencana pelatihan kepada divisi, sehingga divisi akan mempersiapkan
acara pelatihan pegawai. HRD juga menginformasikan acara pelatihan kepada seluruh pegawai melalui
email. Pegawai yang tertarik mengikuti pelatihan mendaftarkan diri melalui email, dan HRD akan
menginformasikan kembali hasil pendaftaran pelatihan pegawai, serta membuat daftar peserta pelatihan
untuk diserahkan kepada divisi. Pada hari pelaksanaan pelatihan, pegawai yang telah terdaftar mengikuti
acara pelatihan yang diadakan oleh pihak divisi. Divisi melakukan absensi peserta dan membuat laporan
pelaksanaan pelatihan pegawai rangkap dua untuk divisi dan HRD.
Penempatan pegawai pada PT. ALTAVINDO didasarkan pada penilaian kinerja pegawai selama
pegawai tersebut bekerja di PT. ALTAVINDO. Proses bisnis penempatan pegawai dimulai dari divisi
mengajukan surat pengajuan penempatan pegawai kepada HRD. Jika penempatan tersebut melibatkan divisi
lain, HRD akan memberikan surat pengajuan penempatan pegawai disertai dengan histori data penilaian
pegawai kepada divisi baru terlebih dahulu. Jika divisi baru menyetujui penempatan, HRD akan
memberikan surat pengajuan penempatan pegawai disertai dengan histori data penilaian pegawai kepada
CEO. CEO mempertimbangkan penempatan pegawai dan menginformasikan hasil pertimbangan
penempatan pegawai kepada HRD. Jika penempatan pegawai disetujui oleh CEO, HRD menginformasikan
penempatan pegawai ke pegawai yang bersangkutan. Pegawai mempertimbangkan penempatan dan
menginformasikan keputusannya kepada HRD. Jika pegawai tidak menyetujui penempatan, akan diadakan
acara diskusi antara pegawai dengan divisi yang diselenggarakan oleh HRD. Jika pegawai sudah
menyetujui penempatan, maka HRD akan membuat surat penempatan pegawai rangkap dua. Surat
penempatan pegawai akan ditandatangani oleh divisi, CEO, HRD, dan pegawai yang bersangkutan, dan
disimpan oleh HRD serta pegawai yang bersangkutan. Kemudian HRD membuat laporan penempatan
pegawai untuk HRD, divisi, dan CEO.
Analisis Kebutuhan Pengguna
Analisis kebutuhan pengguna pada PT. ALTAVINDO, meliputi: (1) kebutuhan manajemen data
yang berguna untuk mengelola data dalam jumlah yang besar dengan tujuan agar masalah seperti
redundansi data, ketidakakuratan data, dan kehilangan data dapat diminimalisasi; (2) kebutuhan integrasi
guna menghasilkan sistem yang terkoordinasi dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang bertujuan; (3)
kebutuhan informasi guna menghasilkan laporan-laporan bagi pihak-pihak yang membutuhkan, seperti
laporan penerimaan pegawai, laporan data pegawai, laporan absensi pegawai, laporan cuti pegawai, laporan
penilaian pegawai, laporan pelatihan pegawai, dan laporan penempatan pegawai; (4) kebutuhan keamanan
data yang bertujuan agar dapat menangani autentikasi dan autorisasi pengguna dalam mengakses data,
sehingga hanya orang yang berkepentingan atau orang yang memiliki hak akses saja yang dapat mengakses
data; (5) kebutuhan kecepatan akses data dengan tujuan mempercepat proses pembuatan laporan dan
pengambilan keputusan.
Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah melakukan analisis terhadap permasalahan yang dihadapi, penulis mengajukan alternatif
pemecahan masalah sebagai berikut: (1) merancang tampilan aplikasi yang user friendly, sehingga dapat
meminimalkan terjadinya human error, seperti kesalahan memasukkan data cuti pegawai; (2) melengkapi
sistem basis data kepegawaian dengan sistem keamanan berupa autentikasi dan autorisasi pengguna
sehingga tidak sembarangan orang dapat mengakses sistem basis data; (3) merancang aplikasi basis data
kepegawaian yang dilengkapi dengan fitur searching untuk memudahkan pengguna dalam melakukan
proses pencarian data kepegawaian; (4) merancang dan membangun sistem basis data yang dapat
memudahkan pengguna untuk membuat laporan sesuai dengan kriteria perusahaan dan menghasilkan
laporan tepat pada saat dibutuhkan; (5) merancang dan membangun sistem basis data kepegawaian berbasis
web agar pengguna dapat mengakses data yang diperlukan kapan pun dan dimana pun asalkan terhubung
dengan internet.
