Isi tanaman kangkung indonesia. doc

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Dua negara lainnya adalah Brasil dan Zaire. Tetapi
dibandingkan dengan Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri.
Keunikannya adalah di samping memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang
tinggi, Indonesia memiliki areal tipe indo-malaya yang luas, juga tipe oriental,
australia dan peralihannya. Selain itu, di Indonesia terdapat banyak hewan dan
tumbuhan langka, serta spesies endemik. Saat ini tanaman hias merupakan salah
satu komoditas agribisnis yang cukup berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari
karena jenisnya dapat ditanam pada areal yang relatif sempit dan mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi dan diterima oleh masyarakat. Tanaman hias juga dinikmati
oleh konsumen dalam bentuk keindahannya, maka dari itu tuntutan terhadap
kualitasnya sangat tinggi (Nisamertha, 2012).
Membudidayakan berbagai jenis tanaman hias dapat menjadi usaha
agribisnis yang sangat prospektif baik bagi seluruh masyarakat maupun negara.
Masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan yang mempunyai
kecenderungan untuk tinggal di tempat atau lingkungan yang nyaman dan segar.
Keadaan ini dapat tercipta dengan adanya tanaman hias. Kehadiran tanaman hias
baik di lingkungan rumah tinggal, perkotaan maupun di lingkungan taman-taman
rekreasi banyak memberikan pengaruh yang positif. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya lingkungan hidup yang segar dapat mempengaruhi meningkatnya

permintaan tanaman hias (Nisamertha, 2012).
Tanaman hias merupakan salah satu produk pertanian yang memiliki nilai
ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia. Penghobi tanaman hias semakin hari
semakin bertambah seiring dengan perkembangan tanaman hias. Hal ini tentu
sangat baik bagi petani terutama untuk petani tanaman hias karena dengan
meningkatnya peminat tanaman hias produk mereka akan laku di pasaran.
Tanaman hias memiliki banyak manfaat, tentu selain sebagai hiasan juga bagi
beberapa orang jenis tanaman hias tertentu dipercaya mampu membawa
keberuntungan dan digunakan sebagai bunga tabur untuk acara tertentu. Tanaman
hias dapat dinikmati dari keindahan bunga, daun dan bentuknya. Tanaman hias

1

pada umumnya digolongkan menjadi 2 jenis yaitu tanaman hias indoor dan
outdoor. Tanaman hias indoor adalah tanaman yang biasanya mampu bertahan
cukup lama dalam pencahayaan yang minim dan berukuran kecil sedangkan
tanaman hias outdoor adalah tanaman yang butuh banyak pencahayaan dan
berukuran besar (Nisamertha, 2012).
Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan
yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar

atau setelah diolah secara minimal. Sebutan untuk beraneka jenis sayuran disebut
sebagai sayur-sayuran atau sayur-mayur. Sejumlah sayuran dapat dikonsumsi
mentah tanpa dimasak sebelumnya, sementara yang lainnya harus diolah terlebih
dahulu dengan cara direbus, dikukus atau diuapkan, digoreng (agak jarang), atau
disangrai. Sayuran berbentuk daun yang dimakan mentah disebut sebagai lalapan
(Rahmat, 2005).
Sayuran dikonsumsi dengan cara yang sangat bermacam-macam, baik
sebagai bagian dari menu utama maupun sebagai makanan sampingan.
Kandungan nutrisi antara sayuran yang satu dan sayuran yang lain pun berbedabeda, meski umumnya sayuran mengandung sedikit protein atau lemak, dengan
jumlah vitamin, provitamin, mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacammacam. Beberapa jenis sayuran bahkan telah diklaim mengandung zat
antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun zat anti racun (Rahmat, 2005)
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan Praktikum Teknologi Budidaya Tanamana Sayuran dan
Tanaman Hias tentang Tanaman Kangkung yaitu untuk mengetahui macammacam tanaman hias mulai dari tanaman hias batang, daun dan bunga beserta
morfologinya.
Kegunaan Praktikum
Adapun kegunaan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan
Tanaman Hias tentang Tanaman Kangkung ini adalah sebagai pelengkap materi
yang telah diberikan di ruang kuliah dan sebagai acuan bagi mahasiswa untuk
praktikum selanjutnya.


