PENERAPAN KEDISIPLINAN TERHADAP KINERJA (1)

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG
Disiplin merupakan salah satu aktivitas dari manajemen sumber daya

manusia yang perlu mendapat perhatian. Sebab faktor disiplin sangat besar
pengaruhnya terhadap hasil yang dicapai oleh suatu organisasi, di samping itu
juga dengan disiplin akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam
pelaksanaan pekerjaan.
Sumber daya manusia mempunyai peran manajemen personalia pada suatu
perusahaan atau organisasi sangat penting untuk meningkatkan efektifitas sumber
daya manusia. Kalau ditinjau dari kebiasaan suatu perusahaan baik besar maupun
kecil bukan semata-mata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan
tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan
merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan perusahaan yang bersangkutan.
Karyawan dalam perusahaan mempunyai peranan yang penting dalam aktivitas

dan kelangsungan hidup suatu perusahaan, hal ini disebabkan karena karyawan
merupakan penggerak utama atas jalannya perusahaan. Tanpa adanya karyawan
tersebut mustahil tujuan perusahaan akan tercapai.
Setiap perusahaan menginginkan supaya karyawan mematuhi dan
menghormati peraturan-peraturan perusahaan bukan karena mereka takut terkena
peraturan, tetapi mereka yakin melakukan sesuatu secara benar dan diharapkan ini
adalah sebagai disiplin pribadi yang timbul dari diri karyawan sendiri untuk
melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif dan dengan penuh semangat.

2

Namun dengan demikian perlu disadari menegakkan disiplin bukanlah hal
yang mudah, kadang kala orang justru memberikan penilaian yang salah mengenai
disiplin, sebab disiplin dianggap sebagai suatu hal yang berat dan sangat
menyiksa, padahal disiplin merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini sesuai dengan
yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2009: 194) “Disiplin harus
ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan
kedisiplinan karyawan yang baik maka sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan
tujuannya, jadi disiplin adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam

mencapai tujuan”
Pada hakekatnya suatu perusahaan maupun organisasi melakukan tindakan
disiplin yaitu untuk mendidik dan memperbaiki kepribadian karyawan yang
kurang baik atau melanggar peraturan dan memberikan kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya, agar kesalahan yang pernah dilakukan, tidak terulang
kembali. Disiplin adalah sikap kejiwaan dari seseorang atau sekelompok orang
yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti/mematuhi segala aturan/keputusan
yang telah ditetapkan. Disiplin dalam hubungan kerja sangat erat kaitannya
dengan motivasi kerja. Disiplin dapat dikembangkan melalui suatu latihan antara
lain dengan bekerja menghargai waktu, tenaga dan biaya (Muchdarsyah Sinungan,
2005:135).
Persaingan dunia kerja semakin tahun semakin ketat, sedangkan AJB
Bumiputera 1912 Cabang KayuTangan Malang berupaya untuk terus memotivasi
dan mendisiplinkan karyawan dengan tujuan meningkatkan kualitas kinerjanya.
Karena motivasi dan disiplin merupakan kekuatan potensial pada diri manusia

3

yang dapat dikembangkan sendiri atau dikembangkan melalui pendidikan dan
pelatihan yang pada intinya dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara

maksimal.
Perusahaan memotivasi karyawannya dengan cara memberi imbalan
berupa financial maupun non finansial, khususnya karyawan AJB Bumiputera
1912 Cabang KayuTangan Malang sistem kerjanya harus berdasarkan
kemampuan atau pendidikan yang dimiliki bukan atas dasar senioritas. Sedangkan
pada kenyataannya dewasa ini diperlukan tenaga kerja yang berkualitas dan
mempunyai kemampuan yang sesuai dimiliki.
Untuk mengetahui keadaan internal dan eksternal perusahaan serta untuk
menentukan strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan dimasa yang akan
datang dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan adalah dilakukan analisis
SWOT, maka laporan ini diberi judul “PENERAPAN KEDISIPLINAN
TERHADAP

KINERJA

AJB

BUMIPUTERA

1912


CABANG

KAYUTANGAN MALANG”

1.2

Kondisi Umum Perusahaan

1.2.1

Deskripsi Perusahaan
PT Asuransi Jiwa Bumiputera 1912 memiliki banyak cabang yang tersebar

di berbagai wilayah Indonesia. Kondisi perusahaan Asuransi Jiwa Bersama
Bumiputera 1912 cabang KayuTangan Malang penempatannya yang strategis
dimana perusahaan tersebut sangat dekat dengan pusat kota dan pemukiman
penduduk yang berada di lingkungan perusahaan yang merupakan calon untuk

4


kegiatan prospek yang cukup potensial bagi perusahaan. Asuransi Jiwa Bersama
BumiPutera 1912 menyediakan berbagai jenis produk antara lain: asuransi jiwa,
mitra sehat, mitra guru, mitra permata, mitra cerdas, mitra maxi, mitra beasiswa
berencana.
AJB BumiPutera 1912 kini telah menjadi sebuah grup perusahaan yang
memiliki berbagai bidang usaha. Anak – anak perusahaan merupakan bagian dari
out let investasi untuk mendapatkan pendapatan yang maksimal selain dari
pendatapan premi.
1. Anak Prusahaan
a. PT Wisma BumiPutera (Perusahaan Prooerti dan Pengelolaan
Gedung), Jakarta, mulai operasi 1975.
b. PT Mardi Mulyo (Penerbit dan Percetakan), Jakarta, mulai operasi
1981.
c. PT BumiPutera Capital Indonesia (Penjamin Emisi Efek dan
Perantara), Jakarta, mulai operasi 1991.
d. PT BumiPutera Sarana (Kontraktor / Pengembang), Jakarta, mulai
operasi 1993.
e. PT Eurasia Wisata dan BumiPutera Wisata (Travel dan Pengolaan
Hotel), Depok, mulai operasi 2001.

2. Badan Penyertaan
a. PT Bank BumiPutera Indonesia (Perbankan).
b. PT Jakarta Kyoai Medicel Center (Klinik Kesehatan).
c. PT Bapindo Bumi Securitas (Perusahaan Sekuritas).
d. PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Reasuransi).

5

3. Yayasan
a. Yayasan Dharma BumiPutera.
b. Yayasan BumiPutera Sejahtera
4. Dana Pensiun
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BumiPutera
Sekilas gambaran bahwa AJB BumiPutera 1912 bukalah perusahaan kecil
dan baru lahir, melainkan perusahaan nasional yang besar dan sarat dengan
pengalaman di bidang asuransi jiwa.

1.2.2

Sejarah Perusahaan

Bumiputera berdiri atas prakasa seorang guru sederhana bernama M. Ng.

