ulangan umum Sejarah Kelas X
SEJARAH
KELAS X
BAB 1
Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian penting yang
terjadi di masa lalu yang menyangkut manusia, yaitu fakta-fakta yang terjadi. Yang
membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu lainnya seperti antropologi adalah waktu.
Menurut asal-usul kata, sejarah berasal dari bahasa arab “syajaratun”yang
secara harafiah berarti “pohon”, yang selalu dikaitkan dengan:
1. Keturunan
2. Asal-usul keluarga kerajaan
3. Dinasti
PENGERTIAN SEJARAH
Secara umum, sejarah dimaknai sebagai:
1. Silsilah atau asal-usul
2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu
3. Ilmu atau pengetahuan dan cerita pelajaran tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu
Dalam bahasa Inggris, sejarah (history) dimaknai sebagai:
1. Kumpulan peristiwa masa lalu
2. Rangkaian peristiwa yang terjadi berturut-turut dari masa lalu sampai
sekarang bahkan sampai masa depan
Ibnu Khaldun, membagi pengertian sejarah menjadi 2, yaitu:
1. Eksternal
: perang, Negara, masyarakat
2. Internal : observasi, analisis, kajian secara cermat terhadap prinsipprinsip penelitian……………. Semesta dan sebab-sebab yang
mendasarinya.
FAKTOR-FAKTOR SEBAGAI SEJARAWAN YANG BAIK
Sebagai sejarawan yang baik, harus memiliki:
A.
B.
C.
D.
Sumber data
Aneka disiplin pengetahuan
Perspektif yang baik
Konsitensi yang akan menghantarkan
kekeliruan
kebenaran
dan
meminimalkan
A. Sumber data
a. Lisan :
Keterangan langsung dari para pelaku atau saksi-saksi dari
peristiwa yang terjadi di masa lampau ata dari orang-orang yang
menerima keterangan secara lisan dari orang lain
b. Tertulis : Sumber yang berupa prasasti, dokumen, naskah, babad, atau
rekaman.
c. Benda : Peninggalan sejarah seperti alat-alat ataupun benda-benda budaya
seperti kapak, gerabah, perhiasan manik-manik baik batu maupun
logam, yang dihasilkan manusia di masa lampau
B. Disiplin Pengetahuan
a. Palaentologi
: Ilmu yang mempelajari fosil, sisa hewan, tumbuhan, dan
manusia
b. Palaeoantropologi: Ilmu yang mempelajari asal-usul terjadinya dan
perkembangan manusia
c. Antropologi budaya
: Ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia dari
yang paling sederhana sampai yang modern
d. Arkeologi
: Ilmu yang mempelajari kehidupan-kehidupan manusia
pada zaman purbakala
e. Filologi
: Ilmu yang mempelajari persebaran bahasa
f. Geologi
: Ilmu yang mempelajari persebaran bahasa
g. Epigrafi
: Ilmu yang mempelajari tulisan-tulisan kuno
h. Mumismatik
: Ilmu yang mempelajari mata uang kuno
BAB II
PRASEJARAH
Kurun waktu sejarah / masa dibagi dua:
1. Zaman Prasejarah
: Zaman dimana manusia belum mengenal tulisan ( Sejak
adanya bumi sampai ditemukannya tulisan)
2. Zaman Sejarah : Zaman dimana manusia sudah mengenal tulisan (Sejak
mengenal tulisan sampai sekarang)
PRASEJARAH
Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari dua cara, yaitu:
1. Teknik Bivalve
Teknik Bivalve sering disebut juga teknik setangkap / cetak ulang.
Cara pembuatan:
Menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka sehingga setelah
dingin cetakan tersebut dapat dibuka dan benda yang decetak dapat
dikeluarkan. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu
2. Teknik A Cire Perdue
Teknik a cire perdue sering disebut juga teknik cetakan tanah liat dan lilin
Teknik ini dapat membuat dua macam benda, yaitu benda berongga dan benda
padat
Cara pembuatan:
Membuat bentuk benda yang dekihendaki dengan lilin, setelah
membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah dan
dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar sehingga lilin yang
terbungkus dengan tanah akan mencair dan keluar melalui lubang bagian
bawah.
Untuk selanjutnya, melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan
perunggu dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga
keluarlah benda yang dikehendaki.
BAB III
KERAJAAN-KERAJAAN
KERAJAAN KUTAI
Sumber sejarahnya yaitu tujuh buah tian batu atau yupa
Yupa dipergunakan untuk mengikat hewan kurban yang merupakan
persembahan rakyat kepada para dewa yang dipujanya.
Isi prasati:
“Sang Maharaja Kudungga, yang amat mulia mempunyai putra yang mashur,
Sang Aswawarman namanya, mempunyai tiga orang putra yang seperi api
(sinarnya), yang terkemuka diantara ketiga putranya itu adalah Sang
Mulawarman, raja yang besar, yang berbudi baik, kuat, dan kuasa yang telah
mengadakan upacara korban emas yang amat banyak dan untuk memperingati
upacara korban itulah tugu ini didirikan oleh para pendeta atau brahmana”
Prasasti Mulawarman
Menunjukkan bahwa pengaruh Hindu (India) telah masuk ke Indonesia pada
abad ke-4 Masehi.
KERAJAAN TARUMANEGARA
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasati-prasasti
o Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
“Kedua buah telapak kaki yang seperti tapak kaki Dewa Wisnu adalah
tapak kaki dari Raja Purnawarman, raja dari negeri Taruma, raja yang
gagah berani
Gambar tapak kaki tersebut mempunyai dua arti, yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah
tersebut (tempat ditemukannya prasti tersebut)
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi
seseorang sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti
menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan Dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelingdung
rakyat.
o
Prasasti Jambu / Pasir Koleangkak (Bogor)
“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin
manusia yang tiada taranya yang termashyur Sri Purnawarman yang
sekali waktu (memerintah) di Taruma dan yang baju jirahnya terkenal
tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya
yang senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para
pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya.”
Berisi gambar sepasang kaki dan menceritakan keperkasaanraja dalam
menaklukan musuh, serta kebaikan raja Mulawarman bagi yang tunduk.
o
Prasasti Kebon Kopi (Bogor)
“Disini Nampak tergambar sepasang telapak kaki…………yang seperti
Airawarta, gajah penguasa Taruma yang agung dalam dan kejayaan.”
Berisi gambar sepasang kaki gajah Taruma (Gajah Indra) yang
menunjukkan bahwa Raja Tarumanegara menganut Hindu.
o
Prasasti Muara Cianten (Bogor)
“Ini tanda ucapan rakryan Juru Pengambat dalam tahun (saka) kawihaji
(8) panca(5) pasasi(4). Pemerintahan Negara dikembalikan kepada Raja
Sunda.”
Disamping tulisan terdapat lukisan telapak kaki
o
Prasasti Pasir Awi (Leuwiliang)
Isi belum terkuak karena tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat
dibaca
o
Prasasti Tugu (daerah Tugu, Jakarta Utara)
“Dulu (kali yang bernama Chandrabhaga) telah digali oleh maharaja
yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat (yakni Raja
Purnawarman), buat mengalirkan ke laut, setelah (kali ini) sampai di
istana kerajaan yang masyur. Di dalam tahun ke-22 nya dari tahta yang
mulia raja Purnawarman menjadi panji segala raja (masa sekarang)
beliau memerintah untuk menggali kali yang permai dan berair jernih,
Gomati namanya. Setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah
kediaman yang mulia Sang Pendeta )nenek moyang Purnawarman).
Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal 8 paro petang bulan
caitra, jadi hanya 21 hari saja, sedangkan galian itu panjangnya 6122
tombak. Selamatan baginya dilakukan Brahmana disertai 1000 ekor
sapi yang dihadiahkannya.”
o
Prasasti Cidanghiang / Lebak (Pandeglang, Banten)
“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang
sesungguhnya dari raja dunia, Yang Mulia Purnawarman yang menjadi
panji sekalian raja-raja.:
Berisi keberanian dan keagungan Raja Purnawarman.
B. Berita dari Cina / Tiongkok
o Berita Fa Hien, tahun 414 M dalam bukubnya yang berjudul “Fa Kao Chi”.
Menceritakan bahwa di ye po ti (jawadwipa) hanya sedikit dijumpai orangorang yang beragama Budha, yang banyak adalah orang-orang yang
beragama Hindu dan sebagian masih animism.
o Berita Dinasti Sui / Soui, yang menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 M
telah dating utusan dari To lo mo yang terletak di sebelah selatan.
o Berita Dinasti Tang, menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 M telah
dating utusan dari To lo mo
C. Naskah Wangsakeerta
Berisi penjelasan tentang Tarumanegara dan silsilah raja-raja
Tarumanegara. Namun sayang, naskah ini mengundanh polemic dan banyak
diragukan sebagai rujukan sejarah.
KERAJAAN KALINGGA / HOLING
Sumber-sumber sejarahnya:
o Berita dari oendeta Cina I’Tsing.
Menyebutkan bahwa seorang teman I;Tsing yang bernama hui
Ning dengan pembantunya bernama Yunki pergi ke Holing pada tahun
664/665 M untuk mempelajari agama Budha dan tinggal disitu selama
3 tahun.
Ia juga menerjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana daei
bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Dalam menerjemahkan kitab itu, ia
dibantu oleh pendeta agama Budha dari holing yang bernama
Hhanabhadra.
o
Kronik Dinasti Tang (618-906 M)
Penduduk Holing biasa makan tanpa menggunakan sendok
ataupun cupit, melainkan dengan jari-jari tangannya saja dan gemar
minum semacam tuak yang mereka buat dari getah bunga pohon
kelapa (aren).
Ibukota kerajaan Holing dikelilingi pagar dari kayu. Raja
mendiami istana yang bertingkat dua yang beratapkan daun palma.
Raja duduk diatas bangku yang terbuat dari gading, memergunakan
juga tikar yang terbuat dari kulit bamboo.
Holing mempunyai sebuah bukit yaitu Lang Pi Ya, yang sering
dikunjungu raja untuk melihat laut.
o
Kronik Dinasti Sung
Kitab yang diterjemahkan oleh Hui Ning adalah bagian terakhir
dari kitab Parinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenasah
sang Budha.
o
Prasasti Tuk Mas
Pujian terhadap mata air yang keluar dari gunung menjadi
sebuah sungai bagaikan sungai Gangga.
KERAJAAN MELAYU
Sumber-sumber Sejarahnya;
A. Berita / Kronik Cina
o Berita Cina berjudul T’ang Hui Yao karya Wang P’u
Menceritakan tentang sebuah kerajaan bernama Mo Lo Yeu yang
mengirim duta besar ke Cina pada tahun 644 atau 645. Pengiriman
duta hanya berjalan sekali dan sesudah itu tidak terdengar lagi
kabarnya.
o Pendeta I-Tsing
Dalam perjalannya pada tahun 671 – 685 M menuju India, sempat juga
singgah di Pelabuhan Mo Lo Yeu. Saat ia berangkat , Mo Lo Yeu masih
beruoa negri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina, Mo Lo Yeu
telah menjadi jajahan Shih Li Fo Shih (kerajaan Cina untuk Sriwijaya)
B. Catatan I-Tsing
o
o
Isi: Negeri di Pulau Sumatra pada umumnya menganut agama Budha
aliran Hinayana, kecuali Mo Lo Yeu. Tidak jelas agama apa yang dianut
oleh kerajaan Melayu.
Pada abad ke-7 M, secara politik Kerajaan Melayu telah dimasukkan ke
dalam kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
C. Penemuan Arca / Candi
D. Kitab Negara Kertagama
KERAJAAN SRIWIJAYA
Sumber-sumber Sejarahnya:
A. Berita Arab
o Banyak pedagang yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan
Sriwijaya.
Bahkan
di
pusat
kerajaan
Sriwijaya
ditemukan
perkampungan-perkampungan orang-orang Arab sebagai tempat
tinggal sementara.
o Keberadaan Sriwijaya diketaui dari sebutan orang-orang Arab terhadap
Kerajaan Sriwijaya seperti Jabag, Sabay, dan Sribusa.
B. Berita India
o Isi: Raja dari Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan
raja-raja dari kerajaan di India, seperti dengan kerajaan Nalanda dan
Kerajaan Chola.
o
o
Dengan kerajaan Nalanda: Raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasri
yang dikenal dengan nama “Prasasti Nalanda”. Dalam prasasti
tersebut dinyatakan bahwa Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa
Paladewa berkenan membebaskan luma buah desa dari pajak. Sebagai
gantinya, lima buah desa tersebut wajib membiayai para mahasiswa
dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda.
Dengan kerajaan Chola (Cholamandala) di India Selatan: Hubungan ini
menjadi retak setelah raja Chola, yaitu Raja Rajendra Cola, ingin
menguasai Selat Malaka.
C. Berita Malaka dan Eeylin
D. Berita Cina / Tiongkok
o Berisi: Pedagang-pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin
hubungan perdagangan dengan pedagang-pedagang Cina.
o Para pedagan Cina sering singgah di Kerajaan Sriwijaya untuk
selanjutnua meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi.
o Sumber-sumber berita Cina:
Kronik Dinasti Tang
Kronik Dinasti Sung
“Pada tahun 1089/1090, Raja Kulotungga I dari Dinasti Cola
membebaskan
tanah-tanah
vihara
dan
membebaskan
berkembangnya Kerajaan Sriwijaya.”
Kronik Dinasti Ming
Kronik perjalanan I-Tsing
Kronik Chu Fan Chi oleh Chau Ju Kua
Kronik Tao Chih Lio oleh Wang Ta Yan
Kronik Ling Wai, Tai Ta oleh Chou Ku Fei
Kronik Ying Yai, Sheng Lan dan Ma Huang
E. Prasasti-prasasti (dengan bahasa Melayu Kuno)
o Prasasti Kedukan Bukit
Isi:
Selamat! Tahun Saka telah lewat 604, pada hari ke
sebelas
Paro petang bulan Warshaka Dapunta hyang naek di
Perahu
“mengambil
Siddhayantra”.
