MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL (STRUCTURAL EQUATION MODEL) PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN SOCIAL IDENTITY DENGAN GROUP DECISION MAKING

MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL
(STRUCTURAL EQUATION MODEL)
PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN SOCIAL IDENTITY
DENGAN GROUP DECISION MAKING
Yahya
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jalan Gajayana No.50 Malang. Telp. 081334063
Abstract
This article examines the model theory of out-group threaths, Social Identity
and Group Decision Makings and finds out the contribution of out-group
threaths and Social Identity toward the decision makings process by applying
structural equation model, AMOS 6. Results showed that while out-group
threats are salients influenced the positive of social identit which affected to
the group decision making process. These findings support previous research
conducted by Thompson dan Kray (1998) found that there is a positive
relations between social identity and group decision making.
Artikel ini menguji model teori ancaman grup luar, identitas sosial,
dan pembuatan keputusan dalam grup dan mencoba menemukan
kontribusi ancaman grup luar dan identitas sosial terhadap proses
pembuatan keputusan dengan mengaplikasikan model persamaan
struktural, AMOS 6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat

ancaman grup luar menonjol akan mempengaruhi sosial identitas
yang positif yang juga mempengaruhi proses pembuatan keputusan
dalam grup tersebut. Temuan-temuan ini sejalan dengan penelitian
terdahulu yang digagas oleh Thompson dan Kray (1998). Mereka
menemukan bahwa ada relasi positif antara identitas sosial dan
pembuatan keputusan dalam sebuah grup.
Key words: social identity, group decision making, out-group threat
Pendahuluan
Keberadaan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial, menjadikan manusia memiliki sekaligus dua dimensi dalam
kehidupannya. Sebagai makhluk individual manusia merupakan suatu
entitas unik yang dilengkapi dengan kepribadian yang menjadikannya
khas dan berbeda dengan individu manusia lainnya. Sebagai makhluk

sosial manusia tidak bisa lepas dari lingkungan sosial, dimana individu
melakukan hubungan sosial dengan orang lain. Dari lingkungan sosial
ini kepribadian individu bisa bertumbuh kembang dengan baik. Tanpa
adanya lingkungan sosial, manusia tidak bisa hidup dengan sempurna.
Untuk keperluan ini maka manusia hidup dalam kelompok-kelompok
sosial

Dalam kelompoknya masing-masing, individu-individu anggota
kelompok memiliki rasa saling memiliki, saling berbagi dalam berbagai
hal, dan memiliki kesamaan-kesamaan (shared in common). Kehidupan
secara berkelompok-kelompok ini memberikan kesadaran pada individu
atas keberadaan diri dan kelompoknya yang berbeda dengan kelompok
lain yang kemudian disebut dengan identitas sosial. Kesadaran akan
identitas kelompok menjadikan individu membuat kategori-kategori
sosial yang membedakan kelompoknya dengan kelompok lain,
memberikan penilaian positif pada kelompoknya dan membangun suatu
kepercayaan diri dengan cara mempersepsikan kelompoknya memiliki
kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh kelompok lain.
Keberadaan identitas sosial bagi suatu kelompok adalah penting,
karena dengan identitas sosial keberadaan dan keberpihakan anggotaanggota dari kelompok tetap bisa dipertahankan dan dinamika
kelompok bisa berjalan dengan baik. Identitas sosial menghubungkan
individu dengan individu sesama kelompok (intergroup relationship) dan
juga menghubungkan individu atau kelompok dengan individu atau
kelompok luar (intergroup relationship). Identitas sosial ini juga menjadi
faktor dominan yang memberikan berbagai pengaruh pada aktifitas
kelompok. Salah satunya adalah pada proses pengambilan keputusan
pada kelompok.

Pengambilan atau pembuatan keputusan kelompok merupakan
salah satu bentuk dari dinamika kelompok, dimana dalam menjalankan
roda kehidupan kelompok melibatkan pemuatan keputusan-keputusan
kelompok, baik keputusan yang terkait dengan kehidupan intern
kelompok maupun keputusan yang berhubungan dengan dunia luar
(extern). Pengambilan keputusan bisa beruwujud kebijakan tentang
pemberlakuan norma-norma, pembagian tugas kelompok dan sikap yang
harus diambil oleh kelompok. Secara umum pengambilan keputusan
pada kelompok dimaksudkan untuk menjaga keberlangsungan
kelompok.

