TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT NYERI PADA KALA I FASE AKTIF ... 1 SM

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT
NYERI PADA KALA I FASE AKTIF PRIMIPARA
DI KLATEN
Kanthi Surati, Sayidah
STIKES ‘Aisyiyah Surakarta
Email : misskant@rocketmail.com

ABSTRACT
Pain in childbirth is painful uterine contractions that can lead to increased
activity of the sympathetic nervous system. Various nursing actions can be done to
alleviate the pain felt maternal among others with hypnobirthing method. As a
result of this pain causes many mothers who choose to labor with sectio Caesaria
in Klaten, Central Java amounted to 24.05% in 2012. The research objective was
to determine the effect of hypnobirthing on the level of pain in the active phase of
the first stage primiparas in Klaten. This type of research is quantitative. The
population is all normal vaginal delivery when the first active phase 30 people
were being treated in Klaten. The sampling technique used is total sampling. The
analysis showed no significant difference on the level of pain in patients who do
hypnobirthing with patients without hypnobirthing in Klaten in 2013 with p value
0.000. With hypnobirthing pregnant women are taught to calm the mind by
focusing and followed by self-hypnosis with affirmations and suggestions to

achieve the birth of a healthy, comfortable and smooth. Conclusion: there is a
significant difference on the level of pain in patients who do hypnobirthing with
patients without hypnobirthing.
Keywords: Level of pain, hypnobirthing, childbirth
ABSTRAK
Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat
mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem syaraf simpatis. Berbagai tindakan
keperawatan dapat dilakukan untuk meringankan nyeri yang dirasakan ibu
bersalin antara lain dengan metode hypnobirthing. Akibat nyeri ini menyebabkan
banyak ibu yang memilih persalinan dengan sectio caesaria di Klaten Jawa
Tengah sebesar 24,05% pada tahun 2012. Tujuan penelitian adalah mengetahui
pengaruh hypnobirthing terhadap tingkat nyeri pada kala I fase aktif primipara
di Klaten. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi penelitian adalah
seluruh persalinan normal pervaginam kala 1 fase aktif sejumlah 30 orang yang
sedang dirawat di Klaten. Teknik sampling yang digunakan adalah total
sampling. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang bermakna tentang
tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dengan pasien yang
tanpa melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013 dengan p value 0,000.
Hypnobirthing ibu hamil diajarkan untuk menenangkan pikiran dengan cara
fokus dan diikuti dengan self-hypnosis dengan kalimat afirmasi dan sugesti untuk

mencapai kelahiran yang sehat, nyaman dan lancar. Kesimpulan ada perbedaan

yang bermakna tentang tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing
dengan pasien yang tanpa melakukan hypnobirthing.
Kata kunci : Tingkat nyeri, Hypnobirthing, Persalinan

PENDAHULUAN

oksigen pada janin berkurang, penurunan

Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita

aliran

hamil. Kehamilan ini sebagian besar

melemahnya kontraksi rahim dan berakibat

berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada


memanjangnya proses persalinan. Tidak

ibu yang sehat walaupun demikian pada

hanya produksi sekresi adrenalin yang

beberapa

meningkat,

kasus

kelahiran

bukanlah

darah

juga


menyebabkan

tetapi

ACTH

peristiwa membahagiakan tetapi menjadi

(Adrenocorticotropin Tiroid Hormon) juga

suatu masalah yang penuh dengan rasa

meningkat,

nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan

kadar kortisol serum dan gula darah.

kematian.


Semua

Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri
kontraksi

uterus

mengakibatkan

yang

dapat

peningkatan

aktivitas

sistem syaraf simpatis. Nyeri yang hebat
pada


persalinan

dapat

perubahan-perubahan

menyebabkan

fisiologi

tubuh

seperti tekanan darah menjadi naik, denyut

menyebabkan

efek

peningkatan


tersebut

berpotensi

membahayakan ibu dan janin, oleh karena
itu penanggulangan nyeri persalinan bukan
hanya

untuk

menjadi

kenikmatan

kebutuhan

saja,

mendasar


tetapi
untuk

memutuskan lingkaran nyeri dan segala
akibat yang ditimbulkannya (Hutajulu,
2012).

