ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT CIOMAS ADISATWA, SIDOARJO, JAWA TIMUR Analysis of Corporate Performance Assessment Using Performance Prism Method at PT Ciomas Adisatwa, Sidoarjo, East Java

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN
METODE PERFORMANCE PRISM DI PT CIOMAS ADISATWA, SIDOARJO,
JAWA TIMUR
Analysis of Corporate Performance Assessment Using Performance Prism Method at
PT Ciomas Adisatwa, Sidoarjo, East Java
Desi Tristia Ningsih1, Usman Effendi1, Dhita Morita Ikasari1*
1

Jurusan Teknologi Industri Pertanian – Fakultas Teknologi Pertanian – Universitas Brawijaya, Jl.
Veteran, Malang 64145
*Email dhitamorita@gmail.com

Abstrak
PT Ciomas Adisatwa adalah salah satu bagian dari PT Japfa Comfeed Indonesia yang bergerak
dibidang pengolahan hasil peternakan. Dalam operasionalnya membutuhkan pengukuran kinerja
dengan mempertimbangkan keseluruhan stakeholder untuk memenuhi salah satu misi perusahaan agar
semua stakeholder dapat sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja perusahaan dan
memberikan rekomendasi perbaikan kinerja perusahaan ke depannya. Pengukuran kinerja dilakukan

mengggunakan metode performance prism menggunakan 4 stakeholder yaitu stakeholder employee,
stakeholder customer, stakeholder supplier dan stakeholder communities and regulator. Total dari
keseluruhan KPI pada pengukuran kinerja ini adalah 53 KPI yaitu stakeholder employee 16 KPI,
stakeholder customer 13 KPI, stakeholder supplier 13 KPI, dan stakeholder communities and
regulator 11 KPI. Hasil dari pengukuran kinerja dengan menggunakan performance prism ini
didapatkan nilai index total menggunakan metode Objectives Matrix (OMAX) sebesar 9,159. Terdapat
51 KPI yang masuk kedalam kategori hijau, 1 KPI dalam kategori kuning dan 1 KPI yang masuk
dalam kategori merah. Rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan untuk KPI kategori kuning yaitu
dengan melakukan pelaksaan pelatihan secara optimal tidak hanya kepada karyawan yang kurang
kompeten namun kepada keseluruhan karyawan. Selanjutnya untuk rekomendasi perbaikan KPI
kategori merah, dapat dilakukan dengan cara mendisplinkan supplier, inspeksi dan perubahan rute
dan jadwal pengiriman.
Kata Kunci: key performance indicator, objective matrix, produktivitas, stakeholder.

Abstract
PT Ciomas Adisatwa is a part of PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk., which focus and
develop in poultry processing. PT Ciomas Adisatwa need performance measurement considering a
whole stakeholders to meet one of mission company so that all stakeholders can be prosperous.
The purpose of this research is to determine the performance of the company and recommend improving
the company's performance in the future. Performance measurement level corporate which done by

PT Ciomas Adisatwa using 4 stakeholders there are stakeholders employee, stakeholders customer,
stakeholders suppliers and stakeholders communities and regulator. Total of whole KPI (Key
Performance Indicator) in performance measurement is 53 KPI consist of stakeholders employee 16 KPI,
stakeholders customer 13 KPI, stakeholders supplier 13 KPI, and stakeholders communities and
regulator 11 KPI. The result of this performance measurement using performance prism obtained
value index total uses the objectives the matrix (OMAX) as much as 9,159. There are 51 KPI
included into green category, 1 KPI included into yellow category and 1 KPI included into red category.
The improvement recommendations that can be assigned to KPI with yellow category is by
optimizing job training not only to incompetent employees,but also to whole employees. Improvement
recommendations that can be assigned to KPI with red category is by disciplining the supplier,
inspection and changing path shipping.
Keywords: key performance indicator, objective matrix, productivity, stakeholder.