Pada
hari
ketujuh paro petang
Bulan zyestha Dapunta Hyang bertolak dari Ninanga
Sambil membawa 20.000 tentara dengan perbekalan
Sebanyak dua ratus (peti) berjalan dengan perahu dan
yang berjalan kaki sebanyak seribu
Dengan sukacita. Pada hari kelima paro petang bulan
Dengan cepat dan penuh kegembiraan dating membuat
Wanuq
Sriwijaya menang, perjalanan berhasil dan menjadi
makmur senantiasa
Menceritakan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang
yang membawa tentara sebanyak 20.000 pasukan berhasil
menundukkan Minangatamwan
o
Prasasti Talang Tuwo
Isi: “Pada tanggal 23 Maret 684 M, pada saat itulah taman ini
yang dinamakan Sri Ksetra dibuat di bawah pimpinan Sri
baginda Sri Jayanasa. Inilah niat baginda: Semoga tanah di sini,
pohon kelapa, pinang, aren, ragu, dan bermacam-macam pohon,
buahnya dapat dimakan, dan semua amal yang saya berikan
dapat dipergunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat
pindah tempat dan yang tidak. Jika mereka lapar waktu
berisitirahat/dalam perjalanan, semoga mereka menemukan
makanan dan air minum. Semoga mereka tidak terkena
malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Dan juga
semoga hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagi
pula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianatai mereka.
Lebih-lebih lagi, dimana pun mereka berada, semoga di tempat
itu tidak ada pencuri, pezinah. Semoga mereka mempunyai
seorang kawan sebagai penasihat baik, semoga dalam diri
mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan. Lagipula semoga
mereka teguh pendapatnya bertubuh intan seperti para
mahasarwa berkekuatan tiada bertara, tenang, bersuara yang
menyenangkan, suara Brahma. Semoga mereka dilahirkan
sebagai
laki-laki
dan
semoga
akhirnya
mendapatkan
penerangan sempurna lagi agung.”
o
Prasasti Telaga Baru
Menyebutkan tentang kutukan raja tentang siapa saja yang
tidak taat terjadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan
kejahatan
Pejabat-pejabat pemerintah mulai dari putra mahkota, hakim,
jaksa, kapten bahari, pengrajin, tukang cuci, sampah, tukan
sapu kedatuan.
o
Prasasti Kota Kapur
Isi:
Keberhasilan!
Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang
berkumpul dan melindungi kedatuan Sriwijaya ini, kamu
sekalian dewa0dewa yang mengawali permulaan segala
sumpah!
Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di
bawah Kadatuan ini aka nada orang yang memberontak
yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang
berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata
pemberontak
Yang mengenal pemberontak, yang tidak berprilaku
hormat, biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatanperbuatan tersebut mari kena kutuk, biar sebuah
ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah pimpinan
daru, dan biar mereka…….
Dihukum bersama marga dan keluarganya. Biar semua
perbuatannya
yang
jahat,
seperti
mengganggu,
menggunakan mantra, racun, memakai racun uoas dan
tuba, ganja
Saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada
orang lain, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil
dan menghantam mereka yang bersalah melakukan
perbuatan
jahat.
Biar
mereka
yang
menghasut
orang…………
Supaya nerusak, yang merusak batu yang diletakkan di
tempat ini, mati juga kena kutuk. Biar para pembubuh,
pemberontak yang tak setia. Biar pelaku tersebut
Mati kena kutuk. Tetapi jika orang takluk setia pada saya
dan pada mereka, moga-moga usaha mereka diberkahi
Dengan keberhasilan, kesehatan, kelimpahan segalanya
untuk semua negeri mereka! Tahun saka 608, bulan
Waisaka, pada saar itulah
Kutukan ini diucapkan, pemahatannya berlangsung ketika
bala tentara Sriwijaya berangkat menyerang bumi jawa
Menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya berusaha untuk
menaklukkan Bumi Jawa yang tidak setia pada kerajaan
Sriwijaya.
o
Prasasti Karang Berahi
Prasasti berangka tahun 686 M ditemukan di daerah pedalaman
Jambi
Berisi tentang penunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu
(Jambi)
Kutukan bagi orang yang tidak tunduk / setia pada raja dan
orang-orang yang berbuat jahat
o
Prasasti Palas Pasemah
Ditemukan di Palas Pasemah, Lampung
Berisi kutukan bagi orang-orang yang ridak tunduk kepada
Sriwijaya
o
Prasasti Sojomerto
Isi: “Sembah kepada Dhewa Syiwa Bathara Parameswara dan
semua Dhewa-dhewa. Saya hormat kepada “Hiya Mih” adalah
yang mulia Dhapunta Syailendra Santanu adalah nama ayahnya
Badhrawati adalah nama ibunya, Sampura adalh nama istrin
dari Yang Mulia Syailendra.”
Prasasti Ligor (Thailand, berbahasa Sanskerta / Tamil)
Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu
kota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran
perdagangan di selat Malaka.
o
o
Prasasti Nalanda (India, berbahasa Sanskerta / Tamil)
Menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir dari
Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat
kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya.
Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui
haknya atas kerajaan Syailendra.
Juga menyebutkan bajwa Raja Dewa Paladewa berkenan
membebaskan lima buah desa dari pajak untuk membiayai para
mahasiswa Seiwijaya yang belajar di Nalanda
o
o
o
Prasasti
Prasasti
Prasasti
Tamil
Prasasti
Prasasti
Prasasti
o
o
o
Kanton (Kanton)
Siwagraha
Leiden (India)
Tanjor
Grahi
Padang Roco
Berbahasa
Sanskerta
/
o
Prasasti Srilangka
KERAJAAN MATARAM KUNO / MATARAM LAMA
Sumber-sumber sejarah:
A. Prasasti Dinasti Sanjaya
o Prasasti Canggal
Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya yang
berhubungan dengan pendirian sebuah lingga yang merupakan
lambang dari Dewa Siwa diatas sebuah bukir di daerah
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya sehingga agama yang dianutnya
adalah agama Hindu beraliran Siwa.
Pendiriannya di sebuah pulau mulia bernama Yawadwipa yang
kaya raya akan hasil bumi (panen dan emas)
Yawadwipa mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, sangat
bijaksana dan berbudi halus. Lalu setelah wafat digantikan oleh
Sanjaya,
anak
Sannaha
(saudara
perempuan
Sanna),
menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.
o Prasasti Balitung / Mantyasih / Kedu
Prasasti ini adalah prasasti tembaga yang dikeluarkan oleh Raja
Diah Balitung. Diah Balitung mengeluarkan prasasti ini
sehubungan dengan pemberian hadiah tanah kepada lima orang
patihnya di Mantyasih, karena kelima orang parihnya itu telah
berjasa besar terhadap kerajaan.
Disebutkan nama silsilah raja-raja yang pernah memerintah
pada kerajaan Dinasti Sanjaya.
o Prasasti Carita Parahyangan
Menceritakan tentang hal ikhwal raja-raja Sanjaya
B. Prasasti Dinasti Syailendra
o Prasasti Wonogiri
Pada prasasti ini diterangkan bahwa desa-desa yang terletak di
kanan-kiri Bengawan Solo dibebaskan dari pajak dengan catatan
penduduk desa itu harus menjamin kelancaran lalu lintas yang
melalui sungai itu.
o Prasasti Kalasan
Menyebutkan tentang seorang raja dari Dinasti Syailendra yang
berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk mendirikan
bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para
pendeta atas permintaan keluarga Syailendra dan Panangkaran.
Rakai Panangkaran akhirnya menghadiahkan desa Kalasan
kepada Sanggha Budha
o Prasasti Kelurak
Menyebutkan tentang pembuatan arca Manjusri yang
merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu, dan Sanggha, yang
dapat disamakan dengan Brahma, Wisnu, Siwa oleh Raja Indra
yang bergelar Sri Sanggramadananjaya
o Prasasti Nalanda
Menyebutkan tentang asal usul Raja Balaputradewa yang
merupakan putra dari Raja Samaratungga dan cucu dari Raja
Indra.
o Prasasti Ratu Boko
Mentebutkan kekalahan Balaputradewa dalam perang saudara
melawan
kakaknya,
Pramodawardhani
dan
selanjutnya
melarikan diri ke Sriwijaya
o
o
o
Prasasti Purworejo
Raja
Balitung
memerintahkan
pendirian
pusat-pusat
perdagangan
Prasasti Karang Tengah
Mengisahkan Samarantungga dan Pramodawardhani dari dinasti
Syailendra
Prasasti Argapura
Mnceritakan perkembangan kerajaan Mataram Kuno dari dinasti
Sanjaya
C. Bangunan Candi
o Candi di Jawa Tengah bagian Utara
Candi Dieng, Candi Gedong Songo
o Candi di Jawa Tengah bagian Selatan
Candi Borobudur, Candi Mendut,
Prambanan, Candi Sambi Sari
Candi
Plaosan,
Candi
KERAJAAN MEDANG KAMULANG
Sumber-sumber sejarahnya
A. Berita asing
o Berita India
Mengatakan bahwa kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan
persahabatan dengan kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan
untuk membendung dan menghalangi kemajuan kerajaan
Medang Kamulan pada masa pemerintahan Taja Dharmawangsa.
o Berita Cina (Berasal dari catatan Dinasti Kerajaan Sung)
Menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa Timur
dan kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan
pertikaian, sehingga ketika Duta Seiwijaya pulang dari negeri
Cina (tahun 900 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa
sampai peperangan itu reda.
Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan
Sriwijaya dan Medang Kamulang dapat memajukan pelayaran
dan perdagangan.
B. Prasasti
o Prasasti dari Mpu Sindok, dari desa Tangeran (daerah Jombong)
Berisi bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama
permaisurinya, Sri Wardhani Pu Kbin.
o Prasasti dari Mpu Sindok, daridaerah Bangli
Mpu Sindok memerintahman pembuatan sebuah candi sebagai
tempat pemakaman ayah dari permaisurinya yang bernama
Rakryan Bawang.
o Prasasti dari Mpu Sindok, dari Lor (dekat Nganjuk)
Mpu Sindok memerintahakan pembuatan sebuah candi yang
bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di
desa Anyok, Lodang
o Prasasti Calcuta
Prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah
keturunan dari Raja Mpu Sindok sampai dengan Raja Airlangga
o Prasasti Kolagen
Raja Airlangga memerintahkan pembuatan tanggul-tanggul di
tepi sungai Brantas, agar kapal-kapal dapat menyusuri sungai
Brantas sampai ke pusat pemerintahan.
o Prasasti Pucangan
o
o
Meninformasikan para pengganti Mpu Sindok, salah satunya
adalah
Sri
Dharmawangsa
dengan
gelar
Teguh
Anantawikramattanggadewa
Tahun 1016 kerajaan Medang Kamulan diserang oleh kerajaan
Wurawari dan Waram
Prasasti Cunggrang dan prasasti Geweg
Menyebutkan permaisuri Mpu Sindok yang bernama Mpu Kebi
Kitab Calon Arang
Menceritakan peperangan antara Airlangga dan …………………….
C. Candi
o Candi Hindu
Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu,
Candi Mendut, Candi Pawon
o Candi Budha
Candi Borobudur
KERAJAAN KEDIRI
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Sirah Keting
Berisi pemberian hadiah tanah kepada rakyat-rakyat oleh
Jayawarsa
o Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono
Berisi masalah-masalah keagamaan dan diperkirrakan berasal
dari Raja Bameswara (1117-1130 M)
o Prasasti Ngantang
Raja Jayabaya yang memberikan hdiah kepada rakyat desa
Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
o Prasasti Jaring dari Raja Gandra
Sejumlah nama-nama hewan seperti kebo Waruga dan tikus
Janata
o PrasastiKamulan
Pada masa pemerintahan Taja Kerajaya, kerajaan Kediri telah
berhasil mengalahkan musuh yang memusuhi istana di Katangkatang
o Prasasti Banjaran
Menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala
o Prasasti Hantang
Menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya
B. Berita asing
o Kumpulan-kumpulan cerita dari pedagang Cona yang melakukan
kegiatanperdagangan di Kerajaan Kediri
o Kronik / buku Cina “Chu Fan Chi” karangan Chu Ju Kua (1220 M)
Menerangkan keadaan kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13
o Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei (1778 M)
Menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13
C. Kitab Sastra
o Kitab kakawin Bharatayudha
Karangan Mpu Sudah dan Mpu Panuluh pada masa Jayabaya
Menceritakan perang saudara antara Pandawa dan Kurawa,
diilhamu dari perang saudara antara kerajaan Kediri dan
Jenggala, serta tentang kemenangan Kediri / Panjalu atas
Jenggala
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Kitab
Kitab
Jangka Jayabaya
Ramalan-ramalan Jayabaya tentang masa depan Nusantara
Smaradhana
Dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa Raja Kameswara
Berisi pujian yang mengatakan raja adalah ririsan dewa kama,
ibukota kerajaan bernama Dahana yang dikagumi keindahannya
oleh seluruh dunia, permaisuri cantik Sri Kirana dari Jenggala
Kitab Krisnayana
Karangan Mpu Triguna, zaman pemerintahan Raja Jayawarsa
Kitab Hariwangsa
Karangan Mpu Panuluh pada masa Jayabaya
Kitab Bhomakavya
Kitab Sumangsantaka
Karangan Mpu Monaguna
Kitab Lubdhaka dan Wrtasancaya
Karangan Mpu Tanakung
Mencerminkan kehidupan social masyakrakat pada masa itu.
Mengandung pelajaran bahwa tinggi rendahnya martabat
seseorang tidak berasal dari asal dan kedudukan tapi dari
tingkah lakunya.