Dwidjosewojo – Sekretaris Persatuan Guru-guru Hindia Belanda (PGHB)
sekaligus Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo. Dwidjosewojo menggagas
pendirian perusahaan asuransi karena didorong oleh keprihatinan mendalam
terhadap nasib parra guru bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan gagasan pertama
kali di Kongres Budi Utomo, tahun 1910. Dan kemudian terealisasi menjadi
badan usaha – sebagai salah satu keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang,
12 Februari 1912.
Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo yang bertindak sebagai
Presiden Komisaris, juga ditunjuk M.K.H. Soebtoro sebagai Direktur, dan M.
Adimidjojo sebagai Bendahara. Ketiga orang inilah yang kemudian dikenal
sebagai “tiga serangkai” pendiri BumiPutera, sekaligus peletak batu pertama
industri asuransi nasional Indonesia.

6

Tidak, seperti perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) – yang
kepemilikannya hanya oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya
BumiPutera sudah menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik,

yakni bentuk badan usaha “mutual” atau “usaha bersama”. Semua pemegang polis
adalah pemilik perusahaan – yang mempercayakan wakil – wakil mereka di
Badan Perwakilan anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas
mutualisme ini yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesional
pengelolanya, merupakan kekuatan utama BumiPutera hingga hari ini.
Perjalanan

BumiPutera

yang

semula

bernama

Onderlinge

Levensverzekering Maatschappij PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9
dasawarsa. Sepanjang, itu tentu saja, tidak lepas dari pasang surut. Sejarah
BumiPutera sekaligus mencatat perjalanan Bangsa Indonesia. Termasuk,

misalnya, peristiwa seiring mata uang rupiah di tahun 1965 – yang memangkas
asset perusahaan ini dan bencana paling hangat – multikrisis di penghujung
millenium kedua. Di luar itu, Bumiputera juga menyaksikan tumbuh,
berkembang, dan tumbangnya perusahaan sejenis yang tidak sanggup menghadapi
ujian zaman – mungkin karena persaingan atau badai krisis. Semua ini menjadi
cermin berharga dari lingkungan yang menjadi bagian dari proses pembelajaran
untuk upaya mempertahakan keberlansungan.
Dan

sekarang,

memiliki

millenium

ketiga,

BumiPutera

yang


mengkaryakan sekitar 18.000 pekerja, melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa rakyat
Indonesia, dengan jaringan kantor sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia, di
tengah berada capaian baru industri asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan
asing menyerbu dan masukk menggarap pasar domestik. Mereka menjadi rekan

7

sepermainan yang ikut meramaikan dan bersama-sama membesarkan industri
yang dirintis oleh pendiri BumiPutera, 91 tahun lampau.
Bagi BumiPutera, iklim kompetensi ini meniupkan semangat baru, karena
makin menegaskan perlunya komitmen, kerja keras, dan profesionalisme. Namun
berbekal pengalaman panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi hampir
seabad, menjadikan BumiPutera bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di
negeri sendiri menjadi asuransi Bangsa Indonesia – sebagaimana visi awal
pendirinya. BumiPutera ingin senantiasa berada di benak dan di hatti rakyat
Indonesia.

1.2.3


Visi dan Misi AJB BumiPutera 1912

1.2.3.1 Visi perusahaan AJB BumiPutera
AJB BumiPutera 1912 menjadi perusahaan asuransi jiwa nasiaonal yang
kuat, modern dan menguntungkan yang didukung oleh Sumber Daya Manusia
yang profesional yang menjunjung tinggi nilai – nilai idealisme serta mutualisme.

1.2.1.1.3.2.

Misi peusahaan AJB BumiPutera

1. Menyediakan pelayanan dan produk jasa asuransi jiwa yang berkualitas
tinggi sebagai wwujud partisipasi dalam pembangungan nasional melalui
peningkatan kesajahteraan masyarakat Indonesia
2. Menyelenggarakan berbagai pendidikan dan pelatihan

8

1.2.4

Struktur Organisasi
Seperti yang disebutkan bahwa AJB Bumiputera 1912 merupakan

perusahaan yang pemiliknya adalah pemegang polis, namun perusahaan yang baik
dan teratur akan selalu mempunyai susunan organisasi atau struktur organisasi.
Hal ini untuk memudahkan dalam membedakan antara pemimpin dan bawahan,
sehingga perusahaan akan berjalan dengan baik.
Struktur organisasi memang perlu disusun untuk setiap perusahaan, seperti
yang dikemukakan oleh Hasibuan, S.P. Malayu (2004:128), Struktur organisasi
yaitu menggambarkan tipe organisasi, pendepartemenan organisasi, kedudukan
dan jenis wewenang pejabat, bidang dan hubungan pekerjaan, garis perintah dan
tanggungjawab, rentang kendali dan sistem pimpinan organisasi.
Dengan uraian diatas sudah jelas bahwa adanya struktur organisasi, maka
kegiatan yang dilaksanakan lebih terarah dan tertib. Pola AJB BumiPutera 1912
ini struktur organisasi yang dipakai berbentuk garis. Pimpinan perusahaan
mempunyai kekuasaan dan tanggung jawab penuh atas aktivitas perusahaan terus
kebawahan berdasarkan garis lurus dan pimpinan menentukan tujuan perusahaan
serta kebijaksanaan yang dibuat pimpinan.
Untuk lebih jelasnya struktur organisasi AJB BumiPutera 1912 berikut ini
penulis akan menunjukkan pada gambar 1.2 berikut ini berserta kekterangan –
keterangannya.

9

Gambar 1.2 Bagan Struktur Organisasi

KANTOR KEPALA
CABANG (KACAB)

KEPALA
UNIT

AGEN
DEBIT

AGEN
KOORDINATOR

AGEN

KEPALA UNIT
ADMINISTRASI
DAN KEUANGAN

AGEN
PRODUKSI

PEGAWAI
ADMINISTRASI

AGEN
KOORDINATOR

AGEN

KASIR

AGEN
KOORDINATOR

AGEN

(sumber : AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang, 2016)

10

Keterangan Gambar 1.2 struktur organisasi AJB BumiPutera 1912 cabang
KayuTangan Malang, sebagai berikut :
a. Kantor Kepala Cabang (KACAB), bertanggung jawab kepada Kepala
Kantor Wilayah.
KACAB membawahi 3 bagian yaitu :
1. Kepla Unit Operasional
2. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan
3. Agen Koordinator
KACAB mempunyai tugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
1. Meneliti dan mengesahkan kebenaran pengisian Surat Peringatan
2. Menandatangani Surat Peringatan
b. Kepala Unit Operasional, bertanggung jawab kepada Kepala Kantor
Cabang.
Kepala unit ini membawahi beberapa agen antara lain :
1. Agen Debet
2. Agen Produksi
Tugas – tugasnya meliputi :
1. Melakukan control atau pengawasan pada bawahan
2. Membina dan memberikan pengarahan apabila terdapat
problem solving
c. Kepala Unit Administrasi dan Keuangan, bertanggung jawab kepada
Kepala Kantor Cabang.
Kepala unit ini membawa tugas mempimpin beberapa bagian antara lain :

