KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA SEKOLA

KOMANDO PENDIDIKAN ANGKATAN UDARA
SEKOLAH KOMANDO KESATUAN

PENERAPAN TEKNOLOGI “AEROSEEDING“ MENGGUNAKAN PESAWAT C-212-200
SKADRON UDARA 4 DALAM RANGKA MENYUKSESKAN GERAKAN SEJUTA
POHON UNTUK MENGATASI PEMANASAN GLOBAL

PENDAHULUAN

1.

Perubahan Iklim Global (Global Climate Change) saat ini sedang ditanggapi serius

oleh semua pemimpin dunia. Dari hasil pertemuannya di Nusa Dua Bali disimpulkan
bahwa penyebabnya adalah Pemanasan Global (Global Warming). Pemanasan Global
sendiri salah satu penyebabnya adalah “Greenhouse Effect” (Efek Rumah Kaca). Efek
rumah kaca terjadi karena naiknya konsentrasi gas CO 2 dan gas-gas lainya di atmosfer
akibat kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar
organik lainya yang melampaui kemampuan dari tumbuh-tumbuhan dan hutan untuk
mengabsorbsinya. Hal ini terjadi karena kondisi dari sebagian besar hutan di Indonesia
mengalami kerusakan sehingga sudah tidak bisa berfungsi lagi sebagai paru-paru

pembersih udara. ( Dikutip dari MenLH.go.id. Efek Rumah Kaca). Sejak tahun 200 hingga
2012, hutan utama di Indonesia telah hilang sebnyak 6.020.000 hektare per tahun.
Dihadapkan pada permasalahan di atas, TNI dengan fasilitas dan personel terlatih yang
dimiliki juga mempunyai tanggung jawab untuk membantu pemerintah dalam rangka
mengembalikan fungsi hutan di Indonesia dengan ikut menyukseskan program “Gerakan
Sejuta Pohon”, karena disamping memiliki tugas Operasi Militer untuk Perang TNI juga
mempunyai tugas melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (Military Operation Other
Than War (MOTW)).
2.

Pangkalan TNI AU Abdulrachman Saleh merupakan salah satu pangkalan

operasional di bawah jajaran Komando Operasi TNI Angkatan Udara 2 yang bertugas
dalam menyiapkan dan melaksanakan pembinaan serta pengoperasian seluruh satuan
dalam jajarannya, pembinaan potensi dirgantara dan menyelenggarakan dukungan
operasi bagi satuan lainnya.

Sehubungan dengan tugasnya, Lanud Abdulrachman

Saleh membawahi beberapa skadron udara di bawah binaan Wing 2 Lanud

Abdulrachman Saleh yang mengoperasikan alutsista udara dengan kemampuan dan
karakteristik tertentu.

Salah satu skadron udara di bawah jajaran Wing 2 Lanud

Abdulrachman Saleh adalah Skadron Udara 4 yang mempunyai tugas menyiapkan dan

2
mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, Operasi SAR
terbatas, mendukung Sekolah Navigator dan Kursus Pengenalan Terbang Pesawat
Angkut (KPTPA).

Dalam Operasi Militer Selain Perang, Skadron Udara 4 yang

mengoperasikan pesawat C-212-200 mempunyai beberapa kemampuan, di antaranya
adalah melakukan Aeroseeding.

Kemampuan pesawat C-212-200 ini dinilai masih

sangat strategis di masa sekarang maupun masa yang akan datang, mengingat masih

banyaknya permasalahan bangsa di beberapa wilayah di Indonesia yang disebabkan oleh
manusia maupun alam.

Dalam pelaksanaannya, Aeroseeding

di Indonesia yang

melibatkan alutsista TNI AU merupakan suatu bentuk kerjasama TNI AU dengan
Kementrian Kehutanan dengan tujuan menyukseskan gerakan sejuta pohon untuk
mengatasi pemanasan global.
3.

Aeroseeding adalah metode penanaman tanaman dengan cara penebaran benih

secara langsung dari udara melalui pesawat terbang dengan sasaran utama : lokasi hutan
lindung yang gundul/bekas kebakaran yg sulit dijangkau oleh manusia apabila dilakukan
secara manual dengan tujuan mempercepat pulihnya fungsi sumber daya hutan tanah
dan air pada kawasan hutan lindung sehingga dpt dimanfaatkan masyarkat terutama
catchment sumber mata air.
4.