pernafasan

Sensasi nyeri umumnya dirasakan sangat

meningkat, dan apabila tidak segera diatasi

berat terutama oleh ibu yang menjalani

maka akan meningkatkan rasa khawatir,

persalinan anak pertama (primipara).Hal

tegang, takut


dan stres. Peningkatan

ini diakibatkan calon ibu tidak mempunyai

konsumsi glukosa tubuh pada ibu bersalin

gambaran persalinan yang bisa menjadi

yang

menyebabkan

acuan tentang apa yang akan terjadi selama

kelelahan dan sekresi katekolamin yang

proses persalinan, ketidakpastian inilah

menghambat kontraksi uterus, hal tersebut


yang menjadi penyebab sebagian besar

menyebabkan

yang

kegugupan yang dirasakan calon ibu dalam

akhirnya menyebabkan cemas pada ibu,

menghadapi persalinannya (Nolan, 2007).

peningkatan

Sehingga mereka lebih memilih untuk

jantung

meningkat,


mengalami

laju

stres

persalinan

nyeri

lama

dan

stres

melahirkan

berkepanjangan (Perry, 2006).
Nyeri dan ketakutan menimbulkan stres,
yang

berakibat

meningkatnya

sekresi

adrenalin. Salah satu efekadrenalin adalah
kontraksi pembuluh darah sehingga suplay

dengan

sectio

caesaria.

Padahal dengan intervensi sectio caesaria
resikonya jauh lebih besar dari pada
melahirkan

secara

alami.

Selain

itu

seseorang dengan riwayat sectio caesaria

bisa

mengalami

keluhan

yang

experimental)

dengan

bentuk

desain

berkepanjangan antara lain sakit tulang

perbandingan kelompok

belakang (tempat dilakukannya suntik

group comparison). Rancangan penelitian

anastesi), nyeri di bekas sayatan, rasa

quasi eksperiment ini berupaya untuk

kebal, nyeri dibekas jahitan, mual dan

mengungkapkan hubungan sebab akibat

muntah,

luka

dengan cara melibatkan kelompok kontrol

berpeluang infeksi, tidak boleh segera

disamping kelompok eksperimen. Pada

hamil

muncul

dan

sehingga

keloid,

pergerakan

bisa

gatal,

ibu

dibatasi

kelompok eksperimen diberikan perlakuan

menyebabkan

sembelit

metode

(Kumala Suci, 2012).
Menurut

American

College

of

10% dari semua total kehamilan dengan
tindakan sectio caesaria (Bidan Kita,
2013). Di Indonesia pada tahun 2012
persalinan dengan sectio caesaria sebesar
46,2%. Sedangkan di Jawa Tengah sendiri
30,02%.

hypnobirthing

dan

kelompok

kontrol yang tanpa hypnobirthig. Bentuk

Obstetriciant Gynecologist (ACOG) hanya

sebesar

statis (static

Fenomena

memilih

persalinan dengan tindakan sectio caesaria
juga terjadi di kabupaten Klaten Jawa
Tengah yaitu sebesar 24,05% pada tahun
2012 (Dinkes Jateng, 2013). Umumnya
hal ini dilakukan oleh calon ibu primipara
bukan karena indikasi medis melainkan
karena tidak tahan sakit. Oleh karena
itupeneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Pengaruh hypnobirthing terhadap tingkat
nyeri pada kala I fase aktif primipara di

desain static group comparison
membandingkan
eksperimen

antara

yaitu

untuk

kelompok

kelompok

yang

menerima perlakuan dengan kelompok
kontrol

yaitu

yang

tidak

menerima

perlakuan (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh
persalinan normal pervaginam kala 1 fase
aktif dilatasi maksimal yang melakukan
hypnobirthing dan tanpa hypnobirthing
sejumlah 30 orang yang sedang dirawat di
Klinik Bidan Kita Klaten. Sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik total
sampling yaitu tehnik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan
sebagai sampel. (Sugiono, 2007). Analisis
Data

yang

digunakan

adalah

Mann

Whitney.

Klaten”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE

1.

