Kemampuan Siswa Dalam Menerapkan Model Matematis Dan Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Di SMA Adabiah Padang - Universitas Negeri Padang Repository

LAPORAN PENELITlAN

KEMAMPUAN SlSWA DALAM MENE M P K A N MODEL
GTEMATIS
DAN KONTKIRUSINYA I-ERHADAI' HASIL
BELAJAR D1 SMA ADABIAH BADANG
-

---.--.

.

--..-.-.._
. .

. . . . .

.

-


.., . . . . .

;.?

*

Drs. Amran Hssra
- , ,.
(Ketua l'eneliti) . .
'

-.

a.

, . ,.-

-,
. .
-.,.

... ..-

_

.

'

I

...

- I

,

ICr

,


..__

Penelitian in1 dibiayai oleti
Dana DIKRUTIN Universitas Ncgm Padang
Tahun Ang~aran2004
Surat Perjanllan Kontrak
Nomor : 69415.41.2XU-RUTIX.'2004
Tanggal 12 April 2003

-..-

,

JURUSAY FlSlKA
FAKULTAS MATEMATLKA DAY ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS KEGERI PADANC
TAHI'V 2004

-..----!- ?., I . : .'


.

(&-,x;

. . . . . . . . , ..._..

Olrh:

_r

. . . . .

..
. -,
. 4 / - f L - D Y - .-- --.-.........N"

.

-.-


..

--

-

s
s
l
r
.
.

.

KEMAMPUAN SISWA DALAM M E N E W K A N MODEL

MATEMATIS DAN KONTRIBUSINYA T E R W A P HASIL
BEWB
bI SMA ADABIAH PADANG


~ e r s o d h ~ ~Cheliti
ia
Ketua

: Drs. Am ran h a s r a

Anggota

: Fatni Mufit, S Pd. M Si.

LEMBAR IDENTITAS DAN PENCESAHAN
LAPORAN AKHlR PENELIVAN
1. a. J udul Penelitian

b. Bidang Ilmu
c. Kategori Penelitian
2. a.Ketua Peneliti
a. Narna Lengkap dan Gelar
b. Jenis Kelamin

c. Golongan/Pangkat/ NIP
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/Jurusan
f. Pusat Penelitian
b.Alamat Ketua Peneliti
a. Kantor/telepon/fax

: Kemampuan Siswa Dalarn

Menerapkan Model Matematis Dan
Kontribusinya Terhadap Hasil
Belajar Di SMA Adabiah Padang
: MIPA
: Kategori I1
:
:
:
:
:
:


:

3. Jumlah Anggota Peneliti
4. Lokasi Penelitian
5. Lama Penelitian
6. Biaya yang diperlukan
a. Sumber Dana DIK
b. Sumber Lain
JUMLAH

:
:
:

Drs. Arnm, Hasra
Laki-laki
IVal Pembina / 130 517 809
Lektor Kepala
FMIPA/Fisika

Lernlit UNn
FMIPA LXP, JI Hamka Air Tawar
Padang Telp (075 1) 57420 ext 109.
fl. Marapalam Indah VI no.7A
Padang (075 1)893014
2 orang
KotaPadang
6 (Enam Bulan)
Rp. 3.000.1100

-

Rp. 3.000.000
(Tiga Juta Yupiah)
Padang, 23 Des*

2003,

ABSTRAK
Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang tingkat

kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam fisika dan hubungannya dengan
prestasi akademis di SMA Adabiah Padang, maka tujuan penelitian ini adalah: untuk
melihat kemampuan siswa dalam menerapkan model matematis, melihat hasil belajar
siswa dalam bidang fisika, melihat hubungan dan konrribusi kemampuan siswa
menggunakan model dalam belajar fisika dengan hasil belajamya, serta melihat
kesulitan-kesulitan apa yang dialami siswa &dam meneraakan model matematis dalam
pemecahan permasalahan fisi ka.
Sebagai jawaban sementara, dikemukakan hipotesis yaitu: Ho : Tidak terdapat
hubungan yang berarti antara kemampuan siswa menerapkan model dalam fisika dan
hasil belajar dalam bidang fisika di SMA Adabiah Padang, dan Hi Terdapat hubungan
yang berarti antara kemampuan siswa menerapkan model dalam fisika dan hasil belajar
dalam bidang fisika di SMA Adabiah Padang. Llntuk membuktikan hipotesis, dilakukan
penelitian dengan populasi siswa SMA Adabiah Padang, dan sampel adalah kelas 1.3
dan 1.4. yang terdaftar pada tahun ajara~i2003/2004.
Dari hasil yang diperoleh ternyata dldapat korelasi positif yang berarti antara
kemampuan siswa menerapkan model matematis dengan hssil belajarnya dalam bidang
fisika. Oleh sebab itu hipotesis no1 (Ho) ditolal;, sebaliknya Hipotesis kerja Hi diterima
dengan harga korelasi sebesar 0,30. Berarti semakin baik kemampuan siswa dalam
menerapkan model matematis dalam fisika, maka hasil belajarnya akan semalun
meningkat. Besamya kontribusi ditentukan oleh koefisien determinasi r2 = 0,09 atau

sebesar 9%. Hal ini berarti bahwa meninpkatnya atau menurunnya hasil belajar
ditentukan oleh kontribusi kemampuan siswa menerapkan model matematis dalarn fisika
sebesar 9%. Sedangkan sisanya ditentukan oleh keadaan lam. Oleh sebab itu pada masa
yang akan datang, diharapkan guru perlu memberi bimhingan kepada siswa supaya
mereka terbiasa menggambarkan persoalan fisika ke dalam suatu gambar atau model
makanik sebagai bagian dan model matematis.

Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya. Dalam ha1
ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri l'adang berusaha mendorong dosen untuk
melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatnn mengajarnya, baik yang
secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber
lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terknit.
Sehubungan dengan itu, Lenlbaga Penelitian Universitas Negeri Padang
bekerjasama dengan Pimpinan Universitas, tclah memfasilitasi peneliti untuk
melaksanakan penelitian tentang Kemampunn Sislva h l n m Menerapkarz Model
Matematis dan Kontribusinya terlzadap Hnsil Belajar di SMUAdabiak Padang,
berdasarkan Surat Perjanjian Kontrak Nomor : 694154 lKU/Rutin/2003 Tanggal 12 April
2004.
Kami menyainbut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab
berbagai permasalahan pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, maka Lembaga Penelitian
Universitas Negeri Padang akan dapat memherikan infomasi yang dapat dipakai sebagai
bagian upaya penting dan kompleks dalam ~eningkatanmutu pendidikan pada umurnnya.
Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan masukan bagi instansi
terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangunan.
Hasil penelitian ini telah ditelaah oleh tim pembahas usul dan laporan penelitian
Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang. Kemudian untuk tgjuan diseminasi, hasil
penelitian ini telah diseminarkan yang melibatkan dosenitenaga peneliti Universitas
Negeri Padang sesuai dengan fakultas peneliti. Mudah-mudahan penclitian ini
bennanfaat bagi pengembangan ilmu pada umumnya, dan peningkatan mutu staf
akademik Universitas Negeri Padang.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak
yang membantu terlaksananya penelitian ini, terutama kcpada pimpinan lembaga terkait
yang menjadi objek penelitian, responden yang menjad! sampel penelitian, tim pembahas
Lembaga Penelitian dan dosen-dosen pada setiap fakultas di lingkungan Universitas
Negeri Padang yang ikut membahas dalam seminar hasil penelitian. Secara khusus kami
menyampaikan terima kasih kepada Rektor Universitas Negeri Padang yang telah
berkenan memberi bantuan peildanaan bagi penelitian ini. Karni yakin tanpa dedikasi
dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak akan dapat diselesaikan
sebagaimana yang diharapkan dan semoga kerjasama yang baik ini akan mznjadi lebih
baik lagi di masa yang akan datang.
Terima kasih.

