Buku Laporan Pendahuluan RPIIJM KSN Bata
PENYEMPURNAAN DAN PENYEPAKATAN RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KAWASAN BATAM – BINTAN – KARIMUN DAN KAWASAN DANAU TOBA
Buku Laporan Pendahuluan
PT. Prospera Consulting Engineers
Mei, 2013
PENYEMPURNAAN DAN PENYEPAKATAN RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KAWASAN BATAM – BINTAN – KARIMUN DAN KAWASAN DANAU TOBA
Buku Laporan Pendahuluan
PT. Prospera Consulting Engineers
Mei, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN
Didalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang pekerjaan, maksud, tujuan, sasaran, dasar hukum, ruang lingkup pekerjaan serta susunan sistematikan buku laporan pendahuluan. Diharapkan melalui uraian ini dimengerti oleh semua pihak keluaran yang akan dihasilkan setiap tahapan pelaksanaan pekerjaan.
PT. Prospera Consulting Engineers
BAB 2 PEMAHAMAN PEKERJAAN
Didalam bab ini diuraikan mengenai pemahaman konsultan terhadap kerangka acuan pekerjaan, diantaranya terhadap latar belakang, maksud, tujuan, sasaran, ruang lingkup pekerjaan, waktu pelaksanaan, keluaran, sistem pelaporan, personil serta fasilitas yang akan diberikan oleh pemberi pekerjaan.
PT. Prospera Consulting Engineers
BAB 3 TINJAUAN KEBIJAKAN DAN PERATURAN TERKAIT
Didalam bab ini diuraikan mengenai beberapa kebijakan dan peraturan yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan. Diantaranya adalah undang-undang, peraturan presiden, peraturan pemerintah, keputusan presiden, peraturan daerah, peraturan menteri, keputusan menteri dan yang menjadi landasan hukum pekerjaan ini dilaksanakan.
PT. Prospera Consulting Engineers
BAB 4 METODOLOGI DAN PENDEKATAN
Didalam bab ini diuraikan mengenai metodologi dan pendekatan yang digunakan oleh pelaksana pekerjaan. Diantaranya adakan draf pedoman penyusunan RPIIJM, Draf RPIIJM Batam Bintan Karimun dan Danau Toba tahun 2012, Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera, RTRW Nasional, Rencana Strategis 4 (empat) Kementerian/Lembaga yang berfokus kepada Infrastruktur Pembangunan di Wilayah KSN, Masterplan 3EI, dan literatur lainnya
PT. Prospera Consulting Engineers
BAB 5 RENCANA KERJA
Didalam bab ini diuraikan mengenai rencana kerja konsultan pelaksana dalam masa 8 (delapan) bulan kedepan. Detail mengenai keluaran dan kegiatan pada pekerjaan ini dapat dilihat pada gambar skema metodologi pada bab 4.1.6.
PT. Prospera Consulting Engineers
BAB 6 PENUTUP
Didalam bab ini konsultan menuliskan permohonan masukan dan perbaikan yang membangun pelaporan ini terutama dalam hal metodologi yang lebih akurat, efisien dan efektif dalam menyusun RPIIJM Batam Bintan Karimun dan Danau Toba agar dapat dikonsensuskan di level eselon 1 (satu) pada 4 (empat) kementerian/lembaga beserta para gubernur.
PT. Prospera Consulting Engineers
LAMPIRAN
Didalam bab ini diuraikan mengenai rencana kerja konsultan pelaksana dalam masa 8 (delapan) bulan kedepan. Detail mengenai keluaran dan kegiatan pada pekerjaan ini dapat dilihat pada gambar skema metodologi pada bab 4.1.6.
PT. Prospera Consulting Engineers
Prospera Consulting Engineers
----kover utama----PENYEMPURNAAN DAN PENYEPAKATAN RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) KAWASAN BATAM – BINTAN – KARIMUN DAN KAWASAN DANAU TOBA
Laporan ini merupakan draf laporan pendahuluan yang akan mendapat respon berupa masukan dan rekomendasi dari hasil penyampaian paparan progress pekerjaan pendahuluan di Satker Pengembangan Wilayah Nasional- DITJEN Penataan Ruang – Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Mei 2013
Tiar Pandapotan Purba, ST [Pick the date]
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena rahmat serta anugerahNya tim konsultan dapat memperbaiki buku laporan pendahuluan pekerjaan Penyempurnaan dan
Penyepakatan Rencana Terpadu dan Program Invetasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPIIJM) Kawasan Batam Bintan Karimun dan Kawasan Danau Toba.
Pekerjaan ini didasarkan atas beberapa persoalan dibidang perencanaan infrastruktur pembangunan, diantaranya belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya, belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur antar kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur. Diharapkan melalui pekerjaan ini RPIIJM beserta pedoman yang ada dapat menjadi alat untuk melakukan monitoring dan pendampingan implementasi program-program yang akan disepakati melalui consensus 4 (empat) kementerian/lembaga dan provinsi terkait.