86

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan makanan yang bersifat cepat saji (ready to cook) semakin

tinggi. Menurut Oktaviani et all. (2012), masyarakat kini lebih cenderung memilih
makanan cepat saji dikarenakan lebih mudah didapatkan dan lebih praktis. Selain itu,
perkembangan teknologi juga membuat gaya hidup seseorang ikut berubah. Frozen food
(makanan beku) merupakan salah satu pilihan makanan cepat saji yang sering dipilih.
Frozen food merupakan hasil olahan pangan yang dibekukan. Salah satu olahan pangan
yang banyak dikembangkan berasal dari olahan daging ayam.
PT Ciomas Adisatwa adalah salah satu bagian dari PT Japfa Comfeed Indonesia
Tbk., yang bergerak dan berkembang khususnya dibidang peternakan unggas dan
olahan daging yang dibekukan seperti sosis, nugget, dan olahan daging lainnya. PT
Ciomas Adisatwa memiliki visi “Menjadi Perusahaan Integrated Commercial Farm dan
Poultry Processing Terbesar” dengan salah satu misinya yaitu “Meningkatkan
Kesejahteraan Karyawan, Mitra Usaha dan Masyarakat Sekitar”, sehingga perusahaan
membutuhkan pengukuran kinerja untuk mengetahui apakah misi tersebut telah
tercapai. Selama ini, PT Ciomas Adisatwa melakukan pengukuran kinerja yang disebut
SKI (Sistem Kinerja Individu). SKI ini disebar kepada setiap bagian untuk penilaian
kinerja personal. Penilaian ini akan diisi langsung oleh atasan dari setiap karyawan di
setiap bagian. Dengan adanya SKI ini, kinerja dari setiap personal dapat terukur dengan
baik, tetapi ada satu kelemahan dalam pengukuran SKI yaitu penilaian kinerja belum
mampu mengukur kinerja tingkat korporasi yang dapat menilai performa perusahaan
secara keseluruhan. Pengukuran kinerja yang dibutuhkan perlu mempertimbangkan

tidak hanya pengukuran kinerja individu karyawan saja namun perlu memperhatikan
kinerja stakeholder secara keseluruhan seperti penanam modal, pemasok, pelanggan,
karyawan, pemerintah, dan masyarakat umum.
Performance Prism merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja suatu organisasi menurut persepsi dari semua stakeholder organisasi.
Menurut Vanany dan Tanukhidah (2004), performance prism memiliki lima segi yaitu
untuk atas dan bawah adalah satisfaction dari stakeholder dan kontribusi stakeholder.
Ketiga sisi berikutnya adalah strategi, proses dan kapabilitas, yang diuraikan dalam
beberapa Key performance Indicator (KPI). Sistem pengukuran kinerja model
performance prism berupaya menyempurnakan model sebelumnya yaitu Balance
Scorecard. Model ini tidak hanya didasari oleh strategi tetapi juga memperhatikan
kepuasan dan kontribusi stakeholder, proses dan kapabilitas organisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja PT Ciomas Adisatwa
dengan metode performance prism pada seluruh stakeholder perusahaan dan
memberikan usulan perbaikan kinerja PT Ciomas Adisatwa berdasarkan metode
performance prism agar kinerja perusahaan menjadi lebih baik.
METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Penelitian yang dilakukan memiliki beberapa tahapan, dimulai dari survei
pendahuluan, studi pustaka, identifikasi masalah, perumusan masalah dan tujuan

penelitian. Selanjutnya yaitu pengambilan data, identifikasi stakeholder perusahaan,
identifikasi lima perspektif performance prism, identifikasi KPI (Key Performance
Indicator), validasi KPI, menentukan bobot KPI dengan menggunakan AHP,
penyusunan performance measurement record sheet, identifikasi target dan pencapaian
kinerja, scoring system dengan OMAX dan traffic light system, analisa hasil

87

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

pengukuran, rekomendasi perbaikan dan terakhir yaitu kesimpulan dan saran. Tahapan
penelitian ini secara sistematis dapat dilihat pada Gambar 1.
Survei Pendahuluan
Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian
Penyusunan Dan Penyebaran Kuisioner
Pengambilan Data
Identifikasi stakeholder perusahaan

