Peran media dalam penanggulangan Narkoba

Peran Media dalam Penanggulangan Narkoba di Indonesia
Asep Muhamad Ramdhan
1134010016
Bimbingan dan Konseling Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
E-mail : asep.muhamadramdhan@student.uinsgd.ac.id
Abstrak :
Pendidikan tidak hanya diperoleh dari sekolah, di lingkungan juga dapat bertumbuh
kembang. Lingkungan yang baik akan berdampak positif bagi anak, begitu juga sebaliknya.
Namun yg terjadi sekarang banyak anak khususnya remaja terpengaruh lingkungan negatif
yaitu penyalahgunaan narkoba.
Narkoba yang merupakan singkatan dari NARkotika, psiKOtropika, dan BAhan Adiktif
lainnya, kini menjadi momok menakutkan di kalangan masyarakat luas. Bagaimana tidak, di
Indonesia saja tindak pidana penyalahgunaan narkoba terus meningkat setiap tahunnya.
Sebagai contoh peningkatan tindak pidana penyalahgunaan narkoba pada tahun 2013 sebanyak
165 kasus, dan pada tahun 2014 BNN (Badan Narkotika nasional) mengungkap 398 kasus
penyalahgunaan narkoba yang berarti terjadi peningkatan sebanyak 141,2%.
(http://www.bnn.go.id/portal/_uploads/post/2015/03/13/Laporan_Kinerja_BNN_Tahun_2014_Fi
x.pdf)
Narkoba menjadi ladang bisnis yang menggiurkan bagi para pelaku kejahatannya, dan
merupakan pembunuh bagi para pemakai (korban penyalahgunaan narkoba). Menurut data

BNN, tahun 2015 tercatat kurang lebih 33 orang setiap harinya meninggal karena barang
haram ini. Data ini di dapat dari 12.044 orang yang meninggal karena menggunakan narkoba
pada tahun 2014. Menurut juru bicara BNN jumlah kerugian negara di taksir mencapai 63,1
triliun rupiah.
Untuk menanggulangi hal tersebut, banyak pihak sekarang menyuarakan anti narkoba
seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), KRANI (Komunitas Remaja Anti Narkoba Indonesia),

GRANAT (Gerakan Nasional Anti Narkoba), dan lain sebagainya, lewat penyuluhanpenyuluhan, seminar, talk show, dan beragam cara lainnya.
Namun usaha tersebut kurang efektif, karena rendahnya kesadaran dan minat
masyarakat untuk mengikutinya. Untuk itu karena kurang efektifnya cara-cara tersebut, media
dipandang sebagai salah satu alternatif untuk menyuarakan anti narkoba kepada khalayak.
Kata Kunci: Narkoba, Media

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidak selamanya berdampak positif
pada kehidupan manusia. Narkoba yang dulu jarang dikenal banyak orang, kini telah
menjamur menjadi sebuah trend, pelarian dari masalah, atau hanya sekedar coba-coba.
Kaum remaja yang paling banyak menjadi korban penyalahgunaan narkoba, lebih
sering mendapatkan informasi lewat media seperti televisi yang menayangkan film-film,

berita tentang narkoba. Informasi yang dulu sangat terbatas dalam penyebarannya kini
menjadi sangatlah mudah mendapatkannya.
Kini untuk menanggulangi permasalahan tersebut, banyak dilakukan upaya-upaya oleh
pihak berwenang ataupun sekelompok orang yang peduli akan ancaman pada banyak
generasi. Upaya-upaya tersebut dilakukan dalam bentuk seminar, talk show, ataupun
penyuluhan.
Namun upaya-upaya tersebut dinilai kurang efektif, lalu apa upaya yang lebih efektif
untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba yang lebih efektif? Maka dari itu, penulis
berinisiatif untuk membuat suatu karya tulis yang berjudul Peran Media dalam
Penanggulangan Narkoba di Indonesia.
B. Tinjauan Teori
1. Media
Media berasal dari bahasa latin medio atau medius, yang merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang berarti pengantar atau perantara (Sadiman, 2002:6).
sedangkan dalam bahasa Arab media adalah pengantar. Dan menurut AECT
(Association of education and communication technology) (1977) media segala bentuk dan
jaluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Arsyad, 2007:3).
Dari pengertian media di atas dapat di Tarik kesimpulan bahwa media adalah suatu alat
atau pengantar untuk menyampaikan sebuah pesan kepada khalayak, baik itu dalam bentuk
elektronik ataupun non-elektronik.