Kitab Arjunawiwaha
Karangan Mpu Kanwa pada masa Jayabaya
Mengisahkan perkawinan raja Airlangga dengan putri raja dari
kerajaan Sriwijaya
Cerita Panji Semirang
Kitab Gatotkacasraya
Karangan Mpu Panuluh
KERAJAAN SINGASARI
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Kitab Sastra
o Kitab Pararaton
Sebagian besar merupakan mitos, asal-usul / riwayat Ken Arok
sebagai anak dewa
Menceritakan tentang raja-raja Singosari
o Kitab Negrakertagama
Karangan Mpu Tantular
Menceritakan silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki
hubungan erat dengan raja-raja Singosari dan huga
menceritakan raja-raja yang memerintah di Singosari
B. Prasasti
o Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M
C. Berita Asing
o Berita dari Cina
Menyatakan bahwa kaisar Kubilai Khan (Cina)
pasukannya untuk menyerang kerajaan Singasari
mengirim
D. Candi
o Peninggalan purbakala berupa bangunan-bangunan candi yang
menjadi makam dari raja-raja Singasari yang ditemukan di Jawa TImur
seperti:
Candi Singasari
Tempat pendharmaan bagi raja Singasari, sang
Kertanegara yang mangkat tahun 1292
Candi Jago
Tempat Wisnuwardhana dimuliakan sebagai Buddha
Amogapasha
Candi Kidal
Candi yang dibangun untuk menghormati jasa Anusapati
Candi Weleri
Tempat Wisnuwardhana dimuliakan sebagai Siwa
Candi Joko Dolok
Perwujudan Kertanegara
KERAJAAN BALI
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Sanur
Merupakan satu-satunya prasasti yang berhasil ditemukan para
ahli
Menunjukan adanya kekuasaan raja-raja dari wangsa atau
dinasti Warmadewa
o Prasasti Calcuta (India)
Disebutkan tentang asal-usul raja Airlangga yaitu keturunan
raja-raja Bali, Dinasti Warmadewa. Raja Airlangga terlahir dari
perkawinan Raja Udayana (Bali) dengan Mahendradata (putri
kerajaan Medang Kamulan adik Raja Dharmawangsa)
o Sembilan buah prasasti dari zaman Ugrasena
Berisi pembebasan pajak terhadap daerah tertentu, pembuatan
tempat-tempat suci
o Prasasti Raja Purana
Menceritakan pada abad ke-72 telah terjadi pengolahan sawah
seperti zaman sekarang. Dalam prasasti tersebut terdapat kata
“Kasuwakan” yang kemudian menjadi suwak/subak/system
pembagian air untuk pengairan sawah
o Prasasti Julah
Berisi adanya tombongan seni baik itu haji (untuk raja) maupun
ambaran (keliling) yang dating ke desa Julah
o Prasasti Blancong
Memuat sejarah mengenai Pulau Bali
B. Candi
o
Komplek Candi Gunung Kawi (Tampak Siring)
Masa raja Anak Wungsu
Berisi makam dari raja-raja kerajaan Bali
KERAJAAN PAJAJARAN
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Rakryan Juru Pangambat
Memuat pengembalian kekuasaan raja Pajajaran (kemungkinan
kerajaan Pajajaran pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan di
Jawa Timur / Sriwijaya)
o Prasasti Horren
Penduduk dari kampong Horren sering tidak merasa aman
karena adanya gangguan-gangguan musuh dari arah Barat
(kerajaan Pajajaran)
o Prasasti Citasih
Dibuat atas perintah Maharaja Jayabuphati
o
o
o
o
o
o
o
Memperingati bangunan Sang Hyang Tapak, yaitu sebagai tanda
terima kasih raja terhadap pasukan Pajajaran yang berhasil
memenangkan perang melawan pasukan dari Swarnabhumi
Prasasti Astana Gede / Prasasti Kawali I
Teks dibagian muka:
“inilah jejak (tapak) (di) kawali (dari) tapa beliau Yang Mulia
Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan (bertahta di)
Kawali, yang telah memperindah kedaton Surawisesa, yang
memakmurkan seluruh pemukiman. Kepada yang akan dating,
hendaknya menerapkan keselamatan sebagai landasan
kemenangan hidup di dunia”
Teks di bagian tepi tebal
Jangan dimusnahkan!
Jangan semena-mena!
Ia dihormati, ia tetap
Ia menginjak, ia roboh
Menceritakan perpindahan pusat pemerintahan dari Pakwan
(Pakuan) Pajajaran ke Kawali
Prasasti Canggal
Keadaan Sanjaya yang baru mengalami kemenangan; dikatakan
Sanjaya adalah anak dari Sanaha yang merupakan saudara dari
Sanna (seorang Raja)
Prasasti Sang Hyang Tapak
Menceritakan seprang raja bernama Raja Maharaja Sri
Jayanhupari
Jayamawahen
Wisnumurti
Samararijaya
Wukramatunggadewa, berkuasa di Pasahyangan, Sunda
Prasasti Batu Tulis
Isi:
Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu
almarhum
Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana
Dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja
Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu dewata
Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan
Dia putera Rahiyangan Dewa Niskala yang dipusarakan ke
Nusa larang
Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gununggununga, membuat undakan untuk hutan Samida,
membuat sahiyang Telafa Rena Mahawijaya dibuat Taun
Saka “Panca Pandawa Nengemban Bumi”
Hyang Bunisora disebut Prabu Guru Dewatapiani
Tugu Perjanjian Portugis (Padrao), kampong Tugu, Jakarta
Taman perbutuan, sekarang menjadi Kebung Raya Bogor
Arca-arca Wisnu di daerah Cibuaya
B. Kitab Sastra
o Kitab carita Kidung Sundayana
Kekalahan pasukan Pajajaran dalam pertempuran di Bubat
(Majapahit) dan tewasnya Raja Sri Baduga beserta putrinya
o Kitab carita Parahyangan
Pengganti raja Sri Baduga setelah perang Bubat bernama Hyang
Wuni Sora
o Kitab Sang Hyang Sikakanda
Terdapat satu kai istilah “pengawah”
o Babad Pajajaran
o Carita Waruga Guru
KERAJAAN MAJAPAHIT
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Butak
Dibuat oleh Raden Wijaya
Memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan
Taden Wijaya untuk mendirikan kerajaan
o Prasasti Kudadu
Bercerita tentang pengalaman Raden Wijaya sebelum menhadi Raja
Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran bala
tentara Jayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja dan
bergelar Kertajaya Jayawardhana Ananta Wikramatunggadewa,
penduduk desa kudatu dan Rama diberi hadiah tanah sima
o Prasasti Sukamerta dan Prasasti Balawi
Mengenai Raden Wijaya yang telah memperistri keempat putrid
kertanegara yaitu Sri Paduka Prameswari Dyah Sri Tribhuwaneswati,
Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka
Jayendradewi
Dyah
Dewi
Prajnaparamita,
Gayati,
serta
menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara
yang dijadikan raja muda di Daha
o Prasasri Wingun Pitu
Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi
Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan Bawahan yang
dipimpin oleh Bhre, yaitu Bhre Daha, kahuripan, Pajang,
Wengker, Wirabumi, Matahun, Tumapel, Jagaraga, Tanjungputra,
Kabalan, Keling, Kelinggapura
o Prasasti Canggu
Berisi mengendai pengaturan tempat-tempat penyebrangan di
Bengawan
o Prasasti Karang Bogem
Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang
Bogem
o Prasasti Ketiden I
Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa
Katiden yang meliputi wilayah desa, karena mempunyai tugas
berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang
o Prasasti Alasan
Menyebutkan bahwa tanggal 6 September 939 M, Sri Maharaja
Rakai Halu Dyah Sindok Sri Isanawaikrama memerintahkan agar
tanah di Alasantan dijadikan sima milik Rakryan Kabayan
o Prasasti Hara-hara (Trowulan VI)
Menyebutkan pada tanggal 12 Agustus 966 M, Mpu Mano
menyerahkan tanah yang menjadi haknya secara turun temurun
kepada Mpungku Susuk Pager dan Nairangjang untuk membiayai
rumah doa (kuti)
o Prasasti Warare
Sri Jnamasiwabajra, raja yang berhasil mempersatukan Janggala
dan Panjalu, menahbiskan arca Mahaksobya. Gelar raja itu
adalah Kertanegara
o Prasasti Maribarang
Tanggal 28 Agustus 1264 M, Wisnuwardhana member tanda
oemberian hak perdikan bagi desa Maribong
o Prasasti Canggu (Trowulan I)
Mengenai aturan dan kedudukan hokum desa-desa di tepi
sungai Brantar dan Solo yang menhadi tempat penyebrangan.
Desa itu diberi perdikan dan bebas dari pajak, diatur oleh Ke
Ajaran Rata dan Ki Ajaran Ragi
B. Kitab Sastra
o Zaman Majapahit Awal
Kitab Nagarakertagama
Karangan Mpu Prapanca
Menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari
Kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit
Kitab Sutasoma
Karangan Mpu Tantular
Kitab Arjunawiwaha
Karangan Mpu Tantular
Kitab Kunjarakurna
Kitab Parthayajna
o
Zaman Majapahit Akhir
Kitab Pararaton
Riwayat dan pemerintahan raja-raja Singosari dan Majapahit
Kitab Sundayana
Peristiwa Bubat
Kitab Sorandaka
Pemberontakan Sora
Kitab Ranggalawe
Pemberontakan Ranggalawe
Panjiwijayakrama
Menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi
raja
Kitab Usana Bali
Kekacauan di Pulau Bali akibat keganasan MayaDenawa, tetapi akhirnya dibunuh oleh dewa-dewa
Kitab Usana Jawa
Penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan
Aryadaman, pemindahan keratin Majapahit ke Gelgel
dan penumpasan Raja Raksasa yang bernama Maya
Denawa
Kitab Paman Canggah, Tantu Pagelaran, Calon Arang,
Korlawasrama, Babhuksah, Tantri Kamandaka, Pancatantra
C. Candi
o Candi
o Candi
Tikus,
Semping
Makam Raden Wijaya dalam bentuk Wisnu dan Siwa
Panataran, Tegal wangi, Surawana, Sawentar, Sumber jati,
Antahputra
Jenis-jenis Sejarah
o
o
o
o
Subjek penelitian sejarah adalah kehidupan manusia dalam konteks waktu
Speisalisasi penelitian bertujuan supaya subjek penelitian sejarah tidak terlalu luas
dan hasil penelitiannya lebih mendalam
Spesialisasi penelitian dapat dilakukan berdasarkan aspek-aspek sejarah ekonomi,
politik, sosial, budaya
Sejarah Ekonomi
o
o
Studi sejarah tentang usaha-usaha manusia untuk menyediakan barang dan
jasa bagi dirinya, institusi, dan hubungan antarmanusia yang diakubatkan
oleh usah tersebut, teknik-teknik, dan cara pandang yang berubah karena
perkembangan ekonomi, keberjasilan, dan kegagalan mereka
Yang memegang peranan penting dalan sejarah ekonomi yaitu satuan waktu
Bagi sejarawan yang memperhatikan soal pertumbuhan ekonomi, perharian
utama pada masalh tahap perkembangan
Criteria untuk tahap perkembangan yaitu ukuran produktivitas yang
dikemukakan Rostow dalam “The Stages of Economics Growth”
Sejarah ekonomi lebih banyak memerlukan penggunaan teori, model,
konsep-konsep ilmu sosial, termasuk ilmu ekonomi
Contoh oenulisan sejarah ekonomi Indonesia:
Tulisan Lukman Soetrisno tentang perdesaan Jawa waktu tanam paksa
Tulisan Jeroen Toewen tentang perdagangan dan ekonomi luar jawa
Sejarah Politik
Sejarah kegiatan yang berhubungan dengan masalah pemerintahan dan
kenegaraan
Sejarah politik didefinisikan sebagai sejarah kekuasaan yntk memperluas
ruang lingkup karena kekuasaan ada di mana-mana
Pnedekatan sejarah politik:
Sejarah intelektual lalu berkembang menjadi sejarah mentalitas,
sejarah konstitusional, sejarah intitusional, sejarah behavioral.
Sejarah intelektual melihat bahwa pikiran mempengaruhi perilaku,
contohnya pemikiran politik Indonesia - Herbert Feith dan Lance Castle
Sejarah konstitusional melihat dalam tiap konstitusi diktahui filsafat
hidup, dasar pemikiran membangun bangsa, struktur pemerintahan
yang dibangun. Contohnya Adnan Buyung Nasution (Aspirasi
Pemerintahan konstitusional di Indonesia)
Sejarah institusional mencoba melihat perangkat yang ada dalam
suatu sistem politik, seperti birokrasi, parlemen, militer, dan partai.
Contoh tulisan yang memuat sejarah institusional adalah Deliar Nor
(Partai islam di Pentas Nasional) dan Harold Crouch (Militer dan Politik)
Sejarah behavioral mencoba melihat perilaku Negara dan partai politik
dalam sosialisasi gagasan, rekrutmen pimpinan dan anggota, dan
pelaksanaan tindakan politis. Contoh tulisan yang memuat sejarah
behavioral adalh Donald K. Emerson (Indonesia Elite: Political Culture
and Cultural Politics)
Tema-tema sejarah politik dan militer sebagai sejarah tentang kekuasaan dan
keperkasaan dianggap selalu milik kaum lelaki
Membuat rekonstruksi sejarah bercorak “androsentris” dalam sejarah
konvensional yang berpusat pada kegiatan laki-laki sehingga dikritisi oleh
kaum feminism radikal yang menuntut sejarah bercorak “gynosentris”
(berpusat pada wanita)
Sejarah Sosial
Aliran penulisan sejarah Annales di Perancis yang diperlopori oleh Lucian
Kebure dan March Bloch tentang mengawali generasi baru penulis sejarah
sosial.
Sejarah sosial:
Meneliti masyarakat secara total dan global
Tema-tema seperti sejarah pada sebuah kelas sosial, sepanjang tetap
sehingga sejarah pada sebuah unit masyarakat dengan ruang lingkup
dan waktu tertentu yang fokus pada sejarah sosial
Bahan kajian sejarah sosial yaitu institusi sosial dan gakta sosial
Model-model untuk penulisan sejarah sosial:
Model tingkat perkembangan (Untuk menerangkan perkembangan
sejarah)
Model dari Karl Marx / Rostow
Model dari Neil J. Smelster tentang revolusi industri (model 7 tingkat)
Model 7 tingkat Neil Smelster:
Tingkat 1: ketidakpuasan dengan peranan yang sudah dilembagakan.
Contoh: ketidakpuasan sistem pasar member kemakmuran
Tingkat 2: gejala yang diakibarkan oleh ketidakpuasan itu, seperti
kekhawatiran, permusuhan, fantasi keruntuhan.
Tingkat 3: penanganan dan penyaluran gejala kerusuhan sosial, saat
agen kontrol sosial, seperti polisi, wartawan, pemimpin nasional aktif
menahan gejala yang mengancam kestabilan sosial tersebut.
Tingkat 4: muncul gagasan baru untuk mencari jalan keluar
Tingkat 5: usaha institusional utnuk meredakan ketidakpuasan
Tingkat 6: adanya bentuk kelembagaan baru secara bersama dengan
berbagai macam inovasi di dalamnya
Tingkat 7: pengkonsolidasian lembaga baru sebagai ciri permanen
struktur sosial
Model sistematis
Orang sesuai untuk menelusuri sejarah sosial dalam arti perubahan
sosial. Diambil dari tulisan Thomas C. Cohran dalam Perubahan Sosial
di Amerika
Kuntowijoyo dalam bukunya “Metodologi Sejarah” membahas model
penulisan sejarah sosial
Model penulisan sejarah sosial Kuntowijoyo:
Model bersifat sinkronis
Penulisan sejarah sosial dengan sedikit saja dimensi
waktu seperti sistem yang terdiri dari struktur dan
bagiannya
Model bersifat diakronis
Penulisan sejarah sosial lebih mengutamakan tulisan yang
berdimensi waktu dengan sekdikit saja luasan ruang.