11

1. Bagian Kasir
2. Pegawai Administrasi
Tugas – tugasnya meliputi :
1. Meliputi dan verivikasi Surat Peringatan dan kelengkapannya
2. Mengentry data Surat Peringatan yang telah diverivikasi
3. Mengirim data Surat Peringatan ke kantor cabang
d. Agen Koodinator, bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Cabang.
Agen koordinator ini membawahi beberapa agen antara lain :
1. Agen
Tugas – tugasnya meliputi :
1. Melakukan pengamatan kesehatan fisik calon tertanggung
2. Menaksir nilai ekonomis sesuai dengan tingkat profesionalisme
calon tertanggung
3. Meneliti hubungan kepentingan asuransi
4. Kelayakan keuangan calon pemegang polis
5. Memandu pemegang polis dalam mengisi Surat Peringatan

1.3

Tujuan Praktek Kerja Lapangan

1.3.1

Tujuan Umum
1. Mahasiswa program studi manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Kanjuruhan Malang memiliki kemampuan mengimplementasikan teori
– teori yang ada secara sistematis dengan cara melihat, mengalami,
merasakan dan menerapkan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Sehingga

12

memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
diperlukan untuk meningkatkan kualitas kinerja perusahaan.
2. Mahasiswa dapat berinteraksi secara lansung dengan dunia industri
untuk menambah soft skill yang dimiliki.
3. Prakterk Kerja Lapangan dilaksanakan untuk menjembatani

gap

antara teori dengan praktek.
4. Mahasiswa dituntut untuk bersosialisasi dengan baik dilingkungan
perusahaan.
5. Dapat memperoleh keterampilan dalam penguaasaan pekerjaan, dan
melatih mahasiswa bekerja disiplin dan bertanggung jawab.

1.3.2

Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menerapkan teori yang ada dengan praktek kerja.
2. Mahasiswa mampu praktek kerja sendiri di bawah bimbingan tenaga
kerja pedamping dari perusahaan.
3. Mahasiswa mampu mengkaji, mengobservasi realitas teori dalam
praktek di perusahaan yang kemungkinan besar terdapat perbedaan.
4. Mengkaji permasalahaan praktis yang ada didunia kerja dan mampu
memberikan alternatif pemecahan sesuai dengan teori.
5. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan kognitif, psikomotorik
dan efektif di bidang ilmu manajemen secara kelompok dan
dipertanggung jawabkan secara individual dalam bentuk laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL).

13

1.4

Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1.4.1

Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Dapat memahami atau mengetahui berbagai aspek perusahaan seperti:
aspek teknik, aspek pemasaran, organisasi, ekonomi, persediaan, dan
sebagainya.
2. Memperoleh kesempatan berlatih bekerja di lapangan.
3. Mengaplikasikan teori – teori yang diperoleh dibangku perkuliahan ke
dunia kerja.
4. Dapat menambah keterampilan – keterampilan yang belum di miliki
oleh mahasiswa.

1.4.2

Manfaat

Bagi

Perusahaan

AJB

BumiPutera

1912

Cabang

KayuTangan Malang
1. Sebagai bahan masukan ataupun usulan perbaikan dalam pemecahan
masalah di perusahaan.
2. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan,
guna meningkatkan kinerja perusahaan berjalan dengan baik.
3. Dapat mengetahui peluangnya dalam kegiatan bisnis, kekuatan, dan
kelemahan perusahaan, serta ancaman bagi perusahaan.
4. Memberikan motivasi kepada seluruh karyawan untuk selalu bekerja
sesuai dengan tugas dan fungsi masing – masing.

14

1.4.3

Manfaat Bagi Lembaga
1. Untuk memperluas perkenalan Universitas Kanjuruhan Malang dan
khususnya Program Studi Manajemen kepada lingkungan masyarakat
dan pihak perusahaan.
2. Mempererat kerjasama antara akademis dengan instansi pemerintah
maupun perusahaan.
3. Mampu menghasilkan sarjana- sarjana yang handal dan memiliki
pengalaman di bidangnya

15

BAB II
SITUASI PERUSAHAAN PADA SAAT INI

2.1
2.1.1

Aspek Pemasaran
Pengertian Pemasaran AJB BumiPutera 1912
Secara umum pengertian manajemen pemasaran menurut AJB BumiPutera

1912 adalah individu atau organisasi yang tertarik dan bersedia membeli barang
tertentu untuk mendapatkan manfaat yang akan memuaskan kebutuhan atau
keinginan tertentu, memiliki sumber daya (waktu dan uang) untuk terlibat dalam
transaksi. (Boyd, Walker, Larreche Manajemen Pemasaran< suatu Pendekatan
Strategis dengan Orentasi Global – hal – 10). Menurut Philip Kotler (2009:07)
pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dan
untuk mengelolah hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya. Pemasaran adalah suatu proses
analisis, perencanaan, implementasi, koordinasi, dan pengendalian program
pemasaran yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi, dan distribusi dari
produk, jasa, yang ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran
manfaat dengan pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi ( Boyd,
Walker dan larreche, 1998).
Pada dasarnya kita ingin menjual produk untuk dibeli oleh sebanyak –
banyaknya calon pemegang polis. Tetapi karena orang atau organisasi yang
menjadi sasaran kita mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda, manfaat
yang berbeda dan produk yang berbeda, maka kita akan bersaing dengan agen dari

16

perusahaan lain untuk menyajikan berbagai macam jenis produk, manfaat dan
keunggulan untuk menarik pelanggan.

2.1.2

Ciri – ciri Pasar Asuransi Jiwa AJB BumiPutera 1912
Dilihat dan definisi pemasaran yang telah dijelaskan maka AJB

Bumiputera

1912

cabang

KayuTangan

Malang

memiliki

tugas

untuk

memproduksi produk- produk yang ada di area Jawa Timur bagian timur, adapun
daerah yang termasuk dalam wilayah penjualan kantor cabang Jawa Timur bagian
timur adalah: Malang, Pasuruan, Kepanjen, Batu, Pandaan, Singosari, Lumajang,
Situbondo, Banyuwangi, Jember, dan Genteng. Untuk wilayah malang masih
dibagi lagi dalam 3 subtansi wilayah yaitu: Dieng, Kayu Tangan, dan Celaket. Hal
ini dilakukan karena area pemasaran Malang yang cukup besar sehingga
dibutuhkan pemasaran yang lebih insentif untuk meng-cover wilayah tersebut.
a) Adapun ciri – ciri pasar asuransi jiwa adalah :
1. Membutuhkan atau menginginkan asuransi.
2. Mempunyai kemampuan daya beli (mempunyai penghasilan).
3. Sehat jasmani rohani.
4. Bersedia dan mempunyai kewenangan untuk membeli.
5. Dapat dijangkau.
b) Secara rinci proses pemarasan yang dilakukam oleh AJB Bumiputera
1912 kantor cabang KayuTangan Malang adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan Calon Nasabah (Suspecting)
Mengklasifikasikan

calon

pembeli

potensial

dengan

cara

mengumpulkan nama orang yang diduga dapat dijadikan calon

17

pembeli dan memilih dari nama tersebut untuk dijadikan sebagai
pembeli potensial.
2. Memilih Prospek yang akan dikunjungi ( Prospecting )
Prospekting merupakan kegiata berkunjung secara langsgsung
dengan bertatap muka kepada nama – nama yang telah diseleksi
sebagai

prospek.

