BAB I PENDAHULUAN - Morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kampung nelayan merupakan permukiman yang identik dengan komunitas masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Namun, penduduk di kampung nelayan tidak seluruhnya menggantungkan hidup dari kegiatan menangkap ikan, akan tetapi masih ada bidang lain seperti usaha pengangkutan antar pulau, pedagang perantara/ eceran hasil tangkapan nelayan, dan usaha–usaha lainnya yang berhubungan dengan laut dan pesisir.

  Penduduk yang tinggal di kampung nelayan memiliki karakteristik berupa masyarakat tradisional dengan kondisi sosial ekonomi dan latar belakang pendidikan yang relatif terbatas. Rumahtangga nelayan memiliki ciri khusus sepertipenggunaan wilayah pesisir dan laut (commonproperty) sebagai faktor produksi, jam kerja harus mengikut i kondisi oseanografis (melaut hanya rataratasekitar 20 hari dalam satu bulan, sisanyarelatif menganggur). Demikian juga pekerjaanmenangkap ikan adalah pekerjaan yang penuhresiko, sehingga pekerjaan ini umumnyadikerjakan oleh lelaki. Hal ini mengandung artibahwa keluarga yang lain tidak dapat membantu secara penuh, sehingga masyarakat yang tinggaldi wilayah pesisir pada umumnya seringdiidentikkan dengan masyarakat miskin.

  1 Ada banyak penelitian tentangkehidupan sosial ekonomi rumahtangga nelayan.Hasilnya menunjukkan bahwa rumahtangganelayan yang pekerjaannya semata-matatergantung pada usaha menangkap ikanmemperoleh pendapatan yang hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,dan jika ada uang yang tersisa, itu biasanyadigunakan untuk biaya sekolah anak, membelipakaian, dan memperbaiki tempat tinggalnya.

  Kondisi sosial masyarakat kampung nelayan yang seperti ini membuat mereka sulit untuk mendapatkan kebutuhan bermukim yang memadai. Bahkan masyarakat kampung nelayan cenderung menjadi subyek yang menanggung permasalahan yang terdapat di lingkungan tempat tinggal mereka. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa faktor, yaitu rendahnya pengetahuan dan lemahnya ekonomi sehingga aktivitas mereka juga sering menyebabkan tekanan terhadap lingkungan kampung nelayan yang berlanjut pada kerusakan pada ekosistem yang ada disana.

  Adapun bentuk kampung nelayan cenderung terjadi secara alamiah atau organik. Bentuk kampung nelayan cenderung ditentukan oleh orientasi rumah atau letak rumah-rumah yang membentuk sebuah kelompok atau terpusat (terkonsentrasi). Rumah-rumah berkumpul dalam satu lokasi yang sekaligus merupakan pusat lingkungan.

  Kampung nelayan Belawan Medan merupakan kategori desa pesisir atau desa pantai, karena bentuknya ditentukan oleh bentuk pesisir. Apabila pesisirnya memanjang, maka bentuk kampung akan menyebar, memanjang sepanjang tepi pesisir.

  Dalam perkembangan sejarahnya, Kampung Nelayan Belawan Medan telah membentuk suatu pola. Mempelajari perkembangan suatu pola dapat dilakukan melalui studi morfologi. Studi morfologi merupakan penelitian mencari perkembangan bentuk. Penelitian dalam rangka mencari perkembangan bentuk berkaitan dengan bentuk fisik kawasan kampung. Morfologi kampung nelayan terbentuk melalui proses yang panjang. Setiap perubahan bentuk kawasan kampung secara morfologis dapat memberikan arti serta manfaat yang berharga bagi penanganan perkembangan suatu kawasan kampung nelayan.

  Dengan mengkaji morfologi suatu kampung nelayan dengan kasus Kampung Nelayan Belawan Medan, maka proses belajar dari pengalaman kegagalan dan keberhasilan masa lampau merupakan salah satu proses pembentukan morfologi kampung nelayan.

