FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA KELAS X dan XI DI SMA X KOTA DEPOK

  

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH

REMAJA KELAS X dan XI DI SMA X KOTA DEPOK

  Nia 1 , Wiwit Wijayanti 2 , Pujiati 3 1, 3 D IV Bidan Pendidik STIKes Mitra RIA Husada 2 Program Studi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas MH.Thamrin Alamat korespondensi

  Program Studi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universitas MH.Thamrin Jl. Raya Pondok Gede no 23-25 Kramat Jati, Jakarta Timur Email

  

ABSTRAK

  Permasalahan remaja yang memerlukan penelitian khusus adalah seks pranikah. Data hasil dari survei yang dilakukan oleh Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada Oktober 2013. Sebanyak 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks diluar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil diluar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi, diantaranya pengetahuan, peran orang tua, peran guru, peran teman sebaya dan media. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja.

  Jenis penelitian ini korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi 158 dan sampel 114 siswa/i kelas X dan

  XI SMA X Kota Depok, menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling. Uji validitas dengan Pearson Product Moment dan uji reliabilitas dengan Cronbach Alpha dinyatakan reliabel. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisa statistik menggunakan koefisien kontingensi determinasi.

  Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara pengetahuan p=0,13 dan koefisien determinasi 0,450, ada pengaruh antara peran orang tua p=0,007 dan koefisien determinasi 0,932, ada pengaruh antara peran guru p=0,009 dan koefisien determinasi 0,750, ada pengaruh antara peran teman sebaya p=0,007 dan koefisien determinasi 0,816, dan ada pengaruh antara media p=0,007 dan koefisien determinasi 0,829 terhadap seks pranikah remaja. Hasil penelitian tidak ada pengaruh antara pengetahuan dan terdapat pengaruh antara peran orang tua, peran guru, peran teman sebaya serta media terhadap seks pranikah remaja. Sedangkan faktor yang paling mempengaruhi perilaku seks pranikah pada remaja yaitu peran orang tua.

  Kata kunci : Perilaku, Seks Pranikah, Remaja SMA PENDAHULUAN

  Di era globalisasi dan derasnya arus informasi menyebabkan masuknya budaya luar negri ke dalam masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui multimedia. Hal ini menyebabkan pergeseran budaya dan moral masyarakat. Selain itu, faktor krisis ekonomi, krisis sosial dan agama di negara kita makin mempengaruhi kehidupan masyarakat. Salah satu dampaknya ialah meningkatnya pergaulan bebas yang ditandai dengan meningkatnya kasus kehamilan remaja, komplikasi kehamilan, penyakit menular seksual, abortus dan masalah psikologis (Zahrah, 2012).

  Masa remaja adalah suatu masa peralihan dari anak- anak ke dewasa. Masa remaja merupakan masa yang paling sulit untuk dilalui bagi individu. Masa ini dapat dikatakan sebagai masa yang krisis bagi perkembangan pada tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Remaja dunia saat ini menghadapi tantangan yang berbeda dari beberapa decade yang lalu, baik dibidang sosial, ekonomi, maupun kesehatan. Namun pada waktu yang besamaan, remaja kurang mendapat informasi bagaimana cara melindungi kesehatan seksual mereka dimana saat ini banyak sekali remaja yang sudah aktif secara seksual (Zahra, 2012).

  Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2011, remaja yang mempunyai teman yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah usia 14-19 tahun (perempuan 34,7%, laki-laki 30,9%) usia 24-19 tahun (perempuan 48,6%, laki-laki 46,5%). Dengan responden remaja berusia 15-24 tahun menunjukan bahwa sebanyak 1% remaja perempuan dan sebanyak 6% remaja laki-laki menyatakan pernah melakukan hubugan seksual pranikah. Data hasil dari survei yang dilakukan oleh Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) pada Oktober 2013. Sebanyak 62,7% remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks diluar nikah. 20% dari 94.270 perempuan yang mengalami hamil diluar nikah juga berasal dari kelompok usia remaja dan 21% diantaranya pernah melakukan aborsi.

