Dampak Konversi Lahan Sawah Terhadap Pen

DAMPAK KONVERSI LAHAN SAWAH TERHADAP PENAWARAN
DAN PERMINTAAN BERAS DI KABUPATEN CIAMIS
Oleh:
Cecep Pardani dan Agus Yuniawan Isyanto
RINGKASAN
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) Faktorfaktor penyebab terjadinya konversi lahan di Kabupaten Ciamis, (2) Dampak
konversi lahan terhadap produktivitas, kesempatan kerja, dan pendapatan di sektor
pertanian di Kabupaten Ciamis, dan (3) Dampak konversi lahan terhadap
keseimbangan penawaran dan permintaan beras di Kabupaten Ciamis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Faktor-faktor Pendapatan
Domestik Regional Bruto berpengaruh signifikan terhadap tingkat konversi lahan
sawah, sedangkan faktor-faktor Pendapatan Domestik Regional Bruto sektor
pertanian, kepadatan penduduk, total luas lahan, dan panjang jalan tidak
berpengaruh signifikan terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Ciamis, (2)
Konversi lahan sawah tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan kerja di
sektor pertanian dan produktivitas usaha di sektor pertanian, tetapi berpengaruh
terhadap pendapatan sektor pertanian, dan (3) Dilihat dari sisi permintaan
terhadap permintaan beras, maka faktor-faktor permintaan beras tahun lalu, harga
beras tahun ini, harga beras tahun lalu, dan jumlah penduduk merupakan faktor
yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan beras, sedangkan dilihat dari
sisi penawaran tidak ada satu faktorpun yang berpengaruh secara signifikan.

SUMMARY
This research is executed with aim to know: (1) its happening causal factor
paddy land conversion at Regency Ciamis, (2) Impact convert paddy land to
productivities, job chance, and income at agricultural sector at Regency Ciamis,
and (3) Impact convert paddy land to balance rice supply and demand at Regency
Ciamis.
Result showed that: (1) Gross Domestic Regional Product influential
significantly to increase paddy land conversion, meanwhile Gross Domestic
Regional Product from agricultural sectors, population density, land, and length
road not significantly ascendant to convert paddy land at Regency Ciamis, (2)
paddy land conversion not significantly ascendants to job chance at agricultural
sector and farm productivity at agricultural sector, but ascendant to agricultural
sector income, and (3) from the demand side, rice demand, current price, last
year price, and population constitutes influential factor significantly to rice
demand, meanwhile from the supply side no one factors significantly influence
rice supply.
PENDAHULUAN
Hasil Sensus Pertanian tahun 2003 mengungkapkan bahwa selama tahun
2000-2002 total luas lahan sawah di Indonesia yang dikonversi ke penggunaan
lain rata-rata 187,7 ribu hektar per tahun, sedangkan luas pencetakan sawah baru


hanya 46,4 ribu hektar per tahun, sehingga luas lahan sawah berkurang rata-rata
141,3 ribu hektar per tahun (Sutomo, 2004 dalam Irawan, 2005).
Konversi lahan pada dasarnya terjadi akibat adanya persaingan dalam
pemanfaatan lahan antara sektor pertanian dan sektor non pertanian. Sedangkan
persaingan dalam pemanfaatan lahan tersebut muncul akibat adanya tiga
fenomena ekonomi dan sosial, yaitu: (a) keterbatasan sumberdaya lahan, (b)
pertumbuhan penduduk, dan (c) pertumbuhan ekonomi (Irawan, 2005; Kuminoff,
et al., 2001).
Hasil penelitian Pakpahan dan Anwar (1989) mengungkapkan bahwa
konversi lahan pertanian dipengaruhi secara positif oleh pertumbuhan PDRB dan
kepadatan penduduk, sedangkan total luas lahan yang tersedia bersifat negatif.
Hasil penelitian Ilham (2004) mengungkapkan bahwa konversi lahan pertanian
dipengaruhi oleh PDRB sektor pertanian, PDRB per kapita dan kepadatan
penduduk. Sedangkan penelitian Mariyono, Harini dan Agustin (2007)
menemukan fakta bahwa konversi lahan pertanian dipengaruhi oleh panjang jalan,
jumlah penduduk, pendapatan daerah, dan nilai tukar petani.
Sekitar 90 persen produksi padi nasional dihasilkan dari lahan sawah dan
sisanya dari lahan kering (Irawan, et al., 2003). Oleh karena itu, konversi lahan
sawah secara langsung akan mengurangi kuantitas ketersediaan pangan akibat