Tingkat

nyeri

pada

pasien

yang

Penelitian ini menggunakan rancangan

melakukan hypnobirthing dan tanpa

penelitian

hypnobirthing

eksperimen

semu

(quasy

Tabel 1
Deskripsi tingkat nyeri pasien yang melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013
Variabel

Mean

Median

Minimum

Maksimum

SD

Hypnobirthing

0,6

0,0

0

2

0,7

Tabel di atas dapat diketahui bahwa

metodenya, hypnobirthing menekankan

rata-rata skor tingkat nyeri pada pasien

pada

yang melakukan hypnobirthing sebesar

perasaan tenang dan relaks. Saat kondisi

0,6 dengan skor terendah 0 dan skor

tenang dan relaks otomatis hormon

tertinggi

endorphin yang mengurangi rasa sakit

2.

Hasil

penelitian

yang

munculnya

sugesti

positif,

dilakukan di Klaten tepatnya di Klinik

akan bekarja (Potter, 2006).

Bidan Kita pada Maret-Mei 2013

Latihan hypnobirthing dapat dimulai

terhadap 15 responden tingkat nyeri

kapan saja oleh ibu hamil, umumnya

pada

melakukan

latihan dimulai pada bulan ketujuh pada

hypnobirthing dan 15 responden tanpa

masa kehamilan, namun akan sangat

hypnobirthing, jadi total keseluruhan

baik

sebanyak 30 responden.

trimester ke tiga. Berlatih hypnobirthing

Hasil penelitian diketahui tingkat nyeri

seorang

pada

melakukan

membutuhkan pembimbing atau ahli

hypnobirthing pada primipara skor rata-

hypnotherapy untuk bisa berlatih satu-

rata tingkat nyerinya sebesar 0,6 dengan

satunya

skor terendah 0 dan skor tertinggi 2.

ketenangan, niat, dan kemantapan hati

Tingkat nyeri yang rendah bahkan tidak

maka proses persalinan akan berjalan

merasakan nyeri ini terjadi karena

lancar, alami dan bahkan bisa tanpa

persalinan normal pervaginam yang

adanya robekan perineum (Mongan,

dilakukan

2007).

persalinan

persalinan

yang

yang

hypnobirthing

dalam

jika

latihan

ibu

yang

hamil

dilakukan

bahkan

dibutuhkan

pada

tidak

adalah

Tabel 2
Deskripsi tingkat nyeri pasien tanpa melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013
Variabel
Tanpa
hypnobirthing

Mean
4,27

Median
4,0

Minimum
3

Maksimum
5

SD
0,59

Tabel di atas dapat diketahui bahwa

merasakan

tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien

jaringan yang disebabkan karena ibu

yang tanpa melakukan hypnobirthing

cemas,

rata-rata

(Danuatmadja, 2006).

sebesar

4,27

dengan

skor

terendah 3 dan skor tertinggi 5.
Distribusi

frekuensinya

pasien

sakit

tegang,

akibat

takut

perobekan

dan

stress

Saat persalinan makin menguat otak akan
yang

mengalirkan

zat

yang

menutup

melakukan hypnobirthing sebagian besar

pengeluaran endorphin

tingkat nyerinya adalah kategori tidak

merasakan benar-benar sakit. Persalinan

sakit yaitu sebanyak 8 orang (53,3%),

kala I (fase pematangan/ pembukaan

kategori sakit sedikit terdapat 5 orang

serviks) di mulai pada waktu serviks

(33,3%) dan yang lebih sakit terdapat 2

membuka karena his: kontraksi uterus

orang

tanpa

yang teratur, makin lama, makin kuat,

tingkat

makin sering, makin terasa nyeri, disertai

nyerinya sebagian besar dalam kategori

pengeluaran darah lendir yang bersemu

jauh lebih sakit yaitu 9 orang (60,0%),

darah

kategori benar-benar sakit sebanyak 5

bersemu darah ini berasal dari lendir

orang (33,3%) dan kategori lebih sakit

kanalisservikalis karena serviks mulai

lagi sebanyak 1 orang (6,7%).