Perbandingan model penulisan sejarah sinkronis dan diakonis:
Dimensi Penulisan
Ruang Sosial
Waktu
o
Model Penulisan
Sinkronis
Diakronis
Utama
Tidak utama
Tidak utama
Utama
Sejarah Kebudayaan
Penulis klasik sejarah kebudayaan: Burekhardt dan Huizinga
Buirikhardt
Sejarah kebudayaan mendahului bermacam jenis penulisan
sejatah sesudahnya
Menurutnya: pendekatan sejarah kebudayaan bersifat sinkronis,
sistematis, dan tanpa kesalahan kronologis
Huizinga
Sejarah kebudayaan adalh studi tentang struktur yang dapat
melihat gejala-gejala yang mempunyai makna jelas dalam
dirinya
Setiap detail kebudataanmempunuai maknanya sendiri dan
bukan semata-mata sebagai ilustrasi dari konsep umum
Tugas sejarah kebudayaan:
Mencari pola-pola kehidupan, kesenian, dan cara berfikir
bersama-sama dalam suatu zaman
Secara bersama-sama berarti tidak terpisah satu sama lainnya,
sehingga dibutuhkan konsep sentral untuk merangkai ketiganya
Contoh penulisan sejarah kebudayaan Huizinga:
“The Warning of The Middle Ages: A Study of The Forms of
Life, Thought, and Art in France and the Netherlands in
The Dawn of Renaissance.” Yang bercerita tentang
kehidupan emosional, sensitivitas keagamaan,
simbolisme, dan kesenian
Usaha kea rah sejarah kebudayaan Indonesia, terlihat pada tulisan
Darsiti Suratman “Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939”
yang bercerita tentang tekanan utama pada kehidupan, kostum,
upacara keratin.
BIOGRAFI
catatan kehidupan seseorang sebagai mozaik sejarah yang lebih
luas.
Hal-hal yang dapat dipahami melalui biografi:
Para pelaku sejarah
Lingkungan sosial politik
Zaman yang menjadi latar belakang biografi
Contoh biografi
“Sang Pemula”, karya Pramoedya Ananta. Berisi riwayat
hidup R.M. Tito Adhi Soerjo dengan catatan
pertanggungjawaban sumber dan lampiran karya-karya
fisiknya
AUTOBIOGRAFI
Riwayat hidup yang ditulis sendiri
Hal-hal yang dapat dipahami melalui Autobiografi:
Pemahaman penulisan atas dirinya
Lingkungan sosial budaya
Zamannya
Contoh Autobiografi
“Nyanyian Sunyi Seorang Bisu”, karya Pramoedya Ananta
Toer. Menggambarkan dirinya sebagai pejuan demokrasi
yang ditindas oleh kejahatan politik.
SEMESTER 2
ZAMAN ARKAEKUM
o
o
o
o
Zaman ini adalah zaman yang paling tua dan diperkirakan berumur sekitar 2500
juta tahun lalu
Kulit bumi masih membara karena memiliki temperature yang sangat tinggi
Belum ada tanda-tanda kehidupan
Bumi masih dalam proses pembentukan menjadi padat
ZAMAN BATU
o
o
o
ZAMAN BATU TUA (PALAEOLITHIKUM)
Dikenal sebagai zaman primer atau pertama
Hanya mikroorganisme, ikan amfibi, danreptil yang dapat hidup
Zaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahung yang lalu
Telah hidup manusia purba seperti Meganthropus Erectus, Palaeojavanicus,
Pithecanthropus erectus, dan Pithecanthropus mojokertensis
Kehidupan manusia masih sangat sederhana
Hidup secara berkelompok dengan jumlah anggota antara 10 – 15 orang
Kehidupan nomaden
Mengumpulkan makanan seperti buah-buahan dari lingkungan sekitarnya
(food gathering)
Memanfaatkan batu, kayu, tulang, dan tanduk rusa sebagai alat berburu
yang sederhana
ZAMAN BATU MADYA (MESOLITHIKUM)
Disebut juga zaman tersier
Reptile raksasa berkurang, muncul binatang menyusui
Terjadi perubahan pada habitat manusia dan cara manusia memperoleh
makanan
Padang tundra berganti dengan hutan tanaman keras, makanan dari
tumbuhan melimpah
Sudah mulai agak menetap, berburu, menangkap ikan, tinggal di pinggir
pantai
Dikenal dengan peradaban “abris saus rauche” ( tinggal di gua dekat pantai /
sungai )
Ciri utama: peninggalan sampah dapur (kjokken moddinger)
Dari dalam kjokken moddinger ditemukan tulang belulang, gigi
Disebut sampah dapur yang setelah diselidiki ternyata berupa kulit kerang di
sepanjang pantai
Alat-alat yang digunakan:
Chopper / Kapak genggam
Pelbble, seperti chopper dibelah dua
Kapak pendek (Hache couzte)
Kapak penggiling / pipisan
ZAMAN BATU MUDA (NEOLITIKUM)
o
Perubahan besar dalam pola hidup manusia, tradisi berburu dan
mengupulkan makanan (food gathering) berubah menjadi tradisi
memproduksi makanan (food producing)
Mulai memelihara hewan
Tinggal menetap di desa-desa kecil
Sudah mengenal ikatan emosional
Alat-alat yang digunakan: kapak persegi dan kapak lonjong
ZAMAN BATU BESAR (MEGALITHIKUM)
Tanah merupakan unsure yang penting
Manusia menguasai alam
Kehidupan animism
Muncul tradisi membuat bangunan dari batu besar
Bangunan-bangunan pada zaman ini:
Punden berundak
Kubur peti batu
Dolmen
Sarkofagus
Waruga
Menhir
Arca Batu
Maglesmosian, Capsran, Natufran
Bambu
Sebagai alat cetak
Macam-macam motif hias yang muncul pada zaman Mesolitikum
Garis lurus
Garis patah
Garis anyam
Garis pinggir awan
Garis lidah api
Garis topeng
ZAMAN HOLOSEN
o
o
KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM
Menghasilkan kapak sumatera, alat-alat tulang, dan serpihan bilah
Ditemukan juga mata panah, kulit kerang, lesung batu
Deitemukan juga serpih-bilah dan mata panah bergerigi
KEBUDAYAAN MEGALITHIKUM
Hasil kebudayaan:
Menhir
Untuk penghormatan terhadap arwah nenek motang tang telah
meninggal
Dolmen
Sebagai altar persembahan / tempat sajian
Sarkofagus
Sebagai kubur batu
Arca
Menggambarkan binatang-binatang dan manusia
Punden Berundak
Tempat pemujaan bersama menhir
Waruga
Sebagai kubur batu
Kubur Peti Batu
Tempat penguburan
o
KEBUDAYAAN NEOLITHIKUM
Dipengaruhi kebudayaan Bac Son – Hoa Binh dan Dong Son di dataran Asia
tengah
Hasil kebudayaan:
Kapak persegi
Kapak lonjong keci
Perhiasan (gelang, pakaian sederhana dari kulit kayu, tembikarberupa
priuk balanga)
o
KEBUDAYAAN PERUNGGU
Dipengaruhi kebudayaan Dong Son di dataran Vietnam
Hasil kebudayaannya
Nekara
Kapak corong
Arca perunggu
Moko
Manik-manik
Senjata
Kapak sepatu
PENYEBARAN KEBUDAYAAN
o
o
o
Zaman Mesolithikum
Berasal dari daerah teluk Tonkin, Vietnam, melalui jalur Filipin, Malaysia, dan
Indonesia (manusia purba Melanosoid)
Sisa keturunan bangsa Melanosoid yang masih ditemukan adalah orang sakar
di Siak, orang Aeta di Filipina, orang Semang di Malaysia dan orang papua
Melanosoid di Papua
Zaman Neolithikum
Perpindahan manuisa purba dari rumpun bangsa Melayu Tua (proto-melayu)
dari daerah Yunan, Cina, melalui jalur Semenanjung Malaya, Indoneisa,
Filipina, dan Formasa
Bangsa Proto Melayu merupakan pendukung kebudayaan kapak persegi dan
kapak lonjong
Zaman Perundagian
Perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa Melau muda dari daerah
teluk Tonkin, Vietnam, ke daerah-daerah di sebelah selatan Vietnam,
termasuk Indonesia
Bangsan ini mendukung kebudayaan perunggu
Kebudayaan tersebut disebut Dong Son
Disebut Dong Son karena berasal dari Teluk Tonkin
Dong Son bertempat di kawasan sungai Ma
Ada tukar menukar dan perdagangan antar masyarakat
Alat-alat gerabah perunggu menjadi komoditi barter
Alat-alat sakti dapat mendatangkan kekuatan gaib
Di bagian utara Vietnam terdapat kebudayaan Bac Son Hoa Binh
Kebudayaan Bac Son Hoa Binh (10.000 – 4.000 SM) merupakan sistem
mengumpulkan makanan dan berburu
Perlengkapan hidup dari batu untuk berburu dan mengumpulkan makanan
Gerabah batu ada penteroihan pada satu atau dua sisinya
Pada tahun 600 SM terjadi perpindahan alat gerabah dari yang berupa
serpihan batu menjadi batu seperti kapak sebagai alat pemotong
PUSAT-PUSAT KEBUDAYAAN
o
Mohenjo Doro
Jalan lurus dan teratus 10m, trotoar 0.5 m
Gedung dan rumah tinggal tinggi, toko dibangun secara kokoh dan teratur
dari bata lumpur
Wilayah kota dibagi blok-blok bujur sangkar
Masyarakat memikirkan masalah kesehatan dan sanitasi, kamar terdapat
jendela lebar, saluran pembuangan limbah dari kamar mandi dihubungkan
langsung dengan jaringan saluran umum menuju sungai
Sudah terdapat irigas untuk menyalurkan air sawah
Ciri-ciri Jenis Manusia Purba
o
Meganthropus Palaeojavanicus
Fosil paling primitive / tua dengan bentuk fisik yang besar
Memiliki perawakan / badan yang tegap
Memiliki rahang yang kuat, rahan maju ke depan
Rahang bawahnya mempunyai batang yang sangat tegap dan geraham yang
besar
Memilimki muka yang terkesan kuat (massif: padat, berisi, penuh)
Memiliki tulang pipi yang tebal
Memiliki otot kunyah yang kuat
Memiliki tonjolan kening yang mencolok
Memiliki tonjolan belakang kepala yang tajam
Memiliki tempat perlekatan otot-otot tengkuk yang besar dan kuat
Tidak memiliki dagu
Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
o
Pithecanthropus Mojokertensis / Pithecanthropus Robustus
Jenis Pithecanthropus yang tertua
Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
Fosilnya berupa fosil manusia purba anak-anak
Fosil berusia sekitar 6 tahun (dilihat dari ukuran sendi rahang bawahnya)
Muka terkesan menonjol
Otot tengkuk kuat
Tulang pipi kuat
Tulang tengkorak cukup tebal dan bentuknya lonjong
Bentuk tubuh dan anggota badan tegap, namun tidak setegap Meganthropus
Otot kunyah dan alat tengkuk sangat kuat
Bentuk tonjolan kening tebal dan melintang sepanhang pelipis
Bentuk hidung tebal dan lebar
Tidak berdagu
Bagian belakang kepala tampak menonjol
Bentuk graham besar dan rahang sangat kuat
Adanya ruang diantara gigi seri samping dan taring dan adanya tiga buah
akar geraham muka pertama pada rahang atasnya tiga buah
Baik rahang atas maupun rahanng bawah memiliki cirri-ciri gigi geraham
kedua sebagai gigi terbesar dan gigi depan yang kecil
Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan
o
Pithecanthropus Erectus
Manusia kera yang sudah mampu berjalan tegak
Ditemukan berupa geraham, tengkorak, dan tulang paha (femur) secara
terpisah
Berbadan tegap dan berjalan tegak
Rahangnya menonjol ke depan
Memiliki tonjolang kening dari dahi
Tidak berdagu
Tinggi badan sekitar 160 - 180 cm
Volume otak 750 – 1000 cc
Tengkorak lonjong
Muka didominasi oleh bagian rahang yang menonjol ke depan
Tulang rahang dan gigi besar dan kuat
Memiliki hidung yang lebar
Pipi menonjol ke depan dank e samping
Leher tegap dan miring ke belakang
Alat pengunyah cukup kuat
Volume otaknya antara otak kera dan manusia
Berat badan antara 80 – 100 kg
o
Pithecanthropus Soloensis / Homo Sapiens
Tulang pipi besar dan kekar
Manusia kera dari solo
Fosil penemuan berupa
KELAS X
BAB 1
Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian penting yang
terjadi di masa lalu yang menyangkut manusia, yaitu fakta-fakta yang terjadi. Yang
membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu lainnya seperti antropologi adalah waktu.
Menurut asal-usul kata, sejarah berasal dari bahasa arab “syajaratun”yang
secara harafiah berarti “pohon”, yang selalu dikaitkan dengan:
1. Keturunan
2. Asal-usul keluarga kerajaan
3. Dinasti
PENGERTIAN SEJARAH
Secara umum, sejarah dimaknai sebagai:
1. Silsilah atau asal-usul
2. Kejadian atau peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lalu
3. Ilmu atau pengetahuan dan cerita pelajaran tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lalu
Dalam bahasa Inggris, sejarah (history) dimaknai sebagai:
1. Kumpulan peristiwa masa lalu
2. Rangkaian peristiwa yang terjadi berturut-turut dari masa lalu sampai
sekarang bahkan sampai masa depan
Ibnu Khaldun, membagi pengertian sejarah menjadi 2, yaitu:
1. Eksternal
: perang, Negara, masyarakat
2. Internal : observasi, analisis, kajian secara cermat terhadap prinsipprinsip penelitian……………. Semesta dan sebab-sebab yang
mendasarinya.
FAKTOR-FAKTOR SEBAGAI SEJARAWAN YANG BAIK
Sebagai sejarawan yang baik, harus memiliki:
A.
B.
C.
D.
