KAJIAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PENYE

KAJIAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
PENYELENGGARA URUSAN PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DAN/ATAU
KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

1. Pendahuluan
Perubahan kebijakan penyusunan dan pengendalian organisasi perangkat
daerah yang dapat menangani seluruh urusan pemerintahan yang dilaksanakan
oleh pemerintahan daerah lebih diarahkan pada upaya penyederhanaan
birokrasi. Upaya penyederhanaan birokrasi dimaksudkan untuk mengembankan
organisasi perangkat daerah yang lebih proporsional, efisien, dan efektif dengan
dukungan sumberdaya manusia yang berkualitas dan manajemen yang baik.
Pengembangan organisasi perangkat daerah diharapkan dapat memperjelas
susunan, kedudukan, tugas, fungsi, dan tata kerja masing-masing organisasi
perangkat daerah, sehingga duplikasi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
perangkat daerah dapat dihindari. Pengembangan organisasi perangkat daerah
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah.
Untuk penyelenggaraan pemerintahan Daerah, Walikota Pekalongan perlu
dibantu oleh perangkat daerah yang dapat menyelenggarakan seluruh urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Namun,
urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan

masih terdapat duplikasi. Duplikasi terjadi pada urusan pemerintahan dibidang
komunikasi dan informatika yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan,
Komunikasi Informatika, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan dengan
titik berat penyelenggaraan telekomunikasi dan komunikasi secara umum dan
pelaksanaan kewenangan Daerah dibidang

pengelolaan data elektronik oleh

Bagian PDE Setda Kota Pekalongan dengan titik berat Pengelolaan TIK
Pemerintah Kota Pekalongan.
Duplikasi urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh perangkat daerah
tersebut tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Dinas
Perhubungan, Komunikasi Informatika, Pariwisata dan Kebudayaan Kota

1

Pekalongan dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD Kota Pekalongan. Dengan
demikian, adanya duplikasi urusan pemerintah tersebut perlu dikaji.


2. Dasar Hukum
Kajian organisasi perangkat daerah yang melaksanakan kewenangan Daerah
dibidang Pengelolaan Data Elektronik dan urusan pemerintahan dibidang
Komunikasi Informatika merujuk pada
a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
dengan memperhatikan,
a. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan e-Government;
b. Peraturan

Menteri

Komunikasi

41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007

tentang


dan

Informatika

Nomor

Umum

Kelola

Panduan

Tata

Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional;
c. Panduan Departemen Komunikasi dan Informatika, terdiri atas:
1) Panduan Pembangunan Infrastruktur Portal Pemerintah
2) Panduan Manajemen Sistem Dokumen Elektronik
3) Panduan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Aplikasi eGovernment Lembaga

4) Panduan Standar Mutu, Jangkauan Pelayanan, dan Pengembangan
Aplikasi e-Government
5) Panduan Kelembagaan, Otorisasi, Informasi dan Peran Serta Swasta
dalam Penyelenggaraan e-Government
6) Panduan Pembangunan Pusat Data Pemerintah
7) Panduan Penyelenggaraan Situs Web Pemerintah Daerah
8) Blueprint Sistem Aplikasi e-Government bagi Pemerintah Daerah
2

d. Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 9 Tahun 2010 tentang Panduan Umum
Tata Kelola TIK Pemerintah Kota Pekalongan.

3. Kajian
E-GOVERNMENT
Kemajuan dan potensi pemanfaatan Teknologi Komunikasi dan Informasi
(TIK) membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan, dan pendayagunaan
informasi

secara


cepat

dan

akurat.

Pemanfaatan

TIK

dalam

proses

penyelenggaraan pemerintahan (e-Government) dan layanan publik akan
meningkatkan

efisiensi,

efektifitas,


transparansi,

dan

akuntabilitas.

Penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance) dan peningkatan
layanan publik yang efektif dan efisien memerlukan e-Leadership, Kebijakan,
Kelembagaan, Infrastruktur, dan Sumber Daya Manusia (SDM).
E-Government dilakukan melalui penataan sistem manajemen dan proses
kerja

dilingkungan

pemerintah

dengan

optimalisasi


pemanfaatan

TIK.