berkurangnya lahan pertanian yang dapat ditanami padi dan komoditas pangan
lainnya. Secara tidak langsung konversi lahan sawah juga dapat mengurangi
kuantitas ketersediaan pangan akibat terputusnya jaringan irigasi yang selanjutnya
berdampak pada penurunan produktivitas usahatani (Irawan, 2005).
Jika terjadi konversi lahan terutama lahan sawah irigasi yang memiliki daya
serap tenaga kerja yang relatif tinggi, maka akan terjadi penurunan kesempatan
kerja buruh tani yang selanjutnya akan berdampak pada penurunan pendapatan
para buruh tani. Hal ini mengakibatkan berkurangnya aksesibilitas ekonomik para
buruh tani terhadap bahan pangan (Irawan, 2005).
Mariyono, et al., (2007) menyatakan, akibat dari konversi lahan adalah
penurunan permanen produksi pertanian sementara permintaan pangan nasional
semakin meningkat dengan meningkatnya jumlah penduduk. Penurunan produksi

pada akhirnya akan mempengaruhi keseimbangan pada kurva permintaan dan
penawaran beras.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk : (1) Mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah di Kabupaten Ciamis, (2)
Dampak konversi lahan terhadap produktivitas, kesempatan kerja, dan pendapatan
di sektor pertanian di Kabupaten Ciamis, dan (3) Dampak konversi lahan sawah
terhadap keseimbangan penawaran dan permintaan beras di Kabupaten Ciamis.


TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan penggunaan lahan di Indonesia selama ini sangat bias terhadap
keuntungan ekonomi dari pembangunan industri dan perkotaan, namun
mengorbankan lahan pertanian berproduktivitas tinggi. Pertanian mempunyai
fungsi lingkungan, fungsi ketahanan pangan, dan fungsi sosial budaya, yang
secara kolektif disebut sebagai multifungsi pertanian. Nilai ekonomi fungsi
mitigasi banjir, pengendali erosi, pendaur ulang sumber daya air, penyerap
sampah organik, mitigasi suhu udara, dan penjaga keasrian pedesaan dari lahan
sawah di DAS Citarum seluas 156.000 ha, yang dihitung dengan metode biaya
pengganti (RCM), adalah sekitar 51% ($92,67 juta/tahun) dari nilai jual beras total
sebanyak $181,34 juta/tahun yang dihasilkan di DAS tersebut. Nilai sejumlah itu
dapat dimaknai sebagai jasa yang dihasilkan oleh petani dan dinikmati oleh
masyarakat luas secara gratis. Namun demikian, karena masyarakat masih
mengabaikan arti multifungsi pertanian maka konversi lahan pertanian mengalami
peningkatan (Agus dan Irawan, 2006).
Konversi lahan sawah adalah suatu proses yang disengaja oleh manusia
(anthropogenic), bukan suatu proses alami. Kita ketahui bahwa percetakan sawah
dilakukan dengan biaya tinggi, namun ironisnya konversi lahan tersebut sulit
dihindari dan terjadi setelah sistem produksi pada lahan sawah tersebut berjalan
dengan baik. Contohnya beberapa sentra produksi beras di daerah pantura telah

dijadikan sebagai kawasan industri. Hal ini menunjukkan antara sektor pertanian
dan industri masih berjalan sendiri-sendiri. Tidak ada penilaian seberapa banyak
kerugian ekonomi dan lingkungan akibat dikonversinya lahan sawah produktif.
Analisis ekonomi jangka pendek sering lebih mengemuka walaupun sebenarnya

tidak cocok karena pengelolaan lahan menyangkut aspek kelestarian sumberdaya
alam.
Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah untuk membatasi alih
fungsi lahan sawah, namun upaya ini tidak banyak hasilnya disebabkan karena:
(a) kemudahan untuk merubah kondisi fisik lahan sawah, (b) peraturan yang
bertujuan untuk mengandalikan konversi lahan secara umum hanya bersifat
himbauan dan tidak dilengkapi sanksi yang jelas, dan (c) ijin konversi merupakan
keputusan kolektif sehingga sulit ditelusuri pihak mana yang bertanggung jawab
atas pemberian ijin konversi lahan. Ketiga kelemahan tersebut pada gilirannya
menyebabkan aparat cenderung mendukung proses konversi lahan dengan alasan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah (Agus, 2004).
Konversi lahan pertanian terutama ditentukan oleh faktor berikut: (a)
Rendahnya nilai persewaan (land rent) lahan sawah yang berada di sekitar pusat
pembangunan dibandingkan dengan nilai persewaan untuk pemukiman dan
industri, (b) Lemahnya fungsi kontrol dan pemberlakuan peraturan oleh lembaga