Adapun pengertian media menurut para ahli, antara lain:
a. Blake dan Horalsen
Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan antara sumber
(pemberipesan) dengan penerima pesan.
b. Degeng
Komponen

strategi

penyampaian

yang

dapat

dimuati

disampaikankepada pembelajar bisa berupa alat, bahan, dan orang.
c. Sadiman


pesan

yang

akan

Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
danpengirim pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran,
perasaan,perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses
belajarmengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan
(Sadiman,dkk. 2002:6).
d. Gagne dan Briggs
Alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi, yang terdiri antara
lainbuku, tape-recorder , kaset, video kamera,video recorder , film,slide, foto, gambar,
grafik,televisi, dan computer (Arsyad, 2007:4).
2. Narkoba
2.1
Definisi
Menurut UU No.22 tahun 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis ataupun semi sintetis yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (M.H. Lydia, 2008:27).
Sedangkan Menurut UU No.5 Tahun 1997, psikotropika adalah zat atau obat baik
alamiah atau sintetis bukan narkotika yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan aktifitas mental dan prilaku (Joewana
Satya, 2005:83).
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia Psikotropika/psi-ko-tro-pi-ka/ n
1 segala yang dapat mempengaruhi aktivitas pikiran seperti opium, ganja, obat bius;
2 Dok zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis dan bukan narkotika yang dapat
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku; obat yang dapat
mempengaruhi

atau

mengubah

cara

berbicara


ataupun

tingkah

laku

seseorang

(http://kbbi.web.id/psikotropika. 4 Februari 2016, 16:23).

Dan para ahli berusaha mendefinisikan Narkoba, antara lain:
a. Menurut Wresniwiro, staf dari Badan Narkotika Nasional dalam bukunya yang berjudul
"Masalah Narkotika Dan Obat Berbahaya", definisi narkoba adalah zat atau obat yang dapat

mengakibatkan

ketidaksadaran

atau


pembiusan,

karena

zat-zat

tersebut

bekerja

mempengaruhi syaraf sentral.

b. Menurut Ikin A.Ghani, dalam bukunya "Bahaya Penyalahgunaan Narkotika dan
Penanggulangannya", kata narkoba berasal dari kata narkon yang berasal dari bahasaYunani,
yang artinya beku dan kaku. Dalam ilmu kedokteran juga dikenal istilah Narcoseatau
Narcicis yang berarti membiuskan.

c. Menurut Soedjono Dirdjosisworo dalam bukunya "Hukum Narkotika Indonesia", narkoba
adalah zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi yang menggunakannya jika
dimasukkan kedalam tubuh. Pengaruh tersebut bisa berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit,

rangsangan semangat dan halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan. Sifat-sifat tersebut
yang diketahui dan ditemukan dalam dunia medis, dimanfaatkan bagi pengobatan dan
kepentingan manusia di bidang pembedahan, menghilangkan rasa sakit dan lain-lain

d. Menurut Smith Kline dari French Clinical (sebuah perusahaan farmasi di Amerika), narkoba
adalah zat atau obat yang dapat mengakibatkan ketidaksadaran atau pembiusan dikarenakan
zat tersebut bekerja mempengaruhi susunan syaraf sentral.

e. Menurut B. Simanjuntak, dalam bukunya berjudul "Kriminologi dan Patologi Sosial",
narkoba berasal dari kata narcissus yakni sejenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga
yang dapat membuat orang menjadi tidak sadar
(http://infokesehatanakurat.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-narkoba-menurut-paraahli.html. 4 Februari 2016, 17:09).

Adapun zak adiktif lainnya adalah bahan-bahan lain yang sering di salah gunakan dan
membuat pemakainya selalu merasa ketagihan.

2.2 Jenis
Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan :
1. Golongan I



Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan



Tidak digunakan dalam terapi



Potensi ketergantungan sangat tinggi



Contoh: Heroin, Daun Koka, Kokain, dan Ganja.

2. Golongan II


Untuk pengobatan pilihan terakhir




Untuk pengembangan ilmu pengetahuan



Potensi ketergantungan sangat tinggi



Contoh: Morfin.

3. Golongan III


Digunakan dalam terapi



Potensi ketergantungan ringan




Contoh: Kodein (Joewana Satya, 2005:81)

Sedangkan Psikotoprika digolongkan menjadi 4 golongan :