  Sementara itu, data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menujukan 51% remaja di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), telah melakukan seks bebas. Ini artinya dari 100 remaja wanita, 51 sudah tidak gadis lagi (2015).

  Berdasarkan penelitian dari Australian National University (ANU) dan Pusat Penelitian Kesehatan

  Berdasarkan Tabel 5.2.1 pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok didapatkan hasil uji statistik bahwa nilai p Value adalah 0,134 > 0,050, artinya bahwa tidak ada pengaruh antara pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan koefisien determinasi dengan perhitungan r2 = 0,4502 = 0,2025 atau 20,25% maka diperoleh variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi tidak mempengaruhi

  77

  Pada tabel di atas diketahui siswa yang berdasarkan perilaku seksnya menyimpang sebanyak (76,3%), siswa yang berpengetahuan baik sebanyak (69,3%), berdasarkan siswa yang memiliki peran orang tua berperan baik terhadap terjadinya perilaku seks pranikah sebanyak (67,5%), berdasarkan siswa yang memiliki peran guru berperan baik terhadap terjadin ya perilaku seks pranikah sebanyak (79,8%), berdasarkan siswa yang memiliki peran teman sebayak yang cukup berperan terhadap terjadinya perilaku seks pranikah sebanyak (71,9%), dan berdasarkan siswa yang menggunakan media dengan baik terhadap terjadinya perilaku seks pranikah sebanyak (85,1%).

  1 85,1 14,0 0,9

  16

  97

  Media  Baik  Cukup  Kurang

  32 71,9 28,1

  82

  Peran Teman Sebaya  Baik  Cukup

  1 79,8 19,3 0,9

  22

  91

  Peran Guru  Baik  Cukup  Kurang

  37 67,5 32, 5

  Peran Orang Tua  Baik  Cukup

  Universitas Indonesia (UI) tahun 2010/2011 di Jakarta, Tangerang dan Bekasi, dengan jumlah 3.006 responden (usia 17-24 tahun), menunjukan 20,9% remaja hamil dan melahirkan sebelum menikah dan 38,7% remaja mengalami kehamilan sebelum menikah dan dan kelahiran setelah menikah (Alimudin, 2012).

  16 69,3 16,7 14,0

  19

  79

  Pengetahuan  Baik  Cukup  Kurang

  27 76,3 23,7

  87

  HASIL Analisa Univariat Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan, Peran Orang Tua, Peran Guru, Peran Teman Sebaya, dan Media Dengan Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X dan XI Di SMA X Kota Depok Variabel n (%) Perilaku Seks  Menyimpang  Tidak menyimpang

  Penelitian ini dilakukan di SMA X Kota Depok, Penentuan besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus slovin dengan jumlah sampel 114 responden.

  Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik kuantitatif dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok yang meliputi pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran guru, peran teman sebaya, dan media.

  METODE

  Berdasarkan data dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Kelas X dan XI Di SMA X Kota Depok”.

  Dari data hasil survei pendahuluan, peneliti melakukan wawancara pada seorang guru di SMA X tahun 2015/2016 jumlah siswa kelas X dan XI sebanyak 168 orang, dan tercatat 2 orang siswi yang drop out karena hamil serta ada juga kasus pada siswa yang membawa handphone (HP) yang berisikan video porno. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada 10 siswa

  Menurut Kusmiran (2011), faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku seksual pada remaja adalah perbuhan biologis yang terjadi pada masa pubertas dan pengaktifan hormonal, kurangnya peran orang tua melalui komunikasi antara orang tua dan remaja seputar masalah seksual dapat memperkuat munculnya penyimpangan perilaku seksual, pengetahuan remaja yang rendah cenderung lebih sering memunculkan aktivitas seksual dibandingkan dengan remaja yang berpengetahuan baik, kemudian pengaruh teman sebaya sehingga memunculkan penyimpangan perilaku seksual.