  Hunian merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Kampung Nelayan Belawan Medan. Sesuai dengan perkembangan peradaban masyarakatnya, permukiman kampung nelayan juga mengalami perkembangan. Perkembangan dimulai dari perkampungan kecil yang hanya terdiri dari beberapa rumah, sampai menjadi suatu kampung besar yang dihuni oleh penduduk 700 Kepala Keluarga.

  Kampung Nelayan Belawan Medan ini sudah ada sejak tahun 1950-an. Awalnya, kawasan ini hanya dipakai sebagai tempat persinggahan sementara bagi para nelayan sehabis berlaut, melepas lelah sambil menunggu air surut untuk kembali ke rumah mereka yang berada di daratan Kota Medan. Kondisi ini terus berlanjut, sampai tahun 1970-an, mulai lah ada beberapa nelayan yang membangun rumahnya di kawasan tersebut. Hanya ada beberapa rumah pada era tahun 1970-an tersebut, namun seiring berjalannya waktu, kondisi ini terus berkembang. Para nelayan mulai mengikuti jejak pendahulunya untuk membangun rumah nya di kampung nelayan tersebut. Apalagi sejak dibangunnya Sekolah Dasar Negeri di kampung nelayan tersebut, semakin banyak yang berminat untuk tinggal menetap di kampung tersebut. Hingga saat ini sekitar 700 Kepala Keluarga mendiami kampung tersebut.

  Pentingnya mempelajari proses perkembangan Kampung Nelayan Belawan Medan, merupakan cara untuk membantu merekonstruksi kampung. Dalam hal ini adalah letak rumah-rumah, jalan, ruang luar, fasilitas umum, dan sebagainya. Untuk penelitian proses perkembangan Kampung Nelayan Belawan Medan ini membutuhkan data-data sejarah, seperti gambaran munculnya hunian, sirkulasi, ruang luar, dan sebagainya.

  Kampung Nelayan Belawan Medan akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial budaya, ekonomi dan politik yang melatarbelakanginya. Adanya keinginan masyarakat kampung dan pihak lain dalam membangun, memperbaiki dan mengembangkan kawasan hunian dan lingkungan akan membawa implikasi pada morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan. Pada prinsipnya, perkembangan mempunyai kecenderungan menghilangkan karakteristik suatu permukiman yang dibangun oleh masyarakat penghuninya. Usaha mempertahankan karakteristik suatu kampung, merupakan cara dalam mengembangkan ilmu morfologi kawasan.

  Mengkaji morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan, merupakan studi dalam mencari perkembangan bentuk. Morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan terbentuk melalui proses yang panjang. Perkembangan bentuk fisik kampung melalui proses organik yaitu proses yang tidak direncanakan dan berkembang dengan sendirinya. Sehingga penelitian morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan adalah meneliti proses perkembangan bentuk fisik kampung sebagai suatu proses organik.

  1.2 Rumusan Masalah

  Dalam kurun waktu sejak tahun 1950-an sampai saat ini, Kampung Nelayan Belawan Medan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Hal inilah yang memicu peneliti untuk melakukaan penelitian di wilayah tersebut. Bagaimana pola perkembangan penggunaan lahan yang terjadi di Kampung Nelayan Belawan Medan, bagaimana pola perkembangan sirkulasi / jalan yang terbentuk sehingga membentuk suatu pola kampung seperti saat ini, serta bagaimana pola perkembangan tipe-tipe bangunan di Kampung Nelayan Belawan Medan dari awal terbentuknya sampai kondisi saat ini. Oleh karena itu peneliti mencoba menggunakan pendekatan morfologi dalam pengkajian lebih mendalam.

  1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian adalah: a.

  Menemukan pola perkembangan tata guna lahan di Kampung Nelayan Belawan Medan dari sejak awal terbentuk hingga saat ini. b.

  Menemukan pola pertumbuhan sirkulasi/jalan di Kampung Nelayan Belawan Medan.

  c.

  Menemukan tipologi bangunan yang terdapat di Kampung Nelayan Belawan Medan.