membuka atau mendatar. Sedangkan

Hasil penelitian tingkat nyeri pada pasien

darahnya

yang tidak melakukan hypnobirthing skor

pembuluh kapiler yang berada di sekitar

rata-rata

kanalisservikalis

(13,3%).

melakukan

Pasien

yang

hypnobirthing

sebesar

4,27

dengan

skor

(bloody

sehingga ibu

show).

berasal

Lendir

dari

yang

pembuluh-

itu

pecah

karena

terendah 3 dan skor tertinggi 5. Kategori

pergeseran-pergeseran

ketika

serviks

nyeri yang terbanyak adalah jauh lebih

membuka.

sakit. Rasa sakit yang dialami pada

Pada saat persalinan makin menguat, otak

persalinan normal tanpa hypnobirthing

akan mengalirkan zat yang menutup

karena adanya aktifitas besar didalam

pengeluaran hormon endorphin sehingga

tubuh untuk mengeluarkan bayi, pada

ibu merasakan benar-benar sakit. Selain

waktu mengeluarkan bayi otot-otot rahim

sakit akibat kontraksi sakit lainya terjadi

berkontraksi. Bersamaan dengan setiap

saat

kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang

Jaringan vagina dengan anus (perinium)

belakang, dan tulang pubik menerima

terentang sangat kencang akibat kepala

tekanan kuat dari rahim, selain sakit

bayi

akibat kontraksi sakit lainya terjadi saat

merasakan

kepala bayi mulai muncul ke vagina, ibu

jaringan yang disebabkan tegangannya

kepala

bayi

muncul

kevagina.

yang mendorong terbuka.
sakit

akibat

Ibu

perobekan

perinium karena cemas, tegang, takut,

mengakibatkan perdarahan, retensi urin,

dan stress pada waktu melahirkan dan

dan infeksi (Ririn, 2007).

faktor-faktor fisik dan psikologi

juga

bisa mempengaruhi rasa sakit. Persalinan

2. Perbedaan tingkat nyeri pada pasien

pervaginam resiko menyebabkan depresi

yang melakukan hypnobirthing dengan

pascapartum,

dan

yang tanpa melalukan hypnobirthing

komplikasi

persalinan

menyebabkan
yang

Tabel 3
Hasil uji beda tingkat nyeri pada pasien yang melakukan hypnobirthing dan tanpa
melakukan hypnobirthing di Klaten Tahun 2013
Variabel
Tingkat nyeri pada pasien yang
melakukan hypnobirthing dan tidak
melakukan hypnobirthing

Z

p

-4,799

0,000

Hasil uji beda pada tabel di atas diketahui

bahwa

nilai Z sebesar

-4,799 dengan nilai p

bermakna antara tingkat nyeri pada

sebesar 0,000 (α

< 0,05), maka dapat

pasien yang melakukan hypnobirthing

dinyatakan bahwa ada perbedaan yang

dengan tidak melakukan hypnobirthing.

bermakna tentang tingkat nyeri pada

Rata-rata tingkat nyeri pada pasien yang

pasien yang melakukan hypnobirthing

dilakukan hypnobirthing lebih rendah

dengan pasien yang tanpa melakukan

dibanding rata-rata tingkat nyeri tanpa

hypnobirthing di Klaten Tahun 2013.

hypnobirthing. Sehingga dapat diambil

Hasil penelitian didapatkan bahwa pada

kesimpulan,

pasien yang melakukan hypnobirthing

berpengaruh pada tingkat nyeri pada

sebagian besar nyerinya pada skala 0 atau

persalinan normal pervaginam kala I fase

kategori tidak sakit yaitu sebanyak

aktif dimana pasien yang melakukan

53,3%, sedangkan pada pasien yang tidak

hypnobirthing tidak merasakan sakit, hal

melakukan hypnobirthing sebagian besar

ini

tingkat nyerinya dalam skala 4 atau

menekankan pada munculnya sugesti

kategori jauh lebih sakit yaitu sebanyak

positif, perasaan tenang, dan relaks

60,0%.

dengan

Berdasarkan

hasi

uji

beda

menggunakan Mann Whitney diketahui p
value sebesar 0,000

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25