STUDI KELAYAKAN RESTORASI RUSA JAWA Cerv

STUDI KELAYAKAN RESTORASI RUSA JAWA
(Cervus timorensis russa)
DI HUTAN PENDIDIKAN WANAGAMA I
MUKHLIS SAI PUTRA (11/313697/KT/06956)
Prodi. Konservasi Sumberdaya Hutan Fak.Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Email : [email protected]

INTISARI
Rusa (Cervus timorensis russa) merupakan salah satu satwa liar asli Indonesia yang
dewasa ini banyak dimanfaatkan. Namun, pemanfaatan yang tidak terkendali menimbulkan
kekhawatiran akan punahnya satwa ini serta tingginya tingkat perburuan secara modern
menyebabkan jumlah populasi Rusa Jawa di alam menurun, sehingga perlu diadakan upaya
restorasi untuk melestarikan keberadaan Rusa Jawa di alam. Salah satu tempat restorasi Rusa
Jawa adalah Hutan Wanagama 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan
Wanagama sebagai tempat restorasi Rusa Jawa. metode yang digunakan untuk mengetahui
estimasi jumlah rusa dengan metode pellet count, sedangkan untuk mengetahui produktifitas
pakan dengan menggunakan petak ukur permanen (PUP), untuk mengetahui lingkungan fisik
atau habitat di Hutan Wanagama 1 menggunakan protocol sampling. Untuk mengetahui
persepsi masyarakat (sosial) dengan metode wawancara.Hasil analisis menunjukkan bahwa
Hutan Wanagama I layak sebagai tempat restorasi Rusa Jawa dengan estimasi jumlah rusa
sebanyak 8 ekor dengan daya jelajah 75ha/individu, dan produktifitas pakan

334.4940476ton/ha/thn. Keberadaan air di Wanagama pun melimpah, karena dialiri oleh
sungai Oyo yang mengalir sepanjang tahun. Sedangkan dari segi sosial, dengan wawancara
diperoleh hasil bahwa 84% setuju adanya restorasi rusa, dan sisanya sebesar 16% tidak
setuju.
Kata kunci : Habitat, Hutan Wanagama I. Populasi, Restorasi, Rusa Jawa, Sosial.
Rusa dapat hidup di hutan primer
I.

PENDAHULUAN
Restorasi adalah

membawa

ekosistem

terdegradasi

kembali

tindakan untuk

yang

telah

menjadi

semirip

mungkin dengan kondisi aslinya. Nugraha
(1992)

mengugkapkan

merupakan

salah

satu

bahwa

upaya

memperbaiki

atau

memulihkan

lahan

rusak

dengan

yang

restorasi
untuk
kondisi


membentuk

struktur dan fungsinya sesuai (mendekati)
kondisi awal.

maupun

sekunder,

menyukai

daerah

dengan

pohon-pohon

rindang,

mencari


makan di areal terbuka seperti padang
penggembalaan dan pinggiran sungai yang
secara umum biasanya rusa membutuhkan
makanan

10%

(Syarief,

1974).

dari

berat

Menurut

badannya
Hoogerwerf


tahun 1970 rusa menjadikan hutan dan
semak

belukar sebagai tempat istirahat

dan tempat kaya akan air dengan topografi
landai dan tumbuhan bawah yang rapat
sebagai tempat beranak.

Home range

(daerah

jelajah)

adalah

wilayah


yang

dikunjungi satwa liar secara tetap karena
menyuplai

makanan,

minuman,

penangkaran

rusa

di

daerah

Bunder,

yang


menjadi

Gading, Gunung Kidul.
Keadaan

serta

tersebut

mempunyai fungsi utama sebagai tempat

latar belakang dari penelitian ini, yaitu

brelindung atau bersembunyi, tempat tidur

untuk mengetahui layak atau tidak layak

dan kawin (Boughers dalam Alikodra,


restorasi Rusa Jawa dilakukan pada Hutan

1990).

