HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN. pdf

Jurnal Penelitian Siswa

2016

HUBUNGAN JENGGOT DENGAN KECERDASAN DAN PENAMPILAN
Shafna Annisa Harimurti dan Dona Fitria Nur Azizah
ABSTRAK
Sejak KH. Said Agil Siradj melontarkan pernyataan bahwa jenggot dapat mengurangi kecerdasan,
muncul berbagai reaksi baik pro maupun kontra. Tujuan dari penelitian adalah menguji apakah ada
hubungan antara jenggot dengan kecerdasan dan sikap ramah. Berdasarkan kajian literatur diperoleh
data bahwasanya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenggot dengan kecerdasan maupun
dengan sikap ramah. Metode yang kami gunakan adalah kuantitatif dengan melakukan survei untuk
mengumpulkan data-data prestasi akademik dan sikap perilaku 15 orang yang berjenggot dan 15
orang tidak berjenggot yang kami pilih secara acak (random sampling) kemudian membandingkannya
dengan bantuan software SPSS. Hasil analisis regresi linier menunjukkan bahwa terdapat korelasi
antara jenggot dan kecerdasan sebesar 58 %. Nilai IPK dari responden yang tinggi 33,7%-nya
dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Sehingga dalam uji T diketahui bahwa jenggot memiliki
pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan pria karena signifikansinya hanya 0,001. Seluruh pria yang
berjenggot maupun yang tidak berjenggot sama-sama bisa berpenampilan yang menarik.
Kata Kunci : jenggot, IPK, kecerdasan, ramah
PENDAHULUAN

Pernyataan KH. Said Agil Siradj Ketua
PBNU versi Muktamar Jombang tahun 2015
yang menyatakan “Orang berjenggot itu
mengurangi kecerdasan, jadi syaraf yang
sebenarnya untuk mendukung kecerdasan
otak, ketarik oleh, untuk memanjangkan
jenggot,” sontak membuat geger kalangan
umat Islam di Indonesia. Pernyataan
kontroversi tersebut juga mengundang pro
dan kontra di kalangan warga NU sendiri.
Sebagian
kalangan
NU
ada
yang
membenarkannya dan sebagian yang lain ada
yang menyalahkan bahkan mengecamnya.
Pernyataan pembelaan terhadap pernyataan
KH. Said Agil Siradj di antaranya datang dari
Hamim Mustofa Nerashuke dalam webnya :

www.ngaji.com. Sebenarnya Hamim Mustofa
Nershuka hanya mencoba menengahi dengan
memberikan beberapa alasan warga NU tidak
menghujat habis-habisan terhadap KH. Said
Agil Siradj. Dalam webnya Hamim Mustofa
Nerashuke menyebutkan beberapa pendapat
yang senada dengan pernyataan KH. Said
Agil Siradj. Di antaranya adalah :

SMA Negeri 3 Cilacap

1. Abdul Malik bin marwan berkata:
“Barangsiapa panjang jenggotnya
maka ia sedikit akalnya.”
2. Ashabul firosah berkata: “Ketika
seseorang tinggi perawakan dan
panjang jenggotnya maka bisa
dipastikan ia orang yang bodoh.”
3. Sebagian Ahli Hikmah mengatakan:
“Tempatnya akal itu pada otak, jalan

jiwa itu melalui hidung dan tempat
kebodohan itu pada panjangnya
jenggot.”
4. Sa'ad bin Manshur mengatakan: “Aku
berkata kepada Ibn Idris: “Apakah
kamu tahu Sulam bin Abi Hafshah ?”
Dia menjawab : “Iya, aku melihat
panjang jenggotnya dan dia bodoh.”
5. Ziad berkata: “Tidaklah tambah lelaki
yang
jenggotnya
melebihi
genggammannya,
kecuali
hanya
tambah
kurang
akalnya
(kecerdasannya).”
Pernyataan kecaman di antaranya datang dari

NU Garis Lurus. Dalam webnya NU Garis
Lurus menyebutkan bahwa para Kyai NU
1

Jurnal Penelitian Siswa

kharismatik hampir semuanya berjenggot,
termasuk juga pendiri NU, yaitu KH. Hasyim
Asyari.
KH.
Zuhrul
Anam
Hisyam atau Gus
Anam pengasuh Pondok Pesantren Leler
Banyumas Jawa Tengah menjawab dengan
gubahan syair :
“Para imam pembawa petunjuk mereka mempunyai jenggot,
Dari Imam Malik sampai Imam Abi Hanifah.

Dan Imam Ahmad serta Imam Syafi’i yang agung,

Perkataan ini demi Allah mempunyai banyak cacat.
Adapun Said dan seseorang yang lain telah melecehkan,
Mereka semua adalah orang -orang yang meremehkan.”

2016

1. Bagaimana hubungan jenggot dengan
kecerdasan seorang pria ?
2. Bagaimana hubungan jenggot dengan
penampilan seorang pria ?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Meneliti pengaruh jenggot terhadap
kecerdasan seorang pria.
2. Meneliti pengaruh jenggot terhadap
sikap dan perilaku seorang pria.
Manfaat Penelitian

Kecaman para kyai terhadap KH. Said Agil

Siradj
membuat
beliau
meralat
pernyataannya. Dalam web : www.nu.or.id
KH. Said Agil Siradj mengatakan :
“Memelihara jenggot termasuk salah satu
sunnah Rasulullah SAW sehingga kaum
muslim boleh mengamalkannya. Tapi yang
ditiru jangan hanya jenggotnya saja,
melainkan akhlaknya.” Kemudian beliau
melanjutkan : ”kecerdasannya itu akan turun
ke hati. Artinya orang berjenggot panjang
adalah simbol dari hati yang sudah arif,
bersih, sudah tidak lagi memikirkan harta
dunia, kedudukan, dan ikhlas lillahi
ta’ala. Ulama sufi dan wali semuanya
berjenggot, kecerdasan pindah dari otak ke
hati.”
Kejadian tersebut membuat kami tertarik

untuk melakukan penelitian, apakah benar
jenggot mempengaruhi kecerdasan atau tidak.
Rumusan Masalah
Sejak jaman dahulu banyak ulama dan
ilmuwan yang berperilaku ramah namun tetap
memiliki jenggot. Pernyataan KH Said Agil
Siradj yang merupakan salah satu pemimpin
ormas Islam terbesar di Indonesia membuat
pro dan kontra. Bertitik tolak dari latar
belakang
tersebut,
dapat
dirumuskan
permasalah penelitian sebagai berikut:
SMA Negeri 3 Cilacap

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Menemukan jawaban ilmiah dari
polemik

berkepanjangan
seputar
jenggot.
2. Sebagai
salah
satu
upaya
menanamkan sikap ilmiah dalam
menghadapi berbagai wacana-wacana
baru yang membuat geger publik.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Jenggot
Jenggot atau janggut dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah bulu yang tumbuh di
dagu. Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al
Sulmi, dosen perbandingan mazhab Ma'had
Ali li Qadha [Sekolah Tinggi Calon Hakim]
di Riyadh KSA mengatakan : “Para imam
yaitu imam mazhab yang empat saat mereka
menjelaskan pengertian lihyah atau jenggot

mereka mengatakan jenggot adalah semua
rambut yang tumbuh pada dua rahang pipi
dan dagu.” Sedangkan dalam Qamus Muhith
karya Fairuz Abadi atau Lisan Arab karya
Ibnu Manzhur, kita jumpai para pakar bahasa
Arab mengatakan bahwa jenggot adalah
semua bulu atau rambut di wajah. (Aris,
2012)
2

