BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio Most Fm Medan)

BAB I PENDAHULUAN Era Globalisasi saat ini ditandai dengan arus informasi yang mengalir

  begitu pesat sejalan dengan perkembangan teknologi yang tinggi. Perkembangan yang pesat dari teknologi informasi seperti perangkat keras komputer (hardware), perangkat lunak (Software), dan teknologi komunikasi lainnya telah membuat tujuan suatu institusi tersebut dapat dicapai secara maksimal. Sebuah sistem pada organisasi yang kurang mendapatkan arus informasi akan mengakibatkan organisasi tersebut akan tertinggal, maka suatu organisasi harus membutuhkan sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyalurkan informasi. Kriteria informasi yang bermutu baik, salah satunya adalah memiliki keakuratan yang tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, usaha yang harus dilakukan organisasi diantaranya adalah pemanfaatan teknologi informasi seperti komputer beserta program-program aplikasi lainnya. Disamping untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga peningkatan mutu sistem.

  Manusia sebagai homo socius diberikan kemampuan untuk berkomunikasi dalam mengatasi lingkungannya. Tidak hanya dalam lingkaran kecil kekerabatan, tapi meluas hingga pemanfaatan potensi alam raya. Tata cara komunikasi yang dilakukan manusia memiliki riwayat tumbuh kembang yang panjang dan beraneka ragam, sejak zaman prasejarah hingga era teknologi satelit dewasa ini. Sejarah sebagai alat komunikasi. Sekitar 500 tahun sebelum Masehi, Darius, raja Persia menempatkan prajuritnya di tiap puncak bukit lalu saling berteriak satu sama lain dalam menyalurkan informasi. Sementara itu, Bangsa Indian dapat berkomunikasi

   Babakan modern dalam kehidupan komunikasi manusia terjadi pada tahun

  1864 saat James Clark Maxwell menggunakan matematika meramalkan bahwa terdapat sebuah gelombang yang mengarungi angkasa tanpa sarana penghantar yang kecepatannya sama dengan kecepatan cahaya, meskipun tidak dapat dilihat dan dirasakan. Teori ini baru berhasil dibuktikan kebenarannya 20 tahun kemudian setelah Maxwell wafat oleh ilmuwan Jerman Heinrich Hertz. Gelombang yang kemudian disebut sebagai gelombang radio (radio wave) atau gelombang elektromagnetik ini menjadi sistem yang lebih praktis berkat penemuan perangkat radio oleh ilmuwan Italia Guglielmo Marconi tahun 1896. Inilah tonggak penyiaran. Sinyal yang dikirimkan Marconi berhasil menyeberangi Samudera Aatlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik.

  Sebelum Perang Dunia I meletus, Reginald Fessenden dengan bantuan perusahaan General Electric (GE) Corporation Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan juga musik. Pada tahun 1906 Fessenden melakukan penyiaran suara dan musik dari kapal laut di Massachusetts. Penemuan telekomunikasi tanpa kabel telah mendorong ilmuwan untuk saling berlomba menciptakan teknologi berkomunikasi. John Logie Baird di Inggris dan Vladimir Zworkyn di Amerika adalah orang-orang yang berjasa menemukan sistem lensa kamera yang menjadi cikal bakal kelahiran televisi. Pada tanggal 23 Januari 1926 John Logie Baird Royal Institution di laboratoriumnya di Frith Street. Tahun 1936 di Alexander Palace London kemudian berdiri stasiun televisi pertama.

  Demikian pula dengan usaha di bidang penyiaran (Radio), yang mengalami perkembangan yang pesat sejak tahun 80-an, seiring dengan berkembangnya promosi perusahaan-perusahaan. Pemunculan radio-radio baru, menjadikan persaingan di bidang ini dan menjadi suatu hal yang sangat ketat, sehingga lahan bisnis ini menjadi sempit, karena pelanggan dalam hal ini perusahaan-perusahaan pemasang iklan memiliki banyak pilihan atau alternatif untuk menjadikannya media dalam penyampaian dalam promosi produk mereka.