Pemanfaatan TIK mencakup pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem
manajemen dan proses kerja secara elektronis, serta pengaksesan layanan
publik yang mudah dan murah oleh masyarakat.
Penyelenggaraan

pemerintahan

dan

layanan

publik

berbasis


TIK

diarahkan untuk mencapai 4 (empat) tujuan, yaitu pembentukan jaringan
informasi dan transaksi pelayanan publik; pembentukan hubungan interaktif
dengan dunia usaha; pembentukan mekanisme dan saluran komunikasi
pemerintah dan publik; dan pembentukan sistem manajemen dan proses kerja
pemerintah.
E-Government

memerlukan

dukungan kebijakan

kelembagaan

dan

penyelarasan tatalaksana organisasi pemerintahan sesuai dengan tujuan
implementasi penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik berbasis TIK.
Terkait dengan kebijakan kelembagaan dan keselarasan tatalaksana organisasi

pemerintahan, Pemerintah Kota Pekalongan perlu membenahi Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) bidang TIK, yaitu Dinas Perhubungan, Komunikasi
Informatika, Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pekalongan sebagaimana tertuang

3

dalam Peraturan Walikota Pekalongan Nomor 35 Tahun 2008 tentang Tugas dan
Fungsi Dinas Daerah Kota Pekalongan dan Bagian Pengelolaan Data Elektronik
Setda Kota Pekalongan sebagaimana tertuang dalam Peraturan Walikota
Pekalongan Nomor 33 Tahun 2008 tentang Tugas dan Fungsi Sekretariat Daerah,
Staf Ahli dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekalongan.

PEMBENAHAN KELEMBAGAAN BIDANG TIK
Pembenahan kelembagaan bidang TIK dilingkungan Pemerintah Kota
Pekalongan

merupakan

salah


satu

faktor

pendukung

utama

dalam

menyukseskan implementasi e-Government. Pembenahan kelembagaan bidang
TIK dapat dilakukan melalui.
a. Dukungan kelembagaan berupa pembentukan SKPD Pengelola TIK yang
khusus menangani seluruh tahapan pengembangan e-Government.
b. Penyesuaian struktur, tugas pokok, dan fungsi SKPD Pengelola TIK untuk
memudahkan koordinasi dan kelancaran admisnistrasi.
c. Standarisasi kelembagaan SKPD Pengelola TIK meliputi antara lain
Nomenklatur, Struktur, Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan.
Mengingat penting dan luasnya dampak pelaksanaan e-Government pada
kinerja Pemerintah Kota Pekalongan, SKPD Pengelola TIK sebaiknya secara

khusus dikelola oleh SKPD yang bertanggung jawab langsung kepada Walikota
Pekalongan.
Dampak pelaksanaan e-Government tidak terlepas dari peran TIK sebagai
supporter, enabler, dan tranformer. TIK sebagai supporter diperankan sebagai
pendukung kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik. TIK
sebagai enabler diperankan sebagai penggerak utama penyelenggaraan
pemerintahan dan layanan publik. TIK sebagai tranformer diperankan sebagai
penentu arah kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik.
TIK mendapat peran yang cukup signifikan di pemerintah daerah saat ini,
seperti halnya di Pemerintah Kota Pekalongan, TIK diperankan sebagai
Government Supporter. Dengan adanya tuntutan penyelenggaraan pemerintahan
dan layanan publik yang semakin baik, peran TIK dituntut lebih dari sekedar
4

suatu Government Supporter, hal ini diperlukan sebagai suatu pembeda dari
pemerintah daerah dimasa yang akan datang. Untuk itu, adanya dukungan
kelembagaan berupa pembentukan SKPD Pengelola TIK Kota Pekalongan yang
fokus menangani pengembangan e-Government dapat meningkatkan peran TIK
sebagai Government Enabler dan bahkan Government Tranformer dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan layanan publik di masa yang akan datang.

PERTIMBANGAN LAIN PEMBENTUKAN SKPD PENGELOLA TIK
Pertimbangan lain pembentukan SKPD Pengelola TIK adalah :
a. Kewenangan pemerintah yang dimiliki oleh daerah;
Kewenangan daerah yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Pekalongan adalah
pengelolaan TIK dan/atau pengelolaan data elektronik dan/atau komunikasi
informatika Kota Pekalongan.
b. Kemampuan keuangan daerah;
Berdasarkan Peraturan