Buku Laporan Pendahuluan ini berisi 6 (enam) bab, terdiri atas bab 1 (satu) pendahuluan, bab 2 (dua) pemahaman terhadap pekerjaan, bab 3 (tiga) tinjauan kebijakan, bab 4 (empat) metodologi dan pendekatan, bab 5 (lima) rencana kerja, bab 6 (penutup) penutup. Kata kunci pada pekerjaan ini adalah verifikasi, penyempurnaan dan penyepakatan. Proses verifikasi dalam rangka penyempurnaan draf RPIIJM BBK dan DT yang telah dikerjakan pada tahun 2012 dijelaskan secara mendetail pada bab 4.1.6.
Laporan ini perlu mendapat kesepakatan melalui proses konfirmasi antara pelaksana pekerjaan dengan supervisi pekerjaan dalan hal ini adalah satuan kerja pengembangan wilayah nasional, agar segera mendapatkan gambaran beban pekerjaan, alur pekerjaan dan distribusi keahlian yang tepat.
Semoga bermanfaat, Salam
Jakarta, Mei 2013
Konsultan Pelaksana
COVER BAB 1, sengaja dikosongkan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia dewasa ini masih mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya, belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur antar kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka telah disusun Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) untuk Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba ini dapat digunakan sebagai acuan bagi semua stakeholders yang terkait dalam pembangunan infrastruktur di Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, baik kementerian/lembaga terkait infrastruktur, pemerintah daerah, maupun masyarakat. Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) ini pada dasarnya merupakan amanat dari PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3) mengenai penyusunan sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Terkait telah tersusunnya Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba tersebut, maka pelu penyempurnaan dan penyepakatan RPI2JM ini dari semua stakeholder terkait. Direktorat Penataan Ruang Wilayah Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, mengusulkan inisiatif untuk melakukan kegiatan Penyempurnaan dan Penyepakatan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba
1.2 Maksud
Maksud dari kegiatan Penyempurnaan dan Penyepakatan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba adalah untuk memperoleh konsensus bersama (dokumen kesepakatan formal) semua stakeholder dalam program pembangunan infrastruktur
1.3 Tujuan
Tujuan dari kegiatan Penyempurnaan dan Penyepakatan RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan- Karimun dan Kawasan Danau Toba ini adalah terwujudnya kesepakatan bersama dan inisiasi pelaksanaan RPI2-JM yang mengikat di Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, baik dalam pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi maupun dalam penganggaran publik tahunan di semua tingkatan.
1.4 Sasaran
Tersedianya dokumen RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba yang telah disempurnakan dan telah disepakati secara formal dari semua stakeholder terkait pembangunan infrastruktur.
1.5 Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak ke-tiga ini dilaksanakan di Jakarta dengan lingkup wilayah studi meliputi 2 (dua) provinsi dalam lingkup Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Kepulauan Riau.
1.5 Ruang Lingkup Pekerjaan
a) Penyempurnaan draft RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba tahun 2012, meliputi: verifikasi substansi dari masing-masing tahapan penyusunan RPI2JM dengan muatan Perpres Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan RPerpres Kawasan Danau Toba, Dokumen rencana pembangunan sektoral dan/atau provinsi terkait, sinkronisasi program pembangunan, alternatif sumber pembiayaan dan inisiasi pelaksanaan pembangunan Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba.
b) Konsultasi Publik (atau FGD) draft RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba bersama Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Provinsi.
c) Koordinasi antara Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah daerah dalam bentuk forum diskusi untuk mendapatkan kesepakatan RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba.
d) Melakukan seminar RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba.
e) Membangun mekanisme (pendampingan) inisiasi implementasi RPI2JM dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Swasta
1.5 Keluaran
a) Dokumen Rencana Terpadu Pengembangan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba yang telah disempurnakan
b) Lembar kesepakatan pemerintah provinsi dan Kementerian/Lembaga terkait RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba
c) Leaflet RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba; dan
d) Rekaman prosiding seminar
Gambar 1 Peta Kawasan Strategis Batam Bintan Karimun
Gambar 2 Peta Kawasan Strategis Nasional Danau Toba
KOVER BAB 2, SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PEKERJAAN
2.1 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Latar Belakang Pekerjaan
Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia dewasa ini masih mengalami berbagai permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya, belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur antar kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.
Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut, maka telah disusun Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) untuk Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba. Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba ini dapat digunakan sebagai acuan bagi semua stakeholders yang terkait dalam pembangunan infrastruktur di Kawasan Batam- Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, baik kementerian/lembaga terkait infrastruktur, pemerintah daerah, maupun masyarakat. Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) ini pada dasarnya merupakan amanat dari PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan penataan Ruang Pasal 96 ayat (3) mengenai penyusunan sinkronisasi program sektoral dan kewilayahan di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Terkait telah tersusunnya Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba tersebut, maka pelu penyempurnaan dan penyepakatan RPI2JM ini dari semua stakeholder terkait. Direktorat Penataan Ruang Wilayah Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum, mengusulkan inisiatif untuk melakukan kegiatan Penyempurnaan dan Penyepakatan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba pada TA 2013.
