MAKALAH PRESENTASI ANAK LAMBAN BELAJAR S (1)

MAKALAH PRESENTASI
“ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)”
Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu Prof.Dr.Slameto,M.Pd

Disusun oleh :

SIPYANI
SUBANDI
TRIYONO
SULAR WIYONO

PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA INDONESIA
( STIEPARI ) SEMARANG
TAHUN2016

MAKALAH
“ANAK LAMBAN BELAJAR (SLOW LEARNER)”
Mata Kuliah Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pengampu Prof.Dr.Slameto,M.Pd

Disusun oleh :
SIPYANI
SUBANDI
TRIYONO
SULAR WIYONO
ABSTRAK
Observasibertujuanuntukmenemukan strategipembelajarananaklamban belajar di
SD Negeri Kopeng 03
SubjekobservasimeliputigurukelasII dan kelas III,,anaklambanbelajar kelasII dan
kelas III, dankepala sekolah. Teknikpengumpulandatamenggunakanmetode observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkanhasilobservasi,dapatdisimpulkanbahwa
keduaguru
kelas
melaksanakanstrategipembelajarananaklambanbelajarsesuaikondisi dikelas masingmasing.
Pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran
pendahuluan
anaklamban

belajarsamadengansiswalainnya,kecualisatugurukelasyang memberikan pendekatan
individualpada pengecekanketerampilan prasyarat. Perlakuankhusus masingmasingguru kelasuntukanaklambanbelajar dalampenyampaian informasi berbedabeda.Ketigagurukelas membantuanaklamban belajardalam pelaksanaanlatihan
danpraktikdanmemberikanpenguatan
positif
danpenguatan
negatif.Setiapgurukelasmempunyaistrategi
masing-masing
dalammemberikan
penyesuaianwaktu,cara,danmateridalampenilaian pembelajarananaklamban belajar.
Belumsemua aspek dalam kegiatan lanjutan dapatdilaksanakankarena keterbatasan
alokasi waktu dan ketiga guru kelas mempertimbangkan kondisi anak lamban
belajar.
Kata kunci:strategi pembelajaran, anaklamban belajar (slowlearners)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu yang terlahirkan di dunia ini memiliki kemampuan yang berbeda terutama
dalam bidang akademik, yang diakibatkan adanya perbedaan tingkat intelegensi yang dimiliki

oleh setiap individu tersebut. Sering kita temui adanya individu yang memiliki tingkat
intelegensi yang tinggi dan sering mendominasi dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam
proses pembelajaran, yang disebut anak berbakat atau pintar.Ada pula anak yang biasa-biasa
saja yang intelegensinya normal atau sering disebut dengan anak normal, dan sering pula
ditemukan anak yang memiliki tingkat intelegensi rendah atau di bawah normal yang
mengakibatkan mereka mengalami keterlambatan belajar.
Di Indonesia masih banyak anak yang mengalami lamban belajar terutama dalam bidang
akademiknya.Akibat lamban belajar tersebut, prestasi belajar anak menurun atau rendah. Hal tersebut menjadi
salah satu faktor rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Dalam dunia pendidikan tentunya, kita tidak akan
lepas dari permasalahan tersebut. Memang sudah menjadi kewajiban kita sebagai calon pendidik untuk
memahami permasalahan-permasalahan yang ada tersebut dengan jelas, dan mengetahui serta melakukan
upaya pemecahan masalah-masalah tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai
pengertian slow learner atau yang disebut lamban belajar pada anak, bagaimana karakteristik dan
penyebabnya, untuk membantu calon pendidik agar memahami cara menghadapi anak yang mengalami
gangguan lamban belajar.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

5.
C.
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah yang dimaksud dengan Anak Lamban Belajar (Slow Learner) ?
Apa yang menyebabkan anak mengalam igangguan lamban belajar?
Bagaimana karakteristik anak yang mengalami lamban belajar?
Bagaimana cara menghadapi anak lamban belajar?
Bagaimana cara menangani anak yang mengalami lamban belajar?
Tujuan
Mengetahui pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
Mengetahui penyebab anak yang mengalami kelainan lamban belajar
Mengetahui karakteristik anak yang mengalami lamban belajar
Mengetahui cara menghadapi anak yang mengalami kelainan lamban belajar
Mengetahui cara menangani anak yang mengalami lamban belajar