  Dengan adanya fenomena tersebut selain diperlukannya kreatifitas yang tinggi, bisnis Radio-pun memerlukan manajemen yang baik untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat tetap bertahan. Untuk memperoleh keuntungan diatas maka diperlukan sikap profesionalisme yang tinggi dari radio tersebut. Sehingga perumusan dan penyempurnaan sistem informasi dalam manajemen menjadi sangat penting, karena sistem ini berfungsi menyediakan informasi bagi setiap tingkatan manajemen untuk dijadikan dasar pemikiran untuk mengambil keputusan manajerial. Agar semua dapat berkompetisi dan berkembang dalam persaingan tersebut, maka pihak manajemen (pimpinan) maupun pihak luar yang komponen dalam bisnis radio tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan dan koordinasi yang baik diantara semua bagian yang ada dalam organisasi maupun dengan pihak luar terkait apabila ada kerjasama dengan pihak usaha mencegah timbulnya penyimpangan-penyimpangan yang dapat mengganggu kelangsungan hidup organisasi.

  Adapun sebagai awal untuk memulai bisnis radio ini, sebelumnya manajemen harus mengetahui prosedur pendirian sebuah stasiun radio. Dan dalam skripsi penulis akan menyampaikan mengenai beberapa prosedur penyelenggaraan penyiaran di Indonesia tepatnya di Radio Lokal Anak Muda Kota Medan, Radio 99,1 MOST FM.

  Jumlah stasiun radio di Indonesia pada tahun 2002 mencapai 1188 stasiun radio, 95% berupa radio siaran swasta/non pemerintah dan 5% radio pemerintah atau RRI. Sekitar 37% dari radio swasta beroperasi pada frekwensi AM dan sisanya 73% pada frekwensi FM. Di kabupaten Kuningan misalnya pada masa ORBA hanya tercatat hanya ada empat radio siaran swasta dengan frekwensi AM. Setelah reformasi sejak 1999 jumlahnya berubah menjadi dua belas dengan peningkatan frekwensi ke FM. Demikian juga terjadi di wilayah kabupaten lain seperti Cirebon dan Indramayu. Ini menunjukkan bahwa minat pendirian radio masih cukup tinggi. Sementara di kota-kota besar seperti Jakarta dan Bandung meningkatkan layanan siarnya dengan menggunakan teknologi satelit dan e-radio

   dengan tetap memelihara penyiaran konvensional. Kendati tidak secara rigid mengatur tentang bagaimana harapan publik terhadap isi siaran, namun secara tekstual, isi siaran yang bersandar pada kepentingan publik diatur pada Pasal 4 dan 5 Undang-undang No 32 Tahun 2002

  Dibentuknya daerah-daerah otonom diseluruh wilayah Indonesia, memiliki keterkaitan erat dengan ketentuan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa “Kedauluatn rakyat ditangan rakyat”. Pencerminan demokrasi dalam pemerintahan daerah adalah merealiasikan politik desentralisasi untuk satuan- satuan wilayah di Negara Indonesia. Sehingga dasar dan otonomi daerah didasarkan pada keadaan dan faktor-faktor riil dalam masyarakat serta untuk mewujudkan keinginan masyarakat. Pemerintah daerah diberikan kekuasaan

  

untuk mengatur rumah tangganya sendiri.

  Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam kerangka hukum Tata Negara, pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam negara Indonesia adalah dalam rangka melaksanakan asas desentralisasi dan dekonsentrasi dalam kerangka negara kesatuan. Akibat mutlak dari negara kesatuan adalah adanya stelsel pengawasan atas segala keputusan pemerintah daerah dalam menyelenggarkan pemerintah daerah, sehingga selalu diusahakan terpelihara kesatuan, harmoniasasi hubungan pusat dan daerah. Dalam arti bahwa kemerdekaan daerah dalam mengurus rumah tangganya tidak merusak hubungan negara dan daerahnya. Hubungan antara pusat dan daerah dalam negara dan pemerintahan yang didesentralisir harus tetap ada dan terpelihara.

  Selain Jakarta dan Bandung, Kota Medan merupakan salah satu kota yang puluhan radio yang pernah dan masih bertahan dalam frequensi penyiarannya, termasuk “RADIO MOST FM MEDAN” yang masih bertahan hingga saat ini. Bukanlah sebuah hal gampang dalam mengelola suatu perusahaan radio, tentunya banyak sekali prosedur yang harus dipatuhi suatu perusahaan radio dalam mendirikan dan menyelenggarakan sebuah perusahaan radio. Hal ini lah yang membuat penulis berkeinginan untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam Skripsi dengan judul “Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Noomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio MOST FM Medan.)”