  Hasil penelitian di Bandung, oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan, Jabar Kristian Widya Wicaksono tahun 2012, 56% remaja Kota Bandung pada rentang usia 15-24 tahun diantaranya siswa SMA sudah pernah berhubungan seks pranikah. hubungan seks dilakukan dengan pacar, teman dan pekerja seks komersial. Perilaku remaja tersebut ternyata tidak terpengaruhi tingkat sertrata sosial, bukan hanya remaja dari kalangan kelas sosial rendah tapi juga di tingkat strata yang lebih tinggi yang pernah melakukan hubungan seks pranikah (Adjiarto, 2012).

  • – siswi SMA X Kota Depok terdapat 5 orang (50%) siswa dan siswi sudah melakukan aktivitas seksual ringan seperti berpegangan tangan, berciuaman pipi dan bibir. Sedangkan, 4 orang (40%) sudah melakukan aktivitas seksual berat seperti meraba-raba dada dan daerah sensitif lainnya, dan 1 orang (10%) belum pernah melakukan perilaku seks pranikah (belum penah berpacaran).
  • Peran Orang Tua

  Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Antono dkk (2004) bahwa tidak ada pengaruh yang

  6 21,6 37,5

  64

  23 78,0 71,9

  18

  9 22,0 28,1

  82

  32 100 100 0,007* 0,816 66,6%**

  Media Baik Cukup Kurang

  76

  10

  1 78,4 62,5 100

  21

  97

  1 100 100 100

  16

  1 100 100 100

  0,007* 0,829 68,7%**

  Berdasarkan Tabel 2. peran guru dengan perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok didapatkan hasil uji statistik bahwa nilai p Value adalah 0,009 < 0,050, artinya bahwa ada pengaruh antara peran guru dengan perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan koefisien determinasi dengan perhitungan r2 = 0,7502 = 0,5625 atau 56,25% maka diperoleh variabel peran guru dapat mempengaruhi variabel perilaku seks pranikah remaja sebesar 70,6 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel.

  Berdasarkan Tabel 2. peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok didapatkan hasil uji statistik bahwa nilai p Value adalah 0,007 < 0,050, artinya bahwa ada pengaruh antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan koefisien determinasi dengan perhitungan r2 = 0,9162 = 0,6658 atau 66,6% maka diperoleh variabel peran teman sebaya dapat mempengaruhi variabel perilaku seksual remaja sebesar 83,9% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

  Berdasarkan Tabel 2. media dengan perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok didapatkan hasil uji statistik bahwa nilai p Value adalah 0,007 < 0,050, artinya bahwa ada pengaruh antara media dengan perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan koefisien determinasi dengan perhitungan r2 = 0,8292 = 0,687 atau 68,7% maka diperoleh variabel media dapat mempengaruhi variabel perilaku seksual remaja sebesar 68,7% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

  Berdasarkan Tabel 2. peran orang tua (86,9%) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan hasil penelitian pengaruh pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja diketahui bahwa sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi cenderung memiliki perilaku seks pranikah menyimpang. Hasil uji statistik didapatkan tidak ada pengaruh antara pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan perilaku seks pranikah remaja.

  Menurut teori Green dalam Notoatmodjo 2007 yang menyatakan bahwa ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi perilaku diantaranya faktor predisposisi

  (pengetahuan, kepercayaan), faktor enabling (pemungkin) dan faktor reinforcing (pendorong).

  0,009* 0,750 56,25%** Peran Teman Sebaya Baik Cukup

  22

  variabel perilaku seks pranikah remaja sebesar 20,25% dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain.