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
Anak lamban belajar atau Slow Learner adalah mereka yang memiliki prestasi belajar
rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh
area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr.,
2004; Willey,2007) .
Anak-anak lamban belajar atau Slow Learner juga terbatas pada kemampuan lain seperti pada
aspek komunikasi dan bahasa, emosi, sosial atau moral.
B. Penyebab Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
 Faktor Prenatal (sebelum lahir) dan Genetik
Perkembangan seorang anak dimulai dari sejak pembuahan.Seluruh bawaan biologis
seorang anak yang berasal dari kedua orangtuanya, berupa kromosom yang memecah
menjadi partikel yang disebut gen. kelainan dari kromosom dapat menyebabkan kelainan
fungsi-fungsi kecerdasan.Selain komosom, juga disebabkan adanya gangguan biokimia
dalam tubuh. Kondisi jantung ibu yang kurang baik juga menyebabkan transfer oksigen ke
otak bayi menjadi kurang.
Anak lahir prematur disinyalir dapat melahirkan anak-anak lamban belajar karena organ
tubuh bayi yang belum siap berfungsi secara maksimal sehingga proses perkembangannya

lambat.
 Faktor Biologis Non Keturunan
1. Obat-obatan
Saat ibu hamil, tidak semua obat dapat diminum, karena ada beberapa jenis obat yang
apabila diminum dapat merugikan janin.Begitu juga dengan ibu alkoholis, penggunaan
dosis yang berlebih dapat berpengaruh pada kemampuan memori jangka pendek anak.
2. Keadaan Gizi Ibu Yang Buruk Saat Hamil
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang baik selama proses kehamilannya.janin akan
dapat hidup dan berkembang dengan baik jika ibu yang mengandungnya sehat. Bayi
dalam kandungan akan mendapatkan makanan dari darah ibu melalui tali pusar.
3. Radiasi Sinar X
Radiasi sinar X dapat mengakibatkan bermacam gangguan pada otak dan sistem tubuh
lainnya. Radiasi sinar rawan terjadi saat usia kehamilan muda, kemudian berkurang
resikonya saat usia hamil tua.
4. Faktor Rhesus
Rini Handayani (2009), menyebutkan bahwa jika seorang pria Rh-positif menikah
dengan wanita Rh-negatif, kadang-kadang mengakibatkan keadaan yang kurang baik
bagi keturunannya.
 Faktor Natal ( saat proses kelahiran)
Kondisi kekurangan oksigen saat proses kelahiran karena proses persalinan yang

lama, dapat mengakibatkan transfer oksigen ke otak bayi terhambat. Oleh karena itu, untuk

antisipasi kondisi seperti ini maka ibu hamil yang yang pernah mempunyai pengalaman
seperti ini sebaiknya melakukan persalinan di rumah sakit.
 Faktor Postnatal (sesudah lahir) dan Lingkungan
Malnutrisi dan trauma fisik juga menjadi perhatian kita, begitu juga dengan
lingkungan yang dapat berperan juga sebagai penyebab terjadinya anak lamban belajar(slow
learner). Stimulasi yang salah, menyebabkan anak tidak dapat berkembang secara optimal.
Gen dapat dianggap sebagai kemampuan intelektual, tetapi pengaruh lingkungan akan
menentukan dimana letak IQ anak dalam rentang tersebut (Atkinson, dkk, 1983, h. 135).
C. Karakteristik Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
1. Intelegensi
Dari segi intelegensi anak-anak lamban belajar berada pada kisaran 70-90 berdasarkan
skala WISC.Anak dengan IQ tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua mata
pelajaran, terutama pada hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai
hasil belajar rendah.
2. Bahasa
Anak-anak lamban belajar mengalami masalah dalam berkomunikasi baik dalam
menyampaikan ide dan gagasan maupun dalam memahami percakapan orang lain. Untuk
meminimalisir kesulitan, sebaiknya melakukan komunikasi yang sederhana.