Pemahaman dan tanggapan konsultan. Pada prinsipnya konsultan dapat memahami latar belakang dari pekerjaan penyempurnaan dan penyepakatan ini yang dilatar belakangi oleh Pelaksanaan keterpaduan pembangunan infrastruktur di Indonesia dan Kawasan BBK dan Danau Toba pada khususnya dewasa ini masih mengalami permasalahan seperti belum fokusnya sasaran kewilayahan yang akan didorong pembangunan infrastrukturnya, belum sinergisnya program pembangunan infrastruktur antar kementerian/lembaga terkait dan pemerintah daerah, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan infrastruktur.
Selain itu, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh telah tersusunnya Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba pada tahun 2012 namun dengan masih belum menjadi Peraturan Presiden untuk KSN Danau Toba, maka masih akan terjadi perubahan dalam Rencana Peraturan Presiden KSN Danau Toba sehingga dikhawatirkan akan mengalami perubahan pula dalam program infrastrukturnya, oleh karena itu perlu dilakukan penyempurnaan dalam RPI2JM Kawasan BBK dan Kawasan Danau Toba. Selanjutnya RPI2JM Kawasan BBK dan Danau Toba ini perlu disepakati dan disahkan untuk menjadi dasar dalam pelaksanaan Musrembang baik tingkat nasional maupun daerah.
2.2 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan Penyempurnaan dan Penyepakatan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba adalah untuk memperoleh konsensus bersama (dokumen kesepakatan formal) semua stakeholder dalam program pembangunan infrastruktur.
Tujuan dari kegiatan Penyempurnaan dan Penyepakatan RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba ini adalah terwujudnya kesepakatan bersama dan inisiasi pelaksanaan RPI2-JM yang mengikat di Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, baik dalam pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi maupun dalam penganggaran publik tahunan di semua tingkatan.
Konsultan dapat memahami maksud dan tujuan yang dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), namun konsultan merasa perlu menambahkan tujuannya menjadi:
1) Menyempurnakan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kawasan BBK dan Kawasan Danau Toba.
2) Terwujudnya kesepakatan bersama dan inisiasi pelaksanaan RPI2-JM yang mengikat di Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, baik dalam pembangunan infrastruktur yang komprehensif dan terintegrasi maupun dalam penganggaran publik tahunan di semua tingkatan.
3) Terwujudnya pembangunan infrastruktur di Kawasan BBK dan Kawasan Danau Toba yang Sinkron dan Terpadu.
2.3 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Sasaran Pekerjaan
Tersedianya dokumen RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba yang telah disempurnakan dan telah disepakati secara formal dari semua stakeholder terkait pembangunan infrastruktur.
Konsultan dapat memahami sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini yang telah dijabarkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), tetapi dapat konsultan tambahkan terkait sasaran dalam pekerjaan Penyempurnaan dan Penyepakatan RPI2JM Kawasan BBK dan Kawasan Danau Toba. Mengingat sasaran merupakan tahapan dalam mencapai suatu maksud dan tujuan, maka sasaran yang ingin dicapai adalah:
1) Terintegrasinya berbagai dokumen kebijakan spasial di Kawasan BBK dan Danau Toba.
2) Terinventarisasinya program prioritas pembangunan infrastruktur di tingkat pusat dan di daerah Kawasan BBK dan Danau Toba.
3) Terintegrasinya arahan spasial pengembangan wilayah dengan program prioritas infrastruktur di Kawasan BBK dan Kawasan Danau Toba.
4) Tersinkronisasinya program prioritas pembangunan infrastruktur dari aspek fungsi, lokasi, waktu dan ketersediaan anggaran.
5) Teridentifikasinya alternatif sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur.
6) Terfasilitasinya penyelenggaraan pembahasan kesepakatan rencana terpadu dan program investasi infrastruktur dengan kementerian terkait dan pemerintah daerah di Kawasan BBK dan Kawasan Danau Toba.
2.4 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak ke-tiga ini dilaksanakan di Jakarta dengan lingkup wilayah studi meliputi 2 (dua) provinsi dalam lingkup Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Kepulauan Riau.
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, ruang lingkup kegiatan sudah cukup jelas. Bahwa kegiatan ini dilaksanakan di Jakarta dengan lingkup wilayah studi meliputi 2 (dua) provinsi dalam lingkup Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba, yaitu Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Kepulauan Riau. Adapun secara admininstratif wilayah studi adalah sebagai berikut:
Ruang lingkup wilayah pekerjaan ini berada di Kawasan Danau Toba dan Kawasan Batam-Bintan- Karimun. Lebih jelasnya diuraikan dibawah ini.