P:idang, Desernber 2004
Ketua Lembaga Penelitian

NIP. 130879791

DAFTAR IS1

ABSTRAK . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
PENGANTAR ..................................................................
DAFTAR IS1 ...................................................................
DAFTAR TABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................
A . Latar Belakang Masalah ...................................................................
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................
C . Batasan Masalah .......................................................................................
D . Rumusan Masalah ........................................................................................
E. Pertanyaan Penelitian .................................................................................
F. Asumsi
..................................................................................................
G. Tujuan Penelitian .......................................................................................
H. Manfaat Penelitian .......................................................................................
I . Hipotesis Penelitian .....................................................................................

BAB TI
TJNJAUAN TEORITIS .....................................................................................
A . Guru dan Peranannya dalam Belajar dan Pembelajaran di Kelas.................
B. Model, dan Proses Berpikir Siswa dalam Fisika..........................................
C . Model Matematis dan Kontribusinya terhadap Hasil Belajar ..........

BAB 111
METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................

A . Jenis Penelitian .........................................................................................
B. Populasi dan Sampel ...................................................................................
C. Jenis Data dan Alat Pengurnpul Data ..............................................................
D. Teknik Analisis Data ......................................................................................

BAB IV
HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 20
A.
B.
C.
D.

Kernampuan Siswa Menerapkan Model Matematis dalam Fisika ..................
Hasil
Belajar Siswa dalam Bidang Fisika .................................................
..
UJI Hipotesis ................................................................................................
Kesulitan Siswa dalam Menerapkan Model Vatematis tialam Fisika ........

21
22
23
24

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
A . Kesimpulan ....................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................................

27
27
27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................

29
30

Tabel 1:

Kemampuan Siswa Menerapkan Model Matemstis dalam Fisika di SMA
Adabiah Padang

Belajar Semester Genap Tahun
Tabel 2: Hasil Belajar Fisika Berdasarkan E~~aluasi
Pelajaran 200312004 di SMA Adabiah Padang
Tabel 3: Rekapitulasi Kesulitan yang Dialami Siswa Menerapkan Model Matematis
dalam Memecahkan Permasalahan Fisika

BAB 1

A. Latar Belakang Masalah
Sains merupakan suatu ilmu yang diperoleh melalui proses ilrniah. Proses ini antara lain
meliputi penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan (&@bud,

1W5:1). Begitu juga

sains merupakan "sosok pengetahuan" tentang benda-benda di alam ini yang diperoleh dengan cara-

cara dan langkah-langkah tdentu (Sukarno, dkk, 1974:15). Pelajamrl P A di meliputi tiga kelompok

besar yaitu fisika, kimia dan biologi. Pelajaran ini diajarlian merupakan kelanjutan dan pelajaran IPA di
SLTP (Depdikbud, 1995:l). Salah satu h g s i pelajaran P A ada'ah melatih siswa memecahkan
masalah yang dhdapkan kepadanya.
Sebagai salah satu pelajaran P A yang Qipelajari di SMA rnata pelajaran Fisika
digolongkan kepada pelajaran yang "sulit". Dari serentetan mata pelajaran yang diuji dalam Ujian

1

Akhir Nasional VAN), pelajaran fish biasanya mendaphn nilai vang rend& Begtu juga dalam

t

pelajaran fisika guru lebih senang memberikan rumus-mus rnulai yang sederhana hmgga yang
rurnit Rumus-rumus ini hams dihapal oleh siswa. Sering siswa hanya dapat menuliskan rurnus
I

tanpa bisa menyatakan dengan kalimat sendiri apa yang dinyatakan oleh rurnus tersebut.
Rumus-rumus fisika bukanlah untuk dihapal, tetapi siswa hams menyadari bahwa rumusrumus tersebut adalah ungkapan berpikir secara matematis, dan sebaliknya model matematik
itu perlu juga diungkapkan dalam bentuk bahasa (Ratna wills Dahar, 1992: '2-7) Ada

1
I

I
I

1

kecenderungan pada kurikulum baru bahwa pembelajaran diarahkan kepada meteri esensial
apa saja yang hams ada dan materi apa saja yang tidak perlu atau mungkin hanya
diperkenalkan kepada siswa secara selintas. Cara yang bisa ditempuh adalah dengan

menganut konsep "less is more" yaitu guru bisn mempertimbangkan untuk menghilangkan
atau memperpendek topik yang tidak perlu dengan maksud npa yang harus diketahui siswa
dan "be able to do" dalarn sains, rnaternatika dan teknologi setelah mereka menarnatkan
pelajaran, itulah yang diberikan. Jika ada topik herulang dan hanya sedikit pengembangan
cukup diajarkan sekali saja (Fratt, 2002).
Dalam fisika, sering dijumpai masalah yang sulit (Ian rurnit, sehingga sulit untuk
dipecahkan. Dalam masalah-masalah seperti ini biasanya seorang ahli fisika berusaha
membuat suatu model untuk menyederhanakan rnasalah. Model dapat dibedakan atas tiga
yaitu (1) model ikonik.; (2) model analog; dan ( 3 ) model matematis. Kebiasaan para ahli
menerapkan model dalam fisika perlu diikuti oleh siswa dalarn mernecahkan masalah fisika.
Kebiasaan ini adalah suatu ha1 yang sangat pentlng untuk dihembangkan oleh guru-guru dan
pemerhati dalam pembelajaran Fisika di sekolah, mengingat konsep fisika kadang-kadang
terlihat abstrak.