3. Emosi
Anak-anak lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil, cepat marah dan meledakledak serta sensitif.Jika melakukan kesalahan atau tertekan, biasanya mereka cepat patah
semangat.
4. Sosial
Anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Saat bermain,
mereka memilih jadi pemain pasif atau penonton dan terkadang lebih senang bermain
dengan anak dibawah usia mereka.
5. Moral
Moral seseorang akan berkembang seiring kematangan kognitifnya, anak-anak lamban
belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa peraturan tersebut dibuat.
Hal tersebut disebabkan kemampuan memori mereka terbatas sehingga sering lupa.
D. Masalah Yang Dihadapi Anak Lamban Belajar (Slow Learner)
1. Anak mengalami perasaan minder, karena kemampuan belajarnya lamban dibandingkan
teman-temannya.
2. Cenderung pemalu, menarik diri dari lingkungannya.
3. Lamban menerima informasi, karena keterbatasan berbahasa.
4. Hasil prestasi belajar kurang optimal sehingga dapat membuat stress karena
ketidakmampuan mencapai harapannya.
5. Ketidakmampuan mengikuti pelajaran, dapat membuat anak tinggal kelas.


6. Mendapat label yang kurang baik dari teman-temannya.
E. Cara Menghadapi Anak Lamban Belajar (Slow Learner)

1. Pahami bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak
(3-5kali) untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya.
2. Sederhanakan kalimat ataupun intruksi yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak
memahami maksudnya.
3. Cobalah membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai suatu materi yang
penting daripada meminta mereka untuk menghafal.
4. Gunakan alat bantu visual, jangan terlalu verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat
membantu mereka memahami materi dengan mudah.
5. Ketahuilah gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik
6. Ikut sertakan anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara prifat. Kegiatan ini
dapat membantu anak mengatasi ketertinggalan dalam penguasaan materi dan
mempersempit kesenjangan yang dialami dengan teman-temannya.
7. Doronglah anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki
pengalaman sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.
F. Penanganan Anak Lamban Belajar
- Terapi Bermain
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang gemar bermain, mereka merasa senang

bila
melakukan
aktivitas
bermain.Terapi
bermain
adalah
salah
satu
upayapsikoterapi untuk membantu mengatasi masalah sosial, bahasa atau motorik.
- Terapi Perilaku
Diberikan kepada anak dengan tujuan melatih perilaku baru dengan mengubah
lingkungan atau dengan proses kognitif dan emosional anak,. Misalnya, kebiasaan
mencorat-coret tembok menjadi kebiasaan menggambar di buku.
- Terapi Keluarga
Terapi keluarga adalah terapi yang diterapkan untuk seluruh anggota keluarga dalam
rangka membantu anak lamban belajar.Banyak masalah anak dapat diatasi dengan cepat
karena bantuan atau dukungan keluarganya.
- Terapi Lain
Terapi lain seperti okupasi terapi, terapi renang dan lain-lain sesuai masalah yang
dihadapi oleh anak, didahului konsultasi dengan para ahli.