Maksud dan Tujuan. Maksud dari penulisan naskah ini adalah untuk memberikan

gambaran tentang Penerapan Teknologi Aeroseeding Oleh Pesawat C-212-200 Skadron
Udara 4 Dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Sejuta Pohon Untuk Mengatasi
Pemanasan Global. Adapun tujuannya adalah agar dapat digunakan sebagai bahan
masukan dan pertimbangan bagi pimpinan dalam mengambil keputusan dan kebijakan di
masa mendatang.
5.

Ruang Lingkup dan Tata Urut.

Penyusunan naskah ini dibatasi Penerapan

teknologi Aeroseeding oleh pesawat C-212-200 skadron udara 4 dalam rangka
menyukseskan gerakan sejuta pohon untuk mengatasi pemanasan global dan disusun
dengan tata urut sebagai berikut:
a.

Pendahuluan.


b.

Dasar Pemikiran.

3
c.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

d.

Penerapan Aeroseeding Menggunakan Pesawat C-212-200.

e.

Keuntungan Aeroseeding dengan Pesawat C-212-200.

f.


Kerugian Aeroseeding dengan Pesawat C-212-200.

g.

Kesimpulan dan Saran

DASAR-DASAR PEMIKIRAN
6.

Dasar pemikiran yang digunakan pada pembahasan tulisan ini adalah sebagai

berikut:
a.

Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional

Indonesia.

Di dalam Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 pasal 7 ayat (2)


dijelaskan bahwa salah satu tugas pokok TNI adalah melaksanakan Operasi Militer
Selain Perang (OMSP) yang salah satunya adalah membantu menanggulangi
bencana alam, pengungsian dan kemanusiaan. Bencana alam di Indonesia sering
terjadi yang secara langsung maupun tidak langsung bersumber dari perbuatan
manusia disamping fenomena alami dari alam yang kita tempati.

Kebakaran

Hutan dan pemanasana global adalah beberapa dari banyak bencana alam yang
sering terjadi di Indonesia.

Pemerintah saat sedang gencar-gencarnya

melaksanakan upaya untuk menanggulanginya agar dapat menjaga keseimbangan
ekosistem dan kepentingan hidup manusia. TNI Angkatan Udara dengan Alutsista
dan kemampuan yang ada bisa diarahkan untuk membantu tugas tersebut.
b.

Perpang TNI/14/III/2008 tentang OMSP.


Di dalam Perpang TNI Nomor

14/III/2008 diatur secara jelas tentang salah satu tugas TNI yaitu melaksanakan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP), sehingga apabila TNI AU dalam hal ini
Skadron Udara 4 memiliki payung hukum yang kuat untuk melaksanakan kegiatan
membantu tugas pemerintah dengan melaksanakan misi Aeroseeding .
c.

Keputusan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Nomor: Kep/571/X/2012

tentang Doktrin TNI Angakatan Udara Swa Bhuwana Paksa.

Pada poin 15

4
dijelaskan tentang tugas TNI Angkatan Udara dalam bidang OMSP, salah satunya
tentang menanggulangi bencana alam, pengungsian dan kemanusiaan. Hal-hal
inilah yang dapat dioptimalkan untuk membantu tugas pemerintah khususnya
dalam menanggulangi bencana alam kebakaran hutan dan pemanasan global
dengan melaksanakan misi Aeroseeding di tempat-tempat yang rawan terjadinya

bencana. Kemudian didukung pula dengan pernyataan pada poin 20 tentang
keunggulan TNI AU terdapat kecepatan, ketinggian, daya jangkau dan fleksibilitas
yang menunjukkan kelebihan TNI AU dalam pelaksanaan tugasnya.
d.

Peraturan

Kepala

Staf

TNI

Angkatan

Udara

Nomor:

Perkasau/24/V/2008 tentang Buku Petunjuk Induk TNI Angkatan Udara

tentang Operasi Udara.

Di dalam penjelasan ditekankan lagi tentang

keunggulan TNI AU terdapat kecepatan, ketinggian, daya jangkau, fleksibilitas serta
peran TNI Angkatan Udara dalam OMSP. Hal-hal inilah yang dapat digunakan
untuk membantu tugas pemerintah khususnya dalam menanggulangi bencana
alam kekeringan dan banjir dengan melaksanakan misi Aeroseeding di tempattempat yang rawan terjadinya bencana.
e.

Prosedur Tetap Operasi Penerbangan Pesawat C-212-200 Skadron

Udara 4.