Identifikasi 5 perspektif performance prism
Identifikasi KPI (Key Performance Indicator)
Validasi KPI
Menentukan bobot KPI dengan Menggunakan AHP
Penyusunan Performance Measurement Record
Identifikasi Target Dan Pencapaian Kinerja
Scoring system dengan OMAX dan Traffic Light System
Analisa Hasil Pengukuran
Rekomendasi Perbaikan
Kesimpulan dan Saran

Gambar 1. Tahapan Penelitian.
Identifikasi Stakeholder Perusahaan
Hal yang sangat penting dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi siapa saja
yang menjadi stakeholder perusahaan. Stakeholder dalam suatu perusahaan dibagi
menjadi beberapa, antara lain pemasok, pelanggan, karyawan, pemerintah, dan
masyarakat sekitar.
Identifikasi Perspektif Performance Prism
Proses identifikasi 5 faset atau perspektif performance prism dilakukan dengan
lima pertanyaan kunci untuk masing-masing kelompok stakeholder pada PT Ciomas

Adisatwa :
a. Stakeholder Satisfaction: Apa yang dibutuhkan oleh stakeholder PT Ciomas
Adisatwa?
b. Stakeholder Contribution: Apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh PT Ciomas
Adisatwa dari para stakeholder?
c. Stakeholder Strategy:
Strategi
apa
yang dapat
digunakan
untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan tersebut?
d. Stakeholder Process:
Proses apa
yang dilakukan
untuk dapat
menjalankan strategi?
e. Stakeholder Capabilites: Kapabilitas apa yang harus dimiliki oleh PT Ciomas

88


Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Adisatwa agar proses tersebut dapat terlaksana?
Identifikasi KPI
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan interview dengan pihak yang
berkompeten di perusahaan berdasarkan pemilihan variabel kinerja yang mengacu pada
performance prism. Setelah didapat identifikasi 5 perspektif performance prism,
kemudian dibuat Key performance Indicator (KPI) berdasarkan dari identifikasi 5
perspektif performance prism tersebut. Pihak yang berhak menentukan KPI yaitu para
manajer atau pihak-pihak yang dianggap berkompeten dalam bidang tersebut.
Validasi KPI
Validasi KPI digunakan untuk menilai apakah KPI yang terbentuk sudah cukup
mampu mempresentasikan kondisi perusahaan. Proses validasi ini memastikan bahwa
KPI yang digunakan telah sesuai dengan keadaan perusahaan. Pada penelitian ini jenis
validasi digunakan adalah face validity yaitu validitas yang menunjukkan apakah alat
pengukuran / instrument penelitian dari segi rupanya nampak mengukur apa yang ingin
diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen.Face validity
amatpenting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran,
kecerdasan, bakat dan keterampiln

Menentukan Bobot Dengan Menggunakan AHP
Penentuan bobot dilakukan dengan tiga tahap, yang petama yaitu bobot
stakeholder, bobot faset dalam masing-masing stakekholder dan bobot masing- masing
KPI terhadap
perusahaan. Dalam penentuan bobot menggunakan AHP perlu
diperhatikan nilai CR atau Consistency Ratio. Nilai CR yang didapatkan pada
pembobotan ini dianggap konsisten apabila memiliki nilai kurang dari 10%.
Penyusunan Performance Record Sheet
Setelah semua Key Performance Indicator yang terpilih diidentifikasi dengan
jelas, selanjutnya dilakukan pengumpulan data, yaitu data target dan realisasi dari Key
Performance Indicator yang telah dikuantifikasi oleh pihak perusahaan. Rancangan
performance record sheet yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Performance Record Sheet
Performance
measure
record
sheet
KPI X
…………………………….
Tujuan

…………………………….
Formula / cara mengukur
…………………………….
Target
…………………………….
Frekuensi Pengukuran
…………………………….
Sumber Data
…………………………….
Yang bertanggung jawab
…………………………….
Yang Melaksanakan
…………………………….
Apa Yang Dikerjakan
…………………………….
Sumber: Widiastuti (2010).