Jurnal Penelitian Siswa

Jenggot Dalam Pandangan Islam
Secara umum, para ulama fiqh 4 madzhab
sepakat bahwa memelihara jenggot adalah
sebuah keutamaan (fadlilah) dan fitrah kaum
lelaki (fithrah). Akan tetapi, apakah
keutamaan dan fitrah itu hukumnya wajib
atau tidak, dan apakah mencukurnya sama
dengan mengingkari fitrah atau tidak? Dalam

hal ini, ulama fiqh 4 madzhab memiliki
pandangan berbeda (akhtilaf). Perbedaan
pendapat tersebut dapat diperinci sebagai
berkut:
1. Hanafiyah
Mayoritas
ulama
madzhab
Hanafi
mewajibkan memelihara jenggot dan haram
mencukurnya, terutama jenggot yang tumbuh
pertama kali. Dalam Kitab Radd al-Muhtar
‘ala
Dar
al-Mukhtar,
Ibnu
Abidin
menyatakan: ‫( حَُْرُم حعلحى الّر ُج ِل قحطْ ُع ِِْيحتِ ِه‬Haram atas
laki-laki memotong jenggotnya).
2. Malikiyah

Ulama Malikiyah berbeda pendapat, ada yang
menghukumi
wajib
dan
ada
yang
menghukumi sunnah memelihara jenggot.
Yang menghukumi wajib memelihara
jenggot,
otomatis
mengharamkan
mencukurnya. Sedangkan ulama yang
menghukumi sunnah memelihara jenggot,
memakruhkan mencukurnya. (lihat Hasyiah
ad-Dasuqi ‘ala Syarh al-Kabir dan Al-Hafidz
al-Iraqi dalam Tharh al-Tatsrib).
3. Hanabilah
Mayoritas ulama Hanabilah menghukumi
wajib memelihara jenggot dan haram
mencukurnya, seperti dikatakan Ibnu Muflih
dalam Kitab al-Furu’:

2016

ِ ‫ وِِ الْم ْذ حه‬، ُ‫ويُ ْع ِفي ِِْيح تحه‬
‫ب حما حَْ يُ ْستح ْه حج ْن طُوُحا حوحَُْرُم حح ْل ُق حها‬
‫ح ح‬
‫ح‬
(Dibiarkan jenggotnya, di dalam mazhab
(Hanabilah) selama panjangnya jenggot tidak
dikhawatirkan menyebabkan buruk dan haram
mencukurnya).
4. Syafi’iyah
Sebagaimana ulama Malikiyah, ulama
Syafi’iyah juga berbeda pendapat dalam
menentukan
hukum
memelihara
dan
mencukur jenggot. Namun pendapat yang
paling kuat di kalangan Syafi’iyah adalah
yang menghukumi sunnah memelihara dan
makruh mencukur. Pendapat inilah yang
dipegang mayoritas umat Islam Indonesia.
Kemakruhan mencukur jengggot, di antaranya
dinyatakan oleh Imam al-Ghazali, al-Nawawi,
al-Rafi’i, Zakariya al-Anshari, Ibnu Hajar alHaitamy, al-Ramli, al-Khatib as-Syarbini, dan
lainnya. Sedangkan keharaman mencukur
jengot, dinyatakan oleh Imam as-Syafi’i, Ibnu
al-Rifa’ah, al-Hulaimi, al-Qaffal as-Syasyi.
(Yasin, 2015)
Jenggot dan Kesehatan
Jenggot ternyata bermanfaat bagi kesehatan
laki-laki, begitu juga dengan kumisnya
(kumis diperintahkan untuk dipotong, tetapi
tidak mesti harus habis). Berikut manfaatnya:
1. Pelindung dari sinar matahari
Sebuah studi terbaru dari University of
Southern Queensland mengungkapkan bahwa
jenggot dapat memberikan perlindungan yang
signifikan dari sinar matahari yang dapat
menyebabkan kerusakan kulit dan kanker
kulit.
Secara rinci, peneliti menemukan bahwa
bagian tubuh yang tertutup oleh kumis dan

SMA Negeri 3 Cilacap

3

Jurnal Penelitian Siswa

cambang rata-rata tiga kali lebih sedikit
terpapar sinar UV yang berbahaya
dibandingkan dengan bagian tubuh yang tidak
tertutup rambut apapun.
Dengan menggunakan teknik dosimetrik yang
dapat mengukur jumlah sinar atau radiasi
yang diserap tubuh, diperoleh fakta bahwa
jenggot memberikan perlindungan terhadap
sinar matahari hingga 90-95 persen, meski hal
itu bergantung pada panjangnya jenggot.
“Secara umum rambut memang menawarkan
perlindungan terhadap sinar matahari. Itulah
mengapa wanita tak begitu mengalami
kerusakan kulit akibat sinar matahari jika
rambutnya menutupi bagian belakang leher
dan bagian samping wajahnya,” tandas Dr.
Nick Lowe, seorang pakar dermatologi
terkemuka yang berbasis di London.
“Tapi ternyata ketebalan rambutnya juga
berpengaruh. Sama halnya dengan faktor SPF
karena makin tinggi kepadatan dan kelebatan
rambutnya maka makin tinggi SPF-nya.
Makanya ketika saya berpraktik di California,
saya sering melihat peselancar yang botak
tapi berjenggot justru lebih sering mengalami
kerusakan kulit akibat sinar matahari dan prakanker di kepala mereka, daripada jika
mereka punya rambut di atas kepala,”
tambahnya.
Teori lain dinyatakan oleh Iain Sallis, seorang
konsultan trikologi. Menurutnya cahaya
memancar dalam bentuk garis lurus tapi
ketika bertabrakan dengan jenggot yang
keriting, maka jenggot itu akan memecah
cahayanya sehingga tak pernah mencapai
kulit.
2. Mencegah serangan asma
Pria yang asmanya dipicu oleh serbuk bunga
dan debu dapat terlindungi oleh jenggot yang
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

lebat karena jenggot itu dapat membantu
mengurangi gejala asmanya.
“Kumis yang menutupi area hidung dapat
menghambat pemicu alergi atau alergen
masuk ke dalam hidung dan terhirup masuk
ke paru-paru,” kata Carol Walker, pakar
rambut medis dan pendiri Birmingham
Trichology Centre.
Tapi menurut seorang dokter umum yang
berbasis di London, Dr. Rob Hicks, hanya
serbuk sari yang bisa terperangkap dengan
cara ini, tapi tidak dengan debu yang
berbentuk mikroskopis. Kalaupun bisa
terjebak di kumis, debu-debu itu bisa
menumpuk di kumis dan hanya tinggal
menunggu waktu, lama-lama keduanya pun
bisa masuk ke dalam hidung.
“Teorinya, kumis tak serta-merta dapat
menghambat pemicu asma untuk measuk ke
saluran pernafasan, kecuali jika sangat lebat,”
simpul Dr. Felix Chua, dokter dan konsultan
penyakit sistem pernafasan dari London
Clinic, Harley Street.
3. Memperlambat penuaan
Dari waktu ke waktu, rambut yang tumbuh di
wajah dapat membantu menjaga kulit agar
tetap awet muda dan sehat.
“Dengan kata lain rambut itu menjaga agar
kulit tetap lembab dengan melindunginya dari
angin yang dapat mengeringkan kulit dan
mengganggu upaya perlindungan terhadap
kulit,” ujar Dr. Lowe.
Dr.
Lowe
juga
menyarankan,
jika
mengenakan pelembab, usahakan agar Anda
juga memberi pelembab di kumis dan jenggot.
Itu lebih baik daripada mengoleskan
pelembab pada bagian wajah yang tak
4