Prosedur ini memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur tentang

teknis pelaksanaan penerbangan Aeroseeding

menggunakan pesawat C-212-


200 yang merupakan Alutsista yang dioperasikan Skadron Udara 4.

Prosedur ini

mempunyai sifat mengikat dan harus ditaati oleh seluruh awak pesawat maupun
segenap unsur yang terlibat dalam operasi penerbangan pesawat C-212-200 dari
Skadron Udara 4. Dengan demikian optimalisasi peran Skadron Udara 4 pada misi
Aeroseeding guna membantu tugas pemerintah pada lima tahun mendatang dapat
terwujud.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PESAWAT C-212-200 SKADRON
UDARA 4

7.

Upaya untuk meningkatkan kemampuan pesawat C-212-200 Skadron Udara 4

pada misi Aeroseeding

dalam rangka menanggulangi bencana alam banjir dan

kekeringan tidak terlepas dari beberapa pengaruh.

Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan pesawat C-212-200 Skadron Udara 4 untuk melaksanakan

5
misi Aeroseeding di Indonesia adalah sebagai berikut:
a.

Politik.

Kondisi politik Indonesia pasca reformasi seperti sekarang ini

telah membawa perubahan kehidupan ke arah demokratisasi. Namun momentum
perubahan ini belum sepenuhnya ditanggapi secara dewasa oleh masyarakat dan
partai-partai politik, bahkan sebagian pihak yang tidak bertangung jawab sengaja
memanfaatkan kondisi yang ada untuk mendapatkan keuntungan golongan. Arah
perjuangan yang semula untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat Indonesia telah
bergeser menjadi perjuangan untuk kepentingan kelompok tertentu. Hal ini terlihat
dengan

pertentangan

yang

terus

terjadi

antar

elit

partai

politik

dalam

memperjuangkan kepentingan kelompoknya tersebut. Kondisi yang demikian ini
mengakibatkan

terabaikannya

kepentingan

Nasional

yang

seharusnya

mendapatkan prioritas yang lebih utama, salah satunya adalah kepentingan
pertahanan. Akibatnya TNI mengalami kesulitan dalam pengembangan kekuatan
maupun pembinaan kemampuan yang dimilikinya, termasuk kesulitan juga dalam
mengajukan kebutuhan pemeliharaan dan pengembangan kemampuan alutsista.
Hal ini disebabkan karena para elit politik kurang memahami pentingnya kekuatan
pertahanan sebagai garda terdepan dalam upaya mempertahankan kedaulatan
dan keutuhan wilayah NKRI.
b.

Ekonomi.

Perkembangan Ekonomi Indonesia pada dasawarsa terakhir

ini cukup baik, bahkan Indonesia termasuk didalam sebagian kecil Negara yang
tetap mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tengah krisis ekonomi
dunia pada tahun 2009. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata
mencapai 6%, dan Indonesia termasuk lima negara yang dapat mencapai
pertumbuhan ekonomi tersebut. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
semakin baik maka dana pemerintah untuk menjalankan program-programnya
akan semakin meningkat. Sehingga program penanaman sejuta pohon dalam
rangka mengatasi pemanasan global dapat dilaksanakan.
c.

Sosial Budaya.

Kebanyakan masyarakat Indonesia yang berada

dipedalaman dan para pemegang HPH (Hak Pengelola Hutan) kurang memiliki
kesadaran tentang pentingnya kelestarian hutan, sehingga sering melaksanakan
pembakaran dan penebangan hutan untuk membuka lahan baru tanpa memikirkan
akibat daripadanya.

Di samping itu, kesadaran masyarakat Indonesia akan

menjaga kelestarian lingkungan khususnya dalam membuang sampah pada

6
tempatnya masih sangat kurang, sehingga banyak dijumpai sampah menumpuk di
tempat-tempat yang bukan seharusnya.

Kehidupan sosial budaya suatu bangsa

akan berpengaruh pula terhadap kemajuan yang ingin dicapai oleh bangsa
tersebut. Kultur turun-temurun masyarakat Indonesia yang telah mengalami masa
penjajahan dalam jangka waktu lama menyebabkan profit-minded lebih menonjol
dibandingkan dengan mission-minded sehingga kondisi yang muncul adalah
kepentingan pribadi lebih diutamakan daripada kepentingan umum. Jika budaya
yang berkembang adalah budaya yang negatif seperti malas, ketidakpedulian,
mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, maka tujuan yang akan dicapai
dari suatu kegiatan akan banyak mengalami hambatan dan kendala.
d.