B. Perumusan Masalah

  Dalam setiap penulisan skripsi tentulah ditemukan yang menjadi permasalahan yang merupakan titik tolak bagi pembahasan nantinya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1.

  Bagaimanakah Pengaturan Tentang Penyiaran di Indonesia Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran? 2. Bagaimanakah aspek-aspek yang harus dipenuhi dalam Prosedur

  Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Khususnya Pada Radio

  MOST FM Medan Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran? 3. Bagaimana Hambatan Dalam Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a.

  Untuk mengetahui Pengaturan Tentang Penyiaran di Indonesia Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

  b.

  Untuk mengetahui Aspek – Aspek yang harus dipenuhi dalam Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Khususnya Pada Radio MOST FM Medan Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

  c.

  Untuk mengetahui Hambatan Dalam Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal di Kota Medan Khususnya Pada Radio MOST FM Medan 2.

   Manfaat penelitian a.

  Manfaat Teoritis 1)

  Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu hukum, perspektif hukum administrasi negara dan / hukum tata negara untuk mewujudkan birokrasi yang berwatak responsive,

  competent, dan accountable.

  Diharapkan pula dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai konsep birokrasi Pemerintahan Indonesia dalam proses pemberian izin penyiaran pada radio swasta di Kota Medan yang sesuai dengan Undang – Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

  b.

  Manfaat Praktis Diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis kepada para Warga Indonesia yang memiliki minat untuk menjalankan bisnis atau usaha radio dengan memahami terlebih dahulu mengenai pengetahuan tentang proses pemberian izin penyiaran pada radio swasta di Kota Medan yang sesuai dengan Undang – Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran agar dapat menjalankan perusahaan radio yang sesuai dengan Pancasila, sehingga jati diri Bangsa Indonesia tetap tertanam dalam Penyiaran di Indonesia.

D. Keaslian Penulisan

  Berdasarkan penelusuran dan hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh penulis baik di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, maka Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lokal Berdasarkan Undang – Undang Penyiaran Noomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran (Studi Pada Radio MOST FM Medan.) Judul penelitian ini sendiri belum diteliti oleh peneliti yang lain, 1.

  Martunas Sianturi, NIM 900200164 dengan judul Aspek Hukum Administrasi Negara dalam Pemberian Izin Penyiaran (studi kasus PT.

  Radio Khamasutra).

  2. Henry S. Sitepu, NIM 910200079, dengan judul Pelaksanaan Pengawasan izin Penyiaran Radio Swasta di Sumatera Utara (Studi Kasus PT. Radio Bonsita Medan).

E. Tinjauan Pustaka

  Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spectrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima dengan perangkat penerima siaran.

   Penyiaran radio adalah media telekomunikasi massa dengar, yang

  menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.

   Izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang

  atau aturan pemerintah, untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan

   larangan perundangan. Pengertian di atas merupakan arti izin dalam arti sempit.

  Sehingga dalam kalimat tersebut dapat dipahami bahwa suatu pihak tidak dapat melakukan sesuatu kecuali diizinkan. Dalam hal ini izin didapat dari pihak Izin merupakan keputusan yang memperkenankan dilakukannya perbuatan

  

  yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat peraturan. Sedang menurut Prajudi Atmosudirdjo, izin (vergunning) adalah suatu penetapan yang merupakan dispensasi pada suatu larangan oleh Undang-undang. Pada umumnya pasal Undang-Undang yang bersangkutan berbunyi, “Dilarang tanpa izin …….(melakukan)…….dan seterusnya. Selanjutnya larangan-larangan tersebut diikuti dengan perincian syarat-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh pemohon, untuk memperoleh dispensasi dari larangan, disertai dengan penetapan prosedur dan petunjuk pelaksanaan (juklak) kepada pejabat- pejabat administrasi negara yang bersangkutan.

F. Metode Penelitian

  Untuk memperoleh, mengumpulkan serta menganalisa setiap data maupun informasi yang sifatnya ilmiah, diperlukan metode agar karya tulis ilmiah skripsi ini mempunyai susunan yang sistematis dan konsisten, adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu

   Penelitian ini juga menggunakan pendekatan yuridis empiris, yaitu

  penelitian yang menitikberatkan perilaku individu atau masyarakat dalam

   kaitannya dengan hukum.