G. Hasil Observasi dan Wawancara

Kegiatan observasi kami lakukan di sebuah sekolah inklusi di daerah Getasan. Selama
kami melakukan kegiatan observasi kami mengamati lima orang siswa kelas II SD dan lima
orang siswa kelas III SD, dengan nama yang sudah kami samarkan.
1. Kelas II
Hasil Pengamatan Anak Slow Learner :
 Karakteristik siswa slow learner berdasarkan pengamatan:
1. Dn dan Sg: Saat guru memberikan pembelajaran di kelas kedua anak tersebut tidak mau
memperhatikan
melainkan
sibuk
sendiri entah
mencoratcoret
buku,
menggambar atau mengganggu teman yang lain, akibatnya saat guru memberikan
pertanyaan, jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan pertanyaan. Selain itu, keduanya
juga tidak mau mengikuti perintah guru, namun Sg terkadang mau mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru. Dn dan Sg termasuk siswa yang hiperaktif.
2. Cn : Saat guru sedang memberikan pembelajaran, Cn sering tiduran dan bermalasmalasan, ketika menjawab pertanyaan ia cenderung tidak bisa menjawab bahkan tidak sesuai
dengan pertanyaannya, lebih parahnya lagi ia sering mencontek ketika mengerjakan soal. Cn
merupakan anak yang pendiam.
3. Ak : Saat pembelajaran berlangsung, ia sibuk sendiri dengan kegiatan lain, seperti
menggambar, dan bermain sendiri. Dalam menulis kata, ia belum bisa menuliskannya
secara lengkap hurufnya karena gangguan pada penglihatan,ditambah lagi ia belum hafal
huruf, akibatnya dalam menulis masih lambat dan harus di bantu oleh guru. Dalam
hal membaca ia juga belum lancar. Saat diberi pertanyaan oleh guru, Ak tidak dapat
menjawabnya.
4. Af : Af merupakan anak yang sangat pendiam, di kelas ia terlihat tidak fokus, sibuk
sendiri seperti menggambar dan berimajinasi (berbicara sendiri). Ia sudah dapat menulis dan
membaca namun terkadang masih terdapat kesalahan. Saat diberi pertanyaan Af tidak
dapat menjawab pertanyaan.
 Hasil Wawancara dengan Guru
Penyebab slow learner :
a.

Faktor dari si anak

1. Dn terlambat masuk sekolah, yaitu pada umur 11 tahun, akibatnya anak tersebut malas
dalam belajar, tidak dapat mengingat materi pelajaran dengan baik serta memiliki hasil tes IQ
yang rendah.
2. Sg termasuk anak yang malas, IQ-nya rendah, tidak dapat mengingatmateri
pembelajaran dengan baik.

3. Ak juga
mengalami
lamban
belajar
salah
satu
faktornya
karenaketerbatasan penglihatan, jadi Ak merupakan anak berkebutuhan khusus atau cacat
ganda yaitu tuna grahita dan slow learner.
b. Faktor dari orang tua
1. Cn mengalami slow learner karena faktor keturunan dari orangtuanya, iajuga memiliki
IQ yang rendah dan tidak dapat mengingat atau menyerap mata pelajaran dengan baik.
2. Kurangnya perhatian dan pendampingan dari orang tua mampu menghambat proses
belajar Af, terutama perhatian dan kasih sayang dari seorang ibu
Pendampingan :
Ada pendampingan khusus setiap hari selasa dan kamis agar anak dapat mengejar
keterlambatan pembelajaran. Sehingga guru pendamping lebih mudah untuk melakukan
pengamatan dan melakukan identifikasi perilaku anak, seperti mengulangi pertanyaan ketika
anak belum dapat menangkap pertanyaan tersebut.
Namun masih terdapat kendala dalam pendampingan tersebut yakni jika seorang pendamping
hanya terfokus pada satu anak saja, maka anak yang lain ramai, merasa tidak diperhatikan.
Jadi tergantung pendamping dapat menguasai kelas atau tidak, apabila pendamping
menguasai kelas suasana di dalam kelas dapat terkondisikan. Dari anak-anak yang
mengalami slow learner, hampir semuanya mengalami keterlambatan belajar yang tidak
hanya pada satu mata pelajaran saja tetapi hampirsemua mata pelajaran, namun kebanyakan
mengalami kesulitan pada mata pelajaranmatematika, bahasa indonesia, dan pkn. Menurut
guru pendamping, anak-anak yang mengalami slow learner kelas II SD tersebut lebih
kesulitan dalam hal membaca, menulis, dan berhitung.
2. Kelas III
 Karakteristik siswa slow learner:
Berikut ini kami rangkum aktivitas anak- anak yang mengalami lamban belajar saat
mengikuti kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, pada saat mata pelajaran Bahasa
Indonesia saat praktik membaca puisi. Anak- anak yang kami amati adalah Jono, Jeni, Bunga,
Bejo dan Boy.
1. Saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat sibuk sendiri, ada yang sibuk menggambar
dan ada pula yang ramai dengan temannya.
2. Siswa juga memiliki kecenderungan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.
3. Saat praktik di depan kelas yakni membaca puisi, siswa terlihat kurang percaya diri dan
canggung, sehingga saat praktik siswa tidak bisa bertatap muka secara langsung dengan
temannya melainkan menutupi mukanya dengan buku yang digunakan untuk membaca puisi.