terkait, dan (c) Makin menonjolnya tujuan jangka pendek yaitu memperbesar
pendapatan

asli

daerah

(PAD)

tanpa

mempertimbangkan

kelestarian

(sustainability) sumberdaya alam di era otonomi ini (Agus, 2004).
Konversi lahan sawah mempunyai dua dampak yang kurang baik berupa
dampak ekonomi dan ekologi. Dari sisi ekologi, konversi lahan sawah
menyebabkan penurunan daya tampung lahan (carrying capacity). Selain itu,
konversi lahan berakibat pada penurunan sumberdaya air. Dari sisi ekonomi,

konversi lahan sawah tidak hanya berdampak pada produksi pertanian, tetapi juga
mengakibatkan hilangnya kesempatan kerja di wilayah pedesaan, hilangnya
investasi pertanian seperti irigasi, institusi dan infrastruktur yang lain (Mariyono,
et al., 2007; Gopikuttan dan Kurup, 2004).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif
dengan melaksanakan studi kasus di Kabupaten Ciamis. Menurut Singarimbun
dan Effendi (1995), penelitian ilmu-ilmu sosial dapat dibedakan atas tiga tipe

penelitian, yaitu penelitian penjajagan (eksploratif), penelitian penjelasan
(eksplanatori), dan penelitian deskriptif.
Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tingkat konversi lahan sawah (Rc) adalah tingkat terjadinya konversi lahan
sawah, dinyatakan dalam satuan persen.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besarnya PDRB atas dasar
harga berlaku yang dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun,
dan diukur dalam satuan Rp.
3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRBP) sektor pertanian adalah besarnya

PDRB sektor pertanian atas dasar harga berlaku yang dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun, dan diukur dalam satuan Rp.
4. Kepadatan penduduk (KP) adalah kepadatan penduduk Kabupaten Ciamis,
yang diukur dalam satuan orang per kilo meter persegi.
5. Total luas lahan (TLL) adalah total luas lahan di Kabupaten Ciamis, yang
dihitung dalam satuan kilometer persegi.
6. Panjang jalan (PJ) adalah total panjang jalan di Kabupaten Ciamis, yang
dihitung dalam satuan kilometer.
7. Jumlah lahan sawah (S1) adalah jumlah lahan sawah pada tahun t1, yang
diukur dalam satuan hektar.
8. Jumlah lahan sawah (S2) adalah jumlah lahan sawah pada tahun t2, yang
diukur dalam satuan hektar.
9. Jumlah permintaan beras pada tahun t (Qdt) adalah banyaknya permintaan
beras pada tahun t, yang diukur dalam satuan ton.
10. Jumlah permintaan beras pada tahun t-1 (Qdt-1) adalah banyaknya permintaan
beras pada tahun t-1, yang diukur dalam satuan ton.
11. Jumlah penawaran beras pada tahun t (Qst) adalah banyaknya penawaran beras
pada tahun t, yang diukur dalam satuan ton.
12. Jumlah penawaran beras pada tahun t-1 (Qst-1) adalah banyaknya penawaran
beras pada tahun t-1, yang diukur dalam satuan ton.