Jurnal Penelitian Siswa

berambut atau telah dicukur karena akan lebih
mudah terhapus.
4. Melawan batuk
Menurut Carol Walker, jenggot tebal yang
tumbuh di bawah dagu dan leher akan
meningkatkan
temperatur
leher
serta
membantu melawan demam dan batuk.
“Rambut adalah semacam insulator yang
dapat membuat Anda terus merasa hangat.
Jenggot yang panjang dan tebal juga dapat
menjebak udara dingin dan meningkatkan
suhu leher sehingga Anda bisa bertahan di
bawah cuaca dingin,” tukasnya.
5. Mencegah ruam kulit
Justru jika seseorang malas bercukur itu
tandanya kulitnya terhindar dari ruam kulit.
“Bercukur itu merupakan penyebab utama
infeksi bakteri pada bagian tubuh yang
tertutup jenggot. Aktivitas ini dapat berakibat
pada ruam akibat pisau cukur, rambut tumbuh
ke dalam kulit dan folikulitis (infeksi folikel
rambut yang menyebabkan munculnya bintikbintik di kulit,” ungkap Dr. Martin Wade,
konsultan dan pakar dermatologi dari London
Skin and Hair Clinic. ( Bahraen, 2013 )
Jenggot dan Kecerdasan
Terkait dengan “guyonan” KH. Said Agil
Siradj bahwa jenggot dapat mengurangi
kecerdasan, semakin panjang semakin goblok,
ada beberapa point yang menjadi catatan
untuk menyikapi “guyonan” tersebut :
Pertama : Imam Ghozali berkata : "Syuraih
Al-Qoodhli berkata : "Aku berharap kalau aku
memiliki jenggot, meskipun harus membayar
10 ribu dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin
2/257)
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

Al-Ghozali juga berkata : "Para sahabat AlAhnaf bin Qois berkata, "Kami beranganangan untuk membelikan jenggot buat AlAhnaf meskipun harus membayar 20 ribu
dinar/dirham" (Ihyaa 'Uluum ad-Diin 2/257)
Para ulama yang tidak berjenggot dahulu
ternyata berangan-angan untuk memiliki
jenggot meskipun harus membayar mahal
sekali.
Kedua : Di antara daftar orang-orang
berjenggot adalah para Nabi dan para ulama.
Jabir bin Samuroh berkata :
"Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam lebat rambut
janggutnya" (HR Muslim no 2344)
Demikian juga Nabi Harun 'alaihis salam,
Allah berfirman :

ِ
‫ول‬
‫يت أحن تح ُق ح‬
ُ ‫حخش‬
‫تح ۡرقُ ۡب قح ۡوِل‬

ۡ
ۡ ۡ
ِِِّ‫ال يح ۡب نح ُؤّم حَ حَ ُخذ بِلِ ۡحيحِِ حوحَ بِحرأ ِس ۖي إ‬
‫قح ح‬
ِ‫فح ّرۡقت ب ۡۡ ب ِِ إِ ۡسر‬
َۡ‫يل حوح‬
‫ء‬
‫ح‬
‫حح ح‬
‫ح ح‬

“Harun berkata (kepada Nabi Musa) "Hai
putera ibuku, janganlah kamu pegang
jenggotku dan jangan (pula) kepalaku;
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu
akan berkata (kepadaku): "Kamu telah
memecah antara Bani Israil dan kamu tidak
memelihara amanatku" (QS Toha : 94)
Ketiga : Bahkan kita dapati kaum Nashrani
juga tatkala menggambarkan nabi Isa 'alaihis
salaam (yang dianggap tuhan oleh mereka)
ternyata selalu berjenggot.
Keempat : Para ulama –terutama Imam AsySyafi'i dan para ulama madzhab syafi'i,
demikian juga madzhab-madzhab yang laintelah ijmak (sepakat ) akan larangan
mencukur jenggot hingga gundul habis.
Kelima : Tokoh-tokoh Nusantara pun banyak
yang berjenggot. Ada Muhammad Yasin AlFadani, Nawawi Al-Bantani, Agus Salim,
5

Jurnal Penelitian Siswa

Ahmad Dahlan, Buya Hamka, sampai KH.
Hasyim Asy’ari – pendiri NU – juga
berjenggot.
Keenam : Demikian juga banyak tokoh-tokoh
non muslim yang berjenggot, contohnya
Khong hu cu dan Lao Tse.
Demikian juga tokoh-tokoh ilmuan non
muslim seperti James Parkinson (1755 –
1824), William Edmond Logan (1798 –1875),
Asa Gray (1810 - 1888), John Strong
Newberry (1822 – 1892), John Tyndall (1820
– 1893), Alfred Bernhard Nobel (1833 –
1896), John Wesley Powell (1834 – 1902),
Ludwig Eduard Boltzmann (1844 – 1906),
Dmitri Ivanovich Mendeleev (1834 – 1907),
Henry Clifton Sorby (1826 - 1908), Grove
Karl Gilbert (1843 –1918), Pyotr Alexeyevich
Kropotkin (1842 – 1921), Alexander Graham
Bell (1847 – 1922), Wilhelm Conrad Röntgen
(1845 – 1923), dan masih banyak lagi; ini
semua adalah para ilmuwan non-Islam yang
memiliki kecerdasan di atas rata-rata dan
berjenggot.
Ketujuh : Tokoh-tokoh Nusantara yang
dianggap sangat cerdas oleh KH Said Agil
Siradj karena tidak berjenggot, ternyata di
antara mereka beraliran Liberal dan
Pluralisme.
Kedelapan : Sebenarnya pernyataan bahwa
semakin panjang jenggot semakin goblok itu
hanya
berdasarkan
praduga,
bukan
berdasarkan disiplin ilmu tertentu, baik di
bidang kedokteran, atau ahli saraf, atau ahli
agama, atau ahli-ahli yang lainnya.
Kesembilan : KH Said Agil Siradj sendiri
disinyalir waktu masa muda pernah gagah
berjenggot.
Kesepuluh : Bila KH Said Agil Siradj saat ini
lebih memilih tidak berjenggot maka tidak perlu
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

mengejek yang berjenggot dengan menyatakan
mereka goblok. ( Firanda, 2015 )

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metodologi
kuantitatif dengan melakukan survei untuk
mengumpulkan data prestasi akademik orangorang yang berjenggot dan tidak berjenggot
kemudian membandingkannya.
Indikator Penelitian
Dari kajian pustaka di atas, dapat diturunkan
menjadi beberapa indikator. Indikator ini
merupakan landasan kami melakukan
pengumpulan data. Data yang akan kami
kumpulkan adalah :
1. Pengaruh jenggot terhadap kecerdasan.
Indikator yang kami tetapkan adalah
sebagai berikut :
a. Nilai akademik yang meliputi nilai
IPK raport atau ijazah.
b. Prestasi akademik yang meliputi
prestasi di bidang-bidang yang terkait
dengan kecerdasan, seperti penemuan
baru, dedikasi untuk kemajuan umat
manusia dan sebagainya.
2. Pengaruh jenggot terhadap penampilan
dan karier.
Indikator yang kami tetapkan adalah
sebagai berikut :
a. Penampilan yang menarik dan
perilaku yang ramah, seperti suka
menyapa, murah senyum, sopan dan
lemah-lembut.
b. Kesuksesan dalam kehidupan, seperti
kesuksesan
pengusaha,
tentara,
birokrat dan sebagainya.
c. Kemasyhuran dalam reputasi, seperti
tokoh-tokoh sejarah dan tokoh-tokoh
dunia.
Metode Penarikan Sample
Penarikan sample menggunakan metode
purposive random sampling dengan jumlah
responden minimal 30 orang merujuk kepada
pendapat Roscoe dalam Sekaran.
6

Jurnal Penelitian Siswa

Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis regresi
linier dengan software SPSS 16.0. dan
analisis deskriptif observatif.
Hipotesis
Tidak ada pengaruh jenggot terhadap
kecerdasan maupun perilaku dalam artian
setiap laki-laki baik yang berjenggot maupun
tidak memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi orang yang ramah dan menjadi orang
yang cerdas.
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 – 12
Mei 2016 di kota Cilacap dengan melibatkan
15 responden berjenggot dan 15 responden
tidak berjenggot dengan latar belakang
beragam, mulai dari dosen, guru, pegawai,
karyawan, wiraswastawan, mahasiswa dan
pelajar yang dipilih secara acak (random).
Data-Data Penelitian
Penelitian pertama adalah penelitian pengaruh
jenggot terhadap kecerdasan dengan cara
mengumpulkan IPK para responden dan
menyusunnya
dalam
sebuah
tabel
perbandingan.
Tabel 4.2.1. Perbandingan IPK responden
Responden
IPK
Responden
IPK
klimis
berjenggot
1
2.70
1
3.52
2
2.74
2
3.02
3
3.61
3
3.50
4
2.74
4
2.89
5
2.76
5
2.60
6
2.24
6
3.76
7
3.10
7
3.57
8
2.31
8
3.62
9
2.23
9
3.48
10
2.12
10
3.75
11
3.80
11
3.70
12
3.40
12
3.09
13
2.20
13
3.94
14
2.75
14
3.40
15
3.30
15
3.78
Sumber : hasil survey

