Perancangan Arsitektur Sistem Integrasi (2)

Perancangan Arsitektur Sistem Integrasi Informasi
Pada Jaringan Pertahanan Udara Bergerak
Tinton Dwi Atmaja, Hendri Maja Saputra
Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik –
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
[email protected]
[email protected]

Abstrak
Sistem pertahanan udara nasional telah dikembangkan dengan memasang fasilitas Pertahanan Udara ditempattempat strategis. Namun karena pemasangan bersifat stationary, cakupannya tidak dinamis dan banyak
mempunyai blank spot. Untuk mengisi blank spot tersebut dikembangkanlah perangkat pertahanan udara
bergerak yang dirancang dengan menempatkan persenjataan pertahanan udara pada fasilitas bergerak seperti
truk atau mobil. Untuk melengkapi pertahanan udara tersebut, fasilitas ini juga dilengkapi dengan sistem radar
pendeteksi dan radar penjejak. Fasilitas yang juga dipasang adalah sistem penggerak dinamis untuk pergerakan
radar dan persenjataan. Seluruh komponen tersebut perlu diintegrasikan sehingga cakupan pertahanan udara ini
bisa diparalelkan antara beberapa unit yang tersebar di lapangan. Tulisan ini akan merancang sebuah sistem
integrasi yang menggabungkan seluruh parameter unit pertahanan udara bergerak kedalam sebuah stasiun
tempur untuk pemantauan dan pengendalian. Parameter yang akan diintegrasikan adalah data dan informasi dari
perangkat utama pertahanan udara yang antara lain: sistem radar pendeteksi, sistem radar penjejak, sistem
persenjataan, sistem penempatan persenjataan, dan sistem kendaraan. Disini diatur pula mengenai sistem
pengamanan jaringan informasi dari kemungkinan penyusupan dari pihak luar baik itu di fasilitas terpasang atau

di jaringan komunikasinya. Diharapkan dengan pengaplikasian sistem integrasi ini, dapat diciptakan suatu
sistem pertahanan udara yang mempunyai cakupan daerah lebih luas dan dikendalikan dari satu stasiun tempur.
Integrasi ini akan meminimalisir personel yang harus diturunkan ke lapangan dan memudahkan monitoring dan
pengendalian dari tempat yang aman.
Kata kunci: arsitektur, sistem integrasi informasi, radar, persenjataan, pertahanan udara bergerak.

1.

PENDAHULUAN

Teknologi yang berkembang pesat hampir
diseluruh negara-negara di dunia baik disadari
maupun tidak disadari sangat berpengaruh terhadap
sistem pertahanan dan keamanan (HANKAM),
baik pada skala nasional, regional, maupun
internasional. Hal ini telah dibuktikan dengan
banyaknya penerapan teknologi untuk membantu
pihak militer dalam melakukan tugasnya. Salah
satu tugas militer mengelola pertahanan negara
adalah menangkal ancaman dari udara. Berbeda

dengan ancaman dari darat yang dapat diperkirakan
kemunculannya, ancaman udara bisa muncul dari
koordinat manapun yang tidak terduga. Oleh
karena itu militer memerlukan peralatan pertahanan
udara yang mampu mencakup daerah-daerah yang
tak terduga seperti radar.
Radar merupakan mata utama sistem pertahanan
udara sehingga keberadaannya sangat penting dan
tak terpisahkan dari fasilitas-fasilitas pertahanan
udara. Radar saat ini tidak hanya dikembangkan
sebagai unit terpisah dari unit persenjataan
pertahanan udara yang dikembangkan dan dipasang
pada tempat-tempat strategis, namun karena
pemasangan fasilitas ini bersifat stationary atau

permanen, cakupan dari sistem pertahanan udara
tersebut tidak dinamis dan banyak mempunyai
daerah-daerah yang tidak terpantau dan sulit
dikendalikan (blank spot). Sebagai solusi
permasalahan tersebut telah dikembangkan suatu

perangkat pertahanan udara yang bisa bergerak.