2

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
Kindom

: Plantae

Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliapsida

Sub kelas


: Asteridae

Ordo

: Solanales

Famili

: Convovulceae

Genus

: Ipomea

Spesies

: Ipomoea reptans
Kangkung darat (Ipomea reptans) merupakan tanaman yang sangat


tergolong lama tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabangcabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 – 100 cm dan menyebar luas
secara mendatar 150 cm hingga lebih, terutamanya tanaman kangkung pada air.
Batang pada tanaman kangkung bult dan berlubang, berbuku-buku dan banyak
mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan akar tanaman yang
serabut dan juga berwarna putih dan ada juga berwarna kecoklatan tua (Petani
Hebat, 2013).
Kangkung juga memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang
dan di keiak batang terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk
daun memiliki ujung runcing dan juga tumpul, permukaan daun berwarna hijau
tua dan juga berwarna hijau muda. Bunga pada tanaman kangkung memiliki
bentuk terompet dan memiliki daun mahkota yang berwara putih atau kemerahan
dan jika menghasilkan buah berbentuk bulat atau oval yang di dalamnya memiliki
tiga butit biji. Warna biji tanaman kangkung berwarna hitam jika sudah tua dan
hijau ketika mudah (Fredi Kurniawan, 2017).

3

Syarat Tumbuh Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
1. Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung

darat (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman
ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman kangkung
pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak
tumbuh rumput liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat
menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,
kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman
kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung
sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila
ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas
sehingga disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat,
setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1ºC (Aditya,
2009).
2. Media Tanam
Kangkung darat (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur,
gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman
tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan

tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung (Ipomea reptans)
membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki
kelerengan tinggi tidak dapat mempertahankan kandungan air secara baik
(Haryoto, 2009).
3. Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter diatas permukaan
laut. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat
tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi.
Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).

4

Budidaya Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
Dalam budidaya kangkung darat tidak diperlukan pupuk yang intensif.
Kangkung darat merupakan tanaman yang tahan pada kondisi kesuburan tanah
sedang. Sebenarnya pemupukan awal sudah cukup untuk memberikan nutrisi pada
tanaman hingga siap panen. Namun hal ini sangat tergantung pada kondisi
kesuburan tanah masing-masing. Tanah yang sebelumnya bekas ditanami
tumbuhan kacang-kacangan relatif tidak memerlukan pupuk tambahan cukup

dengan pupuk organik dasar yang telah diberikan diawal. Hanya saja apabila
tanaman terlihat kurang subur yang ditandai dengan warna hijau yang pudar perlu
dilakukan pemupukan tambahan. Kangkung darat sangat responsif terhadap
nitrogen. Apabila diperlukan bisa diberikan pupuk organik kaya akan nitrogen
seperti kotoran ayam yang telah matang bercampur sekam atau kompos yang kaya
nitrogen (Wahid, 2006).
1. Pembersihan dan Pembagian lahan
Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan
pembersihan lahan dari gulma- gulma atau tanaman pengganggu. Setelah
lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran lahan dengan ukuran
1,20 M x 1,2 M dan lebar drainase 60 cm.
2. Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari
pengolahan ini adalah untuk membalikkan tanah sehingga patogen yang
berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar matahari. Pengolahan
dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk
penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.
3. Pengukuran jarak tanam
Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak
tanam 5 x 20 cm dan jarak dari pinggir bedengan 10 cm. Pengukuran jarak

tanam ini mempermudah dalam penanamannya nanti. Setelah diukur jumlah
titik tanam sebanyak 96 buah.
4. Penanaman