Sebelurn rneningkatkan kebiasaan baik ini perlu dilakukan penelusuran

sejauh rnana siswa mampu rnenggunakan model dalam mernecahkan pennasalahan fisika.
Berdasarkan pemikiran di atas, penulis mencoba rnelnkukan penelitian yang menitik
beratkan analisis terhadap kemampuan siswa menggunakan model dalam fisika, dalam ha1 ini
adalah model maternatis. Jawaban pertanyaan ini diharapkan dapat mernberikan masukan
bagi badan terkait dalam mengarnbil inovasi dalam pembelajaran. Dari hasil penelitian ini

j uga diharapkan lahimya suatu kegiaatan peningkatan mutu proses pembelajaran di sekolah
menengah yang menitik beratkan kepada peningkatan proses berpikir yang sistematis dengan
bantuan model matematis. Penelitian ini sekali gus untuk rncnjawab pertanmyaan sebempa
mampukah siswa SMA dalam penerapan model dalam fisika, dan kontribusi kemampuan ini
terhadap peningkatan hasil belajar. Untuk i tu penul is rnernberi j udul penelitian ini yaitu:

Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Model Matematis dan Kontribusinya
terhadap Hasil Belajar di SMA Adabiah Padang.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya terlihat
bahwa matematik sebagai alat bantu dalarn helajar fisika dapat memudahkan siswa
memahami permasalahan yang rumit sehingga tersusun menjadi sutau model yang dapat cepat
dime~~gerti.
Oleh sebab itu salah satu cara yang hams ditempuh untuk menanamkan konsep
fisika kepada siswa adalah dengan berusa- ha menggali informasi tersebut dengan sebaikbaiknya, dan menyusun informasi tersebut dalam satu bagan yang menunjukkan model
matematis antara konsep-konsep tersebut.
Mengingat pentingnya kemampuan

siswa dalam

membentuk model matematis

dalam pembelajaran fisika, maka perlu diteliti sejauh-mnna siswa mampu menerapkan
model tersebut dalam pemecahan soal-soal fisika. Jika seorang siswa mampu menerapkan
model dengan baik diharapkan &a akan dapat mempelajari konsep fisika dengan teliti, mudah
dan benar. Oleh sebab itu seorang yang mampu menerapkan model dengan baik akan
memperoleh hasil belajar yang baik juga dalam fisika, dengan kata lain kemampuan
menerapkan model dalam fisika memberikan kontribusi yang berarti terhadap keberhasilan
belajar.

1

C. Batasan Masalah

~

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diba$as, berikut ini akan diuraikan

1

batasan masalah dalam penelitian ini. Masalah penelitian ini termasuk di dalam bidang
pendidikan, yaitu yang berhubungan dengan pengungkapan sejauhrnana siswa mampu
menerapkan model dalam fisika. Model dalam fisika dapat dibagi tiga yaiti~model ikonik.,
analog,

dan

matematis. Dalam penelitian ini penelusuran kemampuan siswa dalam

menerapkan model dalam fisika dibatasi pada model matematis saja.
Data diperoleh melalui jawaban siswa terhadap tes penerapan model matematis
yang

rsncangannya berpedoman kepada kurikulum yang berlaku pada saat penelitian ini

diadakan. Begltu juga mengingat berbagai macam keterbatasnn maka siswa SMA Adabiah
I

I

Padang yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah siswa kelas I saja, dan materi yang diteliti

I

pada penelitian ini materi yang tercakup pada semester JI tahun nelajaran 200312004
Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap mata pelajaran, seperti mengadakan tes, analisis ulangan harian, dan lain sebagainya.
Semua perangkat tes bisa buatan guru, atau berdasarkan soal yang sudah baku. Pada
penelitian ini, hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi belajar semester genap MKKS
SMA Kota Padang tahun pelajaran 200312004. S o d terdiri dari soal objektif dan essey, dan
data hasil belajar pada penelitian ini adalah skor mentah gabungan skor ebjektif dan skor

1

essey dari setiap siswa.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka pada bagian ini akan
di kemukakan rumusan permasalahan dalam penel i tian ini. Rumusan yang dimaksud adalah
sebagai kerikut: "Bagaimana tingkat kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam
fisika dan hubungmnya dengan prestasi akademis di SMA Adabiah Padang?"

E. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka berikut ini akan dikemukakan beberapa pertanyaan penelil-ianyaitu:

1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam pelajaran fisika.
2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam bdang fisika.
3. Berapa kontribusi kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam fisika terhadap

hasil belajarnya.
4. Kesulitan-kesulitan apa sajakah yang dialami siswa dalarn menerapkan model dalam

il

rI
I
I

memecahkan pennasalahan fisika

F. Asumsi
Penelitan ini beranjak dari beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut:

1. Adanya petunjuk yang sama dalam pengadministrasian intrumen berupa tes kemampuan
siswa menerapkan model matematis, maka dianggap bahwa seluruh siswa yang mengkuti
tes ini mengerti bahwa mereka harus mengeksplorasi kemampuan mereka sesuai dengan
salah satu tujuan penelitian ini.

2. Jawaban yang diberikan siswa adalah menggambarkan kemampuan yang ada dalam diri
siswa masing-masing secara murni.

I

G. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan masalah vang telah dikemukakan pada
bagian terdahulu, maka tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Melihat kemampuan siswa dalam menerapkan model mateinatis berdasarkan materi
yang dipelajari.

2. Melihat hasil belajar siswa dalam bidang fisika
3. Melihat hubungan dan kontribusi kemampuan siswa m e n g ~ n a k a nmodel dalam belajar

fisika dengan hasil belajamya.
4. Melihat kesulitan-kesulitan apa yang dialami

siswa dalam menerapkan model

matematis daiam pemecahan permasalahan fisika.

H. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna baik oleh peneliti sendiri, maupun oleh
badan-badan yang terkait dengan permasalahan yang dikemukakan. Berikut ini akan
dikemukakan beberapa kegunaan hasil penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai masukan bagi guru dalam usaha membimbing siswa memaharni model matematis
dalam pembelajaran fisika.

2. Sebagai masukan bagi siswa dalarn usaha rnemahami fisika

secara sistematis dan

sederhana.

3. Sebagai informasi bagi peneliti dalam merencanakan "instructional design" sebagai
kelanjutan penanggulangan kesulitan siswa dalam memahami model matematis dalam
pembelajaran fisika.

I. Hipbtesis Penelitian
Berdasarkan

latar belakang dan

permasalahan

yang

telah dikemukakan

sebelumnya., maka berikut ini akan dikemukakan hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat hubungar, yang berarti antara kemampuan siswa menerapkan model dalam
fisika dan hasil belajar dalam bidang fisika di SMA Adabiah Padang.
Hi : l'erdapat hubungan yang berarti antara kemampuan sis~vamenerapkan model dalam

fisi ka dan hasil belajar dalam bidang fisika di SMA Adabiah Padang.

