PROPOSAL PENELITIAN DAN ANALISIS PARTISIPASI

PROPOSAL PENELITIAN
ANALISIS PARTISIPASI PEKERJA WANITA
TERHADAP PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA
DARI SISI PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada Wanita Buruh Tani di Desa
Bendowulung Kecamatan Sanankulon Kabupaten
Blitar)

Dosen Pengampu :
Rokhmat Subagiyo,M.EI

Disusun oleh:
ES – 6H
AZKA NABILLA
17402153279

EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
MEI 2018
1


ANALISI PARTISIPASI PEKERJA WANITA
TERHADAP PEREKONOMIAN RUMAH TANGGA
DARI SISI PENDAPATAN
(Studi Kasus Pada Wanita Buruh Tani di Desa
Bendowulung Kecamatan Sanankulon Kabupaten
Blitar)

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit organisasi yang di
dalamnya mengatur tentang peran dan fungsi setiap
anggotanya. Wanita merupakan sosok yang mempunyai
peran ganda, yaitu peran domestik dan peran publik. Peran
domestik wanita adalah perannya di dalam keluarga. Di
dalam keluarga selain berperan sebagai isteri, wanita juga
berperan sebagai ibu rumah tangga yang memegang
kendaliatas berbagai macam urusan rumah tangga.
Selain

mempunyai


peran

domestik,

wanita

mempunyai peran publik. Peran publik wanita merupakan
peran wanita dalam kehidupan diluar rumah tangga,
termasuk di dalamnya peran wanita dalam membantu
peningkatan pertumbuhan perekonomian dengan bekerja
diluar rumah. Saat ini semakin banyak wanita yang
berpartisipasi dalam dunia kerja untuk meningkatkan
perekonomian.
Semakin

mendesaknya

kebutuhan


hidup

dalam

keluarga maka peran wanita dalam memenuhi kebutuhan
hidup dengan bekerja adalah suatu keharusan. Hal ini
terlihat pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah
yang mengakibatkan wanita terjun pada sektor publik.
2

Meskipun demikian tidak berarti wanita dengan tingkat
ekonomi tinggi hanya sedikit yang memilih bekerja dan
merambah ke sektor publik, karena pada dasarnya motif
dari wanita bekerja berbeda-beda.
Dalam Islam, bekerja merupakan sebuah keharusan
bagi semua manusia, baik itu wanita maupun pria. Allah
berfirman pada SS An-iisa :112:1

ْ ‫م‬
ِ ‫ت‬

ِ ‫ح‬
ِ ‫ل‬
ٰ ِ ‫صل‬
َ ْ‫ن يّع‬
َ َ‫و‬
ّٰ ‫ن ال‬
َ‫ن ذ َكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُو‬
ْ ‫م‬
َ ‫م‬
ْ ‫م‬
َ ِ ‫ن فَاُولٰٓئ‬
‫ن ن َ ِقي ْ ًرا‬
َ ّ ‫جـن‬
ِ ْ ‫مؤ‬
َ ْ ‫مو‬
َ ْ ‫ن ال‬
َ ْ‫ك يَدْخُلُو‬
ُ َ ‫ة وَ َل يُظْل‬
ُ
ٌ ‫م‬

“Barang siapa yang mengerjakan perbuatan atau amalamal shaleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yang beriman. Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.”1
Jadi

seorang

mukmin

hendaknya

mengerjakan

perbuatan atau amal yang shaleh dengan disertai iman.
Adapun laki-laki dan perempuan mereka mempunyai hak
yang sama untuk mendapatkan karunia itu. Tidak ada
pembeda antara keduanya pahala siapa yang lebih banyak
atau berlimpah. Disini menunjukkan bahwa dalam bekerja
wanita mempunyai peranan yang sama dengan laki-laki.
Pada masa pembangunan seperti saat ini, partisipasi

seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai golongan
sangat diperlukan. Termasuk di dalamnya adalah peran
dari

wanita

dalam

membantu

pembangunan

dan

pertumbuhan perekonomian negara. Jumlah tenaga kerja
wanita yang relatif banyak merupakan aset yang dapat
digunakan

sebagai


pendorong

perekonomian nasional.