Kawasan Danau Toba: Kawasan Danau Toba berada di Provinsi Sumatera Utara dan meliputi 8 kabupaten yaitu:
1. Kabupaten Karo
2. Kabupaten Simalungun,
3. Kabupaten Dairi,
4. Kabupaten Samosir,
5. Kabupaten Toba Samosir,
6. Kabupaten Tapanuli Utara,
7. Kabupaten Humbang Hasundutan,
8. Kabupaten Phakphak Barat. Kawasan Batam-Bintan-Karimun: Kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK) berada di Provinsi Kepulauan Riau yang meliputi 4
Kabupaten/Kota, yaitu:
1. Kota Batam,
2. Kabupaten Bintan,
3. Kota Tanjung Pinang,
4. Kabupaten Karimun, Ruang Lingkup Pekerjaan Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK)
a) Penyempurnaan draft RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba tahun 2012, meliputi: verifikasi substansi dari masing-masing tahapan penyusunan RPI2JM dengan muatan Perpres Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan RPerpres Kawasan Danau Toba, Dokumen rencana pembangunan sektoral dan/atau provinsi terkait, sinkronisasi program pembangunan, a) Penyempurnaan draft RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba tahun 2012, meliputi: verifikasi substansi dari masing-masing tahapan penyusunan RPI2JM dengan muatan Perpres Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan RPerpres Kawasan Danau Toba, Dokumen rencana pembangunan sektoral dan/atau provinsi terkait, sinkronisasi program pembangunan,
b) Konsultasi Publik (atau FGD) draft RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba bersama Kementerian/Lembaga terkait dan Pemerintah Provinsi.
c) Koordinasi antara Kementerian/Lembaga terkait dan pemerintah daerah dalam bentuk forum diskusi untuk mendapatkan kesepakatan RPI2JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba.
d) Melakukan seminar RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba.
e) Membangun mekanisme (pendampingan) inisiasi implementasi RPI2JM dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Swasta.
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), ruang lingkup kegiatan sudah cukup jelas dan dapat dipahami oleh konsultan.
2.5 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak Ketiga (kontraktual) ini adalah 8 (delapan) bulan kalender terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh pengguna jasa.
Waktu pelaksanaan pekerjaan ini sudah jelas dan dapat dipahami, dan pihak konsultan merasa mampu dalam mengerjakan kegiatan ini dalam waktu 8 bulan.
2.6 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Keluaran
Keluaran dan Kerangka Acuan Kerja
a) Dokumen Rencana Terpadu Pengembangan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba yang telah disempurnakan
b) Lembar kesepakatan pemerintah provinsi dan Kementerian/Lembaga terkait RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba
c) Leaflet RPI2-JM Kawasan Batam-Bintan-Karimun dan Kawasan Danau Toba; dan
d) Rekaman prosiding seminar. Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK), konsultan dapat memahami keluaran yang ingin
dihasilkan dalam pekerjaan ini.
2.7 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Sistem Pelaporan Sistem Pelaporan Dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK):
Nama Laporan Jenis Laporan
Laporan Pendahuluan memuat:
Pemahaman konsultan terhadap substansi pekerjaan berikut tanggapan; Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang
Laporan
tersebut dalam lingkup pelaksanaan kegiatan;
Pendahuluan
Rencana kerja rinci dan rencana mobilisasi tenaga ahli yang dilengkapi dengan rincian tugas dan keluaran yang dihasilkan oleh masing-masing tenaga ahli.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 5(lima) buku laporan. Laporan Bulanan memuat: laporan kemajuan bulanan tiap tenaga ahli. Laporan
Laporan Bulanan harus diserahkan selambat-lambatnya: 15 (lima belas) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan: Penyempurnaan dan Penyepakatan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Laporan Antara
Menengah (RPI2-JM) KSN Batam – Bintan – Karimun dan Danau Toba. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
Laporan Akhir memuat: hasil dokumentasi seluruh kertas kerja, prosiding, rekaman/catatan hasil diskusi dan sosialisasi (disertai dengan CD) Laporan harus
Laporan Akhir
diserahkan selambat-lambatnya: 8 (delapan) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan dan cakram padat (compact disc) (jika diperlukan).
Sudah cukup jelas dan dapat dipahami.
2.8 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Personil dan Fasilitas Pendukung Personil berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
Jumlah Keahlian
Kualifikasi
(berisi pendidikan, pengalaman, keahlian/tugas dalam Orang pekerjaan)
Bulan Tenaga Ahli Ahli
Perencanaan Minimal S2 Perencanaan Wilayah dan Kota. Wilayah dan Kota Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
(Ketua Tim)
Memiliki pengalaman kerja profesional dibidangnya
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Minimal S-1 teknik lingkungan
Ahli
Prasarana Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Permukiman
5 Memiliki pengalaman profesional di bidang perencanaan
wilayah prasarana perkotaan minimal 3 (tiga) tahun.