Daerah Kota Pekalongan Nomor 14 Tahun 2009

tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota
Pekalongan

Tahun

Anggaran

2010,

kemampuan

keuangan

daerah

Pemerintah Kota Pekalongan sebesar Rp414.803.188.505,00.
c. Ketersediaan sumber daya aparatur; dan
Berdasarkan Laporan Akhir Kegiatan Rencana Strategis Teknologi Informasi
Pemerintah Kota Pekalongan 2009-2013 bulan Desember 2008, sumber daya
aparatur berlatar belakang pendidikan TIK sejumlah 271 orang, terdiri atas.
1) DIV s/d S3

15 orang

2) D1 s/d D3

17 orang

3) Training

80 orang

4) Informal/Otodidak

159 orang

d. Pengembangan pola kerjasama antar daerah dan/atau dengan pihak ketiga.
Pola kerjasama dengan pihak ketiga yang telah terjalin sebagai berikut.
1) Kesepakatan

Bersama

Nomor

050/KB/BPPT-

PEMKO.PEKALONGAN/VI/2006 Nomor 050/02001 antara Badan
5

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan Pemerintah Kota
Pekalongan Provinsi Jawa Tengah tentang Pengkajian, Penerapan dan
PemasyarakatanTeknologi Untuk Mendukung Pembangunan Daerah
Kota Pekalongan Propinsi Jawa Tengah tanggal 29 Juni 2006.
2) Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MoU) Antara
Direktorat

Pemberdayaan

Telematika,

Ditjen

Aptel

Departemen

Komunikasi dan Informatika dengan Pemerintah Kota Pekalongan
Provinsi Jawa Tengah dan Kepala Badan Arsip Data Elektronik dan
Perpustakaan

Kota

Pekalongan

Nomor

04/MoU-

MCAP/DJAT.5/KOMINFO/12/2008 Nomor 415.4/03972 Tahun 2008
Nomor

Nomor

415.4/03973 Tahun

2008

tentang

Implementasi

Pemanfaatan Bantuan Mobile Community Access Point (MCAP)
Berperangkat Komputer Jaringan Berbasis Open Source Software
Dalam

Rangka

Pemberdayaan

Telematika

Masyarakat

Untuk

Mengatasi Kesenjangan Digital dan Mengentaskan Kemiskinan tanggal
12 Desember 2008.
3) Berita Acara Pemakaian Barang-Barang Inventaris Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) Di Pemerintah Kota Pekalongan
Nomor 03/BA/TIK/BPPT/VIII/2008 tanggal 13 Agustus 2008.
4) Berita Acara Serah Terima Barang (Sementara) No. 06/BAST/MCAP/DJAT.5/KOMINFO/12/2008 tanggal 12 Desember 2008

Selain faktor-faktor tersebut, besaran pembentukan organisasi perangkat daerah
juga mempertimbangkan jumlah penduduk dan tentu saja sarana dan prasarana
penunjang tugas yang dimiliki daerah.
Secara administratif Kota Pekalongan terbagi atas 4 (empat) Kecamatan
yang terbagi menjadi 47 (empat puluh tujuh) Kelurahan dengan luas keseluruhan
mencapai 45,25 km2. Jumlah penduduk Kota Pekalongan pada Tahun 2008
mencapai 298.563 jiwa.

6

BESARAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
Berdasarkan data dan informasi terkait dengan jumlah penduduk, luas
wilayah, dan APBD Kota Pekalongan dapat ditetapkan besaran organisasi
perangkat daerah sebagai berikut.
Variabel

Besaran

Jumlah Penduduk

Kota Pekalongan

200.001-300.000

298563

24

Dokumen yang terkait

ANALISIS ELASTISITAS TRANSMISI HARGA IKAN LEMURU DI DAERAH PENANGKAPAN IKAN KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI

23 357 18

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Kabupaten Jember)

37 330 20

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KINERJA LAYANAN PUBLIK SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

19 247 18

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA TENAGA KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANGIL KABUPATEN PASURUAN

6 92 18

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

KAJIAN MUTU FISIK TEPUNG WORTEL (Daucus carota L.) HASIL PENGERINGAN MENGGUNAKAN OVEN

17 218 83

RECONSTRUCTION PROCESS PLANNING REGULATORY FRAMEWORK IN THE REGIONAL AUTONOMY (STUDY IN THE FORMATION OF REGULATION IN THE REGENCY LAMPUNG MIDDLE ) REKONSTRUKSI PERENCANAAN PERATURAN DAERAH DALAM KERANGKA OTONOMI DAERAH (STUDI PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH

0 34 50