Sebelum

berkunjung,

agen

sebaiknya

memperkirakan kemampuan prospek berdasarkan penampilannya,
serta tidak langsung menawarkan produknya.
3. Pendekatan Awal (Pre Approach)
Merupakan suatu persiapan yang perlu dilakukan oleh seorang
tenaga penjual, persiapan tersebut bisa berupa persiapan bahan,
informasi siapa dan bagaimana calon prospek tersebut dan
beberapa persiapan lainnya.
4. Pendekatan (Approaching)
Pendekatan ini dilakukan dengan mulai menghubungi prospek
dengan melakukan kunjungan langsung serta mengupayak agar
calon nasabah mendapat kesan baik, bersahabat, memilih waktu
yang tepat, serta sopan, karena pertama prospek tersebut sangat
menentukan berhasil tidaknya penjualan.
5. Penyajian ( Presentation )
Kegiatan yang dilakukan oleh agen dengan memberikan penjelasan
tentang produk yang ditawarkan dan yang penting sesuai dengan
calon nasabah, serta memberikan informasi mengenai manfaat
asuransi jiwa secara keseluruhan.

18

6. Penyatuan Pendapat (Meeting Objective)
Tahapan ini adalah menyatukan pandangan dan pendapat serta
mengatasi keberatan calon nasabah, dalam tahapan ini harus
dihindari suatu perdebatan ataupun membantah pendapat calon
konsumen yang cenderung kasar, didini ajakan calon konsumen
untuk berdiskusi secara baik dalam suatu pembicaraan yang lebih
obyektif.
7. Percobaan Penjualan (Trial Close)
Tahapan ini mulai dilakukan apabila sudah mendapat respon yang
positif dari calon nasabah, disini diupayakan untuk memberikan
motivasi atau dorongan agar calon nasabah tidak berubah pikiran,
dan mengajukan produk yang sesuai dengan calon konsumen
tersebut.
8. Penutupan (Closing)
Penutupan adalah sikap dimana calon nasabah sudah memutuskan
membeli polis asuransi jiwa dengan mengisi dan menandatangani
surat permintaan asuransi jiwa. Penutupan disini bukan berarti
akhir hubungan agen dengan calon nasabah, melainkan awal dari
pelayanan resmi yang harus diberikan kepada calon nasabah.
9. Pelayanan Setelah Penjualan (After Sales Service)
Langkah- langkah yang dilakukan pada tahap tindak lanjut ini
diantaranya:

19

a. Penyerahan Polis dan Sertifikat
setiap agen akan akan memberikan penjelasan tentang
pelayanan selanjutnya dan mendapatkan referensi.
b. Informasi Pendukung Tambahan
Seorang agen harus menguasai terhadapa ringkasan
ketentuan umum polis yang telah disediakan oleh
perusahaan supaya nasabah memahami tindakan apa yang
dilakukan perusahaan jika terjadi klaim atau pembatalan
kontrak.
c. Menjaga Hubungan Selama Kontrak
Seorang agen sebaiknya membuat suatu jadwal pelayanan
secara periodik dikemudian hari.

2.2
2.2.1

Aspek MSDM
Pengertian MSDM
Ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam

perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja, mengembangkan para karyawan
yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu pendekatan untuk dapat
mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas
usahanya dan bekerja (Bohlarander dan Snell, 2010:4). Sedangkan Menurut
Marwansyah (2010:3) “Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai
pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui
fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi,
pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir,

20

pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan
hubungan industria”.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa manajemen sumber daya manusia adalah manajemen yang berhubungan
dengan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap
berbagai macam fungsi pelaksanaan usaha untuk dapat mengembangkan dan
mendayagunakan para pegawai sehingga tujuan organisasi tercapai secara efektif
dan efesien.
Agar sumber daya manusia mampu berperan optimal, manajemen di tuntut
untuk dapat memanfaatkan kemampuan, kapasitas dan kemauan serta menerapkan
penilaian kinerja yang ada baik, baik karyawan maupun pimpinan agar mampu
meningkatkan produktivitas perusahaan dan efisiensi organisasi, serta dapat
menjamin kesejahteraan manusia (karyawan).
2.2.2

Pengertian Penerapan Kedispilan
Penerapan disiplin harus dimulai dari setiap diri pribadi secara sadar dan

ikhlas, berusaha mematuhi semua ketentuan bukan karena adanya perintah dan
ancaman sangsi, tetapi semua itu dilaksanakan atas kesadaran diri sendiri dengan
penuh rasa tanggung jawab. Jika disiplin diri pribadi telah dapat ditumbuhkan,
tentu

akan

mendorong

terciptanya

disiplin

dalam

hidup

berkeluarga,

bermasyarakat, berorganisasi dan bernegara.
Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam rangka
pembinaan karyawan. Dalam rangka menjalankan tata tertib dan kelancaran tugas

21

– tugas karyawan diperlukan suatu peraturan dan kedisiplinan. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2008: 194) keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan selain sangat ditentukan oleh mutu
dan profesionalitas, juga sangat ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Disiplin
berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat (Moekijat. 2009 : 137).
Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap
yang layak terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan pendapat – pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan penerapan disiplin kerja pegawai adalah keseluruhan proses
yang meliputi persepsi, sikap dan perilaku sehingga seorang pegawai secara
sukarela mampu dan mau untuk menghormati, menghargai, taat dan patuh
terhadap peraturan-peraturan kerja dan sanggup menjalankannya serta bersedia
menerima sanksi-sanksinya apabila terbukti melanggar peraturan-peraturan kerja
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Keith Davis dan John W. Newtsone disiplin mempunyai 3 sifat
yakni :
a) Preventif, artinya tindakan tersebut mempunyai tujuan pokok yaitu
mendorong sumber daya manusia agar memiliki disiplin yang tinggi.
b) Korektif, artinya tindakan dilakukan setelah terjadi pelanggaran yang
tinggi.