Sumber data
Aneka disiplin pengetahuan
Perspektif yang baik
Konsitensi yang akan menghantarkan
kekeliruan
kebenaran
dan
meminimalkan
A. Sumber data
a. Lisan :
Keterangan langsung dari para pelaku atau saksi-saksi dari
peristiwa yang terjadi di masa lampau ata dari orang-orang yang
menerima keterangan secara lisan dari orang lain
b. Tertulis : Sumber yang berupa prasasti, dokumen, naskah, babad, atau
rekaman.
c. Benda : Peninggalan sejarah seperti alat-alat ataupun benda-benda budaya
seperti kapak, gerabah, perhiasan manik-manik baik batu maupun
logam, yang dihasilkan manusia di masa lampau
B. Disiplin Pengetahuan
a. Palaentologi
: Ilmu yang mempelajari fosil, sisa hewan, tumbuhan, dan
manusia
b. Palaeoantropologi: Ilmu yang mempelajari asal-usul terjadinya dan
perkembangan manusia
c. Antropologi budaya
: Ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia dari
yang paling sederhana sampai yang modern
d. Arkeologi
: Ilmu yang mempelajari kehidupan-kehidupan manusia
pada zaman purbakala
e. Filologi
: Ilmu yang mempelajari persebaran bahasa
f. Geologi
: Ilmu yang mempelajari persebaran bahasa
g. Epigrafi
: Ilmu yang mempelajari tulisan-tulisan kuno
h. Mumismatik
: Ilmu yang mempelajari mata uang kuno
BAB II
PRASEJARAH
Kurun waktu sejarah / masa dibagi dua:
1. Zaman Prasejarah
: Zaman dimana manusia belum mengenal tulisan ( Sejak
adanya bumi sampai ditemukannya tulisan)
2. Zaman Sejarah : Zaman dimana manusia sudah mengenal tulisan (Sejak
mengenal tulisan sampai sekarang)
PRASEJARAH
Teknik pembuatan alat-alat perunggu pada zaman prasejarah terdiri dari dua cara, yaitu:
1. Teknik Bivalve
Teknik Bivalve sering disebut juga teknik setangkap / cetak ulang.
Cara pembuatan:
Menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat dibuka sehingga setelah
dingin cetakan tersebut dapat dibuka dan benda yang decetak dapat
dikeluarkan. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu
2. Teknik A Cire Perdue
Teknik a cire perdue sering disebut juga teknik cetakan tanah liat dan lilin
Teknik ini dapat membuat dua macam benda, yaitu benda berongga dan benda
padat
Cara pembuatan:
Membuat bentuk benda yang dekihendaki dengan lilin, setelah
membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan tanah dan
dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar sehingga lilin yang
terbungkus dengan tanah akan mencair dan keluar melalui lubang bagian
bawah.
Untuk selanjutnya, melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan
perunggu dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga
keluarlah benda yang dikehendaki.
BAB III
KERAJAAN-KERAJAAN
KERAJAAN KUTAI
Sumber sejarahnya yaitu tujuh buah tian batu atau yupa
Yupa dipergunakan untuk mengikat hewan kurban yang merupakan
persembahan rakyat kepada para dewa yang dipujanya.
Isi prasati:
“Sang Maharaja Kudungga, yang amat mulia mempunyai putra yang mashur,
Sang Aswawarman namanya, mempunyai tiga orang putra yang seperi api
(sinarnya), yang terkemuka diantara ketiga putranya itu adalah Sang
Mulawarman, raja yang besar, yang berbudi baik, kuat, dan kuasa yang telah
mengadakan upacara korban emas yang amat banyak dan untuk memperingati
upacara korban itulah tugu ini didirikan oleh para pendeta atau brahmana”
Prasasti Mulawarman
Menunjukkan bahwa pengaruh Hindu (India) telah masuk ke Indonesia pada
abad ke-4 Masehi.
KERAJAAN TARUMANEGARA
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasati-prasasti
o Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
“Kedua buah telapak kaki yang seperti tapak kaki Dewa Wisnu adalah
tapak kaki dari Raja Purnawarman, raja dari negeri Taruma, raja yang
gagah berani
Gambar tapak kaki tersebut mempunyai dua arti, yaitu:
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah
tersebut (tempat ditemukannya prasti tersebut)
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi
seseorang sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti
menegaskan kedudukan Purnawarman yang diibaratkan Dewa
Wisnu maka dianggap sebagai penguasa sekaligus pelingdung
rakyat.
o
Prasasti Jambu / Pasir Koleangkak (Bogor)
“Gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin
manusia yang tiada taranya yang termashyur Sri Purnawarman yang
sekali waktu (memerintah) di Taruma dan yang baju jirahnya terkenal
tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak kakinya
yang senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para
pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya.”
Berisi gambar sepasang kaki dan menceritakan keperkasaanraja dalam
menaklukan musuh, serta kebaikan raja Mulawarman bagi yang tunduk.
o
Prasasti Kebon Kopi (Bogor)
“Disini Nampak tergambar sepasang telapak kaki…………yang seperti
Airawarta, gajah penguasa Taruma yang agung dalam dan kejayaan.”
Berisi gambar sepasang kaki gajah Taruma (Gajah Indra) yang
menunjukkan bahwa Raja Tarumanegara menganut Hindu.
o
Prasasti Muara Cianten (Bogor)
“Ini tanda ucapan rakryan Juru Pengambat dalam tahun (saka) kawihaji
(8) panca(5) pasasi(4). Pemerintahan Negara dikembalikan kepada Raja
Sunda.”
Disamping tulisan terdapat lukisan telapak kaki
o
Prasasti Pasir Awi (Leuwiliang)
Isi belum terkuak karena tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat
dibaca
o
Prasasti Tugu (daerah Tugu, Jakarta Utara)
“Dulu (kali yang bernama Chandrabhaga) telah digali oleh maharaja
yang mulia dan mempunyai lengan kencang dan kuat (yakni Raja
Purnawarman), buat mengalirkan ke laut, setelah (kali ini) sampai di
istana kerajaan yang masyur. Di dalam tahun ke-22 nya dari tahta yang
mulia raja Purnawarman menjadi panji segala raja (masa sekarang)
beliau memerintah untuk menggali kali yang permai dan berair jernih,
Gomati namanya. Setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah
kediaman yang mulia Sang Pendeta )nenek moyang Purnawarman).
Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik tanggal 8 paro petang bulan
caitra, jadi hanya 21 hari saja, sedangkan galian itu panjangnya 6122
tombak. Selamatan baginya dilakukan Brahmana disertai 1000 ekor
sapi yang dihadiahkannya.”
o
Prasasti Cidanghiang / Lebak (Pandeglang, Banten)
“Inilah (tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang
sesungguhnya dari raja dunia, Yang Mulia Purnawarman yang menjadi
panji sekalian raja-raja.:
Berisi keberanian dan keagungan Raja Purnawarman.
B. Berita dari Cina / Tiongkok
o Berita Fa Hien, tahun 414 M dalam bukubnya yang berjudul “Fa Kao Chi”.
Menceritakan bahwa di ye po ti (jawadwipa) hanya sedikit dijumpai orangorang yang beragama Budha, yang banyak adalah orang-orang yang
beragama Hindu dan sebagian masih animism.
o Berita Dinasti Sui / Soui, yang menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 M
telah dating utusan dari To lo mo yang terletak di sebelah selatan.
o Berita Dinasti Tang, menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 M telah
dating utusan dari To lo mo
C. Naskah Wangsakeerta
Berisi penjelasan tentang Tarumanegara dan silsilah raja-raja
Tarumanegara. Namun sayang, naskah ini mengundanh polemic dan banyak
diragukan sebagai rujukan sejarah.
KERAJAAN KALINGGA / HOLING
Sumber-sumber sejarahnya:
o Berita dari oendeta Cina I’Tsing.
Menyebutkan bahwa seorang teman I;Tsing yang bernama hui
Ning dengan pembantunya bernama Yunki pergi ke Holing pada tahun
664/665 M untuk mempelajari agama Budha dan tinggal disitu selama
3 tahun.
Ia juga menerjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana daei
bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Dalam menerjemahkan kitab itu, ia
dibantu oleh pendeta agama Budha dari holing yang bernama
Hhanabhadra.
o
Kronik Dinasti Tang (618-906 M)
Penduduk Holing biasa makan tanpa menggunakan sendok
ataupun cupit, melainkan dengan jari-jari tangannya saja dan gemar
minum semacam tuak yang mereka buat dari getah bunga pohon
kelapa (aren).
Ibukota kerajaan Holing dikelilingi pagar dari kayu. Raja
mendiami istana yang bertingkat dua yang beratapkan daun palma.
Raja duduk diatas bangku yang terbuat dari gading, memergunakan
juga tikar yang terbuat dari kulit bamboo.
Holing mempunyai sebuah bukit yaitu Lang Pi Ya, yang sering
dikunjungu raja untuk melihat laut.
o
Kronik Dinasti Sung
Kitab yang diterjemahkan oleh Hui Ning adalah bagian terakhir
dari kitab Parinirvana yang mengisahkan tentang pembukaan jenasah
sang Budha.
o
Prasasti Tuk Mas
Pujian terhadap mata air yang keluar dari gunung menjadi
sebuah sungai bagaikan sungai Gangga.
KERAJAAN MELAYU
Sumber-sumber Sejarahnya;
A. Berita / Kronik Cina
o Berita Cina berjudul T’ang Hui Yao karya Wang P’u
Menceritakan tentang sebuah kerajaan bernama Mo Lo Yeu yang
mengirim duta besar ke Cina pada tahun 644 atau 645. Pengiriman
duta hanya berjalan sekali dan sesudah itu tidak terdengar lagi
kabarnya.
o Pendeta I-Tsing
Dalam perjalannya pada tahun 671 – 685 M menuju India, sempat juga
singgah di Pelabuhan Mo Lo Yeu. Saat ia berangkat , Mo Lo Yeu masih
beruoa negri merdeka, sedangkan ketika kembali ke Cina, Mo Lo Yeu
telah menjadi jajahan Shih Li Fo Shih (kerajaan Cina untuk Sriwijaya)
B. Catatan I-Tsing
o
o
Isi: Negeri di Pulau Sumatra pada umumnya menganut agama Budha
aliran Hinayana, kecuali Mo Lo Yeu. Tidak jelas agama apa yang dianut
oleh kerajaan Melayu.
Pada abad ke-7 M, secara politik Kerajaan Melayu telah dimasukkan ke
dalam kekuasaan kerajaan Sriwijaya.
C. Penemuan Arca / Candi
D. Kitab Negara Kertagama
KERAJAAN SRIWIJAYA
Sumber-sumber Sejarahnya:
A. Berita Arab
o Banyak pedagang yang melakukan kegiatan perdagangan di Kerajaan
Sriwijaya.
Bahkan
di
pusat
kerajaan
Sriwijaya
ditemukan
perkampungan-perkampungan orang-orang Arab sebagai tempat
tinggal sementara.
o Keberadaan Sriwijaya diketaui dari sebutan orang-orang Arab terhadap
Kerajaan Sriwijaya seperti Jabag, Sabay, dan Sribusa.
B. Berita India
o Isi: Raja dari Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan
raja-raja dari kerajaan di India, seperti dengan kerajaan Nalanda dan
Kerajaan Chola.
o
o
Dengan kerajaan Nalanda: Raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasri
yang dikenal dengan nama “Prasasti Nalanda”. Dalam prasasti
tersebut dinyatakan bahwa Raja Nalanda yang bernama Raja Dewa
Paladewa berkenan membebaskan luma buah desa dari pajak. Sebagai
gantinya, lima buah desa tersebut wajib membiayai para mahasiswa
dari Kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di Kerajaan Nalanda.
Dengan kerajaan Chola (Cholamandala) di India Selatan: Hubungan ini
menjadi retak setelah raja Chola, yaitu Raja Rajendra Cola, ingin
menguasai Selat Malaka.
C. Berita Malaka dan Eeylin
D. Berita Cina / Tiongkok
o Berisi: Pedagang-pedagang Kerajaan Sriwijaya telah menjalin
hubungan perdagangan dengan pedagang-pedagang Cina.
o Para pedagan Cina sering singgah di Kerajaan Sriwijaya untuk
selanjutnua meneruskan perjalanannya ke India maupun Romawi.
o Sumber-sumber berita Cina:
Kronik Dinasti Tang
Kronik Dinasti Sung
“Pada tahun 1089/1090, Raja Kulotungga I dari Dinasti Cola
membebaskan
tanah-tanah
vihara
dan
membebaskan
berkembangnya Kerajaan Sriwijaya.”
Kronik Dinasti Ming
Kronik perjalanan I-Tsing
Kronik Chu Fan Chi oleh Chau Ju Kua
Kronik Tao Chih Lio oleh Wang Ta Yan
Kronik Ling Wai, Tai Ta oleh Chou Ku Fei
Kronik Ying Yai, Sheng Lan dan Ma Huang
E. Prasasti-prasasti (dengan bahasa Melayu Kuno)
o Prasasti Kedukan Bukit
Isi:
Selamat! Tahun Saka telah lewat 604, pada hari ke
sebelas
Paro petang bulan Warshaka Dapunta hyang naek di
Perahu
“mengambil
Siddhayantra”.
Pada
hari
ketujuh paro petang
Bulan zyestha Dapunta Hyang bertolak dari Ninanga
Sambil membawa 20.000 tentara dengan perbekalan
Sebanyak dua ratus (peti) berjalan dengan perahu dan
yang berjalan kaki sebanyak seribu
Dengan sukacita. Pada hari kelima paro petang bulan
Dengan cepat dan penuh kegembiraan dating membuat
Wanuq
Sriwijaya menang, perjalanan berhasil dan menjadi
makmur senantiasa
Menceritakan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang
yang membawa tentara sebanyak 20.000 pasukan berhasil
menundukkan Minangatamwan
o
Prasasti Talang Tuwo
Isi: “Pada tanggal 23 Maret 684 M, pada saat itulah taman ini
yang dinamakan Sri Ksetra dibuat di bawah pimpinan Sri
baginda Sri Jayanasa. Inilah niat baginda: Semoga tanah di sini,
pohon kelapa, pinang, aren, ragu, dan bermacam-macam pohon,
buahnya dapat dimakan, dan semua amal yang saya berikan
dapat dipergunakan untuk kebaikan semua makhluk, yang dapat
pindah tempat dan yang tidak. Jika mereka lapar waktu
berisitirahat/dalam perjalanan, semoga mereka menemukan
makanan dan air minum. Semoga mereka tidak terkena
malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Dan juga
semoga hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagi
pula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianatai mereka.