Pendidikan Wanagama I.
Hutan Pendidikan Wanagama I

merupakan kawasan restorasi rusa (Cervus

METODE PENELITIAN

timorensis russa). Dilakukan restorasi rusa

A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian

(Cervus timorensis russa) di Wanagama

dilakukan


karena rusa (Cervus timorensis russa)

Pendidikan

merupakan

salah

satu

liar asli

Waktu

pengambilan

Indonesia

yang


dewasa

banyak

tanggal

15

satwa
ini

Wanagama

di

Hutan

I

Gunungkidul.

data

dilaksanakan

Desember

2013

dan

29

dimanfaatkan. Namun, pemanfaatan yang

Desember 2013. Untuk pengambilan data

tidak

menimbulkan

estimsi populasi Rusa Jawa, habitat Rusa

kekhawatiran akan punahnya satwa ini

Jawa, dan faecal dilaksanakan tanggal 15

serta tingginya tingkat perburuan secara

Desember 2013, sedangkan pengambilan

modern

data

terkendali

menyebabkan

Rusa Jawa

jumlah

populasi

di alam menurun, hal ini di

persepsi

masyarakat

dilaksanakan

tanggal 29 Desember 2013.

akui oleh IUCN pada tahun 2011 bahwa
Rusa Jawa(Cervus timorensis russa, Mull

B. Bahan dan Alat Penelitian

& Schl) merupakan hewan mamalia yang

1. Bahan Penelitian

berstatus vulnerable. Sedangkan menurut

Dalam

penelitian

diperlukan

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem,

penyusun Hutan PendidikanWanagama I,

di Indonesia rusa termasuk kriteria satwa

Populasi Rusa Jawa (Cervus timorensis)

dilindungi.

Hutan

bentuk
keberhasilan

1

reboisasi
tersebut

merupakan

restorasi

Wanagama
diawali

di

lain

Vegetasi

Wanagama

I,

yang

berhasil,

Masyarakat di sekitar Hutan Pendidikan

menjadi

motivasi

Wanagama I.

diadakannya restorasi rusa Jawa di hutan
pendidikan

Pendidikan

antara

lapangan,

UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi

Wanagama

bahan

di

1.

dengan

2. Bahan analisis laboratorium

Kegiatan

Bahan untuk analisis laboratorium

adanya

yang digunakan yaitu Alkohol analisis 7090% dan Xynol,

Larutan asam nitrat

(HNO3) 10%, Safranin, Potasium Kromat

jumlah kotoran baru, yang terdapat di

10%, Larutan gliserin, Aquades, Kotoran

dalam plot.

rusa, Canadian Balsam, Kotoran beberapa
jenis daun dari lokasi penelitian
3. Alat Penelitian
Alat-alat
yaitu

yang

diperlukan

Protraktor,

Patok

kayu,

Kompas,

Roll

Gambar 4.1.Pellet Count

di lapangan
Clinometer,

meter,

Alat

tulis,

2. Habitat Rusa Jawa
a. Produktivitas Pakan Rusa Jawa
Metode

Tallysheet, Pita diameter, Tabung okuler,
Density

board,

Stopwatch/jam,

GPS,

Hagameter,

Termohigrometer,

Peta

pakan

data

dilakukan

dengan

membuat 5 petak ukur permanen (PUP)
berukuran 1m x 1m untuk pengambilan

kawasan Wanagama I skala 1 : 25.000
yang

produktivitas

pengambilan

Dan untuk peralatan laboratorium

data produktivitas rumput dan 2m x2m

diperlukan

untuk

Cover dip,

yaitu

Kaca

Pipet ukur,

preparat,

Pinset,

Gelas

produktivitas

(Gambar

2).

tumbuhan

Penempatan

bawah
tersebar

bekker, Mikroskop stereokopis, Kamera

mewakili kondisi petak.Data yang diambil

mikroskop,

Timbangan,

adalah jenis tumbuhan / individu rumput

Penumbuk, Ayakan, Oven dried, Obyek

dan tumbuhan bawah. Jenis dipisahkan

micrometer

dan

Petridish,

dihitung

per

jenis.