BAB 11

TINJAUAN TEORITIS
A. Guru dan Peranannya dalam Belajar dan Pembelajaran di Kelas

Pekerjaan guru rnernang rnulia, menjunl ung tinggi ni lai-nila~ si kap pengabdian
kepada peserta didik. Guru diharapkan rnemberikan perhatian Jan kesenangan pada peserta
didik untuk belajar dan mendorong rnereka untuk berpikir sehrngga peserta didik menguasai
ilmu dalarn bidangnya. Peran guru ganda sebagai pengajar clan pendidik yang sebenarnya
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya ( Rohani dan Ahrnadi, 1 995 : 1 09)
Dalam kegiatan belajar dan pernbelajaran guru rnerupakan salah satu sub sistem. Sub
sistem yang lain adalah: siswa, kurikulum, sarana dan prasarrina, serta lingkungan (Novak,
1985: 6). Efektivitas suatu program belajar dan penbelajaran sangat ditentukan oleh beberapa
faktor di atas. Sebagai raw-input, siswa akan diproses sedcr~iikian sehingga rnenghasilkan
out-put berupa siswa yang rnerniliki pengalarnan
dimaksudkan

adalah perubahan

belajar. Pengalaman belajar yang

tingkah laku yang sifatnys rnenetap bukan akibat dari

kematangan saja, (Dahar, 1989: 12).
Salah satu bentuk pengalarnan belajar dalam fisika adalah pernaharnan siswa
terhadap konsep fisika setelah mereka diproses dalam kegiatan belajar rnengajar. Usaha dalam
rnencapai pernbelajaran dengan tingkat penguasaan yang baik harus dilakukan oleh guru, dan

guru hams mernahami bahwa belajar dipengaruhi oleh berbagai kondisi. Kualitas pengajaran
turut menentukan ketuntasan pelajaran bagi siswa. Oleh karena itu usaha untuk menertibkan
siswa secara optimal perlu dilakukan, seperti membuat pelajarsn lebih konkrit, lebih praktis,
rnenggunakan berbagai metoda yang tepat dan lain sebagainya.

Faktor lain yang mempengaiuhi keberhasilan siswa adalah kesanggupan siswa untuk
memahami pengajaran, ketekunan dan kesempatan yang dibe~ikanguru. Kesempatan yang
dimaksudkan adalah suatu teknik yang dilakukan guru sehing3a siswa mendapat fasilitas
untuk belaj ar. Tekni k penyajian pelajaran adalah cara-cara yang ditempuh guru agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik (Kosetiyah, 2001 :
1-3)

Ada beberapa tafsiran yang kurang tepat dalam mengajar, bahwa mengajar
menyuruh anak menghapal, dengan sistem pertahanan diri guru ~nengatakanbahwa "terpaksa
karena ujian" . Tafsiran lain bahwa mengajar adalah menyampnikan pengetahuan. Oleh sebab
itu guru berusaha semaksimal mungkin sampai pa& batas pelajaran, yang kadang-kadang
melupakan ha1 yang paling prinsip apakah siswa juga telah "bela jar" sesuai dan persis dengan
apa yang telah disampaikan guru.
Pendidikan tradisional mengutamakan penumpukan ilmu, sehingga dicap sebagai
pendidikan yang intelektualistis. Pendidikan modern memperhatiican perkembangan seluruh
pribadi anak. Pengetahuan tetap penting, akan tetapi harus b e f i g s i dalam hidup peserta
didik. Guru yang baik adalah guru yang mampu mengaktifkan siswa belaiar, "learning by
doing" kata Dewey. Sesuatu akan berhasil dipela~aridengan baik bila siswa melakukannya,
seperti menulis, membuat skema, dan lain-lain. Begitu juga guru yang baik akan memberikan
pengertian, dan bukan hanya sekadar kata-kata belaka, dnn guru bisa dikatakan telah
menyeleweng dari jalan yang benar jika guru menjadikan ujian sebagai tujuan pendidikan
(Nasution, 1986: 12- 17).

B. Model, dan Proses Berpikir Siswa dalarn Fisika.

Model sering digunakan dalam IPA, misalnya dalam m enerangkan fenomena, proses
atau di dalam memecahkan masalah. Pensertian model dalam IPA dapat dibedakan atas etnpat
yaitu (1) model ikonik.; (2) model analog; (3) model mekanik, dan (3) model simbolik
(Nickerson el.ul. 1985j.
Model ikonik merupakan model yang mcrupakan wakil gambar tlsis tiga dimensi,
sehingga dalam bela-jar siswa dapat gambaran mengenai objek yang diwakili. Contoh model
ikonik adalah model tata surya, model lapisan bumi, model jagad raya, model jantung
manusia, dan lain-lain. Model analog merupakan sifat atau ciri yang digunakan untuk
tnewakili yang lain. Contoh model ini dalam mempelajari geograti adalah warna peta yang
membedakan tinggi suatu daerah. Model simbolik dikenal juga dengan model teoretis. Semua
sifat dinyatakan dengan notasi konvensional. Model simbolrk menerangkan suatu sistem
secara konseptual. Model mekanik memperlihatkan mekanisme hubungan antara variabelvariabe! denzan menggunakan grafik dan diagram. Model s~mbolik dan mode1 mekanik
termasuk ke dalam model matematis.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa model matematis terdiri
dari dua kategori yaitu model simbolik atau teoritis, dan model mekanik. Salah satu contoh
penerapan model ini dalam fisika adalah pada mrsoalan momentum yang akan dibahas
berikut ini. Jika sebuah peluru yang massanya tertentu (m,) mengenai sebuah ayunan balistik
yang massanva tertentu pula (m,). Ayunan terayun dan pusat massa ayunan naik setinggi h,
sedangkan peluru tertancap di dalam ayunan. Variabel yang akan ditentukan adalah kecepatan
peluru saat akan mengenai ayunan balistik tersebut (v,). Dalam persoalan ini, siswa dituntut

membuat model mekanik sederhana sesuai dengan data-data vang diberikan, model yang ada
dalam pikiran siswa bisa dituangkan dalam bentuk gembar sebagai berikut:

peluru

I

m, dan v,

(m, + mb) dan v',, +,,t

Gambar 1: Contoh model rnekanik dalam rnenggam harkan fenomena fisika

Setelah membuat model mekanik, selanjutnya sis~vadituntut membuat model simbolik atau
model teoritis. Model teoritis yang mungkin adalah penggabungan antara konsep energi
mekanik, energi potensial dan konsep tentang momentum. Siswa perlu diingatkan bahwa pada
jarak setinggi h (pada titik balik) energi kinetik sistem akan berubah menjadi energi potensial.
Dalam ha1 ini model matematis yang mungkin dibuat adalah:

Jika diberikan harga tertentu untuk besaran-besaran di atas maka akan diperoleh harga
kecepatan peluru dan ayunan setelah tejadi tembakan (v) dengan menggunakan konsep

t

fP

I

momentum danmembuat suatu model matematis yang sesuai dengan persoalan. Dalam ha1
ini model matematis yang mungkin dibuat siswa adalah sebagai berikut:

1

i

mPy,+ mb vt, =(nip + mh.) V'

I

I
Sebelum tejadi tumbukan ayunan diam, maka vb adalah nol, sehingga persamaan menjadi:
m,.vp + 0

==

fin, + m,, v'

berdasarkan persamaan di atas, maka kecepatan peluru sesaat akan menembak ayunan dapat
ditentukan yaitu:

1
I

-

vp (mp + mb)vy/ mp
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam usaha untuk menginterpretasikan data
atau menerangkan fenomena, orang menyusun model. Motiel yang disusun bergantung