13. Harga beras tahun ke t (Pt) adalah harga beras pada tahun t, yang diukur dalam
satuan rupiah per kilogram.

14. Harga beras tahun ke t-1 (Pt-1) adalah harga beras pada tahun t-1, yang diukur
dalam satuan rupiah per kilogram.
15. Harga pupuk urea tahun ke t (Pft) adalah harga pupuk urea pada tahun t, yang
diukur dalam satuan rupiah per kilogram.
16. Harga pupuk urea tahun ke t-1 (Pft-1) adalah harga pupuk urea pada tahun t-1,
yang diukur dalam satuan rupiah per kilogram.
17. Pendapatan per kapita tahun ke t (It) adalah pendapatan per kapita penduduk di
Kabupaten Ciamis pada tahun ke t, yang diukur dalam satuan rupiah per orang
per tahun.
18. Pendapatan di sektor pertanian adalah pendapatan dari sektor pertanian pada
tahun ke t, yang diukur dalam satuan rupiah per tahun.
19. Produktivitas (Prod) adalah produktivitas usahatani padi, yang diukur dalam
satuan ton per hektar.
20. Kesempatan kerja (KK) didekati dengan jumlah penduduk yang bekerja di
sektor pertanian, yang diukur dalam satuan orang.
21. Jumlah penduduk tahun ke t (Popt) adalah jumlah penduduk di Kabupaten
Ciamis, yang diukur dalam satuan orang per tahun.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu datadata yang dipublikasikan oleh lembaga-lembaga yang berkompeten yang meliputi
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa
Barat, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat, Badan Pusat Statistik Kabupaten
Ciamis, Dinas Pertanian Kabupaten Ciamis, serta data-data dari sumber lain yang
diperlukan.
Bentuk persamaan yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai
berikut :
Produksi padi (QP) merupakan perkalian antara produktivitas usahatani padi
(Pr) dengan luas lahan sawah (LLSw). Dalam penelitian ini, produksi padi
diasumsikan hanya berasal dari lahan sawah, sebab 90% produksi padi di
Indonesia dihasilkan dari lahan sawah (Agus, 2004). Dengan demikian persamaan
produksi padi adalah:
QP = Pr . LLSw…………………………….…………..………………..(1)

Jumlah produksi beras adalah perkalian jumlah produksi padi (QP) dengan
rendemen yang dihasilkan (Rd) yang bernilai 80% dari jumlah produksi padi,
sehingga persamaan produksi beras (QB) adalah:
QB = QP . Rd ……………………..…….………………………………..(2)
Lahan sawah merupakan lahan sawah yang sudah mengalami proses
konversi lahan (Rc), sehingga luas lahan sawah adalah:

LLSw = LLSw – (LLSw . Rc)…………..………………………………(3)
Rc merupakan tingkat konversi lahan sawah, yang didekati dengan
menggunakan persamaan menurut FAO (1996) dalam Xie, et al. (2005) sebagai
berikut:
 S  S2 
Rc  1  1

S1 


1/ n

 1 ..............................................................................(4)

Dimana :
Rc

= Tingkat konversi lahan sawah

S1

= Jumlah lahan sawah pada tahun t1

S2

= Jumlah lahan sawah pada tahun t2

n

= Perbedaan tahun antara tahun analisis

Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan dinyatakan dalam
persamaan berikut:
Rc

= f (PDRB, PDRBP, KP, TLL, PJ)

Dimana :
Rc

= Tingkat konversi lahan sawah

PDRB

= Produk Domestik Regional Bruto

PDRBP

= Produk Domestik Regional Bruto sektor pertanian

KP

= Kepadatan penduduk

TLL

= Total luas lahan

PJ

= Panjang jalan

Agar bentuk fungsi tersebut dapat lebih mudah dianalisis dengan OLS, maka
digunakan fungsi double logaritme natural (logaritma ganda), dengan spesifikasi
model sebagai berikut :

Ln Rc = Ln 0 + 1 Ln PDRB + 2 Ln PDRBP + 3 Ln KP + 4 Ln TLL
+ 5 Ln PJ + U………………....…………........…………………..(5)
0 = Intersep (konstanta)
1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8 = Koefisien regresi
Hipotesis penelitian secara statistik dituliskan sebagai berikut :
H0 = 1, 2, 3, 4, 5  0
H1 = Minimal salah satu dari parameter tersebut = 0
Menurut Nuryanti (2005), fungsi model permintaan beras pada tahun t
didefinisikan sebagai fungsi permintaan beras pada tahun t-1, harga beras tahun t,
pendapatan per kapita tahun t, dan jumlah penduduk tahun t. Secara matematis
diformulasikan sebagai berikut:
Qdt = a1 Qdt-1 + a2 Pt-1 + a3 It + a4 Popt + c………………………………….(6)
Qdt = a1 Qdt-1 + a2 Pt-1 + a3 Z1 + a4 Z2 + c………………….………………..(7)
Dengan kata lain, fungsi penawaran didefinisikan sebagai fungsi penawaran
beras pada tahun t-1, harga beras tahun t-1, dan harga pupuk Urea tahun t-1, yang
secara matematis diformulasikan sebagai berikut:
Qst = b1 Qst-1 + b2 Pt-1 + b3 Pft-1 + k…………………………………………(8)
Qst = b1 Qst-1 + b2 Pt-1 + b3 Z3 + k…………………………………………...(9)
Berdasarkan asumsi model Cobweb, maka:
Qdt = Qst……………………………………………………….…………..(10)
Dimana:
Qdt