Identifikasi Target Dan Pencapaian Kinerja
Setelah penyusunan performance measure record sheet langkah selanjutnya
adalah pengumpulan data-data yang diperlukan. Pengambilan data dilakukan setiap

bagian sesuai yang tercantum diperformance measurerecord sheet.
Tahap Scoring System dengan OMAX dan Trafict Light System
Tahap scoring akan dilakukan dari score nol hingga score 10, score 10 berisi
target maksimal, score 8 berisi target minimal dan score0 berisi capaian terburuk.
89

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Berikut ini contoh perhitungan interpolasi untuk mengisi score level 9:
Score level 9 = score level 8 +
Begitu seterusnya dilakukan pada score level 2 hingga 7. Bobot diisi dengan nilai
global weight. Nilai value merupakan perkalian
antara score dan weight.
Performance indicator diperoleh dari total value keseluruhan KPI stakeholder. Dari
metode ini akan dapat diketahui skor untuk setiap kriteria. Dari perhitungan yang telah
dilakukan dengan menggunakan metode OMAX akan diketahui level dari setiap
kriteria. Setelah itu dengan menggunakan Traffic Light System akan dapat diketahui
apakah suatu KPI perlu perbaikan atau tidak dengan melihat apakah KPI masuk dalam
kategori merah, kuning ataupun hijau.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penilaian Kinerja PT Ciomas Adisatwa
Secara umum penilaian kinerja PT Ciomas Adisatwa diukur dari aspek finansial
seperti kelancaran aktiva dan ketercapaian target penjualan. Pengukuran kinerja
karyawan yang dilakukan oleh PT Ciomas Adisatwa selama ini menggunakan Sistem
Kinerja Individu (SKI). SKI ini didistribusikan kepada setiap bagian kerja untuk
penilaian kinerja personal. SKI ini memuat beberapa KPI yang telah ditentukan oleh
perusahaan. Setiap KPI memiliki bobot penilaian yang berbeda. SKI ini akan disebar
pada awal tahun sebagai panduan untuk menilai kinerja karyawan selama setahun. Nilai
akhir yang didapatkan oleh setiap karyawan akan dimasukkan dalam Penilaian Akhir
Kinerja (PAK). PAK inilah yang akan digunakan untuk mengukur kinerja dari
karyawan.
Hasil Identifikasi Stakeholder
Stakeholder yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi tidak menggunakan
stakeholder investor. Hasil identifikasi stakeholder dalam penelitian ini yaitu:
1. Stakeholder employee
2. Stakeholder customer
3. Stakeholder supplier
4. Stakeholder regulator and communities
Hasil Identifikasi Faset Performance Prism dan Key performance Indicator (KPI)
Tahapan selanjutnya setelah melakukan identifikasi stakeholder yaitu
mengidentifikasi perspektif performance prism yang meliputi stakeholder satisfaction,
stakeholder contribution, strategy, process, dan capabilitypada masing-masing
stakeholder. Menurut Neely dan Adams (2001) performance prism mempunyai 5
perspektif kinerja yang saling berkaitan, yaitu:
a. Kepuasan Stakeholder
Siapa saja stakeholder organisasi dan apa saja keinginan mereka?
b. Strategi
Strategi apa yang dibutuhkan untuk memberikan kepuasan dan kebutuhan para
stakeholder?
c. Proses
Proses-proses apa saja yang dibutuhkan untuk meraih strategi yang sudah
ditetapkan?
d. Kapabilitas