5

Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman lubang
2-3 cm. Setiap lubang ditanam 2 biji kangkung dengan demikinan populasi
tanam dalam satu petakan atau bedengan sebanyak 192 tanaman.
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar
ketersediaan air untuk tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam
pertumbuhannya. Namun penyiraman juga tergantung cuaca jika hujan
tidak dilakukan penyiraman.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh
disekitar tanaman kangkung. Penyiangan dilakukan tergantung pada
pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar tanaman. Penyiangan
ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan

gulma baik dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
c. Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan pomi dengan pemberiannya 2 kali.
Dengan konsentrasi pomi 1 liter air/ 5 ml/5 cc. Pemupukan dilakukan
dengan penyemprotan menggunakan handsprayer. Sebelum dilakukannya
penyemprotan pupuk tanaman harus disiram terlebih dahulu, karena jika
sebelum disiram melakukan pemupukan maka pupuk akan tercuci oleh air
pada saat peyiraman nantinya.
6. Parameter pengukuran
Adapun parameter yang di amati yaitu pertumbuhan tanaman
kangkung, jumlah populasi kangkung, panjang akar serta jumlah produksi.
7. Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur ±30 hari, panen dilakukan
dengan dua tahap. Tahap pertama dengan menggunting tanaman yang telah
layak ditanam kemudian diukur berapa tinggi tanaman dan berat basah dari
hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan mencabut seluruh
tanaman yang ada (Anonim, 2017).
Peranan Pupuk Kandang dan Kandungannya
6


Pupuk kandang adalah pupuk yang terbuat dari kotoran hewan baik sapi,
ayam, kambing dan sejenisnya. Yang didiamkan terlebih dahulu atau diberikan
mikroorganisme pengurai agar kotoran cepat terdekomposisi dan dapat dijadikan
sebagai penyubur tanah dan tanaman. Peranan dari pupuk kandang bagi
perkembangan tanaman, yaitu :
1. Membantu meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation) di dalam tanah
sehingga hara pada tanaman tidak mudah hilang dan tercuci dan tanaman
dapat tumbuh dengan maksimal.
2. Meningkatkan daya sangga sehingga struktur tanah padat dan tanaman dapat
berdiri tegak tanpa terkena longsor dan sebagainya.
3. Meningkatkan daya menahan air sehingga air yang diserap lebih banyak dan
tanaman tidak kekeringan.
4. Mempercepat laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
5. Mengatur

regulasi

dan

fisiologi

tanaman,

termasuk

merangsang

perkecambahan biji, juga mencegah agar tanaman tetap bugar dan organ-organ
tanaman tumbuh secara baik (Wahid Priyono, 2016).
Kandungan pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan
bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen dan mineral logam
seperti magnesium, kalium dan kalsium (Wahid Priyono, 2016).
Peranan Pupuk Gandasil D dan Kandungannya
Pupuk adalah hara tanaman yang ada dalam tanah, atmosfer, dan dalam
kotoran hewan secara alami. Namun hara yang ada itu tidak selalu tersedia dalam
bentuk siap digunakan tanaman atau jumlahnya tidak mencukupi, jadi harus
ditambahkan

dengan

penggunaan

pupuk,

untuk

membantu

sekaligus

meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Gandasil D merupakan pupuk foliar yang banyak digunakan penggemar
tanaman hias dan tanaman buah, peranan pupuk gandasil D yaitu :
1. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman dan untuk pemulihan setelah
berbuah.
2. Untuk menunjang pembentukan tunas bunga
3. Untuk membentuk karbohidrat pada buah.
4. Untuk membentuk daun.
7

Gandasil D cocok digunakan pada fase vegetatif, saat tanaman dalam masa
pertumbuhan dan pemulihan setelah berbuah. Makna gandasil D adalah daun,
dengan pemberian pupuk ini, maka pertumbuhan yang diutamakan adalah daun.
Kandungan pupuk gandasil D, yaitu Nitrogen (N) sebanyak 20%, Fosfat (P 2O5)
sebanyak 15%, Kalium (K2O) sebanyak 15% dan Magnesium (MgS04) sebanyak
1%.