SMA Negeri 3 Cilacap

2016

Data di atas menunjukkan bahwa responden
yang berjenggot memiliki kecenderungan
nilai IPK yang lebih tinggi daripada
responden yang tidak berjenggot.
Hasil Analisis Regresi Linier
Hasil pengolahan data dengan analisis regresi
linier menggunakan software SPSS 16.0
menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara
jenggot dengan kecerdasan sebesar 58%.
Tabel 4.3.1. Hasil Analisis R dan R Square
Model Summary
Model
1

R

R Square Adjusted R Square
a

.580

.337

Std. Error of the Estimate

.313

.46571

a. Predictors: (Constant), Kondisi dagu

Dari tabel di atas diperoleh data bahwa
keberadaan jenggot menjadi penyebab
peningkatan kecerdasan pria yang menjadi
responden hingga 33,7 %.
Tabel 4.3.2. Hasil Analisis Uji T
a

Coefficients
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
Kondisi dagu

B

Standardized
Coefficients

Std. Error

2.159

.269

.641

.170

Beta

t

Sig.

8.028 .000
.580

3.772 .001

a. Dependent
Variable: IPK

Sumber : Hasil olahan software SPSS

Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil uji T
menyatakan keberadaan jenggot berpengaruh
kepada peningkatan kecerdasan pria yang
menjadi responden dalam penelitian ini
karena signifikansinya hanya 0,001 < 0,05.
Pembahasan
Jenggot adalah salah satu identitas seorang
pria muslim. Sejak jaman Rasulullah SAW
dan para Shahabatnya, kaum muslimin
senantiasa menjaga identitas keislaman ini.
Hal ini didasarkan oleh sabda Rasulullah
SAW :

ِ ِ ِ‫خالُِفوا الْم ْش ِرك‬
‫ب‬
‫ُ ْح‬
‫ح‬
ْ ‫ۡ حوفُِروا اللِ ححى حو أ‬
‫ّوا ِر ح‬
‫حح ُفوا الش ح‬

“Berbedalah dengan orang-orang musyrikin.
Panjangkanlah jenggot dan potonglah kumis!”
( HR. Bukhari )

7

Jurnal Penelitian Siswa

Dalam hadits yang lainnya, Rasulullah SAW
bersabda :

ِ
ِ
‫س‬
‫ّوا ِر ح‬
‫ب حو أ ْحر ُخوا اللِ ححى حو حخال ُفوا الْ حم ُج ْو ح‬
‫ُجُزوا الش ح‬

“Pendekkan kumis dan panjangkan jenggot,
berbedalah kalian dengan orang-orang
Majusi!”
( HR. Muslim )
Meskipun hadits-hadits di atas dinyatakan
shahih oleh para ulama, namun banyak kaum
muslimin yang enggan mengamalkannya.
Sebagian mereka berargumentasi bahwa
orang-orang musyrikin pada jaman sekarang
ini banyak yang berjenggot, sehingga perintah
Rasulullah SAW untuk berjenggot supaya
berbeda dengan orang-orang musyrikin tidak
berlaku lagi. Argumentasi demikian adalalah
argumentasi yang keliru, karena jenggot telah
dijadikan sebagai identitas seorang pria
muslim oleh Rasulullah SAW, sehingga
selaku seorang muslim seharusnya malu bila
ternyata banyak orang non muslim yang
bangga mengenakan identitas muslim
sementara orang-orang yang mengaku muslim
malah meninggalkannya.
Hal lain yang membuat banyak kaum
muslimin di Indonesia enggan berjenggot
adalah munculnya anggapan bahwa jenggot
adalah ciri dari teroris. Padahal Kapolri
Jenderal Polisi Badrodin Haiti dalam Tabligh
Akbar Indonesia Bersholawat menyatakan
bahwa jenggot bukan ciri teroris. Bahkan
potensi terorisme bisa muncul dari agama
manapun, sehingga tidak benar jika teroris itu
disangkut pautkan dengan Islam. (Islamedia,
2016)
Menurut Direktur Pencegahan Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)
Brigjen Pol Hamidin, terorisme akan selalu
menggunakan konteks agama. Bahkan ribuan
gerakan yang diduga terorisme yang ada di
Indonesia,
semuanya
mengatasnamakan
agama. Terkait kerap dikaitkannya terorisme
dengan Islam dan sebaliknya, BNPT menilai
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

bahwa hal itu merupakan risiko agama
mayoritas. Simbol-simbol agama mayoritas
akan digunakan pelaku, untuk membenarkan
kekerasan yang dilakukan. BNPT sendiri
tidak pernah mempermasalahkan penampilan
agama apa pun, termasuk jenggot. (Faza,
2016)
Kebencian terhadap jenggot lebih disebabkan
oleh rasa ketidaksukaan terhadap ormas atau
kelompok lain yang memelihara jenggot.
Fanatisme buta yang disebarkan dengan cara
menebar kebencian bukanlah hal yang baik.
Perbedaan yang ada di antara ormas-ormas
atau kelompok-kelompok Islam yang ada
semestinya dikembalikan kepada Al-Qur’an
dan Sunnah Rasulullah SAW, bukan malah
dijadikan sebagai alasan memfitnah dan
memusuhi kelompok yang lainnya.
Tuduhan bahwa jenggot dapat mengurangi
kecerdasan sesungguhnya adalah tuduhan
yang tidak benar. Dari data yang kami
kumpulkan ternyata hampir seluruh ulama
kharismatik di Indonesia adalah berjenggot.
KH. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah
berjenggot, KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU
berjenggot, KH. Ahmad Surkati pendiri AlIrsyad berjenggot, Muhammad Natsir pendiri
Masyumi berjenggot, dan lain-lainnya.
Demikian pula para ulama-ulama dunia
seperti : Imam Abu Hanifah, Imam Malik,
Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal,
Imam Bukhari, Imam Muslim, dan lainlainnya semuanya berjenggot. Bahkan
Walisanga semuanya pun berjenggot.
Para ilmuwan dan penemu baik dari kalangan
muslim dan non muslim pada jaman dahulu,
rata-rata berjenggot. Ibnu Sina bapak
kedokteran dunia berjenggot, Ibnu Rusyd
berjenggot, Jabir Ibnu Hayyan berjenggot,
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi
berjenggot, Al-Battani berjenggot, Al-Kindi
berjenggot, Ibnu Khaldun berjenggot, Ibnu
Batutah berjenggot dan lain-lainnya. Para
ilmuwan dan penemu non muslim juga
8