Gambar 1. Perangkat pertahanan udara bergerak
yang ditempatkan diatas kendaraan [2].

e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
5-7 Mei 2010, Bandung

1

Sistem pertahanan udara ini dirancang khusus
dimana suatu sistem
persenjataan dapat
ditempatkan pada fasilitas bergerak l, baik itu
dipasang diatas kendaraan atau ditarik oleh
kendaraan seperti truk atau mobil. Sebagai
pelengkap, fasilitas persenjataan bergerak ini juga
dilengkapi dengan pemasangan suatu sistem radar
pendeteksi dan penjejak. Sebagai mana unit

pertahanan udara stationer, unit pertahanan udara
bergerak ini mempunyai semua fitur pergerakan
persenjataan dan pergerakan radar. Sistem
pertahanan bergerak ini mempunyai keuntungan
dalam sisi cakupan mobilisasi yang dinamis dimana
beberapa unit diatur untuk mengawal daerah
tertentu dengan formasi yang diinginkan. Dalam
mobilisasi unit seperti ini, suatu sistem integrasi
informasi akan memberikan nilai tambah dalam
sistem pertahanan pada daerah yang luas. Sistem
ini akan mengintegrasikan seluruh informasi
mengenai parameter-parameter persenjataan dan
radar dari semua unit pertahanan udara bergerak
yang tersebar dilapangan.

2.

-

-


-

-

PEMBAHASAN

Tulisan ini akan membahas sebuah rancangan
sistem integrasi yang menggabungkan seluruh
informasi mengenai parameter-parameter penting
unit pertahanan udara bergerak kedalam sebuah
stasiun pemantau dan pengendali. Parameter yang
akan diintegrasikan adalah data dan informasi dari
perangkat utama pertahanan udara seperti sistem
radar, sistem persenjataan, sistem penggerak, dan
sistem mekanik kendaraan. Disini diatur pula
mengenai sistem otentikasi dan pengamanan
jaringan informasi radar dari kemungkinan
penyusupan dari pihak luar baik itu pada fasilitas
terpasang atau pada jaringan komunikasinya.

2.1. Sistem persenjataan Pertahanan Udara
Bergerak
Perangkat persenjataan pertahanan udara bergerak
diciptakan untuk menutupi kelemahan-kelemahan
pada sistem pertahanan udara stationer terutama
untuk menutupi daerah-daerah blank spot. Pada
dasarnya sistem pertahanan udara terdiri dari dua
komponen utama yaitu sistem persenjataan dan
sistem radar. Pada pertahanan udara bergerak,
ditambahkan dua sistem lagi yaitu sistem
pergerakan kendaraan dan sistem mekanik
penempatan perangkat itu sendiri. Secara garis
besar, komponen utama sistem pertahanan udara
bergerak berupa:
- Sistem radar pendeteksi. Bagian ini merupakan
bagian pertama yang akan melakukan kontak
dengan objek sasaran. Radar ini bertugas untuk
mendeteksi objek-objek yang berada dalam
daerah cakupannya.
- Sistem penggerak dinamis pergerakan radar

pendeteksi. Bagian ini bertugas untuk

-

-

menggerakkan radar pendeteksi yang pada
umumnya bergerak konstan dan melakukan
sapuan secara teratur pada daerah tertentu.
Sistem radar penjejak. Bagian ini bekerja
setelah objek sasaran terdeteksi oleh radar
pendeteksi. Radar penjejak akan mengunci
sasaran dan mengikuti jejak sasaran kemanapun
sasaran tersebut bergerak didalam daerah
jangkauannya
Sistem penggerak dinamis pergerakan radar
penjejak. Sistem penggerak untuk radar
penjejak mempunyai respon yang lebih cepat
dan pergerakan yang lebih dinamis. Sistem
penggerak ini akan menyapu hanya pada daerah

dimana sasaran terkunci berada.
Sistem persenjataan. Sistem ini bertugas untuk
melakukan eksekusi tembakan terhadap objek
sasaran baik itu untuk tujuan pemusnahan
ataupun untuk tujuan pengalihan atau pun
hanya untuk tujuan peringatan.
Sistem
penggerak
dinamis
pergerakan
persenjataan. Sistem penggerak persenjataan
dituntur untuk mempunyai respon gerak dan
dinamisasi yang serupa dengan sistem
penggerak radar penjejak, namun beban berat
dari persenjataan pertahanan udara akan
membatasi kecepatan gerak dan respon dari
penggerak ini.
Sistem mekanik penempatan perangkat
pertahanan udara pada kendaraan. Salah satu
pengendalian otomatis pada sistem adalah

dalam kondisi stop (terlipat) maupun running
(membuka) yang dapat dikendalikan dari
stasiun kendali.
Sistem pergerakan kendaraan. Sistem ini
memberikan informasi telemetri keberadaan
unit pertahanan udara bergerak. Dengan
informasi ini, stasiun kendali dapat menentukan
pergerakan tiap unit untuk mendapatkan
formasi pertahanan yang optimal.