Sisanya adalah unsur dan senyawa seperti Mangan (Mn), Boron (B),

Tembaga (Cu), Kobalt (Co), Seng (Zn) dan juga vitamin untuk menunjang
pertumbuhan tanaman Aneurine, Lactoflain dan Nicotinamide (Warasfarm, 2014).

METODOLOGI

8

Tempat dan Waktu
Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias
dilakukan di Green House (Rumah Kaca), Fakultas Pertanian, Universitas Muslim
Indonesia Makassar. Pada hari Sabtu, tanggal 05 Oktober sampai 18 Desember
2017 yang dilaksanakan mulai dari pukul 16.00 WITA sampai selesai.
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum Teknologi Budidaya
Tanaman Sayuran dan Tanaman Hias ini yaitu polybag ukuran 20 x 15, alat tuklis,
penggaris, ember dan handsprayer. Sedangkan bahan yang digunakan, yaitu tanah,
air, pupuk kandang, benih kangkung (Ipomea reptans) dan pupuk gandasil D.
Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran
dan Tanaman Hias ini, yaitu:
Pembuatan Media Tanam
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mencampurkan pupuk kandang dengan tanah 1:1, aduk hingga tercampur
merata.
3. Membalik terlebih dahulu polybag sebelum digunakan.
4. Memasukkan campuran tanah dengan pupuk kandang ke dalam polybag.
5. Menyiram media tanam yang telah dibuat sampai kapasitas jenuh atau
lapang.
Penanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)
1. Menyiapkan benih kangkung darat (Ipomoea reptans) yang akan di tanam
pada polybag.
2. Menanam kangkung darat (Ipomoea reptans), satu minggu setelah media
tanam selesai dibuat. Benih perpolybag berisikan 2 sampai 5 benih dan jarak
tanam yang dilakukan adalah 20 × 20 cm.
3. Menyiram media tanam yang telah ditanami kangkung darat (Ipomoea
reptans).
Pemeliharaan

9

1. Menyiram tanaman setiap pagi dan sore, bila matahari terasa panas, maka
penyiraman dilakukan secara teratur, namun bila turun hujan, penyiraman
tidak dilakukan.
2. Melakukan pengamatan dengan menukur tinggi tanaman (cm), jumlah daun
(helai), panjang daun (cm) dan lebar daun (cm).
3. Memupuk tanaman dengan cara menyeprot daun kangkung darat (Ipomoea
reptans) menggunakan pupuk gandasil D pada pengmatan 2 minggu ke 3
setelah penanaman.
4. Mengamati pertumbuhan tanaman selama 7 minggu setiap seminggu sekali.
Parameter Pengamatan
Adapun parameter pengamatan Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan
Tanaman Hias yaitu:
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati dengan
mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai pucuk daun tanaman
atau titik tumbuh terpanjang dengan menggunakan penggaris.
2. Jumlah Daun (helai)
Pengamatan pada tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) untuk
menentukan jumlah daun tanaman kangkung tersebut dapat kita lakukan
dengan menghitung setiap helai daun mulai daun yang paling bawah sampai
daun paling atas atau daun yang terakhir muncul sehingga kita dapat
menentukan jumlah daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) tersebut.
3. Panjang Daun (cm)
Panjang daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati
dengan mengukur panjang daun dari tangkai ujung daun sampai pangkal daun
yang muncul dari batang dengan menggunakan penggaris.
4. Lebar Daun (cm)
Lebar daun tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) diamati
dengan mengukur lebar daun dari sisi kanan daun sampai sisi kiri daun dengan
menggunakan penggaris.

10

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel 1. Rata-rata Parameter Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan pupuk Cair atau pupuk
Gandasil D.
Minggu Pengamatan (cm, helai)

Parameter
Pengamatan
Tinggi
Tanaman
Jumlah Daun

M1
2.72
5
3.25
2.57
5

M2
9.5

5.25
5.12
Panjang Daun
5
0.37
Lebar Daun
0.25
5
Sumber : Data Primer 2017.