1

kepada data atau fenomena yang akan diterangkan, dan juga sejauhmana interpretasi tersebut
dilakukan. Untuk memperlihatkan mekanisme kerja biasanya dipnakan grafik atau diagram,
sedangkan untuk menerangkan hubungan yang agak abstrak digunakan model simbolik.
Setiap kegratan manusia selalu dikontrol oleh proses berpikir di dalam otak. Otak
manusia terdiri dari belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Belahan otak kiri berperan
melakukan pendekatan pemecahan masalah berdasarkan fakta, analisa tahap demi tahap
dalam urutan yang logis. Otak kanan berperan dalam bentuk spontanitas apa yang ada dalam
pikiran, imajinasi, bentuk, suara dan gerakan. Maclean (1982: 69) membagi otak dalam 4
kuadran dengan peran yang berbeda. Bagian otak kiri atas (kuadran A) berperan untuk
membuat solusi, sedangkan bagran kin bawah (huadran B) mengorganisasikannya. Otak

kanan bawah (kuadran C) mempunyai peranan berbagi rasa atau berargumen, dan bagian otak
kanan atas (kuadran D) berperan dalam berekspresi. Pemahaman ini digunakan untuk
menelaah lebih lanjut proses berpikir anak dan pengembangannya .
Dalam pendidikan akan diperoleh hasil belajar yang diharapkan apabila siswa
mendapat kesempatan menggunakan otak kiri dan kanan secara komplementer. Penggunaan
belahan otak kiri melatih kemampuan analisis secara linier, sikuensial dan bertahap yang
sangat efektif untuk memproses informasi. Penggunaan belahan otak kanan melatih
kemampuan menyatukan bagian-bagian, membentuk suatu konsep secara keseluruhan, tanpa
terikat oleh langkah yang terstruktur atas dzsar waktu dan mans. (Arifin, 2000: I )
Berpikir merupakan proses mental yang dapat menghasilkan pengetahuan, dimana
pada kegiatan tersebut terjadi penggabungan antara persepsi dan unsur-unsur yang ada di
dalam pikiran. Persepsi sangat berpengaruh dalam menciptakan hasil belajar yang diharapkan.
Jika persepsi yang terjadi adalah keliru, maka te jadilah kesalahan persepsi yang lebih populer
disebut sebagai miskonsepsi. Untuk membuat persepsi menjadi rinci dan jelas, maka peranan
penggunaan model dalam menyusun pengetahuan sangatlah peqting. Begitu juga penggunaan
model dapat mengaktikan otak kin dan otak kanan secara komprehensif.
Keterampilan berpikir terdiri dari dua kategori yaitu keterampilan berpikir dasar dan
keterampilan berpikir kompleks. Keterampilan berpikir dasar meliputi kualifikasi, klasifikasi,
hubungan variabel, transformasi, dan hubungan sebab alubat, sedangkan keterampilan
berpikir kompleks meliputi problem solving, desision makin?, berpikir kritis dan berpikir
kreatif. Jika diperhatikan penggunaan model dalam belajar fisika merupakan wahana untuk
mengembangkan keteram pi Ian berpi kir dasar, dan pada gi liranrlya merupakan landasan untuk
pengembangan berpikir yang lebih kompleks. Jika siswa sudah mempunyai keterampilan

berpikir dasar, maka mereka sudah siap untuk dilatih pada keterampilan berpikir yang lebih
kompleks. Tetapi kalau siswa belurn terlatih dalam keterampilan berpikir dasar, maka mereka
mendapat kesulitan besar dalam beriatih keterampilan berpikir vang lebih kompleks tersebut
(Arifin, 2000)
Suatu bentuk penyajian pengetahuan yang telah dikenal yaitu penya-jian pengetahuan
secara gambaran mental (mental image). Pada umumnya gambaran mental berarti suatu
penyajian non-verbal dari suatu objek konkrit atau suatu kejadian. Penyajian ini bisa dalam
bentuk gambar. Umurnnya penyajian pengetahuan secara gambaran mental akan lebih mudah
dicerna dan disimpan di dalam memori (Dahar, 1989: 47). Kalau diperhatikan maka model
mekanik merupakan salah satu model yang dibahas dalam xnelitian ini indentik dengan
gambaran mental (mental image) sesuai dengan ketrangan sebelumnva.
Berdasarkan uraian di atas dapat diamhil kesimpulan bahsa penggunaan model
matematis dalam memecahkan persoalan fisika dapat mengaktifkan semua dimensi dalam
otak, dan dapat pula merupakan suatu penyajian non-verbal vang lebih mudah diingat jika
dibandingkan dengan kata-kata.

C. Model Maternatis dan Kontribusinya terhadap Hasil Belajar
Berikut ini akan dibahas hubungan model matematis dengan keterampilan
proses IPA sebelum dapat disimpulkan kontribusi penggunaan model matematis
terhadap hasil belajar. Ada beberapa alasan yang melandasi perlunya diterapkan
pendekatan keterampilan proses dalam kegiastan belajar rnengajar sehari-hari. A lasan
pertama perkembangan ilmu pengetahuan berl angsung semakin cepat sehingga tidak
mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru
masih menerapkan kebiasaan mengajarkan semua fakta, maka yang dilakukan adalah

menjejalkan semua fakta dan konsep tersebut. Akibatnya siswa memiliki banyak
pengetahuan, tetapi tidak terlatih untuk menernukan konsep, dan tidak terlatih untuk
mengembangkan ilmu pengetahuannya.
Alasan kedua, siswa mudah memaham! konsep-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh-contoh konkret, yang wajar sesuai dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi (Semiawan, 1992: 15). CTntuk ini diperlukan penggunaan model
dalam fisika jika benda atau kondisi nyata tidak bisa dihadirkan ke dalam kelas.
Perkembangan pikiran (kognitif) siswa sesungguhnya dilandasi oleh perbuatan
terhadap objek yang nyata. Pada prinsipnya siswa akan termotivasi belajar jika
didorong oleh rasa ingin tahu, dan j i ka prakarsanya ditampung dalam kegiatan
pembelajaran.
Esensi pengetahuan adalah kegiatan (aktivitas) baik aktivitas fisik maupun
mental. Kontribusi strategis penggunaan model dalam fisi ka, adalah perkem bangan
aktivitas fisik seperti membuat sketsa atau gambar, dan pengembangan aktivitas
mental seperti melihat hubungan antar konsep, mengamati, menafsirkan hasil
pengamatan, membuat hubungan dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa kemampuan siswa menerapkan model dalam fisika salah satu cara
menghadirkan pendekatan keterampilan proses dalam emb be la jar an di kelas. Begitu
juga tidak disangsikan lagi bahwa pendekatan keterampilan proses selama ini diyakini
mempunyai kontribusi positif terhadap keberhasilan belaiar siswa.

