374727181 LAPORAN Kelompok 5 Alpro

LAPORAN
ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN
PERHITUNGAN JUMLAH LUBANG RESAPAN BIOPORI

Dosen Mata Kuliah:
Husnul Khatimi, ST., MT.
Disusun Oleh:
Titis Sofi Hanifa
Via Susetia Putri
Darmawati
M. Ramadan Noor
Dimas Naufal Sholahudi

H1E114229
H1E114226
H1E114227
H1E114
H1E114236

KEMENTRIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S – 1 TEKNIK LINGKUNGAN
BANJARBARU
2015

LEMBAR PENGESAHAN
Praktikum

: Algoritma dan Pemrograman (HLKK318)

Kelompok

: V ( Lima )

Nama

: Titis Sofi Hanifa

Program Studi


NIM

: H1E114229

Via Susetia Putri

NIM

: H1E114226

Darmawati

NIM

: H1E114227

M. Ramadan Noor

NIM


: H1E114

Dimas Naufal Sholahudin

NIM

: H1E114236

: S-1 Teknik Lingkungan

Telah menyelesaikan seluruh Laporan Praktikum Algoritma dan Pemrograman.

Banjarbaru, Desember 2015
Mengetahui,
Penulis

Kelompok 5

Dosen Pembimbing,


Husnul Khatimi, ST., MT.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kehendak-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini. Adapun judul dari laporan
ini yaitu mengenai Laporan Algoritma dan Pemrograman. Laporan ini berisi
pembahasan mengenai cara menghitung jumlah lubang biopori. Laporan ini kami
susun berdasarkan praktikum dan dari berbagai sumber media.
Dalam membuat laporan yang ditugaskan ini, kami sangat merasakan
manfaatnya untuk menambah ilmu kami mengenai cara pengoperasian program di
matlab. Serta bermanfaat dalam memberi pemahaman dan keterampilan kami
dalam menganalisis, mendiskusikan, menulis maupun menyusun berbagai
informasi menjadi sebuah laporan.
Ucapan terimakasih kepada Dosen mata kuliah Algoritma dan
Pemrograman, bapak Husnul Khatimi, ST., MT. dan asisten pembimbing yang
telah membimbing dan mengarahkan kami dalam pembuatan laporan ini. Kami
merasa dalam pembuatan laporan ini sangat jauh dari sempurna, sehingga
diharapkan saran dan kritik yang membangun untuk Laporan ini. Semoga laporan
ini dapat memberi manfaat bagi pembaca


Banjarbaru, Desember 2015
Hormat Kami,

Penyusun

4

5

DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Pengertian Biopori dan Kegunaannya....................................................3
2.1.1 Pengertian Biopori..............................................................................3

2.1.2 Fungsi dan Kegunaan Biopori.............................................................4

2.2 Perhitungan Lubang Resapan Biopori....................................................6
2.3Konsep Program .....................................................................................7
2.2.1 Pemrograman......................................................................................7
2.2.2 Belajar Pemrograman dan Bahasa Pemrograman................................7
2.2.3 Tahapan Pemrograman........................................................................9

2.4 MATLAB..............................................................................................13
BAB III ..................................................................................................................14
3.1...............................................................................................................14
3.2...............................................................................................................15
3.3...............................................................................................................16
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN PROGRAM...............................17
4.1...............................................................................................................17
4.2...............................................................................................................27
4.3...............................................................................................................28
BAB V PENUTUP................................................................................................30

6


5.1 Kesimpulan...........................................................................................30
5.2 Saran.....................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................31
LAMPIRAN

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman di era globalisasi ini,
manusia dituntut mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sistem informasi dan teknologi terus
dikembangkan guna memenuhi kebutuhan akan sebuah kemudahan dan
efektivitas dalam kehidupan manusia. Banyak hal–hal baru yang tercipta dan
berkembang di masyarakat.
Semakin banyaknya perangkat lunak atau Software, dan semakin
meningkatnya kecanggihan perangkat keras atau Hardware, maka perangkat
komputer sebagai alat bantu menjadi semakin berperan dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan. Tersedianya bahasa-bahasa pemograman komputer (Matlab, C+
+, Pascal, Basic, dan lain-lain) telah mendorong para ahli komputer untuk
merancang sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam
menyelesaikan sebuah pekerjaan dalam bidang Teknik khususnya, seperti
perhitungan waktu pengosongan air kolam. Dimana dengan kecanggihan yang ada
dapat mempermudah seorang Teknik dalam menghitung

