PERSPEKTIF PEMBELAJARAN KIMIA DITINJAU D
PERSPEKTIF PEMBELAJARAN KIMIA
DITINJAU DARI GENDER
Review Jurnal
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kajian Penelitian Terbaru Pendidikan Kimia
Wiwid Pungki Ningrum
15728251016
PROGRAM STUDI Pendidikan Kimia A
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
2016
A. Jurnal 1: Evaluation Of Authentic Science Projects on Climate Change in
Secondary Schools: A Focus on Gender Differences
Penelitian
yang
memfokuskan
dilakukan
pada
oleh
Dijkstra
bagaimana
&
persepsi
Goedhart
peserta
(2011)
penelitian
terhadap isu lingkungan yang berkaitan dengan kimia ditinjau dari
segi
gender.
Peserta
penelitian
merupakan
siswa
sekolah
menengah atas dari tujuh negara yang mengikuti authentic science
project.
Kerjasama
antara
perguruan
tinggi,
lembaga
riset
memungkinkan peserta dapat bekerja sama dengan ilmuwan dalam
proyek pada materi siklus karbon global.
1. Pengenalan Masalah
Popularitas mata pelajaran sains di sekolah dinilai rendah, dan jarang
diminati oleh para siswa dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Minat
siswa, terutama siswa perempuan terhadap pembelajaran sains dan teknologi
(S&T) dinilai rendah. Tidak hanya itu, jumlah ilmuwan dalam bidang sains di
Eropa masih memperoleh skor 5,7 yang dinilai masih kurang, padahal ilmuwan
pada bidang ini sangat dibutuhkan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan suatu proyek yang dapat mengevaluasi pendapat siswa sekolah
menengah pertama dalam keterlibatannya secara langsung bersama ilmuwan
bidang sains dan teknologi dalam sebuah proyek yang disebut Authentic Science
Projects (ASP).
Pembelajaran sains konvensional di dalam kelas cenderung kurang
menantang, membosankan, tidak relevan dan tidak update, padahal pembelajaran
dapat dilaksanakan secara lebih menyenangkan, menantang dan bersemangat
dengan pembelajaran di luar kelas/sekolah. Pembelajaran dengan proyek autentik
akan memberi pengalaman belajar ilmiah yang terintegrasi. Pembelajaran ini akan
memberi dampak langsung terhadap pengembangan pedagogi siswa, serta dapat
dilakukan dengan inkuiri terbuka dan tugas langsung.
Siswa perempuan cenderung belajar dengan kooperatif, yang sesuai dengan
pembelajaran sains autentik. Siswa perempuan memiliki minat yang tinggi pada
pembelajaran yang memiliki keterkaitan dengan sosial, aplikatif. Siswa laki-laki
cenderung kompetitif sehingga cocok dengan pembelajaran yang biasa dilakukan
1
dalam matematika dan sains. Jadi, perlakuan yang sama dalam pembelajaran akan
member kesan berbeda bagi siswa perempuan dan laki-laki.
Dalam rangka meningkatkan sikap siswa terhadap sains dan perubahan
iklim, serta member pengalaman belajar sains autentik, maka dilaksanakan
Carboschool di Eropa sejak tahun 2009-2010. Proyek ini bertujuan (1)
menerapkan isu lingkungan di dalam dan di luar kelas, yang isu tersebut memiliki
kaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa perempuan dan laki-laki; (2)
mengaktifasi ketertarikan siswa terhadap sains dan belajar ilmiah; (3)
meningkatkan kesadaran pada perubahan iklim global dan lokal.
ASP yang dilaksanakan oleh satu orang atau lebih peneliti pada setiap
daerah regional. Mereka berperan mengembangkan materi belajar, memberi
presentasi kepada siswa, dan melakukan supervisi. Proyek yang disampaikan
semua berkaitan dengan siklus karbon di alam dan kaitannya dengan perubahan
iklim. Sekolah juga memasang alat pengukur kadar CO2 dan cuaca, yang aksesnya
terbuka, sehingga data memudahkan siswa untuk melakukan riset/ proyek. Topic
proyek juga dihubungkan dengan penelitian siklus karbon oleh institusi
penelitian. Proyek dilaksanakan dengan menerapkan metode inkuiri.
Pertanyaan dalam penelitian ini ialah,
a. Bagaimana pendapat siswa SMA yang mengikuti ASP seperti Carboschool?
b. Bagaimana perbedaan pendapat antara siswa laki-laki dan iswa perempuan
terhadap partisipasi mereka pada ASP?
c. Karakteristik yang mana dalam ASP yang paling diapresiasi oleh siswa lakilaki dan perempuan?
2. Metode Penelitian, Prosedur, Sampel dan Instrumentasi
Metode penelitian berupa penelitian evaluasi. Instrumen yang digunakan
ialah kuisioner Self Evaluation Tool (SET) yang terdiri dari 26 butir soal yang
disusun dengan skala likert 4 tingkat : sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju,
sangat setuju. Siswa mengisi kuisioner ini setelah mengikuti proyek. SET terdiri
dari dua bagian, bagian A dan bagian B. Bagian A terdiri dari 6 soal yang
memperjelas latar belakang siswa, sedangkan 6 soal yang lain mengungkap
variabel latar belakang sains, seperti minat dan tingkat pemahaman. Bagian B
2
mengukur pendapat siswa terhadap proyek sains autentik. Aspek yang diukur
ialah pengorganisasian kesadaran, enjoyment, kesulitan, dan dampak proyek.
Validitas internal dari instrumen ditentukan melalui expert judgement.