Pertahanan.

Saat ini Pemerintah dalam hal ini Kementrian Pertahanan

telah belajar dari adanya embargo yang terjadi pada tahun 1998. Pada saat itu
banyak sekali alutista yang dimiliki TNI mendapatkan embargo dari negara
produsen alutsista tersebut, sehingga menyebabkan banyakanya alutsista yang
tidak siap pakai. Hal ini memberikan dampak yang cukup signifikan terdapat
kesiapan TNI didalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Saat ini pemerintah telah mengevaluasi kejadian tersebut sehingga kebijakan saat
ini yaitu dengan mengoptimalkan industri pertahanan dalam negeri. Pesawat C212-200 merupakan pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia yang bekerjasama
dengan pabrik pesawat CASA Spanyol, dengan adanya kebijakan tersebut
diharapkan pada masa yang akan datang kesiapan pesawat C-212-200 dapat lebih
optimal didalam mendukung tugas TNI AU.

PENERAPAN AEROSEEDING MENGGUNAKAN PESAWAT C-212-200.
8.

Skadron Udara 4 adalah skadron operasi dibawah Wing 2 Lanud Abdulrachman

Saleh dengan alutsista pesawat C-212-200. Pesawat C-212-200 adalah pesawat angkut
ringan dengan kemampuan bermanouver (manouverable) yang cukup lincah sehingga
cocok sekali untuk melakukan kegiatan Aeroseeding yang dilaksanakan didaerah
pegunungan.

Teknologi

Aeroseeding

merupakan

metode

baru

didalam

proses

penanaman benih, untuk mengetahui efektifitas metode tersebut maka perlu diadakan
ujicoba. Adapun Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam proses ujicoba Aeroseeding
adalah :

7
a.

Tahap Observasi .

Tahap Observasi adalah tahap paling awal yang

dilaksanakan oleh tim. Kegiatannya adalah melaksanakan survey udara dan
pengambilan data berupa foto udara vertikal dan video streaming terhadap wilayah
yang akan dilaksanakan Aeroseeding . Berdasarkan data foto udara vertikal dan
video streaming dapat diperoleh informasi tentang kondisi hutan, dan kontur
medan.
b.

Tahap Perencanaan.

Dari data yang diperoleh dalam tahap observasi

dapat dilaksanakan perencanaan untuk menentukan sasaran (spot) yang tepat
untuk dilaksanakan aeroseeding, sehingga diharapkan kegiatan dapat berlangsung
secara aman, effisien dan tepat sasaran. Adapun kegiatan pada tahap
perencanaan adalah :
1)

Analisa daerah dan penentuan koordinat lokasi yang akan ditaburi

benih. Titik koordinat merupakan informasi yang penting untuk menentukan
ketepatan sasaran penebaran oleh pesawat terbang
2)

Persiapan Benih. Kegiatan ini adalah menentukan benih dan

menyiapkan benih yang cocok dengan daerah yang akan di semai. Pada
tahap ini juga disiakan bjumlah benih yang disesuaikan dengan kebutuhan
lahan yang ada.

3)

Kebutuhan Jam Terbang. Pada tahap ini diperhitungkan jumlah

kebutuhan jam terbang disesuaikan dengan jumlah lahan dan jumlah bibit
yang akan disemai. Penentuan kebutuhan jam terbang juga berfungsi untuk
menentukan dukungan logistik yang dibutuhkan.
c.

Tahap pelaksanaan.

Pelaksanaan Aeroseeding

dilaksanakan pada

dilaksanakan oleh personel Skadron Udara 4 bekerja sama dengan personel dari
kementrian kehutanan menggunakan pesawat C-212-200 yang telah dimodifikasi.
Penaburan benih dilakukan oleh crew pesawat dari dalam pesawat, dimana
terdapat cerobong pembuangan benih yang telah dibuat sedemikian rupa agar
dapat menabur benih dengan aman. Pada tahap pelaksanaan berdasarkan pada
rencana yang telah dibuat dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada.

8
d.

Tahap Evaluasi.

Pada

tahap

ini

dilaksanakan

evaluasi

terhadap

pelaksanaan secara keseluruhan dari tahap observasi, perencanaan dan
pelaksanaan serta hasil penyemaian. berdasarkan pelaksanaan penerapan,
Aeroseeding dapat berjalan dengan baik dan lancar dengan pertumbuhan bibit
yang disemai mencapai 55%. Data ini didapat dari hasil observasi kementrian
kehutanan ke daerah penyemaian pada tahun 2009.

