Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri A

Politik Pemerintahan Amerika
Serikat
Foreign Policy

DISUSUN OLEH:
Doni Sunendra

(135120418113020)

Erdita Vega Astarina(135120407113012)
Lukas Jalu Wicaksana

(135120418113004)

DOSEN PENGAMPU :
Karina Putri Indrasari, MA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA

DAFTAR ISI

BAB I.........................................................................................................................................3
A.

Latar Belakang.............................................................................................................3

B.

Rumusan Masalah.......................................................................................................5

C.

Tujuan Masalah...........................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6
2.1. Definisi dari Foreign Policy............................................................................................6
2.2. Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri AS..............................................................10
2.3. Tujuan Dari Kembuatan Kebijakan Luar Negeri AS....................................................14
BAB III.....................................................................................................................................17
3.1 Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada Tragedi 9/11..............................17
BAB IV....................................................................................................................................20

4.1.

Kesimpulan................................................................................................................20

Daftar Pustaka......................................................................................................................21

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Foreign Policy atau kita kenal dengan istilah kebijakan luar negeri merupakan
kepanjangan dari politik domestik disuatu negara untuk dapat meranah kedalam ruang
lingkup internasional1. Di dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat hal utama
yang harus diperhatikan adalah kepentingan nasional, seperti yang tertulis di dalam
US konstitusi kebijakan luar negeri berfungsi sebagai cara untuk menjalin kerja sama
dengan negara lain, serta menyebarkan faham dan nilai-nilai demokrasi secara
internasional2. Selain itu di dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat juga
bertujuan untuk menciptakan kerjasama ekonomi yang menggelobal untuk memenuhi
kepentingan nasional3.
Sejarah kebijakan luar negeri negara Amerika Serikat bersal dari Monroe

Doktrin pada tahun 1823 oleh presiden James Monroe4. Doktrin Monroe menjelaskan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat akan bersikap netral terhadap konflik-konflik
yang ada di Eropa baik masa sekarang maupun di masa yang akan datang 5. Kemudian
dilanjutkan dengan Koroler Roosevelt, kadang disebut Doktrin Roosevelt, yang
diperkenaklan Theodore Roosevelt tahun 19046. Tradisi doktrin presiden pasca-Perang
Dunia II dimulai oleh Doktrin Truman tahun 19477. Berdasarkan doktrin Truman,
Amerika Serikat memberi bantuan lepada pemerintah Turki dan Yunani sebagai
bagian dari strategi Perang Dingin agar kedua negara tersebut tidak masuk lingkup
pengaruh Uni Soviet8. Doktrin Truman dilanjutkan oleh doktrin Eisenhower, doktrin
Kennedy, doktrin Johnson, doktrin Nixon, dan doktrin Carter9. Semua doktrin tersebut
menentukan pendekatan kebijakan luar negeri presiden Amerika Serikat terhadap
tantangan-tantangan global terbesar yang dialami masa pemerintahannya. Ddktrin
Reagan, meski sangat erat kaitannya dengan kebijakan luar negeri Ronald Reagan dan
1Singh, Robert. (2003). American Goverment and Politics, London: SAGE Publications Ltd . Chapter 12. hal:
262.
2Ibid.
3Ibid.
4Zinn, Howard. (2003). A People’s History of the United States, 1492-present, U.S.A, HarperCollins. hal. 137.
5Ibid.
6Ibid.

7Ibid.
8Ibid.
9Ibid., hal. 141.

3 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

pemerintahannya, masih digunakan oleh pengganti Reagan, George H. W. Bush yang
menjadi presiden Amerika Serikat pada bulan Januari 1989 10. George W. Bush,
lewat doktrin Bush yang menaikkan anggaran belanja militer pemerintah11. Doktrin
Bush juga mempertahankan keamanan domestik dan juga menyebarkan paham
kebebasan12. Doktrin Obama, dimana hampir sama dengan presiden Bush dengan
meningkatkan anggaran militer yang harus diketahui oleh rakyat Amerika Serikat dan
menggunakan kekuatan militer untuk alat diplomasi13.
Proses pembuatan kebijakan luar negeri sendiri lebih kompleks dari pada
pembuatan kebijakan domestik, hal ini terjadi karena proses negosiasi yang dilakukan
representasi dari suatu negara baik presiden atau diplomat memerlukan persetujuan
dari anggota kongres, sedangkan di dalam kongres sendiri terdiri dari house
representatif dan senat yang bertugas menyetujui suatu rancangan kebijakan14.
Mengingat jumlah anggota kongres yang terdiri dari Senat sebanyak 100 orang dan
House Representatif 435 anggota, tentu banyak pemikiran-pimikiran yang berbeda

dari masing masing anggota, selain itu juga terdapat pro dan kontra terhadap rumusan
kebijakan yang akan dibuat15.
Pengaruh-pengaruh

eksternal

seperti

INGO,

MNC

serta

aktor-aktor

internasional juga dapat mempengaruh dalam pembuatan kebijakan luar negeri
Amerika Serikat16. Di dalam lingkup domestik, media dan opini publik juga
berpengaruh sebagai penghambat atau bahkan mempercepat proses pembuatan
kebijakan luar negeri Amerika Serikat, selain itu CIA maupun departemen negara

sebagai sumber informasi juga dapat memberikan masukan kepada sang pembuat
kebijakan17. Amerika Serikat merupakan negara hegemon, maka dari itu setiap
kebijakan luar negeri dari Amerika juga berpengaruh bagi negara negara lain baik

10Zinn, Howard. (2003). A People’s History of the United States, 1492-present, U.S.A, HarperCollins. hal 277.
11Ibid.
12Storey, Will, (2007), US Government and Politics The Politics Study Guides Series, (Edinburgh), Edinburgh
University Press, hal. 318.