Jurnal Penelitian Siswa

banyak yang berjenggot, seperti Archimedes,
Pythagoras, Socrates, Plato, Aristoteles,
Alexander Graham Bell, Galileo Galilei,
Louis Pasteur, Alfred Nobel, Antonio Meucci,
Dmitri Mendeleev, Johannes Genfleisch, dan
lain-lain juga berjenggot.
Jenggot ternyata tidak menghalangi manusia
untuk sukses sebagai pengusaha. Salah satu
contohnya adalah Kolonel Harland Sanders
yang gambar dirinya dalam keadaan
berjenggot
dijadikan
sebagai
maskot
perusahaan waralaba Kentucky Fried Chicken
(KFC) yang sudah mendunia. Banyak para
pengusaha sukses lainnya yang juga
berjenggot.
Beberapa presiden Amerika Serikat yang
menjadi tokoh legendaris dunia ternyata juga
berjenggot, seperti Abraham Lincoln, Ullyses
S. Grant, James A. Grafield dan Benjamin
Harrison.
Sehingga
jenggot
tidak
menghalangi manusia untuk menjadi seorang
birokrat dan politikus yang memiliki reputasi
yang mendunia.
Pahlawan-pahlawan Indonesia dan prajuritptajurit tangguh yang telah berjuang membela
tanah air banyak pula yang berjenggot, seperti
Kyai Mojo, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura,
Sisingamangaraja, Cik Di Tiro, H. Agus
Salim, Sultan Hassanudin dan sebagainya.
Hasil penelitian Pentagon menyebutkan
bahwa tentara yang berjenggot itu lebih
efektif dan taktis di medan tempur
dibandingkan tentara yang klimis tanpa
jenggot. Jonathon Burns, ketua peneliti,
mengambil sampel 100 tentara. 25 tentara
adalah pasukan khusus (special forces) yang
memang berjenggot. 25 tentara adalah dari
pasukan khusus tanpa jenggot. 25 tentara
adalah tentara biasa yang dibolehkan untuk
memanjangkan jenggot untuk kepentingan
penelitian tersebut. Dan 25 tentara sisanya
adalah tentara biasa tanpa jenggot. Semua
tentara ini diterjunkan di medan perang
Afghanistan selama masa penelitian ini.
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

Hasilnya, 50 tentara yang berjenggot sangat
efektif di medan tempur. Akurasi tembakan
mereka sangat baik. Tidak ada satu pun
diantara 50 tentara tersebut yang terluka atau
mati di medan tempur. Sedangkan tentara
yang tidal berjenggot sangat tidak efektif di
lapangan. Mereka banyak melakukan
kesalahan di medan tempur.
James N. Mattis, seorang petinggi jenderal di
United
States
Central
Command
(CENTCOM) mengatakan bahwa “beards
save lives!” dan merencanakan menetapkan
aturan agar tentara Amerika memanjangkan
jenggot, minimal satu inci.
Para dokter, negarawan, ilmuwan dari
semenjak jaman dulu berpenampilan dengan
berjenggot. Pada zaman dahulu jenggot sudah
menjadi ciri khas orang-orang pintar.
(Syahrial, 2014)
Penelitian dalam jurnal evolution and human
behavior mengungkapkan bahwa semakin
lebatnya jenggot pria, dia akan tampak
semakin maskulin. Riset tersebut melibatkan
351 responden wanita dan 177 pria. Para
responden diminta melihat 10 foto pria
dengan penampilan wajah berbeda-beda
mulai dari yang mulus hingga dipenuhi
rambut. Setelah melihat foto-foto itu,
responden diminta memberikan penilaian
dalam hal maskulinitas, seberapa menarik,
kesehatan, dan kemampuan menjadi orang
tua. Hasilnya pria yang dianggap menarik
oleh wanita adalah pria yang paling tebal
jenggotnya. Sebaliknya, pria yang kurang
menarik adalah mereka yang hanya sedikit
memiliki rambut-rambut disekitar dagunya.
Hasil survei yang kami lakukan dengan
melibatkan 30 responden yang dipilih secara
acak menunjukkan hasil bahwa laki-laki yang
berjenggot cenderung lebih cerdas daripada
yang tidak berjenggot. Analisis regresi linier
menunjukkan bahwa IPK yang tinggi 33,7 %
dipengaruhi oleh keberadaan jenggot. Hal ini
dikarenakan umumnya pria berjenggot aktif
9

Jurnal Penelitian Siswa

dalam kegiatan kampus, sekolah, masjid,
kajian ilmiah dan sebagainya. Dengan
demikian anggapan bahwa jenggot dapat
mengurangi kecerdasan adalah keliru.
Jenggot juga tidak menghalangi para pria
dalam berperilaku ramah. Semua responden
berjenggot yang kami survei semuanya
ramah, suka menyapa, murah senyum, sopan
dan lemah-lembut. Tidak ada satu pun di
antara mereka yang selalu memasang
tampang sangar, muka masam dan
berpenampilan garang.
Sehingga seorang pria yang berjenggot tetap
bisa berpenampilan smart. Hal ini didukung
oleh berbagai data penelitian. Berdasarkan
penelitian yang kami lakukan, laki-laki yang
berjenggot cenderung lebih cerdas daripada
laki-laki yang tidak berjenggot. Berdasarkan
penelitian yang lain diperoleh fakta bahwa
jenggot mampu meningkatkan kesehatan dan
lebih menampakkan sifat maskulin seorang
pria.
Kata smart sebenarnya berasal dari bahasa
Inggris yang berarti pintar. Kata ini kemudian
diserap oleh bahasa Indonesia dengan
memiliki sekumpulan makna, yaitu : cerdas,
pintar, bijak, tampan dan tepat atau tangkas.
(Kamuslengkap, 2016)
Wardana Suryapratama ( 2015 ) dalam
Sarasehan Pentingnya Pendidikan Karakter
pada Generasi Muda di Gedung Subud
Purwokerto
menyatakan
pentingnya
pendidikan karakter untuk mewujudkan
generasi muda yang smart. Hal ini karena
pemuda saat ini adalah pemimpin masa
depan, oleh karena itu pendidikan karakter
bagi generasi muda menjadi sangat penting
dan harus terus menerus dilakukan oleh
semua pihak demi harapan dan masa depan
bangsa Indonesia.
Pada dekade terakhir ini timbul kerisauan di
sebagian kalangan masyarakat terhadap
perilaku masyarakat (termasuk pemuda)
Indonesia yang dinilai menyimpang dari
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

akhlak atau karakter mulia. Oleh karena itu
karakter diri menjadi hal yang sangat strategis
untuk keberlangsungan hidup berbangsa dan
bernegara, sehingga agar Negara Indonesia
semakin maju perlu adanya pendidikan
karakter,
wawasan
kebangsaan
dan
patriotisme yang dikenalkan kepada kaum
muda sebagai generasi penerus bangsa.
Beberapa nilai-nilai luhur yang perlu di
ajarkan pada generasi muda antara lain :
kejujuran, loyalitas dan dapat diandalkan,
hormat, cinta, ketidak egoisan dan sensitifitas,
baik hati dan pertemanan, keberanian,
kedamaian, mandiri dan potensial, disiplin
diri dan moderasi, kesetiaan dan kemurnian,
serta
keadilan
dan
kasih
sayang.
(Suryapratama, 2015)
Wardhana Suryapratama mewakili spesialis
pendidik karakter pemuda menjelaskan bahwa
generasi yang smart adalah generasi yang
jujur, memiliki loyalitas, dapat diandalkan,
menghormati orang lain, cinta dan kasih
sayang kepada sesame, tidak egois, baik hati,
suka berkawan, menyukai perdamaian,
mandiri, memiliki bakat dan potensi diri,
setia, tulus dan selalu mengedepankan sikap
yang penuh keadilan.
Seorang muslim yang berjenggot tetap bisa
tampil smart, yaitu menarik hati dalam
perilaku, kecerdasan dan penampilannya.
Tidak sedikit para tokoh-tokoh dunia yang
berjenggot tetapi tetap multitalenta. Berderetderet nama tokoh ahli agama ( ulama ),
ilmuwan, pengusaha, perwira, bintang
olahraga hingga artis yang tetap smart
meskipun berjenggot.
Sebuah pusat transplantasi rambut ternama di
Inggris, Crown Clinic menggelar sebuah
voting untuk memilih siapa 10 pria berjenggot
terseksi di dunia. Pemenangnya tak hanya dari
kalangan selebritis, bahkan salah satu anggota
British Royal Family juga berhasil
mendapatkannya. Di antara 10 pria yang
dinobatkan sebagai pria terseksi di dunia
10