Lebih-lebih lagi, dimana pun mereka berada, semoga di tempat
itu tidak ada pencuri, pezinah. Semoga mereka mempunyai
seorang kawan sebagai penasihat baik, semoga dalam diri
mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan. Lagipula semoga
mereka teguh pendapatnya bertubuh intan seperti para
mahasarwa berkekuatan tiada bertara, tenang, bersuara yang
menyenangkan, suara Brahma. Semoga mereka dilahirkan
sebagai
laki-laki
dan
semoga
akhirnya
mendapatkan
penerangan sempurna lagi agung.”
o
Prasasti Telaga Baru
Menyebutkan tentang kutukan raja tentang siapa saja yang
tidak taat terjadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan
kejahatan
Pejabat-pejabat pemerintah mulai dari putra mahkota, hakim,
jaksa, kapten bahari, pengrajin, tukang cuci, sampah, tukan
sapu kedatuan.
o
Prasasti Kota Kapur
Isi:
Keberhasilan!
Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang
berkumpul dan melindungi kedatuan Sriwijaya ini, kamu
sekalian dewa0dewa yang mengawali permulaan segala
sumpah!
Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di
bawah Kadatuan ini aka nada orang yang memberontak
yang bersekongkol dengan para pemberontak, yang
berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata
pemberontak
Yang mengenal pemberontak, yang tidak berprilaku
hormat, biar orang-orang yang menjadi pelaku perbuatanperbuatan tersebut mari kena kutuk, biar sebuah
ekspedisi untuk melawannya seketika di bawah pimpinan
daru, dan biar mereka…….
Dihukum bersama marga dan keluarganya. Biar semua
perbuatannya
yang
jahat,
seperti
mengganggu,
menggunakan mantra, racun, memakai racun uoas dan
tuba, ganja
Saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada
orang lain, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil
dan menghantam mereka yang bersalah melakukan
perbuatan
jahat.
Biar
mereka
yang
menghasut
orang…………
Supaya nerusak, yang merusak batu yang diletakkan di
tempat ini, mati juga kena kutuk. Biar para pembubuh,
pemberontak yang tak setia. Biar pelaku tersebut
Mati kena kutuk. Tetapi jika orang takluk setia pada saya
dan pada mereka, moga-moga usaha mereka diberkahi
Dengan keberhasilan, kesehatan, kelimpahan segalanya
untuk semua negeri mereka! Tahun saka 608, bulan
Waisaka, pada saar itulah
Kutukan ini diucapkan, pemahatannya berlangsung ketika
bala tentara Sriwijaya berangkat menyerang bumi jawa
Menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya berusaha untuk
menaklukkan Bumi Jawa yang tidak setia pada kerajaan
Sriwijaya.
o
Prasasti Karang Berahi
Prasasti berangka tahun 686 M ditemukan di daerah pedalaman
Jambi
Berisi tentang penunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu
(Jambi)
Kutukan bagi orang yang tidak tunduk / setia pada raja dan
orang-orang yang berbuat jahat
o
Prasasti Palas Pasemah
Ditemukan di Palas Pasemah, Lampung
Berisi kutukan bagi orang-orang yang ridak tunduk kepada
Sriwijaya
o
Prasasti Sojomerto
Isi: “Sembah kepada Dhewa Syiwa Bathara Parameswara dan
semua Dhewa-dhewa. Saya hormat kepada “Hiya Mih” adalah
yang mulia Dhapunta Syailendra Santanu adalah nama ayahnya
Badhrawati adalah nama ibunya, Sampura adalh nama istrin
dari Yang Mulia Syailendra.”
Prasasti Ligor (Thailand, berbahasa Sanskerta / Tamil)
Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu
kota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran
perdagangan di selat Malaka.
o
o
Prasasti Nalanda (India, berbahasa Sanskerta / Tamil)
Menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai raja terakhir dari
Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat
kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya.
Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui
haknya atas kerajaan Syailendra.
Juga menyebutkan bajwa Raja Dewa Paladewa berkenan
membebaskan lima buah desa dari pajak untuk membiayai para
mahasiswa Seiwijaya yang belajar di Nalanda
o
o
o
Prasasti
Prasasti
Prasasti
Tamil
Prasasti
Prasasti
Prasasti
o
o
o
Kanton (Kanton)
Siwagraha
Leiden (India)
Tanjor
Grahi
Padang Roco
Berbahasa
Sanskerta
/
o
Prasasti Srilangka
KERAJAAN MATARAM KUNO / MATARAM LAMA
Sumber-sumber sejarah:
A. Prasasti Dinasti Sanjaya
o Prasasti Canggal
Prasasti ini dibuat pada masa pemerintahan Raja Sanjaya yang
berhubungan dengan pendirian sebuah lingga yang merupakan
lambang dari Dewa Siwa diatas sebuah bukir di daerah
Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya sehingga agama yang dianutnya
adalah agama Hindu beraliran Siwa.
Pendiriannya di sebuah pulau mulia bernama Yawadwipa yang
kaya raya akan hasil bumi (panen dan emas)
Yawadwipa mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, sangat
bijaksana dan berbudi halus. Lalu setelah wafat digantikan oleh
Sanjaya,
anak
Sannaha
(saudara
perempuan
Sanna),
menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya.
o Prasasti Balitung / Mantyasih / Kedu
Prasasti ini adalah prasasti tembaga yang dikeluarkan oleh Raja
Diah Balitung. Diah Balitung mengeluarkan prasasti ini
sehubungan dengan pemberian hadiah tanah kepada lima orang
patihnya di Mantyasih, karena kelima orang parihnya itu telah
berjasa besar terhadap kerajaan.
Disebutkan nama silsilah raja-raja yang pernah memerintah
pada kerajaan Dinasti Sanjaya.
o Prasasti Carita Parahyangan
Menceritakan tentang hal ikhwal raja-raja Sanjaya
B. Prasasti Dinasti Syailendra
o Prasasti Wonogiri
Pada prasasti ini diterangkan bahwa desa-desa yang terletak di
kanan-kiri Bengawan Solo dibebaskan dari pajak dengan catatan
penduduk desa itu harus menjamin kelancaran lalu lintas yang
melalui sungai itu.
o Prasasti Kalasan
Menyebutkan tentang seorang raja dari Dinasti Syailendra yang
berhasil menunjuk Rakai Panangkaran untuk mendirikan
bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para
pendeta atas permintaan keluarga Syailendra dan Panangkaran.
Rakai Panangkaran akhirnya menghadiahkan desa Kalasan
kepada Sanggha Budha
o Prasasti Kelurak
Menyebutkan tentang pembuatan arca Manjusri yang
merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu, dan Sanggha, yang
dapat disamakan dengan Brahma, Wisnu, Siwa oleh Raja Indra
yang bergelar Sri Sanggramadananjaya
o Prasasti Nalanda
Menyebutkan tentang asal usul Raja Balaputradewa yang
merupakan putra dari Raja Samaratungga dan cucu dari Raja
Indra.
o Prasasti Ratu Boko
Mentebutkan kekalahan Balaputradewa dalam perang saudara
melawan
kakaknya,
Pramodawardhani
dan
selanjutnya
melarikan diri ke Sriwijaya
o
o
o
Prasasti Purworejo
Raja
Balitung
memerintahkan
pendirian
pusat-pusat
perdagangan
Prasasti Karang Tengah
Mengisahkan Samarantungga dan Pramodawardhani dari dinasti
Syailendra
Prasasti Argapura
Mnceritakan perkembangan kerajaan Mataram Kuno dari dinasti
Sanjaya
C. Bangunan Candi
o Candi di Jawa Tengah bagian Utara
Candi Dieng, Candi Gedong Songo
o Candi di Jawa Tengah bagian Selatan
Candi Borobudur, Candi Mendut,
Prambanan, Candi Sambi Sari
Candi
Plaosan,
Candi
KERAJAAN MEDANG KAMULANG
Sumber-sumber sejarahnya
A. Berita asing
o Berita India
Mengatakan bahwa kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan
persahabatan dengan kerajaan Chola. Hubungan ini bertujuan
untuk membendung dan menghalangi kemajuan kerajaan
Medang Kamulan pada masa pemerintahan Taja Dharmawangsa.
o Berita Cina (Berasal dari catatan Dinasti Kerajaan Sung)
Menyatakan bahwa antara kerajaan yang berada di Jawa Timur
dan kerajaan Sriwijaya sedang terjadi permusuhan dan
pertikaian, sehingga ketika Duta Seiwijaya pulang dari negeri
Cina (tahun 900 M), terpaksa harus tinggal dulu di Campa
sampai peperangan itu reda.
Pada tahun 992 M, pasukan dari Jawa telah meninggalkan
Sriwijaya dan Medang Kamulang dapat memajukan pelayaran
dan perdagangan.
B. Prasasti
o Prasasti dari Mpu Sindok, dari desa Tangeran (daerah Jombong)
Berisi bahwa Raja Mpu Sindok memerintah bersama
permaisurinya, Sri Wardhani Pu Kbin.
o Prasasti dari Mpu Sindok, daridaerah Bangli
Mpu Sindok memerintahman pembuatan sebuah candi sebagai
tempat pemakaman ayah dari permaisurinya yang bernama
Rakryan Bawang.
o Prasasti dari Mpu Sindok, dari Lor (dekat Nganjuk)
Mpu Sindok memerintahakan pembuatan sebuah candi yang
bernama Jayamrata dan Jayastambho (tugu kemenangan) di
desa Anyok, Lodang
o Prasasti Calcuta
Prasasti dari Raja Airlangga yang menyebutkan silsilah
keturunan dari Raja Mpu Sindok sampai dengan Raja Airlangga
o Prasasti Kolagen
Raja Airlangga memerintahkan pembuatan tanggul-tanggul di
tepi sungai Brantas, agar kapal-kapal dapat menyusuri sungai
Brantas sampai ke pusat pemerintahan.
o Prasasti Pucangan
o
o
Meninformasikan para pengganti Mpu Sindok, salah satunya
adalah
Sri
Dharmawangsa
dengan
gelar
Teguh
Anantawikramattanggadewa
Tahun 1016 kerajaan Medang Kamulan diserang oleh kerajaan
Wurawari dan Waram
Prasasti Cunggrang dan prasasti Geweg
Menyebutkan permaisuri Mpu Sindok yang bernama Mpu Kebi
Kitab Calon Arang
Menceritakan peperangan antara Airlangga dan …………………….
C. Candi
o Candi Hindu
Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu,
Candi Mendut, Candi Pawon
o Candi Budha
Candi Borobudur
KERAJAAN KEDIRI
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Sirah Keting
Berisi pemberian hadiah tanah kepada rakyat-rakyat oleh
Jayawarsa
o Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono
Berisi masalah-masalah keagamaan dan diperkirrakan berasal
dari Raja Bameswara (1117-1130 M)
o Prasasti Ngantang
Raja Jayabaya yang memberikan hdiah kepada rakyat desa
Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.
o Prasasti Jaring dari Raja Gandra
Sejumlah nama-nama hewan seperti kebo Waruga dan tikus
Janata
o PrasastiKamulan
Pada masa pemerintahan Taja Kerajaya, kerajaan Kediri telah
berhasil mengalahkan musuh yang memusuhi istana di Katangkatang
o Prasasti Banjaran
Menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala
o Prasasti Hantang
Menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya
B. Berita asing
o Kumpulan-kumpulan cerita dari pedagang Cona yang melakukan
kegiatanperdagangan di Kerajaan Kediri
o Kronik / buku Cina “Chu Fan Chi” karangan Chu Ju Kua (1220 M)
Menerangkan keadaan kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13
o Buku Ling Wai Tai Ta karangan Chu Ik Fei (1778 M)
Menerangkan keadaan Kerajaan Kediri pada abad ke-12 dan 13
C. Kitab Sastra
o Kitab kakawin Bharatayudha
Karangan Mpu Sudah dan Mpu Panuluh pada masa Jayabaya
Menceritakan perang saudara antara Pandawa dan Kurawa,
diilhamu dari perang saudara antara kerajaan Kediri dan
Jenggala, serta tentang kemenangan Kediri / Panjalu atas
Jenggala
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
Kitab
Kitab
Jangka Jayabaya
Ramalan-ramalan Jayabaya tentang masa depan Nusantara
Smaradhana
Dikarang oleh Mpu Dharmaja pada masa Raja Kameswara
Berisi pujian yang mengatakan raja adalah ririsan dewa kama,
ibukota kerajaan bernama Dahana yang dikagumi keindahannya
oleh seluruh dunia, permaisuri cantik Sri Kirana dari Jenggala
Kitab Krisnayana
Karangan Mpu Triguna, zaman pemerintahan Raja Jayawarsa
Kitab Hariwangsa
Karangan Mpu Panuluh pada masa Jayabaya
Kitab Bhomakavya
Kitab Sumangsantaka
Karangan Mpu Monaguna
Kitab Lubdhaka dan Wrtasancaya
Karangan Mpu Tanakung
Mencerminkan kehidupan social masyakrakat pada masa itu.
Mengandung pelajaran bahwa tinggi rendahnya martabat
seseorang tidak berasal dari asal dan kedudukan tapi dari
tingkah lakunya.