90

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Kemampuan-kemampuan apa saja yang dibutuhkan untuk menjalankan proses yang
ada?
e. Kontribusi Stakeholder
Kontribusi apa saja yang dibutuhkan dan diinginkan dari para stakeholder untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki?
Setelah ditentukan stakeholder yang akan digunakan, selanjutnya diidentifikasi
Faset tiap stakeholder dan KPI masing masing faset tersebut. KPI yang digunakan dan
sudah divalidasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Hasil Pembobotan KPI
Pembobotan dilakukan dengan menggunakan metode AHP (Analytical
Hierarchy Process). Pembobotan dilakukan secara bertahap, yang pertama pembobotan
stakeholder, kedua pembobotan faset tiap stakeholder, dan ketiga adalah pembobotan
keseluruhan KPI. Hasil pembobotan KPI dapat dilihat pada Tabel 2. Dapat diketahui
dari Tabel 2 yang diberi tanda (*) merupakan bobot tertinggi dan terendah dari
keseluruhan KPI. KPI yang memiliki bobot tertinggi yaitu KPI-C5 yaitu KPI Tingkat
penjualan yang tinggi, yang berasal dari stakeholder customer. PT Ciomas Adisatwa
menyadari bahwa perusahaan yang baik adalah perusahaan yang mampu menembus
target tingkat penjualan dari produk yang dihasilkannya. Menurut Raharjo (2006), baik
atau tidaknya kinerja industri akan dipengaruhi oleh perkembangan bisnis perusahaan,
yang paling berpengaruh adalah
tingkat penjualan perusahaan tersebut. KPI yang
mendapatkan bobot terendah adalah KPI-R9 yaitu audit internal dan eksternal. Hasil ini
selanjutnya akan digunakan dalam perhitungan scoring system menggunakan OMAX
dan traffic light system.
Tabel 1. Daftar Key Performance Indicator (KPI) yang Telah Divalidasi.
Stakeholder
No.

Faset

1.

Stakeholder
Satisfaction

2.

Stakeholder
Contribution

3.

Strategy

Karyawan
1. Jaminan
kesehatan
dan
keselamatan
2. Peningkatan
kesejahteraan
3. Lingkungan
Kerja yang
nyaman
1. Tingkat
kedisipli
nan
karyawa
n
2. Tingkat
capaian
produktivita
1. Peningkatan
sumber daya
manusia
2. Tingkat
konpens
asi
karyawa
n

Pelanggan
1. Kece
patan
waktu
pengi
riman
2. Mutu produk
sesuai standar
3. Pelayanan
1. pelanggan
Kritik dan saran
2. Tingk
at
penjua
lan
menin
gkat
1. Modernisasi
peralatan
2. Email system
3. Upaya
peninkatan
respon
pelayanan
pelanggan

Masyarakat
Sekitar &
Regulator
1. Peni
1. Persep
ngka
si
tan
masyar
volu
akat
me
terhada
pem
p
belia
perusa
n
haan
2. Pengiriman
Lamanya
2. Saran
Ting
1.
1.
tepat waktu
masyarakat
2. Ketepatan
2. Keama
kualitas bahan nan
asset
3. Ketepatan
kuantitas
dan
bahan
fasilita
1. Optimalisasi 1. sPengen
pengadaan
dalian
alokasi
2. Keleng
kapan
anggar
dokum
an
en
2. Menjalin
pengad
kerjasama
aan
dengan
Pemasok

91

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

4.

Process

5.

Capability

1. Penyusunan PKB
(Perjanjian Kerja
Bersama)
2. Pengelolaan
anggaran
pelatihan
3. Pelaksanaan
1. Penerapan K3
2. Pendidikan dan
pelatihan
3. Kelengkapa
n database
kemampuan
karyawan

1. Perawatan saran
fasilitas
2. Manajemen
complain
3. Evaluasi sistem
pemasaran

1. Perencanaan
kebutuhan
2. Pemeriksaan
kualitasbahan
3. Pemeri
ksaan
kuantit
1. Pemasaran kreatif 1. Kedisiplinan
administrasi
2. Keakuratan
database harga
2. Negosiasi
dan jenis produk
harga dengan
supplier

1. Realisasi
alokasi
anggaran
2. Audit internal
dan eksternal
1. Dokumen
instruksi kerja
2. Dokumen
panduan audit

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016).