waktu untuk

mengosongkan air dalam kolam.
Pembuatan program ini menggunakan aplikasi MATLAB. MATLAB
(Matrix Laboratory) adalah bahasa tingkat tinggi dan interaktif yang
memungkinkan untuk melakukan komputasi secara intensif. MATLAB telah
berkembang menjadi sebuah environment pemrograman yang canggih yang berisi
fungs-ifungsi builtin untuk melakukan pengelolahan sinyal, aljabar linear dan
kalkulasi matematis lainnya. Penggunaan MATLAB meliputi bidang Matematika
dan Komputasi, Pembentukan Algorithm, Akuisisi Data, Pemodelan, Simulasi dan
Pembuatan Prototype, Analisis Data, Explorasi, dan Visualisasi, serta Grafik
Keilmuan dan Bidang Rekayasa.


2

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana mengaplikasikan program MATLAB dalam bidang Teknik
Lingkungan.
2. Bagaimana menghitung jumlah lubang resapan biopori dengan menggunakan
perangkat lunak MATLAB.
1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan ini adalah :
1

Untuk mengaplikasikan program MATLAB dalam bidang Teknik Lingkungan.

2

Untuk menghitung jumlah lubang resapan biopori dengan menggunakan
perangkat lunak MATLAB.

3


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Biopori dan Kegunaannya

2.1.1 Pengertian Biopori
Biopori adalah lubang-lubang kecil atau pori-pori di dalam tanah yang
terbentuk akibat berbagai akitifitas organisme di dalamnya, seperti cacing, ,
perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya. Pori-pori yang ada dapat
menigkatkan kemampuan tanah menahan air dengan cara menyirkulasikan air
dan oksigen ke dalam tanah. Jadi, semakin banyak biopori di dalam tanah,
semakin sehat tanah tersebut.
Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan
untuk mengatasi banjir dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2)
mengubah sampah organik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah
kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan peran aktivitas fauna tanah dan
akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti
penyakit demam berdarah dan malaria.


Gambar 2.1 Proses Yang Terjadi di Dalam Lubang Biopori

4

2.1.2 Fungsi dan Kegunaan Biopori
a. Meningkatkan daya resapan air
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang
resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila
lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang
resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata
lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang
semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan
biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.
Lubang dibuat di tanah kemudian diisi dengan sampah organik atau sampah yang
biodegradable. Sampah yang ada di dalam lubang akan menjadi makanan
organisme-organisme tanah. Hal ini akan meningkatkan aktivitas organismeorganisme tanah di sekitar lubang resapan biopori sehingga menambah jumlah
bipori di sekitarnya. Dengan mengubah struktur tanah menjadi lebih berpori,
kemampuan tanah meresap air menjadi menigkat dan mencegah terjadinya banjir
& kekeringan.
Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran
biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan
air.
b. Mengubah sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik
kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme
tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang
telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos.. Dengan melalui proses seperti itu
maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga
sekaligus berfungsi sebagai “pabrik” pembuat kompos. Kompos dapat
dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti
tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang
dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB adalah
alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
Bila lubang yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm,
maka setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Jumlah tersebut

5

stara dengan rata-rata jumlah sampah organik selama 2-3 hari dari satu rumah.
Dalam selang waktu 56 – 84 hari, sampah di dalam lubang biopori sudah
terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan
demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik
baru dan begitu seterusnya.
Pengolahan sampah organik dengan pembuatan kompos mengurangi
terbentuknya gas metan yang merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas metan
terbentuk saat sampah organik dibuang secara ditimbun/landfill. Jadi secara tidak
langsung pembuatan lubang biopori dapat mengurangi efek rumah kaca.
c. Memanfaatkan fauna tanah dan atau akar tanaman
Seperti disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktikan oleh
organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas
merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di
dalam tanah yang akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh
tanah. Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liangliang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga
kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari
manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga
dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan
kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik
yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam
tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti
mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.