  Baik Cukup

  Analisa Bivariat Tabel 2. Analisis Bivariat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X dan XI di SMA X Kota Depok Faktor - Faktor Perilaku Seksual Jumlah P-Value CC(r) Kd Menyimpang Tidak Menyimpang N % N % N % Pengetahuan Baik Cukup Kurang

  61

  14

  12 77,2 73,7 75,0

  18

  5

  4 22,8 26,3 25,0

  79

  19

  16 100 100 100

  0,134* 0,450 20,25%*

  61

  91

  26 79,2 70,3

  16

  11 20,8 29,7

  77

  37 100 100 0,007* 0,932 86,9%**

  Peran Guru Baik Cukup Kurang

  71

  15

  1 78,0 68,2 100

  20

  7 22,0 31,8

  • p-value < 0,05, berdasarkan uji koefisien kontingensi
    • Koefisien Determinasi = r
    • 2 Berdasarkan Tabel 2. peran orang tua dengan perilaku seks pranikah remaja kelas X dan XI di SMA X Kota Depok, didapatkan hasil uji statistik bahwa nilai p Value adalah 0,007 < 0,050, artinya bahwa ada pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku seks pranikah remaja. Berdasarkan koefisien determinasi dengan perhitungan r2 = 0,9322 = 0,868 atau 86,9 % maka diperoleh variabel peran orang tua dapat mempengaruhi variabel perilaku seks pranikah remaja sebesar 86,9 % dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. bermakna antara siswa dengan perilaku seks pranikah remaja. Penelitian ini juga dilakukan Damarsih (2009) bahwa pengetahuan berpengaruh dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Menurut peneliti bahwa pengetahuan tidak selamanya mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja karena pengetahuan yang baik belum tentu tidak melakukan perilaku seks pranikah remaja dan ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan memperkuat terbentuknya perilaku seperti seorang remaja yang belum mengetahui apa manfaat kesehatan reproduksi bagi dirinya.

      Berdasarkan hasil penelitian pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku seks pranikah remaja dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki peran teman sebaya yang berperan baik terhadap terjadinya perilaku seks pranikah cenderung memiliki perilaku seks menyimpang. Hasil uji statistik didapatkan adanya pengaruh antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Hal ini sejalan dengan peneliatan yang dilakukan Lisna dkk (2015) bahwa media berpengaruh dengan perilaku seks pranikah remaja. Penelitian ini juga dilakukan Damarsih (2009) bahwa media berpengaruh dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Menurut Andri (2005) Kecenderungan perilaku seks memang meningkat karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa dengan teknologi canggih.

      Berdasarkan hasil penelitian pengaruh media terhadap perilaku seks pranikah remaja dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki media yang baik terhadap terjadinya perilaku seks pranikah cenderung memiliki perilaku seks menyimpang. Hasil uji statistik didapatkan ada pengaruh antara media dengan perilaku seksual remaja

      Menurut peneliti bahwa peran teman sebaya mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja karena teman merupakan orang ke dua setelah keluarga sehingga dapat mempengaruhi pergaulan sehari-hari dan interaksi dengan teman sebaya yang memiliki usia yang sama memainkan peran khusus dalam perkembangan sosioemosional.

      Hal ini sejalan dengan peneliatan yang dilakukan oleh Juing (2004) bahwa ada pengaruh antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja. Penelitian ini juga dilakukan Saputri (2015) bahwa ada pengaruh antara peran teman sebaya dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Berdasarkan teori Sofia (2012) bahwa remaja lebih banyak berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya. Jadi dapat dimengerti bahwa sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku teman sebaya lebih besar pengaruhnya daripada keluarga.

      Menurut peneliti bahwa peran guru mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja karena guru merupakan orang tua kedua dalam memfasilitasi, membina dan mengontrol tingkah laku selama remaja tersebut bearada di sekolah.

      Berdasarkan hasil penelitian pengaruh peran orang tua terhadap perilaku seks pranikah remaja dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki peran orang tua yang baik terhadap terjadinya perilaku seks pranikah, cenderung memiliki perilaku seks pranikah menyimpang. Hasil uji statistik didapatkan adanya pengaruh antara peran orang tua dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Hal ini sejalan dengan peneliatan yang dilakukan oleh Mulyati (2015) bahwa ada pengaruh antara peran guru dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Berdasarkan teori Saputra (2012) mengungkapkan guru dapat melakukan/memberikan layanan kepada siswa-siswinya mengenai hubungan seks bebas baik secara klasikal maupun individual.