22

c) Progesif , artinya tindakan disiplin berupa hukuman berat dengan maksud
untuk memperbaiki sebelum hukuman lebih berat dijatuhkan. ( AA Anwar
Prabu, 2009:129).

2.2.3

Jadwal Jam kerja AJB Bumiputera 1912
Dari banyaknya persaingan yang ada maka BumiPutera harus berusaha

terus mempertahankan kualitas dan meningkatkan kinerja para karyawannya.
Salah satu tindakan yang dilakukan pihak perusahaan yang saya ketahui yaitu
dengan meningkatkan disiplin kerja para karyawan. Untuk meningkatkan
kedisiplinan para karyawan perusahaan, maka perusahaan membuat Sistem
Informasi Sumberdaya Manusia dimana digunakan untuk proses absensi secara
otomatis yang menggunakan sidik jari setiap karyawan tetapnya.
Jadwal jam Kerja Karyawan :
Tabel 1 jadwal kerja pada saat ramadhan
Hari

Jam masuk

Jam pulang

Senin – kamis

07:30 WIB

16:00 WIB

Jum’at

08:30 WIB

16:00 WIB

Sumber : AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang, 2016
Dalam AJB BumiPutera jam kerja pada saat ramadhan dengan hari biasa
itu berbeda, seperti halnya di tunjukan pada tabel 1 diatas dan tabel 2 dibawah,
selain itu pada hari jum’at karyawan akan mengikuti pengajian di kantor wilayah
sehingga jam masuk menjadi agak siang sedang hari biasa semua pegawai
mengikuti senam pagi di kantor wilayah jam masuk menjadi agak siang.

23

Tabel 2 jadwal kerja pada saat hari biasa
Hari

Jam masuk

Jam pulang

Senin – kamis

07:30 WIB

16:30 WIB

Jum’at

08:30 WIB

16:30 WIB

Sumber : AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang, 2016
Akan tetapi masih ada karyawan yang datang tidak tepat waktu meski
hanya terkadang dan terlambat sebentar. Hal seperti itulah yang mengurangi
kedisiplinan Karyawan AJB BumiPutera kantor cabang KayuTangan. Selain dari
masalah tersebut Ada beberapa masalah kedisiplinan yang saya temui di kantor
cabang KayuTangan Kota Malang ini, antara lain:
a) Keterlambatan
Tidak dipungkiri bahwa terkadang karyawan ada yang terlambat karena
adanya keperluan pribadi, padahal mereka harus ada dikantor sebelum 07:30. Hal
ini masih terjadi meski mereka tahu bahwa keterlambatan bisa mengakibatkan
pemotongan gaji atau bahkan berujung surat peringatan. Keterlambatan para
karyawan ini hanya terkadang saja yang lebih parah adalah keterlambatan
supervisor yang selalu terjadi, ketika saya bertanya pada karyawan tetap pukul
berapa seharusnya para supervisor itu datang , hal ini dijawab “seharussnya
mereka datang pukul 07.30 akan tetapi para supervisor ini sering datang diatas
pukul 09.00. padahal kedatangan supervisor ini ketika tepat waktu mereka bisa
membantu untuk evaluasi para agen yang ditangani.

24

b) Waktu Memulai Kegiatan Kerja.
Dikantor tempat saya melakukan PKL ini memiliki Budaya yang baik
dimana setiap paginya diadakan apel pagi guna evaluasi pekerjaan yang telah
dilakukan dihari sebelumnya dan do’a bersama sebelum memulai pekerjaan selain
itu para karyawatinya selalu melakukan sholat Dhuha, akan tetapi waktu untuk
melakukan shalat dhuha ini yang tidak menentu sehingga terkadang apel menjadi
molor dan waktu evaluasi yang tidak menentu juga menjadi masalah waktu.
Dalam hal ini adanya kekurangan pengaturan waktu dan pemberian waktu ibadah
dan itu sendirilah yang membuat waktu memulai pekerjaan menjadi tidak pasti.
c) Waktu Istirahat Yang Berbeda
pada kantor cabang ini waktu istirahat yang diterapkan waktu tidak pasti
pukul berapa dan sampai pukul berapa jam istirahat itu, akan tetapi waktu istirahat
hanya dibatasi dengan peraturan jam istirahat itu maximum 1 (satu) jam, hal
tersebut di karenakan para agent ataupun nasabah terkadang melakukan setoran
premi dijam makan siang. Selain itu hal ini di karenakan penutupan buku laporan
harian max pukul 15:00 sehingga jam makan siang sering adanya banyak setoran .
hal ini mengakibatkan para karyawan melakukan istirahat dengan cara bergantian.
d) Sanksi
1. Teguran diberikan kepada pekerja yang melakukan tindakan/
perbuatan sebagai berikut :
a. Tidak masuk kerja 1 hari dalam satu bulan tanpa ijin.
b. Datang terlambat 2 hari dalam seminggu atau 4 hari dalam
sebulan tanpa alasan yang wajar.

25

c. Mencatatkan kartu absen orang lain atau memberikan tanda
kehadiran orang lain.
d. Meninggalkan tempat kerja pada jam kerja tanpa ijin atau
mengurangi efisiensi waktu kerja.
e. Tidak

mematuhi

atau

tidak

memperhatikan

pengarahan

atasannya tanpa alasan yang wajar.
f. Merokok ditempat yang dilarang.
g. Tidak mengindahi kebersihan lingkugan.
h. Tidak menjaga dan memelihara peralatan/ perlengkapan milik
peruahaan.
i. Mengabaikan ketentuan mengenai kewajiban memakai seragam,
sepatu atau tanda pengenal/ perlengkapan kerja lainnya sesuai
ketentuan yang telah diteapakan oleh perusahaan.
j. Mengabaikan petunjuk/ instruksi atasan dalam pelakanaan
kerjanya.
k. Berada ditempat/lokasi kerja diluar jam kerja tanpa ijin
atasan/pimpinan.
2. Surat peringatan 1.
a. Surat peringatan I diberikan kepada pekerja yang telah mendapat
teguran langsung dalam tenggang waktu 6 bulan melakukan lagi
perbuatan yang dapat dikenai teguran.
b. Surat peringatan I dikeluarakn oleh pimpinan atas usul dan
atasan langsung pekerja tersebut dengan memperhatikan
pertimbangan bagian SDM.