Tabel 2. Hasil Pembobotan KPI.
No. Bobot
No. Bobot
No.
KPI
KPI
KPI
C-1
0.0295 S-1
0.0123 RC-2
0.0235 S-2
0.0098 RC-3
0.0187 S-3
0.0078 RC-4
0.0120 S-4
0.0107 RC-5 0.0838* S-5
0.0068 RC-6
0.0081 S-6
0.0085 RC-7
0.0129 S-7
0.0173 RC-8
0.0497 S-8
0.0087 RC-9
0.0070 S-9
0.0083 RC-10
0.0066 S-10
0.0053 RC-11
0.0370 S-11
0.0066 RC-12
0.0102 S-12
0.0112
C-13
0.0919 S-13
0.0037

No.
Bobot
KPI
E-1
0.0540
E-2
0.0411
E-3
0.0171
E-4
0.0119
E-5
0.0641
E-6
0.0408
E-7
0.0075
E-8
0.0297
E-9
0.0189
E-10 0.0080
E-11 0.0510
E-12 0.0078
E-13 0.0101
E-14 0.0175
E-15 0.0078
E-16 0.0034
Total Nilai Bobot Seluruh KPI

Bobot
0.0039
0.0066
0.0097
0.0031
0.0153
0.0071
0.0214
0.0049
0.0016*
0.0139
0.0139

1

Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016)
(*) bobot tertinggi dan terendah

Hasil Penyusunan Performance Measurement Record Sheet
Performance Measurement Record Sheet disusun untuk mengidentifikasi target
dari masing masing KPI yang digunakan. Selain itu Performance Measurement Record
Sheet juga berisi tentang tujuan, formula / cara mengukur kinerja KPI, target yang
ditetapkan, frekuensi pengukuran, sumber data yang digunakan, yang bertanggung
jawab serta yang melaksanakan dan apa saja yang dilakukan.
Salah satu contoh Performance measurement Record Sheet dapat dilihat pada
Tabel 3.

92

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Tabel 3. Performance Measurement Record Sheet
Performance Measurement Record Sheet KPI E1
KPI E-1
Jaminan kesehatan dan keselamatan
Tujuan
Mengukur keselamatan dan kesehatan kerja
karyawan
Formula / Cara Mengukur
Jumlah kejadian kecelakaan kerja
Target
100%
Frekuensi Pengukuran
Setiap bulan
Sumber Data
Data laporan kecelakaan kerja
Yang Bertanggung jawab
HRD
Yang Melaksanakan
Staf HRD
Apa Yang Dikerjakan
Asuransi (BPJS Ketenagakerjaan, Personal
Accident)
Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016).

Hasil Scoring System Menggunakan OMAX Dan Traffic Light System
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan OMAX dan Traffic Light System,
maka didapatkan hasil dari 53 KPI dari keseluruhan stakeholder, 51 KPI masuk kategori
hijau, 1 KPI masuk kategori kuning, dan 1 KPI masuk kategori merah. Hasil
perhitungan OMAX untuk seluruh KPI dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Hasil Perhitungan OMAX dan Traffict light System.
KPI
Key Performance Indicator
No.
E-1 Jaminan kesehatan dan
keselamatan
E-2 Peningkatan kesejahteraan

KPI
Key Performance Indicator
No.
C-12 Pemasaran kreatif

E-3
E-4
E-5

Lingkungan kerja
Peningkatan jenjang karir
Kedisiplinan karyawan

C-13 Keakuratan database harga dan
jenis produk
S-1
Peningkatan volume pembelian
S-2
Lamanya pembayaran
S-3
Retensi pemasok

E-6
E-7

Produkstivitas karyawan
Karyawan yang sehat

S-4
S-5

Pengiriman tepat waktu
Ketepatan kualitas bahan

E-8

Peningkatan sumber daya
manusia
Pemberian kompensasi

S-6

Ketepatan Kuantitas Bahan

E-9
E-10 karyawan
Peningkatan motivasi karyawan
E-11 Penyusunan PKB (Perjanjian
Kerja Bersama)
E- Pengelolaan Anggaran Pelatihan
12 Pelaksanaan rekrutmen
E-13
E-14 karyawan
Penerapan K3