4. Siswa mudah terganggu dan sulit berkonsentrasi saat belajar apabila ada aktivitas lain
yang ada di luar kelas.
 Hasil Wawancara dengan Guru
Penyebab siswa slow learner:
1. Faktor keluarga
a. Orang tua yang sibuk bekerja mengakibatkan anak kurang mendapat perhatian dan kasih
sayang, terutama dalam hal belajar. Seperti yang dialami oleh si kembar Jono dan Jeni (nama
disamarkan). Mereka hidup berkecukupan, segala fasilitas disediakan oleh orang tuanya,
hanya saja orang tua mereka hanya sekedar memberikan fasilitas tetapi tidak memberikan
pendampingan dan perhatian.Akibatnya, sampai saat ini Jono belum bisa menulis sedangkan
Jeni belum bisa membaca dan menulis. Jono setiap kali menuliskan kata- kata selalu ada
huruf yang kurang atau kelebihan, sedangkan Jeni karena belum bisa membaca dan menulis
setiap kali diberi soal ia menuliskan soal itu kembali pada lembar jawaban.
b. Orangtua yang bermasalah ternyata juga dapat mempengarunhi kondisi anak. Sebut saja
namanya Bunga.Orangtua Bunga bercerai atau broken home.Berangkat dari kondisi
keluarganya itu, Bunga menjadi anak yang tertutup dan kurang percaya diri. Akibatnya saat
mengikuti pembelajaran di sekolah, ia cenderung melamun dan seolah- olah memperhatikan
penjelasan guru, setiap kali Bunga ditanya yang ada kaitannya dengan pembelajaran dia tidak
bisa menjawab sama sekali bahkan sekalipun menjawab, jawabannya pasti tidak nyambung.
c. Orangtua yang memiliki potensi tingkat kecerdasan yang rendah, ternyata dapat
mempengaruhi tingkat kecerdasan anaknya. Seperti yang dialami Bejo, sampai saat ini dia
belum bisa menulis secara benar, seperti Jono, tulisannya terkadang kelebihan tetapi
terkadang juga kurang.
2. Faktor dari si anak
a. Slow leaner juga diakibatkan dari dalam diri sendiri. Seperti yang dialami Boy yang
belum bisa membaca dan menulis. Dari awal masuk kelas III ia memiliki bakat pemalas,
dalam setiap pembelajaran dia selalu menganggap remeh mata pelajaran, setiap kali ditanya
“apakah sudah jelas”, dia selalu menjawab “sudah”, padahal jika ditanya dia tidak tahu apaapa. Sikap dia tersebut sempat mempengaruhi teman- teman sekelasnya, tetapi setelah
mendapat pendampingan khusus dan di kelas juga dibentuk kelompok- kelompok belajar,
Boy bisa bersikap lebih baik dan teman- teman sekelasnya bisa menyesuaikan.
Pendampingan :
Guru kelas memberikan pendampingan khusus kepada anak- anak yang lamban
belajar dengan cara membentuk kelompok belajar dalam kelas, siswa yang dianggap sudah