= Jumlah permintaan beras tahun t

Qdt-1

= Jumlah permintaan beras tahun t-1

Qst

= Jumlah penawaran beras tahun t

Qst-1

= Jumlah penawaran beras tahun t-1

Pt

= Harga beras tahun t

Pt-1

= Harga beras tahun t-1

Pft

= Harga pupuk urea tahun t

It

= Z1 = Pendapatan per kapita tahun t

Popt

= Z2 = jumlah penduduk tahun t

Pft-1

= Z3 = harga pupuk urea tahun t-1

a,b

= Parameter estimasi

c,k

= Konstanta

Parameter fungsi penawaran dan permintaan (persamaan 7, 9) diestimasi
dengan fungsi produksi Cobb-Douglass, dengan mentransformasikan dalam
bentuk logaritma alami (natural logarithm). Cobb-Douglass dipilih sebab
koesfisien dari masing-masing variable sekaligus menunjukkan elastisitasnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konversi lahan sawah di
Kabupaten Ciamis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda
dengan persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Rc = 51,305 – 20,219PDRB + 7,865PDRBP + 23,211KP – 17,309TLL + 3,423PJ
(SE) (148,819) (6,866)
(6,154)
(21,887)
(36,146) (2,515)
(thit) (-0,345)
(-2,945)*
(1,278)
(1,061)
(0,479)
(1,361)
R2
: 0,934
Fhit
: 14,202**
Model persamaan regresi berganda yang menjelaskan pengaruh faktorfaktor penyebab konversi lahan mempunyai nilai koefisien determinasi sebesar
0,934. Model persamaan regresi ini relatif cukup baik dalam menggambarkan
faktor-faktor penyebab terjadinya konversi lahan, dimana 93,40 persen konversi
disebabkan oleh faktor-faktor yang dimasukkan dalam model, sedangkan sisanya
sebanyak 6,60 persen konversi lahan disebabkan oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model.
Secara simultan, faktor-faktor penyebab konversi lahan yang dimasukkan ke
dalam model signifikan berpengaruh terhadap terjadinya konversi lahan, ini
ditunjukkan dengan nilai F-hitung sebesar 14,202. Sedangkan secara parsial hanya
faktor Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berpengaruh signifikan
terhadap konversi lahan.
PDRB berpengaruh signifikan terhadap konversi lahan dengan tanda negatif
yang menunjukkan bahwa peningkatan PDRB akan menyebabkan penurunan
tingkat konversi lahan. Peningkatan PDRB akan

PDRB sektor pertanian (PDRBP), kepadatan penduduk (KP), total luas lahan
(TL), dan panjang jalan (PJ) mempunyai tanda positif yang menunjukkan bahwa
peningkatan PDRB, KP, TLL dan PJ cenderung akan meningkatkan tingkat
konversi lahan.
Analisis pengaruh konversi lahan sawah terhadap kesempatan kerja di
sektor pertanian menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
KK = 5,68 – 0,016 Rc
(SE) (0,016)
(0,09)
(thit) (355,483)** (1,883)
R2
: 0,307
F-hit
: 3,546
Analisis pengaruh konversi lahan terhadap kesempatan kerja di sektor
pertanian menunjukkan tidak adanya signifikansi pengaruh konversi lahan
terhadap kesempatan kerja di sektor pertanian. Namun demikian, tanda negatif
pada persamaan regresi menunjukkan bahwa peningkatan konversi lahan sawah
akan menyebabkan penurunan kesempatan kerja di sektor pertanian.
Analisis pengaruh konversi lahan sawah terhadap produktivitas usaha
pertanian menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Prod = 0,688
(SE) (0,151)
(t-hit) (40,487)**
R2
: 0,222
F-hit
: 0,049

0,059 Rc
(0,034)
(0,009)