1

Al Suran :112:

3

pembangunan

Jumlah

penduduk

wanita

yang


sebagian

besar

sebagai sumber daya manusia merupakan salah satu
bagian dari modal dasar pembangunan bangsa. Jumlah
perempuan yang demikian besar merupakan aset dan
problematika dibidang ketanagakerjaan. Dengan megelola
potensi

perempuan

melalui

bidang

pendidikan

dan


pelatihan maka tenaga kerja perempuan akan semakin
menempati posisi yang lebih terhormat untuk mampu
mengangkat derajat bangsa.2
Potensi yang besar ini dapat dilihat dari data
Administrasi Pemerintahan Desa tahun 20131

Tabel Jumlah Penduduk Desa Bendowulung Berdasarkan
Usia
No

Usia

Laki-laki

Perempua

Jumlah

Prosentas


n

e

1

0-:

127Orang

119 Orang

25: Orang

3,22 %

2

5-9


327 Orang

228 Orang

:65 Orang

6,05 %

3

10-1:

2:9 Orang

282 Orang

571 Orang

7,50 %

:

15-19

28: Orang

276 Orang

560 Orang

7,35 %

5

20-2:

289 Orang

268 Orang

557 Orang

7,30 %

6

25-29

288 Orang

282 Orang

570 Orang

7,:9 %

7

30-3:

283 Orang

275 Orang

558 Orang

7,30 %

8

35-39

28: Orang

268 Orang

552 Orang

7,2: %

2

Marselli Fitriani. “Pengaruh Wanita Bekerja, Tingkat Pendidikan dan Jumlah
Anggota Keluarga Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Muslim
Pada Klelurahan 20 Ilir Daerah IV Kecamatan Ilir Timur I Kota Palembang”.
Skripsi (Palembang1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, 2016. Hlm. 1

:

9

:0-::

290 Orang

26: Orang

55: Orang

7,28 %

10

:5-:9

28: Orang

27: Orang

558 Orang

7,30 %

11

50-5:

280 Orang

238 Orang

518 Orang

6,80 %

12

55-58

267 Orang

22: Orang

:91 Orang

6,:: %

13

>59

6:7 Orang

773 Orang

1:20
18,70 %

Orang
Jumlah Total

3849

3771

Orang

Orang

7620 100,00%
Orang

Sumber: data statistik Desa Bendowulung

Dari data di atas nampak bahwa jumlah penduduk
Desa Bendowulung terdiri dari 2569 KK, dengan jumlah
total

7620 jiwa, dengan rincian 38:9 laki-laki dan 3771

perempuan. Penduduk usia produktif pada usia 20-:9
tahun

Desa

:3,95%.

Hal

Bendowulung
ini

sekitar

merupakan

33:9

modal

atau

hampir

berharga

bagi

pengadaan tenaga produktif dan SDM.
Adanya potensi yang cukup besar dari penduduk
wanita ini, tidaklah mengherankan apabila pemerintah
mulai

memperhatikan

bagaimana

memberdayakan

penduduk wanita yang ada. Pemerintah mengeluarkan
adanya

slogan

pemberdayaan

perempuan

(woman

empowerment) salah satu diantaranya melalui BKKBi.
Dengan

adanya

program

BKKBi

yang

diluncurkan

pemerintah ini mempunyai tujuan bahwa upaya prioritas
yang digalakkan untuk mendongkrak status keluarga pra
sejahtera menjadi keluarga sejahtera satu adalah melalui
pemberdayaan wanita.3
Kehadiran wanita sebagai salah satu potensi dalam meningkatkan
perekonomian nasional melalui peningkatan ekonomi keluarga sangat
3

Rezi Septiawan.”Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi IBu Bekerja
Terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Pamulang”. Skripsi (Jakarta1
Fakultas sosial ekonomi dan Bisnis UIi Syarif Hidayatullah, 2011) hlm. :