Gambar 2.1 contoh lubang biopori

6

2.2 perhitungan Lubang Resapan Biopori
Jumlah lubang yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Jumlah LRB

:

IxA
R

Keterangan:
LRB

: Lubang Resapan Biopori

I

: Intensitas Hujan (mm/jam)

A

: Luas Bidang kedap (m2 ¿ R

: Laju Peresapan Air per Lubang

(liter/jam)
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan (I) 50 mm/jam
(hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang (R) 3 liter/menit (180 liter/jam)
pada 100 m2 bidang kedap (A) perlu dibuat sebanyak: (50 x 100) / 180 = 28
lubang resapan biopori.
Biasanya ukuran biopori lubang sillindris di tanah dengan diameter 10-30
cm serta jarak antar lubang 50-100 cm . BIla lubang yang akan dibuat berdiameter
10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka dapat menghitung dengan rumus volume
tabung :
volume tabung=Luas alas x Tinggi

1
2
¿ π d xt
4

Seehingga diperoleh setiap lubang dapat menampung 7.8 liter sampah organik. Ini
berarti bahwa setiap lubang dapat diisi dengan sampah organik selama 2-3 hari.
Dengan demikian 28 lubang baru dapat dipenuhi dengan sampah organik yang
dihasilkan selama 56 - 84 hari. Dalam selang waktu tersebut lubang yang pertama
diisi sudah terdekomposisi menjadi kompos sehingga volumenya telah menyusut.
Dengan demikian lubang-lubang ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah
organik baru dan begitu seterusnya.

7

2.3

Konsep Program (ide dasar)

2.3.1

Pemrograman
Pemrograman adalah proses pengkodean suatu algoritma sedemikian

hingga komputer dapat mengikuti langkah langkahnya. Program adalah kumpulan
pernyataan komputer, sedangkan metode dan tahapan sistematis dalam program
adalah algoritma. Program ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Jadi

bisa

disebut

bahwa

program adalah suatu implementasi dari bahasa

pemrograman.
Beberapa pakar memberi formula bahwa:
Program = Algoritma + Bahasa (Struktur Data)
Bagaimanapun juga struktur data dan algoritma berhubungan sangat erat
pada sebuah program. Algoritma yang baik tanpa pemilihan struktur data yang
tepat akan membuat program menjadi kurang baik, demikian juga.
2.3.2

Belajar Pemrograman dan Bahas Pemrograman
Belajar memprogram tidak sama dengan belajar bahasa pemrograman.

Belajar

memprogram

adalah

belajar

tentang

metodologi

pemecahan

masalah, kemudian menuangkannya dalam suatu notasi tertentu yang mudah
dibaca dan dipahami. Sedangkan belajar bahasa pemrograman berarti belajar
memakai suatu bahasa aturan-aturan tata bahasanya, pernyataan-pernyataannya,
tata cara pengoperasian compiler-nya, dan memanfaatkan pernyataan-pernyataan
tersebut untuk membuat program yang ditulis hanya dalam bahasa itu saja.
Sampai saat ini terdapat puluhan bahasa pemrogram, antara lain bahasa rakitan
(assembly),

Fortran, Cobol, Ada, PL/I, Algol, Pascal, C, C++, Basic,

Prolog, LISP, PRG, bahasa- bahasa simulasi seperti CSMP, Simscript, GPSS,
Dinamo. Berdasarkan terapannya, bahasa pemrograman dapat digolongkan atas
dua kelompok besar:
1. Bahasa pemrograman bertujuan khusus
Yang termasuk kelompok ini adalah Cobol (untuk terapan bisnis dan
administrasi). Fortran (terapan komputasi ilmiah), bahasa rakitan (terapan
pemrograman mesin), Prolog (terapan kecerdasan buatan), bahasa-bahasa
simulasi, dan sebagainya.