Minimal S-1 Teknik Sipil
Ahli
Perencanaan Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Transportasi
5 Memiliki pengalaman profesional di bidang perencanaan
jalan dan jembatan minilam 3 (tiga) tahun. Minimal S-1 Teknik Sipil Pengairan
Ahli
Pengelolaan Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Sumberdaya Air
Memiliki pengalaman profesional di bidang pengelolaan 5
sumberdaya air minimal 3 (tiga) tahun. Minimal S-1 Teknik Elektro
Ahli
Perencana Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Ketenagalistrikan
Memiliki pengalaman profesional di bidang perencanaaan 5
ketenagalistrikan minimal 3 (tiga) tahun. Minimal S-1 Teknik Elektro
Ahli
Perencanaan Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Telekomunikasi
5 Memiliki pengalaman profesional di bidang perencanaan
telekomunikasi minimal 3 (tiga) tahun. Minimal S-1 geografi/geodesi
Ahli GIS
Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
8 Memiliki pengalaman profesional di bidang perpetaan GIS
minimal 3 (tiga) tahun.
Jumlah Keahlian
Kualifikasi
(berisi pendidikan, pengalaman, keahlian/tugas dalam Orang pekerjaan)
Bulan Ahli
Ekonomi Minimal S-1 bidang ekonomi pembangunan
Pembangunan/
Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Wilayah
Memiliki pengalaman profesional di bidang pembiayaan
pembangunan sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun.
Minimal S-1 bidang perencanaan wilayah dan kota.
Asisten
Ahli Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan.
Perencana
21 Memiliki pengalaman kerja profesional dibidangnya
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun Minimal S-1 bidang geografi/geodesi.
Asisten Ahli GIS
Lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan. Memiliki pengalaman kerja profesional dibidangnya 16
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun
Tenaga Penunjang
sarjana muda (D-3)/ SMA sederajat.
Sekretaris mampu mengoperasikan komputer untuk dapat menunjang
kegiatan. sarjana muda (D-3)/ SMA sederajat.
Operator Komputer mampu mengoperasikan komputer untuk dapat menunjang
kegiatan.
Dalam KAK secara umum telah diuraikan mengenai kebutuhan tenaga ahli dan konsultan merasa sudah jelas DAN sudah mencukupi untuk melaksanakan pekerjaan.
2.9 Pemahaman Dan Tanggapan Terhadap Peralatan, Material, dan Fasilitas
Pejabat pembuat komitmen akan memberikan material, personil, dan fasilitas sesuai dengan biaya yang telah dianggarkan dalam satuan biaya kegiatan ini. Untuk mendampingi konsultan, pejabat pembuat komitmen akan menunjuk tim supervisi untuk dapat mengarahkan dan memantau pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini.
Dengan adanya material, personil dan fasilitas yang diberikan oleh pejabat pembuat komitmen, maka pihak konsultan merasa terbantu dalam penyelesaian pekerjaan ini. Selain itu dengan adanya tim supervisi yang mengarahkan dan memantau pelaksanaan kegiatan ini dapat memudahkan pihak konsultan dalam penyelesaian pekerjaan.
COVER BAB 3, SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB III TINJAUAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN TERKAIT
3.1 Tinjauan Peraturan dan Kebijakan Terkait
Penyusunan RPI2-JM pada dasarnya harus bertitik tolak (mengacu) kepada peraturan perundangan maupun kebijakan yang berlaku pada saat RPI2-JM disusun. Hal ini perlu dilakukan agar pada pelaksanaan pembangunannya dapat tercapai sinergi dan keselarasan antarpelaksana, dan tidak terjadi tumpang tindih satu sama lain. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan yang perlu diacu tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
3.1.1 Undang-Undang
1. UU No. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun
2. UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman
3. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
4. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
5. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
6. UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air
7. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
8. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
9. UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
10. UU No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
11. UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
12. UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
13. UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian
14. UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
15. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
16. UU No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
17. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
18. UU No 36 Tahun 2000 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang Nomor 1 tahun 2000 Tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Menjadi Undang Undang.
19. UU No 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 36 tahun 2000 tentang 19. UU No 44 Tahun 2007 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 36 tahun 2000 tentang
3.1.2 Peraturan Pemerintah
20. PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
21. PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
22. PP No. 19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Dividen yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
23. PP No. 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
24. PP No 46 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
25. PP No 5 Tahun 2011 Tentang Perubahan atas peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2007 tentang perdagangan bebas dan pelabuhan bebas batam
26. PP No 47 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan
27. PP No 48 Tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun
28. PP No 6 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Keuangan Pada badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam
3.1.3 Peraturan Presiden
29. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur
30. Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
31. Perpres No 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, yang telah direvisi dengan Perpres No 65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan UmumPeraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
32. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.
33. Peraturan Presiden Republik Indonesia No 13 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera.
34. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, Dan Karimun.
35. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2008 Tentang Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
3.1.4 Keputusan Presiden
36. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam.
37. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan.
38. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Karimun.
3.1.5 Peraturan Daerah
39. Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
3.1.6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
40. Permen PU No. 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman, bahwa pembangunan perkotaan perlu ditingkatkan dan diselenggarakan secara berencana dan terpadu.
41. Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum.
42. Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP- SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan.
3.1.7 Keputusan Menteri Perhubungan RI
43. KEPMEN Perhubungan RI No KP 330 Tahun 2009 Tentang Penetapan Pelabuhan Bebas Pada Kawasan Perdagangan Bebas di Batam, Bintan dan Karimun.
44. KEPMEN Perhubungan RI No KM 7 Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2010-2014
3.1.8 Keputusan Menteri ESDM RI
45. KEPMEN ESDM RI No 4Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tahun 2010-2014.
3.1.9 Keputusan Menteri Komunikasi Dan Informatika RI
46. KEPMEN Komunikasi dan Informatika RI No ___Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun 2010 - 2014.
3.1.10 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI
47. KEPMEN Pekerjaan Umum No 2/PRT/M/2010-03-15 RI Tahun 2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010 - 2014.
3.1.11 Peraturan Menteri Perdagangan
48. PERMEN Perdagangan RI No 24/M-DAG/PER/6/2006 Tentang Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon.
49. PERMEN Perdagangan RI No 38/M-DAG/PER/0/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 24/M-DAG/PER/6/2006 Tentang Ketentuan Impor Bahan Perusak Lapisan Ozon.
50. PERMEN Perdagangan RI No 12/M-DAG/PER/3/2009 Tentang Pelimpahan Kewenangan Perizinan.
51. PERMEN Perdagangan RI No 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Angka Pengenal Impor (API).
52. PERMEN Perdagangan RI No 17/M-DAG/PER/3/2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri perdagangan No 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Angka Pengenal Importir (API)
53. PERMEN Perdagangan RI No 20/M-DAG/PER/7/2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri perdagangan No 45/M-DAG/PER/9/2009 Tentang Angka Pengenal Importir (API).
3.1.12 Keputusan Menteri Perindustrian RI
54. PERMEN Perindustrian No 72/M-Ind/PER/7/2009 Tentang Pelimpahan Kewenangan Urusan Pemerintahan Bidang Perindustrian Kepada Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Bintan dan Karimun.
55. PERMEN Perindustrian No 18/M-IND/PER/2/2010 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Pertimbangan Teknis/Rekomendasi Bidang Perindustrian Kepada Badan Pengusahaan.
3.1.13 Keputusan Menteri Keuangan RI
56. PMK No 38 /PMK.01 / 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan Pengelolaan Risiko atas Penyediaan Infrasruktur.
57. PERMEN Keuangan RI No 146/PMK.04/2010 Tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Barang Kena Cukai ke dan Dari Kawasan Yang Telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan bebas.
58. PERMEN Keuangan RI No 152/PMK.04/2010 Tentang Tata Cara Pemasukan dan Pengeluaran Kendaraan Bermotor ke dan Dari Kawasan Yang Telah ditunjuk sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan bebas.
3.2 Dasar Hukum Pekerjaan
Pedoman Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) ini ditetapkan dengan peraturan menteri yang menangani urusan pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional, sesuai dengan Pasal 102, PP 15 Tahun 2010.
KOVER BAB 4, SENGAJA DIKOSONGKAN
BAB IV METODOLOGI & PENDEKATAN PEKERJAAN
4.1 Umum
Sejauh ini seiring dengan penerapan demokratisasi di Indonesia, pembangunan infrastruktur mengacu pada 3 (tiga) dokumen perencanaan yang menjadi mainstream perencanaan pembangunan, yaitu:
a) Dokumen Perencanaan Pembangunan yang dikenal melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), yang menurunkan Rencana Pembangunan Sektoral yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Strategis (sektoral).
b) Dokumen Perencanaan Keruangan yang dikenal melalui Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang berjenjang dan komplementer, mulai dari yang mengatur sistem nasional (Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional/RTRWN), sistem provinsi (Rencana Tata Ruang WilayahProvinsi/RTRW Provinsi), sistem kabupaten (Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten/RTRW Kabupaten), maupun sistem kota (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW Kota).
c) Dokumen Perencanaan Penganggaran yang dikenal melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Dalam penerapannya, ketiga dokumen perencanaan tersebut harus saling terpadu, baik dalam hal substansi rencana maupun operasionalisasinya. Hal ini yang mendasari pola pikir Penyiapan Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (lihat Gambar 1).
Kedudukan RPI2-JM berada dalam integrasi kebijakan spasial dan kebijakan sektoral, yang ada di setiap daerah sebagai Rencana Pembangunan Infrastruktur (Infrastructure Development Plan) di masing-masing daerah baik pada skala provinsi maupun kabupaten/kota. Kebijakan spasial dalam RPI2-JM mengacu pada RTRW Nasional dan rencana rincinya (RTR Pulau, RTR Kawasan Strategis Nasional), RTRW Propinsi dan rencana rincinya (RTR Kawasan Strategis Provinsi), serta RTRW Kabupaten/Kota beserta rencana rincinya (RTR Kawasan Strategis Kabupaten/Kota). Sedangkan kebijakan sektoral/program dalam RPI2-JM mengacu pada RPJP, RPJM dan Renstra K/L, baik pada skala nasional, provinsi maupun kabupaten/kota.