13 Bettina, Rohl

.(2015). bleibt die Obama-Doktrin?. Diakses dari :
http://www.wiwo.de/politik/ausland/bettina-roehl-direkt-wo-bleibt-die-obama-doktrin/10673146.html. pada : 25
Mei 2015.
14Constitutions of the United State. (1787) Articel. I. Section.1.
15Ibid.
16Eugene R. Wittkopf; Christopher M. Jones;Charles W. Kegley, Jr.,. (2003). American Foreign Policy Pattern
and Process. Belmont: Thomson Wadsworth. hal. 133.
17Ibid.


4 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

secara langsung maupu secara tidak langsung, sehingga dalam proses pembuatannya
memerlukan informasi dan banyak aktor18.

B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa definisi dari Foreign Policy ?
Bagaimana proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat?
Apa tujuan dari pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat?
Studi Kasus

C. Tujuan Masalah
1.
2.
3.

4.

Untuk mengetahui definisi dari Foreign Policy
Untuk mengetahui proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
Untuk mengetahui tujuan dari pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat
Untuk memahami Foreign Policy Amerika Serikat melalui studi kasus

BAB II
PEMBAHASAN
18Eugene R. Wittkopf; Christopher M. Jones;Charles W. Kegley, Jr.,. (2003). American Foreign Policy Pattern
and Process. Belmont: Thomson Wadsworth. hal. 134.

5 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

2.1. Definisi dari Foreign Policy
Kebijakan Luar Negeri (Foreign Policy) Negara Amerika
Serikat.
Kebijakan Luar Negeri suatu negara dipastikan mengarah kepada
promosi kepentingan nasional suatu negara termasuk juga negara
Amerika Serikat19. Tindakan-tindakan Amerika Serikat tercermin dari

serangkaian

kebijakan

luar

negerinya

terkait

kompetisi

ekonomi,

memperkuat pertahanan di perbatasan negara-negara, mewujudkan
perdamaian , kebebasan, dan upaya perluasan ideologi demokrasi.
Namun, pada dasarnya politik luar negeri tidak pernah pernah bersifat
tetap, politik luar negeri harus merespon dan merumuskan kebijakankebijakan baru sesuai dengan kepentingan nasional dan peluang dalam
Hubungan Internasional20.
Setiap negara memiliki hak untuk menentukan Kebijakan Luar

Negeri negaranya sendiri. Ada beberapa definisi menurut para ahli
mengenai kebijakan luar negeri secara umum :
Menurut Joshua Goldstein
Mengatakan bahwa Kebijakan Luar Negeri adalah strategi-stategi
yang diambil oleh pemerintah untuk menentukan aksi terhadap
peristiwa yang terjadi di Dunia Internasional. Foreign policy adalah
suatu kebijakan yang diambil oleh suatu negara dengan tujuan
utama memenuhi national interest dan meningkatkan Hubungan
Internasional dengan negara lain21.
Menurut K.J. Holsti
Kebijakan Luar Negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang
untuk memecahkan masalah atau membuat perubahan dalam suatu
lingkup internasional22.
19Singh, Robert. (2003). American Goverment and Politics, London: SAGE Publications Ltd.hal. 262.
20Ibid.
21Joshua Goldstein, International Relation, (New York :Longman, 1999), hal 147
22 K.J. Holsti, International Politics : A Framework for Analysis, (New Jersey: Prentice-Hall, 1983) hal 107

6 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat


Menurut James N. Rosenau
Berpendapat bahwa kebijakan luar negeri suatu negara diambil
untuk memenuhi tujuan. Tujuan disini bermaksud dalam proses
kenapa negara dibentuk. Hal ini, yang ingin dicapai agar negara
diakui keberadaanya oleh negara lain di dunia23.
Menurut Marijke Breuning
Berpendapat kebijakan luar negeri adalah totalitas kebijakan suatu
negara terhadap situasi internasional yang bertujuan untuk interaksi
dengan lingkungan diluar batas wilayah kedaulatannya24.
Amerika Serikat merupakan negara kesatuan yang besar di dunia
dan sering disebut dengan negara “mega power25.

Amerika Serikat

mempunyai policy yang membuat negaranya menjadi negara besar dan
negara terkuat di dunia. Sebelum itu, apa yang dimaksud policy. Policy
adalah sekumpulan keputusan yang diambil oleh seseorang pelaku yang
memiliki kekuasaan besar atau kelompok politik untuk memilih tujuan dan
bagaimana cara mencapi tujuan26. Setiap negara memiliki pemimpin
negara yang akan melindungi segenap rakyatnya dan menjaga keamanan
negara melalui suatu pengambilan kebijakan. Kebijakan yang diambil oleh
negara Amerika Serikat tertulis. Hasilnya kebijakan bisa berupa peraturan
yang tertulis dan mengikat seluruh rakyat yang melanggar akan dapat
sanksi27.
Di dalam pengambilan suatu kebijakan pemerintah juga ada
pembagian

(distribution)

atau

alokasi

kebijakan28.

Pembagian

dan

penerapan nilai-nilai (values) di dalam masyarakat sangatlah penting.
Karena setiap negara harus bisa membuat suatu kebijakan yang tepat
23James N. Rosenau. (1969) Internasional Politics and Foreign Policy: A Reader in
Research and Theory (New York: The Free Press) hal-167

24Breuning , Marijke (2007). Foreign Policy Analysis : A Comparative Introduction. New
York: Palgrave McMilan.hal-5
25Singh, Robert.2003. American Goverment and Politics, London: SAGE Publications Ltd. hal-262
26Budiarjo, Miriam. 2008 .Dasar- Dasar Ilmu Politik. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama. hal-20
27Ibid.
28Ibid, hal-21

7 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

dengan kondisi negara dan bagaimana kebijakan itu bisa dilaksanakan
serta

dipatuhi

oleh

rakyat.

Negara

Amerika

Serikat

melakukan

pengambilan kebijakan melalui congress29.
Seperti isi konstitusi di Amerika Serikat, Congress merupakan badan
legislatif di Amerika Serikat yang di dalamnya ada Senate dan House of
Representative30. Ada 100 anggota Senate dan 435 anggota House of
Representative31.