Berdasarkan pengamatan dan pengalaman, proses pengambilan
keputusan pada kelompok tidak semudah dan sesederhana sebagaimana
pada proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu.
Pengambilan keputusan kelompok melibatkan kepentingan dari
sejumlah anggota-anggota kelompok dan bisa berpengaruh pada
orientasi kelompok.
Berangkat dari uraian di atas, permasalahan yang menarik untuk
dijawab dalam makalah ini adalah (1) apakah hubungan antara identitas
sosial dan ancaman dari kelompok berperan terhadap pembuatan

keputusan kelompok? (2) bagaimana proses masing-masing prediktor
pada identitas sosial dan ancaman-ancaman dari luar memberikan
kontribusi pada proses pembuatan keputusan?
Identitas Sosial
Hogg dan Abrams mengatakan identitas sosial merupakan
pengetahuan dari seseorang yang berasal dari sebuah kategori sosial atau
kelompok sosial (Stets & Burke, 1998: 4). Kelompok Sosial adalah
sejumlah individu yang memiliki identifikasi atau pandangan yang sama
dengan anggota dari kategori sosial yang sama. Melalui proses
perbandingan sosial, orang–orang yang sama self-nya dengan self yang
dikategorikan dilabelkan sebagai in-group, sedangkan orang yang self-nya
berbeda dikategorikan sebagai out-group.
Indikator Identitas Sosial
a. Komitmen Kelompok (group commitment)
Group commitment dimaksudkan sebagai komitmen kelompok
yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok, sejauhmana anggotaanggota kelompok terikat dengan komitmen kelompoknya. Studistudi yang dilakukan tentang komitmen kelompok menunjukkan
adanya korelasi positif antara komitmen yang dimiliki oleh anggota
kelompok dengan identitas sosial kelompoknya. Semakin tinggi
komitmen kelompok, semakin nyata identitas sosial yang dimiliki
oleh kelompok tersebut.

b. Identifikasi Kelompok (Group identification)
Yang dimaksud dengan Identifikasi Kelompok adalah
sejauhmana anggota pada masing-masing kelompok sosial

mengidentifikasikan dirinya (indvidual-self) dengan identitas
kelompok. Sebagian dari studi ini mengklasifikasikan level
identifikasi kelompok ke dalam kategori-kategori seperti high identifier
dan low identifier (Cameron et al, 2005: 73–88; Jetten & Mcauliffe,
2002: 32)
Dalam pandangan teori identitas sosial, tingkat identifikasi
anggota-anggota para kelompoknya memberikan kontribusi
signifikan pada identitas sosial kelompok. Semakin tinggi identifikasi
kelompok yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok berdampak
pada semakin kuatnya identitas sosial pada kelompok secara
keseluruhan.
c. Homogenitas (Homogeinity)
Sejumlah penelitan tentang hubungan keterkaitan antara
identitas sosial dengan homoginitas kelompok telah banyak
dilakukan. Hasil dari penelitian-penelitan ini menunjukkan bahwa
tingkat homogenitas dari kelompok berpengaruh positif pada

identitas sosial yang yang dimiliki oleh kelompok (Doosje, Spears,
dan Postmes, 1995: 161-198). diketahui bahwa tingkat homogenitas
dari anggota-anggota kelompok memberikan konstribusi positif pada
identitas sosial kelompok. Semakin homogen suatu kelompok
semakin kuat identitas sosial yang dimiliki oleh kelompok tersebut.
Tingkat homogenitas menunjukkan tingkat keseragaman dari
anggota-anggota kelompok, semakin homogen suatu kelompok
menunjukkan semakin banyak keseragaman yang dimiliki oleh
anggota-anggota kelompok. Keseragaman ini kemudian memberikan
potensi yang tinggi bagi kelompok untuk memiliki persepsi, sikap
dan perilaku yang sama yang kemudian menjadi ciri khas dan
identitas dari kelompok. Teori identitas sosial juga menyatakan
bahwa kecenderungan anggota-anggota kelompok adalah untuk
menilai adanya kesamaan dan perbedaan yang dimiliki baik oleh
sesama anggota kelompok maupun yang dimiliki oleh kelompok
luar. Dengan tingkat homogenitas kelompok yang tinggi yang
dipersepsi oleh anggota kelompok memberikan kontribusi pada
pembedaan kelompok dengan kelompok lain yang kemudian
menjadi modal utama dalam pembentukan identitas yang positif.