Dalam pelaksanaannya nanti RPI2-JM yang merupakan perencanaan investasi jangka menengah lima tahunan ini, merupakan bahan/ dokumen acuan bagi daerah (melalui Gubernur) dalam pelaksanaan Musrenbang. RPI2-JM yang disusun tersebut dapat berupa:
a) Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah dalam skala provinsi;
b) Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah dalam skala kawasan strategis nasional;
c) Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah dalam skala kawasan strategis provinsi;
d) Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah dalam skala kabupaten/kota; dan
e) Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah dalam skala kawasan strategis kabupaten/kota.
Selanjutnya, RPI2-JM ini akan menjadi salah satu dasar dalam penyusunan anggaran atau rencana kerja tahunan (RKP) dan Rencana Kerja (Renja), baik di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota.
Istilah dan definisi:
a. RPI2-JM (Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Penyusunan RPI2-JMharus mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terkait dan berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional dan Daerah.
b. Rencana Terpadu adalah upaya mengintegrasikan arahan spasial pengembangan wilayah dengan program prioritas pembangunan infrastruktur.
c. Sinkronisasi Program adalah upaya menyerasikan (fungsi, lokasi, waktu, dan anggaran) program pembangunan infrastruktur sesuai tahapan/skala prioritas pengembangan wilayah, melalui berbagai forum koordinasi.
d. Program Tahunan RPI2-JM adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu satu tahun dan merupakan bagian dari RPI2-JM.
e. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
f. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan system jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirearkis memiliki hubungan fungsional.
g. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
h. Penataan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
i. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang. j. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkanstruktur ruang dan pola ruang sesuai dengan
rencana tataruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program besertapembiayaannya. k. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang merupakan pelaksanaanpembangunan sektoral dan pengembangan wilayah, baik yangdilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah maupunoleh masyarakat, yangharus mengacu pada rencana tata ruang.
l. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
m. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budi daya. n. Kawasan Strategis Nasionaladalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
o. Kawasan Strategis Provinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Provinsi terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan.
p. Kawasan Strategis Kabupaten/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten/Kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan.
q. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) adalah dokumen perencanaan untuk period
20 (dua puluh) tahun. r. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat 20 (dua puluh) tahun. r. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat
s. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah adalah penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
4.2 Pendekatan
4.2.1 Prinsip Penyusunan RPI2-JM
Prinsip dalam penyusunan RPI2-JM yaitu sebagai berikut.
a. Kewilayahan Prinsip kewilayahan merupakan pendekatan yang tidak sektoral tetapi objeknya adalah entitas wilayah/kawasan strategis yang akan didorong dan mendorong terciptanya stuktur ruang yang efektif dan efisien.
b. Keterpaduan; Prinsip keterpaduan merupakan pendekatan dalam integrasi dalam perencanaan dan sinkronisasi dalam pemrograman pembangunan yang saling terkait untuk mengisi kekurangan dan kebutuhan masing-masing.
c. Keberlanjutan; Prinsip keberlanjutan merupakan pendekatan dalam pemrograman investasi infrastruktur jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan memperhatikan aspek-aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
d. Koordinasi; Prinsip koordinasi merupakan pendekatan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun Masyarakat/Dunia Usaha, sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
e. Optimalisasi Sumberdaya;
Prinsip optimalisasi sumberdaya merupakan pendekatan dalam pemanfaatan sumberdaya yang sesuai dengan kewenangan dan kapasitas pendanaan untuk tujuan pengembangan kawasan/wilayah melalui pembangunan infrastruktur.
4.2.2 Proses Penyusunan RPI2-JM
Proses penyusunan RPI2-JM terdiri atas 6 (enam) tahap/langkah langkah utama yaitu sebagai berikut.
1. Penyusunan Arahan Spasial Pengembangan Wilayah Pada tahap ini dilakukan analisis arahan spasial yang merupakan hasil integrasi dari berbagai dokumen kebijakan spasial, yang menghasilkan arahan spasial pengembangan wilayah lima tahun ke depan, baik kawasan yang perlu di dorong maupun yang perlu dikendalikan pengembangannya, beserta rencana sistem jaringan infrastruktur pendukungnya.
2. Penyusunan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur Pada tahap ini dilakukan analisis program infrastruktur yang merupakan hasil integrasi berbagai dokumen sistem perencanaan pembangunan yang menghasilkan prioritas program infrastruktur.
3. Penyusunan Rencana Terpadu Pembangunan Infrastruktur Pada tahap ini dilakukan integrasi kedua hasil analisis tersebut di atas yang menghasilkan program pembangunan infrastruktur prioritas yang berbasis pada sasaran spasial.