Gambar 2. Perangkat pertahanan udara bergerak
yang sedang dilepas dari kendaraan penariknya[1].
Komponen-komponen diatas akan memberikan
parameter-parameter dari unit pertahanan udara

e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
5-7 Mei 2010, Bandung

2


bergerak yang akan diintegrasi dan diinformasikan
ke stasiun tempur. Parameter-parameter yang
dihasilkan antara lain.
- Sistem radar pendeteksi. reference object, voice
recording system.
- Sistem penggerak dinamis pergerakan radar
pendeteksi. angle and velocity of pan-tilt
mechanism.
- Sistem radar penjejak. distance and coordinate
of target.
- Sistem penggerak dinamis pergerakan radar
penjejak. angle and velocity of pan-tilt
mechanism.
- Sistem persenjataan. Memberikan parameter
on/off serta pengaturan fire rate.
- Sistem
penggerak
dinamis
pergerakan

persenjataan. elevation and Latitude direction.
- Sistem mekanik penempatan perangkat
pertahanan udara pada kendaraan. stop and
running condition.
- Sistem pergerakan kendaraan. Memberikan
koordinat bujur dan lintang dari unit pertahanan
udara bergerak tersebut.
Seluruh parameter tersebut akan diintegrasikan
dalam satu jaringan sistem pertahanan supaya
parameter-parameter dari unit-unit pertahanan
udara bergerak yang tersebar di lapangan dapat
dipantau dan dikendalikan dalam satu pintu.

2.2. Sistem integrasi informasi pertahanan
udara bergerak
Untuk mengintegrasikan parameter-parameter dari
unit pertahanan bergerak diatas dirancang suatu
sistem informasi seperti dibawah ini.
2.2.1. Arsitektur integrasi
Arsitektur yang dirancang disini bertujuan
memberikan konfigurasi sistem informasi dari unitunit pertahanan udara bergerak di lapangan
kedalam sebuah stasiun kendali. Sistem monitoring
terpusat dan akuisisi data biasa diasumsikan
sebagai suatu sistem yang memonitor dan
mengendalikan seluruh jaringan atau sistem yang
tersebar pada suatu area yang luas. Kebanyakan
sistem pengendaliannya dibuat secara otomatis
menggunakan prinsip Remote Terminal Unit
(RTU). Pusat kendali berada pada sebuah Master
Terminal Unit (MTU) yang bertugas memonitor
dan mengendalikan seluruh RTU.
Dalam desain ini RTU adalah semua unit
pertahanan udara bergerak baik itu berupa radar
bergerak atau rudal bergerak atau kombinasi
keduanya. Sedangkan MTU adalah stasiun tempur
pusat yang stationer atau stasiun tempur lapangan
yang bergerak. Keseluruhan arsitektur sistem
ditunjukkan oleh gambar 3 dibawah ini.

Gambar 3. Desain Arsitektur Sistem Pertahanan Udara Bergerak
Prinsip kendali pada MTU cenderung terbatas pada
beberapa hal yang berupa operasi dasar. Operasioperasi dasar biasanya dilakukan oleh RTU
sedangkan MTU bertugas memonitor dan
memberikan perintah eksekusi atas operasi-operasi

tersebut. Contoh umum adalah seperti ini: RTU
bisa mengendalikan arah tembakan secara langsung
dengan memberikan perintah kepada sistem
penggerak
persenjataan,
sedangkan
MTU
memungkinkan pusat komando memberi perintah