Usulan ERD
Gambar 2. Usulan ERD
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis dan perancangan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa: (1) sistem basis data kepegawaian yang dirancang sudah mencakup seluruh aspek yang
diperlukan oleh PT. ALTAVINDO yaitu aspek penerimaan pegawai, pendataan pegawai, absensi pegawai,
cuti pegawai, penilaian pegawai, pelatihan pegawai, dan penempatan pegawai; (2) sistem basis data
kepegawaian yang dirancang sudah memenuhi integrity constraints (required data, attribute domain
constraints, entity integrity, referential integrity, dan general constraints) serta mekanisme keamanan
(autentikasi dan autorisasi) yang dirancang sebelumnya; (3) sistem basis data kepegawaian menjadi solusi
kebutuhan manajemen data pada PT. ALTAVINDO dikarenakan sistem basis data kepegawaian dapat
menyimpan data yang berhubungan dengan manajemen kepegawaian secara rapi dan terorganisasi,
sehingga masalah-masalah seperti redundansi data, ketidakakuratan data, kehilangan data, dan lain-lain
dapat diminimalisasi; (4) data kepegawaian pada perusahaan menjadi terintegrasi, sehingga memudahkan
CEO, divisi, dan HRD dalam mengakses informasi yang diperlukan dalam bentuk laporan kepegawaian
dimana hal ini dapat meningkatkan kinerja manajemen kepegawaian pada PT. ALTAVINDO; (5) adanya
autentikasi dan autorisasi pada sistem basis data meningkatkan keamanan data kepegawaian yang dimiliki
oleh PT. ALTAVINDO.
Berikut ini adalah beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai masukan untuk pengembangan
lebih lanjut dari sistem basis data kepegawaian, antara lain: (1) melakukan backup terhadap data
kepegawaian yang ada secara rutin dan teratur dimana hasil backup dapat digunakan pada saat recovery
data apabila terjadi failure, seperti hardware failure, user errors, dan natural disasters sehingga
kemungkinan terjadinya kehilangan data dapat diminimalisasi; (2) perlu diadakannya sosialisasi dan
training aplikasi basis data kepegawaian secara berkala kepada para pengguna, agar setiap pengguna
memiliki kesiapan dan pemahaman yang memadai ketika menggunakan aplikasi tersebut sehingga
implementasi sistem basis data kepegawaian dapat terlaksana dengan sukses; (3) melakukan pengawasan
(monitoring) dan perbaikan (tuning) sistem basis data kepegawaian secara berkala, agar performa sistem
basis data semakin meningkat; (4) menambahkan fitur notification pada aplikasi basis data kepegawaian,
agar pengguna mengetahui apabila ada berita baru dan dilakukan juga sinkronisasi dengan email pegawai,
agar setiap berita baru juga dapat diakses melalui email; (5) menambahkan modul-modul yang diperlukan,
seperti penggajian pegawai, Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan pelepasan pegawai (retirement).
REFERENSI
Connolly, T. and Begg, C. (2005). Database Systems: A Practical Approach to Design, Implementation and
Management. (4th edition). Cambridge, Massachusetts: Addison Wesley.
Date, C.J. (2004). An Introduction to Database Systems. (8th edition). Upper Saddle River, New Jersey:
Pearson Education Inc.
Dessler, G. (2005). Human Resource Management. (10th edition). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson
Education Inc.
Elmasri, R. and Navathe, S.B. (2004). Fundamental of Database System. (4th edition). Cambridge,
Massachusetts: AddisonWesley.
Grafh, D. 2012. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia. Diperoleh 02-26-2013 dari http://grafhcorner.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-sumber-daya-manusia.html
Grubb, T. (2007). Performance Appraisal Reappraised: It’s Not All Positive. Journal of Human Resource
Education, Vol. 1, No. 1, diakses 23 Oktober 2012 dari http://scob.troy.edu/JHRE/Articles/PDF/1-1/1.pdf
Mangkunegara, A.P. (2003). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Noe, R.J., Hollenbeck, J.R., Gerhart, Barry, and Wright, P.M. (2006). Human Resource Management:
Gaining a Competitive Advantage. (5th edition). New York: McGraw-Hill.
Ramakrishnan, R. and Gehrke, J. (2003). Database Management System, (3rd edition). New York:
McGraw-Hill.
Rivai, V. dan Sagala, E.J. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. (edisi 2). Jakarta:
RajaGrafindo Persada.
Subekhi, A. dan Jauhar, M. (2012). Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Surabaya: Prestasi
Pustaka.
Tresnani, D.L. dan Rinaldi M. (2012). Implementasi Sistem Absensi Pegawai Menggunakan QR Code pada
Smartphone berbasis Android. Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung Bidang Teknik Elektro dan
Informatika, Vol. 1, No. 32, diakses 28 Oktober 2012 dari http://stei.itb.ac.id/jurnal/index.php/steiS1/article/view/166/160.
Wiblen, S., David G., and Kristine D. (2010). Transitioning To A New HRIS: The Reshaping of Human
Resources and Information Technology Talent. Journal of Electronic Commerce Research, Vol. 11, No. 4,
diakses 22 Oktober 2012 dari http://www.csulb.edu/web/journals/jecr/issues/20104/Paper1.pdf
Yogaswara, A., Nanang F., dan Udin S.S. (2010). Kontribusi Manajerial Kepala Sekolah dan Sistem
Informasi Kepegawaian terhadap Kinerja Mengajar Guru. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 11, No. 2,
diakses 28 Oktober 2012 dari http://jurnal.upi.edu/file/6-Atep_Yogaswara.pdf
RIWAYAT PENULIS
Diana Andriyani lahir di kota Jakarta pada 30 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini, penulis belum bekerja
dan tidak aktif di organisasi manapun.
Cynthia Kumala Dewi lahir di kota Jakarta pada 09 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini, penulis belum bekerja
dan tidak aktif di organisasi manapun.
Agus Tanujaya lahir di kota Jakarta pada 17 April 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas
Bina Nusantara dalam bidang Teknik Informatika pada 2013. Saat ini, penulis belum bekerja dan tidak aktif
di organisasi manapun.