S-7
S-8
S-9

Optimalisasi pengadaan
Kelengkapan dokumen pengadaan
Perencanaan kebutuhan

S-10
S-11
S-12

Pemeriksaan kualitas bahan
Pemeriksaan kuantitas bahan
Kedisiplinan administrasi

E-15 Pendidikan dan pelatihan

S-13

Negosiasi harga dengan supplier

E-16 Kelengkapan database
kemampuan personil karyawan

R-1

Persepsi masyarakat terhadap
perusahaan

93

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

C-1

Kecepatan waktu pengiriman

R-2

Tingkat penciptaan pekerjaan

C-2

Mutu produk sesuai standart

R-3

Lingkungan hidup

C-3

Pelayanan pelanggan

R-4

Saran masyarakat

C-4

Kritik dan saran

R-5

C-5

Tingkat penjualan

R-6

Keamanan asset dan
fasilitas perusahaan
Pengendalian alokasi anggaran

C-6

Modernisasi peralatan

R-7

C-7

Email system

R-8

Menjalin kerjasama dengan
perusahaan atau lembaga lain
Realisasi alokasi anggaran

C-8

Kecepatan pelayanan pelanggan

R-9

Audit internal dan eksternal

C-9

Perawatan sarana fasilitas

R-10 Dokumen instruksi kerja

C- Manajemen complain
10
C- Evaluasi sistem pemasaran
11
Sumber: PT Ciomas Adisatwa (2016).

R-11 Dokumen panduan audit

Rekomendasi Perbaikan
Rekomendasi perbaikan diberikan pada KPI yang masuk kedalam kategori
kuning dan kategori merah. Pemberian rekomendasi perbaikan ini dilakukan untuk
memperbaiki KPI yang masuk kedalam kategori tersebut. Untuk kategori kuning
rekomendasi perbaikan diberikan sebagai usaha peningkatan kinerja agar capaian dapat
memenuhi target yang telah ditetapkan walaupun kategori tersebut tidak bersifat
mendesak.
Untuk kategori merah KPI harus segera diperbaiki karena nilai capaiannya yang
jauh dari target bahkan akan cenderung menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Berikut merupakan rekomendasi perbaikan KPI yang dapat diberikan:
a. Rekomendasi Perbaikan KPI Kategori Kuning
KPI yang masuk kedalam kategori kuning berasal dari stakeholder employee
faset process yaitu pengelolaan anggaran pelatihan. Pengelolaan anggaran pelatihan di
PT Ciomas Adisatwa dinilai belum mencapai target yang ditentukan. Dalam
pelaksanaannya pengelolaan anggaran pelatihan masih mencapai 40% dari target
perusahaan. Pada ketentuannya anggaran perusahaan yang digunakan sebagai anggaran
pelatihan diambil dari 20% laba perusahaan. Belum optimalnya pengelolaan anggaran
ini disebabkan oleh penilaian kinerja karyawan yang belum optimal karena penilaian
masih berupa formalitas sehingga berimbas kepada kebutuhan pelatihan yang masih
kurang
Rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan adalah melakukan penilaian
kinerja karyawan secara berkala untuk melihat kompetensi yang dimiliki oleh
karyawan. Kemudian disusun daftar kompetensi yang harus dimiliki oleh masingmasing karyawan. Mengategorikan karyawan sesuai dengan kompentensi yang dimiliki,
dan melakukan pelatihan kepada keseluruhan karyawan. Menurut Salmah (2012)
Kegiatan pelatihan dilakukan melalui kegiatan pengajaran, pendidikan dan pelatihan
yang meliputi materi ilmu pengetahuan, ketrampilan dan keahlian. Disini peran