Rumput

dan

tumbuhan bawah dalam PUP dipanen dan
C. Prosedur Pengambilan Data

dibiarkan

1. Estimasi Populasi Rusa Jawa

minggu

Pembuatan plot sampel (Pellet Count)
minimal sebanyak

3 plot dengan ukuran

selama
untuk

kurang

lebih

diketahui

(produktivitasnya).

dua

pertumbuhan

Setelah

dipanen,

dilakukan penimbangan tiap spesies untuk

20 x 100 m (Gambar 1). Penetuan tempat

memperoleh

plot secara purposive sampling.Dimana

dioven

pellet count diletakkan mewakili semua

konstan dan ditimbang untuk memperoleh

kawasan tetapi yang memiliki tanda –

berat keringnya. Berat kering inilah yang

tanda kehadiran Rusa Jawa (kotoran).

digunakan untuk menghitung INP dari tiap

Kotoran

yang

jenis yang ada.

dihitung

jumlah

selesai

dihitung,

terdapat

didalam

onggokannya.
plot

plot

Setelah

dibersihkan

dari

kotoran. Setelah 2 minggu dihitung lagi

berat

sampai

basahnya.

diperoleh

Kemudian

berat

kering

5. D = ( 38 ≤ dbh < 53 cm)
Gambar 2. Petak Ukur Produktivitas Pakan

6. E = ( 53 ≤ dbh < 69 cm)

Rusa
Produksi biomasa diperoleh dari

1

3

hasil pemanenan kembali setelah 2 minggu
pada

PUP

ditimbang

yang

beratnya

sama.
untuk

Kemudian

2

4

mendapatkan

berat basahnya dan hasil panenan dioven
sampai

diperoleh

berat

keringnya.

Gambar 3. Kuadran sampling

Produktivitas rumput dan tumbuhan bawah

7. F = (69 ≤ dbh < 84 cm)

dilakukan dengan perhitungan matematis.

8. G = ( 84 ≤ dbh < 102 cm)

b. Cover (Pelindung)

9. H = ( 102 ≤ dbh < seterusnya) (Noon,

Untuk mengetahui struktur vegetasi
(pelindung)
dibuat

habitat

plot

diletakkan

Rusa

kuadran.
secara

Jawa,
Plot

sistematik

maka
kuadran
seperti

protokol plot. Plot kuadran adalah plot
lingkaran memiliki diameter 22,6 meter.
Plot kuadran dilettakkan secara sistematik.
Dalam

kuadran

dibagi menjadi empat

kuadran untuk mengukur jenis vegetasi
terdekat dari titik tengah. Jenis vegetasi
tersebut

diambil sedekat

mungkin tiap

kuadran dan tidak ada penghitungan ulang
(double counting).

Data yang diambil

adalah jenis, jumlah, jarak, dbh, tinggi, dan
ttbc.

Masing



1981).
c. Lingkungan Fisik
Mengukur

faktor fisik yaitu suhu,

kelembaban, kelerengan (slope), kepadatan
vegetasi, penutupan tajuk, dan penutupan
tumbuhan
Metode

bawah) dengan menggunakan
protokol

plot

(Gambar

4.3.)

berbentuk lingkaran dengan jari-jari (r)
11,3 m atau dengan luasan 0,04 Ha. Di
dalam

lingkaran

tersebut

dibuat

jalur

sepanjang garis Utara-Selatan dan TimurBarat. Penempatan protokol ini dilakukan
secara sistematik.

masing jenis vegetasi

digolongkan ke dalam kelas (kelas S s.d.
H) yang didasarkan pada besarnya dbh.
Kelas – kelas tersebut yaitu:
1. S = ( 3 ≤ dbh < 8 cm)
2. A = ( 8 ≤ dbh < 15 cm)
3. B = ( 15 ≤ dbh < 23 cm)
4. C = ( 23 ≤ dbh < 38 cm)

Gambar 4. Petak contoh teknik protokol
plot

Ketebalan semak (shurb density),
Penutupan tajuk pohon dan penutupan
tumbuhan

bawah

menggunkan plot lingkaran dengan jari –
jari dan

diameter

yang

sama

seperti

dihitung

dengan

okuler,

pengamat

protokol plot dan plot kuadran (Gambar 6).

berjalan di sepanjang kedua garis/jalur

Teknik pengambilan data dengan membagi

Utara-Selatan

lingkaran

menjadi

empat



selatan

menggunakan

menggunakan

tabung
dan

Timur-Barat

sambil

bagian.