Kitab Arjunawiwaha
Karangan Mpu Kanwa pada masa Jayabaya
Mengisahkan perkawinan raja Airlangga dengan putri raja dari
kerajaan Sriwijaya
Cerita Panji Semirang
Kitab Gatotkacasraya
Karangan Mpu Panuluh
KERAJAAN SINGASARI
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Kitab Sastra
o Kitab Pararaton
Sebagian besar merupakan mitos, asal-usul / riwayat Ken Arok
sebagai anak dewa
Menceritakan tentang raja-raja Singosari
o Kitab Negrakertagama
Karangan Mpu Tantular
Menceritakan silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki
hubungan erat dengan raja-raja Singosari dan huga
menceritakan raja-raja yang memerintah di Singosari
B. Prasasti
o Prasasti-prasasti sesudah tahun 1248 M
C. Berita Asing
o Berita dari Cina
Menyatakan bahwa kaisar Kubilai Khan (Cina)
pasukannya untuk menyerang kerajaan Singasari
mengirim
D. Candi
o Peninggalan purbakala berupa bangunan-bangunan candi yang
menjadi makam dari raja-raja Singasari yang ditemukan di Jawa TImur
seperti:
Candi Singasari
Tempat pendharmaan bagi raja Singasari, sang
Kertanegara yang mangkat tahun 1292
Candi Jago
Tempat Wisnuwardhana dimuliakan sebagai Buddha
Amogapasha
Candi Kidal
Candi yang dibangun untuk menghormati jasa Anusapati
Candi Weleri
Tempat Wisnuwardhana dimuliakan sebagai Siwa
Candi Joko Dolok
Perwujudan Kertanegara
KERAJAAN BALI
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Sanur
Merupakan satu-satunya prasasti yang berhasil ditemukan para
ahli
Menunjukan adanya kekuasaan raja-raja dari wangsa atau
dinasti Warmadewa
o Prasasti Calcuta (India)
Disebutkan tentang asal-usul raja Airlangga yaitu keturunan
raja-raja Bali, Dinasti Warmadewa. Raja Airlangga terlahir dari
perkawinan Raja Udayana (Bali) dengan Mahendradata (putri
kerajaan Medang Kamulan adik Raja Dharmawangsa)
o Sembilan buah prasasti dari zaman Ugrasena
Berisi pembebasan pajak terhadap daerah tertentu, pembuatan
tempat-tempat suci
o Prasasti Raja Purana
Menceritakan pada abad ke-72 telah terjadi pengolahan sawah
seperti zaman sekarang. Dalam prasasti tersebut terdapat kata
“Kasuwakan” yang kemudian menjadi suwak/subak/system
pembagian air untuk pengairan sawah
o Prasasti Julah
Berisi adanya tombongan seni baik itu haji (untuk raja) maupun
ambaran (keliling) yang dating ke desa Julah
o Prasasti Blancong
Memuat sejarah mengenai Pulau Bali
B. Candi
o
Komplek Candi Gunung Kawi (Tampak Siring)
Masa raja Anak Wungsu
Berisi makam dari raja-raja kerajaan Bali
KERAJAAN PAJAJARAN
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Rakryan Juru Pangambat
Memuat pengembalian kekuasaan raja Pajajaran (kemungkinan
kerajaan Pajajaran pernah dikuasai oleh kerajaan-kerajaan di
Jawa Timur / Sriwijaya)
o Prasasti Horren
Penduduk dari kampong Horren sering tidak merasa aman
karena adanya gangguan-gangguan musuh dari arah Barat
(kerajaan Pajajaran)
o Prasasti Citasih
Dibuat atas perintah Maharaja Jayabuphati
o
o
o
o
o
o
o
Memperingati bangunan Sang Hyang Tapak, yaitu sebagai tanda
terima kasih raja terhadap pasukan Pajajaran yang berhasil
memenangkan perang melawan pasukan dari Swarnabhumi
Prasasti Astana Gede / Prasasti Kawali I
Teks dibagian muka:
“inilah jejak (tapak) (di) kawali (dari) tapa beliau Yang Mulia
Prabu Raja Wastu (yang) mendirikan pertahanan (bertahta di)
Kawali, yang telah memperindah kedaton Surawisesa, yang
memakmurkan seluruh pemukiman. Kepada yang akan dating,
hendaknya menerapkan keselamatan sebagai landasan
kemenangan hidup di dunia”
Teks di bagian tepi tebal
Jangan dimusnahkan!
Jangan semena-mena!
Ia dihormati, ia tetap
Ia menginjak, ia roboh
Menceritakan perpindahan pusat pemerintahan dari Pakwan
(Pakuan) Pajajaran ke Kawali
Prasasti Canggal
Keadaan Sanjaya yang baru mengalami kemenangan; dikatakan
Sanjaya adalah anak dari Sanaha yang merupakan saudara dari
Sanna (seorang Raja)
Prasasti Sang Hyang Tapak
Menceritakan seprang raja bernama Raja Maharaja Sri
Jayanhupari
Jayamawahen
Wisnumurti
Samararijaya
Wukramatunggadewa, berkuasa di Pasahyangan, Sunda
Prasasti Batu Tulis
Isi:
Semoga selamat, ini tanda peringatan Prabu Ratu
almarhum
Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana
Dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja
Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu dewata
Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan
Dia putera Rahiyangan Dewa Niskala yang dipusarakan ke
Nusa larang
Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gununggununga, membuat undakan untuk hutan Samida,
membuat sahiyang Telafa Rena Mahawijaya dibuat Taun
Saka “Panca Pandawa Nengemban Bumi”
Hyang Bunisora disebut Prabu Guru Dewatapiani
Tugu Perjanjian Portugis (Padrao), kampong Tugu, Jakarta
Taman perbutuan, sekarang menjadi Kebung Raya Bogor
Arca-arca Wisnu di daerah Cibuaya
B. Kitab Sastra
o Kitab carita Kidung Sundayana
Kekalahan pasukan Pajajaran dalam pertempuran di Bubat
(Majapahit) dan tewasnya Raja Sri Baduga beserta putrinya
o Kitab carita Parahyangan
Pengganti raja Sri Baduga setelah perang Bubat bernama Hyang
Wuni Sora
o Kitab Sang Hyang Sikakanda
Terdapat satu kai istilah “pengawah”
o Babad Pajajaran
o Carita Waruga Guru
KERAJAAN MAJAPAHIT
Sumber-sumber sejarahnya:
A. Prasasti
o Prasasti Butak
Dibuat oleh Raden Wijaya
Memuat peristiwa keruntuhan kerajaan Singasari dan perjuangan
Taden Wijaya untuk mendirikan kerajaan
o Prasasti Kudadu
Bercerita tentang pengalaman Raden Wijaya sebelum menhadi Raja
Majapahit yang telah ditolong oleh Rama Kudadu dari kejaran bala
tentara Jayakatwang setelah Raden Wijaya menjadi raja dan
bergelar Kertajaya Jayawardhana Ananta Wikramatunggadewa,
penduduk desa kudatu dan Rama diberi hadiah tanah sima
o Prasasti Sukamerta dan Prasasti Balawi
Mengenai Raden Wijaya yang telah memperistri keempat putrid
kertanegara yaitu Sri Paduka Prameswari Dyah Sri Tribhuwaneswati,
Sri Paduka Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Paduka
Jayendradewi
Dyah
Dewi
Prajnaparamita,
Gayati,
serta
menyebutkan anaknya dari permaisuri bernama Sri Jayanegara
yang dijadikan raja muda di Daha
o Prasasri Wingun Pitu
Mengungkapkan bentuk pemerintahan dan sistem birokrasi
Kerajaan Majapahit yang terdiri dari 14 kerajaan Bawahan yang
dipimpin oleh Bhre, yaitu Bhre Daha, kahuripan, Pajang,
Wengker, Wirabumi, Matahun, Tumapel, Jagaraga, Tanjungputra,
Kabalan, Keling, Kelinggapura
o Prasasti Canggu
Berisi mengendai pengaturan tempat-tempat penyebrangan di
Bengawan
o Prasasti Karang Bogem
Menyebutkan tentang pembukaan daerah perikanan di Karang
Bogem
o Prasasti Ketiden I
Menyebutkan tentang pembebasan daerah bagi penduduk desa
Katiden yang meliputi wilayah desa, karena mempunyai tugas
berat, yaitu menjaga dan memelihara hutan alang-alang
o Prasasti Alasan
Menyebutkan bahwa tanggal 6 September 939 M, Sri Maharaja
Rakai Halu Dyah Sindok Sri Isanawaikrama memerintahkan agar
tanah di Alasantan dijadikan sima milik Rakryan Kabayan
o Prasasti Hara-hara (Trowulan VI)
Menyebutkan pada tanggal 12 Agustus 966 M, Mpu Mano
menyerahkan tanah yang menjadi haknya secara turun temurun
kepada Mpungku Susuk Pager dan Nairangjang untuk membiayai
rumah doa (kuti)
o Prasasti Warare
Sri Jnamasiwabajra, raja yang berhasil mempersatukan Janggala
dan Panjalu, menahbiskan arca Mahaksobya. Gelar raja itu
adalah Kertanegara
o Prasasti Maribarang
Tanggal 28 Agustus 1264 M, Wisnuwardhana member tanda
oemberian hak perdikan bagi desa Maribong
o Prasasti Canggu (Trowulan I)
Mengenai aturan dan kedudukan hokum desa-desa di tepi
sungai Brantar dan Solo yang menhadi tempat penyebrangan.
Desa itu diberi perdikan dan bebas dari pajak, diatur oleh Ke
Ajaran Rata dan Ki Ajaran Ragi
B. Kitab Sastra
o Zaman Majapahit Awal
Kitab Nagarakertagama
Karangan Mpu Prapanca
Menceritakan Raden Wijaya ketika menghadapi musuh dari
Kediri dan tahun-tahun awal perkembangan Majapahit
Kitab Sutasoma
Karangan Mpu Tantular
Kitab Arjunawiwaha
Karangan Mpu Tantular
Kitab Kunjarakurna
Kitab Parthayajna
o
Zaman Majapahit Akhir
Kitab Pararaton
Riwayat dan pemerintahan raja-raja Singosari dan Majapahit
Kitab Sundayana
Peristiwa Bubat
Kitab Sorandaka
Pemberontakan Sora
Kitab Ranggalawe
Pemberontakan Ranggalawe
Panjiwijayakrama
Menguraikan riwayat Raden Wijaya sampai menjadi
raja
Kitab Usana Bali
Kekacauan di Pulau Bali akibat keganasan MayaDenawa, tetapi akhirnya dibunuh oleh dewa-dewa
Kitab Usana Jawa
Penaklukan Pulau Bali oleh Gajah Mada dan
Aryadaman, pemindahan keratin Majapahit ke Gelgel
dan penumpasan Raja Raksasa yang bernama Maya
Denawa
Kitab Paman Canggah, Tantu Pagelaran, Calon Arang,
Korlawasrama, Babhuksah, Tantri Kamandaka, Pancatantra
C. Candi
o Candi
o Candi
Tikus,
Semping
Makam Raden Wijaya dalam bentuk Wisnu dan Siwa
Panataran, Tegal wangi, Surawana, Sawentar, Sumber jati,
Antahputra
Jenis-jenis Sejarah
o
o
o
o
Subjek penelitian sejarah adalah kehidupan manusia dalam konteks waktu
Speisalisasi penelitian bertujuan supaya subjek penelitian sejarah tidak terlalu luas
dan hasil penelitiannya lebih mendalam
Spesialisasi penelitian dapat dilakukan berdasarkan aspek-aspek sejarah ekonomi,
politik, sosial, budaya
Sejarah Ekonomi
o
o
Studi sejarah tentang usaha-usaha manusia untuk menyediakan barang dan
jasa bagi dirinya, institusi, dan hubungan antarmanusia yang diakubatkan
oleh usah tersebut, teknik-teknik, dan cara pandang yang berubah karena
perkembangan ekonomi, keberjasilan, dan kegagalan mereka
Yang memegang peranan penting dalan sejarah ekonomi yaitu satuan waktu
Bagi sejarawan yang memperhatikan soal pertumbuhan ekonomi, perharian
utama pada masalh tahap perkembangan
Criteria untuk tahap perkembangan yaitu ukuran produktivitas yang
dikemukakan Rostow dalam “The Stages of Economics Growth”
Sejarah ekonomi lebih banyak memerlukan penggunaan teori, model,
konsep-konsep ilmu sosial, termasuk ilmu ekonomi
Contoh oenulisan sejarah ekonomi Indonesia:
Tulisan Lukman Soetrisno tentang perdesaan Jawa waktu tanam paksa
Tulisan Jeroen Toewen tentang perdagangan dan ekonomi luar jawa
Sejarah Politik
Sejarah kegiatan yang berhubungan dengan masalah pemerintahan dan
kenegaraan
Sejarah politik didefinisikan sebagai sejarah kekuasaan yntk memperluas
ruang lingkup karena kekuasaan ada di mana-mana
Pnedekatan sejarah politik:
Sejarah intelektual lalu berkembang menjadi sejarah mentalitas,
sejarah konstitusional, sejarah intitusional, sejarah behavioral.
Sejarah intelektual melihat bahwa pikiran mempengaruhi perilaku,
contohnya pemikiran politik Indonesia - Herbert Feith dan Lance Castle
Sejarah konstitusional melihat dalam tiap konstitusi diktahui filsafat
hidup, dasar pemikiran membangun bangsa, struktur pemerintahan
yang dibangun. Contohnya Adnan Buyung Nasution (Aspirasi
Pemerintahan konstitusional di Indonesia)
Sejarah institusional mencoba melihat perangkat yang ada dalam
suatu sistem politik, seperti birokrasi, parlemen, militer, dan partai.
Contoh tulisan yang memuat sejarah institusional adalah Deliar Nor
(Partai islam di Pentas Nasional) dan Harold Crouch (Militer dan Politik)
Sejarah behavioral mencoba melihat perilaku Negara dan partai politik
dalam sosialisasi gagasan, rekrutmen pimpinan dan anggota, dan
pelaksanaan tindakan politis. Contoh tulisan yang memuat sejarah
behavioral adalh Donald K. Emerson (Indonesia Elite: Political Culture
and Cultural Politics)
Tema-tema sejarah politik dan militer sebagai sejarah tentang kekuasaan dan
keperkasaan dianggap selalu milik kaum lelaki
Membuat rekonstruksi sejarah bercorak “androsentris” dalam sejarah
konvensional yang berpusat pada kegiatan laki-laki sehingga dikritisi oleh
kaum feminism radikal yang menuntut sejarah bercorak “gynosentris”
(berpusat pada wanita)
Sejarah Sosial
Aliran penulisan sejarah Annales di Perancis yang diperlopori oleh Lucian
Kebure dan March Bloch tentang mengawali generasi baru penulis sejarah
sosial.
Sejarah sosial:
Meneliti masyarakat secara total dan global
Tema-tema seperti sejarah pada sebuah kelas sosial, sepanjang tetap
sehingga sejarah pada sebuah unit masyarakat dengan ruang lingkup
dan waktu tertentu yang fokus pada sejarah sosial
Bahan kajian sejarah sosial yaitu institusi sosial dan gakta sosial
Model-model untuk penulisan sejarah sosial:
Model tingkat perkembangan (Untuk menerangkan perkembangan
sejarah)
Model dari Karl Marx / Rostow
Model dari Neil J. Smelster tentang revolusi industri (model 7 tingkat)
Model 7 tingkat Neil Smelster:
Tingkat 1: ketidakpuasan dengan peranan yang sudah dilembagakan.