Jurnal Penelitian Siswa

adalah : Jamie Doman, Gyllenhaal, Brad Pitt,
Alasdhair Willis, Hugh Jackman, Ryan
Gosling, Ben Affleck, George Clooney dan
David Beckham sebagai juaranya. Semua
pria-pria tersebut tampak smart dengan
jenggotnya sehingga melumpuhkan banyak
hati wanita. ( KapanLagi, 2015 )
Jenggot, bulu yang tumbuh di sekitar bibir
laki-laki itu memang salah satu daya tarik
laki-laki bagi para wanita. Ada beberapa
alasan kenapa banyak wanita begitu tergilagila dengan para pria yang berjenggot, di
antaranya karena jenggot adalah lambang
kejantanan seorang laki-laki. Pria yang
memelihara jengot tampak lebih macho dari
pada pria yang klimis. Ada yang mengatakan
meski berlama-lama di gym, tanpa jenggot
tetap akan dianggap sebagai pria kelas dua
diantara para laki-laki yang membiarkan
jenggotnya tumbuh. Pria berjenggot pun
terlihat lebih dewasa. Bahkan semakin lebat
jenggot seorang pria semakin tampak lebih
bijaksana dan penyabar. ( Winarta, 2015 )
Bila demikian sudut pandang masyarakat
Eropa dan Negara-Negara maju dalam
menilai jenggot, mengapa masih banyak
kaum muslimin yang malah mencibir jenggot.
Menganggap jenggot sebagai penghalang
untuk tampil smart, bahkan menuding dengan
berbagai macam tudingan yang tidak benar.
Kebencian
terhadap
suatu
kelompok
masyarakat semestinya jangan sampai
membuat seorang muslim berlaku tidak adil
dalam memberikan penilaian, karena Allah
subhanahu wa ta’ala berfirman :

ِّ
ِ
‫ۡ َِِّ ُش حه حداءح ِلْ ِق ْس ِط حوَ حَْ ِرحمنّ ُك ْم‬
‫ين حآمنُوا ُكونُوا قح ّوام ح‬
‫حَ أحيُ حها الذ ح‬
ٍ
ِ
ِ
‫اَح إِ ّن‬
ّ ‫ب لِلتّ ْق حوى حواتّ ُقوا‬
ُ ‫حشنحآ ُن قح ْوم حعلحى أحَ تح ْعدلُوا ْاعدلُوا ُه حو أحقْ حر‬
‫اَح حخبِرٌ ِِحا تح ْع حملُو حن‬
ّ
“Wahai
orang-orang
yang
beriman,
hendaklah kamu menjadi orang-orang yang
selalu menegakkan kebenaran karena Allah,
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah
kebencianmu
terhadap
suatu
kaum
membuatmu tidak berlaku adil. Berbuat
adillah karena ia lebih mendekati ketakwaan.
Dan
bertakwalah
kepada
Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan”
( QS. Al Maidah : 8 )

Dan tidak layak seorang muslim mengolokolok muslim lainnya, apalagi dalam hal yang
mana muslim tersebut sedang mengamalkan
Sunnah Rasulullah SAW karena Allah SWT
berfirman dalam Al-Qur’an :

ِّ
‫ين حآمنُوا حَ يح ْس حخ ْر قح ْوٌم ِم ْن قح ْوٍم حع حسى أح ْن يح ُكونُوا حخْي ًرا‬
‫حَ أحيُ حها الذ ح‬
‫ِمْن ُه ْم حوحَ نِ حساءٌ ِم ْن نِ حس ٍاء حع حسى أح ْن يح ُك ّن حخْي ًرا ِمْن ُه ّن حوحَ تح ْل ِمُزوا‬
ِ ‫اْمح‬
ِ ِ
ِ
ِْ ‫وق بح ْع حد‬
ۚ ‫ان‬
ُ ‫س ِاَ ْس ُم الْ ُف ُس‬
‫أحنْ ُف حس ُك ْم حوحَ تحنحابحُزوا ِْْحلْ حقاب ۖ بْئ ح‬
‫ك ُه ُم الظّالِ ُمو حن‬
‫ب فحأُولحئِ ح‬
ْ ُ‫حوحم ْن حَْ يحت‬
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah
suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok)
lebih baik baik daripada mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula wanitawanita (mengolok-olok) wanita yang lain
(karena) boleh jadi wanita (yang diolok-olok)
lebih baik daripada wanita ( yang mengolokolok), dan janganlah kamu mencela dirimu
sendiri dan janganlah kamu panggilmemanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan)
yang buruk sesudah iman, dan barangsiapa
yang tidak bertaubat, maka mereka itu orangorang yang zalim.”
( QS. Al-Hujurat : 11 )
Aksi terorisme belakangan ini membuat
sebagian warga ikut resah secara berlebihan.
Setiap ada orang yang berjenggot selalu
dicurigai sebagai teroris. Padahal jenggot
bukan ciri dari teroris. Ketua Forum
Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT)
11

Jurnal Penelitian Siswa

Sumatera Barat, Prof Syaifullah
(2015)
mengemukakan
terorisme
tidak
ada
hubungannya dengan penampilan seperti
jenggot dan gamis. Oleh sebab itu FKPT
menghimbau jangan sampai hal ini menjadi
prasangka dan menimbulkan salah paham
terhadap orang yang berjenggot dan bergamis.
Ketua Komisi Hukum Dewan Pers Yosep Adi
Prasetyo (2015) mengkritik pola pemberitaan
sejumlah media massa di Tanah Air tentang
terorisme karena dinilai melanggar etika.
Menyikapi hal itu Dewan Pers telah
menyusun peraturan tentang peliputan
terorisme yang tertuang dalam Peraturan
Dewan
Pers
Nomor
01/PeraturanDP/IV/2015. Aturan tersebut mengatur
tentang bagaimana seharusnya wartawan dan
media massa menyiarkan berita terorisme,
diantaranya menempatkan kepentingan publik
diatas kepentingan jurnalistik.
Mustafa
Rizal
(2016)
menuturkan
pengalaman pribadinya. Saat dia berada di
Indonesia, ternyata banyak yang menafsirkan
berjenggot dekat dengan teroris. Hal ini
menunjukkan bahwa media telah sukses
dalam membuat stereotipe seorang pemuda
muslim berjenggot dekat dengan teroris.
Mustofa Rizal menuturkan bahwa dia lebih
banyak melihat orang berjenggot di Amerika
daripada di Indonesia. Karena di Amerika,
bukan hanya orang Islam saja yang
berjenggot. Orang-orang non muslim bahkan
yang bertatto pun banyak yang berjenggot,
namun mereka ramah-ramah.
Media Midle East Panorama edisi 13 Januari
2016 menyebutkan bahwa teroris ISIS telah
menerbitkan buklet yang ditujukan kepada
anggotanya yang ingin melakukan serangan
individu di Inggris, buklet itu berjudul
“Pedoman Keselamatan dan Keamanan
Mujahidin”, termuat di dalamnya tips dari
markas organisasi teroris kepada para
elemennya
tentang
beberapa
tahapan
persiapan yang harus dilakukan, bagi mereka
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