Dari

melihat ke atas secara tegak lurus dengan

utara

tabung okuler. Dalam protokol sampling

sepanjang 1 meter, semak yang terkena

terdapat 20 titik di sepanjang kedua garis

tongkat

Utara – Selatan dan Timur – Barat. Simbol

jumlahnya. Tumbuhan bawah atau semak

plus dan minus menunjukkan ada atau

dicatat dan disesuaikan dengan dbh (3 cm).

tidaknya vegetasi hijau yang berinteraksi

Demikian untuk hal yang sama yaitu untuk

dengan titik silang tabung okuler. Hal yang

arah barat ke timur.

tersebut

dicatat

tongkat

jenis

dan

sama dilakukan untuk penutupan semak
dan

tumbuhan

pengamat

bawah,

hanya

mengarahkan

saja

pendangan

kebawah dengan ketinggian ± 1 m.
1 meter

Gambar 6. Plot Shrub Density
d. Air
Gambar 5. Density board
Kepadatan

daun

Pengambilan data air untuk habitat

semak

dan

Rusa

Jawa

menggunakan

pengukuran

tumbuhan bawah dihitung dengan bantuan

jarak dari sumber air terdekat dari plot

papan kerapatan (density board) (Gambar

pengamatan

5.). Papan diletakkan di ujung jalur atau di

sistematik.

batas plot, pengamat berdiri di pusat plot

ditandai

yang

Pengamat

koordinat dimasukkan dalam peta dengan

mencatat jumlah kotak tiap interval yang

protraktor.Dari sini dapat diketahui jarak

tertutup oleh daun dengan luasan minimal

dari

penutupan sebesar 50% dari luasan kotak.

pengamatan.

berjarak

±

11,3

m.

yang

diletakkan

Keberadaannya
dengan

sumber

air

GPS

sumber

kemudian

terdekat

secara

dari

air
titik

plot

A = luas wilayah pengamatan
t = waktu yang digunakan untuk

e. Ruang
Ruang

yang

Rusa Jawa
Wanagama

di

digunakan
Hutan

oleh

pengamatan

Pendidikan

d = rerata defakasi setiap hari

I merupakan hasil dari luas

p = jumlah onggokan baru yang

Hutan Wanagama I dibagi dengan estimasi

ada dalam plot

populasi Rusa Jawa yang diperoleh dari

P = jumlah individu

hasil analisis.

Estimasi
menaksir

3.

Persepsi

Keberadaan

Masyarakat
Rusa

Jawa

Terhadap
di

Hutan

jumlah

dilakukan

individu

rusa

untuk
yang

terdapat di Hutan Pendidikan Wanagama I
dan

hasilnya

akan

digunakan

untuk

mengetahui sejauh mana kesukaan rusa

Pendidikan Wanagama I
Untuk

populasi

mengetahui

persepsi

terhadap suatu kawasan yang menyediakan

masyarakat sekitar terhadap keberadaan

komponen habitat yang dibutuhkan rusa.

rusa di Hutan Pendidikan Wanagama I,

2. Habitat Rusa Jawa

diperoleh dengan melakukan wawancara

a. Produktivitas Pakan Rusa Jawa

terstruktur
dijumpai

kepada
di

masyarakat

sekitar

Hutan

yang

Pendidikan

Komposisi jenis rumput dan semak
(Alikodra, 1990) diketahui dengan rumus:

Wanagama I. Data ini kemudian dianalisis
secara

deskriptif untuk

menggambarkan

INP = Wa / Wt x 100%
Keterangan:

persepsi masyarakat terhadap keberadaan
Rusa

Jawa

di

Hutan

Pendidikan

Wanagama I.

Wa: Berat kering pemanenan setiap jenis
tumbuhan bawah
Wt: Berat kering pemanenan semua jenis
tumbuhan bawah.