26

c. Pekerjaan yang mendapat surat peringatn I akan mendapat sanksi
tidak naik berkala selama 3 bulan dan nlai point prestasinya 0.
3. Surat peringatan II
a. Tidak masuk kerja 3 hari dalam 1 bulan tanpa ijin resmi.
b. Mengabaikan tugas pekerjaanya
c. Meminjamkan barang-barang/perlengkapan milik perusahaan
tanpa ijin.
d. Tidak mengindahkan keselamatan dan kesehatan kerja K3 dalam
melaksanakan tugas.
e. Telah diberikan surat peringatan I dan dalam masa berlakunya
surat peringatan I pekerja melakukan pelanggaran lagi.
f. Pekerja mendapatkan surat peringatan II akan mendapatkan
sanksi tidak mendapat kenaikan berkala selama 1 tahun dan nilai
prestasinya 0.
4. Surat peringatan III
a. Surat peringatn III diberikan kepada pekerja yang melakukan
tindakan perbutan yang tidak sah.
b. Pekerja yang menerima surat peringtan III dapat sekaligus
diberikan skorsing.
c. Pekerja akan mendapatkan sanksi:
d. Tidak mendapatkan kenaikan skala gaji pokok selama 2 tahun
e. Dapat diturunkan golongannya 1 tingkat dengan segala
konsekuensinya dan nilai prestasinya 0.

27

5. Pemberhentian untuk sementara waktu (skorsing).
a. Skorsing diberikan kepada karyawan yang terlibat suatu
pelanggaran berat yang secara yuridis belum dapat dibuktikan
atau mendapatkan Surat Peringatan ke 3.
b. Dalam masa skorsing kepada karyawan diberikan gaji/ upah
sebesar 50 %.
c. Pemberian skorsing harus dilakukan secara tertulis dan
disampaikan kepada karyawan yang bersangkutan.
6. Masa berlakunya Surat Peringatan :
a. Surat Peringatan ke 1
Surat Peringatan ke 1 ini berlaku untuk masa satu bulan, artinya
apabila selama tempo enam bulan karyawan yang bersangkutan
tidak melakukan pelanggaran lagi, maka surat-surat Peringatan
ke 1 tersebut dianggap selesai atau dihapus dan apabila dalam
batas enam bulan karyawan yang bersangkutang melakukan
pelanggaran lagi, maka akan mendapat surat peringatan ke 2
b. Surat Peringatan ke 2
Surat Peringatan ke 2 ini berlaku untuk masa tiga bulan, artinya
apabila selama tempo enam bulan karyawan yang bersangkutan
tidak melakukan pelanggaran lagi, maka Surat Peringatan ke 2
tersebut dianggap selesai atau dihapus dan apabila selama tempo
enam

bulan

pelanggaran

karyawan
lagi,

Peringatan ke3.

maka

yang

bersangkutan

perusahaan

melakukan

mengeluarkan

Surat

28

c. Surat Peringatan ke 3
Surat Peringatan ke 3 ini berlaku untuk masa enam bulan, artinya
apabila selama tempo enam bulan karyawan yang bersangkutan
tidak melakukan pelanggaran lagi, maka Surat Peringatan ke 3
tersebut dianggap selesai atau dihapus dan apabila karyawan
melakukan

pelanggaran

pemberhentian

untuk

lagi,

sementara

maka
waktu

perusahaan
atau

akan

Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) bagi karyawan.
7. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Hukuman jabatan terberat adalah berupa pemutusan hubungan kerja
yang dikenakan terhadap karyawan yang telah melakukan tindakan
pelanggaran hukum atau merugikan perusahaan dengan atau tanpa
Surat Peringatan yang dilaksanakan sesuai prosedur dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Melakukan tindakan kejahatan
mencuri, penggelapan, menipu, memperdagangkan barang terlarang
di

dalam

lingkungan

perusahaan.

Mengabaikan

atau

tidak

menghiraukan teguran atasan maupun Surat Peringatan yang
diberikan oleh pihak perusahaan yang nantinya akan merugikan
perusahaan.
Itulah beberapa permasalahan yang penulis temui pada pada Kantor
Cabang AJB BumiPutera di daerah Kayutangan Kota Malang. Maka dari semua
masalah itulah yang menjadi pertimbangan penulis membahas masalah Kedisiplan
Karyawan. Dimana hasil penelitian dapat menjadi bahan masukan dalam evaluasi
karyawan nantinya dan perusahaan dapat mengatasi permasalahan yang telah ada

29

ini. Mungkin salah satu alternatifnya adalah dengan memberi jadwal waktu yang
lebih rinci dalam melakukan semua pekerjaan.
2.3

Aspek Keuangan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2002:2003) keuangan adalah

seluk beluk uang, urusan uang, keadaan uang. Sedangkan manajemen keuangan
dapat diartiakan sebagai manajemen dana baik yang berkaitan dengan
pengalokasian dan dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha
pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelajaran secara efisien.
Modal AJB Bumiputera 1912 Cabang KayuTangan Malang adalah setoran
premi. Walaupun AJB Bumiputera Cabang KayuTangan Malang sebagai badan
usaha milik Negara tetapi modalnya tidak dari pemerintah. Selain pendapatan
premi, pendapatan lain berasal dari bunga bank. Setiap peneriamaan pendapatan
kantor diharuskan untuk langsung mengirim kekantor pusat mulai dari
penerimaan premi, pengeluaran biaya – biaya semua dilaporkan kekantor cabang,
sehingga secara rill kantor Cabang KayuTangan tidak memiliki uang kas yang
berasal dari peneriamaan premi. Semua kegiatan yang berhubungan dengan
perusahaan semuanya dari kantor Cabang KayuTangan Malang.
Pengeluaran AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang terutama
pengeluaran pada operasional, pengeluaran – pengeluaran atau biaya – biaya
meliputi biaya gaji, biaya sarana dan prasarana, biaya pemeliharaan dan lain –
lain. Dana untuk keperluan biaya – biaya diperoleh dari premi masuk biasa ditagih
oleh agen penagih atau agen senior. AJB Bumiputera 1912 Cabang KayuTangan
Malang tidak mendapatkan dana dari kantor Cabang yang lainnya.

30

2.4

Aspek Manajemen
Menurut Samsudin Salidi (2010:300), yaitu : “Manajemen adalah bekerja

dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia
atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan
pengawasan (controlling)”. Sedangakan menurut G.R. Terry (1997) menyatakan
bahwa manajemen merupakan suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang – orang kearah tujuan
organisasi atau maksud – maksud yang nyata. Pihak manajemen mengatur semua
kegiatan intern perusahaan, mengawasi, mengarahkan para karyawan dan
mengendalikan seluruh kegiatan usaha demi meningkatkan kinerja perusahaan.
Dalam AJB BumiPutera 1912 Cabang KayuTangan Malang telah bias
dikatakan sukses dalam menerapkan POAC dalam system manajemennya.
a) Perencanaan (Planning)
Perencanaan yaitu proses perencanaan dalam menjalankan suatu
program atau prosedur. Pada AJB BumiPutera sendiri perencanaan
sudah terdapat pada visi dan misi perusahaan.
b) Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian yang berada di AJB BumiPutera sebagai cara untuk
mengumpulkan orang – orang dan menempatkan mereka menurut
kemampuan