8

2. Bahasa perograman bertujuan umum
Yang dapat digunakan untuk berbagai aplikasi. Yang termasuk kelompok
ini adalah bahasa Pascal, Basic dan C. Tentu saja pembagian ini tidak kaku.
Bahasa- bahasa bertujuan khusus tidak berarti tidak bisa digunakan untuk aplikasi
lain. Cobol misalnya, dapat juga digunakan untuk terapan ilmiah, hanya saja
kemampuannya terbatas. Yang jelas, bahasa-bahasa pemrograman yang berbeda
dikembangkan untuk bermacam-macam terapan yang berbeda pula.
Berdasarkan pada apakah notasi bahasa pemrograman lebih “dekat”
ke mesin atau ke bahasa manusia, maka bahasa pemrograman dikelompokkan
atas dua macam:
1. Bahasa tingkat rendah
Bahasa jenis ini dirancang agar setiap instruksinya langsung dikerjakan
oleh komputer, tanpa harus melalui penerjemah (translator). Contohnya adalah
bahasa mesin. CPU mengambil instruksi dari memori, langsung mengerti dan
langsung mengerjakan operasinya. Bahasa tingkat rendah bersifat primitif, sangat
sederhana, orientasinya lebih dekat ke mesin, dan sulit dipahami manusia.
Sedangkan bahasa rakitan dimasukkan ke dalam kelompok ini karena alasan
notasi yang dipakai dalam bahasa ini lebih dekat ke mesin, meskipun untuk
melaksanakan instruksinya masih perlu penerjemahan ke dalam bahasa mesin.
2. Bahasa tingkat tinggi
Yang membuat pemrograman lebih mudah dipahami, lebih “manusiawi”,
dan berorientasi ke bahasa manusia (bahasa Inggris). Hanya saja, program dalam
bahasa tingkat tinggi tidak dapat langsung dilaksanakan oleh komputer. Ia perlu
diterjemahkan terlebih dahulu oleh sebuah translator bahasa (yang disebut
kompilator atau compiler) ke dalam bahasa mesin sebelum akhirnya dieksekusi
oleh CPU. Contoh bahasa tingkat tinggi adalah Pascal, PL/I, Ada, Cobol, Basic,
Fortran, C, C++, dan sebagainya.
Secara sistematis berikut diberikan kiat-kiat untuk belajar memprogram
dan belajar bahasa pemrograman serta produk yang dapat dihasilkan:
1.

Belajar Memprogram
a) Belajar memprogram: belajar bahasa pemrograman.
b) Belajar memprogram: belajar tentang strategi pemecahan
metodologi

dan

sistematika

pemecahan

masalah,

masalah,
kemudian

menuliskannya dalam notasi yang disepakati bersama.
c) Belajar memprogram: bersifat pemahaman persoalan, analisis dan

9

2.

sintesis.
d) Belajar memprogram, titik berat: designer program.
Belajar Bahasa Pemrograman
a) Belajar bahasa pemrograman: belajar memakai

suatu

bahasa

pemrograman, aturan sintaks, tatacara untuk memanfaatkan pernyataan
yang spesifik untuk setiap bahasa.
b) Belajar bahasa pemrograman, titik berat: coder.
3. Produk yang Dihasilkan Pemrogram
a) Program dengan rancangan yang baik (metodologis, sistematis).
b) Dapat dieksekusi oleh mesin.
c) Berfungsi dengan benar.
d) Sanggup melayani segala kemungkinan masukan.
e) Disertai dokumentasi.
f) Belajar memprogram, titik berat: designer program.
2.3.3

Tahapan Pemrograman
Langkah-langkah

yang

dilakukan

dalam

menyelesaikan

masalah

dalam pemrograman dengan komputer adalah:
1. Definisikan Masalah
Berikut adalah hal-hal yang harus diketahui dalam analisis masalah supaya
kita mengetahui bagaimana permasalahan tersebut:
a.
b.
c.
d.
e.

Kondisi awal, yaitu input yang tersedia
Kondisi akhir, yaitu output yang diinginkan
Data lain yang tersedia
Operator yang tersedia
Syarat atau kendala yang harus dipenuhi. Contoh kasus:
Menghitung biaya percakapan telepon di wartel. Proses yang perlu

diperhatikan adalah:
a.
b.
c.

Input yang tersedia adalah jam mulai bicara dan jam selesai bicara
Output yang diinginkan adalah biaya percakapan.
Data lain yang tersedia adalah besarnya pulsa yang digunakan dan biaya per

d.

pulsa.
Operator yang tersedia adalah pengurangan (-), penambahan (+), dan

perkalian (*).
e. Syarat kendala yang harus dipenuhi adalah aturan jarak dan aturan waktu.
2. Buat Algoritma dan Struktur Cara Penyelesaian
Jika masalahnya kompleks, maka dibagi ke dalam modul-modul. Tahap
penyusunan algoritma seringkali dimulai dari langkah yang global terlebih
dahulu. Langkah global ini diperhalus sampai menjadi langkah yang lebih rinci