1. Golongan I


Hanya untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan



Tidak digunakan dalam terapi



Potensi sindrom ketergantungan amat kuat



Contoh : LSD, MDMA/ekstasi

2. Golongan II


Untuk pengobatan



Untuk pengembangan ilmu pengetahuan



Potensi sindrom ketergantungan kuat



Contoh : Metamfetamin (shabu), sekobarbital

3. Golongan III


Untuk pengobatan atau terapi



Untuk pengembangan ilmu pengetahuan



Potensi sindrom ketergantungan sedang



Contoh : Amorbarbital, pentazosine

4. Golongan IV


Untuk pengobatan atau terapi



Untuk pengembangan ilmu pengetahuan



Potensi sindrom ketergantungan ringan



Contoh : Diazepam, halozepam, triazolam, klordiazepoksida

C. Pembahasan
Peredaran narkoba di Indonesia kini telah mencapai zona darurat, yang artinya kita
sedang di bayang-bayangi oleh sebuah bencana yang merusak perjuangan para pahlawan
nasional untuk meneruskan usaha-usaha perjuangan serta pembangunan di tanah ibu pertiwi.
Mulai dari generasi muda samapai generasi tua yang menyalhgunakan narkoba mereka
menjadi tidak produktif dan bahkan ada yang sampai meninggal dunia.
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah dan elemen masyarakat nampaknya
belum juga membuahkan hasil yang optimal. Badan khusus yang dibentuk oleh
pemerintahpun selalu mendapatkan peningkatan kasus yang mereka ungkap setiap tahunnya
dalam laporan tahunan mereka.
Menurut laporan BNN, kasus kematian remaja usia remaja akibat narkoba pada tahun
2015 mencapai angka 104.000 jiwa melayang sia-sia. Angka ini bukanlah sedikit, mereka
yang harusnya menjadi generasi penerus bangsa malah mati sia-sia akibat sesuatu hal yang
tidak ada manfaatnya sama sekali.
kurangnya sosialisasi dan lemahnya pengawasan dari berbagai pihak dalam upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba dituding menjadi faktor utama menjamurnya bahaya
tersebut.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat. Salah satu bukti
bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dalam hal penyampaian
informasi yang begitu cepat, mungkin dulu orang tua kita sangatlah sulit untuk menerima
informasi yang datang jauh dari tempat tinggalnya, namun hari ini satu peristiwa atau
informasi yang terjadi jauh dari tempat kita tinggal hanya satu menit saja informasi tersebut
sudah sampai kepada kita.

Dengan kemajuan teknologi dalam bidang media khususnya menjadi salah satu bentuk
keuntungan bagi kita untuk memanfaatkannya untuk hal-hal yang bermanfaat, salah satunya
adalah penanggulangan penyalahgunaan narkoba di kalangan masyarakat Indonesia.
Dengan maraknya penyalahgunaan narkoba dikalangan masyarakat kita, media menjadi
salah satu alternatif untuk mensosialisasikan bahaya dari penyalahgunaan narkoba dalam
upaya pencegahan atau rehabilitasi para korban penyalahgunaan barang-barang tersebut.
Tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat Indonesia yang sedang mengalami
perkembangan dalam media khususnya, mereka sedikit demi sedikit merasa enggan dengan
sesuatu hal yang membosankan dan menyita banyak waktu mereka. Mereka cenderung
menginginkan segala sesuatunya yang serba cepat dan instan.
Dengan hadirnya beberapa media, elektronik menjadikan informasi begitu cepat di
dapat oleh banyak orang. Internet yang sangat mudah di akses pada zaman sekarang, menjadi
sebuah media tandingan lainnya yang hadir lebih dulu. Dengan internet orang dengan mudah
men-share berbagai informasi dengan biaya murah dan tanpa batasan ruang serta waktu.
Media ini juga menjadi salah satu media yang digemari banyak kalangan, mulai dari generasi
muda sampai tua.
Menurut Bagja Waluya dalam bukunya “Sosiologi: Menyelami fenomena sosial di
masyarakat”, peran media sosialisasi yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian
dan pengaruh seseorang, diantaranya:
1. Televisi;
2. Majalah;
3. Koran;
4. Radio;
5. Dan Tabloid (Waluya Bagja, 2007:85)

Media-media buah dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut hendaknya
dapat dimanfaatkan untuk mensosialisasikan bahaya penyalahgunaan narkoba dalam upaya
penanggulangannya.
Ditambah dengan kehadiran internet menjadi salah satu media tambahan yang dapat
memudahkan khalayak banyak untuk mendapatkan informasi yang lebih cepat dan terlebih
biaya yang lebih murah dibandingkan dengan mengadakan talk show, seminar-seminar,
penyuluhan yang langsung terjun ke masyarakat.
D. Penutup
1. Kesimpulan
Narkoba yang marak dikalangan masyarakat kita menjadi sebuah ancaman yang serius
bagi bangsa ini. Bukan menjadi hal yang sepele ketika para generasi muda penerus bangsa
harus meregang nyawa dengan sia-sia.
Badan Narkotika Nasional mendapati peningkatan kasus setiap tahunnya, sosialisasi
yang efektif dan akurat, serta pengawasan dari berbagai pihak menjadi modal utama bagi kita
untuk memberantas penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang menghasilkan berbagai
produk unggulan, layaknya kita manfaatkan untuk menanggulangi bahaya besar yang
mengintai kita. Media seperti televise, internet dan lain sebagainya dapat menjadi salah satu
alternatif untuk menyebarluaskan informasi bahaya tentang penyalahgunaan narkoba.

Daftar Pustaka
Sadiman, Arif, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, pengembangan, dan pemanfaatan. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2002.
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.
M.H. Lydia. Dr. S.K.M., dan Joewana Satya. Dr. Sp.KJ. Menangkal Narkoba dan Kekerasan.
Balai Pustaka, Jakarta, 2008.
Joewana Satya. M.D. Gangguan Mental dan Prilaku Akibat Penggunaan Zat Psiko Aktif. Buku
Kedokteran EGC, Jakarta, 2005.
Waluya Bagja, Sosiologi: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat. PT. Setia Purna Inves,
Bandung, 2007.