dan

keahliannya

direncanakan oleh kantor pusat.
c) Penggerakan (Actuating)

dalam

pekerjaan

yang

sudah

31

Actuating merupakan implementasi rencana yang menjadi tindakan
dalam dunia organisasi yang sesuai dengan tujuan organiasi.
Menggerakan organisasi yang berada di dalam perusahaan AJB
BumiPutera agar berjalan sesuai dengan pembagian kerja masing –
masing serta menggerakan seluruh sumberdaya yang ada dalam
organisasi pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan.
d) Pengawasan (Controling)
Controling merupakan suatu proses untuk memastikan dan mengawasi
program – program yang telah dijalankan AJB Bumiputera 1912
Cabang KayuTangan Malang.
Fungsi manajemen yang berada di AJB BumiPutera cabang KayuTangan
Malang yaitu dengan mengadakan rapat setiap minggu dan bulan dengan staff
serta

agen

yang

beragendakan

mempersiapkan

segala

kebutuhan

dan

memperhitungkan matang – matang apa saja yang menjadi kendala dan kemudian
membagi agen kesetiap daerah – daerah yang akan di pasarkan produk asuransi.
Sedangkan anggaran AJB BumiPutera Cabang KayuTangan Malang masih
diatur dan ditetapkan dari kantor pusat di Jakarta. Rencana kerja dari bagian –
bagian yang telah ditetapkan saling berkaitan atau berhubungan agar tercapai visi
dan misi dari perusahaan.

32

BAB III
ANALISI OBYEK STUDI

3.1

Analisi Studi Lapangan
Analisis studi lapangan adalah kajian seluruh obyek studi yang mencakup

semua aspek perusahaan yang dilakukan selama Pratik Kerja Lapangan (PKL).
Pada analisis studi lapangan ini penulis fokus pada “Penerapan Kedisiplinan Kerja
Karyawan di AJB BumiPutera Malang”. Penerapan disiplin harus dimulai dari
setiap diri pribadi secara sadar dan ikhlas, berusaha mematuhi semua ketentuan
bukan karena adanya perintah dan ancaman sangsi, tetapi semua itu dilaksanakan
atas kesadaran diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab. Jika disiplin diri
pribadi telah dapat ditumbuhkan, tentu akan mendorong terciptanya disiplin dalam
hidup berkeluarga, bermasyarakat, berorganisasi dan bernegara.
Kedisiplinan merupakan salah satu faktor yang menunjang dalam rangka
pembinaan karyawan. Dalam rangka menjalankan tata tertib dan kelancaran tugas
– tugas karyawan diperlukan suatu peraturan dan kedisiplinan. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Malayu S.P Hasibuan (2008: 194) keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai suatu tujuan selain sangat ditentukan oleh mutu
dan profesionalitas, juga sangat ditentukan oleh disiplin para anggotanya. Disiplin
berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan
kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat (Moekijat. 2009 : 137).
Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap
yang layak terhadap pekerjaannya.

33

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan penerapan disiplin kerja pegawai adalah keseluruhan proses
yang meliputi persepsi, sikap dan perilaku sehingga seorang pegawai secara
sukarela mampu dan mau untuk menghormati, menghargai, taat dan patuh
terhadap peraturan-peraturan kerja dan sanggup menjalankannya serta bersedia
menerima sanksi-sanksinya apabila terbukti melanggar peraturan – peraturan kerja
yang telah ditetapkan sebelumnya. Dijelaskan bahwa pelaksanaan aktivitas
pegawai yang sadar akan tanggung jawabnya adalah mereka yang taat akan
kewajiban dan tidak melakukan apa yang dilarang untuk dilakukan, dengan
maksud untuk membina pegawai bagi mereka yang melakukan pelanggaran
kewajiban dari larangan perusahaan dikarenakan sanksi berupa pelanggaran
disiplin.
Dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan maka memberikan motivasi
dan pengembangan langsung kepada karyawan untuk menunjang aktifitasnya,
tanpa pengelolaan dan pelaksanaan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu
peningkatan kediplinan sangatlah penting agar pekerjaan berjalan lancar dan
tercapai dan kedudukan pegawai sangat penting dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
Jadi dalam pencapaian penerapan kedisiplinan terhadap karyawan tidak
lepas dari dukungan suatu perusahan dan komitmen pribadi seorang karyawan.
Analisa studi lapangan berusaha memberikan gambaran secara sistematis dan
akurat mengenai fakta, sifat dari hubungan antara fenomena yang diteliti pada
suatu perusahaan, yang diperoleh dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan,
menganalisis data sehingga akan memberikan hasil yang konkrit akan

34

permasalahan dan kemudian dilaksanakan analisis sehingga dapat ditarik
kesimpulan. Dalam hal ini dipilih salah – satu

bagian dalam perusahaan

kemudian dikaji secara rinci dan mendalam berdasarkan teori yang dipelajari
sebelumnya.

3.2

Perbandingan Analisis Studi Lapangan Berdasarkan Landasan Teori
Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi faktor –

faktor dan strategi yang menggambarkan kecocokaan diantara yang paling baik.
Analisa ini didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang
hasilnya dapat digunakan sebagai bukti yang memadai serta menarik kesimpulan
penelitian. Untuk menguji variabel yang telah dikemukakan, data serta informasi
lainnya yang diperoleh selama penelitian dilakukan akan diproses serta dianalisis
lebih lanjut dengan menggunakan dasar berupa teori – teori yang telah dipelajari,
sehingga dapat memperjelas gambaran mengenai objek yang telah diteliti.
Berdasarkan

objek

penelitian

yang

sudah

dikemukakan

diatas,

pengumpulan data dilakukan secara observasi, dan studi terhadap dokumen dan
catatan perusahaan. Data kemudian disusun, diolah, dan dilakukan analisis
sehingga

dapat

menghasilkan

suatu

kesimpulan.

Rangkuti

(2003:18)

mendefinisikan analisis SWOT yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan, analisis ini berdasarkan pada logika yang

35

dapat memaksimalkan strength dan opportunity, namun secara bersamaan dapat
meminimalkan weakness dan threats.
Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R,2005:47)
diantaranya yaitu:
1. Kekuatan (Strength)
Kekuatan yaitu sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan
lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan
pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.
Kekuatan yaitu kompetisi khusus yang memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di pasar.
2. Kelemahaan (Weakness)
Kelemahan yaitu keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja
perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasillitas, sumber daya
keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat
merupakan sumber dari kelemahaan perusahaan.
3. Peluang (Opportunity)
Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu
sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan
antara perusahaan dengan pembeli atau nasabah merupakan gambaran
peluang bagi perusahaan.

36

4. Ancaman (Threats)
Ancaman merupakan situasi penting yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi
posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturanperaturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan
ancaman bagi setiap kesuksesan suatu perusahaan yang ditempatinya.