Fungsi Congress sebagai lembaga legislatif di negara

Amerika serikat, Senate dan House of Representataive

kedua lembaga

negara mempunyai tugas merumuskan peraturan dan merumuskan
kebijakan-kebijakan luar negeri baru untuk negara Amerika Serikat 32. Jadi,
sebuah kebijakan yang diambil oleh Presiden Amerika Serikat harus
disetujui oleh Congress dan sebaliknya jika ada usulan kebijakan luar
negeri baru yang diusulkan oleh Congress harus disetujui Presiden33.
Berdasarkan sejarah ada empat tradisi Kebijakan Luar Negeri Amerika
Serikat34. Walter Russell Mead (2001) berpendapat perbedaan pandangan
mengenai pengambilan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat yaitu:
Hamiltonians melihat bahwa Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
adalah pada pembentukan aliansi atau kerjasama antara pemerintah
federal dengan negara dengan tujuan untuk menciptakan bisnis dibidang
ekonomi

dalam

memenuhi

kebutuhan

ekonomi

domestik

dan

mencipatakan pasar ekonomi dunia, agar terciptanya integrasi ekonomi
global Amerika Serikat35. Hal ini dilakukan oleh negara Amerika Serikat
untuk memenuhi kepentingan dalam pasar internasional 36. Selain itu,
Amerika Serikat ingin memperluas ideologi pasar liberalis kapitalis dengan
mencari keuntungan lewat kerjasama antar negara 37. Amerka Serikat
29Ibid, hal-272
30Constitutions of the United State.(1787) Articel.I. Section.1.
31Ibid.
32Constitutions of the United State.(1787) Articel.I. Section. 8.
33Ibid.
34Singh, Robert. (2003). American Goverment and Politics, London: SAGE Publications Ltd . Chapter 12. hal:
265.
35Ibid.
36Ibid.
37Ibid.

8 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

menggunakan cara aliansi atau kerjasama dalam membentuk strategi
untuk menyatukan negara-negara bagiannya38.
Wilsonians melihat Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat harus fokus
pada penyebaran ideologi demokrasi dan nilai-nilai sosial internasional.
Maksudnya adalah ideologi demokrasi dan kebebasan yang dimiliki oleh
negara Amerika Serikat disebarluaskan ke seluruh dunia melalui kebijakan
luar negeri yang diambilnya. Menciptakan sebuah komunitas internasional
yang cinta damai dan demokratis dalam menghormati aturan hukum 39.
Amerika Serikat ingin membuat pemikiran negara-negara di dunia ini
supaya tidak berkonflik atau perang. Jika perang terjadi, menurut Amerika
Serikat akan sangat merugikan bagi negara40. Lebih baik membuat
komunitas negara yang cinta damai dan menciptakan rasa aman antar
negara41.
Jeffersonians melihat bahwa Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
harus lebih peduli dalam mementingkan demokrasi domestik daripada
mempromosikan demokrasi ke luar negeri, dan mengurangi ancaman
terjadinya perang42. Kepentingan domestik merupakan hal utama yang
harus dipenuhi oleh negara Amerika Serikat43. Oleh karena itu, arah
kebijakan negara luar negeri Amerika Serikat mengarah pada kepentingan
nasionalnya, dan mengurangi segala ancaman yang datang dari domestik
maupun dari internasional44. Kepentingan nasional lebih utama daripada
kepentingan

internasional45.

Jadi,

negara

Amerika

Serikat

terjamin

keamanan domestiknya, maka bisa terjamin dari segala macam ancaman
yang ada46.
Jacksonians melihat bahwa Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
memprioritaskan

pada

keamanan

kedaulatan

negara,

keamanan

38Ibid.
39Ibid.
40Singh, Robert. (2003). American Goverment and Politics, London: SAGE Publications Ltd. Chapter 12, hal.
265.
41Ibid.
42Ibid.
43Ibid.
44Ibid.
45Ibid.
46Ibid.

9 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

domestik, dan melakukan tindakan untuk mencapai sebuah kepentingan47.
Ketika posisi negara Amerika Serikat pada tempat yang menguntungkan,
maka tidak ada kesempatan yang dilewatkan oleh Amerika Serikat untuk
memenuhi

segala

keamanan

kepentingan

domestik,

serta

negaranya,

memperkuat

pencapainnya

kedaulatan

antar

dalam
negara

bagiannya.
Pada intinya baik secara domestik maupun internasional negara
Amerika Serikat berdasarkan kepentingan nasional, penyebaran ideologi
demokrasi, kebebasan, kesetaraan, keamanan domestik, dan memperkuat
wilayah-wilayah perbatasan negara. Secara tradisional dapat dilihat
darikekuatan militer Amerika Serikat yang sangat besar dan terkuat di
dunia. Hal ini digunakan oleh negara Amerika Serikat sebagai alat
diplomasi untuk mengalahkan negara-negara berkembang. Dari sisi
internasional, negara Amerika Serikat menyebarkan ideologi demokrasi
keseluruh dunia dan penyebaran paham ekonomi liberalis kapitalis yang
kuat serta menguntungkan bagi setiap negara yang menjalankannya.
Negara Amerika Serikat dalam pengambilan kebijakan luar negeri memiliki 3 tingkatan.
Tingkat pertama, Structural policies merupakan kebijakan penggunaan
sumber daya alam atau management tata kelola personalia 48. Jadi, negara
memiliki hak untuk mengelola segala bentuk sumber daya alam yang ada
di

Amerika

Serikat.

Congress

memiliki

peran

konvensional

dalam

mengatur pengalokasian pembuatan pangkalan militer baru, pembuatan
pangkalan laut baru, perluasan persenjataan, penelitian manufaktur
tanaman,

dan

kontrak

pembangunan49.