5

dibutuhkan, meskipun tingkat partisipasinya masih rendah dibandingkan
dengan pria. Hal tersebut dikarenakan motivasi kerja wanita yang masih
dipengaruhi oleh stigma masyarakat yang memandang wanita lebih baik
melaksanakan fungsi sebagai ibu rumah tangga.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

permsalahan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pendapatan pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga?
2. Apakah tingkat pendidikan pekerja wanita buruh tani di Desa
Bendowulung berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
keluarga?
3. Apakah alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung
berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan keluarga?
4. Apakah pendapatan pekerja wanita, tingkat pendidikan pekerja wanita,
dan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani di Desa Bendowulung
secara simultan berpengaruh pada pendapatan keluarga?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengkaji pengaruh signifikan pendapatan pekerja wanita buruh tani di
Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
2. Mengkaji pengaruh signifikan tingkat pendidikan pekerja wanita buruh
tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
3. Mengkaji pengaruh signifikan alokasi waktu pekerja wanita buruh tani
di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
4. Mengkaji pengaruh simultan pendapatan pekerja wanita, tingkat
pendidikan pekerja wanita, dan alokasi waktu pekerja wanita buruh
tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
D. Manfaat Penelitian

6

1. Bagi

penulis,

penelitian

ini

merupakan

kesempatan

untuk

mengembangkan dan menerapkan secara langsung teori-teori yang
telah diperoleh dengan kenyataan yang ada di lapangan.
2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan dan
pengelolaan potensi tenaga kerja wanita yang ada.
3. Sebagai bahan informasi dan perbandingan untuk penelitian lebih
lanjut.
E. Kajian Pustaka
1. Landasan Teori
a. Tenaga Kerja Wanita
Dalam Undang-Undang No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1
ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau
jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
Sedangkan menurut Payaman Simanjutak tenaga kerja
diartikan sebagai penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih yang
bekerja, mencari pekerjaan, dan sedang melakukan kegiatan lain,
seperti sekolah maupun mengurus rumah tangga dan penerima
pendapatan. Menurut Payaman tenaga kerja ditentukan oleh usia.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja wanita adalah
penduduk yang telah memasuki usia produktif yang mampu
melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Dalam pandangan sosial patriarkis wanita dilihat berbeda
dari pria, akan tetapi bukan berarti diperbolehkan pembedaan
dalam memperlakukan keduanya, karena keduanya mempunyai
hak sebagai tenaga kerja yang sama. Walaupun dalam kodrat
keduanya berbeda, namun wanita juga bisa bekerja untuk mencari
nafkah.
Dalam dunia kerja wanita dipandang sebagai pendatang,
karena sebelumnya dunia kerja adalah milik pria saja. Sebagai
7

pendatang,

tidak

hanya

dipandang

kualitas

intelektualnya

melainkan sosok dan statusnya sebagai wanita. wanita harus
berusaha menampilkan diri secara maksimal agar bisa diterima,
walaupun harus memaksa wanita untuk menjadi “laki-laki di dunia
kerja”.
Partisipasi wanita dalam angkatan kerja sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Akibatnya, Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) wanita lebih baik secara
keseluruhan maupun bedasarkan kelompok umur sangat berbeda
dari masa ke masa, dan antarta negara/daerah yang satu dengan
negara/daerah yang lain.4
Sebagai wanita Indonesia, ternyata tidak sedikit yang
merangkap selain sebagai ibu rumah tangga ideal, mereka juga
sebagai pekerja yang aktif guna menambah pendapatan keluarga.
Apalagi

dalam

kondisi

sosial

ekonomi

yang

dirasakan

berkepanjangan. Berkaitan dengan itu, sektor informal sebagai
jawaban dilema bagi kaum kartini seperti diatas.5

b. Wanita Bekerja
Bekerja adalah melakukan suatu usaha dengan tujuan
memperoleh pendapatan atau penghasilan. Dalam artian lain
bekerja berarti melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan
barang atau jasa yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan
berupa uang ataupun barang.
Kesadaran dalam bekerja harus diiringi oleh tujuan untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat (shalih) dyang kemudian
melahirkan suatu peningkatan (ishlah) untuk meraih nilai yang
lebih berarti. Setiap muslimtidaklah akan bekerja sekedar untuk
bekerja, akan tetapi bekerja secara produktif dilandasi semangat

:
5

Among makarti hlm. 22
Ibid. hlm. 2:

8

auhid dan tanggungjawab uluhiyah merupakan salah sati ciri khas
kepribadian seroang muslim.
Menurut Moore dalam Achie pengertian kerja adalah
sebagai hal yang dikerjakan oleh seorang individu baik untuk
subsistensi; untuk dipertukarkan atau diperdagangkan, untuk
menjaga kelangsungan keturunan dan kelangsungan keturunan dan
kelangsungan hidup keluarga atau masyarakat. Berati pekerjaan
yang dikerjakan diluar rumah untuk mendapat upah maupun
pekerjaan rutin rumah tangga termasuk dalam definisi kerja.
Wanita bekerja (employed women) adalah wanita yang
bekerja di luar rumah dan menerima uang atau memperoleh
penghasilan dari hasil pekerjaannya. Kebutuhan yang timbul pada
wanita untuk bekerja adalah sama seperti pria, yaitu kebutuhan
psikologis, rasa aman, sosial,ego, dan aktualisasi diri.6
Keterlibatan wanita dan pria dalam pekerjaan
mempunyai motif dan tujuan yang berbeda. Bagi
pria, bekerja adalahl suatu kewajiban yang harus
dipenuhi sebagai tanggungjawab dalam mencari
nafkah.

Sedangkan

perempuan,

khususnya

perempuan berstatus sudah menikah, menentukan
untuk memasuki angkatan kerja merupakan pilihan
yang

sulit,

keadaan

karena

sosial

semuanya

ekonmi

tergantung

masing-masing

dari

keluarga

mereka. Beberapa alasan mengapa wanita bekerja
atau menjadi wanita karir17
a. Suaminya tidak punya penghasilan/tidak mampu
memberikan penghasilan.
Kita tidak bisa menutup mata akan realitas yang
ada di depan mata saat seorang istri ditinggal
6

Desak Putu Eka iilakusumawati dan Made Susilawati. “Studi faktor-faktor
yang Mempengaruhi Wanita Bekerja di Kota Denpasar”. Jujrnal Piramida Vol.
8 io. 1. Juli 2012. Hlm. 27

7

Rezi Setiawan. “Faktor-Faktor yang …”. Hlm. : - 5

9

mati oleh suaminya. Dalam keadaan demikian,
tentu saja sang isteri akan berusaha/bekerja untuk
menghidupi keluarganya. Begitu pula, jika sang
suami oleh karena suatu sebab menjadi cacact
dan tidak bisa bekerja lagi. Atau suami tiba-tiba di
PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja dan
belum mendapatkan pekerjaan baru. Bisa juga
terjadi

suami

malas

bekerja

sehingga

sang

isterilah yang harus bekerja agar anak-anaknya
dapat hidup dengan layak.
b. Menambah penghasilan rumah tangga.
Di jaman sekarang ini biaya hidup kian mahal
sehingga penghasilan suami saja seringnkali tidak
cukup

untuk

memenuhi

kebutuhan

seluruh

anggota keluarga. Mungkin untuk makan masih
cukup, tapi untuk mendapatkan temapt tinggal
yang

layak,

biaya

sekolah

anak

(setidaknya

sampapi tamat SMA), sebuah rumah tangga perlu
pendapatan tambahan. Dengan demikian, tidak
salah

jika

ibu-ibu

turut

bekerja

agar

ada

penghasilan tambahan.

c. Tingkat Pendidikan
Kajian yang dilakukan Pritchett (1999) yang terdapat dalam
Zaenuddin (2015) menyebutkan bahwa pola hubungan antara
tingkat pendidikan dengan output per pekerja berbeda antara satu
negara dengan negara lain. Korelasinya ada yang positif dan juga
negatif. Lebih jauh, Pritchett mengemukakan tiga kemungkinan
yang menyebabkan perbedaan tersebut, antara lain: 1) perbedaan
kualitas pendidikan antar negara, sistem pengajaran di suatu negara
tidak

menambah

ketrampilan

seseorang,

2)