BAB I11

METODOLOGI Pl'nJELITLAN
Berikut ini akan dikemukakan beberapa ha1 yang terkait dengan metodologi
penelitian, seperti: jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel dan data, alat dan teknik
pengumpulan data, serta teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan pennasalahan,, maka bent~ikpenelitian ini adalah penelitian deskriptif
korelasional. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk memaparkan
keadaan populasi penelitian serta mengka.ji apa-apa yang melatar belakangi keadaan tersebut.
Analisis korelasional juga dilakukan dalam penelitian ini, urltuk melihat keterkaitan antara
variabel.
B. Populasi dan Sarnpel

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka populasi penelitian adalah siswa SMA
Adabiah Padang. Karena berbagai keterbatasan, maka sebazai sampel penelitian ini adalah
dua kelas siswa kelas I, yaitu kelas 1.3 dan 1.4.
C. Jenis Data dan Alat Pengurnpul Data
Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini addah:

I.

data tentang kemarnpuan siswa menerapkan model matematis dalam fisika. Alat
pengurnpul data berupa tes dalam bentuk soal uraian yang sesuai dengan tujuan di atas.
Sebelum digunakan soal didiskusikan dengan anggota peneliti, dan di "judge" oleh teman
sejawat guna rnendapat rnasukan dan perbaikan. Soal-soal penerapan model matematis
yang digunakan dapat dilihat pada lampiran penelitian ini.

k0

2. data tentang hasil belajar dalam bidang fisika berupa skor hasil ulangan akhir semester I1
di kelas I yang dilakanakan secara serentak di kota Padang. Soal yang digunakan berupa
soal baku yang dirancang oleh tim pembuat soal ujian semester SMA Kota Padang. Soal
dalam bentuk objektif dan essey (uraian).
3. data tentang kesulitan siswa dalam menerapkan model matematis ditelusuri dengan

menggunakan kuesioner terbuka. Setiap selesai mengerjakan tes penerapan model
matematis siswa disuruh menuliskan kesulitan apa sala yang dirasakannya dalam
mengejakan tes tersebut. Dari respon yang di berikan

di kelompokkan jenis kesulitan

yang dialami siswa menerapkan model matematis dalam memahami konsep fisika dan
menyelesai kan pernasalahan fisika.

D. Teknik Analisis Data
Analisis data terdiri dari dua bagian besar yaitu analisis deskriptif dan analisis
induktif. Untuk lebih jelasnya akan diurikan sebagai berikut:
1. Data tentang kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam fisika berupa data
interval akan ditentukan rata-rata dan simpangan bakunya, sesuai dengan tekni k anal i sis
desknptif secara statistika.

2. Data tentang hasil belajar, juga merupakan data interval diolah mencakup penentuan ratarata dan simpangan baku sama seperti data yang pertama.

3. Dalam pengujian hipotesis dilakukan analisis kerelasi Product Moment untuk menentukan
hubungan antara kedua variabel. Sebelum dilakukan uji kerelasi, terlebih dahulu dilakukan
pengujian untuk melihat apakah data berasal dari populasi terdistribusi normal dan
mempunyai regrasi linear (Sujana, 1989). Jika kedua kriteria di atas tidak terpenuhi, maka

uji korelasi yang akan dilakukan dengan menggunakan statistik non-parametrik (Sudjana,

1989).

4. Analisis selanjutnya adalah analisis kesulitan yang dialami siswa dalam penggunaan model
dalam fisika berupa data kualitatif akan diolah secara tabulasi.

BAB I\'
HASIL PENE1 ,ITIAN
Berikut ini akan dipaparkan hasil penelitian ini.

Anaiisis meliputi tingkat

kernampuan siswa dalarn rnenerapkan model maternatis dalam fisika, dan hasil belajar siswa
dalam bidang fisika. Analisis dilan-jutkan dengan pnentuan korelasi antara kemampuan siswa
dalam menerapkan model maternatis dengan hasil belajar fisika dan kontribusi variabel bebas
terhadap vriabel terikat. Terakhir akan dipaparkan kesulitan yang dialami siswa dalam
menerapkan model maternatis dalam fisika. Paparan hasil~nelitianini langsung diikuti
dengan pembahasan, sehingga dalarn penelitian ini tidak ada Iagi satu point yang membahas
hasil penelitian saja.
Data diperoleh dari sarnpel penelitian scbanvak 98 orang. Saat ferifikasi data ternyata
data yang dapat diolah adalah 66 buah data. Sebanyak 32 buah data tidak dapat diolah, karena
peneliti tidak memperoleh data yang lcngkap dari responden. Ada empat data yang hams
lengkap semuanya yang diperoleh dari respondcn, yaitu data tentang kemampuan siswa
menerapkan model matematis dalarn fisika sebanvak dua kali pelaksanaan tes, data ujian akhir
semester, dab data tentang kesulitan yang dialami siswa dalam menerapkan model matematis
dalam fisika. Jika keempat data ini tidak lenkap mska data bersangkutan tidak dapat diolah.
A. Kernampuan Siswa Menerapkan Model Maternatis dalam.Fisika
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang pertarna yaitu: "berapakah tingkat
kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam pelajaran fisika" maka pada bagian
berikut akan dikemukakan hasil analisis. Tes kemarnpuan menerapkan model dalam fisika
(selanjutnya disingkap dengan Tes-KMM) dilakukan sebanyak dua kali dan sekor yang

diperoleh diambil rata-ratanya. Langkah selanjutnva adalah menentukan rata-rata Tes KMM
yang diperoleh oleh siswa, sekor t e r t i n g ~dan sekor terendah. serta simpangan baku yang
diperoleh. Hasil pengolahzn dapat dil ihat pada I ampiran penelitian ini, sedangkan secara
ringkas kemampuan siswa menerapkan model matematis dalanl fisika disajikan pada Tabel 1
berikut ini.
Tabel 1: Kemampuan Siswa Menerapkan Model Matematis dalam Fisika di SMA Adabia
Padang

2 Sekor Tertinggi
3

Sekor Terendah

4

Standar Deviasi

..

15,49

Pada Tabel I dapat dilihat bahwa kemampuan rata-rata siswa adalah 74,2 dengan
sekor tertinggi 96, terendah 20 dan standar deviasi 15,49. Terlihat bahwa kemampuan ratarata siswa dalam menerapkan model matematis sudah agak baik. Berdasarkan standar deviasi,
sekor tertinggi dan sekor terendah yang diperoleh terlihat bnhwa kemampuan siswa sangat
beragam atau heterogen. Oleh sebab itu diharapkan masa yang akan datang guru iebih
membimbing siswa secara intensif iai dalam pembiasaan menerapkan model matematis dalam
pemecahan persoalan fisika.