d. Self-esteem
Menurut teori identitas sosial, perilaku intergroup dimulai dengan
proses pengadopsian identitas sosial. Sebagaimana identitas personal
didefinisikan sebagai keunikan yang dimiliki seorang individu yang
menjadi ciri khas dan membedakannya dengan individu lainnya,
identitas sosial juga memiliki kesamaan keunikan, hanya saja konteks
keunikannya ada pada level kelompok, yaitu keunikan yang khas dari
kelompok yang membedakannya dengan kelompok lain. Identitas
sosial berhubungan dengan perbandingan berdasarkan atas
perbandingan sosial yang dilakukan oleh anggota kelompok antara
kelompoknya dengan kelompok lain yang relevan (Reicher, 2001:
182-207). Perbandingan sosial yang dilakukan terjadi pada level
kelompok, bukan pada level individu
Pada saat identitas sosial menonjol, semua proses dan konstruksi
yang berkaitan harus dihubungkan dengan diri pada dataran kolektif
(collective-self), termasuk di dalamnya self-esteem dan self-enhancement.
Keberadaan self-esteem dan self-enhancement yang dimiliki individu
sebagai anggota kelompok, menurut teori identitas sosial, memiliki
kontribusi yang besar pada terbentuknya identitas sosial yang positif.
Out-Group Threats

Out-Group Threats adalah ancaman yang dirasakan atau dialami
oleh suatu kelompok yang berasal dari kelompok lain. Menurut teori
identitas sosial, setiap kelompok memiliki identitas sosialnya sendiri
dan menganggap bahwa kelompoknya memiliki keunggulan
dibanding dengan kelompok lain. Berdasarkan teori ini, keberadaan
kelompok lain yang memiliki kesamaan dengan suatu kelompok bisa
dianggap ancaman terhadap keberadaan dan identitas kelompok
tersebut. Dua aspek ancaman dari kelompok luar yang berdampak
pada identitas sosial dan proses pembuatan keputusan kelompok
adalah tingkat performance kelompok luar. Semakin tinggi performance
kelompok luar semakin memberikan ancaman pada identitas sosial
yang berdampak pada proses pembuatan keputusan kelompok. Hal
yang sama juga terjadi pada aspek superioritas yang dimiliki oleh
kelompok luar.

Pembuatan Keputusan Kelompok (Group Decision Making)
Keputusan kelompok merupakan produk dari sebuah proses
pembuatan keputusan yang dilakukan secara kolektif oleh anggotaanggota kelompok, yang seringkali dilakukan oleh para elit
anggotanya. Pembuatan keputusan pada kelompok biasanya
dilakukan dalam rangka mempertahankan keberadaan kelompoknya.

Jenis dan bentuk serta wilayah pengambilan keputusan tidak sama
pada semua kelompok. Pengambilan keputusan biasanya disesuaikan
dengan jenis dan karakter dari masing-masing kelompok.
Sekalipun pengambilan keputusan kelompok dilakukan untuk
kepentingan mempertahankan suatu kelompok, pembuatan
keputusan ini bukanlah hal yang sederhana yang bisa dilakukan
dengan mudah, karena pengambilan keputusan pada kelompok
berdampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada kelompok
yang seringkali bersifat dilematis, terutama pengambilan keputusan
yang berakibat pada perubahan-perubahan pada kelompok, baik
perubahan pada orientasi kelompok secara keseluruhan, maupun
perubahan pada anggota kelompok.
Indikator Group Decision Making
Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan berkaitan dengan
pengambilan keputusan pada kelompok, ditemukan beberapa aspek
yang seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan kelompok,
yaitu aspek hubungan interpersonal anggota-anggota kelompok,
keadilan dalam pengambilan keputusan dan kepentingankepentingan pribadi yang terdapat pada anggota kelompok.
a. Hubungan Interpersonal Anggota Kelompok
Secara umum, dinamika kehidupan kelompok sangat tergantung