D. Analisis Data

Produksi

1. Estimasi populasi Rusa Jawa
Estimasi

populasi

dilakukan

dari

hasil pengamatan onggokan kotoran rusa

biomassa

rumput

dan

semak (Alikodra, 1990) dihitung dengan
rumus :

yang diperoleh dari Pellet Count. Rumus
yang digunakan yaitu :

P

A. p
t.d .a

Keterangan:
P : Produksi biomassa di suatu kawasan

Keterangan :

L : Luas seluruh kawasan

a = luas seluruh plot sampel

p : Produksi biomassa seluruh plot sampel

f.

l : Luas seluruh plot sampel

Unit

sampel

dipindahkan

di

atas

deckglass sebanyak 10 kali ulangan
dengan menggunakan pipet sebanyak 1

Jenis Pakan Rusa Jawa

tetes,

Kotoran rusa yang didapatkan di
lapangan

dengan

menggunakan

lalu

sebanyak

pellet

ditetesi
1

tetes

count (Gambar1.) harus dijemur di bawah

sekelilingnya

diolesi

terik

kuteks

ditutup

matahari

pertumbuhan
sehingga

menghindari

cendawan

tidak

Demikian

untuk

atau

membusuk

juga

kemudian
dengan

g. Preparat diberi label dan siap diamati

penyimpanan

di bawah mikroskop binokuler dan

sampai rusak atau wadahnya lembab.

Pembuatan

analisis

kotoran

dipanaskan

dalam

oven

dengan suhu 70° C selama 2 x 24 jam
sehingga

kering

koleksi

sebagai

dari

tumbuhan

epidermis

referensi

dan

bebas

berikut:
a. Daun dipotong dengan ukuran

1 x 1

cm atau menyesuaikan dengan luas

dari

permukaan daun.

cendawan.
b. Kotoran yang telah kering diblender

b. Potongan daun dimasukkan ke dalam
tabung reaksi yang berisi campuran 10

sampai halus.

ml asam nitrat 10%, 1 gram potasium

c. Kotoran yang telah halus ditimbang
sebanyak

preparat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

adalah sebagai berikut:
a. Kotoran

kaca

rusak.

didokumentasikan hasilnya.

kerja

di

cairan

dengan

kotoran rusa harus diperhatikan, jangan
Langkah

gliserin

preparat yang kecil.

jamur

dan

dengan

lalu

dengan

1,5

gram

kromat 10%, dan 90 ml aquades

kemudian

sebanyak 20 ml.

dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi campuran 10 ml asam

c. Tabung reaksi tersebut dipanaskan di

nitrat 10%, 1 gram potasium kromat

atas spiritus yang sudah disulut api

10%, dan 90 ml aquades sebanyak 20

selama 10-15 menit sampai kutikula

ml.

mengelupas dari sel epidermis.

d. Tabung reaksi tersebut dipanaskan di

d. Setelah

pemanasan

kemudian didinginkan.

tabung

reaksi

e.

Diambil daunnya kemudian dengan
bantuan aquades daun tersebut diserut

mengelupas dari sel epidermis.
e. Setelah

tabung

kemudian didinginkan.

atas spiritus yang sudah disulut api
selama 10-15 menit sampai kutikula

pemanasan

reaksi

menggunakan

jarum

pentul

hingga

daunnya tampak transparan (tampak
epidermisnya).

f.

Daun

yang

epidermisnya

tinggal
tersebut

bagian
dipindahkan

diatas deckglass.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Estimasi populasi

g. Preparat diberi label dan siap diamati

Table 1. Jumlah onggokan minggu

di bawah mikroskop binokuler dan
didokumentasikan hasilnya.
b.Cover (Pelindung)
Analisis data untuk

mengetahui faktor-

ke-2
Petak

Pellet

Onggokan

5

1

1

6

2

6

7

3

1

13

1

0

14

2

0

16

3

1

18

1

2

faktor habitat yang berpengaruh terhadap
restorasi Rusa Jawa yaitu menggunakan
analisis statistik dengan bantuan software
R Statistic.

c. Ruang
Ruang =

𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑤𝑎𝑠𝑎𝑛

𝑒𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑢𝑠𝑎 𝐽𝑎𝑤𝑎

Analisis

kebutuhan

ruang

untuk

populasi Rusa Jawa di Hutan Pendidikan
Wanagama
luas

I

menggunakan

kawasan

Hutan

Total Onggokan

pembagian
Pendidikan

Wanagama I (600 ha) dengan estimasi
populasi Rusa Jawa.