pertumbuhan

permintaan pasar tenaga kerja terdidik sangat bervariasi antar
10

negara, jika di suatu negara pasar tenaga kerja terdidik tidak
berkembang maka pekerja dengan pendidikan yang lebih tinggi
hanya akan bekerja pada sektor yang sebenarnya hanya
memerlukan tenaga kerja dengan tingkat pendidikan lebih rendah,
3) kondisi institusional di suatu negara yang buruk menyebabkan
tenaga kerja terdidik bekerja di bidang yang kontra produktif.
Menurut Mulyani (2007) Meningkatnya pendidikan wanita
akan memfasilitsinya untuk menyesuaikan diri dengan pola
keluarga yang berubah. Secara khusus dapat dikatakan bahwa
perubahan tingkat pendidikan akan: (1) Memperkuat keterlibatan
wanita dalam pengambilan keputusan keluarga, memampukan
mereka dalam berpartisipasi lebih luas dalam berbagai tipe
keputusan, (2) Memberikan pilihan yang lebih luas kepada wanita
baik di dalam memilih pasangan maupun di dalam menentukan
langkah dan waktu pernikahannya, (3) Memungkinkan wanita
untuk memadukan peran mereka dalam perkawinan sebagai istri
dan ibu serta perannya di luar keluarganya.
Dengan meningkatnya tingkat pendidikan akan memperluas
perspektif

wanita

memampukan

dalam

mereka

kehidupan

untuk

dan

perannya

mempertanyakan

serta

kebiasaan

tradisional. Pendidikan dapat pula memancing rasa percaya diri
wanita dan penguasaan terhadap lingkungannya serta tidak
membuat wanita menjadi sosok yang pasif.
d. Teori Alokasi Waktu
Alokasi waktu bagi wanita rumah tangga merupakan suatu
sumber dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan yang
setara dengan barang dan jasa. Oleh karena itu, kesejahteraan
maksimum dapat berubah dengan adanya kendala pendapatan
(dalam memperoleh barang dan jasa yang akan dikonsumsi) dan
kendala waktu. Barang dan jasa bukanlah satu-satunya input yang
diciptakan suatu komoditi melainkan adalah input lain yaitu waktu
yang dimiliki oleh konsumen (dalam hal ini adalah ibu rumah
11

tangga). Sehingga menurut pendekatan ini, konsumen dalam
memaksimumkan kesejahteraannya bisa berubah karena adanya
kendala waktu dan budget, serta kesejahteraan merupakan fungsi
komoditi yang dihasilkan dengan menggunakan barang-barang dan
waktu.8
Sedangkan Neoklasikal mengenai teori house hold function,
menyatakan bahwa terdapat tiga alokasi waktu dari waktu yang
tersedia bagi wanita yang sudah berumah tangga:9
a. Bekerja di rumah
b. Bekerja di luar rumah (termasuk diantaranya mencari nafkah)
c. Waktu istirahat
Pada

dasarnya

yang

mempengaruhi

wanita

dalam

manajemen alokasi waktu di dalam rumah tangga dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya keadaan sosial ekonomi keluarga,
pemilikan aset produktif, tingkat upah serta usia seseorang.
e. Perekonomian Rumah Tangga
Idealnya

pada

setiap

keluarga

mempunyai

penghasilan yang besar untuk mencukupi semua
kebutuhan hidup berkeluarga. Maka untuk memenuhi
itu

semua

diperlukan

kerja

sama

dan

saling

pengertian yang baik antara suami dan isteri. Secara
bersama-sama
ekonomis,

harus

bijaksana

berpikir
dalam

dan

mengatur

bertindak
keuangan

keluarga serta upaya dalam pemenuhan dalam
ekonomi keluarga.
Menurut T. Gilarso (Pengantar Ilmu Ekonomi
Makro1
keluarga

200:)
tidak

meskipun

kebahagiaan

semata-mata

kehidupan

tergantung

dari

kecukupan materiil, namun perkara ekonomi rumah
tangga merupakan hal yang penting. Untuk sebagian
8
9

Rezi Setiawan. “Faktor-Faktor yang …”. Hlm. 28
Ibid. hlm. 29

12

masyarakat kita bahkan masih tetap merupakan hal
yang penting. Masyarakat yang adil dan makmur
mulai dalam keluarga yang stabil, sejahtera, dan
bahagia.

Ekonomi

rumah

tangga

merupakan

kelompok pertama yang ikut berkontribusi dalam
perekonomian nasional.
2. Penelitian Terdahulu
No.
1.

Peneliti
Skripsi

Judul Penelitian

Rezi Faktor-faktor

Septiawan,

diteliti
1.

yang

Ti

Metode
penelitian
Deskriptif

ngkat

dengan

Ilmu Ekonomi mempengaruhi

pendapatan

pendekatan

dan

kontribusi

ibu (X1)

kuantitatif

Pembangunan

bekerja terhadap

,

ibu
2.