M3
29.37
5
15.5

M4
35.62
5
21.5

12

13.5

1.525

2

Jumla
h

Rata-

M5

M6

39.8

43

124.4

20.733

27.25
15.42
5

34.5

107.25

17.875

17.5

66.125

11.02

2.67
5

9

1.5

2.175

Rata

Grafik 1. Rata-rata Parameter Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair atau Gandasil
D.
45
40
35

Rata-rata

30
M1
M2
M3
M4
M5
M6

25
20
15
10
5
0

TT

JD

PD

Parameter Pengamatan
Sumber : Data Primer 2017.
Keterangan:
TT = Tinggi Tanaman

11

LD

JD = Jumlah daun
PD = Panjang Daun
LD = Lebar Daun
M = Minggu
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebanyak 6 minggu, diketahui
rata-rata tinggi tanaman kangkung darat (Ipomoea reptans) pada minggu pertama
(M1) adalah 2.725 cm, jumlah daun sebanyak 3.25 helai, panjang daun 2.575 cm
dan lebar daun 0.25 cm. Rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans)
pada minggu kedua (M2) adalah 9.5 cm, jumlah daun sebanyak 5.25 helai,
panjang daun 5.125 cm dan lebar daun 0.375 cm. Rata-rata tinggi tanaman
kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu ketiga (M3) adalah 29.375 cm, jumlah
daun sebanyak 15.5 helai, panjang daun 12 cm dan lebar daun 1.525 cm. Rata-rata
tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu keempat (M4) adalah
35.625 cm, jumlah daun sebanyak 21.5 helai, panjang daun 13.5 cm dan lebar
daun 2 cm. Rata-rata tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) pada minggu
kelima (M5) adalah 39.8 cm, jumlah daun sebanyak 27.25 helai, panjang daun
15.425 cm dan lebar daun 2.175 cm. Serta rata-rata tinggi tanaman kangkung
(Ipomoea reptans) pada minggu keenam (M6) adalah 43 cm, jumlah daun
sebanyak 34.5 helai, panjang daun 17.5 cm dan lebar daun 2.675 cm.
Pada pengamatan tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu
pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 124.4
dengan rata-rata keseluruhan 20.733. Jumlah daun tanaman kangkung (Ipomoea
reptans) dari minggu pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh
jumlah sebanyak 107.25 dengan rata-rata keseluruhan sebanyak 17.875. Panjang
daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu pertama (M1) sampai
minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 66.125 dengan rata-rata
keseluruhan 11.02. Lebar daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dari minggu
pertama (M1) sampai minggu keenam (M6), diperoleh jumlah sebanyak 9 dengan
rata-rata keseluruhan 1.5.
Jika dilihat dari tabel di atas, pertumbuhan paling naik drastis pada minggu
ketiga (M3), hal ini disebabkan karena pada pengamatan kedua dilakukan

12

pemupukan dengan cara penyemprotan pupuk cair atau dikenal dengan pupuk
gandasil D. Tidak hanya tinggi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) yang
bertambah ukurannya, namun jumlah daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans),
panjang daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans) dan lebar daun tanaman
kangkung (Ipomoea reptans) juga ikut bertambah ukurannya. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pupuk cair atau pupuk gandasil D sangat memperngaruhi
pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptans). Respon pupuk cair atau
pupuk gandasil D terhadap tanaman kangkung (Ipomoea reptans) sangat efektif
dan sangat optimal.
Dalam praktikum budidaya tanaman sayuran kangkung (Ipomoea reptans),
pemeliharaan tanaman kangkung (Ipomoea reptans) yang dilakukan adalah
pemupukan dengan cara penyemprotan pupuk cair atau pupuk gandasil D,
penyiraman dan penggemburan tanah. pemupukan dengan cara penyemprotan
pupuk cair atau pupuk gandasil D dilakukan pada pengamatan minggu kedua
(M2) setelah penanaman. Penyiraman dilakukan pada pagi hari dan sore hari
untuk menambah pasokan air bagi tanaman kangkung (Ipomoea reptans) untuk
mendukung pertumbuhan yang optimal, sedangkan penggemburan dilakukan
setiap minggu pada saat pengamatan sedang berlangsung.