Kedua,

Strategic

policies

kebijakan ini diambil untuk mempercepat pemenuhan negara terhadap
kepentingan
kebijakan

kekuatan militer dan hubungan diplomatik. Pembuat

selalu

mempertimbangkan

hal-hal

yang

dicapai

dalam

memenuhi kepentingan negara. Contohnya : congress yang mengadakan
sidang membahas diplomasi untuk kasus apartheid-era Afrika Selatan,
orang latin melobi untuk dibuatnya undang-undang reformasi imigrasi,
47Ibid, hal. 273.
48Singh, Robert. (2003). American Goverment and Politics, London: SAGE Publications Ltd. Chapter 12, Hal273.
49Ibid.

10 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

contoh koalisi kristiani50. Ketiga, Crisis policies

kebijakan luar negeri ini

diambil dengan tujuan segala melindungi kepentingan negara Amerika
Serikat terhadap ancaman tententu. Ancamanya bisa berasal dari
domestik maupun dunia internasional51.

2.2. Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri AS
Proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat berbeda dengan pembuatan
kebijakan dalam negeri atau domestik, di dalam proses pembuatanya lebih memperhatikan
beberapa kunci yaitu dimana otoritas presiden lebih besar, pengaruh kongres lebih terbatas
dan lebih mengesampingkan masukan dari kelompok kepentingan domestik52. Presiden
memiliki otoritas lebih tinggi karena presiden memiliki lebih banyak informasi dari berbagai
pihak seperti CIA, NSC serta departemen luar negeri, sehingga informasi serta kondisi
eksternal dari Amerika Serikat menjadi kunci bahwa dalam pengambilan kebijakan luar
negeri otoritas presiden lebih tinggi dari pada kongres 53. Selain itu konstitusi Amerika Serikat
juga memiliki pengaruh penting dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri, hal ini
disebabkan karena di dalam konstitusi mengatur bahwa tujuan utama dari kebijakan luar
negeri Amerika Serikat adalah untuk mencapai kepentingan nasionalnya atau natinal interest
yaitu untuk membangun dan mempertahankan sebuah dunia yang lebih demokratis, aman dan
sejahtera untuk kepentingan rakyat Amerika Serikat serta masyarakat internasional 54, dan
mengatur tentang wewenang dari legislatif atau kongres yang dijelaskan di dalam konstitusi
Amerika Serikat pada bagian 1 artikel ke-255 maupun eksekutif yang dijelaskan pada bagian 2
artikel ke-256. Pembagian kewenangan kongres dan presiden dalam kebijakan luar negeri juga
akan kami jelaskan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Pembagian Wewenang Dalam Kebijakan Luar Negeri57
50Ibid.
51Ibid.
52Ibid., hal. 266.
53Ibid., hal. 268.
54Storey Wil, (2007), US Goverment and Politics Politic Study Guides, (Edinburgh), Edinburgh University
Press, hal. 313.
55U.S. Goverment, (1787), Constitution of The United States of America. Literal Print, (Washington D.C.), hal.
8-9.
56Ibid.,hal. 13-14.
57Singh, R. (2003). American Goverment & Politics A Concise Introduction, (London), SAGE Publications,
hal. 269.

11 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

Wewenang Presiden
Presiden

sebagai

pasukan bersenjata58.
Presiden
dapat

komando

Wewenang Kongres
tertinggi

menegosiasikan

Kongres

memiliki

wewenang

untuk

mendeklarasikan perang59.
Kongres dapat meratifikasi atau menolak

perjanjian60.
Presiden dapat mencalonkan duta besar

perjanjian61. (Senat)
Kongres mempunyai

dan kunci-kunci penting dalam pembuatan

menyetujui atau menolak pencalonan duta

kebijakan luar negeri seperti pemimpin

besar dan kepala-kepala dari instansi

Departemen Luar Negeri, Departemen

dibawah lembaga eksekutif63.

Pertahanan, dan CIA62.
Presiden dapat menerima representasi dari

Kongres

pemerintah lain64.

mendukung

dapat

wewenang

meningkatkan

angkatan

bersenjata

kapabilitas militer melalui

untuk

dan
serta

peningkatan

anggaran belanja militer65.
Didalam proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat melibatkan
berbagai sumber yang saling terkait antara satu sama lain dan hal ini yang menyebabkan
pembuatan kebijakan luar negeri lebih bersifat kompleks seperti di dalam kerangka analisis
seperti yang dibuat oleh Eugene yang dibagi menjadi eksternal source, societal sources,
govermental sources, role sources, individual sources66.

58Ibid.
59Ibid.
60Ibid.
61Ibid.
62Ibid.
63Ibid.
64Ibid.
65Ibid.
66Eugene R. Wittkopf; Christopher M. Jones;Charles W. Kegley, Jr.,. (2003). American Foreign Policy Pattern
and Process. Belmont: Thomson Wadsworth. hal. 132.

12 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

External Sources67
Sumber eksternal diartikan sebagai pengaruh dari aktor-aktor non
negara dalam sistem internasional yang memiliki peran sehingga dapat
mempengaruhi pengambilan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Aktor non negara ini dapat berupa I-NGO (International-Non
Goverment Organization) maupun MNC (Multi National Corporation).
Sumber eksternal juga dapat berupa permasalahan yang terjadi di dunia
internasional atau tindakan dari aktor-aktor internasional yang
mempengaruhi kebijakan Amerika Serikat68.

Societal Sources69
Societal Sources diartikan sebagai dua variabel yaitu opini publik dan
politik dalam negeri yang dapat mempengaruhi proses pembuatan
kebijakan itu sendiri, hal ini menjadi penting karena politik luar negeri

67Ibid., hal. 133.
68Eugene R. Wittkopf; Christopher M. Jones;Charles W. Kegley, Jr.,. (2003). American Foreign Policy Pattern
and Process. Belmont: Thomson Wadsworth. hal. 133.
69Ibid.