11

Penelitian yang dilaksanakan di
Hutan Wanagama 1 ini menggunakan 7
petak yaitu petak 5, petak 6, petak 7,
petak 13, petak 14, petak 16 dan petak
18. Dari ketuju petak tersebut, terdapat

d. Air

sejumlah

Analisis

data

jarak

sumber

air

menggunakan hasil dari pengukuran jarak
sumber

air

terdekat

dengan

plot

pengamatan

deskriptif.

yang

pengecekan ulang di masing – masing
pellet count. Estimasi populasi dapat
diketahui

3. Analisis sosial.

onggokan

diketemukan pada minggu kedua ketika

luasan
Analisis

11

dengan

area

cara

pengamatan

mengalikan
(600

Ha)

dengan jumlah onggokan kotoran rusa
menggunakan

metode

yang ditemukan pada minggu kedua.
Kemudian, dibagi interval pengamatan
yang

dikali

defakasi

rata-rata

rusa

perhari dan luasan plot sample (4,2 Ha).

Indeks

Nilai

Penting

(INP)

jenis

Dari hasil penghitungan tersebut maka

rumput

didapat estimasi hasil populasi Rusa

menggunakan rumus sebagai berikut :

Jawa sejumlah 9 individu.

dan

semak

INP

600x11
Ap

 8,63422292  9individu
P
tda 14 x13 x 4,2

diketahui

Wa

=

X

Wt

dengan

100%

Dengan :
Wa = Berat kering pemanenan

Keterangan:

setiap

P = Estimasi populasi

jenis

tumbuhan

bawah

t = Waktu

Wt

= Berat kering pemanenan

A = Luas area pengamatan

semua

d = Rerata devikasi (13 kali

jenis

tumbuhan

bawah

per hari)
P = Jumlah plot use
a = Luas plot sampe
2. Habitat Rusa Jawa
Produksi biomasa atau produktivitas
pakan yang berupa rumput dan semak
dihitung dengan formula sebagai berikut :
L

=

p
l

Dengan :
P

=

rumput dan tumbuhan bawah

Produksi biomasa seluruh
kawasan

L

=

Luas seluruh kawasan

p

=

Produksi biomasa seluruh

kemudian

=

Luas seluruh plot sampel

 Produktifitas pakan berupa rumput dan
semak di Hutan Wanagama 1 adalah
558,1845238 Kg/Ha/Hari.
 Pakan yang dimakan oleh rusa adalah
334.4940476 Kg/Ha/Hari.

sekopan

10,85577

%

dan

rumput teki sebesar 9,970674 . Sedangkan
dari hasil uji epidermis di laboratorium,
jenis pakan yang cocok dengan epidermis
kotoran Rusa Jawa terdapat 15 jenis yaitu
sekopan,

krinyu,

kolonjono,
jarum,

rumput teki,

grinting,

rumput x13, jenis Z5, rumput

keriting,

gamal,

rondo

kangkung-kangkungan,

moprol,

putihan,

alang-

alang, jarong.
b. Pelindung (cover)

plot sampel
l

adalah

Alang-alang dengan INP 19,67475 %,

a. Produktivitas Pakan Rusa Jawa

P

Indeks nilai penting diantara semua

Komponen
merupakan

pelindung

komponen

keberlangsungan

hidup

juga

penting
Rusa

bagi
Jawa.

Komponen pelindung ini dapat melindungi
Rusa

Jawa

dari

beberapa

gangguan

misalkan cuaca buruk dan kondisi habitat
yang kurang sesuai dengan kebutuhannya.

Data



rata

(pelindung)

rata

dihutan

Tabel

2.

struktur

vegetasi

Wanagama

Rata-rata

cover

didapatkan sebagai berikut :

1
dihutan

Wanagama

1

dari

kuadran

sampling.