pada pola interaksi individu-individu anggotanya. Dari interaksi
sosial inilah kemudian terbentuk hubungan-hubungan personal
anggotanya. Semakin dekat hubungan interpersonal diantara anggota
kelompok akan menjadikan kelompok semakin kuat dan solid yang
kemudian berdampak pada proses pengambilan keputusan. Dengan
adanya hubungan interpersonal yang sehat dalam suatu kelompok
akan muncul kohesifitas yang meminimalkan terjadinya

kesalahpahaman dan penafsiran yang berbeda atas keputusan
kelompok yang dibuat.
b. Kejujuran dan Keadilan (fairness and justice)
Faktor lain yang menyertai pengambilan keputusan adalah
kejujuran dan keadilan pada proses pengambilan keputusan, karena
pengambilan keputusan berdampak pada semua anggota kelompok.
Persepsi tentang kejujuran dan keadilan ini berpengaruh pada
kualitas pengambilan keputusan dan pada
penerimaan dan
pelaksanaan keputusan oleh anggota-anggota kelompok. Karena itu,
efektifitas keputusan ditentukan oleh sejauhmana keputusan itu
dipersepsikan oleh anggota sebagai keputusan yang adil.

Keputusan yang efektif adalah keputusan yang didasarkan pada
keberpihakan yang sebesar-besarnya pada kepentingan kelompok
dengan menghindari pengambilan keputusan berdasarkan atas
kepentingan-kepentingan pribadi (Thompson dan Kray, 1998: 34).
c. Kepentingan-Kepentingan
Pribadi
(self-interest)
Anggota
Kelompok
Pada pembuatan keputusan kelompok, kepentingan-kepentingan
pribadi antar anggota kelompok sering menjadi permasalahan yang
serius, terutama apabila kepentingan tersebut saling bertentangan
satu sama lain. Dalam pengambilan keputusan kelompok, selain
berdasarkan atas kepentingan kelompok, diperlukan keputusan yang
bisa mengakomodasi kepentingan-kentingan pribadi anggota-anggota
kelompok. Pengambilan keputusan dibuat sedemikian rupa sehingga
meminimalkan adanya keputusan kelompok yang kontra-produktif
dengan kepentingan anggotanya.

Korelasi Identitas Sosial dengan Group Decision Making
Identitas sosial adalah kepribadian atau personality yang dimiliki
oleh kelompok. Sebagaimana pada personality yang menunjukkan
kekhasan dan keunikan individu yang membedakannya dengan
individu yang lain, identitas sosial juga merupakan ciri dan karakter
dari kelompok yang bersifat unik dan berbeda antara satu kelompok
dengan kelompok lainnya.

Bangunan Identitas sosial pada kelompok ditopang oleh
beberapa faktor utama, yaitu komitmen dan tingkat identifikasi
anggota pada kelompok, homogenitas kelompok serta self-esteem
kelompok. Dari ke empat faktor inilah identitas dan dinamika dari
sebuah kelompok terwujud.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Thomson dan Kray
membuktikan adanya hubungan positif antara identitas sosial
dengan pengambilan keputusan pada kelompok (Thompson dan
Kray, 1998: 289-311).
Aspek lain yang terkait dengan identitas sosial dan pengambilan
keputusan adalah variabel ancaman yang berasal dari luar kelompok.
Ancaman kelompok luar ini memiliki hubungan covarian dengan
identitas sosial dan juga memberikan kontribusi pada kelompok
untuk melakukan pengmbilan keputusan kelompok.
Dari uraian di atas, tampak adanya benang merah yang
menghubungkan antara identitas sosial sebagai perangkat penting
pada kelompok dengan keputusan-keputusan yang dilakukan pada
kelompok. Identitas sosial sebagai ciri khas yang menjadi karakter
kelompok akan berpengaruh besar terhadap semua dinamika yang
terjadi pada suatu kelompok termasuk didalamnya proses pembuatan
keputusan kelompok. Gambar 1 berikut ini menunjukkan model
hubungan antara identitas sosial dengan keputusan kelompok:
Performance