memahami materi pembelajaran dipersiapkan untuk menjadi tutor sebaya bagi temantemannya yang lamban belajar.
Pihak sekolah memberikan pendampingan dengan cara mengajarkan keterampilan,
dimaksudkan untuk membantu siswa termotivasi meskipun dalam hal akademik mereka
kurang mampu maka siswa tersebut masih bisa menyumbangkan kemampuannya untuk
membuat keterampilan.
Pihak pemerintah juga memberikan perhatian kepada siswa yang lambat belajar dengan
memberikan beasiswa baik fasilitas maupun finansial lainnya, serta memberikan guru
pendamping khusus yang ditugaskan untuk menegecek memberikan pendampingan khusus
kepada siswa yang lamban belajar.Pendamping khusus tersebut tidak menetap disekolah
melainkan dalam satu minggu melakukan pendampingan dua kali, yaitu pada hari kamis dan
sabtu untuk kelas III.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Anak lamban belajar atau Slow Learner adalah mereka yang memiliki prestasi belajar
rendah atau sedikit dibawah rata-rata dari anak pada umumnya, pada salah satu atau seluruh
area akademik. Jika dilakukan tes IQ maka skor mereka antara 70-90 (Cooter&Cooter Jr.,
2004; Willey,2007) .
2. Penyebab anak yang mengalami lamban belajar (Slow learner) adalah faktor prenatal
(sebelum lahir) dan genetik, faktor biologis non keturunan (obat-obatan, keadaan gizi ibu
yang buruk saat hamil, radiasi sinar X,dan faktor rhesus), faktor natal (saat proses keturunan),
dan faktor postnatal (sesudah lahir) dan lingkungan.
3. Karakteristik anak yang mengalami lamban belajar dilihat dari segi intelegensi yaitu anak
dengan IQ 70-90 berdasarkan skala WISC tersebut biasanya mengalami kesulitan pada semua
mata pelajaran, terutama pada hafalan dan pemahaman, sulit memahami hal abstrak dan nilai
hasil belajar rendah. Dari segi bahasa, anak-anak mengalami masalah dalam berkomunikasi
baik. Dari segi emosi, kurang stabil, cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif. Dari segi
sosial, anak-anak lamban belajar dalam bersosialisasi biasanya kurang baik. Sedangkan segi
moral, anak-anak lamban belajar tahu aturan yang berlaku, tetapi tidak paham untuk apa
peraturan tersebut dibuat.
4. Cara menghadapi anak yang mengalami lamban belajar (Slow Learner) yaitu pahami
bahwa anak membutuhkan waktu lebih lama dan pengulangan yang lebih banyak (3-5kali)
untuk memahami suatu materi dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya,sederhanakan
kalimat ataupun intruksi yang disampaikan kepada anak dan pastikan anak memahami
maksudnya, cobalah membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai suatu materi
yang penting daripada meminta mereka untuk menghafal, gunakan alat bantu visual, jangan
terlalu verbalisasi, ketahuilah gaya belajar anak, apakah visual, auditori atau kinestetik,
ikutsertakan anak dalam kegiatan tutorial di sekolah ataupun secara privat, doronglah anak
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang memungkinkan anak memiliki pengalaman
sukses/berhasil, yang dapat membangun konsep diri yang positif.
5. Cara menangani anak yang mengalami lamban belajar yaitu dengan terapi bermain, terapi
perilaku, terapi keluarga, dan terapi lainnya seperti okupasi terapi, terapi renang dan lain-lain
sesuai masalah yang dihadapi oleh anak, didahului konsultasi dengan para ahli.

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. A. Muri Yusuf, 1995, Manajemen Mutu terpadu, Suatu Upaya Pembinaan dan
Pengembangan Mutu Sekolah. Jakarta. Pelita.
2. Drs. Dandang A. Dahlan, 1996. Peran Guru BP Mengecewakan, Singgalang,
Padang.
3. Dr. Moh. Surya, 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. C.V. Ilmu.
Bandung
4. Herwindo Haribowo, 1996. Peningkatan Efesieni dan Efektivitas Pelaksanaan
Program di Sekolah. Jakarta. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat.
5. Prof. DR. Prayitno, 1995. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah, ( dari pola tidak
jelas ke pola tujuh belas) disampaikan dalam seminar dan lokakarya di Jakarta.
6. Prof. DR. Winarno Surakhmad, 1979. Metodelogi Pengajaran Nasional. PT.
Jemmars. Jakarta
7.

Khaerudin Kurniawan, 1997.
Jakarta. Suara Pembaruan.

Kreativitas,

Tuntutan

Hidup

Manusia

Modern,

8. Peraturan Pemerinta Republik Indonesia No. 39 tahun 1992, Tentang Peran Serta
Masyarakat Dalam Pendidikan Nasioanal.
9. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
10. Wawancara langsung dengan beberapa teman kepala- kepala sekolah kabupaten Pati,
Jateng dalam pertemuan dinas dan non dinas

LAMPIRAN – LAMPIRAN
KEGIATAN PROSES PEMBELAJARAN

PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS

KONDISI SEKOLAH

PROSES PEMBELAJARAN