KEUNTUNGAN AEROSEEDING DENGAN PESAWAT C-212-200.
9.

Aeroseeding merupakan teknik penyemaian bibit yang dilakukan melalui pesawat

terbang yang memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a.

Kecepatan.

Pesawat C-212-200 dengan kemampuan angkut 1500 kg /

flight dan kecepatan ± 300 km/jam akan dapat menyelesaikan pekerjaan
Aeroseeding lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan sarana yang lainnya.
b.

Jarak Jangkau.

Dengan endurance ± 4 jam diudara dan radius of action

± 1200 km, maka Aeroseeding dengan menggunakan pesawat C-212-200 dapat
dilaksanakan dimana saja tanpa harus menggeser sarana pendukung munuju titik
pendekat ke sasaran, sehingga effisiensi transportasi dapat diminimalis.
c.

Dapat Menjangkau Segala Medan.

Dengan manouverable yang bagus

pesawat C-212-200 dapat melaksanakan Aeroseeding di tempat-tempat dengan
medan yang berat dan medan yang tidak terjangkau sekalipun.
d.

Effisiensi Waktu, Effisiensi Tenaga dan Keselamatan Manusia.

Dari

beberapa keuntungan strategis di atas maka Aeroseeding dipastikan dapat
memberikan effisiensi yang tinggi terutama pada waktu, tenaga dan keselamatan
manusia. Hal ini dapat dipahami apabila kegiatan penyemaian benih (seeding)
ditempat yang tidak terjangkau oleh manusia harus dipaksakan dikerjakan oleh
tenaga manusia, disamping butuh waktu yang lama dan tenaga kerja yang ekstra
belum tentu menjamin keselamatan pekerja dari cuaca buruk, penyakit dan
serangan binatang buas.

9

KERUGIAN AEROSEEDING DENGAN PESAWAT C-212-200.
10.

Didalam pelaksanaan Aeroseeding juga tidak terlepas dari beberapa kekurangan

jika dibandingkan dengan teknik menanam langsung. Adapun kekurangan tersebut:
a.

Hasil Penyemaian Tidak Merata.

Dengan

penggunaan

teknik

Aeroseeding dimana benih di taburkan dari udara sehingga tidak memperhatikan
jarak tanam daripada tiap-tiap pohon. Hal ini menyebabkan jarak antar pohon tidak
sama.
b.

Tingkat Keberhasilan Relatif Kecil.

Aeroseeding yang dilakukan pada

tahap penerapan dilaksanakan pada daerah pegunungan yang sulit dijangkau oleh
manusia, sehingga bibit yang disemai sedikit mendapatkan perawatan. Hal ini
berakibat pada tingkat keberhasilan yang relative rendah yaitu sekitar 55%. Hasil
tersebut relative rendah jika dibandingkan dengan penanaman secara manual
dimana tingkat keberhasilan dapat mencapai 90%.

c.

Tergantung Cuaca.Teknik Aeroseeding menggunakan pesawat udara,

dimana pesawat udara memiliki kekurangan sangat bergantung pada cuaca. Pada
saat cuaca cerah hal ini bagus untuk melaksanakan Aeroseeding, namun hal ini
berbanding terbalik apabila cuaca buruk maka Aeroseding sulit dilaksanakan
karena sangat beresiko terjadinya Accident.

KESIMPULAN DAN SARAN
11.

Kesimpulan
a.

Didalam penerapan teknologi Aeroseeding

dipengaruhi oleh faktor-faktor

antara lain Politik, Ekonomi Sosial Budaya dan Pertahanan. Faktor politik
memberikan dampak negatif karena banyaknya elite politik yang mementingkan
kepentingan kelompok daripada kepentingan negara, faktor Ekonomi memberikan
dampak positif karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik, faktor

10
sosial budaya memberikan dampak negatif karena tingkat kesadaran masyarakat
yang masih rendah akan pentingnya kelestarian hutan serta tingkat disiplin yang
rendah dan faktor pertahanan memberikan dampak positif dimana kebijakan
pemerintah mengutamakan industri pertahanan dalam negeri untuk mengatasi
permasalahan bidang pertahanan.
b.