13 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

merupakan perpanjangan tangan dari kepentingan nasional yang ingin
dicapai suatu negara.
Govermental Sources
Govermental Sources

diartikan

sebagai

sumber-sumber

dari

pemerintahan merupakan aspek-aspek dari struktur pemerintah yang
membatasi atau menabah pengaruh dalam pembuatan kebijakan luar
negeri Amerika Serikat. Sebagai contoh CIA dan Departemen Luar
Negeri memiliki informasi penting terkait pembuatan kebijakan luar
negeri70.
Role Sources
Di dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri terdapat peran-peran
penting, karena pembuat keputusan dipengaruhi oleh tingkah laku
sosial dan norma-norma yang berlaku dalam peran yang dipegang oleh
seseorang. Posisi pembuat keputusan dapat memberikan pengaruh
terhadap masukan bagi kebijakan luar negerti Amerika Serikat71.
Individual Sources72
Karakteristik seorang pembuat kebijakan dapat menentukan arah dari
kebijakan luar negeri Amerika Serikat, hal ini dikarenakan di dalam
proses pembuatan kebijakan sifat dari presiden dapat mempengaruhi
keputusan-keputusan dalam proses perumusan kebijakan luar negeri73.

2.3. Tujuan Dari Pembuatan Kebijakan Luar Negeri AS
Tujuan dari kebijakan luar negeri sebenarnya merupakan tujuan dari suatu negara itu
sendiri. Tujuan ini dapat dipengaruhi berdasarkan peristiwa masa lalu maupun dari masa yang
akan datang. Tujuan dari kebijakan luar negeri dapat dibagi menjadi tiga, yakni tujuan jangka
panjang, jangka menengah, serta jangka panjang. Pada dasarnya tujuan jangka panjang
merupakan suatu keinginan dalam mencapai suatu keamanan, kekuasaan, dan perdamaian74.
70Ibid.
71Ibid.
72Ibid.
73Eugene R. Wittkopf; Christopher M. Jones;Charles W. Kegley, Jr.,. (2003). American Foreign Policy Pattern
and Process. Belmont: Thomson Wadsworth. hal. 133..
74James N. Rossenau, (1996), International Politics and Foreign Policy: A Reader in Research and Theory,
(New York), The Free Press, hal. 167.

14 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

Tujuan ini dipilih, dirancang, dan ditetapkan oleh pembuat keputusan dan dikendalikan untuk
mempertahankan kebijakan luar negeri di lingkungan internasional dan mengubah
kebijakan75. Berikut tujuan dari pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat:76
Tercapainya Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional dianggap sebagai acuan dalam merumuskan suatu kebijakan
pada suatu negara dengan berdasarkan usaha untuk memberikan rasa aman terhadap
warga negaranya baik serta melindungi nilai-nilai dalam negara itu 77. Kaum realis
menyamakan suatu kepentingan nasional dengan power, dimana hal ini dianggap
sebagai sebuah alat yang dapat mengembangkan dan memelihara kontrol suatu
hubungan negara dengan negara lain78.
Menurut Hans J. Morgenthau kepentingan nasional terdiri dari dua elemen yaitu
didasarkan pada pemenuhan sendiri atau kebutuhan dalam negeri itu sendiri dan yang
kedua adalah mempertimbangkan lingkungan strategis di sekitarnya atau kondisi di luar
negaranya79. Suatu negara dapat mencapai kepentingan nasionalnya dengan cara
mengurangi rasa aman dan rasa kesejahteraan terhadap kompetitornya.
Miroslav Nincic berpendapat bawa terdapat tiga asumsi dasar pembuatan kepentingan
nasional80, yakni pertama kepentingan tersebut bersifat vital yang dalam pencapaiannya
harus menjadi prioritas utama pemerinah dan masyarakat 81. Kedua, kepentingan
tersebut harus melihat dari lingkungan internasional. Dan ketiga, kepentingan tersebut
tidak boleh memihak kepada suatu instansi atau organisasi kelompok manapun, namun
lebih melihat dari aspirasi bersama82.
Kepentingan nasional Amerika Serikat adalah mempromosikan kebebasan dan
demokrasi kepada dunia dan menjalin kerja sama kepada negara-negara untuk
menciptakan perdagangan bebas secara global83.
Banyak sekali kerugian selama Perang Dunia I yang menyebabkan semua orang di
seluruh dunia dapat meninjau kembali bagaimana hubungan internasional dikelola.
Proposal perdamaian yang dibuat oleh Presiden Woodrow Wilson tercermin dari

75Jack C. Plano dan Roy Olton, (1999), Kamus Hubungan Internasional, (Bandung), Abardin, hal. 6.
76Storey, Will, (2007), US Government and Politics The Politics Study Guides Series, (Edinburgh), Edinburgh
University Press, hlm. 312.
77Banyu Perwita, Agung, dan Yanyan Mochamad Yani, (2006), Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,
(Bandung), PT Remaja Rosdakarya, hlm. 35.
78 Ibid.
79Publikasi.umy.ac.id/index.php/hukum/article/view/1869/409 diakses pada 12 Mei 2001.
80Jemadu, Aleksius, (2008), Politik Global dalam Teori dan Praktik, (Yogyakarta), Graha Ilmu, hal. 67.
81Ibid.
82Ibid.
83Storey, Will, (2007), US Government and Politics The Politics Study Guides Series, (Edinburgh), Edinburgh
University Press, hal. 313.