4. Sinkronisasi Program Investasi Pembangunan Infrastruktur Pada tahap ini dilakukan penyerasian program prioritas pembangunan infrastruktur dari aspek: fungsi, lokasi, waktu, dan ketersediaan anggaran sesuai sasaran pengembangan wilayahnya. Sinkronisasi program tersebut berupa sinkronisasi antarsektor pemerintah, antarsektor pusat dengan daerah, antara Pemerintah dengan pemda, antarpemda, dan antara pemerintah dengan masyarakat/dunia usaha. Sinkronisasi program ini menghasilkan program/kegiatan pembangunan infrastruktur yang dirinci berdasarkan kegiatan, perkiraan volume, perkiraan biaya pelaksanaan, dan pelaksana.
5. Penyusunan Sumber Pembiayaan Pembangunan Pada tahap ini dilakukan analisis identifikasi bentuk atau wujud sumber pembiayaan pelaksanaan RPI2-JM yang menghasilkan sumber-sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur.
6. Inisiasi Pelaksanaan Pembangunan.
Pada tahap ini dilakukan inisiasi pelaksanaan RPI2-JM ke dalam penganggaran (publik) dan pembiayaan kerjasama (dengan swasta), serta pengawasan dan pengendalian pelaksanaannya.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dan uraian berikut ini.
Gambar 3 Proses Penyusunan RPI2-JM
Sumber: Pedoman RPI2JM
4.2.2.1 Penyusunan Arahan Spasial Pengembangan Wilayah (Kotak 1)
Arahan spasial pengembangan wilayah Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK merupakan upaya mengintegrasikan berbagai dokumen kebijakan spasial dalam ruang Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK.
1. Output: Integrasi arahan spasial pengembangan wilayah Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK dalam jangka menengah.
2. Input: dokumen kebijakan spasial.
a. RTRWN;
b. RTR Pulau Sumatera (Raperpres Edisi Terakhir/Draf terakhir);
c. Perpres Nomor 87 Tahun 2011 Tentang RTR Kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK).
d. Raperpres (edisi terakhir) Tentang RTR Kawasan Danau Toba.
e. RTRW Provinsi: Sumatera Utara dan Kepulauan Riau.
f. RTRW Kabupaten/Kota dalam lingkup Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK.
g. RPI2-JM Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK merupakan operasionalisasi dari Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK, sehingga RTR yang telah disepakati dapat terwujud secara optimal.
3. Proses: Berdasarkan dokumen kebijakan spasial (Input), disusun integrasi Arahan Spasial Pengembangan Wilayah Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK dengan menggunakan metode: Penyusunan Matriks dan superimpose (tumpang tindih peta), dengan langkah yang akan diuraikan dibawah ini (setelah uraian poin 5).
4. Batasan: Penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK ini memiliki batasan yang harus diperhatikan, yaitu skala peta yang berbeda, dimana RTRWN memiliki skala peta 1:000.000, RTR Pulau memiliki skala peta 1:500.000, RTRW Provinsi memiliki skala peta 1:250.000, RTRW Kabupaten memiliki skala 1:50.000, RTRW Kota memiliki skala 1:25.000, RTR Kawasan Danau Toba dan RTR Kawasan BBK memiliki skala 1:50.000 (RTR KSN). Selain itu tidak semua infrastruktur memiliki hierarki dari nasional hingga kabupaten/kota, seperti infrastruktur sumber daya air, infrastruktur energi dan ketenagalistrikan, serta infrastruktur telekomunikasi. Dengan penyamaan skala peta, maka dapat dilakukan tumpang tindih peta.
5. Prasyarat: Penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah ini memiliki prasyarat dimana dokumen yang diacu sebagai Input memiliki kekuatan hukum (dokumen legal). Selain itu, dalam penyusunan superimpose peta, perlu konsistensi kedalaman/skala peta. Mengingat RPI2-JM yang disusun yaitu RTR KSN, maka skala peta yang digunakan yaitu 1:50.000.
Tahap penyusunan arahan spasial pengembangan wilayah Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
Gambar 4 Penyusunan Arahan Spasial Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK
4.2.2.2 Penyusunan Program Prioritas Pembangunan Infrastruktur (Kotak 2)
Program prioritas pembangunan infrastruktur di Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK merupakan upaya inventarisasi dan sintesis terhadap fokus program pembangunan infrastruktur prioritas, serta target tingkat pelayanan infrastruktur di Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK.
1) Output: Sintesis prioritas program pembangunan infrastruktur yang sinergis dari tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota.
2) Input: Program pembangunan infrastruktur yang mengacu pada dokumen sistem perencanaan pembangunan yang berlaku, yaitu: RPJP/RPJM Nasional, Renstra Kementerian/Lembaga, MP3EI, RPJP/RPJM Provinsi, RPJP/RPJM Kabupaten/Kota, serta Renstra SKPD.
3) Proses:
inventarisasi dan integrasi/penggabungan fokus program prioritas pembangunan infrastruktur dan target pelayanannya di Kawasan Danau Toba dan Kawasan BBK.