37

1.3.

Matrik SWOT
Tabel 3

Matrik SWOT penerapan kedisiplinan terhadap kinerja AJB BumiPutera
1912 Cabang KayuTangan Malang
Faktor
Internal

Kekuatan (Strength)

Kelemahan (Weakness)

a. Lokasi perusahaan yang
strategis, tepat berada di
tengah kota Malang.
b. Terjalinnya komunikasi
yang baik antar
karyawan maupun
karyawan dengan
pemimpin, sehingga
tercipta suasana kerja
yang baik dan harmonis.
c. Memilki pelayan yang
baik kepada para
nasabah.
d. Setiap agen memiliki
tim yang solid.

a.

Peluang (Opportunity)

Strategi (S – O)

Strategi (W – O)

a. Meningkatnya jumlah
penduduk di kota Malang
mempengaruhi
perkembangan perusahaan
dalam usaha
meningkatkan jumlah
nasabahnya.
b. Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan
pentingnya berasuransi
sebagai persiapan
finansial dimasa depan.
c. Semakin berkembang
pesatnya teknologi dan
informasi.

Meningkatkan pelayanan
agen terhadap nasabah
untuk mempengaruhi dan
mebina hubungan baik
dengan nasabah serta
memanfaatkan teknologi
dan informasi untuk dapat
meningkatkan pelayanan
dan prodak

Peningkatan edukasi terhadap
masyarakat kota malang agar
lebih memahami asuransi dan
cepat memberikan respon
terhadap pengaklaiman premi
sehingga naabah akan
meningkatkan pembukaan
asuransi baru

Ancaman (Threats)

Strategi (S – T)

Strategi (W – T)

a. Semakin banyaknya
perusahaan dibidang
asuransi.
b. Strategi pemasaran
perusahaan asuransi yang
sama yang leebih menarik.

Mebina hubungan baik
dengan nasabah serta
meningkatkan hubungan
antara perusahaan dan
nasabah

Mengantisipasi dengan cara
mencari pengetahuan atau
informasi baru untuk memberi
yang terbaik bagi nasabah dan
perusahaan meningkatkan
kualitas pelayanan dengan
inovasi baru

Faktor
Ekstenal

b.

Kurangnya edukasi
kepada masyarakat
terhadap produk – produk
asuransi dan kemanfaatan
asuransi.
Banyak pengklaiman
premi yang tertunda.

38

Tabel 4
IFAS (Internal Strategi Analysis Factor)
Faktor-faktor strategi internal.

Bobot Rating

Bobot x
rating

KEKUATAN
a. Lokasi
perusahaan
yang
strategis, berada di tengah kota
Malang
b. Terjalinnya komunikasi yang
baik antar karyawan maupun
karyawan dengan pemimpin,
sehingga tercipta suasana kerja
yang baik dan harmonis.
c. Memilki pelayan yang baik
kepada para nasabah.
d. Setiap agen memiliki tim yang
solid.

0.22

4

0.88

0.12

2

0.24

SUBTOTAL

0.69

0.2
4
0.17

3
2

0.7
2 0.34

2.18

KELEMAHAN
a. Kurangnya edukasi kepada
masyarakat terhadap produk –
produk asuransi dan
kemanfaatan asuransi.
b. Banyak pengklaiman premi
yang tertunda.
SUBTOTAL

0.10

0.31

0.40

TOTAL

1.00

2.58

0.1
5

1

0.10
0.3

2

0

Komentar

39

Tabel 5
EFAS (Eksternal Strategi Analysis Factor)
Faktor-fator strategi Eksternal
PELUANG
a. Meningkatnya jumlah
penduduk di kabupaten kota
Malang mempengaruhi
perkembangan perusahaan
dalam usaha meningkatkan
jumlah nasabahnya.
b. Meningkatnya kesadaran
masyarakat akan pentingnya
berasuransi sebagai persiapan
finansial dimasa depan.
c. Semakin berkembang pesatnya
teknologi dan informasi.

SUBTOTAL
ANCAMAN
a. Semakin banyaknya
perusahaan dibidang asuransi.
b. Strategi pemasaran perusahaan
asuransi yang sama yang lebih
menarik.

Bobot

Rating

Bobot x
Rating

0.20

3

0.60

Komentar

1.2
0.25

4

0

0.20

2

0.30

0.65

2.1

0.15

2

0.2
0

1

0.30
0.2
0

SUBTOTAL

0.35

0.50

TOTAL

1.00

2.60

Berdasarkan nilai total setiap faktor – baik pada tabel IFAS maupun
EFAS kemudian akan disatukan untuk mengetaahui nilai kuadran pada aspek
internal dan eksternal, sebagaimana tabel berikut :

40

Tabel 6
Menentukan posisi IFAS dan EFAS
IFAS

EFAS

Kategori

Subtotal (B x R)

Kategori

Subtotal (B x R)

Kekuatan (S)

2.18

Peluang (O)

2.1

Kelemahan (W)

0.40

Ancaman (T)

0.50

Total (S – W)

1.78

Total (O – T)

1.6

Dari analisi table diatas menunjukkan nilai total dari masing – masing
faktor yang berupa Kekuatang (Strenght): 2.18, Kelemahan (Weakness): 0.40,
Peluang (Opportunity): 2.10, Ancaman (threats): 0.50. Maka dapat diketahui
selisih anatara nilai kekuatan dan nilai kelemahan yaitu 1.78, sedangkan nilai
peluang dan ancaman yaitu 1.60. Jadi posisi AJB BumiPutera 1912 berada
diantara kekuatan (I Grow) yang mendukung strategi agresif
Tabel 7
Diagram SWOT
Peluang (2.1)
Posisi AJB BumiPutera 1912
Mendukung Strategi Turn around

Mendukung Strategi
Agresif
Kekuatan
(2.18)

Kelemahan
(0.40)

Mendukung Strategi Defensif

Mendukung Strategi
Diversifikasi
Ancaman
(0.50)

Sumber : Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Fredy Rangkuti, al 19

41

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang
yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung
kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth oriented strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan yaitu
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara
strategi diversifikasi (produk/jasa)
Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi berbagai peluang pasar yang sangat besar,
tetapi dilain pihak, perusahaan ini mirip dengan perusahaan manufaktur matrik.
Focus strategi perusahaan ini yaitu meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang besar yang lebih.
Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan
menghadapi berbagi ancaman dan kelemahan internal.
Dari penjelasan diatas AJB BumiPutera 1912 harus mengembangkan
Strategi S – O, karena posisi perusahaan berada pada kuadran I (Growth oriented
strategy). Seharusnya perusahaan dapat mendisiplinkan secara menyeluruh SDM,
serta menambahkan suatu program penilaian kinerja yang dapat meningkat
kedisiplinan karyawan. Disisi lain perusahaan harus