B. Hasil Belajar Siswa dalam Bidang Fisika
Untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kedua yaitu:

"

Bagaimana hasil

belajar siswa dalam bidang fisika" ber-ih-t ini akan dikemukakan hasil analisis yang telah

dilakukan. Hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan hasil evaluasi belajar semester genap
MKKS SMA Swasta Kota Padang Tahun Pelajaran 2003/2004. Soal terdiri dari 35 bwih soal
o b j e h f dengan 5 (lima) pilihan dan 5 (iima) buah soal esscy. Analisis lebih lanjut adalah
penentuan sekor rata-rata, sekor tertinggi dan sekor terendah, serta simpangan baku yang
diperoleh siswa. Hasil pengolahan dapat dilihat pada lampiran penelitian ini, sedangkan
secara ringkas kemampuan siswa menerapkan model matemntis dalarn fisika disajikan pada
Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2: Hasil Belajar Fisika berdasarkan Evaluasi Belajar Semester Genap Taun
Pelajaran 200312004 di SMA Adabiah Padang.
No Aspek-Aspek

Kuantitac ()

1

Rata-rata

65,26

2

Sekor Tertinggi

3 o
4

rT e r n

Standar Deviasi

84

1

9,75

"4

Keterangan

I

1

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahna kemampuan rata-rata siswa adalah 65,25 dengan
sekor tertinggi 84 , terendah 4, dan standar deviasi 9,75. Terlihat bahwa hasil belajar siswa
dalam bidang fisika masih belum memuaskan. Jika dibandimgkan dengan lemampuan mereka
menerapkan model matematis dalarn fisika, maka hasil belajra rata-rata 9 lebih rendah.
Berdasarkan standar deviasi, sekor tertinggi dan sekor terendah yang diperoleh juga terlihat
bahwa kemampuan siswa agak lebih homoen, mengingat harga standar deviasi yang agak

1

rendah. Hal ini dapat dimaklumi karena masukan SMA Adabiah Padang berasal dari siswa-

siswa yang kemampuanya masih berada pada kemampuan rata-rata dan tidak banyak yang
menonjol secara signi fikan.

C. Uji Hipotesis
Berikut ini akan dikemukakan hasil analisis yang berhubungan dengan pengujian
hipotesis. Dalam pengujian hipotesis dilakukan analisis korelasi dengan terlebih dahulu
menguji apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai model
regresi linear. Uji normalitas dilakukan menggunakan kertas peluang normal. Dari hasil
lukisan pada kertas peluang normal terbukti bahwa kedua variabel berasal dari populasi
berdistribusi normal. Sehelum melakukan analisis korelasi, terlebih dahulu dilakukan analisis
bentuk regresi kedua variabel. Hasil yang dipercrleh temyatn bentuk regresi kedua variabel
adalah linier dengan persamaan regrasi Y

=

0.1 745 X + 52,17. Menggunakan a

=

0,05, dk

pembilang 32 dan dk penyebut 32 diperoleh F tahel sebesar 1,82. Hasil F hitung adalah 0,23.
Oleh sebab itu F hitung berada pada daerah penerimaan Ho, dengan kata lain model regresi
linier yang diperoleh dapat diterima.
Jika hasil analisis menunjukkan garis regresi kedua data dalam bentuk regresi linear,
maka derajat hubungan dinyatakan dengan r berupa kmfisien korelasi, dalam ha1 ini koefisien
korelasi product moment. Jika harga r

=

-1 menyatakan adanya hubungan linear sempurna

tidak langsung (terbalik) anbra kedua variabel. I,etak titik-titik yang ditentukan oleh Xi ,Yi
seluruhnya berada pada garis regresi linear dengan harga X vang besar berpasangan dengan
harga Y yang kecil. Sebaliknya jika r

=

+ 1 menyatakan hubungan linear sempurna langsung

(setara) antara kedua variabel. Letak titik-titik ada pada garis dimana untuk variabel X
semakin besar, maka variabel Y juga semakin besar, dan sebal i knya.

Uj i korelasi "Product Moment " membukti kan bahwa harga korelasi antara variabel
terikat yaitu hasil belajar dalam bidang fisika dan variabel hebas yaitu kemampuan siswa
menerapkan model matematis dalam fisika sebesar 0,2996

-- 0.30

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kemampuan siswa
menerapkan model matematis dengan hasil belajarnya dalam bidang fisika sebesar 0,2996.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian korelasi denqan menggunakan rumus t (Sujana, 1989:
380). 'Diperoleh harga t hitung sebesar 2.51. Untuk dk 64 dan a

=

0.05 diperoleh t tabel

sebesar 2.00. Hasil perhitungan memperlihatkan bahwa t hltung > t tabel, sehingga Ho yang
memprediksikan kedua variabel independen dltolak, sehingga kedua variabel adalah
dipenden. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa korelasi yang diperoleh adalah berarti
pada a = 0.05. Oleh sebab itu hipotesis no1 (Ho) yang berbtrnyi: "tidak terdapat hubungan
yang berarti antara kemampuan siswa menerapkan model dalam fisika dan hasil belajar dalam
bidang fisika di SMA Adabiah Padang" ditolak, sebaliknva hipotesis kerja (Hi) yang
berbunyi: "terdapat hubungan yang berarti antara kemamp~~an
siswa menerapkan model
dalam fisika dan hasil belajar dalam bidang fisika di SMA Adnbiah Padang" diterima dengan
harga korelasi sebesar 0,2996. Berarti semakin baik kemampuan siswa dalam menerapkan
model matematis dalam memecahkan pennasalahan fisika maka hasil belajarnya akan
semakin meningkat. Besarnya kontribusi ditentukan oleh koefisien determinasi 3 = 0,09 atau
sebesar 9%. Hal ini berarti bahwa meningkatnya atau menurunnya hasil belajar ditentukan
oleh kontribusi kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam fisika sebesar 9%.
Lebihnya ditentukan oleh keadaan lain. Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor,
seperti intelegensi sebasar 50%, bakat khusus sebesar 16%, dan pada penelitian ini ternyata
kemampuan menerapkan model matematis dalam fisika memberikan kontribusi sebesar 9%

D. Kesulitan Siswa dalam Menerapkan Model Matematis dalam Fisika
Untuk menjawab pertanyaan penelitian terkhir yaitu: "Kesulitan-kesulitan apa sajakah
yang dialami siswa dalam menerapkan model dalam memecahkan permasalahan fisika?"
maka kepada siswa diberikan beberapa buah pertanyaan terbuka pada saat mereka selesai
mengerjakan tes kemampuan menerapkan model di dalam fisika. Jawaban siswa kemudian
dikumpulkan dan ditabulasikan berdasarkan kesulitan sejenis. Hasil tanggapan siswa
kemudian dihimpun dalam satu tabel yang men~ambarkankesulitan yang dialami siswa
dalam menerapkan model matematis dalam fisika. Hasil analisis angket dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3: Rekapitulasi Kesulitan yang Dialami Siswa menerapkan Model Matematis
dalam Memecahkan Permasalahan Fisika
- yo
1
Faktor
Kesulitan
Kespon Sisw:~
Responden
/ No
- Kesulitan dalam memahami informasi
49,23
yang dimuat oleh soal
; 1 Memahami Soal
- Kesulitan dalam memilah apa saja
I
yang diketaui tentang sod.
-44.62
I
- Raba-ragu dengan jawaban sendin
I
"diskusi"--dengan teman
sehingga perlu
47,69
- Terpengaruh dengan bentuk soal
I
latihan sehingga keliri memahami soal
I
yang
diberi kan.
55,38
!
23.08
- Tidak ada masalah memahami soal.
- Tidak pandai mengubaFl informasi ke
Menggambar
dalam bentuk amb bar
- Tidak pandai melukis gambarldiagram
53,85
- Menggambar hanya menghabiskan
waku
saja sehingrra terlambat
56,92
mengerjakan soal.
t