  Penelitian dalam skripsi ini bersifat deskriptif analitis. Penelitian yang bersifat deskriptif analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan,

  

  Dengan menggunakan sifat deskriptif ini, maka peraturan hukum dalam penelitian ini dapat dengan tepat digambarkan dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini. Pendekatan masalah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku (Statute Approach) terhadap aspek hukum penanganan kredit

   bermasalah serta data empiris lapangan yang terjadi pada Radio Most FM.

  2. Sumber data Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang diteliti, antara lain; buku-buku literatur, laporan penelitian, tulisan para ahli, peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang merupakan penelitian yuridis normatif, sebagai bahan dasar 8 Soerjono Soekanto dan Sri Mamadji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat , Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2009, hal 1. 9 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2010, hal

  penelitiannya, penulis menggunakan data sekunder, yakni bahan-bahan yang diperoleh dari bahan pustaka lazimnya. Data sekunder yang digunakan sebagai

  

  bahan dasar penelitian ini terdiri atas: a.

  Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang terdiri dari aturan hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan atau berbagai perangkat hukum, seperti Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang- Undang Penyiaran Tahun 2002, dalam penelitian semacam ini, hukum ditempatkan sebagai terikat dan faktor-faktor non-hukum yang mempengaruhi hukum dipandang sebagai variabel bebas dan peraturan lainnya. Selain itu, hasil wawancara yang didapatkan melalui studi lapangan Radio Most FM Medan menjadi bahan hukum primer yang membantu dalam mengkaji masalah dalam

   penelitian ini.

  b.

  Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, karya ilmiah, pendapat sarjana, dan hasil-hasil penelitian, dan bahan lainnya yang dapat dan berfungsi untuk memberikan penjelasan lebih lanjut

   atas bahan hukum primer.

  12 c.

  Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier memberikan petunjuk/penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus hukum, ensiklopedia, dan

   3.

  Pengumpulan data Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini sebagai bahan dasar penelitian dikumpulkan dengan menggunakan studi dokumen (documents

   study ) atau studi kepustakaan (library research) sebagai alat pengumpul data.

  Studi dokumen tersebut merupakan penelitian bahan hukum primer, yaitu peraturan peraturan perundangan-undangan yang berkaitan dengan hukum penyiaran, khususnya mengenai prosedur perolehan perizinan penyiaran radio swasta lokal berdasarkan Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Selain studi dokumen, juga menggunakan studi lapangan (field research) melalui alat wawancara sebagai alat pengumpul data guna mendapat data primer sehingga mampu untuk mendukung dan menguatkan bahan hukum primer yang telah pedomani sebelumnya.

4. Analisis data

  Data yang di peroleh dari hasil penelitian kemudian di analisa dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, berdasarkan disiplin ilmu hukum dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada di lapangan. Kemudian di kelompokkan, di hubungkan dan dibandingkan dengan ketentuan hukum yang berkaitan dengan kredit pada perbankan. Dengan demikian, kegiatan analisis ini akan memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini baik secara normatif maupun secara faktual di lapangan.

Dokumen yang terkait

Hubungan Gaya Hidup Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stroke Di Rsup Haji Adam Malik Medan Tahun 2014

0 0 15

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 1. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARO 1.1 Letak Geografis - Implementasi Konsep Good Governance Dalam Proses Penyusunan Kebijakan Daerah Karo Periode 2009-2014 Di DPRD Karo

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah - Implementasi Konsep Good Governance Dalam Proses Penyusunan Kebijakan Daerah Karo Periode 2009-2014 Di DPRD Karo

0 0 33

Uji Efektivitas Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Penurun Kadar Kolesterol Pada Serum Darah Marmot (Cavia Cobaya)

0 0 22

Uji Efektivitas Nanopartikel Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav.) Sebagai Penurun Kadar Kolesterol Pada Serum Darah Marmot (Cavia Cobaya)

0 0 14

Hubungan Kadar Natrium Darah Dengan Derajat Functional Class Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

0 0 18

Hubungan Kadar Natrium Darah Dengan Derajat Functional Class Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Gagal Jantung - Hubungan Kadar Natrium Darah Dengan Derajat Functional Class Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

0 0 13

Hubungan Kadar Natrium Darah Dengan Derajat Functional Class Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Di Rsup H. Adam Malik Medan Tahun 2011-2012

1 0 14

BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG – UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran - Prosedur Perolehan Perizinan Penyiaran Radio Swasta Lok

0 0 7