yang ingin melakukan aksi serangan teror di
Eropa. Terdapat dalam buklet tersebut
beberapa tips bagi elemen organisasi teroris
ISIS di Eropa, diantaranya melakukan hal-hal
tertentu untuk mengelabui pihak keamanan,
semisal mencukur jenggot, memakai pakaian
wanita
(bagi
para
lelaki)
dengan
menggunakan burqo, tidak memakai celana
cingkrang, styling rambut dengan fashion
terbaru, tidak salat di masjid-masjid, tidak
membawa siwak, memakai salib, memakai
cincin emas, mengenakan jam tangan di
tangan kiri dan memakai parfum yang
beralkohol. ( ARN, 2016 )
Kegiatan terorisme ISIS di Irak pun memakai
modus yang sama, yaitu mencukur jenggot
dan memakai baju seperti pakaian wanita
dengan tujuan untuk mengelabui pasukan
keamanan Irak. ( JPNN, 2016 )
VOA Islam News ( 2016 ) menuturkan bahwa
seorang komandan pasukan pejuang Hashd
Al-Shaabi, Jabbar Mamouri, mengungkapkan,
Sabtu (18/06), bahwa sebagian besar elemen
kelompok
teroris
ISIS
meninggalkan
“seragam ala Afghanistan” dan mencukur
jenggot panjang mereka seiring dengan
kemajuan pasukan keamanan di distrik
Sharqat utara provinsi Salahuddin, ia
mencatat bahwa moral kelompok teroris itu
yang berada di distrik tersebut “runtuh” total.
Pelaku aksi terorisme di Indonesia, seperti
pelaku bom bunuh diri di Sarinah Plaza
ternyata juga tidak berjenggot. Salah seorang
pelaku yang tertangkap kamera kontributor
Xinhua sedang melakukan penembakan dan
kemudian tewas, ia memakai topi merek nike,
kaos bertulisan Asto dan celana jeans. Tidak
ada sedikit pun jenggot yang menghiasi
dagunya. ( Siyasa, 2016 )
Bila ada pentolan tokoh-tokoh teroris di
Indonesia yang kebetulan berjenggot, seperti
Amrozi, Imam Samudera dan kawankawannya, hal ini tidak secara langsung
menjadikan jenggot sebagai ciri pelaku
12

Jurnal Penelitian Siswa

terorisme. Hal ini karena anjuran berjenggot
bagi laki-laki terdapat dalam banyak hadits
yang shahih. Oleh karena itu mengenakan
jenggot tidak identik dengan paham garis
keras atau terorisme. Bahkan banyak model
tokoh fiktif non muslim yang juga
mengenakan jenggot panjang dan lebat
sebagai identitas tokoh tersebut, seperti Santa
Claus atau Sinterklas.
Santa Claus atau juga dikenal sebagai
Sinterklas, Santo Nikolas, Santo Nick, Bapak
Natal, Kris Kringle, Santy, atau Santa adalah
tokoh dalam berbagai budaya Kristen yang
menceritakan tentang seorang Kardinal yang
hidup di Kota Patara pada abad tiga masehi.
Nama aselinya adalah Nikolas yang
merupakan anak tunggal dari keluarga Kristen
yang berkecukupan bernama Epiphanius
(Ἐπιφάνιος) dan Johanna (Ἰωάννα) atau
Theophanes (Θεοφάνης) dan Nonna (Νόννα)
menurut versi lain. Untuk menjaring orangorang kepada ajaran Kritsen, Nikolas pun
digambarkan sebagai figur yang suka
membagi-bagikan hadiah untuk anak-anak
yang baik, serta menghukum anak-anak jahat
dengan kekuatan sihir. Santa Nikolas gemar
mengendarai kereta yang ditarik oleh rusarusa kutub. Jadilah penggambaran ini marak
di berbagai belahan dunia ketika momen Hari
Natal tiba. (Tri, 2013) Dengan demikian
jenggot tidak hanya monopoli orang muslim.
Ada sebagian orang yang mengolok-olok pria
berjenggot sebagai mirip kambing. Cemoohan
demikian bukan sikap yang baik. Bahkan
jenggot bagi binatang memiliki manfaat yang
sangat
penting.
Para
ilmuwan
mengungkapkan bahwa jenggot bagi hewanhewan laut seperti anjing laut berguna untuk
melacak arus air laut. Sementara bagi hewanhewan darat, jenggot digunakan untuk
melacak arus udara.

SMA Negeri 3 Cilacap

2016

Yan Yu mahasiswa S-3 di Norwesthern
University bersama rekannya menyelidiki
peran jenggot pada kemampuan hewan
darat untuk merasakan arah angin dengan
menggunakan lima tikus betina yang
berusia sama untuk dilatih menentukan
sumber angin dari kipas angin khusus di
satu meja bundar.
Di sepanjang meja, lima kipas angin
dengan ruang yang sama dipasang dalam
bentuk setengah lingkaran, dan secara acak
dinyalakan
satu
per
satu
untuk
menghembuskan angin ke arah "pintuawal" yang sama yang ditaruh di seberang
meja.
Satu tikus harus berlari dari pintu ke arah
kipas yang menghembuskan angin, dan
turun ke lubang seukuran tikus di luar
kipas angin itu. Masing-masing lubang
mengarah ke satu terowongan di bawah
meja, tempat tikus tersebut diberi hadiah
karena memilih kipas angin yang benar.
Setelah semua tikus melaksanakan tugas
pada satu tingkat sekitar 60 % benar atau
lebih tinggi selama 10 hari berturut-turut,
para penelitih memotong jenggot mereka
dan meneliti perubahan prilaku.
Akhirnya, hasil tim itu memperlihatkan
pemotongan
jenggot
mengurangi
kemampuan tikus sebesar rata-rata 20 %.
Para
peneliti
tersebut
mengatakan
kemerosotan penampilan menunjukkan
tikus menggunakan lebih dari satu petunjuk
untuk menentukan lokasi kipas angin tapi
jelas mereka masih sangat mengandalkan
jenggot mereka untuk melaksanakan tugas
mereka. ( Tresnady, 2016 )
Dengan demikian jenggot benar-benar
bermanfaat bagi makhluk hidup, termasuk
manusia.
Menghina
jenggot
berarti
menyepelekan anugerah Allah subhanahu wa
ta’ala kepada kaum pria. Semestinya seorang
13

Jurnal Penelitian Siswa

muslim yang berpendidikan tidak berpendapat
dengan asal-asalan, sekalipun hanya berupa
selorohan.
Trend kaum wanita lebih menyukai pria
berjenggot sudah mulai merambah Australia
dan Amerika. Sebuah studi di Australia
menemukan bahwa perempuan menilai
lelaki berjenggot lebih menarik 15-20 %
dibandingkan mereka yang berwajah
mulus. Hasil ini didapat setelah 8.500
perempuan di Australia disurvei mengenai
tampilan lelaki yang paling membuatnya
menarik. Setiap perempuan disodori foto
lelaki berwajah mulus dan lelaki
berjenggot.
Menurut Profesor Psikologi di Charles
Sturt University di Australia, rambut pada
wajah merupakan tanda maskulinitas
seorang lelaki. Jenggot yang lebat juga
menunjukkan kebahagiaan yang dirasakan
lelaki. Ia pun mengatakan bahwa memiliki
pasangan yang memiliki rambut di wajah,
bisa membuat perempuan lebih bahagia
karena mendapatkan energi positif dari
lelaki. ( Indriani, 2016 )
Survei di Amerika menunjukkan bahwa 80 %
wanita menyukai pria yang memiliki rambut
di wajahnya. Survey ini menemukan bahwa
40 % pria menumbuhkan rambut wajah untuk
merasa lebih percaya diri, 36 % menganggap
itu bisa membuat mereka lebih menarik,
sementara 15 % menganggap rambut wajah
sebagai tren, dan 9 % pria merasa terlihat
lebih pintar dengan rambut wajah. Namun
tampaknya, tak semua rambut di wajah
disukai oleh wanita. Buktinya, survey
menunjukkan bahwa wanita lebih menyukai
pria yang berjenggot daripada berkumis.
(Ananda, 2012)
Ulama
Cirebon
Buya
Yahya
menyayangkan ungkapan yang melecehkan
sunnah Rasulullah berupa berjenggot.
Menurutnya hal itu adalah tindakan aneh yang
SMA Negeri 3 Cilacap