13

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran, dapat
disimpulkan bahwa pupuk kandang dan pupuk gandasil D sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptans), hal ini dapat dilihat pada
pengamatan tanaman kangkung (Ipomoea reptans) yang setiap minggunya selalu
terjadi perubahan pertumbuhan yang sangat drastis, mulai dari tinggi tanaman
kangkung (Ipomoea reptans), jumlah daun tanaman kangkung (Ipomoea reptans),
panjang daun tanaman (Ipomoea reptans) dan lebar daun tanaman kangkung
(Ipomoea reptans).
Saran
Sebaiknya dalam pelaksanaan Praktikum Teknologi Budidaya Tanaman
Sayuran, kelas laki-laki dan perempuan tidak digabungkan dalam melakukan
pengamatan karena melihat kondisi green house (rumah kaca) yang kurang terlalu
besar dalam menampung 4 kelas Agribisnis. Serta diharapkan para asisten tidak
terbawa emosional dalam memberikan arahan atau penyampaian kepada
juniornya, karena segala sesuatu tidak harus berlandaskan logika yang bersifat
emosional.

14

LAMPIRAN TABEL
Tabel Lampiran 1a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair
atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Pertama (M1).
Ulangan/Tanaman
1
2
3
Tinggi Tanaman (cm)
2
2.8
2.6
Jumlah Daun (helai)
2
3
4
Panjang Daun (cm)
2
2.2
2.6
Lebar Daun (cm)
0.2
0.3
0.2
Sumber : Data Primer 2017.
Parameter

4
3.5
4
3.5
0.3

Jumlah

Rata-rata

10.9
13
10.3
1

2.725
3.25
2.575
0.25

Tabel Lampiran 2a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair
atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Kedua (M2).
Parameter

1

Ulangan/Tanaman
2
3
4

Jumlah

Rata-rata

Tinggi Tanaman (cm)

6.5

6

13.5

12

38

9.5

Jumlah Daun (helai)

4

4

7

6

21

5.25

Panjang Daun (cm)

3.5

3

8.5

5.5

20.5

5.125

Lebar Daun (cm)

0.4

0.4

0.3

0.4

1.5

0.375

Sumber : Data Primer 2017.
Tabel Lampiran 3a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair
atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Ketiga (M3).
Parameter

1

Ulangan/Tanaman
2
3
4

Jumlah

Rata-rata

Tinggi Tanaman (cm)

28.5

28

29

32

117.5

29.375

Jumlah Daun (helai)

12

21

13

16

62

15.5

Panjang Daun (cm)

10.5

11

11.5

15

48

12

Lebar Daun (cm)
1.5
Sumber : Data Primer 2017.

1.3

2

1.3

6.1

1.525

15

Tabel Lampiran 4a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair
atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Keempat (M4).
Parameter

1

Ulangan/Tanaman
2
3

4

Jumlah

Rata-rata

Tinggi Tanaman (cm)

32.5

34

37

39

142.5

35.625

Jumlah Daun (helai)

19

24

25

18

86

21.5

Panjang Daun (cm)

11.5

12

14.5

16

54

13.5

Lebar Daun (cm)

1.9

1.9

2.3

1.9

8

2

Sumber : Data Primer 2017.
Tabel Lampiran 5a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair
atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Kelima (M5).
Parameter

1

Ulangan/Tanaman
2
3

4

Jumlah

Rata-rata

Tinggi Tanaman (cm)

35.6

39.1

40.5

44

159.2

39.8

Jumlah Daun (helai)

22

27

34

26

109

27.25

Panjang Daun (cm)

15

13.6

16.1

17

61.7

15.425

Lebar Daun (cm)

2

2.1

2.4

8.7

2.175

2.2

Sumber : Data Primer 2017.
Tabel Lampiran 6a. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman Kangkung (Ipomoea
reptans) pada Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Cair
atau Pupuk Gandasil D pada Minggu Keenam (M6).

Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun (helai)
Panjang Daun (cm)

Ulangan/Tanaman
1
2
3
4
40
42
43
47
30
36
39
33
18
14
18
20

Lebar Daun (cm)

2.8

Parameter

2.5

2.6

2.8

Sumber : Data Primer 2017.

LEMBAR PENGESAHAN

16

Jumlah

Rata-Rata

172
138
70

43
34.5
17.5

10.7

2.675

Judul Praktikum

: Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Pupuk Gandasil D
pada Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans)

Pelaksana Praktikum
a. Nama

: Nursyamsuryani HS

b. Stambuk

: 08320160077

c. Kelompok

: I (Satu)

d. Jurusan

: Agribisnis

e. Fakultas

: Pertanian

Tempat Praktikum : Green

House

(Rumah

Kaca),

Fakultas

Pertanian,

Universitas Muslim Indonesia, Makassar.
Waktu Praktikum

: Pada hari Sabtu, tanggal 05 Oktober sampai dengan 18
Desember 2017 pada pukul 16.00 WITA, sampai selesai.

Menyatakan bahwa laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk
Lulus dalam mata kuliah Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran dan Tanaman
Hias.
Telah Diperiksa Oleh :
Koordinator Asisten

Asisten

Cahyo Wicaksono, SP.

Mengetahui;
Koordinator Mata Kuliah
Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Dan Hias

Ir. Andi Ralle, MP
(NIP:108890341)

17

DAFTAR GAMBAR
Nomor
1.

Lampiran
Pencampuran Tanah dengan
Pengisian

Media

Tanam

Pupuk

Halaman
Kandang,

ke dalam Polybag,

Penyiraman Polybag sampai Kapasitas Lapang,
Penanaman Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans) ………………. 19
2.

Penyiraman setelah Tanam, 6. Pengamatan Minggu
Pertama (M1), 7. Pemupukan dan Pengamatan
Minggu Kedua (M2), 8.Pengamatan Minggu Ketiga
(M3) ………………………………………………….……………. 20

3.

Pengamatan Minggu Keempat (M4), 10. Pengamatan
Minggu Kelima (M5), 11. Pengamatan Minggu
Keenam (M6) ………………………………………...……………. 21

18

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2017. Ciri-ciri Kangkung Air dan Darat. https:///pasarsayuronline.
wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 November 2017.
Anonim, 2017). Kangkung. http://id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 12
November 2017.
Anonim, 2017. Pupuk Kandang. http://id.m.wikipedia.org. Diakses pada tanggal
12 November 2017.
Dadan Harjana, 2014. Kandungan Gizi dan Manfaat Kangkung. https://
manfaatnyasehat.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 12 November
2017.
Elsy, 2011. Asal-Usul Sayur Kangkung. http://elsy-smile.blogspot.co.id. Diakses
pada tanggal 12 November 2017.
Fredi Kurniawan, 2017. Hama dan Penyakit Tanaman Kangkung. http://
fredikurniawan.com. Diakses pada tanggal 12 November 2017.
Petani Hebat, 2013. Budidaya Tanaman Kangkung Darat. http:// www.
petanihebat.com. Diakses pada tanggal 12 November 2017.
Redy Prasdinata, 2013) . kangkung (Ipomoea) http://redyprasdinata.blogspot.co.id
Diakses pada tanggal 14 November 2017.
Wahid Priyono, 2016. Peranan Pupuk Kandang. http://tipspetani.com . Diakses
pada tanggal 14 Desember 2017.
Warasfarm, 2014. Pupuk Daun Gandasil D. https://warasfaarm.wordpree.com.
Diakses pada tanggal 14 November 2017.

19