Fakultas pendapatan

Ekonomi dan keluarga
Bisnis,

Ti
ngkat

di

pendidikan

UIN Kecamatan

Syarif

2.

Variabel yang

ibu (X2)

Pamulang

3.

Ju

Hidayatullah,

mlah anggota

Jakarta

keluarga (Y)

Skripsi

Pengaruh Wanita

Marselina

Bekerja, Tingkat

Fitriani,

Pendidikan

Fakultas

Jumlah Anggota

dan

1. Wanita
bekerja (X1)
2. Tingkat
pendidikan

Ekonomi dan Keluarga

(X2)

Bisnis Islam, Terhadap

3. Jumlah

UIN

Raden Pendapatan

Fatah,

Rumah

Palembang

Masyarakat

Tangga

Muslim
Klelurahan
13

anggota
keluarga
(X3)
Pada
20

4. Pendapatan
Keluarga (Y)

Deskriptif
dengan
pendekatan
kuantitatif

Ilir Daerah IV
Kecamatan
Timur
3.

I

Jurnal

Palembang
Partisipasi

penelitian

Tenaga

Putu

Ilir
Kota
1. Umur
Kerja

Martini Perempuan

Dewi,

Jurnal dalam

ekonomi

Meningkatkan

Kuantitatif

Pendapatan

Analisis

pekerja

regresi

perempuan

berganda

(X1)

dengan

2. Jam

kerja pendekatan

pedagang

kuantitatif

Terapan Vol. Keluarga

perempuan

5 No. 2 tahun

(X2)

2012

3. Tingkat
pendidikan
pedagang
perempuan
(X3)
4. Jumlah anak
pedagang
perempuan
(X4)
5. Pendapatan
pekerja
perempuan.

F. Hipotesis Penelitian
Sebuah
sementara
sebagai

hipotesis

terhadap

tuntutan

adalah

suatu

perumusan

persoalan

sementara

dalam

yang

jawaban
dimaksud

penelitian

untuk

mencari jawaban yang sebenarnya (Winarno Surakhmad,
1985139). Maka hipotesis dapat diartikan sebagai suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan

1:

linier

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul,
mengacu pada landasan teori yang ada.
Setelah melihat kontribusi yang ada dan permasalahan yang telah
dikemukakan di atas, maka untuk penelitian ini diuajukan hihpotesis
sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan pekerja wanita
buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
H2: Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan pekerja
wanita buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan
keluarga.
H3: Terdapat pengaruh yang signifikan alokasi waktu pekerja wanita
buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
H4: Terdapat pengaruh yang simultan antara pendapatan pekerja wanita,
tingkat pendidikan pekerja wanita, dan alokasi waktu pekerja wanita
buruh tani di Desa Bendowulung terhadap pendapatan keluarga.
G. Identifikasi Variabel
1.

Pendapatan pekerja wanita (X1)
Pendapatan wanita bekerja adalah pendapatan yang diperoleh wanita
karena wanita bekerja diluar rumah atas hasil pekerjaannya.

2.

Tingkat pendidikan (X2)
Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang
ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta
didik, tujuan yang akan dicapai dan kemauan yang
dikembangkan. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi
akan memudahkan sesorang atau masyarakat untuk
menyerap

informasi

dan

mengimplementasikannya

dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari.
3.

Alokasi waktu (X3)
Alokasi waktu adalah seberapa banyak waktu yang disisihkan oleh
pekerja wanita untuk bekerja diluar rumah dengan tujuan memperoleh
penghasilan.

15

4.

Pendapatan keluarga (Y)
Pendapatan keluarga adalah pendapatan atau penghasilan yang
direroleh oleh suatu keluarga yang berasal dari hasil bekerja maupun
dari tenaga kerja yang belum dikurangi untuk pengeluaranpengeluaran keluarga.
Adapun rancangan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Pendapatan
Pekerja Wanita
(X1)

Tingkat Pendidikan
(X2)

Pendapatan
Keluarga (Y)

Alokasi Waktu (X3)

H. Sumber Data
Sumber data merupakan sumber darimana data tersebut
dapat

diperoleh.sumber

penelitian

ini

merupakandata

adalah
yang

data

yang

digunakan

data

primer.

diperoleh

dari

Data
pihak

dalam
primer

pertama.