15 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

suasana hati dan menekankan kearah yang lebih moralistik dalam kebijakan luar negeri.
Dia menginginkan pendekatan baru dalam hubungan internasional berdasar pada84 :
Sifat saling terbuka dan jujur dalam hubungan diplomasi antara negara-negara,
daripada negosiasi yang dilakukan secara rahasia yang dapat menyebabkan
permusuhan dan rasa tidak aman yang dapat memicu terjadinya perang85.
Perdagangan bebas yang dapat menjalin hubungan antar negara, daripada membuat
persaingan dengan benteng ekonomi86.
Memulihkan lahan dari negara-negara yang telah kehilangan wilayah sebagai akibat
dari perang, sehingga mengurangi kebencian yang mungkin dapat ditimbulkan dari
konflik87.
Penentuan nasib sendiri, dimana orang dapat hidup di negara yang sama seperti orang
lain yang memiliki kesamaan budaya dan bahasa, dan dapat memiliki kedaulatan
sendiri. Yang berarti adanya perubahan dari kerajaan ke negara yang pertama-tama
dilakukan Eropa dan kemudian dilakukan disekitarnya88.
Kebijakan Luar Negeri dalam Pemerintahan George W Bush
Kebijakan luar negeri suatu negara tidak terlepas dari adanya faktor kepeminpinan itu
sendiri. Hal ini dikarenakan posisi pemimpin berperan aktif sebagai pembuat
keputusan, posisi kunci, dan sekaligus sebagai obyek pencitraan negara yang
bersangkutan89.
Sejak dekade 1980-an, posisi presiden sangat berpengaruh terhadap sukses tidaknya
kebijakan-kebijakan luar negeri yang dikeluarkan. Pada masa pemerintahan presiden
George Bush kebijakan luar negeri yang dikeluarkan cenderung lebih mengutamakan
militer/hard power tanpa memperdulikan kecaman-kecaman yang datang dari domestik
maupun negara-negara lain. George Bush sangat jelas mengenai prioritasnya90
Dia lebih mengutamakan kebijakan luar negerinya kedalam kepentingan nasional
Amerika saja. Itu berarti tidak memerlukan ratifikasi dari Senat mengenai protocol

84Ibid. hal. 314.
85Ibid..
86Ibid.
87Ibid.
88Ibid.
89Storey, Will, (2007), US Government and Politics The Politics Study Guides Series, (Edinburgh), Edinburgh
University Press, hal. 317.
90Ibid.

16 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

kyoto dalam perubahan iklim91. Sebab dia percaya dapat merusak ekonomi Amerika,
sementara bantuan sumbangan hanya di alokasikan pada lingkungan, dengan penarikan
dukungan untuk Mahkamah Pidana Internasional karena dapat berpotensi untuk
melanggar kedaulatan sistem dalam Peradilan Amerika (kebijakan ini dilaksanakan
ketika ICC yang diadakan pada bulan Mei 2002); Penarikan dari Anti-Ballistic Missile
Treaty, dimana kemapuan Amerika yang terbatas untuk membangun missile defence
system (kebijakan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2002); dan niat untuk menghindari
makelar perdamaian transaksi di seluruh dunia, seperti konflik Israel –Palestina, jika
tidak kepentingan Amerika Serikat yang akan melakukannya. Untuk beberapa
pengamat ini mengingatkan isolasionisme yang didominasi oleh kongres kebijakan
pada tahun 1930-an92.
Adapun tujuan dari kebijakan luar negeri amerika yang lain adalah sebagai berikut:93
Menjaga keamanan nasional Amerika Serikat94.
Mempromosikan perdamaian dunia dan sebuah lingkungan global yang aman95.
Menjaga keseimbangan kekuasaan antar bangsa96.
Bekerja dengan sekutu untuk memecahkan masalah-masalah internasional97.
Mempromosikan nilai-nilai demokrasi dan hak asasi manusia98.
Memajukan kerjasama perdagangan luar negeri dan global serta keterlibatan dalam
organisasi perdagangan internasional99.
Memeriksa tujuan dengan seksama dengan memperlihatkan bahwa mereka didasarkan
pada kerjasama dengan negara-negara lain, menimbulkan kemungkinan untuk
berkompetisi dan konflik100.

91Ibid.
92Ibid.
93American History, (2014), Foreign Policy Goals, United States Organization. (Philadelphia). Diakses dari
www.ushistory.org/gov/11a.asp pada 12 Mei 2015 pukul 23:55
94Ibid.
95Ibid.
96Ibid.
97American History, (2014), Foreign Policy Goals, United States Organization. (Philadelphia). Diakses dari
www.ushistory.org/gov/11a.asp pada 12 Mei 2015 pukul 23:55.
98Ibid.
99Ibid.
100Ibid.

17 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

BAB III
Studi Kasus

3.1 Kebijakan Politik Luar Negeri Amerika Serikat Pada Tragedi 9/11
Peristiwa serangan 9/11 di New York dan Washington D.C. pada tahun 2001 yang
menargetkan dua simbol bangunan terpenting bagi aktivitas Amerika Serikat, yaitu : World
Trade Center dan Pentagon telah membawa isu terorisme ke bagian terdepan para pemikir
keamanan internasional dari barat dan telah mengahasilkan deklarasi ‘Global War on Teror’
(GWOT) oleh pemerintahan presiden George W.Bush101. Kejadian ini membuat dua negara
yaitu: Afghanistan dan Irak sebagai salah satu tersangka yang dituduh oleh negara Amerika
Serikat dalam jaringan Al-Qaeda karena banyak permasalahan dari aspek keamanan dan
kemanusian negara tersebut jadi sorotan negara di seluruh dunia102. Keadaan domestik negara
Amerika Serikat pada saat itu sangat kacau. Banyak timbul korban berjatuhan akibat
serangan yang terjadi. Alasan penyerangan karena World Trade Center dianggap sebagai
tempat memonopoli ekonomi pasar dunia.
Pada September 11 tahun 2001, 19 militan yang terkait dengan ekstremis Islam
kelompok al-Qaeda membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri terhadap
sasaran-sasaran di Amerika Serikat. Dua pesawat diterbangkan ke Menara World Trade
Center di New York City, pesawat ketiga menghantam Pentagon hanya di luar Washington,
D.C., dan keempat pesawat jatuh dalam sebuah field di Pennsylvania 103. Sering disebut
sebagai 9/11, serangan mengakibatkan luas kematian dan kehancuran, memicu inisiatif US
utama untuk memerangi terorisme dan Presiden George W. Bush memberi informasi lebih
dari 3.000 orang tewas saat penyerangan di New York dan Washington, D.C104. Serangan ini,
didesain untuk mendemonstrasikan kemampuan menyerang musuh yang ditujukan untuk
Amerika Serikat dari jarak jauh. Maka Sekertaris Negara Amerika Serikat mendirikan
Foreign Terrorist Organizations (FTO) yang merupakan organisasi internasional yang
memiliki peran penting dalam perjuangan melawan terorisme dengan mengurangi dukungan
untuk kegiatan teroris dan menekan kelompok untuk keluar dari organisasi teroris 105. Usaha
101Williams, Paul D. 2008. Security Studies an Introduction. New York: Routledge. hal.171
102Ibid.
103A&E Television Networks, LLC. (2001) 9/11 Attacks. Diakses dari : http://www.history.com/topics/9-11attacks . Pada: 11 Mei 2015
104Ibid.
105Bureau of Counterterrorism, U.S Department of State., 2012. Foreign Terrorist Organizations. Diakses dari:
http://www.state.gov/j/ct/rls/other/des/123085.htm, Pada: 11 Mei 2015

