Laporan Kasus Demam Tifoid pada anak lak

Laporan Kasus
Demam Tifoid pada Anak Laki-laki Berusia 9 Tahun
Penyaji

: Indri May Arfah Harahap
Sonya Desfirina

(130100045)

(130100072)

Hari/Tanggal : 06 November 2017
Jam/Tempat

: 10.00 /BIKA USU lantai 2

Pembimbing : dr. Tri Faranita, M. Ked(Ped), Sp. A
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar yang tidak
hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia.Virus dan bakteri adalah factor
utama dalam menyebabkan penyakit infeksi.Penyakit infeksi bakteri yang sering

menyebabkan penyakit pada manusia adalah penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Salmonella typhi yaitu demam tifoid.1
Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typhoid fever.2
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
Typhi yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. 3
Penyakit ini merupakan masalah kesehatan yang penting di dunia, terkait dengan
angka morbiditas dan mortalitas yang ditimbulkan penyakit ini terutama pada
negara berkembang. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah
kasus demam tifoid diseluruh dunia mencapai 16-33 juta dengan 500-600 ribu
kematian tiap tahunnya.WHO mencatat Indonesia sebagai salah satu negara
endemik untuk demam tifoid.Di Indonesia, kasus demam tifoid ditemukan 350810 kasus per 100.000 penduduk setiap tahun. Hasil riset kesehatan dasar tahun
2013 menunjukkan bahwa prevalensi demam tifoid sebesar 1,6% dan Profil
KesehatanIndonesia tahun 2015 menyatakan demam tifoid atau paratifoid
menempati urutan ke 3 dari 10 penyakit terbanyak pasien rawat inap di rumah
sakit tahun 2015 yaitu sebanyak 41.3,4
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada
anak maupun dewasa.Anak merupakan yang paling rentan terkena demam tifoid,
walaupun gejala yang dialami anak lebih ringan dari dewasa. Di hampir semua
1


daerah endemik, insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19
tahun.5
Penyebab demam tifoid adalah bakteri dari Genus Salmonella. Salmonella
memiliki dua spesies yaitu Salmonella enterica dan Salmonella bongori.Bakteri
ini berbentuk batang, Gram-negatif, tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan
mempunyai fagela.Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di alam bebas
seperti di dalam air, es, sampah dan debu. Bakteri ini dapat mati dengan
o

pemanasan (suhu 66 C) selama 15 – 20 menit, pasteurisasi, pendidihan dan
klorinasi.5
Demam tifoid pada anak biasanya memberikan gambaran klinis yang
ringan bahkan asimtomatik.Walaupun gejala klinis sangat bervariasi namun gejala
yang timbul setelah inkubasi dapat dibagi dalam (1) demam, (2) gangguan saluran
pencernaan, dan (3) gangguan kesadaran. Timbulnya gejala klinis biasanya
bertahap dengan manifestasi demam dan gejala konstitusional seperti nyeri kepala,
malaise, anoreksia, letargi, nyeri dan kekakuan abdomen, pembesaran hati dan
limpa, serta gangguan status mental.5
Gambaran klinis demam tifoid pada anak tidak khas karena tanda dan
gejala klinisnya ringan bahkan asimtomatik.Akibatnya sering terjadi kesulitan

dalam menegakkan diagnosis bila hanya berdasarkan gejala klinis. Oleh karena itu
untuk menegakkan diagnosis demam tifoid perlu ditunjang pemeriksaan
laboratorium yang diandalkan. Pemeriksaan laboratorium untuk membantu
menegakkan diagnosis demam tifoid meliputi pemeriksaan darah tepi, serologis,
dan bakteriologis.5
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan
kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Di negara maju, dengan
terapi antibiotik yang adekuat, angka mortalitas 10%, biasanya karena keterlambatan diagnosis, perawatan,
dan pengobatan. Munculnya komplikasi, seperti perforasi gastrointestinal atau
perdarahan hebat, meningitis, endokarditis, dan pneumonia, mengakibatkan
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.5