Penerapan Aeroseeding. Aeroseeding terdiri dari tiga tahap yaitu Tahap

Observasi

Kegiatannya adalah melaksanakan survey udara dan pengambilan

data berupa foto udara vertikal dan video streaming terhadap wilayah yang akan
dilaksanakan Aeroseeding, Tahap Perencanaan Dari data yang diperoleh dalam
tahap observasi dapat dilaksanakan perencanaan untuk menentukan sasaran
(spot) yang tepat untuk dilaksanakan aeroseeding, sehingga diharapkan kegiatan
dapat berlangsung secara aman, effisien dan tepat sasaran, Tahap pelaksanaan
Aeroseeding adalah dengan melaksanakan penaburan benih sesuai dengan
koordinat, jumlah benih yang ditabur dan waktu yang telah ditentukan pada saat
perencanaan serta tahap evaluasi dimana dilaksanakan evaluasi tentang seluruh
kegiatan ujicoba Aeroseeding.
c.

Keuntungan Aeroseeding menggunakan Pesawat C-212-200 antara lain

kecepatan,

jarak jangkau, dapat menjangkau segala medan, effisiensi waktu,

effisiensi tenaga dan keselamatan manusia.
d.

Didalam pelaksanaan Aeroseeding juga tidak terlepas dari beberapa

kekurangan jika dibandingkan dengan teknik menanam langsung. Adapun
kekurangan tersebut hasil penyemaian tidak merata, tingkat keberhasilan relatif
kecil jika dibandingkan dengan penanaman secara manual dan ketertergantungan
pada cuaca.
12.

Saran
a.

Mengingat pesawat C-212-200 Skadron Udara 4 merupakan alutsista

buatan PT Nurtanio tahun 1985 yang sampai sekarang telah mencapai usia hampir
30 tahun, mempunyai banyak permasalahan sistem dan sudah banyak mengalami
penurunan performance, maka perlu adanya program dan kajian-kajian tentang
jenis dan spesifikasi pesawat yang sesuai untuk mengganti pesawat C-212 Casa.

11
b.

Mengingat

relative

kecilnya

keberhasilan

Aeroseeding

maka

perlu

dilaksankan pengembangan bibit tanaman menggunakan rekayasa DNA agar
tingkat ketahanan bibit lebih kuat sehingga keberhasilan Aeroseeding dapat lebih
tinggi.
c.

Perlu pengembangan peralatan

Aeroseeding sehingga benih dapat

menyebar secara merata dan pelaksanaan Aeroseeding dapat lebih efisien dan
efektif.

PENUTUP
13.

Demikian penjelasan tentang Aeroseeding yang dilaksanakan oleh Skadron Udara

4 Wing 2 Lanud Abdulrachman Saleh semoga dapat memberikan gambaran dan
manfaatnya bagi kita semua. Semoga kegiatan Aeroseeding ini dapat diikuti oleh semua
pihak yang berkepentingan sebagai langkah nyata dalam rangka mengembalikan fungsi
hutan sebagaimana mestinya untuk mengatasi pemanasan global di bumi ini dan
diharapkan kerusakan bumi yang lebih parah dapat dihindari.

Jakarta, 24 Oktober 2014
Perwira Siswa,

Jamal A. Nasir. S.T.,M.M.
Kapten Tek NRP 532381

Dokumen yang terkait

ANALISIS OVEREDUCATION TERHADAP PENGHASILAN TENAGA KERJA DI INDONESIA BERDASARKAN SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL 2007

6 234 19

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS VALIDITAS BUTIR SOAL UJI PRESTASI BIDANG STUDI EKONOMI SMA TAHUN AJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN JEMBE

1 50 16

ANTARA IDEALISME DAN KENYATAAN: KEBIJAKAN PENDIDIKAN TIONGHOA PERANAKAN DI SURABAYA PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG TAHUN 1942-1945 Between Idealism and Reality: Education Policy of Chinese in Surabaya in the Japanese Era at 1942-1945)

1 29 9

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

JUDUL INDONESIA: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI KOTA METRO\ JUDUL INGGRIS: IMPLEMENTATION OF INCLUSIVE EDUCATION IN METRO CITY

1 56 92

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER PADA CERPEN-CERPEN KARYA SISWA SMP DALAM MAJALAH HORISON DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 33 89

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TINGGI TANJUNG KARANG PERKARA NO. 03/PID.SUS-TPK/2014/PT.TJK TENTANG TINDAK PIDANA KORUPSI DANA SERTIFIKASI PENDIDIKAN

6 67 59