e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
5-7 Mei 2010, Bandung

3

kepada RTU untuk merubah arah tembak,
menghidupkan radar penjejak, atau menampilkan
posisi sasaran terkini. RTU akan menampilkan
semua parameter yang ada dan/atau merekamnya
kemudian mengirimnya ke MTU yang nantinya
bisa diproses oleh MTU untuk dilanjutkan ke RTU
lain atau cukup disimpan saja.
Sebagai pendukung sisi client tersebut, diberikan
dua lapissan tambahan dalam pemrosesan data
pertahanan yaitu yang pertama adalah web server
dan application server sedangkan lapisan kedua
adalah data center. Posisi instalasi kedua lapisan
tersebut bisa dimanapun yang diperkirakan dapat
menjamin keamanannya. Selain posisinya yang
tersembunyi, arsitektur ini didesain untuk memiliki
beberapa (lebih dari satu) web server dan
application server. Hal ini untuk mengantisipasi
kegagalan salah satu dari server tersebut dan juga
untuk mengoptimalkan kinerja jaringan.
2.2.2. Database Management System
Database Management System (DBMS) digunakan
secara bersama-sama untuk menginisialisasi teknik
dan pemeliharaan data [3]. Apabila ada
penambahan data pertahanan baru, data baru
tersebut dapat divalidasi secara on line dalam
waktu secepat mungkin, sehingga perubahan
parameter dari tiap unit di lapangan akan disimpan
dalam file database real time yang akan menjamin
kinerja maupun integritas data dalam sistem
pertahanan.
Database real time berupa data variabel yang
diperlukan oleh akuisisi real time, untuk
memasukkan data secara manual oleh operator atau
data yang dihasilkan dari application software
processing. Database real time didesain untuk
memenuhi persyaratan kinerja sistem termasuk
waktu tanggap operasional dan kemampuan untuk
pengembangan data dari tiap unit pertahanan udara
bergerak dilapangan.
2.2.3. Sistem Keamanan Data
Data adalah sebuah variabel terpenting dalam
instrument monitoring dan kontrol militer terutama
dalam sistem pertahanan. Masuknya pihak musuh
ke salah satu unit ataupun kedalam jaringan
komunikasi akan membahayakan sistem pertahanan
secara keseluruhan. Apalagi aplikasi berbasis
online sangat riskan terkena abuse dari pihak luar.
Setiap bit data menjamin keandalan dan keamanan
sistem pertahanan sehingga sistem perlindungan
atas setiap bit perlu memenuhi standart keamanan
terbaru dan menjadi faktor utama dalam
pengembangan sistem secara mendalam.
Untuk mengatasi masalah keamanan, dalam
perancangan ini diterapkan beberapa metoda
penanganan keamanan data [3] dalam sistem

monitoring dan kontrol pertahanan udara bergerak
antara lain.
1. Deteksi Adanya Penyusupan, ini untuk
mencatat semua traffic data yang lewat guna
mengetahui kehandalan dari sistem yang
digunakan dan untuk mengetahui apakah ada
pihak luar yang berusaha menembus sistem
control center.
2. Virtual Private Network (VPN), digunakan
pada control center atas stasiun kendali berupa
otentikasi dan identifikasi. Setiap transfer data
antar komputer menunjukkan IP Address yang
tidak sebenarnya (IP Address yang sebenarnya
disembunyikan).
3. Firewall, berfungsi untuk membatasi akses
antara dua jaringan, yaitu antara jaringan LAN
control center dengan jaringan WAN atau
eksternal LAN.
4. Access Control, fungsi ini memberikan kontrol
terhadap siapa saja yang dapat mengakses file
atau direktori dan hak akses yang dimiliki
pengguna tersebut.
5. Password, semua fungsi di control center
bersifat rahasia dan diproteksi sehingga harus
memiliki password. Tingkatan proteksi
password ini harus berkisar dari “view only”
sampai dengan “full capability”.
Semua persyaratan kemanan tersebut harus
dipenuhi terlebih dahulu sebelum sistem
pertahanan udara bergerak ini difungsikan.
2.2.4. Web User Interface/Web Front End
Sistem monitoring ini dirancang agar dapat diakses
secara online oleh operator/user selama 24 jam dari
manapun berada. Teknologi yang diusulkan adalah
kemampuan sistem yang mampu mengakuisisi data
terditribusi berbasis web. Beberapa faktor[3] yang
memperkuat usulan ini yaitu:
1. Memiliki skalabilitas yang luas, karena
dukungan dari teknologi WAN dan kecepatan
akses yang tinggi.
2. Mobilitas Data, yang memungkinkan data
diakses dan dikirim dimana saja.
3. Memberi kemudahan dalam pengaturan sistem
karena aplikasi web yang terpusat
Dengan kata lain bahwa penggunaan aplikasi yang
diusulkan akan membantu meningkatkan kinerja
transfer informasi antara stasiun kendali dengan
setiapunit baik itu bersifat monitoring, penyajian
informasi parameter kinerja tiap unit, penyajian
sasaran dalam cakupan tiap unit, maupun
controlling tiap unit pertahanan udara bergerak
yang tersebar di lapangan.
Diharapkan dengan pengaplikasian sistem integrasi
ini, dapat diciptakan suatu sistem pertahanan udara
yang mempunyai cakupan daerah yang luas dan
dikendalikan dari satu stasiun kendali. Integrasi ini
meminimalisir personel yang harus diturunkan ke
lapangan dan memudahkan monitoring dari tempat
yang aman.
4