10

atau detail. Cara pendekatan ini sangat bermanfaat dalam pembuatan algoritma
untuk masalah yang kompleks. Penghalusan langkah dengan cara memecah
langkah menjadi beberapa langkah. Setiap langkah diuraikan lagi menjadi
beberapa langkah yang lebih sederhana. Penghalusan langkah ini akan terus
berlanjut sampai setiap langkah sudah cukup rinci dan tepat untuk dilaksanakan
oleh pemroses.
3. Menulis Program
Algoritma yang telah dibuat, diterjemahkan dalam bahasa komputer
menjadi sebuah program. Perlu diperhatikan bahwa pemilihan algoritma yang
salah akan menyebabkan program memiliki untuk kerja yang kurang baik.
Program yang baik memiliki standar penilaian:
a. Standar teknik pemecahan masalah
- Teknik Top-Down
Teknik pemecahan masalah yang paling umum digunakan. Prinsipnya
adalah suatu masalah yang kompleks dibagi-bagi ke dalam beberapa kelompok
masalah yang lebih kecil. Dari masalah yang kecil tersebut dilakukan analisis.
Jika dimungkinkan maka masalah tersebut akan dipilah lagi menjadi subbagiansubbagian dan setelah itu mulai disusun langkah-langkah penyelesaian yang lebih
detail.
- Teknik Bottom-Up
Prinsip teknik bottom up adalah pemecahan masalah yang kompleks
dilakukan dengan menggabungkan prosedur-prosedur yang ada menjadi satu
kesatuan program sebagai penyelesaian masalah tersebut.
b. Standar penyusunan program
1) Kebenaran logika dan penulisan
2) Waktu minimum untuk penulisan program
3) Kecepatan maksimum eksekusi program
4) Ekspresi penggunaan memori
5) Kemudahan merawat dan mengembangkan program
6) User Friendly
7) Portability
8) Pemrograman modular.
4. Mencari Kesalahan
a. Kesalahan sintaks (penulisan program)
b. Kesalahan pelaksanaan: semantik, logika, dan ketelitian.

11

5. Uji dan Verifikasi Program
Pertama kali harus diuji apakah program dapat dijalankan. Apabila
program tidak dapat dijalankan maka perlu diperbaiki penulisan sintaksisnya
tetapi bila program dapat dijalankan, maka harus diuji dengan menggunakan
data-data yang biasa yaitu data yang diharapkan oleh sistem. Contoh data
ekstrem, misalnya, program menghendaki masukan jumlah data tetapi user
mengisikan bilangan negatif. Program sebaiknya diuji menggunakan data yang
relatif banyak.
6. Dokumentasi Program
Dokumentasi program ada dua macam yaitu dokumentasi internal dan
dokumentasi eksternal. Dokumentasi internal adalah dokumentasi yang dibuat di
dalam program yaitu setiap kita menuliskan baris program sebaiknya diberi
komentar atau keterangan supaya mempermudah kita untuk mengingat logika
yang terdapat di dalam instruksi tersebut, hal ini sangat bermanfaat ketika suatu
saat program tersebut akan dikembangkan. Dokumentasi eksternal adalah
dokumentasi yang dilakukan dari luar program yaitu membuat user guide atau
buku petunjuk aturan atau cara menjalankan program tersebut.
7. Pemeliharaan Program
a. Memperbaiki kekurangan yang ditemukan kemudian.
b. Memodifikasi, karena perubahan spesifikasi.
Bahasa-bahasa tingkat tinggi seperti Cobol, Basic, Pascal, Fortran, dan
C/C++ mendukung kegiatan pemrograman prosedural, karena itu mereka
dinamakan juga bahasa prosedural. Selain paradigma pemrograman prosedural,
ada lagi paradigma yang lain yaitu pemrograman berorientasi objek (Object
Oriented Programming atau OOP). Paradigma pemrograman ini

merupakan

trend baru dan sangat popular akhir-akhir ini. Pada paradigma OOP, data dan
instruksi dibungkus (encapsulation) menjadi satu. Kesatuan ini disebut kelas
(class) dan instansiasi kelas pada saat run-time disebut objek (object). Data di
dalam objek hanya dapat diakses oleh instruksi yang ada di dalam objek itu saja.
Contoh Kasus dan Penyelesaian