Superiority

Out-Group
Threats
Group
Commitmen
Group
Homogeneity
Group
Identification
SelfEsteem

Interpersonal
Relationship

Social
Identity

Grouip
Decison
Making

Fairness &
Justice
SelfInterest

Gambar 1. Model Hubungan Indentitas Sosial dengan Pembuatan
Keputusan Kelompok

Metode
Definisi Operasional
a. Social Identity atau Identitas Sosial adalah konsep diri yang
dimiliki secara bersama-sama oleh anggota suatu kelompok sosial
yang sama yang membedakannya dengan kelompok sosial lain.
Identitas merupakan semacam kepribadian kolektif yang dimiliki
oleh anggota dari suatu kelompok.
Identitas sosial merupakan variabel laten (latent variable) yang
diperoleh melalui pengukuran yang dilakukan pada empat sub
variabel, yaitu group commitment (komitmen kelompok), group
identification (identifikasi kelompok), homogeneity (tingkat
kesamaan anggota kelompok) dan self-esteem (harga diri
kelompok).
b. Out-Group Threats atau ancaman kelompok luar adalah ancaman
yang berasal dari kelompok luar. Dalam hubungan antar
kelompok, ancaman kelompok luar berkaitan dengan kompetisi
kelompok dengan kelompok luar. Variabel ancaman kelompok
luar merupakan variabel laten dengan prediktor tingkat
superioritas kelompok luar dan penampilan (performance)
kelompok luar.
c. Group Decision Making atau pembuatan keputusan kelompok
adalah semua keputusan yang dilakukan dan diberlakukan pada
tingkat kelompok dan mengiat semua anggota kelompok yang
digunakan untuk kepentingan mempertahankan eksistensi
kelompok.
Pembuatan Keputusan Kelompok ini merupakan variabel laten
yang diperoleh dari pengukuran tiga sub-variabel; yaitu sub
variabel hubungan interpersonal (interpersonal relationship),
keterbukaan dan keadilan (fairness and Justice) dan sub variabel
kepentingan individu (self interest)
Hipotesis
a. Hipotesis Mayor
Adanya kesesuaian antara model yang disusun dengan model
ideal
b. Hipotesis Minor

Terdapat korelasi antara identitas sosial (social identity) dan
ancaman luar (out-group threats) dengan pembuatan keputusan
kelompok (group decision making).
Model Hipotetis
Dari semua uraian di atas, model hipotetis yang diusulkan disini
berkaitan dengan hubungan antara variable Social Identity (Identitas
Sosial) dan Out-Group Threats dengan Group Decision Making (Pembuatan
Keputusan Kelompok) dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai berikut:
er9

er10

1

1

ance
Gambar 2. ModelPerform
Hubungan
Social Identity dan Out-Group Threats
Superiority
1
dengan Group Decision Making

Out-Group
Threats
1 Group
Hasil dan
er1 Pembahasan
Commitmen

er5

1

er8

1

Interpersonal
Relationship

1 Group
1
Aplikasi
Analisis
dengan menggunakanGrouip
analisis
model persamaan
er2
Homogeneity
1
1
Social
Fairness &
er6
Decison
struktural 1(SEM)
ini dilakukan
dengan mengambil
data Justice
dari questioner
Identity
Group
Making
er3
Self- tiga variabel
yang disusunIdentification
yang berisi pertanyaan yang terkait dengan
Interest
1
Selfer4
1
penelitian; yaitu
Esteem out-group threats, tingkat identitas sosial kelompok dan
er7
decision making process. Populasi penelitian diambil dari kelompok
guru
dan pimpinan di jajaran SDI Insan Amanah, Malang. Kemudian data
digunakan dalam proses aplikasi analisis model persamaan struktural
(SEM) pada model hubungan social identity dengan group decision making.