  Setelah menemukan hasil penelitian ketiga pola di atas, dapat kita lihat apakah Kampung Nelayan Belawan Medan ini termasuk sebuah permukiman yang tumbuh secara organik yang terbentuk berdasarkan kondisi topografi kawasan serta adanya keinginan dan kesepakatan dari masyarakat itu sendiri, terbentuknya pusat kegiatan, dan adanya kaidah dan aturan sosial yang berlaku di masyarakatnya (Spiro Kostof, 2001), serta bagaimana pola morfologi yang terbentuk di kampung nelayan Belawan Medan ini.

1.4 Manfaat Penelitian

  Dari hasil penelitian nantinya, dapat diketahui karakteristik lingkungan yang terbentuk secara alamiah yang merupakan proses perjalanan perkembangan morfologi Kampung Nelayan Belawan Medan, untuk memberikan masukan tentang arah yang tepat untuk menangani permasalahan yang dihadapi kampung nelayan tersebut.

  Penelitian ini juga nantinya bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan tentang suatu bentuk kawasan permukiman yang tumbuh di tepi air yang terbentuk secara organik.

  Selanjutnya, hasil studi ini dihrapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan informasi bagi pembuat kebijakan pembangunan, khususnya memberikan masukan pada penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK), agar dalam mengembangkan fungsi lahan dapat disesuaikan dengan karakter fisik lahan yang dilatarbelakangi budaya, kehidupan sosial serta mata pencaharian masyarakat yang mendiaminuya, sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara optimal dan mencapai sasaran pembangunan.

1.5 Kerangka Penelitian

  Dalam penelitian ini, penulis berusaha berpikir secara sistematis dengan membuat kerangka penelitian terlebih dahulu. Dimana terlebih dahulu dicari latar belakang mengapa penelitian ini perlu dilakukan. Setelah latar belakang penelitian ini dibuat, maka akan muncul masalah yang terkait dengan penelitian yang nantinya akan berkaitan dengan hasil penemuan dari penelitian tersebut. Penelitian ini juga harus memiliki tujuan yang membuat penelitian tersebut penting untuk dilakukan.

  Setelahnya maka dilakukan tinjauan pustaka dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian tesebut, yang sejalan dengan studi mengenai lokasi penelitian dimaksud. Setelah data-data yang dibutuhkan terkait penelitian terkumpul, maka dilakukan analisa untuk kemudian menghasilkan suatu penemuan sehingga di akhir penelitian dapat ditarik sebuah kesimpulan. Kerangka penelitian ini terangkum seperti pada Gambar 1.1 berikut.

  Latar Belakang Kampung Nelayan Belawan Medan merupakan permukiman yang tumbuh di tepian laut sebagai implementasi budaya masyarakatnya yang senantiasa ingin dekat dengan sumber pencahariannya.

  Masalah Penelitian

  • Bagaimana pola perkembangan penggunaan tanah di Kampung Nelayan • Bagaimana pola perkembangan sirkulasi/jalan di Kampung Nelayan • Bagaimanatipologi bangunan yang ada di Kampung Nelayan

  Tujuan Penelitian

  • Menemukan pola perkembangan penggunaan tanah di Kampung Nelayan sejak awal terbentuk sampai saat ini
  • Menemukan pola pertumbuhan sirkulasi/jalan di Kampung Nelayan • Menemukan tipologi bangunan yang ada di Kampung Nelayan Belawan Medan

  Tinjauan Pustaka Lokasi Penelitian 1.

  Lingkungan XII, Kelurahan Morfologi kampung

2. Pola sirkulasi Belawan 1, Kecamatan Medan 3.

  Tipologi bangunan Belawan, Kota Medan 4. Organic pattern

  Analisa 1.

  Keberadaan masyarakat yang tinggal di Kampung Nelayan sejak awal terbentuknya.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola ruang dan sirkulasi

  Penemuan Pola perkembangan morfologi yang terbentuk di lokasi penelitian. Kesimpulan

  Gambar1.1 Kerangka Penelitian Sumber : Hasil Analisis, 2014