S

A

B

C

D

E

F

G

H

2,349057

1,923077

1,114286

0,669811

0,150943

0,103774

0

0,028302

0,018868

Tabel 3. Regresi faktor struktur vegetasi (pelindung).
Estimate
Std.Error
t value
(Intercept)
S

Pr(>|t|)

-0.2248

0.5244

-0.429

0.686

0.4027

0.2149

1.874

0.120

Signif. codes: 0 ‘***’ 0.001 ‘**’ 0.01 ‘*’ 0.05 ‘.’ 0.1 ‘ ’ 1
AIC: 11.016
Y = (0.4027 ± 0.2149)S

Tabel 4. Rata-rata cover di Wanagama 1
Tipe

Nilai

Tutupan

Kepadatan

Kepadatan

tajuk

Semak

belukar

61,208 %

54,69%

46,53%

c. Ruang
Luas Hutan Wanagama 1 adalah 600
Ha. Jumlah estimasi populasi Rusa
Jawa di Hutan Wanagama 1 adalah 9
individu.
Ruang = Luas Area/Estimasi Populasi
= 600/9
= 66,67 ha/individu.
d.

Air (water)
Beberapa
wilayah
di Hutan
Wanagama 1 dialiri oleh Sungai Oyo.
Sungai Oyo ini mempunyai peran yang

penting dalam upaya restorasi Rusa
Jawa (Cervus timorensis) karena
merupakan sumber air utama bagi
Rusa Jawa. Dapat dilihat bahwa
Sungai Oyo mengalir pada sebagian
wilayah tiap petak penelitian. Maka
dapat diartikan habitat di Hutan
Wanagama
1
mampu memenuhi
kebutuhan air minum bagi Rusa Jawa.
3. Sosial
Pengambilan data sosial adalah
dengan cara wawancara. Hasil dari
wawancara ini adalaha Hutan
Wanagama 1 layak sebagai tempat
restorasi Rusa Jawa karena dari

Yang dilakukan
ketika melihatMemb
Rusa ? iarkan

Apakah tahu
batas-batas
Wanagama?

3% 10%

29%

Ya

Punya Lahan
Pertanian di
Wanagama?
34%
Ya
66%

71%

87%

Tahu
Keberadaan
Rusa ?

Penyuluhan
tentang Rusa
di…

8%

Pernah
melihat Rusa
keluar…

11%

92%

18%

Ya

Ada

Tidak

Tidak
89%

Tidak

Pernah
Tidak
82%

Yang dilakukan
saat melihat
Rusa keluar…

Rusa
mengganggu/
merugikan…

Hal dilakukan
jika lahan
dirusak Rusa ?

3%
Membiar
kan

10% 2%

6% 6%

43%
Ya
Tidak

57%

85%

88%

Dikembal
ikan

Apakah tahu
jenis tanaman
yang…

Lapor
pengelol
a

Apakah tahu
keberadaan
Rusa di…

Apa manfaat
keberadaan
Rusa ?
Konsumsi

2%
20%

Wisata/Pendidikan

49%

Ya

Tahu

32%

Tidak tahu

Tidak
80%

68%

49%

Apakah
pernah
berburu Rusa ?

1% 12%
Ya

Menegur
Membiarkan

20%

62%

Melaporkan

Pemerintah

9%
32%

Ikut berburu

Tidak
99%

Siapa yang
wajib
melestarikan…

Hal yang
dilakukan saat
melihat…
25%

1%

Tidak
tahu

Pengelola
Semuanya

39%

Tidak tahu

Bagaimana
pengelolaan
Rusa keDibiarkan/

Diliarkan
13%

56%
31%

Diberi
pagar
pembatas
Lainnya

Jika Rusa
bertambah
banyak ?
12%

12%
Dibiarka
n
76%

Jika dibuat
kelompok
masyarakat…
24%

11%

Setuju

65%

Tidak

Bersedia
bekerjasama
dalam
pengelolaan…
10%

Rekap Data Sosial
16%

mendukung
restorasi

Bersedia

31%

Tidak

84%

tidak
mendukung
restorasi

59%

REKAP DATA KESELURUHAN SOSIAL

Dari hasil rekap diketahui bahwa 84% warga menerima ketika dilakukan restorasi di
wanagama 1 sedangkan 16% tidak setuju.