94

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

pengelolaan harus aktif mendukung penyelenggaraan pelatihan, sehingga dari sisi
kebutuhan pelatihan tercukupi dan anggaran pelatihan dapat dikelola dengan baik.
b. Rekomendasi Perbaikan KPI Kategori Merah
KPI yang masuk dalam kategori merah merupakan KPI dari stakeholder supplier
faset contribution yaitu ketepatan kuantitas bahan. Dalam pelaksanaannya pengiriman
bahan dari supplier berupa ayam hidup masih belum sesuai dengan pesanan. Bahan
mengalami susut bobot selama proses pengiriman mengingat asal farm supplier berada
di beberapa kota lain di Jawa Timur seperti Kediri, Malang, Jember dan kota lainnya.
Adapun beberapa faktor yang menyebabkan bahan atau ayam mengalami susut bobot
adalah sebagai berikut:
1. Banyak ayam yang mati akibat suhu yang terlalu panas pada saat perjalanan
2. Penimbangan dilakukan setelah ayam diberi makan
3. Alat ukur yang kurang terstandarisasi
4. Penyemprotan sebelum ayam ditimbang sehingga mempengaruhi berat
timbangan.
Melihat beberapa penyebab susut bobot terhadap bahan tersebut, jika perusahaan
tidak segera mengambil tindakan untuk mengantisipasinya maka perusahaan akan
semakin mengalami kerugian. Umumnya diketahui bahwa selama melakukan
transportasi dari daerah asal ke daerah tujuan akhir tidak sedikit ternak mengalami
stress. Rangkaian penanganan sejak penangkapan di kandang, pemuatan melalui
pembatasan gerak dalam setiap box pengangkutan, sampai ke pembongkaran dapat
menimbulkan dampak negatif ditandai dengan turunnya bobot badan bahkan resiko
kematian atau mortalitas (Nangoy, 2012). Rekomendasi perbaikan yang diberikan
adalah mengatur jadwal pengiriman ayam dari supplier , mendisiplinkan supplier, dan
inspeksi.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari hasil dan pembahasan yaitu pengukuran
kinerja tingkat korporasi yang dilakukan di PT Ciomas Adisatwa ini menggunakan 4
stakeholder yaitu employee, customer, supplier dan community and regulator dan 53
KPI dari keseluruhan stakeholder tersebut. Hasil dari pengukuran kinerja ini didapatkan
nilai index total menggunakan metode Objectives Matrix (OMAX) sebesar 9,159 yang
berarti kinerja perusahan sudah memuaskan. Terdapat 51 KPI yang masuk kedalam
kategori hijau, 1 KPI masuk kategori kuning dan 1 KPI masuk dalam kategori hijau.
Rekomendasi perbaikan yang diberikan untuk KPI kategori antara lain penilaian kinerja
karyawan secara berkala,penyususun daftar kompetensi yang harus dimiliki oleh
masing-masing karyawan, pengategorian karyawan sesuai dengan kompentensi yang
dimiliki, pelatihan kepada seluruh karyawan. Rekomendasi perbaikan yang diberikan
pada KPI kategori merah antara lain mendisiplinkan supplier, melakukan nspeksi, dan
mengubah jadwal pengiriman.
DAFTAR PUSTAKA
Nangoy, FJ. 2012. Kajian Penyusutan Berat Badan Dan Peningkatan Suhu Tubuh ayam
Broiler Terimplementasi Kurkuma (Curcuma Longa),Gula Aren (Arenga Pinata)
Akibat Lama Transportasi. IJAS 2(3): 1
Neely, A., Adams, C. & Crowe, P. (2001). The Performance Prism in Practice.
Measuring Business Excellence. 5 (2), 6-1

95

Prosiding Seminar Nasional FKPT-TPI 2017
Kendari, Sulawesi Tenggara, 20-21 September 2017

Oktavian W.D, Saraswati, L.D and Rahfiludin M.Z. 2012. Hubungan Kebiasaan
Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan
Orang Tua Dengan Indeks Massa Tubuh (Imt) (Studi Kasus Pada Siswa Sma
Negeri 9 Semarang Tahun 2012). Jurnal kesehatan Masyarakat 01(02): 542-553
Raharjo, S. 2006. Kiat membangun Aset Kekayaan. PT Elex Media Komputindo.
Jakarta
Salmah, NNA. 2012. Pengaruh Program Pelatihan Dan Pengembangan Karyawan
Terhadap Kompetensi Karyawan Pada PT. Muba Electric Power Sekayu. Jurnal
Ekonomi Dan Informasi Akuntansi 2(3): 278-290
Vanany, I dan Tanukhidah, D. 2004. Perancangan Dan Implementasi Sistem
Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus Pada Hotel
X). Jurnal Teknik Industri 6(2): 148-155.

96