      Berdasarkan hasil penelitian pengaruh peran guru terhadap perilaku seks pranikah remaja dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki peran guru yang berperan baik terhadap terjadinya perilaku seks pranikah, cenderung memiliki perilaku seks pranikah menyimpang. Hasil uji statistik didapatkan adanya pengaruh antara peran guru dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Menurut peneliti bahwa peran orang tua mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja karena orang tua berperan besar dalam pengawasan tingkah laku seorang anak. Apabila peran orang tua kurang dalam tingkah laku anak maka anak tersebut akan mudah terpengaruh pada hal-hal yang negatif.

      Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan dilakukan Damarsih (2009) bahwa Peran keluarga berhubungan dengan perilaku seks pranikah remaja. Penelitian ini juga dilakukan Saputri (2015) bahwa peran orang berpengaruh dengan perilaku seks pranikah remaja.

      Menurut teori Soetjiningsih (2010), hubungan seksual yang pertama dialami oleh remaja salah satunya dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk mendidik anak-anak mereka memasuki masa remaja yang baik.

      Menurut peneliti bahwa media mempengaruhi perilaku seks pranikah remaja karena dengan adanya media maka remaja lebih mudah mendapatkan informasi tentang perilaku seks pranikah remaja dari berbagai sumber dan banyak remaja yang tidak tahu bagaimana mencari informasi yang benar mengenai kesehatan reproduksi, baik di sekolah maupun di rumah.

      

    Tabel 3.

    Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Perilaku Seks Pranikah Remaja Kelas X dan XI

    Di SMA X Kota Depok

      Variabel Koefisien Determinasi Keterangan

      Peran Orang Tua 86,9% Pengaruh paling terbesar dari 5 variabel Media 68,7% 68,7% berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah

      Peran Teman Sebaya 66,6% 66,6% berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah Peran Guru 56,25% 56,25% berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah

      Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi

      20,25% Tidak ada pengaruh terhadap perilaku seks pranikah

    KESIMPULAN DAN SARAN

    DAFTAR PUSTAKA

      2. Terdapat pengaruh peran orang tua, peran guru, peran teman sebaya, media terhadap perilaku seks pranikah remaja di kelas X dan XI di SMA X Kota Depok.

      (Tidak Diterbitkan) Dafid G. Myers, 2012. Perilaku Remaja. Jakarta : Salemba Medika.

      Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 114 siswa-siswi kelas X dan XI di SMA X Kota Depok, dapat disimpulkan bahwa: 1.

      Kesehatan Republik Indonesia, diakses pada tanggal 24 Febuari 2016.

      Kesehatan Indonesia 2010, Jakarta : Kementrian

      24 Febuari 2016 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil

      diakses pada tanggal

      Yang Melakukan Seks di Luar Pernikahan,

      Hidayat, Aziz. 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penuliasan Ilmiah . Jakarta : Salemba Medika. Husniaty. 2009. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Imran. 1998. Modul PKBI. Kartono. 2009. Kesehatan Reproduksi. Jakarta : EGC. Kementrian Kesehatan, (Kemenkes) 2013. Data Remaja

      Febuari 2016. Green. 2009. Psikologi Remaja. Bandung : Salemba Medika.

      Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Sma Di Surakarta. Skripsi, diakses pada tanggal 24

      Damarsih, Ririn. 2009. Faktor Yang Mempengaruhi

      Budiman, Johan. 2012. Modul Praktikum Biostatiska.

      3. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah remaja di kelas X dan XI di SMA X Kota Depok adalah peran orang tua dibandingkan dengan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, peran guru, peran teman sebaya dan media.