2

Keputusan Kementerian Kesehatan RI No 364 tahun 2006 tentang
pedoman pengendaliandemam tifoid, menjelaskan bahwa beberapa keadaan
kehidupan manusia yang sangat berperan pada penularan demam tifoid antara lain
adalah higiene perorangan yang rendah, higiene makanan dan minuman yang
rendah, kebersihan lingkungan yang kurang, tidak memadainya penyediaan air
bersih, jamban yang ada tidak memenuhi syarat, tidak diobatinya pasien atau

karier demam tifoid secara sempurna, serta program imunisasi untuk demam tifoid
masih belum membudaya.6
Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk melaporkan kasus
Demam Tifoid pada anak usia 9 tahun.
KASUS
Anak laki-laki, KK, berusia 9 tahun, datang ke IGD Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara pada tanggal 16 oktober 2017 dengan keluhan
demam. Hal ini dialami pasien sejak ±2 minggu sebelum masuk rumah sakit,
dimana demam bersifat naik turun. Demam terutama dirasakan pada malam hari
dan turun pada pagi hari. Demam turun dengan obat penurun panas dan kemudian
demam kembali lagi.Riwayat berpergian ke daerah endemis malaria tidak
dijumpai.
Keluhan mual dan muntah dijumpai. Muntah dirasakan os sejak ±5 hari
sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2-3 kali/hari dengan volume ±100
cc .isi muntah os berupa apa yang dimakan dan diminum oleh os. Penurunan nafsu
makan dan penurunan berat badan ±2 kg dijumpai dalam 2 minggu ini.Keluhan
sulit menelan tidak dijumpai.
Batuk dialami os sejak ±2 minggu sebelum masuk rumah sakit.Batuk disertai
dengan dahak berwarna putih.Volume dahak ±2-5 cc/keluarin dahak. Batuk
berdarah tidak dijumpai. Setelah 2 hari masuk rumah sakit, os tidak merasakan

batuk lagi.Riwayat kontak dengan penderita TB tidak dijumpai.
Bibir pecah-pecah dan lidah terasa kotor dialami os sejak ±2 minggu sebelum
masuk rumah sakit.
Mencret juga dirasakan os sejak ±3 hari sebelum masuk rumah sakit dengan
frekuensi 3-4 kali/hari.Volume mencret ±30-50 cc/kali mencret. Konsistensi air
lebih banyak dibandingkan ampas. Mencret tidak disertai dengan darah dan
3

lender. Mencret tidak dijumpai lagi sejak 2 hari setelah masuk rumah sakit. Buang
air kecil (BAK) dalam batas normal. Nyeri perut juga dialami os sejak ±5 hari
sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan disekitar daerah pusar. Riwayat
makan makanan sembarangan diakui oleh os ketika pulang dari sekolahnya.
Riwayat Kehamilan : Ibu berumur 24 tahun saat mengandung os. Riwayat
demam, hipertensi dan DM tidak dijumpai.Riwayat pemakaian obat dan minum
jamu-jamuan tidak dijumpai.
Riwayat Kelahiran : Pasien adalah anak pertama dan lahir secara PPV, BBL =
3600 gram, PB = tidak diketahui, sianotik tidak dijumpai dan menangis spontan.
Riwayat Imunisasi

: belum pernah imunisasi.


Riwayat ASI

: 0 – 6 bulan

Riwayat Penyakit Terdahulu : Os sudah berobat ke klinik dokter umum pada hari
ke-3 dan hari ke-10 sakit.
Riwayat Pemakaian Obat

: Antibiotik, Paracetamol dan vitamin.

PEMERIKSAAN FISIK :
Status presens :
Sensorium

: ComposMentis, suhu: 39,1⁰C, BB: 21 kg, TB: 125 cm

BB/U : 72,41%
TB/U : 99,3% Suhu


BB/TB : 81,50%

Keadaan umum: sedang, keadaan penyakit: sedang dan keadaan gizi : kurang.
Dypsnoe (-), anemia (-), jaundice (-), sianosis (-), edema (-)
Kepala
Mata

: RC +/+, pupil isokor Ø 2mm/2mm, konjungtiva
palpebral inferior pucat +/+

T/H/M

: dbn/ dbn/ coated tongue

Leher

: TVJ R-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)

Thorax


: Simetris fusiformis, retraksi (-)
HR : 120 x/ menit, regular, murmur (-)
RR : 24 x/ menit, regular, ronki (-)

Abdomen

: Peristaltik (+) N, hati / limpa : tidak teraba
4

Extremitas

: Nadi 120 x/menit, reguler, akral hangat, t/v cukup,
CRT 110

> +2 hingga +3 SD

P85 – p95

Normal


>90

+2 SD hingga -2
SD

Gizi kurang

70-90

< -2 SD hingga -3
SD

Gizi buruk

Dokumen yang terkait

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAN PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR (Studi Kasus di Kecamatan Wonoasih Kotamadya Probolinggo)

52 472 17

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22