e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
5-7 Mei 2010, Bandung

3.

PENUTUP

Sebagai penutup dari makalah ini dapat
disimpulkan bahwa Pertahanan udara bergerak
adalah pelengkap dari sistem pertahanan udara
permanen untuk menutupi daerah blank spot.
Setiap unit mempunyai komponen utama: sistem
radar pendeteksi beserta sistem penggerak
dinamisnya. Sistem radar penjejak beserta sistem
penggerak dinamisnya, sistem persenjataan beserta
sistem penggerak dinamisnya, sistem mekanik
penempatan perangkat pertahanan udara pada
kendaraan, dan sistem pergerakan kendaraan.
Setiap komponen tersebut menghasilkan parameterparameter tertentu untuk diintegrasikan satu sama
lain melalui stasiun tempus.
Sistem pertahanan udara bergerak ini memiliki dua
pembagian unit yaitu unit pertahanan udara
bergerak di lapangan sebagai Remote Terminal
Unit (RTU) dan stasium tempur sebagai Master
Terminal Unit (MTU). Sisi client tersebut
dilengkapi dengan beberapa web server dan
application server ditambah dengan sebuah data
center.
Manajemen data menggunakan DBMS sedangkan
untuk keamanan data digunakan pencatatan data
kontinu, VPN, Firewall, Access Control, dan
Password. Disini dikembangkan pula Web User
Interface untuk memudahkan operator melakukan
pemantauan dan pengendalian melalui sistem
online.

Daftar Pustaka

[1]. “Compact
Tracking
Radar
(CTR)”
http://www.esdradar.com/radar_ctr.aspx.
diakses tanggal 19 Februari 2010.
[2]. “PLA Mechanised Infantry Division Air
Defence Systems PLA Point Defence
Systems” [online] http://www.ausairpower.net
/APA-PLA-Div-ADS.html. diakses tanggal 16
April 2010
[3]. A.H. Maulana, “Fungsi SCADA, Edisi 1
Revisi 2”, P3B–PT.PLN (Persero), Indonesia,
2005.
[4]. Atmaja, TD. Muharam, Aam. “Desain
Arsitektur Sistem Monitoring Terpusat Secara
Online
Terhadap Generator Angin pada
Multiple Wind Farm di Pulau Jawa” eindonesian initiative 2009.
[5]. A. Supriyatno, & M. Romzi, “E-Health Solusi
Enterprise Bidang Kesehatan Berbasiskan
Open Source”, Prosiding Konferensi Nasional
Teknologi Informasi & Komunikasi untuk
Indonesia, 2006.
[6]. “Indonesia Boosts Air Defence Capability”
[online] http://defense-studies.blogspot.com
/2009/05/indonesia-boosts-air-defencecapability.html. diakses tanggal 16 April 2010
[7]. “KBTochmash 9K35 Strela 10 Self Propelled
Air Defence System / SA-13 Gopher” [online]
http://www.ausairpower.net/APA-9K35Strela-10.html. diakses tanggal 16 April 2010.

e-Indonesia Initiative 2010 (eII2010)
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia
5-7 Mei 2010, Bandung

5