Hasil analisis model persamaan struktural (SEM) dengan
menggunakan AMOS pada data yang terkumpul yang disajikan ke dalam
model hubungan social identity dengan group decision making bisa dilihat
pada gambar 3 berikut:

er9

er10

,59

,78

Performance

,77

Superiority

,88

Out-Group
Threats

er5

,89
er1

-,10,93

er2

Group
Homogeneity

,91
,96
er3

Group
Identification ,96

,93

er4

SelfEsteem

,48

,54

Group
Commitmen

,40

er8

1,04
,96

Social
Identity

,31

Chi-square=29,495
signifikansi=,164
cmin/dp=1,282
gfi=,984
agfi=,968
tli=,997
cfi=,998
rmsea=,027

Interpersonal
Relationship

,69
,52

Grouip
Decison
Making

,70

,84

Fairness &
Justice

er6

,79

,89
SelfInterest

er7

Gambar 3. Hasil Analisis SEM Model Hubungan Social Identity dan OutGroup Threats dengan Group Decision Making
Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa model hipotesis tidak
menunjukkan persamaan antara model teoritis dengan data, karena
indeks chi-square menunjukkan angka = 29.495, signifikansi = 0.164.
Kesimpulan ini juga didukung oleh indeks RMSEA, yaitu = 0.27.
Sedangkan indeks ini berbeda dengan indeks GFI = 0.98. Oleh karena
itu, dilakukan modifikasi terhadap model hipotesis, dengan
menghubungkan skor error dari variabel-variabel amatan dari kelompok
social identity dengan variabel-variable amatan dari out-group threats, yaitu
antara skor error group idenification dengan performance dan antara group
homogenity dengan superiority Sementara modifikasi lebih lanjut dilakukan
dengan memberikan hubungan covarian skor error dari variabel amatan
group decision making. seperti yang terlihat pada Gambar 4 berikut ini:

er9

er10

1

1

Performance

Superiority

1

Out-Group
Threats
1
er1

er5

1

Group
Commitmen

Interpersonal
Relationship

er8

1
1

Group
Homogeneity

er2

1
er3

Grouip
Decison
Making

Social
Identity

Group
Identification

1
er4

1

1

1

Fairness &
Justice

er6

SelfInterest

SelfEsteem

1
er7

Gambar 4. Hasil Analisis SEM Model Hubungan Social Identity dan OutGroup Threats dengan Group Decision Making
Setelah dilakukan modifikasi terhadap model seperti langkah di
atas, hasil analisis SEM menunjukkan model yang fit, dengan ChiSquare = 15.965, signifikansi = 0.719, Indeks GFI = 0.991 dan RMSEA
= 0.000 yang menunjukkan skor yang memadai. Hasil analisa setelah
dilakukan modifikasi ini disajikan pada Gambar 5 berikut ini:
,14
er9

,17

er10
,59

,77

Performance
,77

,11

Out-Group
Threats

,89
er1

er2

er3
er4

Group
Commitmen
-,09 ,93

er5
,48

,54
,39

er8

1,03

Group
,96
Homogeneity
,91
,96
Group
Identification ,96
,93
Self
Esteem

Superiority
,88

Social
Identity

,31

Chi-square=15,965
signifikansi=,719
cmin/dp=,798
gfi=,991
agfi=,980
tli=1,002
cfi=1,000
rmsea=,000

Interpersonal
Relationship
,70

,69
,53

Grouip
Decison
Making

,83
,89

Fairness &
Justice
,79
SelfInterest

er7

Gambar 5. Modifikasi SEM Model Hubungan Social Identity dan OutGroup Threats dengan Group Decision Making

er6

Tabel 1. Goodness of Fit Indices (Ferdinand, 2005: 92)
Goodness of fit index
χ 2 -Chi-squary

Cut-of value
Diharapkan kecil
 0.05
 0.08
 0.90
 0.90
 2.00
 0.95
 0.95

Significance Probability
RMSEA
GFI
AGFI
CMIN/DF
TLI
CFI

Dari data dalam tabel di bawah ini terlihat bahwa variasi skorskor Social Identity, Out-Group Threats dan Group Decision Making
merupakan model yang fit. Analisis selanjutnya dilakukan untuk melihat
estimasi regresi masing-masing variabel. Dari data pada Tabel 2 di bawah
ini skor analisis yang menunjukkan hubungan antara semua variabel
Social Identity dan Out-Group Threats dengan Decision Making
diestimasikan:
Tabel 2. Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default
model)
OutGroup
Social
group
decision
identity
threats
making
Out-group
threats
Social
identity
Group
decision
making
Group
homogenit
y
Superiority
Performan
ce
Self-esteem
fairness &
Justice
Selfinterest