2016

tidak perlu dikatakan oleh seorang muslim
yang beriman. Bahkan beliau menyatakan
bahwa kebanyakan orang pintar itu
berjenggot. Orang paling pintar di dunia dan
akhirat, yaitu Nabi Muhammad pun
berjenggot. ( Suandriansyah, 2015 ).
Dari berbagai penelitian dan penjelasan para
ahli menunjukkan fakta tidak terbantahkan
bahwa lelaki berjenggot cenderung lebih
smart dibandingkan dengan lelaki yang klimis
( tidak berjenggot ). Obyektivitas penelitian
ini dapat dipertanggungjawabkan karena
penelitian tidak hanya dilakukan oleh orang
muslim terhadap orang muslim, namun
dilakukan juga oleh banyak lembaga riset dan
lembaga survei di berbagai Negara di dunia
yang melibatkan responden dari berbagai
macam latar belakang agama dan keyakinan.
Riset dan survei yang kami lakukan di
Indonesia menunjukkan hasil yang tidak jauh
berbeda dari para periset terdahulu. Sehingga
seorang laki-laki yang berjenggot akan
tampak lebih cerdas, lebih penyabar, lebih
bijaksana dan lebih maskulin daripada lelaki
yang tidak berjenggot. Oleh karena itu
penghinaan dan pelecehan terhadap jenggot
sudah seharusnya tidak lagi terjadi.
Berjenggot belakangan ini tengah menjadi
trend di berbagai belahan dunia, baik di
Eropa, Amerika maupun Australia. Bila
masyarakat dunia sudah menerima jenggot
sebagai trend gaya hidup modern, semestinya
umat Islam harus lebih toleran terhadap lelaki
yang berjenggot. Seorang laki-laki muslim
tetap bisa tampil smart meskipun berjenggot.
Kesimpulan
Hasil penelitian yang kami lakukan
menunjukkan bahwa jenggot memiliki
pengaruh terhadap kecerdasan, yaitu 33,7 %
kecerdasan responden yang kami pilih secara
acak ditentukkan oleh keberadaan jenggot di
dagunya.
Jenggot tidak menghalangi manusia untuk
tetap tampil smart, berperilaku ramah dan
14

Jurnal Penelitian Siswa

2016

Elshinta. 2015. “8 Fakta Unik Sekaligus
Menarik Mengenai Jenggot Pria.”
http://elshinta.com/news/19575/2015
/07/22/8-fakta-unik-sekaligusmenarik-mengenai-jenggot-pria

mampu mengembangkan potensi dirinya.
Banyak ulama, ilmuwan, birokrat, tentara,
pahlawan dan pengusaha yang berjenggot.
Bahkan belakangan ini jenggot telah menjadi
trend di Eropa, Amerika dan Australia.
Saran
Semestinya
seorang
muslim
saling
menghargai amalan yang dikerjakan oleh
muslim yang lainnya selama amalan tersebut
mengacu kepada Al-Qur’an dan Hadits.
DAFTAR PUSTAKA
Alawi, Abdullah. 2015. “Tiru Rasulullah
Bukan Sekedar Jenggot, Tapi
Akhlak.”
http://www.nu.or.id/post/read/62227/
tiru-rasulullah-bukan-sekadarjenggot-tapi-akhlak

Firanda, Abu Abdil Muhsin. 2015.
“Bantahan
:
Goblok
Karena
Berjenggot.”
https://www.firanda.com/index.php/a
rtikel/bantahan/969-goblok-karenaberjenggot

Ananda, Kun Sila. 2012. “Wanita Lebih
Suka Pria Berjenggot Daripada
Berkumis.”
https://www.merdeka.com/gaya/wani
ta-lebih-suka-pria-berjenggotdaripada-berkumis.html

FKPT SUMBAR. 2015. “Jangan Orang
Pakai Jenggot dan Gamis Langsung
Dikira
Teroris.”
http://fkptsumbar.damai.id/2015/07/1
1/jangan-orang-pakai-jenggot-dangamis-langsung-dikira-teroris/

Aris, Ustadz. 2012. “Pengertian Jenggot.”
http://ustadzaris.com/pengertianjenggot

Indriani, Ririn. 2016. “Lelaki Berjenggot
Lebih Menarik di Mata Perempuan.”
http://www.suara.com/lifestyle/2016/
09/06/115244/lelaki-berjenggotlebih-menarik-di-mata-perempuan

ARN. 2016. “Jurus Teroris ISIS Eropa,
Pakai Kalung Salib, Cukur Jenggot
dan
Bergaya
Ala
Barat.”
https://arrahmahnews.com/2016/01/1
4/jurus-teroris-isis-eropa-pakaikalung-salib-cukur-jenggot-danbergaya-ala-barat/
Bahraen, Raehanul. 2013. “Jenggot : Sehat,
Bikin Ganteng dan Sunnah (Ajaran)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
https://muslimafiyah.com/jenggotsehat-bikin-ganteng-dan-sunnahajaran-nabi-shallallahu-alaihi-wasallam.html

SMA Negeri 3 Cilacap

Faza,

Abu. 2016. “Terorisme Selalu
Dikaitkan Dengan Islam, BNPT
Sebut Resiko Agama Mayoritas.”
http://www.suaraislam.com/read/index/17850

Islamedia. 2016. “Kapolre Kembali
Tegaskan Jenggot dan Celana
Cingkrang Bukan Ciri Teroris.”
http://islamedia.id/kapolri-kembalitegaskan-jenggot-dan-celanacingkrang-bukan-ciri-teroris/
JPNN. 2016. “Menyamar Jadi Wanita,
Cukur Jenggot, Belasan Militan ISIS
Ditangkap.”
http://www.jpnn.com/read/2016/02/1
5/357032/Menyamar-jadi-Wanita,Cukur-Jenggot,-Belasan-MilitanISIS-Ditangkap15

Jurnal Penelitian Siswa

Kamus Lengkap. 2016. “Arti Kata ‘Smart’
Bahasa Inggris Dalam Bahasa
Indonesia.”
http://kamuslengkap.com/kamus/ing
gris-indonesia/arti-kata/smart
KapanLagi. 2015. “10 Pria Berjenggot
Terseksi di Dunia, Super Ganteng
dan
Macho.”
http://www.kapanlagi.com/foto/berit
afoto/internasional/40405pria_berjeng
got_terseksi_di_dunia-20151001003-rita.html
Nerashuke,
Hamim
Mustofa.
2015.
“Memang
Benar,
Jenggot
Mengurangi Kecerdasan dan Makin
Panjang
Makin
Bodoh.”
http://www.ngaji.web.id/2015/09/me
mang-benar-jenggotmengurangi.html
NU

Garis Lurus. 2015. “Said Agil
Menghina Jenggot, Ini Jawaban
Syi’ir dari KH. Zuhrul Anam (Gus
Anam).”
http://www.nugarislurus.com/2015/0
9/said-agil-menghina-jenggot-inijawaban-syiir-dari-kh-zuhrul-anamgus-anam.html

Rizal, Mustofa. 2016. “Antara Jenggot dan
Teroris.”
http://www.enjoyingusa.com/antarajenggot-dan-teroris/
Siyasa. 2016. “Ini Penampakan Pelaku Bom
Sarinah : Pakai Celana Jeans, Kaos
Branded,
Tidak
Berjenggot.”
http://www.tarbiyah.net/2016/01/inipenampakan-pelaku-bom-sarinahpakai.html

2016

Berjenggot.”
https://www.islampos.com/buyayahya-orang-paling-pintar-duniaakhirat-itu-berjenggot-213466/
Suryapratama,
Wardhana.
2015.
“Membangun Generasi Muda Smart
Melalui Pendidikaan Karakter.”
Kesbangpol Kabupaten Banyumas.
Syahrial, Hendri. 2014. “Inilah Fakta Ilmiah
dan
Unik
Tentang
Jenggot.
http://banghen.com/ternyata-jenggotitu-membuat-pria-lebih-ganteng-dansehat-ini-buktinya-foto/
Tresnady, Tomi. 2016. “Jenggot Bantu
Hewan Deteksi Arah Angin.”
http://www.suara.com/tekno/2016/08
/29/082919/jenggot-bantu-hewandeteksi-arah-angin
VOA-IslamNews. 2016. “Ketakutan !
Teroris ISIS Rame-Rame Lepas
Seragam dan Cukur Jenggot.”
http://www.voaislamnews.com/