Contoh: ketidakpuasan sistem pasar member kemakmuran
Tingkat 2: gejala yang diakibarkan oleh ketidakpuasan itu, seperti
kekhawatiran, permusuhan, fantasi keruntuhan.
Tingkat 3: penanganan dan penyaluran gejala kerusuhan sosial, saat
agen kontrol sosial, seperti polisi, wartawan, pemimpin nasional aktif
menahan gejala yang mengancam kestabilan sosial tersebut.
Tingkat 4: muncul gagasan baru untuk mencari jalan keluar
Tingkat 5: usaha institusional utnuk meredakan ketidakpuasan
Tingkat 6: adanya bentuk kelembagaan baru secara bersama dengan
berbagai macam inovasi di dalamnya
Tingkat 7: pengkonsolidasian lembaga baru sebagai ciri permanen
struktur sosial
Model sistematis
Orang sesuai untuk menelusuri sejarah sosial dalam arti perubahan
sosial. Diambil dari tulisan Thomas C. Cohran dalam Perubahan Sosial
di Amerika
Kuntowijoyo dalam bukunya “Metodologi Sejarah” membahas model
penulisan sejarah sosial
Model penulisan sejarah sosial Kuntowijoyo:
Model bersifat sinkronis
Penulisan sejarah sosial dengan sedikit saja dimensi
waktu seperti sistem yang terdiri dari struktur dan
bagiannya
Model bersifat diakronis
Penulisan sejarah sosial lebih mengutamakan tulisan yang
berdimensi waktu dengan sekdikit saja luasan ruang.
Perbandingan model penulisan sejarah sinkronis dan diakonis:
Dimensi Penulisan
Ruang Sosial
Waktu
o
Model Penulisan
Sinkronis
Diakronis
Utama
Tidak utama
Tidak utama
Utama
Sejarah Kebudayaan
Penulis klasik sejarah kebudayaan: Burekhardt dan Huizinga
Buirikhardt
Sejarah kebudayaan mendahului bermacam jenis penulisan
sejatah sesudahnya
Menurutnya: pendekatan sejarah kebudayaan bersifat sinkronis,
sistematis, dan tanpa kesalahan kronologis
Huizinga
Sejarah kebudayaan adalh studi tentang struktur yang dapat
melihat gejala-gejala yang mempunyai makna jelas dalam
dirinya
Setiap detail kebudataanmempunuai maknanya sendiri dan
bukan semata-mata sebagai ilustrasi dari konsep umum
Tugas sejarah kebudayaan:
Mencari pola-pola kehidupan, kesenian, dan cara berfikir
bersama-sama dalam suatu zaman
Secara bersama-sama berarti tidak terpisah satu sama lainnya,
sehingga dibutuhkan konsep sentral untuk merangkai ketiganya
Contoh penulisan sejarah kebudayaan Huizinga:
“The Warning of The Middle Ages: A Study of The Forms of
Life, Thought, and Art in France and the Netherlands in
The Dawn of Renaissance.” Yang bercerita tentang
kehidupan emosional, sensitivitas keagamaan,
simbolisme, dan kesenian
Usaha kea rah sejarah kebudayaan Indonesia, terlihat pada tulisan
Darsiti Suratman “Kehidupan Dunia Keraton Surakarta 1830-1939”
yang bercerita tentang tekanan utama pada kehidupan, kostum,
upacara keratin.
BIOGRAFI
catatan kehidupan seseorang sebagai mozaik sejarah yang lebih
luas.
Hal-hal yang dapat dipahami melalui biografi:
Para pelaku sejarah
Lingkungan sosial politik
Zaman yang menjadi latar belakang biografi
Contoh biografi
“Sang Pemula”, karya Pramoedya Ananta. Berisi riwayat
hidup R.M. Tito Adhi Soerjo dengan catatan
pertanggungjawaban sumber dan lampiran karya-karya
fisiknya
AUTOBIOGRAFI
Riwayat hidup yang ditulis sendiri
Hal-hal yang dapat dipahami melalui Autobiografi:
Pemahaman penulisan atas dirinya
Lingkungan sosial budaya
Zamannya
Contoh Autobiografi
“Nyanyian Sunyi Seorang Bisu”, karya Pramoedya Ananta
Toer. Menggambarkan dirinya sebagai pejuan demokrasi
yang ditindas oleh kejahatan politik.
SEMESTER 2
ZAMAN ARKAEKUM
o
o
o
o
Zaman ini adalah zaman yang paling tua dan diperkirakan berumur sekitar 2500
juta tahun lalu
Kulit bumi masih membara karena memiliki temperature yang sangat tinggi
Belum ada tanda-tanda kehidupan
Bumi masih dalam proses pembentukan menjadi padat
ZAMAN BATU
o
o
o
ZAMAN BATU TUA (PALAEOLITHIKUM)
Dikenal sebagai zaman primer atau pertama
Hanya mikroorganisme, ikan amfibi, danreptil yang dapat hidup
Zaman ini berlangsung kira-kira 600.000 tahung yang lalu
Telah hidup manusia purba seperti Meganthropus Erectus, Palaeojavanicus,
Pithecanthropus erectus, dan Pithecanthropus mojokertensis
Kehidupan manusia masih sangat sederhana
Hidup secara berkelompok dengan jumlah anggota antara 10 – 15 orang
Kehidupan nomaden
Mengumpulkan makanan seperti buah-buahan dari lingkungan sekitarnya
(food gathering)
Memanfaatkan batu, kayu, tulang, dan tanduk rusa sebagai alat berburu
yang sederhana
ZAMAN BATU MADYA (MESOLITHIKUM)
Disebut juga zaman tersier
Reptile raksasa berkurang, muncul binatang menyusui
Terjadi perubahan pada habitat manusia dan cara manusia memperoleh
makanan
Padang tundra berganti dengan hutan tanaman keras, makanan dari
tumbuhan melimpah
Sudah mulai agak menetap, berburu, menangkap ikan, tinggal di pinggir
pantai
Dikenal dengan peradaban “abris saus rauche” ( tinggal di gua dekat pantai /
sungai )
Ciri utama: peninggalan sampah dapur (kjokken moddinger)
Dari dalam kjokken moddinger ditemukan tulang belulang, gigi
Disebut sampah dapur yang setelah diselidiki ternyata berupa kulit kerang di
sepanjang pantai
Alat-alat yang digunakan:
Chopper / Kapak genggam
Pelbble, seperti chopper dibelah dua
Kapak pendek (Hache couzte)
Kapak penggiling / pipisan
ZAMAN BATU MUDA (NEOLITIKUM)
o
Perubahan besar dalam pola hidup manusia, tradisi berburu dan
mengupulkan makanan (food gathering) berubah menjadi tradisi
memproduksi makanan (food producing)
Mulai memelihara hewan
Tinggal menetap di desa-desa kecil
Sudah mengenal ikatan emosional
Alat-alat yang digunakan: kapak persegi dan kapak lonjong
ZAMAN BATU BESAR (MEGALITHIKUM)
Tanah merupakan unsure yang penting
Manusia menguasai alam
Kehidupan animism
Muncul tradisi membuat bangunan dari batu besar
Bangunan-bangunan pada zaman ini:
Punden berundak
Kubur peti batu
Dolmen
Sarkofagus
Waruga
Menhir
Arca Batu
Maglesmosian, Capsran, Natufran
Bambu
Sebagai alat cetak
Macam-macam motif hias yang muncul pada zaman Mesolitikum
Garis lurus
Garis patah
Garis anyam
Garis pinggir awan
Garis lidah api
Garis topeng
ZAMAN HOLOSEN
o
o
KEBUDAYAAN MESOLITHIKUM
Menghasilkan kapak sumatera, alat-alat tulang, dan serpihan bilah
Ditemukan juga mata panah, kulit kerang, lesung batu
Deitemukan juga serpih-bilah dan mata panah bergerigi
KEBUDAYAAN MEGALITHIKUM
Hasil kebudayaan:
Menhir
Untuk penghormatan terhadap arwah nenek motang tang telah
meninggal
Dolmen
Sebagai altar persembahan / tempat sajian
Sarkofagus
Sebagai kubur batu
Arca
Menggambarkan binatang-binatang dan manusia
Punden Berundak
Tempat pemujaan bersama menhir
Waruga
Sebagai kubur batu
Kubur Peti Batu
Tempat penguburan
o
KEBUDAYAAN NEOLITHIKUM
Dipengaruhi kebudayaan Bac Son – Hoa Binh dan Dong Son di dataran Asia
tengah
Hasil kebudayaan:
Kapak persegi
Kapak lonjong keci
Perhiasan (gelang, pakaian sederhana dari kulit kayu, tembikarberupa
priuk balanga)
o
KEBUDAYAAN PERUNGGU
Dipengaruhi kebudayaan Dong Son di dataran Vietnam
Hasil kebudayaannya
Nekara
Kapak corong
Arca perunggu
Moko
Manik-manik
Senjata
Kapak sepatu
PENYEBARAN KEBUDAYAAN
o
o
o
Zaman Mesolithikum
Berasal dari daerah teluk Tonkin, Vietnam, melalui jalur Filipin, Malaysia, dan
Indonesia (manusia purba Melanosoid)
Sisa keturunan bangsa Melanosoid yang masih ditemukan adalah orang sakar
di Siak, orang Aeta di Filipina, orang Semang di Malaysia dan orang papua
Melanosoid di Papua
Zaman Neolithikum
Perpindahan manuisa purba dari rumpun bangsa Melayu Tua (proto-melayu)
dari daerah Yunan, Cina, melalui jalur Semenanjung Malaya, Indoneisa,
Filipina, dan Formasa
Bangsa Proto Melayu merupakan pendukung kebudayaan kapak persegi dan
kapak lonjong
Zaman Perundagian
Perpindahan manusia purba dari rumpun bangsa Melau muda dari daerah
teluk Tonkin, Vietnam, ke daerah-daerah di sebelah selatan Vietnam,
termasuk Indonesia
Bangsan ini mendukung kebudayaan perunggu
Kebudayaan tersebut disebut Dong Son
Disebut Dong Son karena berasal dari Teluk Tonkin
Dong Son bertempat di kawasan sungai Ma
Ada tukar menukar dan perdagangan antar masyarakat
Alat-alat gerabah perunggu menjadi komoditi barter
Alat-alat sakti dapat mendatangkan kekuatan gaib
Di bagian utara Vietnam terdapat kebudayaan Bac Son Hoa Binh
Kebudayaan Bac Son Hoa Binh (10.000 – 4.000 SM) merupakan sistem
mengumpulkan makanan dan berburu
Perlengkapan hidup dari batu untuk berburu dan mengumpulkan makanan
Gerabah batu ada penteroihan pada satu atau dua sisinya
Pada tahun 600 SM terjadi perpindahan alat gerabah dari yang berupa
serpihan batu menjadi batu seperti kapak sebagai alat pemotong
PUSAT-PUSAT KEBUDAYAAN
o
Mohenjo Doro
Jalan lurus dan teratus 10m, trotoar 0.5 m
Gedung dan rumah tinggal tinggi, toko dibangun secara kokoh dan teratur
dari bata lumpur
Wilayah kota dibagi blok-blok bujur sangkar
Masyarakat memikirkan masalah kesehatan dan sanitasi, kamar terdapat
jendela lebar, saluran pembuangan limbah dari kamar mandi dihubungkan
langsung dengan jaringan saluran umum menuju sungai
Sudah terdapat irigas untuk menyalurkan air sawah
Ciri-ciri Jenis Manusia Purba
o
Meganthropus Palaeojavanicus
Fosil paling primitive / tua dengan bentuk fisik yang besar
Memiliki perawakan / badan yang tegap
Memiliki rahang yang kuat, rahan maju ke depan
Rahang bawahnya mempunyai batang yang sangat tegap dan geraham yang
besar
Memilimki muka yang terkesan kuat (massif: padat, berisi, penuh)
Memiliki tulang pipi yang tebal
Memiliki otot kunyah yang kuat
Memiliki tonjolan kening yang mencolok
Memiliki tonjolan belakang kepala yang tajam
Memiliki tempat perlekatan otot-otot tengkuk yang besar dan kuat
Tidak memiliki dagu
Memakan jenis tumbuh-tumbuhan
o
Pithecanthropus Mojokertensis / Pithecanthropus Robustus
Jenis Pithecanthropus yang tertua
Tinggi badan sekitar 165 – 180 cm
Fosilnya berupa fosil manusia purba anak-anak
Fosil berusia sekitar 6 tahun (dilihat dari ukuran sendi rahang bawahnya)
Muka terkesan menonjol
Otot tengkuk kuat
Tulang pipi kuat
Tulang tengkorak cukup tebal dan bentuknya lonjong
Bentuk tubuh dan anggota badan tegap, namun tidak setegap Meganthropus
Otot kunyah dan alat tengkuk sangat kuat
Bentuk tonjolan kening tebal dan melintang sepanhang pelipis
Bentuk hidung tebal dan lebar
Tidak berdagu
Bagian belakang kepala tampak menonjol
Bentuk graham besar dan rahang sangat kuat
Adanya ruang diantara gigi seri samping dan taring dan adanya tiga buah
akar geraham muka pertama pada rahang atasnya tiga buah
Baik rahang atas maupun rahanng bawah memiliki cirri-ciri gigi geraham
kedua sebagai gigi terbesar dan gigi depan yang kecil
Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan
o
Pithecanthropus Erectus
Manusia kera yang sudah mampu berjalan tegak
Ditemukan berupa geraham, tengkorak, dan tulang paha (femur) secara
terpisah
Berbadan tegap dan berjalan tegak
Rahangnya menonjol ke depan
Memiliki tonjolang kening dari dahi
Tidak berdagu
Tinggi badan sekitar 160 - 180 cm
Volume otak 750 – 1000 cc
Tengkorak lonjong
Muka didominasi oleh bagian rahang yang menonjol ke depan
Tulang rahang dan gigi besar dan kuat
Memiliki hidung yang lebar
Pipi menonjol ke depan dank e samping
Leher tegap dan miring ke belakang
Alat pengunyah cukup kuat
Volume otaknya antara otak kera dan manusia
Berat badan antara 80 – 100 kg
o
Pithecanthropus Soloensis / Homo Sapiens
Tulang pipi besar dan kekar
Manusia kera dari solo
Fosil penemuan berupa