18 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

melawan kelompok teroris dilakukan oleh Amerika Serikat dengan menambah kekuatan
militer, diplomasi dengan negara-negara di dunia, melakukan aliansi bersama untuk melawan
teroris, serta penekanan nilai hukum yang berlaku106.
Presiden George W.Bush yang menyampaikan kata-kata di ruang perjanjian Gedung
Putih mengatakan107: “we strike military targets, we will also drop food’; the United States is
‘a friend to the Afghan people’ and ‘an enemy of those who aid terrorists’; ‘the only way to
pursue peace is to pursue those who threaten it’. And once more, the ultimate either/or was
issued: ‘Every nation has a choice to make. In this conflict there is no neutral ground”. Inti
kata-kata dari Presiden George W.Bush di Afghanistan terdapat camp pelatihan teroris AlQaeda yang menjadikan reputasi Afghanistan menjadi buruk di mata dunia, ini menjadi
indikasi terhadap tragedi penyerangan 9/11 sehingga militer Amerika Serikat dikerahkan
untuk memerangi kelompok teroris tersebut108. Kepentingan bagi individu maupun negara
dapat menciptakan perang, dilihat bagaimana aktor melihat, merasakan, menggambarkan,
membayangkan, merepresentasikan, dan mengkonstruksi aktor lain untuk ikut berperang109.
Setelah 14 tahun berlalu, telah terjadi peristiwa aneh di Amerika Serikat. Warga
Amerika Serikat banyak sekali yang masuk Islam setelah peristiwa pengeboman World Trade
Center pada 11 September 2001 yang dikenal dengan 9/11 yang sangat merugikan citra
Islam110. Lepas era 9/11 ke era modern adalah era pertumbuhan Islam terbaik dalam sejarah
Amerika Serikat. Ada 8 juta orang Muslim yang kini ada di Amerika Serikat, dan 20.000 ribu
orang masuk Islam setiap tahun setelah peristiwa pengeboman 111. Kalimat syahadat pertanda
orang masuk Islam terus terdengar di kota-kota seperti New York, Los Angeles, California,
Chicago, Dallas, Texas dan kota lainnya112.
Arah kebijakan presiden Bush setelah terjadinya 9/11 adalah posisi offensive
keamanan113. Dengan kekuasaannya, presiden Bush menguluarkan kebijakan perang terhadap
106The White House, 2011. National Strategy of Counterterrorism, hal 2. Diakses dari:
http://www.whitehouse.gov/sites/default/files/counterterrorism_strategy.pdf, Pada: 11 Mei 2015
107Der Derain, James, 2009. Critical Practices in International Theory: Selected Essays, London and Newyork:
Routledge. hal 273
108Council on Foreign Relations. (2001). How Did This Happen? Terrorism and the New War. Diakses dari
http://www.cfr.org/terrorism/did-happen-terrorism-new-war/p4319 pada tanggal 25 Mei 2015.
109Op. Cit. Der Derain. hal 271
110Eka Putri, Septia.(2014) ISLAM BERKEMBANG PESAT DI AMERIKA. Diakses dari:
http://mirajnews.com/id/artikel/opini/islam-berkembang-pesat-di-amerika/, Pada : 11 Mei 2015
111Ibid.
112Loc. Cit. Der Derain.
113Singh, R. (2003). American Goverment & Politics A Concise Introduction, (London), SAGE Publications,
hal. 278.

19 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

teroris dan memanfaatkan kekuatan militer negara114. Tujuannya adalah untuk mengamankan
kondisi domestik. Selain itu, ada juga faktor pemenuhan kepentingan negara Amerika yang
tidak terpenuhi setelah terjadinya 9/11. Kebijakan luar negeri setelah 9/11 adalah promosi isu
terorisme sebagai isu bersama dan dunia115. Presiden Bush mengidentifikasi 3 negara yang
kurang demokratis, yang mensuprot kelompok teroris yang berlawanan dengan kepentingan
Amerika Serikat, seperti : Iran, Irak, Korea Utara 116. Hal ini dilakukan oleh Amerika Serikat
dalam memperkuat pertahanan militer negara untuk menjaga kawasan perbatasan serta
persiapan diplomasi denga negara lain dalam menangani isu teroris 117. Amerika Serikat juga
menghimbau agar negara-negara demokrasi bersatu melawan para teroris yang mengancam
keamanan negara118.

BAB IV
PENUTUP

4.1.

Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan luar negeri Amerika Serikat bertujuan

untuk memenuhi kepentingan negara, mewujudkan perdamaian dunia, menyebarkan
ideologi demokrasi, menyebarkan prinsip ekonomi liberalis kapitalis, serta untuk
mencari peluang keuntungan dalam melakukan hubungan internasional. Amerika
Serikat merupakan negara kesatuan dimana setiap pengambilan kebijakan luar negeri
ada proses melalui Congress. Sedangkan Presiden Amerika Serikat memiliki
wewenang tinggi dalam setiap pengambilan kebijakan luar negeri. Seorang presiden
bisa menjadi representasi negaranya untuk perwakilan dalam negosiasi kebijakan.
Pada masa kepemimpinan Presiden George W. Bush yang mengeluarkan
kebijakan luar negeri “War on Teror”. Isi kebijakan ini adalah mengenai penolakan
114Ibid.
115Ibid.
116Storey, Will. (2007). US Government and Politics The Politics Study Guides Series, (Edinburgh),
EdinburghUniversity Press. hal: 319
117Ibid.
118Council on Foreign Relations. (2001). How Did This Happen? Terrorism and the New War. Diakses dari
http://www.cfr.org/terrorism/did-happen-terrorism-new-war/p4319 pada tanggal 25 Mei 2015.