12

1. Menghitung luas dan keliling lingkaran
Proses kerjanya sebagai berikut:
a. Baca jari-jari lingkaran
b. Tentukan konstanta phi = 3.14
c. Hitung luas dan keliling
L = phi*r*r
K = 2*phi*r
d. Cetak luas dan keliling
2. Menghitung rata-rata tiga buah data
a. Algoritma dengan struktur bahasa Indonesia
- Baca bilangan a, b, dan c
- Jumlahkan ketiga bilangan tersebut
- Bagi jumlah tersebut dengan 3
- Tulis hasilnya
b. Algoritma dengan pseudocode input (a, b, c)
Jml = a+b+c
Rerata = Jml/3
Output (Rerata)
3. Algoritma konversi suhu dalam derajat Celcius ke derajat Kelvin
Penyelesaian menggunakan pseudocode:
Input (Celcius)
Kelvin = Celcius + 273
Output (Kelvin)

2.4 MATLAB (Matrix Laboratory)
MATLAB adalah sebuah bahasa dengan kemampuan tinggi untuk
komputasi

teknis.

Ia

menggabungkan komputasi,

visualisasi,

dan

pemrograman dalam satu kesatuan yang mudah digunakan di mana masalah dan
penyelesaiannya diekspresikan dalam notasi matematik yang sudah dikenal.
Pemakaian MATLAB meliputi :
1

Matematika dan komputasi

2

Pengembangan algoritma

13

3

Akuisisi data

4

Pemodelan, simulasi dan prototype

5

Grafik saintifik dan engineering

6

Perluasan pemakaian, seperti graphical user interface (GUI) (Ayumita, 2009).
MATLAB adalah system interaktif yang mempunyai basis data array yang

tidak membutuhkan dimensi. Ini memungkinkan kita dapat menyelesaikan banyak
masalah komputasi teknis, khususnya yang berkaitan dengan formulasi matrik dan
vector. Nama MATLAB merupakan singakatn dari matrix labolatory . MATLAB
awalnya dibuat untuk memudahkan dalam mengakses software matriks yang telah
dikembangkan oleh LINPACK dan EISPACK. Dalam perkembangannya,
MATLAB mampu mengintegrasikan beberapa software matriks sebelumnya
dalam satu software untuk komputasi matriks. Tidak hanya itu, MATLAB juga
mampu melakukan komputasi simbolik yang biasa dilakukan oleh MAPLE .
Sistem MATLAB terdiri atas lima bagian utama :
1. Development Environment
Ini adalah kumpulan semua alat-alat dan fasiltas untuk membantu kita
dalam menggunakan fungsi dan file MATLAB. Bagian ini memuat desktop,
Command window, command history, editor and debugger, dan browser untuk
melihat help, workspace, files.
2. The MATLAB Mathematical Function Library
Bagian ini adalah koleksi semua algoritma komputasi, mulai dari fungsi
sederhana seperti sum, sine, cosine sampai fungsi lebih rumit seperti, invers
matriks, nilai eigen, fungsi Bessel dan fast Fourier transform.
3. The MATLAB language
Ini adalah bahasa matriks/array level tinggi dengan control flow, fungsi,
struktur data, input/output, dan fitur objek programming lainnya.
4. Graphics
MATLAB mempunyai fasilitas untuk menampilkan vector dan matriks
sebagai grafik. Fasilitas ini mencakup visualisasi data dua / tiga dimensi,
pemrosesan citra (image), animasi, dan grafik animasi.

14

5. The MATLAB Application Program Interface (API)
Paket ini memungkinkan kita menulis bahasa C dan Fortran yang
berinteraksi dengan MATLAB. Ia memuat fasilitas untuk pemanggilan kode-kode
dari MATLAB (dynamic linking), yang disebut MATLAB sebagai mesin
penghitung.

15

BAB III
ANALISA DAN PERANCANGAN PROGRAM
3.1 Deskripsi Program
Program ini dibuat dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Menentukan tema program yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya
bidang Teknik Lingkungan.
b. Menentukan variabel input dan output.
c. Mendesain tampilan program agar efisien dan mudah untuk digunakan.
d. Merancang algoritma dengan langkah-langkah masalah, pengimplementasian,
serta pembuatan algoritma sehingga program yang dibuat menjadi terstruktur.
e. Melakukan uji coba terhadap program dengan cara menjalankan program yang
dibuat dengan beberapa input yang berbeda.
Untuk tampilan dari program ini ditunjukkan olah gambar berikut.