Adapun dalam peneleitian ini data yang diperoleh adalah
dari angket yang dibagikan kepada pekerja wanita buruh tani di
Desa Bendowulung.
I. Metode Pengumpulan Data

16

Proses pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu
penelitian, begitu pula dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
relevan dengan jenis penelitian kuantitatif. Adapun metode yang
digunakan penulis dalam proses pengumpulan data adalah:

1. Data Primer
Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuisioner dan
melakukan interview atau tanya jawab kepada wanita pekerja butuh
tani di Desa Bendowulung, sehingga dapat memperoleh informasi
mengenai pendapatan keluarga tersebut. Adapun cara dalam
pengumpulan data primer adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan panca
indra mata sebagai alat bantu yang utama, selain mata juga
dibantu oleh telinga, penciuman, mulut, dan kulit.
b. Metode angket
Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan
yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi
oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau
dikekmbalikan ke petugas atau peneliti (Burhan Bungin, 2009:
123).
c. Dokumentasi
Menurut Moleong (2005: 13) studi dokumentasi adalah datadata yang mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang fenomena yang masih aktual.
2. Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder menggunakan sumber bacaan
atau . kepustakaan. Data sekunder diperoleh peneliti secara tidak
langsung, yaitu melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak luar) dengan menggunakan:
a. Riset pustaka, yaitu jurnal penelitian, literatur, dan bahan bacaan

17

b. Riset

dokumentasi

data

mengutip

langsung

data

yang

berhubungan dengan penelitian terhadap pendapatan keluarga.
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, suurat kabar,
majalah, prasasti, notlen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.

J. Metodologi Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk
mendiskripsikan atau membarikan gambaran yang dilihat dari mean,
standar deviasi, varian, nilai maksimum dan nilai minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness melalui data sampel dan populasi.
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini hipotesis diuji dengan menggunakan ChiSquare. Model Chi-Square bertujuan untuk mengadakan pendekatan
dari beberapa faktor atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau
frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari
sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau
tidak.. Variabel independen pada penelitian ini terdiri dari pendapatan
pekerja wanita, tingkat pendidikan, dan alokasi waktu. Sedangkan
variabel dependennya adalah pendapatan keluarga.

18

Daftar Pustaka

Case, Carl E. dan Ray C. Fair. 2007. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi
8 Jilid 2. Diterjemahkan oleh Wibi Wardhani dan Devri
Barnadi. Jakarta1 Erlangga.
Irianto, Sulistiyowati. 2006. Perempuan dan Hukum: Menuju
Hukum

yang

Berperspektif

Kesetaraan

dan

Keadilan.

Jakarta1 Yayasan Obor Indonesia.
Mikkelsen,

Britha.

Metode

Penelitian

Parsipatoris.

Jakarta1

Yayasan Obor Indonesia.
Pujoalwanto, Basuki. 201:. Perekonomian Indonesia; Tinjauan
Historis, Teoritis, dan Empiris. Yogyakarta1 Graha Ilmu.
Sari, Elsi Kartika dan Evendi Simanunsong. 2005. Hukum Dalam
Ekonomi. Jakarta 1 Gramedia Widiasarana Indonesia.
Setiyanto, Danu Aris. 2017. Desain Wanita Karier Menggapai
Keluarga Sakinah. Yogyakarta1 Deepublish.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islami. Jakarta1
Gema Insani.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP -UP. 2007. Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan. Bandung1 Grasindo.
Zaenuddin, Muhammad. 2015. Isu, Problematika,dan Dinamika
Perekonomian,

dan

Kebijakan

Publik.

Yogyakarta1

Deepublish.
Septiawan,

Rezi.

2011.

“Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Kontribusi Ibu Bekerja Terhadap Pendapatan Keluarga di
Kecamatan

Pamulang”.

Skripsi

Hidayatullah. Jakarta.

19

Sarjana.

UIi

Syarif

iilakusumawati, Desak Putu Eka dan Made Susilawati. 2012.
Studi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Bekerja di
Kota Denpasar. Jurnal Piramida Vol VIII io. 1.

20