B. Pembahasan
Seiring dengan perkembangannya,
Hutan Wanagama 1 telah menjadi tempat
restorasi Rusa Jawa. Hal tersebut diawali
dengan
program
penangkaran
dan
pelepasliaran Rusa Jawa oleh pihak
Wanagama 1, adanya upaya restorasi di
Wanagama ini berkaitan dengan tujuan
melestarikan
Rusa
Jawa
untuk
menghindari kepunahan. Penelitian ini
dilaksanakan dengan mengangkat judul
Studi Kelayakan Hutan Wanagama 1
sebagai tempat restorasi Rusa Jawa,
dengan melihat aspek kelayakan tersebut
dari 3 komponen yaitu populasi, habitat
dan masyarakat disekitar (sosial). Untuk
teknis pengambilan datanya, dilakukan di
7 petak yaitu petak 5, petak 6, petak 7,
petak 13, petak 14, petak 16, dan petak
18.
Studi kelayakan pertama dilihat
dari segi populasi, dengan metode
pengambilan data menggunakan pellet
count.
Waktu pelaksanakan dengan
rentang waktu pengambilan pellet yaitu 14
hari.
Dari hasil pengamatan,
total
onggokan kotoran yang diketemukan
adalah 11 onggokan. Petak 6 merupakan
petak
terbanyak
dalam menemukan
kotoran rusa, maka dapat diperkirakan
bahwa Rusa Jawa banyak beraktifitas dan
hidup pada petak 6. Berdasarkan kondisi
habitatnya dengan lokasi berbukit dan
kerapatan tiang yang rapat, diperkirakan
kondisi tempat tersebut disukai oleh Rusa
Jawa,
karena
kemungkinan
adanya
interaksi
dengan
manusia
sangatlah
sedikit. Setelah diketahui terdapat total 11
onggokan tersebut maka kita kemudian
dapat
mengestimasi
berapa
jumlah
populasi Rusa Jawa, estimasi hasil
populasi Rusa Jawa sejumlah 9 individu.
Hasil dari estimasi populasi rusa ini
menurun dibandingakan tahun-tahun yang
lalu karena menurut Janiawati (2012),
berdasarkan hasil riset pada tahun 2011
jumlah estimasi populasi Rusa Jawa
terdapat
19 pasang. Penurunan ini
mungkin saja karena penempatan pellet
count yang kurang sesuai dengan habitat

rusa, sehingga onggokan yang di temukan
sedikit dan persebaran Rusa Jawa yang
menyebar. Sehingga dari hasil tersebut,
Wanagama 1 masih layak, karena masih
ditemukan keberadaan Rusa Jawa.
Komponen pengelolaan habitat.
Habitat satwa yang ideal adalah yang
mencakup kebutuhan biologis (makan,
minum,
berlindung, bermain, dan
berkembang biak) dan ekologis satwa yang
bersangkutan (Anderson dan Gutzwiller,
1996) . Berdasarkan komponen air (water),
pada tiap petak penelitian di Hutan
Wanagama 1 sebagian wilayahnya dialiri
oleh Sungai Oyo. Sungai ini mengalir
sepanjang tahun sehingga dapat dijadikan
sumber air untuk rusa. Maka dapat
diartikan habitat di Hutan Wanagama 1
mampu memenuhi kebutuhan air minum
bagi Rusa Jawa.
Komponen berikutnya adalah sebagai
pelindung
(cover).
Pelindung
yang
dimaksud disini adalah bagaimana habitat
tersebut dapat mendukung kelestarian
hidup Rusa Jawa dari gangguan yang ada.
Gangguan tersebut dapat berupa cuaca
buruk, kerusakan habitat, dan juga dari
manusia (perburuan). Adanya gangguan
dapat mempengaruhi kondisi dan sifat rusa
tersebut. Dari hasil kuadran sampling,
kelas struktur vegetasi rata-rata di Hutan
Wanagama 1 yang paling dominasi adalah
kelas struktur S (3≤dbh