..

t

- Lebih baik pakai garnbar sehingga
lebih muda h membayangkan maksud
soal

3

Mnghimpun Rumus-rumus
yang Terkait

- Tidak
ada niasalah

Dari Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa ada beberapa kesu!itan yang dialami oleh
siswa dalam menerapkan model matematis dalam rnemecahkan permasalahan fisika. Satu ha1
yang perlu ditekankan disini, sewaktu ditanyakan kepada siswa mengapa kesulitan itu terjadi,
mereka manjawab bahwa selama ini mereka jaran? diingatkan untuk membuat gambar dahulu
sebelum memecahkan permasa!ahan fisika, seh~nggamereka menganggap bahwa ambar
(dalam penelitian ini dikenal sebagai model mekani k) tidak per1 u, asal kan bisa memecahkan
pennasalahan. Tetapi kenyataannya dengan mernulai memecahkan permasalahan fisika
dengan membuat model mekanisnya, fisika vang abstrak mcnladi lebih konkrit. Oleh sebab
itu pada masa yang akan datang, diharapkan guru perlu memberi bimb~ngankepada siswa
supaya mereka terbiasa menggambarkan persoalan tisika ke dajam suatu gambar (model)

BAB V
KESMYULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan siswa dalam menerapkan model matematis sudah agak baik, dengan ratarata 74,2 sekor tertinggi 96, terendah 20 dan standar deviasi 15,49. Berdasarkan
standar deviasi, sekor tertinggi dan sekor terendah yang diperoleh terlihat bahwa
kemampuan siswa sangat beragam atau heterogen.
2.

Hasil belajar siswa dalam bidang fisika lebih reneah dari kemampuan mereka
menerapkan model matematis dalam fisika. Dimana rata-rata 65,25 sekor tertinggi 84,
terendah 48, dan standar deviasi 9,75. Berdnsarkan stantjar deviasi, sekor tertinggi dan
sekor terendah yang diperoleh juga terlihat bahwa hemampuan siswa agak lebih
homoen, mengingat harga standar deviasi yang agak rendah. Hal ini dapat dimaklumi
karena masukan SMA Adabiah Padang berasal dari sisiva-siswa yang kemampuanya
masi h berada pada kemampuan rata-rata.

3. Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh harga korelasi antara variabel terikat
yaitu hasil belajar dalam bidang fisika dan variabel bebas yaitu kemampuan siswa
menerapkan model matematis dalam fisika sebesar 0,2996

-- 0,30. Dari hasil yang

diperoleh ternyata didapat korelasi positif antara kemampuan siswa menerapkan
model matematis dengan hasil belajarnya dalam bidang 5sika.

4. Hipotesis no1 (Ho) yang berbunyi: "tidak terdapat hubungan yang berarti antara
kemampuan siswa menerapkan model dalam fisika dan hasil belajar dalam bidang

fisika di SMA Adabiah Padang" ditolak, sebaliknya hipotesis kerja (Hi) yang
berbunyi: "terdapat hubungan yang berarti antara kemampuan siswa menerapkan
model dalam fisika dan 'nasil belajar dalam bidang fisika di SMA Adabiah Padang"
diterima dengan harga korelasi sebesar 0,30.
5. Besarnya kontribusi ditentukan oleh koefisien determinasi

? = 0,09 atau sebesar 9%.

Hal ini berarti bahwa meningkat~tya atau menurunnya hasil belajar ditentukan oleh
kontribusi kemampuan siswa menerapkan model matematis dalam fisika sebesar 9%.
6. Beberapa kesulitan yang dialami oleh sis~vadalam menerapkan model matematis

dalam memecehkan permasalahan fisika, yaitu kesulitan memahami soal, kesulitan
menggambar, dan kesulitan menghimpun rumus-rumus yang terkait.

B. Saran-Saran

1 . Mcngingat

adanya kontribusi kemampuan siswa meqerapkan model dalam fisika

dengan hasil belajamya, maka diharapkan guru IebiQ membimbing siswa secara
intensif lagi dalam pembiasaan menerapkan model matematis dalam pemecahan
persoalan fisika.
2. Adanya indikasi bahwa siswa kurang terbiasa meneraphan model matematis di dalam

memecahkan permasalahan fisika, diharapkan guru memberi bimbingan kepada siswa
supaya mereka terbiasa menggambarkan persoalan fisika ke dalam suatu gambar atau
model mekanik.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M (2000) Strategi Belajar Mengaiar kimia Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Asrul (2000). Analisis Tingkat Penguasaan Konssp-konsep Fisika berdasarkan Pokok Uii
pada Evaluasi Belaiar Tahap Akhir SMU Sumatqa Barat 199811999 Laporan
Penelitian Universitas Negeri Padang.
Carin, A. A. & Sund, R. B. (1975) Teching Science Thru~gghDiscovery. Ohio: Charles
E. Merrill Publishing Co.
Co hen., L.& Man ion,, L. (1980). Research Methods in Education. London: Croom Helm
Ltd.

M. Entang. (1984). Diamosis Resulitan Belajar dan Pengaiaran-Remedial. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi., P2LPTK.
Mettes,

el

a/. (1981). "Teaching and Learning Problem solving in Science, Part 11: Learnig

Problem Solving in Thertaodinamics Course" Journ;il of Chemica: Education. 58
(l), 51-55
Munandar, SCU. (195). Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak SekolaJ Jakarta: PT
Gramedia.
Nasution, S .(1986). Didaktik Azas-azas Menga-iar Bandung: Je~nmars.
Nickerson, R.

Dokumen yang terkait

Kesulitan Belajar Matematika/IPA Dan Pengaruhnya Terhadap Aspek Psikologis - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 18

Korelasi Antara Hubungan Orang Tua Dan Anak Dengan Hasil Belajar (Studi Terhadap Siswa SMA di Sumatera Barat) - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 67

Suatu Tinjuan tentang Cara Siswa Menyelesaikan Masalah Belajar di SMA Negeri Kodya Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 1 84

Hubungan Antara Latar Belakang Keluarga Dengan Hasil Belajar Pada Siswa Sekolah dasar Kecamatan Padang Utara - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 62

Kesiapan Guru Untuk Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi Dalam Bidang Studi Matematika Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Padang Utara Kota Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 2 150

Studi Tentang Keterampilan Mengajar Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar Fisika Di SMU Negeri Kodya Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 6 80

Peningkatan Kemampuan Pemahaman Literal Dalam Membaca Melalui Penerapan Teori Skema Bagi Siswa Kelas III SD Negeri Percobaan Kota Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 4 98

Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Brunner Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembentukan Konsep IPS Pada Sekolah Dasar Negeri Percobaan Kecamatan Padang Utara - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 90

Adaptasi Mingran Mentawai Di Padang - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 86

Model Pengembangan Motorik Siswa Sekolah Dasar - Universitas Negeri Padang Repository

0 5 108