20 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

negara Amerka Serikat mengenai isu terorisme setelah tragedi 9 September 2001 atau
lebih dikenal sebagai tragedi “9/11”. Tragedi ini memberikan dampak yang sangat
luar biasa terhadap kondisi keamanan domestik negara Amerika Serikat. Banyak
sekali timbul korban yang tidak berdosa akibat serangan pesawat terbang yang
diterbangkan oleh kelompok teroris Al-Qaeda dengan sengaja menabrakkan diri ke
gedung World Trade Center di New York dan gedung Pentagon.
Dilihat posisi Presiden George W. Bush yang mengeluarkan kebijakan luar
negeri “War on Teror”. Sebagai cara untuk mempertahankan serta memperluas peran
Amerika Serikat sebagai pahlawan dunia dalam memerangi terorisme secara global
dan mengajak negara-negara untuk ikut andil dalam memerangi terorisme terutama di
3 negara yang terindikasi sebagai negara yang kurang demokratis seperti Korea Utara,
Iran, dan Iraq. Jika dilihat dari individual sources, Presiden George W. Bush memiliki
karakteristik yang menyelesaikan masalah melalui jalan terakhir yaitu perang
terhadap teroris dan dengan mengajak seluruh negara untuk bergabung dengan logika
stick and carrot, yaitu siapa membantu maka akan mendapatkan apresiasi, dan siapa
tidak membantu maka menjadi musuh. Dengan demikian maka tujuan dari kebijakan
luar negeri Amerika Serikat untuk menciptakan demokrasi dan kebebasan secara
global akan tercapai melalui kerjasama keamanan memerangi terorisme di dunia.

Daftar Pustaka

Al-Wa’ie. (2013). Iran-AS : “Kemesraan di Balik Layar”
BBC News. (2015) (Iran nuclear talks: 'Framework' deal agreed). Diakses dari:
http://www.bbc.com/news/world-middle-east-32166814. Pada : 10 Mei 2015
Bettina,

Rohl

.(2015).

Bleibt

die

Obama-Doktrin?.

Diakses

dari

:

http://www.wiwo.de/politik/ausland/bettina-roehl-direkt-wo-bleibt-die-obamadoktrin/10673146.html. pada : 25 Mei 2015
Brake, M. & Griffiths, M. (2001) Apocalypse – SF in a British C Jackson, Robert & Goerge
Soresen.(2005). Intoduction Relations. Oxford University.

21 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

Breuning, Marijke (2007). Foreign Policy Analysis : A Comparative Introduction. New York:
Palgrave McMilan.
Council on Foreign Relations. (2001). How Did This Happen? Terrorism and the New War.
Diakses

dari

http://www.cfr.org/terrorism/did-happen-terrorism-new-

war/p4319 pada tanggal 25 Mei 2015.
Fuller, Graham E dan Lesser, Ian O. (1995). A Sense of Siege : The Geopolitics of Islam and
the West, Boulder, CO : Westview Press
Gergez, Fawaz A. (2012). America and Political Islam : Clash of Civilization or Clash of
Interest? (Edisi Indonesia : Amerika dan Politik Islam : Benturan Peradaban
atau Benturan Kepentingan?), Jakarta: AlvaBet, Cet.1 diakses dari
http://muzainiyeh---fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-59281-MBP
%20Timur%20Tengah-Kepentingan%20Barat%20di%20Timur
%20Tengah.html, pada tanggal 12 Mei 2015
Hunt, Michael H. (1987). Ideology and U.S. Foreign Policy,New Haven, CT : Yale University
Press
Huntington, Samuel P. (2003). The Clash Civilizations and The Remaking of World Order
(Edisi Indonesia : Benturan Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia),
Yogyakarta : Penerbit Qalam.
Irdayanti. (2012). Kebijakan Penolakan Rusia terhadap Strategi Barat di Suriah .Jurnal
Transnasional, Vol. 4, No. 1
Jillson, Cal. (2008). American Goverment “Political Change and Institutional Development”
New York: Taylor and Francis Group,LLC.
Joshua Goldstein, (1999). International Relation, New York :Longman
Kepel, (1994). “The Revenge of God : The Resurgence of Islam, Christianity and Judaism in
the Modern World, terj. Alan Braley, University Park : Pennsylvania State
University Press.
K.J. Holsti, (1983) International Politics : A Framework for Analysis, (New Jersey: PrenticeHall.
Paris, Jonathan S. (1993). “When to Worry in the Middle East”, Orbis, Fall.
22 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat

Rodman, Peter W. (1994). “Policy Brief : Co-opt or Confront Fundamentalist Islam?”,
(Middle East). Quarterly.
Rosenau, James N. (1969) Internasional Politics and Foreign Policy: A Reader in Research
and Theory (New York: The Free Press).
Stanley. (1983). Dead Ends : American Foreign Policy in the New Cold War. Cambridge :
Ballinger.
Storey, Will. (2007). US Government and Politics The Politics Study Guides Series,
(Edinburgh), Edinburgh University Press
Tamburaka, Apriadi. (2011). Revolusi Timur Tengah Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di
Negara-Negara Timur Tengah. Yogyakarta : Penerbit Narasi.
U.S. Goverment, (1787), Constitution of The United States of America. Article. Literal Print,
(Washington D.C.)
Wittkopf, Eugene R.; Christopher M. Jones;Charles W. Kegley, Jr.,. (2003). American
Foreign Policy Pattern and Process. Belmont: Thomson Wadsworth.
Zinn, Howard. (2003). A People’s History of the United States. 1492-present. U.S.A,
HarperCollins.

23 | Politik Pemerintahan Amerika Serikat