Group
homogenity

Superiority

Performance

Selfesteem

Interper
Fairnes
Group Group
Selfsonal
s&
commit identifi
interest Relation
Justice
ment cation
ship

1,000
,391

1,000

,665

,525

1,000

,377

,964

,506

1,000

,879

,344

,585

,353

1,000

,769

,300

,511

,290

,676

1,000

,377

,965

,506

,930

,331

,290

1,000

,555

,438

,835

,422

,488

,427

,423

1,000

,590

,466

,887

,449

,519

,454

,449

,741

1,000

OutGroup
Social
group
decision
identity
threats
making
Interperso
nalrelation
ship
Group
commitme
nt
Group
identificati
on

Group
homogenity

Superiority

Performance

Selfesteem

Interper
Fairnes
Group Group
Selfsonal
s&
commit identifi
interest Relation
Justice
ment cation
ship

,460

,363

,691

,350

,404

,353

,350

,577

,613

1,000

,369

,945

,496

,905

,323

,284

,912

,439

,440

,343

1,000

,374

,956

,502

,922

,328

,309

,922

,419

,445

,347

,903

1,000

(p > 0.05)
Berdasarkan atas analisa data yang diperoleh melalui analisis
Model Persamaan Struktural (SEM), dengan beberapa modifikasi yang
disarankan oleh program AMOS 6, ditemukan adanya kesesuaian antara
model teori dengan model ideal. Dengan demikian hipotesis mayor
diterima.
Hipotesis minor pada penelitian ini juga terpenuhi; yaitu adanya
korelasi antara social identity dan out-group threats dengan group decision
making. Penerimaan hipotesis mendukung hasil penelitian serupa yang
dilakukan oleh Thomson dan Kray yang hasil penelitiannya
menunjukkan adanya korelasi positif antara identitas sosial (social
identity) dengan pengambilan keputusan pada kelompok group decision
making (Thompson dan Kray, 1998 : 311).
Simpulan
Dari hasil analisis Model Persamaan Struktural (SEM) pada
model hubungan antara identitas sosial (social identity) dengan
pengambilan keputusan kelompok (group decision making) dengan AMOS
menunjukkan bahwa hipotesis mayor dan minor dapat terpenuhi.
Kendati demikian, subyek yang digunakan pada penelitian ini masih
baru pada komunitas satu sekolah dasar Islam yang entu temuan hasil
pengukuran ini masih perlu dikembangkan kepada level populasi yang
lebih besar.
Daftar Pustaka
Cameron, James E., Duck, Julie M., Terry, Deborah J., dan Lalonde,
Richard N. 2005. "Perceptions of Self and Group in Context of a

Treatened National Identity: A Field Study", Group Processes &
Intergroup Relations Vol. 8 No. 1.
Jetten, Jolanda, Postmes, Tom dan Mcauliffe, Brendan J. 2002. ”We’re
All Individuals’: Group Norms of Individualism and Collectivism, Levels
of Identification and Identity Threat", European Journal of Social
Psychology.
Reicher, S. D. 2001. The Psychology of Crowd Dynamics, dalam M. A. Hogg
& R. S. Tindale (Eds.), Blackwell handbook of social psychology:
Group Processes. Oxford: Blackwell.
Doosje, Reicher S., Spears, R., dan Postmes, T. 1995. A Socal Identity
Model of Deindividuation Phenomena. European Review of Social
Psychology.
Stets, Jan E. dan Burke, Peter J. 1998. Identity Theory and Socal identity
Theory, paper presented at the meetings of the American
Sociological Association, held in San Francisco.
Thompson, Leigh dan Kray, Laura J. 1998. Cohesion and Respect: An
Examination of Group Decision Making in Social and Escalation
Dilemmas, Journal of Experimental Social Psychology.