Validitas eksternal diujikan pada proyek pilot beranggotakan 6 siswa laki-laki dan
12 siswa perempuan. Hasil validitas ini menunjukkan validitas prediktif yang
baik, dan perhitungan spearman pada p
DITINJAU DARI GENDER
Review Jurnal
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Kajian Penelitian Terbaru Pendidikan Kimia
Wiwid Pungki Ningrum
15728251016
PROGRAM STUDI Pendidikan Kimia A
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Yogyakarta
2016
A. Jurnal 1: Evaluation Of Authentic Science Projects on Climate Change in
Secondary Schools: A Focus on Gender Differences
Penelitian
yang
memfokuskan
dilakukan
pada
oleh
Dijkstra
bagaimana
&
persepsi
Goedhart
peserta
(2011)
penelitian
terhadap isu lingkungan yang berkaitan dengan kimia ditinjau dari
segi
gender.
Peserta
penelitian
merupakan
siswa
sekolah
menengah atas dari tujuh negara yang mengikuti authentic science
project.
Kerjasama
antara
perguruan
tinggi,
lembaga
riset
memungkinkan peserta dapat bekerja sama dengan ilmuwan dalam
proyek pada materi siklus karbon global.
1. Pengenalan Masalah
Popularitas mata pelajaran sains di sekolah dinilai rendah, dan jarang
diminati oleh para siswa dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Minat
siswa, terutama siswa perempuan terhadap pembelajaran sains dan teknologi
(S&T) dinilai rendah. Tidak hanya itu, jumlah ilmuwan dalam bidang sains di
Eropa masih memperoleh skor 5,7 yang dinilai masih kurang, padahal ilmuwan
pada bidang ini sangat dibutuhkan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, perlu
dilakukan suatu proyek yang dapat mengevaluasi pendapat siswa sekolah
menengah pertama dalam keterlibatannya secara langsung bersama ilmuwan
bidang sains dan teknologi dalam sebuah proyek yang disebut Authentic Science
Projects (ASP).
Pembelajaran sains konvensional di dalam kelas cenderung kurang
menantang, membosankan, tidak relevan dan tidak update, padahal pembelajaran
dapat dilaksanakan secara lebih menyenangkan, menantang dan bersemangat
dengan pembelajaran di luar kelas/sekolah. Pembelajaran dengan proyek autentik
akan memberi pengalaman belajar ilmiah yang terintegrasi. Pembelajaran ini akan
memberi dampak langsung terhadap pengembangan pedagogi siswa, serta dapat
dilakukan dengan inkuiri terbuka dan tugas langsung.
Siswa perempuan cenderung belajar dengan kooperatif, yang sesuai dengan
pembelajaran sains autentik. Siswa perempuan memiliki minat yang tinggi pada
pembelajaran yang memiliki keterkaitan dengan sosial, aplikatif. Siswa laki-laki
cenderung kompetitif sehingga cocok dengan pembelajaran yang biasa dilakukan
1
dalam matematika dan sains. Jadi, perlakuan yang sama dalam pembelajaran akan
member kesan berbeda bagi siswa perempuan dan laki-laki.
Dalam rangka meningkatkan sikap siswa terhadap sains dan perubahan
iklim, serta member pengalaman belajar sains autentik, maka dilaksanakan
Carboschool di Eropa sejak tahun 2009-2010. Proyek ini bertujuan (1)
menerapkan isu lingkungan di dalam dan di luar kelas, yang isu tersebut memiliki
kaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa perempuan dan laki-laki; (2)
mengaktifasi ketertarikan siswa terhadap sains dan belajar ilmiah; (3)
meningkatkan kesadaran pada perubahan iklim global dan lokal.
ASP yang dilaksanakan oleh satu orang atau lebih peneliti pada setiap
daerah regional. Mereka berperan mengembangkan materi belajar, memberi
presentasi kepada siswa, dan melakukan supervisi. Proyek yang disampaikan
semua berkaitan dengan siklus karbon di alam dan kaitannya dengan perubahan
iklim. Sekolah juga memasang alat pengukur kadar CO2 dan cuaca, yang aksesnya
terbuka, sehingga data memudahkan siswa untuk melakukan riset/ proyek. Topic
proyek juga dihubungkan dengan penelitian siklus karbon oleh institusi
penelitian. Proyek dilaksanakan dengan menerapkan metode inkuiri.
Pertanyaan dalam penelitian ini ialah,
a. Bagaimana pendapat siswa SMA yang mengikuti ASP seperti Carboschool?
b. Bagaimana perbedaan pendapat antara siswa laki-laki dan iswa perempuan
terhadap partisipasi mereka pada ASP?
c. Karakteristik yang mana dalam ASP yang paling diapresiasi oleh siswa lakilaki dan perempuan?
2. Metode Penelitian, Prosedur, Sampel dan Instrumentasi
Metode penelitian berupa penelitian evaluasi. Instrumen yang digunakan
ialah kuisioner Self Evaluation Tool (SET) yang terdiri dari 26 butir soal yang
disusun dengan skala likert 4 tingkat : sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju,
sangat setuju. Siswa mengisi kuisioner ini setelah mengikuti proyek. SET terdiri
dari dua bagian, bagian A dan bagian B. Bagian A terdiri dari 6 soal yang
memperjelas latar belakang siswa, sedangkan 6 soal yang lain mengungkap
variabel latar belakang sains, seperti minat dan tingkat pemahaman. Bagian B
2
mengukur pendapat siswa terhadap proyek sains autentik. Aspek yang diukur
ialah pengorganisasian kesadaran, enjoyment, kesulitan, dan dampak proyek.
Validitas internal dari instrumen ditentukan melalui expert judgement.
Validitas eksternal diujikan pada proyek pilot beranggotakan 6 siswa laki-laki dan
12 siswa perempuan. Hasil validitas ini menunjukkan validitas prediktif yang
baik, dan perhitungan spearman pada p