      Meningkat, diakses pada tanggal 24 Febuari 2016 di website :

      Naional). 2014. Remaja Pelaku Seks Bebas

      Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta,. Asih, Setya. 2009. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 4, diakses pada tanggal 24 Febiari 2016. Asrinah. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita, Bandung : Salemba Medika. BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

      Tidak terdapat pengaruh pengetahuan remaja tentang kesehata reproduksi terhadap perilaku seks pranikah remaja di kelas X dan XI di SMA X Kota Depok.

      seks pranikah pada remaja sejak usia dini, pemahaman agama yang baik serta memberikan informasi yang baik dan bertanggung jawab agar remaja tidak salah dalam mendapatkan informasi

      4. Dijadikan pertimbangan untuk memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi diberikan kepada siswa-siswi melalui bimbingan konseling yang lebih mendalam oleh setiap guru.

      3. Memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi yang berkelanjutan atau berkesinambungan melalui kerja sama dengan puskesmas dalam melakukan promkes seperti dengan pemasangan pamlfet dan penyebaran leafleat di lingkukan sekolah.

      2. Mengoptimalkan kegiatan rohani dengan memberikan sanksi pada siswa/i yang tidak mengikuti kegiatan.

      Mengoptimalkan program razia pengguanaan alat media pada waktu kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti razia Hand Phone (HP) satu kali dalam seminggu.

      Dengan adanya penelitian ini SMA X Kota Depok dapat: 1.

      Saran Bagi Istitusi Pendidikan SMA X Kota Depok

      Admin. 2009. Seks, Seksualitas, Kesehatan Seksual, diakses 24 Febuari 2016, Adjianto. 2012. Statistik Aborsi Indonesia, diakses 24 Febuari 2016. Antono, dkk. 2006. Jurnal Makara, Kesehatan, Vol. 10, No. 1, diakses pada tanggal 24 Febiari 2016.

    5. Orang tua dapat memberikan pengetahuan tentang

      SMA Darussalam Kota Depok. 2016. Laporan Biodata Siswa - Siswi Tahun 2015-2016, Kota Depok. Soetomo. 2010. Psikologi Remaja. Bandung : EGC. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permaslahannya, Jakarta : Segung Seto. Sofia, Anis. 2011. Perkembangan Psikologi Remaja, Jakarta : Salemba Medika. Sofia, Anis. 2012. Perkembangan Psikologi Remaja, Jakarta : Salemba Medika. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND, Bandung : Alfabeta. Zahra, Rillahi. 2012. Kehamilan Remaja, diakses pada tangga 24 Febuari 2016 . 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data , Jakatra: Salemba Medika.

      Penelitian Ilmu Kebidanan, Jakarta : Salemba Medika.

      Bandung : Alfabeta. Saputri, Dewi. 2015. Faktor

      Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer. Saputra, Hendro. 2015. Pendidikan Seksual Remaja.

      (Penerj. Tri Wibowo B.S) , Jakarta: Kencana.

      Santrock, JW. 2007. Psikologi Pendidikan (edisi kedua).

      KTI. (Tidak Diterbitkan). Ridwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian . Yogyakarta : Nuha Medika.

      Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Kelas X di SMK Negri Kota Sukabumi ,

      Poltekes Depkes. 2010. Jakarta. Mulyati, Rahayu. 2015. Fakto - Faktor Yang

      Nursalam. 2010. Konsep dan Penerapan Metodologi

       Kusmiran, E., 2011, Kesehatan Reproduksi Remaja dan

      Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

      Mu’tadin. 2003. Perilaku Remaja. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.

      html. Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita . Jakarta : EGC.

      Remaja, Jurnal Ceria, diakses pada tanggal 24 Febiari 2016. http://www.bkkbn.go.id/hqweb/ceriama56masala h.

      Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, diakses pada tanggal 24 Febiari 2016. Luthfie, RE. 2003. Fenomena Perilaku Seksual Pada

      Lestari, Sari. 2015. Jurnal Care Vol. 3 : Cirebon, diakses pada tanggal 24 Febuari 2016. Lisnawati. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Cirebon.

      Wanita , Jakarta: Salemba Medika.

    • – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Bantul Yogyakarta . KTI, diakses pada tanggal 24 Febuari 2016.