Analisis pengaruh konversi lahan terhadap produktivitas usaha di sektor
pertanian menunjukkan tidak adanya signifikansi pengaruh konversi lahan
terhadap kesempatan kerja di sektor pertanian. Namun demikian, tanda negatif
pada persamaan regresi menunjukkan bahwa peningkatan konversi lahan sawah
akan menyebabkan penurunan produktivitas usaha di sektor pertanian.
Kemungkinan hal ini disebabkan oleh adanya pengurangan lahan sawah yang
menyebabkan adanya penurunan produksi padi.
Analisis pengaruh konversi lahan sawah terhadap pendapatan di sektor
pertanian menghasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
I = 5,932
- 0,360 Rc
(SE) (0,076)
(0,041)
(t-hit) (77,824)** (-8,753)*

R2
F-hit

: 0,905
: 76,612**

Analisis pengaruh konversi lahan terhadap pendapatan usaha di sektor
pertanian menunjukkan adanya signifikansi pengaruh konversi lahan terhadap
pendapatan usaha di sektor pertanian. Peningkatan konversi lahan sawah akan
menyebabkan penurunan pendapatan di sektor pertanian. Ini mengingat bahwa
sebagian besar petani padi di kabupaten Ciamis melaksanakan usahatani padi di
lahan sawah, sehingga pengurangan luas areal sawah akan menyebabkan
penurunan produksi yang secara langsung akan menyebabkan penurunan
pendapatan usahatani padi.
Analisis
dilakukan

faktor-faktor

dengan

yang

menggunakan

mempengaruhi
analisis

regresi

permintaan
berganda

beras
dengan

persamaan sebagai berikut:
Qd = -1,038 + 0,335Qd t-1 – 0,002Pt + 0,10P t-1 – 0,025It + 1,026 Pop
(SE) (0,723) (0,070)
(0,010) (0,028) (0,011)
(1,026)
(t-hit)(-1,435) (4,777)** (-2,087)* (3,599)* (-2,211) (12,163)**
R2
: 0,985
F-hit : 64,407**
Model persamaan regresi di atas mempunyai koefisien determinasi
sebesar 0,985 yang menunjukkan bahwa permintaan beras dipengaruhi
98,50 persen oleh permintaan beras tahun lalu (Qd t-1 ), harga beras saat ini
(Pt), harga beras tahun lalu (P t-1 ), pendapatan (It), dan jumlah penduduk
(Pop). Sedangkan sisanya sebesar 1,50 persen dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Secara simultan faktor-faktor yang dimasukkan ke dalam model
berpengaruh signifikan terhadap permintaan beras, sedangkan secara
parsial faktor yang berpengaruh signifikan terhadap permintaan beras
adalah permintaan beras tahun lalu, harga beras tahun ini, harga beras
tahun lalu, dan populasi penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk
maka akan semakin banyak permintaan terhadap beras yang merupakan
kebutuhan pokok masyarakat.

Analisis
dilakukan

faktor-faktor

dengan

yang

menggunakan

mempengaruhi
analisis

regresi

penawaran
berganda

beras
dengan

persamaan sebagai berikut:
Qs = 5,682 – 0,090Qs t-1 + 0,079P t-1 + 0,068Pf t-1
(2,183) (0,386)
(0,346)
(0,256)
2
R
: 0,154
F-hit
: 0,424
Model persamaan regresi di atas mempunyai koefisien determinasi
sebesar 0,154 yang menunjukkan bahwa penawaran beras dipengaruhi
15,40 persen oleh penawaran beras tahun lalu (Qs t-1 ), harga beras tahun
lalu (P t-1 ), dan harga pupuk tahun lalu (Pf t-1 ). Sedangkan sisanya sebesar
85,60 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
model.

Baik

secara

simultan

maupun

parsial,

faktor-faktor

yang

dimasukkan ke dalam model tidak berpengaruh signifikan terhadap
penawaran beras.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
(1) Faktor Pendapatan Domestik Regional Bruto berpengaruh signifikan terhadap
konversi lahan sawah, sedangkan faktor-faktor Pendapatan Domestik
Regional Bruto sektor pertanian, kepadatan penduduk, total luas lahan, dan
panjang jalan tidak berpengaruh signifikan terhadap konversi lahan sawah di
Kabupaten Ciamis.
(2) Konversi lahan sawah tidak berpengaruh signifikan terhadap kesempatan
kerja di sektor pertanian dan produktivitas usaha di sektor pertanian, namun
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan sektor pertanian.
(3) Dilihat dari sisi permintaan terhadap beras, maka faktor-faktor permintaan
beras tahun lalu, harga beras tahun ini, harga beras tahun lalu, dan jumlah
penduduk

merupakan

faktor

yang

berpengaruh

signifikan

terhadap

permintaan beras, sedangkan dilihat dari sisi penawaran tidak ada satu
faktorpun yang berpengaruh secara signifikan.

Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka diajukan saran sebagai berikut :
(1) Faktor jumlah penduduk merupakan faktor yang signifikan terhadap
permintaan beras. Di satu sisi, penambahan jumlah penduduk akan
meningkatkan permintaan terhadap beras, dan di sisi lain penambahan jumlah
penduduk akan meningkatkan permintaan terhadap sarana perumahan yang
berpotensi terhadap peningkatan konversi lahan. Oleh karena itu program
pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk diperlukan sebagai cara untuk
menurunkan tingkat konversi lahan sawah, dan juga untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
(2) Perlunya dimasukkan faktor-faktor lain dalam analisis faktor yang
berpengaruh terhadap konversi lahan, misalnya faktor kebijakan konversi
lahan di tingkat lokal, kepemilikan lahan non sawah, kepemilikan ternak, ratarata jumlah tanggungan keluarga, kelembagaan perkreditan di tingkat lokal,
dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, F. 2004. Konversi dan Hilangnya Multifungsi Lahan Sawah. Tabloid Sinar
Tani, 29 Januari 2004.
Agus, F., dan Irawan. 2006. Agricultural Land Conversion ss A Threat to Food
Security And Environmental Quality. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3): 9098.
Gopikuttan, G., dan Kurup, K.N.P. 2004. Paddy Land Conversion in Kerala: An
Inquiry Into Ecological and Economic Aspects in a Midland Watershed
Region. Final Report. Kerala Research Programme On Local Level
Development, Centre For Development Studies, Thiruvananthapuram.
Irawan, B. 2005. Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya,
dan Faktor Determinan. Forum Penelitian Agro Ekonomi 23(1): 1-18.
Irawan, B., B. Winarso., I. Sodikin dan Gatoet, S.H. 2003. Analisis Faktor
Penyebab Perlambatan Produksi Komoditas Pangan Utama. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Kuminoff, Sokolow, dan Sumner. 2001. Farmland Conversion: Perceptions and
Realities. University of California Agricultural Issues Centre. Number 16,
May 2001. http://aic.ucdavis.edu.
Mariyono, J., Harini, R., dan Agustin, N.K. 2007. Impacts of Economic
Development and Population Growth on Agricultural Land Conversion in
Jogjakarta: a Dynamic Analysis. Jurnal Ekonomi Pembangunan 8(1): 50-61.
Pakpahan, A. dan Anwar A. 1989. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi
Lahan Sawah. Jurnal Agro Ekonomi 8(1): 62-74.

Singarimbun, M., dan Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survai. LP3ES.
Jakarta.
Sutomo, S. 2004. Analisa Data Konversi dan Prediksi Kebutuhan Lahan.
Makalah disampaikan pada Pertemuan Round Table II Pengendalian
Konversi dan Pengembangan Lahan Pertanian. Jakarta, 14 Desember 2004.

Dokumen yang terkait

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Pengaruh Atribut Produk dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Niat Beli Konsumen Asuransi Syariah PT.Asuransi Takaful Umum Di Kota Cilegon

6 98 0

Pengaruh Proce To Book Value,Likuiditas Saham dan Inflasi Terhadap Return Saham syariah Pada Jakarta Islamic Index Periode 2010-2014

7 68 100

Analisis Pengaruh Lnflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga Sbi, Dan Harga Emas Terhadap Ting Kat Pengembalian (Return) Saham Sektor Industri Barang Konsumsi Pada Bei

14 85 113

Strategi Public Relations Pegadaian Syariah Cabang Ciputat Raya Dalam Membangun Kepuasan Layanan Terhadap Konsumen

7 149 96

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Pengaruh Dukungan Venezuela Kepada Fuerzas Armadas Revolucionaries De Colombia (FARC) Terhadap Hubungan Bilateral Venezuela-Kolombia

5 236 136

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46